Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

21
1 MODUL 2 HUKUM KIRCHOFF & OHM LAPORAN PRAKTIKUM TME 142 -Praktikum Fisika Nama : Mathias Jatiworo NIM : 2014-041-115 Shift/Kelompok : Kelompok 3 Tanggal Praktikum : 21 Februari 2015 Asisten : Joevierdi LABORATORIUM FISIKA PRODI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA 2015

description

tugas

Transcript of Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

Page 1: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

1

MODUL 2

HUKUM KIRCHOFF & OHM

LAPORAN PRAKTIKUM TME 142 -Praktikum Fisika

Nama : Mathias Jatiworo

NIM : 2014-041-115

Shift/Kelompok : Kelompok 3

Tanggal Praktikum : 21 Februari 2015

Asisten : Joevierdi

LABORATORIUM FISIKA

PRODI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

JAKARTA

2015

Page 2: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

2

I. TUJUAN

1. Mempelajari Hukum Kirchoff dan Hukum Ohm.

2. Menentukan tegangan dan arus pada setiap nodal.

3. Menentukan resistensi ekivalen pada sebuah rangkaian seri dan paralel.

Page 3: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

3

II. TEORI DASAR

Hukum Ohm

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui

sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan

kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai

resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang

dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis

penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

(5)

di mana :

adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.

adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam

satuan volt.

adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam

satuan ohm.

Hubungan Paralel

Dalam hubungan paralel, besarnya arus dari masing-masing resistor sama. Jadi

besarnya I1 = I2 =I3 = …= Iekivalen. Sehingga dalam hubungan paralelbesarnya resistansi

ekivalennyadapatdihitungandenganmenggunakanrumus :

(6)

Hubungan Seri

Dalam hubungan seri, besarnya tegangan dari masing-masing resistor sama. Jadi

besarnya V1 = V2 =V3 = …= Vekivalen. Sehingga dalam hubungan seri, besarnya resistansi

ekivalennya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

(7)

Page 4: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

4

Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri. Yang di maksud dengan

rangkaian tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada

rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada

rangkaian seri dengan tahanan lebih dar satu, diperlukan jumalah total nilai tahanan

tahanan tersebut. Hal ini dapat di mengerti karena setiap tahanan yang ada pada

rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir (rusdianto,1999:19).

Resistor merupakan elemen pasif yang paling sederhana. Kita akan memulai bahasan

kita dengan memperhatikan hasil kerja fisikawan jerman, georg simon ohm, yang pada

tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari usahanya

mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di antara keduanya. Salah satu

hasil yang diperoleh adalah pernyatan tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut

sebagai hukum ohm. Meskipun hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di inggris

oleh henry cavendish. Pamflet yang dipublikasikan oleh georg simon ohm banyak

menerima kritik yang tak pantas dan menjadi bahan tawaan selama beberapa tahun

setelah di publikasi pertamanya akhirnya karya itu diterima beberapa tahun setelahnya.

Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar

berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematika hal

ini dirumuskan sebagai,

Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri. Yang di maksud dengan

rangkaian tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada

rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada

rangkaian seri dengan tahanan lebih dar satu, diperlukan jumalah total nilai tahanan

tahanan tersebut. Hal ini dapat di mengerti karena setiap tahanan yang ada pada

rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir (rusdianto,1999:19).

Resistor merupakan elemen pasif yang paling sederhana. Kita akan memulai bahasan

kita dengan memperhatikan hasil kerja fisikawan jerman, georg simon ohm, yang pada

tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari usahanya

mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di antara keduanya. Salah satu

hasil yang diperoleh adalah pernyatan tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut

Page 5: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

5

sebagai hukum ohm. Meskipun hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di inggris

oleh henry cavendish. Pamflet yang dipublikasikan oleh georg simon ohm banyak

menerima kritik yang tak pantas dan menjadi bahan tawaan selama beberapa tahun

setelah di publikasi pertamanya akhirnya karya itu diterima beberapa tahun setelahnya.

Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar

berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematika hal

ini dirumuskan sebagai,

Untuk membuktikan hubungan ini, kita meninjau hasil-hasil percobaan yang telah

dilakukan. Salah satu hukum fisika yang mungkin paling dikenal oleh para mahasiswa

adalah hukum ohm, yang menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu

konstan, perbandingan antara perbedaan antara perbedaan potensial ∆V antara dua titik

dari konduktor dengan arus listrik I yang melaui konduktor tersebut adalah konstan.

Konstan ini disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik. Jadi hukum ohm

bisa dinyatakan sebagai:

∆V = R atau I = ∆V

I R

Dari persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere

atau m2

kg s-1

C-2

, dan disebut ohm (Ω). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor

yang dilewati arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt diujung-

ujung konduktor tersebut (alonso, 1992:76)

Page 6: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

6

III. PERALATAN PERCOBAAN

1. 2 buahresistor/ capacitor/ inductor network

2. Kabelpenghubung

3. Catudaya 24 Volt

4. 2 buahmultitester digital

Page 7: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

7

IV. PROSEDURPERCOBAAN

PercobaanHukum Ohm

1. Hubungkan resistor dengan hubungan seri sesuai yang telah ditentukan.

2. Ukur resistansi ekivalen pada rangkaian tersebut.

3. Hubungkan rangkaian dengan power supply.

4. Ukur tegangan pada masing – masing resistansi.

5. Lakukan langkah 1-4 sebanyak 7 kali.

6. Lakukan langkah yang sama untuk rangkaian paralel.

Page 8: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

8

V. TUGAS DANPERTANYAAN

1. Buktikan rumus Hukum Ohm ( 6 ) dan ( 7 )!

2. Hitung resistansi ekuivalen dari masing-masing rangkaian seri dan paralel!

3. Bandingkan hasil percobaan dengan perhitungan rangkaian seri dan paralel!

Jelaskan!

4. Hitunglah arus pada masing-masing komponen dan arus ekuivalennya!

5. Hitung ralat absolut dan relatif dari nomor 4!

Page 9: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

9

VI. LEMBARDATA, PERHITUNGAN DANANALISIS

Pembuktian Hukum Ohm

Dari data pengamatan menunjukkan ada hubungan yang menarik antara kuat arus dan

hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat arus akan menurun untuk beda

potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,

Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan kuat arus.

Dan ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan maka hubungan antara kuat arus dan

beda potesial adalah berbanding lurus, dengan kata lain semakin besar beda potensial

makin besar kuat arusnya, secara matematika dapat ditulis,

Penggabungan kedua persamaan dapat ditulis,

Persamaan di atasdisebuthukum Ohm, dengan R adalahhambatan yang dinyatakan

dalamsatuan ohm ditulis dalam simbol Ω (omega). Berdasarkan hukum Ohm, 1 ohm

didefinisikan sebagai hambatan yang digunakandalam suatu rangkaian yang dilewati.

Kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat

mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan

kuatarus.

Page 10: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

10

Menghitung rangkaian Seri:

Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun deri, maka dapat diperoleh nilai resistor

totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut.

Hal ini mengacu pada pengertian bahwa Nilai kuat arus disemua titik pada rangkaian

seri selalu sama

R1 R2

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = R1 + R2 +… + Rn

Menghitung rangkaian Paralel:

Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, perhitungan nilai resistor

totalnya mengacu pada pengertian bahwa Besar kuat arus yang masuk ke percabangan

sama dengan besar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in= Iout)

R1

R2

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

𝑅1+

1

𝑅2+ ⋯ +

1

𝑅𝑛

Dengan mengacu pada perhitungan Hukum Ohm, maka dapat diperoleh rumus sbb:

V = I.R

Page 11: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

11

Rangkaian Seri dan parallel

Seri

R1 R2

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = R1 + R2 +… + Rn

a. R1 = 1 KΩ, R2 = 1 KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 1KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 2KΩ

b. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 3,3KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 4,3KΩ

c. R1 = 1 KΩ, R2 =47 KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 47KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 48KΩ

d. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 1KΩ+ 3,3KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 5,3KΩ

e. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ, R3 =47 KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 3,3KΩ+ 47KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 51,3KΩ

f. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ, R4 =47 KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 1KΩ+ 3,3KΩ+ 47KΩ

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 52,3KΩ

Page 12: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

12

Paralel

R1

R2

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

𝑅1+

1

𝑅2+ ⋯ +

1

𝑅𝑛

a. R1 = 1 KΩ, R2 = 1 KΩ

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

1+

1

1

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

2

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 0,5KΩ

b. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

1+

1

3,3

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

4,3

3,3

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,767 KΩ

c. R1 = 1 KΩ, R2 =47 KΩ

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

1+

1

47

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

48

47

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,979 KΩ

d. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

1+

1

1 +

1

3,3

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

7,6

3,3

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,434 KΩ

Page 13: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

13

e. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ, R3 =47 KΩ

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

1+

1

3,3 +

1

47

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

205,4

155,1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,755 KΩ

f. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ, R4 =47 KΩ

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

1+

1

1 +

1

3,3 +

1

47

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

360,5

155,1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,430 KΩ

Seri & parallel

R1 R2

R3 R4

R5

R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =1 KΩ, R4 =1 KΩ, R5 =3,3 KΩ

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

𝑅1 + 𝑅2+

1

𝑅3 + 𝑅4 +

1

𝑅5

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

1

1 + 1+

1

1 + 1 +

1

3,3

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=

8,6

6,6

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,434 KΩ

Page 14: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

14

Perbandingan perhitungan matematis x aktual pengukuran

Rangkaian Seri & parallel:

N

o

R1

(KΩ

)

R2

(KΩ

)

R3

(KΩ

)

R4

(KΩ

)

R

seriperhitunga

n (KΩ)

R

seripengukura

n (KΩ)

R parallel

perhitunga

n (KΩ)

R parallel

pengukura

n (KΩ)

1 1 1 - - 2 1,964 0,5 0,491

2 1 3,3 - - 4,3 4,25 0,767 0,753

3 1 47 - - 48 47,4 0,979 0,959

4 1 1 3,3 - 5,3 5,23 0,434 0,427

5 1 3,3 47 - 51,3 50,5 0,755 0,741

6 1 1 3,3 47 52,3 51,6 0,430 0,423

RangkaianCampuran:

No R1 (KΩ) R2 (KΩ) R3 (KΩ) R4 (KΩ) R5 (KΩ) R total

perhitungan

(KΩ)

R total

pengukuran

(KΩ)

1 1 1 1 1 3,3 0,434 0,755

Dalam pengukuran aktual dan matematis ada beberapa perbedaan hasil, hal tersebut bisa

dikarenakan :

1. Alat ukur yang digunakan memiliki nilai toleransi pengukuran

2. Faktor lingkungan

3. Hambatan / faktor x yang ada dalam kabel penghubung

4. Kesalahan penulis dalam penulisan hasil

Namun, secara keseluruhan nilai yang dihasilkan dalam perbandingan tidak terlalu jauh

dan dapat dikatakan bahwa nilainya sebanding dengan rumus:

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑟𝑖 = R1 + R2 +… + Rn

1

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙=

1

𝑅1+

1

𝑅2+ ⋯ +

1

𝑅𝑛

Page 15: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

15

Perhitunganarus

V = 24VDC

𝐼 =𝑉

𝑅

a. R1 = 1 KΩ, R2 = 1 KΩ

VR1 = 4,48 V , VR2 = 4,5 V

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 2KΩ

IR1 = 0,0045 A, IR2= 0,0045A

𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0045 A

b. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ

VR1 = 2,071V ,VR2 = 6,91 V

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 4,3KΩ

IR1 = 0,0021A, IR2 = 0,0021A

𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0021A

c. R1 = 1 KΩ, R2 =47 KΩ

VR1 = 0,185V ,VR2 = 8,8 V

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 48KΩ

IR1 = 0,0002A, IR2 = 0,0002 A

𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0002 A

d. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ

VR1 = 1,68 V , VR2 = 1,69 V, VR2 = 5,61 V

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =5,3KΩ

IR1 = 0,0017A, IR2 = 0,0017A, IR2 = 0,0017 A

𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0017 A

e. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ, R3 =47 KΩ

VR1 = 0,173V ,VR2 = 0,58 V, VR2 = 8,23 V

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 51,3KΩ

IR1 = 0,0002A, IR2 = 0,0002 A, IR2 = 0,0002 A

𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0002 A

f. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ, R4 =47 KΩ

VR1 = 4,48 V , VR2 = 4,5 V, VR2 = 4,5 V, VR2 = 4,5 V

𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =52,3KΩ

IR1 = 0,0045A, IR2 =0,0045 A, IR2= 0,0045A, IR2 = 0,0045 A

𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0045 A

Page 16: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

16

Ralat absolut & ralat relatif:

Dengan persamaan I :

𝐼 =𝑉

R

𝑆𝐼 = 𝜕𝐼

𝜕𝑉

2

𝑆𝑉2 +

𝜕𝐼

𝜕𝑅

2

𝑆𝑅2

𝑆𝐼 = 1

𝑅

2

𝑆𝑉2 + 𝑉 2𝑆𝑅

2

Sv = ½*nilai min alat ukur

Sv = ½*1mV

Sv = 0,5mV

SR = ½*nilai min alat ukur

SR = ½*1mΩ

SR = 0,5mΩ

a. R1 = 1 KΩ, R2 = 1 KΩ

VR1 = 4,48 V , VR2 = 4,5 V

𝑆𝐼 = 1

1000

2

0,00052 + 4,48 20,00052

𝑆𝐼 = 2,24 x 10-3

b. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ

VR1 = 2,071V ,VR2 = 6,91 V

𝑆𝐼 = 1

1000

2

0,00052 + 2,071 20,00052

𝑆𝐼 = 1,03 x 10-3

c. R1 = 1 KΩ, R2 =47 KΩ

VR1 = 0,185V ,VR2 = 8,8 V

𝑆𝐼 = 1

1000

2

0,00052 + 0,185 20,00052

𝑆𝐼 = 9,25 x 10-5

Page 17: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

17

d. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ

VR1 = 1,68 V , VR2 = 1,69 V, VR2 = 5,61 V

𝑆𝐼 = 1

1000

2

0,00052 + 1,68 20,00052

𝑆𝐼 = 8,4 x 10-4

e. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ, R3 =47 KΩ

VR1 = 0,173V ,VR2 = 0,58 V, VR2 = 8,23 V

𝑆𝐼 = 1

1000

2

0,00052 + 0,173 20,00052

𝑆𝐼 = 8,65 x 10-5

f. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ, R4 =47 KΩ

VR1 = 4,48 V , VR2 = 4,5 V, VR2 = 4,5 V, VR2 = 4,5 V

𝑆𝐼 = 1

1000

2

0,00052 + 4,48 20,00052

𝑆𝐼 = 2,24 x 10-3

Kesalahan relatifnya =%100x

x

S

x

x x

a. I = 0,0045, 𝑆𝐼 = 2,24 x 10

-3

Ralat Relatif = 2,24 𝑥 10−3

0,0045 𝑥 100 % = 49 %

b. I = 0,0021A, 𝑆𝐼 = 1,03 x 10-3

Ralat Relatif = 0,00103

0,0021 𝑥 100 % = 49 %

c. I = 0,0002 A, 𝑆𝐼 = 9,25 x 10-5

Ralat Relatif = 0,0000925

0,0002 𝑥 100 % = 46 %

d. I = 0,0017 A, 𝑆𝐼 = 8,4 x 10-4

Ralat Relatif = 0,00084

0,0017 𝑥 100 % = 49 %

e. I = 0,0002 A, 𝑆𝐼 = 8,65 x 10-5

Ralat Relatif = 0,0000865

0,0002 𝑥 100 % = 43 %

f. I = 0,0045 A, 𝑆𝐼 = 2,24 x 10-3

Ralat Relatif = 0,00224

0,0045 𝑥 100 % = 49 %

Page 18: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

18

Analisis

Pada pratikum ini ada hubungan sangat penting antara tegangan, arus dan hambatan.

Hubungan tersebut disebut hukum ohm. Hubungan dalam hukum ohm ini yaitu Besarnya

arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk

sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara

konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan

kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal

dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah

tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm). Selain itu

perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang

disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.

Ketika catudaya dihubungkan ke rangkaian melalui kabel penghubung lalu

dihidupkan, maka didapatkan nilai kuat arus dan tegangan. Besarnya tegangan dapat

dilihat dari angka yang ditunjukkan oleh Voltmeter. Dimana voltmeter dirangkai secara

paralel. Pada pratikum ini, sumber tegangan yang digunakan yaitu 24 volt.

Padahasil pengukuran didapat tegangan voltmeter nilainya mendekati tegangan

sumber. Hal ini terjadi kemungkinan ada hambatan alat yang terdapat pada voltmeter,

sehingga hasil pengukuran yang didapat tidak sama dengan tegangan sumber, tetapi

nilainya mendekati.

Pada percobaan ini, data hasil pengamatan kurang akurat. Adapun kesalahan-

kesalahan dalam percobaan dapat disebabkan karena :

1. Alat yang digunakan untuk percobaan memiliki toleransi nilai

2. Kurangnya ketelitiandalam membaca alat ukur

3. Kesalahan praktikan dalam pengukuran dan penghitungan

4. Faktor lingkungan

Page 19: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

19

VII. SIMPULAN

1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial

(Tegangan)

2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan

yang disebut hambatan listrik. ( R= V/I )

3.Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan.

4.Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus yang disebut hambatan listrik

merupakan bilangan konstan

5.Hukum Ohm dapat digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus

serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa

menggunakan Ohmmeter

Page 20: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

20

VIII. DAFTARPUSTAKA

Alonso, dkk. 1979. Dasar-dasar fisika universitas. Jakarta: Erlangga

Durbin, dkk. 2005. Rangkaian listrik. Jakarta: Erlangga

Rusdianto, eduard. 1999. Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Yogyakarta: kanisius

Page 21: Tugas Praktikum Hukum Ohm Jatiworo Edit 2

21

IX. LAMPIRAN