Ekonomi Regional: Konsep dan Praktek di...

45
Ekonomi Regional: Konsep dan Praktek di Indonesia Sonny HB Harmadi Plt. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan Kemenko PMK, Staf Pengajar Tetap Universitas Indonesia

Transcript of Ekonomi Regional: Konsep dan Praktek di...

Ekonomi Regional: Konsep

dan Praktek di Indonesia

Sonny HB HarmadiPlt. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan

Kemenko PMK, Staf Pengajar Tetap Universitas Indonesia

Konsep Dasar Ekonomi

Dan Ekonomi Regional

“Regional

economics can not

ignore the

standard

economics

problem”

Apa itu ilmu ekonomi?

• Scarcity

• Choices

• Decision Making

Arus gerak di perekonomian

Perusahaan Rumah Tangga

Gaji / upah

Tenaga kerja

Tenaga kerja

(faktor produksi)

Barang & Jasa

Konsumsi

Pertanyaan Mendasar dalam Ilmu Ekonomi

Ilmu Ekonomi (Samuelson,1961)

- What commodities should be produced?

- How commodities be produced?

- When the commodities be produced?

- Why commodities be produced?

Ekonomi Pertahanan:

- Spesifik untuk sektor pertahanan

Konsep Dasar

• Ekonomi regional: cabang ilmu ekonomi

yang mempelajari aktifitas ekonomi dan

interaksi antar agen ekonomi dari aspek

spasial sebagai bagian dari ekonomi

nasional maupun antar negara secara

keseluruhan.

• Homogeneous region, nodal region,

planning region.

Region dalam Perekonomian

Global

• Peran region dalam perekonomian nasional telah berubah akibat globalisasi, penyesuaian struktural, dan desentralisasi;

• Skala besar, intensif energi, aglomerasi ekonomi localization and urbanization economies.

• Borderless world…perusahaan banyak pilihan karena setiap region menerapkan best practices.

9

Dari Mass-Production Economy ke Knowledge-

Based Economy

Mass-Production Economy Knowledge-Based EconomyBasis of Comparative advantage based on: Sustainable advantage based on:

Competitiveness -Natural resources -Knowledge creation

-Physical Labor -Continuous improvement

-Low-cost production -Speed to market

Production Mass-Production Knowledge-Based Production

System -Physical labor as source of value -Continous creation

-Separation of innovation and production -Knowledge as source of value

-Synthesis of innovation and production

Human Low-skill, low-cost labor Knowledgeable workers

Infrastructure Limited education and learning Continuous education and learning

Traditional Tools: Economic Base

• Economic base model: model sederhana untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi andalan dalam proses pertumbuhan daerah.

• Di perekonomian terdapat dua sektor, basis dan non-basis.

• Model ini berangkat dari anggapan bahwa ekspor (ke luar daerah/negara) sangat mempengaruhi tingkat pembangunan daerah.

Traditional Tools: Economic Base

Bn

T

nB

T

nTBT

nTN

NBT

1

1

1

1

n

in

r

ir

ir

E

EE

E

LQ

T = total employment E = employment

B = basic employment i = industry

N = non-basic employment r/n= region r/ national

Traditional Tools:

Shift Share Analysis• Digunakan untuk menganalisis kinerja daerah;

• Analisis shift-share digunakan untuk mengetahui perubahan struktur perekonomian dan pertumbuhannya. Ada 3 komponen:

(1) National Share. Jika daerah tumbuh seperti rata-rata nasional, maka peranannya terhadap nasional akan tetap.

(2) Proportional Shift/ Sectoral Mix Effect/ Composition Shift. Daerah dapat tumbuh lebih cepat dari rata-rata nasional jika mempunyai sektor yang tumbuh lebih cepat dari nasional.

(3) Differential Shift/Regional Share/Competitive Effectyaitu perbedaan antara pertumbuhan daerah secara aktual dengan pertumbuhan daerah jika menggunakan pertumbuhan sektoral untuk nasional.

SHIFT SHARE ANALYSIS --- ILUSTRATIVE EXAMPLE

Assume two industry (sector) economy; national and regional data

available for 1970, 1980; national projections available for 1990.

I. Data National Data Regional Data

1970 Change 1980 Change 1990 1970 Change 1980

Agric. 1000 [0,75] 750 [0,80] 600 20 [1,20] 24

Manuf. 4000 [1,50] 6000 [1,25] 7500 180 [1,30] 234

Total 5000 [1,35] 6750 [1,20] 8100 200 [1,29] 258

II. Analysis

Growth: G

Find Actual growth (1980 total minus 1970 total for region).

in the nation

G = 258 - 200 = 58

Regional Share: R

Find what growth would have been if total employment in region grew as total

employment in the nation.

R = 200[1,35] - 200 = 270 - 200 = 70

Shift: S

Find change in region's share of national total employment.

S = G - R = 58 - 70 = -12

Proportional (Industry-Mix) Shift: Sp

Find how growth would have differed if each industry grew as that industry nationally

rather than grew as total employment nationally.

Sp = 20[0,75 - 1,35] + 180[1,50 - 1,35] = -12 + 27 = +15

Positive value indicates that our region has higher proportion of employment in national

fast growth industries than the nation

Differential (Competitive) Shift: Sd

Find how employment growth in region's industries differed from growth in those

industries at national level.

Sd = 20[1,20 - 0,75] + 180[1,30 - 1,50] = +9 + (-36) = -27

Negative value indicates that, in the aggregate, our region's industries failed to grow

as their national counterparts.

Summary:

G = R + Sp + Sd

58 = 70 + 15 - 27

We grew slower than the nation in total despite a strong industrial mix because

our industries failed to grow as their national counterparts.

Traditional Tools: Input-Output

Analysis

• Analisis Input Output (I-O) teknik untuk menelaah

hubungan antar industri dalam jangka waktu tertentu.

Menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor.

Tabel Input-Output

Sektor Total

Produksi Output

1 2 C I G E X

Sektor 1 z11 z12 C1 I2 G2 E2 X1

Produksi 2 z21 z22 C2 I2 G2 E2 X2

Nilai L L1 L2 LC LI LG LE L

Tambah N N1 N2 NC NI NG NE N

Impor M M1 M2 MC MN MG MN M

Total Input X X1 X2 C I G E X

Permintaan Akhir

Traditional Tools: Keynesian

Multiplier Effects

450

∆Y

AD2

AD1

AD

Aggregate

Demand (AD)

In 4

5

a

b c

Income (Y)

Traditional Tools: Keynesian

Multiplier Effects

rrrrrr MXGICY

rr cYCC

rr mYMM

rr tYT

tmYMXGItcYCY rrrrrr 11

MXGICtmYtcYY rrrrrr 11

tmc

MXGICY rrr

r

11

tmckr

11

1

Traditional Tools: Keynesian

Multiplier Effects

tiYII rr 1

tgYGG rr 1

tmYMXgYGiYItcYCY rrrrrr 11

tgimc

MXGICY r

r

11

MXGICkY rrr

tgimckr

11

1

Pendekatan Baru dalam

Ekonomi Regional

• Bagaimana region mereposisi dirinya

untuk merespon globalisasi?

• Pendekatan baru: konsep futures for

regions dan how futures might be

analyzed?

• Menggunakan multi sector analysis (MSA)

untuk mengetahui potensi dan resiko

sektoral di suatu region di masa depan.

Ketidakpastian Masa Depan

0%

100% 0%

Unknown Futures

Pre

dic

tabili

ty o

f F

utu

res

Control Over Futures

Sequential Futures

Planned Futures

Probable Futures

Possible Futures

Possible Futures

Unpredictable Futures

Perlunya Teknik Baru

• Quantitative techniques are certainly very

powerful analytic tools, but they do have

limitations in enabling us to confidently predict

regional futures (Mintzberg 1994).

• Qualitative techniques also may be used to help

explain the reason for economic patterns

occurring in a region and economic possibilities

for the future (Stimson, 2002)

Modern Tools: Multi Sector Analysis

(MSA)

• MSA adalah suatu alat analisis kualitatif

untuk menghitung “competitiveness of

factors” yang memiliki kontribusi terhadap

pembangunan region.

• Pertama kali diaplikasikan di Far North

Queensland (1998), Vietnam (2000),

Washington DC (2001).

Modern Tools: Multi Sector Analysis

(MSA)

MSA Analysis

• Kita punya 3 regional index: index of competitive

competencies, anticipated risk index, potential

collaboration index. Ketiganya digunakan untuk

mengukur regional competitiveness index.

• Kita punya 3 industry index: industry competitive

competency index, anticipated risk index,

industry collaboration index. Ketiganya

digunakan untuk mengukur industry

competitiveness index dan menetapkan sektor

unggulan daerah.

Pembangunan Regional

di Indonesia

Isu-isu Penting Perekonomian Global &

Nasional 2018

L-

1

Ekonomidomestik

membaik tp mshhrs trus dipacu

Tahun Poli-tik/Pilkadaserentak(Potensi

instabltas)

Belumoptimalnyakapasitasproduksinasional

Kapasitas& kualitas

SDM masihharus

dtingkatkn

Korupsidan

birokrasiyang tidak

efisien

Kmiskinan&

Ksenjangan turun tapimsh perludiercepat

Ekon duniamenguat tp msh

dbyangi ktdk-pastian

Ekonomi AS, EU,

Jepang, dan Cina

semakin membaik

Ketegangangeopolitik

(Korut, Iran & Laut Cina

Selatan -LCS)

KenaikanskbungaThe FED

mendo-rongarus balik

modal

Perubahanstrategi

pembangun-an Cina

(reposition)

Perang da-gang (trade war) AS vs

Cina & KRISIS TURKI

Sumber: Bloomberg, IMF, WB, BI, Kemenkeu &

Bappenas

Pentingnya Pembangunan Regional

• Pembangunan ekonomi tidak bisa

tersebar secara merata begitu saja

• Bedakan antara growth dan development

• Kita ingin pembangunan berkualitas

• Ada norma-norma yang harus

diperhatikan

PETA PERSEBARAN DAN

PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL

122 kab

20142009

199 kab

*70 kab

Keluar

DOB 34

183 kab

target keluar

2004

199-50+ 34

2019

75 kab

DOB 9

keluar

50 kab

183-70+ 9 DOB

47kab

122-75

*Berdasarkan Kepmen PDT No. 141 Tahun 2014 tentang Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun

2014

27

Peta Sebaran Program Keahlian

SMK

• Program keahlian SMK masih didominasi oleh bidang teknik dan bisnis

manajemen. Namun, persebarannya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan

Pulau Sumatera.Peta Sebaran Program Studi

Politeknik

• Program studi politeknik didominasi oleh bidang teknik dan terapan, namun masih

terkonsentrasi di kawasan barat Indonesia.

Bisnis

Manajemen

Agribisnis

Desain dan Seni

Pariwisata

Kesehatan

Teknik

Ekonomi

Manajemen

Pertanian

Pariwisata

Kesehatan

Teknik dan

Terapan

Lingkungan

Sosial Humaniora

Ilmu Dasar&Alam

28

KETIMPANGAN SEBARAN

GALANGAN KAPAL NASIONAL

29

26% 25%

37%

Sumber: Kementerian Perindustrian (2012)

Jumlah Galangan Kapal:

250 Galangan

Jawa:

92 Galangan

Sumatera:

65 Galangan

Kalimantan:

62 Galangan

12%

30 Galangan

88%

220 Galangan

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

30

Kebutuhan penanganan infrastruktur

untuk mendukung 13 Kawasan Industri

sebesar Rp.55,444.8 Triliun

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG

14 KAWASAN INDUSTRI DI LUAR JAWA

SUMATERA1. Kuala Tanjung - Sumut2. Seimangke – Sumut3. Tanggamus - Lampung

KALIMANTAN4. Batulicin – Kalsel5. Ketapang - Kalbar6. Landak - Kalbar;7. Jorong - Kalsel

SULAWESI7. Palu – Sulteng8. Morowali - Sulteng9. Bantaeng - Sulsel10. Bitung – Sulut11. Konawe – Sultra

PROYEK STRATEGIS

Pelabuhan: Pembangunan Pel.Kualatanjung, Tanjung Perak, Pontianak,

Bitung, Makassar, Banjarmasin, Kupang dan Halmahera

Tol: Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung

Jalan: Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang,

Jalan Susumuk-Bintuni

Kereta Api: Pembangunan jalur KA antara Manado – Bitung, Sei Mangke –

Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT dan

Elektrifikasi Manggarai–Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar Kereta Api .

Listrik: Pembangunan pembangkit listrik (PLTU Kualatanjung, Asahan 3,

Pangkalan Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2

Kupang, PLTU Ketapang (FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU

Bengkayang, Parit Baru, Pulau Pisau, PLTA Konawe, PLTA/MH Morowali,

Bantaeng dan PLTGU Tangguh.

Bandara: Pengembangan Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang,

Pengembangan, Halu Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado dan Bandara

Syamsuddin Noor-Banjarmasin

SEKTOR INVESTASI

Bandara 8,200.00

Jalan 8,079.74

Kereta Api 10,085,00

Ketenagalistrikan 10,477.06

Pelabuhan 17,664.00

Sumber Daya AIR 939.00

Total 55,444,80

MALUKU12. Buli, Halmahera

Timur-MaluT

PAPUA13. Teluk Bintuni,

Papua Barat

31

Arah Pengembangan Kawasan

Ekonomi

• Mengembangkan kembali daerah yang

sudah mengalami depresi

• Mendorong dekonsentrasi regional

• Memodifikasi sistem perkotaan nasional

• Mendorong keseimbangan antar wilayah

Penduduk vs Ekonomi

• Apakah ada keterkaitan antara persebaran

penduduk dan persebaran aktivitas

ekonomi?

• Apa kaitan dinamika penduduk dengan

potensi pertumbuhan ekonomi?

• Bagaimana kaitan transformasi struktural

dengan perkembangan sumberdaya

manusia?

• Bagaimana konfigurasi penduduk

Indonesia di masa depan?

Prasyarat Pusat Pertumbuhan

• Kawasan ekonomi harus mampu menjadi engine of growth

• Perlunya konfigurasi spasial dari perencanaanpusat pertumbuhan,

• Identifikasi aktifitas ekonomi dalam lokasi pusatpertumbuhan,

• Efek spillover yang diharapkan

• Posisi dari pusat pertumbuhan dalam sistemperkotaan

• Apakah kawasan ekonomi dapat menurunkanbiaya yang ditanggung perusahaan?

Tren ke Depan

• Indonesia akan menjadi penyumbangpertumbuhan ekonomi terbesar ke-6 di duniasetelah China, AS, India, Brazil, dan Rusia

• Ukuran GDP Indonesia terbesar ke-16 di dunia

• Indonesia sedang menghadapi periode bonus demografi sejak 2012 hingga 2042

• Konsentrasi aktivitas ekonomi masih didominasiJawa dan Sumatera, khususnya industrimanufaktur

• Indonesia masih akan fokus pada pengelolaanpangan, energi dan sumber daya maritim dankelautan

Tren Aktifitas Produksi

• Semakin sedikit membutuhkan tenaga

kerja

• Integrasi data dan teknologi

• Struktur organisasi yang semakin efisien

• Membutuhkan tenaga kerja terampil yang

spesifik

• Outsourcing of business processes

Infrastruktur yang Dibutuhkan

• Stimulus infrastruktur berhubungan

dengan infrastructure mix yang dibangun

• Pengembangan kawasan ekonomi harus

jelas level of technology dari aktivitas yang

dominan

• Kawasan ekonomi merupakan

implementasi yang bersifat jangka

panjang, memungkinkan adanya

penyesuaian-penyesuaian

INDIKATOR 2014

(baseline)2019

Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan

- Padi (Juta Ton) 70,6 82,0

- Jagung (Juta Ton) 19,13 24,1

- Kedelai (Juta Ton) 0,92 2,6

- Gula (Juta Ton) 2,6 3,8

- Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755,1

- Produksi perikanan (juta ton) 12,4 18,8

Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:

- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi

air permukaan , air tanah dan rawa (juta ha)8,9 9,89

- Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air

tanah dan rawa (juta ha)2,71 3,01

- Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak

(ribu ha)189,75 304,75

- Pembangunan waduk)* 21 49

ARAH KEBIJAKAN:

1.Peningkatan ketersediaan pangan melalui

penguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)

penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan

(menahan konversi sawah) dan perluasan

sawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii)

revitalisasi penyuluhan dan sistem perbenihan-

1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa

pertanian organik; (iv) bank untuk pertanian-

UKM-Koperasi; Produk perikanan: 40 juta ton

(ikan dll)**

2.Peningkatan aksesibilitas masyarakat

terhadap pangan: (i) pembangunan gudang dg

fasilitas pasca panen; pengendalian impor

melalui pemberantasan mafia impor; (ii)

penguatan cadangan pangan dan stabilisasi

harga pangan; (iii) pengembangan sistem logistik

ikan.

3.Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi

pangan dan gizi masyarakat: (i) konsumsi

protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah;

(ii) penggunaan pangan lokal non beras .

4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan

pangan: (i) benih adaptif perubahan iklim,

sekolah iklim dan asuransi pertanian.

CACATAN:

Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk

kedele fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe;

Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi

rumah tangga. * Kumulatif 5 tahun Slide - 38

SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Pangan)

ARAH KEBIJAKAN:

1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas

dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,

pengembangan gas non konvensional (shale gas

dan CBM).

2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan

Operasional Energi: (i) cadangan energi

pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka

menengah dan panjang untuk SD energi.

3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan

dalam bauran energi: (i) insentif dan harga yang

tepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati.

4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong

penggunaan SD energi utk penggunaan setempat;

(ii) pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke

BBG.

5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)

pengembangan insentif dan mekanisme

pendanaan utk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii)

audit energi; (iii) peningkatan peran perusahaan

layanan energi (ESCO).

6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih

transparan dan tepat sasaran

7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk

PLTA (kelistrikan)

INDIKATOR 2014 (baseline) 2019*

Rasio elektrifikasi 81,5% 96,6%

Konsumsi Listrik Perkapita 843KWh 1.200KWh

Peningkatan Produksi SD Energi:

- Minyak Bumi (ribu BM/hari) 818 700

- Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.224 1.295

- Batubara (Juta Ton) 421 400

Penggunaan DN (DMO):

- Gas bumi DN 53% 64%

- Batubara DN 24% 60%

Regasifikasi onshore (unit) - 6

Pembangunan FSRU (unit) 2 3

Jaringan pipa gas (km) 11.960 17.960

Pembangunan SPBG (unit) 40 118

Jaringan gas kota (sambungan rumah)

200 ribu 1 jt

Pembangunan kilang baru (unit) - 1

* Dengan badan usaha

Slide - 39

SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Energi)

INDIKATOR 2014

(BASELINE)2019

Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim

Penyelesaian pencatatan/deposit

pulau-pulau kecil ke PBB 13.466

17.466

(Selesai th 2017)

Penyelesaian batas maritim antar

negara1 negara 9 negara

Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar

• Meningkatnya ketaatan pelaku

perikanan52% 87%

Membangun Konektivitas Nasional:

Pengembangan pelabuhan untuk

menunjang tol laut-- 24

Pengembangan pelabuhan

penyeberangan210 270

Pembangunan kapal perintis 50 unit 104 unit

Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan

Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 40-50

Pengembangan pelabuhan

perikanan21 unit 24 unit

Peningkatan luas kawasan

konservasi laut15,7 juta ha 20 juta ha

ARAH KEBIJAKAN:

1. Penyelesaian tata batas dan batas landas

kontinen di luar 200 mil laut, serta

penamaan pulau2 dan pendaftarannya;

2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;

3. Penguatan lembaga pengawasan laut;

4. Peningkatan Koordinasi Dalam

Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana;

5. Meningkatkan pembangunan sistem

transportasi multimoda;

6. Melakukan upaya keseimbangan antara

transportasi yang berorientasi nasional

dengan transportasi yang berorientasi lokal

dan kewilayahan;

7. Percepatan pengembangan ekonomi

kelautan;

8. Meningkatkan dan mempertahankan

kualitas, daya dukung dan kelestarian

fungsi lingkungan laut;

9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari

serta penguatan SDM dan Iptek kelautan;

10.Meningkatkan harkat dan taraf hidup

nelayan serta masyarakat pesisir Slide - 40

SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Maritim dan Kelautan)

INDIKATOR 2014

(Baseline)2019

Pariwisata

Kontribusi terhadap PDB Nasional

4,2% 8 %

Wisatawan Mancanegara (Orang)

9 juta 20 juta

Wisatawan Nusantara (Kunjungan)

250 juta 275 juta

Devisa (triliun rupiah) 120 260

Industri

Sasaran Pertumbuhan:

Industri (%) 4,7 8.6

Kontribusi dalam PDB 20,7% 21,6%

Penambahan jumlah Industri

skala menengah dan besar- 9.000 unit*

ARAH KEBIJAKAN:

1. Pemasaran Pariwisata Nasional:

mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan

manca negara dan mendorong peningkatan

wisatawan nusantara

2. Pembangunan Destinasi Pariwisata:

meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata

sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di

luar negeri

3. Pembangunan Industri Pariwisata:

meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam

industri pariwisata nasional serta meningkatkan

keragaman dan daya saing produk / jasa

pariwisata nasional di setiap destinasi

periwisata yang menjdai fokus pemasaran

4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:

membangun sumber daya manusia pariwisata

serta organisasi kepariwisataan nasional

5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar

Pulau Jawa

6. Penumbuhan Populasi Industri dengan

menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha

7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas

(Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga

Kerja) * Kumulatif 5 tahun Slide - 41

SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Pariwisata dan Industri)

SASARAN PEMBANGUNAN

KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (1/3)

Indikator2014

(Baseline)2019

Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

a. Penurunan desa tertinggals.d. 5,000 desa

tertinggal

b. Peningkatan desa mandiripaling sedikit

2,000 desa

Pengembangan Kawasan Perbatasan

a. Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan(Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)

3 (111 lokasi prioritas)

10 (187 lokasi priorias)

b. Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan

12 pulau-pulau kecil terluar

berpenduduk

92 pulau kecil

terluar/terdepa

n

ARAH KEBIJAKAN:

Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa

termasuk permukiman transmigrasi sesuai dengankondisi geografis Desa.

2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembanganusaha ekonomi masyarakat Desa termasuk dipermukiman transmigrasi.

3. Pembangunan sarana bisnis/pusat bisnis diperdesaan.

4. Pengembangan komunitas teknologi perdesaan.5. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan

keber-dayaan, dan pembentukan modal sosialbudaya masyarakat Desa termasuk di permukimantransmigrasi

6. Penguatan Pemerintahan Desa7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasanperdesaan termasuk di kawasan transmigrasi.

8. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaantermasuk kawasan transmigrasi untuk mendorongketerkaitan desa-kota.

Pengembangan Kawasan Perbatasan

1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagaihalaman depan negara yang berdaulat, berdayasaing, dan aman.

2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayahperbatasan melalui peningkatan penyediaankebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi, aksesinfrastruktur.

Slide - 42

Indikator2014

(Baseline)2019

Pembangunan Daerah Tertinggal

a. Jumlah Daerah Tertinggal 122 (termasuk 9

DOB)

42

b. Kabupaten terentaskan 70 80

c. Rata-rata pertumbuhanekonomi di daerah tertinggal

7,1% *) 7,24%

d. Persentase penduduk miskindi daerah tertinggal

16,64% 14,0%

e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerahtertinggal

68,46 69,59

Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa

a. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa

7 14

b. Kawasan Industri n.a. 14

c. Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas(KPBPB)

4 4

* rata-rata 2010-2014 ** di Pulau Jawa ada 1 KEK (KEK Tanjung Lesung)

ARAH KEBIJAKAN:

Pengembangan Daerah Tertinggal

1. Promosi potensi daerah tertinggal untukmempercepat pembangunan

2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasarpublik.

3. Pengembangan perekonomian masyarakatyang didukung SDM yang berkualitas.

4. Pembangunan infrastruktur./konektivitas.

Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi

di Luar Jawa

1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah,melalui percepatan Industrialisasi/hilirisasipengolahan SDA (a) menciptakan nilaitambah; (b) menciptakan kesempatan kerjabaru, terutama industri manufaktur, industripangan, industri maritim, dan pariwisa.

2. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur

3. Pengembangan SDM dan IPTEK

4. Pengembangan regulasi dan kebijakan

5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usdahaa.l: Pelayanan Terpadu Satu Pintu(PTSP);dan pemberian insentif fiskal dannon fiskal .

Slide - 43

SASARAN PEMBANGUNAN

KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2/3)

Indikator2014

(Baseline)2019

Pembangunan Kawasan Perkotaan

a. Pembangunan Metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN danPusat Investasi

22+ 5(usulan

baru)

b. Optimalisasi 20 kota otonomiberukuran sedang di LuarJawa sebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi di LuarJawa

43 kotabelum

optimal perannya

20 dioptimalkan

perannya

c. Penguatan 39 pusatpertumbuhan sebagai PusatKegiatan Lokal (PKL) atauPusat Kegiatan Wilayah (PKW)

--

39pusat

pertumbuhan yang

diperkuat

d. Pembangunan 10 Kota BaruPublik --

10 Kota Baru

ARAH KEBIJAKAN:

1. Perwujudan Sistem Perkotaan

Nasional.

2. Percepatan pemenuhan Standar

Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk

mewujudkan kota aman, nyaman, dan

layak huni.

3. Pembangunan kota hijau yang

berketahanan iklim dan bencana.

4. Pengembangan kota cerdas yang

berdaya saing dan berbasis teknologi

dan budaya lokal.

5. Peningkatan kapasitas tata kelola

pembangunan perkotaan.

Slide - 44

SASARAN PEMBANGUNAN

KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3/3)

Terima Kasih45