Edisi 92 (Oktober 2011)

download Edisi 92 (Oktober 2011)

of 16

Transcript of Edisi 92 (Oktober 2011)

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    1/16

    [email protected] www.spi.or.id Edisi 92, Oktober 2011

    M I M B A R K O M U N I K A S I P E T A N I

    Negara Disandera

    Perusahaan-Perusahaan

    Besar

    Mempertahankan

    Kedaulatan Pangan

    di Tengah Ancaman

    Krisis Nuklir

    Tuntaskan Konlik

    Agraria Petani

    dengan BUMNZakariaMajelis Nasional Petani SPI

    "Selamat Hari Tani Nasional ke-51,Mari Laksanakan Pembaruan Agraria SejatiUntuk Kedaulatan Pangan dan PengentasanKemiskinan"

    3 7 12

    INDEKS BERITA

    Tujuh ribuan massa petani SPI yang berasal dari seki-taran Jawa Barat dan Banten tumpah ruah di jalananibukota, memperinga perayaan Hari Tani Nasional

    ke-51 (24/09).

    Gegap

    GempitaHari RayaKaumTaniJAKARTA. "Laksanakan Segera PembaruanAgraria Sejati Untuk Kedaulatan Pangandan Pengentasan Kemiskinan", kalimat inimenjadi tema dasar perayaan Hari TaniNasional ke-51 tahun ini.

    Jutaan kaum tani di Indonesia ber-sukacita memperingati "hari raya" kaumtani pada tanggal 24 September setiaptahunnya. Di tengah sikap pemerintahyang serba tidak pasti dan cenderungtidak berpihak terhadap petani kecil,setidaknya perayaan Hari Tani Nasionaltahun ini dapat menjadi momentum per-satuan kaum tani di seluruh Indonesia.

    Untuk tahun ini setidaknya tujuhribuan massa petani SPI asal Bantendan Jawa Barat melakukan aksi turun kejalanan ibukota (24/09). Di waktu yangsama, sejutaan massa petani SPI jugamerayakan hari tani ini, mulai dari Aceh,Sumatera Utara, Sumatera Barat, Suma-tera Selatan, Riau, Lampung, Jawa Tengah,Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara,hingga Sulawesi dan Papua. Selamat hariraya petani Indonesia. Hidup petani.

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    2/16

    Penanggung Jawab: Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Arin Fuad Pemimpin Redaksi: Tita Riana Zen Redaktur Pelaksana & Sekre-taris Redaksi: Hadiedi Prasaja Redaksi: Achmad Yakub, Ali Fahmi, Agus Rully, Cecep Risnandar, Tejo Pramono, Muhammad Ikhwan, Wilda

    Tarigan, Syahroni Reporter: Yoseph Pencawan, Elisha Karni Samon, Susan Lusiana, Yudha Fathoni, Wahyu Agung Perdana, Tri Es Ningrum,Megawa, Andriana Keuangan: Sri Wahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Gunawan Penerbit: Serikat Petani Indonesia (SPI) Alamat Redaksi:Jl. Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan 12790 Telp: +62 21 7993426 Email: [email protected] Website: www.spi.or.id

    D A P U R T A N I

    -Henry Saragih -Tulisan ini juga dimuat di Harian Kompas Edisi Kamis, 29 September 2011 dengan sedikit perubahan.

    PEMBARUAN TANIEDISI 92OKTOBER 20112

    Tak Serius Urus Pangan dan Pertanian

    Tepat dengan peringatan 50 tahun Hari Tani Nasional (HTN) tanggal 24 September tahun, di harian Kompas saya menu-lis Harapan di Hari Tani. Saat itu muncul harapan besar agar selama 1 tahun muncul terobosan sikap politik maupunkebijakan yang bisa berarti bagi perbaikan nasib kaum tani terutama di bidang agraria dan pertanian. Kenyataannya, kitamelihat apa yang diharapkan tidak banyak terealisasikan.

    Pertama, harapan di bidang agraria agar pemerintah mengeluarkan kebijakan menyeluruh untuk melaksanakan Pem-baruan Agraria. Hal ini untuk mengimplementasikan Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) yang sudah dicana-ngkan pada bulan Januari 2007 dan Januari 2010. Tahun lalu, petani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) berduyun-duyun menagih hal ini ke Istana Merdeka, Jakarta. Pada saat berdialog dengan wakil SPI di dalam Istana, Presiden melaluiStaf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi, Jusuf Gunawan Djangkar dan Staf Khusus Presiden Bidang Pembangu-nan Daerah, Velix Wanggai menyatakan komitmennya yang tinggi untuk percepatan pelaksanaan pembaruan agraria danpenataan pertanahan nasional. Pemerintah menyatakan juga akan menyinkronkan percepatan ini dengan RUU Pertana-han dan PP Reforma Agraria yang akan segera disiapkan.

    Presiden lalu menyerahkan sertiikat tanah negara kepada 5.141 keluarga petani di Cilacap pada peringatan HariAgraria Nasional ke-50 (21 Oktober 2010) di Istana Kepresidenan Bogor. Petani bersuka cita dengan angin baik ini.

    Namun pada akhirnya, hingga saat ini percepatan untuk pembaruan agraria mandek. Pada tahun 2010 tercatat masihada 31.2 juta penduduk yang berada dalam kondisi miskin dengan komposisi orang miskin di desa (19.93 juta jiwa) lebihbanyak dari pada di perkotaan (11.1 juta jiwa). Tingkat kemiskinan di pedesaan sebenarnya kongruen dengan jumlahpetani gurem, karena mereka inilah kelompok yang dikategorikan paling rentan. Menurut kategori BPS, petani guremadalah petani yang tanah garapannya kurang dari 0.5 hektar. Hasil sensus pertanian terakhir (2003) menunjukkan bahwajumlah petani gurem adalah 13.7 juta orangsementara Serikat Petani Indonesia (SPI) memproyeksikan ada sekitar 15.6juta jiwa petani gurem di Indonesia pada tahun 2008.

    Satu indikasi baik untuk percepatan pembaruan agraria adalah kemajuan di Badan Pertanahan Nasional (BPN )yang sudah mulai memberikan perhatian pada penyelesaian kasus-kasus pertanahan, terutama yang melibatkan petani.Sementara, Draft RUU Pertanahan harus ditinjau ulang karena dikhawatirkan malah akan kontraproduktif bagi prosesredistribusi sumber-sumber agraria yang produktif, terutama tanah, untuk petani. Perlu sinkronisasi dengan semangatReforma Agraria yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

    Kedua, tahun lalu kita meminta Presiden SBY melalui Kementerian Pertanian untuk melaksanakan program GoOrganic pada tahun 2010 tersebut, tetapi kenyataannya tidak terlihat suatu implementasi yang signiikan untuk melak-sanakan program tersebut. Semuanya masih parsial dan tak dapat terukur perkembangannya. Dana bantuan dan kreditmemang meningkat jumlahnya, tapi akses petani untuk mendapatkannya masih terbatas. Kita juga mengkhawatirkandana-dana tersebut akan jatuh ke pihak-pihak yang tidak pantas menerimanya.

    Jika kita masih bertahan dengan mode pertanian konvensional, petani kita akan terus tergantung pada input luarseperti benih, pupuk dan racun. Sementara jika pembaruan agraria dikembangkan untuk sistem pertanian organik, kitajuga akan bisa merangsang perekonomian dan perindustrian di pedesaan. Produksi pangan akan lebih sehat, dan perta-nian organik dapat mengurangi pemanasan globalserta lebih ramah lingkungan.

    Kemandekan program Go Organic pada tahun 2010-2011 justru diperburuk dengan ketidakpercayaan pemerintahpada petani sebagai produsen utama pangan Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan.Indonesia sangat gencar melaksanakan food estate. Faktanya, proyekMerauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE)mendapat resistensi luar biasa dari masyarakat adat, dan proyek tersebut kini mandek.

    Impor pangan juga semakin melukai petani, dengan nilai nominal yang dibayarkan terus meningkat. Kita harus mem-bayar sekitar 6,35 milyar dollar AS untuk impor pada semester pertama tahun 2011. Ini berarti ada peningkatan 1 milyardollar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Komoditas yang diimpor adalah beras, kedelai, jagung, biji gandum,tepung terigu, gula pasir, gula tebu, daging, mentega, minyak goreng, susu, telur unggas, kelapa, kelapa sawit, lada, kopi,cengkeh, kakao, cabai kering, tembakau, dan bawang merah.

    Saat pemerintah lambat merespon tuntutan kaum tani, selama satu tahun belakangan ini telah banyak bukti perjuan-gan tanah untuk penggarap. Meskipun harus ditangkap, sering berdasarkan UU Perkebunan No. 18/2004, tapi petani...

    Bersambung ke halaman 15

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    3/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92

    OKTOBER 2011P E M B A R U A N A G R A R I A 3

    Hari Tani Nasional ke-51Negara Disandera Perusahaan-Perusahaan Besar

    Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) beorasi di depan istana negara pada saat aksimassa merayakan peringatan Hari Tani Nasional ke-51 di Jakarta (24/09)

    JAKARTA. Saat ini ada kesan bahwapemerintahan RI didikte oleh korporasi-korporasi besar, sehingga kebijakan-ke-bijakan yang dikeluarkan oleh PresidenSBY cenderung tidak berpihak kepadapetani (baca:rakyat). SBY juga terlalusibuk menyoroti masalah korupsi se-hingga melupakan hal konkrit yang ter-jadi di masyarakat kecil, seperti butuh-nya petani akan tanah untuk melakukankegiatan produksi.

    Setidaknya hal inilah yang disampai-kan oleh Henry Saragih, Ketua UmumSerikat Petani Indonesia (SPI) dalampuncak perayaan Hari Tani Nasionalke-51 di depan istana negara, di Jakarta,(24/09).

    Di depan hampir sepuluh ribu massapetani SPI, Henry juga menyampaikanbahwa seharusnya SBY segera membagi-kan tanah kepada petani kecil melaluiProgram Pembaruan Agraria Nasional(PPAN) yang sudah dicanangkannyasejak 2007 yang lalu.

    Setelah menyampaikan 16 tuntutanpetani SPI pada Hari Tani Nasional kaliini, perwakilan massa aksi yang dipimpinoleh Henry Saragih akhirnya diterima

    oleh Felix Wanggai (Staf Khusus PresidenBidang Pembangunan Daerah dan Oto-nomi Daerah) dan Daniel Sparingga (StafKhusus Presiden Bidang KomunikasiPolitik) di dalam istana negara.

    Dalam dialog tersebut Henry me-rangkum ke-16 tuntutan SPI tersebutmenjadi enam hal pokok yakni: agarPresiden segera mengeluarkan Pera-turan Pemerintah (PP) tentang reformaagraria, menghentikanfood estatedan pertanian berbasiskan korporasi,mengembangkan pertanian yang ekolo-gis dan ramah lingkungan, menghentikan

    impor pangan, mengembangkan ko-perasi petani dan mengembalikan fungsiBULOG, serta memberi peran yang besarbagi organisasi petani dalam pelaksa-naan program pertanian pemerintah.

    Sebenarnya pemerintah SBY sudahpunya beberapa program pertanian yangbagus seperti Go Organic 2010 dan PPANtapi tidak jelas bagaimana pengimple-mentasiannya di lapangan, pemerintahjuga sering keliru dalam menerapkankebijakan pertanian seperti niatan untukmenyewa lahan petani untuk ditanamipadi melalui konsorsium BUMN, walau-

    pun akhirnya niatan ini diurungkan,

    ungkap Henry pada saat dialog dengankedua staf presiden tadi siang.

    Menanggapi hal ini, Daniel Sparinggamenyampaikan bahwa pemerintahansaat ini sangat berkomitmen untuk me-majukan dan mensejahterakan kaumtani, khususnya petani kecil dan takberlahan.

    Presiden komitmen untuk mendu-kung kaum tani seperti keluarnya be-berapa program seperti yang disebutkanoleh Pak Henry tadi. Jadi saya juga ingintanya, ini sumbatnya dimana ya? Apakahdi instansi-instansi tertentu? Saat ini cu-kup banyak aktor yang duduk di pemer-intahan, ungkap Daniel.

    Selanjutnya Daniel juga berjanji akanmembawa tuntutan petani ini ke dalamsidang kabinet minggu depan, karena inijuga merupakan masukan kepada pe-merintah.

    Saya akan sampaikan tuntutanpara petani SPI kepada Presiden, sayajuga mengajak SPI dan organisasi petanilain untuk mengawal program-programpemerintah yang memang bagus untukkesejahteraan petani kecil, dan juga me-laporkan apabila program ini dihambat,tambahnya.

    Sementara itu, Velix Wanggai men-

    gakui bahwa saat ini negara disandera

    oleh perusahaan-perusahaan besar. Halini contohnya dapat terlihat dengan ba-nyaknya lahan pertanian dan perkebu-nan yang menganggur yang tidak diper-gunakan oleh perusahaan namun jugatidak diserahkan kepada rakyat (baca:petani) untuk kemudian diolah sehinggamampu menghasilkan.

    Gunawan dari Indonesia HumanRight Commission for Social Justice (IHCS)menambahkan bahwa perlu juga diben-tuk komisi Ad Hoc khusus untuk penye-lesaian konlik agraria yang hingga saatini belum ada di Komnas HAM.

    Selain diikuti oleh setiap Ketua SPICabang di Jawa Barat dan Banten, dialog

    dengan staf khusus Presiden ini jugadihadiri oleh perwakilan dari organ pen-dukung aksi nasional Hari Tani Nasionalke-51 ini.

    TOLAKFOOD ESTATE

    Petani Kecil MampuMemberi makan

    Indonesia

    www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    4/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92OKTOBER 2011

    P E M B A R U A N A G R A R I A4

    Bunga Rampai Aksi SPI Rayakan Hari Tani Nasionaldi Berbagai Daerah

    ACEH TAMIANG. Seratusan petani Se-rikat Petani Indonesia (SPI) dari empatkecamatan di Nangroe Aceh Darussalam(NAD) merayakan peringatan Hari TaniNasional dengan melakukan diskusi danreleksi tentang persoalan pangan yangdi hadapi bangsa beserta kondisi pangandi NAD (24/09). Dalam acara ini jugadibahas mengenai peran petani sebagaipemberi makan masyarakat dunia danperan negara yang semakin terkikis aki-bat dominasi perusahaan asing.

    Peringatan Hari Tani Nasional(HTN) ke-51 kali ini juga ditandai den-gan penandatangan Petisi KedaulatanPangan Rakyat Indonesia dan ditutupdengan kesenian khas Aceh, ungkapAgus Syahputra, Ketua Panitia PersiapanWilayah SPI NAD.

    Sementara itu, dua ribuan petani SPIWilayah Sumatera Utara (Sumut) ber-kumpul merayakan peringatan 51 tahunlahirnya Undang-Undang Pokok Agraria(UUPA) No. 5 tahun 1960 di LapanganMerdeka Medan (24/09.). Peringatanyang mengusung tema laksanakansegera pembaruan agraria sejati (PAS)untuk kedaulatan pangan dan pengen-

    tasan kemiskinan ini dirayakan denganparade budaya dan long march darilapangan merdeka menuju kantor Guber-nur Sumatera Utara.

    Pada kesempatan tersebut, Wagimin,Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW)SPI Sumut menyampaikan seruan untukmemperkuat barisan persatuan nasionalgerakan rakyat.

    Di tengah peran dan posisi negarayang dilemahkan oleh skenario globalberasaskan neoliberal ini, kita harusterus merapatkan barisan dan mem-perkokohkan perjuangan kaum tani,

    tegasnya.Massa aksi diterima oleh M. Roem

    Kepala Dinas Pertanian Propinsi Sumat-era Utara yang mewakili Pelaksana TugasGubernur Sumatera Utara.

    Dinas Pertanian Sumatera Utara me-wakili Pemerintahan Provinsi SumateraUtara mendukung perjuangan petani danmenerima segala aspirasi kaum petaniyang berjuang mewujudkan pembaruanagraria untuk kedaulatan pangan danpengentasan kemiskinan ungkap M.Roem.

    Aksi yang berisikan pagelaran bu-

    daya seperti reog dan kesenian gondang

    ini diakhiri denganpenyabitan padidi atas replikatumpeng sayuroleh Kepala Di-nas Pertanian, M.Roem yang didam-ping oleh KetuaDPW SPI Sumut,Wagimin, sebagaisimbol kedaulatanpangan di Suma-tera Utara.

    Di Padang,Sumatera Barat(Sumbar), ratusanpetani SPI me-musatkan aksi per-ingatan HTN inidi kawasan TamanBudaya (24/09).Aksi SPI Sumat-era Barat ini juga

    diikuti oleh beberapa lembaga sepertiPerkumpulan Qbar, Walhi Sumbar, LBHPadang, PBHI Sumbar dan juga dihadirioleh Kepala Dinas Pertanian Sumbar, Ba-dan Ketahanan Pangan, Badan Pertana-

    han Nasional (BPN Sumbar), pihak Polda,serta Pemerintah Provinsi Sumbar.

    Sukardi Bendang selaku KetuaPanitia Pelaksana Peringatan Hari TaniNasional ke-51 di Sumbar menyebutkanbahwa kontribusi terbesar kemiskinanberada di sektor pertanian. Namun be-gitu, perhatian pemerintah pusat hinggapemerintahan terkecil dinilai belum proterhadap petani. Bila serius ingin mem-berantas kemiskinan, pemerintah Sum-bar harus fokus memberdayakan petani.

    Sukardi juga memaparkan, perun-tukan lahan harus menjadi perhatian

    serius pemerintah. Dari data BPS, untukaset 18 juta petani hanya 8 juta hektarelahan, sementara satu orang pengusahasawit bisa memiliki lahan seluas 300.000hektare.

    Ini monopoli kalangan bermodal,harus ada perhatian serius pemerintah.Di Pasaman Barat contohnya, sebelumtahun 1990-an lahan petani berkisarsekitar 27.000 hektare. Merosot tajampada tahun 2007, sekitar 14.300 hektare.Harus ada peruntukan lahan-lahan abadiuntuk petani, kata Sukardi yang jugaKetua BPW SPI Sumbar ini.

    Dalam Peringatan HTN di Sumbar

    ini juga dipajang hasil produk pertanianmilik petani SPI berupa beras organik,bibit, hingga makanan khas daerah yangmerupakan produksi salah satu koperasiSPI di basis.

    Dewan Pengurus Wilayah (DPW) SPISumatera Selatan (Sumsel) juga tidakkalah meriahnya dalam merayakan aksiperingatan HTN ke-51 kali ini. Denganmenggalang seribuan massa petani, SPISumsel bersama WALHI Sumsel danorganisasi tani lainnya merayakannyadengan melakukan long march dari pusatkota Palembang menuju kantor Guber-nur Sumsel (26/09).

    Rohman Alqolamy, Ketua BPW SPISumsel menyampaikan bahwa peringa-tan HTN kali ini juga mendesak peme-rintah untuk segera menyelesaikan kasus

    sengketa agraria dan kekerasan terhadappetani yang terjadi di Sumatera Selatandalam beberapa tahun belakangan.

    Kami ingin pemerintah betul-betulserius menyelesaikan kasus agraria diSumsel ini, jangan ada lagi petani yangdianiaya dan digusur dari lahannya han-ya karena ingin mendapatkan sepetaklahan untuk menyambung hidupnya,tutur Rohman.

    Di lain tempat, seribuan massapetani SPI Jambi yang berasal dari tujuh

    Bersambung ke halaman 5

    Aksi massa SPI Sumatera Utara dalam memperinga perayaan Hari Tani Nasional diMedan (24/09).

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    5/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92

    OKTOBER 2011P E M B A R U A N A G R A R I A 5

    Kabupaten menggelar aksi simpatik me-rayakan peringatan HTN dengan melaku-kan long march dari pusat kota menuju

    kantor DPRD Jambi (24/09). Aksi massaSPI diterima oleh para anggota DPRDJambi yang khusus datang ke kantornyauntuk menemui para petani, karena padahari itu sabtu yang notabene merupakanhari libur.

    Ada dua hal yang ingin saya tegas-kan dalam peringatan HTN ke-51 di Jam-bi ini, pertama agar petani tetap menjagaUUPA No. 5 tahun 1960 sebagai payunghukum agraria di indonesia dari pihak-pihak yang akan mencoba mengubahatau menggantikanya. Kedua adalah agarpetani tetap bersatu untuk menagih janji

    pemerintahan SBY-Boediono yang akanmembagi-bagikan tanah untuk petanidan apabila mereka tidak bisa membagi-kan tanah kepada petani maka petaniakan mengambil dan membagi-bagi ta-nah sendiri, teriak Sarwadi, Ketua BPWSPI Jambi di depan seribuan massa aksi.

    Massa aksi kemudian melanjutkanlong march dengan mengelilingi KantorBapeda Jambi, Dinas Pertanian Jambi,RRI Jambi, dan kantor-kantor pemerin-tahan lainnya.

    Di Lampung, Ratusan petani SPI jugamenggelar aksi serupa yang dipusatkandi Bundaran Tugu Adipura, Bandar Lam-pung (24/09).

    Wahyudin, Ketua BPW SPI Lampungmenyampaikan bahwa UUPA No. 5 Tahun1960 memberikan jaminan penghor-matan dan perlindungan hak petaniatas sumber-sumber agraria. Namun,pelaksanaannya belum menyentuhkepenti- ngan para petani. Dia juga me-nyampaikan bahwa dalam rangka perin-gatan HTN ke-51 kali ini, SPI Lampungmendesak pemerintah untuk segeramencabut kebijakan impor pangan dansegera merevisi Undang-Undang No. 7tahun 1996, yang mengatur masalah

    pangan.Kami menilai kebijakan pengadaan

    impor beras merugikan petani Indone-sia. Kebijakan ini juga sangat berlebihan,sebab kebutuhan pangan masyarakatIndonesia hingga saat ini sebenarnyamasih bisa dipenuhi oleh petani di tanahair, tutur Wahyudin.

    Berpusat di Semarang, ratusanpetani SPI Jawa Tengah juga menggelaraksi damai merayakan peringatan HTNke-51 (26/09). Mugi Ramanu, KetuaMajelis Nasional Petani (MNP) SPImenyampaikan bahwa peringatan HTN

    ini adalah merupakan waktu yang tepat

    Sambungan dari hal. 4 Bunga Rampai...

    Aksi massa SPI Jawa Timur dalam memperinga perayaan Hari Tani Nasional diSurabaya (24/09).

    untuk petani kecil bangkit dari keterpu-rukannya.

    Yogyakarta sebagai kota pelajarjuga ikut menyemarakkan peringatanhari raya-nya kaum tani se-Indonesia.DPW SPI Yogyakarta menyelenggarakandiskusi mengenai permasalahan terkaitpetani (24/09). Selain SPI Yogyakartajuga mengadakan festival budaya di bumiperkemahan Wono Gondangan Cang-kringan, Sleman selama dua hari (24-25September).

    Di tempat lain, seratusan massapetani SPI Jawa Timur yang tergabungdalam Aliansi Tani Jawa Timur (ATJ)melaksanakan aksi damai yang dipusat-kan di depan Gedung Negara Grahadi,Surabaya (24/09).

    Ruslan, Ketua BPW SPI Jawa Timurmengemukakan bahwa di peringatanHTN ke-51 kali ini nasib petani masihbelum membaik.

    Kita yang memproduksi padi tapibukan kita yang menikmatinya melain-kan para tengkulak nakal, belum lagi ke-bijakan impor beras yang menjatuhkanharga beras lokal. Kami butuh langkahkongkrit dari pemerintah, kata Ruslan.

    Sementara itu, ratusan petani SPINusa Tenggara Barat (NTB) mendesakPemerintahan provinsi mengeluarkansejumlah rekomendasi kepada peme-rintah pusat terkait nasib petani yangmakin lama makin terdesak dengan hak-

    haknya.Kami minta kepada gubernur dan

    wakil gubernur NTB agar segera men-cabut pembebasan bea masuk imporberas, kata Wahidjan, Ketua BPW SPINTB saat berorasi memperingati ke-51Hari tani di depan kantor Gubernur NTB

    Sabtu (24/9).Selain itu

    Wahidjan jugamendesak supayatidak mengguna-kan pendekatanrefresif terhadap

    kaum tani dalammenyelesaikanpersoalan, sertameminta supayamelaksanakanpembaruanagraria sejati se-cepat mungkin.

    Aksi yangsama juga dilak-sanakan di Mang-garai, Nusa Teng-gara Timur (NTT)(24/09). Ratusan

    petani SPI NTT

    melakukan aksi long march menuju kan-tor Bupati dan DPRD Manggarai. Massaaksi yang dipimpin oleh Martinus Sinaniselaku Ketua BPW SPI NTT diterima olehasisten Bupati Manggarai, Frans Hani.Dia menyampaikan bahwa pemerintahManggarai akan segera membuat kebi-jakan untuk mengembangkan panganlokal serta serta mengantisipasi masalahkekeringan dengan melakukan pen-dataan sejumlah petani yang terkenabencana kekurangan pangan. Dialogdi kantor Bupati ini juga dihadiri olehKepala Dinas Pertanian, Kehutanan, danBPN Manggarai.

    Reforma agraria mutlak dilaksana-kan demi menjamin masa depan petanimenjadi lebih sejahtera, tutur Martinus.

    Dalam setiap peringatan Hari TaniNasional ke-51 di setiap wilayah SPI dipelosok nusantara, juga dibacakan pidatopolitik Ketua Umum SPI, Henry Saragihyang berintikan enam hal pokok yakni:agar Presiden segera mengeluarkanPeraturan Pemerintah (PP) tentang re-forma agraria, menghentikanfood estatedan pertanian berbasiskan korporasi,mengembangkan pertanian yang ekolo-gis dan ramah lingkungan, menghentikanimpor pangan, mengembangkan ko-perasi petani dan mengembalikan fungsiBULOG, serta memberi peran yang besarbagi organisasi petani dalam pelaksan-aan program pertanian pemerintah.

    Selain itu, peringatan Hari Tani Na-sional dan Hari Lahirnya UUPA ini jugadiperingati di wilayah-wilayah lain Indo-nesia seperti Riau, Kalimantan, Sulawesidan juga Papua.

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    6/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92OKTOBER 2011

    P E M B A R U A N A G R A R I A6

    JAKARTA. Sekitar tujuh ribuan petanidari Serikat Petani Indonesia (SPI)menggelar aksi damai turun ke jalanuntuk memperingati perayaan HariTani Nasional ke-51 di Jakarta, (24/09).Ribuan massa petani ini berasal daribeberapa kabupaten di Jawa Barat danBanten.

    Abay Haetami, petani SPI dari Kabu-paten Lebak, Banten mengungkapkanbahwa dirinya telah datang pada dinihari bersama seribuan massa petani SPIdari Lebak.

    Kami dari Lebak, sangat berseman-

    gat datang ke Jakarta untuk bersama-sama petani lainnya dari Jawa Barat danBanten untuk merayakan hari rayanyakaum tani ini. Semoga dengan perayaanHari Tani Nasional ke-51 ini pemerintahsemakin sadar bahwasanya kami petaniadalah kaum yang memang perlu benar-benar diperhatikan, karena kami salahsatu penyangga ekonomi dan kesejahte-raan negeri ini, tuturnya.

    Sementara itu, Fauzan Kreyo, petaniSPI asal Cirebon menyatakan bahwa HariTani Nasional ini wajib hukumnya untukdirayakan oleh kaum tani di Indonesia.

    Hari ini adalah hari yang sangatistimewa bagi kami petani, karena padahari inilah 51 tahun yang lalu, Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) disahkan,UU inilah yang menjadi dasar dan pedo-man bagi kaum tani di Indonesia, tuturFauzan yang kali ini bertindak sebagaikomandan BAKTI (Badan Aksi Tani ) SPI.

    Sekitar pukul delapan pagi massasudah siap berkumpul di Mesjid Istiqlaldan kemudian bergerak bersama menujuistana negara. Dimulai dengan berdoadan menyajikan lagu kebangsaan Indo-nesia Raya, petani memulai long marchmenuju istana negara di kawasan MedanMerdeka Utara, Jakarta.

    Dengan meneriakkan yel-yel danlagu perjuangan, setiap petani SPI terli-hat begitu bersemangat mengikuti aksimenyambut Hari Tani Nasional ke-51 ini.

    Marwiyah, petani perempuan SPIasal Sukabumi mengemukakan bahwadia dan keluarganya telah cukup lamamempersiapkan diri untuk melakukanaksi hari ini.

    Kami sadar bahwa diperlukankesatuan yang kuat untuk masa depanpetani yang lebih sejahtera, oleh karenaitu kami telah mempersiapkan diri untuk

    mengikuti aksi ini sejak beberapa bulan

    Tujuh Ribuan Petani SPI Gedor Istana Negara

    yang lalu. Kami melaku-kan swadaya untuk bisasampai di Jakarta inidan merayakan HariTani Nasional ini. Kalaubukan kami petani, jadisiapa lagi yang akanmerayakannya, tuturibu dua anak ini.

    Henry Saragih,Ketua Umum SPI men-gungkapkan bahwa SPIakan terus merayakanperingatan Hari Tani

    Nasional ini setiaptahunnya, karena iniadalah suatu momenuntuk menggalangkebersamaan kaum tanise-Indonesia, sekaligusmomen untuk menyam-paikan aspirasi kaumtani langsung kepadapemangku kekuasaan.

    Kalau tahun inimassa kita sekitartujuh ribuan, tahundepan insya Allah akanbertambah beberapakali lipatnya. Selain diJakarta, petani-petani diseantero negeri ini jugamerayakan Hari TaniNasional ini, seperti diAceh, Sumatera Utara,Sumatera Barat, Riau,Lampung, Sumatera Se-latan, Jawa Tengah, JawaTimur, Nusa TenggaraBarat, Nusa Tenggara Timu, hingga kePapua, Kalimantan dan Sulawesi, jelasHenry yang juga koordinator umum LaVia Campesina (gerakan petani interna-

    sional).Sekitar pukul 09.30 wib, massa

    petani telah sampai di depan istanapresiden. Setelah menyampaikan tun-tutannya, perwakilan massa aksi yangdipimpin oleh Henry Saragih kemudianditerima oleh Felix Wanggai (Staf KhususPresiden Bidang Pembangunan Daerahdan Otonomi Daerah) dan Daniel Spa-ringga (Staf Khusus Presiden BidangKomunikasi Politik).

    Selain SPI, aksi Hari Tani Nasionalkali ini juga diikuti beberapa gerakansosial lainnya seperti Aliansi Petani In-

    donesia (API ), Serikat Petani Pasundan

    (SPP), Serikat Nelayan Indonesia (SNI ),Serikat Buruh Indonesia (SBI), Lingkarstudi Aksi Demokrasi Indonesia (LSADI),Front Perjuangan Pemuda Indonesia

    (FPPI), Indonesian Human Rights Com-mittee for Social Justice (IHCS), BinaDesa, Konsorsium Pembaruan Agraria(KPA), Kom. Kajian dan Lakuna BinaBangsa, GMI, DPN KB Marhaenis, Pe-muda Demokrat, KASBI , PerhimpunanRakyat Pekerja (PRP), Ikatan SenatMahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI),Forum Komunikasi Mahasiswa PertanianIndonesia (FKMPI), dan Gerakan Maha-siswa Nasional Indonesia (GMNI).#

    Aksi massa tujuh ribuan petani SPI dari Banten dan Jawa Barat dalam me-rayakan peringatan Hari Tani Nasional ke-51 di Jakarta (24/09).

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    7/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92

    OKTOBER 2011 7

    Mempertahankan Kedaulatan Pangandi Tengah Ancaman Krisis Nuklir

    TOKYO. 11 Maret 2011 yang lalu, gempabumi terbesar yang pernah tercatat

    dalam sejarah Jepang menyerang bagiantimur laut Jepang. Gempa bumi ini me-nyebabkan tsunami yang menghancur-kan hampir semua kota-kota di pesisirdan timur laut Jepang dan juga merusak24.000 hektar lahan pertanian. Selain itu,tsunami menghancurkan sistem pendi-ngin Pembangkit Listrik Nuklir Fuku-shima Daiichi yang memicu meledaknyatiga reaktor.

    Shinya Takeda, pemuda tani Jepangmenyampaikan bahwa pada saat itu per-nah terbesit di banyak benak masyarakatJepang bahwa mereka tidak akan bisalagi hidup di utara Jepang. Ketakutanini juga menyerang pemuda tani karenamereka mungkin harus meninggalkanlahannya jika ternyata ditemukan kon-taminasi nuklir yang melewati ambangbatas.

    "Bahkan, banyak petani di daerah Fu-kushima dipaksa menyerah untuk tidakbertani karena tingginya tingkat kontam-inasi radioaktif. Bahaya penyebaran zatradioaktif tidak hanya terjadi di Fukushi-ma, tetapi seluruh wilayah Jepang. Petanitakut bertani dan konsumen pun takutmembeli hasil pangan lokal, masyarakatFukushima pun menjadi sangat jarang

    membeli hasil tani lokal mereka sendiri"tutur Shinya.

    Sebuah bencana alam telah berhasilmelakukan kerusakan besar terhadapkeamanan dan kedaulatan panganJepang. Oleh karena itu, gerakan San-choku dan gerakan agroekologi yangtelah dirintis oleh Nouminren (Organisa-si Petani Jepang-Anggota La Via Campe-

    Pertemuan pemuda di Jepang yang diiku oleh pemuda tani Nouminren

    Tabloid Pembaruan Tani versi elektronik bisa dinikmati di: www.spi.or.id

    sina) untuk membeli hasil pangan lokaldan pupuk lokal yang berbasiskan perta-nian berkelanjutan tidak lagi berlaku diFukushima dan beberapa daerah lainnyadari Jepang. Bencana ini memutarbalik-kan kerja-kerja yang telah dilakukanNouminren selama ini.

    Menghadapi situasi seperti itu,Nouminren mengadakan kemah pemudatani di perfektur Wakayama (Selatan

    Jepang) pada bulan Agustus untuk mem-bahas hal-hal prioritas untuk dilakukanmenghadapi situasi seperti sekarang

    "Kami juga memikirkan yang terbaikuntuk masyarakat Jepang di masa depan;apakah Jepang dengan tingkat kenya-manan hidup yang sama seperti sebelumgempa tetapi namun tetap beresiko ting-gi karena menggunakan tenaga nuklir

    atau Jepang dengankenyamanan sedikit

    berkurang tetapilebih aman karenamenggunakan sum-ber energi terbarukanyang berkelanjutan,seperti angin, air,gelombang, mataharidan sebagainya. Dis-kusi ini penting bagikami para pemudatani, karena kamilahyang akan men-jadi generasi penerusJepang," ungkapShinya.

    Shinya menam-bahkan bahwa sejakkecelakaan di pem-bangkit listrik tenaga

    nuklir Jepang yang terjadi akibat gempadan tsunami, batas negara menjadi tidakpenting, karena efek negatif yang di-timbulkan dari nuklir bisa menjangkausemua makhluk hidup di bumi.

    "Kami akhirnya menyimpulkanbahwa kita harus bekerja dan mendis-kusikan ini dengan setiap pemuda padasetiap level di tingkat nasional, regionaldan internasional. Oleh karena itu

    Nouminren bersama La Via Campesinaakan terus mengawal hal ini karenaternyata energi nuklir dapat berdampakburuk bagi kedaulatan pangan suatunegara. Untuk tingkat regional Asia, Inijuga merupakan kesempatan pentingbagi para pemuda untuk membahas jenisenergi apa yang ingin kita utamakan,"tambah Shinya.#

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    8/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92OKTOBER 2011

    C A M P E S I N O S8

    Pertemuan Regional ke-4 Pemuda TaniLa Via Campesina Asia Tenggara dan Timur

    Bersambung ke halaman 9

    JAKARTA. Pada tanggal 3-7 September2011 yang lalu, peserta dari SerikatPetani Indonesia (SPI) Achmad Yakub,Elisha Kartini dan Eka Wildanu dariDPC SPI Cirebon menghadiri pertemuanregional ke-4 pemuda La Via CampesinaAsia Tenggara dan Asia Timur di kotaSangju, Korea Selatan. Pertemuan inidiikuti oleh kurang lebih 26 peserta dari11 organisasi yang ada di kawasan ini,9 diantaranya merupakan organisasianggota La Via Campesina di region AsiaTenggara dan Timur, serta 2 organisasi

    pengamat dari Taiwan dan Australia.Pertemuan tahunan ini bertujuan un-

    tuk meningkatkan keterlibatan pemudadalam organisasi tani di masing-masingnegara dan juga mendorong keterliba-tan pemuda dalam pertanian. Hampir disemua negara yang hadir menghadapimasalah yang sama dengan semakinberkurangnya jumlah pemuda di sek-tor pertanian dan terjadinya migrasibesar-besaran para pemuda baik ke kotamaupun menjadi buruh migran. Salahsatu perkembangan menarik dari per-temuan tahunan pemuda regional saat

    ini di hampir semua organisasi anggotaregion Asia Tenggara dan Asia Timurtelah memiliki divisi kepemudaan, yangbertanggung jawab untuk mengorganisirpemuda pedesaan dan meningkatkanperan pemuda baik di pertanian maupundalam organisasi tani.

    Di Indonesia saja saat ini hanyatinggal 11% dari total pemuda, atausekitar 6,9 juta orang yang terlibat dipertanian, sementara di negara-negaraseperti Korea Selatan dan Jepang rata-rata usia petani di atas 65 tahun. Hal inimenggambarkan hampir tidak adanya

    regenerasi di sektor pertanian. Dalampresentasinya Achmad Yakub menyam-paikan bahwa SPI mengganggap pentingregenerasi di sektor pertanian karenapemudalah yang akan menjadi penerusbaik sebagai produsen utama panganmaupun pemimpin dalam organisasi.

    Yoon Geum Sun, Komite KoordinatorInternasional Via Campesina dari Koreamenyatakan bahwa di tangan para pemu-da lah kita berani bermimpi akan adanyaperubahan dalam pertanian dan didunia, para pemuda menyimpan seman-gat besar untuk mendorong terjadinya

    perubahan dankeluar dari multikrisis

    global yang dihadapi dunia saat ini.Pada kesempatan ini juga organisasi

    tuan rumah Korean Peasant League(KPL) dan Korean Women Peasant Asso-ciation (KWPA) mengajak peserta untukield trip agar peserta dapat memahamiisu-isu perjuangan para petani di Ko-rea Selatan. Field trip dilakukan di tigalokasi, yang pertama ialah ke daerahtempat pangakalan militer AS terbesardi Korea, Camp Carol berlokasi. Di campini, diketahui bahwa tentara Amerikamasih menyimpan Agent Orange, senjata

    kimia berbahaya yang pernah diguna-kan sebagai senjata kimia dalam perangVietnam.Agent Orange ini telah mence-mari tanah dan air, dan menyebabkanpenduduk desa ini menderita kanker 3kali lebih banyak dari rata-rata penderitakanker di Korea Selatan. KPL, KWPA ber-sama organisasi masyarakat lainnya dimenuntut Amerika untuk mengakui haltersebut secara terbuka, meminta maafkepada masyarakat Korea dan segeramemperbaiki keadaan tanah dan airyang tercemar.

    Lokasifield trip kedua ialah tepian

    Sungai Nakdong, salah satu dari 4 sungai

    utama di Korea dimana tengah dilakukanpembangunan mega dam. PemerintahKorea menyatakan bahwa pembangunandam ini bertujuan untuk mencegah ban-jir dan memastikan persediaan air bersihdi Korea, namun yang terjadi justrusemakin sering terjadi longsor di sepan-jang tepian wilayah pembangunan terse-but, dan merusak pipa aliran air bersih.Belum lagi wilayah pertanian sepanjangtepian sungai yang rusak akibat pemban-guanan mega dam tersebut. Masyarakatmenuntut dihentikannya pembangunan

    mega dam di keempat sungai utama itu.Lokasi ield trip yang ketiga ialah

    pertanian organik tertua di Korea Sela-tan, yang dimulai 20 tahun lalu. Kelu-arga petani ini menanami lahan seluas5,8 hektar dengan padi, peach dan pearsecara organik. Menjadi petani organikdi Korea pada periode tersebut, bukan-lah hal yang mudah. Terutama dengankebijakan dan stigma yang ditanamkanpemerintah bahwa pertanian organikidentik dengan ideologi komunisme,sehingga siapa saja yang melakukan...

    Para peserta Pertemuan Regional ke-4 Pemuda Tani La Via Campesina Asia Tenggara dan Timur di Korea Sela -tan (3-7 September 2011)

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    9/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92

    OKTOBER 2011C A M P E S I N O S 9

    Petani Tamil Nadu-India Gelar Aksi Tolak Monsanto

    Sambungan dari hal 8 Pertemuan...

    ...pertanian organik harus menghadapihukuman penjara atau disiksa. Namunsaat ini berkat kegigihan para petanidan dukungan konsumen yang semakinmenyadari pentingnya pangan sehatmereka berhasil mengembangkan perta-nian organik. Saat ini semua pemasarandilakukan secara langsung via internet.Saat ini semakin banyak pula anak-anak

    muda dari kota yang tinggal bersamakeluarga-keluarga petani untuk belajarpertanian, dengan harapan kelak merekabisa memiliki usaha pertanian sendiri.

    Pada pertemuan kali ini juga di-lakukan pemilihan koordinator pemudaregional untuk menggantikan koordina-tor sebelumnya yang telah habis masajabatannya selama 2 tahun. Hasil pemi-lihan ini secara aklamasi memutuskanAchmad Yakub dari SPI dan satu orangperempuan dari KWPA untuk menjadikoordinator pemuda regional periode2011-2013.#

    TAMIL NANDU-INDIA. Asosiasi PetaniTamil Nadu melakukan aksi massa den-gan tema "Quit India Monsanto"meno-lak upaya agresif Monsanto mengambilalih pengelolaan pangan dan pertanian(09/08). Aksi yang dipusatkan di daerahCoimbatore Tamil Nadu ini juga dilaku-kan untuk menyambut Hari Kemerde-

    Para peserta Pertemuan Regional ke-4 Pemuda Tani La Via Campesina AsiaTenggara dan Timur di Korea Selatan (3-7 September 2011)

    Salah satu panorama indah di tempat berlangsungnya Pertemuan Regional ke-4 Pemuda Tani

    La Via Campesina Asia Tenggara dan Timur di Korea Selatan.

    kaan India dan menolak

    monopolisasi benih danpangan oleh perusa-haan-perusahaan besar.

    Usaha monopolisasiMonsanto salah satu-nya dengan berusahamengkontrol penye-baran bibit terong diIndia. Bibit yang dikenaldengan nama Bt Brin-jal ini akan mengkon-taminasi semua varietaslokal, sehingga akhirnyatidak akan ada lagi bibit

    lokal alami yang tersisa.Jika hal ini terjadi makaseluruh terong yangditanam di India akanmenggunakan bibit dariMonsato ini. Monsanto

    akan mengalami keuntungan yang besarkarena terong adalah salah satu maka-nan utama di India. Dengan menguasaibenih, Monsanto akan menguasai hargadan menyebabkan ketergantungan bagipetani terong,

    Sementara itu, Monsanto juga beru-saha mempengaruhi para pengambil

    keputusan pertanian di India. Monsantobahkan berusaha keras untuk melaksan-akan revolusi hijau kedua di India.

    Yudvir Singh, petani asal India me-nyampaikan bahwa La Via Campesinabersikukuh agar benih harus berada disetiap orang, bukan berada di gengga-man segelintir perusahaan yang berori-entasikan laba. "Benih harus dikontrololeh kita (baca:petani), bukan olehperusahaan-perusahaan yang hanya me-mikirkan untung. Petani harus berdaulatatas benih," tutur pria yang juga anggotaLa Via Campesina ini.

    Baru-baru ini, Monsanto telah me-

    ngalami pukulan telak, setelah Pemerin-tah India melakukan moratorium terh-adap salah satu produk benih mereka.Dewan Keanekaragaman Pangan Indiatelah menggugat Monsanto atas tuduhanbiopiracy(pembajakan hayati) karenasetidaknya menggunakan 10 varietaslokal tanpa izin, dan sama sekali tidakmenghiraukan persyaratan yang ditentu-kan oleh Undang-Undang (UU) Keaneka-ragaman Hayati India. Petani India tentusaja menyambut baik langkah India danberkomitmen akan terus melawan kese-rakahan korporasi pangan.#

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    10/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92OKTOBER 2011

    C A M P E S I N O S10

    Kebangkitan Perjuangan PetaniTak Bertanah di Afrika Selatan

    Kekerasan Terhadap Petanidi Bajo Aguan, Honduras

    Laksanakan Segera Pembaruan Agraria Sejatiuntuk Kedaulatan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan

    Hari Tani Nasional, 24-09-2011

    www.spi.or.id

    Ilustrasi: Aksi Landless People Movement, Afrika Selatan

    HONDURAS. Masyarakatlembah Bajo Aguan, Hon-duras sedang menyaksikansebuah situasi yang meng-khawatirkan dimana terjasikekerasan dan penindasanterhadap kaum tani. PadaJanuari 2010 dan awalOktober 2011, 40 orangyang terlibat dalam orga-nisasi petani di wilayah itudibunuh. Selama beberapatahun, sekitar 3.500 keluar-ga petani telah mengklaimhak mereka atas pangandan akses ke lahan per-tanian dihinggapi konlikpedesaan dengan produsenutama minyak kelapa sawitdi daerah tersebut.

    Baik itu organisasiHak Asasi Manusia (HAM)nasional dan internasionaltelah memantau situasi inidan menyimpulkan bahwamasyarakat petani di derahtersebut benar-benar takberdaya dan tanpa perlin-

    dungan terhadap tindakan-tindakan semena-menapihak berwenang. Ber-dasarkan Kesaksian daripara korban dan keluar-ganya, satuan pengamanandari pihak swastalah yangyang bertanggung jawabatas kematian, penyiksaan,ancaman dan pelece-han yang terjadi padamasyarakat petani.

    Bajo Aguan sendirimerupakan salah satu

    daerah di Honduras yangpaling terpengaruh olehketegangan dan pen-indasan. Selama tahun1990-an, para pebisnis diwilayah tersebut mengam-

    GAUTENG-AFRIKA SELATAN.Gerakan Rakyat Tak Berta-nah (The Landless PeopleMovement-LPM) yang meru-pakan organisasi yang terdiridari orang-orang yang telahmenanggung beban politikapartheid mencatat bahwasejak terpilihnya pemerin-tahan demokratis dua dekadelalu sangat sedikit yang telah

    dilakukan untuk menjalankanreforma agraria di AfrikaSelatan.

    Musa Mabasa dari LPMmengemukakan bahwa sampaisaat ini kemiskinan di daerahpedesaan telah meningkatsecara dramatis dan kondisiburuh tani yang sehari-harimenjadi lebih buruk dari sebe-lumnya.

    "Sangat sedikitnya jumlahlahan yang didistribusikanbukanlah jawaban karena

    lahan tersebut sangatlah tidakproduktif. Belum lagi tidaktersedianya air, lahan yangtidak dipagari, kincir anginyang rusak, dan kondisi lahanyang rusak karena kelebihan

    penggunaanpupuk kimia.Bahkan doku-men hijau2011 tentangreformalahan tidakmenghasilkansolusi yangkongkrit danpraktis dalammenghadapitantanganuntuk men-gakses la-han produktif

    untuk Kedaulatan Pangan,"ungkap Musa Mabasa.

    Musa Juga mencatat bahwapemerintah Afrika Selatan te-lah gagal untuk melaksanakanprogram pemukiman informalin-situ. Layanan dasar sepertiair, listrik dan sanitasi tidakdiberikan kepada masyarakatmiskin.

    Oleh karena itu LPM se-

    bagai anggota Gerakan PetaniInternasional, La Via Campe-sina, bersama-sama denganorganisasi masyarakat sipildan aliansi La Via Campesinalainnya akan segera memper-siapkan kebangkitan per-juangan petani tak bertanah,setelah dalam beberapa saathanya terlihat diam.

    "LPM juga akan meng-hadiri dan berbicara sebuahacara bertajuk "Solusi Nyatadan Berkelanjutan oleh Petani

    Kecil Untuk Mengatasi Peruba-han Iklim", menuju KonferensiCOP-17, di Durban, AfrikaSelatan pada akhir Novemberdan Desember 2011," tambahMusa.#

    bil alih sebagian besar lahanmasyarakat yang subur untukkemudian ditanami kelapasawit. Masyarakat tani pun te-lah melaporkan suasana keta-kutan dan teror yang dipicuoleh ancaman terus-menerus,pelecehan, penculikan dan pe-nyiksaan yang dilakukan olehpasukan militer, polisi danpenjaga keamanan milik parapebisnis di daerah tersebut.

    Pada awal tahun 2000daerah bekas latihan militerterdapat lahan tak terpakai se-luas lebih dari 11.000 Hektare.untuk bisa diolah oleh parapetani tak bertanah. Akibatkegigihan organisasi tani lokaldan dukungan internasional,para petani tak bertanah ber-hasil merebut 5.700 Ha lahan.Namun akibat kurangnyakemampuan pihak berwenanguntuk mengontrol, sisa lahanmalah dikuasai oleh para parapebisnis yang memiliki pen-garuh kuat, dan para pebisnis

    ini kerap melakukan intimidasiancaman kepada para petaniagar mereka segera mening-galkan lahannya.

    "Pada bulan Maret 2011,enam jaringan organisasiinternasional telah melakukanmisi pencarian fakta mengenaipelanggaran hak asasi manu-sia di Bajo Agun, Honduras.Hasil laporan menjelaskanbahwa penggusuran paksamasyarakat dari lahannyamelanggar standar HAM inter-

    nasional. Sebenarnya sudahada perjanjian antara Presidendengan pemimpin tani, tapikonlik masih jauh dari tahappenyelesaian," ungkap SoiaMonsalve dari FIAN.#

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    11/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92

    OKTOBER 2011P E M B A R U A N A G R A R I A 11

    Aksi Panitia Bersama Hari Tani Nasional 2011

    Aksi Pania Bersama Hari Tani Nasional di depan istana negara (26/09); terlihat petani anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) sedangmengibarkan bendera SPI

    JAKARTA. Ribuanmassa petani(kembali) meng-gelar aksi per-ayaan Hari TaniNasional ke51yang berpusatdi depan istananegara, Jakarta.(26/09) Massaaksi yang ter-gabung dalamPanitia BersamaHari Tani Nasion-al 2011 sebelum-nya melakukanlong march darimesjid Istiqlal.

    AchmadYakub, Ketua De-partemen KajianStrategis NasionalSerikat PetaniIndonesia (SPI)menyampaikanbahwa aksi inimerupakan rang-kaian peringatan

    Hari Tani Na-sional ke-51 olehpanitia bersamayang diikuti oleh

    52 organisasi tani, buruh, miskin kota,nelayan, mahasiswa, dan elemen gerakansosial lainnya se-Indonesia.

    Setelah aksi kita (SPI) 24 Septemberlalu, hari ini aksi juga kembali dilakukanuntuk menyampaikan pesan kepadapemerintah bahwa petani itu memangada dan memang benar-benar perludiperhatikan, bukan hanya dijadikan

    komoditas saat pemilu saja, dan bahwakenyataannya saat ini kebijakan peme-rintah jarang yang pro kepada kepentin-gan kepentingan kecil, ungkap Yakub.

    Setelah berorasi dan bernegosiasimassa aksi kembali diterima oleh per-wakilan pemerintah yang diwakili olehbeberapa pejabat pemerintahan, pihakKepolisian dan pihak BPN (Badan Perta-nahan Nasional).

    Agustiana, Sekjen Serikat PetaniPasundan (SPP), selaku perwakilanmassa aksi yang diterima pihak istanamenyampaikan bahwa pemerintah akanberkomitmen untuk mensejahterakan

    petani. Secara khusus dia juga telah me-nyampaikan penolakan massa aksi men-genai Rancangan Undang-Undang (RUU)Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan.

    RUU Pengadaan Tanah Untuk Pem-bangunan akan semakin menjadi jalanbagi pemodal untuk menggusur tanah-tanah petani, tutur Agustiana.

    Massa pun kemudian beralih menuju

    gedung DPR-MPR RI di bilangan Senayan,untuk kembali mengutarakan aspiras-inya di depan para wakil rakyat.

    Perwakilan massa aksi diterima olehPriyo Budi Santoso selaku Wakil KetuaDPR RI beserta Panitia Khusus (Pansus)RUU Pengadaan Tanah untuk Pembangu-nan.

    Priyo menyampaikan bahwa DPRsangat senang bisa menerima langsungaspirasi dari kosntituennya. MengenaiRUU tersebut, dia menyampaikan bahwahal tersebut masih terus digodok olehPansus dan menerima masukan darimasyarakat.

    Kami sangat konsen mengenai halini, contohnya saja kami masih berdebatmengenai nama RUU ini, apakah RUUPengadaan Tanah Untuk Pembangu-nan, atau RUU Pengadaan Tanah untukKepentingan Umum. Oleh karena itukami meminta masukan kongkrit dariteman-teman petani dan pegiat tani yangberupa dokumen, sehingga bisa kitabandingkan dengan RUU yang kami buat.Dari situ nanti bisa kita ambil yang pal-ing baik untuk rakyat tanpa mengesam-pingkan pembangunan negara ini, tuturPriyo kepada perwakilan massa aksi dilantai 7 gedung DPR-MPR RI.#

    Laksanakan SegeraPembaruan Agraria SejatiUntuk Kedaulatan Pangan

    dan PengentasanKemiskinan

    www.spi.or.id

    HARI TANI NASIONAL KE-51

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    12/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92OKTOBER 201112 P E M B A R U A N A G R A R I A

    JAKARTA. Puluhan petani Serikat PetaniIndonesia (SPI) menggelar aksi damai didepan gedung Kementerian BUMN di Ja-karta (14/09). Aksi ini dilakukan sebagairangkaian kegiatan menyambut Hari TaniNasional yang jatuh pada 24 September2011.

    Perwakilan peserta aksi SPI- yangdipimpin oleh Achmad Yakub selakuKetua Departemen Kajian StrategisNasional SPI diterima oleh MuhammadZamkhani selaku Asisten Deputi BidangUsaha Industri Primer III Kementerian

    BUMN, Seno selaku Humas KementerianBUMN beserta beberapa staf lainnya.

    Achmad Yakub menyampaikan bah-wa SPI mendesak kepada Menteri NegaraBUMN agar segera menyelesaikan kon-lik pertanahan/agraria diwilayah PTPNdan Perhutani di seluruh Indonesia yangberpihak kepada petani dengan cara-cara yang damai dengan pelibatan penuhorganisasi tani.

    Kami juga meminta KementerianBUMN untuk segera mengindentiikasidan menindak tegas pihak-pihak PTPNdan Perhutani yang melakukan pelangga-

    ran luas usaha yang melebihi HGU (HakGuna Usaha), tidak punya HGU dan tidaksesuai peruntukkannya yang merugikannegara juga petani secara langsung,ungkap Yakub.

    Perayaan Hari Tani Nasional ke 51yang puncaknya pada tanggal 24 Septem-ber memberi banyak harapan bagi petanidan masyarakat secara luas untuk hidupyang lebih baik dan sejahtera. Kenyataansaat ini bisa kita saksikan bersama situa-si pertanian dan petani serta kehidupandiperdesaan tidak mengalami kemajuanberarti. Kemiskinan, kelaparan, konlik

    pertanahan serta infrastruktur yangtidak memadai merupakan hal yanglazim dialami sampai kini. RevitalisasiPertanian, Perikananan dan Kehutanan(RPPK) 2005 yang disertai berbagaitarget kesejahteraan bagi petani tidaklahtercapai, seperti pengurangan kemiski-nan saja sampai maret 2010 13, 33%,jauh dari target melalui RPPK yang me-nargetkan pada tahun 2009 kemiskinanbisa ditekan hingga 5,1% saja.

    Enam tahun sejak RPPK dicanangkannyatanya justru menjauhkan produksipangan dari tangan petani kecil dan bu-

    ruh tani ke tangan korporasi melalui pro-

    gramfood estate maupun penyewaan la-han (corporate farming) oleh konsorsiumBadan Usaha Milik Negara (BUMN) sertaGerakan Peningkatan Produksi PanganBerbasis Korporasi (GP3K). Jika memangalasannya tidak bisa lagi menumpukanproduksi pangan di tangan petani guremyang hanya memiliki lahan pertanianrata-rata 0,3 hektar maka seharusnyayang dilakukan pemerintah bukan men-geluarkan program GP3K, tetapi adalahmeningkatkan luasan produksi pangandengan melakukan pencetakan sawah-sawah baru yang dikelola dan dimilikioleh petani di lahan-lahan terlantar miliknegara melalui program Pembaruan

    Agraria Nasional (PPAN).Demikian juga harus ada langkah-

    langkah luarbiasa terkait penyelesaiankonlik agraria diwilayah perkebunandan kehutanan yang dikelola oleh BUMN,seperti PTPN dan Perhutani. Data ang-gota Serikat Petani Indonesia (SPI) yangberkonlik dengan kedua BUMN terse-but luasannya mencapai 8.898 ha yangmelibatkan hampir sembilan ribu kepalakeluarga. Konlik agraria ini tidak hanyamerugikan petani secara material, sosialbahkan terusir dari lahannya. Ratusanpetani ditangkapi, dipenjara dengan

    berbagai tuduhan kriminal. Pihak BUMN

    dalam pendekatan penyelesaian konlikmasih menggunakan cara-cara kekerasanyang melibatkan aparat kepolisian ber-senjata. Sebut saja pengalaman SPI diOgan Ilir Sumatera Selatan dan DamakMaliho Sumatra Utara dengan PTPNVII dan PTPN IV, petani Aek Kuasan diSumatera Utara dan Cibaliung Bantendengan Perhutani, Dusun NgrangkahKediri Jawa Timur dengan PTPN XII sertakonlik-konlik di kawasan lainnya.

    Bagi Serikat Petani Indonesia (SPI)seharusnya BUMN menjadi pelopordalam pembangunan perdesaan, perke-bunan, kehutanan dan produksi pan-gan dengan mendorong keberdayaan

    masyarakat. Ketika masyarakat tani bisasecara mandiri mengelola dan mem-produksi maka peran BUMN adalahmempromosikan dan meningkatkankapasitas petani. Bukan sebaliknyaberperilaku seperti korporasi jahat yangmengejar keutungan sebanyaknya tanpaada hubungannya dengan kesejahteraanpetani dan masyarakat sekitar.

    Menanggapi hal ini MuhammadZamkhani menyatakan bahwa pelepasantanah BUMN dimungkinkan melalui me-kanisme prosedur hukum ataupun pen-jualan yang dengan catatan tidak boleh

    di bawah NJOP (Nilai Jual Objek Pajak).#

    Puluhan petani Serikat Petani Indonesia (SPI) menggelar aksi damai di depan gedung Kementerian BUMN diJakarta (14/09); aksi ini menuntut agar pemerintah segera menuntaskan konik agraria petani dengan BUMN.

    Aksi Petani SPI di Kementerian BUMNTuntaskan Konflik Agraria Petani dengan BUMN

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    13/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92

    OKTOBER 2011P E M B A R U A N A G R A R I A 13

    Henry Saragih: Segerakan Distribusi Lahanke Petani Kecil

    LANGKAT. Distribusi tanah ke petaniharus segera dilakukan karena saatini petani menjadi buruh di tanahnyasendiri; Petani harus mengelolah tanah-

    nya sendiri. Hal ini diungkapkan KetuaUmum Serikat Petani Indonesia, HenrySaragih, saat melakukan kunjungan ke la-han perjuangan milik petani anggota SPIBasis Sei Litur Kecamatan Sawit SebrangKabupaten Langkat (10/09).

    Dalam kunjungan kali ini, HenrySaragih melakukan dialog langsungdengan para petani anggota SPI BasisSei Litur. Beliau menuturkan bahwa saatini perusahaan-perusahaan perkebu-nan yang ada seharusnya dihapus dandigantikan dengan koperasi-koperasipetani untuk pengelolaan lahan-lahan

    perkebunan.Kunjungan Ketua Umum SPI ini juga

    didampingi oleh Ketua Badan PelaksanaWilayah (BPW) SPI Sumatera Utara,Wagimin, yang menyampaikan agar parapetani anggota SPI Basis Sei Litur tetapharus menjaga semangat perjuangan.

    Perjuangan ini merupakan yangpanjang, sehingga semangat perjuangandan solidaritas sesama anggota harusterus dipertahankan dan ditingkatkan,tuturnya.

    Kunjungan Ketua Umum SPI inidisambut antusias oleh petani anggota

    SPI Basis Sei Litur yang saat ini sedang

    Foto bersama Ketua Umum SPI, Henry Saragih bersama pengurus SPI Sei Litur

    Prosesi penanamn pohon oleh Ketua Umum SPI, Henry Saragih

    berjuang mere-but tanah merekayang dirampasoleh PTPN IIKebun SawitSebrang.

    Sebagaiketua basis sayamerasa senangatas kunjunganKetua Umum SPIkali ini karenasaya yakin kun-

    jungan kali iniakan menambahsemangat kepadapara anggotayang selama iniselalu menda-patkan intimi-dasi dari pihakPTPN II KebunSawit Sebrang

    dalam merebut kembali lahan kami kataSaenan, Ketua SPI Basis Sei Litur.

    Selama ini berbagai intimidasi kerap

    dialami oleh petani ang-gota SPI Basis Sei Liturseperti pengrusakan tana-man, pembakaran gubuksampai kepada tindakkriminalisasi.

    Sejak Oktober 2009,masyarakat petani Desa SeiLitur bergabung dan mem-bentuk Basis SPI Sei Liturdan berjuang merebutkembali tanah mereka yangtelah dikuasai oleh PTPNII Kebun Sawit Sebrang.Padahal, sejarahnya sejaktahun 1953, tanah tersebutdikuasai dan diolah olehmasyarakat sebagai sum-ber mata pencarian merekadengan menanam tanamanpangan yaitu padi. Padatahun 1963, lahan terse-but diambil paksa olehperusahaan perkebunanbernama Boenes Area yangdipimpin oleh Tuan BesarChris Wehh, namun ka-rena kegigihan masyarakatuntuk mempertahankan

    lahan mereka akhirnya la-

    han tersebut dapat dikuasai kembali olehmasyarakat. Ketenangan masyarakatdalam mengolah lahan tersebut tidakberlangsung lama, tahun 1975 1976,Kepala Desa Sei Litur Tasik yang saatitu dipegang oleh Alm. Kasbun memintapaksa surat tanah yang dimiliki olehmasyarakat dengan alasan akan diper-baharui dan bagi yang tidak mau me-nyerahkan dianggap sebagai PKI. Tanpasepengetahuan masyarakat, pada tahun1977 1978 lahan masyarakat telahberalih kepada PTP II. Dengan kekuatan

    militer, PTP II mengklaim tanah terse-but merupakan tanah milik perusahaan.Sampai saat ini lahan tersebut dikuasaioleh PTPN II Kebun Sawit Sebrang.

    Di akhir kunjungan, Ketua UmumSPI dan Ketua DPW SPI Sumut didam-pingi oleh Ketua DPB SPI Sei Litur danbeberapa anggota melakukan penana-man pohon bersama di lahan perjuangansebagai bukti bahwa lahan ini merupa-kan sumber penghidupan bagi petaniagar petani dapat sejahtera.#

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    14/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92OKTOBER 2011

    H A K A S A S I P E T A N I14

    Aksi SPI Asahan, TuntutPenghentian Intimidasi

    Diskusi Media, SambutHari Tani Nasional 2011

    ASAHAN. Ratusan petanianggota Serikat Petani Indo-nesia (SPI) Kabupaten Asahanmelakukan aksi unjuk rasake Kantor Kepolisian SektorPulau Rakyat pada Selasa danRabu lalu (06-07/08). Aksiyang langsung dipimpin olehKetua DPC SPI Asahan ini

    menuntut agar pihak aparatkeamanan dalam hal ini ke-polisian sektor Pulau Rakyatmenghentikan tindak in-timidasi terhadap petani yangsedang berjuang memperta-hankan hak nya atas tanah.

    Tuntutan ini secara tegasdisampaikan oleh peserta aksimengingat selama ini mer-eka merasa diintimidasi olehpihak kepolisian sektor PulauRakyat. Intimidasi yang dilaku-kan oleh pihak kepolisian ini

    berupa dikeluarkannya suratpemanggilan kepada petaniyang terkesan terlalu dibuat-buat dan berlangsung secaraterus-menerus.

    Selama bulan Ramadhankemarin, setiap hari anggotabasis mendapatkan suratpemanggilan dari pihak ke-polisian sektor Pulau Rakyat.Tetapi surat tersebut tidakjelas. Sebagai contoh, adasurat pemanggilan yang tidakmemakai kop surat, tidak

    dijelaskan alasan pemanggilan,

    JAKARTA. Dalam rangkaianperingatan Hari Tani Na-sional (HTN) ke-51, DewanPengurus Pusat (DPP) Ser-ikat Petani Indonesia (SPI)menyelenggarakan diskusimedia yang bertempat dikawasan Cikini, JakartaPusat (22/09).

    24 September tiap ta-hunnya diperingati dengansuka cita oleh kaum taniIndonesia sebagai Hari TaniNasional. Inilah harinya

    petani Indonesia, pada hariitu ditetapkan Undang-Undang N0. 5 Tahun 1960tentang Peraturan DasarPokok-Pokok Agraria (yangdikenal dengan UUPA 1960)yang mengatur tentang hak-hak dan kewajiban kaumtani, mengatur hak atas ta-nah, hak atas sumber-sum-ber agraria untuk dikeloladan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemak-muran petani dan bangsa.

    Kelahiran UUPA inilahyang kemudian ditetapkansebagai Hari Tani Nasional.Penetapannya berdasarkanKeputusan Presiden Soekar-no No 169/1963, menanda-kan bagaimana pentingnyaperan dan posisi petanisebagai tulang punggungbangsa.

    Henry Saragih, KetuaUmum SPI menyampaikanbahwa SPI akan meraya-kan hari raya kaum taniini dengan melakukan aksidamai turun ke jalan yangdipusatkan di ibukota pada24 dan 26 September.

    Inilah hari yang di-tunggu kaum tani, bersama-sama kita akan melakukanlong march menuju istananegara untuk menyampai-kan aspirasi kaum tani yangsudah semakin dilupakanoleh pemerintah. Petanibutuh tanah untuk bertani.SBY harus segera menepatijanjinya di Program Pem-

    baruan Agraria Nasional

    serta tidak dijelaskan siapayang melakukan pelaporantegas Zubaidah, Ketua DPC SPIAsahan. Petani anggota SPIKabupaten Asahan yang seringmendapatkan intimidasi yaitupetani anggota Basis Bangun,Basis Padang Mahondang,Basis Persatuan dan Basis

    Sukarame. Keempat basis inisedang berjuang memper-tahankan lahan mereka yangdikuasai oleh para pengusaha.

    Selain menuntut agarpihak Kepolisian Sektor PulauRakyat untuk menghenti-kan segala tindak intimidasiterhadap petani, massa aksijuga menuntut agar KapolsekPulau Rakyat dipindahkan danKepala Desa Bangun, PadangMahondang, serta Persatuandipecat karena massa petani

    mengangga bahwa kepala desadi Desa Bangun, Padang Ma-hondang dan Persatuan selaluberpihak kepada pengusahatanpa mempedulikan nasibwarganya.

    Dari dua hari aksi ber-turut-turut yang dilakukan,ternyata tidak membuahkanhasil, maka Pengurus DPC SPIAsaha akan melakukan audi-ensi dengan Kapolres Asahanpada tanggal 14 September2011 mendatang dengan men-

    gajukan tuntutan yang sama.#

    Aksi DPC SPI Asahan, tuntut penghenan inmidasi

    (PPAN) untuk membagikantanah terlantar kepada kami(baca: petani) yang bertanah,tutur Henry.

    Henry juga menyampaikanbahwa pemerintah saat inimemang lebih mengakomodirkepentingan perusahaan-perusahaan besar, daripadakepentingan rakyatnya sendiri.Salah satu bentuk keberpiha-kan tersebut dapat dilihat darikebijakan pangan pemerintah,dimana saat pangan di Indone-

    sia hanya diatur dan dikuasaioleh beberapa perusahaanbesar. Perusahaan-perusahaaninilah yang menguasai ran-tai produksi dan distribusipangan di Indonesia; merekainilah yang mengatur keterse-diaan pasokan pangan danharga pangan.

    Selain menyambut HTN,diskusi ini juga menyampai-kan hasil Forum KonsultasiNasional Petani (FKNP) yangtelah diadakan pada 11-12

    Agustus 2011.Muhammad Nuruddin,Sekjen Aliansi Petani Indo-nesia (API) menyampaikanbahwa salah satu hal yangdiperhatikan dalam FKNP iniadalah mengenai pembangu-nan infrastruktur pedesaanuntuk pertanian. SedangkanTita Subayu, dari WahanaMasyarakat Tani dan NelayanIndonesia (WAMTI) jugamenyampaikan bahwa saat inipemerintah adalah perpanjan-gan tangan dari kepentinganpemodal yang hanya menjeru-muskan kaum tani.#

    TANAHUNTUK

    RAKYATwww.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    15/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92

    OKTOBER 2011R A G A M

    TEKA TEKI SILANG PEMBARUAN TANI - 010

    15

    MENDATAR

    1. Berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup; tanpa senyawa kimia 4. Pengasingan7. Satuan hambatan listrik 8. Nada ketujuh 9. Pertanian Berkelanjutan 11. Kata ajak 12. Beranda15. Hadir 16. Panggilan untuk kerabat lelaki (Batak) 17. Awalan yang berarti tidak18. Provinsi di Indonesia (singkatan) 19. Alat untuk menumbuk padi 20. Satuan luas 21. Cahaya (Arab)22. Tim, regu penolong 23. Madrasah Tsanawiyah 25. Dasi (Inggris) 27. Ilmu Pengetahuan Sosial29. Harapan 30. Rancangan, konsep 33. Tulang rusuk 34. Awalan yang berarti satu36. Di dalam (Inggris) 37. Partikel atom 38. Bunga khas Indonesia 39. Alat musik tradisional kita

    MENURUN

    1. Alat musik sejenis piano 2. Makanan terbaik bayi 3. Berkata-kata dengan suara keras4. Pemimpin Shalat 5. Kain penggosok, pembersih 6. Reklame 8. Sifat senasib, satu rasa, setia kawan10. Ibukota Kalimantan Selatan 13. Tanda nomor kendaraan Yogyakarta dan sekitarnya12.Bulan yang diperingati sebagai Hari Tani Nasional di Indonesia 14. Nusantara kita 24. Senda gurau

    26. Pendingin ruangan 28. Kondisi penglihatan yang kurang jelas 31. Bergerak ke tempat yang lebihtinggi 32. Aku, saya (Sunda) 35. Telur (Inggris) 36. Gagasan, pendapat

    Ketentuan Menjawab:Tulis lengkap nama, alamat, nomor identitas, nomor telepon yang bisa dihubungi serta asal basis SPI (jika ada). Tulis jawabandi selembar kartu pos. Jangan lupa untuk mencantumkan kupon TTS Pembaruan Tani 010 di sudut kanan atas kartu pos, lalukirimkan ke alamat redaksi Pembaruan Tani (Jalan Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan, 12790 Indonesia). Jawabanjuga bisa dikirimkan ke email redaksi [email protected] subyek: TTS Pembaruan Tani 009. Jawaban diterimaredaksi selambat-lambatnya akhir Februari 2012. Untuk setiap edisinya redaksi akan memilih tiga orang yang beruntung untukmendapatkan suvenir dari Pembaruan Tani. Nama pemenang edisi kali ini akan diumumkan pada Pembaruan Tani edisi 97,

    Maret 2011.

    KUPON 010TTS Pembaruan Tani

    ...berusaha terus berjuanguntuk mempertahankantanahnya.

    Kaum tani akhirnyamemperjuangkan nasibnya

    secara mandiri dan mene-gakkan konstitusi RI denganmengajukan judicial reviewterhadap UU Perkebunandan pasal-pasal yang ber-potensi untuk kriminalisasiperjuangan kaum tani untuktanah telah dibatalkan.

    Kaum tani juga memaju-kan pengetahuan tradisionaldan pertanian dengan modelberkelanjutan (agroekologi).Sudah sangat banyak bukti-bukti kesuksesan tersebut

    yang dihasilkan oleh kaumtani di pelosok tanah air,yang hasilnya sangat mem-banggakan dan penuhharapan. Sedang mengenaiagroekologi ini sebenarnyasudah mendapat pengakuandari level internasional,bahwa model ini akan sang-gup mengatasi krisis pangandunia. Oliver de Schutter,Pelapor Khusus Perserika-tan Bangsa-Bangsa (PBB)tentang hak atas pangan

    telah menyatakan bahwapertanianian berbasis ling-kungan mampu mengganda-kan produksi pangan duniadalam 10 tahun.

    Dengan kekuasaanyang ada sekarang, pemer-intah Indonesia janganlahmenunda-nunda lagi untukmengeluarkan kebijakanagar reforma agraria segeradilaksanakan. PemerintahanSBY harus menghentikanpolitik pencitraan yang khaselitis dan kental denganaroma kekuasaan. Petanitidak bisa dibiarkan sendi-rian mengurus pangan danpertanian. Pemerintah harusberkonsentrasi dan bekerjacepat untuk implementasikerja-kerja yang nyata untukpetani.

    Sambungan dari hal. 2 Tak Serius...

  • 8/3/2019 Edisi 92 (Oktober 2011)

    16/16

    PEMBARUAN TANIEDISI 92OKTOBER 2011

    G A L E RI F O T O16

    GALERI FOTO:(Kiri Atas) Gatot Puju Nugroho (Plt. Gubernur Sumatera Utara) bersamaKetua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih pada acara halalbi halal di kediaman Henry Saragih, di Medan (08/09)(Kanan Atas) Halal bi halal sekaligus diskusi pra hari tani bersama gerakansosial se-Indonesia di sekretariat DPP SPI di Jakarta (20/09)(Tiga gambar di tengah ) Aksi perayaaan Hari Tani Nasi Nasional ke-51 olehtujuh ribuan petani SPI yang berasal dari wilayah Banten dan Jawa Barat(24/09)(Kiri Bawah) Dialog perwakilan aksi massa SPI yang dipimpin oleh KetuaUmum SPI, Henry Saragih di dalam istana negara di Jakarta (24/09). Perwaki-lan diterima oleh Staf Khusus Presiden, Velix Wanggai dan Daniel Sparingga.