EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing...

100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: RISSA THESESHA MALANGGI RINGKIN S850809113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing...

Page 1: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI

DI KABUPATEN LAMANDAU

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

RISSA THESESHA MALANGGI RINGKIN

S850809113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN

MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI

DI KABUPATEN LAMANDAU

TESIS

Disusun Oleh: Rissa Thesesha Malanggi Ringkin

S850809113

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Pada tanggal ……………………

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D Drs. Suyono, M.Si NIP. 19630826 198803 1 002 NIP. 19500301 197603 1 002

Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

PPs Universitas Sebelas Maret

Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19660225 199302 1 002

Page 3: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN

MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI

DI KABUPATEN LAMANDAU

TESIS

Disusun Oleh: Rissa Thesesha Malanggi Ringkin

S850809113 Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal ……………………

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Dr. Mardiyana, M.Si …………………… NIP. 19660225 199302 1 002 Sekretaris Dr. Riyadi, M.Si …………………… NIP. 19670116 199402 1 001 Anggota 1. Drs. Tri Atmojo K., M.Sc, Ph.D ……………………

NIP. 19630826 198803 1 002

2. Drs Suyono, M.Si …………………… NIP. 19500301 197603 1 002

Surakarta, Januari 2011

Mengetahui Ketua Program Studi Direktur PPs UNS Pendidikan Matematika

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Dr. Mardiyana, M.Si NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19660225 199302 1 002

Page 4: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rissa Thesesha Malanggi Ringkin

N I M : S850809113

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ”EKSPERIMENTASI

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER

DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK

INTEGRAL DI SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU” adalah betul-

betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut

ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan

saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa

percabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Rissa Thesesha Malanggi Ringkin

Page 5: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Tak ada kehidupan yang berdasarkan kebahagiaan semata, namun kehidupan

sebenarnya adalah hasrat dan kekuatan tekad”

( Kahlil Gibran)

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

( Q.S. Alam Nasyrah:6)

“ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berpegang di jalan-Nya

dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun

kokoh”

(Q.S. Ash Shaff:4)

Hargai masa lalu untuk menempuh masa depan yang

penuh harapan, karena itulah pelajaran yang terbaik

Page 6: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati Tesis ini saya persembahan kepada:

1. Orangtuaku Ayahnda Drs. Don F. Ringkin, M.Pd dan Ibu Dra. Misripah yang

tidak lelah memberikan do’a dan restu, dukungan berupa moril maupun

material sehingga saat ini bisa menyelesaikan studiku dengan baik.

2. Mertuaku Bpk Samiono dan Ibu Surami yang selalu mendukungku dalam

studiku.

3. Suamiku tercinta Agus Sutrisno, anak-anakku Rizky Adi Pribadi dan Safaraz

Aufa Sutrisno yang selalu pengertian serta memberi dorongan, bantuan dan

berkorban baik suka maupun duka.

4. Kakak dan Adikku tersayang.

Page 7: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini dengan judul “EKSPERIMENTASI PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI

KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI

SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU”. Tidak lupa penulis

menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat;

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D sebagai Direktur Program Pascasarjana

UNS yang telah memberikan izin kepada penulis.

2. Dr. Mardiyana, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Pascasarjana UNS sekaligus sebagai penguji yang telah banyak

memberikan pengarahan kepada penulis.

3. Dr. Riyadi, M.Si sebagai penguji yang telah memberi pengarahan kepada

penulis.

4. Drs. Tri Atmojo K, M.Sc, Ph.D sebagai dosen pembimbing I, sekaligus

sebagai penguji yang selama ini selalu membimbing penulis dengan baik.

5. Drs. Suyono, M.Si sebagai dosen pembimbing II sekaligus sebagai penguji

yang selama ini selalu membimbing penulis dengan baik.

6. Bapak/Ibu dosen pascasarjana pendidikan matematika yang selama ini

telah membimbing dan membina selama belajar.

Page 8: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Ir. Marukan, Bupati Lamandau Kabupaten Lamandau yang telah

memberikan tugas belajar kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini.

8. Drs. Havter, Kepala Dinas DIKBUDPORA Kabupaten Lamandau yang

telah memberikan ijin/rekomendasi kepada penulis sehingga penulis

mendapatkan kemudahan dalam melakukan penelitian.

9. Dra. Hawun selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bulik Kabupaten

Lamandau yang telah memberikan ijin penelitian.

10. Yadiman, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sematu Jaya

Kabupaten Lamandau yang telah memberikan ijin penelitian.

11. Irwansyah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Menthobi Raya

Kabupaten Lamandau yang telah memberikan ijin penelitian.

12. Rekan-rekan guru yang ada di tempat penelitian, yang telah memberikan

kesempatan dan membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian.

13. Keluarga dan rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 program studi

pendidikan matematika UNS yang telah membantu pelaksanaan penulisan

tesis ini hingga selesai.

Semoga segala perhatian, dukungan, masukan, bimbingan dan perbuatan

baik yang telah diberikan kepada penulis menyelesaikan tesis ini, kiranya

mendapatkan berkat yang melimpah dari Allah SWT.

Surakarta, Januari 2011

Penulis,

Page 9: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii

PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

ABSTRAK ............................................................................................................ xv

ABSTRACT ............................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6

D. Perumusan Masalah .......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ....................................................................................... 9

1. Pengertian Belajar ....................................................................... 9

2. Prestasi Belajar............................................................................ 11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .................. 12

4. Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme ............... 1

5. Media Pembelajaran Komputer ................................................... 24

a. Macromedia Flash MX ........................................................... 28

Page 10: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

b. Microsoft Power Point ............................................................ 30

6. Kemampuan Awal Siswa ............................................................. 32

B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 34

C. Kerangka Berpikir dan Perumusan Hipotesis .................................... 36

1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 36

2. Perumusan Hipotesis ..................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 41

1. Tempat Penelitian ...................................................................... 41

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 41

B. Jenis Penelitian ................................................................................... 42

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 43

1. Populasi ...................................................................................... 43

2. Sampel ........................................................................................ 43

3. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 44

D. Teknik Pengambilan Data .................................................................. 46

1. Variabel Penelitian ...................................................................... 46

2. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 47

3. Instrumen Penelitian ................................................................... 48

E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 51

1. Uji Keseimbangan ....................................................................... 52

2. Uji Persyaratan Analisis Variansi .............................................. 53

3. Uji Hipotesis ............................................................................... 56

4. Uji Lanjut Anava......................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................. 63

1. Uji Prasyarat untuk Uji Keseimbangan ........................................ 63

2. Uji Keseimbangan ........................................................................ 64

B. Deskripsi Data .................................................................................... 65

C. Pengujian Prasyarat untuk Anava ...................................................... 68

Page 11: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1. Uji Normalitas ............................................................................. 68

2. Uji Homogenitas .......................................................................... 68

D. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 71

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ..................... 71

2. Uji Komparasi Ganda .................................................................. 72

E. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 75

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 81

B. Implikasi ............................................................................................. 82

1. Implikasi Teoritis ........................................................................... 82

2. Implikasi Praktis ............................................................................ 82

C. Saran-saran ......................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86

LAMPIRAN......................................................................................................... 89

Page 12: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Ujian Nasional Matematika Tahun 2009 dan 2010 ................ 45

Tabel 3.2 Tabel Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 ......................... 39

Tabel 3.3 Analisis Variansi ............................................................................... 56

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan .......................................... 60

Tabel 4.1 Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa ...................................... 67

Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Normalitas ........................................................... 69

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas...................................................................... 70

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama .......... 70

Tabel 4.5 Rataan Masing-Masing Antar SeL .................................................... 73

Tabel 4.6 Rangkuman Data Komparasi Ganda Antar Kolom ........................... 74

Page 13: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus .......................................................................................... 89

Lampiran 2 RPP ............................................................................................... 93

Lampiran 3 Pembelajaran Macromedia Flash MX .......................................... 123

Lampiran 4 Pembelajaran Microsoft Power Point........................................... 128

Lampiran 5 Kisi-kisi Tes prestasi Belajar Matematika .................................... 133

Lampiran 6 Soal Tes Matematika .................................................................... 134

Lampiran 7 Kunci Jawaban dan Penyelesaian ................................................. 141

Lampiran 8 Lembar Validasi Tes prestasi Belajar Matematika ....................... 152

Lampiran 9 Uji Instrumen Soal Tes Matematika ............................................. 156

Lampiran 10 Uji Daya Pembeda Tes Matematika ............................................. 162

Lampiran 11 Uji Tingkat Kesukaran ................................................................. 170

Lampiran 12 Data Kriteria Kemampuan Awal Siswa ....................................... 178

Lampiran 13 Data Induk penelitian ................................................................... 181

Lampiran 14 Data Induk Prestasi Belajar Siswa................................................ 184

Lampiran 15 Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen 1 ... 185

Lampiran 16 Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen 2 ... 188

Lampiran 17 Uji Homogenitas Kemampuan Awal Siswa ................................. 191

Lampiran 18 Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Kelas Eksperimen 1

dan Kelas Eksperimen 2................................................................ 194

Lampiran 19 Uji Normalitas Prestasi Belajar Matematika pada Media

Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 ............................................... 201

Lampiran 20 Uji Normalitas Prestasi Belajar Matematika pada Media

Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 ............................................... 204

Lampiran 21 Uji Normalitas Prestasi pada Tingkatan Kemampuan

Awal Tinggi ................................................................................. 204

Lampiran 22 Uji Normalitas Prestasi pada Tingkatan Kemampuan

Awal Sedang ................................................................................. 208

Lampiran 23 Uji Normalitas Prestasi pada Tingkatan Kemampuan

Awal Rendah ................................................................................. 210

Lampiran 24 Uji Homogenitas Prestasi pada Media Pembelajaran ................... 214

Page 14: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Lampiran 25 Uji Homogenitas Prestasi Pada Tingkatan Kemampuan Awal

Siswa ............................................................................................ 217

Lampiran 26 Uji ANAVA Dua Jalan Sel Tak Sama ........................................ 217

Lampiran 27 Uji Komparasi Ganda .................................................................. 224

Page 15: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

BSTRAK Rissa Thesesha Malanggi Ringkin. S850809113 “EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU”. Tesis; Komisi Pembimbing I: Drs. Tri Atmojo, K, M.Sc, Ph.D. dan Pembimbing II: Drs. Suyono, M.Si. Program studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui manakah diantara pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia flash MX dan pendekatan konstruktivisme dengan media komputer microsoft power point yang dapat memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik pada materi integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik pada materi pokok integral (3) Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme dengan media komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar matematika.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Sekabupaten Lamandau Tahun Pelajaran 2010/2011. Pengambilan sampel dilakukan secara Stratified cluster random sampling. Sampel Penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Sematu Jaya yang terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen 1 dan satu kelas sebagai kelas Eksperimen 2, serta SMA Negeri Menthobi Raya yang terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen 1 dan satu kelas sebagai kelas Eksperimen 2. Banyak anggota sampel seluruhnya adalah 130 siswa. Uji Coba instrumen prestasi belajar matematika dilakukan di SMA Negeri 1 Bulik dengan 72 responden. Instrumen yang digunakan suntuk pengumpulan data adalah tes prestasi belajar pada materi pokok bahasan integral dalam bentuk pilihan ganda. Sebelum tes prestasi digunakan sebagai penelitian terlebih dahulu instrumen tersebut dilakukan uji coba. Pada uji coba tes prestasi dilakukan uji reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Dari hasil uji coba instrumen diperoleh nilai reliabilitas dengan metode Alpha KR-20 adalah 0.857. Data yang digunakan untuk uji keseimbangan adalah nilai raport mata pelajaran matematika semester 2 kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 pada saat siswa kelas XI tahun pelajaran 2009/2010. Data variabel prestasi belajar matematika dikumpulkan menggunakan metode tes prestasi belajar matematika pada materi pokok integral. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Sebagai persyaratan penelitian dilakukan uji keseimbangan dengan uji-t dan sebagai persyaratan analisis data dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan menggunakan metode Bartlett.

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh hasil: (1) pendekatan konstruktivisme dengan media animasi

Page 16: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

macromedia flash MX dan media microsoft power point mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa ( Fa = 4,8768 > 3,91755 = F0.05:1, 124). (2) kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa ( Fb = 8,1117 > 3,06929 = F 0.05:2,124 ). (3) Tidak terdapat interaksi antara media komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar siswa ( Fab = 2,3052 < 3,06929 = F 0.05:2,124 ).

Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dapat disimpulkan bahwa : (1) Terdapat pengaruh media komputer terhadap prestasi belajar matematika pada materi integral. Prestasi belajar siswa dengan media pembelajaran macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan media pembelajaran microsoft powerpoint pada materi integral. (2) Terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi integral. Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi siswa dengan kemampuan awal rendah dan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi pokok integral. (3) Tidak ada interaksi antara media komputer yang digunakan dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok integral. Pada media komputer (macromedia flash MX dan Microsoft power point) prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah dan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada materi pokok integral. Sedangkan pada kriteria kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) prestasi belajar siswa dengan menggunakan media komputer macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan media komputer Microsoft power point pada materi pokok integral. Kata Kunci : Pendekatan Konstruktivisme, Media Komputer, Kemampuan Awal dan Prestasi Belajar Matematika

Page 17: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRACT Rissa Thesesha Malanggi Ringkin. S850809113. THE EXPERIMENTATION ON THE CONSTRUCTIVISM APPROACH THROUGH THE USE OF COMPUTER MEDIA VIEWED FROM THE STUDENTS’ INITIAL ABILITIES IN THE MAIN TOPIC OF DISCUSSION OF INTEGRAL NUMBERS IN THE STATE SENIOR SECONDARY SCHOOLS IN LAMANDAU REGENCY. Principal Advisor: Drs. Tri Atmojo K., M.Sc., Ph.D and Co-advisor: Drs. Suyono, M.Si. Thesis: The Graduate Program in Mathematics Education, Sebelas Maret University, Surakarta. 2011. The objectives of this research are: (1) to investigate which of the constructivism approach with the animation media of Macromedia Flash MX and the constructivism approach with the computer media of Microsoft Power Point can give a better learning achievement in Mathematics in the main topic of discussion of Integral Numbers; (2) to investigate at which initial ability level (high, medium, or low) there is a better learning achievement in Mathematics in the main topic of discussion of Integral Numbers; (3) to investigate whether there is an interaction or not between the constructivism approach with the computer media (Macromedia Flash MX and Microsoft Power Point) and the students’ initial abilities (high, medium, or low) toward the learning achievement in Mathematics. This research used the quasi-experimental method. The population of this research consisted of the 12th-grade students of the state senior secondary schools throughout Lamandau Regency in the Academic Year of 2010/2011. The sampling was conducted through the cluster random sampling, which involved the 12th-grade students of SMA Negeri 1 Sematu Jaya, which consisted of one class as the Experiment Class 1 and another class as the Experiment Class 2, and also those of SMA Negeri Methobi Raya, which consisted of one class as the Experiment Class 1 and another class as the Experiment Class 2, with the total number of 130 students. The instrument of learning achievement in Mathematics was experimented in SMA Negeri 1 Bulik, which involved 72 respondents. The data were gathered through the instrument of learning achievement test in the main topic of discussion of Integral Numbers, which was in the multiple-choice form. Prior to the use of this achievement test as the instrument, the test concerning its reliability, differentiability, and Index of Difficulty (ID) was conducted. Out of such test, the reliability value of 0.868 was obtained through the method of Alpha KR-20. The data in use for the balance test were gathered through the scores for Mathematics of the students of the Experiment Group 1 and those of the Experiment Group 2 when they were in the second semester of the 11th grade in the Academic Year of 2009/2010. The data of the variable of learning achievement in Mathematics were gathered by using the method of learning achievement test in Mathematics in the main topic of discussion of Integral Numbers. The research used the technique of Two-way Analysis of Variance with Unequal Cells. The balance test in use of the t-test was conducted as the prerequisite of the research. The normality test in use of the Lilliefors

Page 18: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

method and the homogeneity test in use of the Bartlett method were conducted as the prerequisites of the data analysis.

Based on such Two-way Analysis of Variance with Unequal Cells, the hypotheses were obtained as follow: (1) constructivism approach with animation media of Macromedia Flash MX and Microsoft Power Point gives a different influence toward the learning achievement of the students (Fa = 4.8768 > 3.91755 = F0.05:1, 124); (2) the students’ initial abilities (high, medium, and low) have different influences toward the learning achievement of the students (Fb = 8.1117 > 3.06929 = F0.05:2, 124) ; (3) there is no interaction between the constructivism approach with the computer media of Macromedia Flash MX and Microsoft Power Point and the students’ initial abilities (high, medium, and low) toward the learning achievement of the students (Fab = 2.3052 < 3.06929 = F0.05:2, 124).

Based on such Two-way Analysis of Variance with Unequal Cells the results of the research are as follows: (1) there is an influence from the computer media toward the learning achievement in Mathematics in the main topic of discussion of Integral Numbers. The learning achievement of the students achieved through the use of the learning media of Macromedia Flash MX is better than that achieved through the use of the learning media of Microsoft Power Point in the main topic of discussion of Integral Numbers; (2) there is an influence from the students’ initial abilities toward the students’ learning achievement in the main topic of discussion of Integral Numbers. The learning achievement of the students with high initial abilities is better than that of those with medium initial abilities while the learning achievement of the students with high initial abilities is better than that of those with low initial abilities and the learning achievement of the students with medium initial abilities is the same as that of those with low initial abilities in the main topic of discussion of Integral Numbers; (3) there is no interaction between the computer media in use and the students’ initial abilities toward the main topic of discussion of Integral Numbers. With the computer media of Macromedia Flash MX and Microsoft Power Point in use the learning achievement of the students with high initial abilities is better than that of those with medium initial abilities while the learning achievement of the students with high initial abilities is better than that of those with low initial abilities and the students with medium initial abilities have the same learning achievement as those with low initial abilities in the main topic of discussion of Integral Numbers. In addition, the learning achievement of the students achieved through the use of the computer media of Macromedia Flash MX is better than that achieved through the use of the computer media of Microsoft Power Point at all levels of initial abilities (high, medium, and low). Keywords: constructivism approach, computer media, initial abilities, and

learning achievement in Mathematics

Page 19: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan global, serta juga

sehubungan dengan kondisi tersebut, tidak ada pilihan lain bagi pemerintah

kecuali melakukan berbagai pembaharuan dan penyempurnaan. Salah satu upaya

yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberlakukan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP diamanatkan adanya suatu

pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, yang mana belajar adalah lebih

merupakan suatu proses untuk menemukan sesuatu daripada suatu proses untuk

mengumpulkan sesuatu.

Pada prinsipnya pembelajaran konstruktivisme menyatakan bahwa siswa

dalam membangun pengetahuan dilakukan sendiri dengan bekal pengetahuan

yang dimiliki sebelumnya, sehingga pembentukan makna oleh siswa tidak mudah

terlupakan. Dengan demikian, penguasaan konsep matematika dapat dikuasai

siswa, sehingga mereka dapat mengetahui langkah-langkah menyelesaikan soal,

dan tidak sekedar menggunakan rumus. Andaikan siswa lupa, dapat

dimungkinkan untuk menemukan kembali atau mengkonstruksi kembali

pengetahuan atau makna yang telah mereka bentuk dan miliki di benak mereka.

Untuk membangun pengetahuan yang dilakukan sendiri oleh siswa dengan bekal

pengetahuan yang dimiliki memang perlu waktu yang cukup lama. Terkadang

harus mengingat kembali materi sebelumnya atau prasyaratnya harus dikuasai

Page 20: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lebih dulu. Disinilah peran guru, harus dapat mendesain/merencana pembelajaran

dengan pendekatan konstruktivisme yang efektif dan efesien.

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradapan

manusia. Pekerjaan yang dilakukan manusia secara manual kini dapat digantikan

dengan mesin. Hal tersebut menuntut manusia untuk berpikir lebih maju dalam

segala hal agar tidak dianggap tertinggal. Komputer sebagai salah satu bentuk dari

kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan oleh

manusia sebagai teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat mendorong

manusia untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitasnya.

Dalam sektor pendidikan misalnya, pemanfaatan komputer sudah

berkembang tidak hanya sebagai alat yang hanya dipergunakan untuk membantu

urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat dimungkinkan untuk

digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media pembelajaran.

Sebagai contoh, dengan adanya media komputer yang mampu menampilkan

gambar maupun tulisan yang diam dapat bergerak serta bersuara, sudah saatnya

komputer dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan media pembelajaran yang

efektif dan menarik. Hal semacam ini perlu ditanggapi secara positif oleh para

guru sekolah menengah, khususnya guru bidang studi matematika, sehingga

komputer dapat menjadi salah satu alternatif media yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran salah satu kegiatan yang perlu diperhatikan

adalah kegiatan pembelajaran di dalam kelas antara siswa dengan guru.

Hal tersebut akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa, khususnya dalam

memecahkan permasalahan matematika, dalam konteks siswa harus dilatih untuk

Page 21: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mengerjakan secara teliti, tepat dan pasti untuk memperoleh jawaban yang benar

dan menghasilkan prestasi belajar matematika yang bagus. Dengan kata lain

mengikutsertakan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika

sangat penting supaya proses belajar mengajar dapat berhasil sesuai dengan yang

diharapkan. Dengan demikian maka timbulah interaksi atau hubungan antara

pelajar dan pengajar, yaitu guru dan siswa. Dalam hal ini, guru mempunyai

harapan agar siswanya memperoleh pengetahuan, kemampuan, atau keterampilan

di bidang studi matematika.

Sudah menjadi gejala umum bahwa mata pelajaran matematika kurang

disukai oleh kebanyakan siswa. Matematika merupakan mata pelajaran yang sukar

dipahami, sehingga kurang diminati oleh sebagian siswa. Ketidaksenangan

terhadap matematika ini kemungkinan dapat berpengaruh terhadap kemampuan

awal dan prestasi belajar matematika siswa. Pembelajaran yang terjadi selama ini

mempunyai kecenderungan tidak sesuai dengan karakteristik anak. Pembelajaran

hanya menekankan pada pencapaian efek instruksional. Sistem evaluasi

berorientasi testing dengan menekankan reproduksi informasi dan kurang

memperhatikan perkembangan anak.

Pada umumnya kegiatan proses belajar mengajar di sekolah-sekolah pada

saat sekarang ini cenderung monoton dalam pembelajaran matematika yang hanya

menggunakan paradigma lama seperti banyak ceramah, banyak menghafal dan

banyak memberi tugas. Salah satu faktor penyebabnya adalah media pembelajaran

yang masih konvensional. Media pembelajaran tersebut merupakan media yang

menggunakan papan tulis atau white broad sedangkan pada saat ini banyak media

pembelajaran yang merupakan hasil dari kemajuan ilmu dan teknologi modern.

Page 22: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Di pihak lain rendahnya prestasi belajar matematika yang ada ditinjau dari

data nilai rata-rata UN SMA tahun 2007 sebesar 6,71 tahun 2008 sebesar 6,49 dan

tahun 2009 sebesar 6,43 di Kabupaten Lamandau, mungkin salah satunya

disebabkan kurang tepatnya guru dalam memilih media pembelajaran.

Kemampuan awal belajar siswa merupakan salah satu faktor penting

dalam kegiatan belajar mengajar, boleh jadi salah satu penyebab rendahnya

kemampuan awal siswa adalah dalam proses pembelajaran dominasi guru sangat

tinggi. Metode yang digunakan guru dalam proses belajar masih konvensional,

sehingga belum bisa mendorong siswa berani mengkomunikasikan apa yang ada

dipikirannya bahkan membuat siswa pasif.

Guru merupakan tokoh sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang

bertumpu pada kualitas kegiatan belajar mengajar. Guru harus menguasai bidang

ilmu yang dipelajarinya, bahan ajar, menguasai metode pembelajaran yang tepat,

mampu memotivasi peserta didik, mempunyai keterampilan yang tinggi, tidak

ketinggalan teknologi dan berwawasan yang luas terhadap dunia pendidikkan.

Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika, maka perlu adanya

inovasi pembelajaran yang menyenangkan, menarik, yang lebih efektif dan

efisien, bila siswa perlu penjelasan dari guru tidak terhalang pandangannya

sehingga proses terbentuknya makna tetap bisa berlangsung. Salah satu alternatif

bentuk pembelajaran adalah pembelajaran menggunakan pendekatan

konstruktivisme dengan media komputer yaitu pemanfaatan software macromedia

flash MX dan microsoft power point yang diproyeksikan dengan LCD terhadap

prestasi belajar matematika siswa dan disesuaikan dengan materi pokok yang akan

disampaikan kepada siswa.

Page 23: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pada umumnya kegiatan proses belajar mengajar di sekolah menggunakan

media pembelajaran yang monoton, padahal ada beberapa pembelajaran di

mana media tersebut kurang tepat untuk diterapkan, sehingga kemungkinan

rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan karena kurang

tepatnya pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Oleh

karena itu perlu diteliti apakah penggunaan media pembelajaran berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa.

2. Pada umumnya kemampuan awal siswa masih rendah. Hal ini mungkin

disebabkan karena dalam proses pembelajaran dominasi guru sangat tinggi.

Selain hal itu, banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran matematika itu

sukar dipahami, sehingga kurang diminati oleh sebagian siswa. Untuk itu perlu

diteliti apakah kemampuan awal siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar

matematika siswa.

3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan

oleh pendekatan pembelajaran yang kurang tepat, sedangkan pembelajaran

konstruktivisme sebagai alternatif pendekatan pembelajaran. Untuk itu perlu

diteliti apakah pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan tepat dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Ada kemungkinan siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal karena guru

kurang mengaktifkan siswa dalam belajar matematika. Kebanyakan guru saat

ini kurang memperhatikan penggunaan pendekatan pembelajaran yang

Page 24: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

melibatakan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal ini,

jika pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru diperbaharui dengan

pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

belajar matematika, apakah prestasi belajar siswa pada pokok materi integral

menjadi lebih baik.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat mencapai sasaran, maka

penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada :

1. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah

pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan media

komputer. Program yang dipakai adalah program macromedia flash MX dan

microsoft power point.

2. Kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai prestasi belajar matematika pada

Nilai Raport siswa kelas XI SMA.

3. Prestasi belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes

tertulis setelah proses belajar mengajar matematika pada akhir penelitian

untuk kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Di antara pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia

flash MX dan pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power

Page 25: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

point pada proses pembelajaran matematika, manakah yang dapat memberikan

prestasi belajar matematika yang lebih baik pada materi pokok integral?

2. Di antara siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, apakah

prestasi belajar matematika pada siswa dengan kemampuan tinggi lebih baik

dari siswa dengan kemampuan awal sedang dan rendah, dan prestasi belajar

matematika siswa dengan kemampuan awal sedang lebih baik dari prestasi

belajar matematika dengan kemampuan awal rendah pada materi pokok

integral?

3. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme dengan suatu

media komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan

kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar

matematika?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

mempunyai tujuan:

1. Untuk mengetahui manakah diantara pendekatan konstruktivisme dengan

media animasi macromedia flash MX dan pendekatan konstruktivisme dengan

media microsoft power point dapat memberikan prestasi belajar matematika

yang lebih baik pada materi integral.

2. Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi,

sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika

yang lebih baik pada materi pokok integral.

Page 26: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara pendekatan

konstruktivisme dengan suatu media pembelajaran (macromedia flash MX

dan microsoft power point) dengan kemampuan awal siswa (tinggi, sedang

dan rendah) terhadap prestasi belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

para tenaga pendidik untuk dapat menentukan media yang tepat pada proses

pembelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan prestasi, motivasi,

dan semangat siswa dalam mempelajari konsep-konsep yang terkandung

dalam matematika dengan pemanfaatan software macromedia flash MX.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau

informasi bagi guru, siswa dan sekolah. Bagi guru dan calon guru khususnya

guru matematika bahwa Software macromedia flash MX dapat digunakan

dalam proses pembelajaran matematika dan dapat menentukan media

pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan konsep-konsep matematika.

Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan semangat kepada

siswa dalam mempelajari matematika sehingga prestasi belajarnya dapat

meningkat dengan signifikan. Bagi sekolah tempat penelitian diharapkan

dapat meningkatkan sarana dan prasarana demi menunjang kegiatan

pembelajaran matematika yang selalu mengikuti perkembangan ilmu dan

teknologi.

Page 27: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Pada saat ini banyak para ahli yang berpendapat berbeda-beda tentang

pengertian belajar. Hal ini setiap ahli mempunyai cara pandang dan berpikir yang

berbeda namun mempunyai pengertian dan tujuan yang sama. Banyaknya

pendapat yang dilontarkan oleh para ahli adalah untuk mendapat jawaban tentang

definisi belajar yang tepat.

Menurut Biggs dalam Goldman (2002) mengatakan bahwa :

“Learning is.... a way of interacting with the world. As we learn conception of phenomena change, and we see the world differently. The acquisition of information in itself does not bring about such a change, but the way we structure that information and think with it does. Thus education is about conceptual change, not just the acquisition of information.“ (Belajar adalah suatu cara saling berinteraksi dengan dunia seperti belajar mengenai konsepsi, perubahan, fenomena dan melihat dunia secara berbeda. Akuisisi informasi itu sendiri tidak membawa tentang perubahan tersebut, tetapi cara kita menyusun informasi dan berfikir dengan itu. Dengan demikian, pendidikan adalah tentang perubahan konseptual, bukan hanya memperoleh informasi).

Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baku secara keseluruhan sehingga hasil pengalaman individu sendiri dalam

interaksi lingkungan.

Menurut Herman Hudoyo (1990:1) mendefinisikan belajar adalah suatu

proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku, perubahan

Page 28: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tingkah laku itu, dalam waktu relatif lama yang disertai usaha sehingga mampu

mengerjakan sesuatu dari yang tidak mampu mengerjakan sesuatu.

Belajar memang penting dilakukan oleh setiap orang untuk menambah

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat mudah berinteraksi

dengan lingkungan sekitarnya. Di dalam buku Theories of Learning (1975)

yang dikemukakan Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (1991:84)

“ Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam

situasi itu, perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang”.

Dijelaskan juga oleh Witherington dalam Educational Psychology bahwa

belajar adalah sesuatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian atau suatu pengertian (Ngalim Purwanto, 1991:84).

Pengertian belajar berisi apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi

pada proses perkembangan dan perubahan peserta didik dari berbagai pendapat

yang dilontarkan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah segala kekurangan yang

ada dalam diri yang dilakukan dengan berlatih sungguh-sungguh serta

membutuhkan waktu. Dalam hal ini waktu yang digunakan relatif lama karena

terjadi dalam interaksi dengan lingkungannya artinya siswa berinteraksi dengan

seorang yang mempunyai kemampuan yang lebih dari dirinya.

Page 29: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diketahui melalui evaluasi yang dilakukan untuk

mengukur sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan setelah mengikuti proses pembelajaran. Karena hasil tes tersebut

menggambarkan capaian-capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti

suatu proses pembelajaran, maka tinggi rendahnya capaian tersebut sangat

dipengaruhi oleh terjadi tidaknya proses belajar pada diri peserta didik selama

proses pembelajaran berlangsung. pembelajaran dipandang sebagai suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Bila metode penyelesaian soal

secara sistematis dilaihkan secara terus menerus, maka ketika berhadapan dengan

soal, siswa dengan cepat dapat mengidentifikasi konsep apa yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan soal tersebut dan rumus mana yang terkait dengan konsep

tersebut (Heller, Keith, & Handerson, 1992). Dari definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran di sekolah pada dasarnya adalah proses

penciptaan atau pengkondisian sebuah lingkungan sekolah atau kelas yang

memungkinkan siswa belajar.

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yang saling berkaitan, yaitu prestasi

dan belajar. Menurut Poerwodarminto (1994:108) dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai,

sedangkan belajar adalah berusaha atau berlatih dan sebagainya supaya

mendapatkan kepandaian.

Page 30: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Syaiful Bachri (1994:23) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah yang

diperoleh dari suatu aktifitas yang mengakibatkan perubahan dalam individu.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dengan suatu aktivitas belajar berkat

pengalaman atau latihan yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang

dilaksanakan disekolah pada proses pembelajaran. Hal tersebut berupa

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang biasanya dinyatakan dengan skor atau

nilai yang diperoleh dari evaluasi yang dilakukan setelah proses pembelajaran

berlangsung.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Perbedaan dalam prestasi belajar para peserta didik disebabkan beberapa

faktor, diantaranya: kematangan akibat kemajuan umur kronologis, latar belakang

pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran, jenis

mata pelajaran yang diberikan dan sebagainya (Roestiyah.NK, 1996:5).

Sedangkan menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar ada dua golongan yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor

ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern meliputi: faktor

jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor ekstern meliputi: faktor

keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

Prestasi belajar juga tergantung pada apa yang dipelajari, bagaimana bahan

pelajaran itu dipelajari dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.

Page 31: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

a. Bahan atau hal yang harus dipelajari yaitu bahan pelajaran, kesulitan dan

manfaat bahan pelajaran ikut menentukan prestasi belajar.

b. Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan eksternal dapat berupa:

1) Lingkungan alam dan lingkungan fisik, misalnya sungai, danau,

tumbuhan, udara dan sebagainya.

2) Lingkungan sosial, misalnya keluarga, masyarakat desa dan kota, lembaga

dan badan sosial lainnya.

Individu merupakan faktor terpenting. Anak jadi belajar atau tidak

tergantung kepada anak itu sendiri. Mungkin faktor-faktor lain telah memenuhi

persyaratan tapi kalau idividu tidak mempunyai kemampuan untuk belajar maka

proses belajar tidak akan terjadi sehingga dapat menghambat pencapaian prestasi

belajar.

4. Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme

Salah satu prinsip paling, penting dari psikologi pendidikan adalah guru

tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa

harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu

proses ini, dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat

bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak

siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka

sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat membantu

siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan

Page 32: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut. Hakekat dari teori

konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menjadikan informasi itu miliknya

sendiri (Brooks, 1990, Leinhardt, 1992. dalam Muhamad Nur dan Prima Retno

Wikandari, 2000: 2)

Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan pada

pengajaran top-down dari pada battom-up. Top-down berarti bahwa siswa mulai

dengan masalah-masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya

memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-keterampilan

dasar yang diperlukan (Muhamad Nur dan Prima Retno Wikandari, 2000: 7).

Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivisme (Nickson

dalam Herman Hudoyo, 2005: 20) adalah membantu siswa untuk membangun

konsep-konsep/prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui

proses internalisasi sehingga konsep/prinsip itu terbangun kembali, transforamsi

informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Transformasi tersebut

mudah terjadi bila pemahaman terjadi karena terbentuknya skemata dalam benak

siswa. Dengan demikian, pembelajaran matematika adalah membangun

pemahaman. Proses membangun pemahaman inilah yang lebih penting daripada

hasil belajar sebab pemahaman akan bermakna kepada materi yang dipelajari.

Menurut kaum konstruktivisme, mengajar bukanlah kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti

partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna,

mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi. Jadi, mengajar

Page 33: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

adalah suatu bentuk belajar sendiri (Betten Court, 1989, dalam Paul Suparno,

1997: 5) ,

Menurut Bodner (1986) mengatakan bahwa :

”…knowledge is constructedas the learner strives to organize his or her experience in terms of preexisting mental structures”. “ Belajar matematika merupakan proses memperoleh pengetahuan yang diciptakan atau dilakukan oleh siswa sendiri melalui transpormasi pengalaman individu”.

Peran seorang guru sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar

proses siswa belajar dengan baik. Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan

dalam beberapa tugas sebagai berikut:

1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung

jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian. Karena itu, jelas

memberi kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.

2) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang

keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-

gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.

3) Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang paling mendukung proses

belajar siswa. Menyemangati siswa dan menyediakan pengalaman konflik.

4) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan

atau tidak.

5) Menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku

untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan.

6) Membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.

Page 34: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Kondisi lingkungan belajar konstuktif penting, namun tidak secara

otomatis menghasilkan belajar konstruktif. Siswa perlu mengembangkan

keyakinannya, kebiasaannya dengan gayanya dalam belajar sehingga kemampuan

ketrampilan kognitif siswa berkembang.

Menurut Marpaung (2003) pengetahuan objektif matematika oleh siswa

dikondisikan ulang. Proses rekonstruksi matematika oleh siswa dijelaskan sebagai

berikut:

a. Pengetahuan objektif matematika direpresentasikan siswa dengan

mengkontruksi melingkar yang ditujukan dengan alur mengkaji/ menyelidiki,

menjelaskan, memperluas, mengevaluasi, sehingga terjadi rekonstruksi

matematika sebagai konsepsi awal.

b. Konsepsi awal sebagai basil rekonstruksi individu tersebut merupakan

pengetahuan subyektif matematika.

c. Pengetahuan subyektif matematika tersebut dikolaborasikan dengan siswa

lain, guru dan perangkat belajar (siswa - guru - perangkat belajar) sehingga

terjadi rekonstruksi matematika.

d. Matematika yang direkonstruksi dan yang direpresentasikan kelompok

tersebut merupakan pengetahuan baru yaitu konsepsi siswa setelah belajar

sehingga menjadi pengetahuan objektif matematika.

Proses konstruksi matematika yang dialami siswa perlu dipahami guru

bahkan dialaminya. Karena itu guru seyogyanya mampu mengkonstruksi

pembelajaran sedemikian hingga siswa belajar maternatika dengan pendekatan

konstruktivisme.

Page 35: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dari uraian di atas tersirat bahwa guru matematika perlu berusaha

memahami bagaimana siswa belajar, yaitu proses siswa dalam mengkonstruksi

konsep matematika.

Kelas dikembangkan melalui hubungan antara siswa dan guru menjadi

sistem komunikasi yang interaktif. Komunikasi berarti baik guru maupun siswa

kedua-duanya sebagai pengirim dan penerima informasi secara timbal balik

sehingga kedua-duanya saling berfungsi. Dengan demikian peran guru dalam

pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme adalah sebagai

berikut:

a. Sebagai pembimbing dan memberi sugesti memfasilitasi lingkungan agar

siswa menemukan penilaian berkelanjutan terhadap perkembangan belajar

siswa, mengklasifikasikan konflik kognitif, untuk merangsang berpikir

matematika dan mendorong interaksional. Ini mengindikasikan perhatian

guru terhadap faktor pengembangan berpikir matematika siswa.

b. Dalam mengacu proses rekonstruksi matematika guru perlu memahami

siswanya sehingga guru dapat membimbing siswa dalam tingkat

pembimbingan yang tepat dan akhirnya secara gradual melepaskan

bimbingan dan siswa dapat memahami perilaku siswa, atensi yang kuat

terhadap kerja siswa, dan tetap mengembangkan proses yang relevan dan

kesimpulan yang bermakna.

c. Guru perlu berkesempatan untuk mengobservasi siswa sehingga guru

mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan dapat melihat

bagaimana menyelesaikan bantuannya ke tingkat pemahaman siswa. Ini

Page 36: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mengindikasikan bahwa pembelajaran berpusat agar siswa berpikir dan

mendorong siswa untuk merepresentasikan matematika yang dipikirkan.

d. Guru perlu berpartisipasi secara aktif dengan siswa secara berkelanjutan,

terutama pada tahap-tahap awal penanaman konsep matematika. Bagi siswa

yang lebih tua/dewasa dalam kelompok yang “lebih berpengalaman” tidak

begitu penting keterlibatan aktif guru.

Dengan peran guru seperti di atas, dapat dilukiskan keadaan kelas dalam

pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme adalah sebagai

berikut : siswa mau dan berani mengemukakan model matematika dalam

menyelesaikan masalah matematika. Selain itu, siswa mampu

merepresentasikan proses mengkonstruksi konsep matematika dan kemudian

memproduksinya. Ini mengindikasikan terjadinya interaksi aktif antara siswa-

siswa-guru sehingga proses belajar siswa diutamakan, tidak sekedar hasil

belajar.

e. Dalam pendekatan konstruktivisme peran guru dalam menilai keberhasilan

belajar siswa, tidak cukup hanya sekedar dari hasil tes/ujian saja melainkan

juga memonitor secara berkelanjutan dan komprehensif dari semua kegiatan

yang dilakukan siswa selama kegiatan berlangsung.

Dengan demikian keberhasilan belajar siswa ditentukan sebagai hasil

monitoring yang berlanjutan dan komprehensif.

Menurut Marpaung (2003) penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif

tersebut meliputi gabungan dan modifikasi dari model pandangan Hilbert dan

Lefreve (1986) Savada (1997) dan Kilpatrik dkk (2001) sebagai berikut :

Page 37: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Kelancaran siswa dalam berpikir matematika untuk menyelesaikan masalah.

Beberapa banyak solusi atau beberapa cara menyelesaikan masalah yang

dapat dihasilkan oleh setiap siswa.

2) Siswa fleksibel dalam menentukan ide-ide matematika.

3) Keaslian respon siswa yang ditujukan ketinggian derajat ide-ide yang

dikemukakan siswa.

4) Elegensi ide yang dikemukakan siswa yang ditunjukkan derajat keunggulan

ide yang dikemukakan siswa. Ide yang ambigo tentu berbeda dengan ide yang

sederhana, tetapi jelas dan tepat.

5) Pemahaman konseptual yang ditunjukkan dengan kejelasan hubungan-

hubungan konsep/prinsip matematika yang dikuasai siswa.

6) Pemahaman prosedural yang ditunjukkan tersusunnya bahasa formal atau

sistem representasi simbol rnatematika termasuk didalamnya algoritma atau

aturan untuk menyelesaikan masalah.

7) Kompeten dalam strategi yang ditunjukkan kemampuan memformulasikan,

menyatakan dan menyelesaikan masalah-masalah dari masalah yang

dihadapi.

8) Penalaran yang adaptif yang menunjukkan kapasitas berpikir logika, refleksi,

penjelasan dan jusifikasi.

9) Disposisi produktif yang menunjukkan kecenderungan kebiasaan dalam

melihat matematika sebagai kegunaan, kebermanfaatan dan percaya dan

yakin akan pilihannya sendiri.

Page 38: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

De Uries dan Kohlberg mengikhtisarkan beberapa prinsip

konstruktivisme Piaget yang perlu diperhatikan dalam mengajar matematika

sebagai berikut:

a. Struktur psikologis harus dikemhangkan dulu sebelum persoalan bilangan

diperkenalkan. Bila murid mencoba menalarkan bilangan sebelum mereka

menerima struktur logika matematis yang cocok dengan persoalannya, tidak

akan jalan.

b. Struktur psikologis (skemata) harus dekembangkan dulu sebelum simbol

formal diajarkan. Simbol adalah bahasa matematis suatu bilangan tertulis

yarig merupakan rcprcsentasi suatu konsep, tetapi bukan konsepnya sendiri.

c. Murid harus mendapat kesempatan untuk menemukan (membentuk) relasi

matematis sendiri, jangan hanya selalu dihadapkan kepada pemikiran orang

dewasa yang sudah jadi.

d. Suasana berpikir harus diciptakan. Sering pembelajaran matematika hanya

mentransfer apa yang dipunyai guru kepada murid dalam wujud pelimpahan

fakta matematis dan prosedur perhitungan. Murid menjadi pasif. Banyak guru

inenekankan perhitungan dan bukan penalaran sehingga banyak murid

menghafal belaka. (Paul Suparno, 1997: 70)

Struktur psikologis (skemata) adalah hasil kesimpulan atau bentukan

mental, konstruksi hipotesis, seperti intelektual, kreativitas, kemampuan

dan naluri. Memang diakui bahwa struktur logis dan matematis adalah abstraks,

sedangkan pengetahuan fisis adalah kongkret.

Menurut Paul Suparno (1997) bahwa Drive dan Oldham dalam Matthews

(1994) mendriskripsikan beberapa ciri mengajar konstruktivisme sebagai berikut:

Page 39: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

a. Orientasi.

Murid diberi kesempatan untuk menmgembangkan motivasi dalam

mempelajaari suatu topik. Murid diberi kesempatan untuk mengadakan

observasi terhadap topik yang mudah dipelajari.

b. Elisitasi

Murid dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi,

menulis, membuat poster, dan lain-lain. Murid diberi kesempataii untuk

mendiskusikan apa yang diobservasikan, dalam wujud tulisan, gambar,

ataupun poster.

c. Restrukturisasi ide

Dalam hal ini ada tiga hal yaitu :

1) Klasifikasi ide yang dikonstniksikan dengan ide-ide orang lain atau teman

lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide-ide

lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya kalau

tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.

2) Membangun ide yang baru. Ini terjadi bila dalam diskusi itu idenya

bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman.

3) Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Kalau dimungkinkan ada

baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percobaan

atau persoalan yang baru.

Page 40: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d. Penggunaan ide dalam banyak situasi.

Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada

bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan

murid lebih lengkap dan rinci dengan segala macam pengecualiannya.

e. Review, bagaimana ide itu berubah.

f. Dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang

dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasan entah dengan

menambah suatu keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi

lengkap.

Penggunaan paradigma belajar didukung oleh filsafat konstruktivisme,

yang mengatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang adalah bentukan

dari orang itu sendiri (bdk. Suparno, 1997).

Menurut Brooks dan Brooks (1993:15), dalam Marpaung (2003)

pembelajaran konstrukvisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kurikulum disajikan dari keseluruhan ke bagian-bagian dengan menekankan

ide-ide besar.

b. Keberanian siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dinilai tinggi.

c. Aktivitas kurikuler bersandar pada sumber-sumber data primer dan

penggunaan benda-benda manipulatif.

d. Siswa dianggap sebagai pemikir dengan memunculkan teori-teori tentang

dunia.

e. Guru pada umumnya bertingkah laku yang interaktif, dengan memediasi

lingkungan pada siswa (menggunakan lingkungan sebagai titik tolak

pembelajaran).

Page 41: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

f. Guru berusaha menyelidiki pandangan siswa untuk memahami konsepsinya

yang akan digunakan pada pelajaran berikutnya.

g. Asesmen hasil belajar siswa terintegrasi dengan pembelajaran melalui

pengamatan oleh guru selama siswa belajar, melalui pameran siswa akan

kemampuannya dan portofolio.

Di lain pihak Suparno (1997) menyebutkan bahwa ciri-ciri belajar

konstruktivis adalah :

1) Belajar berarti membentuk makna.

2) Belajar berarti mengkonstruksi terus-menerus.

3) Belajar adalah mengembangkan pemikiran, bukan mengumpulkan fakta-fakta

dan menghafalkannya.

4) Belajar berarti menimbulkan situasi ketidakseimbangan.

5) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pebelajar dengan dunia fisik dan

lingkungannya.

6) Hasil belajar pebelajar tergantung pada apa yang telah dimiliki olehnya.

7) Belajar dalam kelompok adalah baik dan dianjurkan.

8) Dalam proses pembelajarah guru berperan sebagai fasilitator dan mediator.

Dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivistik guru tidak lagi mengajari siswa apa yang harus siswa lakukan dan

bagaimana dia melakukannya, tetapi memotivasi siswa dan memfasilitasinya agar

mau secara aktif mengolah informasi, baik secara individual atau melalui interaksi

dan negosiasi dalam kelompok. (Marpaung, 2003)

Dengan melihat batasan-batasan di muka dapat dijelaskan bahwa belajar

berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka

Page 42: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

lihat, dengar, rasakan, dan yang dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.

Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam

keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidak-seimbangan

adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.

5. Media Pembelajaran Komputer

Media Komputer lebih cocok dimanfaatkan untuk pendidikan yang

bersifat massal. Penerapan media dalam pengertian ini membutuhkan inyestasi

yang besar pada sisi penyedia program pendidikan, tetapi hanya membutuhkan

inyestasi yang relatif kecil pada sisi penerima. Penerapan media ini menuntut

investasi yang besar di sisi penyedia program pendidikan dan pada sisi penerima

program pendidikan harus ada peralatan yang menunjang.

Dikatakan oleh Thomas N. Janicki (2002) bahwa :

“For many disciplines computer aided instruction has been demonstrated to be an improvement for effective learning due to it capability to be personalized to a learner's need as well as time independence.”

“ Untuk banyak disiplin komputer membantu pembelajaran

dengan telah tunjukkan menjadi perbaikan untuk pembelajaran yang efektif karena kemampuan itu maka dapat disesuaikan kepada suatu kebutuhan pelajar seperti juga kebebasan waktu”.

Menurut Gagne M. Robert yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2006:4), bahwa

“ media pembelajaran adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar”. Media pembelajaran dalam

pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar

serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa bahkan media pembelajaran

Page 43: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

membantu meningkatkan pemahaman karena penyajian data yang terpercaya

sehingga memudahkan dalam menafsirkan data serta memadatkan informasi

pengetahuan.

Media komputer sangat potensial untuk meningkatkan mutu belajar

mengajar, yang akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa. Tidak saja

bisa memperjelas sajian, tetapi juga lebih menghemat waktu belajar, lebih luwes,

membuat apa yang dipelajari lebih tahan lama di ingatan, dan mampu

memberikan “pengalaman lapangan” yang sulit dilakukan tanpa media tersebut.

Konsep media lebih dekat ke pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student

centered oriented) bukan pendekatan yang berpusat pada guru.

Umar Hamalik (1986), Daniel Jos (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman,

dkk (1986) dalam (Muhammad Adri, 2005:2-3) menglompokkan media

berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,

seperti tape recorder.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam

wujud visual.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media

ini dibagi ke dalam dua jenis.

1) audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film

sound slide

2) audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan

gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.

Page 44: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Salah satu kompetensi proses belajar mengajar bagi seorang pengajar

adalah keterampilan mengajak dan membangkitkan siswa berpikir kritis.

Kemampuan itu didukung oleh kemampuan pengajar dalam menggunakan media

ajar Sedangkan, (Andriana Sutinah, 2006:13-14), menjelaskan bahwa keuntungan

pembelajaran media antara lain:

1. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih

kongkrit/nyata sehingga mudah diterima siswa.

2. Dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. Siswa yang belum memahami

materi dapat mengulang materi tersebut di rumah sama persis dengan yang

dibahas dalam kelompok

3. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan

memberikan kesan yang mendalam pada diri siswa

4. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan dapat merangsang berbagai

macam perkembangan kecerdasan.

5. Dapat menyeragamkan materi pembelajaran dan mengurangi resiko

kesalahan konsep.

Pembelajaran media mempunyai banyak keunggulan dibanding dengan

media papan tulis dan kapur. Media melibatkan hampir semua unsur-unsur indera.

Pengggunaan media dapat mempermudah siswa dalam belajar dan juga waktu

yang digunakan lebih efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran dengan

menggunakan media akan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dimana

dengan motivasi yang meningkat maka prestasipun akan dapat diraih lebih

optimal. Pennggunaan media dalam pembelajaran akan mengenalkan sedini

mungkin pada siswa akan teknologi.

Page 45: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Menurut Morgan, alat bantu audiovisual adalah bahan atau alat yang

dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang

diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap dan ide (Suprijanto, 2007:171).

Beberapa manfaat alat bantu audiovisual dalam kegiatan pembelajaran,

antara lain:

1. membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar

2. mendorong minat

3. meningkatkan pengertian yang lebih baik

4. melengkapi sumber belajar yang lain

5. menambah variasi metode mengajar

6. menghemat waktu

7. meningkatkan keingintahuan intelektual

8. cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu

9. membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama (Suprijanto, 2007:173).

Kehadiran perangkat lunak pendidikan dan hiburan membuat proses

pendidikan menjadi lebih efektif. Dengan perantara prangkat lunak pendidikan,

siswa belajar dengan suasana yang lebih menyenangkan, karena para siswa

merasa terhibur ketika belajar dengan kecanggihan tampilan dan animasi yang

dihasilkan oleh perangkat lunak pendidikan tersebut.( Ali Akbar, 2006: 168).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah suatu alat bantu yang dapat mempermudah seorang pendidik

atau guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya media

pembelajaran yang tepat maka dapat diharapkan siswa dapat lebih cepat

memahami materi pelajaran dan dapat menumbuhkan semangat baru dalam

Page 46: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa tidak perlu membayangkan hal-hal yang

abstrak atau diajak ke objek-objek sebenarnya yang ada kaitannya dengan materi,

tetapi objek-objek tersebutlah yang dihadirkan.

a. Macromedia Flash MX

Media animasi simulasi Macromedia flash. Mengapa animasi Menurut

Andreas (2002) Animasi Macromedia flash begitu cepat berkembang dan

popular karena menjadi suatu teknologi pilihan untuk membuat animasi-

animasi yang dinamis dan interaktif. Selain itu juga dapat digunakan untuk

pembuatan isi multimedia, pembuatan animasi untuk kebutuhan halaman web

dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Ada beberapa faktor yang mempunyai konstribusi besar pada teknologi

yang membuat animasi Macromedia flash menjadi popular adalah: Format.swf

yang dapat mengompres file image dan suara, termasuk format-format vector,

dan scaleable grafik dengan ukuran file yang sangat kecil. Program

Macromedia flash merupakan sebuah solusi yang ideal dalam berkreasi

mengembangkan pembuatan isi internet yang kaya dan pembuatan aplikasi

yang berdaya guna.

Program macromedia flash MX sangat bermanfaat bagi para seniman

desain untuk menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah animasi gerak atau

visual. Macromedia flash MX biasanya digunakan untuk membuat animasi web

yang akan ditampilkan dalam sebuah situs internet, pembuatan animasi-

animasi film, juga untuk animasi sebuah iklan, dan lain-lain (Andi, 2004:1).

Keunggulan program macromedia flash MX jika dibandingkan dengan

program lain, antara lain :

Page 47: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Dapat membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau objek yang

lain

2. Dapat membuat perubahan transparansi warna dalam movie.

3. Membuat perubahan animasi dari satu bentuk ke bentuk lain.

4. Dapat membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah

ditetapkan.

Pada macromedia flash ini memiliki tool-tool yang menyediakan segala

keperluan untuk membuat animasi dan menyajikan isi web yang dinamis

dan menakjubkan. Animasi dan isi web yang dihasilkan dari program aplikasi

ini dapat dijalankan di atas berbagai platform dan berbagai macam

Macromedia flash. Macromedia flash juga dapat digunakan untuk merancang

motion graphic atau membangun aplikasi-aplikasi data-driven. Aplikasi ini

masih dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie, game, pembuatan

navigasi pada situs web, banner, tombol animasi, menu interaktif, interaktif

form isian, e-card, screen saver dan pembuatan keseluruhan isi situs web atau

pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.

Animasi adalah sebuah objek atau beberapa objek yang tampil bergerak

melintasi stage atau peubahan bentuk, perubahan ukuran, berubah warna,

berubah keburaman, berubah putaran, berubah properti lainnya. Dengan

menampilkan gambar-gambar yang bergerak (animasi), mentautkan antara

materi bahan ajar yang telah diprogram sedemikian rupa akan memberikan

“pengalaman lapangan” yang mungkin sulit dilakukan tanpa media tersebut.

Dengan melihat banyak kekurangannya dari media cetak maka diatasi

dengan mencari terobosan yang lain yaitu yang interaktif dan lebih

Page 48: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

memberikan motivasi kepada siswa maka dengan animasi simulasi yang

menggunakan macromedia flash MX dalam pembelajaran matematika dapat

membantu siswa dalam memahami konsep matematika. Dengan menampilkan

gambar-gambar yang bergerak (animasi), mentautkan antara materi bahan ajar

yang telah diprogram sedemikian rupa akan memberikan “pengalaman

lapangan” yang mungkin sulit dilakukan tanpa media tersebut.

b. Microsoft Power Point

Dewasa ini power point dijadikan sebagai program untuk mengolah

presentasi dan elemen grafis sebagai penunjang presentasi. Dengan keunggulan

dan sistem pengoprasian yang khas, dimana power point memiliki banyak nilai

lebih dibanding program-program yang sejenis, Andi (2009:2). Microsoft

Power Point adalah seperangkat program yang sangat bagus yang diciptakan

secara profesional untuk presentasi dan menampilkan slide, yang juga

merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office.

Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlu membeli piranti

lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Selain itu microsoft

power point merupakan paket presentasi yang komplek. microsoft power point

memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membuat presentasi yang

profesional.

Pada umumnya microsoft power point merupakan program presentasi,

teks, grafik, movie dan objek lain yang diposisikan pada halaman tersendiri

dalam bentuk slide. Slide merupakan sebuah alat dibuat sederha yang

digunakan pada program microsoft power point maupun program presentasi

Page 49: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang lain. Slide dapat dicetak atau ditampilkan pada layar saat presentasi oleh

presentator. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi,

baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan

maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya

sebagai media komunikasi yang menarik.

Salah satu media pembelajaran yang bisa digunakan adalah gambar,

diagram, grafis, yang bisa ditampilkan lewat software power point. Power

point merupakan pengembangan dari media transparansi yang biasanya

ditayangkan lewat OHP. OHP sangat terbatas fasilitasnya, dan bersifat manual,

sementara power point sudah menggunakan perangkat hardware komputer dan

LCD. Di samping menggunakan desain yang variatif dan menarik, power point

akan meningkatkan daya tarik dan menambah minat siswa untuk menyaksikan

tayangan-tayangan yang disajikan guru. Dengan power point guru bisa

menyajikan sambil melakukan variasi gerak, variasi suara, karena bisa

menggunakan remote control. Suara dan gerakan tayangan media tersebut akan

menambah daya tarik siswa. Sebagai akibat, jika media itu sesuai dengan

pokok bahasannya, maka akan menambah minat dan motivasi siswa.

Pengunaan program ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Penyajiannya menarik karena ada permintaan warna, huruf dan animasi,

baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

2. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang

bahan ajar tersaji.

3. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

Page 50: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

4. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang

disajikan.

6. Kemampuan Awal Siswa

Kemampuan awal siswa adalah kemampuan dan keterampilan yang relevan

yang dimiliki siswa pada saat akan mengikuti suatu program pengajaran. Dapat

diartikan juga bahwa kemampuan awal adalah sebuah potensi yang dimiliki oleh

siswa dalam melakukan sesuatu yang sebelumnya sudah dipelajari atau dilatih

sehingga menunjukan kemampuannya dengan sebuah prestasi. Dalam hal ini

prestasi sebelum atau sesudah pembelajaran memperoleh hasil yang minimal

sama.

Pendapat yang dikemukakan oleh Winkel W.S (1996:133) bahwa awal

proses pembelajaran, siswa belum mempunyai kemauan yang dapat dijadikan

tujuan dari sebuah interaksi guru dan siswa, bahkan terdapat suatu pemisah antara

tingkah laku siswa pada awal proses pembelajaran dan tingkah laku pada siswa

pada akhir proses pembelajaran.

Menurut Dick dan Carey (1990:85) mengatakan kemampuan awal adalah

kemampuan-kemampuan yang sudah dikuasai sebelum proses pembelajaran

pokok bahasan tertentu dimulai. Menurut Ausubel dalam Driscoll (1994:144)

yang mengatakan bahwa dengan mengaktifkan kemampuan awal yang relevan

merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan belajar yang bermakna,

karena dengan adanya kemampuan awal akan merupakan penyediaan landasan

dalam belajar hal-hal yang baru.

Page 51: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dalam memberikan pengetahuan yang baru kepada siswa, perlu

diperhatikan pengetahuan lama yang dimiliki siswa atau kemampuan dari

pengetahuan sebelumnya yang berhubungan. Hal ini untuk mengetahui apakah

siswa nanti akan dengan mudah menerima hal baru atau tidak.

Menurut Atwi Suparman (2001:120) kemampuan awal adalah pengetahuan

dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sehingga mereka dapat mengikuti

pelajaran dengan baik. Sedangkan Toeti Soekamto (1997:38) mengatakan

kemampuan awal siswa adalah kemampuan awal yang telah dimiliki oleh siswa

sebelum melaksanakan pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa dapat

mempengaruhi prestasi belajar setelah proses pembelajaran. Dalam konteks ini,

kemampuan awal yang tinggi dapat memberikan perubahan prestasi yang tinggi,

sedangkan kemampuan awal yang rendah akan memberikan perubahan terhadap

prestasi belajar yang kurang baik.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian relevan yang terkait dengan penggunaan media

pembelajaran diantaranya:

1. Penelitian oleh Ranty Aditya Anggriamurti (2009) Pembelajaran Transformasi

Geometri Dengan Pendekatan Kontruktivisme untuk Meningkatkan Penalaran

Logis Siswa Kelas XII SMA, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran matematika dengan pendekatan kontruktivisme dapat

meningkatkan penalaran logis siswa, respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan pendekatan kontruktivisme menunjukkan respon positif.

Page 52: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan terletak pada pendekatan

konstruktivisme. Perbedaannya yaitu pada penelitian Ranty Aditya

Anggriamurti untuk meningkatkan penalaran logis siswa, sedangkan

penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Penelitian Joe Garofalo & Randy L. Bell (2004) dengan judul Macromedia

Flash as a Tool for Mathematics menyatakan bahwa:

“ Flash movies can help students develop understandings of mathematical ideas through the dynamic display of multiple representations (numerical, algebraic, graphical, pictorial,and verbal). These representations, which can be displayed simultaneously or sequentially, can be tailored to the concepts addressed, the needs of learners, and the preferences and whims of developers. Flash also offers an environment that encourages creative play and exploration”

“ Animasi Flash dapat membantu siswa mengembangkan pemahamannya mengenai ide matematika melalui berbagai macam tampilan (meliputi numerik, aljabar, grafik, pictoral maupun verbal). Tampilan tersebut dapat tampil secara langsung maupun bertahap disesuaikan dengan konsep yang akan disampaikan, kebutuhan guru, dan keinginan dari pengembang. Flash juga menawarkan lingkungan yang mendorong kreativitas dan eksplorasi”.

Persamaan hasil penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan terletak

pada media pembelajaran flash. Sedangkan perbedaannya penelitian yang

dilakukan oleh Joe Garofalo & Randy L. Bell ditinjau dari kreativitas siswa

dan penelitian yang akan dilakukan ditinjau dari kemampuan awal siswa.

3. Penelitian I Putu Eka Wilantara (2003) yang berjudul Implementasi Model

Belajar Kontruktivisme dalam Pembelajaran Matematika Untuk Mengubah

Miskonsepsi ditinjau dari Penalaran Formal Siswa, dengan hasil penelitian

Page 53: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

menunjukkan bahwa pestasi belajar matematika materi pokok Persamaan dan

Fungsi Kuadrat meningkat dengan pembelajaran konstruktivisme.

Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan terletak pada Pembelajaran

konstruktivisme. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan I Putu Eka

Wilantara adalah ditinjau dari penalaran formal siswa sedangkan penelitian

ini ditinjau dari kemampuan awal siswa.

4. Penelitian Elly’s Mersina Mursidik (2008) yang berjudul Pengaruh Media

Pembelajaran dan Kemampuan Awal Siswa terhadap Prestasi Belajar

Matematika, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan awal

yang dimiliki siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

belajar siswa.

Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan terletak pada kemampuan

awal siswa. Perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Elly’s Mersina

Mursidik menggunakan media pembelajaran elektronik dan konvensional,

Sedangkan pada penelitian ini menggunakan media komputer macromedia

flash MX dan microsoft power point.

C. Kerangka Berpikir dan Perumusan Hipotesis

1. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka dapat dikemukakan kerangka

berpikir dalam penelitian ini bahwa prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi

oleh media pembelajaran yang digunakan dan kemampuan awal siswa.

a. Kaitannya pendekatan konstruktivisme dengan media komputer terhadap

prestasi belajar integral.

Page 54: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Prestasi belajar matematika merupakan salah satu hasil dari prestasi belajar

yang dicapai oleh seseorang setelah mengikuti proses belajar. Keberhasilan

belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang

mempengaruhi adalah penggunaan media komputer. Dengan media computer

diharapkan siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar dan lebih mudah

untuk mengingat materi yang telah diajarkan karena siswa tidak perlu

membaca dan mendeskripsikan kejadian yang sebenarnya, Siswa hanya

melihat gambarannya secara umum dan mengembangkannya dengan

penalarannya sendiri. Dengan media komputer ini, diharapkan siswa menjadi

kritis terhadap masalah. Adapun media yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu animasi macromedia flash MX dan media microsoft power point.

macromedia flash MX merupakan sebuah program aplikasi standar yang

digunakan untuk membuat animasi yang sangat menakjubkan. Kelebihan

utama macromedia flash MX adalah animasi. Dengan animasi ini, siswa

diharapkan senang terhadap materi yang diajarkan karena telah terbiasa

melihat animasi-animasi di layar televisi. Microsoft power point adalah

seperangkat program yang sangat bagus yang diciptakan secara profesional

untuk presentasi dan menampilkan slide. Microsoft power point memberikan

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membuat presentasi yang profesional

dalam bentuk teks, grafik, movie dan objek lain yang diposisikan pada

halaman tersendiri atau dalam bentuk slide. Dengan demikian penggunaan

pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia flash MX

pada materi integral diduga dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih

Page 55: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

baik daripada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power

point .

b. Kaitannya kemampuan awal siswa dengan prestasi belajar integral.

Kemampuan awal siswa adalah sebuah potensi yang dimiliki oleh siswa

dalam melakukan sesuatu yang sebelumnya sudah dipelajari atau dilatih

sehingga menunjukan kemampuannya dengan sebuah prestasi. Dengan

kemampuan awal yang tinggi berarti siswa tersebut akan tertarik untuk

mengikuti pelajaran dan akan aktif memperhatikan, mendengar, menulis,

bertanya, mengerjakan soal, mempelajari buku paket dan lain-lain. Dengan

aktif melakukan hal-hal tersebut secara otomatis penguasaan materi pelajaran

akan lebih mendalam sehingga prestasi belajarnya pun akan meningkat.

Kemampuan awal siswa yang lebih tinggi dan menggunakan media

pembelajaran yang tepat akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar

siswa pada materi pokok integral. Kemampuan awal siswa lebih tinggi

dengan media macromedia flash MX , maka prestasi belajar siswa akan lebih

baik daripada kemampuan awal yang rendah pada materi integral. Sedangkan

kemampuan awal yang tinggi pada media microsoft power point juga dapat

memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada yang kemampuan awal

rendah. Tetapi pada setiap tingkatan kemampuan awal belajar, prestasi belajar

dengan menggunakan media macromedia flash MX lebih baik daripada

prestasi belajar dengan media microsoft power point.

c. Kaitannya pendekatan konstruktivisme dengan media komputer terhadap

prestasi belajar integral dengan kemampuan awal siswa.

Page 56: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pendekatan konstruktivisme ditinjau dari kemampuan awal siswa pada

dasarnya menitikberatkan pada keaktivan siswa dan guru dalam proses

belajar mengajar dan kemampuan siswa dalam memahami konsep

matematika. Agar siswa menguasai konsep-konsep matematika maka

diperlukan strategi pembelajaran yang tepat, baik dalam penggunaan

pendekatan maupun metode mengajar.

Siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah akan

lebih mudah dalam menerima pelajaran karena kemungkinan dengan animasi

dapat menambah semangat mereka dalam belajar, sedangkan pada siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi bagi mereka menggunakan media

apapun kemungkinan akan sama saja. Pada kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2 mempunyai kemampuan awal berbeda yaitu

kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hal tersebut, pada

penelitian ini akan dilihat pengaruh pendekatan konstruktivisme dengan

media komputer dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar

matematika.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan skema penelitian sebagai

berikut:

1

3

2

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Pendekatan pembelajaran

Kemampuan awal

Prestasi Belajar Matematika

Page 57: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Keterangan :

1. pendekatan pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika.

2. Pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.

3. Interaksi pembelajaran pendekatan konstruktivisme dengan media komputer

dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.

2. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir serta perumusan

masalah yang diajukan, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

a. Prestasi belajar matematika siswa pada pendekatan konstruktivisme dengan

media animasi macromedia flash MX lebih baik daripada pendekatan

konstruktivisme dengan media microsoft power point.

b. Prestasi belajar matematika siswa yang kemampuan awalnya tinggi lebih baik

daripada prestasi belajar matematika siswa yang kemampuan awalnya sedang

dan rendah, dan prestasi belajar matematika siswa yang kemampuan awalnya

sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang

kemampuan awalnya rendah.

c. Terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme dengan media

komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan

kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar

matematika.

Page 58: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Se Kabupaten Lamandau

kelas XII semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011

pada bulan Juli 迨 Desember 2010, dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan proposal

penelitian, konsultasi proposal dan pengajuan ijin tempat penelitian

dilaksanakan bulan Juli 迨 Agustus 2010.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data dengan

instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dilaksanakan pada

bulan Agustus – Oktober 2010.

c. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan membuat laporan penelitian

dilaksanakan pada bulan November – Desember 2010.

B. Jenis Penelitian

Page 59: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka jenis yang digunakan

tergolong penelitian eksperimental semu. Alasan digunakan penelitian

eksperimental semu adalah peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel

yang relevan. Seperti yang dikemukakan Budiyono (2003:82), “Tujuan

eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang

sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau

memanipulasi semua variabel yang relevan”.

Penelitian ini sudah memenuhi syarat dalam eksperimen yaitu adanya

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kedua kelompok tersebut

diasumsikan sama dalam segi pendekatan konstruktivisme dan hanya berbeda

pada penggunaan media komputer. Kelompok eksperimen 1 diberikan pendekatan

konstruktivisme dengan media komputer macromedia flash MX sedangkan

kelompok eksperimen 2 diberikan pendekatan konstruktivisme dengan media

komputer microsoft power point.

Pada akhirnya penelitian baik kelompok eksperimen 1 maupun

eksperimen 2 diukur dengan alat ukur yang sama, yaitu soal tes prestasi belajar

matematika. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai data yang kemudian

diolah dan hasilnya dibandingkan dengan tabel statistik.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2004:115), Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa populasi

Page 60: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

merupakan keseluruhan subyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu

yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA

Negeri se-Kabupaten Lamandau semester satu tahun pelajaran 2010/2011, yang

terdiri dari 10 sekolah.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik yang

digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik Stratified

cluster random sampling. Menurut Budiyono (2003:37) sampling random kluster

adalah sampling random yang dikenakan berturut-turut terhadap sub-sub populasi.

Sub-sub populasi ini disebut kluster. Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, maka sampel harus mewakili

syarat utama yaitu representatif artinya dapat mewakili semua sifat-sifat yang ada

pada populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII IPS semester

ganjil tahun pelajaran 2010/2011 di kabupaten Lamandau, yang terbagi dalam dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan Stratified Cluster random sampling

dengan langkah-langkah: (1) populasi dibagi menurut rangking sekolah

berdasarkan hasil ujian nasional mata pelajaran matematika tahun 2009 dan 2010

(Tabel 3.1), sehingga terbentuk dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok

bawah. Kelompok atas adalah sekolah yang mempunyai rataan nilai Ujian

Nasionalnya lebih atau sama dengan rataan nilai Ujian Akhir Nasional SMA

Page 61: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Negeri se-Kabupaten Lamandau. Sedangkan kelompok bawah adalah sekolah

yang mempunyai rataan Ujian Nasionalnya di bawah rataan nilai Ujian Akhir

Nasional SMA Negeri se-Kabupaten Lamandau.

Kemudian diambil secara acak satu sekolah yang akan dijadikan sampel.

Sampel kelas kelompok atas adalah SMA Negeri 1 Sematu Jaya dan sampel kelas

kelompok bawah adalah SMA Negeri 1 Menthobi Raya. (2) Dari masing-masing

sekolah yang terpilih, dipilih secara acak dua kelas dengan cara diundi dari kelas

XII IPS. Undian tersebut dilaksanakan dalam satu tahap dengan dua kali

pengambilan. Nomor undian yang terpilih pertama ditetapkan sebagai kelas

eksperimen 1 untuk media komputer dengan animasi macromedia flash MX

dan nomor undian yang terpilih kedua ditetapkan sebagai kelas eksperimen 2

untuk media komputer dengan microsoft power point ternyata dari SMA Negeri 1

Sematu Jaya terpilih kelas eksperimen 1 dengan media pembelajaran macromedia

flash MX adalah kelas XII IPS 1 dan sebagai kelas eksperimen 2 dengan media

komputer microsoft power point adalah kelas XII IPS 2 untuk SMA Negeri 1

Menthobi Raya terpilih sebagai kelas dengan media komputer macromedia

flash MX adalah kelas XII IPS 1 dan sebagai kelas eksperimen 2 dengan media

komputer microsoft power point adalah kelas XII IPS 2. Sehingga diperoleh

sampel siswa kelas XII IPS 1 dari SMA Negeri 1 Sematu Jaya dan siswa kelas XII

IPS 1 dari SMA Negeri 1 Menthobi Raya sebanyak 70 siswa sebagai kelas

eksperimen 1, sedangkan sampel siswa kelas XII IPS 2 dari SMA Negeri 1

Sematu Jaya dan siswa kelas XII IPS 2 dari SMA Negeri 1 Menthobi Raya

sebanyak 60 siswa sebagai kelas eksperimen 2. Adapun uji coba instrumen

dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bulik dengan 2 kelas sebanyak 72 siswa.

Page 62: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 3.1. Berdasar Hasil Ujian Nasional Matematika Tahun 2009 dan 2010

No Sekolah Nilai Keterangan

1. MA Al-Awanul Muslimin Bukit Jaya 6,77 Atas

2. SMA Negeri 1 Sematu Jaya 6,15 Atas

3. MA Al-Hikmah Bulik 6,12 Atas

4. SMA Negeri 1 Lamandau 5,7 Atas

5. SMA Negeri 1 Delang 5,41 Bawah

6. SMA Negeri 1 Bulik 4,85 Bawah

7. SMA Negeri 1 Bulik Timur 4,52 Bawah

8. SMA Negeri 1 Belantikan Raya 4,5 Bawah

9. SMA Negeri 1 Menthobi Raya 3,66 Bawah

10. SMA Negeri 1 Batang Kawa 2,33 Bawah

Berdasar prosedur di atas diperoleh kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2 seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. kelompok Eksperimen 1 dan kelompok Eksperimen 2

No Kelompok Nama SMA kelompok

Eksperimen 1 Eksperimen 2

1.

2.

Atas

Bawah

SMAN 1 Sematu Jaya

SMAN 1 Menthobi Raya

XII IPS 1

XII IPS 1

XII IPS 2

XII IPS 2

D. Teknik Pengambilan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini ada 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat yaitu:

a. Variabel bebas

1) Pendekatan Pembelajaran

Page 63: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

a) Definisi operasionalnya adalah suatu cara yang digunakan oleh guru

dalam mengatur lingkungan belajar untuk menyampaikan materi

pelajaran kegiatan belajar mengajar, yang meliputi pendekatan

konstruktivisme dengan media animasi macromedia flash MX pada

kelompok eksperimen 1 dan pendekatan konstruktivisme dengan media

microsoft power point pada kelompok eksperimen 2.

b) Indikator : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen 1 menggunakan

Pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia

flash MX dan kelompok eksperimen 2 menggunakan pendekatan

konstruktivisme dengan media microsoft power point.

c) Skala pengukuran adalah skala nominal

2) Kemampuan awal siswa

a) Definisi operasionalnya adalah kemampuan awal yang dimiliki siswa

untuk belajar matematika sebelum kelas XII

b) Indikatornya adalah nilai raport matematika kelas XI SMA semester 2

c) Skala pengukuran : Skala pengukurannya adalah skala interval,

kemudian diubah ke dalam skala ordinal yang terdiri dari 3 kategori,

yaitu siswa berkemampuan awal tinggi, sedang dan rendah, dengan

pembagian sebagai berikut:

Siswa berkemampuan awal tinggi, jika skor 使 贯呻 + 12 s, Siswa berkemampuan awal sedang, jika skor 贯伸 迨 12 s 矢 skor 屎 贯伸 + 12 s,

Siswa berkemampuan awal rendah, jika skor 屎 贯伸 迨 12 s.

Page 64: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.

a) Definisi operasionalnya adalah prestasi belajar yang diperoleh siswa

setalah melalui proses belajar mengajar matematika.

b) Indikatornya adalah nilai tes setelah perlakuan pembelajaran

menggunakan media macromedia flash MX dan microsoft power point.

c) Skala pangukuran yang digunakan adalah skala interval.

2. Metode Pengumpulan data

Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu

metode dokumentasi dan metode tes.

a. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003:54) metode dokumentasi adalah cara

pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang ada.

Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui data nilai

prestasi awal siswa dan juga untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau tidak. Pada

penelitian ini, data nilai prestasi awal siswa diambil dari nilai raport kelas XI

semester 2.

b. Metode Tes

Menurut Budiyono (2003:54) metode tes adalah cara pengumpulan data

yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek

penelitian. Tes dalam penelitian ini memuat beberapa pertanyaan yang berisi

materi-materi pokok intagral. Tes tersebut berupa tes objektif/pilihan ganda

Page 65: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

sebanyak tiga puluh lima butir soal untuk prestasi belajar pada materi pokok

integral. Setiap soal obyektif tersedia lima alternatif jawaban.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen tes sebelum digunakan, terlebih dahulu diadakan uji coba untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes tersebut. Setelah uji coba

dilakukan, kemudian dilakukan analisis butir soal tes sebagai berikut:

a. Uji Validitas Isi

Menurut Budiyono (2003:58) suatu instrumen valid menurut validitas isi

apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari

keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada penelitian ini uji validitas

dimaksudkan untuk menguji apakah isi tes sudah sesuai dengan isi kurikulum

yang hendak diukur. Agar tes hasil belajar mempunyai validitas isi, perlu

diperhatikan hal-hal berikut :

1) Bahan uji harus dapat mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran

tercapai baik ditinjau dari materi maupun proses belajar.

2) Titik berat bahan yang diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan

yang diajarkan.

3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak diajarkan untuk menjawab

pertanyaan tes dengan benar.

Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi yang tinggi,

biasanya penilaian dilakukan oleh para pakar (experts judgment). Dalam hal

ini, para pakar menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pembuat tes telah

menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi yang akan diukur.

Langkah selanjutnya, para penilai menilai apakah masing-masing butir tes

Page 66: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang

ditentukan.

b. Uji Reliabilitas

Tes prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian adalah tes obyektif.

yaitu untuk jawaban benar diberi skor 1 sedangkan jawaban salah diberi

skor 0. Untuk itu digunakan rumus Kuder-Richardson dengan KR-20 untuk

menghitung tingkat reliabilitas yaitu:

÷÷ø

öççè

æ -÷øö

çèæ

-= å

2

2

11 1 t

iit

s

qps

nn

r

dengan :

r11 = indeks reliabilitas instrumen

n = cacah butir instrumen

st2 = variansi total

pi = proporsi cacah subjek yang menjawab benar pada butir ke-i

qi = 1 – pi, i = 1, 2, …, n

Tes dikatakan reliabel jika r11 > 0,7.

(Budiyono, 2004:69)

c. Daya Pembeda

Suharsimi Arikunto (2004:211) mengemukakan bahwa daya pembeda

soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang

baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja.

Page 67: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang), seluruh peserta tes

dikelompokkan menjadi dua kelompok sama besar, yaitu 50% kelompok atas

dan 50% kelompok bawah.

Rumus untuk menentukan indeks daya pembeda adalah:

B

B

A

A

J

B

J

BD -=

dengan:

D = indeks daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya kelompok atas

JB = banyaknya kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah D ³ 0,2.

(Suharsimi Arikunto, 2004:213-214)

d. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang

memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk

menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:

JsB

P =

P = Indeks kesukaran

B = Banyak peserta tes yang menjawab soal benar

J = Jumlah seluruh peserta tes

Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika 0,30 ≤ P ≤ 0,70.

(Suharsimi Arikunto, 2004:212)

Page 68: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini teknik statistik

dengan uji variansi 2 x 3 dengan sel tak sama. Sebelum dilakukan analisis

variansi, dilakukan uji prasyarat analisis variansi, yaitu uji normalitas populasi

dan uji homogenitas variansi. Untuk lebih jelasnya, dalam uraian berikut akan

ditampilkan beberapa uji statistik yang relevan dengan penelitian.

1. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau tidak sebelum mendapat

perlakuan, dengan kata lain secara statistik uji ini dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan rataan yang berarti dari dua sampel. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rapot siswa SMA kelas XI. Statistik

uji yang digunakan adalah uji t.

Langkah – langkah uji keseimbangan rataan sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : 1µ = 2µ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama)

H1 : 1µ ¹ 2µ (kedua kelompok memiliki kemampuan awal berbeda)

b. Tingkat signifikansi : a = 5%

c. Statitik uji

21

21

11

)(

nns

XXt

p +

-=

~ t ( 221 -+nn )

( ) ( )2

11

21

222

2112

-+-+-

=nn

snsns p

Page 69: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Keterangan :

t = harga statistik yang diuji t ~ t ( 221 -+nn )

X 1 = rata-rata nilai raport kelas XI semester 2 kelompok eksperimen 1

X 2 = rata-rata nilai raport kelas XI semester 2 kelompok eksperimen 2

s12 = variansi kelompok eksperimen 1

s22 = variansi kelompok eksperimen 2

1n = jumlah siswa kelompok eksperimen 1

2n = jumlah siswa kelompok eksperimen 2

b. Daerah kritik

雇鍀 实诅耈丐耈 屎迨耈叠潜 ;剖 Ƽ耈Ƽ锅 耈 驶耈叠潜 ;剖阻 dengan v = ni + n2 - 2

c. Keputusan uji

H0 ditolak jika tobs Î DK

H0 ditolak jika tobs 叼 DK

(Budiyono, 2009:151)

2. Uji Persyaratan Analisis Variansi

Uji persyaratan analisis variansi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji normalitas populasi dan uji homogenitas variansi.

a. Uji Normalitas Populasi

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan metode uji lilliefors.

Langkah-langkah pengujian normalitas adalah :

Page 70: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Statistik Uji

L = Maks |F(zi) - S(zi)|

dengan :

F (zi) = P (Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1)

zi = skor standar

zi =

( )s

X i C-

s = standar deviasi

S (zi) : proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah z

Xi skor item

3) Taraf Signifikansi (a ) = 5%

4) Daerah Kritik (DK)

DK = {L[L > L α ; n} ; n adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika Lobs Î DK

H0 ditolak jika Lobs 叼 DK

6) Kesimpulan

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima

(Budiyono, 2009:171)

Page 71: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel

penelitian berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama. Untuk

menguji homogenitas variansi ini digunakan metode Bartlett. dengan statistik

uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : s12 = s2

2 = ... = sk2 (populasi-populasinya homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (populasi-populasinya tidak homogen)

2) Tingkat signifikan : a = 5%

3) Statistik uji

úû

ùêë

é-= å

=

k

jjj sfRKGf

c 1

22 loglog303,2

c

Keterangan :

c 2 ~ c 2 (k-l)

k = banyaknya cacah sampel

N = Banyaknya seluruh nilai ( ukuran )

j = 1, 2, …, k

f = N – k = Derajat kebebasan untuk RKG

fj = nj – 1 = Derajat kebebasan untuk 2js

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j

c = úúû

ù

êêë

é-

-+ å ffk j

11)1(3

11

Page 72: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

RKG =

( ) ( ) 2

2

2 1; jjj

jjj

j

j snn

xxSS

f

SS-=-= åå

å

4) Daerah kritik

DK = { c 2÷ c 2 > 2

1: -kac }

5) Keputusan uji

H0 ditolak jika c 2 Î DK atau H0 diterima jika c 2 Ï DK

6) Kesimpulan

Populasi-populasi homogen jika H0 diterima. (Budiyono, 2004:176)

3. Uji Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan

sel tak sama, dengan model sebagai berikut:

Xijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Dengan:

Xijk = data amatan data ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

i = 1, 2

j = 1, 2, 3

k = 1, 2, … nij, nij = cacah data amatan pada setiap sel ij

m = rerata dari seluruh data amatan (pada populasi)

ai = efek baris ke-i terhadap Xijk

bj = efek kolom ke- j terhadap Xijk

(ab)ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j terhadap Xijk

Page 73: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

εijk = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µij) yang

berdistribusi normal dengan rataan 0.

(Budiyono, 2004:228)

Tabel 3.3. Tabel Analisis Variansi

Faktor B

Faktor A

b1 b2 b3

a1

a2

AB11

AB21

AB12

AB21

AB13

AB31

Keterangan:

a1 = Media komputer dengan macromedia flash MX

a2 = Media komputer dengan microsoft power point

b1 = Kemampuan awal tinggi

b2 = Kemampuan awal sedang

b3 = Kemampuan awal rendah

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan

dengan jalan sel tak sama, yaitu :

a. Hipotesis

H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2

H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol

H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3

H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol

H0AB : (αβij) = 0 untuk setiap i= 1, 2 dan j = 1, 2, 3

H1AB : paling sedikit ada satu (αβij) yang tidak nol

Ketiga pasang hipotesis ini ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis berikut:

H0A : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat

Page 74: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

H1A : Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat

H0B : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

H1B : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat

H0AB : Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat

H1AB : Ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat

b. Komputasi

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-

notasi sebagai berikut:

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i kolom ke-j)

hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel = å

ji ijn

pq

,

1

å=ji

ijnN, = banyaknya seluruh data amatan

= jumlah kuadrat deviasi data amatan

pada sel ij

ijAB = rataan pada sel ij.

å=i

iji ABA= jumlah rataan pada baris ke迨i

å=j

ijj ABB= jumlah rataan pada kolom ke迨j

å=ji

ijABG, = jumlah rataan semua sel

1) Komponen Jumlah Kuadrat

ij

kijk

kijkij n

X

XSS

2

2÷ø

öçè

æ

-=å

å

Page 75: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

a) = pqG2

b) = å

jijiSS c) =

åi

2i

qA

d) = å

j

2i

pB

e) = å

ji

jiAB2

2) Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima jumlah

kuadrat, yaitu:

JKA = 봐闺呻呻呻 [(3) - (1)]

JKB = 봐闺呻呻呻 [(4) - (1)]

JKAB = 봐闺呻呻呻 [(1) + (5) – (3) – (4)]

JKG = (2)

JKT = JKA +JKB + JKAB + JKG

dengan:

JKA = jumlah kuadrat baris

JKB = jumlah kuadrat kolom

JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom

JKG = jumlah kuadrat galat

JKT = jumlah kuadrat total

3) Derajat Kebebasan (dk)

dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkAB = (p – 1) (q – 1)

dkG = N – pq

dkT = N – 1

Page 76: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4) Rerata kuadrat

RKA = dkAJKA

RKAB = dkABJKAB

RKG = dkGJKG

RKB = dkBJKB

c. Statistik Uji

1) Untuk Fa = 观鍀a观鍀剐 dan nilai variabel random berdistribusi F pada derajat

kebebasan p – 1 dan N – pq.

2) Untuk Fb = 观鍀n观鍀剐 dan nilai variabel random berdistribusi F pada derajat

kebebasan q – 1 dan N – pq.

3) Untuk Fab = 观鍀an观鍀剐 dan nilai variabel random berdistribusi F pada derajat

kebebasan (p – 1)(q – 1) dan N – pq.

d. Taraf Signifikansi α = 0,05

e. Daerah Kritik

1) Untuk Fa adalah DKa = {F| F > Fα; p-1; N-pq}

2) Untuk Fb adalah DKb = {F| F > Fα; q-1; N-pq}

3) Untuk Fab adalah DKab = {F| F > Fα; (p-1)(q-1); N-pq}.

f. Keputusan Uji

H0 ditolak jika Fhitung terletak di daerah kritik

g. Rangkuman Analisis

Page 77: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 3.4. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber varian JK dk RK F obs F a P

A (Baris) JKA dkA RKA Fa F* < a atau > a

B (Kolom) JKB dkB RKB Fb F* < a atau > a

Interaksi AB JKAB dkAB RKAB Fab F* < a atau > a

Kesalahan JKG dkG RKG - -

Total JKT dkT - - -

h. Keputusan uji

H0 ditolak apabila Fobs 碉 DK

(Budiyono, 2004:227)

4. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava (komparasi ganda) adalah tindak lanjut dari analisis

varian, jika hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis nol ditolak. Tujuannya

untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata tetapi setiap pasangan

kolom, baris dan setiap pasangan sel. Model komparasi ganda yang dipakai adalah

model Scheffe.

Beberapa langkah dalam menerapkan model Scheffe yaitu :

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

c. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk komparasi rerata antar kolom:

÷÷ø

öççè

æ+

-=-

ji

jiji

nnRKG

XXF

..

2..

..11

)(

Page 78: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Untuk komparasi rerata antar sel pada baris yang sama:

)11

(

)( 2

ikij

ikijikij

nnRKG

XXF

+

-=-

Untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama:

)11

(

)( 2

kjij

kjij

kjij

nnRKG

XXF

+

-=-

1) Menentukan tingkat signifikasi (a = 0,05)

2) Menentukan daerah kritik (DK) dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Daerah kritik untuk komparasi antar kolom DK ={F|F>(q – 1) Fα;(q-1;N-pq)}

Daerah kritik untuk komparasi antar sel pada baris yang sama atau kolom

yang sama DK={F | F > (pq – 1) Fα;(pq-1;N-pq)} .

(Budiyono, 2004:201-214)

Page 79: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Prasyarat untuk Uji Keseimbangan

Sebelum melakukan uji keseimbangan terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam

penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas

pada penelitian ini menggunakan uji normalitas dari Lilliefors. Hasil analisis

uji normalitas dengan tingkat signifikan 5% pada masing-masing sampel

sebagai berikut:

1) Analisis kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1, diperoleh

Lmaks = 0,0638 dan Ltabel = 0,1059, sedangkan daerah kritik

DK = {L | L > 0,1059} sehingga Lmaks = 0,0638 Ï DK. Jadi H0 diterima

yang berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15).

2) Analisis kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 2, diperoleh

Lmaks = 0,0859 dan Ltabel = 0,1144, sedangkan daerah kritik

DK = {L | L > 0,1144} sehingga Lmaks = 0,0859 Ï DK. Jadi H0 diterima

yang berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16).

Page 80: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel-sampel

dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen (mempunyai variansi

yang sama). Uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett.

Hasil Analisis Uji homogenitas dari kemampuan awal siswa kelas

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh c2hitung = 0,0194, dan

c2tabel = 3,841, sedangkan daerah kritik DK = {c2 | c2 > 3,841} sehingga

c2hitung = 0,0194 Ï DK. Jadi H0 diterima, ini berarti variansi-variansi kedua

populasi tersebut sama (homogen), (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

Lampiran 17).

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan (uji beda rata-rata) dilakukan untuk mengetahui apakah

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang

atau tidak, sebelum masing-masing mendapat perlakuan. Dengan kata lain

statistik uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan mean

yang berarti (signifikan) dari dua sampel yang independen.

Hasil analisis data tersebut dengan uji keseimbangan rata-rata yang

menggunakan uji t diperoleh t = 1,3281. Daerah kritik untuk uji keseimbangan

tersebut adalah {t | t < -t-0,025 = -1,97867 atau t > t0,025 = 1,97867}. Karena

tobs bukan anggota daerah kritik maka dapat disimpulkan bahwa kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dalam keadaan seimbang atau berasal

dari dua populasi memiliki kemampuan awal sama. Hasil selengkapnya pada

Lampiran 18.

Page 81: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

B. Deskripsi Data

1. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang berupa tes hasil belajar matematika materi

pokok integral, sebelum digunakan untuk pengambilan data terlebih dahulu

dilakukan uji validitas isi, kemudian diujicobakan kepada 72 siswa kelas XII

SMA Negeri 1 Bulik. yang selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dan analisis butir

soal. Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar matematika

diperoleh data sebagai berikut:

a. Validitas Isi

Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Untuk

mengetahui validitas tes prestasi belajar matematika dengan

validator. Validator dalam penelitian ini adalah Abdul Kohar, S.Pd dan

Drs. Murhan. Dalam validitas isi ini validator menilai bahwa kisi-kisi yang

dibuat telah mewakili isi (substansi) yang diukur sebagai materi prasyarat

belajar integral, dan masing-masing butir soal yang disusun telah cocok atau

relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. Lembar validasi tes

prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat pada Lampiran 8.

b. Daya Beda

Berdasarkan indeks daya beda, tampak bahwa item nomor 5, 8, 19, 21 dan

31 pada prestasi belajar tidak efektif digunakan dalam tes, karena mempunyai

indeks daya beda dibawah 0,20. Jadi jumlah soal yang dapat digunakan ada 30

soal. Jadi item yang indeks daya bedanya kecil dibuang, sebab pada soal-soal

yang lain indikator yang diperlukan untuk tes prestasi sudah terwakili. Untuk

perhitungan selengkapnya disajikan pada (Lampiran 10).

Page 82: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

c. Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan rumus

Kuder-Richardson dengan KR-20. Suatu tes dikatakan reliabel jika

reliabilitasnya (r11) > 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan Uji Reliabilitas

diperoleh r11 = 0,857 jadi r11 > 0,70, maka tes prestasi belajar matematika

siswa reliabel (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9).

d. Tingkat Kesukaran

Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat

dilihat bahwa dari 35 soal tes, terdapat 30 soal yang memenuhi tingkat

kesukaran antara 0,30 < TK < 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 30 soal

dinyatakan baik dan dapat digunakan peneliti dalam penelitian. Soal yang

dibuang yaitu nomor 5, 8, 19, 21 dan 31 (perhitungan selengkapnya dapat di

lihat Lampiran 11).

Dari uraian hasil uji coba instrumen diatas dapat disimpulkan bahwa 30

butir soal tes prestasi matematika dinyatakan reliabel dan valid secara validitas isi.

Hasil perhitungan daya pembeda 30 butir soal dinyatakan baik. Dari ke-30 butir

soal tersebut digunakan peneliti untuk penelitian.

Soal yang gunakan yaitu nomor 1, 2, 3, 4 ,6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34 dan 35 serta soal yang

tidak digunakan yaitu nomor 5, 8, 19, 21 dan 31. Reliabilitas instrumen setelah

yang tidak valid di buang sebesar 0,868 (r11 = 0,868 ). Hal ini berarti tes prestasi

belajar matematika reliabel.

Page 83: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Data Skor Prestasi Belajar Matematika

Untuk memperoleh data skor prestasi belajar matematika siswa diperoleh

dari tes prestasi. Rata-rata nilai prestasi untuk kelas eksperimen 1 adalah 70,3714

dan rata-rata nilai prestasi kelompok eksperimen 2 adalah 66,6000. Sedangkan

deviasi standar untuk kelompok eksperimen 1 adalah 8,8713 dan deviasi standar

untuk kelas eksperimen 2 adalah 8,7182 (perhitungan terperinci pada

Lampiran 13).

Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh: (perhitungan terperinci

pada Lampiran 14).

Tabel 4.1. Rangkuman Rataan Prestasi Belajar Siswa

Kemampuan Awal Rataan

Marginal Total

Tinggi Sedang Rendah

Eksperimen 1 76,0000 66,5769 66,6875 70,3714 209,2644

Eksperimen 2 68,5238 66,5500 64,5263 66,6000 199,6001

Rataan

Marginal 72,7959 66,5652 65,5143

Total 144,5238 133,1269 131,2138 408,8645

C. Pengujian Prasyarat untuk Anava

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dari tes prestasi belajar matematika dengan

menggunakan uji Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk tingkat signifikansi

5% pada masing-masing sampel sebagai berikut:

Page 84: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

a. Analisis prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1, diperoleh

Lmaks = 0,1024 dan Ltabel = 0,1059, sedangkan daerah kritik

DK = {L | L > 0,1059} sehingga Lmaks = 0,1024 Ï DK. Jadi H0 diterima yang

berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 19).

b. Dari hasil analisis tes prestasi belajar matematika siswa kelompok

eksperimen 2, Lmaks = 0,0984 dan Ltabel = 0,1144, sedangkan daerah kritik

DK = {L | L > 0,1144} sehingga Lmaks = 0,0984 Ï DK. Jadi H0 diterima yang

berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 20).

c. Hasil analisis kemampuan awal siswa kategori tinggi, Lmaks = 0,1007 dan

Ltabel = 0,1266, sedangkan daerah kritik DK = {L | L > 0,1266} sehingga

Lmaks = 0,0936 Ï DK. Jadi H0 diterima yang berarti sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 21).

d. Hasil analisis kemampuan awal siswa kategori sedang, Lmaks = 0,1006 dan

Ltabel = 0,1306, sedangkan daerah kritik DK = {L | L > 0,1306} sehingga

Lmaks = 0,1006Ï DK. Jadi H0 diterima yang berarti sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 22).

e. Hasil analisis kemampuan awal siswa kategori rendah, Lmaks = 0,1312 dan

Ltabel = 0,1498, sedangkan daerah kritik DK = {L | L > 0,1498} sehingga

Lmaks = 0,1312 Ï DK. Jadi H0 diterima yang berarti sampel berasal dari

Page 85: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

populasi yang berdistribusi normal (Perhitungan lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 23).

Tabel 4.2. Hasil Analisis Uji Normalitas

Uji Normalitas Lobs LTabel Keputusan Kesimpulan

Kelompok Eksperimen 1 0,1024 0,1059 H0 diterima Normal

Kelompok Eksperimen 2 0,0984 0,1144 H0 diterima Normal

Kemampuan Awal Tinggi 0,1007 0,1266 H0 diterima Normal

Kemampuan Awal Sedang 0,1006 0,1306 H0 diterima Normal

Kemampuan Awal Rendah 0,1312 0,1498 H0 diterima Normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlett.

Uji homogenitas dilakukan dua kali yaitu uji homogenitas antara baris

(uji homogenitas prestasi belajar matematika ditinjau dari pendekatan

konstruktivisme dengan media komputer) dan uji homogenitas antar kolom (uji

homogenitas prestasi belajar matematika ditinjau dari kemampuan awal). Uji

homogenitas antar baris dan uji homogenitas antar kolom tersebut sudah cukup

untuk menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen, sehingga

tidak perlu dilakukan uji homogenitas antar sel pada baris yang sama maupun uji

homogenitas antar sel pada kolom yang sama. Berdasarkan analisis perhitungan

diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Uji homogenitas pada pendekatan konstruktivisme dengan suatu media

komputer untuk prestasi belajar siswa diperoleh c2obs = 0,0183 dan c2

tabel =

3,841, sedangkan daerah kritik DK = {c2 | c2 > 3,841} sehingga c2

obs =

0,0183 Ï DK. Jadi H0 diterima, ini berarti variansi-variansi prestasi belajar

Page 86: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pada masing-masing media komputer (kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2) sama atau homogen (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

Lampiran 24).

b. Uji homogenitas pada kemampuan awal siswa kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2 diperoleh c2obs = 4,2385 dan c2

tabel = 5,991,

sedangkan daerah kritik = {c2 | c2 > 5,991} sehingga c2obs = 2,3025 Ï DK.

H0 diterima, ini berarti ketiga prestasi belajar pada masing-masing variansi

kemampuan siswa (tinggi, sedang dan rendah) sama atau homogen

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat Lampiran 25).

Tabel 4.3. Hasil Analisis Uji Homogenitas

Uji Homogenitas k c2 obs c2

0,05;n Keputusan Kesimpulan

Pendekatan

konstruktivisme dengan

media komputer

2 0,0194 3,841 H0 diterima Homogen

Kemampuan awal 3 4,2385 5,991 H0 diterima Homogen

D. Pengujian Hipotesis

1. Analisi Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan (2x3) dengan sel tidak sama

disajikan dalam Tabel berikut:

Page 87: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak sama

Sumber JK Dk RK Fobs Fα Keputusan Pendekatan

konstruktivisme dengan

media komputer (A)

325,5143 1 325,5143 4,8768 3,9175

5 Ditolak

Kemampuan Awal (B)

1082,8731 2 541,4365 8,1117 3,0692

9 Ditolak

Interaksi (AB) 307,7302 2 153,8651 2,3052 3,0692

9 Diterima

Galat (G) 8276,7086 124 66,7476

Total (T) 9992,8262 129

Berdasarkan hasil analisis variansi seperti disajikan pada rangkuman di atas

dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Fa = 4,8768 > Ftabel = 3,91755, maka H0A ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

pendekatan konstruktivisme dengan media animasi macromedia flash MX dan

media microsoft power point mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap

prestasi belajar siswa.

b. Fb = 8,1117 > Ftabel = 3,06929, maka H0B ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah) mempunyai pengaruh

yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa.

c. Fab = 2,3052 < Ftabel = 3,06929, maka HAB diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme pada media

komputer (macromedia flash MX dan microsoft power point) dengan

kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) terhadap prestasi belajar siswa.

(perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26).

Page 88: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2. Uji Komparasi Ganda

Karena H0A ditolak berarti tidak semua kemampuan awal memberikan

efek yang sama terhadap prestasi belajar. Dengan kata lain pasti terdapat paling

sedikit dua rataan yang tidak sama. Karena variabel kemampuan awal mempunyai

kategori (tinggi, sedang, rendah), maka komparasi ganda perlu dilakukan untuk

melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rataan yang berbeda. Adapun

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Scheffe.

Dari hasil perhitungan uji komparasi ganda tersebut dapat dirangkum pada

tabel sebagai berikut:

a. Uji komparasi ganda antar baris

Tabel 4.5. Rataan Masing-Masing Antar Sel

Pendekatan

konstruktivisme

dengan media

komputer

Kemampuan Awal

Tinggi Sedang Rendah Rataan

Marginal

macromedia flash MX 76,0000 66,5769 66,6875 70,3714

Microsoft Power Point 68,5238 66,5500 64,5263 66,6000

Rataan Marginal 72,7959 66,5652 65,5143

Dari tabel di atas, diperoleh rataan marginal untuk pembelajaran pada

pendekatan konstruktivisme dengan media macromedia flash MX adalah

70,3714 dan rataan marginal untuk pembelajaran pada pendekatan

konstruktivisme dengan media microsoft power point adalah 66,6000. Karena

rataan marginal untuk pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan

Page 89: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

media macromedia flash MX lebih tinggi daripada rataan marginal untuk

pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft

power point maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran pada pendekatan

konstruktivisme dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada

Pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft

power point.

b. Uji komparasi ganda antar kolom

Dari hasil analisis variansi dua jalan diperoleh keputusan H0B ditolak

atau setidaknya terdapat sepasang rerata kolom yang tidak sama secara

signifikan. Untuk itu perlu dilakukan uji komparasi ganda antar kolom untuk

melacak lebih lanjut perbedaan rerata setiap pasang pada kolom. Hal ini

berarti tidak semua kategori kemampuan awal memberikan efek yang sama

terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok integral.

Hasil perhitungan komparasi ganda antar kolom dapat dilihat pada tabel

berikut: (perhitungan terperinci dapat dilihat pada Lampiran 27).

Tabel 4.6. Rangkuman Data Komparasi Ganda Antar Kolom

H0 Fhitung Ftabel Keputusan

µ.1 = µ.2 13,7997 6,13858 H0 ditolak

µ.1 = µ.3 16,2183 6,13858 H0 ditolak

µ.2 = µ.3 0,3939 6,13858 H0 diterima

Dari tabel di atas dapat disimpulkan:

1) Terdapat perbedaan rerata antara kemampuan awal tinggi dengan

kemampuan awal sedang. Ini berarti prestasi belajar pada siswa yang

Page 90: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

berkemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi siswa yang

berkemampuan awal sedang.

2) Terdapat perbedaan antara rerata secara signifikan antara kemampuan

awal tinggi dengan kemampuan awal rendah. Dilihat dari rataannya

berarti prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal tinggi lebih

baik dari pada prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal rendah.

3) Tidak terdapat perbedaan rerata secara signifikan antara kemampuan

awal sedang dengan kemampuan awal rendah. Dilihat dari rataannya

berarti prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal sedang sama

dengan prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal rendah.

c. Uji komparasi ganda antar sel

Dari hasil analisis variansi dua jalan diperoleh keputusan bahwa

H0AB diterima. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara pendekatan

konstruktivisme dengan media komputer dan kemampuan awal siswa

terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok integral, sehingga uji

komparasi antar sel tidak perlu dilakukan.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama (H0A)

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α = 5 %

diperoleh Fa= 4,8768 dengan F0,05:1,124 = 3,91755. Karena Fa lebih dari F0,05:1,124

sehingga H0A ditolak. Ini berarti pendekatan konstruktivisme dengan media

macromedia flash MX memberikan prestasi yang berbeda dengan pendekatan

konstruktivisme dengan media microsoft power point pada materi pokok integral.

Page 91: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Dengan melihat rataan marginal prestasi belajar siswa pada masing-masing

kelompok diperoleh rataan marginal pendekatan konstruktivisme dengan media

macromedia flash MX sebesar 70,3714 sedangkan rataan marginal pendekatan

konstruktivisme dengan media microsoft power point sebesar 66,6000, maka

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dengan pendekatan konstruktivisme

dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa

dengan pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk hipotesis pertama bahwa

prestasi belajar matematika pendekatan konstruktivisme dengan media

macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar dengan pendekatan

konstruktivisme dengan media microsoft power point pada materi integral.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Joe Garofalo dan

Randy L. Bell (2004) yang menyatakan bahwa Animasi flash dapat membantu

siswa mengembangkan pemahamannya mengenai ide matematika melalui

berbagai macam tampilan (meliputi numerik, aljabar, grafik, pictoral maupun

verbal). Tampilan tersebut dapat tampil secara langsung maupun bertahap

disesuaikan dengan konsep yang akan disampaikan, kebutuhan guru, dan

keinginan pengembang. Flash juga menawarkan lingkungan yang mendorong

kreativitas dan eksplorasi. juga penelitian yang dilakukan oleh oleh Ranty Aditya

Anggriamurti (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika dengan

pendekatan kontruktivisme dapat meningkatkan penalaran logis siswa, respon

siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan kontruktivisme

menunjukkan respon positif.

Page 92: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2. Hipotesis Kedua (H0B)

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α = 5 %

diperoleh Fb = 8,1117 dengan F0,05;2;124 = 3,06929. Karena Fb lebih dari F0,05;2;124

sehingga H0B ditolak. Ini berarti setidaknya terdapat sepasang rerata antara siswa

yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang tidak sama secara signifikan

terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok integral.

Berdasarkan perhitungan komparasi ganda antar kolom dengan α = 0,05

dengan daerah kritik (DK) = {F|F > 2 F0,05;2;124 = {F|F > 6,13858} diperoleh hasil

sebagai berikut;

a. F.1-.2 = 13,7997 lebih dari F0,05;2;124 = 6,13858 sehingga H0 ditolak. Hal ini

berarti bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan

awal tinggi dengan kemampuan awal sedang terhadap prestasi belajar

matematika.

Selanjutnya dengan melihat rataan marginal yang diperoleh siswa

kemampuan awal tinggi sebesar 72,7959, sedangkan rataan marginal yang

diperoleh siswa kemampuan awal sedang sebesar 66,5652. Karena rataan

marginal siswa kemampuan awal tinggi lebih tinggi dari rataan marginal

siswa kemampuan awal sedang, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

siswa kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi siswa kemampuan

awal sedang.

b. F.1-.3 = 16,2183 lebih dari F0,05;2;124 = 6,13858 sehingga H0 ditolak. Hal ini

berarti terdapat perbedaaan rerata yang signifikan antara kemampuan awal

tinggi dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar matematika.

Selanjutnya dengan melihat rataan marginal yang diperoleh siswa

Page 93: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kemampuan awal tinggi sebesar 72,7959, sedangkan rataan marginal yang

diperoleh siswa kemampuan awal rendah sebesar 65,5143. Karena rataan

marginal siswa kemampuan awal tinggi lebih tinggi dari rataan marginal

siswa kemampuan awal rendah, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

siswa kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi siswa kemampuan

awal rendah.

c. F.2-.3 = 0,3939 kurang dari F0,05;2;124 = 6,13858 sehingga H0 diterima. Hal ini

berarti bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara

kemampuan awal sedang dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi

belajar matematika. Sehingga prestasi belajar siswa kemampuan awal sedang

sama dengan prestasi belajar siswa kemampuan awal rendah.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk hipotesis kedua bahwa

prestasi belajar siswa kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi siswa

kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa kemampuan awal

tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa kemampuan awal rendah dan

prestasi belajar siswa kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa

kemampuan awal rendah.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh I Putu Eka

Wilantara (2003) yang menyatakan bahwa pestasi belajar matematika pokok

bahasan Persamaan dan Fungsi Kuadrat meningkat dengan pembelajaran simulasi

komputer, juga penelitian yang dilakukan oleh Elly’s Marsina Mursidik (2008)

yang menyatakan bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Page 94: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

3. Hipotesis Ketiga (H0AB)

Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α = 5 %

diperoleh Fab = 2,3052 dengan F0,05;2;124 = 3,06929. Karena Fab kurang dari

F0,05;2;124 sehingga H0AB diterima. Ini berarti tidak terdapat interaksi yang

signifikan antara pendekatan konstruktivisme dengan media komputer dan

kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok

integral. Hal ini berarti, perbandingan antara kemampuan awal tinggi, sedang dan

rendah untuk setiap media pembelajaran mengikuti perbandingan marginalnya.

Dengan memperhatikan rataan marginalnya maka prestasi belajar siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal sedang pada masing-masing media komputer,

sedangkan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih

baik daripada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah

dan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang sama

dengan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada

masing-masing media komputer.

Dengan demikian dapat disimpulkan untuk hipotesis ketiga bahwa pada

masing-masing pendekatan konstruktivisme dengan media komputer

(macromedia flash MX dan microsoft power point) prestasi belajar siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal rendah dan prestasi belajar siswa yang

Page 95: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

mempunyai kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa dengan

kemampuan awal rendah.

Karena Fab kurang dari Ftabel sehingga H0AB diterima. Ini juga berarti tidak

terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan konstruktivisme dengan

media komputer dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar matematika pada

materi pokok integral. Hal ini berarti, perbandingan antara pendekatan

konstruktivisme dengan macromedia flash MX dan pendekatan konstruktivisme

dengan microsoft power point untuk setiap tingkatan kemampuan awal mengikuti

perbandingan marginalnya. Dengan memperhatikan rataan marginalnya maka

prestasi belajar dengan macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar

siswa dengan microsoft power point. Hal ini berlaku untuk siswa dengan

kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing tingkatan

kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) prestasi belajar siswa pada

pendekatan konstruktivisme dengan macromedia flash MX lebih baik daripada

prestasi belajar siswa pada pendekatan konstruktivisme microsoft power point.

Page 96: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan :

1. Terdapat pengaruh media komputer terhadap prestasi belajar matematika

pada materi integral. Prestasi belajar siswa pada pendekatan konstruktivisme

dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar

siswa pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point

pada materi integral.

2. Terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa

pada materi integral. Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi

lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal sedang,

sedangkan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih baik

daripada prestasi siswa dengan kemampuan awal rendah dan prestasi belajar

siswa dengan kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa

dengan kemampuan awal rendah pada materi pokok integral.

3. Tidak ada interaksi antara media pembelajaran yang digunakan dengan

kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok

integral. Pada pendekatan konstruktivisme dengan suatu media komputer

(macromedia flash MX dan microsoft power point) prestasi belajar siswa yang

mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal sedang, sedangkan prestasi belajar siswa

Page 97: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi belajar

siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah dan prestasi belajar siswa

yang mempunyai kemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar

siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada materi pokok integral.

Sedangkan pada kategori kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah)

prestasi belajar siswa pada pendekatan konstruktivisme dengan media

macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa pada

pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point materi

pokok integral.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan konstruktivisme pada

media pembelajaran dengan menggunakan macromedia flash MX materi pokok

integral menghasilkan prestasi lebih baik jika dibandingkan dengan pendekatan

konstruktivisme pada media microsoft power point. Hal ini dikarenakan

pembelajaran matematika menggunakan media macromedia flash MX memiliki

keunggulan utama yaitu animasi. Membuat animasi dengan macromedia flash MX

dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa dalam memahami konsep

matematika, terutama dapat menyajikan simulasi atau tampilan menarik bahkan

dapat dilihat lebih jelas. sehingga media komputer dengan program macromedia

flash MX dapat dipakai sebagai salah satu alternatif guru matematika dalam

rangka meningkatkan prestasi belajar matematika.

Page 98: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Kemampuan awal ternyata juga berpengaruh terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Hal ini berarti bahwa kemampuan awal juga berperan penting

dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan awal yang tinggi maka siswa

dapat mengikuti pelajaran dengan baik dibandingkan siswa yang memiliki

kemampuan awal matematika sedang. Hal ini dikarenakan siswa dengan

kemampuan awal tinggi lebih aktif mencari penyelesaian suatu masalah dan

mereka cenderung lebih kritis daripada siswa dengan kemampuan awal sedang.

Dengan adanya pemilihan media yang tepat dengan mempertimbangkan

aspek yang terdapat pada diri siswa serta ditunjang dengan adanya kemampuan

awal tinggi dari siswa maka dapat dipastikan hasil belajar siswa akan dapat

ditingkatkan secara optimal.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pendidik dalam

upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan prestasi belajar yang

dicapai siswa. Pengajaran dengan media komputer dengan menggunakan

macromedia flash MX dan microsoft power point dapat dijadikan suatu

pertimbangan bagi guru sebagai alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran

kepada siswa. Selain itu guru juga harus memperhatikan kemampuan awal siswa

dalam rangka meningkatkan prestasi belajar matematika karena kemampuan awal

merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini, maka peneliti

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran bagi kepala sekolah

Page 99: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

a. Kepala sekolah sebaiknya menyarankan kepada guru matematika, agar

dalam dapat memperoleh hasil yang optimal harus memilih media

pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah menggunakan media

komputer dengan macromedia flash MX.

b. Agar proses pembelajaran matematika dengan menggunakan media

komputer dengan macromedia flash MX dapat berjalan dengan baik dan

menghasilkan prestasi belajar yang optimal, sebaiknya kepala sekolah

memfasilitasi guru-guru yang memang memperdalam model pembelajaran

ini melalui pelatihan-pelatihan baik lokal maupun nasional bahkan

internasional.

c. Sebaiknya kepala sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk

menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran

matematika dengan menggunakan media macromedia flash MX, sehingga

memperoleh hasil yang optimal.

2. Saran bagi para guru

a. Seorang guru hendaknya memperhatikan aspek-aspek penting yang dapat

meningkatkan keberhasilan siswa dalam prestasi belajar, salah satunya

adalah dengan macromedia flash MX. Oleh karena itu guru diharapkan

dapat mengembangkan kreativitas guna inovasi dalam pembelajaran agar

anak tidak bosan dan jenuh.

b. Dalam menggunakan media komputer yang menggunakan program

macromedia flash MX, guru hendaknya mengadakan persiapan sebaik

mungkin, agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Page 100: EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME … · integral (2) Untuk mengetahui pada masing-masing tingkatan kemampuan awal (tinggi, sedang dan rendah) manakah yang memberikan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3. Saran bagi siswa

Sebaiknya siswa-siswa mengikuti dengan aktif dan sungguh-sungguh jalannya

pembelajaran dari awal sampai akhir, agar tercapai apa yang dicita-citakan.

4. Saran bagi para peneliti / calon peneliti

Diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini dalam lingkup yang

lebih luas. Penulis berharap, para peneliti dapat meneruskan atau

mengembangkan penelitian ini untuk variabel-variabel lain yang sejenis atau

media-media pembelajaran lain yang lebih inovatif, sehingga dapat menambah

wawasan dan dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya

pada pembelajaran matematika.