EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

39
1 EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA SOEMARNO, BAHAN KAJIAN KKLP 2011

description

EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA. SOEMARNO, BAHAN KAJIAN KKLP 2011. SISTEM TRANPORTASI. Arus Lalu Lintas. FOTO SMN 2010. Arus Lalu Lintas Jalan. Parameter Lalu Lintas Volume lalu lintas (V) Jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada suatu ruas jalan dalam suatu waktu tertentu - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

Page 1: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

1

EKOLOGI KOTA

LALU-LINTAS JALAN RAYA

SOEMARNO, BAHAN KAJIAN KKLP 2011

Page 2: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

2

SISTEM TRANPORTASI

Arus Lalu Lintas

FOTO SMN 2010

Page 3: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

3

Arus Lalu Lintas Jalan

• Parameter Lalu Lintas

– Volume lalu lintas (V)

• Jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada suatu ruas jalan dalam suatu waktu tertentu

• Satuan : kend/15 menit, kend/jam, smp/jam, kend/hari(LHR)

• Fluktuasi arus lalu lintas (fluktuasi dlm jam, hari, musim)

• Koefisien pengali dari 15 menit ke 1 jam : PHF

• Koefisien pengali dari 1 jam ke 1 hari : faktor-k

Page 4: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

4

Arus Lalu Lintas Jalan

– Kecepatan (S)• Free flow speed : kecepatan pada saat lalu lintas

rendah, dimana pengendara cenderung mangemudi dengan kecepatan sesuai dengan keinginannya tanpa adanya hambatan oleh kendaraan lain.

• Average Running speed : kecepatan dimana waktu tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh bergerak; tidak termasuk waktu berhenti)

• Average Travel Speed : kecepatan dimana waktu tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh perjalanan: termasuk waktu berhenti)

• Time mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan (dihitung secara aritmetik) yang melintasi suatu titik di ruas jalan

Page 5: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

5

Arus Lalu Lintas Jalan

• Space mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi suatu segmen di ruas jalan (waktu tempuh diukur setiap kendaraan yang melintasi segmen jalan dan dihitung secara statistik)

• Satuan: km/jam

– Kerapatan (D)• Jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang

ruas jalan pada suatu waktu tertentu.

• Satuan : Kend/km

– Hubungan antar parameter• V = S X D

Page 6: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

6

Arus Lalu Lintas Jalan

• Kapasitas Jalan

– Arus maksimum per jam dimana orang atau barang diharapkan melintasi suatu titik atau suatu ruas jalan yang uniform pada satu waktu tertentu pada kondisi jalan, lalu lintas dan pengaturan yang ada. Kondisi jalan adalah kondisi fisik jalan, kondisi lalu lintas adalah sifat lalu lintas (nature of traffic)

– Suatu ukuran efektifitas fasilitas lalu lintas (jalan) untuk mengakomodasi lalu lintas.

Page 7: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

7

Arus Lalu Lintas Jalan

–Faktor yang berpengaruh

• Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll.

• Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping, dll

• Faktor lingkungan : pejalan kaki, pengendara sepeda , binatang yang menyeberang, dll.

FOTO SMN 2010

Page 8: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

8

Arus Lalu Lintas Jalan

• Tingkat Pelayanan– Gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan

persepsi pengendara dalam terminologi kecepata, waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak, keamanan dan keselamatan

– Menentukan kualitas kinerja pelayanan jalan– Faktor yang berberpengaruh :

• Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll.

• Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping, dll

Page 9: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

9

Arus Lalu Lintas Kereta

• Komponen– Gerbong Kereta

• Gerbong mesin (lokomotif)

• Gerbong penumpang

• Gerbong barang (gerbong biasa, tangki, peti kemas

• Gerbong bahan bakar (generator)

– Jalur Kereta (rel)• Jalur tunggal• Jalur ganda

Page 10: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

10

Arus Lalu Lintas Kereta

• Volume– Satuan kereta per

satuan waktu (kereta/jam, kereta/hari)

– Sangat dipengaruhi oleh kapasitas jalur

• Kecepatan– Running speed :

kecepatan yang dipengaruhi oleh kemampuan mesin dari lokomotif pembawa rangkaian dan jumlah gerbong yang dibawa

– Travel speed : kecepatan dipengaruhi oleh kapasitas jalur atau jaringan jalan rel yang dilalui

Page 11: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

11

Arus Lalu Lintas Kereta

• Kapasitas

– Kapasitas kereta api : dipengaruhi oleh jumlah gerbong, konfigurasi muatan (orang dan barang) dalam rangkaian serta tipe dan kekuatan mesin lokomotif

– Kapasitas jalur : kondisi geometrik jalur, kemampuan sistem pengendalian, efisiensi sistem operasi di stasiun

Page 12: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

12

Arus Lalu Lintas Kereta

• Tingkat Pelayanan– Kapasitas– Kecepatan– Headway antar

kereta

(di perkotaan: jarak pendek, kecepatan, ketepatan waktu, kepastian; merupakan kelebihan dari moda transportasi darat lain)

Page 13: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

13

Arus Lalu Lintas Udara

• Lalu lintas:

– Lalu lintas di sekitar bandara ketika pesawat akan lepas landas (take off)

– Lalu lintas di luar otoritas bandara (airspace)

• Jalur lalu lintas

– Ruang 3 dimensi, sehingga perlu pengaturan khusus

– Pemisah jalur vertikal (ketinggian operasi penerbangan dari permukaan laut):

• 1200-18000 feet : untuk pesawat kecil (propeller)

• 18000-45000 feet : pesawayt besar (jet)

Page 14: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

14

Arus Lalu Lintas Udara

– Pemisah jalur horizontas (lateral dan longitudinal) :

• Ukuran pesawat• Kecepatan pesawat• Ketersediaan radar pengendali di pesawat dan di

ARTCC (air route traffic control center) terdekat

• Volume– Banyaknya pesawat terbang yang melakukan

kegiatan take off/landing di runway dalam satuan waktu tertentu (annual departure, kedatangan/jam, kedatangan/hari)

Page 15: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

15

SISTEM Lalu Lintas Udara

• Kecepatan– Dipengaruhi oleh

karakteristik pesawat (propeller, jet, super sonic dll)

– Regulasi dari penerbangan internasional (ICAO, IATA)

• Kapasitas– Kapasitas pesawat

(payload dengan spesifikasi MTOW/MLW)

– Kapasitas bandara : kemampuan fasilitas bandara (runway, navigasi aids, kelengkapan lainnya)

Page 16: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

16

Arus Lalu Lintas Udara

• Tingkat Pelayanan– Dipengaruhi oleh

kecepatan dan ketepatan waktu

– Efisiensi pelayanan di bandara (check in, boarding, loading/unloading) dan aksesibilitas bandara

Page 17: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

17

SISTEM TRANPORTASI

Jaringan Transportasi

FOTO SMN 2010

Page 18: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

18

Jaringan jalan

• Konfigurasi jaringan jalan– Rectangular– Radial (star and

block)– Radial (star and

circullar)– Radial (star and grid)– Hexagon

•  Hirarki pergerakan– Pergerakan utama

(jalan arteri)– Pergerakan transisi

(ramp)– Pergerakan distribusi

(jalan arteri)– Pergerakan koleksi

(jalan kolektor)– Pergerakan akses

(jalan lokal)– Terminal/rumah/

kantor (akses ke terminal)

Klasifikasi JalanKarakteristik Jalan

Page 19: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

19

Jaringan jalan Rel

• Tipe pelayanan angkutan jalan rel– Angkutan barang– Angkutan orang

• ukuran pasar (jumlah populasi dari kota-kota yang dilaluinya dan total lulintas angkutan antara dua kota pada rute tersebut)

• karakteristik fisik (jarak, kecepatan, waktu tempuh, lalu lintas barangnya)

• arus penumpang (penumpang kilometer per tahun, penumpang kilometer kereta kilometer, jumlah kereta per minggu)

•  • Tipe Stasiun Kereta

– angkutan kereta antar kota– ankutan kereta perkotaan

Page 20: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

20

Jaringan jalan Rel– Sistem Angkutan

penumpang perkotaan:

• RRT (Rapid Rail Transit)

• LRT (Light Rail Transit)

• PRT (Personal Rail Transit)

• Monorail• Aeromovel

–  – Jaringan jalan rel

• antar kota (link: ruas, node: stasiun pada suatu kota)

• dalam kota (link : ruas, node : stasiun kota yang termasuk jaringan jalan tersebut)

Page 21: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

21

Jaringan jalan Udara

• Transportsi udara:– angkutan udara– penerbangan umum– penerbangan militer

•  Aktivitas bandar udara (bandara)– Bandara adalah fasilitas sebagai perantara antara

transportasi udara dan transportasi darat.• Fungsi bandara:

– tempat pelayanan bagi kedatangan dan keberangkatan pesawat

– bongkar muat barang atau naik turun penumpang– tempat perpindahan antar moda transportasi udara dengan

transportasi yang sama ataupun dengan moda yang lain– tempat klasifikasi barang/penumpang menurut jenis, tujuan

perjalanan dan lain-lain– tempat penyimpanan barang (storage) selama proses

pengurusan dokumen– tempat pengisian bahan bakar, perawatan, dan pemeriksaan

kondisi pesawat sebelum dinyatakan layak terbang

Page 22: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

22

Jaringan jalan Udara

Tipe bandara• Karakteristik fisik : seaplane bases, heliport, stol

port, dan bandara konvensional• Pengelolaan dan penggunaannya : bandara umum

(dikelola pemerintah), bandara swasta (dikelola oleh pribadi/swasta)

• Aktivitas rutin : jenis pesawat terbang yang beroperasi (enplanement), karakteristik operasinya (operation)

• Fasilitas yang tersedia : jumlah ranway, alat navigasi, kapasitas hanggar, dll

• Tipe perjalan yang dilayani : bandara internasional, bandara domestik dan gabungan

–  – Jaringan lalu lintas udara

• jaringan penerbangan dalam negri• jaringan penerbangan internasional

Page 23: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

23

Jaringan jalan Air

Katagorisasi pelayanan:– Dalam negeri (lokal. Rakyat, pedalamam, terusan

sungai, penundaan laut, pelayanan khusus dalam negeri)

– Internasional (pelayaran samudera dekat, pelayaran samudra, dan pelayaran khusus luar negeri)

 

• Tipe pelabuhan– Jenis lalu lintas perjalanan yang dilayani

pelabuhan secara hirarki:• pelabuhan samudra (gatewayports)• pelabuhan pengumpul (collector ports)• pelabuhan antar pulau (inlands ports)• pelabuhan perintis (feeder ports) 

Page 24: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

24

Jaringan jalan Air

• letak dan jenis perairan yang dilayani– pelabuhan sungai– pelabuhan danau– pelabuhan laut– pelabuhan samudra–  

• Jaringan jalur angkutan laut– Jaringan angkutan laut nasional (trayek

pelayaran tetap dan tidak tetap dalam negeri)– Jaringan angkutan laut internasional (trayek

pelayaran tetap dan tidak tetap antar negara)

Page 25: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

25

SISTEM TRANPORTASI

Perencanaan Transportasi

FOTO SMN 2010

Page 26: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

26

Pendekatan Sistem untuk Perencanaan Transportasi

• Sistem : gabungan beberapa komponen atau obyek yang saling berkaitan

• Perubahan salah satu komponen mempengaruhi komponen yang lain

• Proses perencanaan : proses berdaur dan tidak pernah berhenti

Page 27: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

27

Proses Perencanaan

ProsesDaur

Sasaran,tujuan dan

target

Rumusansasaran, tujuan

dan target

Perencanaan

Alternatifrencana

Penilaian

Alternatifterbaik

Data

Data

Data

Data

Perancangan

Pelaksanaan

Pemantauan danEvaluasi

Sumber : Tamin (2000)

Page 28: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

28

Sistem Transportasi Makro

SistemKegiatan

SistemPergerakan

SistemJaringan

Sistem Kelambagaan

Sumber : Tamin (2000)

Page 29: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

29

Sistem Tata Guna Lahan - Transportasi

• Sasaran Perencanaan Transportasi : membuat interaksi tata guna lahan dan transportasi menjadi semudah dan seefisiensi mungkin

• Kebijakan yang diambil:

– Sistem Kegiatan : rencana tata guna lahan yang baik dapat mengurangi kebutuhan perjalanan yang panjang sehingga interaksi menjadi mudah

– Sistem Jaringan : meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana

– Sistem Pergerakan : mengatur teknik dan manajemen lalu lintas

Page 30: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

30

Analisis Interaksi Sistem Kegiatan dan Sistem Pergerakan

• Tujuan :– Memahami cara kerja sistem tersebut– Meramalkan dampak lalu lintas beberapa tata guna lahan atau kebijakan

transportasi yang berbeda• Tahapan hubungan antar sistem:

– Aksesibilitas : ukuran potensial atau kesempatan untuk melakukan perjalanan

– Pembangkit lalu lintas : bagaimana perjalanan dapat bangkit/ditarik dari/ke suatu tata guna lahan

– Sebaran penduduk : bagaimana perjalanan disebar secara geografi di dalam daerah kajian

– Pemilihan Moda Transportasi : menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi untuk tujuan perjalanan

– Pemilihan Rute : menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan rute dari setiap zona asal ke setiap zona tujuan

Page 31: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

31

Aksesibilitas

• Aksesibilitas : kemudahan suatu tempat untuk dicapai• Mobilitas : kemudahan seseorang bergerak , dinyatakan

dalam kemampuan membayar biaya transportasi• Aksesibilitas dalam model perkotaan (Lowry, 1964) :

– Lokasi industri utama di daerah perkotaan harus ditentukan terlebih dahulu

– Jumlah keluarga dapat diperkirakan dan lokasinya ditentukan berdasarkan aksesibilitas lokasi industri

– Jumlah sektor pelayanan dapat diperkirakan dari jumlah keluarga dan lokasinya ditentukan berdasarkan aksesibilitas lokasi perumahan

Page 32: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

32

Pengukuran Aksesibilitas

• Hansen (1959)

• K = aksesibilitas zona i ke zona lainnya (d)

• Ad = ukuran aktivitas pada setiap zona d (misalnya jumlah lapangan pekerjaan)

• tid = ukuran waktu atau biaya dari zona asal i ke zona tujuan d

N

1d id

di t

AK

Page 33: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

33

Konsep Perencanaan Transportasi

• Bangkitan dan Tarikan Pergerakan– Jenis tata guna lahan (perkantoran, perumahan, rumah

sakit, dll.)– Intensitas aktivitas tata guna lahan (kepadatan

penduduk, semakin tinggi intensitas lahannya, semakin tinggi pergerakan yang ditimbulkannya

• Sebaran Pergerakan– Pemisahan ruang (jarak)– Intensitas tata guna lahan (intensitas tinggi, menarik

pergerakan tinggi)

Page 34: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

34

Konsep Perencanaan Transportasi

– Pemisahan ruang dan intensitas tata guna lahan

Jauh Interaksi dapat

diabaikan Interaksi rendah

Interaksi menengah

Jarak Dekat

Interaksi rendah

Interaksi menengah

Interaksi sangat tinggi

Intensitas tata guna lahan antar dua zona

Kecil - kecil Kecil - Besar Besar – Besar

Page 35: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

35

Konsep Perencanaan Transportasi

• Pemilihan moda transportasi

• Pemilihan rute

• Arus lalu lintas dinamis

FOTO SMN 2010

Page 36: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

36

Contoh Model Interaksi

• Bangkitan PergerakanPA = f(LA)

AB = f(LB)

• Sebaran Pergerakan

• Pemilihan moda dan rute

kT

APQ

ABQ

BAAB

2AB1AB QQ TT

Page 37: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

37

Contoh soal

RutePanjang

(km)To (menit)

Indeks Tingkat Pelayanan (a)

Kapasitas (kend/jam)

1 15 20 0.3 3500

2 25 35 0.9 2000

Zona A : PemukimanZona B : Lapangan KerjaPopulasi zona A : 50,000Jumlah lapangan kerja di zona B : 15,000Prosentase usia kerja di zona A : 90%Dihubungkan oleh dua rute : rute 1 dan rute2

CQ

1

CQ

a11TT 0Q

Page 38: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

38

Jika rute 1 dan 2 yang beroperasi, berapa arus lalu lintas yang bergerak dari zona A ke zona B pada setiap rute

FOTO SMN 2010

Page 39: EKOLOGI KOTA LALU-LINTAS JALAN RAYA

39

Sasaran Perencanaan Transportasi : membuat interaksi tata guna lahan dan transportasi menjadi

semudah dan seefisiensi mungkin