EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

141
EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DI KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA KULDESAK KOTA DEPOK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: DHEA ARIESTA KHAIRUNNISA NIM. 1111054100028 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H /2015 M

Transcript of EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

Page 1: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG DENGAN

HIV/AIDS) DI KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA KULDESAK

KOTA DEPOK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

DHEA ARIESTA KHAIRUNNISA

NIM. 1111054100028

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H /2015 M

Page 2: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini bukan

hasil karya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain (plagiat),

maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2015

Dhea Ariesta Khairunnisa

Page 3: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …
Page 4: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …
Page 5: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

i

ABSTRAK

Dhea Ariesta Khairunnisa

Efektivitas Dukungan Sosial bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Kelompok

Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok.

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit

yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh Human

Immunodeficiency Virus (HIV). Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat terjadi di mana saja

dan kapan saja, hal ini terutama dikarenakan stigma negatif yang dilekatkan pada ODHA. Stigma

dan diskriminasi yang dihubungkan dengan penyakit menimbulkan efek psikologi yang berat

tentang bagaimana ODHA melihat diri mereka sendiri, hal ini bisa mendorong terjadinya

depresi, kurangnya penghargaan diri dan keputusasaan. Untuk itu dibutuhkan adanya sumber

dukungan sosial dapat berupa dukungan emosional dari keluarga dan teman sebaya. Seperti

dengan adanya Kelompok dukungan sebaya Kuldesak yang bertujuan untuk menolong para

penderita HIV/AIDS agar tidak merasa dikucilkan dan sendiri dalam menghadapi masalah, dapat

membuka jalan untuk bertemu orang lain dan berteman, bisa menolong mereka menjadi lebih

percaya diri dan merasa kuat dan juga berfungsi sebagai wadah untuk melakukan kegiatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas bentuk dukungan

sosial bagi ODHA di kelompok dukungan sebaya kuldesak dan untuk mengetahui jenis

dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA. Terdapat lima dimensi dukungan sosial yakni;

dukungan material/instrumental, dukungan emosi/psikologis, dukungan penghargaan, dukungan

integritas sosial dan dukungan informasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif. Metode penelitian

survei dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data dengan menggunakan metode

pengambilan sampel total sampling sebanyak 40 responden ODHA dari berbagai status.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Efektivitas dukungan sosial bagi ODHA di

kelompok dukungan sebaya kuldesak memiliki rataan skor (2,49) berdasarkan rataan skor

tersebut dikategorikan kurang efektif. Dari kelima dimensi dukungan sosial yang ada memiliki

rataan skor sebagai berikut: Dukungan materi/instrumental memiliki rataan skor (2,25)

berdasakan rataan skor tersebut dikategorikan kurang efektif, lalu dukungan emosi/psikologis

memiliki rataan skor (2,57) berdasarkan rataan skor tersebut dikategorikan efektif, dukungan

penghargaan memiliki rataan skor (2,67) berdasarkan rataan skor tersebut dikategorikan efektif,

dukungan integritas sosial memiliki rataan skor (2,45) berdasarkan rataan skor tersebut

dikategorikan kurang efektif dan dukungan informasi memiliki rataan skor (2,53) berdasarkan

rataan skor tersebut dikategorikan efektif. Dari rataan skor kelima dimensi yang ada, maka

dimensi dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) adalah

dukungan penghargaan dengan skor rataan tertinggi 2,67 berdasarkan rataan skor tersebut

dikategorikan efektif.

Kata kunci : Dukungan Sosial, ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)

Page 6: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Segala Puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Dukungan

Sosial bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota

Depok” dan shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih

gelar sarjana sosial jurusan kesejahteraan sosial. Penulis menyadari banyak pihak yang telah

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,

penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini, diantaranya:

1. Drs. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku

Wakil Dekan bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M, SI selaku Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan.

2. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Hj.

Nunung Khairiyah, MA, selaku Sekertaris Program Studi, dan para dosen Program Studi

Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya kepada

penulis.

Page 7: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

iii

3. Ismet Firdaus, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan

bimbingannya kepada penulis.

4. Para pengurus Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, Khususnya kepada Om Samsu

Budiman, Mba Hages, Bang Awang, Bang Dian dan Mbak Lilis.

5. Kepada kedua orangtua yang sangat penulis cintai, Ibuku Rukminah dan Ayahku Agus

Sulaiman, terimakasih atas dukungan nya sehingga penulis selalu termotivasi dengan

kasih sayang yang selalu tercurah. Juga untuk kedua adik laki-lakiku Rayhan Sulaiman

dan Royyan Sulaiman yang selalu memberikan dukungannya. Serta terimakasih juga

untuk keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan terutama untuk

Almarhum Uwa Suryat D.S yang semasa hidupnya selalu memberikan penulis saran dan

masukan.

6. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan di Kessos 2011 yang selama 4 tahun telah

berjuang bersama dibangku kuliah, Desi Agustin, Evi Arista, Wati Indriani, Oktaviany

Nindy serta teman-teman Kessos 2011 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per-

satu, terimakasih telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Juga terimakasih untuk teman-teman terdekat Della Fatmasari, Sarah Azzahrah dan

Wenda Andina Ayu Astari yang juga telah membantu dan terlibat dalam pembuatan

skripsi ini.

8. Dan terimakasih juga untuk Reza Agustiyadi Rachmansyah yang telah meluangkan

waktu, tenaga, selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis.

Page 8: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

iv

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik secara

materil maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan kritik dan saran yang

membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Juni 2015

Dhea Ariesta Khairunnisa

Page 9: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................

PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................

PENGESAHAN ..........................................................................................

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Pembatasan Rumusan Masalah .............................................................. 7

1. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7

2. Perumusan Masalah ............................................................................ 8

C.Tujuan Penelitian..................................................................................... 8

D.Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

a. Manfaat Akademis .............................................................................. 9

b.Manfaat Praktis.................................................................................... 9

E. Pedoman Penulisan Skripsi .................................................................... 9

F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 10

Page 10: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

vi

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Efektivitas ............................................................................................... 13

a. Pengertian Efektivitas ......................................................................... 13

b. Pengukuran Efektivitas....................................................................... 14

B. Dukungan Sosial .................................................................................... 16

a. Pengertian Dukungan Sosial ............................................................... 16

b. Manfaat Dukungan Sosial .................................................................. 17

c. Dimensi Dukungan Sosial .................................................................. 17

C. ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) ....................................................... 24

a. Pengertian ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) ................................. 24

b. Penyebab HIV/AIDS .......................................................................... 24

c. Gejala Klinis HIV/AIDS .................................................................... 25

d. Pengobatan HIV/AIDS ....................................................................... 25

e. Pencegahan HIV/AIDS ....................................................................... 26

D. Kelompok Dukungan Sebaya/Support Grup.......................................... 27

a. Pengertian Dukungan Sebaya ............................................................. 27

b. Tipe Kelompok Dukungan ................................................................. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 30

a. Subjek dan Objek Penelitian............................................................... 30

Page 11: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

vii

b. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 30

B. Pendekatan Jenis Penelitian .................................................................. 31

a. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 31

b. Jenis Penelitian ................................................................................... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33

a. Data Primer ......................................................................................... 33

b. Data Sekunder .................................................................................... 35

D. Populasi Sample ..................................................................................... 35

E. Operasionalisasi Konsep Penelitian ...................................................... 36

F. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 38

G. Uji Instrumen ......................................................................................... 42

a. Uji Validitas ........................................................................................ 42

b. Reliabilitas .......................................................................................... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ................. 45

B. Visi dan Misi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .......................... 45

C. Tujuan Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .................................... 46

D. Strategi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ................................... 47

E. Struktur Organisasi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ................. 47

F. Kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak .................................. 48

G. Sarana dan Prasarana Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak ............. 51

Page 12: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

viii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ........................................................................ 52

B. Sumber Dukungan Sosial ...................................................................... 63

C. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 66

D. Efektivitas Dukungan Sosial bagi ODHA ............................................. 76

E. Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial ........................................ 78

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 96

B. Saran ...................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 100

LAMPIRAN

Page 13: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep ............................................................ 36

Tabel 3.2 Skor Item Skala Likert ............................................................... 40

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................ 52

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................... 53

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .................... 54

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ......... 55

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Terdiagnosa ........ 56

Tabel 5.6 Karakteristik Berdasarkan Penyebab Terdiagnosa ..................... 57

Tabel 5.7 Sumber Dukungan Sosial ........................................................... 62

Tabel 5.8 Dimensi Dukungan Materi/Instrumental .................................... 64

Tabel 5.9 Dimensi Dukungan Emosi/Psikologi ......................................... 66

Tabel 5.10 Dimensi Dukungan Penghargaan ............................................. 68

Tabel 5.11 Dimensi Dukungan Integritas Sosial ........................................ 70

Tabel 5.12 Dimensi Dukungan Informasi .................................................. 72

Tabel 5.13 Efektivitas Dukungan Sosial Bagi ODHA ............................... 74

Page 14: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Diagram Pie Karakteristik Responden Jenis Kelamin ............ 59

Gambar 5.2 Diagram KarakteristikPie Responden Berdasarkan Usia ....... 59

Gambar 5.3 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

...................................................................................................... 60

Gambar 5.4 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Perkawinan ................................................................................................. 60

Gambar 5.5 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan Lama

Terdiagnosa ................................................................................................ 61

Gambar 5.6 Diagram Pie Karakteristik Berdasarkan Penyebab Terdiagnosa

...................................................................................................... 61

Gambar 5.7 Diargam Pie Variasi Sumber Dukungan Sosial ...................... 63

Gambar 5.8 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan sosial Berdasarkan Jenis

Kelamin ...................................................................................................... 64

Gambar 5.9 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan Usia 76

Gambar 5.10 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan

Pendidikan .................................................................................................. 81

Gambar 5.11 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan

Status Perkawinan ...................................................................................... 84

Gambar 5.12 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan

Lama Terdiagnosa ...................................................................................... 87

Gambar 5.13 Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan

Page 15: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

xi

Penyebab Terdiagnosa ................................................................................ 89

Page 16: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Kuisioner Dukungan Sosial

Lampiran 3 Excel Tabel Instrumen

Lampiran 4 Excel Karakteristik Responden

Lampiran 5 Excel Analisis Dimensi

Lampiran 6 Excel Tabulasi Silang

Lampiran 3 Formulir Anggota Kuldesak

Lampiran 4 Brosur Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Lampiran 5 Membership Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Lampiran 6 Pedoman Observasi dan Hasil observasi

Lampiran 7 Dokumentasi Penyebaran Angket

Page 17: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akar dari konsep dukungan sosial ditemukan oleh pakar sosiologi pada abad

ke-20 seperti Durkheim, yang membentuk hubungan antara mengurangi permasalahan

sosial dan pertambahan angka bunuh diri.Sebagai sebuah konsep, hal tersebut

dikembangkan dengan istilah yang disebut “social ties” seperti yang digunakan

Durkheim.1

Caplan, mendeskripsikan sistem sosial sebagai; pertama sesuatu yang

membantu seseorang untuk menggerakan sumber psikologi mereka dalam hal

permasalahan emosional (hubungan, cinta, dan empati); yang ke dua informasi

(tentang lingkungan); dan yang ketiga instrumen bantuan (menyediakan bantuan

individu berupa uang, materi, kemampuan, dan bimbingan untuk membantu mereka

mengatasi situasi yang menyebabkan mereka stress).

Dukungan sosial dapat memiliki dimensi yang berbeda dan diekspresikan

melalui bentuk dan cara yang berbeda pula. Sumber dukungan sosial dapat berupa

dukungan emosional dari keluarga dan teman sebaya.Hal itu juga dapat berasal dari

interaksi sosial dalam komunitas profesional dan bahkan dari interaksi dengan

lingkungan.2

1Sushil Yadav, “Perceived social support, hope, and quality of life of persons with HIV/AIDS: a case

study from Nepal,”Springer Science+Business Media B.V, 11 December 2009, h.2

2 Sushil Yadav, h.2

Page 18: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

2

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau

penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh

Human Immunodeficiency Virus (HIV).3AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi

HIV.HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.Ini adalah

retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk

memproduksi kembali dirinya.AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah

fase terakhir dari infeksi HIV dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari

200.AIDS bukanlah penyakit yang khusus melainkan kumpulan dari sejumlah

penyakit yang mempengaruhi tubuh dimana sistem kekebalan yang melemah tidak

dapat merespons.4

Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan September 2014,

HIV-AIDS tersebar di 386 (78%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi

diIndonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya HIV-AIDS adalah Provinsi Bali,

sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat padatahun 2011.

Sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859,

tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009

(9.793),tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511), tahun 2013

(29.037), dan tahun 2014 (22.869). Sampai dengan September 2014, jumlahkumulatif

HIV yang dilaporkan sebanyak 150.296 orang dan AIDS sebanyak 55.799 orang.

Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (32.782), diikuti JawaTimur

(19.249), Papua (16.051), Jawa Barat (13.507), dan Bali (9.637).Faktor resiko

penularan HIV terutama adalah melalu jalur seksual (57%), Pengguna Narkoba Suntik

3Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan

HIV/AIDS, pasal 1 4Family Health International, “apa itu hiv/aids?”, pdf diakses pada 19 Januari 2015

Page 19: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

3

(15%) Penularan LSL (laki-laki seks laki-laki) (4%),penularan dari Ibu ke

anaksebesar 3%.5

Estimasi Orang dengan HIV dan AIDS di Indonesia tahun 2012 adalah

sebanyak 591.823 sedangkan saat ini ODHA yang sudah kita ketahui baru

berjumlah150.296. Yang ini berarti dalam membongkar fenomena gunung es baru

sekitar 30% ODHA yang telah terdeteksi, sehingga saat ini kita masih

harusmengintensifikasikan penemuan ODHA sehingga setidaknya cakupan sasaran

kita mencapai 80%. Dari data jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahun

terjadipeningkatan jumlah pengidap HIV sedangkan jumlah penderita AIDS semakin

menurun.Ini bisa disimpulkan bahwa semakin banyak orang yang diketahui statusHIV

nya masih belum masuk kedalam stadium AIDS, jika dibandingkan dengan sekitar 10

tahun yang lalu, dimana jumlah kasus AIDS lebih banyak dilaporkandibandingkan

kasus HIV. Deteksi dini ini semakin baik seiring dengan makin banyaknya jumlah

fasyankes yang dapat memberikan layanan bagi ODHA baik tesHIV, pengobatan

IMS, dan pengobatan ARV sehingga semakin banyak orang yangmengetahui status

HIV nya lebih dini sebelum muncul gejala-gejala AIDS.6

Jika kita berbicara mengenai penyakit HIV/AIDS pasti banyak masyarakat

yang merasa takut dengan penyakit menular ini.Stigma negatif pun sangat melekat

pada penderitanya.Tak jarang penderita HIV/AIDS ini dikucilkan oleh

masyarakat.Mereka dianggap sebagai manusia yang memiliki harapan hidup

sedikit.Walaupun telah diketahui bentuk penyebaran HIV/AIDS, masyarakat masih

memandang bahwa dekat dengan seseorang pengidap HIsV/AIDS ini berbahaya atau

5Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, “HARI AIIDS SEDUNIIA

2014” artikel ini diakses pada 20 Januari 2015 dariwww.depkes.go.id 6Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, “HARI AIIDS SEDUNIIA

2014” artikel ini diakses pada 20 Januari 2015 dariwww.depkes.go.id

Page 20: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

4

mereka merasa takut tertular.Maka stigma negatif banyak didapatkan pengidap

HIV/AIDS atas tanggapan masyarakat tersebut.

Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat terjadi di mana saja dan kapan

saja, hal ini terutama dikarenakan stigma negatif yang dilekatkan pada ODHA,

misalnya sampah masyarakat, pengguna narkotika, dan pelanggan lokalisasi. Bentuk

lain dari stigma berkembang melalui internalisasi oleh ODHA dengan persepsi negatif

tentang diri mereka sendiri. Stigma dan diskriminasi yang dihubungkan dengan

penyakit menimbulkan efek psikologi yang berat tentang bagaimana ODHA melihat

diri mereka sendiri, hal ini bisa mendorong terjadinya depresi, kurangnya

penghargaan diri dan keputusasaan, sesuai dengan hasil penelitian Wagner et al,

bahwa kondisi psikologis yang berat dihubungkan dengan adanya stigma terhadap

penyakit HIV. Stigma dan diskriminasi ini seringkali menyebabkan menurunnya

semangat hidup ODHA yang kemudian membawa efek dominan menurunnya kualitas

hidup ODHA.7

Minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS juga menjadi

salah satu dinding yang membatasi ODHA. Banyak masyarakat yang belum paham

dan mengerti tentang apa itu HIV/AIDS sebenarnya sehingga akhirnya mereka hanya

akan mengucilkan dan memandang sebelahmata ODHA. Hal tersebut juga menjadi

salah satu mengapa stigma negatif bagi ODHA sangatlah melekat.

Namun, tidakah kalian lihat bahwa para penderita HIV/AIDS ini juga masih

memiliki harapan hidup seperti yang lainnya.Mereka masih harus berjuang melawan

penyakit tersebut, mereka rentan terpukul, down dan penerimaan pun sulit dilakukan

diri sendiri atas penyakit HIV/AIDS yang mereka derita.Dukungan dari orang-orang

7 Suhardiana Rachmawati, “Kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS yang mengikuti terapi

antiretroviral,” ISSN: 2303-2936 Volume I (1), 48 – 6248, 2013.

Page 21: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

5

terdekat terutama keluarga menjadi hal terpenting yang seharusnya mereka

dapatkan.Motivasi hidup juga menjadi pendekatan penting yang harus didapatkan

para pengidap HIV/AIDS agar mereka juga memiliki semangat hidup kembali.Dan

walaupun mereka sakit, mereka dapat kembali beraktivitas seperti sediakala.

Studi lainnya pada HIV mengusulkan bahwa harapan merupakan komponen

penting dari penerimaan secara efektif dari HIV/AIDS. Dari pengalaman yang terjadi,

biasanya harapan berkurang setelah didiagnosis HIV, dan sumber potensi dari

pengembangan harapan adalah: (1) dukungan penerimaan; (2) mengikutsertakan

pengalaman hidup yang bermakna; (3) merasa memiliki pilihan; (4) perilaku

penerimaan dan memelihara kualitas hidup.8

Intinya, dukungan masyarakat sangat penting, tidak hanya untuk

perkembangan kepribadian masyarakat tetapi juga untuk pertumbuhan dan

kelangsungan hidup individu pada khususnya dan kelangsungan hidup pada

masyarakat padaumumnya.Warren dalam Netting, menyebutkan bahwa dukungan

masyarakat (mutual support/social support) merupakan salah satu fungsi penting dari

masyarakat (community).Masyarakat wajib dan harus memberikan dukungan sosial

terhadap individu-individu yang ada didalam maupun diluar sistem

tersebut.Masyarakat dapat dikatakan mengalami ketidakfungsian sosial (disfungsi

sosial), apabila tidak dapat memberikan dukungan sosial terhadap anggota masyarakat

yang ada didalamnya serta masyarakat yang lebih luas pada umumnya.9

Hal ini juga menjadi salah satu kewajiban kita sebagai manusia untuk saling

memberikan dukungan satu sama lain. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an

Surah Al- Hujurat/49:10 berikut:

8 Sushil Yadav, h.3

9 Didiet Widhiowati &Rokna Murni,Bagian ke lima: Manual praktek pengembangan sosial

masyarakat “Pemberian Dukungan Kepada Masyarakat” (Bandung: STKS, 2008) h.61

Page 22: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

6

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.sebab itu damaikanlah

(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap

Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”10

Dalam ayat tersebut dikatakan „bersaudara‟ dan karena bersaudara kita harus

berhubungan dengan baik. Dapat diartikan bahwa tidak boleh ada diskriminasi atau

pembedaan diantara kita sesama manusia karena pada dasarnya manusia itu sama di

mata Allah SWT. Untuk itu, dengan adanya ayat tersebut sebagai manusia kita tidak

boleh membedakan atau mengucilkan ODHA.Justru kitalah yang seharusnya

menolong mereka. Salah satu bentuk pertolongan kepada sesama adalah memberikan

dukungan satu sama lain/dukungan sosial. Hal tersebut juga agar terciptanya

kesejahteraan sosial yakni dimana kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,

dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.11

Hal ini dibuktikan dengan adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak di

Kota Depok yang didirikan bagi para penderita HIV/AIDS.Hal tersebut juga

dikarenakan jumlah penderita HIV dan AIDS di Kota Depok terus bertambah. Komisi

Penanggulangan AIDS Kota (KPAK) Depok, mencatat hingga penghujung tahun

2013 setidaknya sudah ada 301 kasus di mana 36 di antaranya penderita baru.12

Kelompok dukungan sebaya Kuldesak bertujuan untuk menolong para

penderita HIV/AIDS agar tidak merasa dikucilkan dan sendiri dalam menghadapi

10

Syamil Al-qur‟an Miracle The Reference, (Bandung: Sygma Publishing, 2010) Cet.Ke-1, h.1029 11

Undang-undang Republik IndonesiaNo.11 Tahun 2009 TentangKesejahteraan Sosial, Pasal 1 Ayat 1.

12.REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK, “Jumlah Penderita HIV/AIDS di Depok Terus Bertambah,” artikel

diakses pada 20 Januari 2015 dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-

nasional/13/12/19/my283y-jumlah-penderita-hivaids-di-depok-terus-bertambah

Page 23: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

7

masalah, dapat membuka jalan untuk bertemu orang lain dan berteman, bisa

menolong mereka menjadi lebih percaya diri dan merasa kuat dan juga berfungsi

sebagai wadah untuk melakukan kegiatan.13

Salah satu program divisi kuldesak adalah

Konseling Sebaya. Konseling sebaya bertujuan untuk memberikan dukungan kepada

ODHA yang baru mengetahui status HIV nya, maupun support kepada keluarga

ODHA yang baru mengetahui status HIV salah satu anggota keluarganya. Ada juga

home visit/kunjungan rumah yang bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan diri

teman-teman ODHA terhadap dirinya sendiri sehingga dia dapat melakukan aktivitas

dan kegiatan kesehariannya seperti biasa.14

Menariknya disini adalah kelompok dukungan sebaya kuldesak ini hadir dari

ODHA dan untuk ODHA. Dimana sang pendiri melihat keprihatinan pemerintah yang

kurang memperhatikan permasalahan pada ODHA. Untuk itu dibentuklah dukungan

sebaya kuldesak yang akhirnya menjadi wadah untuk ODHA saling mendukung satu

sama lain untuk terus berjuang mejalani hidup.

Maka, berdasarkan penjabaran latar belakang masalah diatas, penulis tertarik

untuk meneliti mengenai “Efektivitas Dukungan Sosial Bagi ODHA (Orang

Dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok”

13

Dukungan Sebaya dari Kuldesak SG, web diakses pada 21 Januari 2015 dari

http://www.odhaberhaksehat.org/2014/dukungan-sebaya-dari-kuldesak-sg/

14 Profil Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Page 24: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dan pelebaran pembahasan maka penulis

mencoba memfokuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain:

a. Penelitian ini dilakukan pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang

berada di kota depok dan mengikuti kegiatan di kelompok dukungan

sebaya kuldesak.

b. Objek penelitian yang dijadikan populasi dan sampel dalam penelitian

adalah ODHA baik laki-laki, perempuan, gay maupun waria.

c. Penelitian ini dibatasi pada dukungan sosial bagi ODHA di kelompok

dukungan sebaya kuldesak.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang peneliti angkat adalah:

1) Seberapa besar efektivitas dukungan sosial bagi ODHAdi kelompok

dukungan sebaya kuldesak?

2) Jenis dukungan sosial apa yang paling efektif bagi ODHA?

C. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah

penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari

skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian yang

berhubungan dengan strategi pemberdayaan masyarakat. Setelah mengadakan

tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan beberapa skripsi yang berhubungan

Page 25: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

9

dengan pemberdayaan, tetapi peneliti akan memaparkan dari sudut yang berbeda

yaitu;

1) Nama : Puti Yasmina (090521032)

Universitas : Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,

Program Studi Komunikasi Massa. 2008

Judul : Strategi Komunikasi Dalam Menangani Permasalahan

HIV/AIDS (ODHA) di LSM Rumah Cemara Bogor.

Skripsi tersebut mengenai strategi komunikasi yang digunakan dalam

menangani permasalahan orang dengan HIV/AIDS (ODHA).Perbedaan skripsi

peneliti adalah penelitian ini lebih mengarah kepada efektivitas dukungan sosial

dengan adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak bagi ODHA sebagai salah satu

bentuk upaya menangani permasalahan ODHA namun secara sosial.Selain itu subjek

dan objek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas.

2) Nama : Pian Hermawati (105070002251)

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Psikologi. 2011.

Judul :Hubungan Presepsi ODHA Terhadap Stigma HIV/AIDS

Masyarakat Dengan Interaksi Sosial Pada ODHA.

Skripsi tersebutmengenai presepsi ODHA terhadap stigma yang didapatkan

dari masyarakat dan bagaimana interaksi sosialnya.Perbedaan skripsi peneliti adalah

penelitian ini lebih mengarah kepada adanya kelompok dukungan sebaya Kuldesak

sebagai salah satu alternatif untuk menghilangkan stigma negatif ODHA di

masyarakat salah satunya dengan adanya dukungan sosial yang juga dapat

Page 26: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

10

meningkatkan kualitas hidup ODHA.Selain itu subjek dan objek penelitian yang

berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas.

3) Nama : Dwi Agustanti, SKp

Universitas : Thesis S2 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan.

2006.

Judul : Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Orang

dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bandar Lampung.

Skripsi tersebut lebih menjelaskan tentang hubungan dukungan sosial yang

diberikan kepada ODHA terhadap kualitas hidupnya. Sedangkan perbedaan skripsi

peneliti hanya membahas bagaimana dukungan sosial yang diberikan pada ODHA

dan tipe dukungan apa yang paling efektif. Selain itu tempat penelitian berbeda

dengan skripsi tersebut.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.) Seberapa besar efektivitas bentuk dukungan sosial bagi ODHA di

kelompok dukungan sebaya kuldesak.

2.) Untuk mengetahui jenis dukungan sosial yang paling efektif bagi ODHA.

Page 27: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

11

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penulisan diharapkan dapat digunakan sebagai informan dan dokumentasi

ilmiah dan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan studi kesejahteraan sosial, khususnya yang berkaitan dengan

dukungan sosial.

b. Manfaat Praktis

Penulisan ini di harapkan dapat menjadi masukan dan informasi yang berguna

bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa/i kesejahteraan sosial dalam

mengetahui bagaimana bentuk dukungan sosial bagi ODHA.

F. Pedoman Penulisan Skripsi

Teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku

pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan

CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 sebagai pedoman penulisan

skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penelitiannya

dibagi ke dalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya

sebagai berikut:

Page 28: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

12

BAB I PENDAHULUAN

Di bab I ini peneliti penguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penelitian skripsi.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi

sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi,

yaitu: pengertian efektivitas, teori dukungan sosial, pengertian ODHA (Orang dengan

HIV/AIDS) dan pengertian kelompok dukungan sebaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai metode-metode yang berkenaan dengan

skripsi ini, yaitu: Pendekatan dan desain penelitian, ruang lingkup penelitian, metode

penentuan sampel, metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik

analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang Kelompok Dukungan Sebaya

Kuldesak.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan dan menjabarkan data hasil penelitian yang telah

didapatkan beserta analisis data berdasarkan statiska.

BAB VI PENUTUP

Bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

Page 29: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Kata „efektivitas‟ berasal dari bahasa inggris „effective‟ yang berarti berhasil,

mujarab, berlaku atau mengesankan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

„efektif‟ berarti dapat membawa hasil, berhasil guna.15

Efektivitas merupakan

unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan didalam

setiap organisasi, kegiatan ataupun program.Disebut efektif apabila mencapai

tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.Hal ini sesuai dengan

pendapat H.Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. yang menyatakan

bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.”16

Efektivitas dapat diterjemahkan sebagai tingkat pengaruh atau akibat yang

ditimbulkan oleh adanya pelaksanaan kegiatan tertentu.Efektivitas dapat juga

diartikan sebagai kondisi atau keadaan yang mengandung pengertian mengenai

terjadinya suatu efek dan akibat sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Dari dua definisi tersebut dapat diperoleh pengertian, bahwa efektivitas

merupakan suatu hasil atau efek yang timbul setelah dilakukan treatment atau

intervensi tertentu melalui suatu program.Suatu program dapat dikatakan efektif

15

Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Inbdonesia, (Jakarta: Balai Pustaka)

Cet Ke-1, h.284 16

Soewarno Hadayaningrat, Azas-azas Organisasi Manajemen, (1994) h.16

Page 30: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

14

apabila dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan berdampak secara positif

terhadap sasaran yang dikenai program.17

Sedangkan jika ditinjau dari segi istilah, banyak pendapat dari para ahli yang

mencoba mengemukakakn mengenai pengertian dari efektivitas sendiri. Beberapa

diantaranya:

a) James A. F Stoner, “efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang

tepat”

b) Peter Drucker, “efektivitas berarti melakukan pekerjaan yang benar”

c) Sarmon, “efektivitas dilakukan untuk menemukan bukti yang kuat agar dapat

menyelesaikan masalah dan memberikan gambaran yang akurat tentang

banyak faktor dalam sekolah yang berkaitan dengan murid.”18

Jika dilihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas adalah segala jenis kegiatan

yang tepat guna atau sesuai dengan tujuan atau hasil yang kita rencanakan.

b. Pengukuran efektivitas

Untuk mengukur sejauh mana tingkat keefektifan, FX. Suwarto berpendapat

terdapat tiga pendekatan dalam hal pengukuran keefektifan, yaitu:

a) Pendekatan tujuan, adalah yang menekankan pada pentingnya pencapaian

tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan.

b) Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekankan pentingnya

adaptasi tuntunan ekstern saling tergantung.

17

Istiana Hermawati, dkk, Studi Evaluasi Efektivitas KUBE dalam Pengentasan Keluarga Miskin di

Era Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Departemen Sosial RI, 2005) Cet.Ke-1, h.28 18

James A. F Stoner&Alofonsius Sirait, Manajemen,(Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994) Cet.Ke-5, h.14

Page 31: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

15

c) Pendekatan Teori Multipel Konstituensi Organisasi, dapat dikatakan efektif

apabila dapat terpenuhi tuntunan dari konstituensi yang menjadi pendukung

kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.19

Sedangkan R Elkin dan Cornick juga mengemukakan criteria dalam mengukur

efektivitas, yaitu:

a) Produktivitas dari tujuan khusus program yang diekspresikan baik secara

kualitatif maupun kuantitatif.

b) Pencapaian hasil dampak dari pelayanan kepada individu yang tercermin dari

fungsi dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

c) Dampak program terhadap komunitas.20

Pada sisi lain dalam konteks mengukur efektivitas yang dilakukan melalui

evaluasi, Earl Bargy mengemukakan bahwa efektivitas suatu program dapat

dilihat dari tiga aspek yaitu:

a) Kemandirian masyarakat secara sosial dan ekonomi (not recommitted anymore

with institution).

b) Organisasi kerja bergerak sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat (to

wards reality) sesuai dengan rencana program.

c) Masyarakat yang menjadi sasaran dapat menikmati program yang diberikan

(enjoy general well-being).21

19

FX. Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999) h.5-8. 20

Istiana Hermawati, dkk, h.29 21

Warto, dkk, Uji Coba Model Pelayanan Sosial Penyandang HIV dan AIDS, (Yogyakarta:

Departemen Sosial RI B2P3KS, 2008) h.32

Page 32: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

16

B. Dukungan Sosial

a. Pengertian Dukungan Sosial

Beberapa ahli memberikan definisi tentang dukungan sosial yang

dikemukakan sebagai berikut22

:

Dukungan sosial dipahami sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat

menolong dengan melibatkan aspek emosi, informasi, bantuan instrumenal dan

penghargaan (Cohen & Syme)

Sejalan dengan hal tersebut diatas Leavy menyatakan bahwa dukungan sosial

adalah suatu hubungan yang didalamnya terkandung isi pemberian bantuan dan

hubungan itu memiliki nilai positif bagi si penerima dukungan.

Brehm dan Kassin menyatakan arti dukungan sosial melalui kontak sosial

adalah tersedianya orang yang membantu hubungan yang berkualitas dan

tersedianya bantuan.

Johnson dan Johnson menjelaskan bahwa dukungan sosial adalah pemanfaatan

sumber-sumber di lingkungan individu untuk membuat kehidupan agar menjadi

lebih baik dengan cara meningkatkan kemampuan pada diri seorang dengan

memberikan bantuan berupa dorongan, peralatan dan penerimaan.

Sarason, Lerin dan Basham mendefinisikan dukungan sosial suatu keadaan

yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat

dipercaya. Dengan demikian individu mengetahui bahwa orang lain

memperhatikan, menghargai dan mencintai.

Ganster, Fullier dan Mayes mengemukakan bahwa dukungan sosial secara

luas didefinisikan sebagai tersedianya atau adanya hubungan yang bersifat

menolong dan hubungan tersebut mempunyai nilai khusus.Definisi ini

22Didiet Widhiowati & Rokna Murni, h.62-63

Page 33: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

17

mengkonotasikan adanya ikatan-ikatan sosial yang bersifat positif. Senada dengan

pendapat Kaplan mengemukakan bahwa dukungan sosial adalah tindakan

menolong dari orang lain dan adanya ketentraman berkomunikasi dengan orang

lain.23

b. Manfaat Dukungan Sosial

Ada tiga pengaruh dasar dari dukungan sosial yang menonjol dikemukakan

oleh Brownell dan Schumaker diantaranya, pengaruh langsung, tidak langsung

dan interaktif

1) Pengaruh langsung, yaitu terciptanya hubungan interpersonal dan

hubungan yang bersifat menolong dan hubungan tersebut dapat

memfasilitasi terbentuknya perilaku yang lebih sehat.

2) Pengaruh tidak langsung, yaitu membantu individu menghadapi dan

mengatasi stressor yang datang dengan cara membantu individu mengatasi

stress yang datang, dengan mencoba membantu indidvidu mempelajari

cara pemecahan masalah dan mengontrol masalah-masalah kecil sebelum

menjadi besar.

3) Pengaruh interaktif, berupa dampak yang diinterprestasikan untuk

meredam atau memperbaiki dampak-dampak yang merugikan dengan

mempengaruhi rekognisi, kualitas dan kuantitas terhadap sumber-sumber

coping.

23

Didiet Widhiowati & Rokna Murni, h.62-63

Page 34: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

18

c. Dimensi Dukungan Sosial

Menurut Oxford ada lima dimensi dukungan sosial yaitu24

:

a) Dukungan materi/ instrumenal, berupa bantuan nyata (tangible aid) atau

dukungan alat (instrumenal aid). Menurut Jacobson (dalam Oxford), dukungan

ini mengacu pada penyediaan benda-benda dan layanan untuk memecahkan

masalah praktis. Wortman berpendapat bahwa tangible assistance dapat

berupa bentuk pemberian uang atau makanan kepada seseorang dimasa sulit

atau kesusahan. Pada ODHA, dukungan materi dapat diberikan berupa uang,

obat maupun kendaraan untuk membantu perawatan maupun pengobatan

sehingga ODHA dapat mempertahankan dan meningkatkan status

kesehatannya. Selain itu, tenaga ataupun jasa yang diberikan orang lain juga

termasuk dalam dukungan materi (Shirey).

b) Dukungan emosi/psikologis, yaitu dukungan yang berhubungan dengan hal

yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi atau ekspresi.

Tolsdorf (dalam Oxford) menyebutkan bahwa tipe dukungan ini lebih

mengacu pada pemberian semangat, kehangatan, cinta kasih dan emosi. Leavy

(dalam Oxford) juga mengemukakan bahwa dukungan emosi ini melibatkan

ekspresi empati, perhatian, dorongan dan keprihatinan terhadap seseorang.

Dukungan emosi adalah dukungan yang dapat membuat seseorang merasa

nyamabn, tenang, rasa memiliki dan dicintai saat stress (Sarafino).

Wortman, menyebutkan bahwa berusaha menghibur orang lain yang

sedang berduka atau mengalami kesusahan juga merupakan salah satu bentuk

dukungan emosional. Dukungan emosi ini sangat diperlukan ODHA, terutama

dukungan dari masyarakat. Perlakuan diskriminasi dari masyarakat yang

24

Dwi Agustanti, “Hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS

(ODHA) di Bandar Lampung” (Thesis S2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, 2006) h.54-59

Page 35: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

19

diterima ODHA membuat ODHA semakin stress dan anakn membawa

dampak yang lebih buruk pada ODHA, dimana perkembangan penyakit justru

akan semakin cepat dan memperburuk kondisi ODHA.

Davis, menyebutkan bahwa stress dapat membawa pengaruh negatif

dan dapat mempengaruhi sistem imun seseorang.Seseorang yang terinfeksi

HIV/AIDS tanpa stress saja sudah mengalami penurunan daya tahan tubuh

karena sifat virus HIV yang merusak sistem imun seseorang, apalagi dengan

adanya stress.Oleh karena itu dukungan emosional ini sangat dibutuhkan oleh

ODHA demi mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya.

c) Dukungan penghargaan, yaitu terjadi apabila ada ekspresi penilaian yang

positif terhadap individu. Cohen dan Wills mengemukakan bahwa dukungan

penghargaan ini merupakan informasi yang diberikan pada seseorang bahwa

dia dihargai dan diterima, diakui keberadaannya dan rasa dimiliki dan dicintai

orang lain.

Harga diri seseorang dapat ditingkatkan dengan cara

mengkomunikasikan kepadanya bahwa dia bernilai dan diterima meskipun

tidak luput dari kesalahan. ODHA membutuhkan dukungan penghargaan

berupa penerimaan dan penilaian positif dari masyarakat, walaupun adanya

stigma yang berkembang dimasyarat yang menganggap bahwa penyakit

HIV/AIDS adalah penyakit “kutukan” yang disebabkan oleh kesalahan

individu berupa perilaku seksual menyimpang ataupun pengguna narkoba.

Munculnya stigma ini dikarenakan 2 hal yaitu adanya salah presepsi atas cara

penularan HIV/AIDS dan adanya anggapan bahwa semua ODHA adalah

orang tercela.

Page 36: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

20

d) Dukungan integritas sosial, yaitu perasaan individu sebagai bagian dari suatu

kelompok. Cohen dan Will berpendapat bahwa dukungan ini dapat berupa

menghabiskan waktu bersama-sama dengan orang lain dalam aktifitas

rekreasional dan waktu senggang. Dukungan ini dapat mengurangi stress

dengan memenuhi kebutuhan afiliasi dan kontak dengan orang lain, dengan

membantu mengalihkan perhatian seseorang dari kecemasan terhadap

masalah, atau dengan memfasilitasi suatu suasana hati yang positif. Menurut

Barrerra dan Ainley (dalam Oxford) menggambarkan dukungan ini termasuk

didalamnya membuat lelucon, membicarakan minat, berorganisasi dan

melakukan aktifitas yang menciptakan perasaan senang/kesenangan.

Orang yang telah terinfeksi HIV umumnya tidak akan membukakan

rahasia penyakitnya ini kepada teman maupun keluarganya, apalagi pada

masyarakat sampai ia tidak mampu lagi menutupinya, biasanya setelah ia

mengalami AIDS dan membutuhkan perawatan segera. Hal ini disebabkan

mereka takut akan diisolasi dari aktifitas sosial yang ada di masyarakat,

sedangkan bersosialisasi merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai

mahluk hidup. Oleh karena itu, masyarakat sangat berperan dalam

meningkatkan semangat hidup harga diri ODHA dengan tetap menerima

ODHA berada ditengah-tengah masyarakat yang melibatkannya dalam segala

aktifitas sosial yang ada dimasyarakat, seperti pengajian, kegiatan gotong

royong, peringatan hari-hari besar agama atau nasional maupun kegiatan

sosialnya.

e) Dukungan informasi, yaitu pemberian informasi yang diperlukan individu.

House menyatakan bahwa dukunga informasi ini berarti member informasi

atau mengajarkan suatu keahlian yang dapat member solusi terhadap satu

Page 37: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

21

masalah. Sarafino menyebutkan bahwa dukungan informasi ini termasuk

pemberian nasehat, arahan, saran dan feedback atau umpan balik tentang apa

yang sedang dan telah dilakukan seseorang, misalnya: pemberian informasi

tentang penyakit oleh dokter pada pasien yang membutuhkannya.

Masyarakat khususnya ODHA perlu diberikan informasi berupa

pendidikan kesehatan tentang penyakit HIV/AIDS agar mereka mengetahui

begaimana terjadinya perjalanan virus HIV sampai menyebabkan AIDS, tanda

dan gejalanya, serta mekanisme penularan penyakitnya. Informasi ini akan

membuat masyarakat dapat lebih bijaksana dalam mmenyikapi ODHA dan

akan memberikan dukungan sepenuhnya pada ODHA.

Ketidaktahuan ODHA akan mekanisme penularan virus HIV ini akan

mempercepat perluasan penyebaran virus HIV kepada masyarakat. Kampanye

tentang pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV/AIDS ini sangat perlu

digalakkan, terutama pada masyarakat luas agar masyarakat lebih

meningkatkan perhatian dan kewaspadaannya terhadap ODHA yang berada

disekitarnya sehingga dapat mengantisipasi penularan lebih lanjut.25

Herth menguji strategi pengembangan harapan di PLWHA yang

menggambarkan sumber tersebut sebagai bantuan, pengukuhan, atau

mengembalikan harapan dalam beberapa cara. Selanjutnya strategi tersebut

dikategorikan dalam 7 kategori: (1) hubungan interpersonal; fokus utama

dalam kasih sayang dari keluarga, dan teman, dapat berupa pertalian,

mencintai dan dicintai; (2) Dasar spiritual berfokus pada sumber harapan

dalam praktik spiritual, keyakinan terhadap tuhan dan keluarga, keyakinan

membantu mengatasi kesengsaraan. (3) Tujuan dapat langsung dicapai melalui

25

Dwi Agustanti, h.54-59

Page 38: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

22

seting capaian dan mempertahankan kemandirian, lebih lanjut lagi capaian

dapat terbagi menjadi dapat dicapai dan tidak dapat dicapai. (4) Penguatan dari

sesuatu yang bernilai: memfokuskan pada hubungan yang positif dalam karir

professional, membantu hubungan yang tidak sehat dan kemudian

diperlakukan dengan baik dan penuh rasa hormat. (5) Penerangan hati;

memfokuskan pada pertemanan dengan orang lain yang memderita karena hal

yang sama, tertawa bersama para professional dan tertawa sebagai sumber

pribadi.(6) Atribut personal; memfokuskan pada kebulatan tekad dan menjadi

pejuang. (7) Meringankan ingatan; memfokuskan pada memanggil kembali

kejadian- kejadian yang membahagiakan sebagai strategi pengembangan

harapan.

Halangan untuk harapan yang digambarkan sebagai faktor yang turut

campur, mengganggu, atau menghalangi kemungkinan dari pencapaian atau

memelihara harapan, yang terdapat: (1) ketertinggalan dan pengasingan,

kehilangan pskis dan emosional, seperti suami atau istri yang tidak akan atau

tidak bisa mendukung kesabaran secara psikologi, komunikasi yang buruk

dengan professional; (2) Rasa sakit yang tidak dapat dikontrol dan tidak

nyaman, keberlanjutan dari rasa sakit yang berlebihan atau ketidaknyamanan

meskipun berulang kali berusaha untuk di control; dan (3) devaluasi dari

perseorangan, diperlakukan seperti tidak ada orang yang memiliki sedikit

nilai.26

26

Sushil Yadav, h.3

Page 39: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

23

C. ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

a. Pengertian ODHA

Orang Dengan HIV dan AIDS yang selanjutnya disingkat ODHA adalah

orang yang telah terinfeksi virus HIV/AIDS.27

HIV berarti virus yang dapat

merusak sistem kekebalan tubuh manusia.Ini adalah retrovirus, yang berarti virus

yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya.AIDS

(Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah fase terakhir dari infeksi HIV

dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari 200.AIDS bukanlah penyakit

yang khusus melainkan kumpulan dari sejumlah penyakit yang mempengaruhi

tubuh dimana sistem kekebalan yang melemah tidak dapat merespons.28

Penyakit ini bukan sejenis penyakit keturunan yang diwariskan dari orangtua

pada anak-anaknya melainkan penyakit yang didapat dalam perjalanan hidup

seseorang. Akibat penurunan daya tahan tubuh penderita, maka berbagai kuman

dan jazad renik, yang dalam keadaan normal dapat ditahan dengan baik, akan

menyerbu ke dalam darah dan jaringan-jaringan tubuh penderita tersebut.29

b. Penyebab HIV/AIDS

Virus HIV termasuk RNA virus genus Lentivirus golongan Retrovirus family

Retroviridae.Spesies HIV-1 dan HIV-2 merupakan penyebab infeksi HIV pada

manusia.Kedua spesies HIV tersebut berasal dari primata.

HIV/AIDS ditularkan melalui darah penderita, misalnya pada waktu tranfusi

darah atau penggunaan alat suntik yang dipakai bersama-sama. Penularan melalui

27

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan

HIV dan AIDS, Pasal 1 butir 4. 28

Family Health International, “apa itu hiv/aids?”, pdf diakses pada 19 Januari 2015 29

Luc Montagnier, dkk, Para Ahli Menjawab Tentang HIV/AIDS, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,

1997),h.4

Page 40: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

24

hubungan seksual baik pada homoseksual maupun heteroseksual dan penularan

pada waktu proses persalinan dari ibu yang menderita HIV/AIDS ke anak yang

dilahirkannya juga merupakan penyebaran utama penyakit ini.30

c. Gejala Klinis HIV/AIDS

Penderita yang terinfeksi HIV dapat dikelompokan menjadi 4 golongan, yaitu:

1) Penderita asimtomatik, tanpa gejala, yang terjadi pada masa inkubasi yang

berlangsung antara 7 bulan sampai 7 tahun lamanya.

2) Persistent Generalized Lymphadenopathy (PGL) dengan gejala limfadenopati

umum.

3) AIDS Related Complex (ARC) dengan gejala lelah, demam, dan gangguan

sistemimun atau kekebalan.

4) Full Blown AIDS merupakan fase akhir AIDS dengan gejala klinis yang berat

berupa diare kronis, pneumonitis interstisial, hepatomegali, splenomegali, dan

kandidiasis oral yang disebabkan oleh infeksi oportunistik dan neoplasia

misalnya Sarkoma Kaposi. Penderita akhirnya meninggal dunia akibat

komplikasi penyakit infeksi sekunder.

d. Pengobatan HIV/AIDS

Pengobatan infeksi HIV mutakhir adalah dengan antiretrovirus (ARV) yang

sangat aktif (Highly Active Antiretroviral Therapy) HAART yang menggunakan

protease inhibitor, berupa kombinasi sedikitnya 3 ARV berasal dari sedikitnya 2

jenis/ kelas yang berbeda.Kombinasi ARV yang umum digunakan adalah NRTI

(nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor), dengan protease inhibitor

30

Soedarto, Virologi Klinik Membahas Penyakit-penyakit Virus Termasuk AIDS, Flu Burung, Flu Babi,

dan SARS (Jakarta: CV Sagung Seto, 2010) h.188

Page 41: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

25

atau dengan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI).Penerapan

HAART meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan umum ODHA, menurunkan

dengan drastic angka kesakitan dan angka kematian HIV.Pada prinsipnya ARV

harus diberikan segera sesudah diagnosis HIV ditegakan.

e. Pencegahan HIV/AIDS

Tidak ada vaksin untuk mencegah HIV atau AIDS. Pencegahan hanya dapat

dilakukan dengan menghindari kontak dengan virus yang berasal dari penderita

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui barang-barang yang

tercemar dengan bahan infektif berasal dari penderita HIV.

Untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS di masyarakat harus dilakukan upaya

mencegah paparan HIV yang terjadi melalui transfuse darah, persalinan,

penularan dari ibu ke anak, penggunaan jarum suntik bersama, hubungan seksual

baik yang heteroseksual maupun homoseksual atau perilaku seksual lainnya.31

Pencegahan HIV dan AIDS juga dapat dilakukan dengan memberikan

informasi yang benar melalui penyuluhan dan bimbingan sosial (PBS) secara

intensif kepada keluarga ataupun masyarakat, yang sekaligus merupakan

komponen sangat penting dalam upaya pencegahan ataupun penanggulangan

masalah HIV dan AIDS. Informasi secara benar sangat bermanfaat bagi keluarga

dan masyarakat dalam mengatasi ketakunan dan keserasahan sosial. Disamping

itu, pemahaman informasi secara benar dapat pula mendorong warga masyarakat

untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan terutama mengubah perilaku

ataupun pola hidup yang mempunyai resiko tinggi tertular HIV dan AIDS.

Penanganan penyandang HIV dan AIDS secara baik merupakan langkah penting

31

Soedarto, h.189-193

Page 42: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

26

untuk pencegahan penularan HIV dan AIDS, diharapkan keluarga ataupun

masyarakat dapat berpartisipasi dalam pelayanan penyandang HIV dan AIDS,

sekaligus dapat pula mencegah meluasnya penularan kepada orang lain.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan melihat HIV dan AIDS sebagai

suatu penyakit dan perilaku seseorang sebagai penyebar penyakit.Kedua aspek ini

perlu dicermati, deihadapi dan sisikapi secara proporsional.Artinya, selain kita

berhadapan dengan virus, juga berhadapan dengan orang sebagai penderita dengan

permasalahannya.Dalam hal ini kita dihadapkan pada suatu kenyataan manakala

HIV berada pada tubuh seseorang yang disebut penderita. Oleh karena itu, patut

dipahami dan disadari bahwa penderita HIV ini akan mengalami sindrom dalam

rentang waktu tertentu. Orang dengan HIV/AIDS di tengah masyarakat yang

merupakan fenomena dalam konteks masalah sosial.Bagaimana masyarakat harus

bersikap terhadap orang dengan HIV/AIDS, atau sebaliknya bagaimana seseorang

dengan HIV/AIDS menyikapi kehidupan sehat dilingkungan masyarakat.Berkait

dengan fenomena sosial tersebut, bersikap dan bertindak diskriminasi harus

dihindari agar tidak menambah beban psikososial penyandang HIV/AIDS dan

permasalahan sosial dimasyarakat.32

32

Warto, dkk, h.11

Page 43: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

27

D. Kelompok Dukungan Sebaya/Peer Support Group

a. Pengertian Kelompok Dukungan

Kelompok dukungan dilakukan untuk memberikan dukungan emosional dan

informasi kepada orang-orang yang memiliki masalah yang sama. Mereka

seringkali difasilitasi oleh professional dan di hubungkan ke agen sosial atau yang

lebih besar, organisasi formal. Kriteria keanggotaan biasanya dari diri nya sendiri

tidak berdasarkan organisasi yang mendukung. Perilaku dan perubahan sosial

berkaitan dengan tujuan dukungan emosional dan pendidikan.Pertemuan biasanya

tidak terstruktur dan program kelompok tersebut tidak mengikuti sebuah ideology

tertentu.Kelompok dukungan biasanya tidak terkena biaya atau sukarela.33

Ini adalah sekelompok orang yang bertemu secara sukarela untuk berbagi

kebutuhan yang sama. Kelompok ini biasanya kecil, tetapi tidak selalu kecil.

b. Tipe Kelompok Dukungan

Kelompok dukungan ada dua tipe: terbuka dan tertutup. Kelompok tipe

terbuka bertemu pada hari yang ditentukan oleh kelompok, pada waktu yang

ditentukan, dan pada lokasi yang ditentukan.Informasi diumumkan secara

luas.Mengundang semua orang yang memiliki kesamaan situasi kehidupan untuk

kelompok tersebut. Misalnya kelompok penjudi menerima siapapun yang

memiliki masalah perjudian dan menghindari orang-orang lain untuk hadir.

Mungkin orang akan hadir kesebuah kelompok grup terbuka sebanyak yang

mereka inginkan. Secara alami, grup seperti ini akan bermacam-macam variasi

ukuran dari pertemuan ke pertemuan.

33

Linda Farris Kurts, Self-help and Support Groups (California: Sage sourcebooks for the human

services, 1997) h.3-5

Page 44: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

28

Grup tertutup didesain untuk terbatas beberapa orang yang setuju untuk hadir

pada semua jadwal pertemuan. Artinya mereka yang berpartisipasi di pertemuan

pertama akan mengikutinya sampai selesai .Beberapa grup tertutup menetapkan

kondisi-kondisi terhadap mereka yang ingin bergabung ke grup setelah grup

tersebut terbentuk.

Kelompok dukungan dibentuk dengan prinsip yang dipahami oleh anggota

sebagai tumpuan.Tidak seorangpun mempunyai kekuatan ataupun kekuasaan

terhadap siapapun.Peserta didorong untuk berbicara mengenai urusan dan

perasaan mereka yang terkait dengan fokus pertemuannya, untuk merespon apa

yang orang lain ceritakan.

Ada dua lagi perbedaan yang dapat mendefinisikan kelompok

dukungan.Kelompok time-limited, kelompok ini pertemuannya sudah ditentukan

dan setelah selesai mereka bubar.Kelompok open-ended ini bertemu tanpa akhir

yang direncanakan. Selama mereka tertarik, mereka akan terus melanjutkan.

Dua perbedaan kelompok tersebut adalah kepemimpinan.Beberapa grup

menggunakan fasilitator, sedangkan yang lainnya tidak.Keduanya memiliki satu

fasilitator atau lebih dari satu, dan mereka mungkin orang awam atau seorang

professional.

Seperti yang kamu bisa lihat, ada banyak variasi dalam kelompok

dukungan.Apa yang dikerjakan untuk satu grup mungkin tidak bekerja dengan

baik untuk grup yang lainnya. Tapi apa yang bekerja untuk semua nya yaitu:

orang datang bersama-sama untuk mencari dukungan. Apa yang mereka ketahui

adalah mereka mendapatkan dukungan sesuai apa yang mereka terima. Mereka

juga mendapatkan sebuah kebebasan untuk bicara dan mendapatkan penerimaan

Page 45: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

29

yang mungkin mereka sulit dapatkan dimana-mana dan mungkin tidak

dimanapun.34

34

James E. Miller, Effective Support Groups, How to Plan, Design, Facilitate and Enjoy Them (Fort

Wayne, Indiana: Willowgreen Publishing, 1998) h.8-9

Page 46: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang

bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang bersistem; sekumpulan

peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu; studi

atau analisis teoritis mengenai suatu cara/metode; atau cabang ilmu logika yang berkaitan

dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge).35

A. Ruang Lingkup Penelitian

a. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah penderita

HIV/AIDS yang menjadi anggota Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak. Alasan

pengambilan subjek ini adalah karena objek ini sangat tepat sebagai bahan

penelitian, dimana mereka mendapatkan dukungan sosial dari Kelompok

Dukungan Sebaya Kuldesak, sehingga penelitian objektif karena jawaban yang

diberikan adalah berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan bukan berdasarkan

informasi di media elektronik atau cerita dari orang lain.

b. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak,

yang beralamat di Jalan Margonda Raya, Gg.Kapuk No.05 Rt.002/01 Kel.Pondok

35

Juliansyah Noor, Metodologi penelitian (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011) Cet.Ke-1,

h.22

Page 47: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

31

Cina Kec.Beji Depok 16424. Pemilihan lokasi tersebut didasari oleh

pertimbangan:

a) Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.

b) Adanya keingintahuan penulis terhadap seberapa besar efektivitas dukungan

sosial bagi ODHA yang dilakukan oleh kelompok dukungan sebaya Kuldesak.

Dan juga sebagai penambah pemahaman dan wawasan penulis dalam kajian

kesejahteraan sosial.

c) Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan Juni 2015.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu

masalah yang hasilnya dapat digenerelisasikan.Dengan demikian tidak terlalu

mementingkan kedalaman data atau analisis.Peneliti lebih mementingkan aspek

keluasaan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap representasi dari

seluruh populasi.36

Dalam penelitian ini penulis ingin melihat bagaimana efektivitas dari

dukungan sosial bagi ODHA.Penelitian kuantitatif ini menekankan analisisnya

pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan statiska. Untuk menguji

teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.37

36

Rachmat kriyanto, Tekhnik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2009), h.55 37

Juliansyah Noor, h.38

Page 48: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

32

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif.Penelitian deskriptif

(descriptive reaserch) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau

uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek

yang di teliti.38

Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang

timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang

terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang

kondisi, situasi, ataupun variabel tesebut.39

Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan

antarvariabel yang ada; tidak dimaksudkan untuk menarik generasi yang

menjelaskan variabel-variabel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau

kenyataan sosial.Oleh karena itu, pada suatu penelitian deskriptif, tidak

melakukan pengujian hipotesis; berarti tidak dimaksudkan untuk membangun

pembendaharaan teori.Dalam pengolahan dan analisis data, lazimnya

menggunakan pengolahan statistic yang bersifat deskriptif (statistik deskriptif).40

Dalam penelitian ini metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode

penelitian survei, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari

satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang

pokok.41

38

Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis (Jakarta: PPM, 2005) Cet.Ke-3, h.105 39

Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2005)

Cet.Ke-2, h.44 40

Sanapiah Faisal, Format-format penelitian Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) h.20-21 41

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1995) h.3

Page 49: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

33

C. Tehnik pengumpulan data

Dalam penelitian ini tekhnik penelitian data yang digunakan oleh peneliti adalah

dengan data primer dan data sekunder yaitu sebagai berikut:

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau

tangan pertama di lapangan.Sumber data ini bisa responden atau subjek riset,

dari hasil pengisian kuisioner, wawancara dan observasi.

1) Angket/Kuisioner

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan

tersebut.adapuninstrumen daftar pertanyaan (berupa isian yang akan

diisi oleh responden), chekslist (berupa pilihan dengan member tanda

pada kolom yang disediakan), dan skala (berupa pilihan dengan

member tanda pada kolom berdasarkan tingkatan tertentu).42

Penyusunan kuisioner berdasarkan dimensi-dimensi dari

variabel dan dijabarkan ke dalam setiap pertanyaan-pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner.

Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa

kuisioner yang terdiri dari:

1. Kuisioner pertama berisi 7 (tujuh) pertanyaan tentang data

karakteristik ODHA yang meliputi: umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lama terdiagnosa

HIV/AIDS dan penyebab terinfeksi HIV/AIDS

42

Juliansyah Noor, h.139

Page 50: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

34

2. Kuisioner kedua berisi 26 pertanyaan tentang dukungan sosial yang

telahdikembangkan oleh peneliti sebelumnya dari instrumen“The

medical Outcomes Study Social Support Survey (MOS)” dari

Sherbourne dan Stewart tahun 1991.43

2) Observasi

Alasan peneliti untuk melakukan observasi yaitu untuk

menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, menjawab

pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu

melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan

balik terhadap pengukuran tersebut.44

Observasi peneliti lakukan pada tahap awal fase pra lapangan.

Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat situasi dan kondisi

tempat maupun subjek yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.

3) Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah

tersedia dalam catatan dokumen.Dalam penelitian sosial, fungsi data

yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data

pendukung dan pelengkap data.45

Dokumentasi yang tersaji berupa

foto-foto, brosur, dan buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian

43

Dwi Agustanti, h.78 44

Juliansyah Noor, h.140 45

Suwandi Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif , h.158.

Page 51: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

35

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi pustaka, media

internet atau laporan data yang diperoleh dari Kelompok Dukungan Sebaya

Kuldesak yang berupa catatan dan dokumentasi mengenai lembaga tersebut.

D. Populasi dan Sample

a) Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang

merupakan perhatian peneliti.46

Populasi penelitian merupakan keseluruhan

(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-

tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya,

sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.47

Populasi peneliti yang mendapatkan layanan tetap dikuldesak sejumlah

40 orang ODHA dari berbagai status.

b) Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi.Tidak semua penelitian

menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian pada penelitian tertentu

dengan skala kecil, yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek

penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap

objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel penelitian tidak

diperlukan.Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau

oleh peneliti.Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil

ini disebut sebagai sample total, yaitu keseluruhan populasi merangakap

46

Ronny Kountur, h.137 47

Burhan Bugin, h.141

Page 52: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

36

sebagai sampel penelitian.48

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

pengambilan sample total sampling. Karena populasi kurang dari 100 orang.

E. Operasionalisasi Konsep Penelitian

Tahap operasionalisasi konsep dibuat sebagai landasan membuat kuisioner dan

harus sesuai dengan apa yang telah dirinci pada tabel operasionalisasi variabel.

Berikut rincian konsepnya:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator

Dukungan Sosial

(X)

a. Dukungan

Materi/Instrumenal

1. Uang

2. Obat

3. Alat kendaraan

4. Makanan

5. Tenaga/jasa

b. Dukungan

Emosi/Psikologis

1. Empati

2. Perhatian

3. Dorongan

4. Rasa dicintai

5. Rasa disayangi

6. Rasa senang

7. Rasa nyaman

c. Dukungan 1. Sikap dihargai

48

Bugin, Burhan, h.111

Page 53: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

37

Penghargaan 2. Dimiliki

3. Diterima

4. Diberi penilaian

positif, diakui

d. Dukungan integritas

sosial

1. Berupa kegiatan

di masyarakat

seperti;

pengajian, gotong

royong, kegiatan

sosial, organisasi

di masyarakat

e. Dukungan Informasi 1. Nasehat

2. Saran

3. Arahan

4. Umpan balik

5. Pengajaran

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1) Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah mengolah data. Dalam pengolahan

data peneliti melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

Page 54: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

38

a) Editing

Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan

klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah

terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai

apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau

teknis pada saat peneliti melakukan analisis data.dengan adanya klarifikasi ini

diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses

analisis sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisis.

Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis

dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisis.

b) Koding

Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan data

ke dalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka.Tujuannya ialah untuk

dapat dipindahkan ke dalam sarana penyimpanan. Dengan data sudah diubah

dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan lebih mudah mentransfer

kedalam komputer dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan

data untuk digunakan sebagai sarana analisis.

c) Tabulasi

Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden

dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapats digunakan untuk menciptakan

statistik deskriptif variabel-variabel yang diteliti atau yang variabel yang akan

ditabulasi silang.49

49

Jonathan Sarwono, “Metode Penelitian Kuantitatif&Kualitatif” (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006)

Cet.Ke-1, h.136-138

Page 55: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

39

2) Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisis data ini, peneliti

menggunakan metode analisis kuantitatif guna mengetahui efektivitas dukungan

sosial bagi ODHA di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan hasil

yang diperoleh.Dengan menggunakan analisa statistik deskriptif. Statistic

deskriptif mengacu pada transformasi data mentah ke dalam suatu bentuk yang

akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan maksud dari

data atau angka yang ditampilkan. Kegunaan utama statistik deskriptif ialah untuk

menggambarkan jawaban-jawaban observasi.Yang termasuk didalamnya

diantaranya ialah distribusi frekuensi, distribusi persen dan rata-rata

(mean).50

Dengan menggunakan analisa data statistik distribusi frekuensi dengan

rumus:

Keterangan:

P = Angka prosentase

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

100% = Nilai Konstanta51

50

Jonathan Sarwono, h.138 51

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 43.

Page 56: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

40

Dalam mendeskripsikan hasil peneliti juga menggunakan skala likert.Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.Dalam penelitian, fenomena sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

variabel penelitian.Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan.52

Tabel 3.2

Skor Item Skala Likert

NO Alternatif Jawaban Skor

1. Tidak pernah 1

2. Jarang 2

3. Sering 3

4. Selalu 4

52

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” (Bandung: Alfabeta, 2014) Cet.ke-

20, h.93

Page 57: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

41

3) Interpretasi Data

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

Rs : Rentang Skala

R (Bobot) : Bobot Terbesar-Bobot terkecil

Jumlah Kelas : Banyaknya kategori bobot

Rentang skala likert yang digunakan adalah 1 – 4, Sehingga rentang skala

yang didapat yaitu:

Berdasarkan hasil posisi range tingkatan untuk efektivitas diatas, dapat

diinterpretasikan sebagai berikut53

:

1, 00 – 1, 75 : Tidak Efektif

1, 76 – 2,5 : Kurang Efektif

2, 51 – 3, 25 : Efektif

3, 26 – 4, 00 : Sangat Efektif

53

Wenda Andina Ayu Astari, “Efektivitas Publisitas dan Kampanye E-Ticketing oleh Humas Trans

Jakarta” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional, 2015) h.48-49

Page 58: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

42

G. Uji Instrumen

a) Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh mana suatu alat

ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it

successfully measure the phenomenon). Dalam suatu penelitian baik yang

bersifat deskriptif, maupun eksplanatif yang melibatkan variabel/konsep

yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah validitas tidak sederhana,

didalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis

sampai empiris (indikator), namun bagaimana tidak suatu instrumen

penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.54

Uji validitas masing-masing instrumen dengan menggunakan tekhnik

person korelation, yaitu dengan membandingkan r tabel “person product

moment” item pernyataan dikatakan valid bila r hitung > r tabel dengan α

= 0,05. Hasil uji coba insturmen untuk dukungan sosial didapatkan, dari 41

item pertanyaan ada 26 item yan valid.55

b) Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji

reliabilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun

internal.Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan test-retest, equivalent

dan gabungan keduanya.Secara internal, reliabilitas alat ukur dapat diuji

54

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2013) Cet.Ke-

1, h.46 55

Dwi Agustanti, h.78-79

Page 59: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

43

dengan menganalisis butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik

tertentu.56

Sedangkan untuk uji reliabilitas pada penelitian sebelumnya dengan

membandingkannya dengan alpha cornbach.Bila nilai alpha hitung > nilai

alpha tabel maka dikatakan reliable. Kusioner dukungan sosial dengan 26

pertanyaan telah diuji oleh peneliti sebelumnya dan telah dikembangkan

dari instrumen“The Medical Outcomes Study Social Support survey

(MOS)” dari serbhourne dan stewart tahun 1991.

Pada MOS, pertanyaan berjumlah 21 buah, setelah diuji secara test-

retest selama 1 tahun menghasilkan nilai reliablitas (α = 0,78). Instrumen

yang peneliti gunakan mempunyai nilai reliabilitas (r ) = 0,957 untuk

dukungan materi/ instrumenal ; r = 0,814 untuk dukungan

emosi/psikologis ; r = 0,759 untuk dukungan penghargaan ; r = 0,706

untuk dukungan integritas sosial dan r = 0,796 untuk dukungan

informasi.57

Uji coba instrumen telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya pada

tanggal 1-6 Mei 2006 pada ODHA yang tergabung dalam LSM Spiritia di

Jl.Radio Dalam IV Kebayoran Baru Jakarta, sejumlah 30 orang. Pemilihan

LSM ini dengan pertimbangan bahwa jumlah ODHA nya memiliki

karakteristik yang sama.

56

Syofian Siregar, h.55 57

Dwi Agustanti, h.78-79

Page 60: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Awal berdirinya kuldesak adalah berdasarkan kebutuhan teman-teman yang

terinfeksi HIV (+) dan teman-teman yang terdampak langsung di Kota Depok akan

kebutuhan akses layanan untuk Voluntary, Counceling And Testing/Tes HIV sukarela

dan pengobatan penyakit penyertanya, Harm Reduction (pengurangan dampak buruk

pemakai jarum suntik dari penyakit menular dan HIV), belum tersedianya obat Anti

Retroviral Virus (ARV) baik ditingkat puskesmas maupun rumah sakit dan belum

adanya Komisi Penanggulangan AIDS Kota Depok.

Didirikan pada hari Sabtu, 6 Juni 2011 yang diprakarsai oleh beberapa orang

yang terinfeksi HIV (+) dan orang yang terdampak yang terdiri dari : Samsu

Budiman, Anwar Hakim, Erdiansyah, Handi Abdasmara, Rano Putera Samudera, Lilis

Sumila, Radiaz Hages Trianda, Farmayano dan Sigit Hartantio.

Arti umum Kuldesak adalah jalan buntu. Tapi yang sebenarnya adalah

Kuldesak itu hanyalah istilah.Kuldesak hanyalah momentum sementara.Kuldesak

adalah maya.Dua hal yang dapat kita lakukan ketika menemui Kuldesak adalah diam

dan bergerak. Diam berarti logika dan hati yang bekerja, bukan mulut. Bekerja berarti

melakukan sesuatu secara fisik untuk menempuh suatu jalan yang lebih baik.

Page 61: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

45

B. Visi dan Misi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Visi:

1. Menurunkan angka penyebaran HIV/AIDS

2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena infeksi HIV/AIDS

3. Memperkuat kelompok dukungan sebaya ODHA dan orang yang terdampak serta

memperkuat sistem kesehatan untuk perbaikan kinerjanya

Misi:

1. Membentuk kelompok dukungan sebaya ODHA dan orang yang terdampak

berbasis masyarakat

2. Menurunkan angka stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan yang

terdampak

3. Meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV melalui peningkatan pengetahuan

dan ketrampilan

4. Menjadi role model atau contoh bagi orang dengan HIV lainnya

C. Tujuan Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Tujuan Umum:

a) Meninigkatkan kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV/AIDS

b) Meluruskan cara pandang masyarakat terhadap stigma dan diskriminasi

terhadap ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)

c) Mengupayakan pelayanan kesehatan yang ramah terhadap orang dengan HIV

dan keluarganya

Page 62: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

46

Tujuan Khusus:

a) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang yang hidup dengan

HIV/AIDS dan yang terdampak

b) Menguatkan dan mengembangkan jejaring orang dengan HIV/AIDS di seluruh

tanah air

D. Strategi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Strategi yang akan dilakukan adalah mengumpulkan beberapa orang yang

terinfeksi HIV/AIDS maupun yang terdampak yang sudah berpengalaman maupun

yang baru mengenal tentang apa itu Kelompok Dukungan Sebaya berbasis

masyarakat. Mereka diperkenalkan dengan kelompok dukungan sebaya berbasis

masyarakat dari semua populasi kunci (pemakai narkoba suntik, wanita penjaja seks,

waria, laki-laki seks dengan laki-laki, ibu rumah tangga, anak serta masyarakat yang

terdampak langsung maupun tidak. Menjelaskan akan pentingnya sebuah kelompok

dukungan sebaya berbasis masyarakat untuk orang dengan HIV dan yang terdampak

mengingat kuatnya diskriminasi yang ditimbulkan oleh masyarakat terhadap orang

dengan HIV/AIDS.

E. Struktur Organisasi Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

a) Struktur Lembaga Kuldesak:

1) Penasehat : H. Tamami

2) Pembina I : Munir HM

3) Pembina II : Sutrisna

4) Pengawas : Priadi Gaspet

5) Ketua Umum : Samsu Budiman

Page 63: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

47

6) Wakil Ketua I : Anwar Hakim

7) Wakil Ketua II: Handi Abdasmara

8) Sekretaris : Erdiansyah

9) Bendahara : Ahmad Suwandri

b) Struktur Program

1) Direktur Program : Samsu Budiman

2) Wakil Direktur Program : Anwar Hakim

3) Program Manajer : Hendra Chairuddin

4) Finance Administrasi Office : 1. Radiaz Hages Triandha

2. Lilis Sumila

6) Divisi Care & Support : Koordinator : Erdiansyah

7) Divisi PMTS : Koordinator : Farmayano

8) Divisi Harm Reduction : Koordinator : Dimas Prasetyo

9) Divisi Media KIE : Koordinator : Reza Dwi Nanda S

F. Kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok dukungan sebaya

Kuldesak adalah sebagai berikut :

a. Close meeting (rapat tertutup)

Close meeting ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang hidup

dengan HIV (ODHA). Didalam kegiatan close meeting ini peserta bebas

untuk mengutarakan hal apa saja (sharing) termasuk kesedihan atau

kesenangan yang sedang dirasakan. Para peserta yang lain akan

mendengarkan dan siap memberi dukungan apabila ada peserta yang

sedang dalam kesedihan. Selain memberikan dukungan, peserta juga bebas

Page 64: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

48

bertanya mengenai hal-hal apa saja kepada temannya terkait permasalahan

HIV/AIDS, bebas untuk mengeluarkan pendapatnya masing-masing.

b. Study club

Study club adalah sebuah pertemuan dimana pada setiap pertemuan

melibatkan ODHA (orang dengan HIV/AIDS), keluarga serta masyarakat

secara langsung sebagai peserta pertemuan. Didalam pertemuan ini akan

ada satu atau dua orang narasumber yang akan memberikan materi seputar

pengetahuan HIV/AIDS kepada peserta. Tema materi yang akan

disampaikan akan disepakati sesuai kebutuhan peserta.

c. Support Group (Konseling Sebaya)

Konseling Sebaya ini dilakukan setiap hari pada hari kerja yaitu dari

hari Senin-Jum‟at. Konseling sebaya bertujuan untuk memberikan

dukungan kepada ODHA yang baru mengetahui status HIV nya, maupun

support kepada keluarga ODHA yang baru mengetahui status HIV salah

satu anggota keluarganya. Selain memberikan dukungan, diberikan juga

informasi-informasi yang sangat berhubungan dengan HIV/AIDS,

pembagian seri buku kecil sebagai sarana informasi bagi orang dengan HIV

dan yang terdampak.

d. Hospital Visit (kunjungan rumah sakit)

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan dukungan kepada

teman-teman ODHA yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit,

baik rawat inap maupun rawat jalan. Selain memberikan dukungan kepada

ODHA yang sedang dirawat, hospital visit juga memberikan informasi

Page 65: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

49

seputar HIV/AIDS dan pembagian seri buku kecil kepada keluarga ODHA

tersebut.

e. Home visit (kunjungan rumah)

Anggota kelompok dukungan akan mengunjungi anggota lain dirumah

dan memberikan dukungan kepada teman-teman ODHA dan keluarganya.

Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan diri teman-teman

ODHA terhadap dirinya sendiri sehingga dia dapat melakukan aktivitas dan

kegiatan kesehariannya seperti biasa. Kegiatan ini juga dapat membantu

mengontrol kepatuhan teman-teman terhadap ARV yang mereka konsumsi

dengan berkomunikasi dengan salah satu anggota keluarga yang dapat

dipercaya dalam hal ini

f. Advokasi

a) Sebagai kontrol pemerintah dan masyarakat dalam seluruh aspek

kehidupan sosial, baik secara kesehatan, sosial kemasyarakatan,

ekonomi, pendidikan, politik dan budaya.

b) Dapat bekerja sama dengan instansi terkait seperti Kementrian

Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/Kota, Komisi

Penanggulangan Aids Nasional, Komisi Penanggulangan Aids

Provinsi, Kab/Kota dan seluruh instansi yang terkait dalam isu

penanggulangan HIV/AIDS pusat hingga daerah, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Komunitas, Donor Asing serta seluruh warga masyarakat

yang peduli HIV/AIDS.58

58

Profil Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Page 66: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

50

G. Adapun Sarana dan Prasarana yang ada dikelompok dukungan Sebaya Kuldesak

sebagai berikut59

:

1. Ruang tamu, lengkap dengan kursi panjang dan meja

2. Ruang kerja dengan 1 unit komputer, 1 unit laptop, 3 buah printer, 1 telpon kantor,

kursi dan meja

3. 1 etalase besar berisikan majalah kuldesak/ majalah kuldezine

4. 2 rak berkas

5. 1 lemari besi besar

6. 2 papantulis

7. 1 lemari kayu

8. 1 rak rotan untuk menyimpan laporan

9. 1 rak contoh obat HIV/AIDS

10. 1 rak besi untuk menyimpan berkas

11. Kamar mandi

12. Dapur

13. Ruang makan

14. Parkiran depan

59

Hasil Observasi Peneliti. Di sekretariat Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak. Depok, 10 Juni 2015

Page 67: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

51

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Dalam penelitian yang dilakukan tentang efektivitas dukungan sosial bagi

ODHA (orang dengan HIV/AIDS) di kelompok dukungan sebaya kuldesak Kota

Depok, peneliti menemukan data-data yang relevan di dalam penelitian

tersebut.Banyak ODHA yang merasa mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang

disekitarnya.Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah ODHA dari

berbagai status yang berada di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak. Dari 40 angket

yang telah disebar, peneliti mendapatkan data mengenai identitas responden

berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, status perkawinan, lama terdiagnosa

HIV/AIDS dan penyebab terinfeksi HIV/AIDS.

Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

dalam tabel 5. 1 di berikut ini:

Page 68: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

52

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 5.1, dapat diketahui bahwa jumlah ODHA di kelompok

dukungan sebaya kuldesak lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

Laki-laki berjumlah 26 responden atau sebesar 65% sedangkan perempuan berjumlah

14 responden atau sebesar 35%. Hal ini dikarenakan penderita HIV/AIDS lebih

banyak laki-laki dibanding perempuan.Hal ini dapat dilihat dari data kumulatif AIDS

Jenis kelamin pada tahun 1987-2014 bahwa laki-laki yang terkena HIV/AIDS lebih

banyak dibandingkan perempuan.60

Selanjutnya, karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel

5.2 berikut ini:

60

Hasil Observasi Peneliti. Pada Presentasi Dokter Ningsih dalam kegiatan penyuluhan HIV/AIDS di

Puskesmas Pancoranmas bersama kelompok dukungan sebaya kuldesak. Depok, 6 Juni 2015

No Karakteristik

Responden

Jumlah

Frekuensi Prosentase

1 Jenis Kelamin

Laki-Laki 26 65 %

Perempuan 14 35%

Total 40 100%

Page 69: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

53

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

NO Karakteristik

Responden

Jumlah

Frekuensi Prosentase

2 Usia

≤ 20 tahun 1 2,5%

21 – 30 tahun 14 35%

31 – 40 tahun 23 57,5%

≥ 40 tahun 2 5%

Total 40 100%

Berdasarkan Tabel 5.2, dapat diketahui bahwa usia ODHA di kelompok

dukungan sebaya Kuldesak ialah lebih banyak yang berusia antara 31-40 tahun yang

berjumlah 23 responden atau sebesar 57,5%. Selanjutnya yang berusia antara 21-30

tahun berjumlah 14 responden atau sebesar 35%. Sedangkan ODHA yang berusia

kurang dari 20 tahun berjumlah 1 responden atau sebesar 2,5% dan ODHA yang

berusia lebih dari 50 tahun berjumlah 2 responden atau sebesar 5%.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, ODHA yang berada di

kelompok dukungan sebaya kuldesak memang lebih banyak yang berusia 30 tahun

keatas dan kebanyakan dari mereka telah berkeluarga juga memiliki anak.Dari

sebagian ODHA di kelompok dukungan sebaya kuldesak dapat memiliki anak yang

negatif dari HIV/AIDS.Hal tersebut dikarenakan program yang dilakukan pasangan

Page 70: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

54

HIV/AIDS secara rutin dan sesuai petunjuk dokter agar mendapatkan anak yang

bebas dari virus HIV/AIDS61

.

Selanjutnya, karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat

pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

NO Karakteristik

Responden

Jumlah

Frekuensi Prosentase

3 Pendidikan

SD 7 17,5%

SMP 3 7,5%

SMA 26 65%

Diploma 3 3 7,5%

Strata 1 1 2,5%

Total 40 100%

Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir ODHA di

kelompok dukungan sebaya Kuldesak lebih banyak yang berpendidikan terakhir SMA

yang berjumlah 26 responden atau sebesar 65%. Selanjutnya, berpendidikan terakhir

SD berjumlah 7 responden atau sebesar 17,5%. Sedangkan berpendidikan terakhir

SMP berjumlah 3 orang responden atau sebesar 7,5%. Lalu berpendidikan terakhir

61

Hasil Observasi Peneliti. Dalam kegiatan Talkshow HIV/AIDS Kuldesak yang diadakan di

lingkungan masyarakat. Depok, 23 Mei 2015

Page 71: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

55

Diploma 3 juga berjumlah 3 responden atau sebesar 7,5% dan berpendidikan terakhir

Strata 1 berjumlah 1 responden atau sebesar 2,5%.

Dari data yang telah didapat mengenai karakteristik responden melalui

pendidikan yang paling banyak mengecam pendidikan terakhir adalah SMA.Disini

dapat terlihat bahwa pendidikan mempengaruhi satus ODHA tersebut.Ketika mereka

sudah berstatus sebagai ODHA berarti tidak banyak ODHA yang dapat melanjutkan

jenjang pendidikan ke jenjang selanjutnya dan hanya berakhir pada tingkatan SMA.

Hal ini juga dapat kita lihat bahwa dari 40 responden yang ada, hanya 3 responden

lulusan Diploma 3 dan 1 responden lulusan Strata 1. Dapat disimpulkan pula bahwa

ruang gerak seorang ODHA masih dibatasi oleh masyarakat.

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan status perkawinan dapat

dilihat pada tabel 5. 4 sebagai berikut:

Page 72: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

56

Tabel 5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

NO Karakteristik

Responden

Jumlah

Frekuensi Prosentase

4 Status

Perkawinan

Lajang 16 40%

Menikah 22 55%

Janda 1 2,5%

Duda 1 2,5%

Total 40 100%

Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa ODHA di kelompok dukungan

sebaya kuldesak ialah lebih banyak yang berstatus menikah yang berjumlah 22

responden atau sebesar 55%.Sedangkan ODHA yang berstatus lajang berjumlah 16

responden atau sebesar 40%. Lalu ODHA yang berstatus janda berjumlah 1 orang

atau sebesar 2,5% dan yang berstatus duda juga berjumlah 1 orang atau sebesar 2,5%.

Dari observasi yang juga peneliti lakukan, ODHA yang berstatus menikah

memiliki pasangan yang juga ODHA.Untuk ODHA yang berstatus janda dan duda

dikarenakan ditinggal pasangannya yang sudah terlebih dahulu menghadap kepada

illahi62

.

Selanjutnya, karakteristik responden berdasarkan lama terdiagnosa HIV/AIDS

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

62

Hasil Observasi Peneliti. Dalam kegiatan penyuluhan HIV/AIDS di puskesmas Pancoranmas bersama

dengan kelompok dukungan sebaya kuldesak. Depok, 6 Juni 2015

Page 73: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

57

Tabel 5.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Terdiagnosa HIV/AIDS

NO Karakteristik

Responden

Jumlah

Frekuensi Prosentase

5 Lama

Terdiagnosa

HIV/AIDS

≤ 1 tahun 10 25%

1 - 5 tahun 17 42,5%

6 – 10 tahun 13 32,5%

Total 40 100%

Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa lama terdiangnosa HIV/AIDS

ODHA di kelompok dukungan sebaya kuldesak lebih banyak berada pada 1-5 tahun

dengan jumlah 17 responden atau sebesar 42,5%. Sedangkan lama terdiangnosa

selama 6-10 tahun berjumlah 13 responden atau sebesar 32,5% dan lama terdiagnosa

kurang dari satu tahun berjumlah 10 responden atau sebesar 25%.

Dari lama terdiagnosa HIV/AIDS dapat terlihat bahwa dengan melakukan

terapi ARV (antiretroviral) dapat memperpanjang hidup ODHA.Hal tersebut dapat

dibuktikan meski bertahun-tahun mengidap HIV/AIDS mereka dapat menjalankan

kehidupan sehari-hari seperti biasanya63

.

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan penyebab terinfeksi

HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut ini:

63

Hasil Observasi peneliti.Pada presentasi Dokter Dian dalam Penyuluhan HIV/AIDS di Puskesmas

Pancoranmas bersama Kelompok dukungan sebaya Kuldesak. Depok, 6 Juni 2015

Page 74: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

58

Tabel 5.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Penyebab Terinfeksi HIV/AIDS

NO Karakteristik

Responden

Jumlah

Frekuensi Prosentase

6 Penyebab

Terinfeksi

HIV/AIDS

Jarum

suntik/Narkoba

19 47,5%

Free sex

(heterosexsual dan

homosexual)

10 25%

Tertular dari

suami

4 10%

HRM (Laki-laki

beresiko tinggi)

1 2,5%

Insulin 1 2,5%

Tidak diketahui 2 12,5%

Total 40 100%

Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa ODHA di kelompok dukungan

sebaya Kuldesak ialah lebih banyak terkena HIV/AIDS dikarenakan penggunaan

jarum suntik/narkoba yang berjumlah 19 responden atau 47,5%. Sedangkan

dikarenakan perilaku free sex/sex bebas (heterosexual dan homosexual) berjumlah 10

responden atau 25%. Lalu penyebab HIV/AIDS dikarenakan tertular dari suami

berjumlah 4 responden atau 10%. Selanjutnya penyebab HIV/AIDS dikarenakan

HRM (laki-laki beresiko tinggi) berjumlah 1 responden atau sebesar 2,5%. Penyebab

HIV/AIDS dikarenakan insulin berjumlah 1 responden atau sebesar 2,5% dan tidak

diketahui penyebab HIV/ADIS berjumlah 2 responden atau sebesar 12,5%.

Page 75: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

59

Ketidaktahuan penyebab dari terinfeksi HIV/AIDS dapat pula dikarenakan

virus HIV/AIDS ini tidak memiliki gejala khusus pada penderitanya. Secara tidak

sadar, penderita HIV/AIDS tidak akan menyadari adanya virus yang telah

berkembang didalam tubuhnya. Virus HIV/AIDS ini hanya akan terdeteksi apabila

telah melakukan VCT atau cek darah untuk mengetahui adakah virus HIV/AIDS

didalam tubuh seseorang64

.

Jika digambarkan dalam bentuk diagram pie, maka hasil karakteristik

responden adalah sebagai berikut:

64

Hasil Observasi Peneliti. Dalam Seminar IMS (Infeksi Menular Seksual) Bersama Dokter Mira.

Depok, 27 Maret 2015

Page 76: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

60

Gambar 5.1

Gambar 5.2

65.00%

35.00%

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

2.50%

35.00%

57.50%

5.00%

Usia

≤ 20 tahun

21 – 30 tahun

31 – 40 tahun

Diatas 40 tahun

Page 77: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

61

Gambar 5.3

Gambar 5.4

17.50% 7.50%

65.00%

7.50% 2.50%

Pendidikan

SD

SMP

SMA

Diploma 3

Strata 1

40.00%

55.00%

2.50% 2.50%

Status Perkawinan

lajang

menikah

janda

duda

Page 78: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

62

Gambar 5.5

Gambar 5.6

25.00%

42.50%

32.50%

Lama Terdiagnosa HIV/AIDS

kurang dari 1 tahun

1 - 5 tahun

5 - 10 tahun

12.50%

47.50%

25.00%

10.00% 2.50% 2.50%

Penyebab Terinfeksi HIV tidak tahu

jarum suntik/narkoba

free sex (heteroseksualdan homoseksual)

tertular dari suami

HRM (Laki-laki BeresikoTinggi)

Insulin

Page 79: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

63

B. Sumber Dukungan Sosial

Setelah mengetahui karakteristik responden maka dapat dilihat distribusi

sumber dukungan sosial yang didapatkan oleh ODHA di kelompok dukungan sebaya

kuldesak pada tabel 5.7 berikut ini:

Tabel 5.7

Sumber Dukungan Sosial

NO Sumber Dukungan Frekuensi Prosentase

1 Ada 37 92,5%

2 Tidak Ada 3 7,5%

Total 40 100%

Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa sebanyak 37 responden atau

sebesar 92,5% menyatakan mempunyai sumber dukungan yang berasal dari keluarga,

teman, tenaga professional maupun tenaga non professional. Sedangkan responden

yang menyatakan tidak memiliki sumber dukungan berjumlah 3 responden atau

sebesar 7,5%.

Variasi sumber dukungan sosial yang diterima responden dapat dilihat pada

gambar 5.1 berikut ini:

Page 80: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

64

Gambar 5.7

Sumber Dukungan Sosial

Berdasarkan gambar 5.1, dapat diketahui bahwa sebagian besar 30%

responden mendapatkan dukungan dari 3 sumber yakni keluarga, teman dan tenaga

professional. Sumber dukungan hanya dari keluarga saja menempati posisi terbanyak

kedua yakni sebesar 22,5%. Sedangkan sumber dukungan dari 4 sumber yakni

keluarga, teman, tenaga professional dan tenaga non professional sebesar 12,5%

persen. Setelahnya disusul dengan sumber dukungan dari teman sebesar 30%. Lalu

sumber dukungan dari keluarga dan tenaga professional sebesar 7,5%. Sedangkan

sumber dukungan dari keluarga dan tenaga professional sebesar 2,5% dan responden

yang merasa tidak mendapatkan sumber dukungan dari siapapun sebesar 7,5%.

7.50%

30.00%

12.50% 22.50%

17.50% 7.50%

2.50%

variasi sumber dukungan sosial

tidak ada sumberdukungan

keluarga, teman, tenagaprofessional

keluarga, teman, tenagaprofessional, tenaga nonprofessional

keluarga

teman

keluarga, tenagaprofesional

tenaga professional

Page 81: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

65

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan terhadap 40 responden

ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) mengenai dukungan sosial di Kelompok

Dukungan Sebaya Kuldesak, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5.8

Dimensi Dukungan Materi/Instrumenal

No Pernyataan TP JR SR SL Rataan

Skor

1 Saya menerima bantuan uang untuk biaya

pengobatan ketika tidak memilikinya.

21 14 5 0 1,6

2 Saya mendapatkan pinjaman kendaraan

ketika saya butuhkan untuk pergi berobat.

22 11 6 1 1,65

3 Saya akan memperoleh informasi yang jelas

ketika membutuhkannya.

2 10 18 10 2,9

4 Saya mendapatkan saran yang sesuai

keinginan saya.

0 24 10 6 2,55

5 Saya mendapatkan rasa empati disaat saya

merasa adanya keluhan.

3 17 7 13 2,75

6 Saya akan mendapat bantuan makanan

ketika dibutuhkan.

11 19 6 4 2,075

Total Rataan Skor Dukungan Materi/Instrumenal 2,25

Butir instrumen nomer 1 pada dimensi dukungan materi/instrumenal item

analisis yang mendapatkan bantuan uang untuk biaya pengobatan ketika

membutuhkannya memiliki rataan skor 1,6 dengan jumlah jawaban tidak pernah

Page 82: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

66

sebanyak 21 responden, jarang sebanyak 14 responden, sering 5 responden dan selalu

0 responden. Maka sebagian responden lebih banyak yang merasakan tidak pernah

mendapatkan bantuan uang untuk biaya pengobatan ketika membutuhkannya.

Butir instrumen nomor 2 yang mendapatkan pinjaman kendaraan ketika

responden butuhkan untuk pergi berobat, memiliki rataan skor 1,65 dengan jumlah

jawaban tidak pernah 22 responden, sebanyak 11 responden menjawab jarang,

sebanyak 6 orang menjawab sering dan 1 responden menjawab selalu. Maka sebagian

besar responden merasa bahwa mereka tidak pernah mendapatkan pinjaman

kendaraan ketika responden butuhkan untuk pergi berobat.

Pada butir instrumen nomor 3 pada indikator item analisis yang memperoleh

informasi yang jelas ketika membutuhkannya, memiliki rataan skor 2,9 dengan

jumlah jawaban tidak pernah 2 responden, jumlah jawaban jarang 10 responden,

jumlah jawaban sering 18 responden, jumlah jawaban selalu sebanyak 10 responden.

Maka sebagian besar responden menjawab sering dalam memperoleh informasi yang

jelas ketika membutuhkannya.

Butir instrumen nomor 4 pada indikator item analisis yang mendapatkan saran

yang sesuai keinginan responden, memiliki rataan skor 2,55 dengan jumlah jawaban 0

responden menjawab tidak pernah, 24 responden menjawab jarang, 10 responden

menjawab sering, 6 responden menjawab selalu. Maka sebagian besar responden

menjawab jarang mendapatkan saran yang sesuai keinginan responden.

Sedangkan butir instrumen nomor 5 pada indikator item analisis yang

mendapatkan rasa empati disaat merasa adanya keluhan, memiliki rataan skor 2,75

dengan jumlah jawaban 3 responden menjawab tidak pernah, 17 responden menjawab

jarang, 7 responden menjawab sering dan 13 responden menjawab selalu. Maka

Page 83: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

67

sebagian besar responden merasa jarang mendapatkan rasa empati disaat adanya

keluhan.

Lalu butir instrumen nomor 6 pada indikator item analisis yang akan mendapat

bantuan makanan ketika dibutuhkan, memiliki rataan skor 2,075 dengan jumlah

jawaban 11 tidak pernah, 19 responden menjawab jarang, 6 responden menjawab

sering dan 4 responden menjawab selalu. Maka sebagian besar responden merasa

jarang mendapat bantuan makanan ketika dibutuhkan.

Selanjutnya untuk dimensi dukungan emosi/psikologis maka dapat dilihat

pada tabel 5.9 sebagai berikut ini:

Tabel 5.9

Dimensi Dukungan Emosi/Psikologis

No Pernyataan TP JR SR SL Skor

1 Saya akan mendapatkan perhatian ketika

saya mempunyai masalah.

4 16 11 9 2,62

2 Saya menerima bantuan obat untuk

mengatasi keluhan yang saya rasakan.

8 10 13 9 2,57

3 Saya merasa tidak ada orang yang

mencintai saya saat ini.

22 14 2 2 1,6

4 Saya tetap mendapatkan penilaian positif

dalam kondisi saat ini.

2 16 11 11 2,77

5 Saya tetap merasa senang dengan kondisi

saya saat ini.

4 10 7 19 3,025

6 Saya merasa pendapat saya dihargai. 0 16 13 11 2,87

Total Rataan Skor Dukungan Emosi/Psikologis 2,57

Page 84: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

68

Butir instrumen nomer 1 pada dimensi dukungan emosi/psikologi item analisis

yang mendapatkan perhatian ketika mempunyai masalah memiliki rataan skor 2,62

dengan jumlah jawaban tidak pernah sebanyak 4 responden, jarang sebanyak 16

responden, sering 11 responden dan selalu 9 responden. Maka sebagian responden

lebih banyak yang merasakan jarang mendapatkan perhatian ketika mempunyai

masalah.

Butir instrumen nomor 2 yang menerima bantuan obat untuk mengatasi

keluhan yang dirasakan, memiliki rataan skor 1,6 dengan jumlah jawaban tidak

pernah 22 responden, sebanyak 14 responden menjawab jarang, sebanyak 2 orang

menjawab sering dan 2 responden menjawab selalu. Maka sebagian besar responden

merasa bahwa tidak pernah merasa tidak ada orang yang mencintainya saat ini.

Pada butir instrumen nomor 3 pada indikator item analisis yang merasa tidak

ada orang yang mencintainya saat ini, memiliki rataan skor 2,9 dengan jumlah

jawaban tidak pernah 2 responden, jumlah jawaban jarang 10 responden, jumlah

jawaban sering 18 responden, jumlah jawaban selalu sebanyak 10 responden. Maka

sebagian besar responden menjawab sering dalam memperoleh informasi yang jelas

ketika membutuhkannya.

Butir instrumen nomor 4 pada indikator item analisis yang tetap mendapatkan

penilaian positif dalam kondisinya saat ini, memiliki rataan skor 2,22 dengan jumlah

jawaban 2 responden menjawab tidak pernah, 16 responden menjawab jarang, 11

responden menjawab sering, 11 responden menjawab selalu. Maka sebagian besar

responden menjawab jarang mendapatkan penilaian positif dalam kondisinya saat ini.

Sedangkan butir instrumen nomor 5 pada indikator item analisis yang

mendapatkan rasa empati disaat merasa adanya keluhan, memiliki rataan skor 3,025

dengan jumlah jawaban 0 responden menjawab tidak pernah, 16 responden menjawab

Page 85: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

69

jarang, 11 responden menjawab sering dan 13 responden menjawab selalu. Maka

sebagian besar responden merasa sering mendapatkan penilaian positif dalam

kondisinya saat ini.

Lalu butir instrumen nomor 6 pada indikator item analisis yang merasa

pendapatnya dihargai, memiliki rataan skor 2,87 dengan jumlah jawaban 11 tidak

pernah, 19 responden menjawab jarang, 6 responden menjawab sering dan 4

responden menjawab selalu. Maka sebagian besar responden merasa jarang merasa

pendapatnya dihargai.

Selanjutnya untuk dimensi dukungan penghargaan dapat dilihat pada tabel

5.10 berikut ini:

Tabel 5.10

Dimensi Dukungan Penghargaan

No Pernyataan TP JR SR SL Skor

1 Saya merasa nyaman ketika berada didekat

orang lain.

1 12 13 14 3

2 Saya mendapatkan kasih sayang disaat yang

tepat.

4 12 12 12 2,8

3 Saya mendapatkan pengakuan atas

kelebihan yang saya miliki.

5 20 9 6 2,4

4 Saya merasa dimiliki oleh orang-orang

disekitar saya.

4 12 9 15 2,87

5 Saya mengikuti kegiatan sosial yang ada di

masyarakat.

10 14 10 6 2,3

Total Rataan Skor Dukungan Penghargaan 2,67

Page 86: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

70

Butir instrumen nomer 1 pada dimensi dukungan penghargaan item analisis

yang merasa nyaman ketika berada didekat orang lain, memiliki rataan skor 3 dengan

jumlah jawaban tidak pernah sebanyak 1 responden, jarang sebanyak 12 responden,

sering 13 responden dan selalu 14 responden. Maka sebagian responden lebih banyak

yang merasakan selalu merasa nyaman ketika berada didekat orang lain.

Butir instrumen nomor 2 yang mendapatkan kasih sayang disaat yang tepat,

memiliki rataan skor 2,8 dengan jumlah jawaban tidak pernah 4 responden, sebanyak

12 responden menjawab jarang, sebanyak 12 orang menjawab sering dan 12

responden menjawab selalu. Maka sebagian responden lebih banyak merasakan

jarang, sering, dan selalu mendapatkan kasih sayang disaat yang tepat.

Pada butir instrumen nomor 3 pada indikator item analisis yang mendapatkan

pengakuan atas kelebihan yang dimiliki, memiliki rataan skor 2,4 dengan jumlah

jawaban tidak pernah 5 responden, jumlah jawaban jarang 20 responden, jumlah

jawaban sering 9 responden, jumlah jawaban selalu sebanyak 6 responden. Maka

sebagian besar responden menjawab jarang mendapatkan pengakuan atas kelebihan

yang dimiliki.

Butir instrumen nomor 4 pada indikator item analisis yang merasa dimiliki

oleh orang-orang disekitarnya, memiliki rataan skor 2,87 dengan jumlah jawaban 4

responden menjawab tidak pernah, 12 responden menjawab jarang, 9 responden

menjawab sering, 15 responden menjawab selalu. Maka sebagian besar responden

menjawab selalu merasa dimiliki oleh orang-orang disekitarnya.

Sedangkan butir instrumen nomor 5 pada indikator item analisis yang

mengikuti kegiatan sosial yang ada di masyarakat, memiliki rataan skor 2,3 dengan

jumlah jawaban 10 responden menjawab tidak pernah, 14 responden menjawab

jarang, 10 responden menjawab sering dan 6 responden menjawab selalu. Maka

Page 87: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

71

sebagian besar responden merasa jarang mengikuti kegiatan sosial yang ada di

masyarakat.

Selanjutnya pada dimensi dukungan integritas sosial dapat dilihat pada tabel

5.11 berikut ini:

Tabel 5.11

Dimensi Dukungan Integritas Sosial

No Pernyataan TP JR SR SL Skor

1 Saya menerima pujian ketika berhasil

melakukan tugas yang diberikan.

3 19 11 7 2,55

2 Saya menjadi anggota salah satu organisasi

yang ada dimasyarakat.

15 11 7 7 2,15

3 Saya mendapatkan tawaran bekerja sama

dengan orang lain.

4 17 11 8 2,57

4 Saya menerima umpan balik terhadap apa

yang saya lakukan.

1 24 8 7 2,52

Total Rataan Dukungan Intergritas Sosial 2,45

Butir instrumen nomer 1 pada dimensi dukungan integritas sosial item analisis

yang menerima pujian ketika berhasil melakukan tugas yang diberikan, memiliki

rataan skor 2,55 dengan jumlah jawaban tidak pernah sebanyak 3 responden, jarang

sebanyak 19 responden, sering 11 responden dan selalu 7 responden. Maka sebagian

responden lebih banyak yang merasakan jarang menerima pujian ketika berhasil

melakukan tugas yang diberikan.

Butir instrumen nomor 2 yang menjadi anggota salah satu organisasi yang ada

dimasyarakat, memiliki rataan skor 2,15 dengan jumlah jawaban tidak pernah 15

Page 88: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

72

responden, sebanyak 11 responden menjawab jarang, sebanyak 7 orang menjawab

sering dan 7 responden menjawab selalu. Maka sebagian responden lebih banyak

yang tidak pernah menjadi anggota salah satu organisasi yang ada dimasyarakat.

Pada butir instrumen nomor 3 pada indikator item analisis yang mendapatkan

tawaran bekerja sama dengan orang lain, memiliki rataan skor 2,57 dengan jumlah

jawaban tidak pernah 4 responden, jumlah jawaban jarang 17 responden, jumlah

jawaban sering 11 responden, jumlah jawaban selalu sebanyak 8 responden. Maka

sebagian besar responden menjawab jarang mendapatkan tawaran bekerja sama

dengan orang lain.

Butir instrumen nomor 4 pada indikator item analisis yang menerima umpan

balik terhadap apa yang dilakukan, memiliki rataan skor 2,52 dengan jumlah jawaban

1 responden menjawab tidak pernah, 24 responden menjawab jarang, 8 responden

menjawab sering, 7 responden menjawab selalu. Maka sebagian besar responden

menjawab jarang menerima umpan balik terhadap apa yang dilakukan.

Lalu pada dimensi dukungan informasi dapat dilihat pada tabel 5.12 sebagai

berikut ini:

Page 89: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

73

Tabel 5.12

Dimensi Dukungan Informasi

No Pernyataan TP JR SR SL Rataan

Skor

1 Saya mendapatkan waktu yang memadai

untuk didampingi.

7 15 11 7 2,45

2 Saya mendapatkan pengajaran cara

mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

6 18 9 7 2,42

3 Saya akan dibawa berobat pada saat saya

merasakan adanya keluhan.

2 14 10 14 2,9

4 Saya akan mendapatkan bantuan jasa saat

saya membutuhkannya.

5 21 9 5 2,35

Total Rataan Skor Dukungan Informasi 2,53

Butir instrumen nomer 1 pada dimensi dukungan informasi item analisis yang

mendapatkan waktu yang memadai untuk didampingi, memiliki rataan skor 2,45

dengan jumlah jawaban tidak pernah sebanyak 7 responden, jarang sebanyak 15

responden, sering 11 responden dan selalu 7 responden. Maka sebagian responden

lebih banyak yang merasakan jarang mendapatkan waktu yang memadai untuk

didampingi.

Butir instrumen nomor 2 yang mendapatkan pengajaran cara mengatasi

masalah yang sedang dihadapi, memiliki rataan skor 2,42 dengan jumlah jawaban

tidak pernah 6 responden, sebanyak 18 responden menjawab jarang, sebanyak 9 orang

menjawab sering dan 7 responden menjawab selalu. Maka sebagian responden lebih

Page 90: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

74

banyak yang merasa jarang mendapatkan pengajaran cara mengatasi masalah yang

sedang dihadapi.

Pada butir instrumen nomor 3 pada indikator item analisis yang akan dibawa

berobat pada saat merasakan adanya keluhan, memiliki rataan skor 2,9 dengan jumlah

jawaban tidak pernah 2 responden, jumlah jawaban jarang 14 responden, jumlah

jawaban sering 10 responden, jumlah jawaban selalu sebanyak 14 responden. Maka

sebagian besar responden menjawab jarang dan selalu akan dibawa berobat pada saat

saya merasakan adanya keluhan.

Butir instrumen nomor 4 pada indikator item analisis yang akan mendapatkan

bantuan jasa saat membutuhkannya, memiliki rataan skor 2,35 dengan jumlah

jawaban 5 responden menjawab tidak pernah, 21 responden menjawab jarang, 9

responden menjawab sering, 5 responden menjawab selalu. Maka sebagian besar

responden menjawab jarang akan mendapatkan bantuan jasa saat membutuhkannya.

D. Efektivitas Dukungan Sosial bagi ODHA di Kelompok Dukungan Kuldesak

Efektivitas dukungan sosial dapat diukur berdasarkan lima dimensi yaitu

dimensi dukungan materi/instrumenal, dukungan emosi/psikologis, dukungan

penghargaan, dukungan integritas sosial dan dukungan informasi. Lalu kelima

dimensi tersebut akan dikategorikan hasil posisi range tingkatan untuk efektivitas

dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1, 00 – 1, 75 : Tidak Efektif

1, 76 – 2, 5 : Kurang Efektif

2, 51 – 3, 25 : Efektif

Page 91: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

75

3, 26 – 4, 00 : Sangat Efektivitas

Maka, efektivitas dari ke lima dimensi dukungan sosial dan jumlah efektivitas

secara keseluruhan tersebut dapat kita lihat pada tabel 5.13 Berikut ini:

Tabel 5.13

Efektivitas Dukungan Sosial bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di

Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok

No Dimensi Rataan Skor Kategori Efektivitas

1 Dukungan Materi/Instrumenal 2, 25 Kurang Efektif

2 Dukungan Emosi/Psikologis 2, 57 Efektif

3 Dukungaan Penghargaan 2, 67 Efektif

4 Dukungan Intergritas Sosial 2, 45 Kurang Efektif

5 Dukungan Informasi 2, 53 Efektif

Efektivitas 2, 49 Kurang Efektif

Berdasarkan tabel 5.13, hasil nilai rata-rata pada pengukuran efektivitas

dukungan sosial bagi ODHA di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, bahwa

keseluruhan indikator berada pada jumlah 2,49 berdasarkan rataan skor tersebut maka

dikategorikan pada rentang skala rataan skor kurang efektif. Hal ini dikarenakan pada

ke lima dimensi dukungan sosial ada dua dimensi yang berada pada skala rataan skor

kurang efektif yakni dimensi dukungan materi/instrumenal berjumlah 2,25,

berdasarkan rataan tersebut maka dikategorikan kurang efektif. Lalu pada dimensi

dukungan integritas sosial memiliki jumlah rataan skor 2,45, berdasarkan rataan

tersebut maka dikategorikan kurang efektif.

Page 92: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

76

Sedangkan ke tiga dimensi lainnya dikategorikan efektif yakni, dimensi

dukungan emosi/psokologis yang memiliki rataan skor 2,57. Lalu dimensi dukungan

penghargaan yang juga dikategorikan efektif memiliki rataan skor 2,67 dan dimensi

dukungan informasi yang memiliki rataan skor 2,53 berdasarkan rataan tersebut maka

dikategorikan efektif.

Maka secara keseluruhan dimensi dukungan sosial, masih adanya dukungan

sosial yang kurang efektif bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).Lalu untuk

kedepannya diharapkan bahwa dukungan bagi ODHA ini lebih ditingkatkan

kembali.Hal tersebut karena dengan adanya dukungan sosial yang besar bagi ODHA,

maka mereka dapat menjalani kehidupan seperti sediakala tanpa stigma maupun

diskriminasi dari masyarakat/orang-orang disekitarnya.

E. Tabulasi Silang Efektivitas Dukungan Sosial

Berikut ini merupakan hasil penelitian tingkat efektivitas dukungan sosial bagi

ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dikelompok dukungan sebaya Kuldesak dari

kelima dimensi dukungan sosial berdasarkan jenis kelamin yang termasuk ke dalam

laki-laki dan perempuan:

Page 93: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

77

Gambar 5.8

Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabulasi silang dan grafik pada gambar 5.8, dapat dilihat bahwa

pada kategori jenis kelamin laki-laki pada dimensi pertama yaitu item analisis

dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,47, pada dimensi kedua yaitu

dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,49, lalu pada dimensi ketiga yaitu

dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,63, sedangkan pada dimensi dukungan

integritas sosial memiliki rataan skor 2,38 dan pada dimensi dukungan informasi

memiliki rataan 2,43. Dimensi dukungan penghargaan memiliki rataan skor paling

tinggi dan yang memiliki rataan skor lebih rendah yaitu pada dimensi dukungan

integritas sosial.

Pada kategori jenis kelamin perempuan, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,45, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,73, lalu pada dimensi ketiga yaidtu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 2,75, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,57 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor

2.12.22.32.42.52.62.72.8

2.471 2.494

2.631

2.385 2.433 2.452

2.738 2.757

2.571

2.714

Laki-laki Perempuan

Page 94: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

78

2,71. Pada kategori jenis kelamin perempuan, dimensi dukungan penghargaan juga

memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi

dukungan materi/instrumenal.

Pada dimensi penghargaan yang memiliki skor tertinggi pada responden laki-

laki mauupun perempuan, namun responden perempuan memberikan skor lebih tinggi

lagi pada dimensi dukungan penghargaan yaitu sebesar 2,75 sedangkan, pada

responden laki-laki hanya memberikan skor 2,63. Hal ini dikarenakan bahwa

responden perempuan lebih merasakan bahwa dukungan penghargaan ini sangat

penting. Karena pada dasarnya baik laiki-laki maupun perempuan sangat

membutuhkan adanya sikap dihargai dan diterima, diakui keberadaannya dan rasa

dimiliki dan dicintai orang lain. Pada dasarnya, ODHA ini sangat membutuhkan

dukungan penghargaan berupa penerimaan dan penilaian positif dari masyarakat. Stop

stigma negatif dan diskriminasi terhadap ODHA.

Dengan demikian, maka terdapat pendapat yang sama antara responden laki-

laki maupun perempuan dalam menilai efektivitas tertinggi dukungan sosial pada

dimensi dukungan penghargaan.

Berikutnya hasil penelitian tingkat efektivitas dukungan sosial bagi ODHA

(orang dengan HIV/AIDS) dikelompok dukungan sebaya Kuldesak dari kelima

dimensi dukungan sosial berdasarkan usia yang termasuk ke dalam usia ≤ 20 tahun,

21-30 tahun, 31-40 tahun dan usia diatas 40 tahun:

Page 95: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

79

Gambar 5.9

Efektivitas Dukungan Sosial BerdasarkanUsia

Berdasarkan tabulasi silang pada gambar 5.9, dapat dilihat bahwa pada

kategori usia ≤ 20 tahun tahun pada dimensi pertama yaitu item analisis atau

dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 3, pada dimensi kedua yaitu

dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 1,83, lalu pada dimensi ketiga yaitu

dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,6, sedangkan pada dimensi dukungan

integritas sosial memiliki rataan skor 1,75 dan pada dimensi dukungan informasi

memiliki rataan 2,5. Dimensi dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor

paling tinggi dan yang memiliki rataan skor lebih rendah yaitu pada dimensi

dukungan integritas sosial.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Dukungan MateriInstrumental

DukunganEmosi/Psikologis

DukunganPenghargaan

DukunganIntegritas Sosial

DukunganInformasi

3

1.83

2.6

1.75

2.5

2.11

2.42 2.34 2.16

2.30 2.17

2.52 2.68

2.52 2.48

2.08

2.66

3.1

2.25

2.62

≤ 20 tahun 21 – 30 tahun 31 – 40 tahun Diatas 40 tahun

Page 96: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

80

Pada kategori usia 21-30 tahun, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,11, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,42, lalu pada dimensi ketiga yaidtu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 2,34, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,16 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor

2,30. Pada kategori usia 21-30 tahun, dimensi dukungan emosi/psikologis memiliki

rataan skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi dukungan

materi/instrumenal.

Pada kategori usia 31-40 tahun, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,08, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,66, lalu pada dimensi ketiga yaidtu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 2,68, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,52 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor

2,48. Pada kategori usia 31-40 tahun, dimensi dukungan penghargaan memiliki rataan

skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi dukungan

materi/instrumenal.

Pada kategori usia 40 tahun keatas, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,11, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,42, lalu pada dimensi ketiga yaitu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 3,1, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,25 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor

2,62. Pada kategori usia 40 tahun keatas, dimensi dukungan penghargaan memiliki

rataan skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi dukungan

materi/instrumenal.

Page 97: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

81

Pada dimensi dukungan sosial materi/instrumenal, karakteristik berusia ≤ 20

memberikan skor lebih tinggi yaitu 3 dibandingan dengan karakteristik responden

pada umur 21-30 tahun, 31-40 tahun dan diatas 40 tahun yang masing-masing lebih

banyak memberikan rataan skor pada dimensi dukungan penghargaan dan

memberikan skor paling rendah pada dukungan materi/instrumenal. Hal tersebut

dikarenakan, pada usia ≤ 20 tahun masih dapat mengukur sesuatu hanya dengan

materi, sedangkan pada usia 20 tahun keeatas, cenderung sudah memasuki

kedewasaan dan sudah merasa bahwa dukungan penghargaan diri itu jauh lebih utama

dibandingan hanya dukungan materi.

Dengan demikian, maka terdapat perbedaan pendapat dalam menilai

efektivitas dukungan sosial pada responden berusia ≤ 20, responden berusia 21-30,

responden berusia 31-40 dan responden berusia 40 tahun keatas. Pada dimensi

dukungan sosial materi/instrumenal mendapatkan penilaian paling tinggi dari

responden usia≤ 20. Sedangkan usia 21-30, 31-40, dan lebih dari 40 tahun secara

umum memberikan penilaian yang paling tinggi terhadap dimensi dukungan

penghargaan.

Berikutnya hasil penelitian tingkat efektivitas dukungan sosial bagi ODHA

(orang dengan HIV/AIDS) dikelompok dukungan sebaya Kuldesak dari kelima

dimensi dukungan sosial berdasarkan status pendidikan terakhir yang termasuk ke

dalam SD, SMP, SMA, Diploma 3 dan Strata 1 yakni sebagai berikut:

Page 98: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

82

Gambar 5.10

Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan tabulasi silang pada gambar 5.10, dapat dilihat bahwa pada

kategori pendidikan terakhir SD (sekolah dasar), pada dimensi pertama yaitu item

analisis atau dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,21, pada dimensi

kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,38, lalu pada dimensi

ketiga yaitu dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,42, sedangkan pada

dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan skor 2,28 dan pada dimensi

dukungan informasi memiliki rataan 2,32. Dimensi dukungan penghargaan memiliki

rataan skor paling tinggi dan yang memiliki rataan skor lebih rendah yaitu pada

dimensi dukungan materi/instrumenal.

Pada kategori pendidikan terakhir SMP (sekolah menengah pertama), dimensi

pertama yaitu dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 1,94, pada dimensi

kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,27, lalu pada dimensi

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

DukunganMateri

Instrumental

DukunganEmosi/Psikologis

DukunganPenghargaan

DukunganIntegritas Sosial

DukunganInformasi

2.21 2.38 2.42 2.28 2.32

1.94 2.27

2.46

2 1.91

2.28 2.60

2.68 2.5 2.58

2.27

2.83 3

2.33

3

2.5

3.33

3.8 4

3

SD SMP SMA Diploma 3 Strata 1

Page 99: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

83

ketiga yaidtu dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,46, sedangkan pada

dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan skor 2 dan pada dimensi informasi

memiliki rataan skor 2,91. Pada kategori pendidikan terakhir SMP, dimensi dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada

pada dimensi dukungan informasi.

Pada kategori pendidikan terakhir SMA (sekolah menengah atas), dimensi

pertama yaitu dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,28, pada dimensi

kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,60, lalu pada dimensi

ketiga yaitu dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,68, sedangkan pada

dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan skor 2,5 dan pada dimensi

informasi memiliki rataan skor 2,58. Pada kategori pendidikan terakhir SMA, dimensi

dukungan penghargaan memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor

terendah ada pada dimensi dukungan materi/instrumenal.

Pada kategori pendidikan terakhir Diploma 3 (D3), dimensi pertama yaitu

dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,27, pada dimensi kedua yaitu

dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,83, lalu pada dimensi ketiga yaitu

dukungan penghargaan memiliki rataan skor 3, sedangkan pada dimensi dukungan

integritas sosial memiliki rataan skor 2,33 dan pada dimensi informasi memiliki

rataan skor 3. Pada kategori pendidikan terakhir D3, dimensi dukungan penghargaan

dan dukungan informasi memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor

terendah ada pada dimensi dukungan materi/instrumenal.

Lalu pada kategori pendidikan terakhir Strata 1 (S1), dimensi pertama yaitu

dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,5, pada dimensi kedua yaitu

dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 3,33, lalu pada dimensi ketiga yaitu

dukungan penghargaan memiliki rataan skor 3,8, sedangkan pada dimensi dukungan

Page 100: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

84

integritas sosial memiliki rataan skor 4 dan pada dimensi informasi memiliki rataan

skor 3. Pada kategori pendidikan terakhir S1, dimensi dukungan intergritas sosial

memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi

dukungan materi/instrumenal.

Pada dimensi dukungan sosial materi/instrumenal, dari berbagai karakteristik

pendidikan terakhir yakni SD, SMA, D3 dan S1 memberikan skor terendah sedangkan

pendidikan terakhir SMP memberikan skor terendah pada dukungan informasi. Untuk

dukungan tertinggi pada lulusan SD, SMP, SMA dan D3 masing-masing memberikan

skor tertinggi pada dimensi dukungan penghargaan. Sedangkan pada pendidikan

terakhir S1 memiliki pendapat lain dengan memberikan skor tertinggi pada dimensi

dukungan integritas sosial. Hal tersebut dapat terlihat bahwa pendidikan S1 lebih

banyak menghabiskan waktunya dengan orang-orang disekitarnya dan mudah

berinteraksi dengan masyarakat serta sudah lebih merasa nyaman dan percaya diri

berada ditengah-tengah masyarakat. Sedangkan pada pendidikan terakhir SD, SMP,

SMA dan diploma 3 yang lebih memilih dukungan penghargaan dengan skor

tertinggi, hal tersebut bahwa diterima dan dihargai masyarakat masih menjadi hal

yang sangat penting bagi mereka untuk selanjutnya dapat menyesuaikan diri didalam

kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian, maka terdapat perbedaan pendapat dalam menilai

efektivitas dukungan sosial pada responden dengan pendidikan terakhir SD, SMP,

SMA, Diploma 3 dan Strata 1.Pada dimensi dukungan sosial materi/instrumenal

mendapatkan penilaian paling rendah dari lulusan SD, SMA, D3 dan S1.Sedangkan

lulusan SMP memberikan skor terendah pada dukungan informasi. Untuk dukungan

tertinggi pada dimensi dukungan penghargaan pada lulusan terakhir SD, SMP, SMA

Page 101: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

85

dan D3. Sedangkan pada lulusan S1 memberikan skor tertinggi pada dimensi

dukungan integritas sosial.

Berikutnya hasil penelitian tingkat efektivitas dukungan sosial bagi ODHA

(orang dengan HIV/AIDS) dikelompok dukungan sebaya Kuldesak dari kelima

dimensi dukungan sosial berdasarkan status perkawinan yakni, lajang, menikah, janda

dan duda sebagai berikut:

Gambar 5.11

Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan Status Perkawinan

Berdasarkan tabulasi silang pada gambar 5.11, dapat dilihat bahwa pada

kategori ststus lajang, pada dimensi pertama yaitu item analisis atau dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,16, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,34, lalu pada dimensi ketiga yaitu dukungan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Dukungan MateriInstrumental

DukunganEmosi/Psikologis

DukunganPenghargaan

DukunganIntegritas Sosial

DukunganInformasi

2.16 2.34 2.35

2.18 2.32 2.32

2.72 2.88

2.63 2.67 2.5

3

3.4

2.75

3.25

1.66

2.66 2.6

2.25 2

Lajang Menikah Janda Duda

Page 102: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

86

penghargaan memiliki rataan skor 2,35, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,18 dan pada dimensi dukungan informasi memiliki

rataan 2,32. Dimensi dukungan penghargaan memiliki rataan skor paling tinggi dan

yang memiliki rataan skor lebih rendah yaitu pada dimensi dukungan

materi/instrumenal.

Pada kategori status menikah, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,32, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,72, lalu pada dimensi ketiga yaidtu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 2,88, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,63 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor

2,67. Pada kategori ststus menikah, dimensi dukungan penghargaan memiliki rataan

skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi dukungan

materi/instrumenal.

Pada kategori status janda, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,5, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 3, lalu pada dimensi ketiga yaitu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 3,4, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,75 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor

3,25. Pada kategori berstatus janda, dimensi dukungan penghargaan memiliki rataan

skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi dukungan

materi/instrumenal.

Pada kategori berstatus duda, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 1,66, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,66, lalu pada dimensi ketiga yaitu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 2,6, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

Page 103: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

87

sosial memiliki rataan skor 2,25 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor 2.

Pada kategori berstatus duda, dimensi dukungan emosi/psikologis memiliki rataan

skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi dukungan

materi/instrumenal.

Pada dimensi dukungan sosial materi/instrumenal, dari berbagai karakteristik

berstatus lajang, menikah, janda dan duda memberikan skor terendah.Sedangkan

untuk dukungan tertinggi pada status lajang, menikah dan janda masing-masing

memberikan skor tertinggi pada dimensi dukungan penghargaan. Sedangkan pada

status duda memiliki pendapat lain dengan memberikan skor tertinggi pada dimensi

dukungan emosi/psikologis. Hal tersebut dapat terlihat pada status duda yang lebih

banyak mendapatkan dukungan emosi/ psikologis yang diterima ini bisa dikatakan

lebih mengacu pada pemberian semangat, kehangatan, cinta kasih dan

emosi.Sedangkan pada status lajang, menikah dan janda yang merasa lebih banyak

mendapatkan dukungan penghargaan, merasa bahwa dirinya lebih bernilai dan

diterima dengan kondisinya saat ini.

Dengan demikian, maka terdapat perbedaan pendapat dalam menilai

efektivitas dukungan sosial pada responden dengan status lajang, menikah, janda dan

duda.Pada dimensi dukungan sosial materi/instrumenal mendapatkan penilaian paling

rendah dari semua status.Sedangkan pada status duda memberikan dukungan

emosi/psikologis skor tertinggi. Lalu skor dukungan tertinggi lain diberikan pada

dimensi dukungan penghargaan pada status lajang, menikah dan janda.

Berikutnya hasil penelitian tingkat efektivitas dukungan sosial bagi ODHA

(orang dengan HIV/AIDS) dikelompok dukungan sebaya Kuldesak dari kelima

dimensi dukungan sosial berdasarkan lamanya terdiangnosa yakni, < dari 1 tahun, 1-5

tahun dan 6-10 tahun sebagai berikut ini:

Page 104: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

88

Gambar 5.12

Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan Lama Terdiagnosa HIV/AIDS

Berdasarkan tabulasi silang pada gambar 5.12 diatas, dapat dilihat bahwa pada

kategori lama terdiagnosa kurang dari 1 tahun, pada dimensi pertama yaitu item

analisis atau dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,23, pada dimensi

kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,48, lalu pada dimensi

ketiga yaitu dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,52, sedangkan pada

dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan skor 2,22 dan pada dimensi

dukungan informasi memiliki rataan 2.37. Dimensi dukungan penghargaan memiliki

rataan skor paling tinggi dan yang memiliki rataan skor lebih rendah yaitu pada

dimensi dukungan integritas sosial.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Dukungan MateriInstrumental

DukunganEmosi/Psikologis

DukunganPenghargaan

DukunganIntegritas Sosial

DukunganInformasi

2.23

2.48 2.52

2.22 2.37

2.15

2.57 2.64

2.33 2.51

2.39

2.65 2.83 2.76

2.67

< dari 1 tahun 1 - 5 tahun 6 - 10 tahun

Page 105: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

89

Pada kategori lama terdiagnosa 1-5 tahun, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,15, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,57, lalu pada dimensi ketiga yaidtu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 2,64, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,33 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor

2,51. Pada kategori lama terdiagnosa 1-5 tahun, dimensi dukungan penghargaan

memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi

dukungan materi/instrumenal.

Pada kategori lama terdiagnosa 6-10 tahun, dimensi pertama yaitu dukungan

materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,39, pada dimensi kedua yaitu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,65, lalu pada dimensi ketiga yaitu dukungan

penghargaan memiliki rataan skor 2,83, sedangkan pada dimensi dukungan integritas

sosial memiliki rataan skor 2,76 dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor

2,67. Pada kategori lama terdiagnosa 6-10 tahun, dimensi dukungan penghargaan

memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada pada dimensi

dukungan materi/instrumenal.

Pada dimensi dukungan penghargaan masing-masing kategori lama

terdiagnosa memberikan skor tertinggi.Sedangkan pada skor dimensi dukungan

terendah pada kategori lama terdiagnosa 1-5 tahun dan 1-6 berada pada dimensi

dukungan materi/instrumenal.Sedangkan pada lama terdiagnosa kurang dari 1 tahun

memberikan skor terendah pada dimensi dukungan integritas sosial.Hal ini dapat

dikatakan bahwa ketika seseorang baru mengetahui statusnya sebagai ODHA, orang-

orang disekitarnya masih saja mendiskriminasi dan menstigma hal tersebut.Maka,

kurangnya dukungan sosial integritas sosial sangat dirasakan oleh kategori yang

tergolong baru mengetahui statusnya sebagai ODHA.

Page 106: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

90

Dengan demikian, maka terdapat kesamaan pendapat dalam menilai

efektivitas dukungan sosial pada responden dengan kategori lama terdiagnosa kurang

dari 1 tahun, 1-5 tahun dan 6-10 tahun. Karena pada dimensi dukungan penghargaan,

dari masing-masing kategori memberikan skor tertinggi.

Berikutnya hasil penelitian tingkat efektivitas dukungan sosial bagi ODHA

(orang dengan HIV/AIDS) dikelompok dukungan sebaya Kuldesak dari kelima

dimensi dukungan sosial berdasarkan penyebab HIV/AIDS yaitu, narkoba/jarum

suntik, tertular dari suami, freeseks (heteroseksual dan homoseksual), HRM (laki-laki

beresiko tinggi), insulin dan tidak tahu penyebabnya sebagai berikut ini:

Page 107: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

91

Gambar 5.13

Efektivitas Dukungan Sosial Berdasarkan Penyebab HIV/AIDS

Berdasarkan tabulasi silang pada gambar 5.13, diatas, dapat dilihat bahwa

pada kategori tidak tahu penyebab terdiagnosa HIV/AIDS, pada dimensi pertama

yaitu item analisis atau dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,2, pada

dimensi kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,53, lalu pada

dimensi ketiga yaitu dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,24. Sedangkan

pada dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan skor 2 dan pada dimensi

dukungan informasi memiliki rataan 2,25. Dimensi dukungan emosi/psikologis

memiliki rataan skor paling tinggi dan yang memiliki rataan skor lebih rendah yaitu

pada dimensi dukungan integritas sosial.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Dukungan MateriInstrumental

DukunganEmosi/Psikologis

DukunganPenghargaan

DukunganIntegritas Sosial

DukunganInformasi

2.2

2.53

2.24

2

2.25 2.14

2.46

2.64 2.5 2.43 2.36

2.73 2.58

2.35

2.57 2.66 2.75

3.4

2.12

3.18

1.83

2.16

3

2

1.75

2.33

3

2.6

2.25

2.5

tidak tahu Jarum Suntik

Free Seks (Homoseksual/Heteroseksual) Tertular dari Suami

HRM (Laki-laki Beresiko Tinggi) Insulin

Page 108: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

92

Pada kategori penyebab terdiagnosa HIV/AIDS karena Jarum suntik/narkoba,

dimensi pertama yaitu dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,14, pada

dimensi kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,46, lalu pada

dimensi ketiga yaidtu dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,64, sedangkan

pada dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan skor 2,5 dan pada dimensi

informasi memiliki rataan skor 2,43. Pada kategori penyebab HIV/AIDS karena jarum

suntik/narkoba, dimensi dukungan penghargaan memiliki rataan skor paling tinggi,

namun rataan skor terendah ada pada dimensi dukungan materi/instrumenal.

Pada kategori penyebab terdiagnosa HIV/AIDS karena free sex (Heteroseksual

dan Homoseksual), dimensi pertama yaitu dukungan materi/instrumenal memiliki

rataan skor 36, pada dimensi kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki rataan

skor 2,73, lalu pada dimensi ketiga yaitu dukungan penghargaan memiliki rataan skor

2,58, sedangkan pada dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan skor 2,35

dan pada dimensi informasi memiliki rataan skor 2,57. Pada kategori penyebab

HIV/AIDS karena free sex (heteroseks dan homoseks), dimensi dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor terendah ada

pada dimensi dukungan integritas sosial.

Lalu pada kategori penyebab terdiagnosa karena tertular dari suami, pada

dimensi pertama yaitu item analisis atau dukungan materi/instrumenal memiliki

rataan skor 2,66, pada dimensi kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki

rataan skor 2,75, lalu pada dimensi ketiga yaitu dukungan penghargaan memiliki

rataan skor 3,4, sedangkan pada dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan

skor 2,12 dan pada dimensi dukungan informasi memiliki rataan 3,18. Dimensi

dukungan penghargaan memiliki rataan skor paling tinggi dan yang memiliki rataan

skor lebih rendah yaitu pada dimensi dukungan integritas sosial.

Page 109: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

93

Pada kategori penyebab terdiagnosa karena HRM (laki-laki beresiko tinggi),

dimensi pertama yaitu dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 1,83, pada

dimensi kedua yaitu dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 2,16, lalu pada

dimensi ketiga yaitu dukungan penghargaan memiliki rataan skor 3, sedangkan pada

dimensi dukungan integritas sosial memiliki rataan skor 2 dan pada dimensi informasi

memiliki rataan skor 1,75. Pada kategori penyebab terdiagnosa karena HRM (laki-laki

beresiko tinggi), dimensi dukungan penghargaan memiliki rataan skor paling tinggi,

namun rataan skor terendah ada pada dimensi dukungan informasi.

Pada kategori terdiagnosa HIV/AIDS karena insulin, dimensi pertama yaitu

dukungan materi/instrumenal memiliki rataan skor 2,33, pada dimensi kedua yaitu

dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor 3, lalu pada dimensi ketiga yaitu

dukungan penghargaan memiliki rataan skor 2,6, sedangkan pada dimensi dukungan

integritas sosial memiliki rataan skor 2,25 dan pada dimensi informasi memiliki

rataan skor 2,5. Pada kategori terdiagnosa HIV/AIDS karena insulin, dimensi

dukungan emosi/psikologis memiliki rataan skor paling tinggi, namun rataan skor

terendah ada pada dimensi integritas sosial.

Pada dimensi dukungan sosial integritas sosial, dari karakteristik responden

penyebab HIV/AIDS karena tidak tahu, free sex (homoseksual dan heteroseksual),

tertular dari suami dan karena insulin memberikan skor terendah. Lalu pada dimensi

dukungan materi/instrumenal mendapatkan skor terendah dari penyebab HIV/AIDS

karena jarum suntik dan penyebab HIV/AIDS karena HRM (laki-laki berseiko

tingggi) memberikan skor terendah pada dukungan informasi.Sedangkan untuk

dukungan tertinggi pada penyebab terdiagnosa HIV/AIDS karena jarum

suntik/narkoba, tertular dari suami dan HRM (laki-laki beresiko tinggi), memberikan

skor tertinggi pada dimensi dukungan penghargaan. Sedangkan pada kategori

Page 110: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

94

penyebab terdiagnosa HIV/AIDS karena tidak tahu penyebab, free sex dan insulin

memiliki pendapat lain dengan memberikan skor tertinggi pada dimensi dukungan

emosi/psikologis. Hal tersebut dapat terlihat bahwa penyebab dari HIV/AIDS juga

mempengaruhi dimensi dukungan sosial yang diterima dari masing-masing

kategori.Dengan demikian, maka terdapat perbedaan pendapat dalam menilai

efektivitas dukungan sosial pada responden dengan kategori penyebab HIV/AIDS.

Page 111: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

95

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas Dukungan Sosial Bagi ODHA

(Orang Dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok”

dapat disimpulkan sebagai berukut:

1. Efektififas dukungan sosial bagi ODHA di kelompok dukungan sebaya kuldesak

memiliki rataan skor (2,49) berdasarkan rataan skor tersebut maka dikategorikan

kurang efektif.

2. Dari kelima dimensi dukungan sosial yang ada memiliki rataan skor sebagai

berikut: Dukungan Materi/Instrumenal memiliki rataan skor (2,25) berdasarkan

rataan tersebut maka dikategorikan kurang efektif, lalu dukungan

emosi/psikologis memiliki rataan skor (2,57) berdasarkan rataan skor tersebut

maka dikategorikan efektif, dukungan penghargaan memiliki rataan skor (2,67)

berdasarkan rataan skor tersebut maka dikategorikan efektif, dukungan Integritas

Sosial memiliki rataan skor (2,45) berdasarkan rataan skor tersebut maka

dikategorikan kurang efektif dan dukungan informasi memiliki rataan skor (2,53)

berdasarkan rataan skor tersebut maka dikategorikan efektif.

3. Dari rataan skor kelima dimensi yang ada, maka dimensi dukungan sosial yang

paling efektif bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) adalah dukungan

penghargaan dengan skor rataan tertinggi 2,67 berdasarkan rataan skor tersebut

maka dikategorikan efektif.

Page 112: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

96

4. Hasil Crosstab atau tabulasi silang menunjukkan berdasarkan jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, status perkawinan, lama terdiagnosa dan penyebab

HIV/AIDS, terdapat perbedaan pendapat dalam menilai dimensi dukungan

materi/isntrumental, dukungan emosi/psikologis, dukungan penghargaan,

dukungan integritas sosial dan dukungan informasi.

5. Hubungan dari penelitian ini dengan jurusan kesejahteraan sosial atau terhadap

profesi pekerja sosial adalah, pekerja sosial dapat membantu ODHA (Orang

dengan HIV/AIDS) didalam memperbaiki dan meningkatkan fungsi sosialnya.

Oleh karena itu, apabila fungsi-fungsi dari ODHA tersebut yang tidak dapat

dilaksanakan secara memadai sehingga menyebabkan ketidakberfungsian atau

masalah bagi anggota-anggota masyarakat, maka pekerja sosial disini diharapkan

dapat menjadi salah satu peran untuk membantu ODHA dalam memperbaiki dan

meningkatkan keberfungsiannya dengan memberikan dukungan sosial. Dengan

demikian, masalah-masalah yang muncul pada ODHA akibat ketiadaan dukungan

sosial dari masyarakat dapat diatasi dengan baik.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas dukungan Sosial bagi ODHA

(Orang dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok”

dapat disarankan bahwa:

1. Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak kedepannya di harapkan agar dapat

meningkatkan dukungan sosial bagi ODHA yang berada di Kelompok Dukungan

Sebaya.

Page 113: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

97

2. Untuk kedua dimensi dukungan yang masih dikategorikan memiliki rataan skor

kurang efektif yakni pada dimensi dukungan instrumenal/materi dan dukungan

integritas sosial untuk lebih ditingkatkan kembali bagi ODHA.

3. Pada dimensi dukungan sosial yang memiliki rataan skor efektif yakni dukungan

sosial emosi/psikologis, dukungan sosial penghargaan dan dukungan sosial

informasi agar di pertahankan. Terutama pada dimensi dukungan penghargaan

yang memiliki rataan skor tertinggi untuk kedepannya menjadi salah satu

keunggulan yang dimiliki kuldesak dalam memberikan dukungan sosial bagi

ODHA.

4. Dalam memberikan dukungan sosial ini dapat dilibatkan profesi selain dokter atau

dapat dikatakan bahwa memerlukan adanya profesi pekerja sosial dalam

membantu memberikan dukungan sosial kepada ODHA agar kembali dapat

berfungsi secara sosial. Lalu untuk kedepannya, diharapkan pula adanya

dukungan sosial spiritual bagi ODHA agar pendekatan agama juga dapat menjadi

salah satu motivasi untuk kehidupan yang lebih baik lagi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyadari bahwa masih

terdapat kekurangan didalamnya.Untuk itu, penulis memberikan beberapa saran

sebagai pertimbangan dalam penyempurnaan penelitian selanjutnya yakni, agar

penelitian selanjutnya dapat lebih mengeksplor penelitian tentang ODHA (Orang

dengan HIV/AIDS) terutama pada dukungan sosial yang diberikan bagi ODHA dan

sumber dukungan sosial tersebut.

Page 114: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

98

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anas Sudjiono.Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Bugin, Burhan.Metodologi Penelitian Kuantitatif.Cetakan Ke-2, Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup, 2005.

Departemen pendidikan dan kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan ke-1,

Jakarta: Balai Pustaka.

E. Miller, James.Effective Support Groups, How to Plan, Design, Facilitate and Enjoy Them.

Fort Wayne, Indiana: Willowgreen Publishing, 1998.

Faisal, Sanapiah.Format-format penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

FX.Suwarto.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999.

Hermawati, Istiana, dkk.Studi Evaluasi Efektivitas KUBE dalam Pengentasan Keluarga

Miskin di Era Otonomi Daerah. Cetakan Ke-1, Yogyakarta: Departemen Sosial RI,

2005.

James A. F Stoner&Alofonsius Sirait.Manajemen. Cetakan Ke-5, Jakarta: Penerbit Erlangga,

1994.

Jonathan Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif&Kualitatif. Cetakan Ke-1, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006.

Kountur, Ronny.Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Cetakan Ke-3, Jakarta: PPM,

2005.

Kurts, Linda Farris.Self-help and dupport groups, California: Sage sourcebooks for the

human services.1997.

Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1995.

Montagnier, Luc, dkk.Para Ahli Menjawab Tentang HIV/AIDS. Jakarta: Pustaka Utama

Grafiti, 1997.

Noor, Juliansyah.Metodologi penelitian. Cetakan Ke-1, Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2011.

Oxford, J., (1992). Community Psycology: Theory & Practice. New York : Jhon Wiley &

Sons, Inc.

Page 115: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

99

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 21 Tahun 2013 Tentang

Penanggulangan HIV/AIDS

Profil Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak

Rachmat kriyanto.Tekhnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: kencana, 2009.

Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Ke-1, Jakarta: Kencana Prenamedia

Group, 2013.

Soedarto.Virologi Klinik Membahas Penyakit-penyakit Virus Termasuk AIDS, Flu Burung,

Flu Babi, dan SARS. Jakarta: CV Sagung Seto, 2010.

Soewarno Hadayaningrat. Azas-azas Organisasi Manajemen.( 1994).

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-20, Bandung:

Alfabeta, 2014.

Syamil Al-qur‟an Miracle The Reference, (Bandung: Sygma Publishing, 2010).

Warto, dkk.UjiCoba Model Pelayanan Sosial Penyandang HIV dan AIDS. Yogyakarta:

Departemen Sosial RI B2P3KS, 2008.

Widhiowati, Didiet & Murni, Rokna, Bagian ke lima: Manual praktek pengembangan sosial

masyarakat “Pemberian Dukungan Kepada Masyarakat”. Bandung: STKS, 2008.

Sumber Jurnal:

Suhardiana Rachmawati, ( 2013). Kualitas hidup orang dengan HIV / AIDS yang mengikuti

terapi antiretroviral. ISSN: 2303-2936 Volume I (1), 48 – 6248.

Sushil Yadav. Perceived social support, hope, and quality of life of persons with HIV/AIDS:

a case study from Nepal. Springer Science+Business Media B.V, 11 December 2009.

Sumber Skripsi:

Agustanti,Dwi.Hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS

(ODHA) di Bandar Lampung. Thesis S2 Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas

Indonesia, 2006.

Wenda Andina Ayu Astari. Efektivitas Publisitas dan Kampanye E-Ticketing oleh Humas

Trans Jakarta. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Pembangunan Nasional, 2015)

Sumber Internet:

Page 116: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

100

Dukungan Sebaya dari Kuldesak SG, web diakses pada 21 Januari 2015 dari

http://www.odhaberhaksehat.org/2014/dukungan-sebaya-dari-kuldesak-sg/

Family Health International, “apa itu hiv/aids?”, pdf diakses pada 19 Januari 2015

Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, “HARI AIIDS

SEDUNIIA 2014” artikel ini diakses pada 20 Januari 2015 dariwww.depkes.go.id

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK, “Jumlah Penderita HIV/AIDS di Depok Terus Bertambah,”

artikel diakses pada 20 Januari 2015 dari

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/12/19/my283y-

jumlah-penderita-hivaids-di-depok-terus-bertambah

Page 117: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

LAMPIRAN

Page 118: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Efektifitas Dukungan Sosial bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) di

Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok

Peneliti : Dhea Ariesta Khairunnisa

Alamat : Komplek Bumi Sawangan Indah 1 Blok A1/19 Sawangan-Depok

No Telp/Hp : 02191604030/083876889144

Peneliti, Dhea Ariesta Khairunnisa, Mahasiswi Program Studi Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta akan melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Dukungan Sosial bagi ODHA

(Orang Dengan HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Seberapa besar efektifitas bentuk dukungan sosial

bagi ODHA di kelompok dukungan sebaya kuldesak dan untuk mengetahui jenis dukungan

yang paling efektif bagi ODHA.

Peneliti menjamin kerahasiaan identitas maupun jawaban yang diberikan responden serta

menjamin bahwa penelitian ini tidak akan memberikan dampak negatif bagi siapapun.

Apabila selama penelitian berlangsung, ada dampak negatif yang dirasakan oleh responden

maka peneliti akan memberikan kompensasi yang sesuai tanpa membebankan responden.

Peneliti juga akan menjunjung tinggi hak-hak responden dan tidak akan memberikan sanksi

apapun bagi responden yang tidak berkenan berpartisipasi dalam penelitian.

Demikianlah penjelasan penelitian ini, semoga dapat meningkatkan partisipasi saudara.

Atas partisipasinya, peneliti ucapkan terima kasih.

Page 119: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan kesediaan menjadi responden pada

penelitian yang berjudul “Efektifitas Dukungan Sosial bagi ODHA (Orang Dengan

HIV/AIDS) di Kelompok Dukungan Sebaya Kuldesak, Kota Depok”, setelah mendapat

penjelasan dari peneliti tentang tujuan, manfaat dan risiko yang akan terjadi selama

penelitian berlangsung.

Saya menyadari bahwa partisipasi saya akan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Oleh kerena itu, dengan sukarela atau tanpa paksaan saya menyatakan bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

Peneliti, Responden,

(…………………….) (….…………….…)

Page 120: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

Petunjuk:

1. Bagi responden dianjurkan untuk membaca dengan teliti semua pertanyaan/pernyataan

yang ada dalam kuisioner

2. Kuisioner terdiri dari 2 bagian:

a. Bagian A, terdiri dari 7 pertanyaan yang langsung diisi oleh responden.

b. Bagian B, terdiri dari 1 pertanyaan tentang sumber dukungan atau bantuan yang

diterima oleh responden dengan memberikan tanda “ ” pada kotak yang tersedia dan

25 pernyataan tentang dukungan sosial/bantuan yang diterima dengan memberikan

tanda “ ” pada kolom yang tersedia, dengan keterangan sbb:

Tp (Tidak pernah) : bila tidak menerima bantuan apapun 1 bulan

Jr (Jarang) : bila menerima bantuan 1-2 kali/bulan

Kd (Kadang-kadang) : bila menerima bantuan 3-4 kali/bulan

Sr (Sering) : bila menerima bantuan 5-6 kali/bulan

Sl (Selalu) : bila menerima bantuan > 6 kali/bulan

3. Semua pertanyaan/pernyataan sedapat mungkin diisi secara jujur dan lengkap.

4. Bila ada pertanyaan/pernyataan yang kurang dipahami, mintalah petunjuk langsung pada

peneliti.

5. Atas partisipasi responden kami mengucapkan terimakasih.

Page 121: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

KUISIONER A : KARAKTERISTIK RESPONDEN

Kode responden : …………………………(diisi oleh peneliti)

Umur : ………………………….(Tahun)

Jenis kelamin : …………………………..

Pendidikan : …………………………..

Status perkawinan : …………………………..

Lama terdiagnosa HIV/AIDS : …………………………..(Bulan/Tahun)

Penyebab terinfeksi HIV/AIDS : …………………………..

KUISIONER B : DUKUNGAN SOSIAL

Pertanyaan :

1. Sumber dukungan sosial yang saya terima berasal dari …….

Tidak ada

Keluarga: Suami/istri, anak, adik/kakak, ayah/ibu, kakek/nenek, kerabat

(paman/bibi/ipar/mertua)

Teman : rekan kerja, teman sebaya, kekasih/pacar, teman klub, teman organisasi

Tenaga professional: dokter, perawat, bidan, petugas kesehatan lainnya

Tenaga non professional: tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh daerah/ aparat

pemerintah.

Page 122: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

Berilah tanda chek list ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi saudara saat ini.

N

O

PERNYATAAN

JAWABAN

Tidak

Pernah

Jarang Sering Selalu

0 x / bln 1-2 x /

bln

5-6 x /

bln

>6 x / bln

1. Saya menerima bantuan uang untuk biaya

pengobatan ketika tidak memilikinya.

2. Saya mendapatkan pinjaman kendaraan

ketika saya butuhkan untuk pergi berobat.

3. Saya akan mendapatkan perhatian ketika

saya mempunyai masalah.

4. Saya merasa nyaman ketika berada didekat

orang lain.

5. Saya menerima pujian ketika berhasil

melakukan tugas yang diberikan.

6. Saya mendapatkan waktu yang memadai

untuk didampingi.

7. Saya akan memperoleh informasi yang

jelas ketika membutuhkannya.

8. Saya mendapatkan saran yang sesuai

keinginan saya.

9. Saya menerima bantuan obat untuk

mengatasi keluhan yang saya rasakan.

10. Saya mendapatkan kasih sayang disaat

yang tepat.

11. Saya mendapatkan pengakuan atas

kelebihan yang saya miliki.

12. Saya menjadi anggota salah satu organisasi

yang ada dimasyarakat.

Page 123: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

13. Saya mendapatkan pengajaran cara

mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

14. Saya akan dibawa berobat pada saat saya

merasakan adanya keluhan.

15. Saya mendapatkan rasa empati disaat saya

merasa adanya keluhan.

16. Saya merasa tidak ada orang yang

mencintai saya saat ini.

17. Saya tetap mendapatkan penilaian positif

dalam kondisi saat ini.

18. Saya mendapatkan tawaran bekerja sama

dengan orang lain.

19. Saya akan mendapatkan bantuan jasa saat

saya membutuhkannya.

20. Saya akan mendapat bantuan makanan

ketika dibutuhkan.

21. Saya tetap merasa senang dengan kondisi

saya saat ini.

22. Saya merasa pendapat saya dihargai.

23. Saya merasa dimiliki oleh orang-orang

disekitar saya.

24. Saya mengikuti kegiatan sosial yang ada di

masyarakat.

25. Saya menerima umpan balik terhadap apa

yang saya lakukan.

*Sumber kuisioner: Dwi Agustanti, SKp, “Hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup Orang Dengan

HIV/AIDS (ODHA) di Bandar Lampung (Tesis S2, FIK-UI, 2006).

Page 124: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …
Page 125: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …
Page 126: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …
Page 127: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

Pedoman Observasi

Melihat segala sesuatu yang ada didalam proses kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya

Kuldesak.

A. Melihat proses kegiatan kelompok dukungan sebaya kuldesak sebagai berikut:

1. Melihat Kegiatan Beauty Class bagi Ibu-ibu Rumah Tangga ODHA

2. Melihat dan mengikuti Seminar IMS (Infeksi Menular Seksual) yang diadakan oleh

KPA Kota Depok dan bekerjasama dengan Kuldesak

3. Melihat dan mengikuti Kelas Hukum dan Paralegal di KDS Kuldesak yang diadakan

setiap bulannya

4. Melihat talkshow HIV/AIDS dan tes VCT HIV/AIDS di Masyarakat

5. Melihat dan Mengikuti Pertemuan Rutin ODHA di Puskesmas Pancoranmas, Depok

B. Melihat Sarana dan Prasarana yang ada dikelompok dukungan Sebaya Kuldesak

Page 128: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

HASIL OBSERVASI

Fokus Observasi : Melihat Kegiatan Beauty Class bagi Ibu-ibu Rumah Tangga ODHA

Waktu Observasi : 15.00-17.00

Tempat Observasi : Kuldesak

Orang yang terlibat : Para Pengurus Kuldesak

Waktu Deskripsi Makna

15.00 - 17.00 Salah satu program kuldesak adalah

memberikan life skill bagi para ODHA yang

berada di kuldesak. Salah satunya dengan

memberikan keterampilan dalam

menggunakan make-up. Disini kuldesak

memberikan skill bagi ibu-ibu dalam

mempergunakan make-up. Peneliti juga

membantu menjadi model dalam kegiatan

make up tersebut. Setiap tahapan mulai dari

memberikan foundation sebagai alas utama

dalam bermake-up. Lalu bagaimana

menyapukan bedak secara rata diwajah.

Sampai bagaimana cara mempergunakan eye

shadow dengan memadukan warna yang

cocok di kelopak mata. Lalu bagaimana cara

Kegiatan ini bertujuan untuk

membangun kepercayaan diri ibu-

ibu dengan belajar menggunakan

make-up. Hal ini juga menjadi

salah satu bentuk dukungan

informasi. Yakni dimana dukungan

informasi dibutuhkan bagi diri ibu-

ibu ODHA tersebut. Dukungan

informasi ini berarti memberi

informasi atau mengajarkan suatu

keahlian yang dapat memberi solusi

terhadap satu masalah. Yakni

dengan karena stigma negatif tetang

ODHA namun, dengan adanya

kegiatan ini diharapkan agar

Page 129: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

membentuk alis agar terlihat rapih dan

cantik. Serta cara menggunakan blush on

dikedua pipi dan juga bagaimana

memnggunakan lipstick agar rapih. Semua

diajarkan salam sesi beauty class tersebut.

Ibu-ibu terlihat antusias saat acara

berlangsung. Masing-masing dari ibu-ibu

tersebut juga mencoba mempergunakan

make-up pada dirinya sendiri dengan alat

yang telah disediakan oleh pengurus

kuldesak. Dengan begitu ibu-ibu dapat

melihat hasil dari belajar make-upnya hari

ini.

kepercayaan diri masing-masing

terutama pada ibu-ibu ODHA ini

dapat terbangun kembali.

Page 130: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

HASIL OBSERVASI

Fokus Observasi : Melihat dan mengikuti Seminar IMS (Infeksi Menular Seksual) yang

diadakan oleh KPA Kota Depok dan bekerjasama dengan Kuldesak

Waktu Observasi : 09.00 – 13.00 WIB

Tempat Observasi : Rumah Makan Roti Bakar Eddy, Margonda

Orang yang terlibat : Pengurus Kuldesak dan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Kota

Depok

Waktu Deskripsi Makna

09.00 – 13.00

WIB

Dalam acara seminar IMS (Infeksi Menular

Seksual) ini tidak hanya didatangi oleh

populasi kunci (ODHA) tetapi juga

didatangi oleh ibu-ibu PKK yang aktif

dalam menangani kasus HIV/AIDS di

Depok. Ibu-ibu PKK ini biasanya berperan

dalam mendampingi ODHA untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan. Ibu-ibu

PKK ini juga menjadi salah satu mitra

Kuldesak untuk menjangkau ODHA agar

mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Disini dapat terlihat keterlibatan kuldesak

dalam menanggulangi HIV/AIDS sangat

Dari kegiatan tersebut menjadi

salah satu wadah untuk memerangi

virus HIV/AIDS dan tidak

memberikan stigma negatif pada

penderitanya. Kegiatan ini juga

menjadi salah satu bentuk

dukungan informasi bagi ODHA

terutama. Karena dukungan

informasi ini termasuk pemberian

nasehat, arahan, saran dan feedback

atau umpan balik tentang apa yang

sedang dan telah dilakukan

seseorang. Hal tersebut terlihat dari

Page 131: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

besar. Dengan menjangkau populasi kunci

(ODHA) dapat menekan penyebaran

HIV/AIDS di Depok. Serta dapat

memberikan edukasi kepada ODHA untuk

melakukan pengobatan yakni berupa terapi

ARV. Dan kuldesak juga sebagai mitra

KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Kota

Depok dalam menjangkau populasi kunci.

Dalam acara tersebut, menghadirkan Dokter

Mira, Dokter spesialis kulit & penyakit

kelamin dari unit puskesmas Cimanggis.

Dokter tersebut menjelaskan tentang

macam-macam penyakit seksual dan

bagaimana penularannya. Terutama untuk

penularan HIV/AIDS yang hanya menular

melalui: hubungan seksual, cairan sperma,

cairan vagina, asi dan melalui darah.

HIV/AIDS tidak menular melalui hubungan

sosial sehari-hari maupun kontak fisik

seperti bersalaman. Hal ini juga menjadi

pengetahuan masyarakat agar tidak

memberikan stigma negatif pada penderita

HIV/AIDS.

pemberian informasi tentang

penyakit oleh Dokter Mira pada

pasien yang membutuhkannya.

Page 132: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

HASIL OBSERVASI

Fokus Observasi : Melihat dan mengikuti Kelas Hukum dan Paralegal di KDS Kuldesak

Waktu Observasi : 14.00 – 17.00 WIB

Tempat Observasi : Sekretariat Kuldesak

Orang yang terlibat : Pengurus Kuldesak dan Pembicara dari lembaga Hukum

Waktu Deskripsi Makna

14.00 – 17.00

WIB

Kegiatan kelas hukum paralegal ini

merupakan salah satu dari program study

club yang ada di Kuldesak. Kelas hukum

para legal kali ini sedang membahas

mengenai undang-undang narkotika di

Indonesia. Sesi kelas hukum paralegal ini

dibawakan pembicara dari lembaga hukum

yang sangat memahami hukum dalam

undang-undang. Kelas ini dihadiri oleh

ODHA yang menjadi anggota Kuldesak.

Kelas hukum paralegal ini memberikan

pengetahuan mengenai hukum narkotika di

Indonesia. Dimana kebanyakan ODHA yang

ada di Kuldesak merupakan Penasun

(Pengguna Napza Suntik)/mantan pemakai

Dengan adanya kelas hukum

paralegal ini menjadi salah satu

wadah untuk memberikan

pengetahuan kepada ODHA karena

penyalahgunaan napza. Untuk

pengurus kuldesak sendiri,

pengetahun ini sebagai acuan dalam

memperjuangkan hak teman-teman

penyalahgunaan napza untuk

mendapatkan rehabilitasi secara

medis dan sosial. Kegiatan ini juga

menjadi salahsatu bentuk dukungan

informasi untuk ODHA dalam

mengetahui perundang-undangan

yang ada di Indonesia.

Page 133: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

narkoba. Dalam kelas tersebut mengupas

tentang hukum yang akan diterima oleh

penyalahguna narkoba. Dalam undang-

undang juga dijelaskan bahwa penyalahguna

narkoba ini seharusnya mendapatkan

rehabilitasi secara medis maupun sosial.

Dengan begitu sang penyalahguna narkoba

dapat sembuh dengan adanya pengobatan

serta dapat berfungsi secara sosial kembali

dengan adanya rehabilitasi tersebut. Namun

yang dirasakan saat ini bahwa undang-

undang tentang rehabilitasi pada pengguna

napza tersebut dirasa belum terealisasikan

dengan baik. Selama ini penyalahgunaan

napza hanya dijatuhkan hukuman pidana.

Banyak teman-teman ODHA yang berdebat

dan antusias dengan topic yang dibicarakan

dalam kelas hukum paralegal ini.

Page 134: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

HASIL OBSERVASI

Fokus Observasi : Melihat talkshow HIV/AIDS dan tes VCT HIV/AIDS di Masyarakat

Waktu Observasi : 10.00 – 12.00 WIB

Tempat Observasi : Jalan Kapuk Margonda, Halaman Kos-kosan

Orang yang terlibat : Pengurus Kuldesak dan Karang Taruna

Waktu Deskripsi Makna

10.00 – 12.00

WIB

Talkshow tentang HIV/AIDS ini dilakukan

kuldesak yang bermitra dengan karang taruna

di lingkungan masyarakat dekat dengan

lokasi Kuldesak yakni di Jalan Kapuk

Margonda. Talkshow ini mengundang Dokter

Naweng dari unit puskesmas Beji, Depok

sebagai ahli tentang penyakit HIV/AIDS dan

para pengurus kuldesak sebagai sumber

informan HIV/AIDS. Lalu Dokter Naweng

memberikan penjelasan kepada masyarakat

tentang apa itu penyakit HIV/AIDS dan

bagaimana cara penularannya. Tentu saja

HIV/AIDS tidak menular secara sosial dan

kontak fisik seperti bersalaman. Lalu disesi

lainnya, 2 orang pengurus kuldesak yakni

Dalam kegiatan talksow ini yang

mengadirkan pengurus kuldesak

sebagai informan HIV/AIDS yang

bertujuan agar masyarakat tidak

merasa takut dekat dengan ODHA

(Orang Dengan HIV/AIDS) dan

lagi-lagi disini Kuldesak berupaya

agar masyarakat tidak memberikan

stigma negatif dan diskriminasi

kepada ODHA. Karena ODHA

juga berhak untuk menjalani

kehidupan sehari-harinya seperti

selayaknya orang-orang biasa.

Page 135: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

Bang Awang dan Bang Dian menjelaskan

tentang apa itu Kuldesak dan juga

memberikan penjelasan tentang

penanggulangan HIV/AIDS. Dan salah satu

pengurus kuldesak yang juga menjadi

moderator dalam acara talkshow tersebut,

Mba Hages juga menceritakan

pengalamannya yang dapat memiliki anak

dengan HIV negatif dan tentu dengan

serangkaian program yang ia lakukan dari

rumah sakit salahsatu caranya dengan

melihat jumlah virus dan CD4 yang ada

didalam tubuh si Ibu.Disini Kuldesak

mengajak masyarakat untuk memerangi virus

HIV/AIDS serta untuk tidak menjauhi dan

memberikan stigma negatif pada

penderitanya. Sambil berjalannya acara

talkshow juga diadakan donor darah dan

VCT/tes HIV/AIDS untuk menjangkau

masyarakat yang beresiko terkena

HIV/AIDS.

Page 136: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

HASIL OBSERVASI

Fokus Observasi :Melihat dan Mengikuti Pertemuan Rutin ODHA di Puskesmas

Pancoranmas, Depok

Waktu Observasi : 09.00 – 13.00 WIB

Tempat Observasi : Puskesmas Pancoranmas, Depok

Orang yang terlibat : Pengurus Kuldsak, Dokter Puskesmas dan ODHA (Orang Dengan

HIV/AIDS) yang hadir

Waktu Deskripsi Makna

09.00 – 13.00

WIB

Dalam pertemuan ODHA (Orang Dengan

HIV/AIDS) di puskesmas pancoranmas

Depok. Saat peneliti datang, rangan aula

puskesmas sudah mulai didatangi peserta

kegiatan. Hari itu terlihat beberapa

diantaranya berpasangan suami istri dan

beberapa turut serta membawa anaknya.

Dari yang peneliti dapatkan dari hasil

interaksi dengan beberapa ODHA, terdapat

ODHA yang sigle parent dikarenakan salah

satu pasangannya telah menghadap terlebih

dahulu kepada illahi akibat penyakit

HIV/AIDS yang juga diderita pasangannya

tersebut. Lalu Kuldesak membuat bangku

Dari diadakannya pertemuan

ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)

ini dapat membuka jalan untuk

saling bertukar pikiran. Hal ini juga

menjadi salah satu dukungan

emosi/psikologis yakni dukungan

emosi ini melibatkan ekspresi

empati, perhatian, dorongan dan

keprihatinan terhadap seseorang.

Dukungan emosi adalah dukungan

yang dapat membuat seseorang

merasa nyamabn, tenang, rasa

memiliki dan dicintai saat stress.

Seseorang yang terinfeksi

Page 137: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

didalam ruangan membentuk bulatan. Lalu

para pengurus Kuldesak mengajak ODHA

untuk saling bertukar pikiran. Yakni salah

satunya tentang pengobatan/terapi ARV,

disini Kuldesak berperan dalam

memberikan informasi seputar pengobatan

dan terapi ARV. Terutama memberikan

informasi tentang kepatuhan meminum obat

ARV, hal ini dikarenakan kebanyakan

ODHA lupa dan telat meminum obat ARV.

Ketelatan itu dapat berpengaruh pada

perkembangan virus HIV/AIDS yang ada

dalam CD4. Kuldesak juga memberikan

motivasi kepada para ODHA untuk terus

semangat dalam menjalani pengobatan dan

kegiatan sehari-hari agar ODHA dapat

merasa percaya diri. Disini kuldesak

menggunakan pendekatan dengan kata

sesama ODHA dan senasib

sepenanggungan, dengan begitu para

ODHA yang hadir dapat merasakan apa

yang dirasakan. Disni ODHApun mudah

terbuka dan merasa lebih percaya diri

HIV/AIDS tanpa stress saja sudah

mengalami penurunan daya tahan

tubuh karena sifat virus HIV yang

merusak sistem imun seseorang,

apalagi dengan adanya stress. Oleh

karena itu dukungan emosional ini

sangat dibutuhkan oleh ODHA

demi mempertahankan dan

meningkatkan status kesehatannya.

Juga pertemuan ini merupakan

dukungan penghargaan bagi

ODHA, dukungan penghargaan ini

merupakan informasi yang

diberikan pada seseorang bahwa dia

dihargai dan diterima, diakui

keberadaannya dan rasa dimiliki

dan dicintai orang lain. Harga diri

seseorang dapat ditingkatkan

dengan cara mengkomunikasikan

kepadanya bahwa dia bernilai dan

diterima meskipun tidak luput dari

kesalahan. ODHA membutuhkan

dukungan penghargaan berupa

Page 138: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

dengan adanya kelompok dukungan sebaya

kuldesak ini. Setelah sesi kuldesak,

dilanjutkan dengan menghadirkan dokter

khusus yang menangani HIV/AIDS dalam

pertemuan tersebut yakni ada dokter Dian

yang menjelaskan tentang apai itu penyakit

HIV/AIDS dan bagaimana fenomena

penyakit tersebut didalam masyarakat dan

pengobatan apa yang harus dilakukan.

Penjelasan tersebut juga ditambahkan oleh

Dokter Ningsih yang juga menjelaskan

bahwa penderita HIV/AIDS menurut data

kumulatif HIV/AIDS jenis kelamin tahun

1987-2014 lebih banyak laki-laki yang

mengidap HIV/AIDS sebanyak 54%

sedangkan perempuan sebanyak 30% dan

tidak melaporkan jenis kelamin sebanyak

16%. Lalu setelah sesi presentasi selesai

dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab.

Banyak ODHA yang antusias dalam sesi ini

dan menanyakan tentang kepatuhan

meminum obat.

penerimaan dan penilaian positif.

Page 139: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

HASIL OBSERVASI

Fokus Observasi : Melihat Sarana dan Prasarana di Kuldesak

Waktu Observasi : 14.00 WIB

Tempat Observasi : Sekretariat Kuldesak

Orang yang terlibat : Sekretariat Kuldesak dan Peneliti

Waktu Deskripsi Makna

14.00 WIB 1. Ruang tamu, lengkap dengan

kursi panjang dan meja

2. Ruang kerja dengan 1 unit

komputer, 1 unit laptop, 3 buah

printer, 1 telpon kantor, kursi dan

meja

3. 1 etalase besar berisikan majalah

kuldesak/ majalah kuldezine

4. 2 rak berkas

5. 1 lemari besi besar

6. 2 papantulis

7. 1 lemari kayu

8. 1 rak rotan untuk menyimpan

laporan

9. 1 rak contoh obat HIV/AIDS

Page 140: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

10. 1 rak besi untuk menyimpan

berkas

11. Kamar mandi

12. Dapur

13. Ruang makan

14. Parkiran depan

Page 141: EFEKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL BAGI ODHA (ORANG …

DOKUMENTASI

Pengisian kuisioner yang dilakukan di Sekretariatan Kuldesak setelah kegiatan kelas hukum

paralegal.

Pengisian kuisioner yang dilakukan saat pertemuan rutin di puskesmas Pancoran mas Depok

yang bertempat diaula lantai 2 puskesmas Pancoranmas Depok.