diploma-2013-307368-chapter1
description
Transcript of diploma-2013-307368-chapter1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Permenkes RI 269/MENKES/PER/III/2008 sarana
pelayanan kesehatan adalah tempat menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek
kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan adalah rumah sakit.
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
sangat berperan dalam menyediakan atau memberikan perawatan dan
pengobatan kepada masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan kesehatan, maka fasilitas pelayanan
kesehatan seperti di rumah sakit harus meningkatkan mutu pelayanan
yang lebih baik. Karena masyarakat mengharapkan suatu pelayanan
yang ramah, cepat, efektif dan efisien.
Salah satu upaya rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan
adalah dengan menyelenggarakan pelayanan yang sebaik-baiknya.
Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan meningkatkan mutu
rekam medis, karena rekam medis mencerminkan baik atau tidaknya
mutu pelayanan di suatu rumah sakit.
Berdasarkan Permenkes RI 749a/MENKES/PER/XII/1989, rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien. Pembuatan rekam medis di rumah
2
sakit bertujuan untuk mendapat catatan atau dokumentasi yang akurat
dan adekuat dari pasien, mengenai kehidupan dan riwayat kesehatan,
riwayat masalalu dan sekarang, juga pengobatan yang telah diberikan
sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan (Rustiyanto, 2009).
Berkas rekam medis ini menyimpan riwayat asuhan keperawatan
dan pengobatan pasien mulai dari awal pasien berobat sampai pasien
sembuh ataupun meninggal yang sifatnya berkesinambungan. Selain itu
berkas rekam medis memiliki nilai hukum diperadilan. Rekam medis juga
mempunyai berbagai macam kegunaan, salah satunya adalah dalam
aspek medis maksudnya adalah suatu berkas rekam medis mempunyai
nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien (Depkes RI, 1997).
Rekam medis harus berisi informasi yang lengkap perihal proses
pelayanan medis di rumah sakit yang terjadi dimasa lalu, masa kini, dan
perkiraan dimasa yang akan datang. Isi rekam medis rawat inap
sekurang-kurangnya memuat : identitas pasien, anamneses, riwayat
penyakit, hasil pemeriksaan laboratorium, diagnosis, persetujuan tindakan
medik, tindakan pengobatan, usaha perawatan, catatan observasi dan
hasil pengobatan, dan resume akhir (Depkes RI, 1997).
Resume atau ringkasan riwayat pulang merupakan ringkasan dari
seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang
telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait. Lembar
ini harus ditanda tangani oleh dokter yang merawat pasien (Hatta, 2008).
Resume medis harus ditulis pada saat pasien pulang. Resume medis
3
harus berisi ringkasan tentang penemuan dan kejadian penting selama
pasien dirawat, keadaan waktu pulang, dan rencana pengobatan
selanjutnya.
Resume medis merupakan lembar yang digunakan sebagai
pembuatan surat keterangan medis untuk keperluan pihak ketiga
misalnya klaim asuransi, apabila berkas rekam medis sudah waktunya
untuk dimusnahkan maka lembar resume medis masih disimpan dan
dipertahakan. Lembar resume medis ini merupakan lembar yang dapat
dicopy oleh pasien, menurut permenkes no. 269 tahun 2008 bab IV pasal
12 ayat 4 dijelaskan “ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksudkan
pada ayat 3 dapat diberikan, dicatat oleh pasien atau orang yang diberi
kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang
berhak untuk itu”.
Dilihat dari pentingnya lembar resume medis tersebut, maka
lembar resume medis harus diisi setelah pasien keluar, termasuk
pengisian diagnosis pada lembar resume medis.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilaksanakan pada
tanggal 7 maret 2013 dengan kepala unit kerja rekam medis Rumah Sakit
Khusus Bedah Islam Cawas Klaten. Diketahui bahwa masih ada masalah
terkait dengan pelaksanaan pendokumentasian berkas rekam medis. Hal
ini terkait dengan pengisian diagnosis pada lembar resume medis yang
masih banyak tidak terisi. Hal ini didukung saat pengambilan data awal
pada tanggal 14 maret 2013 Peneliti mengambil secara acak resume
medis sebanyak 30 lembar dari pasien rawat inap bulan Februari 2013,
4
Dan ditemukan sebanyak (80%) Lembar resume yang tidak terisi
diagnosis dokter.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang “penyebab ketidakterisian diagnosis pada lembar
resume medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Islam
Cawas Klaten”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana
pengisian diagnosis pada lembar resume medis pasien rawat inap di
Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis
pasien rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui penyebab ketidakterisian diagnosis pada lembar
resume medis rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Islam
Cawas Klaten.
b. Dampak ketidakterisian diagnosis pada lembar resume medis
rawat inap di Rumah Sakit KhususBedah Islam Cawas Klaten.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi rumah sakit untuk
peningkatan mutu pelayanan dalam pendokumentasian rekam
medis.
b. Bagi peneliti
Bermanfaat untuk menambah dan meningkatkan kemampuan
peneliti, dibidang rekam medis khususnya yang berkaitan dengan
judul atau materi yang diteliti.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah sumber pembelajaran tentang bagaimana
mengetahui proses pengelolaan rekam medis yang baik untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang baik.
b. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dasar untuk
pengembangan penelitian yang relevan.
E. Keaslian Penelitian
1. Al-Ghifari (2007) tentang “Keterisian Resume Medis untuk Kelancaran
Pengajuan Klaim Asuransi di PKU Muhammadiyah Bantul”. Hasilnya
adalah rekam medis dalam hubungannya dengan aspek keuangan
secara tidak langsung juga dapat difungsikan untuk mengganti biaya,
yaitu data-data yang didalamnya dapat digunakan sebagai bahan
6
dasar atau bukti untuk kelengkapan persyaratan pengajuan klaim
kepada pihak asuransi maupun pasien.
Perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada tujuan. Pada
penelitian Al-Ghifari tujuannya adalah mengetahui faktor – faktor
penghambat atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pengisian resume medis pengajuan klaim asuransi dan mengetahui
akibat ketidakterisian atau kelengkapan pengisian resume medis
pasien untuk proses pengajuan klaim asuransi. Sedangkan dalam
penelitian ini lebih menekankan penyebab dan dampak ketidakterisian
diagnosis pada lembar resume medis.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Al-Ghifari adalah salah
satu materi yang dibahas adalah mengenai lembar resume medis.
Dengan jenis pnelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan
penelitian cross sectional
2. Kurniastuti (2006) tentang “Kebijakan Rumah Sakit Terhadap
Pengisian diagnosis Utama Resume Medis Bedah Umum Pasien
Rawat Inap di RSU PKU muhammadiyah Yogyakarta”. Berdasarkan
hasil pengamatan memperoleh hasil pengisian pada diagnosis utama
pada lembar resume medis dari 72 berkas rekam medis terdapat 47
(65,27%) diagnosis utama yang tidak terisi. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan waktu yang dokter milik dalam pengisian diagnosis
utama, kurangnya sosialisasi dari pihak medis, paramedis dan tenaga
administrasi serta kurang responsifnya pihak top managemen dalam
mengambil keputusan.
7
Perbedaan pada penelitan ini dengan penelitian Kurniastuti adalah
terletak pada tujuan. Dipenelitian Kurniastuti tujuannya adalah untuk
mengetahui pelaksanaan pengisian diagnosa utama pada lembar
resume medis dan mengetahui kebijakan pengisian berkas rekam
medis. Sedangkan dalam penelitian ini lebih menekankan pada
penyebab dan dampak ketidakterisian diagnosis pada lembar resume
medis.
Persamaan : sama-sama meneliti diagnosis pada lembar resume
medis.
3. Amalia (2006) tentang “Kesesuaian Penulisan Diagnosa Utama Pada
Lembar Resume Medis Dibandingkan dengan ICD-10 di Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. Hasil penelitian ini adalah
faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian penulisan diagnosis utam
dibandingkan ICD-10, kurangyna sosialisasi bagi dokter yang
disebabkan beban kerja yang tinggi.
Perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada tujuan. Dalam
penelitian Amalia tujuannya mengetahui prosentase kesesuaian
penulisan diagnosis utama pada resume dibandingkan dengan ICD-
10 dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian
penulisan diagnosis utama dibandingkan dengan ICD-10 atau
perbedaan seperti tersebut diatas. Sedangkan dalam penelitian ini
lebih menekankan pada penyebab dan dampak ketidakterisian
diagnosis pada lembar resume medis.
8
Persamaan : sama-sama meneliti lembar resume medis, jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode
pendekatan cross sectional.
F. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten
Berdasarkan buku profil Rumah Sakit Khusus Bedah Islam Cawas Klaten
gambaran umum rumah sakit dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Sejarah singkat RSKB Islam Cawas, Jalan tugu-cawas
Rumah Sakit Islam Cawas milik Yayasan Jama’ah Haji (YJH)
yaitu lembaga sosial yang didirikan oleh para haji di Kab Klaten
dalam upaya untuk melestarikan kemakmuran haji.
Yayasan jama’ah Haji pertama berdiri sebagai klinik medis ranap
satelit dari Rumah Sakit Islam Cawas berdiri tanggal 15 Mei 2004.
Pelayanan rawat jalan terdapat 8 poliklinik antara lain :
a. Poliklinik kesehatan anak
b. Poliklinik bedah umum
c. Poliklinik penyakit dalam
d. Poliklinik saraf
e. Poliklinik THT
f. Poliklinik fisioterapi
g. Poliklinik gigi dan mulut.
Sedangkan dalam pelayanan rawat inap terdapat 39 tempat tidur
dengan pembagian kelas sebagai berikut :
a. Kelas I Abu Bakar Asidiq
b. Kelas II Siti Aisyah
9
c. Kelas III Umar Bin Kotob
Fasilitas pemeriksaan penunjang antara lain :
a. Laboratorium
b. Farmasi/apotik
c. Radiologi
d. USG (Ultra Sono Graphy)
e. EEG (Electro Encephalo Graphy)
f. ECG (Electro Cardio Graphy)
g. Infant Incubator
h. Mobile X ray
2. Visi
Menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah yang unggul, bermutu, islami
dan terpercaya.
3. Misi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional,
islami, memberikan keputusan pelanggan, serta menunjung tinggi kode
etik kedokteran.