Makalah Etika Lingkungan Hidup

28
TUGAS KELOMPOK MAKALAH ETIKA PROFESI “ETIKA LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP ILLEGAL LOGGINGDisusun Oleh: KELOMPOK 4 KELAS O MINAT HAMA DAN PENYAKIT TUMUHAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

description

jhkgjkhab

Transcript of Makalah Etika Lingkungan Hidup

Page 1: Makalah Etika Lingkungan Hidup

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH ETIKA PROFESI

“ETIKA LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP ILLEGAL

LOGGING”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

KELAS O

MINAT HAMA DAN PENYAKIT TUMUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Makalah Etika Lingkungan Hidup

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Nama NIM

Ilham Fajar Sutrisno 115040201111335

1

Page 3: Makalah Etika Lingkungan Hidup

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara agraris, yang mana terdiri dari daratan dan

perairan yang luas. Indonesia memiliki banyak sekali pulau-pulau yang dipisahkan

oleh lautan. Indonesia dari dulu terkenal merupakan daerah yang subur (daratan).

Banyak sekali daerah daratan daripada negara kita ini yang dimanfaatkan sebagai

daerah pertanian dan juga perkebunan, hal ini karena daratan indonesia terkenal

subur sehingga baik untuk dikembangkannya sektor tersebut. Namun semakin hari

keadaan negeri kita semakin banyak mengalami perubahan. Seiring dengan

perkembangan teknologi industri, banyak lahan-lahan pertanian dan perkebuanan

yang subur dibangun diatasnya pabrik-pabrik industri dan juga perkotaan.

Perkembangan zaman juga diikuti dengan semakin banyaknya jumlah

penduduk yang mendiami negeri kita tercinta ini. Akibatnya, lahan pertanian dan

perkebunan pun semakin sempit, yang mana dikarenakan adanya pembukaan lahan

untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan kita. Selain itu juga

banyaknya lahan-lahan yang mulai tercemar dengan limbah dan tingginya kandungan

bahan-bahan kimia yang ada di dalam tanah kita. Banyak sekali lahan-lahan

perkebunan yang dulunya masih hijau bisa dikatakan vegetasi yang ada masih cukup

sekarang menjadi daerah yang kering dan gundul. Ini semua tidak lepas dari tindakan

manusia itu sendiri yang kurang bertanggung jawab.

Pada dasarnya semua yang kita lakukan akan kembali kepada kita semua

kelak. Dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas, sudah pasti menjadi penyebab

mengapa banyak sekali terjadi bencana alam seperti halnya lonsor, banjir, dll.

Penebangan hutan yang tidak mengikuti prosedur tebang pilih menjadi hal yang

paling mendasar yang menyebabkan daerah hutan kita yang seharusnya lebat dengan

pepohonan menjadi kering kerontang. Dari hal tersebut, banyak sekali yang

merasakan danpaknya baik secara langsung maupun tidak. Banyak hewan-hewan

yang turun ke daerah pemukiman penduduk, hal ini karena mereka tidak lagi

memiliki tempat tinggal yang cocok untuk diri mereka. Mereka juga kekurangan

makanan, sehingga banyak dari mereka yang menyerang pertanian kita. Jika kita

2

Page 4: Makalah Etika Lingkungan Hidup

sadar, manusia sering dirugikan karena akibat ulahnya sendiri. Tidah hanya hewan

yang dirugikan, namun di sini yang paling dirugikan adalah alam semesta ini.

Sehingga jangan heran jika banyak sekali benca banjir, longsor, dll yang terjadi di

daerah sekitar kita ini.

Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat

langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia

melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat

manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli

pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan

norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri.

Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani.

Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi

penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian

spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan

kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi

kehidupan sehari-hari manusia. Kiranya tidak salah jika manusia dipandang sebagai

kunci pokok dalam kelestarian maupun kerusakan lingkungan hidup yang terjadi.

Bahkan jika terjadi kerusakan dalam lingkungan hidup tersebut, YB Mangunwijaya

(2002) memandangnya sebagai oposisi atau konflik antara manusia dan alam. Cara

pandang dan sikap manusia terhadap lingkungan hidupnya menyangkut mentalitas

manusia itu sendiri yang mempertanyakan eksistensinya di jaman modern ini dalam

kaitannya dengan waktu, tujuan hidup, arti materi dan yang ada ”di atas” materi.

Dengan demikian masalah lingkungan hidup tak lain adalah soal bagaimana

mengembangkan falsafah hidup yang dapat mengatur dan mengembangkan

eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam. Isu-isu kerusakan lingkungan

menghadirkan persoalan etika yang rumit. Karena meskipun pada dasarnya alam

sendiri sudah diakui sungguh memiliki nilai dan berharga, tetapi kenyataannya terus

terjadi pencemaran dan perusakan.

Keadaan ini memunculkan banyak pertanyaan, perhatian kita pada isu

lingkungan ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana keterkaitan dan

relasi kita dengan generasi yang akan datang. Kita juga diajak berpikir kedepan. Kita

3

Page 5: Makalah Etika Lingkungan Hidup

akan menyadari bahwa relasi kita dengan generasi akan datang, yang memang tidak

bisa timbal balik. Karenanya ada teori etika lingkungan yang secara khusus memberi

bobot pertimbangan pada kepentingan generasi mendatang dalam membahas isu

lingkungan ini. Para penganut utilitirianisme, secara khusus, memandang generasi

yang akan datang dipengaruhi oleh apa yang kita lakukan sekarang. Apapun yang

kita lakukan pada alam akan mempengaruhi mereka. Pernyataan ini turut

memunculkan beberapa pandangan tentang etika lingkungan dalam pendekatannya

terhadap alam dan lingkungan.

1.2 Pokok Permasalahan

1 Apa dampak Illegal Logging?

2 Bagaimana kaitannya antara Illegal Logging dengan etika lingkungan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Sehubungan dengan adanya suatu hal yang melatarbelakangi masalah, maka

ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini, yakni:

1. Mengetahui dampak pemahaman tentang Illegal Logging

2. Mengetahui kaitan antara Illegal Logging dengan etika lingkungan.

4

Page 6: Makalah Etika Lingkungan Hidup

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak

kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep

individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu

yang telah dilakukan. Sedangkan Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau

aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab

dalam pergaulan (Anonymous a, 2014).

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui

rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil

sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya

membantu kitauntuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita

lakukan dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam

segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi

beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya (Bertens,

1997).

2.2 Etika Lingkungan

Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan

lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut

lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap

terjaga (Anonymous b, 2014)

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan

etika lingkungan sebagai berikut:

a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga

perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.

b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk

menjaga terhadap pelestarian, keseimbangan dan keindahan alam.

5

Page 7: Makalah Etika Lingkungan Hidup

c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan

energi.

d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk

makhluk hidup yang lain.

Masalah ekologi tidak cukup dihadapi dengan mengembangkan etika

lingkungan hidup. Kalau sudah menyangkut kesejahteraan masyarakat, pemikiran

etis saja tidak akan berdaya tanpa didukung oleh aturan-aturan hukum yang dapat

menjamin pelaksanaan dan menindak pelanggarnya. Untuk itu perlu diketahui

berbagai teori yang membangun pemikiran tentang etika lingkungan hidup. Etika

Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan

menjadi dua yaitu:

1. Etika ekologi dalam

Adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami

lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua

unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip

yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki

hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk

berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies

manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas

disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan binatang dan tumbuhan serta

alam. Bagi etika ekologi dalam, alam memiliki fungsi sebagai penopang kehidupan.

Untuk itu lingkungan patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik. Etika

ini juga disebut etika lingkungan ekstensionisme dan etika lingkungan preservasi.

Etika ini menekankan pemeliharaan alam bukan hanya demi manusia tetapi juga

demi alam itu sendiri. Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia

dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi

kepentingan bersama. Terbagi dalam empat kategori besar, yaitu :

a. Etika lingkungan neo-utilitarisme

Merupakan pengembangan etika utilitarisme Jeremy Bentham yang

menekankan kebaikan untuk semua. Dalam konteks etika lingkungan maka

kebaikan yang dimaksudkan, ditujukan untuk seluruh mahluk. Tokoh yang

6

Page 8: Makalah Etika Lingkungan Hidup

mempelopori etika ini adalah Peter Singer. Dia beranggapan bahwa menyakiti

binatang dapat dianggap sebagai perbuatan tidak bermoral.

b. Etika lingkungan Zoosentrisme

Etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika ini

juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles

Brich. Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan

karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga

bagi para penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah

satu standar moral. Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals,

perasaan senang dan menderita mewajibkan manusia secara moral

memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih.

c. Etika lingkungan Biosentrisme

Etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar

moral. Salah satu tokoh penganutnya adalah Kenneth Goodpaster. Menurut

Kenneth rasa senang atau menderita bukanlah tujuan pada dirinya sendiri. Bukan

senang atau menderita, akhirnya, melainkan kemampuan untuk hidup atau

kepentingan untuk hidup. Kepentingan untuk hidup yang harus dijadikan standar

moral. Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai

secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan

dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses

perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.

d. Etika Lingkungan Ekosentrisme

Sebutan untuk etika yang menekankan keterkaitan seluruh organisme dan

anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu dalam ekosistem diyakini terkait

satu dengan yang lain secara mutual. Planet bumi menurut pandangan etika ini

adalah semacam pabrik integral, suatu keseluruhan organisme yang saling

membutuhkan, saling menopang dan saling memerlukan. Sehingga proses hidup-

mati harus terjadi dan menjadi bagian dalam tata kehidupan ekosistem. Kematian

dan kehidupan haruslah diterima secara seimbang. Hukum alam memungkinkan

mahluk saling memangsa diantara semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa

manusia boleh memakan unsur-unsur yang ada di alam, seperti binatang maupun

tumbuhan.

7

Page 9: Makalah Etika Lingkungan Hidup

Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :

Manusia adalah bagian dari alam,

Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh

manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang,

Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan

sewenang-wenang,

Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk,

Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai,

Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati,

Menghargai dan memelihara tata alam,

Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem,

Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif

yaitu sistem mengambil sambil memelihara.

2. Etika ekologi dangkal.

Sedangkan Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan

yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia,

yang bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada

filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik yang

kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan para ahli

lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia, Etika ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu etika

antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris

yang mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang

berkaitan dengan kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene

Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan harus dicari pada

aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika. Sedangkan etika

antroposentris yang mementingkan kesejahteraan generasi penerus mendasarkan

pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus

manusia.

  Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber

hidup manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini :

8

Page 10: Makalah Etika Lingkungan Hidup

Manusia terpisah dari alam,

Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung

jawab manusia,

Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya,

Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia,

Norma utama adalah untung rugi,

Mengutamakan rencana jangka pendek,

Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya

dinegara miskin,

Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan

etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada

mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika

pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk

kepentingan semua mahluk.

2.3 Fungsi Hutan

1. Sebagai penampung karbondioksida

Dalam proses fotosintesis tumbuhan mengambil Karbondioksida (Co2)

dari atmosfer dikombinasi dengan air  dan dibantu dengan energi cahaya

memproduksi materi organik.

2. Habitat Hewan

Hewan-hewan penghuni hutan seperti orang utan, harimau, singa, ular,

babi hutan, gajah, dan lainnya merupakan penghuni asli hutan. Habitat mereka di

hutan sehingga ketika hutan menjadi gundul hewan-hewan tersebut akan keluar

dari hutan dan mendatangi pemukiman penduduk desa, serta memangsa hewan

dan penduduk. Hal ini disebabkan karena rantai makan mereka terputus dan

menyebabkan hewan-hewan buas tersebut mencari makan di luar hutan.

9

Page 11: Makalah Etika Lingkungan Hidup

3. Modulator arus hidrologika

Hutan sebagai penyeimbang arus hidrologika, sebagai tempat penyerapan

air, penahan air sehingga menghindari erosi tanah.

4. Pelestari tanah

Tanah-tanah yang dibiarkan gundul maka akan kehilangan fungsinya sebagai

tanah. Tanah akan kurang berfungsi, sehingga tanah akan menjadi tanah yang

tandus. Serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting.

(Azhari, 1997)

2.4 Illegal Logging

Penebangan liar atau disebut juga dengan illegal logging. Sedangkan

pengertian Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi lebat oleh pepohonan dan

tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang

luas di dunia. Dalam definisi lain disebutkan bahwa hutan adalah bentuk kehidupan

yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis

maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun daerah beriklim dingin, di

dataran rendah maupun pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.

Pembalakan liar adalah kegiatan penebangan, pengangkutan, dan penjualan kayu

yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. Pembalakan liar

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan atau pribadi-pribadi yang membutuhkan.

Pohon-pohon ditebang dengan seenaknya untuk keperluan pribadi dan tanpa ijin,

membuka hutan dan menguras habis isinya, dan tanpa menanam kembali hutan untuk

kelestarian selanjutnya (Haba, 2005).

10

Page 12: Makalah Etika Lingkungan Hidup

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Illegal Logging

Pada dasarnya hubungan yang terjalin antara manusia dan alam dapat dibagi

menjadi hubungan manusia dengan alam yang merusak atau merugikan dan yang

menguntungkan atau dengan kata lain ada yang negatif dan positif. Ilegal logging

atau pembabatan hutan secara liar merupakan salah satu contoh hubungan yang

merusak lingkungan atau alam.

Penebangan Hutan secara ilegal (illegal logging) adalah persoalan klasik bagi

masyarakat Indonesia. Setiap hari, kegiatan tersebut marak dilakukan di sejumlah

kawasan hutan dengan diketahui petugas instansi berwenang, aparat dan masyarakat

setempat. Meskipun berkali-kali diberitakan bahwa penertiban terus diupayakan,

namun penebangan dan perusakan hutan semakin merajalela.

Di kabupaten Ketapang misalnya, sasaran penebangan liar adalah Taman

Nasional Gunung Palung ( TNGP ). Sudah sekitar 5 tahun penjarahan itu

berlangsung. Sekitar 80 % dari 90.000 ha luas TNGP sudah dirambah para penebang

dan mengalami rusak berat. Para penebang yang dibayar untuk memotong pohon itu

diperkirakan jumlahnya sebanyak 2000 orang dengan menggunakan motor pemotong

chainsaw.

Selain itu di hutan Kapuas Hulu, penebangan hutan liar juga tak kalah

mengerikan. Sasaran penebangan adalah pohon-pohon dengan jenis Kayu Ramin,

Meranti, Klansau, Mabang, Bedaru, dan jenis Kayu Tengkawang yang termasuk

jenis kayu dilindungi. Kayu-kayu gelondongan yang telah ditebang langsung diolah

menjadi balok dalam berbagai ukuran antara lain: 24 cm x 24 cm, 12 cm x 12 cm

dengan panjang rata-rata 6 meter. Setiap hari jumlah truk yang mengangkut kayu ini

ke wilayah Malaysia sekitar 50 –60 truk (Keraf, 2002).

Dampak kerusakan terhadap ekologi lingkungan Penebangan hutan secara

ilegal ini juga menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi hutan itu sendiri

maupun lingkungan di sekelilingnya. Secara umum, dampak penebangan hutan

menyebabkan:

11

Page 13: Makalah Etika Lingkungan Hidup

1. Kerugian bidang Ekonomi

Berdasarkan pada perkiraan Prof. Dr. Herujono Hadisuprapto, MSc, Dekan

Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, setiap hari kayu ilegal berbentuk balok

yang diselundupkan dari Kal-Bar ke Serawak mencapai 10.000 m kubik. Kayu-kayu

ini terbebas dari iuran resmi seperti dana reboisasi, provisi sumber daya hutan, dan

pajak ekspor. Diprediksi kerugian negara mencapai Rp. 5,35 milyar per hari, atau

sekitar Rp 160,5 milyar perbulan. Maka sebenarnya sangat ironis jika kerugian ini

dihubungkan dengan usaha mati-matian dari pemerintah Indonesia untuk mencari

pinjaman dana dari IMF. Ketika pemerintah mengemis pada IMF dana senilai 400

juta $ AS, sebenarnya pemerintah kehilangan pendapatan atas pajak senilai 4 Milyar

$ AS setiap tahunnya akibat penebangan hutan liar sejak 1998.

2. Dampak kerusakan terhadap ekologi lingkungan

Penebangan hutan secara ilegal ini juga menimbulkan akibat yang sangat

merugikan bagi hutan itu sendiri maupun lingkungan di sekelilingnya. Secara umum,

dampak penebangan hutan menyebabkan: pertama, masalah pemanasan global;

kedua, masalah degradasi tanah; dan ketiga, mempercepat kepunahan

keanekaragaman hayati di dalamnya.

Masalah pemanasan global

Para ahli memperkirakan bahwa dampak dari pemanasan global akan

sangat meningkat bila kelestarian dan keutuhan hutan tidak dipelihara. Ada

beberapa akibat yang akan muncul akibat pemanasan global ini, antara lain

terjadinya perubahan iklim. Hal ini akan mempercepat penguapan air

sehingga berpengaruh pada curah hujan dan distribusinya. Akibat selanjutnya

adalah terjadinya banjir dan erosi di daerah-daerah tertentu. Seperti kasus

yang terjadi di Pontianak ( Kalimantan Barat ) dan Nias ( Sumatra Utara )

yang menelan korban materi dan nyawa yang sangat besar. Musim kering

yang berkepanjangan juga akan melanda daerah-daerah yang areal hutannya

digunduli, bahkan dibakar. Sebagai contoh adalah kebakaran hutan

Kalimantan Barat. Resiko yang timbul kemudian adalah banyaknya lahan

yang dibiarkan kosong.

Masalah degradasi tanah

12

Page 14: Makalah Etika Lingkungan Hidup

Penebangan hutan secara tak terkendali pasti juga menyebabkan

degradasi tanah dan berkurangnya kesuburan tanah. Data dari Biro Pusat

Statistik menyebutkan bahwa lahan produktif yang telah diolah di Indonesia

sebanyak 17.665.000 hektar. Sebesar 70 % dari lahan itu adalah lahan kering.

Sisanya adalah lahan basah. Akibat penebangan liar yang terjadi banyak lahan

kering yang tidak digarap. Akibatnya erosi menjadi mudah terjadi dan tanah

berkurang kesuburannya.

Masalah kepunahan keranekaragaman hayati

Masalah ini cukup mendapat perhatian penting saat ini. Berdasar

penelitian para ahli, dikatakan bahwa jumlah spesies binatang atau spesies

burung semakin berkurang, khususnya di Kalimantan Barat. Akibat penebangan

hutan yang dilakukan terus menerus, banyak hewan yang menyingkir dan

mencari habitat yang baru. Misalnya, harimau Kalimantan semakin terjepit

karena tempat tinggalnya semakin sempit dan terus di babat. Bukan tidak

mungkin bahwa tahun-tahun mendatang spesies harimau akan punah. Para ahli

memperkirakan bahwa pada tahun 2015 dengan penggundulan hutan tropis di

Kalimantan akan menyebabkan punahnya 4-8% spesies dan 17,35 % pada tahun

2040 (Azhari, 1997).

3.2 Kaitan antara Illegal Logging dengan Etika Lingkungan

Di Indonesia sendiri sebenarnya etika lingkungan bukanlah merupakan hal

yang baru. Jika dikaitkan dengan praktik bisnis, maka bisnis yang etis adalah bisnis

yang dapat memberi manfaat maksimal pada lingkungan, bukan sebaliknya,

menggerogoti keserasian lingkungan (Anonymous c, 2014).

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata kelestarian lingkungan,

dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis yang berkepanjangan. Krisis lingkungan

yang terjadi akhir-akhir ini, berakar dari kesalahan perilaku manusia yang berasal

dari cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam. Masalah lingkungan semakin

terasa jauh terpinggirkan, bahkan sering hanya merupakan embel-embel atau

tempelan belaka dalam program pembangunan, kesadaran masyarakat terhadap

masalah lingkungan menurun. Padahal, berbagai bencana akibat pengelolaan

13

Page 15: Makalah Etika Lingkungan Hidup

lingkungan yang tidak benar telah berulang kali terjadi, dan merupakan bagian dari

kehidupan sehari-hari masyarakat.

Menciptakan kesadaran masyarakat yang berwawasan lingkungan merupakan

fondasi untuk menjaga agar lingkungan terhindar dari berbagai macam pengrusakan

dan pencemaran. Karena pada dasarnya kerusakan lingkungan dikarenakan oleh

tangan-tangan manusia itu sendiri.

Etika lingkungan, dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang memberikan

pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan

yang baik dalam menghadapi dan menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan

lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan umat manusia serta mahluk hidup lainnya.

Etika lingkungan yang baik dapat menjadikan perilaku kita semakin arif dan

bijaksana terhadap lingkungan, sebaliknya etika yang salah akan menciptakan

malapetaka bagi kehidupan manusia, karena merusak etika lingkungan hidup adalah

pertimbangan filosofis dan biologis mengenai hubungan manusia dengan tempat

tinggalnya serta dengan semua mahluk non manusia. Dengan etika lingkungan hidup,

manusia dipaksa untuk me-review segala aktivitasnya yang berhubungan dengan

lingkungan hidup, mana yang benar, mana yang salah.

Kepedulian lingkungan yang dangkal menunjukkan perhatian kepada

kepentingan yang sering diabaikan dalam ekonomi tradisional. Pandangan ini

menganggap alam bernilai hanya sejauh ia bermanfaat bagi kepentingan manusia,

bukan karena bernilai pada dirinya sendiri. Kepedulian lingkungan yang dalam,

mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang.

Dalam hal ini kita tentu tidak tinggal diam saja, sebagai penonton dalam hal

kerusakan yang terjadi di bumi ini maka dari itu untuk menanggulangi terjadinya

pemanasan global yang mana banyak dampak yang terjadi jika kita hanya tinggal

diam, sebagai  orang yang bijak khususnya mahasiswa kita harus kritis tentang

masalah yang terjadi ini maka perlu dibangun kesadaran yang tinggi tentang

lingkungan dengan di kenalkan kepada publik tentang etika lingkungan. Maka dari

itu kita harus mengetahui pengertian illegal logging, dampak yang dihasilkan, dan

solusi apa yang harus dilakukan (Soerjani, 1996).

14

Page 16: Makalah Etika Lingkungan Hidup

BAB IV

PENUTUP

Pada dasarnya hubungan yang kurang baik antara manusia dengan alam

terjadi karena ada faktor keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Namun,

karena sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas maka terjadi eksploitasi-

eksploitasi yang berlebihan yang nantinya berdampak pada kerusakan alam. Adapun

dampak dari pada kegiatan manusia yang merusak lingkungan utamanya hutan

banyak sekali, seperti banjir, longsor, adanya hewan-hewan liar yang menyerang

pemukiman yaitu areal pertanian karena sudah tidak ada lagi makanan yang tersisa di

hutan akibat pembalakan liar, dan masih banyak lagi lainnya. Dari situ manusia

nantinya juga akan merasa dirugikan oleh perbuatannya sendiri. Sesuatu yang

dilakukan oleh manusia akan kembali kepada manusia itu sendiri.

Etika lingkungan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi

individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih tindakan yang baik dalam

menghadapi dan menyikapi segala sesuatu sekaitan dengan lingkungan sebagai

kesatuan pendukung kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia

serta mahluk hidup lainnya.

15

Page 17: Makalah Etika Lingkungan Hidup

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a. http://blawgerpoet.blogdetik.com/2011/02/14/pembalakan-liar-hutan-

indonesia. Diakses pada tanggal 3 April 2014.

Anonymous b. http://impasb.wordpress.com/2008/02/27/penyebab-dan-dampak-

rusaknya-hutan-kita. Diakses pada tanggal 2 April 2014.

Anonymous c. http://kpshk.org/index.php/berita/read/2011/02/11/1404/pencegahan-

dan-pemberantasan-pembalakan-liar.kpshk. Diakses pada tanggal 2 April

2014.

Azhari, Samlawi. 1997. Etika Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan,

Jakarta: DIKTI.

Bertens, K. 1997. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Haba, John. 2005. Illegal Logging, Penyebab dan Dampaknya. Jakarta: PMB-LIPI.

Keraf, A. Sonny. 2002. Etika Lingkungan, Jakarta: Kompas.

Soerjani, Mohamad. 1996. Pembangunan dan Lingkungan, Jakarta: Institut

Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL).

16