Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

38
MAKALAH ETIKA DAN HUKUM BISNIS Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum Bisnis ETIKA DAN LINGKUNGAN Disusun oleh: ATTENTION PLEASE...!!!!!! Devi Arum S. (H0307004) Hal 1-5 Dina Oktavia (H0307005) Hal 6-10 Maria Yusrina M. (H0307011) Hal 11-14 Reny Oktarika E. (H0307022) Hal 15-18 Dina Nur Ironi (H0307043) Hal 19-22

Transcript of Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

Page 1: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum Bisnis

ETIKA DAN LINGKUNGAN

Disusun oleh: ATTENTION PLEASE...!!!!!!

Devi Arum S. (H0307004) Hal 1-5

Dina Oktavia (H0307005) Hal 6-10

Maria Yusrina M. (H0307011) Hal 11-14

Reny Oktarika E. (H0307022) Hal 15-18

Dina Nur Ironi (H0307043) Hal 19-22

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGROBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

1

ETIKA DAN LINGKUNGAN

Pendahuluan

Industri modern memberikan kemakmuran material yang tak tertandingi,

tapi juga menciptakan ancaman lingkungan yang menakutkan bagi kita dan

generasi selanjutnya. Teknologi yang memungkinkan kita memanipulasi dan

mengendalikan alam, ternyata juga mencemari lingkungan dan dengan cepat

menghabiskan persediaan sumber daya.

Semenjak abad ke-21, ada beberapa kecenderungan yang menentukan nasib

peradaban manusia. Di antaranya adalah: meningkatnya populasi, kenaikan suhu,

penurunan label air, berkurangnya lahan pertanian dan wilayah perikanan,

penyusutan hutan, dan punahnya sejumlah spesies hewan dan tanaman. Jumlah

manusia terus bertambah sementara system alam tetap sama. Tren kedua yang

mempengaruhi seluruh dunia adalah kenaikan suhu yang disebabkan oleh

bertambahnya konsentrasi karbondioksida (CO2). Hal ini akan mengubah semua

ekosistem yang ada di muka bumi.

Hal lain yang semakin mempersulit penyediaan pangan bagi populasi dunia

yang diperkirakan terus bertambah dalam beberapa decade mendatang adalah

penyusutan jumlah lahan pertanian per individu. Ketiga kecenderungan tersebut,

yaitu penurunan tabel air, penyusutan lahan pertanian, dan hasil laut yang tidak

bertambah mengarah pada kesimpulan bahwa akan jauh lebih sulit bagi manusia

untuk memenuhi kebutuhan pangan setengah abad ke depan. Dalam artian

tertentu, kecenderungan yang paling berpengaruh pada manusia adalah semakin

cepatnya tingkat kepunahan spesie hewan dan tanaman. Jadi bila ekosistem local

mulai hancur dan begitu pula dengan ekosistem dunia. Masalah-masalah

lingkungan memunculkan berbagai persoalan etika dan teknologi yang rumit bagi

masyarakat bisnis kita.

1

Page 3: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

2

5.1 Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya

Kerusakan lingkungan mengancam kesejahteraan manusia, tumbuhan dan

hewan. Ancaman lingkungan berasal dari dua sumber, yaitu polusi dan

penyusutansumber daya. Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan

terhadap lingkungan oleh pembuatan atau penggunaan komoditas. Penyusutan

sumber daya mengacu pada konsumsi sumber daya yang terbatas atau langka.

Dalam artian lain, polusi merupakan salah satu jenis penyusutan sumber daya

karena pencemaran air, udara atau tanah yang merusak sifat-sifat menguntungkan

dari sumber daya tersebut.

Polusi Udara

Polusi udara semakin meningkat secara besar-besaran saat industry mulai

meluas. Bahan pencemar udara telah berpengaruh terhadap vegetasi, menurunkan

hasil panen dan industry kayu, merusak bahan bangunan melalui proses karat,

pembusukan berbahaya pada kesehatan dan kehidupan, menambah biaya

kesehatan, serta menciptakan ancaman kerusakan berskala global dalam bentuk

pemanasan global dan hancurnya lapisa ozon di stratosfer.

Pemanasan Global

Terjadi karena gas-gas rumah kaca (CO2, N2, Oksida, metana, dll)

menyerap dan menahan panas dari matahari, mencegah kembali ke ruang

angkasa. Hasil perkiraan computer menunjukkan bahwa kenaikan kadar gas

rumah kaca akan meningkatkan suhu bumi. Kenaikan suhu ini akan akan

memperluas wilayah padang pasir, melelehkan lapisan es di kutup,

meningkatkan permukaan air laut, memusnahkan sejumlah spesies binatang

dan tumbuhan, mengganggu aktivitas pertanian, dan meningkatkan distribusi

dan tingkat keakutan penyakit.

PBB membentuk Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

pada tahun 1988 untuk mempelajari masalah pemanasan global. Laporan dari

IPCC akibat pemanasan global beberapa diantaranya adalah:

1. Terjadinya pergeseran vegetasi hutan yang tinggi dan perubahan cepat

pada spesien di dalamnya.

2. Wilayah perairan menjadi lebih panas.

Page 4: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

3

3. Banyak penduduk tidak memiliki persediaan air dan pangan yang

memadai.

4. Separuh populasi dunia dan sebagian kota besar dunia berada di wilayah

pantai.

5. Meningkatnya penyebaran penyakit menular seperti dengue, malaria,

kolera, dll.

Pemanasan global merupakan masalah yang sangat sulit dipecahkan.

IPCC memperkirakan bahwa usaha untuk menghentikan kenaikan jumlah gas

rumah kaca memerlukan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 60-70%.

Suatu jumlah yang sangat serius yang akan sangat serius berpengaruh terhadap

perekonomian negara maju dan berkembang karena membutuhkan biaya yang

sangat besar.

Penyusutan Ozon

Penyusutan lapisan ozon secara berthap di stratosfer disebabkan oleh

pelepasan klorofluorokarbon (CFC) ke udara. Ozon ini berfungsi untuk

melindungi semua kehidupan bumi dari radiasi sinar UV yang berbahaya.

Berdasarkan penelitian menyebutkan bahwa penyusutan lapisan ozon dan

kenaikan radiasi sinar UV akan menyebabkan munculnya beratus-ratus ribu

penyakit kanker kulit baru dan kemungkinan juga menyebabkan kehancuran

75% tanaman pangan dunia yang sensitive terhadap sinar tersebut. Selain itu,

plankton yang mengambang di permukaan laut yang menjadi tulang dari rantai

makanan laut dunia kemungkinan akan mengalami kerusakan massal.

Sejumlah perjanjian internasional dilakukan untuk mengurangi penggunaan

CFC secara bertahap.

Hujan Asam

Hujan asam berkaitan erat dengan pembakaran bahan baku fosil

(minyak, batu bara, dan gas alam) yang banyak digunakan untuk

memproduksi listrik, karena pembakaran tersebut mengandung kadar sulfur

yang tinggi dan menghasilkan sulfur oksida dan nitrogen oksida dan

selanjutnya masuk ke udara. Hujan asam yang kadang seasam cuka, masuk ke

danau dan sungai-sungai sehingga meningkatkan kadar asam air. Zat asam ini

Page 5: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

4

juga masuk ke dalam tanah dan jatuh ke pohon rerumputan dan tanaman

lainnya. Beberapa akibat hujan asam ini antara lain:

1. Sebagian ikan dan populasi air lainnya tidak mampu bertahan hidup.

2. Hujan asam secara tidak langsung akan meruak dan menghancurkan

pohon, tanaman, tumbuhan laut, dan lumut serta menghancukan spesies

yang menggantungkan diri pada hutan.

3. Dapat melelehkan logam-logam beracun seperti: mercuri, timan, nikel,

cadmium dari tanah dan membawanya ke perairan dan selanjutnya

mengontaminasi sumber iar berih dan ikan.

4. Dapat merusak dan menghancurkan bangunan, patung dan benda-benda

lain khususnya yang dari besi, kapur, dan marmer.

Racun Udara

Racun udara merupakan ancaman lain tapi kurang begitu berbahaya tapi

sangat mengkhawatirkan karena 2,4 milliar pon zat racun udara masuk ke

atmosfer setiap tahunnya. Racun udara tersebut meliputi: carcinogen (benzene,

formaldehyde) dan neurotoksin (toluene dan trichloroethylene) yang

menyebabkan beribu-ribu penyakit kanker.

Kualitas Udara

Bentuk polusi udara yang paling umum adalah gas dan partikel yang

keluar dari mobil dan proses industry, yang berpengaruh terhadap kualitas

udara. Gas-gas tersebut antara lain:

1. Karbon monoksida, yang dapat mengakibatkan sakit kepala, penglihatan

kabur, dan penurunan koordinasi otot.

2. Sulfuroksida, yang dihasilkan dari pembakaran minyak dan batu bara

merusak logam dan batu, merusak tanaman, menyebabkan penyakit

pernafasan dan premature.

3. Nitrogenoksida, mengakibatkan kabut fotokimia, warna kabur kecoklatan

yang akan membahayakan pendaratan pesawat, dan mengganggu system

pernafasan.

Page 6: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

5

4. Hidrokarbon, merupakan kelompok bahan kimia dengan jenis yang sangat

banyak yang dapat menghasilkan kanker padabinatang percobaan di

laboratorium dan dapat menyebabkan kabut fotokimia.

Kabut fotokimia adalah perpaduan antara sejumlah gas dan partikel yang

dihasilkan oleh sinar matahari dan bahan mentah dan dilepaskan ke atmosfer

melalui kendaraan bermotor. Kabut ini dapat menghancurkan tanaman dan

pepohonan, mengurangi jarak pandang, gangguan mata dan pernafasan.

Sumber polusi utama yang mempengaruhi kualitas udara adalah utilitas,

cerobong asap industry, dan kendaraan bermotor. Sedangkan biaya yang

disebabkan oleh rendahnya kualitas udara diketahui sangat tinggi.

Polusi Air

Pencemaran air sangat beragam, tidak hanya terdiri dari sampah organic,

tapi juga garam, logam, bahan-bahan radioaktif, serta bakteri,virus, dan endapan

Air dengan kadar garam tinggi yang berasal dari tambang dan sumur-sumur

minyak semuanya akan masuk ke sumber-sumber air dan meningkatkan kadar

garam. Kadar garam yang tinggi di kolam, danau dan sungai akan membunuh

semua ikan, tanaman, atau organisma lain yang menghuninya. Air dengan kadar

garam yang tinggi juga merupakan ancaman besar terhadap kesehatan bila masuk

ke dalam persediaan air di wilayah perkotaan dan diminum oleh orang-orang yang

mengidap penyakit jantung, tekanan darah tinggi, sirosis liver dan penyakit ginjal.

Senyawa fosfor, sampah non-organik dan sampah organik yang sebagian

besar terdiri dari sampah dan kotoran manusia yang tidak diolah akan

mengakibatkan dampak yang buruk bagi kehidupan. Begitu dengan panas yang

merupakan bahan pencemar air, tumpahan minyak juga merupakan contoh

pencemaran air yang semakin sering terjadi sejalan dengan semakin besarnya

ketergantungan kita akan minyak. Di masa lalu laut dipakai sebagai tempat

pembuangan limbah radioaktif tingkat rendah. Semenjak pertengahan, tahun

1970-an, para ahli kelautan menemukan sisa-sisa plutonium, sesium, dan

bahan radioaktif lainnya yang dikeiahui berasal dari kebocoran, drum-drum

yang berisi limbah radicakti. Kuala pantai dan sedimen laut juga diketahui

Page 7: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

6

memiliki kadar kadmium, kromium, tembaga, timah,.rnerkuri, dan perak yang

cukup tinggi.

Persediaan air bawah tanah juga semakin tercemar. Menurut salah satu

laporan pemerintah insiden kontaminasi air tanah oleh bahan kimia organic,

bahan kimia inorganik, radionuklida (limbah radioaktif) atau mikroorganisme

dilaporkan sering terjadi. Lebih dari 50% populasi Amerika bergantung pada

sumber air tanah untuk memenuhi kebutuhan air minum. Bahan pencemar air

tanah diketahui berkaitan dengan penyakit kanker, liver, ginjal, serta kerusakan

sistem saraf pusat. Ironisnya tanpa kita sadari selama bertahun-tahun air yang kita

gunakan dan kita konsumsi telah tercemar karena air telah terkontaminasi, tidak

berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Saat ini lebih dari satu juta orang tidak

rneiniliki akses air sehat, sebagian besar di negara-negara miskin. Sekarang

ini persediaan air per kapita semakin berkurang dan sekarang jumlah

persediaan 30 persen lebih keci dibandingkan 25 tahun lalu. Ada beberapa

faktor yang berkaitan dengan menurunnya persediaan air. Kenaikan populasi dan

aktivitas ekononi menambah permintaan terhadap sumber air dan pemakaian

air yang seharusnya dipakai untuk pertanian dialihfungsikan untuk menyediakan

air ke wilayah perkotaan.

Polusi Tanah

Zat beracun atau berbahaya adalah bahan-bahan yang menyebabkan

kenaikan tingkat kematian atau tidak bisa diubah atau menyebabkan sakit

atau yang memberikan pengaruh-pengaruh buruk bagi kesehatan dan

lingkungan. Pada akhir tahun 1970-an, bahan-bahan kimia yang dikubur dalam

tanah oleh Hooker Chemical Company di dekat air terjun Niagara, New York

diketahui bocor dan mencemari wilayah-wilayah pemukiman penduduk. Bahan-

bahan kimia ini termasuk dioksin, pestisida, karbon tetraklorida , dan sejumlah

bahan kimia karsinogen atau beracun yang dicurigai menyebabkan aborsi

spontan, kerusakan saraf dan cacat bawaan pada sejumlah keluarga yang tinggal

didekat tempat tersebut.

Benzena adalah bahan kimia beracun yang dipakai dalam plastik, bahan

celup, nylon, zat tambahan pada makanan, deterjen, obat-obatan, fungisida dan

Page 8: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

7

bensin. Benzena menyebabkan anemia, kerusakan sungsum dan leukemia. Begitu

juga dengan vinly klorida yang dipakai dalam produksi plastik.

Sampah kota merupakan sumber polusi yang signifikan, dan mengandung

zat beracun seperti kadnium (dari baterai isi ulang), merkuri, timah (dari aki mobil

dan tabung gambar televisi), vanadium, tembaga, seng, dan PCB (dari kulkas,

kompor, mesin-mesin dan peralatan rumah tangga yang diproduksi sebelum tahun

1980an dan dibuang). Ribuan bekas lokasi pembuangan sampah diketahui

mengandung limbah berbahaya, yang sebagian besar dihasilkan dari industri

kimia dan perminyakan. Jumlah keseluruhan dari sampah berbahaya yang

diproduksi cukup sulit ditentukan.

Limbah Nuklir, reaktor nuklir mengandung bahan-bahan radioaktif yang

diketahui bersifat karsinogen seperti strontium 90, cesium 137, barium 140, dan

iodine 131. Radiasi tingkat tinggi dari elemen-elemen ini bisa menyebabkan

kematian, sedangkan limbah plutonium terbentuk sebagai hasil samping dari

penggunaan bahan bakar di reaktor-reaktor nuklir.

Limbah reaktor nuklir terdiri dari tiga jenis yaitu limbah tingkat tinggi yang

memancarkan sinar gamma dan bias menembus segala bahan misalnya adalah

cesium 137 dan strontium 90. Kedua adalah limbah transuranik mengandung

elemen-elemen yang juga terdapat dalam limbah tingkat tinggi meskipun dalam

jumlah kecil, limbah ini berasal dari pemrosesan bahan bakar dan pemrosesan

berbagai senjata militer. Yang ketiga adalah limbah tingkat rendah yang terdiri

dari pakaian yang terkontaminasi dan peralatan-paralatan bekas yang digunakan

dalam reaktor nuklir mulai dari penggalian sampai penggolaha uranium.

Penyusutan Spesies dan Habitat

Telah diketahui bahwa manusia membuat punah puluhan spesies binatang

dan tumbuhan. Sekitar tahun 1600 setidaknya 63 spesies mamalia dan 88 spesies

burung telah punah. Habitat hutan yang menjadi tempat tinggal berbagai jenis

spesies juga telah dihancurkan oleh industri kayu. Satu penelitian yang cukup

komprehensif atas 1800 spesies dan subspecies seluruh dunia menemukan bahwa

11.046 diantaranya terancam punah.

Page 9: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

8

Penyusutan Bahan Bakar Fosil

Sampai tahun 1980an bahan bakar fosil terus mengalami penyusutan secara

eksponensial. Jika terus dibiarkan penyusutan eksponensial akan berakhir dengan

punahnya semua sumber daya dalam waktu yang relatife singkat. Diperkirakan

bahwa cadangan batu bara dunia akan habis dalam waktu 100 tahun, minyak akan

habis dalam waktu 40 tahun, dan gas alam akan habis dalam waktu 25 tahun.

Namun demikian, menurut penelitian konsumsi manusia akan bahan bakar fosil

tidak bisa terus naik secara eksponensial. Saat semua cadangan sumber daya akan

mulai menipis secara otomatis proses produksinya juga akan semakin sulit dan

biayanya juga semakin mahal. Jadi meskipun tingkat penyusutan naik dalam

periode tertentu namun kenaikan biaya produksi pada akhirnya akan mendorong

kenaikan tersebut sampai puncaknya dan mulai turun sebelum seluruh cadangan

sumber daya tersebut habis sama sekali.

Penyusutan Mineral

Jika tingkat penyusutan eksponensial berlanjut, alumunium diperkirakan

akan habis menjelang tahun 2003, besi tahun 2025, mangga tahun 2018,

molybdenum tahun 1993. Seperti halnya bahan bakar fosil, tingkat penyusutan

mineral tidak naik secara eksponensial, namun memuncak lalu turun saat logam

semakin langka, semakin sulit, dan semakin mahal penggolahannya.

Cadangan sumber daya dunia juga terbatas dan tingkat penyusutan sebagian

besar persediaan mineral dunia kemungkinan juga akan mencapai puncak dan

selanjutnya turun secara bertahap saat semakin sulit diperoleh dan biaya

pemrosesan semakin tinggi. Bahan pengganti kemungkinan ditemukan untuk

sebagian mineral yang persediaannya terbatas dan perkembangan teknologi

kemungkinan juga akan menghapus penggunaan mineral-mineral tersebut.

Namun dari hasil penelitian terhadap jenis mineral yang sampai saat ini

masih ditambang secara besar-besaran menunjukkan bahwa dimasa mendatang

tembaga dan jenis-jenis mineral lainnya akan semakin langka dan mahal dan

kelangkaan ini akan memberikan pengaruh ekonomi yang cukup besar pada

masyarakat Indonesia. Jadi ada batas-batas fisik dari sumber daya alam kita

meskipun berlimpah, namun semuanya tidak bisa digali secara terus menerus dan

Page 10: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

9

pada akhirnyapun semuanya akan habis. Bahan-bahan pengganti yang lebih

berlimpah bisa ditemukan untuk sebagian besar dari sumber daya alam tersebut,

namun mungkin bahan-bahan pengganti ini tidak bisa menggantikan semua.

5.2 Etika Pengendalian Polusi

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan para pelaku bisnis mengabaikan

dampak negatif kegiatannya terhadap lingkungan (polusi) yaitu :

1. Adanya anggapan udara dan air adalah barang gratis

Udara dan air dianggap tidak ada yang memiliki, sehingga para pelaku bisnis

tidak perlu mengeluarkan biaya atas kerusakan/kerugian yang ditimbulkannya.

2. Lingkungan sebagai barang tak terbatas

Para pelaku bisnis menganggap sumbangan polusi air dan udara dari masing-

masing perusahaan relatif kecil dan tidak signifikan dari keseluruhan daya

tampung alam.

Sebenarnya sumber polusi sangat beragam dan dari berbagai sumber, tidak

hanya disebabkan oleh adanya limbah perusahaan/ pabrik-pabrik, tetapi juga

disebabkan oleh penduduk secara umum. Hal ini terjadi terutama pada kota-kota

besar yang sangat erat kaitannya dengan polusi air dan udara. Beberapa

penyebabnya diantaranya limbah konsumsi, limbah aktivitas sehari-hari,

penggunaan kendaraan bermotor, dan masih banyak yang lainnya. Masalah polusi

ini memerlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak dalam berbagai sisi

kehidupan.

Etika Ekologi

Sebuah sistem ekologi adalah rangkaian organisme dan lingkungan yang

saling terkait dan bergantung satu sama lain. Usaha bisnis merupakan bagian

sistem ekologi yang lebih besar yaitu alam semesta. Usaha bisnis bergantung pada

alam kaitannya dalam penggunaan sumberdaya alam, energi, dan pembuangan

limbah. Begitu pula sebaliknya, kondisi alam bergantung pada bagaimana

aktivitas-aktivitas pelaku bisnis tehadap alam. Adanya keterkaitan antara usaha

bisnis dan lingkungan menyebabkan perlu adanya kesadaran untuk menjaga

keutuhan sistem tersebut, baik untuk manusianya sendiri dan juga untuk

kelestarian alam. Sehingga munculnya istilah etika ekologi yang didasarkan pada

Page 11: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

10

gagasan bahwa bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi

bagian-bagian itu sendiri.

Terdapat beberapa macam etika ekologi yang digunakan, yaitu :

1. Binatang memiliki nilai intrinsik yang layak kita hargai dan lindungi

2. Tumbuhan memiliki kepentingan untuk tetap hidup dan memiliki hak moral

3. Spesies alam, sperti danau, sungai, gunung dan komunitas biotik mempunyai

hak agar integritas, stabilitas, dan keindahannya tetap terjaga.

Namun demikian, usaha untuk memperluas hak moral, sikap menghormati

dan menghargai alam sebagai kewajiban terhadap makhluk non-manusia masih

mendatangkan banyak kontroversi. Sehingga perlu adanya pendekatan-pendekatan

untuk menghadapi masalah-masalah lingkungan yang didasarkan pada hak asasi

manusia dan pertimbangan utilitarian.

Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak

Blackstone berpendapat bahwa manusia memiliki hak untuk hidup pada

lingkungan yang nyaman dan manusia memiliki hak moral atas suatu objek yang

mendukung kehidupan manusia secara layak. Blackstone juga mengungkapkan

bahwa hak moral dan hukum lebih diutamakan daripada hak kepemilikan secara

hukum.

Undang-undang federal menetapkan batasan atas hak properti para pemilik

perusahaan dengan cara yang mutlak demi penegakan hak manusia atas

lingkungan yang bersih. Hal ini didasarkan pada argumen Blackstone yang

diambil dari teori Kant tentang hak yaitu manusia mempunyai kewajiban moral

untuk melakukan orang lain sebagai tujuan dan bukan sebagai cara, maka mereka

memiliki kewajiban korelatif untuk menghargai dan menegakkan pengembangan

kemampuan orang lain untuk secara bebas dan rasional memilih bagi dirinya

sendiri.

Namun demikian, masalah utama pandangan Backstone adalah pandangan

ini gagal memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat

mengenai lingkungan yaitu seberapa besar penangan polusi, adanya larangan

mutlak terhadap polusi, batasan-batasan pemilikan property, dan tanggungan

biaya kerusakan lingkungan.

Page 12: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

11

Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial

Utilitarianisme memberikan jawaban atas masalah yang tidak bisa

dipecahkan Blackstone. Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu

berusaha menghindari polusi untuk menghindari kerugian pada kesejahteraan

masyarakat.

Biaya Pribadi dan Biaya Sosial

Biaya pribadi atau biaya internal merupakan sejumlah biaya yang harus

dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah produk yang meliputi biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional, dan lain sebagainya. Namun pada

kenyataannya perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya internal saja, tetapi

juga biaya ekternal yang timbul akibat proses produksi, misalnya efek pencemaran

lingkungan, pengolahan limbah, biaya kesehatan, dll. Jumlah biaya total dalam

memproduksi suatu produk sebenarnya adalah penjumlahan dari biaya internal

dan biaya eksternal. Biaya total ini biasa disebut dengan istilah biaya sosial.

Pencemaran yang diakibatkan perusahaan dapat berupa pencemaran lokal

dan dapat pula pencemaran global yang berlangsung dalam jangka panjang.

Contoh pencemaran lokal yaitu adanya asap/jelaga yang menempel pada rumah

penduduk disekitar pabrik, sedangkan pencemaran global contohnya yaitu

pemanasan global yang dirasakan oleh semua manusia di bumi. Polusi

merupakan masalah dasar dalam perbedaan antara biaya internal dan biaya sosial.

Hal ini selalu dipermasalahkan karena saat biaya untuk menghasilkan produk

berbeda dari biaya sosial yang terkait dengan proses produksi, maka pasar tidak

lagi memberikan harga yang tepat atas produk tersebut. Konsekuensinya pasar

tidak mampu mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya secara efisien,

sehingga kesejahteraan masyarakat menurun.

Terdapat tiga kelemahan yang terjadi jika suatu perusahaan hanya

menggunakan biaya internal sebagai biaya tanpa mamperhitungkan biaya

eksternalnya, yaitu:

1) Alokasi sumber daya di pasar yang tidak memperhitungkan semua biaya

adalah tidak optimal karena dari sudut pandang masyarakat secara

keseluruhan, lebih banyak produk yang dihasilkan dari permintaan.

Page 13: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

12

2) Jika biaya eksternal diabaikan, maka ada kecenderungan pihak perusahaan

untuk tidak meminimalkan polusi yang akan terjadi.

3) Jika biaya eksternal dibebankan kepada pihak ketiga maka produk tidak lagi

didistribusikan secara efisien kepada konsumen. Biaya eksternal memberikan

diferensial harga yang efektif pada pasar. Semua orang tidak membayar harga

yang sama untuk produk yang sama. Hal ini menyebabkan konsumen yang

berada di dekat perusahaan akan membayar dengan harga yang lebih tinggi

bila dibandingkan dengan konsumen yang tinggal jauh dari perusahaan.

Penyelesaian Tugas-Tugas Perusahaan

Menurut teori utilitarian, biaya ekternal akibat pencemaran/polusi akibat

proses produksi harus dimasukkan kedalam perhitungan dan menjadi

tanggungjawab perusahaan. Dengan demikian harga dapat ditentukan secara

akurat, kekuatan pasar akan memberikan insentif yang mendorong produsen untuk

meminimalkan biaya eksternal. Terdapat beberapa cara untuk menginternalisasi

biaya eksternal, dua diantaranya yaitu :

a. Pihak penyebab polusi harus membayar ganti rugi secara sukarela atau secara

hukum.

b. Mewajibkan bagi perusahaan penyebab polusi untuk menggunakan teknologi

pengendalian polusi, sehingga biaya alat-alat ini dapat dimasukkan sebagai

biaya internal.

Keadilan

Cara utilitarianisme menangani polusi dengan menginternalisasikan biaya

merupakan cara yang konsisten terhadap keadilan distributif demi kesamaan hak.

Internalisasi biaya eksternal dapat mengalihkan biaya yang ditanggung kaum

minoritas dan kaum miskin kepada golongan-golongan kaya, seperti pemegang

saham dan pihak konsumen yang mencerminkan tindakan keadilan.

Internalisasi biaya eksternal juga mencerminkan persyaratan keadilan retributif

dan kompensasif. Keadilan retributif menyatakan bahwa pihak-pihak yang

bertanggung jawab dan memperoleh keuntungan dari suatu yang merugikan,

wajib menanggung semua beban untuk memperbaikinya. Keadilan kompensasif

Page 14: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

13

menyatakan bahwa pihak-pihak yang dirugikan berhak memperoleh kompensasi

dari pihak-pihak yang menyebabkan kerugian tersebut.

Biaya dan Keuntungan

Biaya pengendalian polusi memliki hubungan yang terbalik dengan

keuntungan. Tingkat pengendalian yang optimum yaitu saat terjadi perpotongan

antara garis biaya pengendalian polusi dengan besarnya keuntungan. Agar

perusahaan dapat melakukan analisis biaya-keuntungan, para peneliti telah

mengembangkan serangkaian metode teoritis serta teknik-teknik menghitung

biaya dan keuntungan untuk menangani polusi. Metode ini memanfaatkan

perkiraan surplus konsumen, nilai sewa, harga pasar, dan shadow price,

penyesuaian transfer, perkiraan nilai masa datang, dan perhitungan faktor-faktor

resiko. Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan biaya-dan keuntungan dari usulan, dan mencatat

transfer.

2. Mengevaluasi biaya dan keuntungan kaitannya dengan nilai terhadap pihak

yang memberi dan menerima. Tolok ukurnya adalah nilai dari masing-masing

unit marjinal terhadap pihak yang menerima atau memberi yang ditunjukkan

dalam harga kompetetif

3. Menambahkan biaya dan keuntungan untuk menentukan keuntungan sosial

bersih dari suatu proyek atau program.

Namun demikian muncul hambatan dasar dalam pendekatan utilitarian ini

yaitu biaya dan keuntungan menangani polusi tidak dapat dihitung secara akurat.

Hal ini terjadi pada beberapa kasus diataranya :

a. Polusi yang menyebabkan ganguan kesehatan bahkan kematian bagi manusia,

sehingga nilai kerugian dan keuntungan tidak dapat dihitung secara pasti.

b. Pengaruh polusi yang sifatnya tidak bisa diprediksi secara pasti, misalnya

kenaikan kadar karbon dioksida pada atmosfer akibat adanya polusi.

Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara

Page 15: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

14

Hambatan-hambatan yang terdapat dalam pendekatan utilitarian dan

pendekatan berdasar hak terhadap masalah etis yang muncul dari kerusakan

lingkungan mendorong banyak orang mencari pendekatan-pendekatan alternatif.

Pemikiran utilitarian mengasumsikan bahwa alam haruslah dinilai dan

dimanfaatkan secara efisien, sementara teori yang berdasarkan hak melihat

manusia dan entilas lain secara individualistic dan mengabaikan hubungan dengan

bagian-bagian lain dari alam.

Banyak pemikir menyatakan bahwa krisis lingkungan yang dihadapi

sekarang ini berakar dalam sisitem-sistem hierarki dan dominasi sosial yang

menjadi karakterisrik masyarakat kita. Pandangan ini disebut ekologi social,

dalam pandangan ini menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi

tersebut belum berubah, maka kita tidak akan bias menghadapi krisis lingkungan.

Dalam system hierarki, satu kelompok berkuasa atas kelompok lain dan anggota

kelompok yang berkuasa mendominasi anggota kelompok lain dan memanfaatkan

mereka sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Contoh sistem hierarki semacam

ini termasuk sejumlah kebiasaan social seperti rasisme sexism, serta kelas-kelas

sosial, dan juga lembaga social seperti hak-hak property, kapitalisme, birokrasi,

dan mekanisme pemerintahan. Murray Bookchin, pendukung paling terkenal dari

pandangan ini menulis :

Kita perlu melihat bentuk-bentuk budaya dominasi yang terdapat dalam keluarga, antargenerasi, jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, dalam semua lembaga politik, ekonomi, dan social, serta yang paling penting dalam cara kita mengalami realita secara keseluruhan, termasuk bentuk-bentuk kehidupan alam dan non-manusia.

Sistem hierarki dan dominasi menurut Bokchim mendorong munculnya

mentalitas budaya yang mendukung dominasi dalam segala bentuk, termasuk

dominasi atas alam. Keberhasilan menjadi diidentifikasikan dengan dominasi dan

kekuasaan. Keberhasilan juga menjadi teridentifikasi dengan dominasi atas alam

saat masyarakat mulai mengidentifikasikan “kemajuan” dengan peningkatan

kemampuan untuk mengendalikan dan mendominasi alam beserta prosesnya.

Penilaian utilitarian atas biaya dan keuntungan dari tindakan menghancurkan alam

tidak bisa dihindari dalam perspektif tersebut. Jadi, kerusakan lingkungan yang

Page 16: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

15

terjadi secara luas tidak bisa dihentikan sampai masyarakat kita menjadi tidak

terlalu hierarkis, tidak terlalu mendominasi, dan tidak terlalu menindas.

Masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang menjauhkan diri dari semua

dominasi dan di mana semua kekuasaan terdesentralisasi. Pertanian dan teknologi

dibatasi hanya pada sistem-sistem yang dapat dipertahankan dan di mana manusia

bisa hidup sejalan dengan alam.

Sejumlah pemikir feminis menyatakan bahwa bentuk hierarki yang paling

berkaitan dengan kerusakan lingkungan adalah dominasi pria atas perempuan.

Ekofeminisme digambarkan sebagai “posisi di mana terdapat beberapa hubungan

penting yang historis, eksperensial, simbolis, dan teoritis antara dominasi atas

kaum perempuan dan dominasi atas alam, sebuah pemahaman yang sangat

penting baikbagi etika feminism ataupun etika lingkungan.” Kaum ekofeminis

menyatakan bahwa akar dari krisis ekologi yang terjadi ada pada pola dominasi

atas alam yang berkaitan erat dengan praktek-praktek social dan lembaga-lembaga

di mana perempuan memiliki posisi lebih rendah dibanding kaum pria. Satu pola

berpikir dasar logika dominasi membentuk dualisme (maskulin-feminin, nalar-

emosi, artifak-alami, pikiran-tubuh, objektif-subjektif) yang dipakai untuk

membedakankan karakteristik pria dan perempuan. Karena adanya perbedaan

peran dalam kemampuan bereproduksi, mengasuh anak , dan seksualitas, kaum

perempuan dilihat lebih emosional, lebih dekat pada alam dan tubuh, dan lebih

subjektif dan pasif, sementara pria maskulin, lebih rasional, lebih dekat pada

artifak dan kehidupan pikiran, dan lebih objektif dan aktif. Karakteristik-

karakteristik maskulin selanjutnya dilihat lebih unggul dan lebih berharga

dibandingkan feminine (nalar, objektifitas, dan pikiran lebih baik dibandingkan

emosi, subjektifitas, dan perasaan-perasaan tubuh), dalam hal ini diambil sebagai

pembenaran atas subordinasi kaum perempuan oleh pria.

Sejumlah pakar ekologi sosial seperti Bookchin menyatakan bahwa

manusia harus melihat diri mereka sendiri sebagai pengurus alam, bukan penguasa

yang mendominasi alam. Sebagian kaum ekofeminis menyatakan bahwa

perempuan perlu berusaha memperjuangkan budaya androgen, yang

menghapuskan peran gender tradisional dan juga menghapuskan perbedaan antara

Page 17: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

16

feminin dan maskulin yang membenarkan dominasi atas alam yang sifatnya

merusak. Secara khusus, sebagian menyatakan bahwa perspektif dominasi dan

hierarki maskulin yang merusak harus diganti dengan perspektif feminine yang

lebih menekankan pada caring atau member perhatian.

Dari perspektif etika member perhatian, kerusakan alam yang menyertai

hierarki dominasi kaum pria harus diganti dengan tindakan memberi perhatian dan

memelihara hubungan dengan alam dan makhluk hidup. Nel Noddings, seorang

pendukung pandangan etika ini menyatakan bahwa, “Bila saya memberikan

perhatian pada makhluk hidup, saya perlu mempertimbangkan sifat-sifat, cara

hidup, kebutuhan, dan keinginan mereka. Dan meskipun saya tidak bisa

melakukannya dengan sempurna, namun saya berusaha memahami realita dari

yang lain.” Meskipun Noddings menyatakan bahwa kewajiban untuk memberi

perhatian ini hanya ditujukan pada bagian-bagian alam yang hidup dan yang

berkaitan dengan kita, namun para pemikir lain memperluas etika itu dengan

memasukkan hubungan dengan seluruh alam. Karen Warren, misalnya, ketika

membahas hubungan antara seseorang dengan batu atau gunung yang didakinya,

menekankan pada :

Perbedaan dalam sikap dan perilaku terhadap batu atau gunung saat seseorang mendakinya sampai ke puncak dan saat dia menganggap dirinya sebagai teman atau orang yang memberikan perhatian pada gunung yang didakinya. Perbedaan sikap dan perilaku ini menunjukkan sebuah perbedaan yang kontras. Ekofeminisme menempatkan nilai perhatian, cinta, persahabatan, kepercayaan, dan hubungan timbale balik sebagai nilai utama, nilai-nilai yang mengisyaratkan bahwa hubungan kita dengan orang lain merupakan hal pokok untuk memahami siapa diri kita. Jadi ia memberi suara pada sensivitas di mana ketika mendaki gunung, seseorang melakukan sesuatu dalam kaintannya dengan yang diperhatikan dan diperlakukan dengan hormat.

Kaum ekofiminis seperti Warren meyakini bahwa, meskipun konsep

utilitarianisme, hak dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan

yang baik harus memperhitungkan perspektif- perspektif etika memberi perhatian.

Alam harus dilihat sebagai yang lain, yang perlu diperhatikan dan di mana kita

bisa menjalin hubungan yang harus dijaga dan dihormati. Alam tidak boleh dilihat

sebagai objek yang harus didominasi, dikendalikan, dan dimanipulasi.

Page 18: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

17

5.3 Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis

Konservasi mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan

di masa mendatang. Pengendalian polusi merupakan salah satu bentuk konservasi.

Ada sejumlah perbedaan dasar antara masalah polusi dengan masalah habisnya

sumber daya yang menjadikan istilah konservasi lebih tepat dipakai pada masalah

yang kedua dibandingkan yang pertama. Dengan beberapa perkecualian (misalnya

limbah nuklir), sebagian besar bentuk polusi berpengaruh pada generasi saat ini

dan pengendaliannya akan menguntungkan generasi saat ini. Namun habisnya

sebagian sumber daya akan terjadi di masa depan. Satu-satunya sumber daya yang

terbatas dan tidak bisa diperbarui yang masih aka nada besok adalah apa yang

merupakan sisa-sisa dari hari ini.

Hak Generasi Mendatang

Kita berkewajiban melakukan konservasi sumber daya bagi generasi

mendatang karena mereka memiliki hak yang sama atas sumber daya terbatas dari

planet ini. Jika generasi mendatang sama-sama punya hak atas sumber daya bumi,

maka tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang

sebenarnya menjadi milik mereka dan melanggar hak mereka atas sumber daya

tersebut.

Sejumlah penulis menyatakan bahwa salah satu bila kita berpikir generasi

mendatang juga mempunyai hak. Ada tiga alasan yang diajukan untuk

menunjukkan bahwa generasi mendatang tidak punya hak, yaitu :

1. Mereka saat ini belum ada dan mungkin juga tidak akan pernah ada. Orang-

orang masa depan hanya ada dalam imajinasi, dan makhluk imajinatif tidak

dapat dikenai tindakan dalam bentuk apapun juga kecuali juga dalam imajinasi.

2. Jika generasi masa depan mempunyai hak, kita mungkin akan diarahkan

menuju kesimpulan yang tidak masuk akal bahwa kita harus mengorbankan

seluruh peradaban demi mereka.

Misalnya bahwa masing-masing individu masa depan memiliki hak yang sama

atas sumber daya minyak untuk itu kita harus membagi minyak tersebut sama

rata, dan jatah untuk kita paling banyak hanya beberapa liter. Selanjutnya kita

akan berada dalam posisi yang tidak masuk akal karena harus mengakhiri

Page 19: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

18

peradaban manusia agar masing-masing individu di masa mendatang

memperoleh jatah minyak merata.

3. Kita bisa mengatakan bahwa seseorang memiliki hak tertentu hanya jika kita

tahu bahwa dia memiliki kepentingan tertentu yang dilindungi oleh hak

tersebut.

Tujuan dari hak lagi pula adalah untuk melindungi kepentingan yang punya

hak, namun kita sama sekali tidak tahu apa kepentingan yang akan dimilki oleh

generasi mendatang. Manusia masa depan mungkin diciptakan melalui

rekayasa genetika di mana keinginan, kesenangan, dan kebutuhan mereka

sangat berbeda dari kita. Ilmu pengetahuan mungkin muncul dengan teknologi-

teknologi untuk menciptakan produk dari bahan baku yang melimpah saat ini,

misalnya mineral dalam laut, fusi nuklir, atau yang lainnya. Atau mungkin

generasi masa depan mampu mengembangkan bahan-bahan pengganti yang

murah dan melimpah untuk sumber daya langka yang kita perlukan saat ini.

Jika argumen-argumen itu benar, dalam arti kita tidak tahu pasti apakah

generasi masa depan benar-benar akan ada atau bagaimana penampilan

mereka, maka berarti mereka tidak punya hak. Namun demikian, ini tidak

berarti kita tidak punya kewajiban sama sekali terhadap generasi masa depan

karena kewajiban kita bisa jadi didasarkan pada alasan-alasan lain.

Keadilan bagi Generasi Mendatang

John Rawls menyatakan bahwa meskipun tidak adil bila memberikan beban

yang berat bagi generasi sekarang demi generasi mendatang, namun juga tidak

adil bila generasi sekarang tidak meninggalkan apa-apa sama sekali bagi generasi

mendatang. Untuk menentukan cara yang adil untuk mendistribusikan sumber

daya antar generasi, menurutnya masing-masing anggota generasi selayaknya

menempatkan diri dalam posisi awal, dan tanpa mengetahui dari generasi mana

mereka berasal.

Secara umum, Rawls menyatakan bahwa metode ini memastikan apa yang

diberikan oleh generasi sebelumnya pada generasi selanjtnya, akan mengarahkan

pada kesimpulan bahwa apa yang diisyaratkan oleh keadilan pada kita hanyalah

kepastian bahwa generasi selanjutnya tidak menerima yang lebih buruk dari yang

Page 20: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

19

kita terima dari generasi sebelumnya. Masing-masing generasi tidak hanya wajib

melestarikan hasil-hasil budaya dan peradaban, serta mempertahankan institusi-

institusi yang telah terbentuk, namun juga menyisihkan akumulasi modal dalam

jumlah yang memadai (bukan hanya modal yang berbentuk pabrik, mesin, dan

sebagainya, tapi juga pengetahuan dan budaya, serta teknik dan keahlian, yang

mendukung terlaksananya institusi-institusi yang adil dan memberikan nilai yang

tepat pada kebebasan).

Kewajiban untuk memberikan perhatian yang berasal dari etika member

perhatian juga menyarankan kebijakan-kebijakan konservasi serupa dengan yang

diusulkan dalam pandangan Rawls tentang keadilan. Kesimpulan Rawls juga

didukung oleh sejumlah penalaran utilitarian. Robin Attfield, seorang utilitarian,

misalnya, menyatakan bahwa utilitarianisme mendukung apa yang disebutnya

prinsip Locke bahwa “masing-masing individu wajib memberikan warisan yang

cukup dan baik bagi yang lain. Interpretasi Attfield atas prinsip ini adalah masing-

masing generasi berkewajiban mewariskan suatu dunia yang kapasitas outputnya

tidak lebih kecil dibandingkan dari yang diterima dari generasi sebelumnya.

Attfield menyatakan bahwa mewariskan dunia dengan kapasitas output yang sama

tidak berarti mewariskan dunia dengan sumber daya alam yang sama. Sebaliknya,

mempertahankan kapasitas output bisa dicapai melalui konservasi, pengolahan

kembali, atau inovasi terknologi.

Pendukung utilitarianisme lainnya juga memberikan kesimpulan serupa

meskipun sedikitberbeda dengan berdasarkan prinsip-prinsip utilitarian lain.

Mereka menyatakan bahwa masing-masing generasi mempunyai tugas untuk

memaksimalkan keuntunganp-keuntungan masa depan dari tindakan mereka dan

meminimalkan kerugian masa depan. Namun, mereka juga menyatakan bahwa

konsekuensi masda depa perlu dipotong (diberi nilai yang lebih rendah) karena

adanya ketidakpastian dan jarak dengan masa depan.

Kebutuhan dan permintaan generasi masa depan, serta kemungkinan

terjadinya kelangkaan sumber daya yang terjadi jauh di masa depan, banyak

dipotong oleh pasar sehingga hamper tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap

harga. William Shepherd dan Clair Wilcox memberikan sebuah ringkasan alasan-

Page 21: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

20

alasan yang direpresentasikan oleh pilihan dalam pasar dan gagalnya harga pasar

untuk memperhitungkan kelangkaan sumber daya di masa mendatang.

1. Akses beragam. Jika suatu sumber daya bias digunakan oleh beberapa pihak,

maka akses bersama ini akan mengarah kepada penyusutan sumber daya yang

cepat.

2. Preferensi waktu dan myopia. Perusahaan sering memiliki rentang waktu yang

singkat, di bawah tekanan kompetisi komersial. Hal ini bias jadi akan menekan

kepentingan-kepentingan dari generasi mendatang.

3. Perkiraan yang tidak memadai. Para pemakai saat ini secara umum gagal

memperkirakan perkembangan masa depan. Ini mungkin mencerminkan

kurangnya minat untuk melakukan penelitian dan kemampuan untuk

memahami perubahan-perubahan masa depan.

4. Pengeruh khusus. Pajak dan insentif khusus lainnya kemungkinan mendorong

penggunaan sumber daya yang terlampau cepat.

5. Pengaruh eksternal. Ada beberapa eksternalitas penting dalam penggunaan

berbegai sumber daya sehingga pemakai cenderung mengabaikan masalah

polusi dan biaya-biaya eksternal lain.

6. Distribusi. Terakhir keputusan pasar swasta didasarkan pola distribusi

kekayaan dan penghasilan yang sudah ada. Saat pemakai sumber daya memilih

dengan menggunakan uang mereka, permintaan pasar akan sangat

mencerminkan kepentingan dan preferensi kaum kaya.

Dalam istilah praktisnya, pandangan Rawls mengimplikasikan bahwa

meskipun kita tidak perlu mengorbankan kemajuan budaya yang telah kita

peroleh, namun kita perlu, secara sukarela atau melalui langkah-langkah hokum,

melakukan konservasi atas kekayaan sumber daya dan lingkungan yang kita

anggap diperlukan oleh generasi-generasi selanjutnya jika kita ingin agar mereka

memiliki pilihan-pilihan yang setidaknya sama dengan kita peroleh.

Pertumbuhan Ekonomi

Page 22: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

21

Sejumlah penulis menyatakan bahwa jika kita ingin menghemat sumber

daya alam yang langka agar generasi mendatang bisa memperoleh kualitas

kehidupan yang memuaskan, maka kita perlu mengubah system perekonomian

secara substansial, khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi. E.F.Schumacher misalnya, mengklaim bahwa negara-

negara industry harus beralih dari teknologi padat modal yang berorientasi pada

pertumbuhan menuju teknologi padat karya di mana manusia melakukan

pekerjaan-pekerjaan yang sekarang dilakukan oleh mesin. Kesimpulan bahwa

pertumbuhan ekonomi harus ditinggalkan jika masyarakat ingin mampu

mengganti masalah penyusutan sumber daya telah banyak mendapat tantangan.

Jika perekonomian dunia terus didasarkan pada tujuan pertumbuhan

ekonomi, maka permintaan akan sumber daya yang tidak dapat diperbarui akan

terus meningkat. Karena sumber daya dunia terbatas, maka pada titik tertentu

persediaannya akan habis. Dan pada titik ini, jika negara-negara seluruh dunia

masih menekankan pada usaha pertumbuhan ekonomi, maka diperkirakan

institusi-institusi ekonomi besar akan hancur (misalnya perusahaan dan lembaga

keuangan, jaringan komunikasi, industry jasa), yang selanjutnya juga akan

menghancurkan institusi politik dan social (pemerintahan tersentralisasi, program-

program pendidikan dan budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

perawatan kesehatan). Standar kehidupan selanjutnya akan turun dengan tajam

disertai munculnya bencana kelaparan di seluruh dunia dan dislokasi politik,

berbagai scenario untuk peristiwa-peristiwa ini telah banyak ditulis, dan semuanya

kurang lebih bersifat spekulatif dan hanya didasarkan pada asumsi-asumsi yang

tidak pasti.

Yang paling terkenal dan paling tua adalah penelitian-penelitian dari Club

of Rome, yang selama dua decade memproyeksikan akibat-akibat yang

mengerikan dari pola-pola pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut dalam

kaintannya dengan semakin menipisnya cadangan sumber daya alam.

Asumsi yang digunakan sebagai dasar scenario “kiamat” dari Club of Rome

dan kelompok-kelompok banyak mendapat kritikan dan penolakan. Program-

program computer dan persamaan yang digunakan untuk membuat prediksi ini

Page 23: Ehb v -- Etika Dan Lingkungan

22

membuat asumsi-asumsi yang sangat controversial dan tidak pasti tentang tingkat

pertumbuhan populasi masa depan, tidak ada kenaikan output per unit input di

masa depan, ketidakmampuan kita menemukan bahan pengganti dari sumber daya

yang sudah habis, dan teknologi daur ulang yang tidak efektif.

Masalah lain yang juga cukup merisaukan adalah persoalan-persoalan moral

yang muncul dan distribusi persediaan energy yang semakin kecil. Amerika

adalah negara terkaya di dunia sekaligus konsumen energy paling besar. Enam

persen penduduk dunia yang tinggal di Amerika mengonsumsi 35 persen

persediaan energy tahunan dunia, sementara 50 persen penduduk dunia yang

tinggal di negara-negara kurang berkembang hanya menerima 8 persen persediaan

energy dunia. Pada kenyataanya, tiap orang Amerika mengonsumsi 15 energi

lebih banyak dibandingkan penduduk asli Amerika Selatan, 24 kali lebih banyak

dibandingkan penduduk Asia, dan 31 kali lebih banyak dibandingkan penduduk

asli Afrika. Lebih jauh lagi orang-orang Amerika menggunakan sebagian besar

energy yang tersedia untuk hal-hal yang tidak penting (produk-produk yang tidak

perlu, perjalanan yang tidak perlu, kenyamanan rumah dan peralatan untuk

kesenangan), sementara negara-negara yang lebih hemat, menggunakan

persediaan energy untuk memenuhi kebutuhan pokok (makanan, pakaian, rumah).

Dalam kaitannya dengan semakin langkanya sumber daya energy,

perbandingan-perbandingan di atas mau tidak mau memunculkan pertanyaan

apakah negara dengan tingkat konsumsi energy yang tinggi secara moral

dibenarkan untuk menggunakannya terus menerus sesuai selera mereka atas

sumber daya energy yang tidak dapat diperbarui dari negara lain yang secara

ekonomi terlalu lemah untuk memanfaatkan sumber daya ini atau terlalu lemah

secara militer untuk melindunginya.