Blok 27 Nikenshi

15
Profesionalisme dan Bentuk Pelangaran di Kedokteran Isabella Regina Nikenshi Ganggut 102012417

description

hk

Transcript of Blok 27 Nikenshi

Profesionalisme dan Bentuk Pelangaran di Kedokteran

Isabella Regina Nikenshi Ganggut 102012417

Identifikasi istilah yang tidak diketahuiTidak ada

Rumusan masalahTanpa melakukan informed consent dr. P segera melakukan dilatasi dan curratage dan langsung pulang tanpa berbicara kepada pasien

Bioetika

• Kaidah dasar bioetik:– Autonomi– Beneficence– non-maleficence– Justice

Aspek HukumUU RI No. 23 tahun 1992 berisi peraturan-peraturan hukum yang bertujuan untuk peningkatan derajat kesehatan seluruh anggota masyarakat.

Pasal 53 • Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum

dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesi.• Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban

untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

Pasal 54: Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.

Pasal 15: Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu (indikasi medis, tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian, persetujuan ibu hamil)

Perbedaan etik dan hukumEtik Hukum

Berlaku lingkungan profesi umum

Disusun kesepakatan anggota profesi

Badan pemerintah

Sanksi tuntunan tuntunan

Penyelesaian MKDKI, MKEK pengadilan

tidak selalu disertai bukti fisik

memerlukan bukti fisik

Etik tidak seluruhnya tertulis

secara terinci dalam kitab undang-undang dan lembaran/berita negara.

Aspek Displin• pelanggaran disiplin adalah penyimpangan terhadap standar

profesi dan prosedur operasional.

• Beberapa pelanggaran aspek disiplin:– Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan

memadai (adequate information) kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan praktik kedokteran

– Melakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga dekat atau wali atau pengampunya.

Kode Etik Kedokteran Indonesia • Pasal 7c

– Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien

• Pasal 15– Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan

teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

Hubungan Dokter-Pasien

• Hak pasien seperti– Hak atas informasi medik– Hak memberikan persetujuan tindak medik– Hak untuk memilih dokter atau Rumah Sakit– Hak atas rahasia medik– Hak untuk menolak pengobatan atau perawatan serta

tindakan medik– Hak atas second opinion– Hak untuk mengetahui isi rekam medik– Hak untuk dirujuk kepda dokter spesialis

Kewajiban pasien

• Kewajiban memberikan informasi medik• Kewajiban menaati petunjuk atau nasihat dokter• Kewajiban memenuhi aturan-aturan pada sarana kesehatan• Kewajiban memberikan imbalan jasa kepada dokter• Kewajiban berterus-terang• Kewajiban menyimpan rahasia pribadi dokter yang

diketahuinya

Kewajiban dokter dalam profesi medik

– Bekerja dengan teliti, hati-hati dan seksama– Sesuai dengan kemampuan rata-rata dibanding dengan

dokter dari kategori keahlian medik yang sama– Kewajiban memberikan informasi tentang tindak medik

yang akan dilakukan terhadap pasien.– Kewajiban menyimpan rahasia jabatan atau pekerjaan

medik.– Kewajiban menolong pasien gawat darurat.

Hak Dokter

• Hak untuk menolak bekerja di luar SPM• Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan Kode

Etik Profesi Kedokteran• Hak untuk memilih pasien dan mengakhiri hubungan

profesional dengan pasien• Hak atas privacy• Hak atas imbalan jasa• Hak menolak memberikan keterangan tentang pasien di

pengadilan

Hubungan Kesejawatan

• Merujuk pasien• Bekerjasama dengan sejawat• Bekerjasama dalam tim• Mengatur dokter pengganti• Pendelegasian wewenang

 Persetujuan Tindakan Medik

• informed berarti telah diberitahukan• consent berarti persetujuan

• persetujuan tindakan medik dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu:– Tersirat /dianggap telah diberikan (Implied consent)

cth: pengambilan darah, dalam keadaan gawat darurat(presumed consent)

– Dinyatakan (Expressed consent)cth: pemeriksaan dalam rektal ataupun vagina(lisan)

Kesimpulan

• Dokter P melakukan pelanggaran dalam praktek kedokteran yang dilihat dari aspek etik dan aspek disiplin serta KODEKI pasal 7c karena dokter P tidak menghormati hak pasien yaitu tidak melakukan informed consent kepada pasien sebelum melakukan tindakan.