dr Sigit Riyarto , Mkes , M.Faozi Kurniawan , SE Akt . MPH Deni Harbianto , SE
description
Transcript of dr Sigit Riyarto , Mkes , M.Faozi Kurniawan , SE Akt . MPH Deni Harbianto , SE
Memahami Situasi Pembiayaan Kesehatan untuk Pencapaian Derajat Kesehatan Yang Lebih
Baik dan Berkeadilandr Sigit Riyarto, Mkes,
M.Faozi Kurniawan, SE Akt. MPHDeni Harbianto, SE
Kompetensi Dasar Sesuai Dengan Permenkes 971/2009
3) Perencanaan (planning)• Yaitu proses menetapkan tujuan, cara pelaksanaan atau
strategi, serta koordinasi kegiatan untuk memperbaharui rencana dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
• Perencanaan yang baik merupakan perencanaan yang melibatkan baik unsur-unsur pimpinan maupun bawahan, dalam penentuan kebijakan manajemen organisasi. Dalam menyusun rencana program kerja, yang diperhatikan adalah factor-faktor internal dan eksternal, terutama dalam membahas suatu perencanaan yang sifatnya strategik.
• Perencanaan terhadap program kerja yang jelas merupakan wujud dari kebijakan dan praktik manajemen yang dapat mempengaruhi efektifitas organisasi. Adanya perencanaan yang baik dan menyangkut sekumpulan pilihan tentang bagaimana organisasi tersebut akan menerapkan sumber dayanya yang telah tersedia, dan produk serta jasa apa yang akan disediakan terhadap program.
4) Penganggaran• Adanya desentralisasi pengelolaan pemerintahan daerah dan
tuntutan masyarakat akan transparansi dan akuntabilitas, memaksa pemerintah baik pusat mapun daerah untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel.
• Sistem ini diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan keuangan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyakarat. Salah satu masalah penting dalam pengelolaan keuangan pemerintah tersebut adalah anggaran.
Kompetensi Bidang Sesuai Dengan Permenkes 971/2009
3) Berfikir analitis• Dalam menghadapi permasalahan yang kompleks ini, maka kepala dinas kesehatan
sebagai penggerak dan pimpinan di wilayah kabupaten /kota harus mampu berfikir kritis, logis dan strategis, karena dengan cara yang analitis ini kan membuat pemimpin mampu menyelesaikan segala persoalan dengan dengan cermat dan bijak. Kemudian mampu menentukan sikap demi terciptanya kesejahteraan masyarakat.
4) Berfikir konseptual• Berpikir konseptual adalah proses berpikir yang melibatkan pemikiran kreatif, dan
juga suatu cara mencari ide-ide untuk memecahkan masalah. Tidak hanya melihat dari skala masalah yang kecil, tetapi juga termasuk masalah yang besar. Disatu pihak berfikir konseptual (kreatif) berarti mencari gambaran besar, sedangkan berpikir analitis melihat gambaran yang lebih kecil.
5) Keahlian teknikal, manajerial dan profesional
Gambaran Proses Umum Perencanaan Dan Penganggaran Berbasis Bukti
Langkah 1:Problem
Definition
Langkah 2:Analysis and
Diagnosis
Langkah 3:Solution Design
Langkah 4: Performance
Based Plans & Budgets
Langkah 5:Implementati
on
Langkah 6:Evaluation
Tantangan dan Masalah
Kesehatan
Aktivitas : Pengumpulan dan validasi data
Aktivitas : Validasi analisis pemecahan masalah
Aktivitas : Perhitungan dampak dan biaya Health Account
Aktivitas : Pencairan keuangan, implementasi intervensi dan dukungan terhadap mekanisme Dampak kepada Status Kesehatan (merata atau tidak)
Aktivitas : Evaluasi dan Monitoring Sistem Pembiayaan Kesehatan
MODUL 4POKOK BAHASAN 2
Health Account untuk Alokasi Biaya Kesehatan yang Efektif dan Efisien
Tujuan Pembelajaran• Kompetensi: Kemampuan analisis situasi social ekonomi dan
manajemen kesehatan, khususnya pembiayaan kesehatan bagi Kepala Dinas Kesehatan, untuk membuat keputusan dan kebijakan kesehatan secara lebih akurat, terinci, tepat sasaran dan tepat anggaran serta dilandasi dengan bukti data.
• Memahami alur pembiayaan kesehatan berbasis Konsep National/Provincial/District Health Account sebagai dasar kebijakan pembiayaan kesehatan daerah.
• Memahami pengembangan data base keuangan daerah bagi pengembangan sistem pembiayaan kesehatan daerah.
• Memahami Penggunaan data Health Account untuk Perencanaan
Definisi National Health Account
National Health Account adalah suatu cara sistematis, komprehensif dan pemantauan secara konsisten dari aliran dana/pembiayaan pada sistem kesehatan di suatu negara.
Definisi Provincial/District Health Account
• Provincial/District Health Account merupakan suatu cara sistematis, komprehensif dan pemantauan secara konsisten dari aliran dana/pembiayaan pada sistem kesehatan di suatu wilayah kabupaten/kota atau provinsi.
Dimensi analisis dari NHA
• Sumber pembiayaan (Financing sources)• Badan/ agen pembiayaan (Financing agents)• Pemberi pelayanan (Providers)• Fungsi pembiayaan (functions)Biaya sumber
daya (Resource costs)• Beneficiaries (demographic, socioeconomics,
health status, wilayah/region) prinsip berkeadilan.
Fokus Health Account dan Reformasi Pembiayaan Kesehatan
• Desentralisasi fiscal (Fiscal decentralization/DHA)
• Biaya tarif yang dibayar klien pada saat menggunakan pelayanan (Users fee)
• Asuransi kesehatan (Health Insurance)• Pembiayaan kesehatan untuk masyarakat
miskin (Funding health care for the poor)• Alokasi pembiayaan publik (Allocation public
spending; Public Expenditure Review/PER)
Kerangka Konsep NHA
Kejadian KESEHATANdi Masyarakat
Pembiayaan/Pendanaan
PELAYANANKESEHATAN
SumberDana
Pelayanan dan Fungsi Kesehatan
Agen Pembiayaan
Konsep Aliran Health Account
SumberDana(dari mana)
Agen Pembiayaan(diserahkan melalui siapa)
Provider Kesehatan(digunakan oleh siapa)
Fungsi Kesehatan(digunakanUntuk apa)
Aliran Dana Umumdalam Sistem Health Account
SumberDana Pemerintah
Sumber Dana Swasta
Sumber Dana Lain
Agen Pemerintah
Agen Swastadan Pihak III
PembiayaanRumah Tangga
ProviderKesehatan
Fungsi Kesehatan
Sumber Pembiayaan
• Sektor Pemerintah – Pemerintah Pusat– Pemerintah Daerah
• Sektor Swasta dan Rumah Tangga– Perusahaan Swasta dan BUMN– Rumah Tangga / Out of Pocket
• Bantuan Luar Negeri – Government – Non-Government
Agen Pembiayaan
• Pemerintah– Departemen/Kementrian Kesehatan– Departemen/Institusi Lain yang mengelola
Kesehatan– Jaminan Sosial Kesehatan (Askeskin, JPS, PKPS-
BBM, dst)• Swasta– Perusahaan Swasta dan BUMN– Asuransi Swasta– Rumah Tangga
AgenSumber
Pemerintah Swasta
Pemerintah Rp “A”(Sektoral, UPT, Dekon)
Rp “B”(Contracting Out)
Swasta Rp “C”(Sponsorship)
Rp “D”(Asuransi dan
Pembiayaan Mandiri)
Donor Asing Rp “E”(Bantuan Prog. Kes.)
Rp “F”(Dana LSM)
PROVIDER KESEHATAN DAN FUNGSI KESEHATAN
• Provider Kesehatan adalah suatu lembaga yang menyediakan Jasa Pelayanan Kesehatan.
• Fungsi Kesehatan adalah jenis pelayanan kesehatan yang dihasilkan oleh provider dalam rangka peningkatan status kesehatan
Provider Kesehatan • Kesehatan Personal
– Rumah Sakit– PusKesMas dan Pelayanan Kesehatan lain – Penyedia Obat Farmasi dan Alkes
• Kesehatan Masyarakat– Pelayanan Program Kesehatan Masyarakat
• Promotif, Preventif, Rehabilitatif
– Administrator Manajemen Kesehatan– Penyedia Jasa Terkait Kesehatan
– Penelitian dan Pengembangan Kesehatan– Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan– Kesehatan Lingkungan dan Water Control– Laboratorium Kesehatan
Fungsi Kesehatan
• Kesehatan Personal– Kuratif Kesehatan (Rawat Inap, Rawat Jalan, Obat)
• Kesehatan Masyarakat– Preventif Kesehatan – Promotif Kesehatan – Administrasi dan Manajemen Kesehatan– Fungsi Terkait Kesehatan
• Penelitian dan Pengembangan Kesehatan• Pendidikan dan Latihan Kesehatan• Laboratorium kesehatan• Kesehatan Lingkungan dan Water Control
Fungsi/ProviderSumber Biaya
Kesehatan Personal
Kesehatan Masyarakat
Pemerintah Rp “A” Rp “D”
Swasta Rp “B” Rp “E”
Donor Asing Rp “C” Rp “F”
Kebijakan Berbasis Health Account
SumberDana(dari mana)
Agen Pembiayaan(diserahkan melalui siapa)
Provider(digunakan oleh siapa)
Fungsi(digunakanUntuk apa)
Result:BudgetingPolicy
uses
Line Items:OperasionalGaji OpsNon-OpsInvestasi
Fungsi Health Account
• Data Series lebih dari 3 tahun memberikan “tren” pembiayaan kesehatan yang lebih jelas
• Sumber pendanaan mayoritas dari pusat, tetapi daerah punya “peran” untuk pengalokasian anggaran menyesuaikan kebutuhan lokal spesifik
• Peta pembiayaan publik refleksi masa lalu, yang bisa diperbaiki ke depan bila dirasakan belum efektifPenajaman perencanaan
• Pemetaan besaran alokasi dana yang di gunakan dalam pembiayaan
BACAAN LEBIH LANJUT
• WHO. 2004. Guide to producing National Health Account• WHO. 2007. Guide to Producing District Health Accounts• WHO. 2007. Guidelines For Producing Malaria
Subaccount Within The NHA Framework• WHO. 2005. Guidelines For Producing Reproductive
Health Subaccount Within The NHA Framework• WHO. 2008. Indonesia National Health Account Matriks
Report• WHO. 2007. National Health Account Regional Report,
New Delhi• Bappenas&FKM UI. 2008. Kajian National Heath Account
Indonesia 2002 – 2007, Jakarta
MODUL 4POKOK BAHASAN 1
EQUITY DALAM PELAYANAN KESEHATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Kompetensi; Kemampuan analisis situasi social ekonomi dan manajemen kesehatan, khususnya pembiayaan kesehatan bagi Kepala Dinas Kesehatan, untuk membuat keputusan dan kebijakan kesehatan secara lebih akurat, terinci, tepat sasaran dan tepat anggaran serta dilandasi dengan bukti data.
• Memahami konsep-konsep pemerataan (Equity) untuk pengambilan kebijakan pelayanan dan pendanaan kesehatan bagi masyarakat berdasarkan kepada pemerataan social ekonomi, spesifik gender (ibu dan anak), geografis, serta dampak katastropik kesehatan
Definisi EQUITY
• Teori Equity adalah Teori yang menjelaskan suatu kondisi yang berhubungan dengan persepsi kepuasan seseorang atau individu, interpersonal, sekelompok orang dan atau sekelompok masyarakat terhadap distribusi sumberdaya yang adil dan merata
• Kata kunci equity adalah: Distribusi, Adil dan Merata.
Pemahaman Tentang Equity
• Suatu daerah dikatakan memiliki tingkat ekuitas yang adil dan merata apabila dalam akses pelayanan kesehatan mudah di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, baik orang kaya, orang miskin, desa, kota, di pulau besar maupun kecil.
• Indikator Equity Pelayanan Kesehatan ini terkait dengan distribusi institusi layanan itu sendiri, kualitas pelayanan, jumlah dan kualitas, serta sebaran sumber daya manusia dan distribusi sarana penunjangnya.
Kenapa Dibutuhkan EQUITY dalam Kesehatan?
• EQUITY bisa digunakan sebagai evidence atau bukti dasar distribusi faktor-faktor input dalam sektor kesehatan (pembiayaan, mutu pelayanan, sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana).
• Equity dalam pengeluaran biaya berobatbisa digunakan untuk mengukur derajat kecenderungan pembayar biaya kesehatan
• Equity dalam pembiayaan kesehatan bisa digunakan untuk mengukur derajat kecenderungan dampak akibat pembiayaan kesehatan
• Equity dalam pemberian subsidi kesehatan bisa digunakan untuk mengukur derajat kecenderungan penerima manfaat dari pelayanan kesehatan
Penerapan Konsep Equity
• Konsep Equity Kesehatan bisa digunakan dalam analisis multi-aspek:– Sosial Ekonomi (Horisontal Equity; atau melihat
ketimpangan antar tingkatan sosio ekonomi)– Geografis (Vertical Equity; atau melihat
ketimpangan antar wilayah)– Perspektif Gender (Ketimpangan antar gender,
misalnya dalam kasus promosi kesehatan ibu, anak dan keluarga, dsb)
Penerapan Kebijakan Kesehatan Berbasis Equity
• PDB Indonesia untuk kesehatan yang kurang dari 5% dari total PDB serta pembiayaan tunai keluarga untuk kesehatan (OOP) yang hampir 50% dari total pembiayaan kesehatan nasional, akan menyebabkan resiko finansial bagi masyarakat yang sangat tinggi.
• Kecenderungan pembiayaan pemerintah yang semakin meningkat untuk subsidi pelayanan kesehatan tanpa diimbangi dengan konsep pemerataan dan keadilan, menimbulkan dampak ketimpangan dalam peningkatan derajat kesehatan.
• Kebijakan Kesehatan barbasis kepada konsep pemerataan dan keadilan diharapkan mampu untuk mengurangi ketimpangan tersebut dan menurunkan dampak pemiskinan (impoverishment)
• Kebijakan tersebut juga diharapkan akan mengurangi dampak resiko “bangkrut” kepada rumah tangga untuk menjadi miskin (Catasthrophe)
• Konsep pemerataan untuk pembiayaan dan pelayanan kesehatan akan mengurangi resiko salah sasaran dalam pemberian subsidi pelayanan kesehatan ASURANSI KESEHATAN
ANALISIS PENGGUNAAN SUBSIDI RUMAH SAKIT PEMERNTAH; SUDAH ADIL KAH?
CONTOH ANALISIS HEALTH ACCOUNT DAN EQUITY DALAM PELAYANAN DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
Gambaran Umum Sumber Anggaran Kesehatan di Kabupaten/Kota di Indonesia, tahun 2009-2010
Sumber: data diolah berbagai sumber, NHA Indonesia 2009 -2010
APBD KAB/KOTA19%
APBD PROVINSI 1%
APBN (DAK)9%
APBN (JAMKESMAS)8%
APBN (Tugas Pembantuan)
4%SUMBER DINAS LAIN
1%Lembaga Swasta dan Kemasyarakatan
Jamkesda (Pelayanan Kesehatan)
12%
Lain-lain4%
Masyarakat24%
Penggunaan Anggaran Kesehatan Berdasarkan Provider/Penyedia Pelayanan Kesehatan, tahun 2009-2010
Sumber: data diolah berbagai sumber, NHA Indonesia 2009 -2010
General Hospitals21%
Basic Health Providers
44%
Pharmacies7%
Other health providers
5%
Management and administration
22%
Researchers0%
Educators1%
Penggunaan Anggaran Kesehatan Berdasarkan Fungsi Kesehatan, tahun 2009-2010
Sumber: Data diolah berbagai sumber, NHA Indonesia 2009 -2010
Curative care and rehabilitative care; 36.1%
Medical goods dispensed to out-patients; 17.9%
Prevention and public health services; 28.4%
Health administration ; 6.0%
Capital formation of health provider investment; 8.6%
Education and training of health personnel; 1.4% R&D in health; 0.3% Food, hygiene and water control; 1.2%
Kakwani Index Hospital In-Patient Subsidy, per Propinsi, 2001 and 2004
Nusa Ten
ggara
Timur
Jawa T
engah
Nusa Ten
ggara
Barat
Jawa T
imur
Lampung
Sulaw
esi Te
nggara
Sulaw
esi Se
latan
Sulaw
esi Te
ngah
Yogya
karta
Sumatr
a Sela
tan
Jawa B
arat
Bengku
lu
Maluku
Kaliman
tan Bara
t
Sumatr
a Utar
a
Gorontalo
Sumatr
a Bara
tPap
ua
Banten
Sulaw
esi Utar
a
Nanggr
oe Aceh
Darusal
amJam
bi
Kaliman
tan Te
ngah
Kaliman
tan Se
latan Bali
Maluku
Utara
Bangka
Belitung
Riau
Kaliman
tan Tim
ur
DKI Jakar
ta
-0.3000
-0.2000
-0.1000
0.0000
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
0.5000
0.6000
0.7000
Hospital IP 2001Hospital IP 2004
Provinces
Kakwani Index on Hospital Out-Patient Subsidy, by Provinces, 2001 and 2004
Nusa Ten
ggara
Timur
Jawa T
engah
Nusa Ten
ggara
Barat
Jawa T
imur
Lampung
Sulaw
esi Te
nggara
Sulaw
esi Se
latan
Sulaw
esi Te
ngah
Yogya
karta
Sumatr
a Sela
tan
Jawa B
arat
Bengku
lu
Maluku
Kaliman
tan Bara
t
Sumatr
a Utar
a
Gorontalo
Sumatr
a Bara
tPap
ua
Banten
Sulaw
esi Utar
a
Nanggr
oe Aceh
Darusal
amJam
bi
Kaliman
tan Te
ngah
Kaliman
tan Se
latan Bali
Maluku
Utara
Bangka
Belitung
Riau
Kaliman
tan Tim
ur
DKI Jakar
ta
-0.5000
-0.4000
-0.3000
-0.2000
-0.1000
0.0000
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
Hospital OP 2001Linear (Hospital OP 2001)Hospital OP 2004
Provinces
Kakwani Index on Public Hospital IP Subsidy, by Provinces, 2001, 2004, 2006
0 5 10 15 20 25 30 35
(0.4000)
(0.2000)
-
0.2000
0.4000
0.6000
0.8000
BIA Kakwani Hospital IP 2001
Linear (BIA Kakwani Hospital IP 2001)
BIA Kakwani Hospital IP 2004
Linear (BIA Kakwani Hospital IP 2004)
BIA Kakwani Hospital IP 2006
Linear (BIA Kakwani Hospital IP 2006)
Linear (BIA Kakwani Hospital IP 2006)
Provincial level by fiscal capacity
Kakw
ani I
ndek
s
Contoh Kasus EQUITY dalam Subsidi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
• Hasil Penelitian tentang Equity di atas dalam pembiayaan pelayanan kesehatan (PMPK FK-UGM 2009), menunjukkan adanya indikasi bahwa kebijakan subsidi kesehatan Indonesia masih terlihat dinikmati oleh orang kaya (pro-rich) dan terjadi kesenjangan yang semakin besar (equality reducing), khususnya untuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebelum tahun 2002, tetapi kemudian membaik pada tahun 2004. Indikasinya adalah adanya bantuan sosial untuk kesehatan seperti JPKM dan Askeskin, menyebabkan indikator Equity menjadi semakin membaik
Bacaan Lebih Lanjut• O’Donnell, Van Dorslaer, et.al, 2008, Analyzing Health Equity Using
Household Survey Data: A Guide to Techniques and Their Implementation, WorldBank, Washington.
• O’Donnell, Van Dorslaer, et.al, 2006, Effect of Payments for Health Care on Poverty; Estimates In 11 Countries, The Lancet.
• O’Donnell, Van Dorslaer, et.al, 2007, The Incidence of Public Spending on Health Care; Comparative Studies among Asia Pacific Countries, World Bank Economic Review.
• O’Donnell, Van Dorslaer, et.al, 2008, Who Pays for Health Care in Asia Pacific, Journal of Health Economics.
• O’Donnell, Van Dorslaer, et.al, 2007, Catastrophic Payment For Health Care in Asia Pacific, Journal of Health Economics.
• Ping, Whynes, Sach, 2008, Equity in health care financing: The case of Malaysia, BioMed Central.
• Whitehead, 1991, The Concepts And Principles Of Equity And Health, Health Promotion International, Great Britain.