EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

21
MAKALAH EKOLOGI PERTANIAN Oleh: OKTAVIANUS ONGANG TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUAWANA TUNGGADEWI MALANG

Transcript of EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

Page 1: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

MAKALAH

EKOLOGI PERTANIAN

Oleh:

OKTAVIANUS ONGANG

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRIBHUAWANA TUNGGADEWI

MALANG

2015

Page 2: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Biologi lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari ilmu

pengetahuan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi berasal dari kata oikos

yang berarti rumah tangga dan logos yang mempunyai arti ilmu pengetahuan. Jadi, ekologi dapat

diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan

keadaan lingkungannya yang bersifat dinamis. Hubungan antara makhluk hidup dengan

lingkungannya sangat terbatas terhadap lingkungan yang bersangkutan, hubungan inilah yang

disebut dengan keterbatasan ekologi. Dalam keterbatasan ekologi terjadi degradasi ekosistem

yang disebabkan oleh dua hal yaitu peristiwa alami dan kegiatan manusia. Secara alami

merupakan peristiwa yang terjadi bukan karena disebabkan oleh perilaku manusia. Sedangkan

yang disebabkan oleh kegitan manusia yaitu degradasi ekosistem yang dapat terjadi diberbagai

bidang meliputi bidang pertanian, pertambangan, kehutanan, konstruksi jalan raya,

pengembangan sumber daya air dan adanya urbanisasi.

Indonesia mempunyai hutan tropis dunia sebesar 10 persen. Sekitar 12% keadaan hutan

di Indonesia yang merupakan bagian dari jumlah binatang yang tergolong jenis mamalia, 16%

persen merupakan bagian dari spesies amphibi dan binatang sejenis reptil dan 25% dari bagian

spesies sejenis burung dan sekitar 1.519 merupakan bagian dari spesies burung. Sisanya

merupakan endemik yang hanya dapat ditemui didaerah tersebut.

Tanaman merupakan makhluk hidup yang mempunyai akar, batang dan daun yang

berperan sebagai produsen bagi makhluk hidup lainnya.Dalam mineral dari dalam tanah, karbon

dioksida dari udara dan bantuan cahaya matahari. Proses inilah yang dinamakan proses

fotosintesis.Hasil fotosintesis ini tidak hanya berguna bagi tanaman, tetapi juga bagi hewan dan

manusia. Seperti yang dijelaskan di atas, proses fotosintesis membutuhkan energi matahari

karena matahari sebagai komponen utama dalam penyediaan energi selama proses berlangsung.

Page 3: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

B.     Rumusan Masalah

1.      Pengertian ekolo

2.      Hubungan ekologi tanaman dengan ilmu lain

3.      Tujuan dan Perkembangan Ekologi Tanaman

4.      Manfaat Ekologi Tanaman

5.      Keberlanjutan Ekologi

C.    Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui ekologi pertanian secara

umum. yaitu sebagai bahan pelajaran bagi saya sebagai mahasiswa yang memprogramkan mata

kulia Ekologi Pertanian dan menjadi bahan pelajaran dan bacaan bagi para pembaca.

Page 4: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Ekologi

Batasan pengertian ekologi tanaman cukup luas, namun dari dasar katanya mengandung

pengertian eko dan logi, dimana ekologi dapat ditelusuri dari asal katanya, yakni dari kata

“Oikos” artinya “lingkungan” dan “logos” artinya “ilmu”. Dengan demikian Ekologi Tanaman

adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tanaman di rumahnya atau berkaitan dengan

gejala hidup tumbuhan dalam lingkungan dimana dia hidup termasuk di dalamnya interaksi antar

tanaman dengan lingkungannya, atau dapat didefinisikan pula bahwa ekologi tanaman adalah

sebagai ilmu (logos) yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dan lingkungan

(oikos) atau lebih tepatnya adalah ilmu yang mempelajari pengaruh lingkungan terhadap

tanaman yang telah dibudidayakan dalam segala aspeknya.

Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman

dengan lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya, dan

mempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi.

B.      Penerapan Ekologi dalam Bidang Pertanian

Pertanian organik yang semakin berkembang belakangan ini menunjukkan adanya

kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sektor pertanian akan pentingnya

kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau dengan input bahan kimia memberi

bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian organik kemudian

dipercaya menjadi salah satu solusi alternatifnya.

Pengembangan pertanian organik secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar

lokalitas. Artinya pengembangan pertanian organik harus disesuaikan dengan daya adaptasi

tumbuh tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya,

sumber daya pendukung, manfaat sosial tanaman/ binatang bagi komunitas.

Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling bergantung

dan menghidupi, dan manusia adalah bagian di dalamnya. Prinsip ekologi dalam pertanian

organik didasarkan pada hubungan antara organisme dengan alam sekitarnya dan antarorganisme

Page 5: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

itu sendiri secara seimbang. Pola hubungan antara organisme dan alamnya dipandang sebagai

satu – kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar dalam

pengelolaan alam, termasuk pertanian.

Dalam pelaksanaannya, sistem pertanian organik sangat memperhatikan kondisi

lingkungan dengan mengembangkan metode budi daya dan pengolahan berwawasan lingkungan

yang berkelanjutan. Sistem pertanian organik diterapkan berdasarkan atas interaksi tanah,

tanaman, hewan, manusia, mikroorganisme, ekosistem, dan lingkungan dengan memperhatikan

keseimbangan dan keanekaragaman hayati. Sistem ini secara langsung diarahkan pada usaha

meningkatkan proses daur ulang alami daripada usaha merusak ekosistem pertanian

(agroekosistem).

Pertanian organik banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan

masa depan kehidupan manusia. Pertanian organik juga menjamin keberlanjutan bagi

agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal dipergunakan

sedemikian rupa sehingga unsur hara, bimassa, dan energi bisa ditekan serendah mungkin serta

mampu mencegah pencemaran.

Pemanfaatan bahan-bahan alami lokal di sekitar lokasi pertanian seperti limbah produk pertanian

sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik seperti kompos sangat efektif mereduksi

penggunaan pupuk kimia sintetis yang jelas-jelas tidak ramah lingkungan. Demikian juga dengan

pemanfaatan bahan alami seperti tanaman obat yang ada untuk dibuat racun hama akan

mengurangi penggunaan bahan pencemar bahaya yang diakibatkan pestisida, fungisida, dan

insektisida kimia.

Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organik, selain meningkatkan

efisiensi penggunaan pupuk, juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah dan

lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan. Di samping itu, banyak

mikroorganisme di alam yang memiliki kemampuan mereduksi dan mendegradasi bahan-bahan

kimia berbahaya yang diakibatkan pencemaran dari bahan racun yang digunakan dalam aktivitas

pertanian konvensional seperti racun serangga dan hama.

Dengan kemajuan teknologi, pertanian organik adalah pertanian ramah lingkungan yang

murah dan berteknologi sederhana (tepat guna) dan dapat dijangkau semua petani di Indonesia.

Serangga hama dan musuh alami merupakan bagian keanekaragaman hayati. Serangga hama

memiliki kemampuan berbiak yang tinggi untuk mengimbangi tingkat kematian yang tinggi di

Page 6: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

alam. Keseimbangan alami antara serangga hama dan musuh alami sering dikacaukan

penggunaan insektisida kimia yang hanya satu macam.

Pertanian organik bukan hanya baik bagi kesehatan, tetapi juga bagi lingkungan bumi.

Beberapa ahli pertanian Amerika Serikat yakin pertanian organik merupakan cara baru

mengurangi gas-gas rumah kaca yang menyumbang pemanasan global. Laurie Drinkwater, ahli

manajemen tanah dan ekologi Rodale Institute di Kutztown, Pennsylvania, AS bersama

koleganya membandingkan pertanian organik dengan metode sebelumnya yang menggunakan

pupuk kimia selama 15 tahun. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature (Desember

1998) jika pupuk organik digunakan dalam kawasan pertanian kedelai utama di AS, setiap tahun,

karbon dioksida di atmosfer dapat berkurang 1-2%.

Drinkwater mengatakan, pengurangan ini merupakan kontribusi yang sangat berarti.

Selain itu negara-negara industri sepakat dalam pertemuan Bumi di Kyoto Jepang untuk

mengurangi emisi karbondioksida sampai 5,2% dari tahun 1990 hingga tahun 2008-2012. Dalam

penelitian ini juga ditemukan, pertanian organik menggunakan energi 50% lebih kecil

dibandingkan dengan metode pertanian konvensional.

Demikianlah, fakta mengungkapkan bahwa sistem pertanian organik adalah pertanian

yang ramah lingkungan. Artinya, pelaku sistem pertanian organik telah berusaha tidak merusak

dan menganggu keberlanjutan komponen-komponen lingkungan yang terdiri atas tanah, air,

udara, tanaman, binatang, mikroorganisme, dan tentunya manusia.

C.    Hubungan Ekologi Pertanian dengan Ilmu Lain

Sebagian besar cabang ilmu yang terdapat pada budidaya pertanian berhubungan erat

dengan ilmu lingkungan, fisiologi tanaman dan melihat cakupan yang luas dari bidang ilmu

ekologi tanaman, maka ekologi tanaman merupakan ilmu yang memiliki hubungan yang erat

dengan bidang ilmu lainnya atau ilmu yang tidak berdiri sendiri, bukan hanya berhubungan

dengan yang terdapat dalam lingkup budidaya pertanian dalam arti luas tetapi juga dalam bidang

sosial kemasyarakatan. 

Dalam kaitannya dengan bidang agronomi, Sugito (1994) menjelaskan bahwa ekologi

tanaman dapat dipandang sebagai jembatan penghubung antara kelompok ilmu lingkungan di

satu pihak dengan kelompok ilmu tanaman di pihak lain seperti gambar berikut :

Page 7: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

Biokimia

 Klimatologi

Ilmu Tanah

Ekologi Tanaman

Fisiolog

I II

lmu Lingkungan                                                                                  Ilmu Tanaman

Hubungan Ekologi Tanaman dengan Ilmu Lain (Sumber Sugito, 1994)

Dari diagram tersebut, menunjukkan bahwa cakupan ekologi tanaman sebenarnya sangat

luas.  Ekologi tanaman mempelajari bagaimana pengaruh iklim, tanah dan faktor biotik termasuk

interaksi antara faktor-faktor tersebut mempengaruhi proses fisiologis tanaman, yang dapat

mengakibatkan pertumbuhan dan produksi tanaman terganggu.  Juga mencakup seluruh

komponen-komponen lainnya terhadap proses biokimia, fisiologi dan sifat genetik yang terjadi

dalam tubuh tanaman tidak lepas dari kajian yang terdapat dalam ekologi tanaman.

Ekologi tanaman dengan demikian merupakan dasar dalam agronomi, karena agronomi

itu sendiri mencakup pengelolaan, (nomos) tanaman dan lingkungannya (agros) untuk

mendapatkan pertumbuhan dan hasil panen yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki. Ekologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu biologi. Oleh

karenanya Ilmu Biologi sering disebut dengan biologi lingkungan. Ekologi merupakan bagian

kecil dari Biologi. Yang termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah organisma, populasi,

komunitas, ekosistem, dan biosfir. Jika kita perhatikan bahasan dalam mempelajari ekologi

ternyata masing-masing ilmu yang membahas suatu individu/grup tidak terlepas dari membahas

masalah ekologi. Dari penjelasan ini dapat dilihat ternyata ekologi merupakan ilmu yang

cakupannya amat luas. Bagaimana reaksi dari organisme atau individu atau kelompok individu

terhadap lingkungan atau sebaliknya juga dipelajari dalam ekologi. Organisma dalam pengertian

biologi ialah makhluk secara individu atau sesuatu kesatuan organ yang mempunyai tanda-tanda

dan aktifitas kehidupan. Organisma dalam biologi sering disebut sebagai individu.

Page 8: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

Pertumbuhan suatu tanaman dan hasil panen yang diperoleh pada dasarnya merupakan

hasil kerja atau pengaruh saling berkaitan antara sifat genetic tanaman dan pengaruh faktor luar

dimana tanaman tersebut tumbuh.

Oleh karena itu untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang tinggi,

pengetahuan tentang faktor lingkungan tumbuh tanaman ini menjadi sangat penting agar kita

dapat mengelola lingkungan tumbuh tersebut sebaik-baiknya, dalam arti cocok bagi

pertumbuhan tanaman yang diusahakan. Prinsip kecocokan dan ketidakcocokan (meracuni) bagi

tanaman telah diuraikan secara rinci oleh Fitter dan Hay (1994) yang menyimpulkan bahwa

kondisi yang baik atau yang cocok bagi tanaman adalah kondisi yang memungkinkan

pertumbuhan maksimum bagi kebanyakan species.  Sudah barang tentu bahwa sejumlah tanaman

akan memberikan respons yang kontinyu  bagi pembudidayaannya dalam keadaan tingkat

pemberian unsur hara yang tinggi, yang tidak akan berguna untuk waktu lama atau bahkan

merugikan terhadap lainnya, tetapi banyak species yang nampaknya beradaptasi terhadap habitat

yang paling tidak cocok.

Sesuai dengan Hukum Minimum dari Von Liebig yang menyatakan bahwa “apabila suatu

proses dipengaruhi oleh beberapa faktor, maka keberhasilan dari proses tersebut ditentukan oleh

salah satu faktor yang dalam keadaan minimum/terbatas”.  Dengan demikian demi keberhasilan

suatu proses produksi pertanian, sudah barang tentu harus memperhatikan seluruh faktor yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, baik faktor internal (sifat genetik)

maupun faktor eksternal (lingkungan tumbuh).

D.    Manfaat Ekologi Pertanian

Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain

yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman

sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang

optimum. Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan

dalam rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya

tanaman juga sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi jenis

tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang

digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor

pertanian.

Page 9: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

E.     Respon Tanaman Terhadap Radiasi Matahari

Cahaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman, dimana dalam unsur cahaya mencakup intensitas cahaya

(radiasi matahari), kualitas dan lamanya penyinaran.  Cahaya yang dapat terlihat (visible)

merupakan suatu bagian kecil (kira-kira 400 – 700 nm) dari spectrum radiasi matahari penuh dan

tanaman juga peka terhadap panjang gelombang lainnya.  Secara fisiologis, cahaya mempunyai

pengaruh baik langsung maupun tidak langsung.  Pengaruhnya pada metabolisme secara

langsung melalui fotosintesis, serta secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, keduanya sebagai akibat respons metabolisme yang langsung, dan lebih

kompleks oleh pengendalian morfogenesis.  Oleh karena itu radiasi matahari merupakan faktor

utama di antara faktor iklim yang lain, tidak hanya sebagai sumber energi primer tetapi karena

berpengaruh terhadap keadaan faktor-faktor yang lain seperti: suhu, kelembaban dan angin.

Respon tanaman terhadap radiasi matahari atau pengaruh radiasi terhadap tanaman pada

dasarnya dapat dibagi dalam tiga aspek seperti telah dijelaskan, yakni: (1). Intensitas; (2).

Kualitas; dan (3). Fotoperiodisitas.

F.     Keberlanjutan Ekologi

Keberlanjutan ekologis adalah upaya mengembangkan agroekosistem agar memiliki

kemampuan untuk bertahan dalam kurun waktu yang lama melalui pengelolaan terpadu untuk

memelihara dan mendorong peningkatan fungsi sumber daya alam yang ada. Pengembangan

sistem juga berorientasi pada keragaman hayati (biodiversity).

Praktik-praktik budidaya tanaman yang menyebabkan dampak negatif pada lingkungan

harus di hindari. Penulis menjumpai di lapangan, bahwa petani sering menyemprot pestisida

pabrikan walaupun tidak ada hama. Seolah ada ketakutan yang dalam jika tidak disemprot

pastilah akan kena serangan hama. Tanaman melon di Kab Sukoharjo Jateng misalnya, sejak

menjelang berbunga hingga menjelang panen, dapat di semprot dengan pestisida hingga tiga kali

sehari oleh petani.

Saking akrabnya petani dengan pola asal semprot-semprot ini ditunjukkan dengan

kebiasaan mereka menyebut pestisida sebagai obat. Padahal pestisida adalah racun (pest=hama

sida=racun) bukan obat. Bahkan banyak pula petugas penyuluh yang menyebut pestisida sebagai

Page 10: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

obat. Padahal sudah banyak ulasan tentang bahaya residu pestisida terhadap petani, lingkungan

dan konsumen.

Hal lain, kebiasaan menyemprot pestisida secara over-dosis ini dapat menyebabkan

tumbuhnya kekebalan pada hama yang selamat. Sehingga generasi hama berikutnya tidak lagi

mempan disemprot dengan dosis yang sama, atau pestisida yang sama. Di lapangan dijumpai

kebiasaan petani meng-oplos berbagai merk pestisida untuk mendapatkan hasil yang lebih

ampuh (dalam banyak kasus, justeru penyuluh pertanianlah yang mengajarkan petani akan

perihal berbahaya ini). Selain berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan, syarat mutlak

sistem pertanian berkelanjutan adalah keadilan sosial, dan kesesuaian dengan budaya lokal.

Yakni penghargaan martabat dan hak asasi individu serta kelompok untuk mendapat perlakuan

adil. Misalnya adanya perlindungan yang lebih tegas atas hak petani dalam penguasaan lahan,

benih dan teknologi lokal yang sering “dibajak” oleh kaum pemodal. Sistem yang harus

dibangun juga menyediakan fasilitas untuk mengakses informasi, pasar dan sumberdaya yang

terkait pertanian. Hal mana harus menjamin “harga keringat petani” untuk mendapat nilai tukar

yang layak, untuk kesejahteraan keluarga tani dan keberlanjutan modal usaha tani. Khususnya

akses atas lahan harus kembali dievaluasi dalam rangka menegakkan keadilan, dengan tanpa

membedakan jenis kelamin, posisi sosial, agama dan etnis. Contoh adanya ketimpangan keadilan

adalah (dalam konvensi di Indonesia?) bila si istri melakukan transaksi hak atas tanah, oleh

Notaris akan dimintakan surat kuasa dari suaminya. Sementara itu, budaya pertanian lokal sering

kali dilecehkan. Misalnya, sistem ladang berpindah orang Dayak sering dituduh merusak

lingkungan (yang benar, orang Dayak menggilirkan lahan secara berputar/siklus, bukan

berladang berpindah-pindah). Padahal sistem itu justeru melestarikan lingkungan dan sudah

teruji berabad-abad. Namun kebiasaan orang Dayak  menggulirkan siklus lahan ini dijadikan

kambing hitam atas dosa lingkungan dari jaringan penjarah kayu serta penjarah hutan hak ulayat

suku.

G.     Agroekologi (Ekologi Pertanian)

Sistem ekologi terbentuk sebagai hasil dari interaksi timbal balik secara teratur antara

mahluk hidup dan lingkungannnya, sehingga terbentuk satu kesatuan yang utuh. Sistem ekologi

ini kemudian dikenal dengan ekosistem. Jadi, ekosistem merupakan bentukan dari komponen

biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup) dalam satu wilayah tertentu.

Page 11: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

Dalam ekologi pertanian interaksi komponen biotik dan abiotik ini di setting sedemikian

rupa melalui mekanisme kontrol agar mendukung keberlangsungan sistem budidaya pertanian

yang diusahakan. Kegiatan pengolahan tanah, pupuk dan pengendalian hama ditujukan agar

interaksi antara komponen penyusun ekosistem kebun/ ladang mendukung pertumbuhan tanaman

budidaya.

1) Prinsip Ekologi Pertanian Organik

Berdasarkan konsep ekologi pertanian diatas, maka dapat dipahami bahwa prinsip

ekologi sangat bermanfaat sebagai panduan dalam pengembangan pertanian organik.

Prinsip ini mengatakan bahwa proses produksi harus didasarkan pada daur ulang

ekologis. Penerapan teknologi berperan penting dalam meningkatkan interaksi antar komponen

ekosistem. Namun, teknologi yang diterapkan harus bersifat spesifik lokasi dengan

mempertimbangkan kearifan tradisional dari masing-masing lokasi. Berikut ini prinsip ekologi

dalam penerapan pertanian organik:

         Memperbaiki kondisi tanah agar bisa menguntungkan pertumbuhan tanaman. Kegiatan yang

paling utama adalah pengelolaan bahan organik untuk meningkatkan kegiatan komponen biotik

dalam tanah.

         Mengoptimalkan ketersediaan serta keseimbangan unsur hara di dalam tanah. Misalnya melalui

fiksasi nitrogen, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani.

         Mengelola iklim mikro agar kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dapat

dibatasi. Misalnya dengan pengelolaan air dan pencegahan erosi.

         Kehilangan hasil panen akibat gangguan hama dan penyakit dibatasi dengan upaya preventif

melalui perlakuan yang aman.

         Pemanfaatan sumber kekayaan genetika dalam sistem pertanaman terpadu.

         Sesuai dengan prinsip ekologi, aliran hara dalam sistem ekologi harus berjalan secara konstan.

Oleh karena itu, unsur hara yang hilang atau terangkut bersama hasil panen, erosi, atau

perlindian, selama proses budidaya hingga panen harus digantikan.

Page 12: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

         Agar sistem usaha tani tetap produktif dan sehat, maka jumlah hara yang hilang dari dalam

tanah, tidak boleh melebihi hara yang ditambahkan atau dengan kata lain harus ada

keseimbangan hara di dalam tanah sepanjang waktu.

Prinsip ekologi ini bisa diterapkan dalam berbagai teknologi dan strategi budidaya

pertanian. Setiap prinsip tersebut akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

produktivitas, keamanan, keberlanjutan dan identitas usaha tani.

Page 13: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman

dengan lingkungannya. Ekologi tanaman mempelajari bagaimana pengaruh iklim, tanah dan

faktor biotik termasuk interaksi antara faktor-faktor tersebut mempengaruhi proses fisiologis

tanaman, yang dapat mengakibatkan pertumbuhan dan produksi tanaman terganggu.  Juga

mencakup seluruh komponen-komponen lainnya terhadap proses biokimia, fisiologi dan sifat

genetik yang terjadi dalam tubuh tanaman tidak lepas dari kajian yang terdapat dalam ekologi

tanaman.

Cahaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman, Respon tanaman terhadap radiasi matahari atau pengaruh

radiasi terhadap tanaman pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga aspek seperti telah dijelaskan,

yakni: (1). Intensitas; (2). Kualitas; dan (3). Fotoperiodisitas.

Page 14: EKOLOGI PERTANIAN ( OKTAVIANUS ONGANG ).docx

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 1990. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh, Angkasa, Jakarta.Campbell, NA.

2002. Biologi jilid II. Jakata : Erlangga.

Blake, F. 1994. Oerganic farming growing. The Crowood Press Ltd. Wiltshire. U.K.

Agustina, L., 2004.Dasar Nutrisi Tanaman, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Buckman, H.O dan N.C Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman.Bratara Karya Aksara Jakarta.

Fitter AH dan Hay RKM. Fisiologi Lingkungan Tanaman.Gadjah Mada Universiy

Fukuoka, M. 1991. Revolusi Sebatang Jerami: Sebuah Pengantar Menuju Pertanian Alami (Terjemahan S.

Hardjosoediro), yayasan Obor Indonesia, Jakarta Press. Yogyakarta

Wurttemberg, HB. 1994. Biology I. Berlin : Cornelson Dpuck

Zamor,O.B. 1995. Contextualizing the Indicators of Sustainable Agriculture. Working Paper on The

Sustainable Agriculture Indicator Workshop on May 30, 1995. SEAMO Regional Centre for

Graduade Study and Research in Agriculture