E-Case Anastesi Weni

download E-Case Anastesi Weni

of 2

Transcript of E-Case Anastesi Weni

  • 7/29/2019 E-Case Anastesi Weni

    1/2

    REGIONAL ANESTESI PADA PASIEN DENGAN ORIF INTERTROCHANTERFEMUR

    ABSTRAK

    Anestesi regional dibagi menjadi dua yaitu blok sentral,yang meliputi blok spinal, epidural, dankaudal dan blok perifer, misalnya blok pleksus brakialis, aksiler, analgesia regional intravena,

    dan lain-lainnya. Analgesia spinal (intatekal, intradural, subdural, subaraknoid) ialah

    pemberian obat anestetik lokal kedalam ruang subaraknoid. Anestesia spinal diperoleh dengancara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Indikasi analgesia spinal :

    bedah ekstremitas bawah, bedah panggul, tindakan sekitar rektum-perineum, bedah obstetri dan

    ginekologi, bedah urologi, bedah abdomen bawah, pada bedah abdomen atas dan bedah

    pediatri biasanya dikombinasi dengan anestesia umum ringan.

    Kata kunci: regional anestesi pada ORIF Intertrochanter femur

    KASUS

    Seorang laki-laki usia 70 tahun mengeluh,paha atas kaki kanan nyeri dan tidak bisa

    digerakkan,keluhan ini dirasakan sejak satu hari yang lalu setelah mengalami jatuh.Dari

    pemeriksaan vital sign dan pemeriksaan Laboratorium semua hasil dalam batas normal, riwayatpenyakit dahulu dan keluarga disangkal , Pemeriksaan Radiologi menunjukkan hasil pasien

    Suspect TB,sehingga pada status Anastesi Pasien Masuk dalam ASA II ( Penyakit Umum ringan)

    , dan pada pemeriksaan Mallampati, pasien termasuk Mallampati I karena langit-langitlunsk,uvula dan tonsil dapat terlihat secara keseluruhan.

    .

    DIAGNOSIS

    Fraktur Intertrochanter femur Dextra

    DISKUSI

    Pada pasien ini dimasukkan ke dalam ASA II (pasien dengan kelainan sistemik ringan sedang

    yang tidak berhubungan dengan pembedahan, dan pasien masih dapat melakukan aktivitassehari-hari). Teknik anestesi spinal dengan posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus.

    dengan tempat tusukan L3-4 atau L4-5. Obat yang digunakan untuk induksi pada analgesia

    spinal pasien ini adalah Bupivacain Spinal 20 mg dan maintenance O2. Lama kerja anestetik

    lokal tergantung pada jenis anestesia lokal, besarnya dosis, ada tidaknya vasokonstriktor, danbesarnya penyebaran anestesi lokal. Pramedikasi yang diberikan adalah ondansetron 4 mg dan

    ketorolac. Ondansetron ialah suatu antagonis 5-HT3 yang sangat selektif yang dapat menekan

    mual dan muntah paska operasi agar tidak terjadi aspirasi dan rasa tidak nyaman, serta ketorolacsebagai analgetik digunakan dengan tujuan untuk mengurangi rasa nyeri.

    Monitoring perioperasi untuk membantu ahli anestesi mendapatkan informasi fungsi organ vital

    selama perioperasi, supaya dapat bekerja dengan aman. Monitoring secara elektronik membantuahli anestesi mengadakan observasi pasien lebih efisien secara terus menerus. Komplikasi

    http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=ANESTESIhttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=ABSTRAKhttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=HISTORYhttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=DIAGNOSIShttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=DISKUSIhttp://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=ANESTESIhttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=ABSTRAKhttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=HISTORYhttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=DIAGNOSIShttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=DISKUSI
  • 7/29/2019 E-Case Anastesi Weni

    2/2

    tindakan pada analgesia spinal berupa hipotensi berat akibat blok simpatis sehingga terjadi

    venous pooling, bradikardia, hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi pusat

    kendali napas, trauma pembuluh darah.

    KESIMPULAN

    Seorang laki-laki, 70 tahun yang mengalami Fraktur Intertrochanter Femur dengan status fisikASA II dilakukan operasi ORIF dengan teknik anestesi spinal. Anestesi menggunakan induksi

    dengan Bupivacain Spinal serta premedikasi antiemetik (Ondancetron HCL i.v) dan analgetik

    (ketorolac i.v).

    REFERENSI

    1. Latief, SA., Suryadi, KA., Dachlan, R. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua.

    Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Jakarta : FKUI.

    2. Pramono, Ardi, Sp.An, dr. 2008. Study Guide Anestesiologi dan Reanimasi. Yogyakarta :FK UMY.

    3. Boulton, T.B dan Blogg, C.E. 1994. Anestesiologi. Edisi 10. Jakarta: EGC.

    http://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=KESIMPULANhttp://www.fkumyecase.net/wiki/edit.php?page=KESIMPULAN