DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

16
A.Kaitan dengan Masalah Gizi B.Interaksi Obat dan Zat Gizi DISLIPIDEMI A

Transcript of DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Page 1: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

A.Kaitan dengan Masalah GiziB. Interaksi Obat dan Zat Gizi

DISLIPIDEMIA

Page 2: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Riesi Nur M P07131112091 Rinta Purnasari P07131112092 Rismawati P07131112093 Rizka Febriana P07131112094 Sasmayawati W P07131112095 Shoffa M I P07131112096 Sri Idha U P07131112097 Suryani P07131112098 Tri Yuliana P07131112099 Unzilla Zakki F P07131112100 Vinda Devita P07131112101 Yasmine E D S P07131112102 Yasinta C P07131112103 Yuanita S Y P07131112104

Kelompok 4

Page 3: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Dislipidemia

Merupakan kelainan metabolisme lipid yangditandai dengan peningkatan maupun

penurunan fraksi lipid dalam plasma.

Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total yaitu Low Density

Lipoprotein (LDL), trigliserida serta penurunan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL).

Dislipidemia berkaitan erat dengan arterosklerosis, yaitu sebagai faktor risiko utama

arterosklerosis.

Page 4: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

KLASIFIKASI DISLIPIDEMIA1. Dislipidemia Primer

Dislipidemia dapat disebabkan banyak kelainan genetik dan bawaan yang disebut dislipidemia primer.

Dislipidemia sedang disebabkan hiperkolesterolemia poligenik, hipertrigliserida karena kegemukan atau penggunaan alkohol yang berlebihan. Namun, dislipidemia berat sebagian besar disebabkan oleh hiperkolesterolemia familial dan dislipidemia remnan.

2. Dislipidemia SekunderDislipidemia ini disebabkan karena penyakit atau

keadaan lain sehingga bila kondisi itu deperbaiki maka penderita akan sembuh.

Page 5: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

•Kaitan dengan Masalah Gizi

Dislipidemia menyertai beberapa penyakit seperti

diabetes melitus (DM), hipotiroidisme, sindrom nefrotik dan gagal ginjal kronik disebut

dislipidemia sekunder.

Page 6: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Pada Keadaan ini penderita DM kadar gula dalam darah akan melebihi normal. Kadar gula darah apabila naik dan berlangsung lama akan

memicu terjadinya aterosklerosis pada arterikoroner dan akan meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Bentuk LDL pada

penderita DM lebih padat dengan ukuran yang lebih kecil yang sering disebut Small Dense LDL,

sehingga akan lebih mudah masuk kedalam lapisan pembuluh darah yang lebih dalam, ini

akan lebih berbahaya karena lebih bersifat aterogenetik (lebih mudah menempel pada

pembuluh darah dan lebih mudah membentuk plak).

Dislipidemia berkaitan dengan penyakit kencing manis atau DM (diabetes mellitus)

Page 7: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Interaksi Obat dan Zat Gizi

Page 8: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Hiperkolesterolemia Hipertrigliseridemia Dislipidemia campuran

Sering terjadiHipertiroidismeSendrom nefrotikPenyakit hati obstruktif

Jarang terjadiPorfiria akut intermitenKehamilanAnoreksia nervosa

ObatTiazidRetinoidGlukokortikoidProgestin, Androgen

DM, alkoholObesitasGagal ginjal kronik

Infark miokardInfeksi, LESDisglobulinemiaSindron nefrotikKelainan autoimunKehamilan

Penghambat βRetinoidEstrogen

HipertiroidismeSindrom nefrotikGagal ginjal kronik

Penyakit hatiAkromegali

TizaidGlukokortikoidRetinoid

Page 9: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Dalam dislipidemia yang menjadi parameter adalah kadar kolesterol dan trigliserida, kadang kadar kolesterol HDL juga perlu diperhatikan. Diet pasien dengan dislipidemia umum sama dengan pasien yang menderita dislipidemia

diabetes melitus.

Nutrien Tahap 1 NCEP

Tahap 2 NCEP

Diet PERKENI

Karbohidrat (% kalori)Protein (% kalori)Lemak (% kalori)terdiri dari :

Lemak jenuh Lemak tak jenuh ganda Lemak tak jenuh tunggal

Kolesterol (mg/hari)

5015-20<30

<10<10<10<300

5015-20<30

<7--<200

60 – 7010-1520-25

<10--<300

NCEP = National Cholestrerol Education ProgramPERKENI = Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

Page 10: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Penerapan diet pada Dislipidemia :1. Pengendalian Berat Badan2. Konsumsi KH Kompleks3. Penggunaan Asam Oleat dan Linoleat4. Konsumsi Buah dan Sayuran5. Kurangi Garam

Page 11: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Dalam penerapan diet tersebut harus diperhatikan:

Pengendalian berat badan, bila pasien gemuk berikan diet rendah kalori dan gerak badan hingga mencapai berat badan normal.

Konsumsi karbohidrat kompleks ditingkatkan.

Penggunaan asam oleat dan asam linoleat.

Peningkatan konsumsi buah, sayuran dan serat.

Kurangi garam.Bila diet PERKENI masih belum menolong

terutama pada pasien dengan kadar lipid yang sangat tinggi boleh dicoba dengan diet tahap 2 NCEP.

Page 12: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Obat-obat yang digunakan untuk pasien dislipidemia:

1. Obat-obat yang menurunkan kadar kolesterol Resin pengikat asam empedu: kolestipol n (5-15 g dua kali

sehari), kolestiramin (6-12 g dua kali sehari). Penghambat enzim HMG ko-A reduktase (statin): simvastatin

(5-40 mg/hari), pravastatin (10-40 mg/hari), lovastatin (20-80 mg/hari), fluvastatin (5-40 mg/hari).

Asam nikotinat atau niasin (dosis mulai dari 3 x 100 mg, dinaikkan sampai 3 x 1-3 g/hari). Derivat asam nikotinat: inositol heksasitinat (3 x 1 g), tetraikotinyol fruktosa (4 x 250 mg). Analog asam nikotinat: asipimox (2-3 x 250 mg).

D-tiroksin (1-2 mg/hari tiap hari perlahan-lahan dinaikkan sampai maksimal 4-8 mg/hari).

Probukol (2 x 250-500 mg/hari). 

Page 13: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

LANJUTAN....

2. Obat-obat yang menurunkan kadar trigliserida Golongan asam fibrat: gemfibrozil (2 x 600 mg, ½ jam sebelum

makan atau 1 x 900 mg/hari), bezafibrat (3 x 200 mg atau 1 x 400 mg/hari), fenofibrat (3 x 100 mg atau 1 x 300 mg/hari.

Asam nikotinat dan analog asipimox. 3. Pengobatan hiperlipidemia campuran (untuk tipe II-b dan tipe

III): golongan asam fibrat, bila tidak berhasil dikombinasikan dengan golongan resin.

 4. Pengobatan kombinasi, yaitu dengan diet makanan dan obat-obatan

Page 14: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

1. Terapi DiitDimulai dengan menilai pola makan pasien,

mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta berapa sering keduanya dimakan. Ahli Gizi diperlukan dalam menilai status gizi yang lebih rinci. Penilaian pola makan penting untuk menentukan apakah harus dimuai dengan diit tahap I atau langsung tahap II.

2. Latihan JasmaniLatihan fisik dapat meningkatkan kadar HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan sensitifitas dan meningkatkan keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan LDL, dan menurunkan BB.

Upaya Non Farmakologi

Page 15: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4

Bagaimana pun pengobatan dengan cara diet makanan lebih aman dan tidak

menimbulkan efek di kemudian hari. Jika pengobatan dengan obat-obatan terus menerus akan mengakibatkan masalah

kesehatan di kemudian hari karena sifat obat akan berubah menjadi racun.

Page 16: DISLIPIDEMIA KELOMPOK 4