Doc

79
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 6 PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Casbari Nim : 4101906174 Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Transcript of Doc

Page 1: Doc

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE

POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 6 PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Casbari

Nim : 4101906174

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: Doc

PENGESAHAN

SKRIPSI

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran

Van Hiele Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VIII F

SMP Negeri 6 Pekalongan

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Ujian Skripsi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 16 Agustus 2007

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris Drs. Kasnadi Imam S. M.S Drs. Supriyono, M.Si. NIP. 130781011 NIP. 130815345 Pembimbing Utama Ketua Penguji Drs. Amin Suyitno, M.Pd. Drs. Mashuri, M.Si. NIP. 130604211 NIP. 131993875 Pembimbing Pendamping Anggota Penguji Drs. Mashuri, M.Si. Drs. Amin Suyitno, M.Pd. NIP. 131993875 NIP. 130604211 Anggota Penguji Drs. Moch. Chotim, M.S. NIP. 130781008

ii

Page 3: Doc

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam

skripsi ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Semarang, 16 Agustus 2007

Casbari NIM. 4101906174

iii

Page 4: Doc

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

• “Siapa yang tidak pernah mencicipi pahit getirnya belajar walau sesaat maka

ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hayat”

(Imam Syafi’i)

• “Engkau tidak akan mencapai keagungan sebelum engkau menjilat ketabahan”

(Imam Syafi’i)

PERSEMBAHAN

Dengan keikhlasan dan cinta kasih penulis

persembahkan skripsi ini untuk:

• Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu

memberikan kasih sayang dan doa

restunya.

• Istriku tersayang yang setia dan penuh

kasih selalu menemani dalam duka

mapun bahagia.

iv

Page 5: Doc

ABSTRAK

Rata-rata prestasi hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 6 Pekalongan masih tergolong rendah yaitu hasil ulangan akhir semester tahun pelajaran 2005/2006 adalah 5,67. Kenyataan ini menunjukkan ada kendala dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 6 Pekalongan. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh fakta yang menunjukkan kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi geometri. Gejala ini sungguh memprihatinkan, padahal tingkat penguasaan matematika sangat penting sebagai ilmu alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Diharapkan dengan model pembelajaran Van Hiele akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Penelitian dilakukan dengan mengambil subyek siswa kelas VIII F SMPN 6 Pekalongan sejumlah 40 siswa tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu planing (perencanaan), acting (tindakan), observing (pengamatan), dan Refleksi (refleksi). Sumber data diambil dari guru dan siswa. Dari guru berupa tes awal dan dari siswa berupa data hasil angket dan tes pada akhir materi. Ada tiga macam metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu; (i) metode survey/observasi, (ii) metode dokumentasi, (iii) metode tes.

Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I intervensi yang digunakan adalah pembelajaran Van Hiele dengan memanfaatkan alat peraga matematika. Hasil akhir pada siklus I menujukkan adanya perkembangan prestasi belajar dan motivasi belajar siswa. Hal ini didasarkan hasil tes menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa adalah 70,00, dan 72,50% siswa memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 63. Pada akhir siklus II, rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan perkembangan yang cukup berarti, yaitu mencapai 77,20 dan persentase siswa yang mencapai batas tuntas belajar 90,00%. Hasil akhir pada siklus III menunjukkan perkembangan yang tidak begitu besar dari hasil siklus II, hal ini disebabkan materi yang akan dipahami siswa semakin kompleks, dan bantuan dari guru sudah mulai berkurang, namun demikian antusias dan kemampuan komunikasi mereka cukup baik.

Mengacu hasil penelitian tersebut, peneliti mengambil kesimpulan penggunaan model Van Hiele dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi belajar dan motivasi belajar siswa dan dalam pembelajaran matematika memberikan suasana belajar mengajar (class atmosphere) yang lebih menyenangkan. Peneliti juga memberikan saran diharapkan ada penelitian yang serupa pada kelas yang lain, sehingga diperoleh rekomendasi yang cukup meyakinkan tentang efektifitas penggunaan model Van Hiele pada pembelajaran Matematika.

v

Page 6: Doc

KATA PENGANTAR

Berkat Limpahan rahmat dan karunia Allah Subkhanallahu Wata’ala, maka

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Van Hiele Pokok Bahasan Bangun

Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 6 Pekalongan”.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan

hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, akan tetapi berkat bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudjono Sastroatmojo, Msi., Rektor UNNES yang telah membantu

memberikan kemudahan perijinan penelitian.

2. Drs. Kasmadi Imam S, M.S., Dekan FMIPA UNNES yang telah membantu

memberikan kemudahan perijinan penelitian.

3. Drs. Amin Suyitno, M.Pd., Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan memberikan arahan-arahan dalam penyusunan skripsi

ini.

4. Drs. Mashuri, M.Si., Pembimbing Pendamping yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan memberikan arahan-arahan dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Drs. Wuryanto, M.Si., Dosen Wali yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing dan memberikan arahan-arahan dalam penyusunan skripsi ini.

vi

Page 7: Doc

6. Drs. Teguh Wibowo Kepala SMP N 6 Pekalongan yang telah memberikan ijin

dan fasilitas kepada penulis.

7. Guru dan Karyawan SMP N 6 Pekalongan yang telah memberikan bantuan

terlaksananya penelitian.

8. Seluruh siswa SMP N 6 Pekalongan yang telah bersedia menjadi obyek

penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu dan terselesainya skripsi ini.

Semoga jasa baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan

yang berlipat ganda dari Allah S.W.T. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, Juni 2007

Casbari

vi

Page 8: Doc

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i

PENGESAHAN ......................................................................................................... ii

PERNYATAAN......................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI..............................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Permasalahan ........................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3

E. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Kepustakaan ............................................................................. 5

B. Kerangka Berpikir.................................................................................... 13

C. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian......................................................................................... 16

viii

Page 9: Doc

B. Subjek Penelitian...................................................................................... 16

C. Prosedur Kerja Dalam Penelitian ............................................................. 16

D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data ............................................... 20

E. Tolok Ukur Keberhasilan Penelitian........................................................ 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus I................................................................................. 23

B. Pelaksanaan Siklus II ............................................................................... 37

C. Pelaksanaan Siklus III .............................................................................. 49

D. Pembahasan.............................................................................................. 61

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................................. 67

B. Saran......................................................................................................... 67

viii

Page 10: Doc

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Rekap Angket Siswa Siklus I................................................................. 69

2. Lembar Pengamatan Aktiitas Guru Siklus I. .................................................. 70

3. Lembar Soal Siklus I......................................................................................... 72

4. Hasil Prestasi Belajar Siklus I. .......................................................................... 73

5. Daftar Kelompok Belajar Siklus I..................................................................... 75

6. Gambar Kegitan Siklus I................................................................................... 76

7. Datar Rekap Angket Siswa Siklus II................................................................. 77

8. Lembar Pengamatan Aktiitas Guru Siklus II. ................................................. 78

9. Lembar Soal Siklus II. ...................................................................................... 80

10. Hasil Prestasi Belajar Siklus II.......................................................................... 81

11. Daftar Kelompok Belajar Siklus II. .................................................................. 83

12. Gambar Kegitan Siklus II.................................................................................. 84

13. Datar Rekap Angket Siswa Siklus III. .............................................................. 85

14. Lembar Pengamatan Aktiitas Guru Siklus III................................................. 86

15. Lembar Soal Siklus III. ..................................................................................... 88

16. Hasil Prestasi Belajar Siklus III. ....................................................................... 89

17. Daftar Kelompok Belajar Siklus III. ................................................................. 91

18. Gambar Kegitan Siklus III. ............................................................................... 92

x

Page 11: Doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia dalam trend globalisasi menuntut manusia memiliki

keterampilan yang prima untuk memperoleh, memilih, dan mengelola

informasi. Keterampilan ini mensyaratkan kemampuan berpikir kritis, logis

sistematis, kreatif dan kooperatif. Kemampuan ini dapat dikembangkan

melalui pembelajaran matematika. Hal ini selaras dengan ciri matematika

yang memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya

sehingga membangun pola pikir rasional.

Namun pada kenyataannya, rata-rata prestasi hasil belajar matematika

siswa SMP Negeri 6 Pekalongan masih tergolong rendah. Rata-rata hasil

ulangan akhir semester tahun pelajaran 2005/2006 adalah 5,67. Kenyataan

ini menunjukkan ada kendala dalam pembelajaran matematika di SMP

Negeri 6 Pekalongan.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh fakta yang menunjukkan

kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika,

khususnya pada materi geometri. Gejala ini sungguh memprihatinkan,

padahal tingkat penguasaan matematika sangat penting sebagai ilmu alat

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai oleh suatu

bangsa biasanya dipakai sebagai tolok ukur kemajuan bangsa itu. Dengan

1

Page 12: Doc

2

kata lain kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan sumber

daya manusia dalam menguasai IPTEK.

Permasalahan di atas perlu segera dicarikan solusinya, karena apabila

tidak, akan mempengaruhi prestasi belajar siswa pada materi-materi

selanjutnya. Dan hal ini tentu berimbas pada ketuntasan belajar klasikal di

SMP Negeri 6 Pekalongan. Upaya untuk mengatasi hal tersebut, telah

direncanakan dengan menyusun model pembelajaran Van Hiele yang akan

diterapkan pada awal tahun pelajaran 2006/2007 nanti. Diharapkan dengan

model pembelajaran Van Hiele akan meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa.

B. Permasalahan

1. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut.

Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa SMP N 6

Pekalongan khususnya kelas VIII F pada materi bangun ruang sisi

datar?

2. Tindakan Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka secara

kolaboratif dan menerapkan model pembelajaran Van Hiele.

Penerapan model pembelajaran Van Hiele dilakukan secara kolaborasi

Page 13: Doc

3

dengan dibantu guru pelajaran matematika yang lain dalam Penelitian

Tindakan Kelas.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 6

Pekalongan.

2. Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa kelas VIII F SMP

Negeri 6 Pekalongan pada matapelajaran matematika.

3. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 6

Pekalongan khususnya dalam memahami materi bangun ruang sisi

datar.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan teori baru

tentang motivasi dan prestasi belajar melalui model pembelajaran Van Hiele.

Sedangkan manfaat praktisnya adalah sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

a. Melalui penelitian ini siswa dapat meningkatkan pemahaman

terhadap materi Bangun Ruang Sisi Datar.

b. Hasil belajar siswa kelas VIII F SMP N 6 Pekalongan pada mata

pelajaran matematika meningkat.

2. Bagi Guru

Melalui penelitian ini guru dapat merintis jalan untuk mengembangkan

dan menerapkan model-model pembelajaran di kelas.

Page 14: Doc

4

3. Bagi Sekolah

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk pedoman dalam

menggunakan model pembelajaran Van Hiele pada kelas-kelas

yang lainnya.

b. Diharapkan dapat meningkatkan nilai rata-rata pada mata

pelajaran matematika sehingga dapat mengurangi kemungkinan

adanya siswa SMP N 6 Pekalongan yang tidak lulus pada Ujian

Akhir Nasional.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri dari 5 bab, yaitu pendahuluan, landasan teori dan

hipotesis tindakan, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dan

penutup.

Bab 1 Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah,

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan skripsi.

Bab II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan menguraikan tinjauan

kepustakaan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

Bab III Metode Penelitian berisi lokasi penelitian, subyek yang diteliti

dan prosedur kerja dalam penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang pelaksanaan

dan hasil pada sklus 1, pelaksanaan dan hasil pada siklus 2, pelaksanaan dan

hasil pada siklus 3 dan pembahasan.

Bab V Penutup terdiri dari simpulan dan saran

Page 15: Doc

5

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Kepustakaan

1. Pandangan terhadap Matematika dan Pembelajarannya

Menurut Y. Marpaung (1998) bahwa cara pandang seorang guru

terhadap hakikat matematika akan mempengaruhi cara bagaimana ia

mengelola pembelajarannya. Aliran logisisme (menganut pandangan

Plato tentang matematika) menganggap matematika sebagai bagian

dari pengembangan logika, maka pada proses pembelajarannya akan

lebih menekankan pada aspek-aspek logika (logico–deducto–

mathematics).

Pengikut aliran formalis (diilhami pemikiran Aristoteles)

memandang matematika sebagai bangunan struktur kognitif yang

kompleks, sehingga pembelajaran matematika lebih tertarik pada pada

struktur matematikanya, dalam pandangan ini matematika adalah

produk jadi, ada di luar sana dan perlu ditemukan oleh manusia.

Penganut aliran ini cenderung menggunakan proses internalisasi untuk

mengajarkan matematika, mengisi pikiran kosong dengan sesuatu yang

sudah jadi dalam bentuk ide-ide.

Pengikut aliran intuisionisme memandang matematika sebagai

kreasi mental manusia dan lebih menekankan konstruktivisme sebagai

landasan dalam pembelajaran matematika. Setiap individu

Page 16: Doc

6

mengkontruksi sendiri pengetahuannya di dalam pikiran mereka. Oleh

karena itu siswa harus aktif menggunakan pikirannya melalui berbagai

proses untuk membangun sendiri bangunan kognitif matematika.

Rambu-rambu dalam mengembangkan model pembelajaran

sebagaimana yang direkomendasikan oleh Depdiknas (2003) adalah

sebagai berikut.

a. Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus,

konsep, atau prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru

agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan

sesuatu.

b. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam

pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup,

mempunyai solusi tunggal, terbuka atau masalah dengan berbagai

cara penyelesaian.

c. Beberapa keterampilan untuk meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah adalah:

1) memahami soal; memahami dan mengidentifikasi fakta

atau informasi yang diberikan, yang diminta untuk dicari

atau dibuktikan,

2) memilih pendekatan atau strategi pemecahan masalah

dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan

pengetahuan yang diketahui dan konsep yang relevan untuk

membentuk model atau kalimat matematika,

Page 17: Doc

7

3) menyelesaikan model, melakukan operasi hitung secara

benar dalam menerapkan strategi, untuk mendapatkan

solusi dari masalah, dan

4) menafsirkan solusi, memperkirakan dan memeriksa

kebenaran jawaban, masuk akalnya jawaban, dan apakah

memberikan pemecahan terhadap masalah semula.

d. Dalam setiap pembelajaran hendaknya guru memperhatikan

penguasaan materi prasyarat yang diperlukan.

e. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya

mulai dengan pengenalan masalah sesuai dengan situasi

(contextual problem). Dengan mengajukan masalah-masalah

yang kontekstual, siswa secara bertahap dibimbing untuk

menguasai konsep-konsep matematika.

2. Hakikat Motivasi Keberhasilan

Motivasi orang bergantung pada kekuatan motifnya. Motif yang

dimaksud dalam uraian ini adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau

gerak hati dalam diri individu (Hersey, Blanchard dan Johnson, 1996),

dengan kata lain sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk

bertindak dengan cara tertentu, atau sekurang-kurangnya

mengembangkan tertentu (Hodgetts,1996).

Motivasi keberhasilan ialah kombinasi dari tiga faktor yaitu

keberhasilan pendidikan, keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan

Page 18: Doc

8

pengalaman sukses/gagal dalam pelaksanaan tugas. Dalam motivasi

keberhasilan ada enam kondisi eksperimen yaitu kondisi santai,netral,

orientasi pada keberhasilan, sukses, gagal dan sukses gagal

(McClelland,1976).

Sementara itu, motivasi ekstrinsik dalam dunia pendidikan dapat

dilakukan oleh guru. Guru harus mengambil keputusan tentang apa

yang harus diajarkan, bagaimana menyajikan pelajaran dan bagaimana

menentukan cara pengajaran agar siswa mengerti apa yang diajarkan

dan mampu menerapkan dalam kehidupan nyata (Brohpy,1990).

Dorongan eksternal dari guru sangat penting bagi seseorang untuk

mencapai keberhasilan belajar.

Sedangkan teori motivasi intrinsik menjelaskan kesadaran

tentang keingintahuan, memahami lingkungan, kesadaran eksistensi

diri dan kesadaran tentang merealisasikan kemampuan. Teori

ketidakcocokan kognitif menjelaskan ketegangan yang muncul pada

saat manusia sadar adanya ketidakcocokan antara dua atau beberapa

pengertian seperti persepsi-persepsi, sikap atau keyakinan. Teori

motivasi keberhasilan ini menyelaraskan tentang pencapaian tujuan

yang mengandung tiga faktor yaitu motif keberhasilan, kemungkinan

keberhasilan dan nilai keberhasilan.

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi keberhasilan

adalah dorongan untuk memenuhi keinginan yang mempengaruhi

perilaku individu untuk melakukan aktivitas dengan cara lebih baik

untuk mencapai tujuan.

Page 19: Doc

9

Dengan pemahaman tersebut maka dapat dikemukakan aspek-

aspek yang terkandung dalam motivasi keberhasilan sebagai berikut :

(1) cenderung bertanggung jawab, (2) senang membahas kasus yang

menantang, (3) menginginkan prestasi belajar yang lebih baik, (4) suka

memecahkan masalah, (5) senang menerima umpan balik atas hasil

karyannya, (6) senang berkompetisi untuk mencapai hasil belajar

terbaik (7) senang membahas kasus-kasus sulit, dan (8) melakukan

segala sesuatu dengan cara yang lebih baik dibandingkan dengan

temannya.

Upaya untuk meningkatkan motivasi dapat dilakukan dengan

cara:

a. Menumbuhkan motivasi yang muncul dari dalam diri siswa.

1) meningkatkan dorongan internal dan dorongan eksternal.

Dorongan internal berupa hati nurani, keinginan, keyakinan

dan upaya keras. Sedangkan dorongan eksternal berupa

pengaruh lingkungan luar dan ekspektasi,

2) membangkitkan hati nurani untuk membangkitkan dorongan

untuk belajar,

3) meningkatkan keinginan siswa untuk berhasil dalam belajar

dengan cara guru menjelaskan bahwa melalui belajar yang

sungguh-sungguh merupakan salah satu sarana menuju

pemahaman yang total mengenai materi bahasan dan,

4) meningkatkan keyakinan siswa tentang manfaat belajar.

b. Menjelaskan tujuan dan proses belajar kepada siswa, sehingga

Page 20: Doc

10

siswa menyadari bahwa belajar sungguh-sungguh tersebut sesuai

dengan kebutuhannya dan akan memberikan manfaat.

c. Materi belajar perlu disempurnakan dan diselaraskan dengan

perkembangan ilmu yang dibahas yang selalu berkembang dan

bervariasi.

d. Metode belajar perlu disempurnakan dengan memberikan ruang

gerak lebih luas bagi siswaagar dapat melakukan sesuatu dengan

lebih baik dan tepat. Metode belajar yang tepat untuk keperluan

tersebut adalah metode partisipatif. Siswa diberikan kesempatan

untuk berperan serta secara aktif dalam belajar. Hal tersebut

merupakan pemberdayaan siswa, menghilangkan sifat

ketergantungan, dan menumbuhkan rasa percaya diri.

e. Memperkenalkan teknologi terapan yang sesuai dengan

kebutuhan lapangan dan secara bertahap ditingkatkan.

f. Memberikan tantangan lebih besar untuk meningkatkan daya

usaha dan kinerja siswa sehingga terdorong dan teransang untuk

menghadapi tantangan tersebut. Dengan demikian dapat memacu

motivasinya dalam mengatasi masalah/tantangan dengan lebih

baik.

g. Memberikan beban tanggung jawab kepada siswa sehingga akan

memaksa siswa untuk berbuat sebaik mungkin yang bisa

dilakukan.

Page 21: Doc

11

h. Menghilangkan ketergantungan kepada guru. Siswa harus dilatih

untuk mampu mandiri dengan bekal pengetahuan dan

keterampilan yang telah diberikan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalahnya sendiri,

sekaligus mendorong motivasinya.

i. Menghidupkan suasana kompetitif yang sehat di antara para

siswa, sehingga mereka bersaing untuk mendapatkan prestasi

terbaik dan meningkatkan kompetensinya.

j. Memberikan penghargaan dan rangsangan kepada mereka yang

berhasil, agar orang mau berusaha lebih keras lagi. Kepada

mereka yang motivasi dan kinerjanya rendah perlu didorong

untuk mengejar ketertinggalannya.

3. Model Pembelajaran Van Hiele

Susilo Bekti (2000) mengungkapkan pendapat dari Piaget dan

Hiele, dalam pembelajaran guru hanya sekedar membantu

menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan

mulus. Di samping itu Vygotsky berpendapat bahwa pembelajaran

dapat terjadi bila siswa bekerja pada zona proximal developmentnya

dan dalam belajar siswa harus berinteraksi dengan lingkungan

sosialnya, baik dengan teman maupun orang yang lebih dewasa. Zona

proximal development adalah tingkat perkembangan sedikit di atas

tingkat perkembangan seseorang anak saat ini.

Page 22: Doc

12

Untuk meningkatkan suatu tahap berpikir ke tahap berpikir yang

lebih tinggi Van Hiele mengajukan pembelajaran yang melibatkan 5

fase (langkah), yaitu ; informasi (information), orientasi langsung

(directed orientation), penjelasan (explication), orientasi bebas (free

orientation), dan integrasi (integration).

Fase 1 : Informasi (information)

Pada awal fase ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan

kegiatan tentang obyek-obyek yang dipelajari pada tahap berpikir yang

bersangkutan. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sambil

melakukan observasi. Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

a. Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai siswa

mengenai topik yang dibahas.

b. Guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka

menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.

Fase 2 : Orientasi langsung (directed orientation)

Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang dengan

cermat disiapkan guru. Aktifitas ini akan berangsur-angsur

menampakkan kepada siswa struktur yang memberi ciri-ciri untuk

tahap berpikir ini. Jadi, alat ataupun bahan dirancang menjadi tugas

pendek sehingga dapat mendatangkan respon khusus.

Fase 3 : Penjelasan (explication)

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan

yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Di samping itu

Page 23: Doc

13

untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat,

guru memberi bantuan seminimal mungkin. Hal tersebut berlangsung

sampai sistem hubungan pada tahap berpikir ini mulai tampak nyata.

Fase 4 : Orientasi bebas (free orientation)

Siswa mengahadapi tugas-tugas yang lebih komplek berupa tugas yang

memerlukan banyak langkah, tugas-tugas yang dilengkapi dengan

banyak cara, dan tugas-tugas open ended. Mereka memperoleh

pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam

menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi diantara para siswa

dalam bidang investigasi, banyak hubungan antara obyek-obyek yang

dipelajari menjadi jelas.

Fase 5 : Integrasi (Integration)

Kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru menuliskan

temuan baru siswa yang mendukung atau menyimpang dari

kesepakatan sementara. Guru membimbing siswa untuk melakukan

koreksi terhadap kesepakatan sementara. Dengan bimbingan guru,

siswa memberikan definisi/pengertian kemudian menyimpulkan.

Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru

dapat membantu dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi

survey secara global terhadap apa-apa yang telah dipelajari siswa. Hal

ini penting tetapi, kesimpulan ini tidak menunjukkan sesuatu yang

baru.

Page 24: Doc

14

B. Kerangka Berpikir

Motivasi memegang peranan penting pada kesuksesan belajar siswa.

Dengan motivasi yang kuat, kesulitan yang dihadapi siswa tak lagi

dipandang sebagai hambatan. Oleh sebab itu perlu kiranya guru dalam

mengajar di kelas memberikan motivasi-motivasi kepada siswa dan

berupaya menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Timbulnya motivasi

dalam diri siswa terhadap pelajaran matematika khususnya materi geometri

akan dapat meningkatkan hasil belajar.

Tahapan-tahapan belajar dari teori belajar Van Hiele, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka

sendiri. Bimbingan yang cermat dan tepat dapat mendorong kepercayaan diri

siswa yang pada akhirnya akan dapat menumbuhkan motivasi intrisik. Jika

kepercayaan telah tumbuh, maka akan mudah bagi siswa untuk mempelajari

materi selanjutnya. Tahapan-tahapan belajar Van Hiele juga memberikan

belajar yang terstruktur, di mana pengalaman belajar yang diperoleh siswa

akan lebih tahan lama dalam memori karena siswa membangun sendiri

pengetahuannya. Dengan demikian akan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang sisi

datar.

C. Hipotesis Tindakan

Dengan melihat hubungan pada kerangka berpikir, maka dapat

ditarik hipotesis tindakan, yaitu bahwa melalui implementasi model

pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F

Page 25: Doc

15

SMP Negeri 6 Pekalongan dalam mempelajari materi bangun ruang sisi

datar.

Page 26: Doc

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di kelas VIII F SMP Negeri 6 Pekalongan, Jl. R.A.

Kartini 36 Pekalongan.

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengambil subyek siswa kelas VIII F

SMPN 6 Pekalongan sejumlah 40 siswa tahun pelajaran 2006/2007.

C. Prosedur Kerja dalam Penelitian

Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, masing-masing siklus terdiri

dari 4 tahap, yaitu planing (perencanaan), acting (tindakan), observing

(pengamatan), dan Refleksi (refleksi).

1. Siklus I

a) Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini meliputi; (i) identifikasi

masalah, (ii) menyusun rencana pembelajaran disertai lembar

kerja siswa dan alat evaluasinya, intervensi yang digunakan pada

siklus pertama adalah model pembelajaran Van Hiele dengan

memanfaatkan alat peraga matematika.

Page 27: Doc

17

b) Tindakan

Melaksanakan rencana pembelajaran model Van Hiele dengan

memanfaatkan alat peraga matematika.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

dan setelah pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dimaksudkan

untuk mengumpulkan data (data collecting), data yang

dikumpulkan meliputi : (i) data tentang proses pembelajaran di

kelas (clasroom observer form dan learning logs), (ii) data

tentang keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, (iii) data

kemajuan hasil belajar siswa, (iv) data tentang kinerja guru,

berupa classroom observer form, dan learning logs guru.

d) Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan teknik

triangulasi, kegiatan refleksi ini antara lain :

1) Mengetahui perkembangan hasil belajar siswa

2) Mengetahui perubahan suasana pembelajaran (classroom

atmosphere).

3) Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran

2. Siklus II

a) Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini meliputi, (i) identifikasi

Page 28: Doc

18

masalah, (ii) menyusun rencana pembelajaran disertai lembar

kerja siswa dan alat evaluasinya, intervensi yang digunakan pada

siklus kedua adalah pembelajaran model Van Hiele dengan

penemuan dan presentasi kelompok, (iii) menyiapkan

pembentukan kelompok siswa yang heterogen dan memilih salah

satu siswa sebagai ketua kelompok.

b) Tindakan

Melaksanakan rencana pembelajaran model Van Hiele dengan

metode penemuan dan presentasi kelompok.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

dan setelah pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dimaksudkan

untuk mengumpulkan data (data collecting), data yang

dikumpulkan meliputi : (i) data tentang proses pembelajaran di

kelas (clasroom observer form dan learning logs), (ii) data

tentang keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, (iii) data

kemajuan kinerja ilmiah siswa, (iv) data tentang kinerja guru,

berupa classroom observer form, dan learning logs guru.

d) Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan

teknik triangulasi, kegiatan Refleksi ini antara lain:

1) Mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.

2) Mengetahui perubahan suasana pembelajaran (classroom

Page 29: Doc

19

atmosphere).

3) Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran.

3. Siklus III

a) Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini meliputi; (i) identifikasi

masalah, (ii) menyusun rencana pembelajaran disertai lembar

kerja siswa dan alat evaluasinya, intervensi yang digunakan pada

siklus ketiga adalah pembelajaran model Van Hiele dengan

metode proyek dan presentasi kelompok.

b) Tindakan

Melaksanakan rencana pembelajaran model Van Hiele dengan

metode proyek dan presentasi kelompok.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

dan setelah pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dimaksudkan

untuk mengumpulkan data (data collecting), data yang

dikumpulkan meliputi : (i) data tentang proses pembelajaran di

kelas (clasroom observer form dan learning logs), (ii) data

tentang keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, (iii) data

kemajuan kinerja ilmiah siswa, (iv) data tentang kinerja guru,

berupa classroom observer form, dan learning logs guru.

Page 30: Doc

20

d) Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan

teknik triangulasi, kegiatan refleksi ini antara lain:

1) Mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.

2) Mengetahui perubahan suasana pembelajaran (classroom

atmosphere).

3) Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran.

D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data

1. Sumber Data

Sumber data diambil dari guru dan siswa. Dari guru berupa tes

awal dan dari siswa berupa data hasil angket dan tes pada akhir materi.

2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Ada tiga macam metode yang digunakan untuk pengumpulan

data dalam penelitian ini, yaitu :

a) Metode survey/observasi, metode ini digunakan untuk

mendapatkan perubahan suasana belajar mengajar, dan

perubahan kinerja guru.

b) Metode dokumentasi, metode ini digunakan untuk mendapatkan ;

karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga

berdampak pada belum tercapainya prestasi belajar siswa secara

perorangan. Daftar ini diperoleh dari nilai ulangan harian dan

nilai ulangan semester.

Page 31: Doc

21

c) Metode tes, metode ini digunakan untuk mengetahui

perkembangan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika.

Untuk pengumpulan data diperlukan instrumen pengambilan

data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. angket untuk mengidentifikasi masalah;

b. pedoman wawancara untuk mengetahui dampak tindakan;

c. lembar pengamatan untuk melihat perubahan suasana belajar;

d. lembar respon siswa terhadap KBM;

e. catatan lapangan untuk bahan refleksi.

3. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan

analisis diskriptif :

Hasil belajar dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu

membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator

kinerja. Sedangkan Observasi maupun wawancara dengan analisis

diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi.

E. Tolok Ukur Keberhasilan Penelitian

Berdasarkan pengalaman sebelumnya perihal ketuntasan belajar siswa,

maka ditetapkan indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut.

Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika :

1. Sekurang-kurangnya 75% siswa telah melampaui standar ketuntasan.

Page 32: Doc

22

2. Sekurang-kurangnya 75% siswa memiliki minat dan motivasi belajar

matematika yang tinggi.

3. Terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa sekurang-kurangnya

75% yang ditandai dengan kreativitas siswa dalam menemukan dan

merumuskan materi pembelajaran.

Page 33: Doc

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan

Langkah pertama yang dilakukan pada siklus I adalah identifikasi

masalah, teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik

dokumenter (daftar nilai matematika pada semester I kelas VIII), angket,

dan wawancara. Proses identifikasi masalah mendapatkan kenyataan

sebagai berikut :

a. sebagian besar siswa (72%) .kurang suka terhadap pelajaran

matematika

b. sebagian besar siswa (72%) menyatakan bahwa pelajaran

matematika sulit dipahami karena rumus-rumusnya sulit dihafal.

Dari identifikasi masalah diatas dapat ditarik benang merah, bahwa

siswa mengalami kendala pada pelajaran matematika, karena kurangnya

motivasi. Rendahnya motivasi belajar ini disebabkan karena kesulitan

dalam memahami materi yang disampaikan dan munculnya gejala

verbalisme (kesulitan menghafal rumus). Hambatan ini dapat diatasi jika

siswa belajar menemukan sendiri konsep-konsep matematika, dan

memformulasi sendiri rumus-rumus matematika menggunakan

pengamatan, interaksi langsung dengan obyek matematika yang

dikonkretkan menggunakan alat peraga.. Hal ini sangat sesuai dengan

Page 34: Doc

24

pendekatan konstruktivisme, sehingga untuk mengatasi hambatan

tersebut, maka diambil tindakan berupa implementasi model

pembelajaran Van Hiele. Model ini merupakan salah satu bentuk model

yang menggunakan pendekatan kontruktivisme, yang memiliki 5

langkah pembelajaran, yaitu informasi, orientasi langsung, penjelasan,

orientasi bebas, dan integrasi.

Langkah kedua adalah menyusun rencana pembelajaran dengan

Kompetensi Dasar 5.1. mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma,

limas, dan bagian-bagiannya. disertai lembar kerja siswa dan lembar

observasi,

2. Tindakan

Siklus I dimulai hari Senin, tanggal 5 Februari 2007. Proses

pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 5 Februari 2007 di

kelas VIII F jam pelajaran pertama dan kedua, dimulai pukul 07.00 WIB

sampai dengan 08.20 WIB. Sesuai dengan rencana pembelajaran (RP).

Melaksanakan rencana pembelajaran model Van Hiele dengan

memanfaatkan alat peraga matematika. Gambaran ringkas model

pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Fase 1. Informasi (07.00 – 07.10) WIB

• Menggali konsep yang telah dipahami siswa mengenai kubus, balok, prisma dan limas.

Fase 2. Orientasi Langsung (07.10 – 07.40)WIB

• Siswa dibagi dalam 8 kelompok, masing-masing beranggotakan 5 anak. Masing-masing kelompok diberikan paket alat peraga berupa kerangka kubus, balok, prisma dan

Page 35: Doc

25

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran limas, model pejal kubus, balok, prisma dan limas.

• Guru memandu siswa untuk mengamati alat peraga yang tersedia, yaitu kerangka balok. Dengan menggunakan metode tanya jawab guru memperkenalkan unsur-unsur balok berupa rusuk balok, ukuran rusuk, pengertian diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal.

• Guru memandu siswa untuk

mengamati alat peraga yang tersedia, yaitu balok pejal. Dengan menggunakan metode tanya jawab guru memperkenalkan unsur-unsur balok berupa sisi balok

Fase 3. Penjelasan (07.40-07.50) WIB

• Dengan bimbingan guru siswa berdiskusi memberikan definisi/pengertian tentang balok dan unsur-unsurnya

• Guru bersama-sama siswa menginventarisasi definisi/pengertian yang ditemukan.

• Guru menuliskan alternatif definisi/pengertian tentang balok dan unsur-unsurnya di papan tulis, dan menyatakan bahwa hasil temuan tersebut sebagai kesepakatan sementara.

Fase 4. Orientasi Bebas (07.50 – 08.00) WIB

• Guru meminta siswa untuk berdiskusi dalam kelompok dan menguji kesepakatan sementara, dengan mengamati alat peraga yang lain (kubus, prisma, dan limas).

• Dengan menggunakan alat peraga dan diskusi kelompok siswa mengamati bentuk bangun ruang lainnya, yaitu kubus, prisma dan limas.

• Dengan diskusi kelompok, siswa mengkategorikan unsur-unsur

Page 36: Doc

26

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran kubus, prisma, dan limas sesuai dengan kesepakatan sementara, dan menuliskan catatan-catatan mengenai ciri khusus atau penyimpangan temuan dengan kesepakatan sementara.

• Kelompok mempersiapkan presentasi kelompok mengenai hasil temuannya

Fase 5. Integrasi (08.00 – 08.20) WIB

• Kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru menuliskan temuan baru siswa yang mendukung atau menyimpang dari kesepakatan sementara.

• Guru membimbing siswa untuk melakukan koreksi terhadap kesepakatan sementara

• Dengan bimbingan guru, siswa memberikan definisi/pengertian tentang balok, kubus, dan prisma beserta unsur-unsurnya.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan

setelah pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dimaksudkan untuk

mengumpulkan data (data collecting), data yang dikumpulkan meliputi :

a. Data tentang prestasi belajar siswa. Data ini diperoleh menggunakan

teknik tes, yang disusun untuk memotret seberapa banyak materi

yang dapat diserap oleh siswa dan seberapa besar tingkat ketuntasan

belajar siswa.

Pada hari Selasa jam pelajaran keempat dan kelima, dari pukul 09.15

Page 37: Doc

27

– 10.35 WIB. dibagikan kepada siswa soal uji kompetensi sebanyak

5 butir soal. Dari pelaksanaan uji kompetensi ini diperoleh hasil:

Tabel 1. Hasil Uji Kompetensi

Banyaknya siswa No. Soal

% Keter capaian Menjawab

sempurna

Menjawab kurang

sempurna

Menjawab salah

1. 91,00% 23 17 0

2. 85,00% 18 22 0

3. 60,00% 4 33 3

4. 71,50% 9 30 1

5. 42,50% 4 26 10

Dari 40 siswa diperoleh hasil:

Nilai terendah : 32

Nilai tertinggi : 100

Rata-rata : 70,00

Jumlah siswa yang tuntas : 29 siswa

Jumlah siswa yang tidak tuntas : 11 siswa

Jumlah soal yang ketuntasannyanya kurang dari 85 ada 3 butir soal

yaitu soal nomor 3, 4 dan 5 masing-masing 60, 71,5 dan 42,5. Pada

soal nomor 3 banyak kesalahan dalam mencari luas alas berbentuk

trapesium, soal nomor 4 kurang cermat siswa dalam membayangkan

bangun ruang prisma guna menghitung jumlah sisi dan rusuknya,

sedangkan soal nomor 5 kesalahan terjadi dalam menghitung rusuk

tegak. Berikut adalah contoh jawaban siswa yang salah:

Page 38: Doc

28

1) Soal nomor 3

Diketahui prisma dengan alas berbentuk trapesium seperti

gambar berikut :

KN = 30 cm

LP = 10 cm

LM = 20 cm

TS = 12 cm

Penyelesaian:

Sebelum mencari panjang kerangka terlebih dahulu mencari

panjang KL.

KL2 = [(½ (30 – 20))2 + 122] cm

= (52 + 144) cm

= (25 + 144) cm

= 169 cm

KL = 13 cm.

Jadi panjang kerangka = 2(LM + KN + KL + LP)cm

= 2(20 +30 + 13 +10) cm

= (2 x 73)cm

= 146 cm

Kesalahannya terletak dalam mencari panjang kerangka yaitu KL

dan LP seharusnya dikalikan 4 tetapi di sini hanya dikalikan 2.

2) Soal nomor 4

Diketahui prisma segi lima dan segi enam beraturan.

Penyelesaian:

Page 39: Doc

29

a. Jumlah sisi prisma segi lima = 3n

= 3x5

= 15 buah sisi.

Jumlah rusuk prisma segi lima = 5n

= 5 x 5

= 25 buah rusuk.

b. Jumlah sisi limas segi enam = 2n

= 2x6

= 12 buah sisi.

Jumlah rusuk limas segi enam = 3n

= 3 x 6

= 18 buah rusuk.

Letak kesalahannya mencari jumlah sisi prisma seharusnya n + 2

bukan 2n dan jumlah sisi limas seharusnya n+1

3) Soal nomor 5

Diketahui limas persegi dengan panjang rusuk alas 10 cm , tinggi

sisi tegak 12 cm.

Penyelesaian:

Panjang kerangka limas = Keliling alas + panjang seluruh

rusuk tegak

= (4 x 10) + (4 x 12 ) cm

= (40 + 48 ) cm

= 88 cm

Page 40: Doc

30

Kesalahannya karena siswa tidak mencari panjang rusuk tegak

sedangkan yang diketahui adalah tinggi sisi tegak.

Dari kelima soal jawaban yang benar adalah :

1) Diketahui balok dengan ukuran p=8cm, l=6cm dan t=4cm

Penyelesaian:

Panjang kerangka balok = 4 ( p + l + t ) cm

= 4 ( 8 + 6 + 4 ) cm

= 4 x 18 cm

= 72 cm

2) Diketahui panjang kawat 2m.

Penyelesaian:

Panjang kerangka kubus = 12 x s

= 12 x 5 cm

= 60 cm.

a. Jumlah kerangka kubus yang terbuat = 60200

= 3,33

= 3.

Karena yang ditanyakan jumlah kerangka maka dibulatkan

kebawah. Jadi jumlah kerangka kubus yang dapat dibuat

sebanyak 3 buah.

b. Sisa kawat yang tidak terpakai = (200cm – 180)cm

= 20 cm.

Page 41: Doc

31

3) Diketahui prisma dengan alas berbentuk trapesium seperti

gambar berikut :

KN = 30 cm

LP = 10 cm

LM = 20 cm

TS = 12 cm

Penyelesaian:

Sebelum mencari panjang kerangka terlebih dahulu mencari

panjang KL.

KL2 = [(½ (30 – 20))2 + 122] cm

= (52 + 144) cm

= (25 + 144) cm

= 169 cm

KL = 13 cm.

Jadi panjang kerangka = [2(LM + KN) + 4(KL + LP)]cm

= [2(20 +30) + 4(13 +10)] cm

= [(2 x 50) + (4 x 23) ]cm

= (100 + 92) cm

= 192 cm

4) Diketahui prisma segi lima dan segi enam beraturan.

Penyelesaian:

a) Jumlah sisi prisma segi lima = n + 2

= 5 + 2

Page 42: Doc

32

= 7 buah sisi.

Jumlah rusuk prisma segi lima = 3n

= 3 x 5

= 15 buah rusuk.

b) Jumlah sisi limas segi enam = n + 1

= 6 + 1

= 7 buah sisi.

Jumlah rusuk limas segi enam = 2n

= 2 x 6

= 12 buah rusuk.

5) Diketahui limas persegi dengan panjang rusuk alas 10 cm , tinggi

sisi tegak 12 cm.

Penyelesaian:

Sebelum mencari panjang kerangka terlebih dahulu menghitung

panjang rusuk tegak:

Panjang rusuk tegak = 22 125 + cm

= 14425 + cm

= 169 cm

= 13 cm.

Panjang kerangka limas = Keliling alas + panjang seluruh

rusuk tegak

= (4 x 10) + (4 x 13 ) cm

Page 43: Doc

33

= (40 + 52 ) cm

= 92 cm.

Data tentang suasana belajar mengajar (classroom atmosphere).

Data ini diperoleh menggunakan learning logs yang dibagikan pada

4 siswa secara acak, lembar pengamatan kolaborator, dan catatan

lapangan guru. Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Angket Sikap Siswa Siklus 1

Jawaban Jawaban dalam % No Komponen

Ya Tidak Ya Tidak1 Pembelajaran

matematika, adalah pembelajaran yang menyenangkan

10 30 25% 75%

2 Pembelajaran matematika dengan alat peraga menarik

20 20 50% 50%

3 Pembelajaran matematika dengan alat peraga mudah dipahami

15 25 38% 63%

4 Pembelajaran matematika dengan alat peraga membosankan

10 30 25% 75%

5 Pembelajaran matematika dengan berkelompok menyenangkan

12 28 30% 70%

6 Pembelajaran matematika dengan berkelompok mempermudah memahami materi

14 26 35% 65%

7 Pembelajaran matematika dengan berkelompok tidak menyenangkan

11 29 28% 73%

8 Ingin membuat alat peraga sendiri 5 35 13% 88%

Page 44: Doc

34

Jawaban Jawaban dalam % No Komponen

Ya Tidak Ya Tidak9 Belajar matematika ingin

selalu berkelompok 10 30 25% 75%

10 Dengan mengamati dan memperagakan bersama kelompok mempermudah pemahaman

12 28 30% 70%

11 Lebih aktif dan menyenangkan dalam melaksanakan kerja kelompok

8 32 20% 80%

b. Data tentang perkembangan kinerja guru. Data ini diperoleh

menggunakan lembar pengamatan kolaborator, catatan lapangan

guru, dan learning logs siswa. Dari kolabolator diperoleh fakta :

Tabel 3. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1

Muncul No Aktivitas Guru Ya Tidak

Pendahuluan

1 Guru menyampaikan materi yang akan dikembangkan

V

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

V

3 Guru melakukan apersepsi V 4 Guru menggunakan alat peraga V 5 Guru memotivasi siswa V

Kegiatan inti

6 Guru meminta siswa bekerja kelompok

V

7 Guru memberi petunjuk dengan jelas kegiatan yang harus dlilakukan siswa

V

8 Guru memanfaatkan alat peraga yang sesuai

V

Page 45: Doc

35

Muncul No Aktivitas Guru Ya Tidak

9 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntuk siswa kearah tujuan pembelajaran

V

10 Guru memanfaatkan LKS V 11 Guru memotivasi siswa V 12 Guru memberi umpan balik

terhadap respon siswa V

13 Guru antusias dalam melakukan pembelajaran

V

14 Guru memberikan penguatan kepada siswa

V

15 Guru menyajikan soal-soal V 16 Dengan pertanyaan guru

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan ke penemuan konsep

V

17 Guru memberikan kesempatan kepada siswa menyampaikan pendapat.

V

18 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi siswa lain

V

Kegiatan Penutup 19 Guru bersama siswa membuat

kesimpulan V

20 Guru melakukan evaluasi V 21 Guru memberikan tugas rumah V 22 Guru memotivasi siswa V 23 Guru menjelaskan soal

evaluasi V

4. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan teknik

triangulasi, tujuan kegiatan Refleksi ini antara lain :

a. Mengetahui perkembangan prestasi belajar yang telah dicapai siswa.

Page 46: Doc

36

Dari hasil tes untuk kompetensi dasar 5.1. mengidentifikasi sifat-sifat

kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya diperoleh data

bahwa rata-rata hasil belajar siswa mencapai 70,00 dan banyaknya

siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

sebesar 72,50%. Tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk

essay sebanyak 5 butir soal. Adapun ringkasan prosentase

ketercapaian sebagai berikut:

No soal Prosentase Ketuntasan

1 91,00

2 85,00

3 60,00

4 71,50

5 42,50

b. Mengetahui perubahan suasana pembelajaran.

Suasana pembelajaran mengalami perubahan yang cukup berarti,

siswa mampu bekerja kelompok dengan baik, kegiatan pembelajaran

berjalan dengan lancar, meskipun keberanian siswa untuk bertanya

dan mengemukakan hasil temuannya masih kurang.

Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika menunjukkan

perkembangan positif. Hampir 50% siswa menyatakan

ketertarikannya menggunakan alat peraga matematika.. Guna

meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar matematika perlu

Page 47: Doc

37

adanya berbagai variasi mode-model alat peraga sehingga

menimbulkan motivasi bahwa belajar matematika sangat

menyenangkan.

c. Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran

Kinerja guru mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dari; (i)

kemampuan adminstratif, guru mampu menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

Van Hiele, guru mampu menyusun instrumen penilaian untuk kerja

ilmiah, yaitu berupa lembar observasi, (ii) kemampuan pengelolaan

kelas, guru memiliki kemampuan membuat setting kelas yang

interaktif, dan mampu membangun komunikasi yang baik

B. Pelaksanaan Siklus II

1. Perencanaan Ulang

Setelah dilaksanakan Refleksi pada siklus I, melalui diskusi dengan

kolaborator, diperoleh kenyataan sebagai berikut :

a. sebagian besar siswa dapat melampaui KKM (kriteria ketuntasan

minimal)

b. sebagian besar siswa mulai menunjukkan minat terhadap

pembelajaran matematika.

c. Suasana pembelajaran menyenangkan dan kerjasama tim mulai

terbangun.

Page 48: Doc

38

Dari kenyataan diatas, menunjukkan bahwa pembelajaran model Van

Hiele memberikan dampak yang cukup baik untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa, namun kemampuan komunikasi siswa secara

lesan, kemampuan penalaran dan keterampilan matematika (hands on)

akan lebih dalam diungkap pada penelitian siklus II, oleh karena itu

intervensi yang akan dilakukan pada siklus II adalah pembelajaran

model Van Hiele dengan penemuan dan presentasi kelompok.

Langkah kedua adalah menyusun rencana pembelajaran dengan

Kompetensi Dasar 5.2. membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan

limas. disertai lembar kerja siswa dan lembar observasi.

2. Tindakan

Melaksanakan rencana pembelajaran model Van Hiele pada hari Senin,

tanggal 12 Februari 2007 di Kelas VIII F pada jam pelajaran pertama

dan kedua dengan penemuan dan presentasi kelompok. Gambaran

ringkas model pembalajarannya adalah sebagai berikut:

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Fase 1. Informasi (07.00 – 07.15) WIB

• Guru memperlihatkan dua buah rangkaian persegi. Guru menanyakan kepada siswa bagaimana cara membuat sebuah kubus dari rangkaian persegi tersebut?

• Guru memerintahkan dua orang siswa untuk maju kedepan mendemonstrasikan cara membuat sebuah kubus dari rangkaian persegi.

• Siswa dipandu untuk berkomentar, mengapa satu siswa dapat membentuk kubus, sedangkan siswa yang lain tidak dapat.

• Guru mengenalkan nama rangkaian persegi yang dapat membentuk kubus sebagai jaring-jaring kubus.

Page 49: Doc

39

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Fase 2. Orientasi Langsung (07.15 – 07.25) WIB

• Siswa dibagi dalam 8 kelompok, masing-masing beranggotakan 5 anak. Masing-masing kelompok diberikan paket alat peraga berupa 3 buah kubus yang dapat dilepas menjadi jaring-jaring kubus

• Guru memandu siswa untuk mengamati alat peraga yang tersedia, yaitu model jaring kubus, dan menggambar rangkaian persegi pada kertas yang tersedia.

Fase 3. Penjelasan (07.25 – 07.40) WIB

• Dengan menggunakan chart, guru menampilkan 6 macam rangkaian persegi.

• Dalam kelompok siswa diminta menentukan mana yang dapat membentuk sebuah kubus.

• Guru bersama-sama siswa menginventarisasi alternatif bentuk jaring-jaring kubus yang lain.

• Guru menuliskan alternatif jaring-jaring kubus, dan menyatakan bahwa hasil temuan tersebut sebagai kesepakatan sementara.

Fase 4. Orientasi Bebas (07.40 – 08.00) WIB

• Guru meminta siswa untuk berdiskusi dalam kelompok dan menguji kesepakatan sementara, dengan mengamati alat peraga yang lain (balok, prisma, dan limas).

• Dengan diskusi kelompok siswa menyusun jaring-jaring untuk balok, prisma dan limas dan menuliskan catatan-catatan mengenai ciri khusus atau penyimpangan temuan dengan kesepakatan sementara.

• Kelompok mempersiapkan presentasi kelompok mengenai hasil temuannya

Fase 5. Integrasi (08.00 – 08.20) WIB

• Kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru menuliskan temuan baru siswa yang mendukung atau menyimpang dari kesepakatan sementara.

• Guru membimbing siswa untuk

Page 50: Doc

40

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran melakukan koreksi terhadap kesepakatan sementara

• Dengan bimbingan guru, siswa memberikan definisi/pengertian tentang jaring-jaring, kubus, balok dan prisma.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu

pada hari Senin dan Selasa tanggal 12 - 13 Februari 2007 dan setelah

pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dimaksudkan untuk

mengumpulkan data (data collecting), data yang dikumpulkan meliputi :

a. Data tentang prestasi belajar siswa. Data ini diperoleh menggunakan

teknik tes, yang disusun untuk memotret seberapa banyak materi

yang dapat diserap oleh siswa dan seberapa besar tingkat ketuntasan

belajar siswa. Dari hasil uji kompetensi di siklus 2 diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Kompetensi Siklus 2

Banyaknya siswa No. Soal

% Keter capaian Menjawab

sempurna

Menjawab kurang

sempurna

Menjawab salah

1. 97,50% 35 5 0

2. 92,50% 28 12 0

3. 75,50% 9 31 0

4. 67,00% 8 31 1

5. 53,50% 6 27 7

Terjadi banyak kesalahan pada soal nomor 4 , yaitu dalam mencari

luas segitiga sama sisi dan nomor 5 menjumlahkan keseluruan luas

Page 51: Doc

41

banyak mengalami kekeliruan. Untuk mengatasi persoalan ini siswa

perlu dilatih bagaimana cara menghitung luas atau sebaliknya

mencari panjang sisi atau tinggi pada bangun datar segitiga, persegi,

persegi panjang, jajargenjang, layang-layang, belah ketupat dan

trapesium. Berikut adalah contoh jawaban siswa yang salah :

1) Soal nomor 4

Diketahui Limas segitiga beraturan dengan panjang rusuk alas 10

cm dan panjang rusuk tegak 13 cm.

Penyelesaian:

Luas sisi limas = Luas alas + luas seluruh sisi tegak

= ( ½ a x t alas) + 3 x ( ½ a x t sisi tegak)

= ( ½ x10 x 10 ) + 3 x ( ½ x 10 x 13 )

= 50 + 195

= 245 cm2.

Kesalahannya karena siswa tidak menghitung tinggi sisi alas,

sedangkan alas limas berbentuk segitiga.

2) Soal nomor 5

Diketahui sebuah model rumah seperti gambar berikut:

AB=15cm

BC=8cm

CG=4cm

FJ=JG=5cm.

Page 52: Doc

42

Penyelesaian: Luas permukaan = 2x(luas ABCD + luas BCGF + luas ABFE+

Luas EFJI)

= [2 x [(15x10) + (10x4) + (15x4) + (15x5)]cm2

= [2 x (150 + 40 + 60 + 75) ]cm2

= (2 x 325)cm2

= 650 cm2

Kesalahan terjadi karena luas ABCD dihitung dua kali sedangkan

sisi yang luasnya sama dengan bidang alas hanya satu.

Jawaban yang seharusnya adalah:

1) Diketahui panjang rusuk kubus 7cm.

Penyelesaian:

Luas sisi kubus = 6s2

= 6 x 72 cm2

= 6 x 49 cm2

= 248 cm2.

2) Diketahu balok berukuran 10cm x 6cm x 4cm

Penyelesaian:

Luas permukaan balok = 2(pl +pt + lt)

= 2(10x6 + 10x4 + 6x4) cm2

= 2(60 + 40 + 24) cm2

= 2x 124 cm2

= 248 cm2.

Page 53: Doc

43

3) Diketahui: Sebuah prisma segi tiga siku-siku, AC=3cm, BC=4cm

dan AD= 8cm . Ditanyakan luas permukaan ABC DEF.

Penyelesaian:

Luas permukaan prisma = 2 x luas alas + luas seluruh sisi

tegak

= 2x luas al2as + keliling alas x

tinggi prisma

= [2(½ x 3 x 4) + (3 + 4 + 5) x 8 ]cm2

= [12 + (12 x 8 )] cm2

= (12 + 96 )cm2

=108 cm2.

4) Diketahui Limas segitiga beraturan dengan panjang rusuk alas 10

cm dan panjang rusuk tegak 13 cm.

Penyelesaian:

Sebelum mencari luas permukaan, hitung terlebih dahulu :

a) tinggi sisi alas = 22 510 − cm

= 25100 − cm

Page 54: Doc

44

= 75 cm

= 5 3 cm

b) tinggi sisi tegak = 22 513 − cm

= 25169 − cm

= 144 cm

= 12 cm

Jadi luas sisi limas = Luas alas + luas seluruh sisi tegak

= ( ½ a x t alas) + 3 x ( ½ a x t sisi tegak)

= ( ½ 10 x 5 3 ) + 3 x ( ½ x 10 x 12 )

= 25 3 + 180

= (180 +25 3 ) cm2.

5) Diketahui sebuah model rumah seperti gambar berikut:

AB=15cm

BC=8cm

CG=4cm

FJ=JG=5cm.

Penyelesaian:

Luas permukaan = 2x(luas ABFE + luas BCGF + luas EFJI+

luas FJG) + luas ABCD

= [2 x [(15x4) + (8x4) + (15x5) + (½ x3x8)] +

Page 55: Doc

45

(15x8) ]cm2

= [2 x (60 + 32 + 75 + 12) + 120 ]cm2

= [(2 x 179) + 120 ]cm2

= (358 + 120) cm2

= 478 cm2.

b. Data tentang suasana belajar mengajar. Data ini diperoleh

menggunakan learning logs yang dibagikan pada 4 siswa secara

acak, lembar pengamatan kolaborator, dan catatan lapangan guru.

Dari pengamatan diperoleh data :

Tabel 5. Hasil Angket Sikap Siswa Siklus 2

Jawaban Jawaban dalam %

No Komponen Ya Tidak Ya Tidak

1

Pembelajaran matematika, adalah pembelajaran yang menyenangkan

18 22 45% 55%

2 Pembelajaran matematika dengan alat peraga menarik

25 15 63% 38%

3 Pembelajaran matematika dengan alat peraga mudah dipahami

24 16 60% 40%

4 Pembelajaran matematika dengan alat peraga membosankan

8 32 20% 80%

5

Pembelajaran matematika dengan berkelompok menyenangkan

20 20 50% 50%

6

Pembelajaran matematika dengan berkelompok mempermudah memahami materi

22 18 55% 45%

Page 56: Doc

46

Jawaban Jawaban dalam % No Komponen

Ya Tidak Ya Tidak 7 Pembelajaran

matematika dengan berkelompok tidak menyenangkan

8 32 20% 80%

8 Ingin membuat alat peraga sendiri 14 26 35% 65%

9 Belajar matematika ingin selalu berkelompok 20 20 50% 50%

10 Dengan mengamati dan memperagakan bersama kelompok mempermudah pemahaman

22 18 55% 45%

11 Lebih aktif dan menyenangkan dalam melaksanakan kerja kelompok

18 22 45% 55%

c. Data tentang perkembangan kinerja guru. Data ini diperoleh

menggunakan lembar pengamatan kolaborator, catatan lapangan

guru, dan learning logs siswa. Hasil pengamatannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 2

Muncul No Aktivitas Guru Ya Tidak

Pendahuluan

1 Guru menyampaikan materi yang akan dikembangkan

V

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

V

3 Guru melakukan apersepsi V

Page 57: Doc

47

4 Guru menggunakan alat peraga V 5 Guru memotivasi siswa

V

Muncul No Aktivitas Guru Ya Tidak

Kegiatan inti 6 Guru meminta siswa bekerja

kelompok V

7 Guru memberi petunjuk dengan jelas kegiatan yang harus dlilakukan siswa

V

8 Guru memanfaatkan alat peraga yang sesuai

V

9 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntuk siswa kearah tujuan pembelajaran

V

10 Guru memanfaatkan LKS V 11 Guru memotivasi siswa V 12 Guru memberi umpan balik

terhadap respon siswa V

13 Guru antusias dalam melakukan pembelajaran

V

14 Guru memberikan penguatan kepada siswa

V

15 Guru menyajikan soal-soal V 16 Dengan pertanyaan guru

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan ke penemuan konsep

V

17 Guru memberikan kesempatan kepada siswa menyampaikan pendapat.

V

18 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi siswa lain

V

Kegiatan Penutup 19 Guru bersama siswa membuat

kesimpulan V

20 Guru melakukan evaluasi V 21 Guru memberikan tugas rumah V

Page 58: Doc

48

22 Guru memotivasi siswa V 23 Guru menjelaskan soal evaluasi V

4. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan teknik

triangulasi, tujuan kegiatan Refleksi ini antara lain :

a. Mengetahui perkembangan prestasi belajar yang telah dicapai siswa.

Dari hasil tes untuk kompetensi dasar 5.2. membuat jaring-jaring

kubus, balok, prisma, dan limas. diperoleh data bahwa rata-rata hasil

belajar siswa mencapai 77,20 dan banyaknya siswa yang telah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) berkembang

menjadi 90,00%. Tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk

essay sebanyak 5 butir soal. Adapun ringkasan prosentase

ketercapaian sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Kompetensi Siklus 2

Banyaknya siswa No. Soal

% Keter capaian Menjawab

sempurna

Menjawab kurang

sempurna

Menjawab salah

1. 97,50% 35 5 0

2. 92,50% 28 12 0

3. 75,50% 9 31 0

4. 67,00% 8 31 1

5. 53,50% 6 27 7

b. Mengetahui perubahan suasana pembelajaran.

Page 59: Doc

49

Suasana pembelajaran mengalami perubahan yang cukup berarti,

siswa mampu bekerja kelompok dengan baik, kegiatan pembelajaran

berjalan dengan lancar, keberanian siswa untuk bertanya dan

mengemukakan hasil temuannya mengalami perkembangan.

Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika menunjukkan

perkembangan positif. Hampir 60% siswa menyatakan bahwa

penggunaan alat peraga matematika membantu mereka memahami

materi dan 50% menyatakan menyenangi bekerja secara kelompok.

Ringkasan hasil angket siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

c. Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran

Kinerja guru mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dari; (i)

kemampuan adminstratif, guru mampu menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

Van Hiele, guru mampu menyusun instrumen penilaian untuk kerja

ilmiah, yaitu berupa lembar observasi, (ii) kemampuan pengelolaan

kelas, guru memiliki kemampuan membuat setting kelas yang

interaktif, dan mampu membangun komunikasi yang baik.

C. Pelaksanaan Siklus III

1. Perencanaan Ulang

Setelah dilaksanakan Refleksi pada siklus II, melalui diskusi dengan

kolaborator, diperoleh kenyataan sebagai berikut :

Page 60: Doc

50

a. sebagian besar siswa dapat melampaui KKM

b. sebagian besar siswa mulai menunjukkan minat terhadap

pembelajaran matematika.

c. Suasana pembelajaran menyenangkan, kerjasama tim semakin bagus,

dan kemampuan komunikasi siswa semakin berkembang.

Dari kenyataan diatas, menunjukkan bahwa pembelajaran model Van

Hiele memberikan dampak yang cukup baik untuk meningkatkan

prestasi belajar dan motivasi belajar siswa, namun kemampuan siswa

untuk memformulasikan rumus dari hasil pengamatan akan lebih dalam

diungkap pada penelitian siklus III, oleh karena itu intervensi yang akan

dilakukan pada siklus III adalah pembelajaran model Van Hiele dengan

metode proyek dan presentasi kelompok.

Langkah kedua adalah menyusun rencana pembelajaran dengan

Kompetensi Dasar 5.3. menghitung luas permukaan kubus, balok,

prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya,

disertai lembar tugas proyek dan lembar observasi.

2. Tindakan

Melaksanakan rencana pembelajaran model Van Hiele dengan metode

proyek dan presentasi kelompok.. Gambaran ringkas model

pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Fase 1. Informasi 07.00 – 07.10 WIB

• menggali konsep yang telah dipahami siswa mengenai jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.

Fase 2. • Siswa dibagi dalam 8 kelompok,

Page 61: Doc

51

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Orientasi Langsung 07.10 – 07.30 WIB

masing-masing beranggotakan 5 anak. Masing-masing kelompok diberikan paket alat peraga berupa kubus, balok, prisma dan limas,

• Guru memandu siswa untuk menyalin seluruh permukaan balok pada kertas yang tersedia, dan meminta masing-masing kelompok menghitung luas hasil salinan seluruh permukaan balok

• Guru memandu siswa untuk membongkar alat peraga balok menjadi jaring-jaring balok yang terdiri rangkaian persegi panjang. Dengan menggunakan metode tanya jawab guru mengingatkan kembali tentang cara mencari luas persegipanjang

• Guru memandu siswa untuk menemukan hubungan luas permukaan balok dengan luas jaring-jaring balok.

• Dengan diskusi kelompok siswa menemukan luas permukaan balok.

Fase 3. Penjelasan 07.30 – 07.45 WIB

• Guru memandu siswa untuk mengamati alat peraga yang tersedia, yaitu jaring-jaring balok. Dengan menggunakan metode tanya jawab guru menunjukkan bahwa luas permukaan balok sama dengan luas jaring-jaring balok.

• Guru bersama-sama siswa menginventarisasi definisi/pengertian yang ditemukan tentang luas permukaan balok.

• Guru menuliskan alternatif definisi/pengertian tentang luas permukaan balok dan menuliskan rumus yang telah ditemukan di papan tulis, dan menyatakan bahwa hasil temuan tersebut sebagai kesepakatan sementara.

Fase 4. Orientasi Bebas 07.45 – 08.00

• Guru meminta siswa untuk berdiskusi dalam kelompok dan menguji kesepakatan sementara, dengan mengamati alat peraga yang lain

Page 62: Doc

52

Fase Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

(kubus, prisma, dan limas). • Dengan menggunakan alat peraga dan

diskusi kelompok siswa mengamati bentuk bangun ruang lainnya, yaitu kubus, prisma dan limas.

• Dengan diskusi kelompok, siswa menemukan luas permukaan kubus, prisma, dan limas sesuai dengan kesepakatan sementara, dan menuliskan catatan-catatan mengenai ciri khusus atau penyimpangan temuan dengan kesepakatan sementara.

• Kelompok mempersiapkan presentasi kelompok mengenai hasil temuannya

Fase 5. Integrasi 08.00 – 08.20

• Kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru menuliskan temuan baru siswa yang mendukung atau menyimpang dari kesepakatan sementara.

• Guru membimbing siswa untuk melakukan koreksi terhadap kesepakatan sementara

• Dengan bimbingan guru, siswa memberikan definisi/pengertian tentang luas permukaan balok, kubus, dan prisma beserta rumusnya.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan

setelah pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dimaksudkan untuk

mengumpulkan data, data yang dikumpulkan meliputi :

a. Data tentang prestasi belajar siswa. Data ini diperoleh menggunakan

teknik tes, yang disusun untuk memotret seberapa banyak materi

yang dapat diserap oleh siswa dan seberapa besar tingkat ketuntasan

belajar siswa. Dari hasil uji kompetensi pada siklus 3 ini adalah:

Page 63: Doc

53

Tabel 7. Hasil Uji Kompetensi Siklus 3

Banyaknya siswa No. Soal

% Keter capaian Menjawab

sempurna

Menjawab kurang

sempurna

Menjawab salah

1. 94,00% 28 12 0

2. 71,00% 9 28 3

3. 82,00% 22 18 0

4. 85,50% 13 27 0

5. 56,00% 10 21 9

Terdapat kesalahan pada soal nomor 5 yaitu dalam menghitung

perbandingan tidak dimisalkan terlebih dahulu. Untuk mengatasi

masalah ini siswa diingatkan kembali tentang perbandingan. Berikut

adalah jawaban salah satu siswa yang tidak benar:

1) Soal nomor 5

Diketahui p:l:t = 4:3:2

Penyelesaian:

Jadi ukuran balok adalah:

panjang = 40 cm

lebar = 30

tinggi = 20

Kesalahan terjadi karena siswa langsung mengalikan bilangan

perbandingan dengan 10 tidak dimisalkan terlebih dahulu.

Page 64: Doc

54

Dari semua soal jawaban yang benar adalah :

1) Diketahui balok dengan ukuran alas 10cm x 8cm dan luas

permukaan 376 cm2

Penyelesaian:

Sebelum mencari volum balok terlkebih dahulu menghitung

tinggi balok:

Luas permukaan balok = 2(pl +pt + lt)= 376

⇔ 2x[(8x10) + (10xt) + (8xt)]= 376

⇔ (8x10) + (10xt) + (8xt)= 188

⇔ 80 + 10t + 8t= 188

⇔ 18t = 100

⇔ t = 6 cm

Jadi volum balok = p x l x t

= 10 x 8 x 6 cm3

= 480 cm3

2) Diketahui luas alas prisma segi empat beraturan 64 cm2 dan

panjang kerangka prisma 104 cm.

Penyelesaian:

Sebelum mencari luas prisma terlebih dahulu menghitung :

a) 1) panjang rusuk alas = luasalas

= 64

Page 65: Doc

55

= 8 cm

b) tinggi prisma

panjang kerangka prisma = 2 x keliling alas + 4 x t

⇔ 104= 2 x ( 4x8) + 4t

⇔ 104= (2 x 32) + 4t

⇔ 104= 64 + 4t

⇔ 4t = 40

⇔ t = 10 cm

Jadi volum prisma = luas alas x tinggi

= 64 x 10

= 640 cm3

3) Diketahui luas alas limas 100 cm2 dan tinggi sisi tegak 13 cm

Penyelesaian:

Sebelum mencari mencari volum limas terlebih dahulu

menghitung:

a) panjang rusuk alas = 100

= 10 cm

b) tinggi limas = 22 513 −

= 25169 −

= 144

= 12 cm

Jadi volum limas = 31 luas alas x tinggi

Page 66: Doc

56

= 31 x 100 x 12

= 400 cm3

4) Diketahui volum kubus sama dengan volum balok dengan ukuran

30cm x 15cm x 7,5cm

Penyelesaian:

volum kubus = volum balok

= 30 x 15 x 7,5 cm3

= 3375 cm3

Jadi panjang rusuk kubus = 3 3375

= 15 cm

5) Diketahui volum balok 3000 cm3 dan perbandingan ukurannya

p:l:t = 4:3:2

Penyelesaian:

misalkan p = 4s, l=3s, dan t=2s

Volum balok = 4s x 3s x 2s = 3000 cm3

⇔ 24s3 = 3000 cm3

⇔ s3 = 125

⇔ s = 5

Jadi ukuran balok adalah:

panjang = 4s

= 4 x 4

= 20 cm.

Page 67: Doc

57

lebar = 3s

= 3 x 5

= 15 cm.

tinggi = 2s

= 2 x 5

= 10 cm

b. Data tentang suasana belajar mengajar. Data ini diperoleh

menggunakan learning logs yang dibagikan pada 4 siswa secara

acak, lembar pengamatan kolaborator, dan catatan lapangan guru.

c. Data tentang perkembangan kinerja guru. Data ini diperoleh

menggunakan lembar pengamatan kolaborator, catatan lapangan

guru, dan learning logs siswa.

4. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan teknik

triangulasi, tujuan kegiatan Refleksi ini antara lain :

a. Mengetahui perkembangan prestasi belajar yang telah dicapai siswa.

Dari hasil tes untuk kompetensi dasar 5.3. menghitung luas

permukaan kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya, diperoleh data bahwa rata-rata hasil belajar

siswa mencapai 77,70 dan banyaknya siswa yang telah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 85,00%. Tes yang

digunakan adalah tes tertulis berbentuk essay sebanyak 5 butir soal.

Adapun ringkasan prosentase ketercapaian sebagai berikut:

Page 68: Doc

58

Tabel 8. Hasil Uji Kompetensi Siklus 3

Banyaknya siswa No. Soal

% Keter capaian Menjawab

sempurna

Menjawab kurang

sempurna

Menjawab salah

1. 94,00% 28 12 0

2. 71,00% 9 28 3

3. 82,00% 22 18 0

4. 85,50% 13 27 0

5. 56,00% 10 21 9

b. Mengetahui perubahan suasana pembelajaran.

Suasana pembelajaran mengalami perubahan yang cukup berarti,

Aktivitas siswa untuk melakukan penemuan dan mengkonstruksi

pengetahuan semakin terlihat nyata.

Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika menunjukkan

perkembangan positif. Sebagian besar siswa menyatakan

pembelajaran matematika menyenangkan (75%) dan 85% siswa

menyatakan bahwa bekerja secara kelompok mempermudah

pemahaman. Ringkasan hasil angket siswa dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 9. Hasil Angket Sikap Siswa Siklus 3

Jawaban Jawaban dalam % No Komponen

Ya Tidak Ya Tidak 1 Pembelajaran matematika,

adalah pembelajaran yang menyenangkan

30 10 75% 25%

2 Pembelajaran matematika dengan alat peraga menarik 32 8 80

% 20%

Page 69: Doc

59

Jawaban Jawaban dalam % No Komponen

Ya Tidak Ya Tidak 3 Pembelajaran matematika

dengan alat peraga mudah dipahami

34 6 85% 15%

4 Pembelajaran matematika dengan alat peraga membosankan

4 36 10% 90%

5 Pembelajaran matematika dengan berkelompok menyenangkan

31 9 78% 23%

6 Pembelajaran matematika dengan berkelompok mempermudah memahami materi

30 10 75% 25%

7 Pembelajaran matematika dengan berkelompok tidak menyenangkan

6 34 15% 85%

8 Ingin membuat alat peraga sendiri 20 20 50

% 50%

9 Belajar matematika ingin selalu berkelompok 30 10 75

% 25%

10 Dengan mengamati dan memperagakan bersama kelompok mempermudah pemahaman

34 6 85% 15%

11 Lebih aktif dan menyenangkan dalam melaksanakan kerja kelompok

28 12 70% 30%

c. Mengetahui perkembangan kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran. Hasil Pengamatannya adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Angket Aktivitas Guru Siklus 3

Muncul No Aktivitas Guru Ya Tidak

Pendahuluan

1 Guru menyampaikan materi yang akan dikembangkan

V

Page 70: Doc

60

Muncul No Aktivitas Guru Ya Tidak

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

V

3 Guru melakukan apersepsi V 4 Guru menggunakan alat peraga V 5 Guru memotivasi siswa V

Kegiatan inti

6 Guru meminta siswa bekerja kelompok

V

7 Guru memberi petunjuk dengan jelas kegiatan yang harus dlilakukan siswa

V

8 Guru memanfaatkan alat peraga yang sesuai

V

9 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntuk siswa kearah tujuan pembelajaran

V

10 Guru memanfaatkan LKS V 11 Guru memotivasi siswa V 12 Guru memberi umpan balik

terhadap respon siswa V

13 Guru antusias dalam melakukan pembelajaran

V

14 Guru memberikan penguatan kepada siswa

V

15 Guru menyajikan soal-soal V 16 Dengan pertanyaan guru

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan ke penemuan konsep

V

17 Guru memberikan kesempatan kepada siswa menyampaikan pendapat.

V

18 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi siswa lain

V

Page 71: Doc

61

Muncul No Aktivitas Guru Ya Tidak

Kegiatan Penutup

19 Guru bersama siswa membuat kesimpulan

V

20 Guru melakukan evaluasi V 21 Guru memberikan tugas rumah V 22 Guru memotivasi siswa V 23 Guru menjelaskan soal evaluasi V

Kinerja guru mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dari; (i)

kemampuan adminstratif, guru mampu menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

Van Hiele, guru mampu menyusun instrumen penilaian untuk kerja

ilmiah, yaitu berupa lembar observasi, (ii) kemampuan pengelolaan

kelas, guru memiliki kemampuan membuat setting kelas yang

interaktif, dan mampu membangun komunikasi yang baik.

D. Pembahasan

1. Perkembangan prestasi belajar siswa

Pada akhir semester I rata-rata prestasi belajar yang diperoleh siswa

belum menggembirakan, yaitu hal inilah yang menjadi akar permasalahan

sehingga muncul gagasan untuk mengembangkan model pembelajaran

Van Hiele.

Model pembelajaran Van Hiele merupakan model pembelajaran

yang dikembangkan dari pendekatan konstruktivis, sehingga proses

Page 72: Doc

62

mendapatkan sebuah pengetahuan menjadi lebih penting dibandingkan

dengan pengetahuannya itu sendiri. Hal ini sejalan dengan hakikat

matematika yang dikembangkan berdasarkan logika deduktif.

Pada siklus I intervensi yang digunakan adalah pembelajaran Van Hiele

dengan memanfaatkan alat peraga matematika. Hasil akhir pada siklus I

menujukkan adanya perkembangan prestasi belajar dan motivasi belajar

siswa. Hal ini didasarkan hasil tes menunjukkan bahwa rata-rata hasil

belajar siswa adalah 70,00, dan 72,50% siswa memiliki nilai lebih dari

atau sama dengan 63.

Pada siklus II, keterampilan komunikasi siswa, baik secara tulisan

maupun lisan akan dilihat sejauhmana perkembangannya. Intervensi yang

dilakukan pada siklus II, yaitu model pembelajaran Van Hiele dengan

metode penemuan dan presentasi kelompok. Keterampilan komunikasi

merupakan tingkatan keterampilan yang kompleks, karena membutuhkan

beberapa keterampilan sekaligus, semisal keterampilan mengorganisasikan

data, kemampuan menarik simpulan, kemampuan menyajikan data, dan

kemampuan mental lainnya. Di samping itu keterampilan komunikasi akan

menumbuhkan dan menguatkan sikap ilmiah, yaitu sikap percaya diri,

menghargai diri sendiri, menghargai gagasan orang lain, berbicara hanya

berdasarkan data dan fakta yang akurat, teliti, dan sebagainya. Pada akhir

siklus II, rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan perkembangan yang

cukup berarti, yaitu mencapai 77,20 dan persentase siswa yang mencapai

batas tuntas belajar 90,00%.

Page 73: Doc

63

Pada akhir siklus II, kerja sama tim telah terbentuk dan sebagian

besar siswa telah memiliki kemampuan bekerja kelompok dan

memperagakan jaring-jaring bangun ruang. Pada siklus III intervensi yang

akan digunakan adalah model pembelajaran Van Hielle dengan metode

proyek dan presentasi kelompok. Pada tahap ini peran guru sebagai

fasilitator menjadi lebih berkurang, sesuai dengan ciri pembelajaran Van

Hiele, maka pada tahap ini bantuan guru sudah berangsur-angsur

dikurangi. Siswa diberikan masalah, mereka mencoba merancang

eksperimennya sendiri, dan menemukan apa yang mereka peroleh dari

hasil eksperimen tersebut. Hasil akhir pada siklus III menunjukkan

perkembangan yang tidak begitu besar dari hasil siklus II, hal ini

disebabkan materi yang akan dipahami siswa semakin kompleks, dan

bantuan dari guru sudah mulai berkurang, namun demikian antusias dan

kemampuan komunikasi mereka cukup baik.

Berikut ini disajikan grafik perkembangan rata-rata nilai prestasi

belajar siswa dari awal semester II, sampai akhir siklus III.

5.67

7.007.72 7.77

0

2

4

6

8

Nilai UUS1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

PERKEMBANGAN NILAI PRESTASI BELAJAR SISWA

Page 74: Doc

64

Dari grafik diatas menunjukkan kecenderungan (trend) prestasi

belajas siswa berkembang cukup berarti. Pada siklus 2 dan siklus 3, rata-

rata prestasi belajar siswa cenderung tetap, hal ini dikarenakan tingkat

kompleksitas materi pada siklus 3 lebih tinggi dibanding dengan materi

pada siklus 2. Demikian pula dengan perkembangan persentase ketuntasan

belajar siswa, sebagaimana disajikan pada grafik berikut ini.

72.50%

90.00% 85.00%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

PERKEMBANGAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA

Hal ini menujukkan bahwa pembelajaran model Van Hiele

memberikan dampak yang cukup berarti untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa.

2. Suasana Pembelajaran

Suasana pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting

menujang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Suasana pembelajaran

yang menyenangkan akan sangat mendukung proses pemahaman siswa

Page 75: Doc

65

terhadap suatu konsep. Pembelajaran model Van Hiele berkaitan erat

dengan pemagangan kognitif (Cognitive Apprenticeship), yaitu interaksi

siswa dengan orang dewasa atau teman sebaya yang memiliki pengetahuan

kognitif yang lebih tinggi. Pembelajaran model Van Hiele pada penelitian

ini pemagangan kognitif terjadi antara guru dengan dengan siswa, dan

siswa dengan siswa baik dalam kelompok maupun antar kelompok.

Bentuk komunikasi antara guru dengan siswa dibangun dengan

semangat guru memberikan bantuan kepada siswa dan berangsur-angsur

mengurangi bantuan tersebut, dan siswa belajar mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri melalui kerja kelompok. Di sinilah bentuk

masyarakat belajar (learning community) dikembangkan. Secara garis

besar selama pelaksanaan penilitian tindakan kelas, siswa memberikan

respon yang positif selama proses pembelajaran.

3. Perkembangan kinerja guru

Model pembelajaran Van Hiele menuntut guru mengembangkan

kemampuan adminstratif, kemampuan mengelola kelas, dan kemampuan

melakukan evaluasi. Guru harus mampu menyusun rencana pelaksanaan

pengajaran, menyusun instrumen penilaian, dan merancang kegiatan

pembelajaran. Tahap ini sangat penting karena akan mempengaruhi

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.

Kemampuan menyetting pembelajaran, juga sangat mendukung

keberhasilan pelaksanaan program. Setting pembelajaran yang

Page 76: Doc

66

menumbuhkan minat dan motivasi bagi siswa. Dan tak kalah pentingnya

guru juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

Page 77: Doc

67

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Penggunaan model Van Hiele dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 6 Pekalongan

khususnya dalam memahami materi bangun ruang sisi datar.

2. Penggunaan model Van Hiele dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan minat dan motivasi belajar matematika.

3. Penggunaan model Van Hiele dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 6

Pekalongan khususnya dalam memahami materi bangun ruang sisi datar.

B. Saran

Diharapkan ada penelitian yang serupa pada kelas yang lain, sehingga

diperoleh rekomendasi yang cukup meyakinkan tentang efektifitas

penggunaan model Van Hiele pada pembelajaran Matematika.

Page 78: Doc

68

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 79: Doc

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas Dirjend Dikdasmen, 2004, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Pengetahuan Alam, Jakarta : Direktorat PLP

_______________, 2004, Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian

Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Sains, Jakarta : Direktorat PLP

_______________, 2005, Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Alam

buku 3, Jakarta : Direktorat PLP Mohamad Nur, Prima Retno Wikandari, 2000, Pengajaran Berpusat Kepada

Siswa dan Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran, Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA

Paul Suparno, 1997, Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta :

Kanisius. Sumaji, dkk, 1998, Pendidikan Sains yang Humanistis, Yogyakarta : Kanisius. Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah.

Van Hiele, 1999, Developing Geometric Thingking through Activities that Begin

with Play: Children Mathematics

68