diploma-2014-320402-chapter1

16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak dalam hal pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, hal itu dikarenakan puskesmas mempunyai dua pokok fungsi yaitu melakukan peningkatan usaha kesehatan pribadi dan usaha kesehatan masyarakat. Salah satu program puskesmas adalah peningkatan usaha kesehatan pribadi, salah satu usaha kesehatan pribadi yaitu pengobatan dasar. Ada beberapa faktor yang dapat membantu kelancaran proses pelayanan kesehatan kepada pasien, salah satunya adalah rekam medis (Depkes RI, 1997). Salah satu bagian terpenting dari suatu instansi pelayanan kesehatan adalah manajemen pengolahan arsip-arsip dokumennya. Arsip pasien disimpan dalam suatu berkas yang dinamakan berkas rekam medis. Menurut Permenkes No. 269 / MENKES / PER / III / 2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 / MENKES / PER / III / 2008

description

asdasfewfdsfwefdf

Transcript of diploma-2014-320402-chapter1

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak dalam hal

    pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat

    kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang

    optimal, hal itu dikarenakan puskesmas mempunyai dua pokok fungsi

    yaitu melakukan peningkatan usaha kesehatan pribadi dan usaha

    kesehatan masyarakat. Salah satu program puskesmas adalah

    peningkatan usaha kesehatan pribadi, salah satu usaha kesehatan

    pribadi yaitu pengobatan dasar. Ada beberapa faktor yang dapat

    membantu kelancaran proses pelayanan kesehatan kepada pasien,

    salah satunya adalah rekam medis (Depkes RI, 1997).

    Salah satu bagian terpenting dari suatu instansi pelayanan

    kesehatan adalah manajemen pengolahan arsip-arsip dokumennya.

    Arsip pasien disimpan dalam suatu berkas yang dinamakan berkas

    rekam medis. Menurut Permenkes No. 269 / MENKES / PER / III / 2008

    rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

    tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

    pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan

    peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 / MENKES / PER / III / 2008

  • 2

    tentang rekam medis yang bertujuan agar terciptanya keseragaman

    dalam persepsi dan pelaksanaan rekam medis disetiap institusi

    pelayanan kesehatan, dalam hal tata cara penyelenggaraan, pemilikan

    dan pemanfaatan isi, pengorganisasian dan sanksi jika terjadi

    pelanggaran dalam pelaksanaan. Pimpinan sarana pelayanan

    kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan/atau

    penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam

    medis (Permenkes No. 269 / MENKES / PER / III / 2008 tentang

    kepemilikan, pemanfaatan, dan tanggung jawab Pasal 14).

    Menurut Huffman (1994) rekam medis yang baik adalah memiliki

    data yang continue (berkesinambungan), sejak awal hingga akhir

    perawatan diberikan, maupun sejak pasien mendaftar pertama kali

    hingga pasien menjadi pasien inaktif. Kesinambungan data rekam medis

    merupakan satu hal yang mutlak dipenuhi dalam menjaga nilai rekam

    medis yang baik untuk mendukung kesehatan yang maksimal.

    Ada tiga macam pemberian nomor pasien masuk (admission

    number) yang umum dipakai pada beberapa pelayanan kesehatan, yaitu

    sistem nomor seri (Serial Numbering System) adalah pasien menerima

    nomor baru pada setiap kunjungan ke rumah sakit. Jika seorang pasien

    terdaftar tiga kali, maka ia mendapat tiga nomor yang berbeda. Semua

    nomor tersebut harus dicatat pada KIUP yang bersangkutan. Sedangkan

    rekam medisnya disimpan di tempat sesuai nomor yang telah

    diperolehnya. Sistem nomor unit (Unit Numbering System) adalah pasien

  • 3

    diberi nomor pada kunjungan pertama kali untuk berobat jalan ataupun

    dirawat, ia diberikan satu nomor yang akan dipakai selamanya dan

    rekam medisnya tersimpan di dalam satu berkas dengan nomor yang

    sama. Sedangkan sistem nomor seriunit (Serial-Unit Numbering System)

    adalah setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit, akan diberikan

    satu nomor baru, tetapi rekam medis terdahulu digabungkan dan

    disimpan di bawah rekam medis dengan nomor yang paling baru.

    Dengan cara ini terciptalah satu unit rekam medis. Bila rekam medis lama

    diambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor yang baru, maka tempat

    yang lama akan diberi tracer (outguide) yang menunjukan rekam medis

    disimpan atau dipindahkan. Tanda petunjuk tersebut diletakkan

    menggantikan tempat rekam medis yang lama (Hatta, 2009).

    Ketersediaan berkas rekam medis secara cepat dan tepat pada

    saat dibutuhkan akan sangat membantu mutu pelayanan kesehatan

    yang diberikan kepada pasien, maka dari itu masalah penyimpanan

    berkas rekam medis merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.

    Jika sistem penyimpanan berkas rekam medis yang dipakai kurang baik

    maka akan timbul masalah-masalah yang dapat mengganggu

    ketersediaan berkas rekam medis secara tepat dan cepat.

    Sistem penyimpanan berkas yang baik merupakan salah satu

    kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen dari suatu pelayanan

    kesehatan, tentunya jika didukung dengan sistem yang baik, sumber

  • 4

    daya manusia yang bermutu dan proses tata kerja yang baik serta sarana

    atau fasilitas yang memadai.

    Menurut Budi (2011) beberapa fasilitas di ruang penyimpanan

    berkas rekam medis diantaranya ada (a) ruang dengan suhu ideal untuk

    penyimpanan berkas dan keamanan dari serangan fisik lainnya; (b) alat

    penyimpanan berkas rekam medis, bisa menggunakan Roll o pack, rak

    terbuka, dan Filing cabinet; (c) Tracer yang digunakan sebagai pengganti

    berkas rekam medis di rak filing yang dapat digunakan untuk menelusur

    keberadaan rekam medis.

    Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Puskesmas

    Gondokusuman I yang dilaksanakan pada tanggal 31 September 2013.

    Penulis menemukan pada penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan

    di Puskesmas Gondokusuman I yaitu, masih belum menggunakan tracer

    (outguide) untuk rekam medis yang keluar atau dipinjam. Hal ini terjadi

    dikarenakan sarana prasarana. Dengan tidak adanya tracer (outguide)

    maka ditemukan kendala-kendala dalam sistem penyimpan diantaranya

    rekam medis sering terselip atau salah letak dan hilang sehingga

    menghambat dalam pencarian berkas rekam medis.

    Menurut International Federation of Health Information

    Management Associations (IFHIMA, 2012), tracer (outguide) yaitu

    pengganti rekam medis yang akan dikeluarkan dari penyimpanan untuk

    tujuan apapun. Harus terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna. Ada

    berbagai jenis tracer yang tersedia. Beberapa termasuk kantong untuk

  • 5

    menyimpan permintaan slip dan laporan. Menunjukkan di mana rekam

    medis ketika tidak ada dalam penyimpanan. Tracer juga meningkatkan

    efisiensi dan akurasi dengan menunjukkan dimana rekam medis

    disimpan saat kembali. Menurut Depkes RI (1997), salah satu ketentuan

    pokok yang harus ditaati ditempat penyimpanan yaitu tidak satu pun

    rekam medis boleh keluar dari ruang rekam medis, tanpa tanda

    keluar/kartu peminjaman.

    Dengan dilatarbelakangi masalah diatas dan adanya rencana dari

    Lokmin puskesmas bagian perencanaan sarana prasarana untuk

    pengadaaan tracer (outguide) pada penyimpanan berkas rekam medis

    di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta, maka peneliti mengangkat

    judul Perancangan Tracer (Outguide) Untuk Penyimpanan Rekam

    Medis Personal Folder di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta.

    B. Rumusan Ide Perancangan

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

    dalam perancangan ini yaitu Bagaimana merancang tracer (outguide)

    dan bagaimana draft prosedur penggunaan tracer untuk penyimpanan

    rekam medis personal folder di Puskesmas Gondokusuman I

    Yogyakarta.

  • 6

    C. Keaslian / Orisinalitas

    Perancangan dengan tema yang sama dengan perancangan ini

    belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun penelitian dengan tema

    yang terkait dengan tema tersebut pernah dilakukan oleh :

    1. Asmono (2013), dengan judul Faktor-Faktor Penyebab Dan Dampak

    Tidak Menggunakan Tracer di Bagian Penyimpanan Berkas Rekam

    Medis Rumah Sakit Mata Dr.Yap Yogyakarta.

    Penelitian Asmono (2013) bertujuan untuk mengetahui faktor-

    faktor penyebab dan mengetahui apa saja dampak dari tidak

    menggunakan tracer di bagian penyimpanan berkas rekam medis

    Rumah Sakit Mata Dr. Yap Yogyakarta. Hasil dari penelitian Asmono

    (2013) menunjukan apa saja faktor-faktor penyebab tidak

    menggunakan tracer dan dampak permasalahan yang timbul karena

    tidak penggunakan tracer pada sistem penyimpanan berkas rekam

    medis. Persamaaan penelitian Asmono (2013) dengan penelitian

    penulis adalah sama-sama membahas tentang tracer pada sistem

    penyimpanan berkas rekam medis. Perbedaannya adalah penulis

    lebih menitik beratkan pada perancangan tracer dan draft prosedur

    penggunaannya pada penyimpanan personal folder di puskesmas,

    sedangkan pada penilitian Asmono (2013) lebih menitik beratkan

    untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dan dampak dari tidak

    menggunakan tracer.

  • 7

    2. Riyanto dkk (2012), dengan judul Tinjauan Pelaksanaan

    Penyimpanan Dan Pengambilan Dokumen Rekam Medis Di Bagian

    Filing RSUD Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

    Penelitian Riyanto (2012) bertujuan untuk mengetahui

    pelaksanaan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam medis

    dibagian filing RSUD Kabupaten Karanganyar pada tahun 2012. Hasil

    penelitian Riyanto (2012) adalah formulir tracer tidak digunakan

    sebagai penunjuk keberadaan dokumen rekam medis yang keluar.

    Dan saat melakukan penyimpanan dan pengambilan dokumen rekam

    medis masih ditemukan adanya dokumen rekam medis yang salah

    simpan (misfile), yang disebabkan oleh faktor human eror petugas

    filing yang mengalami kelelahan dan menyebabkan menjadi kurang

    teliti dalam melakukan penyimpanan ke dalam rak. Oleh karena itu,

    untuk mengurangi kejadian misfile maka petugas diharapkan

    mengaktifkan kembali tracer dan melakukan penyisiran dokumen

    rekam medis secara periodik, baik saat melakukan penyimpanan dan

    pengambilan dokumen rekam medis dengan tujuan dokumen rekam

    medis mudah ditemukan pada saat dibutuhkan.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian Wati (2011) adalah

    sama-sama tentang sistem penyimpanan rekam medis dan tracer

    merupakan fasilitas penting untuk menunjang kegiatan penyimpanan

    rekam medis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wati (2011)

    terletak pada tujuan dan hasil yaitu untuk menghasilkan rancangan

  • 8

    tracer (outguide) dan membuat draft prosedur penggunaan serta

    Membuat tracer (outguide) pada penyimpanan rekam medis personal

    folder di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta.

    3. Mahendra (2011), dengan judul Pemanfaatan Tracer di Sistem

    Penyimpanan Berkas Rekam Medis di UPT Puskesmas 1 Karangmojo

    Wonosari.

    Penelitian Mahendra (2011) bertujuan untuk mengetahui

    pelaksanaan pengambilan dan penyimpanan berkas rekam medis

    rawat jalan sebelum dan sesudah menggunakan tracer. Hasil dari

    penelitian Mahendra (2011) menunjukan bahwa permasalahan yang

    timbul akibat tidak menggunakan tracer pada penyimpanan berkas

    rekam medis seperti berkas yang tidak ditemukan dan salah letak

    (misfile) dapat teratasi setelah penggunaan tracer.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian Mahendra (2011)

    yaitu sama-sama tentang tracer dan dilakukan di Pusat Kesehatan

    Masyarakat (Puskesmas). Perbedaannya terletak pada waktu, tempat

    dan tujuan penelitian. Penelitian Mahendra (2011) dilakukan pada

    tahun 2011 di UPT Puskesmas 1 Karangmojo Wonosari dengan

    tujuan untuk mengetahui pelaksaan pengambilan dan penyimpanan

    berkas rekam medis rawat jalan sebelum dan sesudah menggunakan

    tracer. Sedangkan penelitian ini akan dilakukan pada tahun 2014 di

    Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta dengan tujuan untuk

    menghasilkan rancangan tracer (outguide) dan membuat draft

  • 9

    prosedur penggunaan serta Membuat tracer (outguide) melalui jasa

    percetakan untuk digunakan pada penyimpanan rekam medis

    personal folder di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta.

    4. Wati dkk (2011), dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanaan

    Dan Penjajaran Dokumen Rekam Medis Di Ruang Filing RSUD dr.

    Moewardi.

    Penelitian Wati (2011) bertujuan untuk mengetahui

    pelaksanaan penyimpanan dan penjajaran dokumen rekam medis di

    ruang filing RSUD dr. Moewardi. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa pelaksanaan penyimpanan dan penjajaran dokumen rekam

    medis masih ditemukan adanya dokumen rekam medis yang salah

    letak (misfile). Hal ini dikarenakan kurang telitinya petugas dalam

    melakukan penyimpanan dan tidak digunakannya tracer pada saat

    pengambilan dokumen rekam medis, sehingga pada saat

    penyimpanan tidak ada alat bantu sebagai pedoman dalam

    penyimpanan dokumen rekam medis kembali, serta terdapat sebagian

    dokumen rekam medis yang tidak menggunakan kode warna. Untuk

    memudahkan penyimpanan kembali dokumen rekam medis, maka

    menggunakan tracer sebagai pedoman dalam penyimpanan dokumen

    rekam medis kembali selain adanya kode warna, sehingga dalam

    penyimpanan dan pengambilan kembali dokumen rekam medis lebih

    cepat.

  • 10

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian Wati (2011)

    adalah sama-sama tentang sistem penyimpanan rekam medis dan

    tracer merupakan fasilitas penting untuk menunjang kegiatan

    penyimpanan rekam medis. Perbedaan penelitian ini dengan

    penelitian Wati (2011) terletak pada tujuan dan hasil yaitu untuk

    menghasilkan rancangan tracer (outguide) dan membuat draft

    prosedur penggunaan serta Membuat tracer (outguide) pada

    penyimpanan rekam medis personal folder di Puskesmas

    Gondokusuman I Yogyakarta.

    5. Suryaningsih (2006), dengan judul Penggunaan Tracer (Outguide)

    dalam pengambilan (Retrieval) Dan Penyimpanan Berkas Rekam

    Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Wates.

    Penelitian Suryaningsih (2006) bertujuan untuk mengetahui

    pelaksanaan pengambilan (retrieval) dan penyimpanan berkas rekam

    medis sebelum dan sesudah menggunakan tracer di Rumah Sakit

    Umum Daerah Wates. Hasil penelitian Suryaningsih (2006)

    menunjukan bahwa tracer mempunyai peranan yang penting dalam

    pengambilan (retrieval) dan penyimpanan berkas rekam medis di

    Rumah Sakit Umum Daerah Wates.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian Suryaningsih

    (2006) adalah sama-sama membahas tentang tracer pada sistem

    penyimpanan berkas rekam medis. Perbedaannya adalah penulis

    lebih memfokuskan pada perancangan tracer (outguide) dan draft

  • 11

    prosedur penggunaannya pada penyimpanan personal folder di

    puskesmas, sedangkan pada penilitian Suryaningsih (2006) lebih

    memfokuskan untuk mengetahui peranan penggunakan tracer pada

    pengambilan (retrieval) dan penyimpanan berkas rekam medis.

    D. Tujuan Perancangan

    Tujuan dari perancangan ini adalah :

    1. Menghasilkan rancangan tracer (outguide) pada penyimpanan rekam

    medis personal folder di Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta.

    2. Membuat draft prosedur penggunaan tracer (outguide) pada

    penyimpanan rekam medis personal folder di Puskesmas

    Gondokusuman I Yogyakarta.

    E. Manfaat Perancangan

    1. Manfaat bagi Puskesmas

    Hasil perancangan ini diharapkan dapat memberi masukan

    tentang bagaimana rancangan tracer (outguide) bagi Puskesmas

    Gondokusuman I Yogyakarta dalam rangka peningkatan pelayanan

    kesehatan dengan meminimalisasi masalah yang terjadi pada sistem

    penyimpanan rekam medis.

    2. Manfaat bagi Instansi Pendidikan

    Sebagai bahan masukan dalam pembelajaran ilmu rekam

    medis dan meningkatkan pengetahuan tentang rekam medis.

  • 12

    3. Manfaat bagi Penulis

    Menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman

    yang berharga secara langsung mengenai perancangan tracer

    (outguide) pada sistem penyimpanan personal folder di puskesmas.

    F. Gambaran Umum Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta

    Berdasarkan Profil Puskesmas Gondokusuman I Yogykarta

    Tahun 2013 (Data tahun 2012) diperoleh gambaran umum puskesmas

    sebagai berikut :

    1. Visi

    Puskesmas Gondokusuman I menjadi Puskesmas pilihan

    masyarakat yang dapatmemberikan pelayanan kesehatan

    sesuaistandar dan berwawasan masyarakat.

    2. Misi

    a. Memberikan Pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau

    bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.

    b. Meningkatkan profesionalisme & loyalitas petugas.

    c. Meningkatkan & mengembangkan kerjasama dengan unsur yg

    terkait.

    d. Menjunjung sikap gotong royong dan kekeluargaan sesama

    petugas.

  • 13

    3. Strategi

    a. Mempunyai Kebijakan Mutu

    b. Meningkatkan profesionalisme petugas

    c. Menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan

    d. Memberikan Konsultasi, Intervensi, Edukasi (KIE)

    e. Meningkatkan Koordinasi Lintas Sektoral & Lintas Program

    4. Kondisi Geografi dan Demografi

    Puskesmas Gondokusuman I merupakan salah satu dari dua

    Puskesmas Induk dan terletak di wilayah Kecamatan Gondokusuman

    yang wilayah kerjanya cukup luas dengan adanya 5 kelurahan dengan

    jumlah penduduk yang cukup banyak. Untuk wilayah yang diampu

    oleh Puskesmas Gondokusuman I meliputi Kelurahan Baciro,

    Kelurahan Demangan, dan Kelurahan Klitren. Dengan batas-batas

    wilayah kerja antara lain :

    a. Batas utara adalah Kecamatan Depok Kabupaten Sleman

    b. Batas selatan adalah Kecamatan Umbulharjo

    c. Batas barat yaitu kecamatan Danurejan

    d. Batas timur adalah Kecamatan Depok.

    Luas wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman I adalah

    sebagai berikut :

  • 14

    Tabel 1. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Gondokusuman I

    Tahun 2012

    Kelurahan Luas Jumlah RT Jumlah RW Jumlah Penduduk

    Demangan 0,73 km2 44 12 12.071 jiwa

    Baciro 1,06 km2 87 21 14.914 jiwa

    Klitren 0,68 km2 63 16 10.366 jiwa

    Total 2,21 km2 194 49 37.351 jiwa

    5. Sarana Kesehatan

    Puskesmas Gondokusuman I adalah unit pelaksana

    pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Gondokusuman.

    Yang dimaksud unit pelaksana adalah Unit Plaksana Teknis Dinas

    Kesehatan Kota Yogyakarta yang melaksanakan tugas teknis

    operasional di wilayah Kecamatan Gondokusuman.

    Data sarana Kesehatan yang ada di Puskesmas

    Gondokusuman I dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

    Tabel 2. Data Dasar Puskesmas Gondokusuman I

    No Sarana / Prasarana Jumlah

    1 Posyandu 49

    2 Ambulance 1

    3 Lokasi Pusling 49

    Tabel 3. Penyebaran UKBM Puskesmas Gondokusuman I

    No Jenis UKBM Jumlah

    1 Posyandu 49

    2 Pos Obat Desa 49

    3 UKGMD (IHPP) 19

    4 PAUD 19

    5 Kelompok Lansia 49

    6 Desa Siaga 3

  • 15

    7 SD/MI 11

    8 SMP 6

    9 SMA 5

    10 PT 1

    Tabel 4. Sumber Daya Manusia Puskesmas Gondokusuman I

    No Sumber Daya Jumlah

    1 Kader Total 744

    2 Kader dilatih 744

    3 Kader Aktif 685

    6. Tenaga Kesehatan

    Tabel 5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Gondokusuman I

    No. Jabatan Jumlah Keterangan

    1. Ka.Puskesmas 1 PNS, S1 kedokteran

    2. Ka.Sub.Bag.TU 1 PNS,D3

    3. Dokter Umum Fungsional

    5 3 PNS Kota Yk, 1 PNS Titipan, 1Teknis Dinkes (S1 Kedokteran)

    4. Dokter Gigi Fungsional

    2 PNS, S1 Kedokteran Gigi

    5. Bidan 3 PNS (3 D3)

    6. Perawat 5 PNS ( 2 D3, 3 SPK )

    7. Perawat Gigi 3 PNS ( 2 S1, 1 D3 )

    8. Analis Kesehatan

    3 2 PNS, 1 Teknis Dinkes ( D3 )

    9. Nutritionist 1 PNS, D3

    10. Sanitarian 1 PNS, D3

    11. Apoteker 1 Teknis Dinkes, S1

    12. Asisten Apoteker

    2 PNS, SMF

    13. Psikolog 1 Pihak Ke-3 / CPMH-UGM , S2

    14. Rekam Medis 1 PNS, D3

    15. Staf ( Umum Fungsional )

    5 PNS, SMA

    16. Surveilans kelurahan

    3 Naban ( 1 S1, 1 D3, 1 SMA )

  • 16

    17. Administrasi 3 1 Naban, 1 teknis Dinkes, 1Teknis Pusk. ( 2 S1, 1 SMA )

    18. Cleaning Service

    3 1 Naban, 2 teknis Pusk ( 2 SMA , 1 SMP )

    19. Pelaksana Akuntansi

    1 Teknis Dinkes ( S1 )

    20. Jaga Malam Pustu

    1 Teknis Pusk ( SMA )