Edit Tugas
description
Transcript of Edit Tugas
PROPOSAL PENELITIAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN MUSI RAWAS
DISUSUN OLEH
1.ARRY NATA WIJAYA NPM : C2A013106
2.DEDEK KUMALA SARI NPM : C2A013107
3. ANDRIA DINATA NPM : C2A013103
4. YASMI APRIANSYAH NPM : C2A013130
MATA KULIAH : METODELOGI PENELITIAN
DOSEN : M.ABDUH
PROGRAM MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGULU ANGKATAN XIV TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
di Kabupaten Musi Rawas
I. Pendahuluan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.Kemiskinan dipahami
dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidak
mampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-
masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis
ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini
sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran
tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal.
Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Kemiskinan bisa dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut dan
Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak
terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah
persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia
(kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan
dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan
ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7
miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang
yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.
[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis
kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan
dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna
wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan
dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan
dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma
ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi
mulai dari bantuan social, pemberdayaan masyarakat serta program usaha kecil yang dijalankan oleh
berbagai elemen pemerintah baik di pusat maupun daerah.
Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan,Pemerintah melalui
Perpres No.15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan mengamanatkan
pembentukan TKPK daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).
Upaya penanggulangan kemiskinan tidak cukup hanya dengan memberikan bantuan secara
langsung pada masyarakat miskin karena penyebab kemiskinan tidak hanya desebabkan oleh aspek –
aspek yang bersifat materi semata, akan tetapi juga karena kerentanan dan minimnya akses untuk
memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin. Pendekatan pemberdayaan dimaksudkan agar
masyarakat miskin dapat keluar dari garis kemiskinan dengan menggunakan potensi dan sumberdaya
yang dimilikinya.
II. Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini, Pemerintah Daerah di Indonesia masih menghadapi permasalahan
kemiskinan yang bersifat multidimensional. Kemiskinan menjadi sebab dan akibat dari lingkaran
setan (vicious cyrcle)- rangkaian permasalahan pengangguran, rendahnya kualitas sumber daya
manusia Indonesia, dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Kondisi tersebut digambarkan
dengan masih tingginya jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran terbuka, serta masih
rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (Indonesia) Indonesia di banding mayoritas negara-negara
lain.
Kualitas sumber daya manusia ditandai oleh indeks pembangunan manusia (IPM) atau
human development index (HDI). Indeks pembangunan manusia merupakan indikator komposit
status kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup saat lahir, taraf pendidikan yang diukur
dengan angka melek huruf penduduk dewasa dan gabungan angka partisipasi kasar jenjang
pendidikan dasar, menengah, tinggi, serta taraf perekonomian penduduk yang diukur dengan
pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita dengan paritas daya beli.
III. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisa sinergi kebijakan penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat di
Kabupaten Musi Rawas. Secara terperinci, permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini
yaitu :
1. Bagaimana kebijakan dan kelembagaan yang mendukung sinergi dalam penanggulangan
kemiskinan di Kabupaten Musi Rawas ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk sinergi dalam implementasi program-program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di tingkat Kecamatan di
Kabupaten Musi Rawas ?
IV. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mendeskripsikan kebijakan dan kelembagaan yang mendukung sinergi dalam penanggulangan
kemiskinan di Kabupaten Musi Rawas.
2. Mendeskripsikan dan menganalis bentuk-bentuk sinergi dalam implementasi program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di tingkat
Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas.
V. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berupaya mendeskripsikan dan menganalisis sinergi kebijakan
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Musi Rawas. Fokus
dalam penelitian ini adalah mengemukakan kebijakan penangggulangan kemiskinan dari Pemerintah
Kabupaten Musi Rawas, gambaran implementasi dan model PNPM Mandiri Pedesaan, Program
KUBE, Program PKH, serta menganalisis kebijakan dan kelembagaan yang mendukung sinergi
dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Musi Rawas.