diuretik seg obat hipertensi.docx
-
Upload
geg-purnama -
Category
Documents
-
view
72 -
download
6
Transcript of diuretik seg obat hipertensi.docx
Jurnal 2
Use of Diuretics in Patients with Hypertension
Diuretik merupakan pengobatan antihipertensi pertama ditemukan pada tahun 1937
yang kemudian dikembangkan sejak tahun 1950, terutama diuretik jenis thiazide.
Thiazide mengurangi tekanan darah ketika diberikan sebagai obat antihipertensi, dan
sekarang diberikan bersama - sama dengan obat antihipertensi lainnya yang
menyebabkan meningkatnya efek obat hipertensi yang lain. Kerja dari Thiazide
menghambat reabsorbsi Natrium Chlorida Elektroneural Symporter (menghambat
transport NaCl) ditubulus proximalis ginjal dan menghambat kerja dari karbonik
anhidrase. Semua Tiazide memiliki gugus sulfonamide yang tidak bersubstitusi.
Semua golongan thiazide dapat diberikan per oral 60 sampai 70 %, dapat
diabsorbsi melalui saluran cerna dan didistribusikan keseluruh tubuh tetapi hanya
sedikit yang larut dalam lemak, oleh karena itu dosis dari thiazide diperlukan lebih
tinggi agar efek diuretikanya lebih memadai pada target , didalam darah kan terikat
dengan plasma protein kemudian dimetabolisme, dan kemudian diekskresikan oleh
sistem sekresi asam organik di tubulus conturtus proximalis dan sekresi tersebut
bersaing dengan sekresi asam urat, sehingga bila penggunaan thiazide dalam waktu
yang lama akan meningkatkan kadar asam urat didalam serum
Farmakodinamik dari thiazide dapat dibagi dalam dua fase yaitu fase jangka
pendek dan fase jangka panjang.Pada awalnya pemberian thiaziode untuk mengurangi
volume caira nekstra seluler dan volume plasma serta menurun kantekanan darah,
efek tersebut disebabkan oleh aktifitas saraf simpatik dan renin-angiotensin-
aldosteron dengan menginduksi resistensi pembuluh darah perifer. Penggabungan
thiazine dengan angiotensin converting enzym inhibitor atau dengan Angiotensin II
reseptor blocker dapat meningkatkan responsanti hipertensi. Pada dasarnya thiazide
menghambat reabsorbsi NaCl dengan memblok transport NaCl, berbeda dengan
diuretik yang bekerja yang menghambat reabsorbsi Ca, tetapi kerja dari thiazide
meningkatkan reabsorbsi Ca. Thiazide mengakibatkan penurunan kadar Sodium
intraseluler oleh karena kerja Thiazide juga memblokade masuknya sodium ke
intraseluler. Pengobatan hipertensi dengan diuretek dalam jangka panjang dapa
tmenurunkan tekanan sistolik 10-15 mm Hg dan penurunan diastolik 5-10 mm Hg.
Thiazine bila diberikan dengan antihipertensi lain akan meningkatkan efek anti
hipertensi obat tersebut.
Dosis thiazid antara 12,5 – 25 mg per hari, pada dosis rendah akan
menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik pada lansia sebesar 50%, pemberian
12,5 mg perhari akan menyebabkan tekanan darah terkontrol untuk beberapa tahun
sebesar 50 %. Penambahan dosis 25 mg per har iakan menyebabkan peningkatan
respon sebesar 20%. .pada dosis yang tinggi 50- mg per hari harus disertai dengan
pengukuran tekanan darah setiaphari. Sebagai akibat penggunaan monoterapi thiazide
dapat menyebabkan hypokalim, untuk mengurangi efek hypokalimia dapat diberikan
bersama-sama dengan antihipertensi yang lain seperti ACE (Angiotensin Converting
Ezym)Inhibitordan ARB (Angiotensin II Reseptor Blocker).