perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan...

88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI DAN KARET DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBANGAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: ERI SETIAWAN K5407019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI DAN KARET

DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBANGAN

KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh:

ERI SETIAWAN

K5407019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI DAN KARET

DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBANGAN

KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2011

Oleh:

ERI SETIAWAN

K5407019

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Eri Setiawan. K5407019. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi

dan Karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan Kabupaten Karanganyar

Tahun 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret, Nopember 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui tingkat kesesuaian

lahan aktual untuk tanaman kopi dan karet, (2) Mengetahui tingkat kesesuaian

lahan potensial untuk tanaman kopi dan karet,dan (3) Mengetahui produktivitas

kopi dan karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan satuan

lahan sebagai satuan analisis. Populasi penelitian yaitu semua lahan yang terdapat

pada di Daerah Aliran Sungai Jambangan Kabupaten Karanganyar. Pengambilan

sampel dengan teknik purposive sampling dengan sampel sebanyak 22 satuan

lahan yang tersebar di DAS Jambangan. Pengumpulan data dilakukan dengan

observasi langsung, wawancara, analisis laboratorium, dan analisis dokumen.

Teknik analisis data untuk mengetahui subkelas kesesuaian lahan adalah dengan

sistem mencocokkan (matching) antara persyaratan tumbuh tanaman kopi dan

karet dengan kualitas dan karakteristik lahan daerah penelitian. Subkelas

kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya

disetiap satuan lahan dengan usaha perbaikan pada tingkat pengelolaan sedang

dan tinggi, sehingga dihasilkan subkelas kesesuaian lahan potensial di setiap

satuan lahan. Unit analisis tingkat produksi tanaman kopi dan karet adalah pada

setiap subkelas kesesuaian masing-masing tanaman. Data produktivitas tanaman

kopi dan karet diperoleh dari wawancara dan data sekunder dari perusahaan

perkebunan. Data ditabulasi dan dianalisis untuk mengetahui tingkat produktivitas

tanaman kopi dan karet di daerah penelitian, kemudian dikelaskan sehingga

menghasilkan peta produktivitas untuk tanaman kopi dan karet.

Berdasakan hasil analisis data dapat disajikan sebagai berikut: (1)

kesesuian lahan aktual untuk tanaman kopi terdapat 9 subkelas yaitu S2

w,r,f,n,s/m,e (0,51%), S3n (7,59%), S3r,n (5,24%), N1r (12,84%), N1r,s/m

(14,99%), N1r,e (1,63%), N2r (9,59%), N2s/m (12,45%) N2s/m,e (0,9%);

Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman karet terdapat 12 subkelas antara lain :

S3w,n (12,47%), S3w,r,n (8,61%), S3t,w,n (0,84%), N1r (7,70%), N1r,e (1,63%),

N1s/m,r (20,77%) ,N2s/m (0,66%), N2w (19,79%), N2s/m,e (0,90%), N2 w,r

(2,51%), N2w,s/m (10.46%), N2w,s/m,r (4,90%); (2) Kesesuaian lahan potensial

untuk tanaman kopi dengan tingkat pengelolaan sedang dihasilkan 8 subkelas

kesesuaian lahan antara lain: S2r,s/m, S2w,r,f,n, S2w,r,f,n,s/m, S3r,n; S3r,s/m, S

r,n,s/m, S3r,s/m,e dan N1s/m; Kesesuaian lahan untuk tanaman kopi dengan

tingkat pengelolaan tinggi dihasilkan 9 subkelas kesesuaian lahan antara lain:

S2s/m, S2w,r,f,n, S2w,r,f,n,s/m, S3s/m, S3r,n, S3n,s/m, S3r,s/m, N1s/m dan

N1r,s/m; Kesesuaian lahan potensial untuk tanaman karet dengan tingkat

pengelolaan sedang dihasilkan 7 subkelas kesesuaian lahan antara lain : S2t,w,n,

S3r, S3t, S3w,r,n, S3t,w,r,n,s/m,e, N1s/m dan N1r,s/m; Kesesuaian lahan

potensial untuk tanaman karet dengan tingkat pengelolaan tinggi dihasilkan 6

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

subkelas kesesuaian lahan antara lain S2t,n, S2w,r,n,s/m, S3t, S3w,r,n,

S3t,w,n,s/m dan N1s/m. (3) produktivitas tanaman kopi produktivitas tanaman

kopi tertinggi terdapat pada subkelas N1r,s/m dengan 896Kg/Ha/tahun dan

produktivitas tanaman kopi terendah terdapat pada subkelas N2s/m dengan

produktivitas sebesar 47 kg/Ha/tahun; Produktivitas tanaman karet tertinggi

terdapat pada subkelas S3w,n dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun,

Produktivitas tanaman karet terendah terdapat pada subkelas kesesuaian lahan

N2w,s/m dengan produktivitas sebesar 1.618 kg/ha/tahun.

Kesimpulan penelitian ini meliputi: (1). Evaluasi Kesesuaian lahan Aktual

untuk Tanaman Kopi dan Karet, yaitu : Terdapat 4 kelas kesesuaian lahan aktual

untuk tanaman kopi antara lain: Kelas cukup sesuai (S2) seluas 0,51 %, Kelas

sesuai marginal (S3) seluas 12,83%, Kelas tidak sesuai saat ini (N1) seluas

29,46%, Kelas tidak sesuai permanen (N2) seluas 22,94%. Terdapat 3 kelas

kesesuaian lahan aktual untuk tanaman karet antara lain: Kelas sesuai marginal

(S3) seluas 12,47%, Kelas tidak sesuai saat ini (N1) seluas (30,10%), Kelas tidak

sesuai permanen (N2) seluas 39,22%. (2) Kesesuaian lahan potensial untuk

tanaman kopi dengan tingkat pengelolaan sedang dihasilkan 8 subkelas

kesesuaian lahan Kesesuaian lahan untuk tanaman kopi dengan tingkat

pengelolaan tinggi dihasilkan 9 subkelas kesesuaian lahan; Kesesuaian lahan

potensial untuk tanaman karet dengan tingkat pengelolaan sedang dihasilkan 7;

Kesesuaian lahan potensial untuk tanaman karet dengan tingkat pengelolaan

tinggi dihasilkan 6 subkelas kesesuaian lahan (3) produktivitas tanaman kopi

produktivitas tanaman kopi tertinggi dengan 896Kg/Ha/tahun dan Produktivitas

tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun.

Produktivitas tanaman karet terendah terdapat pada subkelas kesesuaian lahan

N2w,s/m dengan produktivitas sebesar 1.618 kg/ha/tahun.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Eri Setiawan. K5407019. Land Suitability Evaluation For Coffee and Rubber

Plant At Jambangan Watershed in Karanganyar Regency 2011. Thesis,

Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret, Nopember

2012.

The research is aimed to : (1) to know sub-class level of actual land

suitability for coffee and rubber plant, (2) know sub-class of potential land

suitability for coffee and rubber plant, and (3) know coffee and rubber

productivity at Jambangan Watershed in Karanganyar Regency.

This research uses qualitative descriptive method with land units as the

unit analysis. The population of this research is all of land at Jambangan

watershed at Karanganyar regency, the samples was taken by purposive sampling

technique with amount 22 land units at Jambangan Watershed Karanganyar

Regency. Technique of data collected through field, observation, interview,

laboratory analysis, and document analysis. Technique of data analysis to know

land suitability sub-class with matching grow requisite of coffee and rubber plant

with characteristic and quality land. Actual land suitability sub-class then were

treated according to limiting factors in each unit of land with the restoration

effort at medium and high level, so that the resulting potential land suitability

subclass in each land unit. Unit analysis of level production of coffee and rubber

are at each subclass of land suitability for each plant. Date of coffe and rubber

productivity acquired by interview and secondary data from company plantation.

Data tabulated and analysed to know level productivity at research place. Further

analysis was performed an average productivity of coffe and rubber on land units

based on land suitability subclass level then classified so can result productivity

level of coffe and rubber map.

Based on the result of the research it can concluded as follows: (1) there

are 9 subclass actual land suitability for coffe plant, those are : S2 w,r,f,n,s/m,e

(0,51%), S3n (7,59%), S3r,n (5,24%), N1r (12,84%), N1r,s/m (14,99%), N1r,e

(1,63%), N2r (9,59%), N2s/m (12,45%) and N2s/m,e (0,9%); There are 12

subclass actual land suitability for peanut plant, those are: S3w,n (12,47%),

S3w,r,n (8,61%), S3t,w,n (0,84%), N1r (7,70%), N1r,e (1,63%), N1r,s/m (20,77%)

,N2s/m( 0,66%), N2w (19,79%), N2s/m,e (0,90%), N2w,r (2,51%), N2w,s/m

(10.46%), and N2w,r,s/m (4,90%); (2) Potential land suitability for coffe plant

with a medium management level produced eight land suitability subclass

include: S2r,s/m, S2 w,r,f,n, S2 w,r,f,n,s/m, S3r,n; S3r,s/m, Sr,n,s/m, S3r,s/m,e and

N1s/m; Potential land suitability for coffe plant with a high management level

prodused nine land suitability subclass include S2s/m, S2w,r,f,n, S2 w,r,f,n,s/m, S3

s/m, S3 r,n, S3 n,s/m, S3 r,s/m, N1 s/m and N1 r,s/m; Potential land suitability

for rubber plant with medium management level produced 7 subclass suitability

include: S2t,w,n, S3r, S3t, S3w,r,n, S3t,w,r,n,s/m,e, N1s/m, N1r,s/m; and Potential

land suitability for rubber plant with a high management level prodused six land

suitability subclass include: S2t,n, S2w,r,n,s/m, S3t, S3w,r,n, S3t,w,n,s/m and

N1s/m.(3) Highest productivity of coffe plants get on land suitability subclass

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

N1r,s/m which is 896 kgs/Ha/year and have the lowest productivity of coffe plants

get on land suitability subclass N2s/m is 47 kgs/Ha/year; Highest productivity of

Rubber plants get on land suitability subclass S3w,n which is 2137 Kgs/Ha/year

and have the lowest productivity of rubber plants get on land suitability subclass

N2w,s/m is 1618 kgs/Ha/year.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Semuanya akan menjadi lebih indah jika kita tidak pernah menyerah dengan

segala keadaan dan situasi yang ada di depan mata

(Anonim)

Hidup tak akan pernah adil selama kamu terus menerus membandingkan dirimu

dengan orang lain. Percayalah, kamu berharga dimata Tuhan

(Mario Teguh)

Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah.Tetap jalani hidup ini.

Melakukan yang terbaik

(dMasiv)

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan sebagai wujud

rasa sayang dan cinta kasihku kepada:

1. Bapak Bejo Mulyono dan Ibu Sutarti atas

segala pengorbanan setulusnya.

2. Kakakku Vera Listyarini yang selalu

memberi semangat dan dukungannya selama

ini.

3. Sahabat Geografi 2007 terimakasih atas

kebersamaannya

4. Almamater

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan kasih dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan, namun dengan bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati diucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan izin penelitian untuk menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Geografi dan Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd selaku

Pelaksana Tugas Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Ibu Dra. Inna Prihartini, M.S selaku Pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran membimbing serta mengarahkan peneliti sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

5. Bapak Setya Nugraha, S.Si, M.Si selaku Pembimbing II yang telah

membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Dr. Sarwono selaku pembimbing akademik, yang dengan sabar

memberikan banyak bimbingan selama ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan

bekal ilmu pengetahuan selama ini.

8. Direksi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi Tanaman Tahunan

Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Bapak Sutarno yang telah banyak membantu di lokasi penelitian.

10. Teman satu tim ’’Jambangan” Raditya Ardi Nugraha terima kasih atas

kerjasama dan kerja kerasnya selama penelitian di lapangan.

11. Teman-teman seperjuangan Yunus Aris Wibowo, Yaskinul Anwar, Isnandar

Dwi Antoro, yang telah memberikan dukungan, bantuan dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman tim Liar 07 Futsal Community Rifky, Aryok, Gunawan, Alek,

Hanif, Andreas terima kasih atas dukungannya.

13. Keluarga besar Zoomnet Baturan terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

14. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi

ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun demikian diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan geografi pada khususnya.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

Eri Setiawan

K5407019

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xx

DAFTAR PETA ............................................................................................ xxii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9

A. Tinjauan Teori ............................................................................ 9

1. Lahan ..................................................................................... 9

2. Evaluasi Lahan........... ........................................................... 9

3. Kesesuaian Lahan................................................................... 12

4. Metode Evaluasi Lahan................................... ....................... 15

5. Satuan Lahan .......................................................................... 16

6. Kualitas Lahan ....................................................................... 17

7. Karakteristik Lahan ................................................................ 26

8. Tanaman Kopi ........................................................................ 28

9. Tanaman Karet ....................................................................... 30

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. Produktivitas Tanaman......................................................... 33

11. Daerah Aliran Sungai (DAS) ............................................... 33

12. Sistem Informasi Geografi ................................................... 34

B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 36

C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 46

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 46

1. Tempat Penelitian ................................................................... 46

2. Waktu Penelitian ..................................................................... 46

B. Metode Penelitian ........................................................................ 48

C. Populasi ..................................................................................... 48

D. Sampel ........................................................................................ 48

E. Sumber Data ............................................................................... 50

F. Teknik Pengumpulan data ........................................................... 51

G. Validitas Data ............................................................................ 52

H. Teknik Analisis Data .................................................................. 53

I. Prosedur Penelitian ..................................................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 63

A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian .................................................. 63

1. Lokasi Penelitian Secara Umum ............................................. 63

a. Letak ................................................................................... 63

b. Batas ................................................................................... 63

c. Luas .................................................................................... 64

2. Iklim ........................................................................................ 66

3. Geologi ................................................................................... 70

4. Tanah ..................................................................................... 70

5. Hidrografi ............................................................................... 73

6. Keadaan Penduduk ................................................................ 76

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................ 78

1. Kesesuaian Lahan Aktual untuk

Tanaman Kopi dan Karet ....................................................... 78

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Kesesuaian Lahan Potensial

untuk Tanaman Kopi dan Karet ............................................ 120

3. Produktivitas Tanaman Kopi dan Karet ................................ 152

a. Produktivitas Tanaman Kopi .............................................. 152

b. Produktivitas Tanaman Karet ............................................. 157

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 165

A. Kesimpulan.................................................................................. 165

B. Implikasi ..................................................................................... 166

C. Saran ........................................................................................... 167

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 168

LAMPIRAN

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Wilayah Kerja PT. Perkebunan Nusantara IX

Divisi Tanaman Tahunan Tahun 2006 ........................................... 2

Tabel 1.2 Jenis Tanaman dan Luas dari Sub Unit Kebun

(Afdeling) di Kebun Batujamus/Kerjoarum.................................... 3

Tabel 2.1. Klasifikasi Bulan Kering dan Bulan Basah ..................................... 17

Tabel 2.2. Klasifikasi Drainase Tanah ............................................................ 18

Tabel 2.3. Klasifikasi Kedalaman Efektif ........................................................ 20

Tabel 2.4. Klasifikasi KTK Tanah ................................................................. 21

Tabel 2.5. Klasifikasi pH Tanah ...................................................................... 21

Tabel 2.6. Klasifikasi Nitrogen Total ............................................................... 22

Tabel 2.7. Klasifikasi Phospat (P2O5) ............................................................ 22

Tabel 2.8. Klasifikasi K2O Tersedia ................................................................ 23

Tabel 2.9. Klasifikasi Batuan Permukaan ........................................................ 23

Tabel 2.10. Klasifikasi Kemiringan Lereng ..................................................... 24

Tabel 2.11. Klasifikasi Singkapan Batuan ....................................................... 24

Tabel 2.12. Klasifikasi Besar Erosi ................................................................. 25

Tabel 2.13. Klasifikasi Banjir/genangan ......................................................... 26

Tabel 2.14. Parameter Kualitas dan Karakteristik Lahan yang Dinilai

dalam Evaluasi Lahan Tingkat Semi Detail ................................. 27

Tabel 2.15. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan

untuk Tanaman kopi ...................................................................... 29

Tabel 2.16. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Untuk Tanaman Karet .................................................................. 32

Tabel 2.17. Perbandingan Kemampuan Analisis Menggunakan

SIG dengan Pengerjaan Secara Manual ........................................ 35

Tabel 2.18 Penelitian yang Relevan ................................................................. 40

Tabel 3.1. Waktu Penelitian ............................................................................ 47

Tabel 3.2. Teknik Pengambilan Data ............................................................... 50

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.3. Asumsi Tingkat Perbaikan Kualitas Lahan Aktual untuk

Menjadi Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya .................... 56

Table 3.4. Jenis Usaha Perbaikan Karakteristik/Kualitas

Lahan Aktual untuk Menjadi Potensial menurut

Tingkat Pengelolaannya ................................................................. 57

Tabel 3.5. Klasifikasi Produktivitas Lahan ...................................................... 58

Tabel 4.1. Pembagian Administratif DAS Jambangan ................................. 64

Tabel 4.2. Rerata Curah Hujan pada Setiap Stasiun Pengamatan

di DAS Jambangan Tahun 2001 – 2010........................................ 67

Tabel 4.3. Kriteria Tipe Iklim Berdasarkan Curah Hujan

Menurut Schmidt dan Ferguson ................................................... 68

Tabel 4.4. Perhitungan Tipe Curah Hujan DAS Jambangan

Tahun 2001 - 2010 Menurut Schmidt dan Ferguson

di Setiap Stasiun Pengamatan ....................................................... 68

Tabel 4.5. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Ngargoyoso

yang termasuk DAS Jambangan Tahun 2011 ............................... 76

Tabel 4.6. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Mojogedang

yang termasuk DAS Jambangan Tahun 2011 ............................... 77

Tabel 4.7. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Kerjo

yang termasuk DAS Jambangan Tahun 2011 ............................... 77

Tabel 4.8. Kemiringan Lereng di DAS Jambangan ........................................ 79

Tabel 4.9. Macam tanah yang terdapat di DAS Jambangan ............................ 81

Tabel 4.10. Penggunaan Lahan DAS Jambangan ........................................... 83

Tabel 4.11. Satuan Lahan DAS Jambangan ..................................................... 85

Tabel 4.12. Drainase Tanah DAS Jambangan ................................................. 88

Tabel 4.13. Tekstur Tanah di DAS Jambangan ............................................... 89

Tabel 4.14. KTK Tanah di DAS Jambangan ................................................... 90

Tabel 4.15. pH Tanah di DAS Jambangan ....................................................... 91

Tabel 4.16. N Total Tanah di DAS Jambangan ............................................... 92

Tabel 4.17. P2O5 Tanah di DAS Jambangan ................................................. 93

Tabel 4.18. K2O Tanah DAS Jambangan ........................................................ 94

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.19. Besar Erosi DAS Jambangan ....................................................... 95

Tabel 4.20. Kedalaman Efektif di DAS Jambangan ........................................ 96

Tabel 4.21. Kemiringan Lereng di DAS Jambangan ....................................... 97

Tabel 4.22. Kualitas dan Karakteristik Lahan DAS Jambangan ...................... 98

Tabel 4.23. Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Kopi

di DAS Jambangan ....................................................................... 100

Tabel 4.24. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Aktual

untuk Tanaman Kopi di DAS Jambangan Tahun 2011 ................ 101

Tabel 4.25. Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet

di DAS Jambangan ....................................................................... 111

Tabel 4.26. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan

Aktual Untuk Tanaman Karet di DAS Jambangan ..................... 113

Tabel 4.27. Usaha perbaikan lahan aktual menjadi lahan potensial

dengan tingkat pengelolaan sedang untuk tanaman kopi

di DAS Jambangan ....................................................................... 122

Tabel 4.28. Subkelas Kesesuaiaan Potensial untuk Tanaman Kopi

dengan Tingkat Pengelolaan Sedang di DAS Jambangan ........... 123

Tabel 4.29. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan

Potensial untuk Tanaman Kopi dengan Tingkat

Pengelolaan Sedang di DAS Jambangan .................................... 125

Tabel 4.30. Usaha Perbaikan Lahan Aktual Menjadi Lahan

Potensial dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi untuk

Tanaman Kopi di DAS Jambangan ............................................ 130

Tabel 4.31. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman

Kopi dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi di

DAS Jambangan ......................................................................... 131

Tabel 4.32. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan

Potensial untuk Tanaman Kopi dengan Tingkat

Pengelolaan Tinggi di DAS Jambangan ..................................... 133

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.33. Usaha Perbaikan Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial

dengan Tingkat Pengelolaan Sedang untuk

Tanaman Karet di DAS Jambangan ............................................. 137

Tabel 4.34. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman

Karet dengan Tingkat Pengelolaan Sedang

di DAS Jambangan ........................................................................ 138

Tabel 4.35. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan

Potensial dengan tingkat pengelolaan sedang untuk

Tanaman Karet di DAS Jambangan ............................................ 140

Tabel 4.36. Usaha Perbaikan Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial

dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi untuk Tanaman Karet

di DAS Jambangan ....................................................................... 146

Tabel 4.37 Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman

Karet dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi

di DAS Jambangan ....................................................................... 147

Tabel 4.38. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan

Potensial untuk Tanaman Karet dengan Tingkat Pengelolaan

Tinggi di DAS Jambangan ........................................................... 149

Tabel 4.39. Produktivitas Tanaman Kopi di DAS Jambangan ........................ 153

Tabel 4.40. Produktivitas Tanaman Karet DAS Jambangan ........................... 161

Tabel 4.41. Perbandingan Produktivitas Tanaman Kopi dengan Karet

di DAS Jambangan ...................................................................... 163

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Profil Produktivitas Tanaman Kopi di DAS Jambangan ............. 5

Gambar 2. Pendekatan Dua Tahapan dan Pendekatan Sejajar

untuk Evaluasi ............................................................................. 11

Gambar 3. Segitiga Tekstur Tanah................................................................. 19

Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 45

Gambar 5. Skema Alur Penelitian ................................................................. 62

Gambar 6. Tipe Curah Hujan DAS Jambangan Tahun 2001 - 2010

Menurut Schmidt dan Ferguson .................................................. 69

Gambar 7. Profil Tanah Latosol Coklat di Desa Kwadungan

Kecamatan Kerjo .......................................................................... 71

Gambar 8. Profil Tanah Mediteran Merah Kuning di Desa Tamansari

Kabupaten Karanganyar. .............................................................. 72

Gambar 9. Sungai Jambangan yang ada di Desa Kuto

Kecamatan Kerjo .......................................................................... 73

Gambar 10. Subkelas Kesesuaian Lahan S2 w,r,f,n,s/m,e

yang berada di Desa Dukuh Kecamatan Ngargoyoso ................. 103

Gambar 11. Subkelas Kesesuaian Lahan S3n di Desa Kwadungan

Kecamatan Kerjo ......................................................................... 104

Gambar 12. Subkelas Kesesuaian Lahan N1r di Desa Ngadirejo

Kecamatan Mojogedang.............................................................. 105

Gambar 13. Subkelas Kesesuaian Lahan N2 s/m di Desa Ngadirejo

Kecamatan Mojogedang.............................................................. 107

Gambar 14. Subkelas Kesesuaian Lahan S3w,n di Desa Kwadungan

Kecamatan Kerjo ......................................................................... 114

Gambar 15. Subkelas Kesesuaian Lahan N2s/m di Desa Nglegok

Kecamatan Ngargoyoso .............................................................. 117

Gambar 16. Subkelas Kesesuaian Lahan N2s/m,e di Desa Dukuh

Kecamatan Ngargoyoso .............................................................. 118

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 17. Saluran Buntu atau Rorak

di Desa Ngadirejo Satuan Lahan Qlla-III-Lc-Kb ........................ 144

Gambar 18. Tanaman Penutup Lahan (Peuraria Javanica)

di desa Kuto Kecamatan Kerjo Satuan lahan Qlla-I-Lc-Kb ........ 145

Gambar 19. Lokasi Bekas Kebun Kopi yang Belum Ditanami Karet

di Desa Dukuh Kecamatan Ngargoyoso. .................................... 154

Gambar 20. Lokasi Pengumpulan Lateks oleh Buruh Sadap

di Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso. ................................. 159

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PETA

Peta 01. Administrasi DAS Jambangan Tahun 2011 ....................................... 65

Peta 02. Lereng DAS Jambangan Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 ........ 80

Peta 03. Macam Tanah DAS Jambangan Tahun 2011 .................................... 82

Peta 04. Penggunaan Lahan DAS Jambangan Tahun 2011 ............................. 84

Peta 05. Satuan Lahan DAS Jambangan Tahun 2011 ...................................... 86

Peta 06. Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Kopi

DAS Jambangan tahun 2011 ............................................................. 109

Peta 07. Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet

di DAS Jambangan ............................................................................. 112

Peta 08. Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kopi

dengan Tingkat Pengelolaan Sedang ................................................. 124

Peta 09. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kopi

dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi.................................................... 132

Peta 10. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Karet

dengan Tingkat Pengelolaan Sedang .................................................. 139

Peta 11. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Karet

dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi .................................................. 148

Peta 12. Produktivitas Kopi DAS Jambangan ................................................ 156

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Curah Hujan

Lampiran 2. Hasil Analisis Laboratorium

Lampiran 3. Lokasi Sampel Tanah

Lampiran 4. Analisis Besar Erosi

Lampiran 5. Daftar Isian Lapangan

Lampiran 6. Pedoman Wawancara

Lampiran 7. Produktivitas Tanaman Kopi

Lampiran 8. Produktivitas Tanaman Karet

Lampiran 9. Perijinan

.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, perkebunan merupakan salah satu sektor yang mengalami

pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari areal maupun produksi. Selain

itu, perkebunan mempunyai kontribusi penting dalam hal meningkatkan Produk

Domestik Bruto (PDB).

Nilai PDB perkebunan secara kumulatif mengalami peningkatan, yaitu

dari Rp.56,43 trilyun pada tahun 2005 menjadi Rp.104,51 trilyun pada tahun 2010

(triwulan II) atau tumbuh rata-rata per tahunnya sebesar 19,3%. Berdasarkan

harga konstan, nilai PDB perkebunan secara kumulatif juga

mengalami peningkatan, yaitu dari Rp. 39,81 trilyun pada tahun 2005 menjadi

Rp.36,39 trilyun pada tahun 2010 atau meningkat dengan rata-rata laju

pertumbuhan per tahun mencapai 3,6%. Anonim : (http://ditjenbun.deptan.go.id/),

diakses tanggal 25 Mei 2011.

Kopi sebagai tanaman perkebunan merupakan salah satu komoditas yang

menarik bagi banyak negara terutama negara berkembang, karena perkebunan

kopi memberi kesempatan kerja yang cukup tinggi dan dapat menghasilkan devisa

yang sangat diperlukan bagi pembangunan nasional. Di Indonesia komoditas kopi

merupakan salah satu subsektor pertanian yang mempunyai andil cukup penting

sebagai penghasil devisa ketiga setelah kayu dan karet.

Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga di dunia

setelah Brazil dan Kolombia dengan hasil produksi kopi sebesar 485.889 ton atau

mencapai 7,4 % dari produksi kopi dunia pada tahun 1996/1997.

Perkebunan kopi di Indonesia terdiri dari Perkebunan Rakyat

(Smallholder), Perkebunan Besar Negara (Government) dan Perkebunan Besar

Swasta (Private). Salah satu pengelola perkebunan kopi yang berkembang di

Indonesia adalah Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) yang

merupakan Perkebunan Besar Negara. Daerah operasional PTPN tersebar hampir

1

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

di pulau-pulau besar Indonesia, termasuk Pulau Jawa. Di Pulau Jawa daerah

operasional PTPN tersebar merata hampir di setiap Kabupaten atau Kota, PTPN

tidak hanya mengelola perkebunan kopi saja tetapi juga tanaman perkebunan lain

seperti teh, karet dan kakao serta tanaman perkebunan lainnya yang memiliki nilai

ekonomis tinggi.

Indonesia merupakan negara dengan areal tanaman karet terluas di dunia.

Pada tahun 2002, luas perkebunan karet Indonesia mencapai 3,318 juta ha, disusul

Thailand (1,96 juta ha), Malaysia (1,54 juta ha), China (0,61 juta ha), India (0,56

juta ha), dan Vietnam (0,32 juta ha). Dari areal tersebut diperoleh produksi karet

Indonesia sebesar 1,63 juta ton yang menempati peringkat kedua di dunia, setelah

Thailand dengan produksi sekitar 2,35 juta ton. Posisi selanjutnya ditempati India

(0,63 juta ton), Malaysia (0,62 juta ton), China (0,45 juta ton), dan Vietnam (0,29

juta ton).

Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting

peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi penduduk

yang ada di sekitar kebun karet seperti buruh sadap karet, komoditi ini juga

memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-

migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong

pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan

karet.

Perkebunan karet di Indonesia juga telah diakui menjadi sumber

keragaman hayati yang bermanfaat dalam pelestarian lingkungan, sumber

penyerapan CO2 dan penghasil O2, serta memberi fungsi orologis bagi wilayah di

sekitarnya. Selain itu tanaman karet juga menjadi sumber kayu potensial yang

dapat menggantikan kebutuhan kayu yang selama ini mengandalkan hutan alam

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1.1. Wilayah Kerja PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi

Tanaman Tahunan Tahun 2006

No Kebun Lokasi Komoditi Utama Luas (Ha)

1. Kawung Cilacap Karet, Kakao 2.659,65

2. Warnasari Cilacap Karet, Kakao 2.582,99

3. Krumput Banyumas Karet 2.051,25

4. Kaligua Brebes Teh 607,26

5. Semugih Pemalang Teh, Kakao 1.082,66

6. Blimbing Pekalongan Karet 2.392,61

7. Jolotigo Pekalongan Teh, Kopi 1.151,87

8. Siluwok/Subah Batang Karet 4.441,99

9. Sukamangli Kendal Karet, Kopi 2.477,39

10. Merbuh Kendal Karet, Kopi 2.917,02

11. Ngobo Semarang Karet, Kopi, Kakao 2.261,02

12. Getas Salatiga Karet, Kopi 2.216,06

13. Batujamus Karanganyar Karet, Kopi, Tebu 6.944,10

14. Balong/Beji Jepara Karet, Kakao 4.776,70

15. Jollong Pati Kopi 530,69

Sumber : Profil PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi Tanaman

Tahunan Tahun 2006 dalam Novianto (2008: 4)

Kabupaten Karanganyar termasuk dalam daerah operasional PTPN,

tanaman yang dikelola oleh PTPN di wilayah Kabupaten Karanganyar

diantaranya teh, karet, dan kopi. Tanaman kopi dan karet di Kabupaten

Karanganyar dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX BatuJamus. Daerah

operasional PTPN di Kabupaten Karanganyar termasuk dalam beberapa wilayah

Daerah Aliran Sungai. Batas DAS merupakan batas alami atau batas yang

terbentuk oleh alam yang berupa punggungan bukit dan bukan merupakan batas

buatan manusia, sehingga dalam satu kebun yang dikelola PTPN IX Batujamus

bisa termasuk dalam wilayah beberapa DAS.

DAS merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan

biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat

keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. (Asdak, 1995: 11)

Ekosistem DAS, terutama DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting

karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap keseluruhan bagian DAS.

Perlindungan ini antara lain dari segi fungsi tata air, oleh karenanya perencanaan

DAS hulu seringkali menjadi fokus perhatian mengingat dalam suatu DAS,

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

bagian hulu dan hilir mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.

Aktivitas perubahan tataguna lahan dan atau pembuatan bangunan konservasi

yang dilaksanakan di daerah hulu dapat memberikan dampak di daerah hilir dalam

bentuk perubahan fluktuasi debit air dan transport sedimen serta material terlarut

lainnnya atau non-point pollution. Adanya bentuk keterkaitan daerah hulu – hilir

seperti tersebut di atas maka kondisi suatu DAS dapat digunakan sebagai satuan

unit perencanaan sumberdaya alam termasuk pembangunan pertanian

berkelanjutan.

Daerah Aliran Sungai merupakan salah satu unsur penting sebagai unit

perencanaan yang utuh merupakan konsekuensi logis untuk menjaga

kesinambungan pemanfaatan sumberdaya hutan, tanah, dan air. Menurut

Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor :

P.04/V-Set/2009 Tanggal: 05 Maret 2009 mengenai monitoring dan evaluasi

kinerja DAS salah satu kegiatannya adalah dengan melakukan monitoring dan

evaluasi penggunaan lahan yaitu kegiatan mengevalusi kesesesuiaan penggunaan

lahan. Adanya permasalahan yang ada di atas bagi penulis tertarik meneliti

evaluasi kesesuaian lahan dengan menggunakan satuan analisis DAS dan dalam

penelitian ini yang diteliti adalah DAS Jambangan Kabupaten Karanganyar.

Daerah Aliran Sungai Jambangan terletak di Kabupaten Karanganyar,

meliputi tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Kerjo, dan

Kecamatan Mojogedang yang terdiri dari sembilan desa yaitu, Desa Dukuh, Desa

Kuto, Desa Kwadungan, Desa Ganten, Desa Pendem, Desa Nglegok, Desa

Jatirejo, Desa Tamansari, Desa Ngadirejo dengan luas keseluruhan 3753,086 Ha

DAS Jambangan termasuk dalam daerah operasional PT. Perkebunan

Nusantara IX Batujamus. DAS Jambangan masuk dalam tiga wilayah Afdeling

(sub unit kebun) PT. Perkebunan Nusantara IX yaitu Afdeling Karang Gadungan,

Afdeling Mojogedang dan Afdeling Batujamus.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.2. Jenis Tanaman dan Luas dari Masing-masing Sub Unit Kebun

(Afdeling) di Kebun Batujamus/Kerjoarum Sub Unit Kebun

(Afdeling)

Jenis tanaman Luas (ha)

Jamus Karet 410,20

Mojogedang Karet 323,62

Polokarto Karet 571,34

Tebu 103,00

Gandugede Karet 543,29

Kedung Sumber Karet 394,00

Kedawung Karet 425,31

Kepoh Sambirejo Karet 243,11

Balong Jenawi Karet 262,66

Karang Gadungan Karet 123,79

Kopi 172,57

Sumber : Buku Kerja PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Tahun 2007

dalam Novianto (2008 : 46)

Berikut ini merupakan data produktivitas tanaman kopi dari PT.

Perkebunan Nusantara IX yang masuk daerah penelitian

Gambar 1. Profil Produktivitas Tanaman Kopi di DAS Jambangan

Sumber: Data Produksi Tanaman Kopi Afdelling Karanggadungan PT.

Perkebunan Nusantara IX Batujamus

Kebun Blok Karang merupakan bagian dari Afdeling Karanggadungan

PT. Perkebunan Nusantara IX Batujamus yang termasuk DAS Jambangan. Kebun

Blok Karang merupakan satu-satunya kebun yang ditanami tanaman kopi.

Tanaman kopi ditanam di Blok Karang mulai tahun 1991 hingga tahun 2007.

Hasil produksi tanaman kopi di Blok Karang dari tahun 1994 hingga tahun 2007

cenderung tidak stabil (fluktuatif). Produktivitas tanaman kopi mencapai hasil

Produksi Kopi Blok Karang

29579 33075

10114

24612

49873 54491

47189

23056

49792

34016

43330

11381

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Kg Target

Realisasi

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

maksimal pada tahun 2001 sebesar 54.491 kg, sedangkan produktivitas yang tidak

memenuhi target terjadi pada tahun 1998, 2003 dan 2007.

Pada tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IX Batujamus melakukan

kebijakan dengan konversi tanam dari tanaman kopi ke tanaman karet. Tanaman

kopi dianggap kurang produktif karena hasil yang diperoleh tidak memenuhi

target produksi perusahaan. Tanaman karet dipilih sebagai pengganti tanaman

kopi karena tanaman karet dapat diproduksi hampir setiap hari sedangkan

tanaman kopi hanya dapat diproduksi pada saat musim panen tiba, sehingga

tanaman karet lebih efisien dibandingkan dengan tanaman kopi.

Dari hasil wawancara dengan penduduk di sekitar kebun kopi salah satu

penyebab kurang maksimalnya tanaman kopi adalah kasus pencurian biji kopi

yang membuat PTPN IX Batujamus mengalami kerugian. Produktivitas tanaman

kopi yang rendah atau kurang maksimal dibandingkan dengan produktivitas

tanaman karet yang relatif stabil ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dari segi kesesuaian lahan terhadap dua tanaman tersebut. Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk kedua

tanaman kopi dan karet di DAS Jambangan.

Kesesuaian lahan secara umum terbagi atas kesesuaian lahan aktual dan

kesesuaian lahan potensial. Kesesuaian lahan aktual merupakan kesesuaian lahan

saat ini untuk tanaman tertentu agar diperoleh hasil maksimal. Kesesuaian lahan

aktual masih dapat menerima perbaikan kecil pada sumberdaya lahan sebagai

bagian spesifikasi tipe penggunaan lahan. Kesesuaian lahan potensial mengacu

pada nilai lahan di masa datang apabila melakukan perbaikan lahan skala besar.

Perbaikan-perbaikan kualitas lahan pada daerah penelitian disesuaikan dengan

faktor-faktor penghambat pada subkelas kesesuaiaan lahan dan juga

mempertimbangkan biaya dalam melakukan perbaikan kualitas lahan agar dapat

melangsungkan usaha perkebunan. Evaluasi kesesuaian lahan merupakan salah

satu metode untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan terhadap tanaman tertentu

untuk mendapatkan hasil yang maksimal, meskipun perusahaan perkebunan

seperti PT. Perkebunan Nusantara IX telah melakukan evaluasi lahan, tetapi

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

penelitian kesesuaian lahan yang dilakukan oleh pihak dari luar PTPN IX

Batujamus dapat digunakan untuk memperbarui dan mempublikasikan evaluasi

lahan di DAS Jambangan.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan

untuk Tanaman Kopi dan Karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan

Kabupaten Karanganyar Tahun 2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah maka dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi dan karet di

Daerah Aliran Sungai Jambangan?

2. Bagaimana kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi dan karet di

Daerah Aliran Sungai Jambangan?

3. Bagaimana produktivitas kopi dan karet pada di Daerah Aliran Sungai

Jambangan?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari permasalahan yang diungkapkan diatas maka tujuan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi dan karet

di Daerah Aliran Sungai Jambangan.

2. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi dan

karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan.

3. Mengetahui produktivitas kopi dan karet di Daerah Aliran Sungai

Jambangan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan tentang kajian ilmu geografi fisik, khususnya kesesuaian

lahan daerah penelitian.

b. Kajian tentang sosial-ekonomi dari hasil penelitian ini yaitu

produktivitas tanaman kopi dan karet diharapkan dapat mendukung

penelitian-penelitian sebelumnya, yang berhubungan dengan

pemanfaatan lahan.

c. Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di

sekolah tingkat menengah khususnya pada mata pelajaran geografi

dalam subpokok bahasan sumberdaya alam kelas XI semester 1,

sehingga diharapkan siswa mempunyai kemampuan memprediksi

persebaran sumberdaya alam dan pemanfaatanya berdasarkan prinsip

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta dapat memberi contoh

pemanfaatannya sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekofisien.

2. Manfaat Praktis

a. Setelah diketahui tingkat kesesuaian lahan dan produktivitas tanaman

kopi dan karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan, Penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guna proses

perencanaan dan pengembangan penggunaan lahan dengan

memperhatikan usaha konservasi lahan.

b. Setelah diketahui tingkat produksi tanaman kopi dan karet di Daerah

Aliran Sungai Jambangan yang merupakan aspek sosial-ekonomi

dapat diketahui bagaimana cara memberikan perlakuan kondisi fisik

di Daerah Aliran Sungai Jambangan, untuk perencanaan

pembangunan di bidang perkebunan khususnya kopi dan karet dalam

upaya peningkatan hasil produksi perkebunan.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Lahan

Lahan dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim,

relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada

pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga hasil

kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang seperti hasil reklamasi laut,

pembersihan vegetasi, dan juga hasil yang merugikan seperti tanah yang

tersalinasi (FAO 1976 dalam Arsyad, 1989: 207).

Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik

materiil maupun spiritual (Arsyad, 1989: 207). Penggunaan lahan dapat

dikelompokkan kedalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian

dan non pertanian Penggunaan lahan pertanian dibedakan secara garis besar ke

dalam macam penggunaan lahan berdasarkan penyediaan air dan lahan yang

diusahakan. Berdasarkan hal itu dikenal macam penggunaan lahan seperti sawah,

tegalan, kebun, kebun campuran, ladang, perkebunan dan hutan. Penggunaan

lahan bukan pertanian dapat dibedakan ke dalam penggunaan kota atau desa

(pemukiman), industri, rekreasi dan sebagainya

2. Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan merupakan proses pendugaan potensi lahan untuk macam-

macam alternatif penggunaannya (Dent dan Young dalam Abdullah, 1996: 57).

Evaluasi lahan dalam suatu proyek perencanaan merupakan alat yang sudah biasa

digunakan. Alat ini sangat fleksibel tergantung pada keperluan serta kondisi

wilayah yang hendak dievaluasi.

Ada dua cara dalam mengevaluasi lahan yang pertama adalah evaluasi

secara langsung, yakni lahan langsung dievaluasi dengan melalui percobaan-

percobaan dan yang kedua evaluasi secara tidak langsung dimana dalam evaluasi

9

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ini diasumsikan bahwa tanah tertentu dan sifat-sifat lain yang terdapat pada suatu

lokasi akan mempengaruhi keberhasilan suatu jenis pengunaan lahan tertentu.

Dalam evaluasi lahan ada dua macam pendekatan yang dapat ditempuh.

Kedua pendekatan tersebut yaitu:

a. Pendekatan Dua Tahap (Two Stage Approach)

Pendekatan dua tahap terdiri atas tahap pertama adalah evaluasi lahan

secara fisik, dan tahap yang kedua evaluasi lahan secara ekonomi. Pendekatan

tersebut biasanya digunakan dalam inventarisasai sumber daya lahan baik

untuk tujuan perencanaan makro, maupun untuk studi pengujian potensi

produksi.

b. Pendekatan Paralel (Parallel Approch)

Dalam pendekatan paralel kegiatan evaluasi lahan secara fisik dan

ekonomi dilakukan bersamaan (paralel), atau dengan kata lain analisis ekonomi

dan sosial dari jenis penggunaan lahan dilakukan serempak bersamaan dengan

pengujian faktor-faktor fisik.

Secara skematik, pendekatan dua tahapan dan pendekatan sejajar untuk

evaluasi lahan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Gambar 2. Pendekatan Dua Tahapan dan Pendekatan Sejajar untuk Evaluasi

Lahan (FAO, 1976 dalam Sitorus 1995: 46).

Untuk melakukan evaluasi lahan baik itu dengan mengunakan

pendekatan dua tahap maupun pendekatan sejajar perlu didahului oleh konsultasi

awal. Ini diperlukan guna mengetahui tujuan dari evaluasi yang akan dilakukan,

data apa saja yang diperlukan serta asumsi-asumsi yang akan dipergunakan

sebagai dasar dalam penilaian.

Keputusan-Keputusan

Perencanaan

Konsultasi Awal

Survei Dasar Survey Dasar

Klasifikasi Lahan

Kualitatif

Analisis

Ekonomi dan

Sosial

Klasifikasi

Lahan

Kuantitatif

Klasifikasi Analisis Kuantitatif dan Sosial dan

Kualitatif Ekonomi

Pendekatan Dua Tahapan Pendekatan Sejajar

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3. Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang

lahan untuk suatu penggunaan lahan tertentu (Sitorus, 1995: 42). Kelas kesesuaian

suatu area dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari tipe

penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian mempunyai

penekanan yang tajam, yaitu mencari lokasi yang mempunyai silat-silat positif

dalam hubungannya dengan keberhasilan penggunaannya.

Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat

biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-

masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa

karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh

tanaman yang dievaluasi.

Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan

dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat

berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian

yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk

dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.

Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO (1976)

terdiri dari empat kategori yang merupakan tingkatan generalisasi yang bersifat

meningkat sebagai berikut:

a. Ordo kesesuaian lahan (Order): menunjukkan jenis atau macam kesesuaian

atau keadaan kesesuaian secara global (umum).

b. Kelas kesesuaian lahan (Class): Menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.

c. Subkelas kesesuaian lahan (Sub-Class): menunjukkan jenis pembatas atau

macam perbaikan yang diperlukan di dalam kelas.

d. Satuan kesesuaian lahan (Unit): menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang

diperlukan dalam pengelolaan di dalam Subkelas.

Penjelasan mengenai kategori sistem klasifikasi kesesuaian lahan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1) Ordo Kesesuaian Lahan (Land Suitability Order)

Kesesuaian pada tingkat ordo menunjukkan apakah lahan sesuai atau

tidak sesuai apabila dipergunakan untuk maksud tertentu. Pada tingkat ordo

kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan lahan

yang tergolong tidak sesuai (N).

a) Ordo Sesuai / Suitable Order (S)

Lahan yang termasuk Ordo ini adalah lahan yang dapat dipergunakan

untuk penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko

kerusakan terhadap sumberdaya lahannya. Keuntungan yang diharapkan

dari hasil pemanfaatan lahan ini akan melebihi masukan (input) yang

diberikan.

b) Ordo Tidak Sesuai / Not Suitable Order (N)

Lahan yang termasuk dalam ordo tidak sesuai mempunyai pembatas

sedemikian rupa sehingga mencegah terhadap suatu penggunaan tertentu

secara lestari.

2) Kelas Kesesuaian Lahan (Land Suitability Class)

Kelas merupakan keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo.

Pada tingkat kelas yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan kembali dalam

tiga kelas, yaitu: lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai

marginal (S3). Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N)

dibedakan dalam dua kelas, yaitu: lahan tidak sesuai saat ini (N1) dan tidak

sesuai permanen (N2).

a) Kelas Sangat Sesuai (Very Suitable Class / S1)

Lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu penggunaan

tertentu secara lestari, atau hanya mempunyai pembatas yang kurang

berarti dan tidak mempengaruhi secara nyata terhadap produksi lahan

tersebut, serta tidak menambah masukan (input) dari yang biasa

dilakukan dalam mengusahakan lahan.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b) Kelas Cukup Sesuai (Adequate Suitable Class / S2)

Lahan mempunyai faktor pembatas agak berat. Berpengaruh terhadap

produktivitas lahan tersebut, memerlukan tambahan masukan (input).

Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani.

c) Kelas Sesuai Marginal (Marginaly Suitable Class / S3)

Lahan yang mempunyai faktor pembatas sangat berat apabila

dipergunakan untuk penggunaan tertentu yang lestari. Faktor pembatas ini

akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan

masukan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2.

Diperlukan modal tinggi untuk mengatasi faktor pembatas pada S3,

sehingga perlu bantuan dari investasi pemerintah atau pihak swasta.

d) Kelas Tidak Sesuai Saat Ini (N1)

Lahan yang mempunyai pembatas dengan tingkat sangat berat, akan

tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki

dengan tingkat pengetahuan saat ini dengan biaya yang rasional.

e) Kelas Tidak Sesuai Permanen (N2)

Lahan yang mempunyai pembatas sangat berat, sehingga tidak mungkin

untuk dipergunakan terhadap suatu penggunaan tertentu yang lestari.

3) Subkelas Kesesuaian Lahan (Land Suitability Sub-Class)

Kesesuaian lahan pada tingkat subkelas adalah tingkat kesesuaian

lahan yang mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang

diperlukan dalam suatu tingkatan kelas. Dengan kata lain subkelas

merupakan keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas

kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan

karakteristik lahan yang menjadi faktor pembatas terberat. Jenis pembatas

tersebut ditunjukkan dengan simbol huruf kecil yang diletakkan di belakang

simbol kelas.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Satuan Kesesuaian Lahan (Land Suitability Unit)

Kesesuaian lahan pada tingkat unit merupakan keadaan tingkatan

dalam subkelas kesesuaian lahan, yang didasarkan pada sifat tambahan yang

berpengaruh dalam pengelolaannya. Semua unit yang berada dalam satu

subkelas mempunyai tingkatan yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis

pembatas yang sama pada tingkatan subkelas. Unit yang satu berbeda dengan

unit yang lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan

yang diperlukan dan sering merupakan perbedaan detail dari faktor

pembatasnya (Djaenudin dkk, 2003: 14).

4. Metode Evaluasi Lahan

Metode evaluasi lahan adalah cara mengetahui potensi atau nilai dari

suatu areal untuk penggunaan tertentu. Menurut Jamulya (1992: 1), terdapat tiga

metode dalam mengadakan evaluasi lahan, yaitu:

a. Metode Pemerian (Description)

Metode pemerian dilaksanakan dengan menguraikan kelas-kelas

kesesuaian lahan dalam bentuk kalimat. Dalam metode ini juga menggunakan

pembandingan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria kelas

kesesuaian lahan, tetapi dianalisis dengan deskripsi sugestif. Analisis deskripsi

sugestif adalah pemberian suatu gambaran yang meyakinkan tentang kualitas

dan karakteristik lahan sehingga tercipta suatu penghayatan tentang potensi

lahan yang sedang dievaluasi.

b. Metode Pengharkatan (Scoring)

Metode Pengharkatan merupakan suatu cara untuk menilai potensi

lahan dengan jalan memberikan harkat pada setiap parameter lahan, sehingga

diperoleh kelas kesesuaian lahan berdasarkan perhitungan harkat dari setiap

parameter lahan. Terdapat dua macam teknik pengharkatan yaitu: (1) Teknik

penjumlahan/Pengurangan, teknik ini dilakukan dengan menjumlahkan atau

mengurangi harkat setiap parameter lahan. (2) Teknik perkalian/pembagian

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(sistem indeks) dilakukan dengan mengalikan atau membagi harkat setiap

parameter lahan. Dari kedua teknik tersebut akan diperoleh suatu nilai atau

indeks tertentu yang menunjukkan kelas kesesuaian lahan.

c. Metode Pembandingan (Matching)

Metode pembandingan ini merupakan salah satu cara untuk

mengevaluasi kesesuaian lahan dengan jalan mencocokan serta

membandingkan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria

kesesuaian lahan, sehingga diperoleh potensi yang ada pada satuan lahan

tertentu. Metode matching umumnya dilakukan melalui teknik tabularis.

Kualitas dan karakteristik yang diperoleh dari lapangan diinventarisasi dalam

bentuk tabel. Tabel kualitas dan karakteristik lahan ini kemudian

dibandingkan dengan tabel kriteria kelas kesesuaian lahan untuk keperluan

tertentu. Dari pembandingan tersebut diperoleh potensi suatu lahan tertentu

pada kelas kesesuaian lahan. Selain diperoleh kelas kesesuaian lahan pada

masing-masing satuan lahan, juga diperoleh besaran dan jenis faktor pembatas

pada subkelas kesesuaian lahan. Setelah subkelas kesesuaian lahan diketahui

maka dapat ditentukan tindakan pengelolaan pada setiap satuan lahan. Dengan

demikian, dapat ditentukan unit kesesuaian lahan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pencocokan

(matching) antara kualitas dan karakteristik lahan dengan syarat tumbuh

tanaman kopi maupun karet.

5. Satuan Lahan

Satuan lahan merupakan kelompok dari lokasi yang berhubungan,

mempunyai bentuk lahan tertentu di dalam sistem dan seluruh satuan lahan yang

sama tersebar akan mempunyai asosiasi lokasi yang sama pula (Sitorus 1995 : 93).

Satuan lahan digunakan untuk satuan analisis subkelas kesesuaian lahan

yaitu untuk mendapatkan kualitas dan karakteristik di lapangan. Data yang

diperoleh di lapangan dan analisis laboratorium kemudian dianalisis dengan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tujuan agar dapat diketahui faktor apa saja yang menjadi faktor penghambat sesuai

dengan persyaratan tumbuh tanaman kopi dan karet.

6. Kualitas Lahan

FAO dalam Sitorus (1995: 5) mendefinisikan kualitas lahan adalah suatu

sifat lahan yang komplek atau sifat komposit yang sesuai untuk suatu

penggunaan yang ditentukan oleh seperangkat karakteristik lahan yang

berinteraksi.

a. Suhu / Temperatur Udara (t)

Suhu/temperatur suatu daerah dipengaruhi oleh ketinggian tempat tersebut.

Temperatur udara rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus Braak yaitu:

Keterangan:

- 26,3 ºC = temperatur rata-rata di permukaan air laut tropis.

- h = ketinggian tempat dari permukaan laut (dalam 100 meter).

(Arsyad, 1989: 223)

b. Ketersediaan Air (w)

Ketersediaan air terdiri dari:

1). Jumlah Bulan Kering

Jumlah bulan kering yang dihitung berdasarkan curah hujan bulanan yang

kurang dari 60 mm selama satu tahun.

Tabel 2.1. Klasifikasi Bulan Kering dan Bulan Basah.

No. Kelas Curah Hujan (mm/bln)

1. Bulan Kering < 60

2. Bulan Lembab > 60 - <100

3. Bulan Basah ≥ 100

(Sumber: Mohr dalam Kartasapoetra, 1991: 28)

T = 26,3 ºC – 0,61 h

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2). Hujan Tahunan Rata-Rata

Merupakan rata-rata curah hujan dalam periode sepuluh tahun yang

dinyatakan dalam mm.

c. Keadaan Perakaran

1). Drainase Tanah

Drainase tanah merupakan kecepatan perpindahan air dari suatu bidang

lahan, baik berupa hilangnya air dari permukaan tanah yang mengalir

melalui aliran-aliran permukaan atau peresapan kedalam tanah.

Drainase luar (external) diamati dengan menentukan perbandingan

relative jumlah air yang mengalir di permukaan tanah dari bidang tanah

ke lain tempat terhadap jumlah curah hujan.

Tabel 2.2. Klasifikasi Drainase Tanah.

No Kelas Ciri-Ciri

1. Berlebihan Air lebih segera keluar dari tanah dan sangat sedikit air yang

ditahan oleh tanah sehingga tanah akan segera mengalami

kekurangan air.

2. Baik Tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil tanah

dari atas sampai kebawah (150 cm) berwarna terang dan

seragam dan tidak terdapat bercak-bercak, kuning, coklat

atau kelabu.

3. Sedang Tanah mempunyai peradaran udara yang baik di daerah

perakaran. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning,

coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian atas dan

lapisan bawah (Sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah).

4. Agak buruk Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, tidak

terdapat bercak berwarna kuning, kelabu/coklat. Bercak-

bercak terdapat pada seluruh lapisan bagian bawah (Sekitar

40 cm dari permukaan tanah).

5. Buruk Bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) tedapat warna

kelabu, coklat dan kuning.

6. Sangat Buruk Seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu

dan tanah lapisan bawah berwarna kelabu atau terdapat

bercak berwarna kebiruan, atau terdapat air yang mengenang

di permukaan tanah dalam waktu yang lama sehingga

menhambat pertumbuhan tanaman.

(Sumber: Arsyad, 1989: 229).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2). Tekstur Tanah

Tekstur tanah ialah perbandingan relatif tiga golongan besar

partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara

fraksi-fraksi lempung (clay), debu (silt) dan pasir (sand) (Darmawijaya,

1992: 163). Tekstur tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan suatu tanaman. Tekstur tanah yang sesuai bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat memacu dan

memperkuat tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik.

Pengukuran tekstur tanah dilakukan di laboratorium untuk

keakuratan data. Setelah diketahui persentase lempung, debu dan pasir

untuk mengklasifikasikan tekstur tanah dilakukan pencocokan segita

tekstur tanah menurut USDA pada gambar 3 berikut ini

Gambar 3. Segitiga Tekstur Tanah.

(Sumber http://www.worldagroforestry.org/sea diakses tanggal 21 April

2011)

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3). Kedalaman Efektif

Kedalaman tanah atau tebal lapisan tanah tertentu yang masih dapat di

tembus oleh perakaran untuk menyerap zat-zat yang dibutuhkan oleh

tanaman secara efektif.

Tabel 2.3 Klasifikasi Kedalaman Efektif

No Deskripsi Kedalaman Tanah

1. Dalam >90

2. Cukup dalam 60 – 90

3. Cukup dangkal 30 – 60

4. Dangkal 15 – 30

5. Sangat dangkal 10 – 15

6. Dangkal sekali <10

Sumber : Kementerian Kehutanan 2009 dalam www.dephut.go.id

/files/P32_09 diakses tanggal 25 april 2011

d. Retensi Hara

Retensi hara terdiri dari:

1). Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas Tukar Kation atau Cation Exchangable Cappacity (CEC) suatu

tanah didefinisikan sebagai suatu kemampuan koloid tanah menyerap

dan mempertukarkan kation (Hakim dkk, 1986: 166). Kapasitas tukar

kation (KTK) menunjukkan ukuran kemampuan tanah dalam menjerap

dan mempertukarkan sejumlah kation. Semakin tinggi KTK, semakin

banyak kation yang dapat ditariknya. Tinggi rendahnya KTK tanah

ditentukan oleh kandungan liat dan bahan organik dalam tanah itu.

Tanah yang memiliki KTK yang tinggi akan menyebabkan lambatnya

perubahan pH tanah. Satuan hasil pengukuran KTK adalah milli

equivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 g tanah.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tabel 2.4. Klasifikasi KTK Tanah.

No. Kelas KTK (me / 100g)

1. Sangat rendah <5

2. Rendah 5 – 16

3. Sedang 17 – 24

4. Tinggi 25-40

5. Sangat tinggi >40

(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno,

1987: 125).

2). pH tanah.

Derajat keasaman dan kebasaan tanah yang diukur berdasarkan

banyaknya konsentrasi ion hidrogen yang terlarut dalam tanah dan tanah

yang sangat asam sebagai pembatas. Pengukuran pH tanah dilakukan

dengan menggunakan kertas indikator pH tanah pada setiap sampel yang

ada di setiap satuan lahan. Klasifikasi besaran pH tanah dari tingkatan

sangat masam hingga Alkalis dapat dilihat dalam Tabel 2.5 berikut ini.

Tabel 2.5. Klasifikasi pH Tanah.

No. Kelas pH

1. Sangat Masam < 4,5

2. Masam 4,5 – 5,5

3. Agak Masam 5,6 – 6,5

4. Netral 6,6 - 7,5

5. Agak Alkalis 7,6 – 8,5

6. Alkalis > 8,5

(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno,

1987: 125).

e. Ketersediaan Hara

Penggunaan tanah untuk tanaman tertentu menyebabkan perubahan berbagai

proses kimia dan mikrobiologi dalam tanah tersebut. Aktivitas mikrobiologi

tidak hanya mempengaruhi proses transformasi senyawa-senyawa organik

dan anorganik, tetapi juga mempengaruhi kemasaman dan potensial redoks

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tanah (Yoshida, 1978 dalam Hardjowigeno, 2005: 137). Berikut ini disajikan

kriteria kandungan unsur kimia yang nantinya akan dianalisis unntuk

mengetahui subkelas kesesuaian lahan.

Ketersediaan hara terdiri dari:

1). Nitrogen Total (N Total)

Kandungan Nitrogen dalam tanah pengukurannya dilakukan di

laboratorium dan dinyatakan dalam persen.

Tabel 2.6. Klasifikasi Nitrogen Total.

No Kelas Nitrogen Total (%)

1. Sangat rendah < 0,10

2. Rendah 0,10 - 0,20

3. Sedang 0,21 – 0,50

4. Tinggi 0,51 – 0,75

5. Sangat tinggi > 0,75

(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno, 1987:

125)

2). Kandungan Phospat (P2O5)

Unsur phospat berperan dalam transfer energi. Kandungan phospat

tersedia dalam bentuk ion P2O5 dinyatakan dalam ppm (bagian per juta).

Tabel 2.7. Klasifikasi Phospat (P2O5)

No Kelas P2O5 (ppm)

1. Sangat rendah < 10

2. Rendah 10 – 15

3. Sedang 16 – 25

4. Tinggi 26 – 35

5. Sangat tinggi > 35

(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno,

1987: 125).

3). Kandungan Kalium (K2O Tersedia)

Unsur Kalium mempunyai fungsi penting dalam proses fisologi tanaman,

walaupun fungsi dan mekanisme yang jelas belum diketahui. Kalium

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

berperan dalam proses metabolisme dan mempengaruhi pengaruk khusus

dalam absorbsi hara, pengaturan pernapasan, transpirasi, kerja enzim dan

berfungsi translokasi karbohidrat (Hakim,1986: 226)

Pengukuran kalium tersedia dilakukan di laboratorium pada sample tanah

yang diambil dari lapangan yang dinyatakan dalam me/100 gr).

Klasifikasi K2O dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut ini.

Tabel 2.8. Klasifikasi K2O Tersedia

No Kelas K2O Tersedia (me / 100g)

1. Sangat rendah < 0,1

2. Rendah 0,1 – 0,2

3. Sedang 0,3 – 0,5

4. Tinggi 0,6 – 1,0

5. Sangat tinggi > 1,0

(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno, 1987:

125).

f. Medan

Medan yang dimaksud meliputi:

1). Batuan Permukaan

Batuan permukaan adalah batuan yang tersebar diatas permukaan

tanah. Batuan permukaan dilakukan dengan pengamatan langsung di titik

pengambilan sampel tanah. Klasifikasi batuan permukaan menurut

Arsyad (1989: 231) dapat dilihat dalam Tabel 2.9 dibawah ini.

Tabel 2.9 Klasifikasi Batuan Permukaan

No Kelas Batuan Permukaan (%)

1. Tidak Ada < 0,01

2. Sedikit 0,01 – 3

3. Sedang 3 – 15

4. Banyak 15 - 90

5. Sangat Banyak > 90

(Sumber: Arsyad, 1989: 231)

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2). Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng adalah sudut kemiringan lereng yang dihitung

dalam besaran derajat. Kemiringan lereng dapat diartikan dalam persen

(%). Kemiringan 100% berarti mempunyai kemiringan lereng sebesar

900. Kemiringan lereng dilapangan diukur menggunakan abney level

Tabel 2.10. Klasifikasi Kemiringan Lereng

No. Kelas Kemiringan Lereng (%)

1. Datar 0 – 8

2. Landai 8 – 15

3. Agak Curam 15 – 25

4. Curam 25 – 45

5. Sangat Curam > 45

(Sumber: Asdak, 1995: 512).

3). Singkapan Batuan

Singkapan Batuan adalah batuan yang merupakan bagian dari

batuan yang ada di dalam tanah yang tersingkaap sehingga kelihatan di

permukaan tanah yang diakibatkan proses erosi. Singkapan batuan

mempengaruhi kemudahan suatu lahan untuk dapat diolah.

Tabel 2.11 Klasifikasi Singkapan Batuan.

No Kelas Singkapan Batuan (%)

1. Tidak Ada < 2

2. Sedikit 2 – <10

3. Sedang 10 – <50

4. Banyak 50 – 90

5. Sangat Banyak > 90

(Sumber: Arsyad, 1989: 231).

g. Bahaya Erosi

Erosi dan sedimentasi menjadi penyebab utama berkurangnya

produktivitas lahan pertanian, dan berkurangnya kapasitas saluran atau

sungai akibat pengendapan material hasil erosi.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Proses terjadinya erosi pada permukaan lahan, umumnya

disebabkan oleh faktor-faktor iklim (intensitas curah hujan), tanah,

topografi, vegetasi dan faktor pengolah tanah. Curah hujan yang jatuh

langsung atau tidak langsung dapat mengikis permukaan tanah yang secara

perlahan dengan pertambahan waktu dan akumulasi intensitas hujan akan

mendatangkan erosi. (Arsyad,1989).

Klasifikasi besar erosi mengacu pada petunjuk pedoman

penyusunan RTL-RLTK, Departemen Kehutanan (1998) pada tabel 2.12

berikut.

Tabel 2.12 Klasifikasi Besar Erosi

Kelas Besar erosi (ton/ha/tahun) Kriteria

I < 15 Sangat Ringan (SR)

II 16 – 60 Ringan (R)

III 60 – 180 Sedang (S)

IV 180 – 480 Berat (B)

V >480 Sangat Berat (SB)

(Sumber:http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/bt072022.pdf diakses

tanggal 20 Juli 2011)

h. Banjir / Genangan

Banjir merupakan perisiwa menggenangnya air di permukaan tanah

atau meluapnya air dari saluran yang kapasitasnya lebih kecil dari volume

air. Banjir dan genangan akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman itu

sendiri yang dapat merusak tanaman atau dapat mengakibatkan tanaman

mati. Pada tanaman kopi dan karet tidak dapat tumbuh baik pada lokasi-

lokasi yang terkena banjir atau genangan karena tanaman kopi maupun karet

memiliki perakaran yang dalam dan tidak cocok pada drainase tanah yang

buruk akibat adanya genangan.

Informasi data banjir/genangan diperoleh dari hasil wawancara

dengan masyarakat sekitar daerah penelitian. Klasifikasi banjir /genangan

dapat dilihat dalam Tabel 2.13 berikut ini.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 2.13. Klasifikasi Banjir/genangan

No Kelas Ciri-ciri

1. Tidak Pernah Dalam periode 1 tahun tanah tidak pernah tertutup

banjir untuk waktu >24 jam 2. Kadang-kadang Banjir menutupi tanah lebih dari 24 jam terjadi tidak

teratur dalam periode kurang dari 1 bulan 3. Sedang Selama waktu 1 bulan setahun tanah secara rutin

tertutup banjir dalam jangka waktu >24 jam

4.

Sering

Selama kurun waktu 2-5 bulan dalam setahun tanah

secara teratur dilanda banjiryang lamanya >24 jam.

5. Selalu Selama waktu 6 bulan atau lebih tanah secara teraur

dilanda banjir >24 jam.

(Sumber: Arsyad, 1989: 231).

7. Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi.

Contoh dari karakteristik lahan adalah curah hujan, jumlah bulan kering, tekstur

tanah, kedalaman efektif, besarnya kandungan N total dalam tanah dan lain

sebagainya. Sitorus (1995: 5) mendefinisikan karakteristik lahan sebagai suatu

proses yang meliputi penentuan ciri lahan (Land Properties) yang ada

hubungannya dan dapat diukur atau dianalisis tanpa memerlukan usaha-usaha

yang besar.

Kualitas dan karakteristik sangat berpengaruh terhadap suatu penggunaan

lahan tertentu. Parameter kualitas dan karakteristik lahan yang dinilai dalam

evaluasi lahan tingkat semi detail dapat dilihat pada Tabel 2.14 berikut ini.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 2.14. Parameter Kualitas dan Karakteristik Lahan yang Dinilai dalam

Evaluasi Lahan Tingkat Semi Detail

No. Kualitas Lahan Karakteristik Lahan

A. Persyaratan Tumbuh Tanaman (Ekologi)

1. Regim Radiasi - Panjang/ lama penyinaran

2. Rejim Suhu ( t ) - Suhu rata-rata tahunan - Suhu rata-rata bulanan - Suhu rata-rata maksimum/minimum

3. Kelembapan Udara - Kelembapan nisbi

4 Ketersediaan Air ( w ) - Curah Hujan tahunan - Curah hujan bulanan - Bulan kering (< 60 mm) - LGP*

5. Media Perakaran ( r ) - Drainase - Tekstur - Kedalaman Efektif - Gambut(kedalaman, kematanagan,

kadar abu) 6. Retensi Hara ( f ) - KPK

- pH 7. Ketersediaan Hara ( n ) - N total

- P2O5 tersedia - K2O tersedia

8. Bahaya Banjir ( b ) - Periode - Frekuensi

9. Kegaraman - Daya hantar listrik (DHL) 10. Toksisitas - Kejenuhan AL

- Bahan Sulfidik B Persyaratan Pengelolaan

11. Kemudahan Pengolahan - Tekstur 12. Pengelolaan Mekanisasi ( s ) - Kemiringan lereng

- Batuan permukaan - Batuan tersingkap

C Persyaratan Konservasi

13. Tingkat Bahaya Erosi - Indeks Bahaya Erosi

*) LGP: Legth of Growing Period (Lamanya Periode Tumbuh)

(Sumber: Djaenudin dkk (1992) dalam Djaenudin dkk, 1994: 6)

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

8. Tanaman Kopi

Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang

termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi merupakan

tanaman tahunan maka susunan botaninya sangat berbeda dengan tanaman

musiman, dan dalam tata nama secara taksonomi ini terdapat klasifikasi-

klasifikasi dari tanaman kopi adalah sebagai berikut:

- Kingdom : Plantae

- Divisio : Spermatophita

- Sub-Divisio : Angeospermae

- Kelas : Dicotiledónea

- Ordo : Rubiales

- Family : Rubiaceae

- Genus : Coffea

- Spesies : Coffea Sp

Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya

mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah

mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di

beri mulsa.

Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak

mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi

yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang

bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit

stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek

tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.

a. Lingkungan Tumbuh kopi.

Berdasarkan pada Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Pusat Penelitian

Tanah Dan Agroklimat Bogor IPB, 1993 tentang syarat tumbuh tanaman,

maka persyaratan tumbuh tanaman kopi dapat dijelaskan pada Tabel 2.14

sebagai berikut.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 2.15. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman kopi No Kualitas / karakteristik

Lahan

Kelas Kesesuaiaan Lahan

S1 S2 S3 N1 N2

1. Temperatur ( t )

- Rata-rata tahunan (0C) 22-25 > 25-28 >28 – 32 Td > 32

- 16 - < 19 < 19

2. Ketersediaan Air (w) - Bulan Kering (<75 mm) 2-3 >3 - 5 > 5 – 6 Td > 6 , < 1

- Curah Hujan/ tahun (mm) 2000-3000 >3000-

3500

>3500–

4000

- < 1500

1750-<

2000

1500 - <

1750

< 100

3. Media Perakaran ( r )

- Drainase Tanah Baik Sedang Agak

terhambat

Terhambat, Sangat

terhambat Agak cepat, Cepat. Sangat

cepat

- Tekstur

L,SCL,

SiL,Si,CL, SiCL

SL, SC,

SiC, C

LS, Str C

td

Krikil,

pasir

- Kedalaman efektif (cm) >100 75 - 100 50 - <75 - <50

4. Retensi Hara ( f )

- KTK ≥ sedang Rendah sangat

rendah

-

- pH tanah (permukaan) 5.5- 6.0 >6.0 – 7.0

5.0 – 5.5

>7.0 – 7.5 4.5 - < 5.0

>7.5 – 8.5 4.0 – 4.5

>8,5 <4.0

5. Hara Tersedia ( n )

- N Total ≥ Sedang Rendah Sangat

rendah

- P2O5 ≥Sedang Rendah sangat rendah

- K2O ≥ Sedang Rendah sangat

rendah

6. Terrain / Potensi Mekanisasi

( s/m )

- Lereng (%) < 8 8 - 15 > 15 - 25 > 25 - 45 > 45 - Batuan permukaan (%) < 3 3 - 15 > 15 - 40 Td > 40

- Singkapan Batuan (%) < 2 2 - 10 > 10 – 25 > 25 - 40 > 40

7. Tingkat Bahaya Erosi ( e ) SR R S B SB

8. Bahaya Banjir( b ) F0 F1 F2 F3 F4

(Sumber : Djaenudin dkk, 1994 : 15)

Keterangan:

Td : Tidak Berlaku

S : Pasir

Str C : Liat Berstruktur

Si : Debu

Liat Masif : Liat dari tipe 2 : 1 (Vertisol)

L : Lempung

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

9. Karet

Tanaman karet (Havea brasiliensis) adalah tanaman perkebunan

tahunan berupa pohon batang lurus. tanaman karet pertama kali hanya tumbuh di

Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry

Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang

ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan

sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai

dicoba dibudidayakan pada tahun 1876.

Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor.

Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia

didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari setengah

karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet

alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi

beberapa industri termasuk otomotif dan militer. Klasifikasi botani tanaman karet

adalah sebagai berikut:

- Divisi : Spermatophyta

- Sub divisi : Angiospermae

- Kelas : Dicotyledonae

- Keluarga : Euphorbiaceae

- Genus : Hevea

- Spesies : Hevea brasiliensis.

Hasil sampingan dari tanaman karet adalah kayu karet yang dapat berasal

dari kegiatan rehabilitasi kebun atau peremajaan kebun karet tua yang sudah tidak

menghasilkan lateks lagi. Umumnya kayu karet yang diperjualbelikan adalah dari

peremajaan kebun karet tua yang diganti dengan tanaman karet muda. Kayu karet

dapat dipergunakan sebagai kayu bahan bangunan rumah, kayu api, arang,

ataupun kayu gergajian untuk alat rumah tangga. Getah karet yang disadap dari

batang diolah menjadi karet dalam bentuk krep, sit yang diasap dan lateks pekat

Tanaman karet adalah tanaman daerah tropik. Daerah pertanaman yang

utama di Indonesia adalah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Curah hujan

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

tahunan yang cocok untuk pertumbuhan tanaman karet tidak kurang dari 2000

mm, optimal antara 2500-4000 mm/tahun, yang terbagi dalam 100-150 hari hujan.

Pembagian hujan dan waktu jatuhnya hujan rata-rata setahunnya mempengaruhi

produksi. Daerah yang sering mengalami hujan pada pagi hari produksinya akan

berkurang, karena lingkungan yang dengan ketersediaan air yang melimpah akan

menurunkan kadar karet kering dalam lateks (Setyamidjaja, 1993: 4).

Pemeliharaan tanaman karet dibagi menjadi dua bagian, yaitu

pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan Tanaman

Menghasilkan (TM). Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

meliputi pengendalian gulma, merangsang percabangan, pemupukan,

penyulaman, dan pengukuran lilit batang, sedangkan pemeliharaan Tanaman

Menghasilkan (TM) meliputi penyiangan, pemupukan, kerapatan tanaman dan

penjarangan

a. Lingkungan Tumbuh karet.

Berdasarkan pada Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Pusat Penelitian

Tanah Dan Agroklimat Bogor IPB, 1993 tentang syarat tumbuh tanaman,

maka persyaratan tumbuh tanaman Karet dapat dijelaskan pada Tabel 2.16.

sebagai berikut.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 2.16. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Karet. No Kualitas / karakteristik

Lahan

Kelas Kesesuaiaan Lahan

S1 S2 S3 N1 N2

1. Temperatur ( t )

- Rata-rata tahunan (0C) 26-30 > 30-34

24 - < 26

td

22-<24

> 34

< 22

2. Ketersediaan Air (w)

- Bulan Kering (<75 mm) 1-2 >2 - 4 Td > 4 , < 1

- Curah Hujan/ tahun (mm)

2500-3000 1200 – 1500 2000

- < 2500

>3500 – 4000 1500 - <2000

- < 4000 >1500

3. Media Perakaran ( r )

- Drainase Tanah

baik

Sedang, agak

terhambat

Agak cepat

Terhambat, cepat.

Sangat terhambat

Sangat

cepat

- Tekstur

-

SL,L,SCL,

SiL,SiCL

LS,SC,SiC

Str C

td

Krikil,

pasir

- Kedalaman efektif (cm) >100 75 – 100 50 - <75 - <50

4. Retensi Hara ( f )

- KTK ≥ sedang Rendah sangat rendah -

- pH tanah (permukaan) 4.5- 5,5 >5,5 - 6,5

4,0 – 4,5

6.5 - 7,5

3,5 - <4,0

7.5 – 8.5 >8,5

<3.5

5. Hara Tersedia ( n )

- N Total ≥ sedang rendah sangat rendah

- P2O5 ≥sedang Rendah sangat rendah

- K2O ≥ rendah sgt rendah sangat rendah

- C Organik >8 < 8

6. Terrain / Potensi

Mekanisasi

( s/m )

Lereng (%) < 5 8 – 15 > 15 - 25 > 25 - 45 > 45

Batuan permukaan (%) < 3 3 – 15 > 15 - 40 Td > 40

Singkapan Batuan (%) < 2 2 – 10 > 10 – 25 > 25 - 40 > 40

7. Tingkat Bahaya Erosi(e ) SR R S B SB

8. Bahaya Banjir ( b ) F0 F1 F2 F3 F4

(Sumber : Djaenudin dkk, 1994 : 15)

Keterangan:

Td : Tidak Berlaku

S : Pasir

Str C : Liat Berstruktur

Si : Debu

Liat Masif : Liat dari tipe 2 : 1 (Vertisol)

L : Lempung

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

10. Produktivitas Tanaman

Produksi tanaman adalah puncak dari berbagai proses yang terjadi dalam

suatu siklus hidup tanaman. Setiap fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman

berpengaruh terhadap produksi. Produktivitas tanaman (yield) ditentukan oleh

kemampuan tanaman berfotosintesis dan pengalokasian sebagian besar hasil

fotosintesis ke bagian yang bernilai ekonomi. ( Jumin, 1991: 59)

Produktivitas merupakan hasil per satuan lahan, tenaga kerja, modal

(misal: ternak dan uang), waktu atau input lainnya (misal: uang tunai, energi, air,

dan unsur hara). Produktivitas tanaman merupakan hasil dari sebuah tanaman

produktif dalam satuan berat per satuan lahan. Pengukuran produktivitas dalam

usaha pertanian atau perkebunan menurut hasil total biomasa, hasil komponen-

komponen tertentu (misalnya gabah, jerami, dan kandungan protein), hasil

ekonomis atau keuntungan, hal-hal tersebut dipandang perlu untuk

memaksimalkan hasil pertanian atau perkebunan.

11. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang

secara topografik dibatasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang

jatuh pada daerah aliran tersebut akan ditampung oleh punggung gunung

tersebut dan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak,

1995: 4).

DAS secara yuridis formal tertuang dalam Peraturan Pemerintah No:

33 tahun 1970 tentang perencanaan hutan. Dalam Peraturan Pemerintah

tersebut DAS dibatasi sebagai suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifanya

sedemikian rupa sehingga suatu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya

yang melalui daerah tersebut dalam fungsi untuk menampung air yang berasal

dari curah hujan dan sumber air lainnya, penyimpanan serta pengalirannya

dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam sekelilingnya demi

keseimbangan daerah tersebut.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dalam DAS terdapat ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem

ekologi yang terdiri atas komponen yang saling berintegrasi sehingga

membentuk suatu kesatuan (Asdak, 1995: 10). Komponen yang dimaksud

adalah komponen biotik dan abiotik. Setiap komponen tersebut tidak dapat

berdiri sendiri, sehingga aktifitas suatu komponen ekosistem akan selalu

memberikan pengaruh pada komponen ekosistem lainnya. Manusia merupakan

salah satu ekosistem biotik yang penting dan dinamis. Dalam menjalankan

aktifitasnya sering mangakibatkan dampak pada salah satu komponen

lingkungan dan untuk kemudian mempengaruhi ekosistem secara berurutan.

12. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang berbasis

komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-

informasi geografis (Aronoff, 1989 dalam Prahasta, 2002: 55).

Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan

untukmemasukkandata(capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,

memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan

dengan posisi-posisi di permukaan bumi. (Prahasta, 2002: 54).

SIG dibutuhkan untuk menangani data spasial yang sangat sulit,

terutama dikarenakan peta dan data statistik cepat mengalami kadaluarsa

sehingga tidak ada pelayanan penyedia data. Hal ini berakibat informasi yang

diberikan menjadi tidak akurat. Berikut keistimewaan analisa melalui Sistem

Informasi Geografis:

a. Analisa Proximity

Analisa proximity merupakan analisa geografis yang berbasis jarak

antar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang

disebut buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak

tertentu untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada).

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Analisa Overlay

Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda

disebut dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer

yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual.

Layer yang dibutuhkan dapat hanya terdiri dari dua peta atau lebih, hal ini

tergantung pada tujuan penggunaan peta.

Perbandingan kemampuan analisis menggunakan SIG dengan

pengerjaan secara manual dapat dilihat pada Tabel 2.17 sebagai berikut.

Tabel 2.17. Perbandingan Kemampuan Analisis Menggunakan SIG dengan

Pengerjaan Secara Manual

Peta SIG Pekerjaan Manual

Penyimpanan Database Digital Baku

dan terpadu

Skala dan standar berbeda

Pemanggilan

kembali

Sistematik Mahal dan memakan waktu

Analisa Overlay Sangat cepat Memakan waktu dan tenaga

Analisa Spasial Mudah Rumit

Penayangan Murah dan cepat Mahal

(Sumber: Prahasta, 2002: 58)

Software yang digunakan Sistem Informasi Geografis adalah

Raster 2 Vector (R2V), Arc Info dan Arc View Seri 3.3. Ketiga aplikasi

Software tersebut bekerja secara urut dan sistematis dalam pengolahan data

spasial.

Sistem Informasi Geografis berperan sebagai alat untuk

menganalisis data yang telah dikumpulkan yang akan dihasilkan (Output)

yang berupa peta–peta tematik sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis

yang digunakan adalah fungsi klasifikasi penumpangsusunan (overlay).

Pada tahap awal analisis overlay untuk memproduksi peta tematik berupa

peta satuan lahan yang dijadikan sebagai peta tentatif.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Probowati Sulistyani, dkk (2006)

Dalam penelitian yang berjudul “ Kesesuaian Lahan Tanaman Kakao

di Lahan Perkebunan Karet”

Metode yang digunakan metode survey detail dan teknik analisis data

mengunakan teknik matching.

Hasil penelitian diantaranya :

a. Kesesuaian lahan aktual di lokasi penelitian adalah S3f (76,50 Ha), yaitu

kesesuaian lahan kurang sesuai dengan faktor pembatas retensi unsur hara

(f) dan S3f,n (177,48 Ha),yaitu kurang sesuai dengan factor pembatas

retensi unsur hara (f) dan faktor ketersediaan unsure hara (n).

b. Kesesuaian lahan potensial di lokasi penelitian adalah S2w (143,64Ha)

yaitu kesesuaian lahan kurang sesuai dengan faktor pembatas curah hujan

(w) dan S2w,r (110,34Ha) yaitu kelas kesesuaian lahan dengan 2 faktor

pembatas yaitu curah hujan (w) dan media perakaran (r) yaitu tekstur tanah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Endah Purwani (2007)

Dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan

untuk Tanaman Sengon dan Kacang Tanah Daerah Aliran Sungai Samin

Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah”.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif

dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan teknik

analisis data dengan menggunakan teknik matching.

Hasil penelitian adalah:

a. Kualitas dan karakteristik lahan di daerah penelitian sebagai berikut :

Temperature berkisar 25,690C-7,08

0C, selama satu tahun terdapat

rata-rata 5 bulan kering, rata-rata curah hujan 2006,275 mm, keadaaan

drainase terhambat hingga cepat,tekstur tanah relative homogen yaitu

bertekstur halus, kedalaman efektif antara 10-200cm, KTK sebesar 16-34.2

me%, pH antara 5.5-7.0, Ntotal antara 0.1 – 0.59%, P2O5 10,15 – 26.53 ppm,

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

K2O antara 0.12 – 0.90 me/100 gram, tingkat bahaya erosi mulai sangat

ringat ringan hingga sangat berat dan bahaya banjir yang terjadi sedang

hingga tanpa banjir.

b. Kesesuaian aktual untuk tanaman sengon dan kacang tanah, sebagai

berikut:

1) Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman sengon. Kelas

– kelas tersebut :

a) S3 (3,22%) dengan subkelas kesesuaian S3r (2,75 %), S3r,e (0,05%)

dan S3r,s/m (0,42%).

b) N1 (10,30%) dengan sub kelas kesesuaian N1 (9,74%), N1r,s/m

(0,23%) dan N1 s/m (0,34%).

c) N2 (62,97%) dengan sub kelas kesesuaian lahan N2r(10,09%, N2t

(3,49%), N2r,s/m,e (0,1%), N2t,r (0,36%), N2r,s/m (1,65%), N2r,e

(1,03%), N2e (0,69%), N2t,s/m,e (2,22%), N2t,w (2,45%), N2s/m

(1,23%), N2t,w,r (0,95%), N2t,r,e (0.21%), N2t,r,e (0,21%), N2t,s/m

(0,67%), N2w (23,91%) dan N2 s/m,e (0,14%).

2) Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan atual untuk tanaman kacang tanah.

Kelas – kelas tersebut antara lain :

a) S3(49,69%), dengan subkelas kesesuaian S3r(10,18%), S3r,n

(36,22%), S3r,n,s/m(1,78%), S3r,s/m 0,18%), S3r,s/m,e(0,05%),

S3t,n(0,95%), S3t,r (0,19%) dan S3t,r,s/m,e (,14%).

b) N1 (4,50%) dengan sub kelas kesesuaian N1s/m (4,50%).

c) N2 (22,30%) dengan sub kelas kesesuaian N2r (3,28%), N2r,n,s/m

(2,70%), N2r,s/m (5,99%), N2s/m,e (2,21%), N2t(1,58%), N2t,r,s/m

(2,08%) dan N2t,s/m,e (2,54%).

c. Kesesuaian lahan potensial dengan tingkat pengelolaan sedang untuk

tanaman sengon dan kacang tanah, sebagai berikut :

1) Kesesuaiaan lahan potensial pada tingkat pengelolaan sedang untuk

tanaman sengon dan kacang tanah dapat dilakukan oleh para petani

menengah dengan biaya sedang dan teknik pertanian sedang pula.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2) Usaha perbaikan yang dapat dilakukan meliputi :

a) Sengon

Usaha perbaikan pada faktor pembatas ketersediaan air dengan

perbaikan pada sistem irigasi dan pada faktor pembatas tingkat

bahaya erosi dengan pembuatan teras, penanaman sengon sejajar

kontur dan penanaman tanaman penutup tanah.

b) Kacang Tanah

Usaha perbaikan pada faktor pembatas media perakaran dengan

pembuatan saluran drainase, faktor pembatas ketersediaan hara

dengan usaha perbaikan melalui pemberian pupuk yang disesuaikan

untuk tanaman dan pada faktor pembatas tingkat bahaya erosi usaha

perbaikan yang dapat dilakukan melalui pengurangan terhadap laju

erosi dengan pembuatan teras serta penanaman sejajar kontur.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Abidin Dwi Sulistyo. (2010).

Dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi kesesuaian lahan dan

produktivitas lahan untuk tanaman jagung di DAS Grindulu Hulu Kabupaten

Pacitan dan Ponorogo Tahun 2009 ”.

Tujuan dari penelitian adalah Mengetahui tingkat subkelas kesesuaian

lahan untuk tanaman jagung di DAS Grindulu hulu. Mengetahui produktivitas

tanaman jagung pada lahan jagung di setiap subkelas kesesuaian lahan yang

ada di DAS Grindulu hulu

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif spasial dengan

teknik pengambilan sampel secara area sampling dan metode analisis data

menggunakan matching.

Hasil penelitian :

a. Terdapat 5 subkelas kesesuaian lahan yaitu subkelas kesesuaian lahan S3

s/m (sesuai marginal) dengan luas 282.81 ha (3.37%), subkelas kesesuaian

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

lahan S1 r,s/m (cukup sesuai) dengan luas 164.27 Ha (1.96%), subkelas

kesesuaiaan lahan N1s/m (tidak sesuai saat ini) dengan luas 6.72 Ha

(0,08%) subkelas kesesuaian lahan N2r (tidak sesuai permanen) dengan

luas 667,8 Ha (7.96%), Subkelas kesesuaian lahan N2r,s/m (tidak sesuai

permanen) dengan luas 690.56 Ha (8,23%) dari luas seluruh daerah

penelitian

b. Produktivitas tanaman jagung tertinggi terdapat pada subkelas S3 s/m

yaitu sebesar 9.36 ton/ha sekali panen dengan rata-rata produksi jagung

sekali panen 2.34 ton sekali panen. Produktivitas tanaman jagung

terendah terdapat pada subkelas N2r,s/m yaitu sebesar 2.46 ton/ha sekali

panen dengan rata-rata produksi jagung sekali panen sebesar 1.96 ton.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peneliti Dwi Probowati Sulistyani,

dkk (2006) Diana Endah Purwani Tahun

(2007)

Abidin Dwi Sulistyo (2010) Eri Setiawan (2011)

Judul

Kesesuaian Lahan Tanaman

Kakao di Lahan Perkebunan

Karet

(Jurnal Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya,

Sumatera Selatan tahun

2006)

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk

Tanaman Sengon dan Kacang

Tanah Daerah Aliaran Sungai

Samin Kabupaten Karanganyar

dan Sukoharjo Propinsi Jawa

Tengah (Skripsi FKIP UNS, Surakarta

tahun 2007)

Evaluasi Kesesesuaian Lahan dan

Produktivitas Lahan untuk

Tanaman Jagung di DAS Grindulu

Hulu Kabupaten Pacitan dan

Ponorogo Tahun 2009 (Skripsi FKIP UNS, Surakarta

tahun 2010)

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk

Tanaman Kopi dan Karet Daerah

Aliran Sungai Jambangan Kabupaten

Karanganyar Tahun 2011

(Skripsi FKIP UNS, Surakarta tahun

2012)

Tujuan Untuk memperoleh data dan

informasi dan kimia tanah

aktual di lahan perkebunan

karet serta melakukan

penilaian kesesuaian lahan

untuk tanaman kakao.

Untuk mengetahui kualitas dan

karakteristik lahan DAS Samin

Menentukan tingkat kesesuaian

lahan aktual untuk tanaman

sengon dan kacang tanah di DAS

Samin

Menetukan tingkat kesesuaian

lahan potensial untuk tanaman

sengon dan kacang tanah di DAS

Samin.

Mengetahui tingkat subkelas

kesesuaian lahan untuk tanaman

jagung di DAS Grindulu hulu .

Mengetahui produktivitas tanaman

jagung pada lahan jagung di setiap

subkelas kesesuaian lahan yang

ada di DAS Grindulu hulu

Mengetahui tingkat kesesuaian lahan

aktual untuk tanaman kopi dan karet di

Daerah Aliran Sungai Jambangan.

Mengetahui tingkat kesesuaian lahan

potensial untuk tanaman kopi dan karet

di Daerah Aliran Sungai Jambangan.

Mengetahui produktivitas kopi dan

karet di Daerah Aliran Sungai

Jambangan

Metode

penelitian

Metode yang digunakan

metode survey detail dan

teknik analisis data

menggunakan teknik

matching.

Metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah

deskriptif dengan teknik

pengambilan sampel secara

purposive sampling dan teknik

analisis data dengan

menggunakan teknik matching

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian adalah Metode

yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian deskriptif

spasial dengan tknik pengambilan

sampel secara area sampling dan

metode analisis data menggunakan

matching.

Metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah deskriptif

dengan teknik pengambilan sampel

secara purposive sampling dan teknik

analisis data dengan menggunakan

teknik matching

40

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Hasil penelitian

Kesesuaian lahan aktual di

lokasi penelitian adalah

S3f(76,50 Ha), yaitu

kesesuaian lahan kurang

sesuai dengan faktor

pembatas retensi unsur hara

(f) dan S3f,n (177,48

Ha),yaitu kurang sesuai

dengan factor pembatas

retensi unsur hara (f) dan

faktor ketersediaan unsure

hara (n).

Kesesuaian lahan potensial

di lokasi penelitian adalah

S2w (143,64Ha) yaitu

kesesuaian lahan kurang

sesuai dengan faktor

pembatas curah hujan (w)

dan S2w,r (110,34Ha) yaitu

kelas kesesuaian lahan

dengan 2 faktor pembatas

yaitu curah hujan (w) dan

media perakaran (r) yaitu

tekstur tanah

Kualitas dan karakteristik lahan di

daerah penelitian sebagai berikut : Temperature berkisar 25.69 0C-

7.080C, selama satu tahun

terdapat rata-rata 5 bulan kering,

rata-rata curah hujan 2006.275

mm, keadaaan drainase terhambat

hingga cepat,tekstur tanah relative

homogen yaitu bertekstur halus,

kedalaman efektif antara 10-

200cm, KTK sebesar 16-34.2

me%, pH antara 5.5-7.0, Ntotal

antara 0.1 – 0.59%, P2O5 10,15 –

26.53 ppm, K2O antara 0.12 –

0.90 me/100 gram, tingkat bahaya

erosi mulai sangat ringat ringan

hingga sangat berat dan bahaya

banjir yang terjadi sedang hingga

tanpa banjir.

Kesesuaiaan aktual untuk

tanaman sengon dan kacang

tanah, sebagai berikut : Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan

actual untuk tanaman sengon.

Kelas –kelas tersebut : S3 (3,22%) N1 (10,30%) dan N2

(62,97%) Terdapat 3 kelas

kesesuaian lahan actual untuk

tanaman kacang tanah. Kelas –

kelas tersebut antara lain : S3 (49,69%), N1 (4,50%) dan N2

(22,30%)

Terdapat 5 subkelas kesesuaian

lahan yaitu subkelas kesesuaian

lahan S3 s/m (sesuai marginal)

dengan luas 282.81 ha (3.37%),

subkelas kesesuaian lahan S1 r,s/m

(cukup sesuai) dengan luas 164.27

Ha (1.96%), subkelas kesesuaiaan

lahan N1s/m (tidak sesuai saat ini)

dengan luas 6.72 Ha (0.08%)

subkelas kesesuaian lahan N2 r

(tidak sesuai permanen) dengan

luas 667.8 Ha (7.96%), Subkelas

kesesuaian lahan N2r,s/m (tidak

sesuai permanen) dengan luas

690.56 Ha (8.23%) dari luas

seluruh daerah penelitian

Produktivitas tanaman jagung

tertinggi terdapat pada subkelas S3

s/m yaitu sebesar 9.36 ton/ha

sekali panen dengan rata-rata

produksi jagung sekali panen 2.34

ton sekali panen. Sedangkan

produktivitas tanaman jagung

terendah terdapat pada subkelas

N2 r,s/m yaitu sebesar 2.46 ton/ha

sekali panen dengan rata-rata

produksi jagung sekali panen

sebesar 1.96 ton.

Terdapat 9 subkelas aktual untuk

tanaman kopi antara lain :

S2w,r,f,n,s/m,e (0,51%), S3 n (7,59%),

S3 r,n (5,24%), N1r (12,84%),N1 r,s/m

(14,99%),N1r,e(1,63%),N2r(9,59%),N

2s/m(12,45%),N2s/m,e(0,9%). Terdapat 12 subkelas Kesesuaian

Lahan Aktual untuk Tanaman Karet

antara lain : S3w,n (12,47%), S3w,r,n

(8,61%),S3t,w,n (0,84%),N1r (7,70%),

N1r,e(1,63%),N1r,s/m(20,77%),N2s/m

(0,66%),N2w(19,79%),N2s/m,e(0,90),

N2w,r(2,51%),N2w,s/m(10,46%),

N2w,r,s/m (4,90%). Kesesuaian Lahan Potensial untuk

Tanaman Kopi 1)Tingkat Pengelolaan Sedang :

terdapat 8 subkelas kesesuaian lahan

antaralain:S2r,s/m;S2w,r,f,n;S2w,r,f,n,

s/m;S3r,n;S3r,s/m;S3r,n,s/m; S3r,s/m,e

dan N1s/m 2)TingkatPengelolaan Tinggi : terdapat

9 subkelas kesesuaian lahan antara

lain: S2s/m; S2w,r,f,n; S2w,r,f,n,s/m;

S3s/m; S3r,n; S3n,s/m; S3r,s/m; N1s/m

dan N1r,s/m. Kesesuaian Lahan Potensial untuk

Tanaman Karet Tingkat Pengelolaan

Sedang: terdapat 7 subkelas kesesuaian

lahan antara lain: S2t,w,n; S3r; S3t;

S3w,r,n; S3t,w,r,n,s/m,e; N1s/m dan

N1r,s/m. 2)Tingkat Pengelolaan Tinggi :

terdapat 6 subkelas kesesuaian lahan

41

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

antara lain : S2 t, n; S2w,r,n,s/m; S3t;

S3w,r,n; S3t,w,n,s/m dan N1s/m. 3.Produktivitas Tanaman Kopi dan

Karet : a.Produktivitas Tanaman Kopi:

Produktivitas tanaman kopi tertinggi

terdapat pada subkelas kesesuaian

lahan N1r,s/m dengan produktivitas

sebesar 896Kg/Ha/tahun. Produktivitas

tanaman kopi terendah terdapat

subkelas N2s/m dengan produktivitas

sebesar 47 kg/Ha/tahun.

b.Produktivitas Tanaman Karet :

Produktivitas tanaman karet tertinggi

terdapat pada subkelas kesesuaian

lahan S3w,n dengan produktivitas

sebesar 2137 kg/ha/tahun.Produktivitas

tanaman karet terendah terdapat pada

subkelas kesesuaian lahan N2w,s/m

dengan produktivitas sebesar 1618

kg/ha/tahun

42

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

C. Kerangka Pemikiran

Tanaman Kopi merupakan tanaman tahunan yang ditanam di DAS

Jambangan terutama pada bagian hulu DAS. Tanaman kopi yang ditanam pada

lokasi penelitian karena kurang memberikan hasil yang maksimal kemudian

diganti dengan tanaman karet. Karena adanya pergantian tanaman tersebut peneliti

mengkaji evaluasi kesesuaian lahan antara tanaman kopi dan tanaman karet.

Dengan melakukan evaluasi kesesuaiaan lahan tersebut akan memberikan

informasi kualitas fisik lahan secara keruangan dalam bentuk peta kesesuaian

lahan untuk dapat membandingkan tingkat kesesuaian lahan antara tanaman kopi

dan karet.

Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan dua tahapan yaitu:

Tahap pertama dengan melakukan analisis kondisi lahan secara kualitatif.

Klasifikasi secara kualitatif lahan diperoleh dari tingkat kesesuaian lahan dengan

cara membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan

dengan sifat sumberdaya pada lahan tersebut. Dalam kegiatan evaluasi lahan

selalu memperhatikan kualitas dan karakteristik lahan. Kualitas dan karakteristik

lahan digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan dengan dikaitkan

dengan syarat tumbuh tanaman kopi dan karet sehingga dapat diketahui lahan

tersebut sesuai atau tidak sesuai sebagai media tanaman kopi dan karet. Dalam

penelitian ini satuan lahan merupakan satuan analisis yang digunakan untuk

mengetahui kualitas dan kesesuian lahan.

Tahap kedua adalah analisis kondisi lahan secara kuantitatif. Klasifikasi

kuantitatif lahan diperoleh dari tingkat produktivitas lahan yang difokuskan pada

produktivitas tanaman kopi dan karet dengan indikator hasil komoditas tanaman

karet dalam satuan kg per hektar per tahun.

Dari kedua tahapan tersebut dapat diperoleh informasi tentang kesesuaian

baik secara kualitatif dan kuantitatif. Aspek sosial-ekonomi mempunyai peranan

penting untuk mengetahui lahan tersebut sesuai untuk dikembangkan Analisa

sosial-ekonomi ini nantinya digunakan sebagai masukan dari hasil kajian secara

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

fisik manakah tanaman kopi atau karet yang layak dikembangkan di Daerah

Aliran Sungai Jambangan. Hasil akhir dari penelitian ini berupa peta kesesuaian

lahan khusus untuk tanaman kopi dan karet di DAS Jambangan. Klasifikasi lahan

kualitatif pada penelitian ini menggunakan data pendukung evaluasi kesesuaian

lahan yaitu data produktivitas tanaman kopi maupun karet dibandingkan keduanya

untuk menyatarakan produktivitas ini digunakan penyataraan rupiah dengan

mengkalikan jumlah produktivitas tanaman dengan harga jual dari kedua tanaman.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Secara sistematis kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran

Tanaman kopi Tanaman Karet

Konversi Tanaman

Evaluasi Kesesuaian

Lahan

Tanaman Kopi

Produktivitas

Tanaman Karet

Produktivitas

Tanaman Kopi

Analisis Sosial Ekonomi

Evaluasi Kesesuaian

Lahan Aktual dan

Potensial untuk

Tanaman Karet

Evaluasi Kesesuaian

Lahan Aktual dan

Potensial untuk

Tanaman Kopi

Klasifikasi Lahan Secara Kualitatif

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Jambangan secara

astronomis berdasarkan pada Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25.000

Tahun 2001, yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan

Nasional (Bakosurtanal) berada diantara 70

31’ 08.4” LS – 70 36’ 03.3” LS dan

1100 59’ 56.4” BT – 111

0 05’ 13.2” BT. Letak DAS Jambangan dengan sistem

koordinat UTM berada pada 9168876 mU – 9159821mU dan 499890 mT –

509596 mT.

Secara Administratif DAS Jambangan berada di Kabupaten Karanganyar

Propinsi Jawa Tengah meliputi tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Mojogedang,

Kecamatan Kerjo dan Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Propinsi

Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari tahap persiapan, tahap

pelaksanaan penelitian, tahap penulisan hasil penelitian dan tahap penyajian hasil

penelitian. Perincian tahap-tahap dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Tahap persiapan dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan proposal

disetujui yaitu dari bulan Agustus 2011.

b. Tahap penyusunan instrumen penelitian dilakukan bulan September 2011.

c. Tahap pelaksanaan penelitian lapangan dimulai dari bulan Nopember 2011.

d. Tahap analisis data dan penulisan hasil penelitian dimulai dari Bulan Januari

- Nopember 2012.

e. Tahapan penyajian hasil penelitian dilakukan bulan Desember 2012.

Tahapan perincian waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.berikut:

46

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 3.1. Waktu Penelitian

No Kegiatan

Waktu Penelitian

Tahun 2011 Tahun 2012

Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1. Penyusunan

Proposal

2. Penyusunan Instrumen

Penelitian

3. Pengumpulan

Data

4. Analisis

Data

5. Penulisan Laporan

Penelitian

6. Pelaporan Hasil

Penelitian

47

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan deskriptif

kualitatif yakni penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah

atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada,

walaupun kadang-kadang memberikan interpretasi atau analisis (Tika, 1997: 6).

Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan penelitian ini termasuk dalam

metode survai. Survei adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam

waktu yang bersamaan (Tika, 1997: 9).

C. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

Dalam setiap penelitian populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah

yang akan dikaji. Sejalan dengan dasar pemikiran tersebut, maka yang dijadikan

populasi dalam penelitian ini adalah semua satuan lahan, Satuan lahan DAS

Jambangan dibuat dengan menumpangsusunkan (overlay) peta penggunaan lahan,

peta lereng, peta jenis batuan dan peta tanah. Hasil dari overlay diperoleh

sebanyak 22 satuan lahan.

Populasi untuk responden wawancara dalam penelitian ini adalah semua

sinder afdeling (kepala kebun) PT.Perkebunan Nusantara IX Batujamus yang

masuk wilayah DAS Jambangan sebanyak 3 Sinder meliputi Afdeling Jamus,

Afdeling Karanggadungan, Afdeling Mojogedang.

D. Sampel

Sampel adalah sebagian dari obyek atau individu-individu yang mewakili

suatu populasi (Tika, 1997: 33) Sampel dalam penelitian diambil dengan

purposive sampling. Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu

yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada

dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat

yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk

pengambilan sampel.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1. Sampel Satuan lahan

Pengambilan sampel tanah pada penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling, yaitu sampel dipilih secara cermat dengan mengambil

orang atau objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri spesifik

(Tika, 1997: 53). Sampel yang dipilih mempunyai ciri-ciri yang dianggap

cukup mewakili. Teknik pengambilan sampel tersebut dipilih selain sudah

dapat mewakili populasi yang ada, karena adanya keterbatasan tenaga, waktu,

biaya, dan pengetahuan yang dimiliki. Sampel yang diambil sebanyak 22 buah

yang tersebar di seluruh daerah penelitian.

Sampel tanah yang sudah diambil tidak semuanya dilakukan

pengukuran dan pengamatan di Laboratorium. Setelah dilakukan penyortian

tanah sampel yang tanah yang diteliti di laboratorium sebanyak 9 buah sampel

tanah yang merupakan wakil dari kelompok penyortiran. Analisis hasil

laboratorium masing-masing satuan lahan disesuaikan dari kelompok

penyortiran tanah. Dari 22 satuan lahan tersebut terdapat 6 satuan lahan yang

tidak dianalisis lebih lanjut yaitu satuan lahan dengan penggunaan lahan

permukiman karena tidak memungkinkan untuk dilakukan konversi lahan

menjadi lahan tanaman kopi maupun karet sehingga keseluruhan sampel

dalam penelitian ini adalah 16 Satuan Lahan. Informasi titik sampel satuan

lahan daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Responden

Jumlah responden yang diwawancarai perlu dibatasi mengingat

keterbatasan waktu dan biaya. Data produktivitas tanaman karet diperoleh

dengan menggunakan sampel populasi sebanyak 3 orang sinder yang wilayah

kerjanya masuk dalam wilayah DAS Jambangan yaitu Afdeling Jamus,

Mojogedang dan Afdeling Karanggadungan. Data produktivitas tanaman kopi

responden yang diwawancarai hanya sinder kantor Afdeling Karanggadungan

karena tanaman kopi yang ditanam di DAS jambangan ditanam pada wilayah

kerja Afdeling Karanggadungan.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

E. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

objek yang diteliti, atau ada hubunganya dengan yang diteliti (Tika, 1997: 67).

Data yang diperoleh dari pengamatan, pengukuran dan pengujian di lapangan

serta analisis di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 3.2 Berikut ini.

Tabel 3.2. Teknik Pengambilan Data

No. Teknik Pengambilan Data Data

1. Observasi Langsung 1. Drainase tanah

2. Batuan permukaan

3. Kedalaman efektif

4. Besar erosi

2. Wawancara 1. Bahaya banjir

2. Produksi kopi dan karet

3. Analisis Laboratorium 1. Tekstur

2. pH tanah

3. C Organik

4. K2O

5. KTK Tanah

6. N Total

7. P2O5

2. Data Sekunder

1) Data tanah yaitu macam tanah dan persebarannya diperoleh dari peta

tanah Kabupaten Karanganyar Skala 1:50.000 yang dikeluarkan oleh

Kantor BAPPEDA Kabupaten Karanganyar tahun 2006

2) Data jenis batuan diperoleh dari peta geologi lembar Ponorogo skala

1:100.000.

3) Data kemiringan lereng diperoleh dari analisis Peta Rupa Bumi

Indonesia 1408-622 lembar Karangpandan skala 1: 25.000 tahun 2001.

4) Data penggunaan lahan dan persebarannya diperoleh dari citra ikonos

tahun 2009.

5) Data curah hujan diperoleh dari Stasiun Meteorologi di Kabupaten

Karanganyar tahun 2001–2010.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

6) Data Monografi Penduduk didapat dari :

Kecamatan Dalam Angka Tahun 2010 yang meliputi :

Kecamatan Kerjo, Kecamatan Mojogedang dan Kecamatan Ngargoyoso

Kabupaten Karanganyar.

7) Data Tingkat Besar Erosi DAS Jambangan tahun 2011

8) Produksi tanaman kopi diperoleh dari Kantor Afdeling

Karanggadungan PTPN IX Batu Jamus Kabupaten Karanganyar

9) Produksi tanaman karet diperoleh dari Kantor Afdeling

Karanggadungan, Afdeling Jamus dan Afdeling Mojogedang PTPN IX

Batu Jamus Kabupaten Karanganyar

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Langsung

Observasi lapangan atau pengamatan langsung di lapangan adalah

observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau tempat

berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti

(Tika, 1997: 68). Alat bantu yang digunakan yaitu lembar check list untuk

mencatat hasil pengamatan dan kamera untuk mendokumentasi proses

pengamatan seperti pengambilan sampel tanah dan pendokumentasian

lingkungan sekitar titik pengamatan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian

(Tika, 1997: 75). Dalam pelaksanaan penelitian ini jenis wawancara yang

digunakan adalah wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur adalah

wawancara yang dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi tentang produktivitas kopi dan

karet (dalam satuan kg/Ha/Tahun), serta data bahaya banjir. Pengumpulan

informasi tentang produktivitas kopi dan karet tidak memperhatikan biaya

produksi, pemupukan, pemilihan bibit dan varietas tertentu.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Adapun pedoman wawancara terstruktur pada penelitian ini terlampir

dapat dilihat pada lampiran 5.

3. Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium diperlukan untuk mengetahui sifat kimia dari sampel

tanah yang telah diambil dari lapangan. Sifat kimia yang perlu diukur dan

diketahui dalam evaluasi kesesuaian lahan antara lain KTK, N Total, P2O5, dan

K2O. Pengukuran Tekstur dan pH tanah juga dilakukan di laboratorium agar

hasilnya lebih akurat.

4. Analisis Dokumen

Analisis dokumen adalah teknik pengumpulan data dari sumber-sumber

resmi yang ada seperti dari peta serta catatan-catatan resmi. Analisis dokumen

dilakukan untuk memperoleh data mengenai, jenis tanah, jenis batuan,

penggunaan lahan, monografi penduduk, produktivitas kopi dan karet, curah

hujan, ketinggian tempat, serta data mengenai jumlah bulan kering dan bulan

basah daerah penelitian.

G. Validitas Data

Untuk mendapatkan data yang valid dalam pengumpulan data diperlukan

validitas data. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

sendiri untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

(Moleong, 1990: 178). Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan

untuk mencapai keabsahan, yaitu :

a. Triangulasi data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara,

hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang

dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan

data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing penelitian bertindak Sebagai

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil

pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori

telah dijelaskan pada BAB II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya

data tersebut.

d. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat

wawancara dilakukan.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data agar lebih mudah

dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh

diorganisasikan dan dikategorikan untuk mengetahui tingkat subkelas kesesuaian

lahan aktual dan potensial untuk tanaman kopi, mengetahui tingkat subkelas

kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman karet dan mengetahui

produktivitas kopi dan karet di DAS Jambangan.

Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kesesuaiaan Lahan Aktual dan Potensial Tanaman Kopi

a. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kopi

Untuk mengetahui subkelas kesesuaian aktual untuk tanaman kopi

digunakan cara manual yakni dengan mencocokkan (matching). Teknik

analisis matching dilakukan secara manual yaitu dengan mencocokkan

antara kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing satuan lahan

dengan persyaratan tumbuh tanaman kopi pada Tabel 2.15. Data kualitas dan

karakteristik lahan DAS Jambangan diperoleh dari berbagai hasil

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pengumpulan data pada setiap satuan lahan. Adapun satuan lahan diperoleh

dari hasil tumpangsusun (overlay) peta pengguanaan lahan, peta kemiringan

lereng,peta tanah dan peta geologi. Teknik overlay dilakukan dengan

menggunakan system informasi geografi (SIG). dari proses mencocokkan

tersebut dapat diketahui kelas kesesuaian lahan daerah penelitian.

Berdasarkan pada hasil pencocokan, dapat diketahui faktor

pembatas terberat sebagai penentu, maka dihasilkan subkelas kesesuaiaan

lahan untuk tanaman kopi pada setiap satuan lahan di daerah penelitian.

Berikut contoh penyusunan dan cara pembacaan struktur klasifikasi

kesesuaiaan lahan menurut kerangka FAO (1976).

Dengan melihat faktor pembatas yang terberat sebagai penentu,

maka akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan actual untuk tanaman kopi

pada setiap satuan lahan di daerah penelitian dan dihasilkan peta kesesuaian

lahan aktual untuk tanaman kopi.

b. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kopi

Pemberian perlakuan pada faktor pembatas disetiap satuan lahan

pada tingkat kesesuiaan lahan aktual yang disesuaiakan dengan tingkat

pengelolaannya akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan potensial untuk

tanaman kopi. Adapun tingkatan pengelolaan dalam usaha perbaikan

N 2 r

Subkelas Tidak sesuai permanen

Faktor pembatas media perakaran (N2r)

Ordo Tidak sesuai (N)

Kelas Tidak sesuai permanen (N2)

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

kualitas lahan aktual menjadi potensial antara lain tingkat pengelolaan

rendah,sedang dan tinggi. Dalam penelitian ini kesesuaiaan lahan potensial

hanya dikaji pada tingkat sedang dan tinggi.

2. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial untuk Tanaman Karet

a. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet

Untuk menegetahui subkelas kesesuaian lahan aktual untuk

tanaman karet digunakan dengan cara manual yakni dengan mencocokkan

(matching) Teknik analisis matching dilakukan secara manual yaitu dengan

mencocokkan antara kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing

satuan lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman karet pada Tabel 2.16.

Hasilnya disajikan dalam Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman

Karet

b. Kesesuaian Lahan potensial untuk Tanaman Karet

Pemberian perlakuan pada faktor pembatas disetiap satuan lahan

pada tingkat kesesuiaan lahan aktual yang disesuaikan dengan tingkat

pengelolaannya akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan potensial untuk

tanaman karet. Adapun tingkatan pengelolaan dalam usaha perbaikan

kualitas lahan aktual menjadi potensial antara lain tingkat pengelolaan

sedang dan tinggi. Dalam penelitian ini kesesuaiaan lahan potensial hanya

dikaji pada tingkat sedang dan tinggi.

Asumsi tingkat perbaikan lahan aktual menjadi potensial menurut

tingkat pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 untuk

jenis usaha perbaikan yang dapat dilakukan.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 3.3.Asumsi Tingkat Perbaikan Kualitas Lahan Aktual untuk Menjadi

Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya.

No Kualitas dan Karakteristik

Lahan

Tingkat Penegelolaan

Rendah Sedang Tinggi

1. Rezim suhu (t) - - -

2. Ketersediaan air (w)

- Bulan kering - + ++

- Curah hujan - + ++

3. Media perakaran (r)

- Drainase - + ++

- Tekstur - - -

- Kedalaman efektif - - +

- Gambut : kematangan - - +

- Gambut : ketebalan - - +

4. Retensi hara (f)

- KTK - + ++

- pH - + ++

- C Organik - + ++

5. Ketersediaan hara

- N total + ++ +++

- P2O5 tersedia + ++ +++

- K2O dapat ditukar + ++ +++

6. Bahaya banjir

- Periode - + ++

- Frekuensi - + ++

7. Kegaraman - + ++

8. Toksisitas

Kejenuhan aluminium - + ++

Lapisan pirit - + ++

9. Kemudahan pengolahan - + ++

10. Terrain/potensi mekanisasi - - +

11. Bahaya erosi - + ++

( Sumber: Djaenudin dkk,1994 : 10)

Keterangan :

- Tidak dapat dilakukan perbaikan

+ Perbaikan dapat dilakukan dan akan dihasilkan kenaikan kelas satu

tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S2)

++ Kenaikan kelas dua tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S1)

+++ Kenaikan kelas tiga tingkat lebih tinggi (N1 menjadi S1)

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Table 3.4. Jenis Usaha Perbaikan Karakteristik/Kualitas Lahan Aktual (saat ini)

untuk Menjadi Potensial menurut Tingkat Pengelolaannya No Kualitas/karakteristik

lahan

Jenis usaha perbaikan Tingkat

pengelolaan

1. Rejim suhu

- Suhu rerata tahunan - Tidak dapat dilakukan perbaikan -

- Suhu rerata bulan terdingin - Tidak dapat dilakukan perbaikan -

- Suhu rerata bulan terpanas - Tidak dapat dilakukan perbaikan -

2. Ketersediaan air (w)

- Bulan kering - Sistem irigasi/pengairan Sedang, tinggi

- Curah hujan - Sistem irigasi/pengairan Sedang, tinggi

3. Media perakaran

- Drainase - Perbaikan sistem drainase, seperti pembuatan

saluran drainase

Sedang, tinggi

- Tekstur - Tidak dapat dilakukan perbaikan -

- Kedalaman efektif - Umumnya tidak dapat dilakukan perbaikan

kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkarnya saat pengolahan tanah

Tinggi

- Gambut - Pengaturan sistem drainase untuk mempercepat Tinggi

- (kematangan) - proses pematangan gambut.

- Gambut (ketebalan) - Dengan teknik pemadatan gambut serta teknik -

- penanaman serta pemilihan varietas

4. Retensi hara

- KTK - Pengapuran atau penambahan bahan organik Sedang, tinggi

- pH - pengapuran

5. Ketersediaan hara - Pengapuran

- N total - Pemupukan Rendah,

sedang, tinggi

- P205 tersedia - Pemupukan

- K2O dapat ditukar - Pemupukan

6. Bahaya banjir

- Periode frekuensi - Pembuatan tanggul penahan banjir serta Tinggi

- pembuatan saluran drainase untuk mempercepat

pengaturan air.

7. Kegaraman - Reklamasi Sedang, tinggi

8. Toksisitas

- Kejenuhan aluminium - Pengapuran Sedang, tinggi

9. Kemudahan pengolahan - Pengaturan kelembaban tanah untuk Sedang, tinggi

mempermudah pengolahan tanah.

10. Terrain/potensi mekanisasi - Tidak dapat dilakukan perbaikan -

11 Bahaya erosi - Usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras, Sedang, tinggi

penanaman sejajar kontur, penanaman penutup tanah.

( Sumber: Djaenudin dkk,1994 : 10)

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3. Produktivitas Tanaman Kopi dan Karet

Penghitungan produktivitas tanaman kopi dan karet merupakan tahap

kedua dari evaluasi lahan pada penelitian ini, yaitu evaluasi lahan secara

kuantitatif. Produktivitas tanaman kopi dan karet dapat dihitung menggunakan

rumus berikut :

(Sumber: Daniel, 2002: 121)

Produktivitas diperoleh dari pembagian produksi tanaman baik kopi

maupun karet dengan luas lahan Tanaman Menghasilkan (TM) selama satu

tahun. Satuan produktivitas yang diperoleh yaitu Kg/Ha/Tahun

Dalam penyetaraan produktivitas kopi dan karet dilakukan konversi

kedalam Rupiah (Rp) sehingga dikalikan masing-masing harga jual dari kopi

maupun karet sehingga satuan produktivitasnya Rp/Ha/Tahun. Setelah

dilakukan pengklasifikasian kelas produktivitas tanaman dengan klasifikasi

kelas produktivitas lahan pada Tabel 3.5 berikut:

No Kelas Produktivitas Satuan (kg/Ha) Gabah Kering Panen

1. Rendah < 3.600

2. Sedang 3.600 – 4.500

3 Tinggi >4.500

Sumber : Soekartawi (2003)

Satuan kelas klasifikasi menggunakan satuan GKP (Gabah Kering

Panen). untuk menyetarakan kedalam satuan GKP maka harus dikonversikan

dengan membagi hasil produktivitas dengan harga gabah kering panen yang

baku yaitu dengan menggunakan harga pembelian pemerintah daerah

setempat.

Produktivitas = Produksi (kg) selama 1 tahun

Luas lahan (Ha)

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

I. Prosedur Penelitian

Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan bagi mahasiswa sebagai

bagian persyaratan pendidikan akademik, bertujuan melatih mahasiswa

menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan

dengan pendidikan bidang studi terutama pendidikan geografi. Dengan berdasar

pernyataan di atas, maka penelitian harus melalui prosedur yang sesuai, benar dan

sitematik.

Prosedur penelitian harus melewati beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, dilakukan pencarian referensi untuk menguatkan

penelitian. Kajian teoritik menggunakan kepustakaan/literatur yang relevan

dengan masalah dan observasi awal daerah penelitian, agar seluruh prosedur

penelitian yang nantinya akan dijalankan dapat berjalan sesuai dengan rencana

dan tepat waktu. Pengajuan judul penelitian yang disertai dengan alasan –

alasan dimaksudkan agar penelitian dapat ilmiah dan sesuai kaidah bidang

ilmu geografi.

2. Tahap Penyusunan Proposal

Penyusunan proposal dilakukan setelah ada penetapan pembimbingan.

Proposal ini dibuat menurut kaidah penulisan karya ilmiah.

3. Tahap Penyiapan dan Penyusunan Instrumen

Tahap ini adalahan kegiatan persiapan dan penyusunan instrumen yang

digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian dalam penelitian ini

diantaranya peta satuan lahan dan alat pendukung seperti kompas, Global

Positioning System (GPS), abney level, ring sampel tanah, kantong plastik,

karet gelang, palu geologi, meteran, skop, dan alat tulis serta instrumen

lainnya seperti data monografi, dan peta rupa bumi daerah penelitian.

Dokumentasi seperti foto-foto daerah penelitian digunakan untuk

menampilkan perbedaan–perbedaan kenampakan dari setiap pengunaan lahan.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data adalah tahap pengambilan sampel di

lapangan yang selanjutnya untuk dilakukan uji di laboratorium, selain itu

pengambilan informasi yang dapat diamati secara langsung yang dicatat dalam

lembar data cek lapangan per satuan lahan. Data hasil produktivitas kopi dan

karet diperoleh dari hasil wawancara dengan Sinder Kebun PT Perkebunan

Nusantara IX Batujamus yang dapat dilihat pada Lampiran 6.

5. Tahap Analisis Data

Analisis data diperlukan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk

yang mudah dibaca. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis mencocokkan (matching). Setiap satuan lahan dicocokkan

dengan persyaratan tumbuh tanaman kopi pada Tabel 2.15 dan karet pada

Tabel 2.16. Satuan lahan yang mempunyai penggunaan lahan berupa

permukiman dan sungai tidak dilakukan analisis.Tahap ini data yang diperoleh

dihitung, dianalisis dan diklasifikasikan untuk dapat menyimpulkan hasil dari

penelitian.

Untuk mempermudah penelitian, maka diperlukan pengambilan

sampel yang diharapkan dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Sampel

terbagi atas beberapa satuan lahan. Peta satuan lahan didapat berdasarkan hasil

tumpangsusun dari peta penggunan lahan, kemiringan lereng, peta tanah, dan

peta jenis batuan.

Memasukkan data tentang produktivitas kopi dan karet dengan

membandingkan dengan tingkat subkelas kesesuaian lahan pada satuan lahan

yang mempunyai penggunaan lahan yang berupa kebun. Sehingga dapat

diketahui tingkat subkelas kesesuaian lahan dengan informasi tambahan

berupa produksi kopi dan karet dengan satuan Rp/Ha/Tahun.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

6. Penulisan Laporan Penelitian

Tahap akhir dari seluruh langkah–langkah di atas adalah penyusunan/

penulisan laporan penelitian. Dalam tahap ini hasil penelitian yang diperoleh

dilaporkan atau disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, gambar dan peta. Tahap-

tahap tersebut disajikan dalam bentuk skema yang dapat dilihat pada Gambar

3 berikut.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 5: Skema Alur Penelitian

Citra ikonos Google Earth

tahun 2009 Peta Geologi

Lembar Ponorogo

Skala 1:100.000

PetaTanah Kabupaten

Karanganyar

Skala 1:50.000

Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Karangpandan,

Skala 1:25.000

Peta Tanah

Skala 1: 40.000 Peta Jenis Batuan

Skala 1:40.000

Peta Lereng

Skala 1: 40.000

Peta Penggunaan Lahan

Skala 1 : 40.000

Overlay

Peta Satuan Lahan Tentatif

Skala 1: 40.000 Keterangan:

: Arah Penelitian

Cek Lapangan

: Hasil

: Proses

Peta Satuan Lahan

Skala 1: 40.000

Penentuan Titik Sampel

Kerja Lapangan Data Sekunder Data Primer

Analisis Laboratorium

Retensi hara (pH dan

KTK tanah)

Ketersediaan Hara

(P2O5; K2O; N total)

Tekstur tanah

Analisis dan

Klasifikasi

Data Curah Hujan

Data Penduduk

Data TBE

Data Produktivitas

tanaman kopi

Kualitas dan karakteristik lahan

Persyaratan Tumbuh

Tanaman Kopi dan

Karet

Matching

Kualitas dan karakteristik lahan

Produktivitas Kopi

dan Karet

Subkelas kesesuaiaan lahan

Peta Subkelas Kesesuaiaan Lahan Aktual

untuk Tanaman Kopi dan Karet

Perlakuan Perbaikan pada

Faktor Pembatas di

Tingkat Pengelolaan

Sedang dan Tinggi

Peta Subkelas Kesesuaiaan Lahan Potensial

untuk Tanaman Kopi dan Karet

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian maka dapat

dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Evaluasi Kesesuaian lahan Aktual untuk Tanaman Kopi dan Karet, yaitu :

a. Kesesuian Lahan Aktual untuk Tanaman Kopi

Terdapat 4 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi antara lain :

Kelas cukup sesuai (S2) seluas 11,01 Ha (0,51 %), Kelas sesuai marginal

(S3) seluas 277,74 Ha (12,83%), Kelas tidak sesuai saat ini (N1) seluas

637,96 Ha (29,46%), Kelas tidak sesuai permanen (N2) seluas 391,25 Ha

(22,94%).

b. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet.

Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman karet antara lain:

Kelas sesuai marginal (S3) seluas 288,75 Ha (12,47%), Kelas tidak sesuai

saat ini (N1) seluas 728,55 Ha (30,10%), Kelas tidak sesuai permanen

(N2) seluas 772,79 Ha (39,22%).

2. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kopi dan Karet

a. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kopi

1) Tingkat Pengelolaan Sedang : terdapat 8 subkelas kesesuaian lahan

antara lain: S2r,s/m; S2w,r,f,n; S2w,r,f,n,s/m; S3r,n; S3r,s/m;

S3r,n,s/m; S3r,s/m,e dan N1s/m

2) Tingkat Pengelolaan Tinggi : terdapat 9 subkelas kesesuaian lahan

antara lain: S2s/m; S2w,r,f,n; S2w,r,f,n,s/m; S3s/m; S3r,n; S3n,s/m;

S3 r,s/m; N1s/m dan N1r,s/m.

b. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Karet

1) Tingkat Pengelolaan Sedang : terdapat 7 subkelas kesesuaian lahan

antara lain : S2 t,w,n; S3r; S3t; S3w,r,n; S3t,w,r,n,s/m,e; N1s/m

dan N1r,s/m.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

2) Tingkat Pengelolaan Tinggi : terdapat 6 subkelas kesesuaian lahan

antara lain : S2 t,n; S2w,r,n,s/m; S3 t; S3w,r,n; S3t,w,n,s/m dan

N1s/m.

3. Produktivitas Tanaman Kopi dan Karet :

a. Produktivitas Tanaman Kopi: Produktivitas tanaman kopi tertinggi

terdapat pada subkelas kesesuaian lahan N1r,s/m dengan produktivitas

sebesar 896Kg/Ha/tahun. Produktivitas tanaman kopi terendah terdapat

subkelas N2s/m dengan produktivitas sebesar 47 kg/Ha/tahun.

b. Produktivitas Tanaman Karet: Produktivitas tanaman karet tertinggi

terdapat pada subkelas kesesuaian lahan S3w,n dengan produktivitas

sebesar 2137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

pada subkelas kesesuaian lahan N2w,s/m dengan produktivitas sebesar

1618kg/ha/tahun

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian evaluasi kesesuaian lahan untuk

tanaman kopi dan karet di DAS Jambangan Kabupaten Karanganyar, maka

implikasi dari penelitian ini adalah sebagaiberikut :

1. Data kualitas dan karakteristik lahan dapat dimanfaatkan oleh pengelola

perkebunan maupun pemerintah daerah untuk menentukan jenis tanaman yang

cocok untuk dikembangkan dengan memperhatikan faktor pembatas yang ada

sehingga diketahui jenis perlakuan yang tepat pada lahan tersebut.

2. Hasil penelitian berupa peta satuan lahan dengan masing-masing subkelas

dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan lokasi penanaman yang

baik,dengan faktor penghambat yang menyertainya sehingga dapat

dimanfaatkan petani,pengelola perkebunan atau pemerintah untuk jenis

perlakuan yang akan diberikan pada lahan tersebut.

3. Data produktivitas tanaman kopi dan karet dapat digunakan untuk mengetahui

produktivitas tertinggi dan terendah daerah penelitian dengan karakteristik

lahan yang berbeda serta dapat menentukan keputusan dalam menentukan

tanaman yang paling cocok untuk dikembangkan di lokasi penelitian.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EVALUASI …/Evaluasi... · tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

4. Data Kesesuaian lahan dan produktivitas kedua tanaman dapat digunakan

sebagai bahan pembelajaran di sekolah tingkat menengah khususnya pada mata

pelajaran geografi dalam subpokok bahasan sumberdaya alam kelas XI

semester 1, sehingga diharapkan siswa mempunyai kemampuan memprediksi

persebaran sumberdaya alam dan pemanfaatanya berdasarkan prinsip

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta dapat memberi contoh

pemanfaatannya sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekofisien.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran yang dapat dikemukakan

adalah sebagai berikut :

1. Perkebunan karet yang sudah ada pada daerah penelitian, untuk kelas

kesesuaian lahan selain kelas tidak sesuai permanen (N2) dapat dilakukan

perbaikan kualitas lahan sesuai dengan kemampuan tingkat pengelolaan untuk

dapat meningkatkan hasil produktivitas tanaman.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan lahan perkebunan karet

dengan penanaman tanaman perkebunan lain secara bersamaan dalam suatu

lahan yang sama untuk dapat meningkatkan produktivitas.