MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

23
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir dan laut merupakan lokasi beberapa ekosistem yang unik dan saling terkait, dinamis dan produktif. Beberapa ekosistem utama di wilayah pesisir dan laut yang akan dibahas dalam makalah ini adalah estuaria. Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuari merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh gelombang laut. Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat. Kita mungkin sering melihat hamparan daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai saat surut. Itu adalah salah satu dari sekian banyak tipe estuary yang ada. Tidak terlalu sulit untuk memilah atau menetukan batas lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu. Hanya dengan melihat sumber air tawar yang 1

Transcript of MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

Page 1: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah pesisir dan laut merupakan lokasi beberapa ekosistem yang unik dan saling

terkait, dinamis dan produktif. Beberapa ekosistem utama di wilayah pesisir dan laut yang

akan dibahas dalam makalah ini adalah estuaria. Estuaria adalah bagian dari lingkungan

perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai,

sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuari

merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang surut, seperti

halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh gelombang laut.

Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun

terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat.

Kita mungkin sering melihat hamparan daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai

saat surut. Itu adalah salah satu dari sekian banyak tipe estuary yang ada. Tidak terlalu sulit

untuk memilah atau menetukan batas lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu.

Hanya dengan melihat sumber air tawar yang ada di sekitar pantai dan juga dengan mengukur

salinitas perairan tersebut. Karena perairan estuary mempunyai Salinitas yang lebih rendah

dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm. Sebagai lingkungan

perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar, estuary menyimpan berjuta

keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan perairan ini adalah hewan

yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut. Dan yang paling penting adalah

lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang

menjadi unsure terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari

keunikan lingkungan estuary. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara.

1

Page 2: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

2

Mengingat bahwa kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di

kenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate

(Crustacean, Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna)

maka hal ini sangat perlu dipelajari

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai grazing

and detritus food web dalam perairan estuaria, dan hubungan-hubungannya terhadap

organisme akuatik yang hidup disekitar estuaria.

2

Page 3: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

3

II. PEMBAHASAN

2.1. Habitat Estuaria

Kolom air di estuaria merupakan habitat untuk plankton (fitoplankton dan

zooplankton), neuston (organisme setingkat plankton yang hidup di lapisan permukaan air)

dan nekton (organisme makro yang mampu bergerak aktif). Di dasar estuaria hidup berbagai

jenis organisme baik mikro maupun makro yang disebut bentos. Setiap kelompok organisme

dalam habitanya menjalankan fungsi biologis masing-masing, misalnya fitoplankton sebagai

produser melakukan aktivitas produksi melalui proses fotosintesa, bakteri melakukan

perombakan bahan organik (organisme mati) menjadi nutrien yang dapat dimanfaatkan oleh

produser dalam proses fotosintesa. Dalam satu kelompok organisme (misalnya plankton atau

bentos) maupun antar kelompok organisme (misalnya antara plankton dan bentos_ terjalin

suatu hubungan tropik (makan-memakan) satu sama lain, sehingga membentuk sautu

hubungan jaringan makanan.

2.2. Rantai Makanan di Estuaria

Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan

melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada

setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu

langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain,

semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.(Anonim,2010)

Pada ekosistem estuaria dikenal 3 (tiga ) tipe rantai makanan yang didefinisikan berdasarkan

bentuk makanan atau bagaimana makanan tersebut dikonsumsi : grazing, detritus dan

osmotik. Fauna diestuaria, seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan berbagai jenis cacing

3

Page 4: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

4

berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai dan jaring makanan yang kompleks

(Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan

fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat

kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat

mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

Ada dua tipe dasar rantai makanan:

1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivora-

carnivora.

2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora =

organisme pemakan sisa) predator.

Suatu rantai adalah suatu pola yang kompleks saling terhubung, rantai makanan di

dalam suatu komunitas yang kompleks antar komunitas, selain daripada itu, suatu rantai

makanan adalah suatu kelompok organismE yang melibatkan perpindahan energi dari sumber

utamanya (yaitu., cahaya matahari, phytoplankton, zooplankton, larval ikan, kecil ikan, ikan

besar, binatang menyusui). Jenis dan variasi rantai makanan adalah sama banyak seperti

jenis/spesies di antara mereka dan tempat kediaman yang mendukung mereka. Selanjutnya,

rantai makanan dianalisa didasarkan pada pemahaman bagaimana rantai makanan tersebut

memperbaiki mekanisme pembentukannya. Ini dapat lebih lanjut dianalisa sebab

bagaimanapun jenis tunggal boleh menduduki lebih dari satu tingkatan trophic di dalam suatu

rantai makanan. (Johannessen et al, 2005)

(Sumber: Rustam, 2001

Dalam bagian ini, diuraikan tiga bagian terbesar dalam rantai makanan yaitu:

phytoplankton, zooplankton, dan infauna benthic. Sebab phytoplankton dan zooplankton

4

Page 5: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

5

adalah komponen rantai makanan utama dan penting, dimana bagian ini berisi informasi yang

mendukung keberadaan organisme tersebut. Sedangkan, infauna benthic adalah proses yang

melengkapi pentingnya rantai makanan di dalam ekosistem pantai berlumpur. Selanjutnya,

pembahasan ini penekananya pada bagaimana mata rantai antara rantai makanan dan tempat

berlindungnya (tidal flat; pantai berlumpur).(Johannessen et al, 2005)

Keruhnya perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat

tumbuh mendominasi. Rendahnya produktivitas primer di kolom air, sedikitnya herbivora

dan terdapatnya sejumlah besar detritus menunjukkan bahwa rantai makanan pada ekosistem

estuaria merupakan rantai makanan detritus. Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan

bakteri dan algae yang kemudian menjadi sumber makanan penting bagi organisme pemakan

suspensi dan detritus. Suatu penumpukan bahan makanan yang dimanfaatkan oleh organisme

estuaria merupakan produksi bersih dari detritus ini. Fauna di estuaria, seperti ikan, kepiting,

kerang, dan berbagai jenis cacing berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai makanan

yang kompleks (Bengen, 2002).

Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar,

estuary menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan

perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut. Dan

yang paling penting adalah lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat

kaya akan nutrient yang menjadi unsure terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah

sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuary. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan

unsur hara (nutrient) estuary di kenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground)

bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean, Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih

banyak lagi kelompok infauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis penting

seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai

daerah pemijahan dan pembesaran.

5

Page 6: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

6

Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya

sebagai daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah ruaya

bagi jutaan jenis burung pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai daerah istrahat bagi

perjalanan panjang jutaan burung dalam ruayanya mencari daerah yang ideal untuk

perkembanganya. Disamping itu juga di gunakan oleh sebagian besar mamalia dan hewan-

hewan lainnya untuk mencari makan.Jumlah spesies organisme yang mendiami estuaria jauh

lebih sedikit jika dibandingkan dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut.

Sedikitnya jumlah spesies ini terutama disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan,

sehingga hanya spesies yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan hidup di

estuaria. Selain miskin dalam jumlah spesies fauna, estuaria juga miskin akan flora.

2.3. Peranan Ekosistem Estuaria

Produktifitas estuaria, pada kenyataannya bertumpu atas bahan-bahan organik yang

terbawa masuk estuaria melalui aliran sungai atau arus pasang surut air laut. Produktifitas

primernya sendiri, karena sifat-sifat dinamika estuaria sebagaimana telah diterangkan di atas

dan karena kekeruhan airnya yang berlumpur, hanya dihasilkan secara terbatas oleh sedikit

jenis alga, rumput laut, diatom bentik dan fitoplankton. Meski demikian, bahan-bahan

organik dalam rupa detritus yang terendapkan di estuaria membentuk substrat yang penting

bagi tumbuhnya alga dan bakteri, yang kemudian menjadi sumber makanan bagi tingkat-

tingkat trofik di atasnya.

Banyaknya bahan-bahan organik ini dibandingkan oleh Odum dan de la Cruz (1967,

dalam Nybakken 1988) yang mendapatkan bahwa air drainase estuaria mengandung sampai

110 mg berat kering bahan organik per liter, sementara perairan laut terbuka hanya

mengandung bahan yang sama 1-3 mg per liter. Oleh sebab itu, organisme terbanyak di

estuaria adalah para pemakan detritus, yang sesungguhnya bukan menguraikan bahan organik

6

Page 7: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

7

menjadi unsur hara, melainkan kebanyakan mencerna bakteri dan jasad renik lain yang

tercampur bersama detritus itu. Pada gilirannya, para pemakan detritus berupa cacing, siput

dan aneka kerang akan dimakan oleh udang dan ikan, yang selanjutnya akan menjadi mangsa

tingkat trofik di atasnya seperti ikan-ikan pemangsa dan burung. Melihat banyaknya jenis

hewan yang sifatnya hidup sementara di estuaria, bisa disimpulkan bahwa rantai makanan

dan rantai energi di estuaria cenderung bersifat terbuka. Dengan pangkal pemasukan dari

serpih-serpih bahan organic yang terutama berasal dari daratan (sungai, rawa asin, hutan

bakau), dan banyak yang berakhir pada ikan-ikan atau burung yang kemudian membawa

pergi energi keluar dari sistem (Pendy, 2009).

2.4. Aspek Biologi Komposisi Biota dan Produktifitas Hayati.

Di estuaria terdapat tiga komonen fauna, yaitu fauna lautan, air tawar dan payau.

Komponen fauna yang terbesar didominasi oleh fauna lautan, yaitu hewan stenoalin yang

terbatas kemampuannya dalam mentolerir perubahan salinitas (umumnya > 30 o/oo) dan

hewan euri halin yang mempunyai kemampuan mentolerir berbagai penurunan salinitas di

bawah 30o/oo. Komponen air payau terdiri dari soesies organisme yang hidup di pertengahan

daerah estuaria pada salinitas antara 5 – 30 o/oo. Spesies ini tidak ditemukan hidup pada

perairan laut maupun tawar. Komponen air tawar biasanya biasanya terdiri dari hewan yang

tidak mampu mentolerir salinitas di atas 5 o/oo dan hanya terbatas pada bagian hulu estuaria .

Jumlah organisme yang mendiami estuari jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan

organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sedikitnya jumlah spesies ini terutama

disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga hanya spesies yang memiliki

kekhususan fisiologis yang mampu bertahan hidup di estuaria. Selain miskin dalam jumlah

spesies fauna, estuaria juga miskin akan flora. Keruhnya perairan estuaria menyebabkan

hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh mendominasi. Secara fisik dan biologis,

7

Page 8: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

8

estuaria merupakan ekosistem produktif yang setaraf dengan hutan hujan tropik dan terumbu

karang, karena :

1. Estuaria berperan sebajai jebak zat hara yang cepat didaur ulang.

2. Beragamnya komposisi tumbuhan di estuaria baik tumbuhan makro (makrofiton) maupun

tumbuhan mikro (mikrofiton), sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung sepanjang

tahun

3. Adanya fluktuasi permukaan air terutama akibat aksi pasang-surut, sehingga antara

memungkinkan pengangkutan bahan makanan dan zat hara yang diperlukan berbagai

organisme estuari

Secara umum estuaria mempunyai tiga (3) peranan ekologis penting sebagai berikut :

Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang surut (tidal

circulation).Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang) yang bergantung

pada estuaria sebagai tempat perlindung dan tempat mencari makanan (feeding ground). Dan

Sebagai tempat untuk berproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery ground) terutama

bagi sejumlah spesies ikan dan udang.

Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang khas,

dengan lingkungan yang bervariasi (Supriharyono, 2000), antara lain:

(1) Tempat bertemunya arus air dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan

suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan cirri-ciri fisika lainnya,

serta membawa pengaruh besar pada biotanya

(2) Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan

khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut;

8

Page 9: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

9

(3) Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan

penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya; dan

(4) Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya

aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut.

2.5.Adaptasi Organisme

Kebanyakan organisme yang menempati daerah ini menunjukkan adaptasi dalam

menggali dan melewati substrat yang lunak atau menempati saluran yang permanen dalam

substrat. Dikarenakan pantai lumpur juga agak tandus, hal ini dapat dilihat dari sedikitnya

organisme yang menempati permukaan daratan lumpur. Kehadiran organisme di pantai

berlumpur ditunjukkan oleh adanya berbagai lubang di permukaan dengan ukuran dan bentuk

yang berbeda. Jadi, salah satu adaptasi utama dari organisme di daratan lumpur adalah

kemampuan untuk menggali substrat atau membentuk saluran yang permanen.

Adaptasi utama yang kedua berkaitan dengan kondisi anaerobik yang merata di seluruh

substrat. Jika organisme ingin tetap hidup ketika terkubur dalam substrat, mereka harus

beradaptasi untuk hidup dalam keadaan anaerobik atau harus membuat beberapa jalan yang

dapat mengalirkan air dari permukaan yang mengandung banyak oksigen ke bawah. Untuk

mendapatkan air dari permukaan yang kaya oksigen dan makanan maka muncul berbagai

lubang dan saluran di permukaan daratan lumpur. Adaptasi yang umum terhadap rendahnya

ketersediaan oksigen adalah dengan membentuk alat pengangkut (misalnya, hemoglobin)

yang dapat terus-menerus mengangkut oksigen dengan konsertasi yang lebih baik

dibandingkan dengan pigmen yang sama pada organisme lain. (Nybakken, 1982)

2.6 Tipe Organisme

Pantai berlumpur sering menhasilkan suatu pertumbuhan yang besar dari berbagai

tumbuhan. Di atas daratan lumpur yang kosong, tumbuhan yang paling berlimpah adalah

9

Page 10: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

10

diatom, yang hidup di lapisan permukaan lumpur dan biasanya menghasilkan warna

kecoklatan pada permukaan lumpur pada saat terjadi pasang-turun. Tumbuhan lain termasuk

makroalga, Glacilaria, Ulva, dan Enteromorpha. Pada daerah lain, khusus pada pasut terendah

hidup berbagai rumput laut, seperti Zostera.

Daratan berlumpur mengandung sejumlah besar bakteri, yang memakan sejumlah besar

bahan organik. Bakteri ini merupakan satu-satunya organisme yang melimpah pada lapisan

anaerobikdi pantai berlumpurdan membentuk biomassa yang berarti. Bakteri ini dinamakan

Bakteri Kemosintesis atau Bakteri Sulfur, bakteri ini mendapatkan energi dari hasil oksidasi

beberapa senyawa sulfur yang tereduksi, seperti berbagai sulfida (misalnya, H2S). Mereka

menghasilkan bahan organik dengan menggunakan energi yang didapat dari oksidasi

senyawa sulfur yang tereduksi, berbeda dengan tumbuhan yang menghasilkan bahan organik

menggunakan energi matahari.

Karena bakteri ototrofik ini berlokasi di lapisan anaerobik di lumpur, maka daratan

lumpur merupakan daerah yang unik di lingkungan laut, mereka mempunyai dua lapisan

yang berbeda di mana produktivitas primer terjadi, daerah tempat diatom, alga, dan rumput

lautmelakukan fotosintesis, dan lapisan dalam tempat bakteri melakukan kemosintesis.

Mahluk dominan yang terdapat pada daratan lumpur, yaitu cacing polichaeta, moluska

bivalvia, dan krustacea besar dan kecil, tetapi dengan jenis yang berbeda. (Nybakken, 1982)

2.7. Phytoplankton

Pertumbuhan phytoplankton di wilayah pantai estuaria berlumpur diatur dengan suatu

interaksi antara matahari, hujan, bahan gizi, dan gerakan massa air, serta convergensi yang di

akibatkan oleh arus laut. Sampai jumlah tertentu produksi phytoplankton tergantung pada

cuaca, dengan pencampuran dan stratifikasi kolom air yang mengendalikan produktivitas

utama. Percampuran massa air vertikal yang kuat mempunyai suatu efek negatif terhadap

10

Page 11: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

11

produktivitas, dengan mengurangi perkembangan phytoplankton maka terjadi penambahan

energi itu sendiri dan penting bagi fotosintesis. Bagaimanapun, pencampuran vertikal adalah

juga diuntungkan karena proses penambahan energi, yang membawa bahan gizi (nutrient)

dari air menuju ke permukaan di mana mereka dapat digunakan oleh phytoplankton.

2.8. Zooplankton dan Heterotrophs Lain

Zooplankton dan heterotrophs lain (suatu tingkatan organisma trophic sekunder yang

berlaku sebagai consumer utama organik) di dalam kolom air mengisi suatu relung ekologis

penting sebagai mata rantai antara produksi phytoplankton utama dan produktivitas ikan. Ikan

contohnya, dengan ukuran panjang antara 50 - 200 milimeter, seperti; ikan herring juvenile

dan dewasa, smelt, stickleback, sand lance, dan ikan salem dewasa, minyak ikan, hake,

pollock, lingcod, sablefish, dan ikan hiu kecil, memperoleh bagian terbesar gizi mereka dari

zooplankton dan heterotrophs lain. Penambahan konsumen utama ini adalah mangsa utama

untuk sculpins, rockfish, ikan hiu, burung, dan paus ballen. Di muara sungai Duwamish

(dengan kedalaman 4), ditemukan ikan salem muda memangsa gammarid amphipods yang

lebih besar dari ukuran tubuhnya. Selain itu, ikan salem juga menyukai jenis Corophium

salmonis dan Eogammarus confervicolus. Sebagai tambahan, gammarid amphipods, dalam

bentuk juvenille mengkonsumsi calanoid dan harpacticoid copepods.

Merah muda pemuda ikan salem, pada sisi lain, lebih menyukai harpacticoids yang diikuti

oleh calanoid copepods. Juvenille chinook mempercayakan kepada gammaridean amphipods

dan calanoid copepods sebagai betuk diet mereka. Menunjukkan bahwa 85 sampai 92 %

zooplankton di teluk adalah calanoid copepods. Secara teknis, istilah zooplankton mengacu

pada format hewan plankton, yang tinggal di kolom air dan pergerakan utama semata-mata

dikendalikan oleh keadaan insitu lingkungan (current movement). Bagaimanapun, yang

mereka lakukan akan mempunyai kemampuan untuk berpindah tempat vertikal terhadap

11

Page 12: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

12

kolom air dan boleh juga berpindah tempat secara horisontal dari pantai ke laut lepas

sepanjang yaitu musim semi dan musim panas dalam untuk mencari lokasi yang cocok untuk

pertumbuhan mereka. Migrasi vertikal menciptakan sonik lapisan menyebar ketika

zooplankton bergerak ke permukaan pada malam hari dan tempat yag terdalam pada siang

hari. Pada daerah berlumpur dengan olakan gelombang besar, migrasi vertical zooplankton

akan terhalang. Sedangkan, migrasi horisontal musiman mengakibatkan zooplankton akan

mengalami blooming (pengkayaan). (http://www.iwf.or.id/ekosistem.htm)

2.9. Infauna dan Epifauna Benthic

Infauna Benthic (organisma yang tinggal di sedimen) dan epifauna (organisma yang

mempertahankan hidup di sedimen) adalah suatu kumpulan taxa berbeda-beda mencakup

clam, ketam, cacing, keong, udang, dan ikan. Sedangkan burrowers, adalah binatang

pemakan bangkai, pemangsa, dan pemberi makan/tempat makan sejumlah phytoplankton,

zooplankton, sedimen, detritus dan nutrient lainnya.

Mereka berperan penting dalam jaring makanan di pantai berlumpur, juga bertindak sebagai

konvertor untuk pembuatan bahan-bahan organik pada tingkatan trophic lebih tinggi,

sehingga menyokong peningkatan produktivitas alam bebas (wildlife) dan ikan. Di lain pihak,

ikan-ikan demersal, neretic, dan pemangsa terestrial contohnya elasmobranchs ( ikan hiu,

skates dan manta rays-pari), flatfish dan bottomdwelling jenis lainnya; shorebirds; mamalia

laut, termasuk ikan paus dan berang-berang laut; dan manusia. Dengan diuraikannya secara

rinci bagaimana berbagai rantai makanan terhubung ke dalam suatu jaringan makanan

terpadu pada benthic community dalam system dinamika pantai berlumpur adalah penting

untuk di jawab bahwa ekosistem pantai berlumpur ini berperan di dalam keseimbangan

produktifitas primer perairan. Zedler (1980).

12

Page 13: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

13

Predator asli di dataran lumpur ini mencakup beberapa cacing polychaeta seperti

Glycera spp., siput bulan (Polinices, Natica) dan kepiting. Jadi, struktur trofik dataran lumpur

sering terbentuk berdasarkan dua hal, yaitu : berdasarkan detritus – bakteri dan berdasarkan

tumbuhan.

13

Page 14: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

14

III. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami sampaikan yaitu :

tiga bagian terbesar dalam rantai makanan yaitu: phytoplankton, zooplankton, dan infauna

benthic. Sebab phytoplankton dan zooplankton adalah komponen rantai makanan utama dan

penting, dimana bagian ini berisi informasi yang mendukung keberadaan organisme tersebut.

Sedangkan, infauna benthic adalah proses yang melengkapi pentingnya rantai makanan di

dalam ekosistem pantai berlumpur. Selanjutnya, pembahasan ini penekananya pada

bagaimana mata rantai antara rantai makanan dan tempat berlindungnya (tidal flat; pantai

berlumpur).

Jumlah organisme yang mendiami estuari jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan

organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sedikitnya jumlah spesies ini terutama

disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga hanya spesies yang memiliki

kekhususan fisiologis yang mampu bertahan hidup di estuaria. Selain miskin dalam jumlah

spesies fauna, estuaria juga miskin akan flora. Keruhnya perairan estuaria menyebabkan

hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh mendominasi

14

Page 15: MAKALAH EKOLOGI LAUT TROPI1.docx

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonym ,2010. http://id.wikipedia.org/wiki/rantai_makanan

Anonim, 2010. http://www.iwf.or.id/ekosistem.

htm

Begen, D. G. 2002. Ekosistem danSumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. PK-SPL. IPB, Bogor.

Johannessen, J.W., MacLennan, A., and McBride, A, 2005. Inventory and Assessment of Current and Historic Beach Feeding Sources/Erosion and Accretion Areas for the Marine Shorelines of Water Resource Inventory Areas 8 & 9, Prepared by Coastal Geologic Services, Prepared for King County Department of Natural Resources and Parks, Seattle, WA.

Nybakken. James W. 1982. Marine Biology : an ecological approach (terjemahan). PT. Gramedia, Jakarta.

Pendy, 2009. Ekosistem Estuaria.http://pendyaneh.blogspot.com/2009/08/ekosistem-estuaria.html diakses 12 juni 2010.

Rustam ,2001. Makalah Falsafah Sains (PPs 702).Program Pasca Sarjana / S3

Institut Pertanian Bogo

Zedler,J.B. 1980. Algal mat productivity: Comparisons in a salt marsh. Estuaries 3

15