Ekonomi Regional: Konsep dan Praktek di...
Transcript of Ekonomi Regional: Konsep dan Praktek di...
Ekonomi Regional: Konsep
dan Praktek di Indonesia
Sonny HB HarmadiPlt. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan
Kemenko PMK, Staf Pengajar Tetap Universitas Indonesia
Arus gerak di perekonomian
Perusahaan Rumah Tangga
Gaji / upah
Tenaga kerja
Tenaga kerja
(faktor produksi)
Barang & Jasa
Konsumsi
Pertanyaan Mendasar dalam Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi (Samuelson,1961)
- What commodities should be produced?
- How commodities be produced?
- When the commodities be produced?
- Why commodities be produced?
Ekonomi Pertahanan:
- Spesifik untuk sektor pertahanan
Konsep Dasar
• Ekonomi regional: cabang ilmu ekonomi
yang mempelajari aktifitas ekonomi dan
interaksi antar agen ekonomi dari aspek
spasial sebagai bagian dari ekonomi
nasional maupun antar negara secara
keseluruhan.
• Homogeneous region, nodal region,
planning region.
Region dalam Perekonomian
Global
• Peran region dalam perekonomian nasional telah berubah akibat globalisasi, penyesuaian struktural, dan desentralisasi;
• Skala besar, intensif energi, aglomerasi ekonomi localization and urbanization economies.
• Borderless world…perusahaan banyak pilihan karena setiap region menerapkan best practices.
9
Dari Mass-Production Economy ke Knowledge-
Based Economy
Mass-Production Economy Knowledge-Based EconomyBasis of Comparative advantage based on: Sustainable advantage based on:
Competitiveness -Natural resources -Knowledge creation
-Physical Labor -Continuous improvement
-Low-cost production -Speed to market
Production Mass-Production Knowledge-Based Production
System -Physical labor as source of value -Continous creation
-Separation of innovation and production -Knowledge as source of value
-Synthesis of innovation and production
Human Low-skill, low-cost labor Knowledgeable workers
Infrastructure Limited education and learning Continuous education and learning
Traditional Tools: Economic Base
• Economic base model: model sederhana untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi andalan dalam proses pertumbuhan daerah.
• Di perekonomian terdapat dua sektor, basis dan non-basis.
• Model ini berangkat dari anggapan bahwa ekspor (ke luar daerah/negara) sangat mempengaruhi tingkat pembangunan daerah.
Traditional Tools: Economic Base
Bn
T
nB
T
nTBT
nTN
NBT
1
1
1
1
n
in
r
ir
ir
E
EE
E
LQ
T = total employment E = employment
B = basic employment i = industry
N = non-basic employment r/n= region r/ national
Traditional Tools:
Shift Share Analysis• Digunakan untuk menganalisis kinerja daerah;
• Analisis shift-share digunakan untuk mengetahui perubahan struktur perekonomian dan pertumbuhannya. Ada 3 komponen:
(1) National Share. Jika daerah tumbuh seperti rata-rata nasional, maka peranannya terhadap nasional akan tetap.
(2) Proportional Shift/ Sectoral Mix Effect/ Composition Shift. Daerah dapat tumbuh lebih cepat dari rata-rata nasional jika mempunyai sektor yang tumbuh lebih cepat dari nasional.
(3) Differential Shift/Regional Share/Competitive Effectyaitu perbedaan antara pertumbuhan daerah secara aktual dengan pertumbuhan daerah jika menggunakan pertumbuhan sektoral untuk nasional.
SHIFT SHARE ANALYSIS --- ILUSTRATIVE EXAMPLE
Assume two industry (sector) economy; national and regional data
available for 1970, 1980; national projections available for 1990.
I. Data National Data Regional Data
1970 Change 1980 Change 1990 1970 Change 1980
Agric. 1000 [0,75] 750 [0,80] 600 20 [1,20] 24
Manuf. 4000 [1,50] 6000 [1,25] 7500 180 [1,30] 234
Total 5000 [1,35] 6750 [1,20] 8100 200 [1,29] 258
II. Analysis
Growth: G
Find Actual growth (1980 total minus 1970 total for region).
in the nation
G = 258 - 200 = 58
Regional Share: R
Find what growth would have been if total employment in region grew as total
employment in the nation.
R = 200[1,35] - 200 = 270 - 200 = 70
Shift: S
Find change in region's share of national total employment.
S = G - R = 58 - 70 = -12
Proportional (Industry-Mix) Shift: Sp
Find how growth would have differed if each industry grew as that industry nationally
rather than grew as total employment nationally.
Sp = 20[0,75 - 1,35] + 180[1,50 - 1,35] = -12 + 27 = +15
Positive value indicates that our region has higher proportion of employment in national
fast growth industries than the nation
Differential (Competitive) Shift: Sd
Find how employment growth in region's industries differed from growth in those
industries at national level.
Sd = 20[1,20 - 0,75] + 180[1,30 - 1,50] = +9 + (-36) = -27
Negative value indicates that, in the aggregate, our region's industries failed to grow
as their national counterparts.
Summary:
G = R + Sp + Sd
58 = 70 + 15 - 27
We grew slower than the nation in total despite a strong industrial mix because
our industries failed to grow as their national counterparts.
Traditional Tools: Input-Output
Analysis
• Analisis Input Output (I-O) teknik untuk menelaah
hubungan antar industri dalam jangka waktu tertentu.
Menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor.
Tabel Input-Output
Sektor Total
Produksi Output
1 2 C I G E X
Sektor 1 z11 z12 C1 I2 G2 E2 X1
Produksi 2 z21 z22 C2 I2 G2 E2 X2
Nilai L L1 L2 LC LI LG LE L
Tambah N N1 N2 NC NI NG NE N
Impor M M1 M2 MC MN MG MN M
Total Input X X1 X2 C I G E X
Permintaan Akhir
Traditional Tools: Keynesian
Multiplier Effects
450
∆Y
AD2
AD1
AD
Aggregate
Demand (AD)
In 4
5
a
b c
Income (Y)
Traditional Tools: Keynesian
Multiplier Effects
rrrrrr MXGICY
rr cYCC
rr mYMM
rr tYT
tmYMXGItcYCY rrrrrr 11
MXGICtmYtcYY rrrrrr 11
tmc
MXGICY rrr
r
11
tmckr
11
1
Traditional Tools: Keynesian
Multiplier Effects
tiYII rr 1
tgYGG rr 1
tmYMXgYGiYItcYCY rrrrrr 11
tgimc
MXGICY r
r
11
MXGICkY rrr
tgimckr
11
1
Pendekatan Baru dalam
Ekonomi Regional
• Bagaimana region mereposisi dirinya
untuk merespon globalisasi?
• Pendekatan baru: konsep futures for
regions dan how futures might be
analyzed?
• Menggunakan multi sector analysis (MSA)
untuk mengetahui potensi dan resiko
sektoral di suatu region di masa depan.
Ketidakpastian Masa Depan
0%
100% 0%
Unknown Futures
Pre
dic
tabili
ty o
f F
utu
res
Control Over Futures
Sequential Futures
Planned Futures
Probable Futures
Possible Futures
Possible Futures
Unpredictable Futures
Perlunya Teknik Baru
• Quantitative techniques are certainly very
powerful analytic tools, but they do have
limitations in enabling us to confidently predict
regional futures (Mintzberg 1994).
• Qualitative techniques also may be used to help
explain the reason for economic patterns
occurring in a region and economic possibilities
for the future (Stimson, 2002)
Modern Tools: Multi Sector Analysis
(MSA)
• MSA adalah suatu alat analisis kualitatif
untuk menghitung “competitiveness of
factors” yang memiliki kontribusi terhadap
pembangunan region.
• Pertama kali diaplikasikan di Far North
Queensland (1998), Vietnam (2000),
Washington DC (2001).
MSA Analysis
• Kita punya 3 regional index: index of competitive
competencies, anticipated risk index, potential
collaboration index. Ketiganya digunakan untuk
mengukur regional competitiveness index.
• Kita punya 3 industry index: industry competitive
competency index, anticipated risk index,
industry collaboration index. Ketiganya
digunakan untuk mengukur industry
competitiveness index dan menetapkan sektor
unggulan daerah.
Isu-isu Penting Perekonomian Global &
Nasional 2018
L-
1
Ekonomidomestik
membaik tp mshhrs trus dipacu
Tahun Poli-tik/Pilkadaserentak(Potensi
instabltas)
Belumoptimalnyakapasitasproduksinasional
Kapasitas& kualitas
SDM masihharus
dtingkatkn
Korupsidan
birokrasiyang tidak
efisien
Kmiskinan&
Ksenjangan turun tapimsh perludiercepat
Ekon duniamenguat tp msh
dbyangi ktdk-pastian
Ekonomi AS, EU,
Jepang, dan Cina
semakin membaik
Ketegangangeopolitik
(Korut, Iran & Laut Cina
Selatan -LCS)
KenaikanskbungaThe FED
mendo-rongarus balik
modal
Perubahanstrategi
pembangun-an Cina
(reposition)
Perang da-gang (trade war) AS vs
Cina & KRISIS TURKI
Sumber: Bloomberg, IMF, WB, BI, Kemenkeu &
Bappenas
Pentingnya Pembangunan Regional
• Pembangunan ekonomi tidak bisa
tersebar secara merata begitu saja
• Bedakan antara growth dan development
• Kita ingin pembangunan berkualitas
• Ada norma-norma yang harus
diperhatikan
PETA PERSEBARAN DAN
PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL
122 kab
20142009
199 kab
*70 kab
Keluar
DOB 34
183 kab
target keluar
2004
199-50+ 34
2019
75 kab
DOB 9
keluar
50 kab
183-70+ 9 DOB
47kab
122-75
*Berdasarkan Kepmen PDT No. 141 Tahun 2014 tentang Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun
2014
27
Peta Sebaran Program Keahlian
SMK
• Program keahlian SMK masih didominasi oleh bidang teknik dan bisnis
manajemen. Namun, persebarannya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan
Pulau Sumatera.Peta Sebaran Program Studi
Politeknik
• Program studi politeknik didominasi oleh bidang teknik dan terapan, namun masih
terkonsentrasi di kawasan barat Indonesia.
Bisnis
Manajemen
Agribisnis
Desain dan Seni
Pariwisata
Kesehatan
Teknik
Ekonomi
Manajemen
Pertanian
Pariwisata
Kesehatan
Teknik dan
Terapan
Lingkungan
Sosial Humaniora
Ilmu Dasar&Alam
28
KETIMPANGAN SEBARAN
GALANGAN KAPAL NASIONAL
29
26% 25%
37%
Sumber: Kementerian Perindustrian (2012)
Jumlah Galangan Kapal:
250 Galangan
Jawa:
92 Galangan
Sumatera:
65 Galangan
Kalimantan:
62 Galangan
12%
30 Galangan
88%
220 Galangan
Kebutuhan penanganan infrastruktur
untuk mendukung 13 Kawasan Industri
sebesar Rp.55,444.8 Triliun
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG
14 KAWASAN INDUSTRI DI LUAR JAWA
SUMATERA1. Kuala Tanjung - Sumut2. Seimangke – Sumut3. Tanggamus - Lampung
KALIMANTAN4. Batulicin – Kalsel5. Ketapang - Kalbar6. Landak - Kalbar;7. Jorong - Kalsel
SULAWESI7. Palu – Sulteng8. Morowali - Sulteng9. Bantaeng - Sulsel10. Bitung – Sulut11. Konawe – Sultra
PROYEK STRATEGIS
Pelabuhan: Pembangunan Pel.Kualatanjung, Tanjung Perak, Pontianak,
Bitung, Makassar, Banjarmasin, Kupang dan Halmahera
Tol: Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung
Jalan: Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang,
Jalan Susumuk-Bintuni
Kereta Api: Pembangunan jalur KA antara Manado – Bitung, Sei Mangke –
Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT dan
Elektrifikasi Manggarai–Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar Kereta Api .
Listrik: Pembangunan pembangkit listrik (PLTU Kualatanjung, Asahan 3,
Pangkalan Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2
Kupang, PLTU Ketapang (FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU
Bengkayang, Parit Baru, Pulau Pisau, PLTA Konawe, PLTA/MH Morowali,
Bantaeng dan PLTGU Tangguh.
Bandara: Pengembangan Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang,
Pengembangan, Halu Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado dan Bandara
Syamsuddin Noor-Banjarmasin
SEKTOR INVESTASI
Bandara 8,200.00
Jalan 8,079.74
Kereta Api 10,085,00
Ketenagalistrikan 10,477.06
Pelabuhan 17,664.00
Sumber Daya AIR 939.00
Total 55,444,80
MALUKU12. Buli, Halmahera
Timur-MaluT
PAPUA13. Teluk Bintuni,
Papua Barat
31
Arah Pengembangan Kawasan
Ekonomi
• Mengembangkan kembali daerah yang
sudah mengalami depresi
• Mendorong dekonsentrasi regional
• Memodifikasi sistem perkotaan nasional
• Mendorong keseimbangan antar wilayah
Penduduk vs Ekonomi
• Apakah ada keterkaitan antara persebaran
penduduk dan persebaran aktivitas
ekonomi?
• Apa kaitan dinamika penduduk dengan
potensi pertumbuhan ekonomi?
• Bagaimana kaitan transformasi struktural
dengan perkembangan sumberdaya
manusia?
• Bagaimana konfigurasi penduduk
Indonesia di masa depan?
Prasyarat Pusat Pertumbuhan
• Kawasan ekonomi harus mampu menjadi engine of growth
• Perlunya konfigurasi spasial dari perencanaanpusat pertumbuhan,
• Identifikasi aktifitas ekonomi dalam lokasi pusatpertumbuhan,
• Efek spillover yang diharapkan
• Posisi dari pusat pertumbuhan dalam sistemperkotaan
• Apakah kawasan ekonomi dapat menurunkanbiaya yang ditanggung perusahaan?
Tren ke Depan
• Indonesia akan menjadi penyumbangpertumbuhan ekonomi terbesar ke-6 di duniasetelah China, AS, India, Brazil, dan Rusia
• Ukuran GDP Indonesia terbesar ke-16 di dunia
• Indonesia sedang menghadapi periode bonus demografi sejak 2012 hingga 2042
• Konsentrasi aktivitas ekonomi masih didominasiJawa dan Sumatera, khususnya industrimanufaktur
• Indonesia masih akan fokus pada pengelolaanpangan, energi dan sumber daya maritim dankelautan
Tren Aktifitas Produksi
• Semakin sedikit membutuhkan tenaga
kerja
• Integrasi data dan teknologi
• Struktur organisasi yang semakin efisien
• Membutuhkan tenaga kerja terampil yang
spesifik
• Outsourcing of business processes
Infrastruktur yang Dibutuhkan
• Stimulus infrastruktur berhubungan
dengan infrastructure mix yang dibangun
• Pengembangan kawasan ekonomi harus
jelas level of technology dari aktivitas yang
dominan
• Kawasan ekonomi merupakan
implementasi yang bersifat jangka
panjang, memungkinkan adanya
penyesuaian-penyesuaian
INDIKATOR 2014
(baseline)2019
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan
- Padi (Juta Ton) 70,6 82,0
- Jagung (Juta Ton) 19,13 24,1
- Kedelai (Juta Ton) 0,92 2,6
- Gula (Juta Ton) 2,6 3,8
- Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755,1
- Produksi perikanan (juta ton) 12,4 18,8
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:
- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi
air permukaan , air tanah dan rawa (juta ha)8,9 9,89
- Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air
tanah dan rawa (juta ha)2,71 3,01
- Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak
(ribu ha)189,75 304,75
- Pembangunan waduk)* 21 49
ARAH KEBIJAKAN:
1.Peningkatan ketersediaan pangan melalui
penguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)
penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan
(menahan konversi sawah) dan perluasan
sawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii)
revitalisasi penyuluhan dan sistem perbenihan-
1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa
pertanian organik; (iv) bank untuk pertanian-
UKM-Koperasi; Produk perikanan: 40 juta ton
(ikan dll)**
2.Peningkatan aksesibilitas masyarakat
terhadap pangan: (i) pembangunan gudang dg
fasilitas pasca panen; pengendalian impor
melalui pemberantasan mafia impor; (ii)
penguatan cadangan pangan dan stabilisasi
harga pangan; (iii) pengembangan sistem logistik
ikan.
3.Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi
pangan dan gizi masyarakat: (i) konsumsi
protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah;
(ii) penggunaan pangan lokal non beras .
4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan
pangan: (i) benih adaptif perubahan iklim,
sekolah iklim dan asuransi pertanian.
CACATAN:
Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk
kedele fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe;
Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi
rumah tangga. * Kumulatif 5 tahun Slide - 38
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Pangan)
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas
dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,
pengembangan gas non konvensional (shale gas
dan CBM).
2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan
Operasional Energi: (i) cadangan energi
pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka
menengah dan panjang untuk SD energi.
3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan
dalam bauran energi: (i) insentif dan harga yang
tepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati.
4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong
penggunaan SD energi utk penggunaan setempat;
(ii) pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke
BBG.
5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)
pengembangan insentif dan mekanisme
pendanaan utk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii)
audit energi; (iii) peningkatan peran perusahaan
layanan energi (ESCO).
6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih
transparan dan tepat sasaran
7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk
PLTA (kelistrikan)
INDIKATOR 2014 (baseline) 2019*
Rasio elektrifikasi 81,5% 96,6%
Konsumsi Listrik Perkapita 843KWh 1.200KWh
Peningkatan Produksi SD Energi:
- Minyak Bumi (ribu BM/hari) 818 700
- Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.224 1.295
- Batubara (Juta Ton) 421 400
Penggunaan DN (DMO):
- Gas bumi DN 53% 64%
- Batubara DN 24% 60%
Regasifikasi onshore (unit) - 6
Pembangunan FSRU (unit) 2 3
Jaringan pipa gas (km) 11.960 17.960
Pembangunan SPBG (unit) 40 118
Jaringan gas kota (sambungan rumah)
200 ribu 1 jt
Pembangunan kilang baru (unit) - 1
* Dengan badan usaha
Slide - 39
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Energi)
INDIKATOR 2014
(BASELINE)2019
Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim
Penyelesaian pencatatan/deposit
pulau-pulau kecil ke PBB 13.466
17.466
(Selesai th 2017)
Penyelesaian batas maritim antar
negara1 negara 9 negara
Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar
• Meningkatnya ketaatan pelaku
perikanan52% 87%
Membangun Konektivitas Nasional:
Pengembangan pelabuhan untuk
menunjang tol laut-- 24
Pengembangan pelabuhan
penyeberangan210 270
Pembangunan kapal perintis 50 unit 104 unit
Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 40-50
Pengembangan pelabuhan
perikanan21 unit 24 unit
Peningkatan luas kawasan
konservasi laut15,7 juta ha 20 juta ha
ARAH KEBIJAKAN:
1. Penyelesaian tata batas dan batas landas
kontinen di luar 200 mil laut, serta
penamaan pulau2 dan pendaftarannya;
2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;
3. Penguatan lembaga pengawasan laut;
4. Peningkatan Koordinasi Dalam
Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana;
5. Meningkatkan pembangunan sistem
transportasi multimoda;
6. Melakukan upaya keseimbangan antara
transportasi yang berorientasi nasional
dengan transportasi yang berorientasi lokal
dan kewilayahan;
7. Percepatan pengembangan ekonomi
kelautan;
8. Meningkatkan dan mempertahankan
kualitas, daya dukung dan kelestarian
fungsi lingkungan laut;
9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari
serta penguatan SDM dan Iptek kelautan;
10.Meningkatkan harkat dan taraf hidup
nelayan serta masyarakat pesisir Slide - 40
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Maritim dan Kelautan)
INDIKATOR 2014
(Baseline)2019
Pariwisata
Kontribusi terhadap PDB Nasional
4,2% 8 %
Wisatawan Mancanegara (Orang)
9 juta 20 juta
Wisatawan Nusantara (Kunjungan)
250 juta 275 juta
Devisa (triliun rupiah) 120 260
Industri
Sasaran Pertumbuhan:
Industri (%) 4,7 8.6
Kontribusi dalam PDB 20,7% 21,6%
Penambahan jumlah Industri
skala menengah dan besar- 9.000 unit*
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pemasaran Pariwisata Nasional:
mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan
manca negara dan mendorong peningkatan
wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata:
meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata
sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di
luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata:
meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam
industri pariwisata nasional serta meningkatkan
keragaman dan daya saing produk / jasa
pariwisata nasional di setiap destinasi
periwisata yang menjdai fokus pemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:
membangun sumber daya manusia pariwisata
serta organisasi kepariwisataan nasional
5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar
Pulau Jawa
6. Penumbuhan Populasi Industri dengan
menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas
(Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga
Kerja) * Kumulatif 5 tahun Slide - 41
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN (Pariwisata dan Industri)
SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (1/3)
Indikator2014
(Baseline)2019
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
a. Penurunan desa tertinggals.d. 5,000 desa
tertinggal
b. Peningkatan desa mandiripaling sedikit
2,000 desa
Pengembangan Kawasan Perbatasan
a. Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan(Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)
3 (111 lokasi prioritas)
10 (187 lokasi priorias)
b. Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan
12 pulau-pulau kecil terluar
berpenduduk
92 pulau kecil
terluar/terdepa
n
ARAH KEBIJAKAN:
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa
termasuk permukiman transmigrasi sesuai dengankondisi geografis Desa.
2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembanganusaha ekonomi masyarakat Desa termasuk dipermukiman transmigrasi.
3. Pembangunan sarana bisnis/pusat bisnis diperdesaan.
4. Pengembangan komunitas teknologi perdesaan.5. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan
keber-dayaan, dan pembentukan modal sosialbudaya masyarakat Desa termasuk di permukimantransmigrasi
6. Penguatan Pemerintahan Desa7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasanperdesaan termasuk di kawasan transmigrasi.
8. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaantermasuk kawasan transmigrasi untuk mendorongketerkaitan desa-kota.
Pengembangan Kawasan Perbatasan
1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagaihalaman depan negara yang berdaulat, berdayasaing, dan aman.
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayahperbatasan melalui peningkatan penyediaankebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi, aksesinfrastruktur.
Slide - 42
Indikator2014
(Baseline)2019
Pembangunan Daerah Tertinggal
a. Jumlah Daerah Tertinggal 122 (termasuk 9
DOB)
42
b. Kabupaten terentaskan 70 80
c. Rata-rata pertumbuhanekonomi di daerah tertinggal
7,1% *) 7,24%
d. Persentase penduduk miskindi daerah tertinggal
16,64% 14,0%
e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerahtertinggal
68,46 69,59
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa
a. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa
7 14
b. Kawasan Industri n.a. 14
c. Kawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas(KPBPB)
4 4
* rata-rata 2010-2014 ** di Pulau Jawa ada 1 KEK (KEK Tanjung Lesung)
ARAH KEBIJAKAN:
Pengembangan Daerah Tertinggal
1. Promosi potensi daerah tertinggal untukmempercepat pembangunan
2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasarpublik.
3. Pengembangan perekonomian masyarakatyang didukung SDM yang berkualitas.
4. Pembangunan infrastruktur./konektivitas.
Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi
di Luar Jawa
1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah,melalui percepatan Industrialisasi/hilirisasipengolahan SDA (a) menciptakan nilaitambah; (b) menciptakan kesempatan kerjabaru, terutama industri manufaktur, industripangan, industri maritim, dan pariwisa.
2. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur
3. Pengembangan SDM dan IPTEK
4. Pengembangan regulasi dan kebijakan
5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usdahaa.l: Pelayanan Terpadu Satu Pintu(PTSP);dan pemberian insentif fiskal dannon fiskal .
Slide - 43
SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2/3)
Indikator2014
(Baseline)2019
Pembangunan Kawasan Perkotaan
a. Pembangunan Metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN danPusat Investasi
22+ 5(usulan
baru)
b. Optimalisasi 20 kota otonomiberukuran sedang di LuarJawa sebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi di LuarJawa
43 kotabelum
optimal perannya
20 dioptimalkan
perannya
c. Penguatan 39 pusatpertumbuhan sebagai PusatKegiatan Lokal (PKL) atauPusat Kegiatan Wilayah (PKW)
--
39pusat
pertumbuhan yang
diperkuat
d. Pembangunan 10 Kota BaruPublik --
10 Kota Baru
ARAH KEBIJAKAN:
1. Perwujudan Sistem Perkotaan
Nasional.
2. Percepatan pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk
mewujudkan kota aman, nyaman, dan
layak huni.
3. Pembangunan kota hijau yang
berketahanan iklim dan bencana.
4. Pengembangan kota cerdas yang
berdaya saing dan berbasis teknologi
dan budaya lokal.
5. Peningkatan kapasitas tata kelola
pembangunan perkotaan.
Slide - 44
SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3/3)