Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

download Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

of 21

Transcript of Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    1/21

    Faal System Pencernaan

    dr. Andhi Jusup, M.Kes.

    Lab. Fisiologi UNS

    Fisiologi Sistem Pencernaan

    Secara anatomis & Fungsional :

    1. Gastrointestinal tractus /alimentary canal

    2. Accesory organ

    Tujuh fungsi :

    Ingesting

    Mastication

    Deglutition

    Digestion

    Absorbtion

    Peristaltis

    Defecation

    Struktur dinding GIT

    Mukosa

    - epitel kolumner simplek,

    - Fx : absorbsi & sekresi

    - Tdp muskularis mukosa

    Submukosa

    - lapisan jar. Ikat

    - Banyak vaskularisasi, kelenjar

    - Tdpt plexus submukosa

    (meyssner plexus)

    Muskularis / musk. eksterna

    - Fx : kontraksi segmental &

    peristaltis

    - T.a. dua lapisan

    - Pl. myenterikus (auerbachs pl.)

    Serosa

    - jaringan ikat areolar

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    2/21

    Otot polos GIT secara fungsional bersifat sinsitium,

    dimana masing-masing serat otot bersambungan

    sangat erat sekali (gab junction), sehingga bila

    terbentuk potensial aksi di suatu tempat, maka segera

    dijalarkan ke segala arah dengan cepat.

    Terdapat hubungan antara lapisan otot longitudinal

    dengan sirkuler sehingga perangsangan satu lapisan

    akan merangsang lain.

    Inervasi GIT

    Intramural/Intrinsik/

    Enterik

    - Pl.Submukosa/Meisnerspengaturan sekresi intestinal,

    absorpsi lokal, & kontraksi

    muskularis mukosa.

    - Pl. mienterikus/ auerbachspengaturan aktifitas motorik

    Ekstrinsik/Otonom

    - Parasimpatis : kranial &sacral

    - Simpatis : med spinalis

    Th 5 L2

    Pengaruh SSP.

    Emosi & psikis --> SSO pengaruhi GIT.

    Cantoh : nyeri, takut, excitemen --> simpatis--

    >osbtipasi.

    Susah, kesal, cemas -->parasimpatis --> aktifitas

    GIT meningkat.

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    3/21

    Pengaturan hormonal pada system pencernaan

    1. Kolesistokinin (CCK)

    Disekresi oleh sel T mukosa duodenum dan jejenum

    Efek : kontraksi VF, hambat motilitas lambung, menaikkansekresi pangkreas.

    2. Sekretin

    Disekresi oleh sel S mukosa duodenum

    efek : hambat motilitas GIT, menaikkan sekresi biknat danenzim pankreas serta empedu

    3. Peptida Penghambat Lambung

    Disekresi oleh mukosa usus halus bagian atas

    4. Gastrin

    Disekresi oleh sel G mukosa lambung bagian antrum

    Efek :

    Merangsang sekresi HCl dan pepsin,

    Merangsang pertumbuhan mukosa lambung, usus halus,

    dan usus besar.

    Merangsang gerakan lambung

    5. Hormon lain : VIP, Motilin, Neurotensin, Somatostatin,

    GRP, Glukagon, Guanilin, Serotonin, Enkefalin.

    Gerakan fungsional GIT :

    1. Gerakan propulsif/peristaltik.

    Menyebabkan makanan bergerak ke arah anal.

    Dirangsang oleh regangan usus, iritasi epitel, sinyal

    syaraf ekstrinsik

    2. Gerakan mencampur

    Menyebabkan makanan tercampur dengan baik. Kontraksi konstriktif / kontraksi segmental -->

    memotong isi usus menjadi segmen/bagian

    Timbulnya cincin kontraksi di sebelah oral dari

    segmen usus yang teregang, dan relaksasi disebelah

    distalnya (relaksasi reseptif), maka makanan akan

    terdorong ke arah anal.

    Mekanisme ini tidak timbul, bila tidak ada pl.

    myenterikus

    Peristalsis Propulsion

    Adjacent segments of the alimentary canal contract and

    relax

    Moves food distally along the canal

    Segmentation Part of mechanical breakdown

    Food-mixing process

    Nonadjacent segments of the intestine alternatively

    contract and relax

    Moves food on and back

    Mixes rather than propels

    Reflek GIT :

    Reflek yg terjadi di dalam sistem saraf enterik :

    Reflek sekresi GIT, reflek gerakan GIT.

    Reflek dari usus ke gln simpatis prevertebra,

    kemudian kembali ke GIT :

    Reflek gastrokolik

    Reflek enterogastrik

    Reflek kolonoileal

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    4/21

    Reflek dari usus ke MS/BO, kambali ke GIT

    Reflek defekasi

    Reflek nyeri yang menyebabkan hambatan umum pada GIT

    Reflek aktifitas motorik dan sekresi lambung

    Reflek extra intestinal yang mempengaruhi aktifitas

    intestinal :

    Reflek peritoneointestinal

    Reflek renointestinal dan vesikointestinal

    Reflek somatointestinal

    Traktus Gastrointestinal

    1. Mulut Dua cara pencernaan :

    Mekanis

    Kimiawi

    Otot pengunyah diinervasi oleh cabang motorik n. trigeminus

    Gaya yang dihasilkan oleh seluruh otot pengunyah sebesar 90-

    180 kg

    Manfaat mengunyah :Memecah selaput selulosa

    Memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil

    (bolus)

    Cita rasa makan

    Mencegah ekskoriasi GIT

    Permudah pengosongan lambung

    Kelenjar saliva memproduksi saliva 1 - 1,5 lt/hari

    Kelj. Parotis 25 % ------- serous

    Kelj. Submamandibular 70 % --- seromukous

    Kelj. Sublingual 5 % ----- seromukous

    Kelj. Bukal -------------- mukous

    Sekresi serous mengandung enzim ptyalin (

    amilase), mencerna amilum disakarida (3-5%).

    Sekresi mukous mengandung musin sebagai pelumas

    Fungsi saliva :Mencerna makanan dan membantu proses menelan

    Proses bicara

    Protektif :

    Membuang bakteri patogen dan metabolitnya

    Mengandung bakterisidal : Ion tiosianat dan Enzim

    proteolitik (lisozim)

    Cegah larutnya Ca+ gigi

    Sekresi saliva :

    Fase sefalik

    Fase bucal

    Fase gastrointestinal

    Perangsangan sekresi saliva oleh parasimpatis dan

    hormon bradikinin

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    5/21

    2. Esophagus

    Proses menelan (diglutisi) dibadakan 2 tingkat :

    Tahap volunter

    Tahap involunter :

    Fase faringeal

    Fase esophageal

    Reseptor taktil untuk proses menelan terletak pada

    posterior mulut dan pharing

    Pusat menelan di pons dan medula oblongata,

    impuls motorik dihantarkan lewat nervus kranial V,

    IX, X, XII, dan saraf cervical superior

    Gerak peristaltik esophagus , 2 type :

    Peristaltik primer

    Peristaltik sekunder

    Sekresi esophagus bersifat mukoid

    3. LambungCardiac

    Cardiac orifice

    Junction of esophagus

    Fundus

    Under diaphragm

    Body

    Large midportion

    Pyloric

    Ends at the stomach

    Pyloric sphincter

    Greater curvature

    Lesser curvature

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    6/21

    Faktor yang mencegah refluk gastroesophageal : Sfingter gastroesophageal

    Mekanisme katub pada bagian distal esophagus

    Konsentrasi gastrin yang tinggi akan meningkatkan tonus sfingter

    gastroesophageal

    Ligamentum phrenoesofageal yang menyebabkan pengaruh katub

    pinchcock

    Fungsi lambung :

    Menyimpan makanan sementara dan mengeluarkan secara

    periodik ke duodenum

    Mencampur makanan dengan HCl, pepsin dan musin,

    terbentuk suatu campuran seperti pasta (kimus)

    Mencegah masuknya kuman patogen. 99 % kuman yang

    masuk GIT mati oleh asam lambung

    Memulai pencernaan protein oleh enzim pepsin

    Absorbsi alkohol dan beberapa obat ttt seperti aspirin

    Enzim ptyalin menjadi inaktif di lambung

    Gerakan retropulsif merupakan mekanisme

    pencampuran yang penting di lambung , yang berupa

    gabungan gerakan kontraksi konstriktif dan peristaltik

    Setiap gelombang peristaltik yang kuat mendorong

    beberapa mililiter kimus ke duodenum melewati

    pilorus yang berkontraksi tonik, sehingga

    menimbulkan mekanisme pemompaan = pompa

    pilorus.

    Sinyal yang mengatur pengosongan lambung datangdari :

    Lambung : meningkatkan pengosongan lambung.

    Efek volume makanan/ peregangan dinding lambung

    Efek hormon gastrin, meningkatkan aktifitas pompa pilorus

    Duodenum : menghambat pengosongan lambung

    Reflek enterogastrik dari duodenum

    Hormon dari duodenum dan jejenum (CCK dan GIP)

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    7/21

    Reflek enterogastrik memperlambat pengosongan

    lambung, sehingga pengosongan kimus ke

    duodenum tidak melebihi kecepatan pencernaan

    kimus di ileum

    Reflek enterogastrik ini diaktifkan oleh :

    Peregangan duodenum

    Iritasi mukosa duodenum

    Derajat keasaman kimus di duodenum

    Osmolalitas kimus

    Lemak dan protein

    Hunger contraction : merupakan peristaltis yangritmis di korpus lambung, meningkat pada orang

    muda dan kadar gula rendah.

    Hunger contraktion menimbulkan perasaan lapar

    dan nyeri : hunger pangs, yang intensitas terbesar

    pada hari II dan IV dimasa kelaparan, dan kemudian

    menurun.

    Sekresi lambung

    Type kelenjar di mukosa lambung :

    1. Kelenjar oksintik (gastrik), pada korpus dan fundus.Terdiri atas 3 jenis sel :

    Sel parietal, mensekresi HCl dan intrinsik faktor

    Sel peptik (Chief cell), mensekresi pensinogen

    Sel leher mukus (goblet cell), mensekresi mukus dan

    sedikit pepsinogen

    2. Kelenjar pilorik, pada bagian antrum, mensekresi :

    mukus

    Hormon gastrin (G cell).

    sedikit pepsinogen

    Juga didapatkan :

    D cell yang menghasilkan hormon somatostatin.

    Enterochromafin-like cell (ECL cell) : menghasilkan histamin dan 5-

    hydroksitriptamin (serotonin)

    Hormon ghrelin, dimana sekresinya meningkat sebelum makan dan

    menurun setelah makan mengatur rasa lapar.

    pH lambung 1,6 2,4 berfungsi :

    Denaturasi protein

    Pepsinogen diaktifkan , dan pepsin lebih aktif

    pada kondisi asam

    HCl tidak secara langsung mencerna protein

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    8/21

    Mukosa lambung banyak mengandung karbonik

    anhidrase.

    Setelah makan sekresi HCl meningkat, tiap satu ion

    H+ dilepas ke dalam lambung, satu ion HCO3-

    dilepas ke dalam darah, sehingga pH darah

    meningkat dan urine menjadi alkalis post

    prandial alkalin tide

    Tiap satu ATP akan memompa 1 ion H+ keluar sel

    dan ion K+ ke da lam sel parietal

    Receptors on parietal cell that stimulate HClsecretion:

    1 . A ce tyl ch ol in evagusnerve

    2. Gastrinendocrine hormone.

    3. Histamineparacrine. Secreted by cell in stomach, diffuses locally to parietal cell.

    PGE

    Protein kinase

    Ca 2+

    Histamine analogs that block HClsecreton:

    H2Antagonists

    Mukosa lambung resisten terhadap HCl dan

    aktifitas pepsin, karena :

    Lapisan mukosa yang alkalin

    Tight junction

    Daya regenerasi tinggi

    Sekresi lambung dalam 3 fase : Fase sefalik :

    Fase gastrik :

    Fase intestinal :

    Pengaturan sekresi lambung :

    Neural :

    N. X

    Reflek enterik setempat

    Hormonal : gastrin, histamin, dan prostaglandin,glukokortikoid, epineprin dan noreponeprin, kafein alkohol

    asam amino.

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    9/21

    Selama periode interdigestif, bila tidak ada

    pencernaan didalam usus, sekresi HClterus

    berlangsung lambat 1 5 meq/jam, disebut BAO

    (Basal Acide Output).

    Terutama terdiri atas mukus dan sangat sedikit asam danpepsin

    Rangsang emosi yang kuat melalui nervus vagus

    dapat meningkatkan sekresi BAO,

    Salah satu faktor timbulnya tukak peptik.

    Tukak duodenum BAO normal, tukak lambung BAO tinggi secara klinis berbeda.

    Fase sekresi lambung

    Ulkus pepetik

    Duodenal bulb : lokasi di duodenum yang paling

    sering terkena ulkus peptikum

    4. Usus Halus Terdiri atas :

    Duodenum 20-30 cm

    Jejenum 2/5 bagian

    Ileum 3/5 bagian

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    10/21

    Duodenum dilindungi dari aktifitas asam lambung

    oleh daya buffer bikarbonat

    Di duodenum

    Bermuara duktus dari getah pankreas dan empedu

    Kelenjar brunner yang mensekresi mukus alkalis.

    Usus halus mempunyai 3 type kontraksi :

    Peristaltik

    Kontraksi konstriktif

    Gerakan villi

    Sekresi usus halus

    Mukosa villi dan kripte liberkuhn dilapisi 2 jenis

    epitel :

    Sel epitel kollumner simplek, disebut : enterosit

    Di permukaan villi, untuk absorbsi sari sari makanan.

    Di dalam kripte, mensekresi air dan elektrolit

    Sel goblet, mensekresi mukus

    Enterosit mengandung enzim pencernaan :

    Peptidase

    Aminopeptidase

    Dipeptidase

    Nucleopeptidase

    Nucleosidase Enterokinase , mengaktifkan tripsinogen

    Disakaridase

    Maltase

    Laktase

    Sukrase

    isomaltase

    Phospatase

    Lipase intestinum

    Enzim-enzim ini penting untuk absorbsi sari-sari

    makanan di usus halus.

    Pengaturan sekresi usus halus

    Neural

    Sistem enterik, yang dirangsang oleh : Taktil, Iritasi, Peregangan

    dinding usus

    Sistem extrinsik/otonom

    Parasimpatik, meningkatkan sekresi

    Simpatis, menghambat sekresi

    Humoral

    5. Usus besar / Kolon Fungsi kolon

    Absorbsi air dan elektrolit

    Penimbunan feses

    Produksi dan absorbsi vitamin (B komplek dan K) olehmikrobiota usus/ mikroflora usus

    Fungsi valvula ileocekal

    Mencegah regurgitasi isis kolon

    Menghambat pengosongan isi ileum, sehingga absorbsi di

    ileum lebih sempurna

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    11/21

    Otot longitudinal kolon terkumpul menjadi tiga pita

    longitudinal disebut taenia coli.

    Kontraksi gabungan pita longitudinal dan sirkuler

    menyebabkan bagian kolon yang tidak terangsang

    menonjol keluar membentuk seperti kantong-

    kantong disebut haustra.

    Bila muskularis eksterna haustra menjadi lemah

    menggelembung, dinamakan divertikulum.

    Gerakan kolon

    Gerakan mendorong,

    Kontraksi haustra

    Gerakan massa

    Gerakan mencampur, oleh kontraksi haustra

    Appendix

    Tidak mempunyai fungsi dalam sistem pencernaan

    Mengandung nodus limpatikus

    Bila radang appendicitis

    Timbulnya gerakan massa sesudah makan disebabkan oleh

    reflek gastrokolik dan reflek duodenokolik, yang disebabkan

    oleh perangsangan dalam lambung dan duodenum.

    Iritasi kolon dapat juga menimbulkan gerakan massa yang

    kuat. Sekresi kolon hanya berupa mukus yang banyak ion

    bikarbonat, :

    Mencegah ekskoriasi

    Melekatkan bahan feses

    Melidungi dari aktifitas bakteri

    Melindungi dari asam yang terbentuk dalam feses

    Defekasi

    Sebagian besar waktu rektum tidak berisi feses, bila gerakan

    massa mendorong fese masuk rektum, secara normal timbulkeinginan untuk defekasi, termasuk reflek kontraksi rektum

    dan relaksasi sfingter ani.

    Pendorongan massa feses yang terus menerus dicegah oleh :

    Sfingter ani internus, otot polos

    Sfingter ani eksternus, otot lurik.

    Refflek defekasi : bila feses memasuki rektum, peregangan dindingrektum menimbulkan sinyal aferen yang menyebar melalui pleksus

    mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltik di dalam kolon

    descenden, sigmoid, dan rektum, mendorong feses ke arah anus. Sewaktu

    gelombang peristaltik mendekati anus maka sfingter ani internus relaksasi

    oleh sinyal penghambat dar pleksus mienterikus, dan secara sadar sfingter

    ani eksternus juga relaksasi.

    Digesti dan Absorbsi

    Proses pencernaan membutuhkan enzim-enzim

    yang spesifik

    Dasar utama proses pencernaan adalah hidrolisis

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    12/21

    1. Pencernaan dan Absorbsi Karbohidrat

    Pencernaan KH dimulai di dalam mulut dengan

    bantuan enzim ptyalin ( amilase/ salivari amilase)

    Mencerna tepungmaltosa

    Berlanjut saat di lambung sebelum kontak dengan

    getah lambung

    Pencernaan KH diteruskan di duodenum oleh enzim

    pankreatik amilase ( amilase ), menghasilkandisakarida maltosa, trisakarida maltriosa, dan

    oligosakarida.

    Kemudian zat tersebut dihidrolisa oleh enzim-

    enzim dalam brush border mikrovili usus halus,

    menjadi monosakarida-monosakarida.

    Maltosa maltase 2 mol glukosa

    Sukrosa sukrase glukosa dan fruktosa

    Laktosa laktase glukosa dan galaktosa

    Monosakarida-monosakarida baru dapat diabsorbsi

    Absorbsi glukosa dengan cara :Co transport aktif dengan Na

    Solven drag

    Absorbsi fruktosa secara difusi fasilitasi,

    beberapa diubah menjadi glukosa.

    Absorbsi galaktosa mirip dengan glukosa

    Selulosa, hemiselulosa, lignin, tidak dicerna dan

    tidak diabsorbsi, ,berfungsi sebagai bahan

    pembentuk feses.

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    13/21

    Transporter absorbsi glukosa

    fungsifungsi tempattempatTransport AktifTransport Aktif

    SGLTSGLT--1(Kotrnsport Na1(Kotrnsport Naglukosaglukosa

    Transport aktif sekunderTransport aktif sekunderglukosaglukosa

    Usus halus, tubulus ginjalUsus halus, tubulus ginjal

    Difusi fasilitasiDifusi fasilitasi

    GLUTGLUT--11

    Ambilan glukosa basalAmbilan glukosa basal Plasenta, otak, erytrosit,Plasenta, otak, erytrosit,

    ginjal, kolonginjal, kolon

    GLUTGLUT--22 Sensor glukosa sel B,Sensor glukosa sel B,

    membawa keluar glukosamembawa keluar glukosadari sel epitel usus dandari sel epitel usus dan

    ginjalginjal

    Sel B pankreas, hati, epitelSel B pankreas, hati, epitel

    usus dan ginjalusus dan ginjal

    GLUTGLUT--33 Ambilan glukosa basalAmbilan glukosa basal Otak, plasenta, ginjalOtak, plasenta, ginjal

    GLUTGLUT--44 Ambilan glukosa yangAmbilan glukosa yangdirangsang insulindirangsang insulin

    Otot rangka dan jantung,Otot rangka dan jantung,jar adiposajar adiposa

    GLUTGLUT--55 Penyerapan makananPenye ra pa n makanan j ej enumjejenum

    Konsentrsi tinggi Na pada permukaan epitel usus akan

    mempermudah absorbsi glukosa dan sebaliknya

    konsentrasi rendah akan menghambat absorbsi gukosa,

    Sebab glukosa dan Na menggunakan ko-transporter yang

    sama atau symport yaitu SGLT-1 (sodium-dependent

    glucosa transporter), yang membawa glukosa dan Na

    secara bersama-sama dari lumen usus ke dalam sel

    enterosit

    Kemudian Na dipompa secara transport aktif keluar sel

    enterosit, dan glukosa masuk ke dalam interstitium dengandifusi fasilitasi menggunakan GLUT-2

    Penyerapan fruktosa tidak bergantung pada Na,

    Absorbsi fruktosa dengan cara difusi fasilitasi

    dari lumen usus ke dalam sel enterosit melalui

    GLUT-5, kemudian keluar dari sel enterosit ke

    dalam interstitial melaui GLUT-2

    Sebagian fruktosa diubah menjadi glukosa di

    dalam sel enterosit.

    KH diabsorbsi terutama dalam bentukmonosakarida,

    Sedikit dalam bentuk disakarida

    Dan tidak pernah dalam bentuk molekul yang lebih

    besar.

    Gukosa merupakan 80% dari KH, sedangkan 20%

    berupa galaktosa dan fruktosa

    2. Pencernaan dan Absorbsi Protein

    Pencernaan protein dimulai di lambung

    dengan bantuan enzim pepsin, menghidrolisa

    ikatan peptida menghasilkan polipeptida rantai

    pendek

    Pepsin terutama mencerna kolagen

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    14/21

    ProteinPepsin

    Proteosa, pepton polipeptida besar.Tripsin

    Kemotripsin

    Karboksipeptidase

    Proelastase(elastase)

    Polipeptida kecil dan tripeptida

    Asam aminoAminopeptidase (pada brush border)

    Asam amino tunggal

    Asam amino diabsorbsi secara Co transport

    aktif dengan Na

    Sumber protein

    50 % makanan

    25 % getah pencernaan

    25 % deskuamasi sel mukosa GIT

    3. Pencernaan dan Absorbsi lemak

    Kelenjar saliva dan lambung neonatus

    mengandung lipase, tetapi pada dewasa hanya

    sedikit sekali lemak mengalami pencernaan

    sebelum sampai diduodenum

    Micelles terdiri atas garam empedu, lesitin dan

    kolesterol, akan memecah lemak menjadi butir-

    butir lemak halus : proses emulsifikasi

    Emulsifikasi akan memperluas permukaan butir

    lemak yang kontak dengan enzim lipase

    TrigliseridaLipase pankreas

    Lipase intestinal

    Monogliserida

    Asam lemak

    Phospolipid

    Phospolipase

    Asam lemak

    Lisolesitin

    Diabsorbsi secara difusi pasif

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    15/21

    Di dalam enterosit asam lemak rantai panjang

    (atom C >12) mengalami esterifikasi kembali

    menjadi trigliserida,

    Kemudian bergabung dengan protein menjadikilomikron, masuk ke dalam sistem limpatik (central

    lakteal),

    Masuk ke dalam sistem sirkulasi melalui duktustorasikus

    Asam lemak rantai pendek dan sedang tidak

    diresintesis menjadi trigliserida, langsung

    diabsorbsi ke dalam sirkulasi sistem porta

    4. Absorbsi Air, Elektrolit dan Vitamin

    Diabssorbsi langsung tanpa proses pencernaan

    Air di absorbsi secara difusi mengikuti hukum

    osmosis

    Absorbsi air terutama terjadi di jejenum

    Absorbsi ion monovalen lebih mudah

    2000

    7000

    8800

    9000

    200

    Na+ diabsorbsi secara transport aktif, bergabungdengan Cl-

    K+ atau H+ ditranspor ke sisi berlawanan utk ditukar

    dengan Na+

    Aldosteron meningkatkan absorbsi Na .

    Bikarbonat diabsorbsi di duodenum & jejenum

    Enterosit ileum mengandung banyak bikarbonat

    netralkan asam yg dibentuk oleh bakteri.

    Ca++,Fe++,K+,Mg++ absorbsi di usus halus sesuai

    kebutuhan

    Bakteri di kolon mensintesis : vitamin K, B12, tiamin,

    riboflavin & gas terutama CO2, hidrogen & metan

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    16/21

    ACCESSORY ORGAN

    A. Hepar

    Fungsi Vaskular

    Fungsi Metabolisme

    Fungsi Sekresi dan Ekskresi

    STRUKTUR LIVER

    STRUKTUR LIVER

    Lobulus merupakan unit fundamental

    Terdapat 100.000 lobulus.Tiap lobulus tersusun atas

    hepatosit yang dikelilingi akhir dari vena porta dan

    arteriol

    Aliran darah sinusoid mengalir dari terminal venaporta dan arteriol menuju terminal vena hepatika

    Terdapat juga kanalikuli empedu diantara hepatosit

    yang merupakan permulaan sistem bilier.

    FUNGSI LIVER : CADANGAN DARAH

    Liver merupakan organ yangbesar yang mampu bertindak

    sebagai cadangan penyimpanan

    darah(450ml) saat terjadikelebihan volume, dan dapat

    memasok darah ekstra menuju

    sirkulasi sistemik saat dibutuhkan

    Sirkulasi splanknik : sirkulasi yang meliputi

    aliran darah dari usus, limpa, pankreas

    dan hati, (30% dari cardiac out put)

    Pada syok hemoragik, atau keadaanvolume darah yang rendah, cadangan

    darah pada sirkulasi splanknik mampu

    menyediakan 200-300 ml darah extra

    untuk mempertahankan sirkulasi sistemik.

    FUNGSI LIVER : MENGALIRKAN LIMFEDARI LIVER

    Liver memproduksi cairan limfe seluruhtubuh. Karena pori pada sinusoid hepatik

    besar, sehingga permeabel terhadapcairan maupun protein, yang akan

    mengalir menuju celah Disse.

    Konsentrasi protein di pembuluh limfehanya selisih sedikit dengan konsentrasi

    plasma protein

    FUNGSI METABOLIK LIVER

    A. Metabolisme Karbohidrat

    B. Metabolisme Lipid

    C. Metabolime Protein

    D. Aktivasi Vitamin D

    E. Fungsi Penyimpanan

    F. Inaktivasi Obat dan Detoksifikasi produk

    metabolik

    METABOLISME KARBOHIDRAT

    Liver menjamin stabilitas glukosa darah 90mg/dl

    dengan cara :

    1. Glukogenesis : mengubah fruktosa dan galaktosa

    menjadi glukosa.

    2. Glikogenesis : Glukosa dipolimerisasi membentuk

    glikogen yang disimpan di liver

    3. Glikogenolisis : Glikogen dihidrolisis, melepaskan

    glukosa masuk ke peredaran darah

    4. Glukoneogenesis : sintesis glukosa dari protein maupun

    lipid (via gliserol)

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    17/21

    METABOLISME LIPID

    Trigliserid, asam lemak dan gliserol menuju liver via

    arteri hepatika dari sirkulasi umum.

    Ketogenesis : pembentukan badan keton dari asam lemak.Badan keton diperlukan untuk respirasi seluler (tu. Otot

    jantung dan ginjal)

    Lipogenesis : sintesa trigliserid dari gliserol yang dapatdisimpan atau diubah ke dalam bentuk lemak yang lain.

    KETOGENESIS

    Gliserol

    Asam lemak

    Beta oksidasi

    Grup asetil

    Badan keton, asam beta hidroksibutirat, asam asetoasetat, aseton

    METABOLISME PROTEIN

    Asam amino masuk ke liver melalui vena porta hepatika dariintestinal

    1. Deaminasi : membuang gugus amin (NH3) dari asam aminodan protein, menghasilkan asam keto dan asam organik yanglain

    2. Dekarboksilasi: membuang gugus karboksil ( -COOH) dari

    asam amino dan protein.3. Sintesa urea (NH2CONH2): membuang kelebihan gugus amin-

    mengubah amonia menjadi urea.

    2NH3 + CO2 NH2-CO-NH2

    4. Sintesa protein : pembentukan protein plasma melalui prosestransaminasi, yaitu :

    a. Protein pembekuan : fibrinogen, protrombin, faktor pembekuan darah

    b. Angiotensinogen

    c. Heparin (antikoagulan)

    d. Albumin (menjaga tekanan osmotik plasma)

    e. Protein transport untuk kolesterol, trigliserid, hormon steroid, danhormon tiroid

    Well-Fed State

    FUNGSI PENYIMPANAN

    A. Glikogen : sebagian besar disimpan di liver, tetapi ada juga

    yang disimpan di otot.B. Lipid : pada diet tinggi lemak dan konsumsi alkohol

    menjadikan liver berubah strukturnya menjadifatty liver

    C. Vitamin A, D, E, K, dan B12

    D. Mineral : Tembaga dan besi (dalam bentuk apoferitin)

    INAKTIVASI OBAT DAN DETOKSIFIKASI PRODUKMETABOLIK

    1. Amonia : sangat toksik, berasal dari deaminasi dan

    metabolisme bakteri intestinal.a. Vena porta hepatika mengandung konsentrasi NH3

    tertinggi (4-50x jumlah drpd pembuluh darah laindimanapun)

    b. Vena hepatika mengandung konsentrasi NH3 terendah

    c. Liver mengkonversi amonia menjadi urea

    2. Porfirin : berasal dari pemecahan pigmen transpor(sitokrom dari sistem transpor elektron, mioglobin dari

    otot, hemoglobin dari darah). Porfirin merupakan pigmen

    toksik

    a. Diubah menjadi bilirubin dan CO (peran makrofag dan

    hepatosit)

    b. Saat lisis eritrosit, Hb ditangkap oleh sel Kupffer

    (makrofag liver) dan dikonversi menjadi biliverdin dan

    dikonversi lagi menjadi bilirubin

    c. Bilirubin dapat merusak jaringan otak (kernicterus), bila

    terjadi kegagalan ekskresi bilirubin melalui empedu.

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    18/21

    3. PURIN (adenin dan guanin dari DNA)

    a. Oksigen ditambah purin membentuk asam urat.

    Kelebihan asam urat : kristalisasi pada sendi (gout)

    b. Asam urat ditranspor oleh darah menuju ginjal untuk

    diekskresi

    4. Inaktivasi obat dan memelihara level terapeutik

    obat

    5. Substansi toksik yang dicerna dan diabsorbsi,

    didetoksifikasi di liver, dan mungkin disimpan, dan

    terkonsentrasi disana.

    Logam berat (timbal, merkuri) : merusak liver

    Pestisida dan residu kimia lain dari makanan : DDT

    Alkohol : etil alkohol sangat toksik, merusak sel pada konsentrasitinggi; menyebabkan inflamasi lambung, pankreas, intestinum;

    mengurangi digesti dan absorbsi makanan pada penggunaan kronis.

    FUNGSI LIVER : KUPFFER "CLEANING SYSTEM"

    PEMBENTUKAN ASAM EMPEDU

    Asam empedu termasuk lemak (steroid) yang larut air danmempunyai kemampuan emulsifikasi

    Asam empedu mempunyai 2 bagian : hidrofobik danhidrofilik

    Asam empedu primer : asam kolat dan kenodeoksikolat

    Selama siklus enterohepatik gugus hidroksil asam empeduprimer dapat mengalami oksidasi, epimerisasi, danpembuangan

    Bakteri usus mempunyai enzim b-dehidroksilasemembuang gugus hidroksil pada C-17 asam empeduprimer, terbentuklah asam empedu sekunder : asamdeoksikolat dan asam litokolat

    Sintesis asam empedu dari kolesterol dibatasi mekanismeumpan balik negatif

    Jika konsentrasi asam empedu hepatosit turun, biosintesisakan naik sampai 20x,

    Asam empedu (AE) primer maupun sekunder dikonjugasidengan glisin atau taurin membentuk asam empeduterkonjugasi : taurokolat dan glikokolat (garam empedu)

    FUNGSI GARAM EMPEDU

    Emulsifikasi/sifat detergen : menurunkan tegangan

    permukaan partikel lemak /memecah menjadi partikel kecil

    Kecepatan normal sintesis garam empedu 0,2-0,4 g/hr

    Pool garam empedu total 3,5g beredar kembali secara berulang

    melalui sirkulasi enterohepatik

    METABOLISME DAN EKSKRESI

    BILIRUBIN

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    19/21

    METABOLISME DAN EKSKRESI

    BILIRUBIN

    Pembentukan :

    250 - 350 mg bilirubin/hr;

    70 - 80% berasal dr degradasi eritrosit. Sisanya 20 -30% (early- labeled bilir ubin) berasal dr protein hemelain yang terdapat pd sumsum tulang dan liver.

    Heme yang berasal dr Hb terdegradasi menjadi besidan produk intermediet (biliverdin) oleh enzim hemeoksigenase.Sedangkan biliverdin reduktase mengubahbiliverdin mjd bilirubin.

    Konjugasi : Bilirubin bebas yang terkonsentrasi di liver terkonjugasidengan asam glukoronat menjadi bilirubin diglukoronid,disebut bilirubinterkonjugasi (reaksi direk). Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim glukoroniltransferase mikrosom menjadi bilirubin yang larut air.

    Ekskresi bilier : Bilirubin terkonjugasi disekresi ke kanalikuli empedubersama komponen empedu yang lain, kemudian masuk ke duodenumSebagian besar bilirubun glukoronid diabsorbsi sirkulasi enterohepatikdiekskresi kembali ke vesika fellea.Sebagian kecil bilirubin glukoronidmasuk ke darah berikatan kurang kuat dengan albumin, diekskresi dalamurin

    Di intestinum terjadi dekonjugasi dan reduksi bilirubin menjadiurobilinogen, oleh bakteri flora usus. Sebagian besar urobilinogendireabsorbsi menuju darah masuk melalui liver ke kandung empedu (siklusenterohepatik), hanya 5 % diekskresi melalui urin. Setelah urin teroksidasiurobilinogen menjadi urobilin, dan dioksidasi dalam feses menjadisterkobilin.

    P : protein pengikat intrasel, UDPGA : asam uridin difosfoglukoronat, UDP : uridin

    difosfat

    Ikterus (joundice), bila bilirubin total plasma > 2

    mg/dl. Disebabkan :

    Pembentukan berlebihan

    Penurunan ambilan oleh sel hati

    Gangguan konjugasi

    Gangguan sekresi bilirubin terkonjugasi ke dalamkanalikulus biliaris

    Sumbatan duktus billiaris intrahepatik/ekstrahepatik.

    Ginjal dapat mengekskresi bilirubindiglukoronid, tetapi tidak bisa mengekskresi

    bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini yang dapatmenjelaskan urin yang gelap/hitam padaikterus hepatoseluler atau kolestasis dantidak adanya bilirubin di urin pada ikterushemolitik.

    Sikulasi enterohepatik

    Sirkulasi enterohepatik

    menyediakan kembali kebutuhan

    empedu, sehingga biosintesis

    empedu ditentukan oleh pool

    empedu yang berasal dari sirkulasi

    enterohepatik

    Pool empedu bersirkulasi kembali

    setiap makan 2x, jadi total satu hari

    bersirkulasi kembali sebanyak 6-8

    kali

    PATOFISIOLOGI PEMBENTUKAN BATU EMPEDU

    I. Supersaturasi Kolesterol

    II. Garam Empedu Hidrofobik

    III. Protein Pronukleasi

    IV. Gangguan Motilitas dan Absorbsi Vesika

    Fellea

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    20/21

    SUPERSATURASI KOLESTEROL

    Kelebihan kolesterol berpengaruh terhadap kapasitas

    solubilitas campuran garam empedu-fosfolipid untuk

    membentuk misel

    Sedangkan bila garam empedu lebih banyak jika dibanding

    fosfolipid menyebabkan kapasitas penyimpanan kolesterol

    dalam vesikel akan berkurang

    Kedua hal tersebut mengakibatkan kolesterol berdiri

    sendiri sebagai senyawa yang tidak larut sehingga

    terbentuklah kristal-kristal kolesterol, bila menyatu

    membentuk batu kolesterol

    GARAM EMPEDU HIDROFOBIK

    Kristalisasi kolesterol dapat dipicu oleh garam empedu

    hidrofobik (kenodeoksikolat dan deoksikolat) dan fosfolipid

    dengan rantai asilunsaturated

    Pada beberapa kasus meskipun terdapat kristalisasi kolesterol

    akibat garam empedu hidrofobik, tidak berkembang menjadi

    batu kolesterol, hal ini karena ada kompetitor yaitu garamempedu hidrofilik (mis : ursodeoksikolat), sehingga preparat

    ini sering digunakan untuk terapi batu kolesterol

    GANGGUAN MOTILITAS DAN ABSORBSI VESIKA

    FELLEA

    Gangguan pengosongan VF selama puasa memicu

    kristalisasi kolesterol karena meningkatkan

    kepekatan empedu

    Pada kolesistitis (inflamasi VF), absorbsi air dan solut

    sekunder lain berlangsung sangat cepat, sehingga

    kepekatan empedu meningkat, memicu kristalisasi

    kolesterol

    Pankreas

    organ endokrin insulin & glukagon

    organ eksokrin getah pankreas.

    Getah pankreas (pankreatic juice) mengandung air, bikarbonat

    & enzim pencernaan.

    Enzim pankreas diproduksi dalam keadaan inaktif (zymogen)

    mencegah auto digesti.

    Juga mengandung pankreatik tripsin inhibitor tripsin tdk

    aktif dlm pankreas.

    Fase-fasde sekresi pankreas:

    1.Sefalik -> asetilkholin

    2.Gastrik -> asetilkholin

    3.Intestinal -> sekretin & kolesitokinin

    pH. 8-8,3.

    Enzim-enzim pangkreas : lihat tabel 25-1

    ted with FinePrint trial version - purchase at www.fineprint.com

  • 7/21/2019 Kuliah Faal Sistem Pencernaan - Dr. Andhi Jusup_ MKes [Compatibility Mode]

    21/21

    Vesica Fellea

    Kantong muskularis Terletak pada cekungan lobus hepar

    kanan.

    Fungsinya : menyimpan danmemekatkan empedu

    Mukosa

    Epitel kolumner simpleks

    Lamina propria

    Lipatan mukosa meluas

    Lapisan otot polos

    Jaringan ikat tebal

    Dibungkus lapisan serosa padabeberpa tempat

    Sekresi total empedu 800-1000 ml

    Volume maksimal vesika fellea 40-70 ml

    Sekresi empedu dapat disimpan selama 12 jamabsorbsi air, Na, Cl, & elektrolit lain oleh mukosa secaraterus- menerus , menjadi pekat (5x) maksimal 10-12x

    Garam empedu dan zat-zat lipid tidak direabsorbsisehingga menjadi sangat pekat

    SEKRESI EMPEDU : MODIFIKASI EMPEDU LIVER

    OLEH VESIKA FELLEA (VF)

    VF memekatkan empedu dg absorbsiNa, Cl, H2O dengan pompa Ca

    Garam empedu 5x > pekat

    Konsentrasi bilirubin 10x

    Kolesterol, asam lemak, lesin

    >10x Konsentrasi Ca tetap tinggi meskipun

    dipakai untuk absorbsi Na dan Cl

    PENYIMPANAN DAN SEKRESI EMPEDU VF KE DUODENUM

    (500-600ML/HR)

    PENGATURAN PENGOSONGAN VESIKA

    FELLEA

    Syarat pengosongan besika fellea

    Sfingter Oddi relaksasiVesika fellea kontraksi

    Vesika fellea mengosongkan cadangan empedu

    terutama karena pengaruh kolesistokinin, bila

    ada lemak dikosongkan sempurna dlm 1 jam..

    Lemak dan protein di intestinum merangsang sekresi

    kolesistokinin dari mukosa intestinum bagian atas

    absorbsi ke darah

    Sampai di vesika fellea

    Kontraksi spesifik otot vesika fellea

    tekanan

    mendorong empedu ke duodenum

    membantu mendorong empedu ke duodenum

    tambahan kontraksi lemak pd VF

    reflek intestino-intestinal

    Perangsangan vagus