EBM Kasus Penggantungan(Asfiksia)

6
EBM KASUS PENGGANTUNGAN Oleh : Etwien Reskinta P. Suherman NO Gambar Deskripsi Teori Kesimpulan 1. ada pemeriksaan leher tampak satu jejas luka lecet tekan yang melingkar padaleher bagian depan. Tampak adanya resapan darah pada jejas luka lecet. Penggantungan ( “Hanging”) adalah suatu keadaan dimana terjadi kontriksi dari leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat badan seluruh atau sebagian. Dengan demikian, berarti alat penjerat sifatnya pasif, sedangkan berat badan sifatnya aktif sehingga terjadi konstriksi pada leher. Keadaan tersebut berbeda dengan penjeratan dimana yang aktif ( kekeuatan yang menyebabkan konstriksi leher ), adalah Berdasarkan dari data data yang ada tampak jejas luka lecet tekan yang melingkar pada leher, tampak adanya resapan darah pada jejas luka lecet, dan adanya Tardieus spot bahwa hal ini mengarahkan pada kasus penggantungan akibat bunuh diri.

description

etwien reskinta

Transcript of EBM Kasus Penggantungan(Asfiksia)

Page 1: EBM Kasus Penggantungan(Asfiksia)

EBM KASUS PENGGANTUNGAN

Oleh :

Etwien Reskinta P. Suherman

NO Gambar Deskripsi Teori Kesimpulan

1. ada pemeriksaan leher tampak satu jejas luka lecet tekan yang melingkar padaleher bagian depan. Tampak adanya resapan darah pada jejas luka lecet.

Penggantungan ( “Hanging”) adalah suatu keadaan dimana terjadi kontriksi dari leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat badan seluruh atau sebagian. Dengan demikian, berarti alat penjerat sifatnya pasif, sedangkan berat badan sifatnya aktif sehingga terjadi konstriksi pada leher.Keadaan tersebut berbeda dengan penjeratan dimana yang aktif ( kekeuatan yang menyebabkan konstriksi leher ), adalah terletak pada alat penjeratnya.

-Luka lecet akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan pada benda yang memiliki permukaan yang kasar, gambaran luka lecet yang ditemukan pada mayat berwarna lebih gelap dari sekitarnya- Resapan darah yang bersifat intravital, hal ini menunjukan

Berdasarkan dari data data yang ada tampak jejas luka lecet tekan yang melingkar pada leher, tampak adanya resapan darah pada jejas luka lecet, dan adanya Tardieus spot bahwa hal ini mengarahkan pada kasus penggantungan akibat bunuh diri.

Page 2: EBM Kasus Penggantungan(Asfiksia)

bahwa luka ini terjadi saat korban masih hidup.

2. Pada gambar disamping, tampak mata menonjol keluar, perdarahan berupa petekia tampak pada wajah dan subkonjungtiva. Bintik-bintik perdarahan pada konjungtiva korban penggantungan (hanging) terjadi akibat pecahnya vena dan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah karena asfiksia.

Tardieus Spots adalah peningkatan tekanan vena secara akut yang menyebabkan permeabilitas pembuluh darah akibat langsung dari hipoksia yaitu overdistensi dan rupturnya dinding perifer vena sehingga terjadi perdarahan berbintik, seperti pada keleopka mata, konjugtiva dan sklera. Hal ini menandakan bahwa korban mengalami asfiksia sebelum mati

Dari tanda disamping, dapat di simpulkan bahwa korban mati akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah dari jantung ke bagian kepala. Dan biasa diakibatkan oleh gantung diri.

3 Kongesti yang menyolok pada leher akibat gantung diri.

Apopleksia (kongesti pada otak).

Tekanan pada pembuluh darah

vena menyebabkan kongesti

pada pembuluh darah otak dan

mengakibatkan kegagalan

sirkulasi. Tekanan  pada  vena

jugularis  bisa  menyebabkan

kematian  korban penggantungan

dengan mekanisme asfiksia.

Kebanyakan kasus

penggantungan bunuh diri

Salah satu tanda yang khas dari korban gantung diri adalah tanda di samping, dimana terjadi penyumbatan aliran darah sehingga terjadi bendungan.

Page 3: EBM Kasus Penggantungan(Asfiksia)

mempunyai mekanisme

kematian seperti ini. Seperti

yang diketahui, vena jugularis

membawa darah dari otak ke

jantung untuk sirkulasi. Pada

penggantungan sering terjadi

penekanan pada vena jugularis

oleh tali yang menggantung

korban. Tekanan ini seolah-olah

membuat jalan yang dilewati

darah untuk kembali ke jantung

dari otak tersumbat. Obstruksi

total maupun  parsial  secara

perlahan-lahan  dapat

menyebabkan kongesti pada

pembuluh darah otak. Darah

tetap mengalir dari jantung ke

otak tetapi darah dari otak tidak

bisa mengalir keluar. Akhirnya,

terjadilah penumpukan darah di

pembuluh darah otak. Keadaan

ini menyebabkan suplai oksigen

ke otak berkurang dan korban

seterusnya tidak sadarkan diri.

Page 4: EBM Kasus Penggantungan(Asfiksia)

Kemudian, terjadilah depresi

pusat nafas dan korban mati

akibat asfiksia.