DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN...

27
DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH Tatik Rohmawati Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unikom Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatiukur Nomor 112-116, Bandung, 40132, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Permasalahan yang diajukan adalah untuk menjawab bagaimana hubungan/relasi dari aktor-aktor yang terlibat dalam pemilihan Kepala Desa Masin dan bagaimana dinamika pemilihan Kepala Desa Masin ditinjau dari konflik dan kompetisi yang berlangsung selama pemilihan Kepala Desa Masin. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dimana peneliti berperan sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi untuk menjadi kepala desa itu berasal dari diri sendiri dan faktor lingkungan serta faktor ekonomis, politik dan status sosial. Calon Kepala Desa dalam mengorganisasikan strategi menggunakan kader-kader, kader-kader tersebut dicari dari orang-orang yang mudah bergaul dan dapat mengartikulasikan keterangan dan mempunyai kelompok kekerabatan yang banyak anggotanya. Pelaksanaan strategi persaingan dalam pemilihan kepala desa dilakukan dengan mengadakan silaturrahmi, menyampaikan program-program tertentu dan menggunakan money politics. Abstract Set of problems which is submitted is to answer how relation of actors who is involved in the election of village headman Masin and how the election dynamics of village headman Masin is submitted from conflict and competition which taking place during the election of village headman Masin. This method of the researchis used descriptive method, where researcher has a role as research instrument. Data collection method passed trought observation, interview and study documentation. The result of this research showed that motivation to be a village headman from himself and environment and economic factor, politics and social status. The candidate of village headman in organize strategy used cadre, cadre is looked for from men or woman who are easy to associate and able to articulate an information and have kinship group who have many members. Realization strategy competiton in the election of village headman is carried out by holding a good relationship, extending certain programs and used money politics. Keywords : Pilkades, Politik Pedesaan, Dinamika Politik. Demokrasi Desa, Otonomi Asli.

Transcript of DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN...

Page 1: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM

PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI

JAWA TENGAH

Tatik Rohmawati

Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unikom

Universitas Komputer Indonesia

Jalan Dipatiukur Nomor 112-116, Bandung, 40132, Indonesia

Email : [email protected]

Abstrak

Permasalahan yang diajukan adalah untuk menjawab bagaimana hubungan/relasi dari

aktor-aktor yang terlibat dalam pemilihan Kepala Desa Masin dan bagaimana

dinamika pemilihan Kepala Desa Masin ditinjau dari konflik dan kompetisi yang

berlangsung selama pemilihan Kepala Desa Masin. Metode penelitian ini

menggunakan metode deskriptif, dimana peneliti berperan sebagai instrumen

penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi untuk menjadi kepala

desa itu berasal dari diri sendiri dan faktor lingkungan serta faktor ekonomis, politik

dan status sosial. Calon Kepala Desa dalam mengorganisasikan strategi menggunakan

kader-kader, kader-kader tersebut dicari dari orang-orang yang mudah bergaul dan

dapat mengartikulasikan keterangan dan mempunyai kelompok kekerabatan yang

banyak anggotanya. Pelaksanaan strategi persaingan dalam pemilihan kepala desa

dilakukan dengan mengadakan silaturrahmi, menyampaikan program-program

tertentu dan menggunakan money politics.

Abstract

Set of problems which is submitted is to answer how relation of actors who is involved

in the election of village headman Masin and how the election dynamics of village

headman Masin is submitted from conflict and competition which taking place during

the election of village headman Masin. This method of the researchis used descriptive

method, where researcher has a role as research instrument. Data collection method

passed trought observation, interview and study documentation. The result of this

research showed that motivation to be a village headman from himself and

environment and economic factor, politics and social status. The candidate of village

headman in organize strategy used cadre, cadre is looked for from men or woman

who are easy to associate and able to articulate an information and have kinship

group who have many members. Realization strategy competiton in the election of

village headman is carried out by holding a good relationship, extending certain

programs and used money politics.

Keywords : Pilkades, Politik Pedesaan, Dinamika Politik. Demokrasi Desa, Otonomi

Asli.

Page 2: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Lahirnya gerakan reformasi pada tahun 1998, membawa dampak yang sangat

luas dalam tata kehidupan dan penyelenggaraan pemerintahan yang ada. Di era Orde

Baru, penyelenggaraan pemerintahan berjalan hanya semata-mata mengikuti kehendak

penguasa dengan menjadikan birokrasi kekuasaan di pusat-pusat pemerintahan

sebagai ujung tombak utama dengan mengabaikan berbagai potensi yang ada di

masing-masing daerah. Dampak langsung dari penyelenggaraan pemerintahan tersebut

adalah semakin seragam potensi dan kepentingan daerah yang ada.

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, maka berakhirlah penyelenggaraan pemerintahan desa yang

didasarkan pada Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa.

Undang-undang tersebut tidak sesuai lagi dengan jiwa UUD 1945, khususnya yang

menyangkut hak asal usul daerah yang bersifat istimewa, sehingga perlu diganti.

Adapun landasan pemikiran dari undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan rumusan tersebut, Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 mengisyaratkan

dan menghendaki bahwa pemerintahan desa (berdasarkan Undang-undang Nomor 5

tahun 1979) diganti dengan pemerintahan desa berdasarkan adat istiadat dan asal usul

daerah yang bersifat istimewa. Namun demikian penyelenggaraan pemerintahan desa

tersebut tetap merupakan subsistem dari penyelenggaaraan pemerintahan, sehingga

kepada desa diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

rumah tangga masyarakatnya.

Pemilihan kepala desa merupakan pesta demokrasi, dimana masyarakat desa

dapat berpartisipasi dengan memberikan suara untuk memilih calon kepala desa yang

bertanggung jawab dan dapat mengembangkan desa tersebut. Oleh karena itu,

pemilihan kepala desa sangat penting, karena sangat mendukung penyelenggaraan

pemerintahan desa.

Desa Masin merupakan salah satu desa di Kabupaten Batang Propinsi Jawa

Tengah. Di Desa Masin merupakan contoh proses pemilihan kepala desa yang

berlangsung seru dalam arena perpolitikan. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum

pelaksanaan pemilihan kepala desa, para Calon Kepala Desa Masin berkompetisi

untuk mencari dukungan massa sebanyak-banyaknya dengan cara menjanjikan sesuatu

kepada warga desanya atau dengan me-lobyy warga Desa Masin.

Upaya dalam me-lobby warga Desa Masin yaitu dengan mendekati ulama-

ulama, pemuda-pemudi karang taruna Desa Masin dan saudara-saudara kerabatnya.

Disamping itu Calon Kepala Desa Masin menggunakan money politics yaitu dengan

cara membagi-bagikan uang kepada warga desa setempat dengan maksud agar warga

Page 3: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

desa mendukung calon kepala desa tersebut. Wujud money politics yang lain bisa

berupa membangun sarana yang mendukung bagi pembangunan Desa Masin,

sehingga warga Desa Masin akan memberikan suaranya kepada Calon Kepala Desa

Masin.

Calon Kepala Desa Masin mendekati para ulama untuk mendapatkan dukungan

agar terpilih sebagai Kepala Desa Masin, dengan cara menjalin silaturrahmi,

bertandang ke rumah ulama tersebut, sehingga ulama dapat menyebarkan pengaruh

ulama tersebut kepada warga desa. Para ulama Desa Masin mempunyai pengaruh

besar terhadap warga Desa Masin, karena dianggap sebagai panutan dan sesepuh.

Disamping itu, Calon Kepala Desa Masin dapat me-lobby dari pemuda-pemudi

karang taruna Desa Masin dengan cara menjanjikan fasilitas-fasilitas yang mendukung

perkembangan karang taruna. Karang taruna merupakan wadah organisasi pemuda-

pemudi, sehingga Calon Kepala Desa dapat memperoleh dukungan dari kaum pemuda

pemudi Desa Masin.

Saudara atau kerabat dekat dari Calon Kepala Desa Masin tentu saja dapat

memilih Calon Kepala Desa Masin tersebut untuk dapat memenangkan suaranya,

sehingga terpilih menjadi Kepala Desa Masin.

Peristiwa adanya pemilihan Kepala Desa Masin tersebut menimbulkan

kompetisi atau persaingan antar Calon Kepala Desa Masin. Masing-masing Calon

Kepala Desa Masin saling menyebarkan pengaruhnya kepada warga Desa Masin

untuk mendapatkan dukungan sehingga warga desa akan memilihnya menjadi Kepala

Desa Masin.

Upaya untuk menarik simpati dari warga Desa Masin, Calon Kepala Desa Masin

akan mendekatinya dengan menjalin silaturrahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat

Desa Masin seperti tokoh agama, kalangan pemuda-pemudi dan kerabat-kerabatnya.

Upaya calon kepala desa tersebut dibarengi dengan janji-janji yang nantinya setelah

terpilih menjadi Kepala Desa Masin, maka harus merealisasikannya.

Salah satu tantangan yang perlu diteliti adalah bagaimana dinamika politik

pedesaan dalam pemilihan kepala desa. Sehubungan dengan adanya fenomena

tersebut, maka penulis bermaksud untuk mengkaji tentang dinamika politik pedesaan

dalam pemilihan kepala desa, khususnya di Desa Masin

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antar aktor yang terlibat dalam pemilihan Kepala Desa

Masin ?

2. Bagaimana dinamika pemilihan Kepala Desa Masin ditinjau dari konflik dan

kompetisi yang berlangsung selama pemilihan Kepala Desa Masin?

Page 4: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika politik

pedesaan dalam pemilihan Kepala Desa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memetakan pola hubungan/relasi dari aktor-aktor yang terlibat dalam

pemilihan Kepala Desa Masin.

2. Untuk mengetahui dinamika pemilihan kepala desa ditinjau dari konflik dan

kompetisi yang berlangsung selama pemilihan Kepala Desa Masin.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Untuk kepentingan penyusun, yaitu untuk menambah khasanah teoritis dan

pengetahuan serta sebagai tempat atau wadah untuk menerapkan teori-teori tentang

dinamika politik pedesaan dalam pemilihan kepala desa .

2. Untuk kepentingan ilmiah, yaitu untuk mengembangkan konsep yang bermanfaat

dan membangun bagi ilmu pemerintahan, khususnya kajian politik pedesaan dalam

pemilihan kepala desa.

3. Untuk lembaga yang terkait, yaitu sebagai masukan yang berkaitan dengan

berbagai persoalan tentang dinamika politik pedesaan dalam pemilihan kepala desa.

2. Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dalam sistem

pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

Pembagian daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil, dengan

bentuk dan susunan pemerintahan yang ditetapkan dengan undang-undang, dengan

memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan

negara dan hak asal usul yang bersifat istimewa. Negara kesatuan RI menghormati

kedudukan daerah-daerah yang bersifat istimewa tersebut dengan segala peraturan

negara yang mengenai daerah-daerah itu akan mengingati hak asal usul daerah

tersebut.

Bagi desa, otonomi yang dimiliki berbeda dengan otonomi yang dimiliki oleh

daerah propinsi maupun daerah kabupaten dan daerah kota. Otonomi yang dimiliki

oleh desa adalah berdasarkan asal-usul dan adat istiadatnya, bukan berdasarkan

penyerahan wewenang dari Pemerintah. Desa atau nama lainnya, yang selanjutnya

disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan

adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di

Daerah Kabupaten. Landasan pemikiran yang perlu dikembangkan saat ini adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Page 5: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

Menurut Sutardjo Kartohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul “Desa”

mengemukakan Pengertian tentang kewenangan sesuatu daerah hukum yang

dilukiskan dengan istilah asing “otonomi”, dalam bahasa Indonesia; hak untuk

mengatur dan mengurus sendiri dalam hukum adat sebenarnya tidak dikenal oleh

bangsa Indonesia”

Pengertian tentang otonomi desa adalah ciptaan bangsa Belanda waktu mereka

masih memegang kekuasaan di sini, selanjutnya dikatakan pula, bahwa hak otonomi

atau hak mengatur dan mengurus rumah tangga desa sebagai daerah hukum yang

diatur dalam hukum adat adalah kewenangan dan kewajiban tiada hanya yang

bersangkutan dengan kepentingan keduniawian, akan tetapi juga yang bersangkutan

dengan kepentingan kerohanian. Tidak hanya yang berkenaan dengan pemerintah

(kenegaraan) akan tetapi juga yang berkenaan dengan kepentingan penduduk

perseorang. Teranglah bahwa isi otonomi desa menurut hukum adat adalah sangat luas

(Kartohadikoesoemo, 1973: 12)

Dengan demikian, otonomi yang dimiliki desa adalah otonomi asli, yaitu

otonomi yang berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat, sehingga dalam

kenyataannya pasti akan timbul berbagai keanekaragaman, baik dari segi nama,

susunan pemerintahan, maupun bentuk-bentukan geografisnya. Tegasnya, terdapat

keadaan-keadaan khusus yang berbeda satu dengan yang lainnya. Keadaan tersebut

sebenarnya prinsip-prinsip “Kebhinekaan” itu ada dan berkembang secara nyata

dalam masyarakat, sehingga secara riil hak-hak, asal-usul, istiadat ini harus dihormati

sebagai modal pembangunan desa. Hal ini terjadi, apabila semboyan demokrasi,

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of, by, and for

the people), itu dihargai dan ditegakkan. Demokrasi yang terjadi di desa adalah grass-

roots democracy. Rakyat merupakan kekuatan-kekuatan yang berasal dari bawah

yang akan menjadi pembaharuan (autonomous energies) untuk menuju suatu keadaan

atau kondisi yang lebih baik.

Keberhasilan pelaksanaan pemilihan kepala desa tidak terlepas dari adanya

partisipasi aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat desa, baik sebagai kesatuan

sistem maupun sebagai individu merupakan bagian integral yang sangat penting dari

sistem pemerintahan desa. Secara prinsip, pelaksanaan pemilihan kepala desa

ditujukan guna mewujudkan kedaulatan rakyat di desa yang bersangkutan. Keadaan

tersebut menimbulkan tanggung jawab penyelengaraan pemerintahan desa tidak saja

di tangan kepala desa, BPD dan aparat pelaksananya, tetapi juga di tangan masyarakat

desa tersebut.

Salah satu wujud dari rasa tanggung jawab masyarakat di atas adalah adanya

sikap mendukung terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa yang antara lain

ditunjukkan melalui partisipasi aktif anggota masyarakat dalam memilih kepala desa.

Disamping itu partisipasi masyarakat juga merupakan pemenuhan terhadap etika

politik yang menempatkan rakyat sebagai sumber kekuasaan dan kedaulatan.

Page 6: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

Menurut Miriam Budiardjo, partisipasi masyarakat didasarkan pada

pertimbangan :

Bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat yang melaksanakannya melalui kegiatan

bersama untuk menetapkan tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk

menentukan orang-orang yang akan memegang tampuk pimpinan untuk masyarakat

berikutnya (Budiardjo, 1982: 2)

Demokrasi, diukur dengan bekerjanya tiga nilai penting yaitu kontestasi

(kompetisi), liberalisasi dan partisipasi (Dahl, 1971: 6-7). Ketiganya disandarkan pada

kebebasan individu, khususnya kebebasan untuk (freedom for) berkompetisi

memperebutkan jabatan-jabatan publik baik eksekutif maupun lembaga perwakilan

(legislatif) melalui proses pemilihan. Setiap orang bebas berpartisipasi dalam

pemilihan umum, menggunakan hak suaranya secara bebas tanpa tekanan, ancaman

atau mobilisasi. Setiap orang harus bebas untuk berbicara, berkumpul, berserikat,

memperoleh informasi dari pers yang bebas dan lain-lain.

Menurut Miriam Budiardjo dalam bukunya “Masalah Kenegaraan” mengatakan

bahwa demokrasi itu mempunyai nilai-nilai khusus.

Nilai pertama adalah menyelesaikan pertikaian-pertikian secara damai dan sukarela.

Nilai kedua adalah yang menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu

masyarakat yang selalu berubah. Nilai ketiga adalah pergantian penguasa secara

teratur. Nilai keempat adalah penggunaan paksaan sesedikit mungkin. Nilai kelima

adalah keanekaragaman. Nilai keenam adalah menegakkan keadilan. Nilai ketujuh

adalah suatu nilai yang sering dikemukakan atas nama demokrasi yaitu sistem

demokrasilah yang paling baik dalam memajukan ilmu pengetahuan. Nilai kedelapan

terdiri dari kebebasan-kebebasan yang terdapat dalam demokrasi. Nilai yang

kesembilan akhirnya , nilai yang dapat diberikan kepada demokrasi karena

kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam sistem-sistem lain. (Budiardjo, 1982:

165-191)

Demokrasi desa dalam catatan sejarah yang membuktikan bahwa pada masa lalu

desa-desa di Indonesia telah dikelola dengan menggunakan sebuah sistem nilai

tradisional yang prinsip dasarnya memiliki kemiripan dengan prinsip-prinsip dasar

demokrasi modern. Bisa dikatakan demikian karena secara politik masyarakat desa

mendasarkan dirinya kepada kedaulatan rakyat, hal ini bisa terlihat dalam pelaksanaan

pemilihan kepala desa oleh masyarakat desa yang bersifat langsung dimana calon-

calonnya mereka ajukan sendiri kemudian kegiatan musyawarah dan rembug desa

yang berlangsung secara intensif. Bukti empiris ini bahkan menunjukkan bahwa

prinsip demokrasi yang dijalankan di desa memiliki tingkat kualitas yang lebih baik

dibandingkan jika dilihat dari pemahaman konsep demokrasi populer yang sangat

mekanistik dan prosedural.

Demokrasi desa menurut Ina E. Slamet merupakan demokrasi asli dari suatu

masyarakat yang belum mengalami stratafikasi sosial (dalam Suhartono, 2001: 26)

Page 7: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

Demokrasi desa sebagaimana dikatakan oleh Hatta mengandung tiga ciri, yakni:

rapat (tempat rakyat bermusyawarah dan bermufakat), hak rakyat untuk mengadakan

protes, dan cita-cita tolong menolong (dalam Suhartono, 2001:26)

Menurut H.A.W Widjaja dalam bukunya “Pemerintahan Desa/Marga

berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999” tentang Pemerintahan Daerah

mengatakan bahwa :

Kepala desa dipilih langsung oleh Penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat.

Pemilihan kepala desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan pemilihan.

(Widjaja, 2002: 48)

H.A.W Widjaja dalam bukunya tentang “Pemerintahan Desa/Marga”

mengatakan bahwa :

Calon kepala desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang mendapatkan dukungan

suara terbanyak . Calon kepala desa yang terpilih tersebut ditetapkan dengan

keputusan BPD/BPM berdasarkan laporan dan Berita Acara Pemilihan dari Panitia

Pemilihan dan disahkan oleh bupati dengan menerbitkan Keputusan Bupati tentang

Pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih. (Widjaja, 2002: 48) Figur seorang calon

kepala desa harus benar-benar sesuai dengan karakteristik pemimpin yang baik,

dimana calon kepala desa tersebut harus berani berkorban untuk kepentingan warga

desanya.

Seseorang yang akan menjadi kepala desa harus mempunyai motivasi atau

keinginan yang kuat agar cita-citanya itu berjalan dengan lancar. Hal tersebut sejalan

dengan yang dikatakan oleh Kana dalam “jurnal Politik Lokal dan Sosial-Humaniora”

bahwa : “Motivasi menjadi calon kepala desa itu berasal dari luar dan dari diri calon

kepala desa tersebut” (Kana, 2001: 17)

Seorang kepala desa akan melakukan hal-hal yang mendukung dalam perolehan

suara, oleh karena itu seorang calon kepala desa harus bisa merekrut kader-kadernya

untuk mengorganisasikan strateginya, agar terpilih menjadi kepala desa. Ini sesuai

dengan yang dikatakan Kana bahwa : “Rekruitmen kader pendukung untuk

mengorganisasikan strategi dalam pemilihan kepala desa yaitu menjalin hubungan

dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, pemuda-pemudi karang taruna”

(Kana, 2001: 7)

Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala desa, para calon kepala desa sudah

mempersiapkan strategi untuk memenangkan pemilihan tersebut. Hal ini seperti yang

terdapat dalam jurnal “Politik Lokal dan Sosial-Humaniora” oleh Kana bahwa :

Pelaksanaan strategi persaingan dalam pemilihan kepala desa dilakukan dengan

menggunakan uang (money politics), dengan menyelenggarakan iztihad/doa bersama,

dudah ngamal artinya mengungkapkan hal-hal baik yang pernah dibuat oleh calon

kepala desa di masa lalu kepada masyarakat, dan juga dengan mengadakan

silaturrahmi yaitu kunjungan ke rumah-rumah penduduk (Kana, 2001: 9, 15)

Page 8: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

3. Objek dan Metode Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Masin yang melaksanakan

pemilihan kepala desa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yaitu hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Maksudnya Penulis

hanya sekedar menjelaskan situasi atau peristiwa, tidak mencari hubungan sebab

akibat, membuat uji hipotesis atau membuat prediksi.

Pada hakekatnya, penelitian deskriptif mempunyai tujuan seperti yang dikemukakan

oleh Soehartono bahwa : Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau

gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih

(Soehartono, 2002:35)

Menurut Nawawi, penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri pokok. Ciri-ciri

pokok dari metode deskriptif adalah sebagai berikut :

1) Memusatkan perhatian-perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat

penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual

2) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya,

diiringi dengan interpretasi rasional yang adequat. (Nawawi, 2001: 63-64)

3.1. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah melalui :

1. Studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mencari buku-buku, majalah dan surat

kabar yang berhubungan dengan dinamika politik pedesaan dalam pemilihan

kepala desa.

2. Studi lapangan, yaitu dengan mengamati dan terjun langsung ke Desa Masin untuk

mengetahui tentang dinamika politik pedesaan dalam pemilihan kepala desa,

dengan menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara

langsung permasalahan yang ada di Desa Masin tentang dinamika politik

pedesaan dalam pemilihan kepala desa

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara

langsung oleh peneliti/pewawancara kepada warga Desa Masin yang dewasa,

anggota BPD dan aparat desa, dan jawaban-jawaban tersebut dicatat atau

direkam dengan alat perekam (tape recorder). Ini disebut data primer yaitu

keseluruhan data yang diperoleh melalui wawancara dengan responden serta

dari hasil pengamatan yang secara langsung.

c. Studi dokumentasi, yaitu tehnik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subyek penelitian dalam hal ini warga Desa Masin, anggota

BPD dan aparat desa. Studi dokumentasi disini berupa buku harian, laporan,

dan notulen rapat.

Page 9: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

3.2. Unit Analisis

Unit analisis menunjukkan siapa atau apa yang mempunyai karakteristik yang

akan diteliti (Soehartono, 2002: 29). Unit analisis dalam penelitian ini terdiri dari

seluruh warga Desa Masin yang dewasa beserta aparat desa. Dari unit analisis tersebut

diambil sebuah sampel. Tehnik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling,

dimana peneliti mengambil orang-orang yang terpilih betul sesuai dengan tujuan

penelitian. Orang-orang yang dijadikan informan diantaranya :

1. Tokoh masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda

2. Pemimpin Organisasi Kemasyarakatan

3. Warga masyarakat Desa Masin

4. Kepala Desa Masin.

5. Perangkat Desa

6. Pengurus LKMD

7. Pengurus BPD.

8. Kepala Dusun

3.3. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka analisis yang

digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Secara operasional, tehnik analisis data

dilakukan melalui beberapa tahapan sebagaimana model tehnik analisis data yang

dikemukakan Miles dan Huberman (1992: 15-20).

Pertama, reduksi data sebagai proses pemilihan, penyederhanaan, klasifikasi

data kasar dari hasil penggunaan tehnik dan alat pengumpulan data di lapangan.

Reduksi data sudah dilakukan semenjak pengumpulan data. Reduksi dilaksanakan

secara bertahap dengan cara membuat ringkasan data dan menelusuri tema yang

tersebar. Setiap data yang dipilih disilang melalui komentar informan yang berbeda

untuk menggali informasi dalam wawancara dan observasi. Informasi yang berasal

dari tokoh-tokoh dalam struktur keorganisasian desa disilangkan dengan informasi

yang diperoleh dari tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh ulama.

Kedua, penyajian data merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan

informasi menjadi pernyataan. Data kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang pada

mulanya terpencar dan terpisah menurut sumber informasi dan pada saat diperolehnya

informasi tersebut. Kemudian, data diklasifikasikan menurut pokok-pokok

permasalahan yang antara lain terkait dengan dinamika politik pedesaan dalam

pemilihan kepala desa.

Ketiga, menarik kesimpulan berdasarkan reduksi, interpretasi dan penyajian data

yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya selaras dengan mekanisme logika

pemikiran induktif, maka penarikan kesimpulan akan bertolak dengan hal-hal yang

khusus (spesifik) sampai kepada rumusan simpulan yang sifatnya umum (general).

Page 10: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hubungan Antar Aktor Yang Terlibat Dalam Pemilihan Kepala Desa

Masin

Calon Kepala Desa Masin harus bisa menjalin hubungan kerja sama yang baik

dengan basis massa, sehingga basis massa akan mendukung calon kepala desa tersebut

yang akhirnya akan terpilih menjadi Kepala Desa Masin. Hubungan yang terjalin

antara aktor-aktor yang terlibat dalam pemilihan kepala desa tidak dapat dilepaskan

dari pengaruh jaringan sosial yang selama ini berlangsung di Desa Masin.

Hubungan sosial yang dijalin antara seseorang dengan sejumlah warga

masyarakat lainnya mempunyai tingkat keeratan dan keseringan yang bervariasi.

Dengan demikian, ada sejumlah individu yang memiliki hubungan-hubungan sosial

yang erat dan kerap dengan seseorang. Ada pula sejumlah orang lainnya yang jarang

mengadakan interaksi sosial dengan orang tertentu, sehingga hubungan sosialnya tidak

erat. Selain itu, terdapat pula sejumlah orang yang tidak mempunyai hubungan sosial

dengan individu-individu tertentu.

Menurut Sartono Kartodirdjo, ciri khas dari sejumlah komunitas kecil seperti

desa adalah adanya ikatan komunal yang cukup kuat. Kekuatan komunal itu terutama

terwujud dalam suatu kelompok sosial yang berupa kehidupan bertetangga dekat, serta

dalam kegiatan-kegiatan yang berdasarkan etos paguyuban. Kegiatan itu misalnya

berupa sumbangan, slametan, jagongan (pesta kenduri) dan sebagainya (Kartodirdjo,

1987: 82).

Pada dasarnya hubungan yang terjadi antara Calon Kepala Desa Masin dengan

basis massa itu karena adanya hubungan kekerabatan, dimana adanya hubungan batin

yang murni dan bersifat alamiah. Menurut Ferdinand Tonnies hubungan kekerabatan

ini berupa paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft) (Dalam

Soekanto, 1999: 144).

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat

oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar

hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah

dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis. Bentuk

paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabatan,

rukun tetangga dan lain sebagainya.

Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat

pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam fikiran

belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat

diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuk gesellschaft terutama terdapat di dalam

hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya ikatan antara

pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri dan lain sebagainya.

Page 11: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

Menurut Tonnies, paguyuban (gemeinschaft) mempunyai beberapa ciri pokok,

yaitu :

1. intimate, yakni hubungan menyeluruh yang mesra

2. private, yakni hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang

saja

3. exclusive, yakni hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk

orang-orang lain di luar “kita”.

Di dalam gemeinschaft atau paguyuban terdapat suatu kemauan bersama

(common will), ada suatu pengertian (understanding) serta juga kaidah-kaidah yang

timbul dengan sendirinya dari kelompok tersebut.

Menurut Tonnies, di dalam setiap masyarakat selalu dijumpai salah satu diantara

tiga tipe paguyuban, yaitu:

1. paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu gemeinschaft atau

paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau

keturunan, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.

2. paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang

terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal, sehingga dapat saling

tolong-menolong, contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga, arisan.

3. paguyuban karena jiwa-pikiran (gemeinschaft of mind), yang merupakan suatu

gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai

hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka

mempunyai jiwa dan fikiran yang sama. Paguyuban semacam ini biasanya

ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.

Hubungan kekerabatan yng terjadi di Desa Masin ini dapat dipengaruhi atas

dasar :

1) Persahabatan

Persahabatan di sini diartikan sebagai teman sejawat, sepermainan dan semasa

bertemu di pendidikan sekolah. Seorang teman yang dahulu pernah akrab dan

dekat tentunya akan mendukung sahabatnya yang menjadi calon kepala desa.

Secara otomatis tidak harus dipengaruhi oleh calon kepala desa tersebut. Teman

atau sahabat itu akan mendukungnya untuk terpilih menjadi Kepala Desa Masin,

karena menurut hasil wawancara teman tersebut mengetahui sifat, sikap dan

karakter-karakter sesungguhnya dari calon kepala desa. Di sini ditegaskan sesuai

dengan sumber yang dipercaya bahwa teman atau sahabat yang mendukung calon

kepala desa tersebut tidak memihak kepada calon kepala desa lain, sehingga

hubungan politik yang tentang “kawan bisa jadi lawan dan lawan bisa jadi kawan”

tidak berlaku walaupun tergantung dari kepentingannya. Pada prakteknya seorang

calon kepala desa atau kadernya tidak akan mendatangi anggota masyarakat yang

sudah menjadi kader calon kepala desa lainnya. Namun dalam upaya meraih

dukungan suara yang lebih besar, seorang calon kepala desa atau kadernya akan

mendatangi anggota masyarakat yang berpotensial dalam memberikan suara.

Page 12: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

2) Persaudaraan

Persaudaraan di sini diartikan karena adanya hubungan famili baik famili jauh

maupun dekat, dimana calon kepala desa akan mendekati saudara-saudaranya

dengan bertandang ke rumah/silaturrahmi untuk mendukung calon kepala desa

tersebut, sehingga terpilih menjadi Kepala Desa Masin. Sebagai wujud kepedulian

dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan, maka secara otomatis akan mendukung

saudaranya untuk terpilih menjadi Kepala Desa Masin.

3) Ketetanggaan (lokalitas)

Secara geografis, wilayah Desa Masin terbagi ke dalam dua dusun yang dipimpin

oleh dua kepala dusun. Seluruh penduduk Desa Masin dikelompokkan lagi ke

dalam 4 buah Rukun Warga (RW) dan 9 Rukun Tetangga (RT). setiap wilayah RT

dipimpin oleh seorang ketua RT. Seorang ketua RT dapat dikatakan merupakan

“pejabat” tingkat terbawah dari pemerintahan desa, yang berhubungan langsung

dengan rakyat

Pada umumnya seorang RT adalah orang yang dipandang menonjol

kebaktiannya kepada masyarakat setempat. Ia biasanya seorang guru atau keturunan

pemuka daerah setempat. Jabatan ketua RW biasanya juga dipegang oleh seorang

guru.

Dalam kesatuan RT inilah suasana hidup bertetangga sangat terasa. Sehari-hari

mau tidak mau akan sering bertemu, bertatap muka dan bertegur sapa secara langsung.

Sebagai akibatnya setiap hari berbagai informasi tersebar dari mulut ke mulut dengan

cepat. Dalam suasana kehidupan bertetangga semacam inilah segala sifat, sikap dan

karakter-karakter pribadi akan tampak dan terasa dalam pertemuan-pertemuan atau

kontak-kontak yang terjadi antar warga. Misalnya dalam kegiatan saling berkunjung

(bertamu), sambat sinambat (saling meminta pertolongan yaitu suatu cara meminta

bantuan yang dilakukan menurut tata cara dan sopan santun tertentu, yakni dengan

cara mendatangi seorang tetangga serta menyatakan keinginan untuk memohon

bantuan), jagong manten (resepsi pernikahan), mitoni (upacara tujuh bulan kandungan

untuk anak pertama, biasanya dengan membuat makanan yang disebut

ngrujak/makanan bermacam-macam buah yang dicampur dengan bumbu dan ada

kuahnya), tetulung layat (tolong menolong dalam peristiwa kematian), arisan dan lain-

lainnya. Hal-hal seperti ini dapat berlangsung karena suatu rumah tangga di Jawa

terutama harus menjalin suatu hubungan yang baik dengan para tetangganya.

Seorang ketua RT pada umumnya mengetahui dan memahami secara mendalam

keadaan dari setiap warga RT-nya. Hal itu dapat terjadi karena ia sering memimpin

pertemuan-pertemuan, diundang warganya untuk memberikan sambutan pada suatu

acara, atau menyelesaikan pertikaian-pertikaian yang tidak jarang muncul dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena seorang ketua RT atau ketua RW biasanya secara

ekonomis cukup mampu, maka tidak jarang banyak warga di sekitarnya bertamu ke

rumah mereka.

Page 13: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

Calon kepala desa akan berusaha menjalin hubungan yang baik dengan ketua RT

maupun ketua RW, karena dari ketua RT dan ketua RW inilah warga desa akan

menurut. Di samping itu, tetangga-tetangga dari calon kepala desa tertentu juga akan

memberikan dukungan kepada calon kepala desa tersebut dengan alasan dapat

mempermudah memberikan pelayanan dan juga sudah mengetahui segala sifat, sikap

dan karakter-karakter pribadinya melalui kehidupan sehari-hari.

4.1.1 Hubungan Calon Kepala Desa Sugianto Dengan Basis Massa Dalam

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa

Sugianto, Calon Kepala Desa Masin menjalin hubungan dengan basis massanya

yaitu atas dasar hubungan pertemanan dan ketetanggaan. Sugianto merupakan warga

Desa Masin, dimana setiap sore mengikuti olahraga sepak bola, oleh karena itu

banyak teman-teman dari kelompok pemuda khususnya yang bermain sepakbola

langsung mendukung Sugianto untuk mencalonkan sebagai Calon Kepala Desa Masin.

Sementara itu, kelompok sepermainan sepakbola ini akan berusaha semaksimal

mungkin supaya Sugianto terpilih untuk menjadi Kepala Desa Masin. Di samping itu,

dukungannya yang mayoritas berasal dari Dusun Masin Timur, karena faktor simpatik

atas dasar pendidikannya yang sarjana dan di Dusun Masin Timur baru pertama kali

ada yang mencalonkan diri untuk menjadi Kepala Desa Masin.

Selain hubungan basis massanya atas dasar hubungan pertemanan, calon kepala

desa, Sugianto ini menjalin hubungan dengan basis massanya karena faktor

ketetanggaan, dimana warga Desa Masin Timur ini mendukung sepenuhnya kepada

calon kepala desa Sugianto agar terpilih menjadi Kepala Desa Masin yang pertama

kali di Dusun Masin Timur.

4.1.2 Hubungan Calon Kepala Desa Asmilin Dengan Basis Massa Dalam

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa

Asmilin, Calon Kepala Desa Masin lainnya yang paling muda menjalin

hubungan dengan basisnya adalah atas dasar persaudaraan, baik saudara dekat

maupun saudara jauh. Saudara-saudaranya akan memberikan dukungan supaya

terpilih menjadi Kepala Desa Masin. Dengan adanya saudara yang terpilih menjadi

kepala desa maka akan memperoleh kemudahan-kemudahan. Semua saudara Calon

Kepala Desa Asmilin mendukungnya, hal ini dapat dilihat dari salah satu kakaknya

yang tinggal di dusun lain menjadi kader dan berusaha untuk mencari dukungan di

dusun tersebut.

Di samping itu, ada juga hubungan calon kepala desa Asmilin dengan basis

massanya berdasarkan hubungan pertemanan yaitu teman sewaktu menerima

pendidikan di sekolah Madrasah Tsanawiyah. Calon Kepala Desa Masin tersebut ,

menjadikan temannya sebagai kader untuk mencari dukungan sebanyak-banyaknya

dari warga Desa Masin.

Page 14: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

4.1.3 Hubungan Calon Kepala Desa Masrur Dengan Basis Massa Dalam

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa

Calon Kepala Desa Masin yang terakhir yaitu Masrur, hubungan dengan basis

massa yang dijalankan oleh Masrur tidak jauh berbeda dengan Calon Kepala Desa

Masin, Asmilin. Masrur menjalin hubungan kerjasama dengan basis massa yaitu

berdasarkan atas hubungan persaudaraan. Warga Desa Masin yang masih saudara

dengan Calon Kepala Desa Masrur, baik saudara dekat maupun saudara jauh tentunya

akan memberikan dukungan sepenuhnya kepada Calon Kepala Desa Masrur supaya

terpilih lagi menjadi Kepala Desa Masin.

Di samping itu, dukungan dari basis massa yang diberikan kepada Calon Kepala

Desa Masrur atas dasar rasa simpatik terhadap kepemimpinan sebelumnya, dimana

Masrur dalam memimpin Desa Masin sudah lumayan berhasil dan tidak ada kasus-

kasus yang menjatuhkan martabat Desa Masin.

4.2 Dinamika Pemilihan Kepala Desa Masin Ditinjau dari Konflik dan

Kompetisi yang berlangsung selama Pemilihan Kepala Desa Masin

Pelaksanaan pemilihan Kepala Desa Masin pada tahun 1999 melibatkan tiga

Calon Kepala Desa Masin yaitu Sugianto, Masrur dan Asmilin. Sugianto yang

mempunyai basis massa di Dusun Masin Timur, sementara Dusun Masin Tengah

terbagi dua basis yaitu basis massa Asmilin dan basis massa Masrur. Ketiganya

berkompetisi untuk menjadi Kepala Desa Masin dengan mencari dukungan dari warga

Desa Masin sebanyak-banyaknya.

4.2.1 Strategi Yang digunakan Sugianto Dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala

Desa

Dilihat dari motivasi untuk menjadi Calon Kepala Desa Masin, Sugianto semula

seorang sarjana dalam bidang pembangunan adalah seorang tokoh yang cukup

disegani di Dusun Masin Timur, tetapi belum cukup dikenal oleh warga Desa Masin

secara keseluruhan khususnya di Dusun Masin Tengah. Ketokohan Sugianto ini

tinggi, karena hanya sejumlah orang tertentu saja yang berkomunikasi dengannya,

maksudnya Sugianto ini berasal dari keluarga yang cukup disegani oleh warga desa di

dusunnya, dan karena Sugianto ini dari dahulu mengenyam pendidikan di luar daerah,

maka orang-orang sekitar sangat menghormatinya atas hasil dari pendidikannya.

Selain itu juga, Sugianto sangat termotivasi untuk menjadi Kepala Desa Masin, karena

di Dusun Masin Timur dari dahulu adanya pemilihan Kepala Desa Masin belum

pernah ada yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Masin. Sebagian kaum

pemuda, beberapa tokoh agama juga mendukung Sugianto untuk menjadi Kepala

Desa Masin. Di samping itu, secara pribadi Sugianto termotivasi untuk menjadi

Kepala Desa Masin, karena faktor ekonomi yaitu kepala desa yang terpilih akan

mendapatkan bengkok (sawah yang setiap tahunnya bisa dipanen atau disewakan)

Page 15: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

yang lumayan besar, walaupun Sugianto di rumahnya itu mempunyai peternakan

ayam.

Calon Kepala Desa Masin, Sugianto mencari pendukung yang akan

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan mencari calon pemilih dengan mula-mula

mendekati tokoh-tokoh masyarakat di Desa Masin untuk mendengarkan pertimbangan

mereka tentang niatnya mencalonkan diri. Tokoh-tokoh tersebut adalah tokoh-tokoh

yang dianggap lebih berpengaruh dari dirinya. Dari respon mereka Calon Kepala Desa

Sugianto dapat menilai apakah ia akan didukung atau tidak, atau bahkan ditentang.

Hal itu juga dilakukan untuk memenuhi tata krama di masyarakat desa, yaitu

memohon perkenan dan izin dari pemimpin di masyarakat sebelum suatu kegiatan

yang mengenai banyak warga di desa diselenggarakan. Dengan cara itulah antara lain

Calon Kepala Desa Masin, Sugianto memperoleh kadernya, disamping dari temannya.

Di tiap dusun dibentuk kelompok yang disebut kelompok basis, yang terdiri dari

sejumlah kader. Minimal jumlah anggota kader itu satu orang di tiap KK di dusun. Di

dusun yang jumlah pendukungnya dianggap besar (dominan/mayoritas) jumlah kader

basis ditetapkan seperlunya saja, sementara di dusun yang jumlah pendukungnya

dinilai kecil (minoritas) diupayakan agar jumlah kader sebanyak jumlah KK

pendukung di dusun yang bersangkutan. Kader-kader pendukung di dusun dengan

jumlah mayoritas calon pemilih bertugas untuk memelihara dukungan yang sudah ada

di kalangan calon pemilih dan mencegah berperannya pengaruh saingan dari kegiatan

kader-kader pendukung calon kepala desa lawan. Sementara di dusun dengan

minoritas calon pemilih, kader-kader pendukung Calon Kepala Desa Masin Sugianto

khususnya bekerja untuk mempengaruhi warga pendukung calon kepala desa lawan

agar beralih mendukung Sugianto. Dengan cara itu masyarakat pemilih di dusun

dipecah dukungannya.

Proses pencarian kader pendukung yang dilakukan oleh Calon Kepala Desa

(cakades) Sugianto, misalnya dijalankan sebagai berikut. Cakades Sugianto

merencanakan penetapan kader pendukungnya itu jauh sebelum hari pencoblosan.

Pencarian itu menyusul minta pertimbangan dan mohon restu dari tokoh-tokoh

masyarakat di desa.

Dukungan juga berhasil diperoleh Sugianto dari kelompok pemuda. Alasan yang

melandasi dukungan kelompok ini kepada Calon Kepala Desa Sugianto antara lain

karena calon kepala desa Sugianto adalah anggota kelompok sepakbola Desa Masin

dan menjanjikan kalau terpilih menjadi kepala desa maka akan membangun lapangan

sepak bola.

Penggunaan uang (money politics) juga dilakukan oleh Calon Kepala Desa

Sugianto yaitu kader (pendukungnya) yang membagi-bagikan uang kepada warga

Desa Masin untuk mendukung Calon Kepala Desa Sugianto. Menurut hasil

wawancara dengan salah seorang warga Desa Masin bahwa besar uang yang diberikan

kepada warga desa adalah Rp. 3000,-/orang.

Page 16: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

4.2.2 Strategi Yang Digunakan Masrur Dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala

Desa

Masrur, Calon Kepala Desa Masin lainnya, terdorong untuk mencalonkan diri

terutama karena sebelumnya sudah menjadi Kepala Desa Masin. Secara otomatis

pengalaman dan pertimbangannya lebih banyak. Pendorong utama pencalonan Masrur

adalah banyaknya warga Desa Masin dan familinya yang mendukung, karena melihat

kepemimpinan sebelumnya sudah lumayan tidak ada kasus sesuatu. Hal lain yang juga

melatarbelakangi dukungan kuat dari salah satu familinya mendorong Masrur untuk

mencalonkan diri adalah dukungan keuangan.

Bagi calon kepala desa yang berasal dari mantan lurah, seperti Masrur, maka

kader pendukungnya datang dari aparat-aparat desa selama masa jabatan menjadi

Kepala Desa Masin. Di samping dari aparat-aparat lurah, kader-kader itu juga

sebagian adalah tokoh-tokoh masyarakat desa. Strategi persaingan justru dirancang

oleh mereka.

Pelaksanaan strategi persaingan yang dilakukan oleh Calon Kepala Desa, Masrur

menyelenggarakan istighosah (doa bersama). Di dusun, terutama di dusun dengan

jumlah minoritas calon pemilih, para kader berusaha memecah/merebut calon pemilih

calon kepala desa lawan. Inilah yang disebut upaya “memecah daerah”, yang

dilakukan antara lain dengan menunjukkan keunggulan-keunggulan calon kepala desa

sendiri dan mencegah upaya kader calon kepala desa lawan memelihara dukungan

dari calon pemilihnya.

Strategi persaingan yang dilakukan oleh kader calon kepala desa, Masrur adalah

dengan melakukan dudah ngamal, artinya mengungkapkan hal-hal yang baik yang

pernah dibuat calon kepala desa semasa menjabat sebagai Kepala Desa Masin

sebelumnya. Cara lain juga diterapkan misalnya membangun hubungan dengan warga

Desa Masin dengan cara silaturrahmi. Calon kepala desa menyediakan waktu dan

rumahnya untuk menjamu tamu yang berkunjung ke tempat tinggalnya. Memang

efektivitasnya kecil, karena silaturrahmi itu seringkali dimanfaatkan oleh kaum muda

untuk mengunjungi rumah seorang calon kepala desa lalu ke rumah calon kepala desa

lainnya untuk menikmati hidangan dan acara hiburan/lagu-lagu yang diperdengarkan

oleh penyelenggara silaturrahmi.

Page 17: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

4.2.3 Strategi Yang Digunakan Asmilin Dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala

Desa

Sementara itu, calon yang terakhir yaitu Asmilin. Asmilin adalah seorang calon

kepala Desa Masin yang paling muda dibanding dengan calon yang lainnnya. Asmilin

termotivasi untuk menjadi Kepala Desa Masin karena dorongan dari orang tuanya dan

dukungan dari familinya serta sebagian warga Desa Masin. Di samping itu, Asmilin

termotivasi karena status sosial maksudnya dengan menjadi Kepala Desa Masin maka

secara otomatis akan dihormati dan disegani oleh warga Desa Masin.

Calon Kepala Desa Asmilin, dalam merekrut kader pendukung untuk

pengorganisasian strategi dalam pemilihan Kepala Desa Masin yaitu dengan

mengadakan kunjungan/silaturrahmi ke tokoh-tokoh masyarakat untuk meminta restu,

termasuk ke tokoh-tokoh masyarakat yang oleh calon kepala desa yang bersangkutan

telah diketahui tidak akan mendukung (pendukung calon kepala desa lawan) dan

silaturrahmi (bertemu) untuk tilik sedulur (mengunjungi saudara). Pada saat seperti

tilik sedulur itulah janji-janji calon kepala desa disampaikan. Misalkan bila terpilih

menjadi Kepala Desa Masin pembangunan jalan-jalan dusun akan direalisasikan.

Pemilihan kader dari pendukung Calon Kepala Desa Masin, Asmilin adalah anggota-

anggota kerabat dan orang-orang yang paling dipercaya ditambah dengan orang-orang

yang berpengaruh atau disegani dari tiap dusun.

Money politics merupakan tindakan membagi-bagikan uang (baik milik pribadi

maupun bantuan dari orang lain) untuk membeli suara atau untuk mendapatkan

keuntungan politis (political gain), artinya tindakan money politics itu dilakukan

secara sadar oleh pelaku (Ismawan, 1999: 5)

Praktik money politics adalah hal yang lumrah dalam pelaksanaan strategi

persaingan antar para calon kepala desa yang bertarung dalam pemilihan kepala desa.

Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dan dianggap suatu kewajaran dalam pemilihan

kepala desa, kalau calon kepala desa tidak membagikan uang kepada masyarakat

untuk mencari dukungan maka tidaklah menguatkan calon kepala desa tersebut. Dari

ketiga calon kepala desa, semuanya menggunakan praktk money politics. Praktik

money politics tersebut dilakukan baik dari calon kepala desa maupun pendukung

(kader). Mayoritas besar uang yang dibagikan kepada warga desa adalah Rp.3000,-

/orang. Pembagian uang tersebut dilakukan pada malam menjelang hari pencoblosan.

Pada proses demokrasi level akar rumput (grassroot) ini praktik money politics

tumbuh subur. Karena dianggap suatu kewajaran, masyarakat tidak lagi peka terhadap

bahayanya. Mereka membiarkannya, karena tidak merasa bahwa money politics secara

normatif harus dijauhi. Segalanya berjalan dengan wajar. Kendati jelas terjadi money

politics, dan hal itu diakui oleh kalangan masyarakat, namun tidak ada protes.

Di sini kita bisa melihat betapa money politics telah mendarah daging di

masyarakat pada tingkat akar rumput (grassroot) sampai tingkat elit. Perbedaannya,

Page 18: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

pada tingkat akar rumput, praktik tersebut lebih transparan dan tidak menjadi

persoalan yang sensitif. Sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi, praktik money

politics lebih tertutup dan menjadi hal yang sangat sensitif. Kecuali masyarakat yang

telah terbiasa dengan praktik money politics sehingga daya kritis mereka cenderung

berkurang.

Praktik money politics ini sebenarnya melanggar nilai-nilai demokrasi

khususnya nilai keadilan, karena calon kepala desa yang murni tidak menggunakan

money politics akan sedikit dalam memperoleh dukungan. Di samping itu, praktik

money politics melanggar aturan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi. Hal ini

dapat terlihat adanya penggunaan paksaan kepada warga desa untuk memilih calon

kepala desa tertentu untuk melaksanakan money politics tersebut.

Uang dalam pemilihan kepala desa disumbangkan untuk biaya perbaikan jalan,

membeli alat olahraga, dan sebagainya. Pemberian sumbangan dalam rangka

kampanye semacam itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa calon kepala desa

memberikan perhatian dan bersedia berbuat untuk kepentingan publik (kelompok

pemuda, penduduk desa, dan seterusnya). Di kalangan masyarakat Desa Masin cara

itu mempunyai pengaruhnya kepada pertimbangan warga desa tentang siapa yang

akan dipilihnya. Kecuali yang sudah jelas ada hubungan kekerabatan dengan calon

kepala desa, mereka akan menerima uang tersebut, tetapi dalam pencoblosan berbeda.

Menurut survei di lapangan bahwa calon kepala desa yang tidak menggunakan

uang (tidak membagi-bagikan uang kepada calon pemilih pendukungnya) pasti tidak

bakal terpilih, sedang calon kepala desa yang mempraktikkan money politics belum

tentu terpilih. Artinya mempraktikkan money politics masih mempunyai peluang

untuk terpilih.

Dalam permainan politik uang, seorang calon kepala desa beserta tim suksesnya

harus menguasai benar kondisi di lapangan. Pertimbangan hati-hati ini dilakukan oleh

para calon agar uang yang tersedia diberikan kepada orang yang tepat sasarannya.

Kalau penggunaan uang tidak hati-hati bukan hanya salah sasaran berakibat uang

hilang percuma, tetapi sangat beresiko apabila informasi jatuh kepada mereka yang

tidak dapat dipercaya.

Selain itu, ternyata pemberian uang tidak pula selalu dilakukan oleh para calon

kepala desa. Pemberian uang dapat dilakukan melalui perantara orang lain termasuk

teman akrab, keluarga, hubungan bisnis dan seterusnya. Berikut adalah akan dibahas

sistem pemberian uang bagi Calon Kepala Desa Masin yang terlibat dengan politik

uang.

1) Melalui Tim Sukses Calon Kepala Desa

Para bakal calon kepala desa dikelilingi oleh orang-orang yang berasal dari

latar belakang berbeda. Ada yang menguasai bidang administrasi yang bertanggung

jawab terhadap berbagai keperluan administrasi sang bakal calon kepala desa. Ada

Page 19: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

pula yang bertugas menyiapkan visi dan misi beserta berbagai kelengkapan yang

terkait dengan itu. Ada pula tim yang terkait dengan masalah-masalah spiritual.

Artinya tim ini bertanggung jawab khusus untuk bidang gaib, termasuk menggunakan

jasa paranormal kalau tidak layak disebut dukun.

Selain berbagai tim dengan spesialisasi masing-masing tersebut, terdapat orang

dekat yang mengurusi masalah dana. Karena persoalan dana ini termasuk sensitif dan

rahasia, maka tidak sembarangan orang mampu menembus informasi ini. Digunakan

orang tertentu dan dapat dipercaya. Dalam praktek politik uang, melalui tangan-tangan

inilah uang disampaikan kepada mereka yang berhak menerimanya.

Dari ketiga Calon Kepala Desa Masin, semuanya dikelilingi oleh tim sukses,

dimana mereka bersaing untuk mencari dukungan suara kepada warga Desa Masin

sebanyak-banyaknya.

2) Melalui Orang Terdekat

Tidak selamanya tim sukses yang berada di sekeliling bakal calon kepala desa

mampu menembus sasaran yang hendak diberikan dana. Dalam praktek politik uang

berbagai cara dilakukan. Latar belakang orang-orang yang dianggap berpengaruh

dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa kemudian dipelajari secara seksama.

Misalnya, dicari informasi akurat tentang siapa keluarganya, dari mana ia berasal,

kepada siapa ia berhubungan dekat, siapa saja yang mungkin mampu

mempengaruhinya.

Apabila data yang diperlukan mampu didapat kemudian diputuskan siapa yang

akan melakukan pendekatan. Misalnya orang tersebut sangat dekat seorang pengusaha

desa itu. Jadi digunakan cara pendekatan melalui penguaha tersebut, termasuk

menyampaikan uang yang disepakati.

3) Pemberian Langsung Oleh Calon Kepala Desa

Tidak menutup kemungkinan sang bakal calon kepala desa mengadakan

pendekatan langsung. Sangat mungkin bakal calon kepala desa terlibat langsung

dalam penyampaian sejumlah dana untuk kepentingan pemilihan. Biasanya misi ini

dilakukan secara rahasia oleh calon kepala desa. Operasi ini dapat dilakukan di pagi

hari atau pada malam hari, tergantung kesepakatan atau dengan cara mendatangi

rumah secara mendadak.

Memelihara calon pemilih yang sudah diperoleh dukungannya dan merebut

calon pemilih pendukung calon kepala desa lawan dilakukan sampai menjelang hari

pencoblosan. Pemeliharaan calon pemilih pendukung dan upaya pencegahan

perebutan oleh kader calon kepala desa lawan dilakukan pada hari pencoblosan. Hal

itu dilakukan dengan cara di jalan menuju ke TPS diberi aba-aba agar jangan lupa

tanda gambar pilihannya.

Page 20: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

Pelaksanaan kampanye oleh kelompok pemuda, tokoh masyarakat dalam

mendukung calon kepala desa dukungannya diselenggarakan secara terorganisasi.

Langkah langkah berikut ditempuh, yaitu :

1) Menuyusun “peta” kampanye: Hal itu antara lain dilakukan dengan menetapkan

dusun-dusun mana yang tergolong pendukung dan dusun-dusun lawan (musuh),

mengidentifikasikan tokoh aras dusun dan tokoh masyarakat yang dianggap

berpengaruh terhadap massa/warga desa, dan mengidentifikasikan dusun-dusun

yang mana memerlukan perlakuan khusus dan dusun-dusn yang mana tidak

memerlukan perlakuan khusus. Misalnya, di Dusun Masin Tengah itu basis massa

dibagi dua yaitu pendukung Calon Kepala Desa Masrur dan Calon Kepala Desa

Asmilin, karena kedua calon kepala desa tersebut berasal dari Dusun Masin

Tengah. Tetapi, ada sebagian kecil dari Dusun Masin Tengah yang mendukung

Calon Kepala Desa, Sugianto.

2) Mengidentifikasikan anggota-anggota masyarakat di dusun yang mendukung,

tidak mendukung, atau netral (ngambang), dan anggota-anggota masyarakat

pendukung calon kepala desa lawan yang dapat ditarik/dialihkan menjadi

pendukung calon kepala desa yang didukung.

3) Menarik pendukung calon kepala desa lawan: Hal itu antara lain dilakukan dengan

cara-cara sebagai berikut: Meminta secara ramah (kekeluargaan) dan baik-baik

(tahap pertama); Kalau upaya tersebut tidak berhasil, maka tokoh masyarakat atau

tokoh agama yang berpengaruh terhadap para pendukung calon kepala desa lawan

diminta agar mempengaruhi pendukung calon kepala desa lawan itu; Kalau upaya

lewat tokoh-tokoh itupun gagal, kepada pendukung calon kepala desa lawan itu

diberi imbalan (uang atau lainnya); dan akhirnya kalaupun pemberian imbalan

gagal, diterapkan ancaman atau cara kekerasan. Contoh, dari salah satu warga

Desa Masin yang mendapat ancaman (intimidasi) dari kedua kader calon kepala

Desa Masin, Warga Desa Masin tersebut rumahnya berada di tengah diantara

kedua kader calon kepala desa yang berbeda. Oleh karena itu, kedua kader calon

kepala desa tersebut agar mendukung calon kepala desa yang satu, sementara

kader yang lainnya juga melakukan hal yang serupa. Warga desa tersebut tetap

memilih atau mendukung calon kepala desa yang masih ada hubungan saudara

jauh, walaupun akhirnya yang terpilih menjadi Kepala Desa masin bukan hasil

dukungannya.

4) Menetapkan dusun target (“pengambilan dusun target”): Yang dimaksudkan

adalah menetapkan dusun-dusun yang menjadi “lokasi pijakan kemenangan”

(yang harus dimenagkan) dan dusun-dusun yang ditinggalkan (yang pasti kalah),

yaitu dusun-dusun tempat bermukimnya massa pendukung calon kepala desa

lawan. Ini diterapkan demi mencapai efektifitas kampanye. Dusun-dusun yang

diproyeksikan menang (“dusun target”) dipenuhi aspirasinya (misalnya: dengan

merealisasikan pembangunan fisik di dusun pada masa kampanye ataupu

realisasinya dilakukan sesudah menjadi kepala desa).

5) Merekrut tokoh-tokoh penting; Ini dilakukan jauh hari sebelum pencoblosan

(tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat).

6) Membatasi ruang gerak pihak lawan: Untuk membatasi ruang gerak pihak lawan

(kegiatan para kader calon kepala desa lawan) diterapkan cara-cara tertentu baik

Page 21: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

cara yang menaati norma-norma yang berlaku ataupun pula cara-cara yang

melanggar norma-norma demokrasi dan norma-norma sosial lainnya. Atau

menciptakan rasa khawatir dalam masyarakat bahwa apabila calon kepala desa

yang didukung

Dilihat dari segi budaya, persaingan dalam pemilihan kepala desa merupakan

proses politik pedesaan, dimana calon kepala Desa Masin akan menggunakan

berbagai cara untuk terpilih menjadi Kepala Desa Masin. Cara tersebut ada yang

demokratis dan ada yang tidak demokratis. Seperti yang terjadi dalam pemilihan

Kepala Desa Masin ini, ada yang sifatnya irrasional dimana ada dari para kader Calon

Kepala Desa Masin menggunakan kekuatan-kekuatan lain yang sifatnya supranatural.

Hal tersebut, mengakibatkan konflik yang bersifat tertutup, dimana sampai saat ini

kedua keluarga kader tersebut tidak bisa bersikap ramah dan akur walaupun mereka

saling bertetangga. Ini membuktikan bahwa dalam pemilihan kepala desa itu kurang

demokratis.

Ada indikasi tertentu dalam pemilihan kepala Desa Masin, salah satu kader

calon kepala desa menggunakan kekuatan dukun untuk memenangkan dukungan dari

seluruh warga Desa Masin. Hal ini juga dilakukan kepada kader calon kepala desa

lain, sehingga semenjak adanya pemilihan kepala Desa Masin kader calon kepala desa

tersebut menderita sakit sampai akhirnya meninggal. Menurut survei dari beberapa

warga Desa Masin, peneliti mendapat informasi bahwa peristiwa itu terjadi karena

adanya kekuatan-kekuatan supranatural yang dilaksanakan oleh salah satu kader calon

kepala Desa Masin yang lain yang tidak menyukai dukungannya.

Pemilihan Kepala Desa Masin akhirnya dimenangkan oleh Sugianto, calon

kepala desa yang berpendidikan sarjana, dimana dukungannya berasal dari sebagian

besar kaum pemuda, sebagian tokoh ulama dan tokoh masyarakat. Perolehan suara

yang didapat oleh Sugianto hampir sama dengan Masrur, mantan Kepala Desa Masin,

yaitu 50 % jumlah suara untuk Sugianto dengan tanda gambar ketela dan 45 % untuk

suara Masrur dengan tanda gambar padi. Sisanya 5 % untuk suara Asmilin dengan

tanda gambar jagung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Hasil Pemilihan Kepala Desa Masin Kecamatan

Warungasem 29 Maret 1999

No Bakal

Calon

Kepala

Desa

Jumlah

Suara

(%)

Gambar

(Kode)

1

2

3

Sugianto

Masrur

Asmilin

50

45

5

Ketela

Padi

Jagung

Sumber: Hasil Perolehan Suara Pemilihan Kepala Desa, Maret 1999

Page 22: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

Dari pembahasan tentang strategi yang digunakan calon kepala desa dalam

pemilihan Kepala Desa Masin ini dapat kita lihat dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2

Strategi Yang Digunakan Calon Kepala Desa

Nama

Calon

Strategi Media Yang

Dipakai

Pelaku Hasil

Sugianto

Silatu-

rahmi

Money

Politics

Dengan

secara

langsung

mendatangi

tokoh

masyarakat

dan tokoh

agama.

Uang dan

barang

Calon

Kepala

Desa.

Kader

Pernyataan

dukungan dan

pemberian suara.

Pemberian Suara

Masrur Istighosah

(Doa Ber-

sama).

Money

Politics.

Penggunaa

n kekuat-

an ghoib.

Dudah

ngamal

Silatu-

rahmi

Pertemu-an

Uang dan

Barang

Dukun

Pertemu-an

Dengan

secara

langsung

Calon

Kades,

kader

dan

masyara

kat

sekitar

Kader

Kader

Kader,

masyara

kat dan

aparat

desa.

Calon

kepala

desa

sendiri

Pernyataan

dukungan dan

pemberian suara.

Pemberian suara.

Dapat

mempengaruhi cara

berpikir masyarakat.

Pernyataan

dukungan.

Pernyataan

dukungan dan

pemberian suara.

Page 23: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

mendatangi

tokoh

masyarakat

dan tokoh

agama

Asmilin Silatu-

rahmi

Money

Politics

Tilik

Sedulur

Dengan

secara

langsung

mendatangi

tokoh

masyarakat

dan tokoh

agama

Uang dan

barang

Dengan

secara

langsung

mendatangi

rumah-rumah

Calon

Kades

sendiri.

Calon

kades

sendiri

dan

kader.

Calon

kades

sendiri

Pernyataan

dukungan dan

pemberian suara.

Pemberian suara

Pernyataan

dukungan dan

pemberian suara.

Sumber : Hasil Penelitian, 2004

Dilihat dari budaya politik desa, strategi yang digunakan salah satu kader

pendukung calon kepala Desa Masin dalam pemilihan kepala desa Masin ini masih

menggunakan cara-cara tradisional dan masyarakat pun masih berpikir tradisional

sehingga pemimpin atau calon kepala desa dianggap mempunyai kekuasaan

sepenuhnya terhadap kemajuan desa dan masyarakatnya.

Mentalitas pemimpin desa memang masih sangat ditentukan oleh faktor struktur

masyarakat yang berkembang di wilayah desa tertentu. Dari aspek sosiologis

kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan organisasi sosial yaitu struktur

masyarakat. Struktur masyarakat bisa dalam konteks lingkup keluarga atau relasi

kekerabatan sebagai basis masyarakat atau masyarakat itu sendiri sebagai satu

himpunan atau asosiasi (association). Interaksi sosial yang dijalankan dalam sistem

masyarakat Desa Masin awalnya bersifat ikatan persahabatan atau persaudaraan yang

dikenal dengan “sedulur”

Akibatnya dari hasil pengamatan penulis, dapat dikatakan bahwa masyarakat

Desa Masin adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan,

Page 24: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

dimana mereka saling tolong menolong dan hormat menghormati antara sesama warga

desa, tetapi masih ada yang membedakan antara yang miskin dan yang kaya.

Kepemimpinan di dalam masyarakat Desa Masin yang homogen, perlu

disesuaikan dengan susunan masyarakat Desa Masin tersebut yang masih tegas-tegas

memperlihatkan ciri-ciri paguyuban. Hubungan pribadi antara para pemimpin dengan

yang dipimpin sangat dihagai. Hal ini disebabkan, pemimpin-pemimpin pada

masyarakat tersebut adalah pemimpin yang mendapat dukungan dan sifat-sifat

pribadinya yang menonjol, secara otomatis masyarakat lebih menaruh kepercayaan

terhadap pemimpin-pemimpin tersebut, beserta peraturan-peraturan yang dikeluarkan.

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan,

antara lain :

1. Hubungan antar aktor yang terlibat dalam pemilihan Kepala Desa Masin adalah

hubungan kekerabatan, dimana dalam hubungan tersebut dipengaruhi oleh faktor

pertemanan, persaudaraan dan ketetanggaan.

2. Dinamika pemilihan Kepala Desa Masin ditinjau dari konflik dan kompetisi yang

berlangsung selama pemilihan Kepala Desa Masin adalah kurang demokratis,

karena hal tersebut terjadi ada indikasi money politics dan adanya penggunaan

kekuatan-kekuatan lain yang sifatnya supranatural.

5.2 Rekomendasi

Rekomendasi dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk Masyarakat Desa Masin

1) Perlu diadakan kegiatan pemberdayaan dan pendidikan politik kepada

masyarakat yang intensif, hal ini bisa dilakukan melalui berbagai pendekatan

oleh birokrasi publik, institusi politik, LSM dan lembaga sejenis dan

perseorangan.

2) Perlu adanya kesepakatan bersama (konsensus) antara masyarakat dan pihak

kepolisian untuk menindaklanjuti kasus money politics dengan melaporkan

kepada yang berwajib

3) Perlu diadakan pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk mengawasi

jalannya pelaksanaan pemilihan kepala desa dengan ikut menjadi panitia

dalam pemilihan kepala desa

2. Untuk Pemerintah Desa Masin

1) Perlu diadakan penerapan sanksi yang tegas terhadap orang-orang yang

melanggar peraturan desa, seperti adanya kasus politik uang dengan hukuman

pemecatan terhadap aparat desa dan pidana kurungan terhadap orang-orang

yang melakukan kasus politik uang.

Page 25: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

2) Dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa diperlukan pengawasan oleh

masyarakat yang lebih komprehensif dan independen dengan cara lebih

terbuka atau bersifat transparansi agar pengalaman Orde Baru dalam proses

pemilihan Kepala Desa tidak terulang lagi.

3) Perlu diadakan sosialisasi terhadap peraturan pemilihan Kepala Desa agar

pemahaman politik masyarakat meningkat.

3. Untuk Calon Kepala Desa

1) Agar memperoleh Calon Kepala Desa yang berkualitas diperlukan kampanye

dialogis untuk mengetahui visi, misi dan program seorang kandidat.

2) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kedudukan kepala desa

sebagai kami tua desa, mengingat kepala desa relatif tidak bertindak sebagai

“kami tua” (yang paling dituakan)

Daftar Pustaka

Buku:

Budiardjo, Miriam. 1982. Masalah Kenegaraan. Jakarta: PT Gramedia

Dahl, Robert. 1971. Polyarchy: Participation and Opposition. Yale University Press,

New Haven.

Ismawan, Indra. 1999. Money Politics Pengaruh Uang Dalam Pemilu. Yogyakarta:

Media Pressindo

Kana. 2001. Perubahan Di dalam Dinamika Poltik Lokal Pedesaan. Salatiga: Pustaka

Percik

Kartodirdjo, Sartono. 1987. Pesta Demokrasi di Pedesaan: Studi Kasus Pemilihan

Kepala Desa di Jawa Tengah

Kartohadikoesoemo, Sutardjo. 1953. Desa. Yogyakarta

K.Yin, Robert. 2000. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Latief, M Syahbudin. 2000. Persaingan Calon Kepala Desa Di Jawa. Yogyakarta:

Media Pressindo

Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku

Sumber tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI Press

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Percik. 1999. Kerangka Dasar: Pusat Penelitian dan Pengembangan Politik Lokal

Page 26: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan

(P3PL). Yayasan Percik Salatiga.

Rifai, Amzulian. 2003. Politik Uang Dalam Pemilihan Kepala Daerah. Jakarta:

Ghalia Indonesia

Schumputer, Joseph A. 1947 Capitalism, Socialism, and Democracy. Edisi kedua,

Harper & Row New York.

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Soekanto, Soerjono, 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Suhartono, dkk. 2001. Politik Lokal (Parlemen Desa: Awal Kemerdekaan sampai

Jaman Otonomi Daerah). Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama

Widjaja, HAW. 2002. Pemerintahan Desa/Marga Berdasarkan UU No. 22 Tahun

1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

, 2003. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat Dan Utuh.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Dokumen :

Undang-Undang Otonomi Daerah 1999 & Petunjuk Pelaksanaan. 2000. Jakarta:

Sinar Grafika.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa

Pedoman Kerja Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan. 1983. Pemerintah

Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah: Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja.

Kabupaten Batang Dalam Angka 2003 Kerjasama Dengan Bappeda Kabupaten Dati II

Batang Dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang

Data Monografi Desa Masin Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Provinsi

Jawa Tengah. Juni 2000.

Page 27: DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA … · DINAMIKA POLITIK PEDESAAN DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA MASIN KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH ... dapat mengartikulasikan