e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

8
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721 564 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA KELAS 1 DI SD NEGERI 1 PEKKAE KECAMATAN TANETE RILAU KABUPATEN BARRU Ady Nirham 1 , Nursalim 2 , Sri Darmawan 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras pada gigi yang mengakibatkan rasa nyeri, penanggalan gigi, serta infeksi. Pola makan adalah suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan kegiatan makan. Personal hygiene adalah kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi karies gigi pada murid kelas 1 SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik menggunakan rancangan Cross Sectional Study. Jumlah sampel sebanyak 40 orang yang didapat menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunnjukkan ada pengaruh hubungan antara pola makan (p = 0.000, OR : 18.5), personal hygiene (p = 0.000, OR : 18. 1 dan gaya hidup (p =0.001, OR : 19. 3 terhadap karies gigi. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh antara pola makan, personal hygiene dan gaya hidupn terhadap karies gigi pada siswa di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Disaranakan kepada semua siswa di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru untuk senantiasa menjada pola makan, kebersihan gigi dan mulut dan juga gaya hidup agar dapat terhindar dari karies gigi sedini mungkin. Kata Kunci : Karies Gigi, Pola Makan, Personal Hygiene, Gaya Hidup PENDAHULUAN Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian tambahan dari sistem pernapasan. Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terus- menerus bersambungan dengan kulit. Di dalam mulut terdapat gigi dan lidah yang merupakan organ tambahan dalam mulut dan memainkan peranan penting dalam pencernaan awal dengan menghancurkan partikel-partikel makanan dan mencampurnya dengan liur atau siliva. Mengingat pentingnya peranan mulut dan organ tambahan di dalamnya maka menjaga hygene mulut merupakan aspek yang sangat penting dalam perawatan. (Laily, I. 2012. Hal : 30) Gangguan penyakit di dalam rongga mulut, baik jaringan keras maupun jaringan yang lunak, misalnya penyakit karies gigi merupkan banyak keluhan yang menjadi masalah bagi anak pada usia balita dan pra sekolah. Apabila karies gigi di biarkan, akan berkelanjutan menjadi besar dan mengenai saraf gigi, sehingga menimbulkan rasa sakit. Penyakit karies gigi merupakan masalah yang sangat serius, selain rasa sakit, juga dapat menimbulkan demam serta berkibat terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tumbuh kembang anak (Maryunani, A. 2010. Hal :327). Menurut para peneliti (di kutip dalam Maryunani, A. 2010. Hal :327), penyakit karies pada gigi sulung atau pada gigi anak pra sekolah di Indonesia menunjukkan angka yang tinggi walaupun belum di dapat angka yang pasti, tetapi menurut data, di daerah yang yang telah dilakukan penelitian misalnya di jakarta menunjukkan, 85% anak pra sekolah sudah mengalami penyakit karies gigi, hal ini menunjukan kurangnnya perhatian kesehatan gigi bagi anak pra sekolah atau balita. Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini tidak dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman

description

kouer

Transcript of e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Page 1: e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

564

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA KELAS 1 DI SD NEGERI 1 PEKKAE

KECAMATAN TANETE RILAU KABUPATEN BARRU

Ady Nirham1, Nursalim2, Sri Darmawan3

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras pada gigi yang mengakibatkan rasa nyeri, penanggalan gigi, serta infeksi. Pola makan adalah suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan kegiatan makan. Personal hygiene adalah kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi karies gigi pada murid kelas 1 SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik menggunakan rancangan Cross Sectional Study. Jumlah sampel sebanyak 40 orang yang didapat menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunnjukkan ada pengaruh hubungan antara pola makan (p = 0.000, OR : 18.5), personal hygiene (p = 0.000, OR : 18.1 dan gaya hidup (p =0.001, OR : 19.3 terhadap karies gigi. Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh antara pola makan, personal hygiene dan gaya hidupn terhadap karies gigi pada siswa di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Disaranakan kepada semua siswa di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru untuk senantiasa menjada pola makan, kebersihan gigi dan mulut dan juga gaya hidup agar dapat terhindar dari karies gigi sedini mungkin. Kata Kunci : Karies Gigi, Pola Makan, Personal Hygiene, Gaya Hidup PENDAHULUAN

Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian tambahan dari sistem pernapasan. Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terus-menerus bersambungan dengan kulit. Di dalam mulut terdapat gigi dan lidah yang merupakan organ tambahan dalam mulut dan memainkan peranan penting dalam pencernaan awal dengan menghancurkan partikel-partikel makanan dan mencampurnya dengan liur atau siliva. Mengingat pentingnya peranan mulut dan organ tambahan di dalamnya maka menjaga hygene mulut merupakan aspek yang sangat penting dalam perawatan. (Laily, I. 2012. Hal : 30)

Gangguan penyakit di dalam rongga mulut, baik jaringan keras maupun jaringan yang lunak, misalnya penyakit karies gigi merupkan banyak keluhan yang menjadi masalah bagi anak pada usia balita dan pra sekolah. Apabila karies gigi di biarkan, akan berkelanjutan menjadi besar dan mengenai saraf gigi, sehingga menimbulkan rasa sakit. Penyakit karies gigi merupakan masalah yang

sangat serius, selain rasa sakit, juga dapat menimbulkan demam serta berkibat terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tumbuh kembang anak (Maryunani, A. 2010. Hal :327).

Menurut para peneliti (di kutip dalam Maryunani, A. 2010. Hal :327), penyakit karies pada gigi sulung atau pada gigi anak pra sekolah di Indonesia menunjukkan angka yang tinggi walaupun belum di dapat angka yang pasti, tetapi menurut data, di daerah yang yang telah dilakukan penelitian misalnya di jakarta menunjukkan, 85% anak pra sekolah sudah mengalami penyakit karies gigi, hal ini menunjukan kurangnnya perhatian kesehatan gigi bagi anak pra sekolah atau balita.

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini tidak dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman

Page 2: e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

565

perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia (Wikipedia).

Karies gigi disebabkan oleh 4 faktor atau komponen yang saling berinteraksi yaitu : 1. Komponen dari gigi dan air ludah (saliva)

yang meliputi : Komposisi gigi, marphologi gigi, posisi gigi, ph saliva, kuantitas saliva, kekentalan saliva.

2. Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan asam melalui peragian yaitu : Streptococcus, lektobasil.

3. Komponen makanan, yang sangat berperan adalah Makanan yang mengandung karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam.

4. Komponen waktu. Karies gigi sejauh ini masih menjadi

masalah kesehatan anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 menyatakan angka kejadian karies pada anak masih sebesar 60-90% (Prasetyo, H. 2011.

Survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada pelita III dan IV menunjukkan prevelensi penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 80% dimana 90% diantaranya adalah golongan umur anak balita. Menurut Antara News sebagaimana dikutip oleh Maulani dan Jubilee, (2005) jumlah balita di Indonesia mencapai 30% dari 250 juta penduduk Indonesia, sehingga diperkirakan balita yang mengalami kerusakan gigi mencapai 75 juta lebih (Prasetyo, H. 2011.

Di Indonesia laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) DEPKES RI tahun 2001 menyatakan diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan prevelensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% dari 250 juta jiwa penduduk Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga 2004, Sotumorang (2005) menyatakan prevelensi karies di Indonesia mencapai 90,05 % dan ini tergolng lebih tinggi di banding Negara berkembang lainnya. Karies menjadi bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia, (Prasetyo, H. 2011.

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Prof Mansjur Nasir, drg PhD mengatakan, prevalensi gigi "karies" atau berlubang di Sulawesi Selatan masih tinggi yakni 60 persen. "Jadi dari sekitar delapan juta jiwa penduduk di Sulawesi selatan, masih terdapat sekitar 60 % dari 250 juta jiwa penduduk indonesia yang mengalami

gigi karies. Lemahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk memelihara dan memeriksakan gigi secara rutin. Masyarakat cenderung baru mengunjungi klinik atau puskesmas, jika mengalami sakit gigi, padahal sebelum gigi sakit juga perlu diperiksa dan dirawat (Antarnews, 2013.

Pada siswa SD Negeri 1 Pekkae Kab. Barru dari data yang didapatkan dengan jumlah murid secara keseluruhan dari kelas I sampai dengan kelas VI adalah 243. Dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus pada kelas I saja. BAHAN DAN METODE Jenis Penelitian, Populasi, Sampel

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitia Survey Analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh murid yang ada di sekolah SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru yaitu sebanyak 243 orang siswa. Sampel dalam peneliian ini seluruh siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru yaitu sebanyak 40 orang siswa.

Karena penelitian ini membutuhkan jawaban yang sejujurnya dan memperoleh jawaban yang akurat, maka sampel dalam penelitian ini ditambah dengan persyaratan sebagai berikut : Kriteria inklusi : 1. Siswa yang berada pada kelas 1 2. Siswa yang hadir saat melakukan

wawancara/pengumpulan informasi. 3. Siswa yang bersedia menjadi responden Kriteria Eksklusi : 1. Siswa kelas 1 yang tidak hadir saat

melakukan wawancara/pengumpulan informasi.

2. Siswa menolak untuk melanjutkan penelitian saat penelitian berlangsung.

3. Siswa yang tidak kooperatif Pengumpulan data

Pengumpulan data terdiri dari : 1. Data Primer.

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti kepada Responden. Pengumpulan data melalui kuesioner di maksudkan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Pola makan, personal hygiene, gaya hidup dengan kejadian karies gigi Pada anak SD kelas 1, sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

Page 3: e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

Page 4: e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

567

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan tanete Rilau Kabupaten Barru Tahun 2013

Personal Hygiene n %

Bersih 22 55 Kurang Bersih 18 45

Total 40 100,0

Berdasarkan Tabel 5, maka diketahui bahwa personal hygiene responden yang dalam kategori bersih sebanyak 22 orang responden (55%), sedangkan personal hygiene responden yang dalam kategori kurang bersih sebanyak 18 orang responden (45%).

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Hidup di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan tanete Rilau Kabupaten Barru Tahun 2013

Gaya Hidup n % Baik 33 82.5

Kurang Baik 7 17.5 Total 40 100,0 Berdasarkan Tabel 6, maka

diketahui bahwa gaya hidup responden yang dalam kategori baik sebanyak 33 orang responden (82.5%), sedangkan gaya hidup responden yang dalam kategori kurang baik sebanyak 7 orang responden (17.5%).

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Karies Gigi di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan tanete Rilau Kabupaten Barru Tahun 2013

Kejadian Karies n %

Karies 16 40 Tidak Karies 24 60

Total 40 100,0

Berdasarkan Tabel 7, maka diketahui bahwa responden yang dalam kategori karies gigi sebanyak 16 orang (40%), sedangkan responden yang dalam kategori tidak karies gigi sebanyak 24 orang (60%).

2. Analisis Bivariat Tabel 8 Hubungan Pola Makan Dengan Karies Gigi Pada Siswa Di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru Tahun 2013

Pola Makan

Kejadian Karies Total

Karies Tidak Karies

n % n % n % Berisiko 16 40 5 12.5 21 52.5

Tidak Berisiko 0 0 19 47.5 19 47.5

Total 16 40 24 60 40 100,0 p = 0,001

Berdasarkan Tabel 8, maka

diketahui bahwa dari total 21 orang (52.5%) siswa yang pola makannya berisiko, 16 orang siswa (40%) mengalami karies gigi dan 5 orang (12.5%) lainnya tidak mengalami karies gigi. Sedangkan dari total 19 orang siswa (47.5%) yang pola makannya tidak berisiko, semuanya tidak ada yang mengalami karies gigi.

Setelah dilakukan analisis uji statistik menggunakan uji Chi Square, maka berdasarkan nilai Fisher’s Exact Test didapatkan nilai p = 0.000 dimana p < α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian karies gigi pada siswa di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru.

Tabel 9 Hubungan Personal Hygiene Dengan Karies Gigi Pada Siswa Di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru Tahun 2013

Personal Hygiene

Kejadian Karies Total

Karies Tidak Karies

n % n % n % Bersih 2 5 20 50 22 55 Kurang Bersih 14 35 4 10 18 45

Total 16 40 24 60 40 100,0 p = 0,000

Berdasarkan Tabel 9, maka

diketahui bahwa dari total 22 orang responden (55%) yang dalam kategori personal hygiene yang bersih, 2 orang responden (5%) mengalami karies gigi dan 20 orang responden (50%) lainnya tidak mengalami karies gigi. Sedangkan dari

Page 5: e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

Page 6: e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

569

terhadap karies gigi anak pra sekolah di TK Aba Bodeh Gamping Sleman” yang menyatakan bahwa hasil uji chi-square menujukkan ada hubungan bermakna antara jenis makanan dengan karies gigi (p=0,0001; OR=30).

Juga penelitian yang dilakukan oleh Heru Pratikto (2010) yang dalam penelitiannya berjudul “hubungan antara pola makan dan kebiasaan menggosok gigi dengan prevalensi karies gigi pada anak Sekolah Dasar kelas V dan VI di wilayah kerja Pukesmas I Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan” yang menyatakan bahwa hubungan antara skor konsumsi makan kariogenik dengan frekuensi indek DMF.T bermakna, Hubungan antara kesukaan jajanan dengan frekuensi indek DMF.T bermakna.

2. Hubungan personal hygiene dengan karies gigi pada siswa di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau kabupaten Barru

Berdasarkan hasil analisis univariat maka diketahui bahwa dari total 40 orang responden, sebagian besar responden yaitu berjumlah 22 orang responden (55%) dalam kategori personal hygiene yang bersih, sedangkan personal hygiene responden yang dalam kategori kurang bersih sebanyak 18 orang responden (45%).

Dari hasil analisa bivariat, maka diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan karies gigi pada anak di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau kabupaten Barru. Semakin bersih personal hygiene seseorang maka semakin terhindar orang itu dari karies gigi.

Maka hipotesa yang disajikan peneliti dinyatakan diterima karena ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan karies gigi. Demikian pula dengan odds ratio yang menunjukkan nilai 18.1, yang berarti bahwa responden yang memiliki personal hygiene yang bersih berpeluang 18.1 kali terhindar dari karies gigi jika dibandingkan dengan responden yang dalam personal hygiene yang kurang bersih.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semakin baik personal hygiene seseorang anak maka anak itu akan semakin terhindar dari karies gigi. Hal ini karena personal hygiene akan mengarahkan seseorang kepada perilaku hidup bersih dan sehat.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Aswin (2012 yang menyatakan bahwa Karies gigi

merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda sampai dewasa. Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Ketidakmampuan melakukan perawatan mulut atau oral hygiene dapat mengakibatkan seseorang menderita karies gigi.

Juga pendapat yang dikemukakan oleh I Gede Satria Astawa (2008) yang menyatakan bahwa personal hygiene adalah salah satu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Salah satu bagian dari personal hygiene adalah oral hygiene, dimana dengan dilakukannya oral hygiene, seseorang dapat terhindar dari penyakit-penyakit seputaran gigi dan mulut.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mitra (2010) yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan keries gigi dan gingivitis dengan oral hygiene pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai” yang dalam penelitiannya menyatakan ada hubungan antara karies gigi dengan oral hygiene yang ditunjukkan dengan nilai p = 0.014, OR : 19. Semakin baik oral hyginen anak maka akan semakin terhindar seseorang dari karies gigi.

3. Hubungan antara gaya hidup dengan karies gigi pada siswa di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru

Berdasarkan hasil analisis univariat maka diketahui bahwa dari total 40 orang responden, gaya hidup responden yang dalam kategori baik sebanyak 33 orang responden (82.5%), sedangkan gaya hidup responden yang dalam kategori kurang baik sebanyak 7 orang responden (17.5%).

Dari hasil analisis bivariat maka diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan karies gigi pada siswa di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Semakin baik gaya hidup seorang anak, maka kecenderungan terjadinya karies gigi semakin kecil.

Maka hipotesa yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima karena ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan karies gigi. Demikian pula dengan odds ratio yang menunjukkan nilai 19.3, yang berarti bahwa responden yang memiliki gaya hidup yang baik berpeluang 19.3 kali terhindar dari karies gigi jika dibandingkan dengan responden yang dalam gaya hidup kurang baik.

Page 7: e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

570

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semakin baik gaya hidup seorang anak, baik itu pola makan dan aktivitas fisiknya maka akan semakin terhindar anak itu dari kejadian karies gigi. Apa bila anak itu mencerminkan kehidupan dengan pola hidup bersih dan sehat, maka status kesehatannya akan tetap terjaga.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Didit Hariyadi (2011 yang menyatakan bahwa hidup sehat menjadi dambaan setiap orang. Jika ingin hidup sehat maka perlu melakukan agar dapat mencapainya. Menjaga kesehatan tubuh dan pikiran adalah faktor penting untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Pergeseran gaya hidup dari rural menjadi urban juga menjadi salah satu penyebab terjadinya karies gigi. Perubahan pola makan menjadi salah satu penyebab utama karies gigi dan tetap menjadi salah satu penyebab paling umum dari masalah gigi di dunia.

Juga pendapat yang dikemukakan oleh drg. Citra Kusumasari (2013 yang menyatakan bahwa munculnya gejala gigi sensitif ternyata dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak tepat oleh masyarakat "Gigi sensitif merupakan masalah gaya hidup. Terlalu banyak makan hidangan manis, keras, berlemak dan cara sikat gigi yang salah menjadi penyebab utama pengikisan email.

Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indira Chairudina Dara (2012 yang dalam penelitian berjudul “Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Karies pada Anak Gemuk usia 3-5 Tahun” menyatakan bahwa hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara gaya hidup (pola makan dan aktivitas fisik) dengan karies gigi pada

anak gemuk. Dari hasil penelitiannya dismpulkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara gaya hidup dengan kejadian karies gigi pada anak gemuk.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan tujuan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi karies gigi pada siswa SD Kelas 1 di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan yang signifikan antara pola

makan dengan karies gigi pada siswa kelas 1 di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru

2. Ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan karies gigi pada siswa kelas 1 di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru

3. Ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan karies gigi pada siswa kelas 1 di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain sebagai berikut : 1. Kepada semua siswa di SD Negeri 1

Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru untuk senantiasa menjada pola makan, kebersihan gigi dan mulut dan juga gaya hidup agar dapat terhindar dari karies gigi sedini mungkin

2. Kepada para orang tua dan guru, agar lebih mengontrol dan memperhatikan anak agar dapat menjaga gigi agar sedini mungkin terhindar dari kejadian karies gigi.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti variable yang lain yang dianggap mampu memicu terjadinya karies gigi pada anak

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Adam, 2013. Makanan dan Keries Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga : Surabaya Anik, Maryunai. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Cetakan Pertama. Trans Info Medika : Jakarta. Didit hariyadi, 2011. Hidup Sehat Tanpa Karies Gigi. (Online) (http://hidupsehathq.blogspot.com, di akses pada

04 Juli 2013. Herry, P. 2011. Keterangan Karies Gigi. (Oline) (http://slideshare.net/07052012/keterangan-karies-gigi. Di akses

tanggal 02 April 2013. Heru Pratikto, 2010. Hubungan Antara Pola Makan Dan Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Prevalensi Karies

Gigi Pada Anak Sekolah Dasar kelas V dan VI di wilayah kerja Pukesmas I Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro : Semarang.

Page 8: e Library Stikes Nani Hasanuddin Adynirhamn 525-1-45145645 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

571

Hidayat A.A.A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika : Jakarta. Indira Chairudina Dara, 2012. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Karies pada Anak Gemuk usia 3-5 Tahun.

Tesis. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Jakarta Laily Isro’in, dkk, 2012. Personal Hygiene (Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Keperawatan). Graha Salemba :

Yogyakarta. Lukman, H. 2012. Faktor Penyebab Kerusakan Gigi dan Mulut pada Anak. (Online) (http://luqmanhardianto.

wordpress.com/2012/07/22/penyebab-terjadinya-kerusakan-gigi/). Di akses tanggal 1 juni 2013. Martha, M. 2012. Kesehatan Gigi dan Mulut. (Online) (http://kesehatangigidanmulut.klikdokter.com/subpage). Di

akses tanggal 1 juni 2013. Mitra, Muh. 2010. Hubungan keries gigi dan gingivitis dengan oral hygiene pada anak usia 6-12 tahun di desa Ujung

Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Sumatra Utara Fakultas Kedokteran Gigi.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Edisi 2 :

Jakarta. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Edisi 2 :

Jakarta. Notoatmojo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Ramald, Neves, 2012. Karies Gigi. (Online) (http://romaldoneves.blogspot.com/2012/11/karies-gigi.html, di akses

pada 04 Juli 2013. Satria Astawa, I Gede. 2008. Personal Hygiene. Materi Kuliah Manajemen Kesehatan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Udayana : Badung Supartinah, S. 2011. Pengaruh Pola Makan Terhadap Status Kesehatan Mulut Pada Anak Skolah

DasarPerkotaan Sub Urban dan pedesaan. Universitas Gajah Mada : Jogyakarta. Sugiharta Raharja, 2008. Hubungan Pola Makan Makanan Kariogenik Sehari-Hari Terhadap Karies Gigi Anak

Pra Sekolah Di TK Aba Bodeh Gamping Sleman. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang. Sopiyudin, 2011. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Salemba

Medika : Jakarta. Wikipedia. 2013. Karies Gigi (Online) (http://wikipedia.org/wiki/karies/-gigi.html. Di akses pada tanggal 02 April

2013