diploma-2013-284126-chapter1
Click here to load reader
-
Upload
devita-ariesti -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of diploma-2013-284126-chapter1
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Singkong (Manihot utilissima pohl ) atau yang lebih dikenal dengan ketela
pohon adalah tanaman perdu tahunan yang hidup di daerah tropis dan subtropis
dari keluarga Euphorbiaceae, bagi masyarakat di Indonesia keberadaan singkong
sudah tidak asing lagi. Di Pacitan, ketersediaan singkong sangat melimpah, yaitu
mencapai 792,115 ton/tahun (BPS Pacitan 2008). Singkong sudah dijadikan
sebagai bahan pangan setelah beras dan jagung sejak zaman dulu. Sampai saat ini,
singkong masih dimanfaatkan sebagai bahan pangan, karena perkembangan
teknologi dijadikan bahan dasar industri makanan dan pakan ternak serta obat-
obatan.
Singkong yang telah dikupas berwarna putih susu, ada pula yang berwarna
sedikit kekuningan. Pada waktu dipanen, kadar air singkong relatif tinggi, yaitu
65%. Kadar air yang tinggi mengakibatkan singkong tidak tahan lama ketika
disimpan dalam bentuk segar. Singkong seringkali diolah secara langsung menjadi
produk lain sehingga nilainya meningkat dan dapat disimpan dalam jangka waktu
yang relatif lama. Salah satu olahan singkong adalah kerupuk singkong atau
sermier yang diproduksi di daerah Pacitan, Jawa Timur.
Sermier merupakan cemilan khas Pacitan yang berbahan dasar singkong,
di berbagai daerah terdapat beberapa cemilan yang hampir mirip dengan sermier,
akan tetapi rasa dan bentuknya berbeda. Pada beberapa daerah sermier lebih
populer dengan sebutan opak dan memiliki bentuk dan rasa yang beragam. Di
-
2
Bali sermier memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran 3x8cm2 dengan
warna putih keruh dan rasa yang tidak begitu gurih, bentuk sermier di Wonosobo
tidak beraturan dengan rasa yang sedikit manis dan gurih, di Jogjakarta sermier
memiliki bentuk bulat dengan diameter 15cm, berwarna kuning dan memiliki rasa
yang kurang begitu gurih. Sermier Pacitan memiliki kekhasan tersendiri, sermier
mentah memiliki warna putih bening dengan bentuk oval, setelah digoreng
sermier rasa yang gurih dan renyah.
Pembuatan sermier terdiri dari beberapa tahap antara lain pengupasan
singkong, pencucian, pemarutan, pengendapan (pengatusan), pencampuran bahan,
pencetakan adonan, pengukusan, dan pengeringan. Proses pengeringan sermier
oleh pengrajin dilakukan dengan metode penjemuran. Penjemuran dilakukan
dengan menyusun sermir yang telah dikukus pada sebuah tatakan yang terbuat
dari anyaman daun kelapa. Tatakan tersebut kemudian diletakkan pada tempat
yang terkena sinar matahari langsung. Metode pengeringan sermier tersebut
menimbulkan kendala tersendiri bagi para pengrajin sermier, kendala tersebut
antara lain lamanya waktu yang digunakan untuk proses pengeringan, kondisi
cuaca yang kurang mendukung dan terkontaminasinya bahan yang dikeringkan
dengan debu atau bahan lain yang berasal dari lingkungan sekitar tempat
penjemuran serta terbatasnya lahan penjemuran sehingga jalan pun juga
dimanfaatkan sebahai lahan jemur. Selain itu sermier yang diproduksi pada
musim penghujan yang belum benar-benar kering akan rusak oleh jamur,
sehingga pada musim tersebut pengrajin sermier benhenti memproduksi sermier,
padahal pada musim tersebut permintaan sermier tinggi.
-
3
Karena banyaknya kendala yang harus dihadapi pengrajin sermier
tradisional dalam memproduksi sermier pada musim penghujan, maka diperlukan
suatu metode pengeringan yang sesuai dengan kondisi pengrajin dan ekonomis
agar produksi sermier juga dapat dilaksanakan pada musim penghujan dan sermier
yang dihasilkan lebih higienis. Salah satu solusinya adalah penggunaan pengering
mekanis tipe kabinet dengan bahan bakar LPG.
1.2. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk merancang pengering tipe
kabinet untuk pengeringan sermier dengan bahan bakar LPG. Adapun tujuan
khusus dari penelitian ini, adalah :
1. Menganalisis pengaruh variasi suhu pengeringan terhadap laju pengeringan
sermier.
2. Menganalisis pengaruh variasi tata letak rak terhadap laju pengeringan
sermier.
3. Menganalisis warna dan ukuran sermier hasil pengeringan menggunakan
pengering tipe kabinet berbahan bakar LPG secara visual.
1.3. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini akan diketahui kemampuan mesin
pengering tipe kabinet yang digunakan untuk mengeringkan sermier dari analisa
data yang diperoleh. Dari pengukuran bahan didapatkan nilai konstanta laju
pengeringan sehingga dapat diketahui lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
-
4
proses pengeringan. Dari pengukuran jarak akan didapatkan data mengenai jarak
antar rak yang tepat guna pengeringan sermier yang maksimal.
Selain itu, dengan diadakannya penelitian ini diharapkan akan memberikan
informasi kepada masyarakat tentang teknik pengeringan sermier yang baru
sehingga dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dikalangan masyarakat,
khususnya para pengrajin sermier.
1.4. Batasan Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan, masalah yang dikaji antara lain
pengaruh variasi suhu dan tata letak rak terhadap kinerja mesin pengering sermier
tipe kabinet berbahan bakar LPG. Pada penelitian ini digunakan variasi suhu
pengeringan 40oC, 50oC dan suhu 60oC serta variasi susunan tata letak rak
pengering, yaitu susunan rak tanpa jarak (TL1), susunan rak berjarak 1 rak (TL2),
dan susunan rak berjarak 2 rak (TL2). Variasi perlakuan pengambilan data
tersebut dilakukan dengan dua kali ulangan.