Disaster

3
Camat, kapolsek dan danramil disebut Muspika (musyawarah pimpinan kecamatan). Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi * mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi * membuat perencanaan penanganan bencana * mempersiapkan pengungsian jika diperlukan * mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan) Jika terjadi Letusan gunung Berapi * Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar * Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas * Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan * Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya * Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya * Jangan memakai lensa kontak * Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung * Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan. Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi * jauhi wilayah yang terkena hujan abu * Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan atap bangunan * Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian. Sumber : Komik Gunung Berapi, media penanggulangan Bencana yang dibuat oleh yayasan IDEP dengan dukungan dari BAKORNAS PBP, CRS, MPBI, UNESCO, USAID&masyarakat Indonesia. A. Tindakan Persiapan sebelum terjadi letusan gunung api Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api antara lain : 1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman- ancamannya; 2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman; 3. Membuat sistem peringatan dini; 4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api; 5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang; 6. Membuat perencanaan penanganan bencana; 7. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan; 8. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting; 9. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi. B. Tindakan saat terjadi letusan gunung api Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api antara lain : 1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar; 2. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan; 3. Masuk ruang lindung darurat; 4. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan; 5. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya; 6. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata; 7. Jangan memakai lensa kontak; 8. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung; 9. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Transcript of Disaster

Page 1: Disaster

Camat, kapolsek dan danramil disebut Muspika (musyawarah pimpinan kecamatan).

Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi* mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi* membuat perencanaan penanganan bencana* mempersiapkan pengungsian jika diperlukan* mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan)

Jika terjadi Letusan gunung Berapi* Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar* Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas* Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan* Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya* Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya* Jangan memakai lensa kontak* Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung* Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi* jauhi wilayah yang terkena hujan abu* Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan atap bangunan* Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian.

Sumber : Komik Gunung Berapi, media penanggulangan Bencana yang dibuat oleh yayasan IDEP dengan dukungan dari BAKORNAS PBP, CRS, MPBI, UNESCO, USAID&masyarakat Indonesia.

A. Tindakan Persiapan sebelum terjadi letusan gunung apiBeberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api antara lain :1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman- ancamannya;2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman;3. Membuat sistem peringatan dini;4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api;5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang;6. Membuat perencanaan penanganan bencana;7. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan;8. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting;9. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi.

B. Tindakan saat terjadi letusan gunung apiYang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api antara lain :1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar;2. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;3. Masuk ruang lindung darurat;4. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;5. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya;6. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata;7. Jangan memakai lensa kontak;8. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;9. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

C. Tindakan pasca letusan gunung apiYang sebaiknya dilakukan setelah terjadinya letusan gunung api antara lain :1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian.

Disaster management adalah tindakan yang dilakukan organisasi untuk menanggapi kejadian tidak terduga yang merugikan manusia atau sumber mata pencaharian, mengancam berlangsungnya operasi suatu organisasi.

Dari kedua pengertian disaster management di atas, penulis menyimpulkan bahwa disaster management suatu siklus proses yang dilakukan dalam melakukan persiapan menghadapi bencana alam, dan proses setelah terjadi bencana alam. Hal yang tidak terduga dalam poin b di atas, maksudnya adalah bencana alam.       Siklus disaster management  terdiri dari 4 fase, yaitu :a.   Fase tanggapan (response phase)b.   Fase perbaikan (recovery/rehabilitation phase)

Page 2: Disaster

c.   Fase pengurangan resiko/mitigasi (risk reduction/mitigation phase)d.   Fase persiapan (preparedness phase)Fase tanggapan (response phase) adalah fase yang dilewati dan harus dilakukan secara  cepat setelah kejadian bencana. Dalam hal ini, semua orang menangapi bencana, tapi dengan cara sendiri-sendiri.

Fase perbaikan (recovery/rehabilitation phase) adalah fase yang sangat signifikan, dengan hasil untuk jangka panjang. Korban menyadari dampak dari bencana, dan akhirnya memikirkan bagaimana caranya mereka dapat mengurangi kerugian.

Fase pengurangan resiko/mitigasi (risk reduction/mitigation phase) adalah fase di mana semua pihak melakukan hal-hal penting supaya tidak mengalami kerugian/kerusakan berlebih di kemudian hari. Proses pengurangan dampak tersebut biasa disebut mitigasi.

Fase persiapan (preparedness phase) adalah fase perkembangan kewaspadaan populasi akan dampak bencana , dan pemikiran bagaimana menghadapi bencana selanjutnya. Ini termasuk persiapan tanda peringatan bencana, metode evakuasi yang aman dan sukses dan tindakan pertolongan pertama.

Apakah Mitigasi Bencana itu?Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta. Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang kita harus lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut. Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah kita harus mengetahui Bahaya(hazard), Kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya.Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda. Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah menimbulkan korban dan kerugian.

Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana (disaster) atau tidak. Rangkaian kondisi, umumnya dapat berupa kondisi fisik, sosial dan sikap yang mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan dan tindak-tanggap terhadap dampak bahaya.Jenis-jenis kerentanan : 1. Kerentanan Fisik              : Bangunan, Infrastruktur, Konstruksi yang lemah. 2. Kerentanan Sosial           : Kemiskinan, Lingkungan, Konflik, tingkat pertumbuhan yang tinggi, anak-anak dan wanita, lansia. 3. Kerentanan Mental          : ketidaktahuan, tidak menyadari, kurangnya percaya diri, dan lainnya.

Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap situasi tertentu dengan sumber daya yang tersedia (fisik, manusia, keuangan dan lainnya). Kapasitas ini bisa merupakan kearifan lokal masyarakat yang diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. 

Resiko bencana (Risk) adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan  kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.  , akibat kombinasi dari bahaya, kerentanan, dan kapasitas dari daerah yang bersangkutan.

Menghitung Resiko bencana di suatu wilayah berdasarkan pada penilaian bahaya, kerentanan dan kapasitas di wilayah tersebut. Menghitung resiko bencana menggunakan persamaan sebagai berikut :

           Risk (R) = H xV/ C

Keterangan =>   R  : Resiko Bencana                           H  : Bahaya                           V  : Kerentanan                           C  : Kapasitas 

Setelah melakukan resiko bencana, yang harus kita lakukan ialah melakukan tindakan untuk mengurangi resiko bencana tersebut. Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerentanan dan menambah kapasitas sebuah daerah.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguarangi resiko bencana antara lain :1.Relokasi penduduk dari daerah rawan bencana, misal memindahkan penduduk yang berada dipinggir tebing yang mudah longsor2.Pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi penduduk di sebuah daerah.3.Pengkondisian rumah atau sarana umum yang tanggap bencana. 4.Bangunannya relatif lebih kuat jika dilanda gempa.5.Penciptaan dan penyebaran kearifan lokal tentang kebencanaan.6.Dan lain-lain