Etika & Lingkungan

35
Apriyanti 0000253/Reg/XVIII/2009 Fitri Candra Wardana 0000234/Reg/XVIII/2009 Suryani Puji Lestari 0000123/Reg/XVIII/2009 Maruf Hidayah 0000172/Reg/XVIII/2009 Kelompok IV Etika & Lingkungan

Transcript of Etika & Lingkungan

Page 1: Etika & Lingkungan

Apriyanti 0000253/Reg/XVIII/2009

Fitri Candra Wardana0000234/Reg/XVIII/2009

Suryani Puji Lestari0000123/Reg/XVIII/2009

Maruf Hidayah0000172/Reg/XVIII/2009

Kelompok IV

Etika & Lingkungan

Page 2: Etika & Lingkungan

Industrialisasi modern dapat memberikan kemakmuran material, tetapi juga dapat menimbulkan ancaman bagi lingkungan. Yaitu terjadinya pencemaran lingkungan & dengan cepat menghabiskan persediaan sumber daya.

Ancaman lingkungan yang muncul antara lain: Polusi udara, polusi air, polusi tanah, penyusutan spesies & habitat, penyusutan bahan bakar fosil, & penyusutan mineral.

Masalah-masalah lingkungan tersebut memunculkan berbagai persoalan etika dan teknologi yang rumit bagi masyarakat bisnis.

Pendahuluan

Page 3: Etika & Lingkungan

Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh pembuatan atau penggunaan suatu komoditas.

Penyusutan sumber daya mengacu pada konsumsi sumber daya yang terbatas atau langka.

Dimensi Polusi & Penyusutan Sumber Daya

Page 4: Etika & Lingkungan

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

(Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup)

Page 5: Etika & Lingkungan

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan.

Syarat-syarat suatu zat disebut polutan yaitu :Bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.

Contohnya: karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara bermanfaat bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.

Page 6: Etika & Lingkungan

Gambar : Lingkungan yang dikelilingi polusi

:

Page 7: Etika & Lingkungan

7

1Menurut Tempat TerjadinyaMenurut Tempat Terjadinya

2 Menurut Bahan Pencemarnya Menurut Bahan Pencemarnya

3 Menurut Tingkat PencemaranMenurut Tingkat Pencemaran

Macam–macam Pencemaran

Page 8: Etika & Lingkungan

1. Menurut tempat terjadinya Pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu

polusi udara, air, dan tanah.

a. Polusi Udara

Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya :

Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.

Gas CO dan CO2. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan dari mesin kendaraan. Gas CO2 dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah kaca.

Page 9: Etika & Lingkungan

b. Polusi AirPolusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:

Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik. Misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.

Sampah-sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan oksigen (O2) di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.

Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya.

Page 10: Etika & Lingkungan

c. Polusi TanahPencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemar berikut ini :

Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng.

Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan)

Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

Page 11: Etika & Lingkungan

2. Menurut jenis bahan pencemarnya

Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut:

Kimiawi: berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik pestisida, detergen dan minyak.

Biologi: berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.

Fisik: berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

Page 12: Etika & Lingkungan

3. Menurut tingkat pencemaran

Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3 :

Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indera dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Contohnya: gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.

Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada bagian tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. Contohnya: pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang, yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.

Page 13: Etika & Lingkungan

Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.

Contohnya: pencemaran nuklir.

Page 14: Etika & Lingkungan

Penyusutan Spesies & Habitat

Menurut data manusia telah membuat kepunahan puluhan spesies binatang & tumbuhan, setidaknya ada 63 spesies mamalia & 88 spesies burung telah punah.Habitat hutan yang menjadi tempat tinggal berbagai jenis spesies juga telah dihancurkan oleh industri kayu.

Hilangnya habitat hutan yang juga disertai dengan pengaruh-pengaruh dari polusi diperkirakan telah mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies.

Page 15: Etika & Lingkungan

Penyusutan Bahan Bakar Fosil

Penyusutan Mineral

Page 16: Etika & Lingkungan

a. Etika Ekologi

Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia dibumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan mempertahankannya.

Sistem ekologi adalah rangkaian organisme dan lingkungan yang saling terkait dan saling bergantung satu sama lain seperti danau dimana ikan bergantung pada organisme air kecil dan organisme-organisme ini bergantung pada tanaman air yang mati dan kotoran ikan.

Etika Pengendalian Polusi

Page 17: Etika & Lingkungan

Beberapa pendukung pendekatan ini merumuskan beberapa program dengan pernyataan-pernyataan sebagai berikut:

Kesejahteraan dan kemajuan kehidupan manusia dan non manusia di dunia memiliki nilai sendiri.

Kekayaan dan keragaman kehidupan berperan penting untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut.

Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan keragaman ini kecuali untuk alasan pengamanan atas kebutuhan-kebutuhan pokok.

Kemajuan kehidupan dan budaya manusia sejalan dengan penurunan substansial atas populasi manusia.

Page 18: Etika & Lingkungan

Interferensi yang dilakukan manusia saat ini pada dunia non manusia sudah sangat berlebihan.

Kebijakan harus dirubah, yang akan berpengaruh pada struktur dasar ekonomi, teknologi, & ideologi.

Perubahan pada ideologi sebagian besar haruslah mengarah pada apresiasi atas kualitas hidup, bukan mengikuti standar hidup yang semakin tinggi.

Orang-orang yg mengakui pernyataan-pernyataan diatas memiliki kewajiban baik secara langsung atau tidak langsung untuk berpartisipasi dalam penerapan perubahan-perubahan yg diperlukan.

Page 19: Etika & Lingkungan

b. Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak

Menurut teori hak-hak lingkungan William T. Blackstone menyatakan kepemilikan atas lingkungan yg nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia.

Hak moral dan hukum lebih diutamakan dari pada hak kepemilikan secara hukum. Argumen Blackstone didasarkan pada teori Kant tentang hak.

Namun demikian, masalah utama dari pandangan Blackstone ini gagal memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yg cukup berat mengenai lingkungan & seberapa besar pengendalian polusi yang diperlukan.

Page 20: Etika & Lingkungan

c. Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial Pendekatan yang secara fundamental bersifat

utilitarian terhadap masalah lingkungan adalah dengan melihat masalah-masalah tersebut sebagai cacat pasar.

Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.

Page 21: Etika & Lingkungan

d. Biaya Pribadi & Biaya Sosial Biaya Sosial = Biaya Pribadi + Biaya Eksternal

100 300 500 700 9000

1

2

3

4

5

6

7

Persediaan Permintaan

Page 22: Etika & Lingkungan

Biaya Sosial = Biaya Pribadi + Biaya Eksternal

100 300 500 700 9000

1

2

3

4

5

6

7

8

Persediaan (S) Permintaan Persediaan (S')

Page 23: Etika & Lingkungan

e. Penyelesaian masalah biaya eksternal

Utilitarian: memasukkan biaya polusi atau pencemaran kedalam perhitungan, biaya ini ditanggung produsen.

Cara untuk menginternalisasi biaya eksternal dari polusi:

1. Meminta pihak yg menyebabkan polusi untuk membayar ganti rugi.

2. Mewajibkan perusahaan yang menjadi sumber polusi agar menghentikan polusi & memasang alat pengendali polusi.

Page 24: Etika & Lingkungan

f. Etika Keadilan Internalisasi biaya internal sejalan dengan

keadilan distributif. Keadilan distributif mendukung adanya kesamaan hak. Internalisasi biaya eksternal sesuai dengan syarat keadilan retributif & keadilan kompensatif.

Keadilan retributif menyatakan bahwa pihak-pihak yg bertanggungjawab & memperoleh keuntungan dari sesuatu yg merugikan wajib menangung semua beban untuk memperbaikinya.

Keadilan kompensatif menyatakan bahwa pihak yg dirugikan berhak memperoleh kompensasi dari pihak yg mengakibatkan kerugian.

Page 25: Etika & Lingkungan

g. Biaya dan Keuntungan Analisis biaya-keuntungan Thomas Klein:

1. Mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari usulan program.

2. Mengevaluasi biaya dan keuntungan terkait dengan nilainya terhadap pihak yg memberi & menerima.

3. Menambahkan biaya & keuntungan untuk menentukan

keuntungan sosial bersih suatu proyek atau program.

Hambatan: sulitnya menilai biaya dan keuntungan secara akurat.

Page 26: Etika & Lingkungan

h. Ekologi Sosial, Ekofeminisme, & Kewajiban untuk Memelihara Ekologi sosial menyatakan bahwa krisis lingkungan yg

kita hadapi berakar dari sistem-sistem hierarki & dominasi sosial yg menjadi karakteristik masyarakat kita.

Ekofeminisme menyatakan bahwa akar dari krisis ekologi yg terjadi ada pada pola dominasi atas alam yg berkaitan erat dengan praktik-praktik sosial & lembaga-lembaga dimana perempuan memiliki posisi lebih rendah dibandingkan kaum pria.

Etika perhatian menyatakan bahwa ada kewajiban memberikan perhatian & memelihara hubungan dengan alam & makhluk hidup.

Page 27: Etika & Lingkungan

Konservasi mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang.

Konservasi mengacu pada kebutuhan untuk membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk esok.

Konservasi merupakan cara-cara untuk menjamin persediaan sumber daya yang terbatas & tidak bisa diperbarui.

Habisnya sumber daya memunculkan dua pertanyaan: mengapa kita perlu menghemat sumber daya? Seberapa banyak penghematan yang bisa kita lakukan?

Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis

Page 28: Etika & Lingkungan

a. Hak Generasi MendatangGenerasi mendatang memiliki hak yg sama atas sumber daya yg terbatas. Sejumlah penulis menyatakan salah bila kita berpikir generasi mendatang memiliki hak. Ada 3 alasan yg diajukan untuk mendukung argumen tersebut:

Generasi mendatang tidak bisa dikatakan memiliki hak karena mereka saat ini belum ada.

Jika generasi masa depan mempunyai hak, maka kita diarahkan menuju kesimpulan yang tidak masuk akal bahwa kita harus mengorbankan seluruh peradaban demi mereka.

Seseorang memiliki hak tertentu hanya jika kita tahu bahwa dia memiliki kepentingan tertentu.

Page 29: Etika & Lingkungan

b. Keadilan Generasi Mendatang

John Rawls menyatakan bahwa meskipun tidak adil bila memberikan beban yang berat bagi generasi sekarang demi generasi masa datang, namun juga tidak adil bila generasi sekarang tidak meninggalkan apa-apa bagi generasi mendatang. Yang disyaratkan oleh keadilan adalah kepastian bahwa generasi selanjutnya tidak menerima yang lebih buruk dari yang kita terima dari generasi sebelumnya.

Page 30: Etika & Lingkungan

William Shepherd & Clair Wilcox mengemukakan alasan-alasan gagalnya pasar memperhitungkan kelangkaan sumber daya di masa mendatang: Akses beragam Preferensi waktu dan myiopi Perkiraaan yang tidak memadai Pengaruh khusus Pengaruh eksternal Distribusi

Page 31: Etika & Lingkungan

c. Pertumbuhan Ekonomi

Beberapa pengamat tidak yakin konservasi dapat menghemat sumber daya alam yang ada. Jika kita ingin melindungi sumber daya alam yang langka maka kita perlu untuk mengubah sistem ekonomi secara substansial, khususnya dengan menekan usaha-usaha yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Page 32: Etika & Lingkungan

Beverages

Foods

0.25 0.75 1.25 1.75 2.25 2.75 3.25 3.75

Beverages Foods

2008 3.8 2.7

2007 3.7 1

Electric Efficiency Improvement

Page 33: Etika & Lingkungan

Beverages

Foods

1 3 5 7 9 11 13

Beverages Foods

2008 13.6 5.2

2007 10.4 2.8

Fuel Efficiency Improvement

Page 34: Etika & Lingkungan

Setiap laporan lingkungan memiliki keunikan masing-masing sebab tidak ada standar yang pasti mengenai cara pencatatan dan penyajiannya seperti laporan keuangan biasa. Antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya tidak akan ada yang sama.

Kami membandingkan laporan perusahaan PepsiCo dan Baxter dan menemukan banyak sekali perbedaan dalam cara kedua perusahaan ini menyajikan atau melaporkan kemajuan kinerja lingkungannya. Diantaranya ukuran kinerja yang digunakan, biaya lingkungan yang diungkapkan, prioritas program lingkungan.

Dari perbedaan yang ditampilkan kedua laporan lingkungan ini, kelompok kami lebih menyukai laporan lingkungan Baxter. Alasannya karena dalam laporan lingkungan Baxter dicantumkan ringkasan (resume) mengenai kinerja lingkungan perusahaan selama tahun 2004-2008 dalam bentuk tabel. Tabel ringkasan ini memudahkan kami untuk memahami kemajuan-kemajuan apa saja yang dicapai Baxter selama kurun waktu tersebut.

Page 35: Etika & Lingkungan

35

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

Kantor Kebudayaan & Pariwisata

Jln. Agatish Telp. (0552) 22321 Fax. (0552) 22857

Tanjung Selor