Dislokas1......docx

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislokasi sangat penting dikuasai oleh tenaga medis terutama para professional yang berkecimpung dalam dunia kedokteran. Dislokasi adalah keadaan di mana tulang – tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis ( tulang lepas dari sendi ). Dislokasi ini dapat hanya komponen tulang saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat seharusnya ( dari mangkuk sendi ). Seseorang yang tidak dapat mengetupkan mulutnya kembali setelah membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya mengalami dislokasi. Dislokasi terjadi saat ligament memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabklan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan ( acquired ) atau karena sejak lahir ( kongenital ). Dalam kehidupan sehari – hari, persendian dapat mengalami gangguan. Gangguan sendi 1 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Transcript of Dislokas1......docx

Page 1: Dislokas1......docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dislokasi sangat penting dikuasai oleh tenaga medis terutama para

professional yang berkecimpung dalam dunia kedokteran. Dislokasi adalah

keadaan di mana tulang – tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan

secara anatomis ( tulang lepas dari sendi ). Dislokasi ini dapat hanya komponen

tulang saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat

seharusnya ( dari mangkuk sendi ). Seseorang yang tidak dapat mengetupkan

mulutnya kembali setelah membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya

terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya mengalami dislokasi.

Dislokasi terjadi saat ligament memberikan jalan sedemikian rupa sehingga

tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat

disebabklan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan ( acquired ) atau

karena sejak lahir ( kongenital ). Dalam kehidupan sehari – hari, persendian

dapat mengalami gangguan. Gangguan sendi ini dapat berupa proses perdangan

karena infeksi, imunologis, proses degenerasi, maupun trauma.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah patofisiologi dari dislokasi sendi ektremitas?

1.3 Tujuan

Untuk Mengetahui patofisiologi dari dislokasi sendi ektremitas.

1 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 2: Dislokas1......docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi

2.2 Definisi

Dislokasi adalah suatu keadaan keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari

mangkuknya. Dislokasi sendi atau disebut juga luksasio adalah tergesernya

permukaan tulang yang membentuk persendian terhadap tulang lainnya.

Dislokasi dapat berupa lepas komplet ( cerai sendi ) atau parsial ( dislokasi

inkomplet ) atau subluksasio. Bila ligament atau kapsul sendi tidak sembuh

dengan baik, luksasio mudah terulang kembali dan disebut dengan luksasio

habitualis. Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan

pertolongan segera. Bila terjadi patah tulang didekat sendi atau mengenai sendi

disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.

Dislokasi sendi ekstremitas adalah keluarnya tulang – tulang ekstremitas

dari mangkukannya, seperti dislokasi sendi bahu, sendi siku, sendi lutut dan

sendi – sendi ektremitas lainnya.

Cedera pada sendi dapat mengenai bagian permukaan tulang yang

membuat persendian dan tulang rawannya, ligament, atau kapsul sendi rusak.

Darah dapat mengumpul di dalam simpai sendi yang disebut hemartrosis. Sebuah

sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligmen – ligmennya biasanya menjadi

kendor. Akibatnya sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali.

Apabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya menjadi sulit dan

harus dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian sendi itu

dikerjakan, semakin baik penyembuhannya.

Apabila hanya tulang rawan saja yang cedera, misalya pada sendi lutut

yang memiliki meniscus, dapat timbul gejala klinis tertentu, yakni secara tiba –

2 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 3: Dislokas1......docx

tiba sendi terkunci ( locking ) atau timbul suara klik atau clunk, tergantung jenis

lesinya.

Macam – macam dislokasi sendi ekstremitas adalah sebagai berikut :

a. Dislokasi sendi bahu

Dislokasi bahu adalah suatu kerusakan yang terjadi saat bagian atas tulang

humerus tidak menempel lagi dengan skapula. Hal ini terjadi saat caput

humerus keluar dari soket, glenoid. Maka dislokasi bahu ini fokus pada

dislokasi dari sendi glenohumeral. Bahu yang dislokasi menyebabkan gejala

bahu yang sangat sakit dan diperlukan pengobatan dari rumah sakit untuk

mengembalikan bentuk anatomi yang normal dari bahu tersebut. Klasifikasi :

Dislokasi anterior, posterior, inferior dan dislokasi disertai dengan fraktur.

Dislokasi anterior (preglenoid, subkorakoid, subklavikuler)

Dislokasi bahu anterior merupakan kondisi dimana keluarnya caput

humeri dari cavitas artikulare sendi bahu yang dangkal. Dislokasi sendi

bahu anterior biasanya terjadi setelah cedera akut karena lengan dipaksa

berabduksi, berotasi eksterna dan ekstensi sendi bahu

Dislokasi posterior

Dislokasi posterior lebih jarang terjadi, jumlahnya kurang dari 2%

dari semua dislokasi sekitar bahu dan biasanya akibat trauma langsung

pada sendi bahu dalam keadaan rotasi interna. Ditemukan adanya nyeri

tekan serta benjolan di bagian belakang sendi. Pengobatan di lakukan

dengan cara menarik lengan ke depan secara hati – hati dan rotasi eksterna

secara imobilitasi selama 3 – 6 minggu.

Gaya tak langsung yang menyebabkan rotasi internal dan aduksi yang

nyata harus sangat kuat untuk dapat menyebabkan dislokasi. Keadaan ini

paling sering terjadi selama ayan atau kejang-kejang, atau karena sengatan

listrik

Dislokasi inferior

3 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 4: Dislokas1......docx

Kaput humerus mengalami jepitan dibawah glenoid atau

terperangkap di bawah kavitas glenoid dimana lengan mengarah ke atas

sehingga lengan terkunci dalam posisi abduksi sehingga terjadi dislokasi

inferior yang dikenal dengan nama luksasio erekta. Dislokasi sendi siku

Biasanya penderita jatuh dengan posisi tangan out strechted dimana

bagian distal humerus terdorong kedepan melalui kapsul anterior

sedangkan radius dan ulna mengalami dislokasi ke posterior. Dislokasi

umumnya posterior atau posterolateral. Terdapat nyeri disertai

pembengkakan yang hebat disekitar sendi siku ketika siku dalam posisi

semi fleksi, olecranon dapat teraba pada bagian belakang. Pengobatan

dengan reposisi, pada jam-jam pertama dapat tanpa pembiusan umum,

setelah reposisi lengan difleksikan >900 dan dipertahankan dengan gips

selama 3 minggu.

b. Dislokasi sendi lutut

Dislokasi ini sangat jarang terjadi, biasanya terjadi apabila penderita

mendapat trauma dari depan dengan lutut dalam keadaan fleksi. Dislokasi

dapat bersifat anterior, posterior, lateral, medial atau rotasi. Dislokasi anterior

lebih sering ditemukan dimana tibia bergerak kedepan terhadap femur, trauma

ini menimbulkan kerusakan pada kapsul, ligamen, yang besar dan sendi.

Trauma juga dapat menyebabkan dislokasi yang terjadi disertai dengan

kerusakan pada nervus peroneus dan arteri poplitea. Gambaran klinis dijumpai

adanya trauma pada daerah lutut disertai pembengkakan, nyeri dan

hamartrosis serta deformitas. Pengobatan, tindakan reposisi dengan

pembiusan harus dilakukan sesegera mungkin dan dilakukan aspirasi

hamartrosis dan setelahnya dipasang bidai gips posisi 100 – 150 selama 1

minggu kemudian dipasang gips sirkuler iatas lutut selama 7 - 8 minggu, bila

ternyata lutut tetap tak stabil (varus ataupun valgus) maka harus dilakukan

operasi untuk erbaikan pada ligamen.

c. Dislokasi sendi panggul

4 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 5: Dislokas1......docx

Dislokasi posterior

Trauma biasanya terjadi akibat kecelakaan laulintas dimana lutut

dalam keadaan fleksi dan menabrak dengan keras yang berada dibagian

depan lutut, dapat juga terjadi pada saat mengendarai sepeda motor.

Klasifikasi, untuk rencana pengobatan (Thompson Epstein) :

1) Tipe I : dislokasi dengan fragmen tunggal yang besar pada bagian kecil

.

2) Tipe II : dislokasi tanpa fraktur atau dengan fragmen tulang yang

posterior acetabulum

3) Tipe III : dislokasi dengan fraktur bibir acetabulum yang komunitif

4) Tipe IV : dislokasi dengan fraktur dasar acetabulum

5) Tipe V : dislokasi dengan fraktur kaput femur

Penderita biasanya datang setelah suatu trauma yang hebat dengan

keluhan nyeri dan deformitas pada daerah sendi panggul. Sendi panggul

teraba menonjol kebelakang dalam posisi adduksi, fleksi dan rotasi interna.

Terdapat pemendekan anggota gerak bawah.

Dislokasi anterior

Lebih jarang dibanding anterior dapat akibat kecelakaan lalulintas,

jatuh dari ketinggian atau trauma dari belakang saat berjongkok dan posisi

penderita dalam keadaan abduksi yang dipaksakan, leher femur atau

throkanter menabrak acetabulum dan terjungkir keluar melalui robekan

kapsul anterior. Gambaran klinis, tungkai bawah dalam keadaan rotasi

eksterna, abduksi dan sedikit fleksi, tungkai tak mengalami pemendekan

karena perlekatan otot rectus femur mencegah kaput femur bergeser ke

proximal, terdapat benjolan didepan daerah inguinal dimana kaput femur

dapat diraba dengan mudah, sendi panggul sulit digerakkan. Pengobatan

dilakukan dengan reposisi seperti pada dislokasi posterior, dilakukan

adduksi pada dislokasi anterior. Komplikasi tersering adalah nekrosis

avaskuler.

5 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 6: Dislokas1......docx

Dislokasi sentral

Tejadi apabila kaput femur terdorong ke dinding medial acetabulum

pada rongga panggul, kapsul tetap utuh. Terdapat perdarahan dan

pembengkakan didaerah tungkai proximal tetapi posisi tetap normal, nyeri

tekan pada daerah throchanter, dan gerakan sendi panggul terbatas.

Pengobatan dengan melakukan reposisi dan traksi selama 4- 6 minggu,

setelah itu diperbolehkan berjalan dengan penopang berat badan.

2.3 Epideminologi

Dislokasi panggul

Dislokasi pinggul posterior lebih sering ditemukan dibanding dislokasi

pinggul anterior yaotu sekitar 90 % dari semua jenis dislokasi hips. Frekuensi

menurun dengan dipakainya sabuk pengaman ketika berkendaraan. Anterior

dan central dislokasi terjadi sekitar 10% dari seluruh dislokasi hips.

Insidensi congenital hip dislocations kira kira 1 dari 500 populasi. Data

penelitian menyebutkan bahwa prevalensi congenital hip dislocation kira kira

587.310 kasus.

Dislokasi Bahu

1) Dislokasi primer

Dislokasi dan subluksasi sendi glenohumeral relatif sering terjadi

pada atlet. Seorang peneliti mengidentifikasi distribusi bimodal dislokasi

bahu primer dengan puncak dalam dekade kedua dan keenam. Dalam95%

kasus, dislokasi bahu yang terjadi mengarah ke anterior. Terdapat beberapa

fraktur yang berhubungan dengan dislokasi bahu anterior yaitu kelainan

Hill-Sachs dengan kasus sebanyak 35-40% dari kasus yang ada, lesi

Bankart dan fraktur dari greater tuberosity dengan kasus sebanyak 10-15%

dari kasus yang ada. Sekitar 4% dari kasus yang ada, dislokasi terjadi ke

arah posterior. Sekitar 0.5% dari semua dislokasi yang ada, terjadi dislokasi

ke arah inferior (luxatio erecta). Dan dislokasi ke arah superior jarang

6 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 7: Dislokas1......docx

sekali ditemukan, angka kejadiannya lebih kecil dari dislokasi ke arah

inferior.

Penyebab utama dari dislokasi bahu primer adalah cedera traumatik.

Hampir 95% dari dislokasi bahu yang terjadi pertama kali adalah akibat

dari beberapa kejadian seperti benturan kuat, jatuh pada lengan terulur, atau

gerakan tiba – tiba yang dapat mengakibatkan bahu terkilir. Pada individu –

individu ini, struktur yang berfungsi menstabilkan gerakan ditarik paksa

secara mendadak. Sekitar 5% dari dislokasi yang ada disebabkan oleh

kejadian yang atraumatik (misalnya, insiden kecils eperti mengangkat

lengan atau bergera ksaat tidur). Individu – individu ini mungkin memiliki

kelemahan kapsuler atau perubahan dari pengontrolan otot pada kompleks

bahu atau dapat disebabkan oleh keduanya.

2) Dislokasi berulang

Komplikasi penting dari dislokasi primer adalah dislokasi berulang

berikutnya. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh seorang peneliti, sekitar

70% dari mereka yang telah mengalami dislokasi memiliki kemungkinan

untuk mengalami dislokasi berulang dalam waktu 2 tahunsejak cedera

pertama.

Penderita yang lebih muda dan lebih tua memiliki insiden dislokasi

bahu primer yang sebanding. Namun keadaan dislokasi berulang sangat

bergantung pada usia dan lebih sering terjadi pada populasi remaja

dibandingkan dengan populasi yang lebih tua. Telah dilaporkan bahwa

dislokasi rekuren pada 66% sampai 100% pada individu berusia 20 tahun

atau lebih muda, 13% sampai 63% dari individu berusia antara 20 dan 40

tahun, dan 0% sampai 16% dari individu berusia 40 tahun atau lebih.

Pasien yang mengalami robekan pada rotator cuff atau fraktur pada

glenoid saat terjadi dislokasi bahu memiliki insiden dislokasi berulang

yang lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa masalah ini.

7 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 8: Dislokas1......docx

Dislokasi bahu cenderung lebih sering terjadi pada pria dibandingkan

dengan wanita. Hal ini mungkin disebabkan karena tipe olahraga yang

dilakukan.

Dislokasi patella

Insiden dislokasi patella primer pada populasi dewasa telah ditunjukkan

pada beberapa laporan. Pada kelompok warga sipil, Kejadian rata-rata per

tahun untuk cedera dislokasi patella berkisar antara 5,8 dan 7,0 per 100.000

orang per tahun dan sekitar 29 per 100.000 orang per tahunnya pada

kelompok usia 10-17 tahun. Namun kejadian itu meningkat menjadi 69 per

100.000 orang per tahun pada populasi militer yang diperlukan untuk

menjalani test kebugaran fisik dan pelatihan persyaratan dinas militer.

Perempuan lebih mungkin untuk mengalami cedera dislokasi patela

dibandingkan pria. Kecenderungan mengenai tingginya kejadian dislokasi

patella pada kelompok usia muda dan turunnya angka kejadiannya seiring

bertambahnya usia telah diamati tidak hanya di kelompok militer namun juga

pada warga sipil. Penemuan tersebut mungkin berhubungan dengan

meningkatnya aktivitas pada orang yang lebih muda dan karena ciri

anatomisnya yang lebih rentan.

2.4 Etiologi

Dislokasi disebabkan oleh:

a) Cedera olah raga

Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki,

serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski,

senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami

dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap

bola dari pemain lain.

b) Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga

8 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 9: Dislokas1......docx

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan

dislokasi.

c) Terjatuh

Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin

Tidak diketahui

Faktor predisposisi(pengaturan posisi)

akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.

Trauma akibat kecelakaan.

Trauma akibat pembedahan ortopedi ( ilmu yang mempelajarin tentang

tulang )

Terjadi infeksi disekitar sendi.

d) Dislokasi sendi bahu anterior sering disebabkan oleh gerak berlebihan

terutama saat berolahraga ataupun trauma lansung. Faktor-faktor yang dapat

menyebabkan kejadian berulang diantaranya tidak sempurnanya relaksasi

ligament kapsular sendi, kelemahan otot-otot sekitar dan kelainan congenital

ataupun bawaan dari kaput humeri atau fossa glenoidalis.

2.5 Patogenesis dan patofisiologi

Patogenesis

Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan

congenital yang terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan yang

mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan

stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada

sendi. Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan

mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema

(karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga

dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga

merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan

terjadi pada orang dewasa. Dislokasi akibat patologik karena adanya penyakit

9 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 10: Dislokas1......docx

yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi akibat penyakit sendi dan atau

jaringan sekitar sendi. Misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang ini

dapat juga disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang. Dari 3 hal

tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya

trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang

ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi

kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi

dengan cara dibidai.

Dislokasi sendi bahu anterior paling sering terjadi dengan jatuh dalam

posisi out strechted atau trauma pada skapula sendiri dan anggota gerak dalam

posisi rotasi lateral sehingga kaput humerus menembus kapsul anterior sendi.

Pada dislokasi anterior kaput humerus berada dibawah glenoid, subkorakoid

dan subklavikuler

Patofisiologi

Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak

melakukan exercise sebelum olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi,

dimana cedera olahraga menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan tulang

dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen.

Keadaan selanjutnya terjadinya kompresi jaringan tulang yang terdorong ke

depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya

tulang berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut dikatakan sebagai

dislokasi.

Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang kehati-hatian

dalam melakukan suatu tindakan atau saat berkendara tidak menggunakan

helm dan sabuk pengaman memungkinkan terjadi dislokasi. Trauma

kecelakaan dapat kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat

merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompres

jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek

10 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 11: Dislokas1......docx

kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari

posisi normal yang menyebabkan dislokasi.

Patofisiologi dan Patogenesis sendi bahu

Dislokasi terjadi karena kekuatan yang menyebabkan gerakan rotasi

eksterna dan ekstensi sendi bahu. Kaput humerus didorong kedepan dan

menimbulkan avulsi kapsul sendi dan kartilago beserta periosteum labrum

glenoidalis bagian anterior.

Pada dislokasi berulang labrum dan kapsul sering terlepas dari lingkar

anterior glenoid. Tetapi pada beberapa kasus labrum tetap utuh dan kapsul

serta ligamentum glenohumerus keduanya terlepas atau terentang keraha

anterior dan inferior. Selain itu mungkin ada indentasi pada bagian

posterolateral kaput humerus (lesi Hill-Sachs), yaitu suatu fraktur kompresi

akibat kaput humerus menekan lingkar glenoid anterior setiap kali mengalami

dislokasi.

2.6 Manifestasi Klinis

Didapatkan nyeri yang hebat

Gangguan gerakan sendi bahu

Pasien merasakan sendinya keluar dan tidak mampu menggerakkan

lengannya.

Kontur sendi bahu rata (karena caput humerus bergerser ke depan).

Pada dislokasi sendi bahu anterior perhatikan dua tanda khas, yaitu sumbu

humerus yang tidak menunjuk ke bahu dan kontur bahu berubah karena

daerah di bawah akromion kosong. Garis gambar lateral atau kontur sendi

bahu dapat menjadi rata karena kaput humerus bergeser ke depan, dan kalau

pasien tidak terlalu berotot, suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah

klavikula. Lengan harus selalu diperiksa untuk mencari ada tidaknya cedera

saraf dan pembuluh darah.

11 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 12: Dislokas1......docx

Pada dislokasi sendi bahu posterior, lengan tetap pada rotasi medial dan

terkunci pada posisi itu. Bagian depan bahu tampak rata dengan korakoid

yang menonjol, tetapi pembengkakan dapat menyembunyikan deformitas ini;

tetapi bila dilihat dari atas, pergeseran posterior biasanya terlihat.

Ditemukan adanya nyeri tekan serta benjolan di bagian belakang sendi.

2.7 Pemeriksaan Fisik dan Penujang

Pemeriksaan fisik

Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami

dislokasi.

Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami

dislokasi

Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi

Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi

Pemeriksaan penunjang

Foto X-ray

Untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.

Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pencitraan

menggunakan sinar roentgen (X-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3

dimensi keadaan dan kedudukan tulang sulit, oleh karena itu minimal

diperlukan 2 proyeksi tambahan (khusus) atas indikasi khusus untuk

memperlihatkan patologi yang dicari, karena adanya superposisi. Perlu

disadari bahwa permintaan X-ray harus atas dasar indikasi kegunaan

pemeriksaan penunjang tersebut dan hasilnya dibaca sesuai dengan

permintaan.

Misalnya, untuk fraktur baru, indikasi X-ray adalah untuk melihat

jenis dan kedudukan fraktur dan karenanya perlu tampak seluruh bagian

tulang (kedua ujung persendian) karena kemungkinan terjadinya fraktur

dan dislokasi pada jenis fraktur tertentu, seperti : Monteggeia, Galeazzi,

12 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 13: Dislokas1......docx

Fraktur segmental femur dengan atau tanpa dislokasi sendi panggul yang

sering meleset diagnosisnya karena discrepancy yang terjadi bukan saja

oleh frakturnya melainkan juga karena adanya dislokasi.

Hal yang perlu dibaca pada X-ray adalah :

a. Bayangan jaringan lunak

b. pis tebalnya cortex sebagai akibat reaksi periost atau karena

akibat biomekanik (Wolff’s Law) atau rotasi.

c. Trabukulasi ada tidaknya rare fraction.

d. Sela sendi serta bentuk arsitektur sendi.

Foto rontgen

Menentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi

Pemeriksaan radiologi

Tampak tulang lepas dari sendi

Pemeriksaan laboratorium

a. Darah lengkap dapat dilihat adanya tanda-tanda infeksi seperti

peningkatan leukosit. Pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui

keadaan umum, infeksi akut / menahun.

b. Atas indikasi tertentu, diperlukan pemeriksaan :

- Kimia darah

- Reaksi imunologi

- Fungsi hati / ginjal

c. Bahkan kalau perlu dilakukan pemeriksaan Bone Marrow

d. Pemeriksaan urin rutin (+Esbach, Bence jones)

e. Pemeriksaan micro organism kultur dan sensitivity test.

Tomografi: Tomografi telah berkembang lebih maju dengan adanya CT

(Computerised Tomografy) yang dapat membuat selain potongan

longitudinal juga potongan tranversal / axial.

Atau dengan contrast, seperti :

13 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 14: Dislokas1......docx

o Myelografy

o Arthrografy

o Fistulografy

o Scintigrafy menggunakan radioisotope untuk mengetahui

penyebaran (metastasis).

o MRI / NMR (Magnectic Resonance Imaging atau Nuclear

Magnectic Resonance)

2.8 Diagnosis

Anamnesis

Ada trauma

Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan

eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu.

Ada rasa sendi keluar.

Bila trauma minimal hal ini dapat terjadi pada dislokasi rekuren atau

habitual.

Pemeriksaan klinis.

Deformitas, hilangnya tonjolan tulang normal, misalnaya deltoid yang

rata pada dislokasi bahu dan perubahan panjang ekstremitas.

Kedudukan yang khas pada dislokasi tertentu, misalnya dislokasi

posterior sendi panggul kedudukan sendi panggul endorotasi, fleksi

dan abduksi.

Nyeri

Funtio laesa gerak terbatas.

Diagnosis sendi bahu

Diagnosis kasus dislokasi bahu anterior ditegakkan melalui anamnesis

(autoanamnesis atau alloanamnesis), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang. Anamnesis dapat memberikan informasi riwayat trauma dan

14 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 15: Dislokas1......docx

mekanisme terjadinya trauma tersebut, sehingga dapat lebih membantu

menegakkan diagnosis dan mengetahui penyulit-penyulit yang mungkin telah

ada dan yang dapat muncul kemudian. Selain itu juga diperlukan informasi

mengenai riwayat penyakit pasien dan riwayat trauma sebelumnya, untuk

mempertimbangkan penanganan yang akan diambil.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan beberapa tanda diantaranya adanya

nyeri, terdapat tonjolan pada bagian depan bahu, posisi lengan abduksi –

eksorotasi, tepi bahu tampak menyudut, nyeri tekan, dan adanya gangguan

gerak sendi bahu. Ada 2 tanda khas pada kasus dislokasi sendi bahu anterior

ini yaitu sumbu humerus yang tidak menunjuk ke bahu dan kontur bahu

berubah karena daerah dibawah akromion kosong pada palpasi. Penderita

merasakan sendinya keluar dan tidak mampu menggerakkan lengannya dan

lengan yang cedera ditopang oleh tangan sebelah lain dan ia tidak dapat

menyetuh dadanya. Lengan yang cedera tampak lebih panjang daripada

normal, bahu terfiksasi sehingga mengalami fleksi dan lengan bawah berotasi

kearah interna. Posisi badan penderita miring kearah sisi yang sakit.

Pemeriksa terkadang dapat membuat skapula bergerak pada dadanya namun

tidak akan dapat menggerakkan humerus pada scapula. Jika pasien tidak

terlalu banyak menggerakka bahunya , maka pada kasus ini kaput humerus

yang tergeser dapat diraba dibawah prosesus korakoideus.

Diagnosis klinik untuk kasus dislokasi sendi bahu anterior ini dapat

menggunakan tanda cemas (apprehension sign). Pemeriksaan ini dilakukan

dengan cara mengangkat lengan kedalam abduksi, rotasi luar dan kemudian

ekstensi secara hati-hati dalam posisi duduk atau berbaring. Pada saat kritis

pasien akan merasa bahwa kaput humerus seperti akan telepas kebagian

anterior dan tubuhnya menegang karena cemas. Uji ini harus diulangi dengan

menekan bagian depan bahu, dimana dengan manuver ini pasien akan merasa

lebih aman dan tanda cemasnya negatif.

15 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 16: Dislokas1......docx

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah rontgen foto bahu

anteroposterior (AP) dan lateral. Selain itu juga dianjurkan melakukan

pemeriksaan pandangan oblik agar dapat dipastikan tidak terdapat dislokasi

posterior kasus.Diagnosis banding dari kasus dislokasi anterior ini juga dapat

disingkirkan dengan pemeriksaan pandangan oblik.Pemeriksaan pandangan

oblik memang lebih sulit dilakukan namun lebih mudah diintepretasi.

2.9 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan sendi bahu

Penatalaksanaan kasus dislokasi anterior bahu dilakukan secara

konservatif dan operatif. Pilihan terapi konservatif berupa reposisi tertutup

dengan manuver Kocher, immobilisasi dengan verban Velpeau atau collar cuff

selama lebih kurang 3 minggu.

Reduksi dislokasi harus segera dilakukan untuk kasus dislokasi anterior

bahu yang baru terjadi. Reduksi segera ini dapat dilakukan dengan 2 metode:

1. Metode Stimson

Metode ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan anestesi.

Penderita diminta tidur telungkup dengan lengan yang terkena dibiarkan

menggantung ke bawah dengan memberikan beban 2 kg yang diikatkan

pada pergelangan tangan. Pada saat otot bahu dalam keadaan relaksasi,

diharapkan terjadi reposisi akibat berat lengan yang tergantung disamping

tempat tidur tersebut. Metode ini dilakukan selama 10-15 menit.

2. Metode Hippocrates

Metode ini dilakukan jika metode stimson tidak memberikan hasil

dalam waktu 15 menit. Reposisi dilakukan dalam keadaan anestesi umum.

Lengan pasien ditarik kearah distal punggung dengan sedikit abduksi,

sementara kaki penolong berada diketiak pasien untuk mengungkit kaput

humerus kearah lateral dan posterior. Setelah reposisi, bahu dipertahankan

16 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 17: Dislokas1......docx

dalam posisi endorotasi dengan penyangga ke dada selama paling sedikit 3

minggu.

Untuk kedua metode ini, pasien diminta mengabduksikan lengannnya

secara lembut kemudian lakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada

saraf aksilaris atau muskulokutaneus yang cedera. Lakukan kembali

pemeriksaan Rontgen untuk konfirmasi.

Indikasi terapi operatif adalah kasus lama (neglected case). Operasi

dilakukan dengan metode Bristow. labium glenoid dan kapsul yang robek

dan metode Putti-Platt untuk memendekkan kapsul anterior dan

subskapularis dengan perbaikan tumpang tindih. Metode operasi lain yang

dilakukan adalah metode Bankart untuk memperbaiki.

Penatalaksanaan dislokasi sendibahu posterior

Dislokasi akut direduksi (biasanya di bawah anestesi umum) dengan

menarik lengan sementara bahu pada posisi abduksi; biarkan beberapa menit

agar kaput humerus lepas dan kemudian lengan dengan pelan-pelan diputar ke

lateral sementara kaput humerus didorong ke depan. Kalau reduksi terasa

stabil, lengan diimobilisasi dalam kain gendongan; kalau tidak, bahu

dipertahankan berabduksi lebar-lebar dan dirotasi ke lateral dalam spika gips

selama 3 minggu. Gerakan bahu diperoleh kembali melalui latihan aktif.

Penatalaksanaan dislokasi sendi panggul inferior

Dilakukan reposisi tertutup seperti dislokasi anterior dan bila tidak

berhasil dapat dilakukan reposisi terbuka dengan operasi.

Penatalaksanaan dislokasi sendi panggul posterior

Pengobatan dengan reposisi secepatnya dengan pembiusan umum

disertai relaksasi secukupnya. Penderita dibaringkan dilantai dan pembantu

menahan panggul. Sendi panggul difleksikan serta lutut difleksi 900 dan

kemudian dilakukan tarikan pada paha secara vertical. Setelah direposisi,

stabilitas sendi diperiksa apakah sendi panggul dapat didislokasi dengn cara

menggerakkan secara vertical pada sendi panggul. untuk kasus yang

17 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 18: Dislokas1......docx

melibatkan penanganan fragmen tulang membutuhkan tindakan operatif.

Traksi kulit 4-6 minggu, setelah itu tak menginjakkan kaki dan menggunakan

tongkat selama 3 bulan.

2.10 Komplikasi

Komplikasi dislokasi sendi bahu anterior

Kerusakan nervus aksilaris, kerusakan pembuluh darah, tidak dapat

direposisi, kaku sendi, dislokasi rekuren.

Komplikasi yang dapat terjadi pada dislokasi anterior adalah timbulnya

dislokasi kambuhan, lesi pleksus brakialis dan nervus aksilaris, serta

interposisi tendo bisep kaput longum. Robekan arteri aksilaris jug dapat

terjadi.terutama pada orang tua yang dilakukan reduksi dislokasi dengan

tenaga yang berlebihan. Langkah antisipatif yang dapat dilakukan sebelum

dirujuk adalah dengan melakukan penekanan kuat pada aksila.

Komplikasi dislokasi sendi bahu posterior

a. Dislokasi yang tak direduksi

Sekurang-kurangnya setengah dari pasien dengan dislokasi posterior

tak mendapat reduksi ketika pertama ditemukan. Kadang-kadang sudah

terlewat beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum diagnosis

ditegakkan. Secara khas pasien mempertahankan lengan berotasi internal;

dia tidak dapat mengabduksi lengan lebih dari 70 – 80 derajat, dan kalau

mengangkat lengan yang terentang ke depan, dia tidak dapat memutar

telapak tangan ke atas.

Kalau pasien itu muda, atau merasa tak nyaman dan dislokasi belum

lama terjadi (katakanlah baru 8 minggu), reduksi terbuka diindikasikan.

Melalui pendekatan posterior, dilakukan perbaikan dan pemendekan

kapsul.

18 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 19: Dislokas1......docx

Dislokasi belakangan, terutama pada manula, terbaik dibiarkan, tetapi

dianjurkan melakukan gerakan.

b. Dislokasi atau subluksasi berulang

Ketidakstabilan posterior yang kronis pada bahu.

Komplikasi dislokasi posterior sendi panggul

Komplikasi dini berupa kerusakan nervus skiatik, kerusakan kaput

femur, dan fraktur diafisis femur. Komplikasi lanjut berupa nekrosis

avaskuler, osteoarthritis, dan dislokasi yang tak dapat direduksi.

Komplikasi lanjut dapat berupa kaku sendi dan dislokasi rekurens.

2.11 Prognosis

Prognosis dari dislokasi sendi ektremitas ini tergantung pada sendi

tertentu yang mengalami dislokasi dan bagaimana cedera jaringan sekitarnya.

Cedera saraf dan arteri di sekitar sendi memiliki prognosis buruk. Prognosis

juga tergantung pada usia pasien dan arah dislokasi. Tingkat kesembuhan pada

kasus ini dikatakan baik jika tidak timbul komplikasi.

Dislokasi sendi bahu anterior jika ditangani secara cepat oleh tim

rehabilitasi medis terutama fisioterapi maka keadaan ini akan memproleh hasil

yang optimal dalam waktu yang singkat, maka dikatakan prognosisnya baik.

Sebaliknya bila kasus ini tidak ditangani secara dini maka dapat menimbulkan

kecacatan maka dikatakan prognosisnya jelek.

BAB III

PENUTUP

19 Dislokasi Sendi Ekstremitas

Page 20: Dislokas1......docx

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

1. Apley, A.Graham dan Solomon, Louis. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur

Sistem Apley Edisi Ketujuh. Jakarta : WIdya Medika.

2. Jong, De. 2012. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : EGC.

3. Muttaqin, Arif. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

4. Rasjad, Chairuddin. 2009. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta : PT Yarsif

Watampone.

5. Utama, Herry Setya Yudha. 2012. Dislokasi Sendi Bahu/ Shoulder Joint

Dislocation. Akses 28 September 2013. <>

20 Dislokasi Sendi Ekstremitas