DT - 2013

download DT - 2013

of 88

Transcript of DT - 2013

  • 7/28/2019 DT - 2013

    1/88

    TANPA MERUSAK (NONDESTRUCTIVE)

    JENIS PENGUJIAN MATERIAL

    Deteksi cacat secara dini Tidak merusak komponen/struktur Penghematan biaya Tidak perlu menghentikan proses produksi Diperoleh informasi secara kualitatip dan kuantitatip

    MERUSAK (DESTRUCTIVE)

    Pengujian yang dapat menimbulkan kerusakan atauberpotensi menimbulkan kerusakan pada material/struktur

    Hanya cocok untuk statistical sampling basis

    Tidak cocok untuk struktur/komponen yang mahan dan besar

    1

  • 7/28/2019 DT - 2013

    2/88

    Mechanical TestTensile test: weld metal, weld joint, nick breakBend test: face bend, root bend, side bendCharpy impact test: V-notch, U-notch, keyholeHardness test: Brinell, Vickers, Rockwell

    Fracture test: fillet weld

    Fatigue Test

    Chemical Composition Test

    Metallurgical TestFractographyMacrographyMicrography

    KATAGORI PENGUJIAN MERUSAK (DT)

    2

  • 7/28/2019 DT - 2013

    3/88

    DESTRUCTIVE TESTING

    PENGUJIAN MERUSAK

    3

  • 7/28/2019 DT - 2013

    4/88

    TENSILE TEST

    (1) Kualifikasi prosedur pengelasan dan material(2) Memperoleh informasi mengenai sifat mekanis material

    (3) Sebagai acuan kriteria penerimaan dan kendali mutu

    (4) R & D

    Kuat tarik adalah sifat mekanis yang pentingdalam mendisain konstruksi

    Tujuan pengujian tarik adalah:

    (1) Material dasar (raw material)(2) Material product (las-lasan)

    Uji tarik dilakukan pada:

    4

  • 7/28/2019 DT - 2013

    5/88

    Tegangan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength)

    Tegangan luluh (Yield Strength)

    Regangan (Elongation)

    Pengurangan luas penampang (Reduction of Area)

    Diagram Tegangan-Regangan (Stress-strain Diagram)

    Lokasi dan mode kepecahan

    Informasi-informasi yang diperoleh

    dari uji tarik:

    5

  • 7/28/2019 DT - 2013

    6/88

    Jenis dan jumlah spesimen

    Spesifikasi base metal

    Spesifikasi filler material

    Harga-harga sifat mekanis

    Lokasi kepecahan

    Perlakuan panas pasca pengelasan (Post-Weld Heat Treatment)

    Perlakuan mekanis (Mechanical Processing Treatment)

    Jika pengujian tarik dilakukan untuk menguji spesifikasi suatu

    sambungan las atau untuk mengkualifikasi suatu prosedur

    pengelasan, maka informasi-informasi berikut ini harus

    dicantumkan pada laporan hasil pengujian:

    6

  • 7/28/2019 DT - 2013

    7/88

    TENSILE TEST

    7

  • 7/28/2019 DT - 2013

    8/88

    Typical Tensile SpecimensRectangular Specimen

    Dimana: T tebal spesimen uji

    W lebar bagian prismatik

    A panjang bagian prismatik

    L panjang seluruh spesimenG panjang ukur (gage length)

    B panjang grip section

    C lebar grip section

    8

  • 7/28/2019 DT - 2013

    9/88

    Typical Tensile SpecimenRound specimen

    Dimana: D diameter spesimen uji

    A panjang bagian prismatik

    G panjang ukur (gage length)

    R radius pembulatan

    9

  • 7/28/2019 DT - 2013

    10/88

    Mesin Uji Tarik (Universal Testing Machine)

    10

  • 7/28/2019 DT - 2013

    11/88

    Typical progress of a tensile test: (1) beginning of test, no

    load; (2) uniform elongation and reduction ofcross-sectional area; (3) continued elongation, maximumload reached; (4) necking begins, load begins to

    decrease; and (5) fracture. If pieces are put back togetheras in (6), final length can be measured

  • 7/28/2019 DT - 2013

    12/88

    SIFAT MEKANIS

    1. Tegangan Tarik/Ultimate Tensile Strength (UTS)

    Original C.S.A

    Rectangular = w x t

    Round = D2Tubular = ( OD2 - ID2 )

    REMEMBER! 1 N/mm2 = 1 MPa

    [MPa]

    12

  • 7/28/2019 DT - 2013

    13/88

    SIFAT MEKANIS

    Untuk round spesimen dengan penampang tidak homogen

    Dimana: m = massa spesimen (dari timbangan) [gram]

    L = panjang spesimen yang ditimbang [mm]

    13

  • 7/28/2019 DT - 2013

    14/88

    2. Tegangan Yield/Yield Strength

    3. Regangan/Elongation

    [MPa]

    SIFAT MEKANIS

    Panjang Lo ditentukan berdasarkan standard pengujian yang dipakai (ASTM,

    JIS, BKI, dll). Panjang Lo untuk tiap standard dapat berbeda-beda.

    14

  • 7/28/2019 DT - 2013

    15/88

    4. Pengurangan Luas Penampang/Reduction of Area

    SIFAT MEKANIS

    15

  • 7/28/2019 DT - 2013

    16/88

    Diagram Tegangan-Regangan

    Uj Tarik dilakukan dengan menjepit specimen pada alat/mesin uji dan

    ditarik hingga putus Dari hasil pengujian tersebut diperoleh Diagram TeganganRegangan

    Absis (sumbu X) - unit Regangan

    Ordinat (sumbu Y) - unit Tegangan

    Yang perlu diperhatikan :

    Daerah elastic

    Daerah plastic

    Diagram untuk material ductile

    Yield point jelas

    Kurva agak condong

    Diagram untuk material Brittle

    Yield point tidak jelas OFFSET 0.2%

    Kurva lebih tegak

    16

  • 7/28/2019 DT - 2013

    17/88

    Typical engineering stress-strain plot

    in a tensile test of a metal

    Diagram Tegangan-Regangan

  • 7/28/2019 DT - 2013

    18/88

    Two Regions of Stress-Strain Curve

    The two regions indicate two distinct forms ofbehavior:

    1. Elastic region prior to yielding of the material

    2. Plastic region after yielding of the material

  • 7/28/2019 DT - 2013

    19/88

    Diagram Tegangan-Regangan

    19

  • 7/28/2019 DT - 2013

    20/88

    Diagram Tegangan-Regangan

    20

  • 7/28/2019 DT - 2013

    21/88

    Diagram Tegangan-Regangan

    21

    (c)2003 Brooks/Cole, a division of Thomson Learning, Inc. Thomson Learning

    is a trademark used herein

    under license.

  • 7/28/2019 DT - 2013

    22/88

    Load-strain curves for DUCTILEmaterials

    YIELD POINTYIELD POINT

    Kurva Beban-Pemoloran

    22

  • 7/28/2019 DT - 2013

    23/88

    OFFSETYIELDPOINT

    OFFSETYIELDPOINT

    Load-strain curves for BRITTLEmaterials

    Kurva Beban-Pemoloran

    23

  • 7/28/2019 DT - 2013

    24/88

    Penentuan Yield Point OFFSET 0.2%

    A

    O

    N

    M

    c

    Yield point 0.2% offset (PROOF STRESS 0.2%)

    OA MN

    Yield point 0.2% offset = 0.2 x c/

    24

  • 7/28/2019 DT - 2013

    25/88

    Bentuk Kepecahan

    Ductile Material

    Deformasi pada bidang patahan

    Sudut kepecahan 45o terhadap arah beban

    Permukaan bidang patahan suram dan berserat-serat (Fibrous/shear

    fracture) Bentuk Cup & cone

    25

  • 7/28/2019 DT - 2013

    26/88

    Brittle Material

    Sedikit/tidak ada deformasi pada bidang patahan Sudut kepecahan 90o terhadap bidang kepecahan Granule/cleavage fracture Flat cleavage

    Bentuk Kepecahan

    26

  • 7/28/2019 DT - 2013

    27/88

    UJI TARIK SAMBUNGAN LAS

    27

  • 7/28/2019 DT - 2013

    28/88

    28

  • 7/28/2019 DT - 2013

    29/88

    29

  • 7/28/2019 DT - 2013

    30/88

    Tensile Test for Bolts

    30

  • 7/28/2019 DT - 2013

    31/88

    BEND TEST

    (1) Material dasar (raw material)

    (2) Material product (las-lasan)

    Uji tekuk dilakukan pada:

    31

  • 7/28/2019 DT - 2013

    32/88

    UJI TEKUK SAMBUNGAN LAS

    (1) FACE BEND TEST(2) ROOT BEND TEST

    (3) SIDE BEND TEST

    (1) Mengetahui kemulusan (soundness) hasil las-lasan

    (2) Mengetahui kekenyalan logam las

    TUJUAN:

    32

  • 7/28/2019 DT - 2013

    33/88

    UJI TEKUK SAMBUNGAN LAS

    33

  • 7/28/2019 DT - 2013

    34/88

    Face Bend Test

    34

  • 7/28/2019 DT - 2013

    35/88

    Root Bend Test

    35

  • 7/28/2019 DT - 2013

    36/88

    Side Bend Testing

    36

  • 7/28/2019 DT - 2013

    37/88

    37

  • 7/28/2019 DT - 2013

    38/88

    38

  • 7/28/2019 DT - 2013

    39/88

    Bend Test Sample Removal

    39

  • 7/28/2019 DT - 2013

    40/88

    IMPACT TEST

    TUJUAN Mengevaluasi pengaruh pembebanan tiba-tiba pada

    keuletan material.

    Mengevaluasi ketahanan material akibat adanya takik

    permukaan.

    Mengevaluasi pengaruh suhu terhadap energi absorb.

    Menganalisa bentuk kepecahan material.

    40

    P i i

  • 7/28/2019 DT - 2013

    41/88

    Prinsip

    Adanya takik pada permukaan material dapat mengganggualiran tegangan dan menyebabkan pemusatan tegangan/stress

    concentration pada daerah yang berdekatan.

    41

  • 7/28/2019 DT - 2013

    42/88

    Prinsip

    42

  • 7/28/2019 DT - 2013

    43/88

    Mesin Uji Impak Charpy

    43

    Uji I k Ch

  • 7/28/2019 DT - 2013

    44/88

    Uji Impak Charpy

    44

  • 7/28/2019 DT - 2013

    45/88

    Bentuk dan Ukuran SpesimenASTM A-370

    Subsize Specimens

    45

  • 7/28/2019 DT - 2013

    46/88

    PROFILE PROJECTOR

    Bentuk dan Ukuran Spesimen

    46

  • 7/28/2019 DT - 2013

    47/88

    Kuat Impak

    Impact Strength =Absorbed Energy

    C.S.A under the notch[Joule/mm2]

    Untuk aplikasi praktis, energi absorb lebih banyak digunakan

    untuk menentukan penerimaan material.

    47

  • 7/28/2019 DT - 2013

    48/88

    Ekspansi Lateral

    LE =Bt Bo

    25.4x 1000 [Mils]

    Perbedaan lebar pada daerah takik, sebelum dan setelah diuji.

    1 mils = 1/1000 inches

    LE Absorbed Energy

    LE Absorbed Energy

    48

  • 7/28/2019 DT - 2013

    49/88

    Penentuan Keuletan Material

    Kuat impak dan energi absorb tidak bisa dipakai untukmenentukan tingkat keuletan material.

    Keuletan bisa dilihat dengan mengamati bentuk permukaankepecahan.

    Jenis permukaan kepecahan:

    1. Shear Fracture

    - Buram, memperlihatkan sifat material yang ulet

    2. Cleavage Fracture- Berkilau, memperlihatkan sifat material yang getas

    49

  • 7/28/2019 DT - 2013

    50/88

    4oC 38oC 100oC

    Pengaruh Suhu

    Suhu DUCTILE

    Suhu BRITTLE Dry ice + alcoholLiquid Nitrogen, CO2

    Hot GlycerinFurnace/oven

    Penentuan Keuletan Material

    50

    Penentuan Shear Fracture Surface

  • 7/28/2019 DT - 2013

    51/88

    Penentuan Shear Fracture Surface

    51

    ASTM A-370

    Uji Impak Sambungan Las

  • 7/28/2019 DT - 2013

    52/88

    Uji Impak Sambungan Las

    Lokasi Notch:

    Fusion Line Weld Metal

    HAZ

    52

    Uji Impak Sambungan Las

  • 7/28/2019 DT - 2013

    53/88

    Uji Impak Sambungan Las

    53

    Uji Impak Sambungan Las

  • 7/28/2019 DT - 2013

    54/88

    Uji Impak Sambungan Las

    Penentuan lokasi notch dan jumlah spesimen tergantungpada spesifikasi, code, dan standard yang dipakai.

    AWS D1.1: 2010

    54

    Uji Impak Sambungan Las

  • 7/28/2019 DT - 2013

    55/88

    Uji Impak Sambungan Las

    55

    AWS D1.1: 2010

    Uji Impak Sambungan Las

  • 7/28/2019 DT - 2013

    56/88

    Uji Impak Sambungan Las

    56

    AWS D1.1: 2010

    Uji Impak Sambungan Las

  • 7/28/2019 DT - 2013

    57/88

    Uji Impak Sambungan Las

    BKI: 2006, Section 5, Volume 6

    57

    BRINELL HARDNESS TEST

  • 7/28/2019 DT - 2013

    58/88

    BRINELL HARDNESS TEST

    Diameter penekanan rata-rata(dua pembacaanyang saling tegak lurus)diukur untuk memperolehANGKA KEKERASAN BRINELL.

    58

  • 7/28/2019 DT - 2013

    59/88

    Pengujian Metalografi

    Prinsip1. Pengujian metalografi pada dasarnya terdiri dari PENGUJIAN MAKRO

    dan PENGUJIAN MIKRO.

    2. Pengujian makro ditujukan untuk mengetahui kondisi melintang

    sambungan las, apakah terdapat diskontinuitas pada daerah weld

    metal dan fusion line.

    3. Pengujian mikro bertujuan untuk mengetahui kondisi struktur mikro

    penyusun logam akibat proses pengelasan atau pemanasan dan

    pendinginan. Struktur mikro berupa butiran-butiran yang dipisahkan

    oleh batas butir (grain boundary).

    59

    P ji M t (M t h T t)

  • 7/28/2019 DT - 2013

    60/88

    Pengujian Macroetsa (Macroetch Test)

    Tujuan Pengujian

    1. Mengetahui kualitas hasil lasan tumpul atau fillet dengan mendeteksi

    adanya cacat las melalui analisa penampang melintang permukaan

    specimen uji. Cacat las yang dapat diketahui dengan macroetsa

    adalah IP, IF, crack, undercut, underfil, overlap, porosity, dan internal

    defect lainnya.

    2. Mengetahui weld profile sehingga dapat diketahui dimensi leg length,

    size of weld, dan throat of weld (baik throat effective maupun throat

    actual) serta luasan HAZ (Heat Affected Zone) apakah memenuhi

    persyaratan dimensional yang baik atau tidak.

    3. Pengujian makroetsa dapat digunakan untuk kualifikasi prosedurpengelasan (WPS Welding Procedure Specification) maupun

    kualifikasi welder dan welding operator (WPQT Welder Performance

    & Qualification Test).

    60

  • 7/28/2019 DT - 2013

    61/88

    Dasar Teori

    Pengujian makroetsa digunakan untuk memeriksa kualitas

    sambungan las tumpul atau fillet.

    Macroetsa menggabungkan prosedur fisik dan reaksi kimiawi untuk

    mendeteksi weld discontinuities dan mengukur dimensi weld profile-

    nya.

    Setelah dipoles dan dietsa, weld discontinuities akan tampak pada

    penampang melintang las.

    Larutan etsa (etchant) yang digunakan tergantung pada jenis logam

    yang diuji. Untuk baja karbon digunakan larutan Nital 5% (95%

    alkohol 96% dan 5% HNO3).

    61

  • 7/28/2019 DT - 2013

    62/88

    AWS D1.1: 2010

    62

  • 7/28/2019 DT - 2013

    63/88

    AWS D1.1: 2010

    63

  • 7/28/2019 DT - 2013

    64/88

    AWS D1.1: 2010

    64

    AWS D1.1: 2010

  • 7/28/2019 DT - 2013

    65/88

    65

  • 7/28/2019 DT - 2013

    66/88

    66

  • 7/28/2019 DT - 2013

    67/88

    67

    Pemeriksaan Visual untuk Sambungan Fillet

  • 7/28/2019 DT - 2013

    68/88

    Pemeriksaan Visual untuk Sambungan FilletParagraf 4.9.1.2 AWS D1.1 2010

    Sambungan fillet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    1. Tidak boleh ada crack berapapun ukurannya.

    2. Semua kawah las (sambungan antar kawat las SMAW) harus terisipenuh setebal penampang melintang logam las.

    3. Panjang kaki las aktual tidak boleh kurang dari panjang kaki las yangdisyaratkan oleh disain.

    4. Profil las harus memenuhi persyaratan pada gambar 5.4.

    5. Undercut pada logam induk tidak boleh melebihi 1 mm.

    68

    Profil Las yang Acceptable dan Unacceptable

  • 7/28/2019 DT - 2013

    69/88

    o as ya g cceptab e da U acceptab eGambar 5.4 AWS D1.1 2008

    69

    Profil Las yang Acceptable dan Unacceptable

  • 7/28/2019 DT - 2013

    70/88

    y g p pGambar 5.4 AWS D1.1 2008

    70

    Acceptance Criteria untuk Uji Makroetsa (Macroetch Test)

  • 7/28/2019 DT - 2013

    71/88

    p j ( )

    PROCEDURE QUALIFICATIONParagraf 4.9.4.1 AWS D1.1 2010

    Agar bisa diterima, test spesimen apabila diperiksa secara visual harusmemenuhi persyaratan berikut:

    1. Untuk partial joint penetration (PJP) sambungan tumpul, ukuran las aktualharus sama dengan atau lebih besar dari ukuran las yang disyaratkan olehdisain.

    2. Sambungan fillet harus memiliki fusi yang sempurna hingga ke akarsambungan, tapi tidak perlu melebihi kedalaman akar.

    3. Ukuran kaki las minimum harus memenuhi ukuran kaki las yang disyaratkanoleh disain.

    71

    Acceptance Criteria untuk Uji Makroetsa (Macroetch Test)

  • 7/28/2019 DT - 2013

    72/88

    4. PJP untuk sambungan tumpul dan fillet harus memenuhi ketentuan:

    a. Tidak boleh ada crack.

    b. Fusi yang sempurna antar layer pada logam las dan antara logam lasdan logam induk.

    c. Profil las harus sesuai dengan detil yang disyaratkan oleh disain.

    d. Tidak boleh ada undercut dengan kedalaman melebihi 1 mm.

    p j ( )

    PROCEDURE QUALIFICATIONParagraf 4.9.4.1 AWS D1.1 2010

    72

    Acceptance Criteria untuk Uji Makroetsa (Macroetch Test)

  • 7/28/2019 DT - 2013

    73/88

    p j ( )

    PERFORMANCE QUALIFICATIONParagraf 4.31.2.3 AWS D1.1 2010

    Agar bisa diterima, test spesimen apabila diperiksa secara visual harusmemenuhi persyaratan berikut:

    1. Sambungan fillet harus memiliki fusi yang sempurna hingga ke akarsambungan, tapi tidak perlu melebihi kedalaman akar.

    2. Ukuran kaki las minimum harus memenuhi ukuran kaki las yangdisyaratkan oleh disain.

    73

    Acceptance Criteria untuk Uji Makroetsa (Macroetch Test)

  • 7/28/2019 DT - 2013

    74/88

    3. Sambungan las fillet harus memenuhi ketentuan:

    a. Tidak boleh ada crack.

    b. Fusi yang sempurna antar layer pada logam las dan antara logam lasdan logam induk.

    c. Profil las harus sesuai dengan detil yang disyaratkan oleh disain.

    d. Tidak boleh ada undercut dengan kedalaman melebihi 1 mm.

    e. Untuk porosity dengan ukuran 1 mm, total akumulasi tidak bolehmelebihi 4 mm.

    f. Jumlah ukuran terbesar dari slag harus tidak boleh melebihi 4 mm.

    p j ( )

    PERFORMANCE QUALIFICATIONParagraf 4.31.2.3 AWS D1.1 2010

    74

    Acceptance Criteria untuk Uji Makroetsa (Macroetch Test)

  • 7/28/2019 DT - 2013

    75/88

    4. Las sumbat (plug weld) harus memenuhi ketentuan:

    a. Tidak boleh ada crack.

    b. Fusi yang sempurna antara logam las dan logam induk.

    c. Total akumulasi panjang slag tidak boleh melebihi 6 mm.

    PERFORMANCE QUALIFICATIONParagraf 4.31.2.3 AWS D1.1 2010

    75

  • 7/28/2019 DT - 2013

    76/88

    76

    Contoh Form Pengujian

  • 7/28/2019 DT - 2013

    77/88

    77

  • 7/28/2019 DT - 2013

    78/88

    78

    Contoh Form Pengujian

  • 7/28/2019 DT - 2013

    79/88

    79

    Pengujian Struktur Mikro

  • 7/28/2019 DT - 2013

    80/88

    Pengujian Struktur Mikro

    Tujuan Pengujian

    Mengetahui kondisi struktur mikro akibat pengelasan atau proses

    pemanasan dan pendinginan yang meliputi perubahan bentuk dan

    ukuran butir, perubahan fase, presipitasi fase, pembekuan struktur,

    dan adanya cacat pada logam las.

    80

    Pengamatan metalography

  • 7/28/2019 DT - 2013

    81/88

    Pengamatan metalography

    Proses metalographyPersiapan spesimen

    Pengetsaan

    Pengamatan mikroskop dan fotografi

    Pengamatan metalography mampu menunjukkan:

    Perubahan bentuk dan ukuran butir

    Perubahan fase

    Presipitasi fase

    Struktur solidifikasiCacat pengelasan

    81

    Pengamatan metalography

  • 7/28/2019 DT - 2013

    82/88

    Pengamatan metalography

    mikroskop

    82

    Perubahan bentuk dan ukuran butir

  • 7/28/2019 DT - 2013

    83/88

    Perubahan bentuk dan ukuran butir

    Perubahan bentuk butir

    Perubahan ukuran butir

    83

  • 7/28/2019 DT - 2013

    84/88

    Perubahan fase pada baja

    Ferrite, Pearlite Martensite

    84

  • 7/28/2019 DT - 2013

    85/88

    Presipitasi fase

    Presipitasi fase pada batas butir

    paduan aluminium

    Presipitasi fase pada stainless steel

    85

    Struktur solidifikasi logam

  • 7/28/2019 DT - 2013

    86/88

    Struktur solidifikasi logam

    86

    Cacat-cacat pengelasan

  • 7/28/2019 DT - 2013

    87/88

    Cacat-cacat pengelasan

    Porositas pada daerah melebur parsial Keretakan pada daerah melebur parsial

    Keretakan pada kaki fillet weldPorositas dan pengembangan butir pada HAZ

    87

  • 7/28/2019 DT - 2013

    88/88

    THE END