EFEKTIVITAS PEMILAHAN JENIS-JENIS ... - Aplikasi RA dan LA
Transcript of EFEKTIVITAS PEMILAHAN JENIS-JENIS ... - Aplikasi RA dan LA
RANCANGAN AKTUALISASI
EFEKTIVITAS PEMILAHAN JENIS-JENIS SAMPAH
SEBELUM PEMBAKARAN MENGGUNAKAN INCENERATOR
DI RSUD KABUPATEN MELAWI
DISUSUN OLEH :
ULIL AINAWATI, S.Tr.Kes.
19970127 202012 2 007
38
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA KABUPATEN KAPUAS HULU
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2021
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
“Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan LXXIX Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2021
dapat diselesaikan.
Penulisan rancangan ini terlaksana karena kontribusi banyak pihak berupa
bimbingan dan motivasi sehingga pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Fransiskus Diaan, S.H, selaku Bupati Kabupaten Kapuas Hulu.
2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan
Barat.
3. Bapak H. Sarbani, S.E., M.A.P, selaku Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Kapuas Hulu.
4. Bapak dr. Sien Setiawan, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Melawi.
5. Ibu Dr. Ersa Tri Fitriasari, S.T., M.Si, selaku Coach yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, nasehat-nasehat serta masukan yang sangat berharga
dalam penyusunan rancangan aktualisasi.
6. Ibu Rachmadania Meisa, S.K.M, selaku mentor yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan pengarahan dalam penyusunan rancangan
aktualisasi.
7. Allukmanul Hakim, S.STP., M.Eng, selaku penguji yang telah memberikan
masukan dan saran perbaikan.
8. Bapak Ragil Suparno, Amd, selaku Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan di
RSUD Kabupaten Melawi.
9. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa, bimbingan, dan semangat
serta kasih sayang yang tulus.
10. Rekan peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Angkatan LXXIX Tahun 2021 Kabupaten Kapuas Hulu yang telah memberikan
bantuan dan motivasi.
Penulis berupaya agar Rancangan Aktualisasi ini dapat mencapai tujuan,
sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan
ini diterima dengan terbuka. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun bagi pembaca sebagai tambahan pengetahuan yang telah
dimiliki.
Putussibau, 20 April 2021
Penyusun
Ulil Ainawati, S.Tr.Kes.
v
DAFTAR ISI Halaman
Lembar Persetujuan ........................................................................................ i
Berita Acara ..................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii
Kata Pengantar .............................................................................................. iv
Daftar Isi ......................................................................................................... v
Daftar Tabel .................................................................................................... vi
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
C. Tempat dan Waktu Kegiatan ........................................................... 3
BAB II Gambaran Umum
A. Keadaan Organisasi ........................................................................ 4
B. Kondisi Geografi………………………………………………………… 5
C. Demografik………………………………………………………………. 6
D. Ketenagaan……………………………………………………………… 7
E. Visi-Misi dan Misi………………………………………………………..10
F. Tugas Pokok dan Fungsi……………………………………………….11
G. Struktur Organisasi……………………………………………………..13
H. Nilai-nilai Organisasi…………………………………………………….14
I. Uraian Tugas…………………………………………………………….14
J. Ruang Lingkup…………………………………………………………..15
BAB III Kerangka Konsep
A. Kosepsi Nilai-Nilai Dasar ASN ....................................................... 17
B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ...................................... 23
BAB IV Rancangan Aktualisasi
A. Identifikasi dan Penetapan Isu Aktual Serta Faktor Penyebabnya.29
B. Rancangan Aktualisasi .................................................................. 32
C. Jadwal Implementasi Kegiatan ...................................................... 41
D. Bimbingan...................................................................................... 43
BAB V Kesimpulan………………………………………………………………..45
Daftar Pustaka .............................................................................................. 46
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Menurut Status Kepegawaian ........................................................ 8
Tabel 2.2 Menurut Profesi Kepegawaian ....................................................... 8
Tabel 2.3 Tenaga Medis Dokter dan Perawatan ............................................ 9
Tabel 2.4 Tenaga Paramedis Non Perawat ................................................... 9
Tabel 2.5 Tenaga non Medis Lainnya…………………………………..………10
Tabel 4.1 Isu Aktual……………………………………………………………….30
Tabel 4.2 Analisa Faktor Penyebab Melalui USG ........................................ 31
Tabel 4.3 Rancangan Aktualisasi ................................................................. 32
Tabel 4.4 Jadwal Implementasi Rancangan Aktualisasi ............................... 41
Tabel 4.5 Jadwal Implementasi Kegiatan ..................................................... 42
Tabel 4.6 Jadwal Konsultasi dengan Coach……………………………………43
Tabel 4.7 Jadwal Konsultasi dengan Mentor ................................................ 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan masalah yang paling sering kita temukan dan juga
mempunyai dampak yang serius. Sampah dapat mencemari lingkungan, baik
lingkungan daratan, perairan dan juga kualitas udara. Dampak yang biasa
terjadi di lingkungan yaitu adanya pencemaran dan kerusakan struktur tanah,
pencemaran air tanah, peyumbatan saluran air, dan menyembabkan timbulnya
bau yang tidak sedap. Adapun jenis-jenis sampah berdasarkan sifatnya yaitu
sampah organik yaitu sampah yang bisa di urai, seperti sisa makanan
dedaunan. Kemudian ada sampah anorganik yaitu sampah yang tidak bisa di
urai tetapi bias didaur ulang, seperti plastik, botol kaca dll. Sampah dapat
dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, perkantoran, sisa bangunan,
perdagangan, industri serta kegiatan Rumah Sakit.
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang kegiatannya
menghasilkan sampah, baik sampah medis atau pun non medis. Sebagai
penghasil sampah medis dan non medis, harus selalu terjaga sistem pemilahan
sampahnya. Pemilahan sampah menjadi sangat penting dilakukan, karena
mengurangi dampak yang serius, baik itu dampak terhadap pegawai rumah
sakit, lingkungan dan juga dampak terhadap mesin pengolahan sampah itu
sendiri. Di RSUD Kabupaten Melawi sendiri memiliki 2 mesin pengolahan
sampah Incenerator yang kedua jenis mesin ini masing-masing di pisah untuk
pengolahan sampah medis dan non medisnya. Untuk mesin versi terbaru, di
khususkan untuk pengolahan jenis sampah medis seperti bekas jarum suntik,
bekas infus, dan sejenisnya. Sedangkan mesin versi lama hanya digunakan
untuk jenis non medis seperti bekas makanan pasien dan sejenisnya.
Sedangkan untuk jenis sampah biasa yang berasal dari ruangan non pelayanan
medis, di buang di kontainer penampungan sementara untuk di angkut oleh truk
sampah. Tetapi, saat ini masih terjadi kesalahan dalam pembuangan jenis
sampah ke tempat sampah oleh para pegawai rumah sakit. Saat di lakukan
pembakaran sampah oleh petugas di mesin incenerator versi terbaru, adanya
ledakan kecil yang terjadi yang menyebabkan kerusakan pada mesin tersebut.
Dan ternyata masih ada yang membuang sampah jenis non medis seperti botol
bekas parfum ruangan dan jenis botol yang beresiko menimbulkan ledakan
2
yang seharusnya tidak dibuang dalam kantong sampah infeksius (warna
kuning). Untuk itu, perlu adanya penyelenggaraan kesehatan lingkungan di
Rumah Sakit yang optimal lagi.
Untuk membentuk ASN sebagai pelayanan publik yang profesional
melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN, Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil, dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, Pemerintah Republik Indonesia
mengoptimalkan Pegawai ASN untuk memiliki nilai-nilai dasar ASN agar bisa
sebagai landasan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan
profesinya. Kelima nilai-nilai dasar yang wajib diinternalisasikan dan
diaktualisasikan oleh ASN adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, yang diakronimkan menjadi ANEKA.
Dengan demikian, maka penulis sebagai peserta Latsar CPNS membuat
rancangan aktualisasi yang berjudul “Efektivitas Pemilahan Jenis-Jenis
Sampah Sebelum Pembakaran Menggunakan Incenerator Di RSUD
Kabupaten Melawi”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta Diklatsar Golongan III Angkatan LXXIX diharapkan mampu
mengimplementasikan rancangan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai
profesi Pegawai Negeri Sipil dalam keterkaitan mata pelatihan Agenda II
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
dan Agenda III yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole Of
Government, sehingga terwujudnya pelayanan dan penyelenggaraan
pemerintahan yang profesional, transparan, efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
Peserta Latsar CPNS Golongan III Angkatan LXXIX diharapkan
mampu:
a. Terlaksananya inspeksi tempat sampah ke seluruh ruangan.
b. Mampu menyediakan tempat sampah yang sudah tertempel stiker jenis-
jenis sampah di setiap ruangan.
3
c. Tersampainya informasi tentang pemilahan sampah kepada pegawai
seluruh ruangan
d. Terlaksananya pemilahan sampah sesuai dengan jenis-jenisnya sehingga
saat dilakukannya pembakaran sampah tidak terjadi lagi bunyi ledakan
kecil di Incenerator, dan
C. Tempat dan Waktu Kegiatan
A. Tempat Kegiatan
Kegiatan Aktualisasi ini dilakukan di RSUD Kabupaten Melawi, yang terletak
di Jalan Kelakik KM 04, Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Provinsi
Kalimantan Barat.
B. Waktu Kegiatan
Waktu pelaksanaan aktualisasi dilaksanakan pada tanggal 26 April sampai
dengan 2 Juni 2021.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi merupakan rumah sakit
daerah milik pemerintah Kabupaten Melawi yang termasuk Rumah Sakit
kategori C. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi terletak di Jalan
Kelakik, KM 04, sekitar 4 (empat) kilometer dari ibu kota kabupaten, Nanga
Pinoh dan dapat diakses melalui jalan darat, berdiri diatas lahan seluas 12.900
m2 dengan keseluruhan luas bangunan 5.685 m2. Dilihat dari posisi letak
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi memungkinkan bagi pengguna
jasa layanan menggunakan berbagai fasilitas Rumah Sakit yang berasal dari
Kabupaten Melawi dan daerah perbatasan Kabupaten Melawi dengan Provinsi
Kalimantan Tengah.
Kabupaten Melawi dengan ibukota Nanga Pinoh terletak antara 0o 07’ –
1o 21’ Lintang Selatan dan 111o 07’ – 112o 27’ Bujur Timur. Secara geografis,
kondisi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Melawi merupakan dataran dengan
kontur geografis yang memiliki kecenderungan tanah datar pada bagian tengah
wilayah kabupaten dan daerah pegunungan di beberapa daerah perbatasan.
Secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Melawi adalah sebagai
berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sintang
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Timur
Provinsi Kalimantan Tengah.
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sintang.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang.
Luas wilayah 10.640 Km2 terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan, yaitu :
1. Nanga Pinoh
2. Ella Hilir
3. Menukung
4. Sokan
5. Sayan
6. Tanah Pinoh
5
7. Tanah Pinoh Barat
8. Belimbing
9. Belimbing Hulu
10. Pinoh Selatan
11. Pinoh Utara
Kabupaten Melawi sebagai salah satu dari kabupaten baru yang
merupakan pemekaran dari Kabupaten Sintang dibentuk berdasarkan UU
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Melawi dan Kabupaten Sekadau di Provinsi Kalimantan Barat. Sesuai dengan
surat Menteri Dalam Negeri Nomor 135/1213/SJ Tanggal 21 Mei 2004 perihal
pedoman Teknis Pelaksanaan 13 (tiga belas) Undang-Undang tentang
Pembentukan 24 (dua puluh empat) Kabupaten, dimana Kabupaten Melawi
merupakan salah satu dari 24 Kabupaten baru yang dibentuk oleh Pemerintah
Pusat.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi berada dibawah
pengawasan Pemerintah Kabupaten Melawi, dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Melawi berada dibawah pengawasan Pemerintah Kabupaten Melawi, dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
B. Kondisi Geografi
Lokasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi di Jl. Kelakik Km
4 Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat,
Kode Pos 78672, Email : [email protected] Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Melawi sejak juli 2009 telah menempati gedung baru yang
sebagaian sudah selesai dibangun yaitu perkantoran, poli klinik, apotik, rekam
medis, laboratorium, IGD, ICU, OK, gedung perawatan, fisioterapi, UTDRS,
Radiologi, CSSD, perawatan kelas III untuk penduduk miskin, Mushola, kantin,
loundry, kamar jenazah, ruang genset dan dapur sedangkan sebagian lagi
dalam proses pembangunan adalah pagar rumah sakit diatas tanah dengan
luas areal 12.9 Ha dan luas bangunan 127.161 m2.
Luas bangunan yang telah dibangun terdiri dari luas lantai 8.804,53 m2
meliputi gedung poli umum, gedung IGD, ICU, OK (Ruang Operasi), gedung
perawatan bedah, apotik, selasar, medical record, laboratorium, fisioterapi,
6
dapur, selasar penghubung, UTDRS, incinerator, IPAL, CCSD, Rontgen dan
perawatan umum.
Luas tanah Rumah Sakit Umum Daerah Melawi lebih kurang 12,9 Ha.
Listrik bersumber pada perusahaan listrik negara ranting Sanggau dengan daya
236.000 VA. Air bersih menggunakan sumur bor 4 X 5000 L, sumur gali 2 X
2000 L dengan daya ± 20 m³, dan sarana komunikasi untuk saat ini dapat
terpenuhi karena belum ada jalur telepon yang melewati daerah RSUD
Kabupaten Melawi.
C. Demografik
Penduduk di Kabupaten Melawi berdasarkan angka sensus tahun 2013,
penduduk Kabupaten Melawi berjumlah 189.061 jiwa, yang terdiri dari 96.486
laki-laki dan 92.575 perempuan. Dari hasil sensus tersebut juga diketahui
bahwa penyebaran penduduk masih berpusat di Kecamatan Nanga Pinoh yakni
sebesar 54.571 Jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Melawi selama tahun
2000-2013, mengalami LPP sebesar 1,82 persen pertahun. LPP tertinggi
dialami oleh Kecamatan Nanga Pinoh yakni 4,37 persen pertahun, sedangkan
LPP terkecil dialami oleh Kecamatan Belimbing Hulu yakni sebesar -0,81
persen pertahun. Pada tahun 2012 sex ratio penduduk Kabupaten Melawi
sebesar 104 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 4 persen lebih banyak dari
penduduk perempuan. Sex ratio terbesar terdapat di Kecamatan Belimbing
Hulu yakni sebesar 109 dan yang terkecil di Kecamatan Sokan sebesar 100.
Dengan luas wilayah sekitar 10.640 Km2 yang didiami oleh 189.061
orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Melawi sebesar
18 jiwa/Km2. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya
adalah Kecamatan Nanga Pinoh yakni sebanyak 73 jiwa/Km2 sedangkan yang
paling rendah adalah Kecamatan Sokan yakni sebanyak 10 jiwa/Km2.
Masyarakat di wilayah Kabupaten Melawi sangat beragam menurut
sumber mata pencahariannya, sebagian besar penduduk sebagai petani yang
menggarap lahan pertanian maupun perkebunan (karet dan kelapa sawit),
pedagang yang menggerakan roda ekonomi pasar, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), karyawan perusahaan yang bergerak dibidang ekspoitasi dan
7
pengolahan kayu hasil hutan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian
Republik Indonesia (POLRI) dan swasta lainnya.
Indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk adalah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB atas harga berlaku Kabupaten
Melawi tahun 2013 mencapai 1,49 triliun rupiah, sedangkan atas angka konstan
tahun 2000 sebesar 650 miliar rupiah. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Melawi mencapai 6,73 persen dengan pendapatan perkapita 7,8
juta rupiah. Nilai ini lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, hal ini
menunjukan bahwa perekonomian Kabupaten Melawi terus mengalami
perkembangan.
Pada tahun 2013 terdapat 56.000 keluarga sejahtera dimana 4%
merupakan keluarga pra sejahtera, 38% adalah keluarga sejahtera, 1,41%
keluarga sejahtera II, 12% Keluarga sejahtera III, 4 % Keluarga sejahtera III
Plus. Garis kemiskinan pada tahun 2012 sebesar 349.694 rupiah/kap/bulan. Hal
ini berarti penduduk Kabupaten Melawi dikategorikan miskin apabila
pendapatan per bulannya dibawah Rp. 349.694,00.
Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Melawi berdasarkan
hasil Susenas sebesar 13,70% dari total penduduk tahun 2013 berarti
mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
15,04 %.
D. Ketenagaan
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 pasal 12 tentang sumber daya
manusia menyatakan :
a. Persyaratan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 ayat (1) yaitu Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang
meliputi tenaga medis dan tenaga penunjang medis, tenaga
keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit
dan tenaga non kesehatan.
b. Jumlah dan jenis sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit.
c. Rumah Sakit harus mempunyai data ketenagaan yang dilakukan
praktik atau pekerjaan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit.
8
Rumah Sakit dapat memperkerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan
sesuai kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan sumber daya manusia Rumah Sakit terdiri dari PNS/CPNS dan
non PNS. Rekruitmen pegawai non PNS dilakukan oleh Direktur dengan cara
seleksi meliputi: seleksi administrasi, kesehatan, seleksi akademik,
keterampilan, psikologi dan wawancara. Jumlah / tenaga pegawai yang ada di
RSUD Kabupaten Melawi sebanyak 248 orang.
a. Menurut Status Kepegawaian
Tabel 2.1
Menurut Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 174
2 Tenaga Kontrak Daerah 74
Jumlah 248
b. Menurut Profesi Kepegawaian
Tabel 2.2
Menurut Profesi Kepegawaian
No Profesi Pegawai Jumlah Keterangan
1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
2 Dokter Spesialis Bedah 2
3 Dokter Spesialis Anak 2
4 Dokter Spesial Kandungan 2
5 Dokter Spesialis Radiologi 1
6 Dokter Spesialis Anastesi 1
7 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1
8 Dokter Gigi 2
9 Dokter Mata 1
Jumlah 13
9
c. Tenaga Medis Dokter & Perawatan
Tabel 2.3
Tenaga Medis Dokter & Perawatan
No Profesi
Kepegawaian
Status Keterangan PNS Honorer Magang
1 Dokter Umum 8 2
2 Perawat D3 50 21
3 Perawat Sarjana 9 9
4 Perawat Anestesi 1 1
5 SPK 3
6 Bidan S1/D4 1 1
7 Bidan D3 13 5
8 Perawat Gigi 3
9 SPRG 1
10 Perawat terapi Wicara
1
Jumlah 90 39
d. Tenaga Paramedis Non Perawat
Tabel 2.4
Tenaga Paramedis Non Perawat
No Profesi Pegawai Status Keterangan
PNS Honorer Magang
1 SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat )
5
2 Analis Kesehatan 7
3 Apoteker 5
4 Asisten Apoteker 9 1
5 Perekam Medis 5
6 Fisioterapi 2 1
7 Radiografer/ Rontgen 8 1
8 Ahli Gizi S1 1
9 Ahli Gizi (D3) 3
10 Analis Makanan 1
11 Teknik Elektromedik 2
12 Sanitarian 3 1
13 SMAK 1
Jumlah 51 5
10
e. Tenaga Non Medis Lainnya
Tabel 2.5
Tenaga non Medis Lainnya
No Profesi Kepegawaian
Status Keterangan
PNS Honorer Magang
1 S-2 Magister Management
1 1
2 S-1 Ekonomi 1
3 S-1 Saint/Kimia 1
4 S-1 Sosial 5
5 S-1 Ilmu Pemerintahan
1
6 S-1 Komputer 1
7 S-1 Agama 1
8 S-1 Teknik 1
9 S-1 Ilmu Administrasi Negara
1
10 S-1 Teknik Informatika
1
11 D-III Adminstrasi Kesehatan
2
12 SLTA 10 26
13 SLTP 1
14 SD
Jumlah 23 31
E. Visi dan Misi RSUD Kabupaten Melawi
Visi
Kabupaten Melawi aman, damai, maju dan sejahtera dengan
pemerintahan demokratis dan berkeadilan.
Misi
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan bermutu
sesuai standar dan beriorentasi kepada pelanggan.
2. Meningkatkan sumber daya manusia rumah sakit yang memiliki kompetensi
meliputi pengetahuan, keterampilan disertai moral dan perilaku yang benar
dan baik.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang efektif dan efisien
sesuai Standarisasi Rumah Sakit.
4. Menciptakan manajemen yang sehat.
11
F. Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Kabupaten Melawi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi awalnya merupakan
Instalasi Rawat Inap Puskesmas Nanga Pinoh. Puskesmas tersebut dijadikan
rumah sakit daerah melalui penunjukkan dengan Keputusan Pejabat Bupati
Melawi Nomor 59 Tahun 2004. Penunjukkan tersebut dilanjuti dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
620/MENKES/SK/2005 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Melawi. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi dalam susunan
organisasi dan tata kerja Kabupaten Melawi diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Organisasi Perangkat Daerah
sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD) dengan nomenklatur setara kantor.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka semakin jelas dan nyata
keberadaan dan pemberdayaan tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Melawi sebagai lembaga pelayanan kesehatan di Kabupaten
Melawi yang akan terus dikembangkan demi tercapainya Indonesia Sehat.
Sebagai lembaga pelayanan kesehatan paripurna, Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Melawi melaksanakan tugas pokok pelayanan kesehatan 24 jam
secara profesional, terintegrasi dan komprehensif. Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Melawi adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Melawi
yang merupakan Rumah Sakit rujukan Puskesmas di Kabupaten Melawi yang
melaksanakan 4 (empat) fungsi dasar pelayanan kesehatan yaitu fungsi
pencegahan (Preventif), Penyembuhan (Kuratif), Pemulihan (Rehabilitatif), dan
Peningkatan Derajat Kesehatan (Promotif).
G. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Melawi Kelas C
terdiri dari :
1. Direktur.
2. Bagian Tata Usaha terdiri dari 2 sub bagian yaitu :
a. Sub Bagian TU dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
3. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang
a. Seksi Pelayanan Medik
b. Seksi Penunjang Medik
12
4. Bidang Keperawatan, Pegendalian dan Pengembangan
a. Seksi Keperawatan
b. Seksi Pengendalian dan Pengembangan
13
Gambar 2.1
Struktur Organisasi UPTD RSUD Kabupaten Melawi
14
H. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai yang diterapkan di RSUD Kabupaten Melawi adalah:
A. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada seluruh
ketentuan dan peraturan.
B. Peduli
Melayani masyarakat dengan sepenuh hati, mementingkan nilai-nilai
kemanusiaan dan mempermudah masyarakat dalam menerima
pelayanan.
C. Transparan
Sikap bersedia memberitahukan seluruh informasi mengenai pelayanan
kepada masyarakat khususnya pasien dan keluarga pasien.
D. Integritas Tinggi
Sikap melaksanakan seluruh tugas secara bersungguh-sungguh sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.
E. Rahasia
Sikap menjaga seluruh data pasien sesuai aturan yang berlaku.
F. Beretika
Sikap saling menghormati dan menghargai satu dan lainnya.
G. Inovatif
Sikap untuk berfikir dan membantu hal baru yang menunjang peningkatan
pelayanan.
I. Uraian Tugas Sanitarian Ahli Pertama
Sanitarian tingkat ahli adalah Sanitarian Keahlian yang pelaksanaan
tugasnya meliputi melaksanakan tugas teknis operasional yang berkaitan
dengan penerapan konsep atau metoda operasional di bidang kesehatan
lingkungan yang meliputi memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan,
melalui kegiatan kesehatan lingkungan, pengamatan kesehatan lingkungan,
pengawasan kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk
mencegah penyakit dan atau gangguan kesehatan sesuai dengan peraturan
yang berlaku agar tugas telaksana secara efektif dan efisien.
15
1. Uraian Tugas
a. Menyusun TOR dalam rangka menyusun rencana lima tahunan
tingkat Kabupaten/Kota.
b. Mengolah data lanjut dalam rangka menyusun rencana lima tahunan
tingkat Kabupaten/Kota.
c. Menyempurnakan rancangan dalam rangka menyusun rencana lima
tahunan tingkat Kabupaten/Kota.
d. Mengolah data secara sederhana dalam rangka menyusun rencana
tahunan tingkat Kabupaten/Kota.
e. Menyusun data literature dalam rangka penyusunan petunjuk
pelaksanaan / petunjuk teknis.
f. Mengumpulkan data sekunder untuk pengamatan kesehatan
lingkungan.
g. Melakukan pengolahan data secara manual untuk pengamatan
kesehatan lingkungan.
h. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan.
i. Membuat perencanaan sederhana untuk pemberdayaan
masyarakat.
j. Melakukan pengumpulan data tentang masalah kesehatan dalam
rangka menggerakkan kelompok potensial masyarakat.
k. Mendapatkan calon kader untuk penggerakan masyarakat.
2. Tanggung Jawab
a. Mempelajari peraturan dan pedoman terkait Sanitarian Pertama
b. Mempelajari peraturan dan pedoman terkait Sanitarian Pertama
c. Mempelajari peraturan dan pedoman terkait Sanitarian Pertama
d. Mempelajari peraturan dan pedoman terkait Sanitarian Pertama
e. Mempelajari peraturan dan pedoman terkait Sanitarian Pertama
J. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam rancangan aktualisasi ini yaitu melakukan pemilahan
sampah sebelum di bakar menggunakan incenerator di RSUD Kabupaten
Melawi, dengan rencana kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan inspeksi ke setiap ruangan yang memiliki tempat sampah
2. Pembuatan stiker jenis-jenis sampah
16
3. Penempelan stiker jenis – jenis sampah di setiap tempat sampah
4. Menginformasikan ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis
sampah yang di buang berdasarkan wadahnya
5. Pemantauan dan wawancara dengan petugas pengangkutan dan
pembakaran sampah
17
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar ASN
Aparatur Sipil Negara mempunyai kedudukan dan peran yang sangat
penting dalam suatu pemerintahan. Demi mencapai tujuan dan keberhasilan
suatu pemerintahan, ASN harus professional, kompeten dan integritas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa, sehingga ASN
perlu menerapkan nilai-nilai dasar sebagai acuan dalam melaksanakan
tugasnya yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti korupsi yang biasa di singkat dengan ANEKA. Berikut ini penjabaran dari
nilai-nilai dasar ASN, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang atau suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban
(Sedarmayanti, 2003). Setiap kegiatan atau tindakan yang di lakukan harus
ada pertanggungjawaban agar dalam pelaksanaannya jelas dan sesuai
dengan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Menurut Penny Lukito Kusumastuti (2014), Akuntabilitas merupakan
bentuk kewajiban penyedia penyelenggaraan kegiatan publik untuk dapat
menjelaskan dan menjawab segala hal menyangkut langkah dari seluruh
keputusan dan proses yang dilakukan, serta pertanggungjawaban terhadap
hasil kinerjanya. Dalam mengambil keputusan sangat penting menerapkan
prinsip akuntablitas agar tidak terjadi penyimpangan. Sedangkan,
akuntabilitas menurut Abdul Hafiz Tanjung (2014) yaitu
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kegiatan suatu entitas pelaporan yang dipercayakan kepada entitas
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
Dalam pelaksanaan akuntabilitas publik diperlukan adanya pengelolaan
yang baik dalam hasil dan pelaporan.
18
Ada beberapa nilai-nilai dasar di dalam akuntabilitas yang harus
diterapkan dalam melaksanakan tugas sebagai seorang Aparatu Sipil
Negara, yaitu:
a) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b) Transparansi
Dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi. Tujuan dari
adanya transparansi adalah:
1) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
2) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
3) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
4) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan.
c) Integritas
Mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Dengan adanya
integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan
kepada publik dan/atau stakeholders
d) Tanggung jawab (Responsibilitas)
Tanggung jawab (responsibilitas) yaitu kewajiban bagi setiap individu
dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat.
e) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya.
19
f) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas.
h) Kejelasan
Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan
tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang
apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi. (Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS : Akuntabilitas PNS, LAN 2017)
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap cinta tanah air dan rasa bangga
terhadap bangsa dan negaranya sendiri, tetapi tidak secara berlebih-lebihan.
Menurut Ernes dan Iswara (1992) bahwa Nasionalisme merupakan rasa
kesadaran yang kuat yang berlandaskan atas kesadaran akan pengorbanan
yang pernah di derita dalam sejarah dan atas kemauan menderita hal-hal
serupa itu di masa depan.
Dalam kedudukan dan peran PNS, sebagai perekat dan pemersatu
bangsa harus menjadi penengah dalam kehidupan bernegara dengan
berbagai macam adat dan budaya di Indonesia. Hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Utomo (1995) bahwa Nasionalisme Indonesia adalah
nasionalisme integralistik dalam arti yang tidak membeda-bedakan
masyarakat atau warga negara atas dasar golongan atau lainya, melainkan
mengatasi segala keanekaragaman itu tetap diakui.
Dengan adanya semangat nasionalisme ini membuat kita semakin
termotivasi dalam menegakkan persatuan dan kesatuan dari seluruh
20
aspeknya. Adapun prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-
nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan
sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang
rasa (Latief, 2015).
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
(Catalano, 1991). Etika lebih cenderung mengarah ke tingkah laku, sopan
santun dalam berkelakuan di depan publik. Semakin baik dan santunnya
cara bersikap, maka semakin baik pula cara pandang sesorang. Menurut
Kumorotomo (1997) etika pelayanan publik adalah suatu cara dalam
melayani publik dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang
mengandung nilai hidup dan hukum atau norma-norma yang mengatur
tingkah laku manusia yang dianggap baik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:
a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
c) Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
d) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
g) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
21
h) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
j) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
m) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah suatu perlakuan atau tindakan yang mana kita
menilai sesuatu mutu dari aspek barang ataupun jasa. Menurut Wiyono (1999)
mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan
pelanggan, bukan ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan manajemen. Ia
berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa
pelayanan, mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar
atau hanya dirasakan, operasional teknik atau subyektif sama sekali dan
selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang kompetitif.
Mutu adalah keseluruhan sifat dan karakteristik produk atau jasa yang
berhubungan dengan kemampuannya untuk memuaskan konsumen. Mutu
adalah paduan sifat-sifat barang atau jasa, yang menunjukkan
kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, baik kebutuhan
yang dinyatakan maupun yang tersirat.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010), yaitu :
a) Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
22
c) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
e) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.
Komitmen mutu menekankan pada nilai-nilai dasar sebagai berikut:
a) Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b) Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan.
c) Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yangberbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
d) Berorientasi Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah sikap tidak setuju terhadap tindakan yang
merugikan keuangan negara untuk kepentingkan pribadi atau golongan
daripada kepentingan publik atau masyarakat. Sedangkan menurut Johnson
(1993) mendefinisikan korupsi itu sendiri sebagai penyalahgunaan peran,
jabatan publik atau sumber untuk keuntungan pribadi. Dalam definisi
tersebut, terdapat empat komponen yang menyebabkan suatu perbuatan
dikategorikan korupsi, yaitu penyalahgunaan (abuse), publik (public), pribadi
(private), dan keuntungan (benefit).
Klitgaard (2005) mendefinisikan korupsi sebagai tingkah laku yang
menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena
keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan,
keluarga dekat, kelompok sendiri) atau melanggar aturan-aturan
23
pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi. Perbuatan korupsi merupakan
perbuatan yang tidak baik dan berdampak pada tatanan pemerintahan suatu
negara. Karena korupsi di Indonesia cukup tinggi, melibatkan para pejabat-
pejabat pemerintahan. Dengan demikian, harus ada pencegahan dari
seluruh elemen masyarakat yang dapat membantu meminimalisir terjadinya
korupsi di Indonesia. Perlunya informasi tentang antikorupsi merupakan
salah satu usaha untuk memupuk rasa pentingnya mencegah sebelum
terjadi.
Menurut Andi Hamzah (2005), strategi pemberantasan korupsi bisa
disusun dalam tigas tindakan terprogram, yaitu Prevention, Public Education
dan Punishment. Prevention ialah pencerahan untuk pencegahan; Publik
Education, yaitu pendidikan masyarakat untuk menjauhi korupsi dan
Punishment, adalah pemidanaan atas pelanggaran tindak pidana
korupsi.Pencegahan yang dimaksud adalah bagaimana mencegah dan
meningkatkan kesadaran terhadap individu masing-masing untuk tidak
melakukan tidakan korupsi dikemudian hari. Kunci dari antikorupsi ini
sebenarnya harus menankan sifat kejujuran yang baik. KPK bersama
dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi,
dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut : 1) jujur, 2)
peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7)
sederhana, 8) berani, 9) adil (Modul Pelatihan Dasar CPNS Anti Korupsi).
B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Terdapat 3 hal utama yang perlu dipahami dan diimplementasikan
seorang PNS dalam kesehariannya ketika menjalankan tugas negara, yaitu
pemahan tentang Manajemen ASN, Pelayanan Publik Dan Whole Of
Government.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
(Modul Pelatihan Dasar CPNS Manajemen ASN). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang mempunyai kewajiban untuk
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
24
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan maupun partai
politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai Pelaksana kebijakan publik;
2. Sebagai Pelayan publik; dan
3. Sebagai Perekat dan pemersatu bangsa.
Manajemen ASN mendorong lahirnya reformasi briokrasi. Reformasi
birokrasi pada hakikatnya adalah upaya pembaharuan dan peubahan
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumber daya. Adanya
manajemen ASN mewajibkan seluruh ASN menaati peraturan yang berlaku
dalam pemerintahan dan untuk menghasilkan ASN yang professional dalam
bidangnya.
Berdasarkan Perpres No. 81 Tahun 2010 reformasi birokrasi tujuan
dari reformasi birokrasi adalah:
1. Menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik: berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN,
mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan
memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.
2. Mencapai cita-cita membuat birokrasi yang efektif dan berkualitas
dunia.
3. Peningkatan kinerja ASN.
4. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan
investasi di Indonesia.
5. Peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. Pelayan Publik
Menurut Albercht dalam Lovelock, (1992) dalam Sedarmayanti
(2010) pelayanan adalah suatu pendekatan organisasi total yang menjadi
kualitas pelayanan yang diterima pengguna jasa, sebagai kekuatan
penggerak utama dalam pengoperasian bisnis. Selanjutnya Monir dalam
Harbani Pasolong (2013), mengatakan bahwa pelayanan adalah proses
25
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.
Sedangkan menurut Agung Kurniawan dalam Harbani Pasolong (2013)
mengatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan
(melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
yang telah ditetapkan.
Pelayanan publik merupakan fungsi sebagai ASN yang harus
dilaksanakan secara professional, tidak diskriminatif, adil dan bertanggung
jawab. Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan dapat
memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan
kemakmuran ekonomi, kehidupan sosial, mengurangi kemiskinan,
meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber
daya alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintahan dan
administrasi publik.
Prinsip layanan publik harus beroirentasi partisipatif, tranparansi,
responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, dapat
diakses, akuntabel, dan berkeadilan. Pelayanan publik ini meliputi
pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yaitu
pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi
dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi,
perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata.
Pelayanan prima hendaknya dilajalankan oleh setiap ASN. Maka
pola pikir ASN sebagai pelayan publik harus terus dibangun demi
terwujudnya pelayanan publik yang memuaskan masyarakat. Seorang ASN
hendaknya memiliki sikap-sikap berikut dalam memberikan pelayanan
prima kepada para pelanggannya yaitu : passionate, progressive, proactive,
prompt, patience, proportional dan punctional (Modul Pelatihan Dasar
CPNS Pelayanan Publik).
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
26
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah Penyelenggaraan
Pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini
perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan
oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan
melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan
tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja
yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti
fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan
biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
27
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan
secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok
yang kuat (LAN, 2017).
3. Whole Of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuantujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan (Modul Pelatihan Dasar CPNS Whole
Of Government).
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai
berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
2) dialog atau pertukaran informasi;
3) joint planning , yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) joint working, atau kolaborasi sementara;
2) joint venture, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
28
3) satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
1) aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
2) union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru
(LAN, 2017).
Ada beberapa hal yang menjadi dasar terselenggaranya WoG, yaitu
perubahan budaya dan filosofi organisasi, cara kerja yang diperbaharui,
akuntabilitas dan insentif, perubahan pendekatan dalam hal mendesain dan
mengembangkan program-program. Selain itu, perlu adanya ide-ide baru
dan segar terkait implementasi dari WoG. WoG akan terselenggara dnegan
baik jika setiap unsur dapat bersinergi dan bekerja sama dengan tujuan
memberikan pelayanan publik yang prima. Maka dibutuhkan peran ASN
yang memiliki nilai-nilai dasar ANEKA dalam dirinya serta kesadaran akan
kedudukan dan perannya dalam NKRI.
29
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi dan Penetapan Isu Aktual Serta Faktor Penyebabnya
1. Identifikasi Isu Aktual
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan isu dan permasalahan
yang ditemukan saat melaksanakan tugas sebagai sanitarian di RSUD
Kabupaten Melawi. Rumah Sakit merupakan fasilitas kesehatan yang sangat
penting dilakukan penyehatan lingkungan. Sampah - sampah yang
dihasilkan di Rumah Sakit harus di olah secara khusus karena sampah yang
berasal dari Rumah Sakit tidak hanya sampah non medis, tetapi ada sampah
medis yang mempunyai resiko tinggi terhadap kesehatan dan lingkungan.
Jadi, pemilahan sampah di Rumah Sakit sangat penting dilakukan untuk
mengindari berbagai resiko penularan penyakit.
Pengolahan sampah medis di RSUD Kabupaten Melawi
menggunakan 2 Incenerator, yang mana kedua Incenerator tersebut terbagi
menjadi Incenerator versi terbaru (automatis dan manual) serta versi lama
(manual). Saat pembakaran menggunakan Incenerator ada terjadi bunyi
ledakan kecil. Setelah petugas pembakaran memeriksa ternyata adanya
sejenis botol yang mudah meledak ikut tercampur dalam kantong sampah
medis, yang seharusnya sampah tersebut di buang ke jenis wadah sampah
non medis.
Permasalahan tersebut kemudian menjadi isu yang perlu ditanggapi,
untuk mencegah terjadi lagi dalam kesalahan pembuangan jenis-jenis
sampah sesuai wadahnya.
Adapun Isu-isu aktual yang dapat ditemukan di RSUD Kabupaten
Melawi ialah sebagai berikut :
1. Belum efektifnya pemilahan jenis-jenis sampah.
2. Kurang optimalnya pengendalian vector.
3. Kurangnya kesadaran pengunjung untuk melakukan Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) di Area RSUD Kabupaten Melawi.
30
Adapun skala penilaian ini berpedoman pada 4 (empat) kriteria isu
yaitu isu yang bersifat Aktual, Problematik, Khalayak, dan Layak atau biasa
disingkat dengan APKL. Adapun penentuan isu aktualnya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Isu Aktual di Lingkungan Kerja RSUD Kabupaten Melawi
No. Isu Aktual Kriteria
∑ Rank A P K L
1. Belum efektifnya pemilahan jenis sampah 5 4 4 5 18 I
2.
Kurangnya kesadaran pengunjung untuk melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Area RSUD Kabupaten Melawi.
4 4 4 4 16 II
3. Kurang optimalnya pengendalian vector. 3 4 3 4 14 III
Keterangan Skala Nilai 1= Sangat Rendah; 2= Rendah; 3= Sedang 4= Tinggi; 5= Sangat Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, isu aktual yang akan menjadi prioritas
adalah “Belum efektifnya pemilahan jenis sampah”. Isu ini diangkat karena
masih ditemukan jenis-jenis sampah yang tidak sesuai dengan kantong
pewadahan yang akan di bakar menggunakan Incenerator versi baru.
B. Faktor Penyebab
Mengacu pada hasil analisis APKL yang paparkan di atas, telah
disepakati bahwa yang menjadi Isu Prioritas yaitu belum efektifnya pemilahan
jenis sampah di RSUD Kabupaten Melawi. Dalam menentukan prioritas
masalah, analisis USG juga digunakan sebagai alat untuk mengetahui isu mana
yang menjadi paling prioritas dengan menggunakan kriteria Urgency (U),
Seriousness (S), Growth (G) atau yang biasa disebut identifikasi USG. Lebih
jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:
a. Urgency: Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk
diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu, dan ditindaklanjuti dan
diselesaikan dengan skala penilaian 1 – 5.
31
b. Seriousness: Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan
akibat, bisa menimbulkan masalah baru dan ditindaklanjuti dan
diselesaikandengan skala penilaian 1 – 5, dan
c. Growth: Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau
tidak diselesaikan, dan ditindaklanjuti dan diselesaikandengan skala
penilaian 1 – 5.
Tabel 4.2
Analisa faktor penyebab melalui Metode USG
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, aspek prioritas dengan rank tertinggi yaitu
Jenis-jenis sampah tercampur dalam satu tempat sampah. Aspek prioritas
yang dipilih berhubungan dengan isu aktual mengenai belum efektifnya
pemilahan jenis sampah. Pertimbangan dari isu aktual ini adalah untuk
meningkatkan pengolahan sampah yang sesuai dengan jenis-jenis sampah dan
menghindari terjadi lagi bunyi ledakan kecil di dalam alat pembakaran
Incenerator. Berdasarkan uraian diatas, maka gagasan penyelesaian isu yang
diajukan adalah “Efektivitas Pemilahan Jenis-Jenis Sampah Sebelum
Pembakaran Menggunakan Incenerator di RSUD Kabupaten Melawi”.
No. Aspek U S G ∑ Rank
1. Jenis-jenis sampah tercampur dalam satu tempat sampah
5 5 4 14 I
2. Kurangnya jenis-jenis kantong sampah 5 4 4 13 II
3. Jauhnya jarak tong sampah medis dengan non medis.
4 4 4 12 III
32
B. RANCANGAN AKTUALISASI KEGIATAN
TABEL 4.3
RANCANGAN AKTUALISASI KEGIATAN
Unit Kerja : RSUD Kabupaten Melawi
Identifikasi Isu :
a. Belum efektifnya jenis-jenis sampah. b. Kurang optimalnya pengendalian vector. c. Kurangnya kesadaran pengunjung untuk melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Area RSUD
Kabupaten Melawi.
Isu yang Diangkat : Belum efektifnya pemilahan jenis-jenis sampah
Gagasan Pemecahan Isu
: Efektivitas Pemilahan Jenis-Jenis Sampah Sebelum Pembakaran Menggunakan Incenerator Di RSUD Kabupaten Melawi
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Hasil Kegiatan
Kriteria Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan inspeksi ke setiap ruangan yang memiliki tempat sampah
1. Membuat form inspeksi tempat sampah
2. Menkonsultasikan hasil form inspeksi tempat sampah dengan mentor
3. Mencetak form inspeksi tempat sampah
1. Tersedianya form inspeksi tempat sampah
2. Tersedianya data tempat sampah setiap ruangan
Agenda 2 1. Saya membuat form
inspeksi untuk mengetahui jumlah tempat sampah di setiap ruangan Komitmen Mutu: (Efektif dan efisien)
2. Saya menkonsultasikan hasil form inspeksi
Dengan melakukan inspeksi saya ikut berkontribusi dalam Visi Rumah Sakit yaitu Kabupaten Melawi aman, damai, maju dan sejahtera dengan pemerintahan demokratis dan berkeadilan.
Dengan melakukan inspeksi ke setiap ruangan saya ikut berkontribusi dalam nilai organisasi (peduli dan beretika)
33
4. Berkeliling ke seluruh ruangan untuk melakukan inspeksi tempat sampah di setiap ruangan
5. Mengarsipkan data form setelah inspeksi
tempat sampah dengan mentor Nasionalisme: (Musyawarah)
3. Saya mencetak form inspeksi tempat sampah Anti Korupsi: (Mandiri)
4. Saya berkeliling ke
seluruh ruangan untuk melakukan inspeksi tempat sampah di
setiap ruangan Etika Publik: (Hormat dan sopan)
5. Saya mengarsipkan data form setelah melaksanakan inspeksi Akuntabilitas: (Kejelasan target)
Agenda 3 Saya menkonsultasikan hasil form inspeksi tempat sampah dengan mentor WoG: (Kepentingan Bersama)
Kontribusi terhadap Misi organisasi yakni “Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang efektif dan efisien sesuai Standarisasi Rumah Sakit”.
34
Saya berkeliling melakukan inspeksi ke seluruh ruangan yang memiliki tempat sampah Pelayanan Publik: (Efektif dan efisien)
Saya mengarsipkan data form setelah inspeksi Manajemen ASN: (Akuntabilitas)
2 Pembuatan stiker jenis-jenis sampah
1. Merancang desain stiker jenis-jenis sampah
2. Menkonsultasikan hasil rancangan desain stiker jenis-jenis sampah dengan mentor dan kepala instalasi kesehatan lingkungan
3. Mencetak stiker
di tempat percetakan
Adanya desain stiker jenis-jenis sampah yang siap di cetak
Agenda 2 1. Saya merancang
desain stiker jenis-jenis sampah Akuntabilitas: (Kejelasan target) Komitmen mutu: (Inovasi)
2. Saya berkonsultasi dengan mentor dan kepala instalasi kesehatan lingkungan tentang hasil rancangan desain stiker jenis-jenis sampah Nasionalisme: (Musyawarah) Etika Publik: (Hormat dan sopan)
Dengan melakukan inspeksi saya ikut berkontribusi dalam Visi Rumah Sakit yaitu Kabupaten Melawi aman, damai, maju dan sejahtera dengan pemerintahan demokratis dan berkeadilan.
Dengan melakukan inspeksi ke setiap ruangan saya ikut berkontribusi dalam nilai organisasi (Inovatif)
35
3. Saya pergi ke tempat percetakan untuk mengantar desain stiker yang akan di cetak Anti Korupsi: (Jujur, tanggung jawab)
Agenda 3 Saya merancang desain stiker jenis-jenis sampah Pelayanan Publik: (Efektif dan efisien) Saya mendiskusikan dengan mentor dan kepala instalasi kesehatan lingkungan tentang hasil rancangan desain stiker jenis-jenis sampah WoG: (Koordinasi dan kolaborasi) Saya mencetak stiker di tempat percetakan Manajemen ASN: (Akuntabilitas)
Kontribusi terhadap Misi organisasi yakni “Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang efektif dan efisien sesuai Standarisasi Rumah Sakit”.
3 Penempelan stiker jenis – jenis sampah di setiap tempat sampah
1. Mengambil stiker di tempat percetakan
Masing-masing tempat sampah sudah di tempel stiker
Agenda 2 1. Saya mengambil
stiker di tempat percetakan
Dengan adanya stiker ini semoga para pegawai RSUD Melawi
Dengan penempelan stiker ini saya ikut berkontribusi
36
2. Menyiapkan stiker yang siap di tempelkan ke masing-masing tempat sampah
3. Melaksanakan penempelan stiker di setiap tempat sampah di setiap ruangan
Nasionalisme: (Disiplin) Anti Korupsi: (Jujur)
2. Saya menyiapkan stiker yang siap di tempelkan ke masing-masing tempat sampah Akuntabilitas: (Tanggung jawab)
3. Saya melaksanakan penempelan stiker ke setiap tempat sampah Etika Publik: (Bertanggung jawab, sopan) Komitmen Mutu: (Efektif, berorientasi mutu)
Agenda 3 Saya mengambil stiker di tempat percetakan Manajemen ASN: (akuntabilitas) Saya melaksanakan penempelan stiker di setiap tempat sampah yang ada di setiap ruangan
bisa lebih mudah dalam membuang sampah sesuai wadahnya. Ini sejalan dengan Visi Rumah Sakit Kabupaten Melawi yaitu aman, damai, maju dan sejahtera dengan pemerintahan demokratis dan berkeadilan. Kontribusi terhadap Misi organisasi yakni “Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang efektif dan efisien sesuai Standarisasi Rumah Sakit dan manajemen yang sehat”.
dalam nilai organisasi (peduli, beretika dan inovatif)
37
WoG: (kepentingan bersama) Saya menyiapkan stiker yang siap di tempelkan ke masing-masing tempat sampah Pelayan Publik: (Efektif dan efisien)
4 Menginformasikan ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis sampah yang di buang berdasarkan wadahnya
1. Menyiapkan informasi untuk disampaikan kepada setiap pegawai ruangan
2. Meminta izin
kepada mentor untuk melaksanakan kegiatan
3. Pelaksanaan kegiatan ke setiap pegawai ruangan
Terasampainya informasi ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis sampah yang di buang berdasarkan wadahnya
Agenda 2 1. Saya menyiapkan
informasi untuk disampaikan kepada setiap pegawai ruangan Komitmen Mutu: (Efektif dan efisien)
2. Saya meminta izin kepada mentor dan melaksanakan kegiatan ke setiap ruangan Nasionalisme: (musyawarah)
3. Pelaksanaan kegiatan ke setiap pegawai ruangan Akuntabilitas: (Kejelasan target) Etika Publik: (Hormat dan sopan) Anti Korupsi: (Disiplin)
Dengan menginformasikan ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis sampah yang di buang berdasarkan wadahnya semoga para pegawai RSUD Melawi bisa lebih mudah memahami perbedaan jenis-jenis sampah yang dibuang berdasarkan wadah penampungannya. Ini sejalan dengan Visi Rumah Sakit Kabupaten Melawi yaitu aman, damai, maju dan sejahtera dengan pemerintahan
Dengan menginformasikan ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis sampah yang di buang berdasarkan wadahnya saya ikut berkontribusi dalam nilai organisasi (peduli dan beretika)
38
Agenda 3 Saya menyiapkan informasi untuk disampaikan kepada setiap pegawai ruangan Manajemen ASN: (akuntabilitas) Meminta izin kepada mentor untuk melaksanakan kegiatan WoG: (koordinasi) Pelaksanaan kegiatan ke setiap pegawai ruangan Pelayanan Publik: (Efektif dan efisien)
demokratis dan berkeadilan. Kontribusi terhadap Misi organisasi yakni Meningkatkan sumber daya manusia rumah sakit yang memiliki kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan disertai moral dan perilaku yang benar dan baik.
5 Pemantauan dan wawancara dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah
1. Menyiapkan form untuk pemantauan lingkungan
2. Melakukan wawancara dan pemantauan dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah
3. Mengarsipkan hasil wawancara
Sudah terpilahnya jenis-jenis sampah sesuai dengan wadahnya sebelum dibakar menggunakan Incenerator
Agenda 2 Saya menyiapkan form untuk pemantauan lingkungan Akuntabilitas: (Konsisten) Melakukan wawancara dan pemantauan dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah Etika Publik: (Sopan)
Dengan pemantauan dan wawancara dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah. Ini sejalan dengan Visi Rumah Sakit Kabupaten Melawi yaitu aman, damai, maju dan sejahtera dengan pemerintahan
Dengan pemantauan dan wawancara dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah saya ikut berkontribusi dalam nilai organisasi (peduli dan beretika)
39
dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah tentang berat perhari sampah yang dibakar dan apakah sudah sesuai dengan jenis-jenis sampahnya
Saya mengarsipkan hasil wawancara dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah tentang berat perhari sampah yang dibakar dan apakah sudah sesuai dengan jenis-jenis sampahnya Nasionalisme: (Tanggung jawab) Komitmen Mutu: (Efektif) Anti Korupsi: (Jujur) Agenda 3: Saya menyiapkan form untuk pemantauan lingkungan Pelayanan Publik: (Efektif dan efisien) Saya melakukan wawancara dan pemantauan dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah WoG: (Komunikasi dan berkesinambungan)
demokratis dan berkeadilan. Kontribusi terhadap Misi organisasi yakni Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang efektif dan efisien sesuai Standarisasi Rumah Sakit dan Menciptakan manajemen yang sehat.
40
Saya mengarsipkan hasil wawancara dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah tentang berat perhari sampah yang dibakar dan apakah sudah sesuai dengan jenis-jenis sampahnya Manajemen ASN: (Akuntabilitas dan profesionalitas)
41
C. Jadwal Implementasi Kegiatan
Jadwal dalam melakukan kegiatan-kegiatan dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Jadwal Implementasi Rancangan Aktualisasi
Nama Peserta : Ulil Ainawati, S.Tr.Kes.
Instansi : RSUD Kabupaten Melawi
Tempat Aktualisasi : RSUD Kabupaten Melawi
No Kegiatan Waktu Output Efiden
1 2 3 4 5
1
Melakukan inspeksi ke setiap ruangan yang memiliki tempat sampah
26 April 2021 Mengetahui jumlah tempat sampah di setiap ruangan
Tercatat jumlah tempat sampah di masing-masing ruangan di form inspeksi tempat sampah
2 Pembuatan stiker jenis-jenis sampah
27 April s/d 30 April 2021
Adanya desain stiker jenis-jenis sampah yang siap di cetak
Tersedianya stiker jenis-jenis sampah sesuai wadahnya
3
Penempelan stiker jenis – jenis sampah di setiap tempat sampah
3 Mei 2021
Masing-masing tempat sampah sudah di tempel stiker
Sudah tertempelnya stiker di setiap tempat sampah seluruh ruangan
4
Menginformasikan ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis sampah yang di buang berdasarkan wadahnya
4 Mei 2021
Terasampainya informasi ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis sampah yang di buang berdasarkan wadahnya
Pegawai seluruh ruangan menerima informasi secara transparan
5
Pemantauan dan wawancara dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah
10 Mei 2021
Sudah terpilahnya jenis-jenis sampah sesuai dengan wadahnya sebelum dibakar menggunakan Incenerator
Dokumentasi dan form pemantauan
42
Tabel 4.5
Jadwal Implementasi Kegiatan
No Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
April Mei Juni
2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Melakukan inspeksi ke setiap ruangan yang memiliki tempat sampah
2 Pembuatan stiker jenis-jenis sampah
3 Penempelan stiker jenis – jenis sampah di setiap tempat sampah
4 Menginformasikan ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis sampah yang di buang berdasarkan wadahnya
5 Pemantauan dan wawancara dengan petugas pengangkutan dan pembakaran sampah
43
44
45
BAB V
KESIMPULAN
Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS merupakan langkah yang harus ditempuh
setelah merancang aktualisasi di unit kerja masing-masing. Kegiatan aktualisasi
tersebut dimuat dalam laporan aktualisasi. Dalam kegiatan aktualisasi telah diterapkan
nilai-nilai dasar ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di tempat unit kerja yaitu RSUD
Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
Adapun kegiatan aktualisasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan inspeksi ke setiap ruangan yang memiliki tempat sampah
2. Pembuatan stiker jenis-jenis sampah
3. Penempelan stiker jenis – jenis sampah di setiap tempat sampah
4. Menginformasikan ke setiap pegawai ruangan tentang jenis – jenis sampah yang
di buang berdasarkan wadahnya
5. Pemantauan dan wawancara dengan petugas pengangkutan dan pembakaran
sampah
Rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk meningkatkan inovasi dan kinerja
peserta pelatihan dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai seorang ASN
Sanitarian dan dapat terealisasi serta diberi kelancaran dalam proses pelaksanaan
saat off campus.
Kegiatan yang telah di rencanakan di dalam rancangan aktualisasi ini akan
dilaksanakan mulai dari 26 April 2021 sampai 2 Juni 2021 di RSUD Kabupaten
Melawi, dengan bimbingan serta arahan dari coach dan mentor dan laporan hasil
aktualisasi akan di presentasikan pada tanggal 9 Juni 2021.
46
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Jur. Andi., 2006. Pemberantasan korupsi melalui Hukum Pidana Nasional
dan Internasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harbani, Pasolong.2013.Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV.Alfabeta.
Johnston, Michael., 1993. Konsekuensi politik dari korupsi: suatu penilaian kembali,
dalam Korupsi politik; Penyunting, Mochtar Lubis. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia,.
Klitgaard, Robert., 1998. Membasmi korupsi; Penerjemah, Hermoyo. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia,.
Lovelock, Christoper H. 1992. Managing Service. Marketing. Operations and human
Resources. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey
Lukito, Penny, Kusumastuti. 2014. Membumikan Transparansi dan Akuntabilitas
Kinerja Sektor Publik: Tantangan Demokrasi Ke Depan. PT Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS : Akuntabilitas PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS : Anti Korupsi PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS : Manajemen ASN PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS : Pelayanan Publik PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS : Whole Of Government PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 Tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 Tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand. Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Profil RSUD Kabupaten Melawi Tahun 2020
47
Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dalam rangka
otonomi daerah, upaya membangun organisasi efektif dan efisien melalui
restrukturisasi dan pemberdayaan.
Tanjung, Abdul, Hafiz. 2014. Akuntansi, Transparansi, dan Akuntabilitas Keuangan
Publik. Yogyakarta : BPFE UGM.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara
Utomo, C.B. (1995). Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia dari Kebangkitan
Hingga Kemerdekaan. Semarang: IKIP Semarang Press.