EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB...

61
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2018/2019) Skripsi Oleh ASTIRIANA SEPTIRIANI S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Transcript of EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNINGDITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 3

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2018/2019)

Skripsi

Oleh

ASTIRIANA SEPTIRIANI S

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNINGDITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semeter Ganjil SMP Muhammadiyah 3

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2018/2019)

Oleh

Astiriana Septiriani S

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

discovery learning ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

pada materi Pola Bilangan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung tahun pelajaran 2018/2019

yang terdistribusi dalam 7 kelas. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VIII-C dan VIII-D yang dipilih melalui teknik purposive sampling.

Penelitian ini menggunakan pretest posttest control group design. Data penelitian

diperoleh melalui tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa kemampuan

pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran discovery learning tidak

ada perbedaan peningkatan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional dan pembelajaran discovery learning tidak efektif ditinjau dari

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Kata kunci: discovery learning, efektivitas, pemahaman konsep matematis

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNINGDITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 3Bandarlampung Tahun Pelajaran 2018/2019)

Oleh

Astiriana Septiriani S

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda
Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda
Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda
Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 13 September 1996. Penulis

merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Sampurna Haryanta dan Ibu Eka

Gustiana.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Dharma Wanita

Universitas Lampung Bandarlampung pada tahun 2002, pendidikan dasar di SD

Muhammadiyah 1 Bandarlampung pada tahun 2008, pendidikan menengah

pertama di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung pada tahun 2011, dan

pendidikan menengah atas di SMAN 13 Bandarlampung pada tahun 2014.

Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui

jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan

program studi Pendidikan Matematika.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Muara Jaya, Kecamatan

Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat dan menjalani Praktik Profesi

Kependidikan (PPK) di SMA Negeri 1 Kebun Tebu, Kecamatan Kebun Tebu,

Kabupaten Lampung Barat.

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

Motto

Jadilah seperti karang di lautan yangtetap kokoh walaupun diterjang

ombak.

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

PersembahanBismillahirahmanirohim

Alhamdulillahirobbil alamin

Segala Puji dan syukur bagi Allah SWT, Dzat yang Maha Sempurna.

Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Baginda

Rasulullah Muhammad SAW

Dengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagaitanda cinta dan sayangku kepada:

Bapakku tercinta (Sampurna Haryanta) dan Ibuku Tercinta (Eka Gustiana) yangtelah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, semangat, doa, serta

pengorbanan untuk kebahagian dan kesuksesan putrimu ini. Semoga karya inibisa menjadi salah satu dari sekian banyak alasan untuk membuat ibu dan bapak

tersenyum.

Adikku tersayang (Rani Budiwati Sampurna dan Rasyid Hadi Sampurna) sertaseluruh keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doanya padaku.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran

Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku saat bahagia maupun sedihku,

dari kalian aku belajar memahami arti kebersamaan.

Almamater Universitas Lampung tercinta

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang akhlaknya paling

mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi uswatun hasanah,

yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Discovery Learning

Ditinjau dari Kemampuan Pemahaman Konsep (Studi Pada Siswa Kelas VIII

Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran.

2018/2019)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak (Sampurna Haryanta) dan Ibu (Eka Gustiana),terimakasih atas doa,

kasih sayang, perhatian dan dukungannya yang selalu menjadi motivasi

terbesar dalam hidupku.

2. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Dosen Pmbimbing I sekaligus

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika periode 2014-2018 yang telah

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

ii

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan perhatian,

dan memotivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

3. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan

pemikiran, kritik, dan saran demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

masukan dan saran-saran yang membangun demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah

memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika periode 2018-2022 yang telah memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

9. Bapak Wahdiyana, S.T., M.Pd.T., selaku Kepala SMP Muhammadiyah 3

Bandarlampung yang telah memberikan izin penelitian.

10. Ibu Tri Handayani, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu

dalam penelitian.

11. Bapak dan Ibu Dewan Guru SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

telah memberikan masukan, semangat, dan kerjasamanya selama

melaksanakan penelitian.

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

iii

12. Siswa/siswi kelas VIII-C dan VIII-D SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung

Tahun Pelajaran 2018/2019, atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

13. Adik-Adikku (Rani Budiwati Sampurna dan Rasyid Hadi Sampurna) serta

keluarga besarku yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi

kepadaku.

14. Sahabat-sahabatku Dina Eka Cahyani, Ratih Dwi Anggreini, Nimas Rahayu

dan Citra Nur Dewi, yang selama ini dari awal kuliah menemani dan sama-

sama berjuang di Pendidikan Matematika terima kasih atas kebersamaan dan

canda tawa selama ini dan selalu ada disaat apapun.

15. Teman-teman seperjuangan Nia Kurniati, Ulfah Aprilina, Resa Yulia P, Isni

Nurkhayati, Novi Ratna Sari, Nova Permata Sukma dan M. Jauharidin terima

kasih atas semua bantuannya, canda tawa serta kebersamaan yang telah

dilakukan selama ini.

16. Sahabat ku sejak SMA Mia Aulina Agustin, Dini Indria Putri, Fauzi Ibrahim,

Liyas Santoni, M. Odi Irawa, Kiki Wijaya, Muhammad Soleh, M.Nugraha dan

Sandi Ariza terima kasih atas kebersamaan dari masa sekolah hingga sekarang

yang mengajarkan saya tentang persahabatan dan kekeluargaan selama ini.

17. Sahabatku tersayang Nur Oktafiani terima kasih atas kebersamaan, canda tawa

serta motivasi yang selalu diberikan.

18. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2014 kelas A dan B terima

kasih atas semua bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita

selalu menjadi kenangan yang terindah.

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

iv

19. Kakak-kakakku seperjuangan Pendidikan Matematika angkatan 2012 dan

2013 serta adik-adikku dari angkatan 2015 sampai 2017 terima kasih atas

kebersamaannya.

20. Teman-teman KKN Pekon Muara Jaya dan PPL di SMAN 1 Kebun Tebu,

Lampung Barat Chintya, April, Maul, Fransiska, Nora, Afdy, Irun, dan Torik

terima kasih atas kebersamaan 60 hari di satu atap yang penuh makna dan

kenangan.

21. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.

Semoga kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan

pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandarlampung, 15 November 2018Penulis

Astiriana Septiriani S.

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. viii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ...................................................................................... 71. Efektivitas Pembelajaran............................................................... 72. Discovery Learning....................................................................... 93. Pembelajaran Konvensional.......................................................... 154. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis .............................. 16

B. Penelitian yang Relevan..................................................................... 19C. Kerangka Pikir .................................................................................. 20D. Anggapan Dasar ................................................................................ 23E. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 23

1. Hipotesis Umum .......................................................................... 232. Hipotesis Khusus ......................................................................... 23

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ......................................................................... 24B. Desain Penelitian .............................................................................. 25C. Data Penelitian .................................................................................. 25D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 26E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian........................................................ 26F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 27

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

vi

1. Validitas Instrumen ....................................................................... 292. Reliabilitas..................................................................................... 293. Daya Pembeda............................................................................... 304. Tingkat Kesukaran ........................................................................ 31

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 331. Uji Normalitas ............................................................................... 342. Uji Homogenitas ........................................................................... 353. Uji Hipotesis.................................................................................. 36

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata................................................... 36b. Uji Proporsi .............................................................................. 38

IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 391. Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Awal............. 392. Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Akhir ............ 413. Data Peningkatan (Gain) Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis ...................................................................................... 434. Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis ...................................................................................... 44a. Uji Hipotesis Pertama............................................................... 44b. Uji Hipotesis Kedua ................................................................. 44

B. Pembahasan........................................................................................ 45

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................ 49B. Saran .................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest – Postest Control Group Design ............ 25

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa .............................................................................. 28

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Reliabilitas Instrumen .......................................... 30

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda .................................................................... 31

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran............................................... 32

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Soal.............................................. 32

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain......................................................................... 33

Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis......................................................................................... 34

Tabel 3.9 Hasil Uji Homogenitas Skor Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis......................................................................................... 36

Tabel 4.1 Data Skor Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Awal....... 39

Tabel 4.2 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisAwal ................................................................................................. 40

Tabel 4.3 Data Skor Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Akhir ...... 41

Tabel 4.4 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisAkhir ................................................................................................ 42

Tabel 4.5 Data Gain Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ................ 43

Tabel 4.6 Hasil Uji t Data Skor Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis 44

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Silabus Discovery Learning.................................................... 56

Lampiran A.2 Silabus Konvensional ............................................................. 61

Lampiran A.3 RPP Discovery Learning............................................................ 64

Lampiran A.4 RPP Konvensional .................................................................. 86

Lampiran A.5 Lembar Kerja Peserta Didik ................................................... 103

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Pretest-Posttest Pemahaman Konsep MatematisSiswa ....................................................................................... 118

Lampiran B.2 Soal Pretest-Posttest .............................................................. 120

Lampiran B.3 Kunci Jawaban Pretest-Posttest.............................................. 122

Lampiran B.4 Form Validitas Instrumen ....................................................... 131

Lampiran C.1 Nilai Tes Pemahaman Konsep Matematis Kelas Uji Coba .... 134

Lampiran C.2 Analisis Reabilitas Pemahaman Konsep Matematis............... 135

Lampiran C.3 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Hasil TesPemahaman Konsep Matematis .............................................. 136

Lampiran C.4 Skor Tes Kemampuan Awal dan Akhir Pemahaman KonsepMatematis Kelas Discovery Learning ..................................... 137

Lampiran C.5 Skor Tes Kemampuan Awal dan Akhir Pemahaman KonsepMatematis Kelas Konvensional............................................... 140

Lampiran C.6 Skor Gain Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisKelas Discovery Learning....................................................... 143

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

ix

Lampiran C.7 Skor Gain Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisKelas Konvensional ................................................................ 144

Lampiran C.8 Uji Normalitas Daya Skor Gain Kemampuan PemahamanKonsep MatematisSiswa Pada Pembelajaran DiscoveryLearning dan Konvensional .................................................... 145

Lampiran C.9 Uji Homogenitas Data Skor Gain Kemampuan PemahamanKonsep Matematis Siswa Pada Kelas Discovery LearningDan Konvensional.................................................................. 151

Lampiran C.10 Uji-t Skor Peningkatan Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa ..................................................................... 153

Lampiran C.11 Uji Proporsi Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa yang Mengikuti Kelas Discovery Learning.................. 157

Lampiran C.12 Skor Per Indikator dan Rekapitulasi PencapaianKemampuan Awal Pemahaman Konsep Matematis SiswaPada Kelas Discovery Learning .............................................. 159

Lampiran C.13 Skor Per Indikator dan Rekapitulasi PencapaianKemampuan Awal Pemahaman Konsep Matematis SiswaPada Kelas Konvensional........................................................ 162

Lampiran C.14 Skor Per Indikator dan Rekapitulasi PencapaianKemampuan Akhir Pemahaman Konsep Matematis SiswaPada Kelas Discovery Learning .............................................. 165

Lampiran C.15 Skor Per Indikator dan Rekapitulasi PencapaianKemampuan Akhir Pemahaman Konsep Matematis SiswaPada Kelas Konvenional ......................................................... 168

Lampiran C.16 Kategori Skor Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisKelas Discovery Learning....................................................... 170

Lampiran D.1 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................. 172

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi membuat masyarakat Indonesia harus bersaing dengan dunia

internasional, dimana terdapat tantangan-tantangan yang harus dapat diselesaikan,

terutama oleh sumber daya manusia yang ada. Oleh karena itu, pemerintah perlu

meningkatkan sumber daya manusia melalui dunia pendidikan. Jika pendidikan

berkualitas maka sumber daya manusia juga berkualitas. Untuk mencapai hal

tersebut dibutuhkannya pendidikan yang berkualitas.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, pendidikan yang baik untuk

mencapai tujuan pembelajaran menciptakan proses pembelajaran yang efektif,

termasuk dalam proses pembelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan

penting dalam pendidikan. Matematika sangat berguna bagi kehidupan sehari-

hari. Banyak teori matematika yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

2

sehingga mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

dari jenjang yang rendah sampai ke jenjang yang lebih tinggi dengan berbagai

kemampuan seperti pemahaman konsep, berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,

kreatif, pemecahan masalah dan lain-lain. Namun pada kenyataannya banyak

peserta didik yang mengganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran

yang sukar sehingga banyak peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep

matematika. Pemahaman konsep adalah awal untuk kemampuan yang lebih

tinggi.

Depdiknas (2003: 2) mengungkapkan bahwa, pemahaman konsep merupakan

salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai

dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep

matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah. Kemampuan pemahaman konsep matematis yang

dimiliki peserta didik dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang aktif. Untuk

menciptakan pembelajaran yang aktif, maka guru dapat menggunakan model

pembelajaran yang melibatkan siswa untuk berperan aktif selama proses

pembelajaran. Menurut Sutirman (2013: 22) bahwa model pembelajaran pada

dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir

yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran juga harus

menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan serta

menarik sehingga dapat menumbuhkan minat maupun motivasi peserta didik

dalam proses pembelajaran.

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

3

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh The Trend International

Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2015, skor rata-rata prestasi

matematika untuk Indonesia adalah 397 poin dan berada pada urutan ke 45 dari 50

negara. Pada hasil survei Programme for International Student Assesment (PISA)

pada kompetensi matematika menyatakan skor sebesar 386 poin di tahun 2015.

Sedangkan yang dilansir oleh OECD, Indonesia berada pada peringkat ke 69 dari

76 negara. Dengan demikian, Indonesia masih berada pada urutan pada kategori

rendah dan belum menunjukkan peningkatan dibandingkan negara-negara

dikawasan yang sama sehingga dibutuhkan perbaikan dalam penguasaan

pemahaman konsep matematis. Selain itu juga, peserta didik tidak dapat

menyelesaikan permasalahan matematika jika tidak memahami konsep matematis

dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP Muhammadiyah 3

Bandar Lampung, proses pembelajaran di SMP Muhammadiyah 3 Bandar

Lampung sudah menggunakan kurikulum 2013. Selain itu berdasarkan hasil

observasi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran banyak peserta didik

tampak sulit memahami materi yang disajikan dan tidak aktif kegiatan diskusi

sehingga pada pembelajaran yang selanjutnya ketika guru mengulang materi

peserta didik tampak kebingungan. Ketika diberikan soal-soal yang relatif sama

dengan soal sebelumnya banyak peserta didik yang tidak dapat mengerjakannya.

Hal tersebut mengindikasikan adanya kemungkinan kemampuan pemahaman

konsep matematis peserta didik masih rendah.

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

4

Proses pembelajaran diperlukan model pembelajaran yang dapat mengembangkan

serta meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Model

pembelajaran yang dipilih tentunya tidak berpusat pada guru sehingga peserta

didik terlibat aktif mengungkapkan ide yang dimiliki. Oleh karena itu,

pembelajaran perlu dirancang agar peserta didik dapat mengasah kemampuannya.

Salah satu pembelajaran yang mungkin dapat mengasah kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa tersebut adalah model pembelajaran discovery learning.

Pembelajaran dengan discovery learning adalah pembelajaran dimana ide atau

gagasan disampaikan melalui proses penemuan. Proses penemuan tersebut dapat

menimbulkan rasa ingin tahu serta mengarahkan peserta didik untuk menemukan

pola belajarnya sendiri sehingga membantu peserta didik dalam memperkuat

konsep. Peserta didik akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran sedangkan

guru hanya sebagai fasilitator sehingga peserta didik dapat memahami konsep

dengan baik.

Syah (2004: 244) mengemukakan bahwa langkah-langkah model discovery

learning yaitu: (1) stimulasi, (2) pernyataan atau identifikasi masalah, (3)

pengumpulan data, (4) pengolahan data, (5) pembuktian, (6) menarik kesimpulan.

Melalui tahap-tahap tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu model

pembelajaran discovery learning dapat melibatkan peserta didik untuk aktif dan

menemukan konsep materi yang dipelajari melalui metode diskusi sehingga

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui

efektivitas model pembelajaran discovery learning ditinjau dari kemampuan

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

5

pemahaman konsep matematis siswa pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah

3 Bandarlampung tahun pelajaran 2018/2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran

discovery learning efektif ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

discovery learning ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan informasi dalam

pembelajaran matematika, terutama terkait dengan kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa dan model pembelajaan discovery learning.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi praktisi pendidikan sebagai salah

satu alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Selain itu, dapat menjadi

masukan dan bahan referensi bagi penelitian yang sejenis.

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan proses pembelajaran

dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pada penelitian ini, pembelajaran

dikatakan efektif apabila pembelajaran discovery learning dilihat dari

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa lebih tinggi dibandingkan

pembelajaran konvensional dan persentase siswa yang memahami konsep

matematis siswa dalam pembelajaran dengan model discovery learning lebih

dari 60% dari jumlah siswa terkategori baik.

2. Discovery learning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru

bertindak sebagai fasilitator untuk mendorong siswa aktif, menganalisis

sendiri sehingga menemukan sendiri prinsip berdasarkan data yang

disediakan oleh guru, serta memungkinkan guru melakukan bimbingan dalam

membantu siswa untuk mempergunakan ide atau konsep yang mereka miliki

untuk menemukan pengetahuan yang baru.

3. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berpusat pada guru.

Pada proses pembelajaran ini peserta didik juga mengamati, menanya,

mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

4. Indikator pemahaman konsep matematis yang dijadikan acuan dalam

menentukan efektivitas adalah kemampuan untuk menyatakan ulang suatu

konsep, mengklasifikasikan objek tertentu sesuai dengan konsepnya,

memberi contoh dan contoh dari suatu konsep, menggunakan dan

memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, serta

mengaplikasikan konsep dan algoritma dalam pemecahan masalah.

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang

dilakukan berhasil dengan baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Depdiknas, 2008) kata efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti pengaruh,

akibat, atau dapat membawa hasil. Menurut Siagian (2001: 24), efektivitas adalah

pemanfaataan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang

secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas

jasa kegiatan yang dijalankannya. Dengan demikian, efektivitas adalah

pencapaian yang menunjukkan suatu keberhasilan dari sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Jika hasilnya semakin mendekati sasaran, maka semakin

tinggi efektivitasnya.

Pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) diartikan

sebagai proses cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Menurut Suprihatiningrum (2016: 75) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan

yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk

memudahkan siswa dalam belajar. Pembelajaran adalah proses belajar

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar sebagai penentu utama

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

8

keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara

guru dengan peserta didik maupun sebaliknya.

Berdasarkan uraian diatas, dalam pembelajaran terjadi kegiatan interaksi antara

guru ke peserta didik maupun sebaliknya dalam memperoleh informasi agar

proses belajar mencapai suatu tujuannya, dimana informasi yang didapat bisa

melalui berbagai media. Sanjaya (2008: 102) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah terjemahan dari instruction, yang diasumsikan dapat

mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui bebagai macam media,

seperti bahan-bahan cetak, televisi, gambar, audio, dan sebagainya.

Menurut Pasaribu dan Simanjuntak (Wardhani, 2016: 9) bahwa suatu

pembelajaran dikatakan efektif apabila menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa

yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan yang diinginkan tercapai.

Sinambela (Wardhani, 2016: 9) menyatakan bahwa suatu kegiatan pembelajaran

dikatakan efektif apabila mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan

pembelajaran maupun prestasi siswa yang maksimal. Pembelajaran yang efektif

memudahkan peserta didik untuk belajar sesuatu yang bermanfaat dan mendorong

kearah perubahan, pengembangan serta peningkatan dalam belajar. Menurut

Hamalik (2004: 171) bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri dengan melakukan

aktivitas-aktivitas belajar. Kesempatan belajar ini diharapkan dapat melatih

pemahaman konsep peserta didik dan memberikan peluang bagi mereka untuk

mengungkapkan ide-ide yang mereka miliki.

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

9

Efektivitas pembelajaran dapat kita lihat dari aktivitas peserta didik selama

pembelajaran berlangsung, respon peserta didik terhadap pembelajaran dan

penguasaan konsep peserta didik. Untuk mencapai suatu konsep pembelajaran

yang efektif dan efisien perlu adanya hubungan timbal balik antara siswa dan guru

untuk mencapai suatu tujuan, selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi

lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta media pembelajaran.

Kriteria efektifitas yang diharapkan adalah suatu ukuran yang berkaitan dengan

ketuntasan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Wicaksono

(Fadilla, 2017: 17), ketuntasan belajar yaitu apabila lebih dari 60% dari jumlah

siswa memperoleh nilai ketuntasan minimal dalam peningkatan hasil belajar dan

strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini dikatakan efektif apabila lebih dari

60% dari jumlah peserta didik yang memperoleh skor terkategori baik.

Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk belajar serta

mengungkapkan ide-ide untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang didukung

oleh sarana dan prasarana serta media pembelajaran yang ada.

2. Discovery Learning

Model pembelajaran adalah cakupan dari sebuah strategi, metode, serta teknik

pembelajaran. Menurut Sutirman (2013: 22), model pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru.

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

10

Model pembelajaran dapat mempengaruhi bagaimana siswa dapat mudah

memahami materi yang sedang berlangsung. Siswa dituntut untuk aktif dalam

proses pembelajaran sedangkan guru hanya memfasilisati serta membimbing

siswa. Salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk turut serta aktif

dalam pembelajaran adalah model discovery learning.

Menurut Sund (Roestiyah, 2012: 20), discovery adalah proses mental dimana

siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan

dengan proses mental tersebut antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,

menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat

kesimpulan dan sebagainya.

Discovery learning menurut Brunner (Mulyatiningsih, 2012: 235) merupakan

model pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan

situasi yang dapat membuat siswa lebih aktif menemukan pengetahuan sendiri.

Selanjutnya menurut Wilcolx (Suprihatiningrum, 2016: 241-242), pembelajaran

penemuan (discovery learning) siswa didorong untuk belajar aktif melalui

keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan guru

mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang

memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Sehingga discovery learning adalah model pembelajaran dimana siswa dituntut

aktif menemukan pengetahuannya sendiri mengenai konsep dan prinsip dari

percobaan yang dilakukan oleh peserta didik.

Dengan model discovery learning, peserta didik dapat belajar secara intensif

mengikuti metode yang diberikan oleh guru. Menurut Istiana (2015: 66), tiga ciri

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

11

utama dari belajar discovery learning yaitu (1) mengeksplorasi dan memecahkan

masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasikan

pengetahuan, (2) berpusat pada siswa, dan (3) kegiatan untuk menggabungkan

pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Dalam pelaksanaan model discovery learning guru dan siswa mempunyai peranan

masing-masing. Menurut Suryobroto (Persada, 2016: 26), pembelajaran

penemuan guru dan siswa mempunyai peranan-peranannya. Guru sebagai

fasilitator berperan sebagai:

1. Menyiapkan tugas atau problem yang akan dipecahkan oleh siswa.2. Memberikan klarifikasi-klarifikasi.3. Menyiapkan setting kelas.4. Menyiapkan alat dan fasilitas belajar yang akan diperlukan.5. Memberikan kesempatan pelaksanaan.6. Sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa.7. Membantu agar siswa dapat merumuska sendiri kesimpulan dan implikasi-

implikasinya.

Sedangkan bagi siswa yang belajar, mereka memiliki peranan:

1. Terjadinya proses mental yang tinggi dari siswa, sebab dengan aktivitas inisiswa mengasimilasi konsep dan prinsip.

2. Pemecahan masalah (Problem Solving)3. Selalu aktif4. Tanggung jawab sendiri.

Menurut Syah (2004: 244) dalam pelaksanaan metode pembelajaran discovery

learning terdapat enam langkah yaitu:

1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar

timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai

kegiatan belajar mengajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

12

buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan

masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi

belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi

bahan.

2. Problem statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-

agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya

dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas

pertanyaan masalah).

3. Data collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa

untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk

menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan

demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)

berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara

dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

4. Data Processing (Pengolahan Data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah

diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu

ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan

sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, bahkan bila perlu dihitung

dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

13

5. Verification

Menurut Bruner proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,

aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam

kehidupannya.

6. Generalization (Menarik kesimpulan)

Tahap generalization adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan

prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan

memperhatikan hasil verifikasi atau tahap dimana berdasarkan hasil verifikasi

tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.

Menurut Bell (Fitriyah, 2017: 109) beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran

dengan penemuan, yakni sebagai berikut:

a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif

dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa partisipasi banyak

siswa dalam pembelajaran menungkatan ketika penemuan digunakan.

b. Melalui pembelajaran denganpenemuan siswa dapat menemukan pola dalam

situasi kongkrit maupun abstrak, siswa juga banyak meramalkan

(extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.

c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancuh dan

menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat

dalam menemukan.

d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja

bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan

menggunakan ide-ide orang lain.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

14

e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan

keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui

penemuan lebih bermakna.

f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa

kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam

situasi belajar yang baru.

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga

dengan model pembelajaran discovery learning juga. Menurut Kurniasih dan

Berlin (2014: 66-68) bahwa kelebihan discovery learning adalah (1) membantu

siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan kognitif, (2) menguatkan ingatan

kareana pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan secara mandiri, (3)

menimbulkan rasa senang yang diakibatkan dari keberhasilan dalam penemuan,

(4) memungkinkan siswa dapat berkembang dengan cepat menurut

kemampuannya, (5) mengarahkan pada kegiatan belajar yang berdasarkan pikiran

dan motivasinya sendiri, (6) memperkuat konsep pada diri siswa, karena

memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya, (7) berpusat pada

siswa, (8) konsep dasar dan ide-ide yang ditemukan siswa dapat dipahami dengan

baik, (9) mendorong siswa untuk dapat merumuskan hipotesis sendiri, (10) situasi

proses belajar merangsang siswa untuk belajar, (11) memungkinan siswa

memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar, serta (12) mengembangkan minat,

bakat dan kecakapan individu.

Sedangkan kelemahan discovery learning adalah (1) bagi siswa yang kurang

pandai, dapat mengalami kesulitan berpikir dan mengungkapkan hubungan antara

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

15

konsep-konsep, sehingga dapat menimbulkan frustasi, (2) tidak efisien jika jumlah

siswa terlalu banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu

mereka menemukan teori, konsep, atau pemecahan masalah lainnya, (3) jika siswa

dan guru sudah terbiasa dengan cara belajar yang lama, maka harapan-harapan

yang terkandung dalam model pembelajaran ini dapat hilang, serta (4) pengajaran

discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan

mengembangkan aspek konsep, keterampilan, dan emosi secara keseluruhan

kurang mendapat perhatian.

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang sering digunakan guru

dalam proses pembelajaran, dimana pembelajaran berpusat pada guru. Hal ini

sejalan dengan Sullivan dan Mclntosh (Agustinawati, 2014: 3) menyatakan bahwa

pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berlangsung dari guru ke

siswa.

Pembelajaran konvensional dimana guru menyampaikan materi secara oral atau

lisan dan siswa mendengarkan, mencatat, mengajukan pertanyaan, dan dievaluasi

(Gintings, 2008: 43). Menurut Sanjaya (2008: 259) menyatakan bahwa pada

pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai obyek belajar yang

berperan sebagai penerima informasi secara pasif. Jadi pada umumnya

penyampaian pelajaran menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan

penugasan. Hal ini sejalan dengan Roestiyah (2012: 139) menyatakan bahwa

pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru

dengan metode ceramah. Pembelajaran konvensional pada kurikulum 2013 bukan

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

16

lagi dengan ceramah, pendekatan saintifik dengan metode diskusi dan tanya

jawab.

Menurut Kholik (Wardhani, 2016: 16), kelebihan dari pembelajaran konvensional

adalah dapat menampung kelas yang berjumlah besar, waktu yang diperlukan

cukup singkat dalam proses pembelajaran karena waktu dan materi pelajaran

dapat diatur secara langsung oleh guru. Selain kelebihan dari pembelajaran ini,

ada beberapa kekurangan yang dapat diperhatikan, yaitu pembelajaran berjalan

monoton sehingga membosankan dan membuat siswa pasif karena kurangnya

kesempatan yang diberikan, siswa lebih terfokus membuat catatan, siswa akan

lebih cepat lupa, dan pengetahuan dan kemampuan siswa hanya sebatas

pengetahuan yang diberikan oleh guru.

4. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian, pengetahuan

yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar

(akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar (Poerwadarminta, Pusat

Bahasa Depdiknas, 2009: 821). Di pihak lain menurut Sumarmo dalam

Kesumowati (2008:230), pemahaman diartikan dari kata understanding yang

derajat pemahamannya ditentukan oleh tingkat keterkaitan suatu gagasan,

prosedur atau fakta matematika dipahami secara menyeluruh jika hal-hal tersebut

membentuk jaringan dengan keterkaitan yang tinggi. Kamus Bahasa Indonesia

(2008:748) menyatakan bahwa konsep diartikan sebagai ide yang diabstrakkan

dari peristiwa konkret.

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

17

Menurut Duffin & Simpson (Koesumawati, 2008: 230-231), pemahaman konsep

merupakan kemampuan siswa untuk: (1) menjelaskan konsep, dapat diartikan

siswa mampu untuk menggungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan

kepadanya. (2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda. (3)

mengembangkan beberapa akibat dari adanya suatu konsep, dapat diartikan bahwa

siswa paham terhadap suatu konsep akibatnya siswa mempunyai kemampuan

untuk menyelesaikan setiap masalah dengan benar.

Dalam pembelajaran matematika, pemahaman konsep matematis sangat penting

karena pemahaman konsep matematis dijadikan sebuah dasar untuk peserta didik

berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan

sehari-hari. Pemahaman konsep tidak hanya menuntut peserta didik untuk paham

suatu konsep tetapi juga menguasai, memahami dan menangkap makna dari

konsep yang diajarkan. Menurut Utari, dkk (2012: 34), pemahaman konsep

matematika adalah mengerti benar tentang konsep matematika, yaitu siswa dapat

menerjemaahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika

berdasarkan pembentukan pengetahuanya sendiri, bukan sekedar menghafal.

Menurut Skemp (Hadi dan Maidatina, 2015: 62), ada dua jenis pemahaman

konsep yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman

instrumental diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan

hanya hafal rumus perhitungan sederhana. Dalam hal ini, seseorang hanya

memahami urutan pengerjaan algoritma. Sebaliknya, pemahaman relasional

memuat skema dan struktur yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah

yang lebih luas dan bermakna. Pemahaman konsep matematis siswa dapat

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

18

dipengaruhi dengan berbagai faktor. Menurut Van De Walle (Hadi dan

Maidatina, 2015: 62), faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa

tehadap konsep matematika adalah: (1) berpikir reflektif siswa, (2) interaksi, dan

(3) penggunaan model atau alat-alat untuk belajar (peraga, penggunaan simbol

komputer, menggambar, dan bahasa lisan).

Menurut Eggen dan Kauchak (Mawaddah dan Maryanti, 2016: 78) menyatakan

bahwa pengetahuan siswa dan pemahamannya tentang suatu konsep bisa diukur

melalui empat cara, yakni kita dapat meminta mereka untuk mendefinisikan

konsep, mengidentifikasi karakteristik-karakeristik konsep, menghubungkan

konsep dengan konsep-konsep lain, dan mengidentifikasi atau memberikan contoh

dari konsep yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Sehingga dapat

disimpulkan siswa memiliki pemahaman konsep berarti siswa tersebut mengerti

benar tentang suatu rancangan atau ide/ konsep abstrak yang sedang dipelajarinya.

Terdapat beberapa indikator dalam kemampuan pemahaman konsep pada teknis

Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11

November 2004 tentang penilaian diuraikan bahwa indikator siswa memahami

konsep matematis adalah mampu:

1. Menyatakan ulang suatu konsep2. Mengklarifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu3. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi5. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu7. Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa adalah kemampuan siswa menjelaskan dan memahami

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

19

suatu konsep atau materi dengan benar sehingga bukan hanya sekedar menghafal.

Kemampuan pemahaman konsep matematis dapat tercapai jika siswa

memunculkan kriteria berdasarkan indikator-indikator pemahaman konsep

matematis.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini adalah.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Setiawan yang berjudul “Pengaruh

Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi

Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 17 Pesawaran Tahun

Pelajaran 2016/2017)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan

model Discovery Learning berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa pada sekolah tersebut.

Persamaan dari penelitian yang terdahulu dengan yang akan diteliti terletak

pada model pembelajaran yang diterapkan sama-sama serta kemampuan

pemahaman matematis siswa yang diukur. Perbedaannya yaitu pada

penelitian sebelumnya dilakukan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran sedangkan pada penelitian yang akan diteliti adalah efektivitas

model pembelajaran.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Heni Yusnani yang berjudul “Penerapan

Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Representasi Matematis

dan Self Efficacy Siswa (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP

Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016)”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penggunaan model Discovery Learning berpengaruh

Page 38: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

20

dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa pada sekolah

tersebut.

Persamaan dari penelitian yang terdahulu dengan yang akan diteliti terletak

pada model pembelajaran yang diterapkan sama-sama. Perbedaannya yaitu

pada penelitian sebelumnya dilakukan untuk mengetahui penerapan model

pembelajaran sedangkan pada penelitian yang akan diteliti adalah efektivitas

model pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian tentang efektivitas model pembelajaran discovery learning ditinjau dari

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa terdiri dari satu variabel bebas

dan satu variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

discoery learning sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep

matematis siswa. Model pembelajaran discovery learning ini merupakan model

pembelajaran dimana peserta didik dituntut aktif menemukan pengetahuannya

sendiri mengenai dengan konsep dan prinsip dari percobaan yang dilakukan oleh

peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik diarahkan oleh guru untuk belajar aktif

dan mandiri. Guru hanya sebagai fasilitator dan motivator peserta didik.

Pemahaman konsep matematis siswa dapat dikuasai dengan salah satu model

pembelajaran yaitu discovery learning karena pada pembelajaran discovery

learning mengarahkan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk

menemukan sendiri konsep-konsep yang didapatnya, sehingga mempermudah

peserta didik dalam memahami konsep pada materi yang dipelajari.

Page 39: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

21

Pada model pembelajaran discovery learning, peserta didik dalam proses

menemukan dapat melakukan dengan berdiskusi bersama-sama teman sebayanya

untuk menemukan pemahaman konsep. Pelaksanaan model pembelajaran

discovery pada penelitian ini terdiri dari enam langkah yaitu memberikan

stimulasi pada peserta didik, memberikan kesempatan peserta didik untuk

mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, membuktikan

hasil data yang telah diolah, dan menarik kesimpulan.

Langkah pertama adalah memberikan stimulasi pada peserta didik. Pada langkah

ini, guru akan memberi rangsangan atau stimulus dengan melakukan metode

tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari. Guru dapat

bercerita tentang fenomena kehidupan sehari-hari terkait dengan materi

pembelajaran yang akan disampaikan, sehingga timbul keinginan peserta didik

untuk menganalisis persoalan yang diberikan.

Langkah kedua adalah mengidentifikasi masalah. Pada langkah ini, guru

memberikan kesempatan peserta didik berdiskusi untuk mengidentifikasi

masalah-masalah yang diberikan, lalu peserta didik dapat membuatnya ke dalam

bentuk hipotesis yaitu berupa pernyataan sebagai jawaban sementara.

Langkah ketiga adalah pengumpulan data. Pada langkah ini, guru memberi

kesempatan peserta didik untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk

menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Peserta didik dapat mengumpulkan

data dari berbagai sumber seperti buku paket atau internet. Pada tahap ini, peserta

didik dapat belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan sendiri jawaban

atas permasalahan yang guru diberikan.

Page 40: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

22

Langkah keempat adalah pengolahan data. Pada langkah ini, data yang telah

dikumpulkan oleh peserta didik kemudian ditafsirkan, diolah, diklasifikasikan,

dihitung dan diterapkan dengan cara tertentu. Dalam tahap ini, peserta didik akan

belajar untuk menganalisis masalah, peserta didik akan diasah kemampuannya

untuk menerapkan strategi penyelesaian sehingga dapat mengembangkan

kemampuannya.

Langkah kelima adalah pembuktian. Pada langkah ini, guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan dengan temuan

yang dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Sehingga melalui tahap ini,

peserta didik dilatih kemampuannya untuk memeriksa kembali hasil yang

diperoleh.

Langkah keenam adalah menarik kesimpulan atau generalisasi. Pada langkah ini,

peserta didik dapat menarik kesimpulan dari hasil pembuktian dan guru ikut

membantu peserta didik untuk menarik kesimpulan. Hal ini dilakukan agar

kesimpulan yang didapat merupakan penemuan peserta didik yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran. Kesimpulan tersebut yang kemudian dijadikan sebagai hasil

penemuan pengetahuan atau konsep baru oleh peserta didik.

Page 41: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

23

D. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:

1. Semua siswa kelas VIII semester ganjil SMP Muhammadiyah 3 Bandar

Lampung tahun pelajaran 2018/2019 memperoleh materi yang sama dan

sesuai dengan kurikulum 2013.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemahaman konsep matematis siswa

selain model pembelajaran dianggap memiliki pengaruh yang sangat kecil

sehingga dapat diabaikan.

E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Umum

Discovery Learning efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa.

2. Hipotesis Khusus

a. Peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran discovery learning lebih tinggi daripada pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

b. Persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik

setelah mengikuti discovery learning mencapai lebih dari 60%.

Page 42: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

berlokasi di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam No. 14, Labuhan Ratu, Kedaton,

Kota Bandarlampung, Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

peserta didik kelas VIII di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung tahun

pelajaran 2018/2019 yang terdistribusi dalam 7 kelas diasuh oleh guru yang

berbeda. Populasi tersebut memiliki kemampuan matematis yang beragam, namun

diantara kemampuan tersebut rata-rata siswa memiliki kemampuan pemahaman

konsep matematis yang tergolong rendah.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengambilan

teknik tersebut dengan pertimbangan peserta didik diajar oleh guru yang sama

serta kemampuan siswa yang menjadi sampel mempunyai kemampuan yang

relatif sama berdasarkan wawancara dengan guru terkait. Ada satu kelas untuk

kelas eksperimen yaitu yang mendapatkan pembelajaran dengan model discovery

learning dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu yang mendapatkan

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan pengambilan teknik tersebut, maka dipilihlah dua kelas dari kelas

yang diasuh oleh Ibu Tri Handayani yaitu kelas VIII-D sebagai kelas eksperimen

Page 43: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

25

yang berjumlah 28 orang peserta didik dan kelas VIII-C sebagai kelas kontrol

yang berjumlah 29 orang peserta didik

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) yang

menguji model discovery learning dalam pembelajaran matematika. Desain

dalam penelitian ini adalah pretest – postest control group design. Pretest

diberikan untuk mengetahui data awal kemampuan pemahaman konsep matematis

sedangkan postest diberikan untuk memperoleh data setelah diberikan perlakuan.

Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah model discovery

learning, sedangkan pada kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional.

Menurut Fraenkel dan Wallen (1993:248), desain pelaksanaan penelitian disajikan

dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest – Postest Control Group Design

KelompokPerlakuan

Pretest Pembelajaran PosttestE Y1 Discovery Learning Y2

K Y1 Konvensional Y2

Keterangan:E : kelas eksperimen dengan discovery learningK : kelas kontrol dengan pembelajaran konvensionalY1 : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebelum diberikan

perlakuanY2 : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diberikan perlakuan

C. Data Penelitian

Data untuk penelitian ini adalah data kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa yang berupa data kuantitatif. Data yang akan diperoleh dari penelitian ini:

Page 44: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

26

1) data skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa awal yang

diperoleh melalui pretest; 2) data skor kemampuan pemahaman konsep matematis

akhir yang diperoleh melalui posttest; dan 3) data skor peningkatan (gain).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Teknik tes ini

digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa pada kelas eksperimen (kelas yang mengikuti model pembelajaran

discovery learning) dan kelas kontrol (kelas yang mengikuti model pembelajaran

konvensional).

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan meliputi beberapa tahapan. Ururan pelaksanaan penelitian,

yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi untuk melihat karakteristik populasi yang ada di

sekolah tersebut.

b. Menentukan sampel penelitian.

c. Menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian.

d. Menyusun proposal penelitian

e. Membuat perangkat pembelajaran dan instumen tes untuk kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

f. Mengkonsultasikan bahan ajar dan instrumen penelitian dengan dosen

pembimbing dan guru bidang studi matematika.

Page 45: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

27

g. Melakukan ujicoba instrumen penelitian.

h. Merevisi instrumen penelitian jika diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery

learning pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data hasil penelitian

b. Melakukan pengelolaan data hasil penelitian.

c. Menganalisis data hasil penelitian

d. Membuat laporan hasil penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dimana untuk

mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Instrumen berupa

soal uraian yang disusun berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa. Tes akan diberikan pada setiap kelas yaitu pretest-posttest.

Indikator pemahaman konsep matematis antara lain adalah menyatakan ulang

suatu konsep, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu,

memberi contoh dan non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematika, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup

suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu, serta mengaplikasikan konsep. Adapun pedoman penskoran tes

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa disajikan pada Tabel 3.2.

Page 46: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

28

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa

No. Indikator Pemahaman Konsep Rubik Penilaian Skor

1. Menyatakan ulang sebuah konsep

Tidak menjawab 0Menyatakan ulang sebuahkonsep tetapi salah

1

Menyatakan ulang sebuahkonsep dengan benar

2

2.Mengklasifikasikan objek

menurut sifat tertentu sesuaidengan konsepnya

Tidak menjawab 0Mengklasifikasikan objekmenurut sifat tertentu tetapitidak sesuai dengan konsepnya

1

Mengklasifikasikan objekmenurut sifat tertentu sesuaidengan konsepnya

2

3.Memberikan contoh dan bukan

contoh dari suatu konsep

Tidak menjawab 0Memberikan contoh dan bukancontoh dari suatu konsep tetapisalah

1

Memberikan contoh dan bukancontoh dari suatu konsep denganbenar

2

4.Menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi

Tidak menjawab 0Menyajikan konsep dalamberbagai bentuk representasitetapi salah

1

Menyajikan konsep dalamberbagai bentuk representasidengan benar

2

5.Mengembangkan syarat perlu atau

syarat cukup dari suatu konsep

Tidak menjawab 0Mengembangkan syarat perluatau syarat cukup dari suatukonsep tetapi salah

1

Mengembangkan syarat perluatau syarat cukup dari suatukonsep dengan benar

2

6.Menggunakan dan memanfaatkan

serta memilih prosedur atauoperasi tertentu

Tidak menjawab 0Menggunakan danmemanfaatkan serta memilihprosedur atau operasi tertentutetapi salah

1

Menggunakan danmemanfaatkan serta memilihprosedur atau operasi tertentudengan benar

2

7.Mengaplikasikan konsep ataualgoritma dalam pemecahan

masalah

Tidak menjawab 0Mengaplikasikan konsep ataualgoritma dalam pemecahanmasalah tetapi salah

1

Mengaplikasikan konsep ataualgoritma dalam pemecahanmasalah dengan benar

2

Page 47: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

29

1. Validitas Instrumen

Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi. Dalam penelitian ini soal tes

terlebih dahulu dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran matematika kelas

VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung untuk menentukan valid atau

tidaknya soal tes tersebut. Tes tersebut dikatakan valid jika soal tes sesuai dengan

kompetensi dasar dan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Penilaian validitas isi dilakukan dengan menggunakan daftar check list oleh guru

mata pelajaran matematika. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes

yang digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi (Lampiran B

halaman 131). Soal tes dinyatakan valid kemudian dilakukan tes uji coba pada

kelas di luar sampel, yaitu kelas IX B di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung

selanjutnya adalah menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui reliabilitas,

tingkat kesukaran dan daya pembeda dari soal tes tersebut.

2. Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen tersebut dapat

dipercaya atau diandalkan dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto (2010: 108),

untuk mencari koefisien reliabilitas soal tes tipe uraian dapat digunakan rumus

Alpha sebagai berikut:

= 1 − ∑ dengan = ∑ ∑Keterangan:

= nilai reliabilitas instrumen.= banyak butir soal.∑ = jumlah varians dari tiap butir item.= varians total.

N = banyaknya data.

Page 48: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

30∑ = jumlah kuadrat semua data.∑ = jumlah semua data.

Menurut Arikunto (2010:75), nilai reliabilitas suatu butir soal diinterpretasikan

sebagai berikut.

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Reliabilitas InstrumenNilai Interpretasi

0,80<r ≤1,00 Sangat tinggi0,60<r ≤0,80 Tinggi0,40<r ≤0,60 Cukup0,20<r ≤0,40 Rendah0,00<r ≤0,20 Sangat rendah

Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes diperoleh = 0,44 yang berarti

instrumen tes memenuhi kriteria cukup. Oleh karena itu instrumen tes dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Hasil perhitungan reliabilitas uji coba dapat dilihat pada lampiran C2 halaman 135

3. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2010:211), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa

yang bodoh (berkemampuan rendah). Menurut Sudijono (2011:385), daya

pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat

membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi, dengan testee yang

berkemampuan rendah sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan

tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak menjawab benar,

sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir item tersebut

sebagian besar tidak dapat menjawab dengan benar.

Page 49: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

31

Sampel penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu siswa yang memperoleh

nilai tertinggi (kelompok atas) dan siswa yang memperoleh nilai terendah

(kelompok bawah). Menurut Arikunto (2010:212), rumus untuk menghitung daya

pembeda adalah:

= − = −Keterangan:D = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu.J = jumlah peserta tes

= banyaknya peserta kelompok atas= banyaknya peserta kelompok bawah= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar= proporsipeserta kelompok bawah yang menjawab benar

Sedangkan pendapat Arikunto (2010:218) untuk hasil perhitungan daya pembeda

diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi yang telah disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Daya PembedaDaya pembeda (DP) Kriteria

0,00 ≤DP ≤ 0,20 Jelek0,21≤DP ≤ 0,40 Cukup0,41≤DP ≤ 0,70 Baik0,71 ≤DP ≤ 1,00 Baik sekali

Penelitian ini menggunakan butir soal yang memiliki nilai daya pembeda lebih

dari 0,21 sampai dengan 0,70 yaitu soal yang memiliki daya pembeda cukup dan

baik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran C3 halaman 136.

4. Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut

tergolong mudah atau sukar. Menurut Arikunto (2010: 207), indeks kesukaran

adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Menurut

Page 50: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

32

Sudijono (2011: 372), untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal

digunakan rumus berikut.

=Keterangan:

= tingkat kesukaran suatu butir soal= jumlah skor yang diperoleh siswa pada suatu butir soal yang diperoleh= jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada butir soal

Sedangkan untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal dari indeks

kesukaran menurut Sudijono (2011:372) telah disajikan pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat KesukaranNilai Interpretasi0,00 ≤ ≤ 0,15 Sangat Sukar0,16 < ≤ 0,30 Sukar0,31 < ≤ 0,70 Sedang0,71 < ≤ 0,85 Mudah0,86 < ≤ 1,00 Terlalu Mudah

Dalam penelitian ini kriteria soal tes yang digunakan adalah yang memiliki

interpretasi minimal sedang. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, diperoleh

tingkat kesukaran soal sedang. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran C3

halaman 136.

Setelah dilakukan analisis uji coba soal kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa didapatkan hasil dan kesimpulan yang disajikan dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba SoalNo Reliabilitas Daya

PembedaTingkat

KesukaranKeterangan

1

0,44 (Reabilitas Cukup)

0,40 (Baik) 0,67 (Sedang) Dipakai2 0,35 (Baik) 0,52 (Sedang) Dipakai3 0,40 (Baik) 0.51 (Sedang) Dipakai4 0,25 (Cukup) 0,36 (Sedang) Dipakai5 0,44 (Baik) 0,69 (Sedang) Dipakai

Page 51: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

33

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa reliabilitas soal adala 0,44 yang berarti

reliabilitas soal cukup. Soal dinyatakan valid dan daya pembeda serta tingkat

kesukaran telah memenuhi syarat yang ditentukan, maka soal tes dapat digunakan

untuk mengumpulkan data.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis. Data nilai pada

siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol dianalisis menggunakan uji

statistik untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran discovery learning

ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Data berupa hasil pretest dan

posttest dianalisis untuk mendapatkan skor peningkatan (gain) kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa pada kedua kelas. Menurut Hake (1999:65)

besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized

gain) yaitu:

g =

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

klasifikasi menurut Hake (1999:65) yang disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain (g) Interpretasig > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedangg ≤ 0,3 Rendah

Sebelum melakukan uji statistik perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas

dan uji homogenitas.

Page 52: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

34

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal

atau tidak berdasarkan data indeks gain kemampuan pemahaman konsep dari

sampel. Uji normalitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji Chi-Kuadrat.

Uji chi-kuadrat menurut Sudjana (2005:273) adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis

Ho : data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : data gain tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Taraf signifikan

Taraf signifikan yang digunakan berupa α = 0,05

c. Statistik uji

= ( − )Keterangan:

= frekuensi pengamatan= frekuensi yang diharapkan= banyak pengamat

d. Kriteria uji

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika X2 ≤ ( )( )Hasil uji normalitas skor peningkatan kemampuan matematis siswa disajikan

pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis

Kelompok Penelitian BanyakSiswa

X2 ( )( ) KesimpulanH0

Eksperimen 29 1,93 7,81 diterimaKontrol 28 2,43 9,48 diterima

Page 53: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

35

Berdasarkan hasil tabel 3.8 dapat dilihat bahwa X2 kelas eksperimen dan

kelas kontor kurang dari ( )( ) dengan α = 0,05 sehingga diterima.

Dengan demikian, data skor kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa pada kedua kelas berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data

gain dapat dilihat pada Lampiran C8 halaman 145.

2. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok data yaitu skor peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa yang mengikuti model pembelajaran discovery learning dan skor siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional memiliki varians yang sama atau

tidak. Menurut Sudjana (2005: 249), menguji homogenitas data dapat digunakan

ketentuan berikut.

a. Hipotesis

Ho : =H1 : ≠

b. Taraf signifikan

Taraf signifikan yang digunakan berupa α = 0,10

c. Statistik uji

=Keterangan:

= varians terbesar= varians terkecil

Page 54: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

36

d. Kriteria uji

Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika F ≥ / ( , ) dengan daftar

distribusi F dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan masing-

masing sesuai dk pembilang dan penyebut.

Hasil uji hipotesis skor peningkatan kemampuan matematis siswa disajikan

pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Uji Homogenitas Gain Skor Kemampuan PemahamanKonsep Matematis

Kelompok Penelitian Varians F / ( , ) Kesimpulan

Eksperimen 0,0351,12 1,86 diterima

Kontrol 0,031

Berdasarkan tabel 3.9 dapat disimpulkan bahwa data gain skor kemamapuan

pemahaman konsep matematis memiliki varians yang homogen. Hasil

perhitungan dapat dilihat dari pada lampiran C9 halaman 151.

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas didapatkan data skor

kemampuan pemahaman konsep matematis berdistribusi normal dan memiliki

varians yang homogen maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata untuk hipotesis

1 dan uji proporsi untuk hipotesis 2.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Skor peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

merupakan data yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama

Page 55: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

37

maka digunakan uji kesamaan dua rata-rata (uji-t). Dengan hipotesis sebagai

berikut.

H0 : µ1= µ2 skor peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti discovery learning sama

dengan skor peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

H1: µ1> µ2 skor peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti discovery learning lebih

baik dari skor peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa nilai siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

Jika kedua data homogen, pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (Uji t) seperti dalam Sudjana (2005:

239) berikut:= ̅ ̅dengan = ( ) ( )

Keterangan:1 : rata-rata skor kemampuan kelas eksperimen2 : rata-rata skor kemampuan kelas kontrol

n1 : banyaknya siswa kelas eksperimenn2 : banyaknya siswa kelas kontrols12 : variansi pada kelas eksperimens22 : variansi pada kelas kontrols2 : variansi gabungan

Page 56: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

38

Dengan taraf signifikan yang digunakan α= 0,05 dengan kriteria uji: terima

Ho jika thitung < tkritis dimana tkritis = ( )( ) diperoleh dari daftar tabel t

dengan peluang (1-α) dan dk = ( + − 2).b. Uji Proporsi

Uji Proporsi dilakukan jika data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk uji proporsi dapat

digunakan ketentuan hipotesis sebagai berikut:H : = 0,6 artinya persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman

konsep matematis baik sama dengan 60% dari jumlah siswa yang

mengikuti kelas eksperimen.H : > 0,6 artinya persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman

konsep matematis baik lebih dari 60% dari jumlah siswa yang

mengikuti kelas eksperimen.

Dengan taraf signifikan ∝ = 0,05. Menurut Sudjana (2005:235), Statistik Uji yang

digunakan adalah:

= −(1 − )Keterangan:

= Bnayaknya peserta didik tuntas belajar= Jumlah sampel= Proporsi siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep baik

Dengn kriteria pebgujian adalah tolak H jika ≥ , dimana ,didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 – α) dan terimaH jika < ,

Page 57: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa (1)

tidak ada perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa yang mengikuti discovery learning dengan siswa yang mengikuti kelas

konvensional, (2) model discovery learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa karena proporsi siswa yang memiliki

kemampuan pemahaman konsep matematis terkategori baik tidak lebih dari 60%.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, penulis mengemukakan saran-saran

sebagai berikut.

1. Kepada guru yang ingin menggunakan pembelajaran discovery learning

hendaknya:

a. guru memotivasi siswa agar memiliki kesiapan mental pada saat

pembelajaran.

b. guru memperhatikan pelaksanaan pengelolaan kelas dan manajemen waktu

agar pembelajaran menjadi kondusif sehingga dapat memberikan hasil yang

maksimal.

Page 58: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

50

c. guru memahami karakteristik siswa sehingga model yang digunakan dapat

berhasil karena model pembelajaran tersebut belum tentu cocok untuk

kemampuan pemahaman konsep matematis yang masih tergolong rendah.

2. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian mengenai pembelajaran

discovery learning ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep matematis,

hendaknya melakukan pengkajian lebih mendalam serta memperhatikan

manejemen waktu sebaik mungkin agar proses pelaksanaan pembelajaran

berjalan dengan baik.

Page 59: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

DAFTAR PUSTAKA

Agustinawati, Nita. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran dan KemandirianBelajar Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMAN 7 Cirebon (JurnalPendidikan Sejarah Vol 3 No 2). (Online) Tersedia di http://journal.unj.ac.iddiakses pada 9 April 2018

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (edisi revisi). Jakarta: RinekaCipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta:BSNP.

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Depdiknas. 2003. UU Nomor. 20 tahun 2003 tentang sistem pedidikan nasional.Jakarta: Dharma Bhakti.

Fitriyah. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning TerhadapHasil Belajar Matematika Siswa Man Model Kota Jambi (Jurnal PelangiVolume 9 Nomor 2). Tersedia di http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.Diakses tanggal 15 Mei 2018

Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen. 1993. How to Design and EvaluatifResearch in Education. New York: Mcgraw-hill Inc.

Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar&Pembelajaran. Bandung:Humaniora

Hadi, S., dan Maidatina Umi Kalsum. 2015. Pemahaman Konsep MatematikaSiswa Smp Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeMemeriksa Berpasangan (Pair Checks) Jurnal Pendidikan MatematikaVolume 3 Nomor 1. (Online). Tersedia di http://download.portal-garuda.org/article. Diakses tanggal 16 Mei 2018.

Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept.of Physics IndianaUniversity. Diunduh dari http://www.physics.indiana.edu tanggal 5 April2018.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 60: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

52

Istirana, Galuh Arika. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Discovery LearningUntuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Pokok Bahasan LarutanPenyangga Pada Siswa Kelas Xi Ipa Semester Ii Sma Negeri 1 NgemplakTahun Pelajaran 2013/2014 (Jurnal Pendidikan Kimia Vol 4. No.2). Tersediadi http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia. Diakses tanggal 16 Mei 2018.

Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman Konsep Matematik dalam PembelajaranMatematika. Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika.(Online). Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/6928/. Diakses pada tanggal 13Januari 2018.

Kurniasih, Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan.Surabaya: Kata Pena.

Mawaddah,Siti, dan Ratih Maryanti. 2016. Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa Smp Dalam Pembelajaran Menggunakan Model PenemuanTerbimbing (Discovery Learning) Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4Nomor 1. (Online). Tersedia di //ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/edu-mat/article/2292/2010. Diakses pada tanggal 16 Mei 2018.

Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.Bandung: CV. Alfabeta.

Persada, Alif Ringga. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan(Discovery Learning) Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa(Jurnal Pendidikan Matematika Volume 5 Nomor 2). Tersedia dihttps://media.neliti.com/media/publications/55847. Diakses Tanggal 15 Mei2018.

OECD. 2016. PISA 2015 Results in Focus. (Online). Tersedia:https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf. Diakses padatanggal 2 Mei 2017.

Rahmawati. 2016. Hasil TIMSS 2015. Seminar Kemendikbud. Jakarta, 14Desember 2016

Roestiyah. 2012. Strategi belajar mengajar: salah satu unsur pelaksanaanstrategi belajar mengajar teknik penyajian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf.

Siagian, P. Sondang. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:BumAksara.

Suprihatingrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 61: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/54505/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfDengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

53

Sutirman. 2013. Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogjakarta: GrahaIlmu.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajawaliPersada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Utari, Vivi, Ahmad Fauza, dan Media Rosha. 2012. Peningkatan KemampuanPemahaman Konsep Melalui Pendekatan PMR Dalam Pokok BahasanPrisma Dan Limas (Jurnal Pendidikan Matematika volume 1 nomor 1).(Online) Tersedia di ejournal.unp.ac.id. Diakses tanggal 16 Mei 2018.

Wardhani, Resti Ayu. 2016. Efektivitas Problem Based Learning Ditinjau dariPemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SemesterGenap SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016).Skripsi. Bandarlampung: Universitas Lampung.