Buku Diabetes Militus

42
1 DIABETES MILITUS DIABETES MILITUS NURSINTA TAHAKU FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN JURUSAN FARMASI UNIVERSITAS NEGERI GORONTSLO

description

buku

Transcript of Buku Diabetes Militus

Page 1: Buku Diabetes Militus

1

DIABETES MILITUS

DIABETES MILITUS

NURSINTA TAHAKU

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN

JURUSAN FARMASI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTSLO

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PRESS

Page 2: Buku Diabetes Militus

2

PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan buku

yang membahas tentang Diabetes Melitus ini dapat penulis

selesaikan tepat pada waktunya. Salam dan Shalawat kepada

Junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW sebagai pendidik

terbaik yang pernah ada di muka bumi ini.

Meskipun demikian, saya menyadari sepenuhnya

bahwa penyusunan buku ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun kalimatnya.

Olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan buku ini semoga bantuannya mendapat

balasan yang setimpal dari Allah SWT. AMIN.

Gorontalo, Juli 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. PENGERTIAN DIABETES MILITUS

BAB III. TYPE – TYPE DIABETES MILITUS

3.1 Diabetes mellitus tipe 1

3.2 Diabetes mellitus tipe 2

3.3 Diabetes mellitus tipe 3

BAB IV TANDA DAN GEJALA DIABETES MILITUS

4.1 Faktor Penyebab Diabetes Militus

4.2 Patofisiologi

4.3 Komplikasi

4.4 Cara pengobatan dan Penanganan Diabetes Militus

4.5 Perawatan Preventif

BAB V HUBUNGAN DIABETES MILITUS DENGAN ANGGOTA TUBUH

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Buku Diabetes Militus

3

BAB I

PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah

kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat

menurunkan Sumber Daya Manusia.

Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu,

tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada

survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk

pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita

DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok

umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat

ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati

skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun

diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar

antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis,

hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.

DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang

disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah

(hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut

maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali

sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit

tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam

pancreas. Ada 2 macam type DM :

DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada

insulin. DM ini disebabkan akibat kekurangan insulin dalam

darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas.

Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing

(terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian

besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus.

Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin

seumur hidup.

DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada

insulin. DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat

Page 4: Buku Diabetes Militus

4

bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau

bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk

metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa

dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75%

dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat

kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.

DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional

(bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type 1

diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has

progressed to require injected insulin, latent autoimmune

diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA)

atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan

pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan

protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM

mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar

20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup

 

BAB II

PENGERTIAN DIABETES MILITUS

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν,

diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus,

rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah

penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang

disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa

Page 5: Buku Diabetes Militus

5

hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein, sebagai akibat dari:

defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau

keduanya

defisiensi transporter glukosa.

atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh

diabetes mellitus, antara lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia,

sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria,

distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi,

sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia,

hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain.

DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan

pankreas untuk mensekresi insulin (hormon yang responsibel

terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang

umum adalah terjadinya hiperglikemia.

DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia

yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin

yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah

makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula

darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya

berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah

biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan

atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat

lainnya.

Page 6: Buku Diabetes Militus

6

BAB III

TYPE – TYPE DIABETES MILITUS

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan

bentuk diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:

1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis

hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang

disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan

bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis

jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria,

tidak termasuk pada penggolongan ini.

2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi

insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi

insulin

3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational

impaired glucose tolerance, dan menurut tahap klinis

tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:

·         Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus

defisiensi peptida-C.

Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini,

sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk mencapai

gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan

tambahan hormon dari luar tubuh.

Not insulin requiring diabetes.

      3.1 Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa

Inggris: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-

dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang

terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah

akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau

Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak

maupun orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak

dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga.

Page 7: Buku Diabetes Militus

7

Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan

berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya.

Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin

umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama

pada tahap awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada

diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang

menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas

tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan

menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap

tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.

Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling

awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin,

ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma

bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga

diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga).

Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga

dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang

memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam

sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga

dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang

dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk

pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus.

Perawatan tidak akan memengaruhi aktivitas-aktivitas normal

apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan

kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan.

Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus

sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l.

Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5

mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang

lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic events".Angka di

atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak

Page 8: Buku Diabetes Militus

8

nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga

menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l)

biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat

mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah,

yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kehilangan

kesadaran.

 3.2 Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset

diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent

diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus

yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam

sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme

yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang

mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon

insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh

disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang

menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang

peka terhadap insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan

glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah

oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19

yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada

manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi,

rasio RBP4 dan hormon resistin yang tinggi, peningkatan laju

metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati,

penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi

esterifikasi pada hati.

Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah

berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai

dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang

dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau

mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah

penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi

Page 9: Buku Diabetes Militus

9

dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang

menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya

resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor

predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan

dengan pengeluaran dari adipokines ( nya suatu kelompok

hormon) itu merusak toleransi glukosaObesitas ditemukan di

kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis

dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram

dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah

terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan

anak-anak.

Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum

hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati

dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet

(umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat

pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali

kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban

adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai

15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito abdominal

yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan

dengan lisan [antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab]

produksi hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak

terhalang, lisan ( sering yang digunakan di kombinasi) kaleng

tetap digunakan untuk meningkatkan produksi hormon insulin (

e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak

sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan

hormon insulin sampai taraf tertentu ( e.g., metformin), dan

pada hakekatnya menipis pembalasan hormon insulin ( e.g.,

thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon

insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau

dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang

tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam

banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika

mengambil kebanyakan pengobatan.

Page 10: Buku Diabetes Militus

10

Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang

disebut sitagliptin, baru-baru ini diperkenankan untuk

digunakan sebagai pengobatan diabetes mellitus tipe 2. Seperti

zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin

akan membuka peluang bagi perkembangan sel tumor maupun

kanker.

Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM

pada manusia adalah defisiensi metabolisme oksidatif di dalam

mitokondria pada otot lurik. Sebaliknya, hormon tri-

iodotironina menginduksi biogenesis di dalam mitokondria dan

meningkatkan sintesis ATP sintase pada kompleks V,

meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV,

menurunkan spesi oksigen reaktif, menurunkan stres oksidatif,

sedang hormon melatonin akan meningkatkan produksi ATP di

dalam mitokondria serta meningkatkan aktivitas respiratory

chain, terutama pada kompleks I, III dan IV. Bersama dengan

insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang mengatur

fosforilasi oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi

lain, metalotionein yang menghambat aktivitas GSK-3beta

akan mengurangi risiko defisiensi otot jantung pada penderita

diabetes.

Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang

dengan dramatis, diikuti dengan pengurangan berat tubuh,

setelah dilakukan bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai

akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para

ahli belum dapat menentukan apakah metoda ini dapat

memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan perubahan

homeostasis glukosa.

Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung

senyawa hesperidin dan naringin, diketahui menyebabkan

peningkatan mRNA glukokinase,

peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan

peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom

Page 11: Buku Diabetes Militus

11

peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan

leptin

penurunan ekspresi GLUT2 pada hati

penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar

trigliserida pada hati

penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam

hati, antara lain dengan menekan 3-hydroxy-3-

methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-KoA,

kolesterol asiltransferase

penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan

aktivitas karnitina palmitoil, antara lain dengan

mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase

dan fosfatidat fosfohidrolase

meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau

menurunkan laju lintasan glukoneogenesis

sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA

fosfoenolpiruvat karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di

dalam hati.

Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak

ditemukan pada buah jenis jeruk, sedang naringin banyak

ditemukan pada buah jenis anggur.

  3.3 Diabetes mellitus tipe 3

Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris:

gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double

diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require

injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5"

diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang

terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan,

dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada

lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak

kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita

penderita GDM bertahan hidup.

Page 12: Buku Diabetes Militus

12

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–

5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat

meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM

dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis

yang cermat selama masa kehamilan.

Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani

dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun

sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi

makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit

jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot

rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat

produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan

pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan

sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum

kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari

perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi

kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi

plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda

bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang

berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

Page 13: Buku Diabetes Militus

13

BAB IV

TANDA DAN GEJALA DIABETES MILITUS

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang

menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari

efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar

gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni

(urine) penderita kencing manis yang mengandung gula

(glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti

semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh

penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan &

kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

4.1 Faktor Penyebab Diabetes Militus

Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor

pemicu,diantaranya:

Ø  Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar

kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya

diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak

diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai

dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan

pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.

Ø  Obesitas (kegemukan)

Page 14: Buku Diabetes Militus

14

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg

cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit

diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk

berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.

Ø  Faktor genetis

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua

kepada anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh

anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan

gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun

resikonya sangat kecil.

Ø  Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang

menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan

mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada

sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh

termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi

dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

Ø  Penyakit dan infeksi pada pancreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga

dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan

menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi

hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk

insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia

dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.

Ø  Pola hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab

diabetes mellitus. Jika orang malas berolah raga memiliki

resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus

karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang

berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam

tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus

selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO)

mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik

hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun

Page 15: Buku Diabetes Militus

15

belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam,

berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih

memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden

Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di

Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit

aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding

mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

Ø  Teh manis

Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula

menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko

kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-

300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita

dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung

aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200

kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk.

Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya:

obesitas dan diabetes.

Ø Gorengan

Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat

kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi

pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes

melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular

(PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner,

dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia.

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai

dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol

jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol

baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di

masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai

makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

Ø  Suka ngemil

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau

malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes.

Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua

Page 16: Buku Diabetes Militus

16

potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal,

biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya

mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan

yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam

makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula

dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan

dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

Ø  Kurang tidur.

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi

terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago

mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan

kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis.

Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat

merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu

makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu

menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula

darah naik.

Ø  Sering stress

Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak

terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan

meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol

supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk

beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa

untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu

tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama

saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

Ø  Kecanduan rokok

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572

relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok

aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula

bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi

kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan

dan olahraga.

Page 17: Buku Diabetes Militus

17

Ø  Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi

hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil

kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah.

Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik

Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi

berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan,

pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi

insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan

tidak berfungsi dengan baik.

Ø  Keranjingan soda

Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study

II terhadap 51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa

peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan

dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti

mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan

pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan

kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong

untuk minum lebih banyak.

4.2 Patofisiologi

Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai

macam kelainan hormonal, seperti hormon sekresi kelenjar

adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi pengamatan yang

sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan

diabetes mellitus sering disebut terkait oleh akromegali dan

hiperkortisolisme atau sindrom Cushing.

Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom

Cushing sering berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati

dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia dan

hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit kardiovaskular

dan berakibat kematian.

GH memang memiliki peran penting dalam

metabolisme glukosa dengan menstimulasi glukogenesis dan

lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam

Page 18: Buku Diabetes Militus

18

lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1 (IGF-I)

meningkatkan kepekaan terhadap insulin, terutama pada otot

lurik. Walaupun demikian, pada akromegali, peningkatan rasio

IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena

berlebihnya GH.

Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan

GH pada sebagian banyak orang, tetapi karena juga

menghambat sekresi insulin dari pankreas, terapi ini akan

memicu komplikasi pada toleransi glukosa.

Sedangkan hipersekresi hormon kortisol pada

hiperkortisolisme yang menjadi penyebab obesitas viseral,

resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada

hiperglisemia dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya

resistansi insulin, stimulasi glukoneogenesis dan

glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi,

hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.

Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid

berupa tri-iodotironina dengan hipertiroidisme yang

menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.

Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan

toleransi glukosa yang disebabkan oleh hiposekresi insulin,

seperti yang terjadi pada pasien bedah pankreas,

feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.

Hipersekresi hormon ditengarai juga menginduksi

diabetes tipe lain, yaitu tipe 1. Sinergi hormon berbentuk

sitokina, interferon-gamma dan TNF-α, dijumpai membawa

sinyal apoptosis bagi sel beta, baik in vitro maupun in vivo.

Apoptosis sel beta juga terjadi akibat mekanisme Fas-FasL,

dan/atau hipersekresi molekul sitotoksik, seperti granzim dan

perforin; selain hiperaktivitas sel T CD8- dan CD4-.

4.3 Komplikasi

Komplikasi jangka lama termasuk penyakit

kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal

Page 19: Buku Diabetes Militus

19

(penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat

menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat

menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.

Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar

gula darah buruk.

Komplikasi jangka panjang dari diabetes

Organ/jaringan

yg terkenaYg terjadi Komplikasi

Pembuluh

darah

Plak aterosklerotik

terbentuk &

menyumbat arteri

berukuran besar

atau sedang di

jantung, otak,

tungkai & penis.

Dinding pembuluh

Sirkulasi yg jelek

menyebabkan

penyembuhan luka yg

jelek & bisa

menyebabkan penyakit

jantung, stroke, gangren

kaki & tangan, impoten

& infeksi

darah kecil

mengalami

kerusakan sehingga

pembuluh tidak

dapat mentransfer

oksigen secara

normal &

mengalami

kebocoran

Mata

Terjadi kerusakan

pada pembuluh

darah kecil retina

Gangguan penglihatan

& pada akhirnya bisa

terjadi kebutaan

Ginjal · Penebalan

pembuluh darah

ginjal

· Protein bocor ke

Fungsi ginjal yg buruk

Gagal ginjal

Page 20: Buku Diabetes Militus

20

dalam air kemih

· Darah tidak

disaring secara

normal

Saraf

Kerusakan saraf

karena glukosa

tidak dimetabolisir

secara normal &

karena aliran darah

berkurang

· Kelemahan tungkai

yg terjadi secara tiba-

tiba atau secara

perlahan

· Berkurangnya rasa,

kesemutan & nyeri di

tangan & kaki

· Kerusakan saraf

menahun

Sistem saraf

otonom

Kerusakan pada

saraf yg

mengendalikan

Tekanan darah yg naik-

turun

· Kesulitan menelan &

tekanan darah &

saluran pencernaan

perubahan fungsi

pencernaan disertai

serangan diare

Kulit

Berkurangnya

aliran darah ke kulit

& hilangnya rasa yg

menyebabkan

cedera berulang

· Luka, infeksi dalam

(ulkus diabetikum)

· Penyembuhan luka yg

jelek

DarahGangguan fungsi

sel darah putih

Mudah terkena infeksi,

terutama infeksi saluran

kemih & kulit

Jaringan ikat Gluka tidak

dimetabolisir secara

normal sehingga

jaringan menebal

· Sindroma terowongan

karpal Kontraktur

Dupuytren

Page 21: Buku Diabetes Militus

21

atau berkontraksi

4.4 Cara Pengobatan Dan Penanganan Diabetes Militus

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog,

Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu

adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan

pengontrolan menu makanan (diet).

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan

pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan

aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah

adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan

mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini

tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat

tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin

turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah.

4.5 Perawatan Preventif

1. Identifikasi

Penderita membawa keterangan tentang : jenis DM,

komplikasi, regimen Pengobatan

2. Vaksinasi

Merupakan tindakan yang baik terutama terhadap

pnemokokus dan influensa

3. Tidak merokok

4. Deteksi dan Penatalaksanaan hipertensi dan hiperlipidemia

5. Perawatan kaki

BAB V

Page 22: Buku Diabetes Militus

22

HUBUNGAN DIABETES MILITUS DENGAN

ANGGOTA TUBUH

a. Hubungan Kesehatan Gigi dan Diabetes Melitus

Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan

malas sikat gigi. Tapi itu juga tidak semua. Apalagi bila orang

tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat

menghindarkan tubuh dari penyakit lainnya. Salah satu

penyakit yang dapat dihindari adalah penyakit diabetes melitus.

Karena menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan

bahwa penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang tersebut

pengidap penyakit diabetes melitus tipe 2.

Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke

aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel

sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein

yang disebut cytokines. Cytokines inilah penyebab kerusakan

sel pankreas penghasil insulin, hormon yang memicu diabetes.

Jika ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya

dalam keadaan sehat maka orang tersebut berpeluang

menderita diabetes tipe 2.

Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa

yang dibutuhkan tubuh merupakan faktor utama pemicu risiko

diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan

kolesterol rendah dapat menolong orang sehat untuk tidak

terserang problem gangguan gigi yang mampu memicu

diabetes. Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti

diet rendah kalori, rajin mengonsumsi obat pengatur hormon

Page 23: Buku Diabetes Militus

23

insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika

orang sehat juga ikut menjaga kesehatan giginya agar tidak

berisiko terkena diabetes.

Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling

ringan, disebabkan oleh bakteri dalam plak. Penyakit ini masih

bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih

lanjut bisa berkembang menjadi penyakit gigi yang parah juga.

Plak yang menempel pada rongga antara gusi dan gigi mampu

menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan

pada stadium tertentu, gigi harus dicabut.

Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak

mampu meregulasi kandungan glukosa. Artinya, tekanan darah

bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa

membantu tubuh mengontrol jumlah glukosa pada aliran darah.

Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit

sehingga tidak cukup jumlahnya untuk keperluan tubuh

manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang

berusia di atas 40 tahun. Untuk mengatasinya dibutuhkan diet

teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.

b. Diabetes dan Kesehatan Mata

Diabetes adalah penyakit kompleks yang merupakan

hasil dari ketidakmampuan tubuh untuk menghasilakn insulin,

hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, membawa

Page 24: Buku Diabetes Militus

24

gula berlebih untuk disimpan di dalam sel dan kemudian akan

digunakan jika diperlukan.

Tanpa insulin yang memadai, gula di dalam darah akan

menjadi berlebih. Analoginya seperti mobil yang penuh

bensin tetapi tidak ada kuncinya; Anda mempunyai energi

untuk menggerakkan mobil, tersebut tetapi tidak bisa

menggunakannya dengan maksimal.

Diabetes dialami oleh lebih dari 16 juta warga Amerika.

Sebagian besar kasus yang dialami adalah diabetes onset

dewasa, yang biasanya mengenai individu berusia lebih dari 40

tahun. Salah satu faktor risiko termasuk riwayat keluarga yang

menderita diabetes dan kelompok etnis tertentu. Keturunan

Afrika, Amerika asli, Jepang, Latin ataupun Polinesia lebih

tinggi risikonya.

Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit

mata akibat diabetes. Salah satunya adalah glaukoma.

Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak. Retinopati

diabetik adalah penyakit yang merusak pembuluh darah kecil

pada retina (jaringan yang peka cahaya yang berjajar di

belakang mata) yang sering dijumpai pada penderita diabetes.

Selama masa hidup mereka, sekitar 16 juta penderita diabetes

akan mengalami berbagai tingkatan retinopati diabetik dan

setidaknya 25.000 menjadi buta tiap tahunnya. Katarak adalah

pengaburan lensa mata yang mengakibatkan pudarnya

penglihatan normal. Penderita diabetes mempunyai risiko

hampir dua kali mengalami katarak dibandingkan yang lainnya.

Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada

usia yang lebih muda. Hubungan antara diabetes dengan

glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma yang paling umum)

telah membangkitkan minat para peniliti selama bertahun-

tahun. Penderita diabetes mempunyai risiko dua kali terkena

glaukoma daripada individu non-diabetes, meskipun beberapa

penelitian baru-baru ini telah mempertanyakan hal ini. Yang

lebih menarik lagi, kemungkinan seseorang yang mempunyai

Page 25: Buku Diabetes Militus

25

glaukoma sudut terbuka kemudian menderita diabetes ternyata

lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak mempunyai

penyakit mata. Glaukoma neovaskuler, tipe glaukoma yang

jarang selalu dikaitkan dengan abnormalitas yang lain, diabetes

adalah yang paling sering. Pada beberapa kasus retinopati

diabetes, pembuluh darah pada retina menjadi rusak. Retina

kemudian memproduksi pembuluh darah baru yang abnormal.

Glaukoma neovaskuler dapat terjadi jika pembuluh

darah yang baru tumbuh pada iris (bagian berwarna pada

mata), menutup cairan pada mata dan meningkatkan tekanan

pada mata. Glaukoma neovaskuler adalah penyakit yang sulit

untuk diobati. Salah satu pilihan adalah bedah laser untuk

mengurangi pembuluh darah abnormal pada permukaan iris

dan retina.

Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi

pada penderita diabetes, penting bagi penderita diabetes untuk

memeriksakan kesehatan mata mereka secara rutin. Institusi

Mata Nasional (National Eye Institute) merekomendasikan

penderita diabetes untuk memeriksakan mata mereka setahun

sekali.

c. Diabetes dan luka pada bagian kaki

Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang

sangat serius bagi penderita diabetes. Penting untuk

menyembuhkan ulkus secepatnya. Kerusakan saraf pada

diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang

tidak menimbulkan rasa nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan

Page 26: Buku Diabetes Militus

26

dengan waktu ulkus kaki atau gejala-gejala penyakit dapat

merusak kaki secara serius.

Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau

selaput lendir. Ulkus bisa dikatakan kematian jaringan yang

luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman

saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum

juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan

penyakit DM dengan neuropati perifer. Ulkus kaki diabetes

(UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan

morbiditas akibat diabetes mellitus.

DAFTAR PUSTAKA.

Agustina, Tri ,2009.Gambaran Sikap Pasien Diabetes Melitus Di Poli Penyakit Dalam Rsud Dr.Moewardi Surakarta Terhadap Kunjungan Ulang Konsultasi Gizi. KTI D3. Fakultas Ilmu

Isniati, 2003, Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Militus Dengan Keterkendalian Gula Darah Di Poliklinik Rs Perjan Dr. M. Djamil Padang Tahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, I (2).

Mohjuarno.2009. Makalah Kontenporer Konsentrasi Epidemiologi Pasca Sarjana: Penanggulangan Diabetes Melitus. Makassar :Universitas Hasanuddin.

Nadesul, Hendrawan. 2002. 428 Jawaban untuk 25 Penyakit Manajer dan Keluhan-keluhan Orang Mapan. Kompas.

Waspadji, Sarwono dkk., 2009. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta: FKUI.