trafo .docx
-
Author
andri-setyawan -
Category
Documents
-
view
127 -
download
5
Embed Size (px)
Transcript of trafo .docx

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME karena berkatnya saya
bisa mengerjakan tugas Laporan Lengkap prakikum Rekayasa Dasar 1 yang
berjudul “Transformator”.Banyak hal yang saya pelajari dari praktikum ini,sehingga
menambah wawasan saya terhadap alat ini.
Didalam Laporan ini terdapat Landasan teori yang mendasari tentang
transformator.Lalu terdapat Jurnal praktikum yang merupakan hasil praktikum yang
saya lakukan.Lalu menjawab peryanyaan yang tersedia pada modul untuk
mengetahui apakah kita mengerti dari apa yang kita praktekkan.
Sekian kata pengatar yang dapat saya sampaikan.Mohon maaf bila dalam
penulisan ada kata-kata yang kurang berkenan.
Jakarta,20 Oktober 2013

DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR.................................................................................... i
2. DAFTAR ISI................................................................................................ ii
3. Bab I Pendahuluan.....................................................................................1
4. Bab II Landasan Teori................................................................................3
i) II.1 Komponen Transformator (trafo) ....................................................3
ii) II.2 Prinsip Kerja Transformator ............................................................4
iii) II.3 Penggunaan Transformator ............................................................5
iv) II.4 Transformator Ideal.........................................................................5
v) II.5 Efisiensi Transformator....................................................................6
vi) II.6 Transmisi listrik jarak jauh...............................................................6
vii) II.7 Kerugian dalam Transformator........................................................7
viii)..................................................................II.8 Jenis-jenis Transformator
..............................................................................................................9
(1) II.8.1 Trafo(Transformator) Adaptor.................................................9
(2) II.8.2 Trafo IF (Frekuensi menengah)............................................10
(3) II.8.3 Trafo step/down....................................................................11
(4) II.8.4 Trafo Output (OT).................................................................12
5. Bab III Jurnal Praktikum............................................................................13
6. Bab IV Jawab Pertanyaan........................................................................18
i) IV.1 SOAL 1........................................................................................18
ii) IV.2 SOAL 2........................................................................................21
iii) IV.3 SOAL 3........................................................................................28
iv) IV.4 SOAL 4........................................................................................29
7. Bab V Penutup..........................................................................................30
8. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................31

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam istilah elektro, transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah energyi
listrik menjadi energi listrik dengan frekuensi yang sama. Perubahan energi listrik yang
terjadi adalah perubahan tegangan dan arus. Pada transformator suplai tegangan dan arus yang
dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus searah
(DC) tidak dapat dikonversikan oleh transformator.
Jenis-jenis transformator sangat banyak, tetapi secara umum dapat diklasifikasikan
atas tiga jenis, yaitu Transformator Daya, Transformator distribusi dan Transformator
Pengukuran. Transformator Daya terletak pada stasiun daya untuk menaikan tegangan dan
menangani daya yang besar. Jenis tegangannya adalah 400 kV, 220kV, 132KV, 66 kV, 33kV
dll. Sedangkan Transformator Distribusi terletak pada sub stasiun jaringan distribusi dan
menangani daya yang rendah. Jenis tegangannya adalah 11 KV, 6.6 KV, 3.3 KV, 440 V, 230
V. Dalam aplikasinya di lapangan, transformator yang paling banyak dipergunakan adalah
Transformator Distribusi. Pada umumnya jenis transformator yang dipergunakan sebagai
Transformator Daya dan Transformator Distribusi adalah transformator tiga fasa, karena
suplai tegangan dan arus yang masuk dari pembangkit tenaga listrik adalah tegangan dan arus
tiga fasa.
Pada saat-saat tertentu transformator tiga fasa yang dipergunakan dapat mengalami
kerusakan. Contoh kerusakan yang bisa terjadi adalah kerusakan pada salah satu belitan
fasanya, sehingga menyebabkan penyaluran tegangan dan arus terputus. Hal ini akan
mengakibatkan kerugian baik di pihak produsen listrik maupun konsumen yang memakai
listrik. Oleh karena itu harus dilakukan suatu tindakan sementara agar transformator yang

1.2. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan penjelasan tentang cara pemakaian transformator dalam keadaan darurat,
ketika terjadi kerusakan pada salah satu fasanya dan hanya dua fasa yang dapat bekerja untuk
menyalurkan tegangan dan arus tiga fasa.
2. Untuk menjelaskan perbandingan efisiensi antara transformator dalam keadaan normal
hubungan Delta dengan transformator dalam keadaan terjadi kerusakan hubungan Open-
Delta.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan
secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator
dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk
tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik
jarak jauh. Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan
impedansi antara sumber dan beban; untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang
lain; dan untuk menghambat arus searah melalukan atau mengalirkan arus bolak-balik.
Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan menjadi:
- Frekuensi daya, 50 sampai 60Hz
- Frekuensi pendengaran, 50Hz sampai 20kHz
- Frekuensi radio, diatas 30kHz.
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:
- Transformatror daya
- Transformatror distribusi
- Transformatror pengukuran, yang terdiri dari atas transformator arus dan Transformator
tegangan.
Konstruksi Transformator Gambar dibawah memperlihatkan bentuk fisik dari
transformator, dimana tegangan masukan (V1) berbentuk sinusioda dihubungan pada
gulungan primer (N1). Arus arus masukan (I1) mengakibatkan aliran fluk (φ) pada gulungan

(N1) maupun gulungan (N2). Fluk pada gulungan sekunder (N2) menyebabkan aliran arus
(I2) dan tegangan (V2).
Gambar 2.1 Prinsip Kerja dan Terminologi Transformator
Prinsip kerja transformator dapat dijelaskan berdasarkan induksi elektromagnetik,
dimana antara sisi primer dan sisi sekunder terdapat penghubung magnetik. Gandengan
magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama. Medan magnet berperan sangat
penting sebagai rangkaian proses konversi energi. Melalui medium medan magnet, bentuk
energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik, alat konversi ini disebut generator atau
sebaliknya dari bentuk energi listrik menjadi energi mekanik, sebagai alat konversi disebut
motor. Pada transformator, gandengan medan magnet berfungsi untuk memindahkan dan
mengubah energi listrik dari rangkaian primer ke sekunder melalui prinsip induksi
elektromagnetik. Dari sisi pandangan elektris , medan magnet mampu untuk menginduksikan
tegangan pada konduktor sedangkan dari sisi pandangan mekanis medan magnet sanggup
untuk menghasilkan gaya dan kopel (penggandeng).
Kelebihan medan magnet sebagai perangkai proses konversi energi disebabkan terjadinya
bahan-bahan magnetik yang memungkinkan diperolehnya kerapatan energi yang tinggi;

kerapatan energi yang tinggi ini akan menghasilkan kapasitas tenaga per unit volume mesin
yang tinggi pula. Jelaslah bahwa pengertian kuantitatif tentang medan magnet dan rangkaian
magnet merupakan bagian penting untuk memahami proses konversi energi listrik.
Induktansi, tegangan pada kumparan didefinisikan sebagai perubahan arus terhadap waktu
yang melewati kumparan tersebut.
Atau ketika terjadi perubahan arus pada kumparan maka terjadi perubahan fluk magnetik
yang menyebabkan tejadinya perubahan induksi tegangan
2.2 Komponen-Komponen Transformator/Trafo
1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy
Current.
Gambar 2.2 Inti Besi
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk
suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan
dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.

Gambar 2.3 Kumparan Trafo
3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai
isolasi dan pendingin pada transformator.
- Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan
tegangan tembus, sedangkan
- sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu
melindungi transformator dari gangguan.
Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung
adalah senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa
hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, minyak transformator masih
mengandung senyawa yang disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil .
Gambar 2.3 Minyak Trafo

4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah
bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi
sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki transformator. Pada
bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.
Gambar 2.4 Brushing
5. Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara
akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai
bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga agar
minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran
pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica
gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.

Gambar 2.5 Tangki Konservator
6. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator
Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga.
Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi,
maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut transformator perlu
dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator,
media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, Minyak dan Air.
Gambar 2.6 Pendingin Trafo
Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan
untuk mempercepat pendinginan dari media-media (minyak-udara/gas) dengan cara
melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang

lebih cepat lagi, cara manual dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi
media pendingin dengan pompa pompa sirkulasi minyak, udara dan air, cara ini disebut
pendingin paksa (Forced).
7. Tap Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada
saat operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu
perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan
berkelanjutan. Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada
sisi masuk/input tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi keluar/output, dengan
kata lain tegangan di sisi keluar/output-nya tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur
tegangan tanpa terjadi pemutusan beban, biasa disebut On Load Tap Changer (OLTC). Pada
umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya tergantung pada perancangan
dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.
Gambar 2.7 Tap Charger
8. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)
Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul,
maka minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada
konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara,
karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun
proses pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara
yang masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu
media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika trafo
panas maka pada saat menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki

dan untuk menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media
penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara khusus
dirancang untuk maksud tersebut diatas.
Gambar 2.8 Dehydrating Breather
9. Indikator-indikator
a . Thermometer / Temperature Gauge
Alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat panas dari trafo, baik panasnya kumparan
primer dan sekunder juga minyak trafonya. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa
(mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum
indikator derajat panas. Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor
(khusus yang tersambung dengan transformator arus, yang terpasang pada salah satu fasa fasa
tengah) dengan demikian penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap panas sebenarnya
yang terjadi.

Gambar 2.9a Termometer Trafo
b. Permukaan minyak / Level Gauge
Alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi permukaan minyak yang ada pada
konservator. Ada beberapa jenis penunjukan, seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara
memasang gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui
level minyak. Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan
melengkapi semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi
dengan alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga pemuaian dan penyusutan
minyak-udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.
Gambar 2.9b Level Gauge

10. Peralatan Proteksi Internal
a . Relai Bucholzt
Penggunaan relai deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu
untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti :
arcing, partial discharge dan over heating yang umumnya menghasilkan gas. Gas-gas tersebut
dikumpulkan pada ruangan relai dan akan mengerjakan kontak-kontak alarm.
Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan
aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius.
Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan
rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut.
Ada beberapa jenis relai bucholtz yang terpasang pada transformator, Relai sejenis tapi
digunakan untuk mengamankan ruang On Load Tap Changer (OLTC) dengan prinsip kerja
yang sama sering disebut dengan Relai Jansen. Terdapat beberapa jenis antara lain sama
seperti relai buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang menggunakan
membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena gangguan
akan bekerja, disini tidak ada alarm akan tetapi langsung trip dan dengan prinsip yang sama
hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar tekanan.
Gambar 2.10a Relai Bucholzt

b. Jansen membrane
Alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting
Plate. Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam transformator, karena
tekanan melebihi kemampuan membran/selaput yang terpasang, maka membran akan pecah
dan minyak akan keluar dari dalam transformator yang disebabkan oleh tekanan minyak
Gambar 2.10b Jansen membrane
c . Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay)
Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu transformator terendam
minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas
yang dibentuk oleh dekomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah relai
pelepasan tekanan lebih pada trafo, maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo
dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu
beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan tangki dan trafo akan meledak.
Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan tersebut.

Gambar 2.10c Sudden Pressure Relay
d. Relai pengaman tangki
Relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir pada tangki, akibat
gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor
motor bantu yang lain, pemanas dll. Arus ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistim
relai pengaman tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi
primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator
sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang
dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung
pada relai tangki tanah dengan ratio Trafo arus antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya
1 Amp
Gambar 2.10d Pengaman Tangki Trafo

e. Neutral Grounding Resistance / NGR atau Resistance Pentanahan Trafo
Adalah tahanan yang dipasang antara titik netral trafo dengan pentanahan, dimana
berfungsi untuk memperkecil arus gangguan. Resistance dipasang pada titik neutral trafo yang
dihubungkan Y ( bintang/wye ). NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20
kV, sedangkan pada titik netral trafo 150 kV dan 500 kV digrounding langsung (solid) Nilai
NGR: Tegangan 70 kV = 40 Ohm , Tegangan 20 kV = 12 Ohm, 40 Ohm, 200 Ohm dan 500
Ohm Jenis Neutral Grounding Resistance
- Resistance Liquid (Air), yaitu bahan resistance-nya adalah air murni. Untuk memperoleh
nilai Resistance yang diinginkan ditambahkan garam KOH .
- Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam panel
dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.
Gambar 2.10e NGR (Neutral Grounding Resistance)

BAB III
JURNAL PRAKTIKUM
3.1 Maksud dan Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja trafo
2. Mengamati hubungan jumlah lilitan dan tegangan dalam transformator.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis dan komponenpada trafo
4. Agar mahasiswa dapat mempelajari sifat rangkaian dengan kopling magnetik, dan
mempelajari beberapa sifat transformator dan penggunaannya
3.2 Alat dan Bahan
1. Kumparan 1000 lilitan 1 buah
2. Inti besi U 1 buah
3. Inti besi I 1 buah
4. Kumparan 500 lilitan 1 buah
5. Papan rangkaian 1 buah
6. Saklar 1 kutub 1 buah
7. Kabel penghubung 2 buah
8. Jembatan penghubung 4 buah
9. Multimeter 1 buah
10. Catu-daya 1 buah

3.3. Langkah-Langkah Percobaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Membuat rangkaian seperti gambar di samping. Kumparan 500 lilitan dipasang sebagai
kumparan primer (input).Kumparan 1000 lilitan dipasang sebagai kumparan sekunder
(output). Saklar S dalam keadaan terbuka dipasang pada kumparan primer.
Multimeter digunakan sebagai voltmeter dengan batas ukur 50 V AC.
3. Menghubungkan catu-daya ke sumber tegangan PLN (alat masih dalam keadaan mati).
4. Memilih tombol tegangan keluaran 3 V AC.
5. Memeriksa kembali rangkaian.
6. Menghidupkan catu–daya.
7. Menutup saklar S, kemudian mengukur dan mencatat hasil tegangan pada kedua
kumparan.
8. Membuka kembali saklar S lalu mengubah tegangan keluaran output menjadi 6 V AC.
9. Melakukan langkah seperti langkah 7 dan mencatat hasilnya.
10. Menukar tempat kumparan 500 lilitan dengan 1000 lilitan.
11. Mengulangi langkah 6-9 dengan tegangan output 9 V dan 12 V AC.
3.4 Kesimpulan
Secara garis besar trafo berfungsi menaikan dan menurunkan tegangan, jenis jenis
trafo yang sering digunakan yaitu trafo step up dan step down.
Trafo step up berfungsi untuk menaikan tegangan dan trafo step down berfungsi untuk
menurunkan tegangan. Komponen utama trafo terdiri dari tiga bagian yaitu : lilitan primer,
lilitan sekunder dan inti besi.

BAB IV
JAWAB PERTANYAAN
IV.1 SOAL 1
Sebutkan jenis trafo dan kegunaannya ?
Jenis – Jenis Transformator (Trafo)
1. Trafo ( Transformator ) Adaptor
Trafo ini berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan
primer dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya. trafo jenis ini
memiliki gulungan yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt.
Gulungan tersebut ( lilitan ) dinamakan lilitan primer. Sebelum di ubah menjadi arus
DC, tegangan listrik dialirkan melalui ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada
lilitan sekunder. Komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan
tertentu. sedangkan sifat-sifatnya adalah sebagi berikut :
Bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan
ditutup kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki
sedangkan sekunder tidak kurang dari sembilan kaki
Gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt
Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua
lilitan ini. tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt

Gambar 4.1. trafo
2. Trafo IF ( Frekuensi menengah )
Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada
radio penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis
ini. cara keja trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh
radio pemancar kemudian di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan
dalam bentuk suara ( bunyi ). Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada
permukaanya tepat ditengah terdapat celah untuk memutar ketika membetulkan
pancaran bunyi dari radio pemancar.
Kelebihan dari trafo IF ini adalah :
Dapat diubah-ubah ketika mencari sasaran pancaransecara tepat menggunakan
obeng
Bentuknya kecil sehingga memudahkan pemulaketika memasangnya
Tetap memiliki lilitan primer dan sekunder

Gambar 4.2. trafo IF
3. Trafo Step UP / Down
Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai
dengan alat elektronika yang digunakan. Artinya benda yang memiliki voltase 110
volt perlu trafo ini karena pada umunya PLN bertegangan 220 volt.
Sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :
Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari
lilitan primer
Mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt
Menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt

Gambar 4.3. trafo step up/down
4. Trafo Output ( OT )
Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. Komponen ini banyak digunakan pada
rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat elektronika yang
menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya
dhanya ukuran yang berbeda. Di dalamnya berisi lilitan coil dari nikelin. Besar
kecilnya arus masuk tergantung dari lilitan tersebut.
Gambar 4.4. trafo output
Bagian melintang pelat yang memperkuat bungkusan kertas dan kertas ini

digunakan sebagai alat pemisah arus dari lilitan sekunder dan primer. Pada bagian
bawah menyembul kaki, ada lima kaki dua pada bagian output dan tiga bagian
in ( arus masuk ).
IV.2 SOAL 2Sebutkan komponen-komponen pada trafo ?
1. Inti Besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan
oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis
yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan
oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk
suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar
kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan
tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3. Minyak Transformator Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan
sebagai isolasi dan pendingin pada transformator.
• Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk
menahan tegangan tembus, sedangkan
• sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang
ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu
melindungi transformator dari gangguan.
Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung
adalah senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa
hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, minyak transformator masih
mengandung senyawa yang disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil .

4. Bushing Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah
bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus
berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing
yang sering disebut center tap.
5. Tangki Konservator Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan
uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo
dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan
minyak . Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk
saluran udara melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air
pada udara, sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara
disekitarnya.
6. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi
tembaga. Maka panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini
akan merusak isolasi, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
tersebut transformator perlu dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar transformator, media yang dipakai pada sistem pendingin
dapat berupa: Udara/gas, Minyak dan Air.
Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu
media dan untuk mempercepat pendinginan dari media-media (minyak-udara/gas)
dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan
penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara manual dapat dilengkapi dengan
peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa pompa
sirkulasi minyak, udara dan air, cara ini disebut pendingin paksa (Forced).

7. Tap Changer Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi
pada saat operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya
menurun, untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi
terbaik, konstan dan berkelanjutan.
Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada
sisi masuk/input tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi keluar/output,
dengan kata lain tegangan di sisi keluar/output-nya tetap. Alat ini disebut sebagai
sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan beban, biasa disebut On Load Tap Changer (OLTC). Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan
jumlahnya tergantung pada perancangan dan perubahan sistem tegangan pada
jaringan.
8. Alat pernapasan (Dehydrating Breather) Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul,
maka minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada
konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan
udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi
minyak walaupun proses pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk
mengatasi hal tersebut, udara yang masuk kedalam tangki konservator pada saat
minyak menjadi dingin memerlukan suatu media penghisap kelembaban, yang
digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika trafo panas maka pada saat
menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki dan untuk
menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media
penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara
khusus dirancang untuk maksud tersebut diatas.
9. Indikator-indikator
a . Thermometer / Temperature Gauge, alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat
panas dari trafo, baik panasnya kumparan primer dan sekunder juga minyak
trafonya. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang
tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator
derajat panas.

Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor (khusus
yang tersambung dengan transformator arus, yang terpasang pada salah satu fasa
fasa tengah) dengan demikian penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap
panas sebenarnya yang terjadi.
b. Permukaan minyak / Level Gauge, alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi
permukaan minyak yang ada pada konservator. Ada beberapa jenis penunjukan,
seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang gelas penduga pada salah
satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak. Sedangkan
jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi semacam
balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan alat
pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga pemuaian dan penyusutan
minyak-udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.
10. Peralatan Proteksi Internal
a . Relai Bucholzt, Penggunaan relai deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator
terendam minyak yaitu untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada
gangguan Transformator seperti : arcing, partial discharge dan over heating yang
umumnya menghasilkan gas. Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan relai dan
akan mengerjakan kontak-kontak alarm. Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu
peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi yang
timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan
menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan rangkaian trip
Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut. Ada beberapa jenis relai bucholtz
yang terpasang pada transformator, Relai sejenis tapi digunakan untuk
mengamankan ruang On Load Tap Changer (OLTC) dengan prinsip kerja yang sama
sering disebut dengan Relai Jansen. Terdapat beberapa jenis antara lain sama
seperti relai buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang
menggunakan membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan
tekanan kerena gangguan akan bekerja, disini tidak ada alarm akan tetapi langsung
trip dan dengan prinsip yang sama hanya menggunakan pengaman tekanan atau
saklar tekanan.
b. Jansen membran, alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive
Membrane) / Bursting Plate. Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan

didalam transformator, karena tekanan melebihi kemampuan membran/selaput yang
terpasang, maka membran akan pecah dan minyak akan keluar dari dalam
transformator yang disebabkan oleh tekanan minyak.
c . Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay), suatu flash over atau hubung
singkat yang timbul pada suatu transformator terendam minyak, umumnya akan
berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh
dekomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan
tekanan lebih pada trafo, maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo
dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam
waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan tangki dan trafo akan
meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan tersebut.
d. Relai pengaman tangki, relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus
mengalir pada tangki, akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu
seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu yang lain, pemanas dll.
Arus ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistim relai pengaman tangki
biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan
biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga
tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang
dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian
tersambung pada relai tangki tanah dengan ratio Trafo arus antara 300 s/d 500
dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
e. Neutral Grounding Resistance / NGR atau Resistance Pentanahan Trafo,
adalah tahanan yang dipasang antara titik netral trafo dengan pentanahan, dimana
berfungsi untuk memperkecil arus gangguan. Resistance dipasang pada titik neutral
trafo yang dihubungkan Y ( bintang/wye ).
NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 kV, sedangkan
pada titik netral trafo 150 kV dan 500 kV digrounding langsung (solid)
Nilai NGR:
Tegangan 70 kV = 40 Ohm
Tegangan 20 kV = 12 Ohm,40 Ohm, 200 Ohm dan 500 Ohm

Jenis Neutral Grounding Resistance- Resistance Liquid (Air), yaitu bahan
resistance-nya adalah air murni. Untuk memperoleh nilai Resistance yang diinginkan
ditambahkan garam KOH .
- Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam
panel dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.
11. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator
a. Pemadam kebakaran, (biasanya untuk transformator – transformator besar ),
Sistem pemadam kebakaran yang modern pada transformator saat sekarang sudah
sangat diperlukan. Fungsi yang penting untuk mencegah terbakarnya trafo atau
memadamkan secepat mungkin trafo jika terjadi kebakaran.
Penyebab trafo terbakar adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi
sekunder sehingga pada trafo akan mengalir arus maksimumnya. Jika proses
tersebut berlangsung cukup lama dan relai tidak beroperasi. Sementara itu, tidak
beroperasinya relai juga sebagai akibat salah menyetel waktu pembukaan PMT, relai
rusak, dan sumber DC yang tidak ada, serta kerusakan sistim pengawatan.
Sistem pemadam kebakaran yang modern yaitu dengan sistem mengurangi
minyak secara otomatis sehingga terdapat ruang yang mana secara paksa gas
pemisah oksigen diudara dimasukan kedalam ruang yang sudah tidak ada
minyaknya sehingga tidak ada pembakaran minyak, dan kerusakan yang lebih parah
dapat dihindarkan, walaupun kondisi trafo menjadi rusak.
Proses pembuangan minyak secara grafitasi atau dengan menggunakan
motor pompa DC adalah suatu kondisi yang sangat berisiko, sebab hanya
menggunakan katup otomatis yang dikendalikan oleh pemicu dari saklar akibat
panasnya api dan menutupnya katup otomatis pada katup pipa minyak penghubung
tanki (konservator) ke dalam trafo (sebelum relai bucholz), serta adanya gas
pemisah oksigen (gas nitrogen yang bertekanan tinggi) diisikan melaui pipa yang
disambung pada bagian bawah trafo kemudian akan menuju keruang yang tidak
terisi minyak.
b. Thermometer pengukur langsung, Thermometer pengukur langsung banyak
digunakan pada instalasi tegangan tinggi/Gardu Induk , seperti pada ruang kontrol,

ruang relai, ruang PLC dll. Suhu ruangan dicatat secara periodik pada formulir yang
telah disiapkan dan dievaluasi sebagai bahan laporan.
c. Thermometer pengukur tidak langsung, Termometer pengukur tidak
langsung banyak digunakan pada instalasi tegangan tinggi/ transformator yang
berfungsi untuk mengetahui perubahan suhu minyak maupun belitan transformator.
Suhu minyak dan belitan trafo dicatat secara periodik/berkala, pada formulir yang
telah disiapkan dan dievaluasi sebagai laporan.
12. Relai Proteksi Transformator dan Fungsinya
Jenis relai proteksi pada trafo tenaga adalah sebagai berikut:
a. Relai arus lebih (over current relay), berfungsi untuk mengamankan
transformator terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar
daerah pengaman transformator. Juga diharapkan relai ini mempunyai sifat
komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi pula sebagai pengaman
cadangan pada bagian instalasi lainnya.
b. Relai Diferensial, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman.
c. Relai gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ) , relai ini
berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah
pengaman transformator, khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak
dapat dirasakan oleh relai differensial.
d. Relai arus lebih berarah, Directional Over Current Relay atau yang lebih
dikenal dengan Relai arus lebih yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai
Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang dapat
membedakan arah arus gangguan. Relai ini mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu
tegangan dan arus yang masuk ke dalam relai untuk membedakan arah arus ke
depan atau arah arus ke belakang, pada pentanahan titik netral trafo dengan
menggunakan tahanan. Relai ini dipasang pada penyulang 20 KV.
Bekerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current
Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers). Sumber
tegangan PT umumnya menggunakan rangkaian Open-Delta, tetapi tidak menutup
kemungkinan ada yang menggunakan koneksi langsung 3 Phasa. Relai ini terpasang

pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah, juga pada pengaman
transformator tenaga, dan berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat
adanya gangguan phasa-phasa maupun Phasa ke tanah. Untuk membedakan arah
tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingakan dengan Tegangan
pada phasa yang lain.
e. Relay connections, adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan
masukan relai pada power faktor satu. Relai maximum torque angle adalah
perbedaan sudut antara arus dengan tegangan pada relai yang menghasilkan torsi
maksimum.
f. Relai gangguan tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
jika terjadi gangguan hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman
transformator. Relai arah hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising
signal. Operating signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian trafo arus
penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising signal diperoleh dari tegangan residual.
Tegangan residual dapat diperoleh dari rangkaian sekunder open delta trafo
tegangan.
g. Relai tangki tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap hubung singkat antara kumparan fasa dengan tangki transformator dan
transformator yang titik netralnya ditanahkan. Relai bekerja sebagai pengaman jika
terjadi arus mengalir dari tangki akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi
Bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu, pemanas dll.
Pengaman arus ini sebagai pengganti relai diferensial, sebab sistim relai pengaman
tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan
biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga
tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang
dilewatkan melalui trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil, kemudian
tersambung pada relai tangki tanah dengan ratio Trafo Arus(CT) antara 300 s/d 500
dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
13. Announciator Sistem Instalasi Tegangan Tinggi
Announciator adalah indikator kejadian pada saat terjadi ketidaknormalan pada
sistem instalasi tegangan tinggi, baik secara individu maupun secara bersama.
Announciator terjadi bersamaan dengan relai yang bekerja akibat jika terjadi

ketidaknormalan pada peralatan tersebut. Annunciator biasanya berbentuk petunjuk
tulisan yang pada kondisi normal tidak ada penunjukan, bila terjadi ketidaknormalan
maka lampu didalam indikator tersebut menyala sesuai dengan kondisi sistem pada
saat tersebut. Kumpulan indikator-indikator tersebut biasanya disebut sebagai
announciator.
Announciator yang terlengkap pada saat sekarang adalah pada instalasi gardu
induk SF6, sebab pada system GIS banyak sekali kondisi yang perlu di pantau
seperti tekanan gas, kelembaban gas SF6 disetiap kompartemen, posisi kontak
PMT, PMS baik PMS line, PMS Rel maupun PMS tanah dll. Untuk itu pembahasan
tentang annunciator akan diambil dari sistem annunciatornya gardu induk SF6.
seperti. Annunciator pada bay penghantar (SUTT maupun SKTT), Transformator dan
Koppel.
IV.3 SOAL 3
Berapa Efisiensi trafo jika jumlah lilitan sekunder 100 lilitan primer 50 dan
tegangan masuk 220 volt serta tegangan keluar 32 volt ?
Diketahui : Vs = 32 Volt Ns = 100
Vp = 220 Volt Np = 50
Ditanya : η
Penyelesaian : η=Vs× NpVp × Ns
×100 %
η= 32×50220×100
×100%
η= 160022000
×100 %
η=7.272727273 %

Jadi efisiensi pada trafo tersebut adalah 7.273 %
IV.4 SOAL 4
Berapa jumlah lilitan primer jika lilitan sekunder 200 dan tegangan masuk 220
volt dan tegangan keluar 25 volt ?
Diketahui : Vs = 25 Volt Ns = 200
Vp = 220 Volt
Ditanya : Np = ?
Penyelesaian : VpVs
=NpNs
22025
= Np200
Np=220×20025
Np=880
Jadi jumlah lilitan primer pada trafo tersebut adalah 880
BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan
Trafo merupakan sebuah alat yang mempunyai komponen yaitu kumparan dan
juga inti besi.Dan berfungsi untuk mengatur tegangan dan juga arus melalui jumlah
lilitan yang dimilikinya melalui sisi primer dan juga sekunder
DAFTAR PUSTAKA
Modul praktek rekayasa dasar mesin 2103

http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Transformator/index.html
(Pukul 22.43 WIB)
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Transformator/materi2.html (Pukul 08.31 WIB)
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Transformator/materi3.html (Pukul 08.56 WIB)
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Transformator/materi4.html
(Pukul 09.00 WIB)
http://duniaelektonika.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-transformator-atau-
trafo_31.html (Pukul 09.15 WIB)
http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transformator/ (Pukul 16.00 WIB)
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/komponen-komponen-transformator.html
(Pukul 16.15 WIB)