Doc Makalah Blok 27

download Doc Makalah Blok 27

of 19

Transcript of Doc Makalah Blok 27

Sindrom Down Kumaran Krishnan (Nim : 102010363) Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jalan Arjuna Utara No 6 Jakarta Barat 11470 Email : [email protected]

Abstrak: Sindrom Down merupakan kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Kelainan sindrom Down terjadi karena kelebihan jumlah kromosom pada kromosom 21, yang seharusnya dua menjadi tiga, yang menyebabkan jumlah seluruh kromosom mencapai 47 buah, sehingga disebut trisomi 21. Sindrom Down adalah kumpulan gejala atau kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan (nondisjunction meiotik). Anak yang menyandang sindrom Down ini akan mengalami keterbatasan kemampuan mental dan intelektual, retardasi mental ringan sampai sedang, atau pertumbuhan mental yang lambat. Selain itu, penderita seringkali mengalami perkembangan tubuh yang abnormal, pertahanan tubuh yang relative lemah, penyakit jantung bawaan, alzheimer, leukemia, dan berbagai masalah kesehatan lain.

Kata kunci: Sindrom Down, kromosom 21, nondisjunction meiotik

SkenarioSeorang ibu D, 43 tahun membawa anak bungsunya yang berusia 3 tahun ke dokter. Anak tersebut belum bisa duduk sendiri, kalau menangis sering bibirnya biru, dan setelah diperiksa oleh dokter spesialis ternyata menderita kelainan jantung bawaan berupa AVSD. Lidah anak ini nampak besar dan cenderung keluar dan wajah anak ini sangat khas, tetapi tidak mirip sama sekali dengan orang tuanya. Dokter menyarankan untuk pemeriksaan kromosom.AnamnesisAnamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis terbagi menjadi dua tipe, yang pertama autoanamnesis yaitu wawancara yang ditujukan langsung kepada pasien, yang kedua alloanamnesis yaitu wawancara yang ditujukan kepada pihak keluarga, orang tua, atau kerabat selain pasien. Yang termasuk didalam alloanamnesis adalah semua keterangan dokter yang merujuk, catatan rekam medik, dan semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri. Dalam kasus ini yang perlu dilakukan adalah alloanamnesis karena pasien hanya berusia 3 tahun dan belum dapat dimintai untuk membuat keterangan secara langsung, jadi ibu pasien yang membawanya datang ke dokter yang diwawancara. Yang perlu ditanyakan pada anamnesis adalah sebagai berikut: a. Identitas: Nama lengkap Umur Jenis kelamin Alamat Agama dan suku bangsab. Riwayat penyakit / keluhan: Keluhan utama - gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat Keluhan tambahanc. Riwayat penyakit sekarang (RPS):Jelaskan penyakitnya berdasarkan kualitas, kuantitas, latar belakang, lokasi anatomi dan penyebarannya, waktu termasuk kapan penyakitnya dirasakan, faktor-faktor apa yang membuat penyakitnya membaik, memburuk, tetap, apakah keluhan konstan, intermitten. Informasi harus dalam susunan yang kronologis, termasuk test diagnostik yang dilakukan sebelum kunjungan pasien. Catat riwayat yang berkaitan termasuk pengobatan sebelumnya faktor resiko dan hasil pemeriksaan yang negatif. Masalah lain yang signifikan harus dicantumkan juga dalam riwayat penyakit sekarang dalam bagian atau paragraf yang berbeda. d. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)Mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang. Pengobatan yang dijalani sekarang, termasuk OTC, vitamin dan obat herbal. Allergi (alergi obat dan yang lainnya yang menyebabkan manifestasi alergi spesifik), operasi, rawat inap di rumah sakit, transfusi darah termasuk kapan dan berapa banyak jumlah produk darahnya, trauma dan riwayat penyakit yang dulu.e. Riwayat KeluargaUmur, status anggota keluarga (hidup, mati) dan masalah kesehatan pada anggota keluarga.f. Riwayat pribadi dan sosialMeliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan.g. Riwayat perkawinan Nama dan umur ibu Nama dan umur ayah Umur pernikahan Berapa kali menikah Pernikahan sekarang sudah berapa lamah. Riwayat kehamilan Anak keberapa dan umur kehamilan Umur kehamilan pertama Berapa kali menghamil dan bersalin Adakah komplikasi pada kehamilan terdahulu Apakah pernah keguguran 1-2

Pemeriksaan FisikPemeriksaan kesadaran dan tanda vital yaitu tekanan darah, suhu, frekuensi nafas dan frekuensi nadi. Lakukan juga pemeriksaan menyeluruh pada bagian organ yang lain yaitu kepala, mata, lidah , leher, dada (paru-paru dan jantung), abdomen dan ekstremitas.a. Pemeriksaan antropometriPengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak.Alat yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart) dilengkapi adengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita pengukur. Langkah-langkah manajemen tumbuh kembang anak adalah seperti berikut: Pengukuran antropometri: berat, tinggi, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan, tebal kulit dan BMI. Penggunaan kurva pertumbuhan anak (KMS,NCHS). Penilaian dan analisa status gizi & pertumbuhan anak. Penilaian perkembangan anak, dan maturasi. Intervensi (Preventif, Promotif, Kuratif,Rehabilitatif). Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.b. Denver Development Screening Test II (DDST II)DDST II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai berumur 6 tahun. DDST II adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST II memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang baik. Test ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST II secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian. DDST II terdiri atas 125 butir, yang terbagi atas 4 bagian yaitu:i. Personal social (Personal sosial)Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan.ii. Fine motor adaptive (Adaptif-Motorik halus)Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.iii. Language (Bahasa)Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.iv. Gross motor (Motorik kasar)Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar. 2-4

Pemeriksaan Penunjanga. Skeletal RadiografiDiperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis).b. Electrocardiography (ECG)Tes ini harus dilakukan pada semua bayi dengan sindroma Down untuk mengidentifikasi penyakit jantung bawaan, terlepas dari temuan pada pemeriksaan fisik.c. Pemeriksaan sitogenik Diagnosis klinis harus dikonfirmasikan dengan studi sitogenetika. Karyotyping sangat penting untuk menentukan risiko kekambuhan. Dalam translokasi sindrom Down, karyotyping dari orang tua dan kerabat lainnya diperlukan untuk konseling genetik yang tepat.

d. Maternal serum screeningDarah ibu diperiksa kombinasi dari berbagai marker: alpha-fetoprotein (AFP), unconjugated estriol (uE3), dan human chorionic gonadotropin (hCG) membuat tes standar, yang dikenal bersama sebagai tripel tes. Tes ini merupakan independen pengukuran, dan ketika dibawa bersama-sama dengan usia ibu, dapat menghitung risiko memiliki bayi dengan sindrom Down, dilakukan dalam kehamilan minggu ke-15 sampai 20. Baru-baru ini, tanda lain yang disebut Papp-A ternyata bisa berguna bahkan lebih awal.Alpha-fetoprotein (AFP) dibuat di bagian rahim yang disebut yolk sac dan di hati janin, dan sejumlah AFP masuk ke dalam darah ibu. Pada sindrom Down, AFP menurun (25%) dalam darah ibu, mungkin karena yolk sac dan janin lebih kecil dari biasanya.Estriol adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, menggunakan bahan yang dibuat oleh hati janin dan kelenjar adrenal. Estriol berkurang (25%) dalam sindrom Down kehamilan.Human chorionic gonadotropin hormone (hCG) yang dihasilkan oleh plasenta, dan digunakan untuk menguji adanya kehamilan. Bagian yang lebih kecil tertentu dari hormon, yang disebut subunit beta, adalah sindrom Down meningkat (2 kali lipat) pada kehamilan.Inhibin A adalah protein yang disekresi oleh ovarium, dan dirancang untuk menghambat produksi hormon FSH oleh kelenjar hipofisis. Tingkat inhibin A meningkat dalam darah ibu dari janin dengan sindrom Down.PAPP-A, yang dihasilkan oleh selubung telur yang baru dibuahi. Pada trimester pertama, rendahnya tingkat protein ini terlihat dalam sindrom Down kehamilan.Pertimbangan yang sangat penting dalam tes skrining adalah usia janin (usia kehamilan). Analisis yang benar komponen yang berbeda tergantung pada usia kehamilan mengetahui dengan tepat. Cara terbaik untuk menentukan bahwa adalah dengan USG.

e. Ultrasound Screening (USG Screening)Kegunaan utama USG adalah untuk mengkonfirmasi usia kehamilan janin. Manfaat lain dari USG juga dapat mengambil masalah-masalah alam medis serius, seperti penyumbatan usus kecil atau cacat jantung. Mengetahui ada cacat ini sedini mungkin akan bermanfaat bagi perawatan anak setelah lahir. Nuchal translucency test (pengukuran ketebalan cairan bawah kulit leher belakang) juga sangat direkomendasikan dalam kehamilan minggu ke-16 sampai 20.Ada beberapa item lain yang dapat ditemukan selama pemeriksaan USG dalam kehamilan minggu ke-18 sampai 22 bahwa beberapa peneliti telah merasa bahwa mungkin memiliki hubungan yang bermakna dengan sindrom Down. Temuan ini dapat dilihat dalam janin normal, tetapi beberapa dokter kandungan percaya bahwa kehadiran mereka meningkatkan risiko janin mengalami sindrom Down atau abnormalitas kromosom lain, yaitu: echogenic pada usus (intestinal blockage), echogenic intracardiac focus (heart defects), dan dilatasi ginjal (pyelectasis). Marker ini sebagai tanda sindrom Down masih kontroversial, dan orang tua harus diingat bahwa setiap penanda dapat juga ditemukan dalam persentase kecil janin normal. Penanda yang lebih spesifik yang sedang diselidiki adalah pengukuran dari hidung janin. Janin dengan sindrom Down tampaknya memiliki hidung lebih kecil USG dari janin tanpa kelainan kromosom. Masih belum ada teknik standar untuk mengukur tulang hidung dan dianggap benar-benar dalam penelitian saat ini.Penting untuk diingat bahwa meskipun kombinasi terbaik dari temuan USG dan variabel lain hanya prediksi dan tidak diagnostik. Untuk benar diagnosis, kromosom janin harus diperiksa.

f. AmniosentesisProsedur ini digunakan untuk mengambil cairan ketuban, cairan yang ada di rahim. Ini dilakukan di tempat praktek dokter atau di rumah sakit. Sebuah jarum dimasukkan melalui dinding perut ibu ke dalam rahim, menggunakan USG untuk memandu jarum. Sekitar satu cairan diambil untuk pengujian. Cairan ini mengandung sel-sel janin yang dapat diperiksa untuk tes kromosom. Dibutuhkan sekitar 3 minggu untuk menentukan apakah janin sindrom Down atau tidak.Amniocentesis biasanya dilakukan antara 14 dan 20 minggu kehamilan. Efek samping kepada ibu termasuk kejang, perdarahan, infeksi dan bocornya cairan ketuban setelah itu. Ada sedikit peningkatan risiko keguguran: tingkat normal saat ini keguguran kehamilan adalah 2 sampai 3%, dan amniosentesis meningkatkan risiko oleh tambahan 1/2 sampai 1%. Amniosentesis tidak dianjurkan sebelum minggu ke-14 kehamilan karena risiko komplikasi lebih tinggi dan kehilangan kehamilan.Rekomendasi saat ini wanita dengan risiko memiliki anak dengan sindrom Down dari 1 dalam 250 atau lebih besar harus ditawarkan amniosentesis. Ada kontroversi mengenai apakah akan menggunakan risiko pada saat penyaringan atau perkiraan resiko pada saat kelahiran. Risiko pada saat skrining lebih tinggi karena banyak janin dengan sindrom Down membatalkan secara spontan sekitar waktu penyaringan atau sesudahnya.

g. Chorionic Villus Sampling (CVS)Dalam prosedur ini, bukan cairan ketuban yang diambil, jumlah kecil jaringan diambil dari plasenta muda (juga disebut lapisan chorionic). Sel-sel ini berisi kromosom janin yang dapat diuji untuk sindrom Down. Sel dapat dikumpulkan dengan cara yang sama seperti amniosentesis, tetapi metode lain untuk memasukkan sebuah tabung ke dalam rahim melalui vagina. Dibutuhkan sekitar 7-10 hari untuk hasilnya keluar.CVS biasanya dilakukan antara 10 dan 12 minggu pertama kehamilan. Efek samping kepada ibu adalah sama dengan amniosentesis .Risiko keguguran setelah CVS sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan amniosentesis, meningkatkan risiko keguguran normal 3 sampai 5%. Penelitian telah menunjukkan bahwa dokter lebih berpengalaman melakukan CVS, semakin sedikit tingkat keguguran. 2,4

Gambar 1: Amniosentesis dan chorionic villus sampling (CVS).

Diagnosis KerjaSindrom DownSindrom Down merupakan kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Kelainan sindrom Down terjadi karena kelebihan jumlah kromosom pada kromosom 21, yang seharusnya dua menjadi tiga, yang menyebabkan jumlah seluruh kromosom mencapai 47 buah, sehingga disebut trisomi 21.Sindrom Down adalah kumpulan gejala atau kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan (nondisjunction meiotik).3Diagnosis BandingTabel 1. Perbandingan tiga jenis penyakit trisomi tersering.3-5Penyakit Angka kejadianKelainan Keterangan Prognosis

Sindrom Down1 dari700 bayi baru lahirKelebihanKromosom 21Hipotonia, occiput dan muka datar, slanted eyes, lipatan epikantus, Brushfield spots, low set ears, retardasi mental, extremitas pendek dan lebar, penyakit jantung dan GI tract, kelainan dental, pendengaran, dan penglihatan.15-20% anak-anak meninggal sebelum usia 5 tahun.

Sindrom Edwards1 dari3000 bayi baru lahirKelebihanKromosom 18Telinga rendah, rahang bawah rendah, mulut kecil, retardasi mental, ginjal dobel, sternum pendek, kelainan jantung & saluran kemih-kelamin.95% kasus meninggal pada umur 1 tahun.

Sindrom Patau1 dari20000 bayi baru lahirKelebihanKromosom 13Kelainan otak, cacat mental, tuli, mata kecil, celah bibir / palatum, polidaktili, kelainan jantung, saluran kemih-kelamin & usus.Kematian terjadi dalam usia 3 bulan. Beberapa anak dapat hidup sampai umur 5 tahun.

EtiologiBerikut adalah tiga jenis penyimpangan kromosom yang terjadi pada penderita sindrom Down:a. Sindrom Down trisomi 21 (95%)Penderita memiliki 47 kromosom. Penderita laki-laki = 47,XY, +21 sedang penderita perempuan = 47,XX, +21. Kira-kira 92,5% dari semua kasis sindrom Down tergolong dalam tipe ini.Keadaan ini disebabkan oleh nondisjunction kromosom yang terlibat yaitu kromosom 21 dimana semasa proses pembahagian sel secara mieosis pemisahan kromosom 21 tidak berlaku dengan sempurna. Hal ini berhubungan erat dengan umur ibu. Tidak ada korelasi yang konsisten dengan umur ayah. Bagi ibu-ibu yang berumur 35 tahun keatas, semasa mengandung mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan anak Down Syndrom. Seorang perempuan lahir dengan semua oosit yang pernah dibentuknya, yaitu berjumlah hampir 7 juta. Semua oosit tadi berada dalam keadaan istirahat pad profase I dari meiosis sejak sebelum ia lahir sampai mengadakan ovulasi. Dengan demikian, maka suatu oosit dapat tinggal dalam keadaan istirahat untuk 12-25 tahun. Selama waktu yang panjang ini, oosit dapat mengalami nondisjunction. Berhubung dengan itu, penderita sindrom Down biasanya lahir sebagai anak terakhir dari suatu keluarga besar atau dari seorang ibu yang melahirkan pada usia agak lanjut. Sebaliknya, testis menghasilkan kira-kira 200 juta spermatozoa sehari dan meiosis di dalam spermatosit keseluruhannya membutuhkan waktu 48 jam atau kurang. Berhubungan dengan itu, nondisjunction boleh dikata tidak pernah berlangsung selama spermatogenesis.Pada sindrom Down trisomi 21, nondisjunction dalam meiosis I menghasilkan ovum yang mengandung dua buah autosom 21 dan bila ovum ini dibuahi oleh spermatozoa normal yang membawa autosom 21, maka terbentuklah zigot trisomi 21.Ada beberapa pendapat tentang mengapa terjadi nondisjunction, yaitu: Virus dan radiasi gangguan ini makin mudah berpengaruh pada wanita yang berumur tua. Pengandungan antibody tiroid yang tinggi menurut penelitian, secara konsisten mendapatkan adanya perbedaan antibodi ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down dengan anak yang normal. Sel telur mengalami kemunduran apabila setelah satu jam berada di dalam saluran fallopii tidak dibuahi.1,2,6,7

b. Mosaik trisomi 21 (2%)Gagal berpisah pada pembelahan sel setelah fertilisasi menyebabkan mosaikisme, memiliki campuran sel dengan 46 dan 47 kromosom. Mosaikisme ini terjadi akibat mitotic disjunction kromosom 21 selama tahap awal embriogenesis. Penderita laki-laki = 47,XY, +21 sedang penderita perempuan = 47,XX, +21.Anak-anak dengan sindrom Down mosaic mempunyai gambaran klinis yang biasanya lebih ringan dibandingkan sindrom Down yang sempurna. Jika hanya sebagian kecil sel yang trisomi, individu-individu ini dapat hidup normal. Bila mempunyai anak, anak tersebut akan berisiko relative tinggi menderita trisomi 21 sempurna. Risikonya sebanding dengan proporsi gamet yang membawa kromosom 21 tambahan.

c. Sindrom Down translokasi (3%)Di dalam translokasi, terdapat penyatuan dua kromosom, sebagian besar yaitu kromosom 21 dan 14 atau 15, sehingga tetap menghasilkan 46 kromosom, meskipun ada tambahan kromoson 21. Gangguan ini, tidak seperti trisomi 21, biasanya diwariskan. Penderita laki-laki = 46,XY, t(14q21q) sedang penderita perempuan = 46,XX, t(14q21q).Setelah kromosom dari orangtua penderita diselidiki, terbukti bahwa ayahnya normal, tetapi ibunya hanya memiliki 45 kromosom, termasuk satu autosom 21 , satu autosom 14 dan satu autosom translokasi 14q21q. Jelaslah bahwa ibu itu merupakan carrier yang walaupun memiliki 45 kromosom 45,XX, t(14q21q), ia adalah normal. Sebaliknya, laki-laki carrier sindrom Down translokasi tidak dikenal dan apa sebabnya demikian, sampai sekarang tidak diketahui.Ibu yang menjadi carrier akan membentuk sel telur dengan: Autosom 14, 21 Autosom t(14q21q) Autosom t(14q21q) +21 Autosom 14 Autosom t(14q21q) +21 Autosom 21

Jika perkawinan orang laki-laki normal (46,XY) dengan perempuan carrier sindrom Down translokasi yang tampak normal, yaitu 45,XX, t(14q21q) diharapkan menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 2 normal : 1 sindrom Down. Tambahan atau hilangnya kromosom besar (baik trisomi atau monosomi) bersifat letal.

Gambar 2: Karyotyping sindrom Down translokasi autosom 15 dengan autosom 21.

Risiko mendapatkan anak sindrom Down tidak tergantung dari bangsa, kedudukan atau keadaan sosial orangtua. Setelah dipelajari maka dapat diambil kesimpulan bahwa trisomi 21 yang disebabkan karena adanya nondisjunction autosom 21 itu bukan keturunan, semata-mata tergantung dari umur ibu di waktu hamil. Sedangkan sindrom Down yang disebabkan oleh translokasi autosom 14 atau 15 dengan autosom 21 dapat diturunkan, sebab seorang perempuan dapat normal nampaknya tetapi sesungguhnya carrier.2-6

EpidemiologiSindrom Down dapat ditemukan pada semua etnik penduduk. Sekitar 1 di antara 700 bayi yang lahir hidup menderita kelainan ini. Telah diketahui adanya hubungan yang erat antara kejadian sindrom Down dengan semakin lanjutnya usia ibu. Makin lanjutnya usia ayah berpengaruh sangat kecil terhadap insiden kelainan ini.

Angka kejadian sindrom Down dikaitkan dengan usia ibu saat kehamilan: 15-29 tahun 1 kasus dalam 1500 kelahiran hidup 30-34 tahun 1 kasus dalam 800 kelahiran hidup 35-39 tahun 1 kasus dalam 270 kelahiran hidup 40-44 tahun 1 kasus dalam100 kelahiran hidup Lebih 45 tahun 1 kasus dalam 50 kelahiran hidup 5-7

PatofisiologiSindrom Down merupakan kelainan yang disebabkan oleh trisomi kromosom 21 (Hsa21) yang dapat menyebabkan keguguran pada janin atau gangguan perkembangan kondisi medis apabila lahir hidup. Pada penderita sindrom Down, salinan ketiga dari Hsa21 menghasilkan peningkatan ekspresi dari banyak gen di Hsa21. Hipotesis dari penyebab sejumlah fenotipe yang mencirikan sindrom Down adalah ketidakseimbangan ekspresi gen yang terjadi antara Hsa21 dan non-Hsa21. Trisomi Hsa21 dikaitkan dengan fenotipe pada semua orang dengan sindrom Down, tetapi berbeda di tiap individu, termasuk ketidakmampuan belajar tingkat ringan sampai sedang, kelainan kraniofasial dan hipotonia di awal masa bayi. Namun, ada pula yang hanya mempengaruhi fenotipe beberapa penderita, termasuk atrioventricular septal defects (AVSDs) di jantung, acute megakaryoblastic leukaemia (AMKL), dan penurunan kejadian beberapa jenis tumor. Variasi ini mungkin disebabkan oleh kombinasi dari penyebab lingkungan dan genetik serta adanya polimorfisme genetik pada gen-gen Hsa21 dan non-Hsa21.4-6

Manifestasi Klinik Microchephaly dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Paras muka yang hampir sama seperti muka orang Mongol. Sela hidung yang datar dan pangkal hidung kemek. Jarak diantara 2 mata jauh, sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds) (80%), white Brushfield spots di sekililing lingkaran di sekitar iris mata (60%). Ukuran mulut kecil dan lidah yang besar menyebabkan lidah selalu terjulur (macroglossia). Gangguan mengunyah, menelan dan bicara. Pertumbuhan gigi lambat dan tidak teratur. Paras telinga rendah (low set ears). Lehernya agak pendek. Tangan yang pendek termasuk jari-jari yang pendek dan jari kelingking membengkok ke dalam. Tapak tangan biasanya hanya terdapat satu garisan urat dinamakan simian crease. Jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Tampilan Hipotonia Penyakit jantung kongenital, terutama defek bantalan endokardium, termasuk ostium primum, defek septum atrium, malformasi katup atrioventrikel, dan defek septum ventrikel. Masalah jantung merupakan penyebab utama kematian pada masa bayi dan anak-anak dini. Kongenital defek pada gastrointestinal tract termasuk atresia esofagus dan usus halus (Hirshprung Disease). Hipotiroidism kongenital (10%) Atlantoaxial instability, ketidakstabilan di tulang-tulang kecil di bagian leher yang menyebabkan berlakunya penyakit lumpuh (10%). Sifat periang. Penderita selalu tampak gembira, mereka tidak sadar akan cacat yang diderita. Beberapa pasien menunjukkan kecemasan dan keras kepala. Psychiatric disorder seperti autisme, attention deficit hiperactivity disorder (ADHD), Tourette syndrome, gangguan depresi. Gangguan Kejang (5-10 %). IQ rendah, yaitu antara 25-75, kebanyakan kurang dari 40. Masalah perkembangan belajar. Down syndrom secara keseluruhannya mengalami keterbelakangan perkembangan dan kelemahan akal. Pada peringkat awal pembesaran mereka mengalami masalah lambat dalam semua aspek perkembangan yaitu lambat untuk berjalan, perkembangan motor halus dan bercakap. Penderita pria rupa-rupanya steril, walaupun dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa cukup banyak penderita pria melakukan onani, suatu tanda bahwa mereka sebenarnya mempunyai kesadaran seksual, penderita wanita dilaporkan melahirkan anak.2-7

Penatalaksanaana. EdukasiPenyediaan pendidikan khusus bagi anak yang mengalami retardasi mental yang meliputi remediasi, tutoring, dan pelatihan kemampuan sosial. Anak dengan sindrom Down juga mampu memberikan partisipasi yang baik dalam belajar melalui program intervensi dini, taman kanak-kanak dan melalui pendidikan khusus yang positif akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak secara menyeluruh.Latihan khusus yang diberikan meliputi aktivitas motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu berbahasa. Demikian pula dengan mengajari anak untuk dapat menolong dirinya sendiri seperti belajar makan, belajar buang air besar / kecil, mandi, berpakaian, akan memberi kesempatan anak untuk belajar mandiri.Taman bermain / taman kanak-kanak juga mempunyai peran yang penting pada awal kehidupan anak. Anak akan memperoleh manfaat berupa peningkatan keterampilan motorik kasar dan halus melalui bermain dengan temannya. Dapat berinteraksi sosial dengan temannya. Dengan memberikan kesempatan bergaul dengan lingkungan di luar rumah maka kemungkinan anak dapat berpartisipasi dalam dunia yang lebih luas.Di samping tindakan diatas program pendidikan khusus juga dapat membantu anak melihat dunia sebagi suatu tempat yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja. Pengalaman yang diperoleh di sekolah akan membantu untuk memperoleh perasaan tentang identitas personal, harga diri, dan kesenangan. Selama dalam pendidikan anak diajari untuk biasa bekerja dengan baik dan menjalin hubungan yang baik dengan teman-temannya. Sehingga anak akan mengerti mana yang salah dan mana yang benar, serta bagaimana harus bergaul dengan masyarakat.

b. Penatalaksanaan masalah klinisAnak dengan kelainan ini memerlukan perhatian dan penanganan medis yang sama dengan anak yang normal. Mereka memerlukan pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kedaruratan medis, serta dukungan dan bimbingan dari keluarga, tetapi terdapat beberapa keadaan di mana anak dengan sindrom Down memerlukan perhatian khusus antara lain: Pemeriksaan mata dan telinga serta pendeteksian fungsi tiroid pada bayi baru lahir dan rutin pada anak sindrom Down. Penyakit jantung kongenital, intervensi dini dengan pemeriksaan kardiologi pada bayi baru lahir. Status Nutrisi, perlu perhatian meliputi kesulitan menyusu pada bayi sindrom Down dan pencegahan obesitas pada usia anak dan remaja. Kelainan tulang. Monitoring pertumbuhan dan perkembangan dengan kurva spesial untuk sindrom Down dan disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak sindrom Down. Perawatan mulut dan gigi. Atlantoaxial instability screening pada usia tiga tahun. Konseling genetik.

c. Penyuluhan pada orang tuaBegitu sindrom Down ditegakkan, dokter harus mampu menyampaikan hal ini secara bijaksana dan jujur. Penjelasan pertama sangat menentukan adaptasi dan sikap orang tua selanjutnya. Orang tua harus diberitahu bahwa fungsi motorik, perkembangan mental, dan bahasa biasanya terlambat pada sindrom Down. Demikian pula kalau ada hasil analisa kromosom, harus dijelaskan dengan bahasa yang sederhana. Informasi juga menyangkut tentang risiko terhadap kehamilan berikutnya. Hal yang penting lainnya adalah menekankan bahwa bukan ibu ataupun ayah yang dapat dipersalahkan tentang kasus ini. Apabila diperlukan, juga penting untuk mempertemukan sesama orang tua dengan anak sindrom Down agar dapat saling berbagi sehingga nantinya hasil yang diharapkan adalah ketegaran orang tua itu sendiri.

d. PsikoterapiTerapi perilaku dilakukan untuk membentuk dan meningkatkan kemampuan perilaku sosial serta mengontrol dan meminimalkan perilaku agresif dan destruktif. Terapi kognitif, seperti menanamkan nilai yang benar dan latihan relaksasi dengan mengikuti instruksi, direkomendasikan untuk anak yang mampu mengikuti instruksi. Terapi psikodinamik digunakan untuk mengurangi konflik tentang pencapaian yang diharapkan yang dapat mengakibatkan kecemasan, kemarahan dan depresi.

e. Terapi alternativePenaganan yang dilakukan oleh orangtua tidak hanya penanganan medis tetapi juga dilakukan penanganan alternatif. Terapi jenis ini masih belum pasti manfaatnya secara akurat karena belum banyak penelitian yang membuktikan manfaatnya, meski tiap pihak mengklaim dapat menyembuhkan sindrom Down. Orangtua harus bijaksana memilih terapi alternatif ini, jangan terjebak dengan janji bahwa sindrom Down pada anak akan bisa hilang karena pada kenyataannya tidaklah mungkin sindrom Down bisa hilang. Yang bisa lakukan yaitu mempersempit jarak perbedaan perkembangan antara anak sindrom Down dengan anak yang normal. Terapi alternatif tersebut di antaranya adalah: Terapi MusikAnak dikenalkan nada, bunyi-bunyian, dan lain-lain. Anak-anak sangat senang dengan musik maka kegiatan ini akan sangat menyenangkan bagi mereka dengan begitu stimulasi dan daya konsentrasi anak akan meningkat dan mengakibatkan fungsi tubuhnya yang lain juga membaik. Terapi Lumba-LumbaTerapi ini biasanya dipakai bagi anak Autis. Hasil yang sangat mengembirakan bagi mereka bisa dicoba untuk anak sindrom Down. Sel-sel saraf otak yang awalnya tegang akan menjadi relaks ketika mendengar suara lumba-lumba.4-6

Komplikasi Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea. Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa. Gigi rusak karena penderita tidak sadar untuk menjaga kebersihan dental. Kanker sel darah putih yaitu leukemia, peningkatan risiko 10-20 kali lipat untuk menghidap leukemia limfoblastik akut dan leukemia mieloid akut dapat terjadi. Penyakit Alzheimer, hampir semua pasien trisomi 21 yang berusia lebih dari 40 mengalami kelainan neuropatologis yang khas untuk penyakit Alzheimer.3,5PencegahanPencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan screening seperti amniocentesis bagi para ibu hamil, terutama ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 35 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi. Sindrom down susah dicegah, karena sindrom Down merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom.4,5

PrognosisSurvival rate penderita sindroma Down umumnya hingga usia 30-40 tahun. Selain perkembangan fisik dan mental terganggu, juga ditemukan berbagai kelainan fisik. Kemampuan berpikir penderita dapat digolongkan idiot dan biasanya ditemukan penyakit jantung kongenital, seperti defek septum ventrikel yang memperburuk prognosis. Anak-anak dengan sindroma Down memiliki risiko tinggi untuk menderita kelainan jantung dan leukemia. Kematian biasanya disebabkan kelainan jantung bawaan. Tingginya angka kejadian penyakit jantung kongenital pada penderita mengakibatkan 80% kematian. Meningkatnya risiko terkena leukemia pada sindroma Down adalah 15 kali dari populasi normal. Jika terdapat kedua penyakit tersebut, maka angka harapan hidupnya berkurang dan jika kedua penyakit tersebut tidak ditemukan maka anak bisa bertahan sampai dewasa.Sebesar 44% penderita sindroma Down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14% hidup sampai 68 tahun. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun.2-5

KesimpulanSindroma Down adalah kumpulan gejala atau kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kelainan sindroma Down terjadi karena kelebihan jumlah kromosom pada kromosom nomor 21 sehingga kelainan ini disebut trisomi 21. Anak yang menyandang sindroma Down ini akan mengalami keterbatasan kemampuan mental dan intelektual, retardasi mental ringan sampai sedang, atau pertumbuhan mental yang lambat. Selain itu, penderita seringkali mengalami perkembangan tubuh yang abnormal, pertahanan tubuh yang relatif lemah, penyakit jantung kongenital, Alzheimer, leukemia, dan berbagai masalah kesehatan lain. Diagnosis sindroma Down dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penderita sindrom Down ini biasanya bertahan sampai usia 30-40 tahun.

Daftar Pustaka

1. Welsby P.D.Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis: Anamnesis. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010; hal 2-7.2. Kosim M.S, Yunanto A, Dewi R, Sarosa G.I, Usman A. Buku ajar neonatologi: Kelainan kongenital. Jakarta, Penerbitan Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008; hal 63-9.3. Kumar V, Abbas A.K, Fausto N. Robbins & Cotran Dasar atologis penyakit: Penyakit sitogenik. Edisi 7. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010; hal184-7. 4. Hull D, Johnston D.I. Essential paediatrics: Syndrome Down. 3rd ed. London, Pearson Professional Limited. 2008; hal 102-17.5. Behrman R.E, Kliegman R.M, Arvin A.M. Nelson textbook of pediatrics: Syndrome Down. 19th ed. Philadelphia, W.B. Saunders Company. 2011;.hal 392-9.6. Kliegman R.M, Behrman R.E, Jenson H.B, Stanton B.F. Nelson textbook of pediatrics: Disorders of the gonads. 18th ed, United States. Saunders Elsevier. 2007; hal 2122-97. Cunningham F. William Obstetrics: Congenital disorder. 23rd ed. United States, McGraw-Hill Companies. 2011; hal 1049-51.