perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI DAN KARET
DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBANGAN
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh:
ERI SETIAWAN
K5407019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI DAN KARET
DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBANGAN
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2011
Oleh:
ERI SETIAWAN
K5407019
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Eri Setiawan. K5407019. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi
dan Karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan Kabupaten Karanganyar
Tahun 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret, Nopember 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui tingkat kesesuaian
lahan aktual untuk tanaman kopi dan karet, (2) Mengetahui tingkat kesesuaian
lahan potensial untuk tanaman kopi dan karet,dan (3) Mengetahui produktivitas
kopi dan karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan satuan
lahan sebagai satuan analisis. Populasi penelitian yaitu semua lahan yang terdapat
pada di Daerah Aliran Sungai Jambangan Kabupaten Karanganyar. Pengambilan
sampel dengan teknik purposive sampling dengan sampel sebanyak 22 satuan
lahan yang tersebar di DAS Jambangan. Pengumpulan data dilakukan dengan
observasi langsung, wawancara, analisis laboratorium, dan analisis dokumen.
Teknik analisis data untuk mengetahui subkelas kesesuaian lahan adalah dengan
sistem mencocokkan (matching) antara persyaratan tumbuh tanaman kopi dan
karet dengan kualitas dan karakteristik lahan daerah penelitian. Subkelas
kesesuaian lahan aktual kemudian diberi perlakuan sesuai faktor pembatasnya
disetiap satuan lahan dengan usaha perbaikan pada tingkat pengelolaan sedang
dan tinggi, sehingga dihasilkan subkelas kesesuaian lahan potensial di setiap
satuan lahan. Unit analisis tingkat produksi tanaman kopi dan karet adalah pada
setiap subkelas kesesuaian masing-masing tanaman. Data produktivitas tanaman
kopi dan karet diperoleh dari wawancara dan data sekunder dari perusahaan
perkebunan. Data ditabulasi dan dianalisis untuk mengetahui tingkat produktivitas
tanaman kopi dan karet di daerah penelitian, kemudian dikelaskan sehingga
menghasilkan peta produktivitas untuk tanaman kopi dan karet.
Berdasakan hasil analisis data dapat disajikan sebagai berikut: (1)
kesesuian lahan aktual untuk tanaman kopi terdapat 9 subkelas yaitu S2
w,r,f,n,s/m,e (0,51%), S3n (7,59%), S3r,n (5,24%), N1r (12,84%), N1r,s/m
(14,99%), N1r,e (1,63%), N2r (9,59%), N2s/m (12,45%) N2s/m,e (0,9%);
Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman karet terdapat 12 subkelas antara lain :
S3w,n (12,47%), S3w,r,n (8,61%), S3t,w,n (0,84%), N1r (7,70%), N1r,e (1,63%),
N1s/m,r (20,77%) ,N2s/m (0,66%), N2w (19,79%), N2s/m,e (0,90%), N2 w,r
(2,51%), N2w,s/m (10.46%), N2w,s/m,r (4,90%); (2) Kesesuaian lahan potensial
untuk tanaman kopi dengan tingkat pengelolaan sedang dihasilkan 8 subkelas
kesesuaian lahan antara lain: S2r,s/m, S2w,r,f,n, S2w,r,f,n,s/m, S3r,n; S3r,s/m, S
r,n,s/m, S3r,s/m,e dan N1s/m; Kesesuaian lahan untuk tanaman kopi dengan
tingkat pengelolaan tinggi dihasilkan 9 subkelas kesesuaian lahan antara lain:
S2s/m, S2w,r,f,n, S2w,r,f,n,s/m, S3s/m, S3r,n, S3n,s/m, S3r,s/m, N1s/m dan
N1r,s/m; Kesesuaian lahan potensial untuk tanaman karet dengan tingkat
pengelolaan sedang dihasilkan 7 subkelas kesesuaian lahan antara lain : S2t,w,n,
S3r, S3t, S3w,r,n, S3t,w,r,n,s/m,e, N1s/m dan N1r,s/m; Kesesuaian lahan
potensial untuk tanaman karet dengan tingkat pengelolaan tinggi dihasilkan 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
subkelas kesesuaian lahan antara lain S2t,n, S2w,r,n,s/m, S3t, S3w,r,n,
S3t,w,n,s/m dan N1s/m. (3) produktivitas tanaman kopi produktivitas tanaman
kopi tertinggi terdapat pada subkelas N1r,s/m dengan 896Kg/Ha/tahun dan
produktivitas tanaman kopi terendah terdapat pada subkelas N2s/m dengan
produktivitas sebesar 47 kg/Ha/tahun; Produktivitas tanaman karet tertinggi
terdapat pada subkelas S3w,n dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun,
Produktivitas tanaman karet terendah terdapat pada subkelas kesesuaian lahan
N2w,s/m dengan produktivitas sebesar 1.618 kg/ha/tahun.
Kesimpulan penelitian ini meliputi: (1). Evaluasi Kesesuaian lahan Aktual
untuk Tanaman Kopi dan Karet, yaitu : Terdapat 4 kelas kesesuaian lahan aktual
untuk tanaman kopi antara lain: Kelas cukup sesuai (S2) seluas 0,51 %, Kelas
sesuai marginal (S3) seluas 12,83%, Kelas tidak sesuai saat ini (N1) seluas
29,46%, Kelas tidak sesuai permanen (N2) seluas 22,94%. Terdapat 3 kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman karet antara lain: Kelas sesuai marginal
(S3) seluas 12,47%, Kelas tidak sesuai saat ini (N1) seluas (30,10%), Kelas tidak
sesuai permanen (N2) seluas 39,22%. (2) Kesesuaian lahan potensial untuk
tanaman kopi dengan tingkat pengelolaan sedang dihasilkan 8 subkelas
kesesuaian lahan Kesesuaian lahan untuk tanaman kopi dengan tingkat
pengelolaan tinggi dihasilkan 9 subkelas kesesuaian lahan; Kesesuaian lahan
potensial untuk tanaman karet dengan tingkat pengelolaan sedang dihasilkan 7;
Kesesuaian lahan potensial untuk tanaman karet dengan tingkat pengelolaan
tinggi dihasilkan 6 subkelas kesesuaian lahan (3) produktivitas tanaman kopi
produktivitas tanaman kopi tertinggi dengan 896Kg/Ha/tahun dan Produktivitas
tanaman karet tertinggi dengan produktivitas sebesar 2.137 kg/ha/tahun.
Produktivitas tanaman karet terendah terdapat pada subkelas kesesuaian lahan
N2w,s/m dengan produktivitas sebesar 1.618 kg/ha/tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Eri Setiawan. K5407019. Land Suitability Evaluation For Coffee and Rubber
Plant At Jambangan Watershed in Karanganyar Regency 2011. Thesis,
Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret, Nopember
2012.
The research is aimed to : (1) to know sub-class level of actual land
suitability for coffee and rubber plant, (2) know sub-class of potential land
suitability for coffee and rubber plant, and (3) know coffee and rubber
productivity at Jambangan Watershed in Karanganyar Regency.
This research uses qualitative descriptive method with land units as the
unit analysis. The population of this research is all of land at Jambangan
watershed at Karanganyar regency, the samples was taken by purposive sampling
technique with amount 22 land units at Jambangan Watershed Karanganyar
Regency. Technique of data collected through field, observation, interview,
laboratory analysis, and document analysis. Technique of data analysis to know
land suitability sub-class with matching grow requisite of coffee and rubber plant
with characteristic and quality land. Actual land suitability sub-class then were
treated according to limiting factors in each unit of land with the restoration
effort at medium and high level, so that the resulting potential land suitability
subclass in each land unit. Unit analysis of level production of coffee and rubber
are at each subclass of land suitability for each plant. Date of coffe and rubber
productivity acquired by interview and secondary data from company plantation.
Data tabulated and analysed to know level productivity at research place. Further
analysis was performed an average productivity of coffe and rubber on land units
based on land suitability subclass level then classified so can result productivity
level of coffe and rubber map.
Based on the result of the research it can concluded as follows: (1) there
are 9 subclass actual land suitability for coffe plant, those are : S2 w,r,f,n,s/m,e
(0,51%), S3n (7,59%), S3r,n (5,24%), N1r (12,84%), N1r,s/m (14,99%), N1r,e
(1,63%), N2r (9,59%), N2s/m (12,45%) and N2s/m,e (0,9%); There are 12
subclass actual land suitability for peanut plant, those are: S3w,n (12,47%),
S3w,r,n (8,61%), S3t,w,n (0,84%), N1r (7,70%), N1r,e (1,63%), N1r,s/m (20,77%)
,N2s/m( 0,66%), N2w (19,79%), N2s/m,e (0,90%), N2w,r (2,51%), N2w,s/m
(10.46%), and N2w,r,s/m (4,90%); (2) Potential land suitability for coffe plant
with a medium management level produced eight land suitability subclass
include: S2r,s/m, S2 w,r,f,n, S2 w,r,f,n,s/m, S3r,n; S3r,s/m, Sr,n,s/m, S3r,s/m,e and
N1s/m; Potential land suitability for coffe plant with a high management level
prodused nine land suitability subclass include S2s/m, S2w,r,f,n, S2 w,r,f,n,s/m, S3
s/m, S3 r,n, S3 n,s/m, S3 r,s/m, N1 s/m and N1 r,s/m; Potential land suitability
for rubber plant with medium management level produced 7 subclass suitability
include: S2t,w,n, S3r, S3t, S3w,r,n, S3t,w,r,n,s/m,e, N1s/m, N1r,s/m; and Potential
land suitability for rubber plant with a high management level prodused six land
suitability subclass include: S2t,n, S2w,r,n,s/m, S3t, S3w,r,n, S3t,w,n,s/m and
N1s/m.(3) Highest productivity of coffe plants get on land suitability subclass
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
N1r,s/m which is 896 kgs/Ha/year and have the lowest productivity of coffe plants
get on land suitability subclass N2s/m is 47 kgs/Ha/year; Highest productivity of
Rubber plants get on land suitability subclass S3w,n which is 2137 Kgs/Ha/year
and have the lowest productivity of rubber plants get on land suitability subclass
N2w,s/m is 1618 kgs/Ha/year.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Semuanya akan menjadi lebih indah jika kita tidak pernah menyerah dengan
segala keadaan dan situasi yang ada di depan mata
(Anonim)
Hidup tak akan pernah adil selama kamu terus menerus membandingkan dirimu
dengan orang lain. Percayalah, kamu berharga dimata Tuhan
(Mario Teguh)
Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah.Tetap jalani hidup ini.
Melakukan yang terbaik
(dMasiv)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan sebagai wujud
rasa sayang dan cinta kasihku kepada:
1. Bapak Bejo Mulyono dan Ibu Sutarti atas
segala pengorbanan setulusnya.
2. Kakakku Vera Listyarini yang selalu
memberi semangat dan dukungannya selama
ini.
3. Sahabat Geografi 2007 terimakasih atas
kebersamaannya
4. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan kasih dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan, namun dengan bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati diucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan izin penelitian untuk menyusun skripsi.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi dan Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd selaku
Pelaksana Tugas Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian.
4. Ibu Dra. Inna Prihartini, M.S selaku Pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran membimbing serta mengarahkan peneliti sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
5. Bapak Setya Nugraha, S.Si, M.Si selaku Pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak Dr. Sarwono selaku pembimbing akademik, yang dengan sabar
memberikan banyak bimbingan selama ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan selama ini.
8. Direksi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi Tanaman Tahunan
Semarang yang telah memberikan izin penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Bapak Sutarno yang telah banyak membantu di lokasi penelitian.
10. Teman satu tim ’’Jambangan” Raditya Ardi Nugraha terima kasih atas
kerjasama dan kerja kerasnya selama penelitian di lapangan.
11. Teman-teman seperjuangan Yunus Aris Wibowo, Yaskinul Anwar, Isnandar
Dwi Antoro, yang telah memberikan dukungan, bantuan dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman tim Liar 07 Futsal Community Rifky, Aryok, Gunawan, Alek,
Hanif, Andreas terima kasih atas dukungannya.
13. Keluarga besar Zoomnet Baturan terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
14. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi
ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun demikian diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan geografi pada khususnya.
Surakarta, Desember 2012
Penulis
Eri Setiawan
K5407019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xx
DAFTAR PETA ............................................................................................ xxii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9
A. Tinjauan Teori ............................................................................ 9
1. Lahan ..................................................................................... 9
2. Evaluasi Lahan........... ........................................................... 9
3. Kesesuaian Lahan................................................................... 12
4. Metode Evaluasi Lahan................................... ....................... 15
5. Satuan Lahan .......................................................................... 16
6. Kualitas Lahan ....................................................................... 17
7. Karakteristik Lahan ................................................................ 26
8. Tanaman Kopi ........................................................................ 28
9. Tanaman Karet ....................................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. Produktivitas Tanaman......................................................... 33
11. Daerah Aliran Sungai (DAS) ............................................... 33
12. Sistem Informasi Geografi ................................................... 34
B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 36
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 46
1. Tempat Penelitian ................................................................... 46
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 46
B. Metode Penelitian ........................................................................ 48
C. Populasi ..................................................................................... 48
D. Sampel ........................................................................................ 48
E. Sumber Data ............................................................................... 50
F. Teknik Pengumpulan data ........................................................... 51
G. Validitas Data ............................................................................ 52
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 53
I. Prosedur Penelitian ..................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 63
A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian .................................................. 63
1. Lokasi Penelitian Secara Umum ............................................. 63
a. Letak ................................................................................... 63
b. Batas ................................................................................... 63
c. Luas .................................................................................... 64
2. Iklim ........................................................................................ 66
3. Geologi ................................................................................... 70
4. Tanah ..................................................................................... 70
5. Hidrografi ............................................................................... 73
6. Keadaan Penduduk ................................................................ 76
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................ 78
1. Kesesuaian Lahan Aktual untuk
Tanaman Kopi dan Karet ....................................................... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Kesesuaian Lahan Potensial
untuk Tanaman Kopi dan Karet ............................................ 120
3. Produktivitas Tanaman Kopi dan Karet ................................ 152
a. Produktivitas Tanaman Kopi .............................................. 152
b. Produktivitas Tanaman Karet ............................................. 157
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 165
A. Kesimpulan.................................................................................. 165
B. Implikasi ..................................................................................... 166
C. Saran ........................................................................................... 167
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 168
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Wilayah Kerja PT. Perkebunan Nusantara IX
Divisi Tanaman Tahunan Tahun 2006 ........................................... 2
Tabel 1.2 Jenis Tanaman dan Luas dari Sub Unit Kebun
(Afdeling) di Kebun Batujamus/Kerjoarum.................................... 3
Tabel 2.1. Klasifikasi Bulan Kering dan Bulan Basah ..................................... 17
Tabel 2.2. Klasifikasi Drainase Tanah ............................................................ 18
Tabel 2.3. Klasifikasi Kedalaman Efektif ........................................................ 20
Tabel 2.4. Klasifikasi KTK Tanah ................................................................. 21
Tabel 2.5. Klasifikasi pH Tanah ...................................................................... 21
Tabel 2.6. Klasifikasi Nitrogen Total ............................................................... 22
Tabel 2.7. Klasifikasi Phospat (P2O5) ............................................................ 22
Tabel 2.8. Klasifikasi K2O Tersedia ................................................................ 23
Tabel 2.9. Klasifikasi Batuan Permukaan ........................................................ 23
Tabel 2.10. Klasifikasi Kemiringan Lereng ..................................................... 24
Tabel 2.11. Klasifikasi Singkapan Batuan ....................................................... 24
Tabel 2.12. Klasifikasi Besar Erosi ................................................................. 25
Tabel 2.13. Klasifikasi Banjir/genangan ......................................................... 26
Tabel 2.14. Parameter Kualitas dan Karakteristik Lahan yang Dinilai
dalam Evaluasi Lahan Tingkat Semi Detail ................................. 27
Tabel 2.15. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan
untuk Tanaman kopi ...................................................................... 29
Tabel 2.16. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Untuk Tanaman Karet .................................................................. 32
Tabel 2.17. Perbandingan Kemampuan Analisis Menggunakan
SIG dengan Pengerjaan Secara Manual ........................................ 35
Tabel 2.18 Penelitian yang Relevan ................................................................. 40
Tabel 3.1. Waktu Penelitian ............................................................................ 47
Tabel 3.2. Teknik Pengambilan Data ............................................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.3. Asumsi Tingkat Perbaikan Kualitas Lahan Aktual untuk
Menjadi Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya .................... 56
Table 3.4. Jenis Usaha Perbaikan Karakteristik/Kualitas
Lahan Aktual untuk Menjadi Potensial menurut
Tingkat Pengelolaannya ................................................................. 57
Tabel 3.5. Klasifikasi Produktivitas Lahan ...................................................... 58
Tabel 4.1. Pembagian Administratif DAS Jambangan ................................. 64
Tabel 4.2. Rerata Curah Hujan pada Setiap Stasiun Pengamatan
di DAS Jambangan Tahun 2001 – 2010........................................ 67
Tabel 4.3. Kriteria Tipe Iklim Berdasarkan Curah Hujan
Menurut Schmidt dan Ferguson ................................................... 68
Tabel 4.4. Perhitungan Tipe Curah Hujan DAS Jambangan
Tahun 2001 - 2010 Menurut Schmidt dan Ferguson
di Setiap Stasiun Pengamatan ....................................................... 68
Tabel 4.5. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Ngargoyoso
yang termasuk DAS Jambangan Tahun 2011 ............................... 76
Tabel 4.6. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Mojogedang
yang termasuk DAS Jambangan Tahun 2011 ............................... 77
Tabel 4.7. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Kerjo
yang termasuk DAS Jambangan Tahun 2011 ............................... 77
Tabel 4.8. Kemiringan Lereng di DAS Jambangan ........................................ 79
Tabel 4.9. Macam tanah yang terdapat di DAS Jambangan ............................ 81
Tabel 4.10. Penggunaan Lahan DAS Jambangan ........................................... 83
Tabel 4.11. Satuan Lahan DAS Jambangan ..................................................... 85
Tabel 4.12. Drainase Tanah DAS Jambangan ................................................. 88
Tabel 4.13. Tekstur Tanah di DAS Jambangan ............................................... 89
Tabel 4.14. KTK Tanah di DAS Jambangan ................................................... 90
Tabel 4.15. pH Tanah di DAS Jambangan ....................................................... 91
Tabel 4.16. N Total Tanah di DAS Jambangan ............................................... 92
Tabel 4.17. P2O5 Tanah di DAS Jambangan ................................................. 93
Tabel 4.18. K2O Tanah DAS Jambangan ........................................................ 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.19. Besar Erosi DAS Jambangan ....................................................... 95
Tabel 4.20. Kedalaman Efektif di DAS Jambangan ........................................ 96
Tabel 4.21. Kemiringan Lereng di DAS Jambangan ....................................... 97
Tabel 4.22. Kualitas dan Karakteristik Lahan DAS Jambangan ...................... 98
Tabel 4.23. Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Kopi
di DAS Jambangan ....................................................................... 100
Tabel 4.24. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Aktual
untuk Tanaman Kopi di DAS Jambangan Tahun 2011 ................ 101
Tabel 4.25. Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet
di DAS Jambangan ....................................................................... 111
Tabel 4.26. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan
Aktual Untuk Tanaman Karet di DAS Jambangan ..................... 113
Tabel 4.27. Usaha perbaikan lahan aktual menjadi lahan potensial
dengan tingkat pengelolaan sedang untuk tanaman kopi
di DAS Jambangan ....................................................................... 122
Tabel 4.28. Subkelas Kesesuaiaan Potensial untuk Tanaman Kopi
dengan Tingkat Pengelolaan Sedang di DAS Jambangan ........... 123
Tabel 4.29. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan
Potensial untuk Tanaman Kopi dengan Tingkat
Pengelolaan Sedang di DAS Jambangan .................................... 125
Tabel 4.30. Usaha Perbaikan Lahan Aktual Menjadi Lahan
Potensial dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi untuk
Tanaman Kopi di DAS Jambangan ............................................ 130
Tabel 4.31. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman
Kopi dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi di
DAS Jambangan ......................................................................... 131
Tabel 4.32. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan
Potensial untuk Tanaman Kopi dengan Tingkat
Pengelolaan Tinggi di DAS Jambangan ..................................... 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.33. Usaha Perbaikan Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial
dengan Tingkat Pengelolaan Sedang untuk
Tanaman Karet di DAS Jambangan ............................................. 137
Tabel 4.34. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman
Karet dengan Tingkat Pengelolaan Sedang
di DAS Jambangan ........................................................................ 138
Tabel 4.35. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan
Potensial dengan tingkat pengelolaan sedang untuk
Tanaman Karet di DAS Jambangan ............................................ 140
Tabel 4.36. Usaha Perbaikan Lahan Aktual Menjadi Lahan Potensial
dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi untuk Tanaman Karet
di DAS Jambangan ....................................................................... 146
Tabel 4.37 Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman
Karet dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi
di DAS Jambangan ....................................................................... 147
Tabel 4.38. Luas dan Presentase Daerah Subkelas Kesesuaian Lahan
Potensial untuk Tanaman Karet dengan Tingkat Pengelolaan
Tinggi di DAS Jambangan ........................................................... 149
Tabel 4.39. Produktivitas Tanaman Kopi di DAS Jambangan ........................ 153
Tabel 4.40. Produktivitas Tanaman Karet DAS Jambangan ........................... 161
Tabel 4.41. Perbandingan Produktivitas Tanaman Kopi dengan Karet
di DAS Jambangan ...................................................................... 163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Profil Produktivitas Tanaman Kopi di DAS Jambangan ............. 5
Gambar 2. Pendekatan Dua Tahapan dan Pendekatan Sejajar
untuk Evaluasi ............................................................................. 11
Gambar 3. Segitiga Tekstur Tanah................................................................. 19
Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 45
Gambar 5. Skema Alur Penelitian ................................................................. 62
Gambar 6. Tipe Curah Hujan DAS Jambangan Tahun 2001 - 2010
Menurut Schmidt dan Ferguson .................................................. 69
Gambar 7. Profil Tanah Latosol Coklat di Desa Kwadungan
Kecamatan Kerjo .......................................................................... 71
Gambar 8. Profil Tanah Mediteran Merah Kuning di Desa Tamansari
Kabupaten Karanganyar. .............................................................. 72
Gambar 9. Sungai Jambangan yang ada di Desa Kuto
Kecamatan Kerjo .......................................................................... 73
Gambar 10. Subkelas Kesesuaian Lahan S2 w,r,f,n,s/m,e
yang berada di Desa Dukuh Kecamatan Ngargoyoso ................. 103
Gambar 11. Subkelas Kesesuaian Lahan S3n di Desa Kwadungan
Kecamatan Kerjo ......................................................................... 104
Gambar 12. Subkelas Kesesuaian Lahan N1r di Desa Ngadirejo
Kecamatan Mojogedang.............................................................. 105
Gambar 13. Subkelas Kesesuaian Lahan N2 s/m di Desa Ngadirejo
Kecamatan Mojogedang.............................................................. 107
Gambar 14. Subkelas Kesesuaian Lahan S3w,n di Desa Kwadungan
Kecamatan Kerjo ......................................................................... 114
Gambar 15. Subkelas Kesesuaian Lahan N2s/m di Desa Nglegok
Kecamatan Ngargoyoso .............................................................. 117
Gambar 16. Subkelas Kesesuaian Lahan N2s/m,e di Desa Dukuh
Kecamatan Ngargoyoso .............................................................. 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 17. Saluran Buntu atau Rorak
di Desa Ngadirejo Satuan Lahan Qlla-III-Lc-Kb ........................ 144
Gambar 18. Tanaman Penutup Lahan (Peuraria Javanica)
di desa Kuto Kecamatan Kerjo Satuan lahan Qlla-I-Lc-Kb ........ 145
Gambar 19. Lokasi Bekas Kebun Kopi yang Belum Ditanami Karet
di Desa Dukuh Kecamatan Ngargoyoso. .................................... 154
Gambar 20. Lokasi Pengumpulan Lateks oleh Buruh Sadap
di Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso. ................................. 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PETA
Peta 01. Administrasi DAS Jambangan Tahun 2011 ....................................... 65
Peta 02. Lereng DAS Jambangan Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 ........ 80
Peta 03. Macam Tanah DAS Jambangan Tahun 2011 .................................... 82
Peta 04. Penggunaan Lahan DAS Jambangan Tahun 2011 ............................. 84
Peta 05. Satuan Lahan DAS Jambangan Tahun 2011 ...................................... 86
Peta 06. Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Kopi
DAS Jambangan tahun 2011 ............................................................. 109
Peta 07. Subkelas Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet
di DAS Jambangan ............................................................................. 112
Peta 08. Peta Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kopi
dengan Tingkat Pengelolaan Sedang ................................................. 124
Peta 09. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kopi
dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi.................................................... 132
Peta 10. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Karet
dengan Tingkat Pengelolaan Sedang .................................................. 139
Peta 11. Subkelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Karet
dengan Tingkat Pengelolaan Tinggi .................................................. 148
Peta 12. Produktivitas Kopi DAS Jambangan ................................................ 156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Curah Hujan
Lampiran 2. Hasil Analisis Laboratorium
Lampiran 3. Lokasi Sampel Tanah
Lampiran 4. Analisis Besar Erosi
Lampiran 5. Daftar Isian Lapangan
Lampiran 6. Pedoman Wawancara
Lampiran 7. Produktivitas Tanaman Kopi
Lampiran 8. Produktivitas Tanaman Karet
Lampiran 9. Perijinan
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, perkebunan merupakan salah satu sektor yang mengalami
pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari areal maupun produksi. Selain
itu, perkebunan mempunyai kontribusi penting dalam hal meningkatkan Produk
Domestik Bruto (PDB).
Nilai PDB perkebunan secara kumulatif mengalami peningkatan, yaitu
dari Rp.56,43 trilyun pada tahun 2005 menjadi Rp.104,51 trilyun pada tahun 2010
(triwulan II) atau tumbuh rata-rata per tahunnya sebesar 19,3%. Berdasarkan
harga konstan, nilai PDB perkebunan secara kumulatif juga
mengalami peningkatan, yaitu dari Rp. 39,81 trilyun pada tahun 2005 menjadi
Rp.36,39 trilyun pada tahun 2010 atau meningkat dengan rata-rata laju
pertumbuhan per tahun mencapai 3,6%. Anonim : (http://ditjenbun.deptan.go.id/),
diakses tanggal 25 Mei 2011.
Kopi sebagai tanaman perkebunan merupakan salah satu komoditas yang
menarik bagi banyak negara terutama negara berkembang, karena perkebunan
kopi memberi kesempatan kerja yang cukup tinggi dan dapat menghasilkan devisa
yang sangat diperlukan bagi pembangunan nasional. Di Indonesia komoditas kopi
merupakan salah satu subsektor pertanian yang mempunyai andil cukup penting
sebagai penghasil devisa ketiga setelah kayu dan karet.
Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga di dunia
setelah Brazil dan Kolombia dengan hasil produksi kopi sebesar 485.889 ton atau
mencapai 7,4 % dari produksi kopi dunia pada tahun 1996/1997.
Perkebunan kopi di Indonesia terdiri dari Perkebunan Rakyat
(Smallholder), Perkebunan Besar Negara (Government) dan Perkebunan Besar
Swasta (Private). Salah satu pengelola perkebunan kopi yang berkembang di
Indonesia adalah Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) yang
merupakan Perkebunan Besar Negara. Daerah operasional PTPN tersebar hampir
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
di pulau-pulau besar Indonesia, termasuk Pulau Jawa. Di Pulau Jawa daerah
operasional PTPN tersebar merata hampir di setiap Kabupaten atau Kota, PTPN
tidak hanya mengelola perkebunan kopi saja tetapi juga tanaman perkebunan lain
seperti teh, karet dan kakao serta tanaman perkebunan lainnya yang memiliki nilai
ekonomis tinggi.
Indonesia merupakan negara dengan areal tanaman karet terluas di dunia.
Pada tahun 2002, luas perkebunan karet Indonesia mencapai 3,318 juta ha, disusul
Thailand (1,96 juta ha), Malaysia (1,54 juta ha), China (0,61 juta ha), India (0,56
juta ha), dan Vietnam (0,32 juta ha). Dari areal tersebut diperoleh produksi karet
Indonesia sebesar 1,63 juta ton yang menempati peringkat kedua di dunia, setelah
Thailand dengan produksi sekitar 2,35 juta ton. Posisi selanjutnya ditempati India
(0,63 juta ton), Malaysia (0,62 juta ton), China (0,45 juta ton), dan Vietnam (0,29
juta ton).
Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting
peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi penduduk
yang ada di sekitar kebun karet seperti buruh sadap karet, komoditi ini juga
memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-
migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong
pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan
karet.
Perkebunan karet di Indonesia juga telah diakui menjadi sumber
keragaman hayati yang bermanfaat dalam pelestarian lingkungan, sumber
penyerapan CO2 dan penghasil O2, serta memberi fungsi orologis bagi wilayah di
sekitarnya. Selain itu tanaman karet juga menjadi sumber kayu potensial yang
dapat menggantikan kebutuhan kayu yang selama ini mengandalkan hutan alam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Tabel 1.1. Wilayah Kerja PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi
Tanaman Tahunan Tahun 2006
No Kebun Lokasi Komoditi Utama Luas (Ha)
1. Kawung Cilacap Karet, Kakao 2.659,65
2. Warnasari Cilacap Karet, Kakao 2.582,99
3. Krumput Banyumas Karet 2.051,25
4. Kaligua Brebes Teh 607,26
5. Semugih Pemalang Teh, Kakao 1.082,66
6. Blimbing Pekalongan Karet 2.392,61
7. Jolotigo Pekalongan Teh, Kopi 1.151,87
8. Siluwok/Subah Batang Karet 4.441,99
9. Sukamangli Kendal Karet, Kopi 2.477,39
10. Merbuh Kendal Karet, Kopi 2.917,02
11. Ngobo Semarang Karet, Kopi, Kakao 2.261,02
12. Getas Salatiga Karet, Kopi 2.216,06
13. Batujamus Karanganyar Karet, Kopi, Tebu 6.944,10
14. Balong/Beji Jepara Karet, Kakao 4.776,70
15. Jollong Pati Kopi 530,69
Sumber : Profil PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi Tanaman
Tahunan Tahun 2006 dalam Novianto (2008: 4)
Kabupaten Karanganyar termasuk dalam daerah operasional PTPN,
tanaman yang dikelola oleh PTPN di wilayah Kabupaten Karanganyar
diantaranya teh, karet, dan kopi. Tanaman kopi dan karet di Kabupaten
Karanganyar dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara IX BatuJamus. Daerah
operasional PTPN di Kabupaten Karanganyar termasuk dalam beberapa wilayah
Daerah Aliran Sungai. Batas DAS merupakan batas alami atau batas yang
terbentuk oleh alam yang berupa punggungan bukit dan bukan merupakan batas
buatan manusia, sehingga dalam satu kebun yang dikelola PTPN IX Batujamus
bisa termasuk dalam wilayah beberapa DAS.
DAS merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan
biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat
keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. (Asdak, 1995: 11)
Ekosistem DAS, terutama DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting
karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap keseluruhan bagian DAS.
Perlindungan ini antara lain dari segi fungsi tata air, oleh karenanya perencanaan
DAS hulu seringkali menjadi fokus perhatian mengingat dalam suatu DAS,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
bagian hulu dan hilir mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.
Aktivitas perubahan tataguna lahan dan atau pembuatan bangunan konservasi
yang dilaksanakan di daerah hulu dapat memberikan dampak di daerah hilir dalam
bentuk perubahan fluktuasi debit air dan transport sedimen serta material terlarut
lainnnya atau non-point pollution. Adanya bentuk keterkaitan daerah hulu – hilir
seperti tersebut di atas maka kondisi suatu DAS dapat digunakan sebagai satuan
unit perencanaan sumberdaya alam termasuk pembangunan pertanian
berkelanjutan.
Daerah Aliran Sungai merupakan salah satu unsur penting sebagai unit
perencanaan yang utuh merupakan konsekuensi logis untuk menjaga
kesinambungan pemanfaatan sumberdaya hutan, tanah, dan air. Menurut
Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Nomor :
P.04/V-Set/2009 Tanggal: 05 Maret 2009 mengenai monitoring dan evaluasi
kinerja DAS salah satu kegiatannya adalah dengan melakukan monitoring dan
evaluasi penggunaan lahan yaitu kegiatan mengevalusi kesesesuiaan penggunaan
lahan. Adanya permasalahan yang ada di atas bagi penulis tertarik meneliti
evaluasi kesesuaian lahan dengan menggunakan satuan analisis DAS dan dalam
penelitian ini yang diteliti adalah DAS Jambangan Kabupaten Karanganyar.
Daerah Aliran Sungai Jambangan terletak di Kabupaten Karanganyar,
meliputi tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Kerjo, dan
Kecamatan Mojogedang yang terdiri dari sembilan desa yaitu, Desa Dukuh, Desa
Kuto, Desa Kwadungan, Desa Ganten, Desa Pendem, Desa Nglegok, Desa
Jatirejo, Desa Tamansari, Desa Ngadirejo dengan luas keseluruhan 3753,086 Ha
DAS Jambangan termasuk dalam daerah operasional PT. Perkebunan
Nusantara IX Batujamus. DAS Jambangan masuk dalam tiga wilayah Afdeling
(sub unit kebun) PT. Perkebunan Nusantara IX yaitu Afdeling Karang Gadungan,
Afdeling Mojogedang dan Afdeling Batujamus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tabel 1.2. Jenis Tanaman dan Luas dari Masing-masing Sub Unit Kebun
(Afdeling) di Kebun Batujamus/Kerjoarum Sub Unit Kebun
(Afdeling)
Jenis tanaman Luas (ha)
Jamus Karet 410,20
Mojogedang Karet 323,62
Polokarto Karet 571,34
Tebu 103,00
Gandugede Karet 543,29
Kedung Sumber Karet 394,00
Kedawung Karet 425,31
Kepoh Sambirejo Karet 243,11
Balong Jenawi Karet 262,66
Karang Gadungan Karet 123,79
Kopi 172,57
Sumber : Buku Kerja PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Tahun 2007
dalam Novianto (2008 : 46)
Berikut ini merupakan data produktivitas tanaman kopi dari PT.
Perkebunan Nusantara IX yang masuk daerah penelitian
Gambar 1. Profil Produktivitas Tanaman Kopi di DAS Jambangan
Sumber: Data Produksi Tanaman Kopi Afdelling Karanggadungan PT.
Perkebunan Nusantara IX Batujamus
Kebun Blok Karang merupakan bagian dari Afdeling Karanggadungan
PT. Perkebunan Nusantara IX Batujamus yang termasuk DAS Jambangan. Kebun
Blok Karang merupakan satu-satunya kebun yang ditanami tanaman kopi.
Tanaman kopi ditanam di Blok Karang mulai tahun 1991 hingga tahun 2007.
Hasil produksi tanaman kopi di Blok Karang dari tahun 1994 hingga tahun 2007
cenderung tidak stabil (fluktuatif). Produktivitas tanaman kopi mencapai hasil
Produksi Kopi Blok Karang
29579 33075
10114
24612
49873 54491
47189
23056
49792
34016
43330
11381
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Kg Target
Realisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
maksimal pada tahun 2001 sebesar 54.491 kg, sedangkan produktivitas yang tidak
memenuhi target terjadi pada tahun 1998, 2003 dan 2007.
Pada tahun 2007 PT Perkebunan Nusantara IX Batujamus melakukan
kebijakan dengan konversi tanam dari tanaman kopi ke tanaman karet. Tanaman
kopi dianggap kurang produktif karena hasil yang diperoleh tidak memenuhi
target produksi perusahaan. Tanaman karet dipilih sebagai pengganti tanaman
kopi karena tanaman karet dapat diproduksi hampir setiap hari sedangkan
tanaman kopi hanya dapat diproduksi pada saat musim panen tiba, sehingga
tanaman karet lebih efisien dibandingkan dengan tanaman kopi.
Dari hasil wawancara dengan penduduk di sekitar kebun kopi salah satu
penyebab kurang maksimalnya tanaman kopi adalah kasus pencurian biji kopi
yang membuat PTPN IX Batujamus mengalami kerugian. Produktivitas tanaman
kopi yang rendah atau kurang maksimal dibandingkan dengan produktivitas
tanaman karet yang relatif stabil ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dari segi kesesuaian lahan terhadap dua tanaman tersebut. Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk kedua
tanaman kopi dan karet di DAS Jambangan.
Kesesuaian lahan secara umum terbagi atas kesesuaian lahan aktual dan
kesesuaian lahan potensial. Kesesuaian lahan aktual merupakan kesesuaian lahan
saat ini untuk tanaman tertentu agar diperoleh hasil maksimal. Kesesuaian lahan
aktual masih dapat menerima perbaikan kecil pada sumberdaya lahan sebagai
bagian spesifikasi tipe penggunaan lahan. Kesesuaian lahan potensial mengacu
pada nilai lahan di masa datang apabila melakukan perbaikan lahan skala besar.
Perbaikan-perbaikan kualitas lahan pada daerah penelitian disesuaikan dengan
faktor-faktor penghambat pada subkelas kesesuaiaan lahan dan juga
mempertimbangkan biaya dalam melakukan perbaikan kualitas lahan agar dapat
melangsungkan usaha perkebunan. Evaluasi kesesuaian lahan merupakan salah
satu metode untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan terhadap tanaman tertentu
untuk mendapatkan hasil yang maksimal, meskipun perusahaan perkebunan
seperti PT. Perkebunan Nusantara IX telah melakukan evaluasi lahan, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
penelitian kesesuaian lahan yang dilakukan oleh pihak dari luar PTPN IX
Batujamus dapat digunakan untuk memperbarui dan mempublikasikan evaluasi
lahan di DAS Jambangan.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan
untuk Tanaman Kopi dan Karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan
Kabupaten Karanganyar Tahun 2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi dan karet di
Daerah Aliran Sungai Jambangan?
2. Bagaimana kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi dan karet di
Daerah Aliran Sungai Jambangan?
3. Bagaimana produktivitas kopi dan karet pada di Daerah Aliran Sungai
Jambangan?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari permasalahan yang diungkapkan diatas maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi dan karet
di Daerah Aliran Sungai Jambangan.
2. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi dan
karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan.
3. Mengetahui produktivitas kopi dan karet di Daerah Aliran Sungai
Jambangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang kajian ilmu geografi fisik, khususnya kesesuaian
lahan daerah penelitian.
b. Kajian tentang sosial-ekonomi dari hasil penelitian ini yaitu
produktivitas tanaman kopi dan karet diharapkan dapat mendukung
penelitian-penelitian sebelumnya, yang berhubungan dengan
pemanfaatan lahan.
c. Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di
sekolah tingkat menengah khususnya pada mata pelajaran geografi
dalam subpokok bahasan sumberdaya alam kelas XI semester 1,
sehingga diharapkan siswa mempunyai kemampuan memprediksi
persebaran sumberdaya alam dan pemanfaatanya berdasarkan prinsip
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta dapat memberi contoh
pemanfaatannya sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekofisien.
2. Manfaat Praktis
a. Setelah diketahui tingkat kesesuaian lahan dan produktivitas tanaman
kopi dan karet di Daerah Aliran Sungai Jambangan, Penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guna proses
perencanaan dan pengembangan penggunaan lahan dengan
memperhatikan usaha konservasi lahan.
b. Setelah diketahui tingkat produksi tanaman kopi dan karet di Daerah
Aliran Sungai Jambangan yang merupakan aspek sosial-ekonomi
dapat diketahui bagaimana cara memberikan perlakuan kondisi fisik
di Daerah Aliran Sungai Jambangan, untuk perencanaan
pembangunan di bidang perkebunan khususnya kopi dan karet dalam
upaya peningkatan hasil produksi perkebunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Lahan
Lahan dapat diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim,
relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada
pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga hasil
kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang seperti hasil reklamasi laut,
pembersihan vegetasi, dan juga hasil yang merugikan seperti tanah yang
tersalinasi (FAO 1976 dalam Arsyad, 1989: 207).
Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik
materiil maupun spiritual (Arsyad, 1989: 207). Penggunaan lahan dapat
dikelompokkan kedalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian
dan non pertanian Penggunaan lahan pertanian dibedakan secara garis besar ke
dalam macam penggunaan lahan berdasarkan penyediaan air dan lahan yang
diusahakan. Berdasarkan hal itu dikenal macam penggunaan lahan seperti sawah,
tegalan, kebun, kebun campuran, ladang, perkebunan dan hutan. Penggunaan
lahan bukan pertanian dapat dibedakan ke dalam penggunaan kota atau desa
(pemukiman), industri, rekreasi dan sebagainya
2. Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan merupakan proses pendugaan potensi lahan untuk macam-
macam alternatif penggunaannya (Dent dan Young dalam Abdullah, 1996: 57).
Evaluasi lahan dalam suatu proyek perencanaan merupakan alat yang sudah biasa
digunakan. Alat ini sangat fleksibel tergantung pada keperluan serta kondisi
wilayah yang hendak dievaluasi.
Ada dua cara dalam mengevaluasi lahan yang pertama adalah evaluasi
secara langsung, yakni lahan langsung dievaluasi dengan melalui percobaan-
percobaan dan yang kedua evaluasi secara tidak langsung dimana dalam evaluasi
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
ini diasumsikan bahwa tanah tertentu dan sifat-sifat lain yang terdapat pada suatu
lokasi akan mempengaruhi keberhasilan suatu jenis pengunaan lahan tertentu.
Dalam evaluasi lahan ada dua macam pendekatan yang dapat ditempuh.
Kedua pendekatan tersebut yaitu:
a. Pendekatan Dua Tahap (Two Stage Approach)
Pendekatan dua tahap terdiri atas tahap pertama adalah evaluasi lahan
secara fisik, dan tahap yang kedua evaluasi lahan secara ekonomi. Pendekatan
tersebut biasanya digunakan dalam inventarisasai sumber daya lahan baik
untuk tujuan perencanaan makro, maupun untuk studi pengujian potensi
produksi.
b. Pendekatan Paralel (Parallel Approch)
Dalam pendekatan paralel kegiatan evaluasi lahan secara fisik dan
ekonomi dilakukan bersamaan (paralel), atau dengan kata lain analisis ekonomi
dan sosial dari jenis penggunaan lahan dilakukan serempak bersamaan dengan
pengujian faktor-faktor fisik.
Secara skematik, pendekatan dua tahapan dan pendekatan sejajar untuk
evaluasi lahan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 2. Pendekatan Dua Tahapan dan Pendekatan Sejajar untuk Evaluasi
Lahan (FAO, 1976 dalam Sitorus 1995: 46).
Untuk melakukan evaluasi lahan baik itu dengan mengunakan
pendekatan dua tahap maupun pendekatan sejajar perlu didahului oleh konsultasi
awal. Ini diperlukan guna mengetahui tujuan dari evaluasi yang akan dilakukan,
data apa saja yang diperlukan serta asumsi-asumsi yang akan dipergunakan
sebagai dasar dalam penilaian.
Keputusan-Keputusan
Perencanaan
Konsultasi Awal
Survei Dasar Survey Dasar
Klasifikasi Lahan
Kualitatif
Analisis
Ekonomi dan
Sosial
Klasifikasi
Lahan
Kuantitatif
Klasifikasi Analisis Kuantitatif dan Sosial dan
Kualitatif Ekonomi
Pendekatan Dua Tahapan Pendekatan Sejajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang
lahan untuk suatu penggunaan lahan tertentu (Sitorus, 1995: 42). Kelas kesesuaian
suatu area dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian mempunyai
penekanan yang tajam, yaitu mencari lokasi yang mempunyai silat-silat positif
dalam hubungannya dengan keberhasilan penggunaannya.
Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat
biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-
masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa
karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh
tanaman yang dievaluasi.
Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan
dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat
berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian
yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk
dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.
Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO (1976)
terdiri dari empat kategori yang merupakan tingkatan generalisasi yang bersifat
meningkat sebagai berikut:
a. Ordo kesesuaian lahan (Order): menunjukkan jenis atau macam kesesuaian
atau keadaan kesesuaian secara global (umum).
b. Kelas kesesuaian lahan (Class): Menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.
c. Subkelas kesesuaian lahan (Sub-Class): menunjukkan jenis pembatas atau
macam perbaikan yang diperlukan di dalam kelas.
d. Satuan kesesuaian lahan (Unit): menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang
diperlukan dalam pengelolaan di dalam Subkelas.
Penjelasan mengenai kategori sistem klasifikasi kesesuaian lahan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1) Ordo Kesesuaian Lahan (Land Suitability Order)
Kesesuaian pada tingkat ordo menunjukkan apakah lahan sesuai atau
tidak sesuai apabila dipergunakan untuk maksud tertentu. Pada tingkat ordo
kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan lahan
yang tergolong tidak sesuai (N).
a) Ordo Sesuai / Suitable Order (S)
Lahan yang termasuk Ordo ini adalah lahan yang dapat dipergunakan
untuk penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko
kerusakan terhadap sumberdaya lahannya. Keuntungan yang diharapkan
dari hasil pemanfaatan lahan ini akan melebihi masukan (input) yang
diberikan.
b) Ordo Tidak Sesuai / Not Suitable Order (N)
Lahan yang termasuk dalam ordo tidak sesuai mempunyai pembatas
sedemikian rupa sehingga mencegah terhadap suatu penggunaan tertentu
secara lestari.
2) Kelas Kesesuaian Lahan (Land Suitability Class)
Kelas merupakan keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo.
Pada tingkat kelas yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan kembali dalam
tiga kelas, yaitu: lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai
marginal (S3). Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N)
dibedakan dalam dua kelas, yaitu: lahan tidak sesuai saat ini (N1) dan tidak
sesuai permanen (N2).
a) Kelas Sangat Sesuai (Very Suitable Class / S1)
Lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu penggunaan
tertentu secara lestari, atau hanya mempunyai pembatas yang kurang
berarti dan tidak mempengaruhi secara nyata terhadap produksi lahan
tersebut, serta tidak menambah masukan (input) dari yang biasa
dilakukan dalam mengusahakan lahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b) Kelas Cukup Sesuai (Adequate Suitable Class / S2)
Lahan mempunyai faktor pembatas agak berat. Berpengaruh terhadap
produktivitas lahan tersebut, memerlukan tambahan masukan (input).
Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani.
c) Kelas Sesuai Marginal (Marginaly Suitable Class / S3)
Lahan yang mempunyai faktor pembatas sangat berat apabila
dipergunakan untuk penggunaan tertentu yang lestari. Faktor pembatas ini
akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan
masukan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2.
Diperlukan modal tinggi untuk mengatasi faktor pembatas pada S3,
sehingga perlu bantuan dari investasi pemerintah atau pihak swasta.
d) Kelas Tidak Sesuai Saat Ini (N1)
Lahan yang mempunyai pembatas dengan tingkat sangat berat, akan
tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki
dengan tingkat pengetahuan saat ini dengan biaya yang rasional.
e) Kelas Tidak Sesuai Permanen (N2)
Lahan yang mempunyai pembatas sangat berat, sehingga tidak mungkin
untuk dipergunakan terhadap suatu penggunaan tertentu yang lestari.
3) Subkelas Kesesuaian Lahan (Land Suitability Sub-Class)
Kesesuaian lahan pada tingkat subkelas adalah tingkat kesesuaian
lahan yang mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang
diperlukan dalam suatu tingkatan kelas. Dengan kata lain subkelas
merupakan keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas
kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan
karakteristik lahan yang menjadi faktor pembatas terberat. Jenis pembatas
tersebut ditunjukkan dengan simbol huruf kecil yang diletakkan di belakang
simbol kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4) Satuan Kesesuaian Lahan (Land Suitability Unit)
Kesesuaian lahan pada tingkat unit merupakan keadaan tingkatan
dalam subkelas kesesuaian lahan, yang didasarkan pada sifat tambahan yang
berpengaruh dalam pengelolaannya. Semua unit yang berada dalam satu
subkelas mempunyai tingkatan yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis
pembatas yang sama pada tingkatan subkelas. Unit yang satu berbeda dengan
unit yang lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan
yang diperlukan dan sering merupakan perbedaan detail dari faktor
pembatasnya (Djaenudin dkk, 2003: 14).
4. Metode Evaluasi Lahan
Metode evaluasi lahan adalah cara mengetahui potensi atau nilai dari
suatu areal untuk penggunaan tertentu. Menurut Jamulya (1992: 1), terdapat tiga
metode dalam mengadakan evaluasi lahan, yaitu:
a. Metode Pemerian (Description)
Metode pemerian dilaksanakan dengan menguraikan kelas-kelas
kesesuaian lahan dalam bentuk kalimat. Dalam metode ini juga menggunakan
pembandingan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria kelas
kesesuaian lahan, tetapi dianalisis dengan deskripsi sugestif. Analisis deskripsi
sugestif adalah pemberian suatu gambaran yang meyakinkan tentang kualitas
dan karakteristik lahan sehingga tercipta suatu penghayatan tentang potensi
lahan yang sedang dievaluasi.
b. Metode Pengharkatan (Scoring)
Metode Pengharkatan merupakan suatu cara untuk menilai potensi
lahan dengan jalan memberikan harkat pada setiap parameter lahan, sehingga
diperoleh kelas kesesuaian lahan berdasarkan perhitungan harkat dari setiap
parameter lahan. Terdapat dua macam teknik pengharkatan yaitu: (1) Teknik
penjumlahan/Pengurangan, teknik ini dilakukan dengan menjumlahkan atau
mengurangi harkat setiap parameter lahan. (2) Teknik perkalian/pembagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(sistem indeks) dilakukan dengan mengalikan atau membagi harkat setiap
parameter lahan. Dari kedua teknik tersebut akan diperoleh suatu nilai atau
indeks tertentu yang menunjukkan kelas kesesuaian lahan.
c. Metode Pembandingan (Matching)
Metode pembandingan ini merupakan salah satu cara untuk
mengevaluasi kesesuaian lahan dengan jalan mencocokan serta
membandingkan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria
kesesuaian lahan, sehingga diperoleh potensi yang ada pada satuan lahan
tertentu. Metode matching umumnya dilakukan melalui teknik tabularis.
Kualitas dan karakteristik yang diperoleh dari lapangan diinventarisasi dalam
bentuk tabel. Tabel kualitas dan karakteristik lahan ini kemudian
dibandingkan dengan tabel kriteria kelas kesesuaian lahan untuk keperluan
tertentu. Dari pembandingan tersebut diperoleh potensi suatu lahan tertentu
pada kelas kesesuaian lahan. Selain diperoleh kelas kesesuaian lahan pada
masing-masing satuan lahan, juga diperoleh besaran dan jenis faktor pembatas
pada subkelas kesesuaian lahan. Setelah subkelas kesesuaian lahan diketahui
maka dapat ditentukan tindakan pengelolaan pada setiap satuan lahan. Dengan
demikian, dapat ditentukan unit kesesuaian lahan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pencocokan
(matching) antara kualitas dan karakteristik lahan dengan syarat tumbuh
tanaman kopi maupun karet.
5. Satuan Lahan
Satuan lahan merupakan kelompok dari lokasi yang berhubungan,
mempunyai bentuk lahan tertentu di dalam sistem dan seluruh satuan lahan yang
sama tersebar akan mempunyai asosiasi lokasi yang sama pula (Sitorus 1995 : 93).
Satuan lahan digunakan untuk satuan analisis subkelas kesesuaian lahan
yaitu untuk mendapatkan kualitas dan karakteristik di lapangan. Data yang
diperoleh di lapangan dan analisis laboratorium kemudian dianalisis dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tujuan agar dapat diketahui faktor apa saja yang menjadi faktor penghambat sesuai
dengan persyaratan tumbuh tanaman kopi dan karet.
6. Kualitas Lahan
FAO dalam Sitorus (1995: 5) mendefinisikan kualitas lahan adalah suatu
sifat lahan yang komplek atau sifat komposit yang sesuai untuk suatu
penggunaan yang ditentukan oleh seperangkat karakteristik lahan yang
berinteraksi.
a. Suhu / Temperatur Udara (t)
Suhu/temperatur suatu daerah dipengaruhi oleh ketinggian tempat tersebut.
Temperatur udara rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus Braak yaitu:
Keterangan:
- 26,3 ºC = temperatur rata-rata di permukaan air laut tropis.
- h = ketinggian tempat dari permukaan laut (dalam 100 meter).
(Arsyad, 1989: 223)
b. Ketersediaan Air (w)
Ketersediaan air terdiri dari:
1). Jumlah Bulan Kering
Jumlah bulan kering yang dihitung berdasarkan curah hujan bulanan yang
kurang dari 60 mm selama satu tahun.
Tabel 2.1. Klasifikasi Bulan Kering dan Bulan Basah.
No. Kelas Curah Hujan (mm/bln)
1. Bulan Kering < 60
2. Bulan Lembab > 60 - <100
3. Bulan Basah ≥ 100
(Sumber: Mohr dalam Kartasapoetra, 1991: 28)
T = 26,3 ºC – 0,61 h
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2). Hujan Tahunan Rata-Rata
Merupakan rata-rata curah hujan dalam periode sepuluh tahun yang
dinyatakan dalam mm.
c. Keadaan Perakaran
1). Drainase Tanah
Drainase tanah merupakan kecepatan perpindahan air dari suatu bidang
lahan, baik berupa hilangnya air dari permukaan tanah yang mengalir
melalui aliran-aliran permukaan atau peresapan kedalam tanah.
Drainase luar (external) diamati dengan menentukan perbandingan
relative jumlah air yang mengalir di permukaan tanah dari bidang tanah
ke lain tempat terhadap jumlah curah hujan.
Tabel 2.2. Klasifikasi Drainase Tanah.
No Kelas Ciri-Ciri
1. Berlebihan Air lebih segera keluar dari tanah dan sangat sedikit air yang
ditahan oleh tanah sehingga tanah akan segera mengalami
kekurangan air.
2. Baik Tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil tanah
dari atas sampai kebawah (150 cm) berwarna terang dan
seragam dan tidak terdapat bercak-bercak, kuning, coklat
atau kelabu.
3. Sedang Tanah mempunyai peradaran udara yang baik di daerah
perakaran. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning,
coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian atas dan
lapisan bawah (Sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah).
4. Agak buruk Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, tidak
terdapat bercak berwarna kuning, kelabu/coklat. Bercak-
bercak terdapat pada seluruh lapisan bagian bawah (Sekitar
40 cm dari permukaan tanah).
5. Buruk Bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) tedapat warna
kelabu, coklat dan kuning.
6. Sangat Buruk Seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu
dan tanah lapisan bawah berwarna kelabu atau terdapat
bercak berwarna kebiruan, atau terdapat air yang mengenang
di permukaan tanah dalam waktu yang lama sehingga
menhambat pertumbuhan tanaman.
(Sumber: Arsyad, 1989: 229).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2). Tekstur Tanah
Tekstur tanah ialah perbandingan relatif tiga golongan besar
partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara
fraksi-fraksi lempung (clay), debu (silt) dan pasir (sand) (Darmawijaya,
1992: 163). Tekstur tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman. Tekstur tanah yang sesuai bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat memacu dan
memperkuat tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik.
Pengukuran tekstur tanah dilakukan di laboratorium untuk
keakuratan data. Setelah diketahui persentase lempung, debu dan pasir
untuk mengklasifikasikan tekstur tanah dilakukan pencocokan segita
tekstur tanah menurut USDA pada gambar 3 berikut ini
Gambar 3. Segitiga Tekstur Tanah.
(Sumber http://www.worldagroforestry.org/sea diakses tanggal 21 April
2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3). Kedalaman Efektif
Kedalaman tanah atau tebal lapisan tanah tertentu yang masih dapat di
tembus oleh perakaran untuk menyerap zat-zat yang dibutuhkan oleh
tanaman secara efektif.
Tabel 2.3 Klasifikasi Kedalaman Efektif
No Deskripsi Kedalaman Tanah
1. Dalam >90
2. Cukup dalam 60 – 90
3. Cukup dangkal 30 – 60
4. Dangkal 15 – 30
5. Sangat dangkal 10 – 15
6. Dangkal sekali <10
Sumber : Kementerian Kehutanan 2009 dalam www.dephut.go.id
/files/P32_09 diakses tanggal 25 april 2011
d. Retensi Hara
Retensi hara terdiri dari:
1). Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kapasitas Tukar Kation atau Cation Exchangable Cappacity (CEC) suatu
tanah didefinisikan sebagai suatu kemampuan koloid tanah menyerap
dan mempertukarkan kation (Hakim dkk, 1986: 166). Kapasitas tukar
kation (KTK) menunjukkan ukuran kemampuan tanah dalam menjerap
dan mempertukarkan sejumlah kation. Semakin tinggi KTK, semakin
banyak kation yang dapat ditariknya. Tinggi rendahnya KTK tanah
ditentukan oleh kandungan liat dan bahan organik dalam tanah itu.
Tanah yang memiliki KTK yang tinggi akan menyebabkan lambatnya
perubahan pH tanah. Satuan hasil pengukuran KTK adalah milli
equivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 g tanah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tabel 2.4. Klasifikasi KTK Tanah.
No. Kelas KTK (me / 100g)
1. Sangat rendah <5
2. Rendah 5 – 16
3. Sedang 17 – 24
4. Tinggi 25-40
5. Sangat tinggi >40
(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno,
1987: 125).
2). pH tanah.
Derajat keasaman dan kebasaan tanah yang diukur berdasarkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen yang terlarut dalam tanah dan tanah
yang sangat asam sebagai pembatas. Pengukuran pH tanah dilakukan
dengan menggunakan kertas indikator pH tanah pada setiap sampel yang
ada di setiap satuan lahan. Klasifikasi besaran pH tanah dari tingkatan
sangat masam hingga Alkalis dapat dilihat dalam Tabel 2.5 berikut ini.
Tabel 2.5. Klasifikasi pH Tanah.
No. Kelas pH
1. Sangat Masam < 4,5
2. Masam 4,5 – 5,5
3. Agak Masam 5,6 – 6,5
4. Netral 6,6 - 7,5
5. Agak Alkalis 7,6 – 8,5
6. Alkalis > 8,5
(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno,
1987: 125).
e. Ketersediaan Hara
Penggunaan tanah untuk tanaman tertentu menyebabkan perubahan berbagai
proses kimia dan mikrobiologi dalam tanah tersebut. Aktivitas mikrobiologi
tidak hanya mempengaruhi proses transformasi senyawa-senyawa organik
dan anorganik, tetapi juga mempengaruhi kemasaman dan potensial redoks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tanah (Yoshida, 1978 dalam Hardjowigeno, 2005: 137). Berikut ini disajikan
kriteria kandungan unsur kimia yang nantinya akan dianalisis unntuk
mengetahui subkelas kesesuaian lahan.
Ketersediaan hara terdiri dari:
1). Nitrogen Total (N Total)
Kandungan Nitrogen dalam tanah pengukurannya dilakukan di
laboratorium dan dinyatakan dalam persen.
Tabel 2.6. Klasifikasi Nitrogen Total.
No Kelas Nitrogen Total (%)
1. Sangat rendah < 0,10
2. Rendah 0,10 - 0,20
3. Sedang 0,21 – 0,50
4. Tinggi 0,51 – 0,75
5. Sangat tinggi > 0,75
(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno, 1987:
125)
2). Kandungan Phospat (P2O5)
Unsur phospat berperan dalam transfer energi. Kandungan phospat
tersedia dalam bentuk ion P2O5 dinyatakan dalam ppm (bagian per juta).
Tabel 2.7. Klasifikasi Phospat (P2O5)
No Kelas P2O5 (ppm)
1. Sangat rendah < 10
2. Rendah 10 – 15
3. Sedang 16 – 25
4. Tinggi 26 – 35
5. Sangat tinggi > 35
(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno,
1987: 125).
3). Kandungan Kalium (K2O Tersedia)
Unsur Kalium mempunyai fungsi penting dalam proses fisologi tanaman,
walaupun fungsi dan mekanisme yang jelas belum diketahui. Kalium
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
berperan dalam proses metabolisme dan mempengaruhi pengaruk khusus
dalam absorbsi hara, pengaturan pernapasan, transpirasi, kerja enzim dan
berfungsi translokasi karbohidrat (Hakim,1986: 226)
Pengukuran kalium tersedia dilakukan di laboratorium pada sample tanah
yang diambil dari lapangan yang dinyatakan dalam me/100 gr).
Klasifikasi K2O dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut ini.
Tabel 2.8. Klasifikasi K2O Tersedia
No Kelas K2O Tersedia (me / 100g)
1. Sangat rendah < 0,1
2. Rendah 0,1 – 0,2
3. Sedang 0,3 – 0,5
4. Tinggi 0,6 – 1,0
5. Sangat tinggi > 1,0
(Sumber: Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno, 1987:
125).
f. Medan
Medan yang dimaksud meliputi:
1). Batuan Permukaan
Batuan permukaan adalah batuan yang tersebar diatas permukaan
tanah. Batuan permukaan dilakukan dengan pengamatan langsung di titik
pengambilan sampel tanah. Klasifikasi batuan permukaan menurut
Arsyad (1989: 231) dapat dilihat dalam Tabel 2.9 dibawah ini.
Tabel 2.9 Klasifikasi Batuan Permukaan
No Kelas Batuan Permukaan (%)
1. Tidak Ada < 0,01
2. Sedikit 0,01 – 3
3. Sedang 3 – 15
4. Banyak 15 - 90
5. Sangat Banyak > 90
(Sumber: Arsyad, 1989: 231)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2). Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng adalah sudut kemiringan lereng yang dihitung
dalam besaran derajat. Kemiringan lereng dapat diartikan dalam persen
(%). Kemiringan 100% berarti mempunyai kemiringan lereng sebesar
900. Kemiringan lereng dilapangan diukur menggunakan abney level
Tabel 2.10. Klasifikasi Kemiringan Lereng
No. Kelas Kemiringan Lereng (%)
1. Datar 0 – 8
2. Landai 8 – 15
3. Agak Curam 15 – 25
4. Curam 25 – 45
5. Sangat Curam > 45
(Sumber: Asdak, 1995: 512).
3). Singkapan Batuan
Singkapan Batuan adalah batuan yang merupakan bagian dari
batuan yang ada di dalam tanah yang tersingkaap sehingga kelihatan di
permukaan tanah yang diakibatkan proses erosi. Singkapan batuan
mempengaruhi kemudahan suatu lahan untuk dapat diolah.
Tabel 2.11 Klasifikasi Singkapan Batuan.
No Kelas Singkapan Batuan (%)
1. Tidak Ada < 2
2. Sedikit 2 – <10
3. Sedang 10 – <50
4. Banyak 50 – 90
5. Sangat Banyak > 90
(Sumber: Arsyad, 1989: 231).
g. Bahaya Erosi
Erosi dan sedimentasi menjadi penyebab utama berkurangnya
produktivitas lahan pertanian, dan berkurangnya kapasitas saluran atau
sungai akibat pengendapan material hasil erosi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Proses terjadinya erosi pada permukaan lahan, umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor iklim (intensitas curah hujan), tanah,
topografi, vegetasi dan faktor pengolah tanah. Curah hujan yang jatuh
langsung atau tidak langsung dapat mengikis permukaan tanah yang secara
perlahan dengan pertambahan waktu dan akumulasi intensitas hujan akan
mendatangkan erosi. (Arsyad,1989).
Klasifikasi besar erosi mengacu pada petunjuk pedoman
penyusunan RTL-RLTK, Departemen Kehutanan (1998) pada tabel 2.12
berikut.
Tabel 2.12 Klasifikasi Besar Erosi
Kelas Besar erosi (ton/ha/tahun) Kriteria
I < 15 Sangat Ringan (SR)
II 16 – 60 Ringan (R)
III 60 – 180 Sedang (S)
IV 180 – 480 Berat (B)
V >480 Sangat Berat (SB)
(Sumber:http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/bt072022.pdf diakses
tanggal 20 Juli 2011)
h. Banjir / Genangan
Banjir merupakan perisiwa menggenangnya air di permukaan tanah
atau meluapnya air dari saluran yang kapasitasnya lebih kecil dari volume
air. Banjir dan genangan akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman itu
sendiri yang dapat merusak tanaman atau dapat mengakibatkan tanaman
mati. Pada tanaman kopi dan karet tidak dapat tumbuh baik pada lokasi-
lokasi yang terkena banjir atau genangan karena tanaman kopi maupun karet
memiliki perakaran yang dalam dan tidak cocok pada drainase tanah yang
buruk akibat adanya genangan.
Informasi data banjir/genangan diperoleh dari hasil wawancara
dengan masyarakat sekitar daerah penelitian. Klasifikasi banjir /genangan
dapat dilihat dalam Tabel 2.13 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tabel 2.13. Klasifikasi Banjir/genangan
No Kelas Ciri-ciri
1. Tidak Pernah Dalam periode 1 tahun tanah tidak pernah tertutup
banjir untuk waktu >24 jam 2. Kadang-kadang Banjir menutupi tanah lebih dari 24 jam terjadi tidak
teratur dalam periode kurang dari 1 bulan 3. Sedang Selama waktu 1 bulan setahun tanah secara rutin
tertutup banjir dalam jangka waktu >24 jam
4.
Sering
Selama kurun waktu 2-5 bulan dalam setahun tanah
secara teratur dilanda banjiryang lamanya >24 jam.
5. Selalu Selama waktu 6 bulan atau lebih tanah secara teraur
dilanda banjir >24 jam.
(Sumber: Arsyad, 1989: 231).
7. Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi.
Contoh dari karakteristik lahan adalah curah hujan, jumlah bulan kering, tekstur
tanah, kedalaman efektif, besarnya kandungan N total dalam tanah dan lain
sebagainya. Sitorus (1995: 5) mendefinisikan karakteristik lahan sebagai suatu
proses yang meliputi penentuan ciri lahan (Land Properties) yang ada
hubungannya dan dapat diukur atau dianalisis tanpa memerlukan usaha-usaha
yang besar.
Kualitas dan karakteristik sangat berpengaruh terhadap suatu penggunaan
lahan tertentu. Parameter kualitas dan karakteristik lahan yang dinilai dalam
evaluasi lahan tingkat semi detail dapat dilihat pada Tabel 2.14 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel 2.14. Parameter Kualitas dan Karakteristik Lahan yang Dinilai dalam
Evaluasi Lahan Tingkat Semi Detail
No. Kualitas Lahan Karakteristik Lahan
A. Persyaratan Tumbuh Tanaman (Ekologi)
1. Regim Radiasi - Panjang/ lama penyinaran
2. Rejim Suhu ( t ) - Suhu rata-rata tahunan - Suhu rata-rata bulanan - Suhu rata-rata maksimum/minimum
3. Kelembapan Udara - Kelembapan nisbi
4 Ketersediaan Air ( w ) - Curah Hujan tahunan - Curah hujan bulanan - Bulan kering (< 60 mm) - LGP*
5. Media Perakaran ( r ) - Drainase - Tekstur - Kedalaman Efektif - Gambut(kedalaman, kematanagan,
kadar abu) 6. Retensi Hara ( f ) - KPK
- pH 7. Ketersediaan Hara ( n ) - N total
- P2O5 tersedia - K2O tersedia
8. Bahaya Banjir ( b ) - Periode - Frekuensi
9. Kegaraman - Daya hantar listrik (DHL) 10. Toksisitas - Kejenuhan AL
- Bahan Sulfidik B Persyaratan Pengelolaan
11. Kemudahan Pengolahan - Tekstur 12. Pengelolaan Mekanisasi ( s ) - Kemiringan lereng
- Batuan permukaan - Batuan tersingkap
C Persyaratan Konservasi
13. Tingkat Bahaya Erosi - Indeks Bahaya Erosi
*) LGP: Legth of Growing Period (Lamanya Periode Tumbuh)
(Sumber: Djaenudin dkk (1992) dalam Djaenudin dkk, 1994: 6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
8. Tanaman Kopi
Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang
termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi merupakan
tanaman tahunan maka susunan botaninya sangat berbeda dengan tanaman
musiman, dan dalam tata nama secara taksonomi ini terdapat klasifikasi-
klasifikasi dari tanaman kopi adalah sebagai berikut:
- Kingdom : Plantae
- Divisio : Spermatophita
- Sub-Divisio : Angeospermae
- Kelas : Dicotiledónea
- Ordo : Rubiales
- Family : Rubiaceae
- Genus : Coffea
- Spesies : Coffea Sp
Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya
mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah
mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di
beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak
mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi
yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang
bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit
stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek
tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.
a. Lingkungan Tumbuh kopi.
Berdasarkan pada Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Pusat Penelitian
Tanah Dan Agroklimat Bogor IPB, 1993 tentang syarat tumbuh tanaman,
maka persyaratan tumbuh tanaman kopi dapat dijelaskan pada Tabel 2.14
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 2.15. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman kopi No Kualitas / karakteristik
Lahan
Kelas Kesesuaiaan Lahan
S1 S2 S3 N1 N2
1. Temperatur ( t )
- Rata-rata tahunan (0C) 22-25 > 25-28 >28 – 32 Td > 32
- 16 - < 19 < 19
2. Ketersediaan Air (w) - Bulan Kering (<75 mm) 2-3 >3 - 5 > 5 – 6 Td > 6 , < 1
- Curah Hujan/ tahun (mm) 2000-3000 >3000-
3500
>3500–
4000
- < 1500
1750-<
2000
1500 - <
1750
< 100
3. Media Perakaran ( r )
- Drainase Tanah Baik Sedang Agak
terhambat
Terhambat, Sangat
terhambat Agak cepat, Cepat. Sangat
cepat
- Tekstur
L,SCL,
SiL,Si,CL, SiCL
SL, SC,
SiC, C
LS, Str C
td
Krikil,
pasir
- Kedalaman efektif (cm) >100 75 - 100 50 - <75 - <50
4. Retensi Hara ( f )
- KTK ≥ sedang Rendah sangat
rendah
-
- pH tanah (permukaan) 5.5- 6.0 >6.0 – 7.0
5.0 – 5.5
>7.0 – 7.5 4.5 - < 5.0
>7.5 – 8.5 4.0 – 4.5
>8,5 <4.0
5. Hara Tersedia ( n )
- N Total ≥ Sedang Rendah Sangat
rendah
- P2O5 ≥Sedang Rendah sangat rendah
- K2O ≥ Sedang Rendah sangat
rendah
6. Terrain / Potensi Mekanisasi
( s/m )
- Lereng (%) < 8 8 - 15 > 15 - 25 > 25 - 45 > 45 - Batuan permukaan (%) < 3 3 - 15 > 15 - 40 Td > 40
- Singkapan Batuan (%) < 2 2 - 10 > 10 – 25 > 25 - 40 > 40
7. Tingkat Bahaya Erosi ( e ) SR R S B SB
8. Bahaya Banjir( b ) F0 F1 F2 F3 F4
(Sumber : Djaenudin dkk, 1994 : 15)
Keterangan:
Td : Tidak Berlaku
S : Pasir
Str C : Liat Berstruktur
Si : Debu
Liat Masif : Liat dari tipe 2 : 1 (Vertisol)
L : Lempung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
9. Karet
Tanaman karet (Havea brasiliensis) adalah tanaman perkebunan
tahunan berupa pohon batang lurus. tanaman karet pertama kali hanya tumbuh di
Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry
Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang
ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan
sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai
dicoba dibudidayakan pada tahun 1876.
Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor.
Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia
didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari setengah
karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet
alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi
beberapa industri termasuk otomotif dan militer. Klasifikasi botani tanaman karet
adalah sebagai berikut:
- Divisi : Spermatophyta
- Sub divisi : Angiospermae
- Kelas : Dicotyledonae
- Keluarga : Euphorbiaceae
- Genus : Hevea
- Spesies : Hevea brasiliensis.
Hasil sampingan dari tanaman karet adalah kayu karet yang dapat berasal
dari kegiatan rehabilitasi kebun atau peremajaan kebun karet tua yang sudah tidak
menghasilkan lateks lagi. Umumnya kayu karet yang diperjualbelikan adalah dari
peremajaan kebun karet tua yang diganti dengan tanaman karet muda. Kayu karet
dapat dipergunakan sebagai kayu bahan bangunan rumah, kayu api, arang,
ataupun kayu gergajian untuk alat rumah tangga. Getah karet yang disadap dari
batang diolah menjadi karet dalam bentuk krep, sit yang diasap dan lateks pekat
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropik. Daerah pertanaman yang
utama di Indonesia adalah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Curah hujan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
tahunan yang cocok untuk pertumbuhan tanaman karet tidak kurang dari 2000
mm, optimal antara 2500-4000 mm/tahun, yang terbagi dalam 100-150 hari hujan.
Pembagian hujan dan waktu jatuhnya hujan rata-rata setahunnya mempengaruhi
produksi. Daerah yang sering mengalami hujan pada pagi hari produksinya akan
berkurang, karena lingkungan yang dengan ketersediaan air yang melimpah akan
menurunkan kadar karet kering dalam lateks (Setyamidjaja, 1993: 4).
Pemeliharaan tanaman karet dibagi menjadi dua bagian, yaitu
pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan Tanaman
Menghasilkan (TM). Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
meliputi pengendalian gulma, merangsang percabangan, pemupukan,
penyulaman, dan pengukuran lilit batang, sedangkan pemeliharaan Tanaman
Menghasilkan (TM) meliputi penyiangan, pemupukan, kerapatan tanaman dan
penjarangan
a. Lingkungan Tumbuh karet.
Berdasarkan pada Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Pusat Penelitian
Tanah Dan Agroklimat Bogor IPB, 1993 tentang syarat tumbuh tanaman,
maka persyaratan tumbuh tanaman Karet dapat dijelaskan pada Tabel 2.16.
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 2.16. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Karet. No Kualitas / karakteristik
Lahan
Kelas Kesesuaiaan Lahan
S1 S2 S3 N1 N2
1. Temperatur ( t )
- Rata-rata tahunan (0C) 26-30 > 30-34
24 - < 26
td
22-<24
> 34
< 22
2. Ketersediaan Air (w)
- Bulan Kering (<75 mm) 1-2 >2 - 4 Td > 4 , < 1
- Curah Hujan/ tahun (mm)
2500-3000 1200 – 1500 2000
- < 2500
>3500 – 4000 1500 - <2000
- < 4000 >1500
3. Media Perakaran ( r )
- Drainase Tanah
baik
Sedang, agak
terhambat
Agak cepat
Terhambat, cepat.
Sangat terhambat
Sangat
cepat
- Tekstur
-
SL,L,SCL,
SiL,SiCL
LS,SC,SiC
Str C
td
Krikil,
pasir
- Kedalaman efektif (cm) >100 75 – 100 50 - <75 - <50
4. Retensi Hara ( f )
- KTK ≥ sedang Rendah sangat rendah -
- pH tanah (permukaan) 4.5- 5,5 >5,5 - 6,5
4,0 – 4,5
6.5 - 7,5
3,5 - <4,0
7.5 – 8.5 >8,5
<3.5
5. Hara Tersedia ( n )
- N Total ≥ sedang rendah sangat rendah
- P2O5 ≥sedang Rendah sangat rendah
- K2O ≥ rendah sgt rendah sangat rendah
- C Organik >8 < 8
6. Terrain / Potensi
Mekanisasi
( s/m )
Lereng (%) < 5 8 – 15 > 15 - 25 > 25 - 45 > 45
Batuan permukaan (%) < 3 3 – 15 > 15 - 40 Td > 40
Singkapan Batuan (%) < 2 2 – 10 > 10 – 25 > 25 - 40 > 40
7. Tingkat Bahaya Erosi(e ) SR R S B SB
8. Bahaya Banjir ( b ) F0 F1 F2 F3 F4
(Sumber : Djaenudin dkk, 1994 : 15)
Keterangan:
Td : Tidak Berlaku
S : Pasir
Str C : Liat Berstruktur
Si : Debu
Liat Masif : Liat dari tipe 2 : 1 (Vertisol)
L : Lempung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
10. Produktivitas Tanaman
Produksi tanaman adalah puncak dari berbagai proses yang terjadi dalam
suatu siklus hidup tanaman. Setiap fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman
berpengaruh terhadap produksi. Produktivitas tanaman (yield) ditentukan oleh
kemampuan tanaman berfotosintesis dan pengalokasian sebagian besar hasil
fotosintesis ke bagian yang bernilai ekonomi. ( Jumin, 1991: 59)
Produktivitas merupakan hasil per satuan lahan, tenaga kerja, modal
(misal: ternak dan uang), waktu atau input lainnya (misal: uang tunai, energi, air,
dan unsur hara). Produktivitas tanaman merupakan hasil dari sebuah tanaman
produktif dalam satuan berat per satuan lahan. Pengukuran produktivitas dalam
usaha pertanian atau perkebunan menurut hasil total biomasa, hasil komponen-
komponen tertentu (misalnya gabah, jerami, dan kandungan protein), hasil
ekonomis atau keuntungan, hal-hal tersebut dipandang perlu untuk
memaksimalkan hasil pertanian atau perkebunan.
11. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang
secara topografik dibatasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang
jatuh pada daerah aliran tersebut akan ditampung oleh punggung gunung
tersebut dan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak,
1995: 4).
DAS secara yuridis formal tertuang dalam Peraturan Pemerintah No:
33 tahun 1970 tentang perencanaan hutan. Dalam Peraturan Pemerintah
tersebut DAS dibatasi sebagai suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifanya
sedemikian rupa sehingga suatu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya
yang melalui daerah tersebut dalam fungsi untuk menampung air yang berasal
dari curah hujan dan sumber air lainnya, penyimpanan serta pengalirannya
dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam sekelilingnya demi
keseimbangan daerah tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dalam DAS terdapat ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terdiri atas komponen yang saling berintegrasi sehingga
membentuk suatu kesatuan (Asdak, 1995: 10). Komponen yang dimaksud
adalah komponen biotik dan abiotik. Setiap komponen tersebut tidak dapat
berdiri sendiri, sehingga aktifitas suatu komponen ekosistem akan selalu
memberikan pengaruh pada komponen ekosistem lainnya. Manusia merupakan
salah satu ekosistem biotik yang penting dan dinamis. Dalam menjalankan
aktifitasnya sering mangakibatkan dampak pada salah satu komponen
lingkungan dan untuk kemudian mempengaruhi ekosistem secara berurutan.
12. Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang berbasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-
informasi geografis (Aronoff, 1989 dalam Prahasta, 2002: 55).
Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan
untukmemasukkandata(capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan
dengan posisi-posisi di permukaan bumi. (Prahasta, 2002: 54).
SIG dibutuhkan untuk menangani data spasial yang sangat sulit,
terutama dikarenakan peta dan data statistik cepat mengalami kadaluarsa
sehingga tidak ada pelayanan penyedia data. Hal ini berakibat informasi yang
diberikan menjadi tidak akurat. Berikut keistimewaan analisa melalui Sistem
Informasi Geografis:
a. Analisa Proximity
Analisa proximity merupakan analisa geografis yang berbasis jarak
antar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang
disebut buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak
tertentu untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Analisa Overlay
Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda
disebut dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer
yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual.
Layer yang dibutuhkan dapat hanya terdiri dari dua peta atau lebih, hal ini
tergantung pada tujuan penggunaan peta.
Perbandingan kemampuan analisis menggunakan SIG dengan
pengerjaan secara manual dapat dilihat pada Tabel 2.17 sebagai berikut.
Tabel 2.17. Perbandingan Kemampuan Analisis Menggunakan SIG dengan
Pengerjaan Secara Manual
Peta SIG Pekerjaan Manual
Penyimpanan Database Digital Baku
dan terpadu
Skala dan standar berbeda
Pemanggilan
kembali
Sistematik Mahal dan memakan waktu
Analisa Overlay Sangat cepat Memakan waktu dan tenaga
Analisa Spasial Mudah Rumit
Penayangan Murah dan cepat Mahal
(Sumber: Prahasta, 2002: 58)
Software yang digunakan Sistem Informasi Geografis adalah
Raster 2 Vector (R2V), Arc Info dan Arc View Seri 3.3. Ketiga aplikasi
Software tersebut bekerja secara urut dan sistematis dalam pengolahan data
spasial.
Sistem Informasi Geografis berperan sebagai alat untuk
menganalisis data yang telah dikumpulkan yang akan dihasilkan (Output)
yang berupa peta–peta tematik sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis
yang digunakan adalah fungsi klasifikasi penumpangsusunan (overlay).
Pada tahap awal analisis overlay untuk memproduksi peta tematik berupa
peta satuan lahan yang dijadikan sebagai peta tentatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Probowati Sulistyani, dkk (2006)
Dalam penelitian yang berjudul “ Kesesuaian Lahan Tanaman Kakao
di Lahan Perkebunan Karet”
Metode yang digunakan metode survey detail dan teknik analisis data
mengunakan teknik matching.
Hasil penelitian diantaranya :
a. Kesesuaian lahan aktual di lokasi penelitian adalah S3f (76,50 Ha), yaitu
kesesuaian lahan kurang sesuai dengan faktor pembatas retensi unsur hara
(f) dan S3f,n (177,48 Ha),yaitu kurang sesuai dengan factor pembatas
retensi unsur hara (f) dan faktor ketersediaan unsure hara (n).
b. Kesesuaian lahan potensial di lokasi penelitian adalah S2w (143,64Ha)
yaitu kesesuaian lahan kurang sesuai dengan faktor pembatas curah hujan
(w) dan S2w,r (110,34Ha) yaitu kelas kesesuaian lahan dengan 2 faktor
pembatas yaitu curah hujan (w) dan media perakaran (r) yaitu tekstur tanah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Endah Purwani (2007)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan
untuk Tanaman Sengon dan Kacang Tanah Daerah Aliran Sungai Samin
Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah”.
Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif
dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan teknik
analisis data dengan menggunakan teknik matching.
Hasil penelitian adalah:
a. Kualitas dan karakteristik lahan di daerah penelitian sebagai berikut :
Temperature berkisar 25,690C-7,08
0C, selama satu tahun terdapat
rata-rata 5 bulan kering, rata-rata curah hujan 2006,275 mm, keadaaan
drainase terhambat hingga cepat,tekstur tanah relative homogen yaitu
bertekstur halus, kedalaman efektif antara 10-200cm, KTK sebesar 16-34.2
me%, pH antara 5.5-7.0, Ntotal antara 0.1 – 0.59%, P2O5 10,15 – 26.53 ppm,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
K2O antara 0.12 – 0.90 me/100 gram, tingkat bahaya erosi mulai sangat
ringat ringan hingga sangat berat dan bahaya banjir yang terjadi sedang
hingga tanpa banjir.
b. Kesesuaian aktual untuk tanaman sengon dan kacang tanah, sebagai
berikut:
1) Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman sengon. Kelas
– kelas tersebut :
a) S3 (3,22%) dengan subkelas kesesuaian S3r (2,75 %), S3r,e (0,05%)
dan S3r,s/m (0,42%).
b) N1 (10,30%) dengan sub kelas kesesuaian N1 (9,74%), N1r,s/m
(0,23%) dan N1 s/m (0,34%).
c) N2 (62,97%) dengan sub kelas kesesuaian lahan N2r(10,09%, N2t
(3,49%), N2r,s/m,e (0,1%), N2t,r (0,36%), N2r,s/m (1,65%), N2r,e
(1,03%), N2e (0,69%), N2t,s/m,e (2,22%), N2t,w (2,45%), N2s/m
(1,23%), N2t,w,r (0,95%), N2t,r,e (0.21%), N2t,r,e (0,21%), N2t,s/m
(0,67%), N2w (23,91%) dan N2 s/m,e (0,14%).
2) Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan atual untuk tanaman kacang tanah.
Kelas – kelas tersebut antara lain :
a) S3(49,69%), dengan subkelas kesesuaian S3r(10,18%), S3r,n
(36,22%), S3r,n,s/m(1,78%), S3r,s/m 0,18%), S3r,s/m,e(0,05%),
S3t,n(0,95%), S3t,r (0,19%) dan S3t,r,s/m,e (,14%).
b) N1 (4,50%) dengan sub kelas kesesuaian N1s/m (4,50%).
c) N2 (22,30%) dengan sub kelas kesesuaian N2r (3,28%), N2r,n,s/m
(2,70%), N2r,s/m (5,99%), N2s/m,e (2,21%), N2t(1,58%), N2t,r,s/m
(2,08%) dan N2t,s/m,e (2,54%).
c. Kesesuaian lahan potensial dengan tingkat pengelolaan sedang untuk
tanaman sengon dan kacang tanah, sebagai berikut :
1) Kesesuaiaan lahan potensial pada tingkat pengelolaan sedang untuk
tanaman sengon dan kacang tanah dapat dilakukan oleh para petani
menengah dengan biaya sedang dan teknik pertanian sedang pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2) Usaha perbaikan yang dapat dilakukan meliputi :
a) Sengon
Usaha perbaikan pada faktor pembatas ketersediaan air dengan
perbaikan pada sistem irigasi dan pada faktor pembatas tingkat
bahaya erosi dengan pembuatan teras, penanaman sengon sejajar
kontur dan penanaman tanaman penutup tanah.
b) Kacang Tanah
Usaha perbaikan pada faktor pembatas media perakaran dengan
pembuatan saluran drainase, faktor pembatas ketersediaan hara
dengan usaha perbaikan melalui pemberian pupuk yang disesuaikan
untuk tanaman dan pada faktor pembatas tingkat bahaya erosi usaha
perbaikan yang dapat dilakukan melalui pengurangan terhadap laju
erosi dengan pembuatan teras serta penanaman sejajar kontur.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Abidin Dwi Sulistyo. (2010).
Dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi kesesuaian lahan dan
produktivitas lahan untuk tanaman jagung di DAS Grindulu Hulu Kabupaten
Pacitan dan Ponorogo Tahun 2009 ”.
Tujuan dari penelitian adalah Mengetahui tingkat subkelas kesesuaian
lahan untuk tanaman jagung di DAS Grindulu hulu. Mengetahui produktivitas
tanaman jagung pada lahan jagung di setiap subkelas kesesuaian lahan yang
ada di DAS Grindulu hulu
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif spasial dengan
teknik pengambilan sampel secara area sampling dan metode analisis data
menggunakan matching.
Hasil penelitian :
a. Terdapat 5 subkelas kesesuaian lahan yaitu subkelas kesesuaian lahan S3
s/m (sesuai marginal) dengan luas 282.81 ha (3.37%), subkelas kesesuaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
lahan S1 r,s/m (cukup sesuai) dengan luas 164.27 Ha (1.96%), subkelas
kesesuaiaan lahan N1s/m (tidak sesuai saat ini) dengan luas 6.72 Ha
(0,08%) subkelas kesesuaian lahan N2r (tidak sesuai permanen) dengan
luas 667,8 Ha (7.96%), Subkelas kesesuaian lahan N2r,s/m (tidak sesuai
permanen) dengan luas 690.56 Ha (8,23%) dari luas seluruh daerah
penelitian
b. Produktivitas tanaman jagung tertinggi terdapat pada subkelas S3 s/m
yaitu sebesar 9.36 ton/ha sekali panen dengan rata-rata produksi jagung
sekali panen 2.34 ton sekali panen. Produktivitas tanaman jagung
terendah terdapat pada subkelas N2r,s/m yaitu sebesar 2.46 ton/ha sekali
panen dengan rata-rata produksi jagung sekali panen sebesar 1.96 ton.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peneliti Dwi Probowati Sulistyani,
dkk (2006) Diana Endah Purwani Tahun
(2007)
Abidin Dwi Sulistyo (2010) Eri Setiawan (2011)
Judul
Kesesuaian Lahan Tanaman
Kakao di Lahan Perkebunan
Karet
(Jurnal Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya,
Sumatera Selatan tahun
2006)
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk
Tanaman Sengon dan Kacang
Tanah Daerah Aliaran Sungai
Samin Kabupaten Karanganyar
dan Sukoharjo Propinsi Jawa
Tengah (Skripsi FKIP UNS, Surakarta
tahun 2007)
Evaluasi Kesesesuaian Lahan dan
Produktivitas Lahan untuk
Tanaman Jagung di DAS Grindulu
Hulu Kabupaten Pacitan dan
Ponorogo Tahun 2009 (Skripsi FKIP UNS, Surakarta
tahun 2010)
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk
Tanaman Kopi dan Karet Daerah
Aliran Sungai Jambangan Kabupaten
Karanganyar Tahun 2011
(Skripsi FKIP UNS, Surakarta tahun
2012)
Tujuan Untuk memperoleh data dan
informasi dan kimia tanah
aktual di lahan perkebunan
karet serta melakukan
penilaian kesesuaian lahan
untuk tanaman kakao.
Untuk mengetahui kualitas dan
karakteristik lahan DAS Samin
Menentukan tingkat kesesuaian
lahan aktual untuk tanaman
sengon dan kacang tanah di DAS
Samin
Menetukan tingkat kesesuaian
lahan potensial untuk tanaman
sengon dan kacang tanah di DAS
Samin.
Mengetahui tingkat subkelas
kesesuaian lahan untuk tanaman
jagung di DAS Grindulu hulu .
Mengetahui produktivitas tanaman
jagung pada lahan jagung di setiap
subkelas kesesuaian lahan yang
ada di DAS Grindulu hulu
Mengetahui tingkat kesesuaian lahan
aktual untuk tanaman kopi dan karet di
Daerah Aliran Sungai Jambangan.
Mengetahui tingkat kesesuaian lahan
potensial untuk tanaman kopi dan karet
di Daerah Aliran Sungai Jambangan.
Mengetahui produktivitas kopi dan
karet di Daerah Aliran Sungai
Jambangan
Metode
penelitian
Metode yang digunakan
metode survey detail dan
teknik analisis data
menggunakan teknik
matching.
Metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah
deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel secara
purposive sampling dan teknik
analisis data dengan
menggunakan teknik matching
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian adalah Metode
yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian deskriptif
spasial dengan tknik pengambilan
sampel secara area sampling dan
metode analisis data menggunakan
matching.
Metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah deskriptif
dengan teknik pengambilan sampel
secara purposive sampling dan teknik
analisis data dengan menggunakan
teknik matching
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Hasil penelitian
Kesesuaian lahan aktual di
lokasi penelitian adalah
S3f(76,50 Ha), yaitu
kesesuaian lahan kurang
sesuai dengan faktor
pembatas retensi unsur hara
(f) dan S3f,n (177,48
Ha),yaitu kurang sesuai
dengan factor pembatas
retensi unsur hara (f) dan
faktor ketersediaan unsure
hara (n).
Kesesuaian lahan potensial
di lokasi penelitian adalah
S2w (143,64Ha) yaitu
kesesuaian lahan kurang
sesuai dengan faktor
pembatas curah hujan (w)
dan S2w,r (110,34Ha) yaitu
kelas kesesuaian lahan
dengan 2 faktor pembatas
yaitu curah hujan (w) dan
media perakaran (r) yaitu
tekstur tanah
Kualitas dan karakteristik lahan di
daerah penelitian sebagai berikut : Temperature berkisar 25.69 0C-
7.080C, selama satu tahun
terdapat rata-rata 5 bulan kering,
rata-rata curah hujan 2006.275
mm, keadaaan drainase terhambat
hingga cepat,tekstur tanah relative
homogen yaitu bertekstur halus,
kedalaman efektif antara 10-
200cm, KTK sebesar 16-34.2
me%, pH antara 5.5-7.0, Ntotal
antara 0.1 – 0.59%, P2O5 10,15 –
26.53 ppm, K2O antara 0.12 –
0.90 me/100 gram, tingkat bahaya
erosi mulai sangat ringat ringan
hingga sangat berat dan bahaya
banjir yang terjadi sedang hingga
tanpa banjir.
Kesesuaiaan aktual untuk
tanaman sengon dan kacang
tanah, sebagai berikut : Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan
actual untuk tanaman sengon.
Kelas –kelas tersebut : S3 (3,22%) N1 (10,30%) dan N2
(62,97%) Terdapat 3 kelas
kesesuaian lahan actual untuk
tanaman kacang tanah. Kelas –
kelas tersebut antara lain : S3 (49,69%), N1 (4,50%) dan N2
(22,30%)
Terdapat 5 subkelas kesesuaian
lahan yaitu subkelas kesesuaian
lahan S3 s/m (sesuai marginal)
dengan luas 282.81 ha (3.37%),
subkelas kesesuaian lahan S1 r,s/m
(cukup sesuai) dengan luas 164.27
Ha (1.96%), subkelas kesesuaiaan
lahan N1s/m (tidak sesuai saat ini)
dengan luas 6.72 Ha (0.08%)
subkelas kesesuaian lahan N2 r
(tidak sesuai permanen) dengan
luas 667.8 Ha (7.96%), Subkelas
kesesuaian lahan N2r,s/m (tidak
sesuai permanen) dengan luas
690.56 Ha (8.23%) dari luas
seluruh daerah penelitian
Produktivitas tanaman jagung
tertinggi terdapat pada subkelas S3
s/m yaitu sebesar 9.36 ton/ha
sekali panen dengan rata-rata
produksi jagung sekali panen 2.34
ton sekali panen. Sedangkan
produktivitas tanaman jagung
terendah terdapat pada subkelas
N2 r,s/m yaitu sebesar 2.46 ton/ha
sekali panen dengan rata-rata
produksi jagung sekali panen
sebesar 1.96 ton.
Terdapat 9 subkelas aktual untuk
tanaman kopi antara lain :
S2w,r,f,n,s/m,e (0,51%), S3 n (7,59%),
S3 r,n (5,24%), N1r (12,84%),N1 r,s/m
(14,99%),N1r,e(1,63%),N2r(9,59%),N
2s/m(12,45%),N2s/m,e(0,9%). Terdapat 12 subkelas Kesesuaian
Lahan Aktual untuk Tanaman Karet
antara lain : S3w,n (12,47%), S3w,r,n
(8,61%),S3t,w,n (0,84%),N1r (7,70%),
N1r,e(1,63%),N1r,s/m(20,77%),N2s/m
(0,66%),N2w(19,79%),N2s/m,e(0,90),
N2w,r(2,51%),N2w,s/m(10,46%),
N2w,r,s/m (4,90%). Kesesuaian Lahan Potensial untuk
Tanaman Kopi 1)Tingkat Pengelolaan Sedang :
terdapat 8 subkelas kesesuaian lahan
antaralain:S2r,s/m;S2w,r,f,n;S2w,r,f,n,
s/m;S3r,n;S3r,s/m;S3r,n,s/m; S3r,s/m,e
dan N1s/m 2)TingkatPengelolaan Tinggi : terdapat
9 subkelas kesesuaian lahan antara
lain: S2s/m; S2w,r,f,n; S2w,r,f,n,s/m;
S3s/m; S3r,n; S3n,s/m; S3r,s/m; N1s/m
dan N1r,s/m. Kesesuaian Lahan Potensial untuk
Tanaman Karet Tingkat Pengelolaan
Sedang: terdapat 7 subkelas kesesuaian
lahan antara lain: S2t,w,n; S3r; S3t;
S3w,r,n; S3t,w,r,n,s/m,e; N1s/m dan
N1r,s/m. 2)Tingkat Pengelolaan Tinggi :
terdapat 6 subkelas kesesuaian lahan
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
antara lain : S2 t, n; S2w,r,n,s/m; S3t;
S3w,r,n; S3t,w,n,s/m dan N1s/m. 3.Produktivitas Tanaman Kopi dan
Karet : a.Produktivitas Tanaman Kopi:
Produktivitas tanaman kopi tertinggi
terdapat pada subkelas kesesuaian
lahan N1r,s/m dengan produktivitas
sebesar 896Kg/Ha/tahun. Produktivitas
tanaman kopi terendah terdapat
subkelas N2s/m dengan produktivitas
sebesar 47 kg/Ha/tahun.
b.Produktivitas Tanaman Karet :
Produktivitas tanaman karet tertinggi
terdapat pada subkelas kesesuaian
lahan S3w,n dengan produktivitas
sebesar 2137 kg/ha/tahun.Produktivitas
tanaman karet terendah terdapat pada
subkelas kesesuaian lahan N2w,s/m
dengan produktivitas sebesar 1618
kg/ha/tahun
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
C. Kerangka Pemikiran
Tanaman Kopi merupakan tanaman tahunan yang ditanam di DAS
Jambangan terutama pada bagian hulu DAS. Tanaman kopi yang ditanam pada
lokasi penelitian karena kurang memberikan hasil yang maksimal kemudian
diganti dengan tanaman karet. Karena adanya pergantian tanaman tersebut peneliti
mengkaji evaluasi kesesuaian lahan antara tanaman kopi dan tanaman karet.
Dengan melakukan evaluasi kesesuaiaan lahan tersebut akan memberikan
informasi kualitas fisik lahan secara keruangan dalam bentuk peta kesesuaian
lahan untuk dapat membandingkan tingkat kesesuaian lahan antara tanaman kopi
dan karet.
Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan dua tahapan yaitu:
Tahap pertama dengan melakukan analisis kondisi lahan secara kualitatif.
Klasifikasi secara kualitatif lahan diperoleh dari tingkat kesesuaian lahan dengan
cara membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan
dengan sifat sumberdaya pada lahan tersebut. Dalam kegiatan evaluasi lahan
selalu memperhatikan kualitas dan karakteristik lahan. Kualitas dan karakteristik
lahan digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan dengan dikaitkan
dengan syarat tumbuh tanaman kopi dan karet sehingga dapat diketahui lahan
tersebut sesuai atau tidak sesuai sebagai media tanaman kopi dan karet. Dalam
penelitian ini satuan lahan merupakan satuan analisis yang digunakan untuk
mengetahui kualitas dan kesesuian lahan.
Tahap kedua adalah analisis kondisi lahan secara kuantitatif. Klasifikasi
kuantitatif lahan diperoleh dari tingkat produktivitas lahan yang difokuskan pada
produktivitas tanaman kopi dan karet dengan indikator hasil komoditas tanaman
karet dalam satuan kg per hektar per tahun.
Dari kedua tahapan tersebut dapat diperoleh informasi tentang kesesuaian
baik secara kualitatif dan kuantitatif. Aspek sosial-ekonomi mempunyai peranan
penting untuk mengetahui lahan tersebut sesuai untuk dikembangkan Analisa
sosial-ekonomi ini nantinya digunakan sebagai masukan dari hasil kajian secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
fisik manakah tanaman kopi atau karet yang layak dikembangkan di Daerah
Aliran Sungai Jambangan. Hasil akhir dari penelitian ini berupa peta kesesuaian
lahan khusus untuk tanaman kopi dan karet di DAS Jambangan. Klasifikasi lahan
kualitatif pada penelitian ini menggunakan data pendukung evaluasi kesesuaian
lahan yaitu data produktivitas tanaman kopi maupun karet dibandingkan keduanya
untuk menyatarakan produktivitas ini digunakan penyataraan rupiah dengan
mengkalikan jumlah produktivitas tanaman dengan harga jual dari kedua tanaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Secara sistematis kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 4 berikut ini.
Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran
Tanaman kopi Tanaman Karet
Konversi Tanaman
Evaluasi Kesesuaian
Lahan
Tanaman Kopi
Produktivitas
Tanaman Karet
Produktivitas
Tanaman Kopi
Analisis Sosial Ekonomi
Evaluasi Kesesuaian
Lahan Aktual dan
Potensial untuk
Tanaman Karet
Evaluasi Kesesuaian
Lahan Aktual dan
Potensial untuk
Tanaman Kopi
Klasifikasi Lahan Secara Kualitatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Jambangan secara
astronomis berdasarkan pada Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25.000
Tahun 2001, yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (Bakosurtanal) berada diantara 70
31’ 08.4” LS – 70 36’ 03.3” LS dan
1100 59’ 56.4” BT – 111
0 05’ 13.2” BT. Letak DAS Jambangan dengan sistem
koordinat UTM berada pada 9168876 mU – 9159821mU dan 499890 mT –
509596 mT.
Secara Administratif DAS Jambangan berada di Kabupaten Karanganyar
Propinsi Jawa Tengah meliputi tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Mojogedang,
Kecamatan Kerjo dan Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Propinsi
Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari tahap persiapan, tahap
pelaksanaan penelitian, tahap penulisan hasil penelitian dan tahap penyajian hasil
penelitian. Perincian tahap-tahap dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Tahap persiapan dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan proposal
disetujui yaitu dari bulan Agustus 2011.
b. Tahap penyusunan instrumen penelitian dilakukan bulan September 2011.
c. Tahap pelaksanaan penelitian lapangan dimulai dari bulan Nopember 2011.
d. Tahap analisis data dan penulisan hasil penelitian dimulai dari Bulan Januari
- Nopember 2012.
e. Tahapan penyajian hasil penelitian dilakukan bulan Desember 2012.
Tahapan perincian waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.berikut:
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 3.1. Waktu Penelitian
No Kegiatan
Waktu Penelitian
Tahun 2011 Tahun 2012
Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1. Penyusunan
Proposal
2. Penyusunan Instrumen
Penelitian
3. Pengumpulan
Data
4. Analisis
Data
5. Penulisan Laporan
Penelitian
6. Pelaporan Hasil
Penelitian
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
B. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan deskriptif
kualitatif yakni penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah
atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada,
walaupun kadang-kadang memberikan interpretasi atau analisis (Tika, 1997: 6).
Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan penelitian ini termasuk dalam
metode survai. Survei adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam
waktu yang bersamaan (Tika, 1997: 9).
C. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 2006: 130).
Dalam setiap penelitian populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah
yang akan dikaji. Sejalan dengan dasar pemikiran tersebut, maka yang dijadikan
populasi dalam penelitian ini adalah semua satuan lahan, Satuan lahan DAS
Jambangan dibuat dengan menumpangsusunkan (overlay) peta penggunaan lahan,
peta lereng, peta jenis batuan dan peta tanah. Hasil dari overlay diperoleh
sebanyak 22 satuan lahan.
Populasi untuk responden wawancara dalam penelitian ini adalah semua
sinder afdeling (kepala kebun) PT.Perkebunan Nusantara IX Batujamus yang
masuk wilayah DAS Jambangan sebanyak 3 Sinder meliputi Afdeling Jamus,
Afdeling Karanggadungan, Afdeling Mojogedang.
D. Sampel
Sampel adalah sebagian dari obyek atau individu-individu yang mewakili
suatu populasi (Tika, 1997: 33) Sampel dalam penelitian diambil dengan
purposive sampling. Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu
yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada
dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat
yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk
pengambilan sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1. Sampel Satuan lahan
Pengambilan sampel tanah pada penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, yaitu sampel dipilih secara cermat dengan mengambil
orang atau objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri spesifik
(Tika, 1997: 53). Sampel yang dipilih mempunyai ciri-ciri yang dianggap
cukup mewakili. Teknik pengambilan sampel tersebut dipilih selain sudah
dapat mewakili populasi yang ada, karena adanya keterbatasan tenaga, waktu,
biaya, dan pengetahuan yang dimiliki. Sampel yang diambil sebanyak 22 buah
yang tersebar di seluruh daerah penelitian.
Sampel tanah yang sudah diambil tidak semuanya dilakukan
pengukuran dan pengamatan di Laboratorium. Setelah dilakukan penyortian
tanah sampel yang tanah yang diteliti di laboratorium sebanyak 9 buah sampel
tanah yang merupakan wakil dari kelompok penyortiran. Analisis hasil
laboratorium masing-masing satuan lahan disesuaikan dari kelompok
penyortiran tanah. Dari 22 satuan lahan tersebut terdapat 6 satuan lahan yang
tidak dianalisis lebih lanjut yaitu satuan lahan dengan penggunaan lahan
permukiman karena tidak memungkinkan untuk dilakukan konversi lahan
menjadi lahan tanaman kopi maupun karet sehingga keseluruhan sampel
dalam penelitian ini adalah 16 Satuan Lahan. Informasi titik sampel satuan
lahan daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.
2. Responden
Jumlah responden yang diwawancarai perlu dibatasi mengingat
keterbatasan waktu dan biaya. Data produktivitas tanaman karet diperoleh
dengan menggunakan sampel populasi sebanyak 3 orang sinder yang wilayah
kerjanya masuk dalam wilayah DAS Jambangan yaitu Afdeling Jamus,
Mojogedang dan Afdeling Karanggadungan. Data produktivitas tanaman kopi
responden yang diwawancarai hanya sinder kantor Afdeling Karanggadungan
karena tanaman kopi yang ditanam di DAS jambangan ditanam pada wilayah
kerja Afdeling Karanggadungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
E. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau
objek yang diteliti, atau ada hubunganya dengan yang diteliti (Tika, 1997: 67).
Data yang diperoleh dari pengamatan, pengukuran dan pengujian di lapangan
serta analisis di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 3.2 Berikut ini.
Tabel 3.2. Teknik Pengambilan Data
No. Teknik Pengambilan Data Data
1. Observasi Langsung 1. Drainase tanah
2. Batuan permukaan
3. Kedalaman efektif
4. Besar erosi
2. Wawancara 1. Bahaya banjir
2. Produksi kopi dan karet
3. Analisis Laboratorium 1. Tekstur
2. pH tanah
3. C Organik
4. K2O
5. KTK Tanah
6. N Total
7. P2O5
2. Data Sekunder
1) Data tanah yaitu macam tanah dan persebarannya diperoleh dari peta
tanah Kabupaten Karanganyar Skala 1:50.000 yang dikeluarkan oleh
Kantor BAPPEDA Kabupaten Karanganyar tahun 2006
2) Data jenis batuan diperoleh dari peta geologi lembar Ponorogo skala
1:100.000.
3) Data kemiringan lereng diperoleh dari analisis Peta Rupa Bumi
Indonesia 1408-622 lembar Karangpandan skala 1: 25.000 tahun 2001.
4) Data penggunaan lahan dan persebarannya diperoleh dari citra ikonos
tahun 2009.
5) Data curah hujan diperoleh dari Stasiun Meteorologi di Kabupaten
Karanganyar tahun 2001–2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
6) Data Monografi Penduduk didapat dari :
Kecamatan Dalam Angka Tahun 2010 yang meliputi :
Kecamatan Kerjo, Kecamatan Mojogedang dan Kecamatan Ngargoyoso
Kabupaten Karanganyar.
7) Data Tingkat Besar Erosi DAS Jambangan tahun 2011
8) Produksi tanaman kopi diperoleh dari Kantor Afdeling
Karanggadungan PTPN IX Batu Jamus Kabupaten Karanganyar
9) Produksi tanaman karet diperoleh dari Kantor Afdeling
Karanggadungan, Afdeling Jamus dan Afdeling Mojogedang PTPN IX
Batu Jamus Kabupaten Karanganyar
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Langsung
Observasi lapangan atau pengamatan langsung di lapangan adalah
observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau tempat
berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti
(Tika, 1997: 68). Alat bantu yang digunakan yaitu lembar check list untuk
mencatat hasil pengamatan dan kamera untuk mendokumentasi proses
pengamatan seperti pengambilan sampel tanah dan pendokumentasian
lingkungan sekitar titik pengamatan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya
jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian
(Tika, 1997: 75). Dalam pelaksanaan penelitian ini jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur adalah
wawancara yang dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi tentang produktivitas kopi dan
karet (dalam satuan kg/Ha/Tahun), serta data bahaya banjir. Pengumpulan
informasi tentang produktivitas kopi dan karet tidak memperhatikan biaya
produksi, pemupukan, pemilihan bibit dan varietas tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Adapun pedoman wawancara terstruktur pada penelitian ini terlampir
dapat dilihat pada lampiran 5.
3. Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium diperlukan untuk mengetahui sifat kimia dari sampel
tanah yang telah diambil dari lapangan. Sifat kimia yang perlu diukur dan
diketahui dalam evaluasi kesesuaian lahan antara lain KTK, N Total, P2O5, dan
K2O. Pengukuran Tekstur dan pH tanah juga dilakukan di laboratorium agar
hasilnya lebih akurat.
4. Analisis Dokumen
Analisis dokumen adalah teknik pengumpulan data dari sumber-sumber
resmi yang ada seperti dari peta serta catatan-catatan resmi. Analisis dokumen
dilakukan untuk memperoleh data mengenai, jenis tanah, jenis batuan,
penggunaan lahan, monografi penduduk, produktivitas kopi dan karet, curah
hujan, ketinggian tempat, serta data mengenai jumlah bulan kering dan bulan
basah daerah penelitian.
G. Validitas Data
Untuk mendapatkan data yang valid dalam pengumpulan data diperlukan
validitas data. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
sendiri untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
(Moleong, 1990: 178). Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a. Triangulasi data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara,
hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang
dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
b. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan
data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing penelitian bertindak Sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil
pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori
telah dijelaskan pada BAB II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya
data tersebut.
d. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat
wawancara dilakukan.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data agar lebih mudah
dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh
diorganisasikan dan dikategorikan untuk mengetahui tingkat subkelas kesesuaian
lahan aktual dan potensial untuk tanaman kopi, mengetahui tingkat subkelas
kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman karet dan mengetahui
produktivitas kopi dan karet di DAS Jambangan.
Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kesesuaiaan Lahan Aktual dan Potensial Tanaman Kopi
a. Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman Kopi
Untuk mengetahui subkelas kesesuaian aktual untuk tanaman kopi
digunakan cara manual yakni dengan mencocokkan (matching). Teknik
analisis matching dilakukan secara manual yaitu dengan mencocokkan
antara kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing satuan lahan
dengan persyaratan tumbuh tanaman kopi pada Tabel 2.15. Data kualitas dan
karakteristik lahan DAS Jambangan diperoleh dari berbagai hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pengumpulan data pada setiap satuan lahan. Adapun satuan lahan diperoleh
dari hasil tumpangsusun (overlay) peta pengguanaan lahan, peta kemiringan
lereng,peta tanah dan peta geologi. Teknik overlay dilakukan dengan
menggunakan system informasi geografi (SIG). dari proses mencocokkan
tersebut dapat diketahui kelas kesesuaian lahan daerah penelitian.
Berdasarkan pada hasil pencocokan, dapat diketahui faktor
pembatas terberat sebagai penentu, maka dihasilkan subkelas kesesuaiaan
lahan untuk tanaman kopi pada setiap satuan lahan di daerah penelitian.
Berikut contoh penyusunan dan cara pembacaan struktur klasifikasi
kesesuaiaan lahan menurut kerangka FAO (1976).
Dengan melihat faktor pembatas yang terberat sebagai penentu,
maka akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan actual untuk tanaman kopi
pada setiap satuan lahan di daerah penelitian dan dihasilkan peta kesesuaian
lahan aktual untuk tanaman kopi.
b. Kesesuaian Lahan Potensial Untuk Tanaman Kopi
Pemberian perlakuan pada faktor pembatas disetiap satuan lahan
pada tingkat kesesuiaan lahan aktual yang disesuaiakan dengan tingkat
pengelolaannya akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan potensial untuk
tanaman kopi. Adapun tingkatan pengelolaan dalam usaha perbaikan
N 2 r
Subkelas Tidak sesuai permanen
Faktor pembatas media perakaran (N2r)
Ordo Tidak sesuai (N)
Kelas Tidak sesuai permanen (N2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kualitas lahan aktual menjadi potensial antara lain tingkat pengelolaan
rendah,sedang dan tinggi. Dalam penelitian ini kesesuaiaan lahan potensial
hanya dikaji pada tingkat sedang dan tinggi.
2. Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial untuk Tanaman Karet
a. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet
Untuk menegetahui subkelas kesesuaian lahan aktual untuk
tanaman karet digunakan dengan cara manual yakni dengan mencocokkan
(matching) Teknik analisis matching dilakukan secara manual yaitu dengan
mencocokkan antara kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing
satuan lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman karet pada Tabel 2.16.
Hasilnya disajikan dalam Peta Kesesuaian Lahan Aktual Untuk Tanaman
Karet
b. Kesesuaian Lahan potensial untuk Tanaman Karet
Pemberian perlakuan pada faktor pembatas disetiap satuan lahan
pada tingkat kesesuiaan lahan aktual yang disesuaikan dengan tingkat
pengelolaannya akan diperoleh subkelas kesesuaian lahan potensial untuk
tanaman karet. Adapun tingkatan pengelolaan dalam usaha perbaikan
kualitas lahan aktual menjadi potensial antara lain tingkat pengelolaan
sedang dan tinggi. Dalam penelitian ini kesesuaiaan lahan potensial hanya
dikaji pada tingkat sedang dan tinggi.
Asumsi tingkat perbaikan lahan aktual menjadi potensial menurut
tingkat pengelolaannya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 untuk
jenis usaha perbaikan yang dapat dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 3.3.Asumsi Tingkat Perbaikan Kualitas Lahan Aktual untuk Menjadi
Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya.
No Kualitas dan Karakteristik
Lahan
Tingkat Penegelolaan
Rendah Sedang Tinggi
1. Rezim suhu (t) - - -
2. Ketersediaan air (w)
- Bulan kering - + ++
- Curah hujan - + ++
3. Media perakaran (r)
- Drainase - + ++
- Tekstur - - -
- Kedalaman efektif - - +
- Gambut : kematangan - - +
- Gambut : ketebalan - - +
4. Retensi hara (f)
- KTK - + ++
- pH - + ++
- C Organik - + ++
5. Ketersediaan hara
- N total + ++ +++
- P2O5 tersedia + ++ +++
- K2O dapat ditukar + ++ +++
6. Bahaya banjir
- Periode - + ++
- Frekuensi - + ++
7. Kegaraman - + ++
8. Toksisitas
Kejenuhan aluminium - + ++
Lapisan pirit - + ++
9. Kemudahan pengolahan - + ++
10. Terrain/potensi mekanisasi - - +
11. Bahaya erosi - + ++
( Sumber: Djaenudin dkk,1994 : 10)
Keterangan :
- Tidak dapat dilakukan perbaikan
+ Perbaikan dapat dilakukan dan akan dihasilkan kenaikan kelas satu
tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S2)
++ Kenaikan kelas dua tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S1)
+++ Kenaikan kelas tiga tingkat lebih tinggi (N1 menjadi S1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Table 3.4. Jenis Usaha Perbaikan Karakteristik/Kualitas Lahan Aktual (saat ini)
untuk Menjadi Potensial menurut Tingkat Pengelolaannya No Kualitas/karakteristik
lahan
Jenis usaha perbaikan Tingkat
pengelolaan
1. Rejim suhu
- Suhu rerata tahunan - Tidak dapat dilakukan perbaikan -
- Suhu rerata bulan terdingin - Tidak dapat dilakukan perbaikan -
- Suhu rerata bulan terpanas - Tidak dapat dilakukan perbaikan -
2. Ketersediaan air (w)
- Bulan kering - Sistem irigasi/pengairan Sedang, tinggi
- Curah hujan - Sistem irigasi/pengairan Sedang, tinggi
3. Media perakaran
- Drainase - Perbaikan sistem drainase, seperti pembuatan
saluran drainase
Sedang, tinggi
- Tekstur - Tidak dapat dilakukan perbaikan -
- Kedalaman efektif - Umumnya tidak dapat dilakukan perbaikan
kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkarnya saat pengolahan tanah
Tinggi
- Gambut - Pengaturan sistem drainase untuk mempercepat Tinggi
- (kematangan) - proses pematangan gambut.
- Gambut (ketebalan) - Dengan teknik pemadatan gambut serta teknik -
- penanaman serta pemilihan varietas
4. Retensi hara
- KTK - Pengapuran atau penambahan bahan organik Sedang, tinggi
- pH - pengapuran
5. Ketersediaan hara - Pengapuran
- N total - Pemupukan Rendah,
sedang, tinggi
- P205 tersedia - Pemupukan
- K2O dapat ditukar - Pemupukan
6. Bahaya banjir
- Periode frekuensi - Pembuatan tanggul penahan banjir serta Tinggi
- pembuatan saluran drainase untuk mempercepat
pengaturan air.
7. Kegaraman - Reklamasi Sedang, tinggi
8. Toksisitas
- Kejenuhan aluminium - Pengapuran Sedang, tinggi
9. Kemudahan pengolahan - Pengaturan kelembaban tanah untuk Sedang, tinggi
mempermudah pengolahan tanah.
10. Terrain/potensi mekanisasi - Tidak dapat dilakukan perbaikan -
11 Bahaya erosi - Usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras, Sedang, tinggi
penanaman sejajar kontur, penanaman penutup tanah.
( Sumber: Djaenudin dkk,1994 : 10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3. Produktivitas Tanaman Kopi dan Karet
Penghitungan produktivitas tanaman kopi dan karet merupakan tahap
kedua dari evaluasi lahan pada penelitian ini, yaitu evaluasi lahan secara
kuantitatif. Produktivitas tanaman kopi dan karet dapat dihitung menggunakan
rumus berikut :
(Sumber: Daniel, 2002: 121)
Produktivitas diperoleh dari pembagian produksi tanaman baik kopi
maupun karet dengan luas lahan Tanaman Menghasilkan (TM) selama satu
tahun. Satuan produktivitas yang diperoleh yaitu Kg/Ha/Tahun
Dalam penyetaraan produktivitas kopi dan karet dilakukan konversi
kedalam Rupiah (Rp) sehingga dikalikan masing-masing harga jual dari kopi
maupun karet sehingga satuan produktivitasnya Rp/Ha/Tahun. Setelah
dilakukan pengklasifikasian kelas produktivitas tanaman dengan klasifikasi
kelas produktivitas lahan pada Tabel 3.5 berikut:
No Kelas Produktivitas Satuan (kg/Ha) Gabah Kering Panen
1. Rendah < 3.600
2. Sedang 3.600 – 4.500
3 Tinggi >4.500
Sumber : Soekartawi (2003)
Satuan kelas klasifikasi menggunakan satuan GKP (Gabah Kering
Panen). untuk menyetarakan kedalam satuan GKP maka harus dikonversikan
dengan membagi hasil produktivitas dengan harga gabah kering panen yang
baku yaitu dengan menggunakan harga pembelian pemerintah daerah
setempat.
Produktivitas = Produksi (kg) selama 1 tahun
Luas lahan (Ha)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
I. Prosedur Penelitian
Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan bagi mahasiswa sebagai
bagian persyaratan pendidikan akademik, bertujuan melatih mahasiswa
menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan
dengan pendidikan bidang studi terutama pendidikan geografi. Dengan berdasar
pernyataan di atas, maka penelitian harus melalui prosedur yang sesuai, benar dan
sitematik.
Prosedur penelitian harus melewati beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, dilakukan pencarian referensi untuk menguatkan
penelitian. Kajian teoritik menggunakan kepustakaan/literatur yang relevan
dengan masalah dan observasi awal daerah penelitian, agar seluruh prosedur
penelitian yang nantinya akan dijalankan dapat berjalan sesuai dengan rencana
dan tepat waktu. Pengajuan judul penelitian yang disertai dengan alasan –
alasan dimaksudkan agar penelitian dapat ilmiah dan sesuai kaidah bidang
ilmu geografi.
2. Tahap Penyusunan Proposal
Penyusunan proposal dilakukan setelah ada penetapan pembimbingan.
Proposal ini dibuat menurut kaidah penulisan karya ilmiah.
3. Tahap Penyiapan dan Penyusunan Instrumen
Tahap ini adalahan kegiatan persiapan dan penyusunan instrumen yang
digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian dalam penelitian ini
diantaranya peta satuan lahan dan alat pendukung seperti kompas, Global
Positioning System (GPS), abney level, ring sampel tanah, kantong plastik,
karet gelang, palu geologi, meteran, skop, dan alat tulis serta instrumen
lainnya seperti data monografi, dan peta rupa bumi daerah penelitian.
Dokumentasi seperti foto-foto daerah penelitian digunakan untuk
menampilkan perbedaan–perbedaan kenampakan dari setiap pengunaan lahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data adalah tahap pengambilan sampel di
lapangan yang selanjutnya untuk dilakukan uji di laboratorium, selain itu
pengambilan informasi yang dapat diamati secara langsung yang dicatat dalam
lembar data cek lapangan per satuan lahan. Data hasil produktivitas kopi dan
karet diperoleh dari hasil wawancara dengan Sinder Kebun PT Perkebunan
Nusantara IX Batujamus yang dapat dilihat pada Lampiran 6.
5. Tahap Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk
yang mudah dibaca. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis mencocokkan (matching). Setiap satuan lahan dicocokkan
dengan persyaratan tumbuh tanaman kopi pada Tabel 2.15 dan karet pada
Tabel 2.16. Satuan lahan yang mempunyai penggunaan lahan berupa
permukiman dan sungai tidak dilakukan analisis.Tahap ini data yang diperoleh
dihitung, dianalisis dan diklasifikasikan untuk dapat menyimpulkan hasil dari
penelitian.
Untuk mempermudah penelitian, maka diperlukan pengambilan
sampel yang diharapkan dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Sampel
terbagi atas beberapa satuan lahan. Peta satuan lahan didapat berdasarkan hasil
tumpangsusun dari peta penggunan lahan, kemiringan lereng, peta tanah, dan
peta jenis batuan.
Memasukkan data tentang produktivitas kopi dan karet dengan
membandingkan dengan tingkat subkelas kesesuaian lahan pada satuan lahan
yang mempunyai penggunaan lahan yang berupa kebun. Sehingga dapat
diketahui tingkat subkelas kesesuaian lahan dengan informasi tambahan
berupa produksi kopi dan karet dengan satuan Rp/Ha/Tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
6. Penulisan Laporan Penelitian
Tahap akhir dari seluruh langkah–langkah di atas adalah penyusunan/
penulisan laporan penelitian. Dalam tahap ini hasil penelitian yang diperoleh
dilaporkan atau disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, gambar dan peta. Tahap-
tahap tersebut disajikan dalam bentuk skema yang dapat dilihat pada Gambar
3 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 5: Skema Alur Penelitian
Citra ikonos Google Earth
tahun 2009 Peta Geologi
Lembar Ponorogo
Skala 1:100.000
PetaTanah Kabupaten
Karanganyar
Skala 1:50.000
Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Karangpandan,
Skala 1:25.000
Peta Tanah
Skala 1: 40.000 Peta Jenis Batuan
Skala 1:40.000
Peta Lereng
Skala 1: 40.000
Peta Penggunaan Lahan
Skala 1 : 40.000
Overlay
Peta Satuan Lahan Tentatif
Skala 1: 40.000 Keterangan:
: Arah Penelitian
Cek Lapangan
: Hasil
: Proses
Peta Satuan Lahan
Skala 1: 40.000
Penentuan Titik Sampel
Kerja Lapangan Data Sekunder Data Primer
Analisis Laboratorium
Retensi hara (pH dan
KTK tanah)
Ketersediaan Hara
(P2O5; K2O; N total)
Tekstur tanah
Analisis dan
Klasifikasi
Data Curah Hujan
Data Penduduk
Data TBE
Data Produktivitas
tanaman kopi
Kualitas dan karakteristik lahan
Persyaratan Tumbuh
Tanaman Kopi dan
Karet
Matching
Kualitas dan karakteristik lahan
Produktivitas Kopi
dan Karet
Subkelas kesesuaiaan lahan
Peta Subkelas Kesesuaiaan Lahan Aktual
untuk Tanaman Kopi dan Karet
Perlakuan Perbaikan pada
Faktor Pembatas di
Tingkat Pengelolaan
Sedang dan Tinggi
Peta Subkelas Kesesuaiaan Lahan Potensial
untuk Tanaman Kopi dan Karet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian maka dapat
dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Evaluasi Kesesuaian lahan Aktual untuk Tanaman Kopi dan Karet, yaitu :
a. Kesesuian Lahan Aktual untuk Tanaman Kopi
Terdapat 4 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi antara lain :
Kelas cukup sesuai (S2) seluas 11,01 Ha (0,51 %), Kelas sesuai marginal
(S3) seluas 277,74 Ha (12,83%), Kelas tidak sesuai saat ini (N1) seluas
637,96 Ha (29,46%), Kelas tidak sesuai permanen (N2) seluas 391,25 Ha
(22,94%).
b. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Karet.
Terdapat 3 kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman karet antara lain:
Kelas sesuai marginal (S3) seluas 288,75 Ha (12,47%), Kelas tidak sesuai
saat ini (N1) seluas 728,55 Ha (30,10%), Kelas tidak sesuai permanen
(N2) seluas 772,79 Ha (39,22%).
2. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kopi dan Karet
a. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Kopi
1) Tingkat Pengelolaan Sedang : terdapat 8 subkelas kesesuaian lahan
antara lain: S2r,s/m; S2w,r,f,n; S2w,r,f,n,s/m; S3r,n; S3r,s/m;
S3r,n,s/m; S3r,s/m,e dan N1s/m
2) Tingkat Pengelolaan Tinggi : terdapat 9 subkelas kesesuaian lahan
antara lain: S2s/m; S2w,r,f,n; S2w,r,f,n,s/m; S3s/m; S3r,n; S3n,s/m;
S3 r,s/m; N1s/m dan N1r,s/m.
b. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Karet
1) Tingkat Pengelolaan Sedang : terdapat 7 subkelas kesesuaian lahan
antara lain : S2 t,w,n; S3r; S3t; S3w,r,n; S3t,w,r,n,s/m,e; N1s/m
dan N1r,s/m.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
2) Tingkat Pengelolaan Tinggi : terdapat 6 subkelas kesesuaian lahan
antara lain : S2 t,n; S2w,r,n,s/m; S3 t; S3w,r,n; S3t,w,n,s/m dan
N1s/m.
3. Produktivitas Tanaman Kopi dan Karet :
a. Produktivitas Tanaman Kopi: Produktivitas tanaman kopi tertinggi
terdapat pada subkelas kesesuaian lahan N1r,s/m dengan produktivitas
sebesar 896Kg/Ha/tahun. Produktivitas tanaman kopi terendah terdapat
subkelas N2s/m dengan produktivitas sebesar 47 kg/Ha/tahun.
b. Produktivitas Tanaman Karet: Produktivitas tanaman karet tertinggi
terdapat pada subkelas kesesuaian lahan S3w,n dengan produktivitas
sebesar 2137 kg/ha/tahun. Produktivitas tanaman karet terendah terdapat
pada subkelas kesesuaian lahan N2w,s/m dengan produktivitas sebesar
1618kg/ha/tahun
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman kopi dan karet di DAS Jambangan Kabupaten Karanganyar, maka
implikasi dari penelitian ini adalah sebagaiberikut :
1. Data kualitas dan karakteristik lahan dapat dimanfaatkan oleh pengelola
perkebunan maupun pemerintah daerah untuk menentukan jenis tanaman yang
cocok untuk dikembangkan dengan memperhatikan faktor pembatas yang ada
sehingga diketahui jenis perlakuan yang tepat pada lahan tersebut.
2. Hasil penelitian berupa peta satuan lahan dengan masing-masing subkelas
dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan lokasi penanaman yang
baik,dengan faktor penghambat yang menyertainya sehingga dapat
dimanfaatkan petani,pengelola perkebunan atau pemerintah untuk jenis
perlakuan yang akan diberikan pada lahan tersebut.
3. Data produktivitas tanaman kopi dan karet dapat digunakan untuk mengetahui
produktivitas tertinggi dan terendah daerah penelitian dengan karakteristik
lahan yang berbeda serta dapat menentukan keputusan dalam menentukan
tanaman yang paling cocok untuk dikembangkan di lokasi penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
4. Data Kesesuaian lahan dan produktivitas kedua tanaman dapat digunakan
sebagai bahan pembelajaran di sekolah tingkat menengah khususnya pada mata
pelajaran geografi dalam subpokok bahasan sumberdaya alam kelas XI
semester 1, sehingga diharapkan siswa mempunyai kemampuan memprediksi
persebaran sumberdaya alam dan pemanfaatanya berdasarkan prinsip
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta dapat memberi contoh
pemanfaatannya sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekofisien.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran yang dapat dikemukakan
adalah sebagai berikut :
1. Perkebunan karet yang sudah ada pada daerah penelitian, untuk kelas
kesesuaian lahan selain kelas tidak sesuai permanen (N2) dapat dilakukan
perbaikan kualitas lahan sesuai dengan kemampuan tingkat pengelolaan untuk
dapat meningkatkan hasil produktivitas tanaman.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan lahan perkebunan karet
dengan penanaman tanaman perkebunan lain secara bersamaan dalam suatu
lahan yang sama untuk dapat meningkatkan produktivitas.
Top Related