Edukasi Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes Militus

4
Edukasi yang diberikan kepada pasien agar Diabetes Militus pasien terkontrol yaitu : Perencanaan diet : Pembagian kalori biasanya 50% - 60% dari KH kompleks, 20% dari protein, dan 30% dari lemak. Diet juga mencakup serat, vitamin, dan mineral. Tetapi sebaiknya untuk pasien ditekankan untuk merubah pola makannya dan mentaati apa yang disebut dengan 3J (Jadwal makanan, jumlah makanan, dan jenis makanan) o Jadwal makanan: Hindarilah jadwal makan pada waktu – waktu malam hari, karena aktivitas akan cenderung berkurang pada malam hari sehingga dapat menumpuk glukosa, lemak, dsb yang akhirnya dapat menyebabkan DM tipe 2 Aturlah jeda pola makan agar tidak terlalu sering memakan makanan seperti makan berat hanya 2 – 3 kali, dan disertain selingan pada waktu menjelang makan siang o Jumlah makanan: Batasi jumlah konsumsi karbohidrat dengan jumlah persentase berkisar 40% dari kebutuhan normal Untuk lemak dapat dibatasi samapi 10 – 15 % dari kebutuhan normal Untuk protein tidak terlalu berdampak langsung sehingga dapat dikonsumsi dalam jumlah 15 – 20 %. Untuk pasien kasus nefropati sebaiknya konsumsi protein hanya 10 % dari total asupan energy.

description

semoga bermanfaat

Transcript of Edukasi Yang Diberikan Kepada Pasien Diabetes Militus

Edukasi yang diberikan kepada pasien agar Diabetes Militus pasien terkontrol yaitu : Perencanaan diet : Pembagian kalori biasanya 50% - 60% dari KH kompleks, 20% dari protein, dan 30% dari lemak. Diet juga mencakup serat, vitamin, dan mineral. Tetapi sebaiknya untuk pasien ditekankan untuk merubah pola makannya dan mentaati apa yang disebut dengan 3J (Jadwal makanan, jumlah makanan, dan jenis makanan) Jadwal makanan: Hindarilah jadwal makan pada waktu waktu malam hari, karena aktivitas akan cenderung berkurang pada malam hari sehingga dapat menumpuk glukosa, lemak, dsb yang akhirnya dapat menyebabkan DM tipe 2 Aturlah jeda pola makan agar tidak terlalu sering memakan makanan seperti makan berat hanya 2 3 kali, dan disertain selingan pada waktu menjelang makan siang Jumlah makanan: Batasi jumlah konsumsi karbohidrat dengan jumlah persentase berkisar 40% dari kebutuhan normal Untuk lemak dapat dibatasi samapi 10 15 % dari kebutuhan normal Untuk protein tidak terlalu berdampak langsung sehingga dapat dikonsumsi dalam jumlah 15 20 %. Untuk pasien kasus nefropati sebaiknya konsumsi protein hanya 10 % dari total asupan energy. Anjuran konsumsi serat adalah 25 g/hari. Karena pasien hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg garam dapur Jenis makanan : Batasi dan atau hindari bahan makanan seperti gula dan pemanis, makanan berlemak, goreng gorengan, junk food, bakar bakaran dan makanan yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Perbanyaklah konsumsi makanan yang mengandung serat seperti jagung, kacang kacangan, umbi umbian, sayur sayuran hijau, buah buahan seperti apel, papaya, pisang. Substitusi bahan makanan karbohidrat dengan glukosa tinggi seperti nasi putih dengan bahan makanan lain seperti nasi merah, kentang rebus. Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, tahu, dan tempe.

Olahraga : Program olahraga digabung dengan penurunan berat badan telah memperlihatkan peningkatan sensitivitas insulin dan menurunkan kebutuhan terhadap intervensi farmakologik. Untuk itu, olahraga terbukti dapat meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga kadar glukosa turun. Untuk olahraga pasien dapat mencoba olahraga seperti olahraga aerobic seperti senam, jogging, dsb. Karena menurut penelitian olahraga aerobic sangat bermanfaat untuk menurunkan potensi diabetes militus tipe 2. Faktor stress : peneybab lain dari diabetes militus tipe 2 adalah stress. Tensi kerja yang tinggi dan sibuk menjadi penyebab stress. Diketahui stress dapat meningkatkan gula darah melalui mekanisme hormonal seperti pada kortisol. Untuk itu pasien sebaiknya mengurangi kesibukkan kerjanya dan tidak berlebihan dalam pembagian waktu bekerja. Luangkanlah waktu untuk rileks agar tidak mudah stress Melakukan Check-up : pasien disarankan untuk mengontrol DMnya dengan cara melakukan control rutin terhadap berat badannya, kadar gula darahnya, profil lipidnya, dan pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan HbA1C. Edukasi tentang penyakit DM tipe 2 Beri tahu pasien tentang penyakitnya bahwa Diabetes mellitus, atau yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis, adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh: ketidakmampuan organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara efektif, atau gabungan dari kedua hal tersebut.Pasien juga diberi tahu jika DM yang dia derita adalah tipe 2 yaitu DM yang disebabkan oleh resistensi insulin, sehingga penggunaan insulin oleh tubuh menjadi tidak efektif. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh pola hidup pasien yang tidak sehat dan pola makan pasien yang tidak teratur. Pasien juga diberitahukan gejala DM tipe 2, yaitu : poliuria (banyak berkemih) polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum) polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus) pruritus parastese penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal penglihatan kabur penyembuhan luka yang buruk disfungsi ereksi pada pasien pria gatal pada kelamin pasien wanitamemberitahukan bahaya penyerta DM, seperti :1. Masalah saraf (neuropati), menyebabkan rasa seperti ditusuk tusk pada kaki dan tangan.2. Penyakit ginjal (nefropati) yang pada tahap akhir dapat menyebabkan gagal ginjal.3. Penyakit kardiovaskuler yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.4. Masalah pada mata dapat menyebabkan retinopati galukoma dan katarak premature.5. Luka bagian kaki sehngga menyebabkan gangrene.6. Penuaan dini.Kondisi pasien masih dapat terkontrol tanpa mengkonsumsi obat apabila pasien patuh dan konsisten dalam menjalankan diet dan melakukan olah raga teratur. Apabila pasien tidak merasa yakin sanggup menjalankan programnya, maka sebaiknya pasien ditopang dengan terapi farmakologis diabetes mellitus.