perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fareastia Septiani

NIM : K7108141

Jurusan/Program Studi : IP/PGSD

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN PEMAHAMAN

KONSEP BANGUN RUANG DALAM MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI NGANTI 1 TAHUN PELAJARAN

2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Fareastia Septiani

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG

DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE

GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGANTI I

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

FAREASTIA SEPTIANI

K7108141

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan

Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,

padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-

orang beriman.”

(Q.S. Al-Imron: 139)

“Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh

seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri.”

(Robert Collier)

“Kita mungkin akan kecewa jika gagal, tetapi kita telah gagal bila kita tidak

mencoba.”

(Baverly Sillus)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Puji Syukur Alhamdulillah atas Rahmad dan Hidayah Allah SWT

serta Sholawat salam penulis sampaikan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW atas selesainya skripsi ini

Seluruh keluarga besar saya yang telah memberikan banyak dukungan

dan motivasi

Teman-teman, para Dosen dan karyawan di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan S1 PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta

Almamaterku Universitas Sebelas Maret serta semua pihak yang ikut serta

dalam terselesainya skripsi ini

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Fareastia Septiani. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN

RUANG DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

NGANTI 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman

konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided

discovery pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tiandakan kelas (PTK). Penelitian

dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri

Nganti 1 Gemolong Sragen yang berjumlah 20 siswa. Sumber data berasal dari

guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah observasi, tes dan studi

dokumen. Validitas data menggunakan validitas isi. Analisis data menggunakan

teknik analisis interaktif, yang mencakup tiga langkah, yaitu: (1) reduksi data, (2)

penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode guided

discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam mata

pelajaran Matematika siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.

Peningkatan nilai rata-rata kelas pemahaman konsep bangun ruang, yaitu sebelum

tindakan nilai rata-rata 49 kemudian meningkat pada siklus I menjadi 61,75, dan

meningkat lagi menjadi 70,38 pada siklus II. Peningkatan presentase ketuntasan

klasikal pemahaman konsep bangun ruang dari pratindakan 30% atau 6 siswa,

kemudian pada siklus I presentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi

55% atau 11 siswa, dan meningkat lagi sebesar 85% atau 17 siswa pada siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode guided

discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam mata

pelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 tahun pelajaran

2011/2012.

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, metode guided discovery

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Fareastia Septiani. IMPROVING UNDERSTANDING OF GEOMETRY

CONCEPT IN MATHEMATICS USING GUIDED DISCOVERY MODEL

OF GRADE V STUDENTS OF SD NEGERI NGANTI 1 ACADEMIC YEAR

2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret

University Surakarta. June 2012.

The objective of this research is to improve grade V student’s

understanding of geometry concept in Mathematics of SD Negeri Nganti 1

academic year 2011/2012.

This research is a Classroom Action Research (CAR). The research was

handled in two cycles each of which consisted of planning, action, observation

and reflection. The subjects of the research were grade V students of SD Negeri

Nganti 1 Gemolong Sragen which consisted of 20 students. The source of data

came from teachers and students. The techniques of collecting data were

observation, tests and document study. Validity of the data was content validity.

Interactive analysis was used in data analysis which consisted of three steps,

namely (1) data reduction, (2) data display, and (3) conclusion drawing

The result of the research shows that the application of guided discovery

model can improve student’s understanding of geometry concept, from Cycle I

and Cycle II. The score improvement understanding of geometry concept was

shown as follow: the mean score was 49 before action. It improved to 61,75 in

Cycle I and it improved again to 70,38 in Cycle II. The percentage of student’s

passing grade of understanding of geometry concept before action was 30% or 6

students, then it improved to 55% or 11 students in Cycle I, and it improved to

85% or 17 students in Cycle II.

Based on the research, it can be concluded that guided discovery model

can improve grade V student’s understanding of geometry concept in

Mathematics Subject in SD Negeri Nganti 1 academic year 2011/2012.

Key Words: Concept-understanding, guided discovery method

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

yang berjudul “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN

RUANG DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

NGANTI 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari, terselesainya proposal ini tidak lepas

dari bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:

1. Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

dan IIlmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan

dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Karsono, S. Sn., M.Sn selaku dan dosen pembimbing II yang telah memberi

arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Sumarso, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Nganti I, Kecamatan

Gemolong, Kabupaten Sragen yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian di SD Negeri Nganti I, Kecamatan Gemolong,

Kabupaten Sragen

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Kimin selaku Guru Kelas V SD Negeri Nganti I Gemolong Sragen, yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

9. Bapak dan Ibu guru, beserta siswa kelas V SD Negeri Nganti I, Kecamatan

Gemolong, Kabupaten Sragen yang telah memberikan bantuan dan motivasi

kepada penulis.

10. Teman–teman mahasiswa S1 PGSD FKIP UNS yang telah memberikan

dukungan, semangat, dan kerjasama selama ini. Terimakasih atas

kebersamaannya yang tak terlupakan.

11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca agar hasil penelitian ini bisa lebih

bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, serta pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v

HALAMAN ABTRAK .......................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.......................................................... .................... 4

C. Pembatasan Masalah...................................... ....................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 7

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7

1.Hakikat Pemahaman Konsep Bangun Ruang .................................... 7

a. Pengertian Pemahaman Konsep ................................................ 7

b. Ruang Lingkup Matematika Sekolah Dasar ............................. 8

c. Bangun Ruang ......................................................................... 10

1) Pengertian Bangun Ruang............................................... .. 10

2) Macam-macam Bangun Ruang............. ............................ 11

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2.Hakikat Metode Guided Discovery .................................................. 16

a. Pengertian Metode Pembelajaran ............................................ 16

b. Pengertian Metode Guided Discovery .................................... 17

c. Karakteristik Metode Guided Discovery ................................. 19

d. Kelebihan Metode Guided Discovery ..................................... 20

e. Kelemahan Metode Guided Discovery ................................... 22

f. Langkah-langkah Metode Guided Discovery

dalam Pembelajaran Matematika ............................................ 24

B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 25

C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 27

D. Hipotesis Tindakan.............................................................................. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 30

1.Tempat Penelitian............................................................................. 30

2.Waktu Penelitian .............................................................................. 30

B. Subjek Penelitian ................................................................................. 30

C. Sumber Data ........................................................................................ 31

D. Teknik pengumpulan Data .................................................................. 31

E. Validitas Data ...................................................................................... 33

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 34

G. Indikator Kerja .................................................................................... 34

H. Prosedur Penelitian.............................................................................. 34

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 42

A. Deskripsi Pratindakan ......................................................................... 42

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus................................................. 43

1. Siklus I ............................................................................................ 43

a. Tahap Perancanaan Tindakan ................................................. 44

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................................. 47

c. Tahap Observasi ...................................................................... 49

d. Tahap Refleksi ....................................................................... 55

2. Siklus II ........................................................................................... 58

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Tahap Perancanaan Tindakan ................................................. 58

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan .................................................. 60

c. Tahap Observasi ...................................................................... 63

d. Tahap Refleksi ....................................................................... 68

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus .......................................... 69

1. Perbandingan Hasil Tes Pratindakan,

Siklus I, dan Siklus II .................................................................... 69

a. Perbandingan Hasil Nilai terhadap

Jumlah Siswa pada Tiap Siklus ................................................ 68

b. Perbandingan Hasil Tes melalui Nilai Klasikal

pada Tiap Siklus ....................................................................... 70

c. Perbandingan Hasil Tes melalui Perolehan

Ketuntasan Klasikal pada Tiap Siklus ...................................... 71

D. Pembahasan ........................................................................................ 73

1.Pratindakan ....................................................................................... 75

2. Siklus I ............................................................................................ 75

3.Siklus II ............................................................................................ 78

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................... 80

A. Simpulan ............................................................................................. 80

B. Implikasi .............................................................................................. 81

C. Saran ................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN .......................................................................................................... 87

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Pratindakan Konsep

Bangun Ruang dalam Mata Pelajaran Matematika

Kelas V SD Negeri Nganti 1 ............................................................. 42

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Siklus I Konsep Bangun

Ruang dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri

Nganti 1 .............................................................................................. 50

Tabel 4.3. Perkembangan Ketuntasan Hasil Tes Siswa Kelas V SD

Negeri Nganti 1 pada Pratindakan dan Siklus I ................................. 52

Tabel 4.4. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Siklus I ....................................... 53

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Siklus II Konsep Bangun

Ruang dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas V

SD Negeri Nganti 1...........................................................................63

Tabel 4.6. Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas V

pada siklus I dan II ............................................................................ 65

Tabel 4.7. Hasil Observasi Kemampuan Guru Siklus II......................................66

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Nilai terhadap

Jumlah Siswa pada Tiap Siklus .......................................................... 69

Tabel 4.9. Perbandingan Hasil Tes Melalui Nilai Klasikal Tiap Siklus.............. 70

Tabel 4.10. Perbandingan Nilai Evaluasi Siswa Melalui Ketuntasan

Klasikal Tiap Siklus ........................................................................... 71

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Penampang Kubus ......................................................................... 12

Gambar 2.2. Penampang Balok .......................................................................... 12

Gambar 2.3. Penampang Tabung ....................................................................... 13

Gambar 2.4. Penampang Prisma ........................................................................ 14

Gambar 2.5. Penampang Kerucut....................................................................... 15

Gambar 2.6. Penampang Limas ......................................................................... 16

Gambar 2.7. Penampang Bola ............................................................................ 16

Gambar 2.8. Skema Kerangka Berpikir Penelitian ............................................ 28

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .................................. 35

Gambar 4.1. Grafik Hasil Pretes Siswa Kelas V SD Negeri Nganti 1 ............... 43

Gambar 4.2. Grafik Hasil Tes Siklus I Siswa Kelas V

SD Negeri Nganti 1 ....................................................................... 51

Gambar 4.3. Grafik Perkembangan Hasil Tes pada Siswa Kelas V SD

Negeri Nganti 1 pada Saat Pratidakan dan Siklus I.......................51

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Ketuntasan Hasil Tes Siswa

Kelas V SD Negeri Nganti pada Pratindakan

dan Siklus I...................................................................................52

Gambar 4.5. Grafik Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas V SD

Negeri Nganti 1 ............................................................................. 64

Gambar 4.6. Grafik Perkembangan Hasil Tes pada

Siklus I dan Siklus II......................................................................64

Gambar 4.7. Grafik Perkembangan Ketuntasan Klasikal

Siswa Kelas V pada Siklus I dan II................................................65

Gambar 4.8. Grafik Perbandingan Jumlah Perolehan Hasil Tes

SiswaTiap Siklus......................................................................69

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Hasil Tes Siswa Melalui

Nilai Klasikal Tiap Siklus..............................................................70

Gambar 4.10a. Grafik Perolehan Ketuntasan Siswa Secara Klasikal

Pada Tiap Siklus ........................................................................... 71

Gambar 4.10b. Perbandingan Hasil Nilai Evaluasi Siswa

Berdasarkan Ketuntasan Klasikal Setiap Siklus...........................72

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Penelitian ........................................................................... 88

Lampiran 2. Silabus Kelas V ............................................................................. 89

Lampiran 3. Lembar Observasi Guru ............................................................... 91

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................... 95

Lampiran 5. Pedoman Pengamatan Perilaku Berkarakter ................................. 98

Lampiran 6. Lembar Pengamatan Perilaku Berkarakter.................................. 100

Lampiran 7. Pedoman Pengamatan Keterampilan Sosial ................................ 102

Lampiran 8. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial .................................. 104

Lampiran 9. Pedoman Pengamatan Aspek Psikomotor ................................... 106

Lampiran 10. Lembar Penilaian Psikomotor ..................................................... 107

Lampiran 11. Pedoman Wawancara Pratindakan untuk

Guru Kelas V SD Negeri Nganti 1 .............................................. 110

Lampiran 12. Kisi-kisi Soal Pretest Pratindakan ............................................... 113

Lampiran 13. Soal Pretest Pratindakan .............................................................. 114

Lampiran 14. Daftar Hadir Siswa Kelas V Pratindakan .................................... 118

Lampiran 15. Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep Bangun Ruang

Pratindakan .................................................................................. 119

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ......... 121

Lampiran 17. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I .............................. 133

Lampiran 18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ........ 136

Lampiran 19. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ............................. 146

Lampiran 20. Daftar Hadir Siswa Kelas V Siklus I .......................................... 150

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Lampiran 21. Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep

Bangun Ruang Siklus I .............................................................. 151

Lampiran 22. Rekapitulasi Nilai Observasi Guru Siklus I ................................ 152

Lampiran 23. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Siklus I ................................. 155

Lampiran 24. Rekapitulasi Nilai Pengamatan

Perilaku Berkarakter Siklus I ....................................................... 157

Lampiran 25. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Sosial Siklus I ......................... 159

Lampiran 26. Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Siklus I ............................. 161

Lampiran 27. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Pertemuan I .................................................................................. 164

Lampiran 28. Kisi-kisi Evaluasi Siklus II Pertemuan I ..................................... 176

Lampiran 29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II Pertemuan II .................................................................. 183

Lampiran 30. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II ............................ 195

Lampiran 31. Daftar Hadir Siswa Kelas V Siklus II ......................................... 202

Lampiran 32. Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep

Bangun Ruang Siklus II............................................................... 203

Lampiran 33. Rekapitulasi Nilai Observasi Guru Siklus II ............................... 204

Lampiran 34. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Siklus II ............................... 208

Lampiran 35. Rekapitulasi Nilai Pengamatan

Perilaku Berkarakter Siklus II ..................................................... 210

Lampiran 36. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Sosial

Siklus II ....................................................................................... 212

Lampiran 37. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Psikomotor Siklus II ............... 214

Lampiran 38. Foto Pelaksanaan Tindakan pada Siswa Kelas V

SD Negeri Nganti 1 ..................................................................... 216

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disiplin ilmu Matematika berperan penting dalam kehidupan sehari-hari.

Hampir tidak ada kegiatan yang tidak melibatkan Matematika. Mengingat

pentingnya Matematika dalam kehidupan, maka mata pelajaran Matematika wajib

diberikan kepada semua peserta didik pada setiap jenjang pendidikan. Mata

pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari

sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi

tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan mengelola dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,

tidak pasti, dan kompetitif. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dan

kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif di masa depan,

maka diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran

yang membuat siswa belajar dan menjadi bermakna.

Sebagai pengetahuan, Matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain

abstrak, dedukatif, konsisten, hierarkis, dan logis. Soedjadi (1999) menyatakan

bahwa keabstrakan Matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta,

konsep, operasi dan prinsip (Gatot Muhsetyo, 2007: 1.2). Matematika mempunyai

objek dasar yang abstrak, oleh karena itu penyampaian dalam pembelajaran

haruslah menggunakan metode penyampaian dan media yang tepat. Menurut

Piaget siswa sekolah dasar berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam berfikir untuk

mengoprasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang

bersifat konkret (Heruman, 2007: 1).

Pembelajaran Matematika akan berhasil dengan baik, jika pengajar

mampu menyampaikan konsep-konsep Matematika dengan metode yang tepat.

Dengan metode yang tepat siswa akan merasa tertarik, sehingga pembelajaran

akan hidup dengan keaktifan siswa. Pembelajaran juga akan terasa menyenangkan

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sehingga siswa akan semakin terdorong untuk mempelajari materi-materi yang

ada. Jika minat siswa besar untuk mempelajari materi yang ada, maka

kemungkinan keberhasilan kegiatan pembelajaran juga besar. Penyampaian

dengan media yang tepat akan mengurangi terjadinya kesalahan siswa dalam

memandang suatu objek dalam pelajaran.

Berkaitan dengan persoalan di atas, berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan di SD Negeri Nganti 1, Gemolong, Sragen diketahui bahwa kriteria

ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Matematika adalah 60. Berdasarkan

wawancara dengan Kimin wali kelas V (wawancara 19 januari 2012), materi yang

kurang begitu dikuasai siswa adalah materi yang berkaitan dengan konsep bangun

ruang (lihat lampiran 11: 111). Dalam pembelajaran bangun ruang dari tahun ke

tahun guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media

dalam pembelajarannya. Metode ini menyebabkan rendahnya pemahaman siswa

pada materi bangun ruang.

Kurang berhasilnya pembelajaran Matematika yang dilakukan oleh guru

SD Negeri Nganti 1 dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: pertama,

dalam kegiatan pembelajaran guru masih banyak menerapkan metode ceramah,

sehingga pembelajaran kurang bermakna. Kedua, kurangnya penggunaan metode

pembelajaran yang bervariasi. Ketiga, model pembelajaran cenderung bersifat

teacher centered, sehingga siswa kurang aktif. Keempat, dalam penyampaian

materi pelajaran guru belum banyak memanfaatkan media pembelajaran yang

sesuai. Kelima, banyak siswa yang beranggapan bahwa Matematika merupakan

mata pelajaran yang sulit sehingga siswa kurang berminat untuk menguasai

konsep-konsep Matematika.

Masalah tersebut harus segera diatasi, karena jika siswa tidak memahami

konsep bangun ruang, maka akan menimbulkan beberapa dampak di antaranya:

rendahnya prestasi belajar Matematika, siswa akan mengalami kesulitan saat

mempelajari konsep luas dan volume bangun ruang yang akan dipelajari di kelas

VI, siswa akan mengalami kesulitan memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan bangun ruang, dan siswa akan mengalami

kebingungan membedakan macam-macam bangun ruang dalam kehidupan sehari-

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

hari. Mempertimbangkan dampak-dampak tersebut, masalah yang dialami dalam

pembelajaran bangun ruang harus segera mendapatkan penanganan dengan

metode yang tepat, sehingga pembelajaran dapat tepat sasaran dan berhasil dengan

baik.

Pembelajaran akan bermakna jika siswa terlibat langsung dalam setiap

kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, alternatif metode pembelajaran yang

tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran bangun ruang adalah guided discovery

(penemuan terbimbing). Dalam metode ini siswa dituntut terlibat secara aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Guided discovery (penemuan terbimbing)

berorientasi pada keterampilan proses dan menekankan pengalaman belajar secara

langsung melalui kegiatan penyelidikan, menemukan konsep dan kemudian

menerapkan konsep yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Bruner bahwa belajar penemuan sesuai dengan

pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi

hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta

pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar

bermakna (Trianto, 2011: 38).

Melalui penerapan metode guided discovery siswa akan terlibat langsung

dalam penemuan konsep bangun ruang sehingga siswa akan aktif dan dapat

merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka. Dengan terlibat

secara langsung siswa akan merasa tertantang karena materi disajikan bukan

dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Ini berarti guru

banyak berperan sebagai pembimbing dibanding sebagai pemberitahu. Dengan

menemukan sendiri konsep yang dipelajari, siswa tentu saja akan terlibat aktif,

dan mendorong mereka untuk berfikir kritis sehingga materi pelajaran bukan

hanya sekedar hafalan namun dapat bermakna. Hal ini sesuai pernyataan

Ruseffendi (1991) bahwa pada belajar menghafal, siswa dapat belajar dengan

menghafalkan apa yang sudah diperolehnya. Sedangkan belajar bermakna adalah

belajar memahami apa yang sudah diperolehnya, dan dikaitkan dengan keadaan

lain sehingga apa yang dipelajari akan lebih dimengerti (Heruman, 2007: 5).

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dengan pembelajaran yang lebih bermakna siswa akan dengan mudah

menerapkan materi-materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian tindakan kelas ini tertarik

untuk mengkaji mengenai penerapan metode guided discovery dalam

pembelajaran matematika. Untuk itu penelitian ini dirumuskan dalam judul

“Peningkatan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Dalam Mata Pelajaran

Matematika Melalui Metode Guided Discovery Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Nganti 1 Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahannya,

antara lain sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan metode ceramah.

2. Kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

3. Metode pembelajaran yang digunakan bersifat teacher centered, sehingga

siswa kurang terlibat aktif.

4. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran untuk mendukung penyampaian

materi pelajaran.

5. Siswa banyak yang kurang tertarik dengan mata pelajaran Matematika, karena

beranggapan Matematika sulit.

6. Pemahaman siswa terhadap konsep Matematika tentang bangun ruang rendah.

C. Pembatasan masalah

Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka

peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran

Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1.

2. Penerapan metode guided dicovery (penemuan terbimbing).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui metode

guided discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam

mata pelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui

peningkatan pemahaman konsep bangun ruang dalam mata pelajaran Matematika

melalui metode guided discovery, pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 tahun

pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori terhadap

peningkatan mutu proses belajar mengajar untuk menyiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas.

b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya

yang berhubungan dengan topik yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

1) Meningkatnya pemahaman konsep bangun ruang dalam mata pelajaran

Matematika.

2) Memudahkan peserta didik untuk menyerap materi pelajaran matematika

yang diberikan oleh guru.

b. Bagi guru kelas V

1) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran yang

akan digunakan dalam memberikan materi pelajaran Matematika.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2) Memperoleh informasi tentang penggunaan metode pembelajaran guided

discovery sebagai salah satu metode pembelajaran alternatif dalam

pembelajaran Matematika.

c. Bagi sekolah

1) Menumbuhkan budaya meneliti di SD Negeri Nganti 1 yang dilakukan

oleh siapapun.

2) Meningkatnya kualitas pembelajaran khususnya pada pembelajaran

Matematika.

3) Memberikan sumbangan yang positif khususnya dalam penghilangan

pandangan bahwa mata pelajaran Matematika dianggap sulit.

4) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang

inovatif.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pemahaman Konsep Bangun Ruang

a. Pengertian Pemahaman Konsep

Dalam pembelajaran Matematika pemahaman konsep sangat

penting untuk dipelajari karena hal tersebut merupakan dasar untuk

memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep-konsep Matematika.

Menurut John A Van De Wall (2008: 26) pemahaman dapat didefinisikan

sebagai ukuran kualitas dan kuantitas hubungan suatu ide dengan ide yang

telah ada. Puncak pemahaman berisi hubungan yang sangat banyak. Ide

yang dipahami dihubungkan dengan banyak ide yang lain oleh jaringan

konsep dan ide yang bermakna.

Dalam ranah kognitif pemahaman berarti memahami atau mengerti

apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang diajarkan, mengetahui apa

yang sedang dikomunikasikan dan dapat dimanfaatkan isinya tanpa harus

menghubungkan dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi

tiga, yakni: menterjemahkan, menginterpretasikan, dan mengekstrapolasi.

(Endang Poerwanti, 2008: 1.23)

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: tingkat

terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti

yang sebenarnya. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni

menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya,

atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,

membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Tingkat ketiga adalah

pemahaman ekstrapolasi, yakni pada pemahaman ini diharapkan sesorang

mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang

konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi,

kasus, ataupun masalahnya.(Nana Sudjana, 1990: 24)

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Menurut Sardjiyo (2008: 2.9) konsep adalah suatu istilah,

pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan

atau mengkategorikan suatu kelompok dari suatu (benda), gagasan atau

peristiwa. Konsep dapat dipelajari dengan efektif jika disertai dengan

sejumlah contoh yang positif.

Menurut Syaiful Bahri (2008: 30) konsep atau pengertian adalah

satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang

sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap

objek-objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan

tertentu.

Menurut Nyimas Aisyah (2008: 8.12) konsep adalah pengertian

yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk

mengelompokkan/ menggolongkan suatu objek. Jika seseorang telah

mengetahui konsep dari suatu objek maka akan dapat mengelompokkan

objek tersebut ke dalam kelompok-kelompok tertentu.

Dari berbagai pendapat tentang pemahaman dan konsep di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah memahami atau

mengerti apa yang sedang dikomunikasikan sehingga dapat

mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu kelompok dari gagasan atau

peristiwa.

b. Ruang Lingkup Matematika Sekolah Dasar

Dalam setiap jenjang pendidikan, Matematika banyak dijadikan

mata pelajaran wajib yang harus diberikan kepada siswa. Matematika sangat

penting bagi kehidupan karena banyak masalah sehari-hari yang berkaitan

dengan Matematika. Menurut Nyimas Aisyah (2007: 1.4) hakikat

pembelajaran Matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan

tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan

seseorang melaksanakan kegiatan belajar Matematika, dan proses tersebut

berpusat pada guru mengajar Matematika.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Cockroft (1982) mengemukakan bahwa Matematika perlu

diajarkan kepada siswa karena beberapa alasan:

Pertama, Matematika selalu digunakan dalam segala segi

kehidupan. Kedua, semua bidang studi memerlukan keterampilan

Matematika yang sesuai. Ketiga, Matematika merupakan sarana

komunikasi yang kuat, singkat dan jelas. Keempat, Matematika

dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.

Kelima, Matematika meningkatkan kemampuan berfikir logis,

ketelitian, dan kesadaran keruangan. Keenam, Matematika

memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang (Mulyono, 2009: 253).

Pembelajaran Matematika dimaksudkan sebagai proses yang

sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

belajar yang memungkinkan siswa belajar Matematika di sekolah. Menurut

Sumardyono (2004: 30) karakteristik umum Matematika yaitu: memiliki

objek kajian yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola fikir

deduktif, konsisten dalam sistemnya, memiliki simbol yang kosong dari arti.

Adapun tujuan Matematika sekolah, khususnya di Sekolah Dasar

atau Madrasah Ibtidaiyah agar peserta didik memiliki beberapa kemampuan

yaitu: pertama, memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah. Kedua,menggunakan

penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam

membuat generalisasi, meyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan Matematika. Ketiga, memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Keempat,

mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Kelima, memiliki sikap

menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa

ingin tahu, perhatian dan minat dalan mempelajarai Matematika, serta sikap

ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Nyimas Aisyah, 2008:

1.4).

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Menurut Heruman (2007: 2) konsep-konsep pada kurikulum

Matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman

konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan

keterampilan. Dalam pembelajaran Matematika SD dimulai dengan

penanaman konsep secara berkesinambungan untuk memperoleh

keterampilan dalam Matematika.

Menurut Liebeck (1984) ada dua macam hasil belajar Matematika

yang harus dikuasai oleh siswa yaitu perhitungan matematis (mathematics

calculations) dan penalaran matematis (mahematics reasoning) (Mulyono,

2009: 253). Ruang lingkup materi atau bahan kajian Matematika di SD/MI

mencakup: bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan data.

Cakupan bilangan antara lain bilangan dan angka, perhitungan dan

perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi, tiga dimensi,

tranformasi dan simetri, lokasi dan susunan berkaitan dengan koordinat.

Cakupan pengukuran berkaitan dengan perbandingan kuantitas suatu obyek,

penggunaan satuan ukuran dan pengukuran. Berdasarkan ruang lingkup

Matematika di SD/MI tersebut bangun ruang termasuk dalam cakupan

geometri.

c. Bangun Ruang

1) Pengertian Bangun Ruang

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan

benda-benda di sekitar yang termasuk bangun ruang maupun tidak

bangun ruang. Menurut John, dkk (1985: 138) bangun ruang adalah

himpunan titik-titik yang tidak semuanya terletak pada satu bidang yang

sama.

Menurut Clara (2009: 3.24) bangun ruang adalah bangun yang

memiliki tiga dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi. Cholis Sa’dijah

(1998: 105) menyebut bangun ruang sebagai bangun tiga dimensi yang

mempunyai panjang, lebar, dan tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bangun ruang adalah himpunan titik-titik yang tidak semuanya terletak

pada satu bidang serta memiliki panjang, lebar, dan tinggi.

Unsur-unsur bangun ruang ada enam antara lain: sisi, rusuk, titik

sudut, diagonal sisi, bidang diagonal, dan diagonal ruang. Sisi, yaitu

bidang pembatas bangun ruang. Rusuk, yaitu pertemuan antara dua sisi

bangun ruang. Titik sudut, yaitu titik temu ketiga rusuk bangun ruang.

Diagonal sisi, yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik yang

sebidang namun terletak dalam satu rusuk. Bidang diagonal, yaitu bidang

yang dibatasi oleh dua rusuk berhadapan dan dua diagonal sisi yang

berhadapan. Diagonal ruang, yaitu ruas garis yang menghubungkan dua

titik yang tidak terletak dalam sisi yang sama.

Menurut Cholis Sa’dijah (1998: 112), sisi adalah daerah poligon

(segibanyak) dari polihedron. Polihedron merupakan gabungan dari

daerah-daerah poligon, sebarang dua daerah poligon mempunyai paling

banyak satu sisi persekutuan sedemikian hingga daerah dalam ruang

tersebut tertutup tanpa celah/lubang. Rusuk adalah garis persekutuan dua

sisi. Titik sudut adalah titik potong dua rusuk. Bentuk bangun ruang yang

dipelajari siswa kelas V Sekolah Dasar adalah tabung, prisma, kerucut,

dan limas.

2) Macam-macam Bangun Ruang

a) Kubus

Menurut Clara (2009: 3.24) kubus adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh enam bidang datar berbentuk persegi yang kongruen.

Menurut Soenarjo (2008: 233) kubus adalah prisma siku-siku khusus

yang semua sisinya berupa persegi atau bujursangkar yang sama.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kubus adalah

prisma siku-siku khusus yang dibatasi oleh enam bidang datar

berbentuk persegi yang kongruen. Berdasarkan gambar 2.1 kubus

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Gambar 2.1. Penampang Kubus

Sisinya ada 6 buah, yaitu ABCD, AEHD, DHGC, CGFB, BFEA,

EFGH.

Rusuknya ada 12 buah, yaitu AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF,

FG, GH, HE.

Titik sudutnya ada 8 buah, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H.

b) Balok

Menurut Clara (2009: 3.26) balok adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh enam sisi berupa persegi panjang, yang masing-masing

sisi berhadapannya kongruen. Berdasarkan gambar 2.2 balok

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

Gambar 2.2. Penampang Balok

sisinya = 6 buah yaitu ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, CGHD, DHEA

rusuknya = 12 buah, yaitu: AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF,

FG, GH, HE.

Titik sudut = 8 buah, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c) Tabung

Menurut Soenarjo (2008: 235), Tabung adalah bangun

ruang yang bagian atas dan bagian bawahnya berbentuk lingkaran

yang sama. Soewito (1991: 253) berpendapat bahwa tabung

merupakan permukaan tertutup sederhana yang batasnya berupa

bagian daripada tabung dan alasnya berupa lingkaran.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

tabung adalah permukaan tertutup sederhana yang bagian atas dan

alasnya berbentuk lingkaran yang sama. Tabung merupakan bentuk

lain dari prisma dengan alas berbentuk lingkaran. Bedasarkan

gambar 2.3 Tabung menpunyai sifat-sifat sebagai berikut :

Gambar 2.3. Penampang Tabung

Tabung mempunyai sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas, sisi alas,

dan selimut tabung, tidak mempunyai titik sudut, bidang atas dan

bidang alas berbentuk lingkaran dengan ukuran yang sama,

memiiki sisi lengkung yang disebut selimut tabung, jarak bidang

atas dan bidang alas disebut tinggi tabung.

d) Prisma

Menurut Clara (2009: 3.28) Prisma adalah bangun ruang

yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan yang sejajar dan kongruen

dan sisi-sisi lain yang tegak lurus dengan kedua sisi berhadapan

tersebut. Soewito (1991: 249) berpendapat bahwa prisma adalah

bidang banyak yang dibentuk oleh dua daerah poligon kongruen

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang terletak pada bidang sejajar, dan tiga atau lebih daerah jajar

genjang yang ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah poligon tersebut

sedemikian hingga membentuk permukaan tertutup sederhana.

Prisma dibentuk oleh dua daerah segibanyak yang sama besar dan

terletak pada bidang yang sejajar dan tiga atau lebih jajar genjang.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan

yang sejajar dan kongruen serta tiga atau lebih daerah jajar genjang

yang tegak lurus dengan kedua sisi berhadapan tersebut. Suatu

prisma diberi nama sesuai dengan bentuk alasnya. Pada gambar 2.4

disajikan gambar penampang prisma, sebagai berikut:

Gambar 2.4. Penampang Prisma

Prisma memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

Prisma segi empat mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.

Prisma segitiga mempunyai 5 sisi, 9 rusuk, dan 6 titik sudut.

Prisma segi enam mempunyai 8 sisi, 18 rusuk, dan 12 titik sudut.

e) Kerucut

Menurut Clara (2009: 3.30) kerucut adalah bentuk khusus

dari limas dengan alas berbentuk lingkaran. Menurut Soewito

(1991: 254) kerucut terdiri dari suatu lingkaran sebagai alas dan

ruas-ruas garis yang ditentukan oleh titik tertentu (titik puncak) dan

titik-titik pada lingkaran alas. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa kerucut adalah bentuk khusus dari limas yang

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

terbentuk dari suatu lingkaran dan ruas-ruas garis yang ditentukan

oleh titik tertentu dan titik-titik pada lingkaran alas. Pada gambar

2.5 disajikan gambar penampang kerucut sebagai berikut:

Gambar 2.5. Penampang Kerucut

Kerucut mempunyai sifat-sifat : Alasnya berbentuk lingkaran,

memiliki sisi lengkung yang disebut selimut kerucut, memiliki

sebuah titik puncak, jarak titik puncak ke alas disebut tinggi

kerucut.

f) Limas

Menurut Clara (2009: 3.29) limas adalah bangun ruang

yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi banyak sebagai alas

dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga yang bertemu pada

satu titik puncak. Menurut Soewito (1991: 250) limas adalah

bidang banyak yang ditentukan oleh daerah poligon (yang disebut

alas), suatu titik yang tidak terletak pada bidang poligon dan

segitiga-segitiga yang ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi

dari poligon. Suatu limas diberi nama sesuai dengan bentuk

alasnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

limas adalah bidang banyak yang ditentukan oleh daerah

poligon(yang disebut alas) dan beberapa buah bidang berbentuk

segitiga yang bertemu pada satu titik puncak. Pada gambar 2.6

disajikan penampang limas sebagai berikut:

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 2.6. Penampang Limas

Limas mempunyai sifat-sifat : Sisi-sisi tegak pada limas berbentuk

segitiga, rusuk-rusuk tegak yang ditarik dari sudut-sudut alas

bertemu di satu titik, tinggi limas merupakan jarak dari titik puncak

ke alas limas.

g) Bola

Menurut Soewito (1991: 253) bola adalah himpunan titik-

titik dalam ruang berdimensi tiga yang jaraknya sama terhadap titik

tertentu (titik pusat bola), sebarang ruas garis yang ditentukan titik

pusat dan titik pada bola itu (jari-jari bola). Pada gambar 2.5

disajikan penampang bola sebagai berikut:

Gambar 2.5. Penampang Bola

Berdasarkan gambar 2.5 bola mempunyai sifat-sifat sebagai

berikut: hanya mempunyai satu bidang sisi dan tidak mempunyai

sudut serta tidak mempunyai rusuk.

2. Hakikat Metode Guided Discovery

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh

cara penyampaian materi oleh pengajar. Walaupun faktor tersebut bukan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

satu-satunya penentu keberhasilan pembelajaran, namun penggunaan

metode yang tepat sangatlah penting.

Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum,

metode diartikan sebagai suatu cara melakukan suatu kegiatan atau cara

melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara

sistematis. Menurut Tardif (1989) metode mengajar adalah cara yang berisi

prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya

kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa (Muhibbin Syah, 2010:

198)

Menurut Daryanto (2009: 173) metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang akan digunakan oleh pengajar

dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Hamdani (2008: 80) berpendapat bahwa metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran.

Ada beberapa macam metode pembelajaran yang banyak

digunakan dalam kelas. Guru perlu mengetahui karakteristik tiap metode,

kebaikan serta kelemahannya, sehingga guru dapat memilih metode mana

yang tepat untuk peserta didik tertentu , tujuan serta materi tertentu pula

(Sri Anitah, 2009: 85)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran merupakan suatu cara atau teknik yang berisi sejumlah

prosedur yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pengertian Metode Guided Discovery

Dalam pembelajaran Matematika siswa seharusnya menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Dalam proses penemuan

ini tidak terlepas oleh arahan dan petunjuk yang diberikan oleh guru, agar

siswa lebih terarah dalam proses penemuan.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Menurut Sund penemuan adalah proses mental dimana siswa

mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip (Roestiyah N.K,

2001: 20). Menurut Anisah Basleman (2011: 199) belajar menemukan

(discovery learning) ialah kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta

belajar yang dilakukan tanpa diberikan bahan pelajaran dalam bentuk final,

karena diminta untuk mengorganisasikan sendiri.

Menurut Robert A. Lavine (2005: 4) guided discovery methods, in

which the student solves problems but the teacher gives some coaching and

or feedback (dalam metode penemuan terbimbing, siswa memecahkan

masalah tetapi guru memberikan beberapa pelatihan dan atau ulasan).

Penemuan yang dilakukan siswa disertai pula dengan pelatihan atau

petunjuk dari guru. Petunjuk atau arahan dari guru berguna agar penemuan

lebih terarah, sehingga penemuan yang dilakukan siswa dapat mencapai

tujuan akhir pembelajaran yang telah ditetapkan.

Menurut Wounter Van Joolingen (1999: 386) discovery learning is

a type of learning where learners construct their own knowledge by

experimenting with a domain, and inferring rules from the results of these

experiments (Pembelajaran penemuan adalah tipe pembelajaran dimana

pelajar membangun pengetahuan mereka sendiri dengan melakukan

percobaan sesuai kemampuannya dan kebebasan mengambil kesimpulan

dari hasil percobaan). Pembelajaran penemuan dapat dilakukan dengan

melakukan berbagai percobaan untuk menemukan suatu kesimpulan.

Dengan penemuan kesimpulan tersebut berarti siswa sudah berhasil

membangun sendiri pengetahuan mereka.

Brunner mengemukakan bahwa dalam pembelajaran Matematika,

siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya

(Heruman, 2007: 4). Menemukan di sini terutama adalah menemukan lagi

atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru. Oleh karena itu, kepada

siswa materi disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan

cara penyelesaianya.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Menurut Alkismanto (2003: 4) dalam menggunakan metode

penemuan terbimbing, peranan guru adalah menyatakan persoalan,

kemudian membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari

persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan lembar kerja. Siswa

mengikuti petunjuk dan menemukan sendiri penyelesaiannya

Slavin (2009: 10) berpendapat bahwa metode penemuan

membangkitkan keingintahuan siswa, dengan memotivasi mereka untuk

terus bekerja hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga

mempelajari kemampuan penyelesaian soal dan pemikiran kritis secara

mandiri, karena mereka harus menganalisa dan memanipulasi informasi.

Dalam penemuan terpimpin, guru memainkan peran yang lebih aktif,

dengan memberikan petunjuk, menata bagian-bagian suatu kegiatan, atau

memberika garis besar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

guided discovery adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan

konsep-konsep siswa diberi petunjuk atau arahan oleh guru.

c. Karakteristik Metode Guided Discovery

Dalam menggunakan metode guided discovery guru harus

memahami karakter yang dimiliki metode ini. Dengan memahami

karakteristik metode guided discovery diharapkan guru dapat

menerapkannya dalam pembelajaran dengan tepat. Mengenai metode guided

discovery Slavin (2009: 10) mengungkapkan bahwa:

Dalam pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama

belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa mempunyai

pengalaman dan melakukan eksperimen yang memungkinkan

mereka menemukan prinsip-prinsip bagi diri sendiri.

Dalam pembelajaran penemuan siswa harus terlibat aktif selama

proses pembelajaran berlangsung, guru hanya berperan memfasilitasi siswa

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dalam proses belajarnya. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dan

kegiatan penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep pengetahuan.

Fasilitas yang diberikan guru dapat berupa media-media yang digunakan

siswa dalam melakukan penemuan. Petunjuk guru dalam proses penemuan

memegang peranan penting, namun bukan berarti guru yang menguasai

pembelajaran. Petunjuk atau arahan guru diberikan jika siswa benar-benar

membutuhkannya. Berkaitan dengan hal tersebut Bruner (1966)

mengungkapkan bahwa:

Kita mengajarkan mata pelajaran bukan untuk menghasilkan

perpustakaan-perpustakaan hidup kecil tentang mata pelajaran

tersebut, melainkan lebih-lebih untuk mengupayakan siswa berfikir

bagi diri sendiri, mempertimbangkan persoalan sebagaimana

dilakukan sejarawan, mengambil bagian dalam proses perolehan

pengetahuan (Slavin, 2009: 10).

Dalam proses pembelajaran, guru bukan hanya sekedar

memberikan materi-materi yang membuat siswa menghafalkan materi.

Proses pembelajaran adalah suatu proses yang menjadikan siswa mampu

terlibat aktif dalam berfikir dan menemukan sendiri pengetahuan-

pengetahuan yang dipelajarinya.

Menurut Soli Abimanyu (2008: 7.10) metode penemuan

mengutamakan cara belajar siswa aktif (CBSA), berorientasi pada proses,

mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif. Dalam metode guided

discovery siswa mencari dan kemudian menemukan konsep-konsep

pengetahuan yang mereka butuhkan, agar dalam menemukan konsep

tersebut sesuai tujuan pelajaran yang ingin dicapai maka dalam proses

penemuan ini perlu bimbingan dan arahan dari guru. Bimbingan dan arahan

tersebut diperlukan agar hasil dari penemuan tersebut tepat sasaran.

Bimbingan di sini bukan berarti guru mendikte siswa, namun guru dapat

membimbing siswa jika siswa mengalami kesulitan dan agar penemuannya

lebih terarah.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

d. Kelebihan Metode Guided Discovery

Pembelajaran Matematika di sekolah dasar sangat diperlukan

keterampilan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan dan mudah dimengerti oleh siswa. Keterampilan guru

tersebut meliputi keterampilan untuk memilih metode, menggunakan media,

mengelola kelas, dll. Dalam pemilihan metode, guru harus benar-benar teliti

dan cermat agar hasil pembelajaran dapat maksimal karena tidak semua

metode pembelajaran cocok diterapkan dalam semua mata pelajaran.

Begitu juga dalam pembelajaran Matematika, hanya metode tertentu yang

dapat diterapkan. Salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan

dalam pembelajaran Matematika adalah metode guided discovery. Metode

guided discovery mempunyai beberapa kelebihan dalam pembelajaran.

Menurut Roestiyah N.K (2001: 21) metode guided discovery

mempunyai kelebihan yang menguntungkan dalam pembelajaran. Metode

ini membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta

penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa. Siswa

memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga

dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. Dapat

membangkitkan kegairahan belajar siswa. Mampu memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya

masing-masing. Artinya metode guided discovery mampu memberikan

kesempatan bagi siswa untuk berusaha dengan kemapuan yang ia miliki,

sehingga siswa akan terus berusaha untuk maju dan mengembangkan

kemampuannya. Mampu mengarahkan siswa belajar, sehingga lebih

memiliki motivasi yang kuat untuk belajar giat. Dengan proses penemuan

sendiri siswa akan lebih tertantang dalam menemukan konsep-konsep

selanjutnya, sehingga memotivasi siswa untuk giat belajar. Membantu siswa

untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan

proses penemuan sendiri. Kepercayaan diri siswa akan semakin kuat karena

ia telah menemukan konsep-konsep pengetahuan yang dipelajari dengan

kemampuannya sendiri. Lebih berpusat pada siswa, tidak pada guru. Guru

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan. Artinya dalam

pembelajaran siswa sebagai subjek yang menjalankan proses pembelajaran,

bukan sebagai objek yang hanya menerima materi dari guru.

Menurut Soli Abimanyu (2008: 7.10) metode penemuan juga

mempunyai kelebihan-kelebihan. Siswa belajar bagaimana belajar melalui

proses penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan sangat

kokoh. Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar.

Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju sesuai

dengan kemampuannya sendiri. Artinya dalam metode guided discovery

siswa lebih terdorong mempelajari konsep-konsep selanjutnya dengan

kemampuan yang ia miliki. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan

sendiri cara belajarnya, sehingga ia merasa lebih terlibat dan termotivasi

sendiri untuk belajar. Artinya dalam metode guided discovery siswa benar-

benar terlibat langsung dalam belajar, sehingga siswa akan aktif dan

termotivasi dalam proses pembelajaran. Metode ini berpusat pada anak dan

guru sebagai teman belajar atau fasilitator. Anak lebih aktif dalam proses

pembelajaran, guru hanya berperan sebagai penyedia fasilitas bagi

kebutuhan belajar anak.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

guided discovery mempunyai beberapa kelebihan, yaitu pembelajaran lebih

berpusat kepada siswa, pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna,

membangkitkan semangat berlajar siswa, dan membangkitkan rasa percaya

diri siswa dalam belajar.

e. Kelemahan Metode Guided Discovery

Metode guided discovery disamping mempunyai beberapa

kelebihan yang sangat menguntungkan, juga mempunyai beberapa

kelemahan dalam penerapannya. Menurut Roestiyah N.K (2001: 21) metode

guided discovery mempunyai kelemahan yang timbul saat pembelajaran

berlangsung. Pada diri siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental

untuk belajar. Kesiapan dan kematangan mental di sini mempunyai arti

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kesiapan siswa untuk berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan

sekitarnya dengan baik. Kurang efektif untuk kelas yang terlalu besar.

Dalam penelitian ini kelas yang penulis teliti tidak terlalu besar, karena

hanya terdiri dari 20 siswa. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan

perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila

diganti dengan metode guided discovery. Kecewa di sini dapat diartikan

guru yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional

memerlukan kesiapan yang lebih untuk menerapkan metode guided

discovery, begitu pula dengan siswa. Proses mental yang terjadi terlalu

mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

perkembangan/pembentukan sikap keterampilan bagi siswa. Metode guided

discovery menekankan pada penemuan pengetahuan siswa, sehingga aspek

afektif dan psikomotorik kurang tercapai. Kurang memberikan kesempatan

untuk berfikir secara kreatif. Artinya dalam metode guided discovey guru

telah memberikan batasan pengetahuan yang harus ditemukan siswa,

sehingga daya berfikir siswa terbatas hanya pada arahan-arahan yang

diberikan guru.

Soli Abimanyu (2008: 7.11) juga berpendapat bahwa metode

penemuan mempunyai kelemahan-kelemahan. Metode ini mengisyaratkan

kesiapan mental. Metode ini kurang berhasil untuk kelas besar. Dalam

penelitian ini kelas yang penulis teliti tidak terlalu besar, karena hanya

terdiri dari 20 siswa. Dalam pembelajaran tertentu fasilitas yang dibutuhkan

untuk mencoba ide-ide mungkin terbatas. Metode ini terlalu mementingkan

untuk memperoleh pengertian, sebaliknya kurang memperhatikan

diperolehnya sikap dan keterampilan. Metode ini kurang memberi

kesempatan untuk berfikir kreatif kalau pengertian-pengertian yang akan

ditemukan telah diseleksi oleh guru, begitu pula proses-prosesnya di bawah

pembinaannya.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan metode

guided discovery mempunyai kelemahan yaitu dalam belajar dengan metode

ini siswa memerlukan kesiapan mental yang lebih, kurang memberikan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kesempatan untuk berfikir kreatif, metode ini terlalu mementingkan

perolehan pengetahuan sehingga terkesan aspek afektif dan psikomotorik

kurang diperhatikan.

f. Langkah-langkah Metode Guided Discovery dalam Pembelajaran

Matematika

Menurut Markaban (2006: 16) penerapan metode penemuan

terbimbing terdiri dari 6 tahapan/langkah. Pertama, merumuskan masalah

yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan

harus jelas, hindarkan pernyataan yang menimbulkan salah tafsir, sehingga

arah yang ditempuh siswa tidak salah. Penerapannya dalam pembelajaran,

guru menyediakan berbagai media bangun ruang yang akan dipelajari. Guru

memberi tugas kepada setiap kelompok untuk mengamati media bangun

ruang yang telah disediakan guru.

Kedua, dari data yang diberikan guru, siswa menyusun,

memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini

bimbingan sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang

hendak dituju melalui pertanyaan-pertanyaan atau Lembar Kerja Siswa.

Penerapannya dalam pembelajaran, dari media yang disediakan guru, siswa

melakukan pengamatan dan penyelidikan. Pengamatan dan penyelidikan

tersebut sesuai Lembar Kerja Siswa yang telah disediakan guru.

Ketiga, siswa menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis

yang dilakukan. Penerapannya dalam pembelajaran, siswa menyusun

perkiraan jawaban atau temuannya dalam Lembar Kerja Siswa.

Keempat, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut diatas

diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan perkiraan

siswa, sehingga akan menuju ke arah yang hendak dicapai. Penerapannya

dalam pembelajaran, guru memeriksa hasil penemuan siswa yang ditulis

dalam Lembar Kerja Siswa. Pemeriksaan dilakukan melalui presentasi yang

dilakukan setiap kelompok di depan kelas.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Kelima, apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran

konjektur, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada

siswa untuk menyusunnya. Penerapannya dalam pembelajaran, guru

meminta siswa untuk menggambar bangun ruang yang telah diberi nama

dengan huruf kemudian menyebutkan sifat-sifat bangun ruang tersebut.

Prisma segitiga ABCDEF mempunyai 5 sisi, yaitu sisi ABDE, sisi

BCEF, sisi ACDF, sisi ABC, dan sisi DEF. Mempunyai 9 rusuk, yaitu

rusuk AB, rusuk BE, rusuk ED, rusuk AD, rusuk AC, rusuk BC, rusuk

CF, rusuk EF, dan rusuk DF. Mempunyai 6 titik sudut, yaitu titik sudut

A, titik sudut B, titik sudut C, titik sudut D, titik sudut E, dan titik sudut

F.

Keenam, sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya

guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa

apakah penemuan itu benar. Penerapannya dalam pembelajaran, guru

memberikan soal evaluasi untuk siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah Sunaryo

(2010) dengan judul: Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang

Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V SD N 01 Pegundan Tahun

2009/2010. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang

pada Siswa Kelas V SD N 01 Pegundan Tahun 2009/2010. Keberhasilan tersebut

dibuktikan dengan pencapaian sebanyak 83,8% siswa memperoleh nilai di atas

KKM pada siklus I dan 94,5% pada siklus II. Keterkaitan dengan penelitian

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

penulis adalah kesamaan pada variabel terikat (Y), yaitu pemahaman konsep

bangun ruang dan perbedaaannya pada variabel bebas (X), yaitu dalam penelitian

Sunaryo menggunakan pendekatan Kontekstual, sedangkan pada penelitian yang

penulis teliti menggunakan metode guided discovery.

Selain penelitian Sunaryo, masih ada penelitian lain yang relevan dengan

penelitian ini yaitu Dwi Rahayuningsih (2010) dengan judul: Peningkatan

Prestasi Belajar Siswa Tentang Konsep Gaya pada Mata Pelajaran IPA Dengan

Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing di Kelas V SD Negeri Somongari

Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010. Dalam

penelitian ini disimpulkan bahwa proses pembelajaran IPA dengan menggunakan

metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V

SD Negeri Somongari Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Tahun

Pelajaran 2009/2010. Keberhasilan tersebut dibuktikan dengan pencapaian

indikator 57,1% oleh siswa pada siklus I dan 78,57% pada siklus II. Keterkaitan

dengan penelitian penulis adalah kesamaan pada variabel bebas (X), yaitu

penggunaan metode penemuan terbimbing (guided discovery) dan perbedaaannya

pada variabel terikat (Y), yaitu dalam penelitian Dwi Rahayuningsih untuk

meningkatkan prestasi belajar tentang gaya pada mata pelajaran IPA, sedangkan

pada penelitian yang penulis teliti meningkatkan pemahaman konsep bangun

ruang dalam mata pelajaran matematika.

Penelitian relevan yang lain yaitu penelitian Yunita Ismiati (2010)

dengan judul: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam Pembelajaran

Matematika Kelas V SD N 02 Karangsari Jatiyoso Karanganyar Tahun Pelajaran

2009/2010. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan pemahaman konsep

bangun ruang dalam pembelajaran matematika kelas V SD N 02 Karangsari

Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010. Keberhasilan tersebut

dibuktikan dengan pencapaian indikator 77,27% oleh siswa pada siklus I dan

90,91% pada siklus II. Keterkaitan dengan penelitian penulis adalah kesamaan

pada variabel terikat (Y), yaitu peningkatan pemahaman konsep bangun ruang dan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

perbedaannya pada variabel bebas (X), yaitu pada penelitian Yunita Ismiarti

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedangkan penelitian

yang penulis teliti menggunakan metode guided discovery.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian pustaka di atas maka dapat dibuat kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Pada kondisi awal sebelum menerapkan metode guided discovery, dalam

pembelajaran Matematika di SD Negeri Nganti 1 guru masih menerapkan

pembelajaran konvensional, yang banyak menggunakan metode ceramah.

Pembelajaran berpusat kepada guru sehingga siswa hanya berperan sebagai objek

yang menerima informasi yang disampaikan guru. Dalam kegiatan pembelajaran

siswa menjadi pasif, mereka tidak memiliki kesempatan untuk terlibat aktif dalam

mengembangkan ide-ide serta gagasan yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. Siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun sendiri konsep-

konsep matematika yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran banyak tercipta

komunikasi satu arah sehingga interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa

dengan siswa kurang sehingga terkesan tidak ada hubungan timbal balik dalam

pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan pemahaman konsep bangun ruang

masih rendah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, guru menerapkan metode

pembelajaran guided discovery (penemuan terbimbing) yaitu metode yang berisi

pembelajaran yang dirancang dengan tujuan siswa dapat menemukan konsep-

konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam prosesnya

siswa tetap mendapatkan petunjuk atau arahan yang diberikan oleh guru.

Penerapan metode guided discovery dapat membangkitkan rasa keingintahuan

siswa dan siswa merasa tertantang untuk menemukan konsep yang dipelajari

sehingga siswa akan terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Setelah guru menerapakan metode guided discovery, siswa lebih aktif

dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Tercipta interaksi antara siswa

dengan guru serta siswa dengan siswa. Pembelajaran menjadi bermakna dan siswa

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dapat dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah tentang konsep bangun

ruang. Pada kondisi akhir pemahaman siswa terhadap konsep bangun ruang

meningkat.

Bertolak dari kerangka berfikir tersebut, penenerapan metode guided

discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam mata

pelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1, maka dapat

digambarkan kerangka pemikiran seperti gambar 2.6.

Gambar 2.6 . Skema Kerangka Berpikir Penelitian.

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Metode yang

digunakan guru dalam

pembelajaran masih

bersifat konvensional

banyak didominasi

metode ceramah

Pemahaman konsep

bangun ruang

rendah

Dalam pembelajaran guru menerapkan metode guided discovery

Melalui metode guided discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang

SIKLUS II

SIKLUS I

perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Penemuan

konsep

bangun

ruang oleh

siswa

Penemuan

konsep

bangun

ruang oleh

siswa

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman konsep bangun ruang dalam

mata pelajaran Matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas V

SD Negeri Nganti 1 tahun pelajaran 2011/2012.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Nganti 1, Kecamatan

Gemolong, Kabupaten Sragen. Peneliti memilih tempat tersebut karena

berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, di SD Negeri Nganti 1 terdapat

permasalahan pembelajaran materi bangun ruang yang perlu segera diatasi.

Alasan lainnya bahwa di SD Negeri Nganti 1 belum pernah adanya penelitian

sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.

Lokasinya juga mudah dijangkau oleh peneliti karena jaraknya yang dekat dari

rumah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012 selama 7 bulan (lihat lampiran 1: 88), yaitu mulai bulan Januari

sampai Juli 2012. Tahap penyusunan dan pengajuan proposal dilaksanakan

pada minggu ke-4 bulan Januari sampai dengan minggu ke-1 bulan April 2012.

Pengurusan izin penelitian dan persiapan penelitian dilaksanakan pada minggu

ke-2 bulan April 2012. Pelaksanaan Siklus dilaksanakan mulai minggu ke-3

bulan April sampai dengan minggu ke-1 bulan Mei 2012. Pengolahan dan

analisis data dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Mei sampai dengan minggu

ke-4 bulan Mei 2012. Penyusunan laporan dilaksanakan pada minggu ke-1

bulan Juni 2012 sampai dengan minggu ke-2 bulan Juli 2012. Tahap ujian

skripsi dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan Juli 2012.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri

Nganti 1 tahun pelajaran 2011/2012 yang mayoritas dari keluarga petani. Oleh

karenanya, waktu mendampingi anak untuk belajar di rumah kurang. Tingkat

kecerdasan anak rata-rata sedang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa

perempuan. Dari 20 siswa ini kesemuanya normal, tidak cacat dalam artian tidak

ada anak ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).

C. Sumber Data

Sumber data yang dimanfaatkan untuk memperoleh data-data yang diperlukan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari narasumber, yaitu guru kelas V dan siswa kelas V SD

Negeri Nganti 1.

2. Arsip nilai pemahaman konsep bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Nganti

1.

3. Hasil pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran.

4. Hasil tes pra tindakan, tes siklus I dan tes siklus II siswa untuk mengetahui

peningkatan nilai siswa setelah dilakukan tindakan.

5. Foto dan video proses pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi

pengamatan (observasi), tes, dan studi dokumen yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 127) observasi adalah kegiatan

pengamatan (pengambilan data) untuk melihat seberapa jauh efek tindakan

telah mencapai sasaran. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas V SD Negeri

Nganti 1 kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dan peneliti dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap guru difokuskan pada

kegiatan guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran matematika

pemahaman konsep bangun ruang. Observasi terhadap kinerja guru juga

diarahkan pada kegiatan guru (peneliti) sebelum dan sesudah tindakan dalam

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan,

menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan

balik, serta melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu

observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 kecamatan Gemolong

Kabupaten Sragen difokuskan pada aktifitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan oleh peneliti.

2. Tes

Menurut Purwanto (2010: 63) tes merupakan instrumen alat ukur

untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan

dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukkan penampilan

maksimalnya. Penampilan maksimum yang ditampilkan dalam tes merupakan

gambaran mengenai kemampuan yang dimiliki. Menurut Mulyasa (2010: 69)

tes adalah instrumen untuk mengumpulkan data prestasi belajar peserta didik,

baik melalui tes lisan, tertulis, maupun perbuatan. Dari pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa tes adalah instrument alat ukur yang digunakan

untuk mengukur kemampuan yang dimiliki.

Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir

pembelajaran atau pada saat pemberian tindakan evaluasi. Tes dilakukan

terhadap siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 kecamatan Gemolong Kabupaten

Sragen. Tes yang diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1

kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen berupa soal yang harus diselesaikan

oleh siswa. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat

pemahaman konsep siswa ranah kognitif yang diperoleh siswa kelas V SD

Negeri Nganti 1 setelah kegiatan pemberian tindakan. Data yang diperoleh

dari pemberian tes ini berupa nilai tentang pemahaman konsep bangun ruang.

3. Studi Dokumen

Teknik studi dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen atau

arsip yang ada, seperti kurikulum, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang dibuat oleh guru, buku atau meteri pelajaran, hasil tulisan atau

karangan siswa dan nilai yang diberikan guru serta rekaman video saat

tindakan berlangsung.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

E. Validitas data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang dapat

digunakan untuk memeriksa validitas suatu data yaitu Validitas isi.

Menurut Purwanto (2010: 120) validitas isi (content validity) adalah

pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil

belajar mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur. Pengujian validitas isi

dapat dilakukan menggunakan satu dari tiga metode yaitu menelaah butir

instrumen, meminta pertimbangan ahli dan analisis korelasi butir soal.

Pengujian validitas isi yang dilakukan dengan menelaah butir dilakukan

dengan mencermati kesesuaian isi butir yang ditulis dengan perencanaan yang

dituangkan dalam kisi-kisi. Butir-butir tes hasil belajar dinyatakan valid apabila

setelah mencermati isi butir-butir yang ditulis menunjukkan kesesuaian dengan

kisi-kisi. Menurut Saifuddin Azwar (2010: 45) dikarenakan estimasi validitas isi

tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis rasional

maka tidaklah diharapkan setiap orang akan sama sependapat mengenai

sejauhmana validitas isi suatu tes telah tercapai.

Dalam penelitian ini penggunaan validitas isi dengan cara menguji

Standar Kompetensi yaitu memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang

serta hubungan antar bangun, kemudian dari Kompetensi Dasar yaitu

mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang . Kompetensi Dasar tersebut dijabarkan

dalam beberapa indikator. Indikator dijabarkan dalam tujuan pembelajaran,

selanjutnya dengan beberapa tujuan pembelajaran tersebut dituangkan dalam

bentuk kisi-kisi. Kisi-kisi soal yang telah dibuat kemudian dijabarkan dalam

bentuk soal.

Pengujian data penelitian dengan validitas isi, yaitu dengan melihat

kesesuaian antara kisi-kisi, indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

telah dibuat dengan soal-soal yang diujikan serta kesesuaian dengan materi ajar

yang rumuskan dalam Kompetensi Dasar.

F. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis agar

memudahkan penarikan kesimpulan penelitian. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data diskriptif komparatif. Menurut

Sarwiji Suwandi (2009: 61) Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data

kualitatif, yaitu dengan cara membandingkan hasil anatar siklus.

Peneliti membandingkan hasil sebelum tindakan dengan hasil akhir

setiap siklus. Data sebelum tindakan dibandingkan dengan data pada siklus I dan

data pada saat siklus I dibandingkan dengan data pada siklus II.

Setelah data hasil tes dianalisis secara deskriptif komparatif, selanjutnnya

data hasil observasi dan studi dokumentasi dianalisis dengan teknik analisis kritis.

Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan

kelebihan kinerja guru dan siswa, serta kendala dan pemecahan masalah yang

terjadi selama proses pembelajaran. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam

menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan

pemahaman konsep bangun ruang yaitu pengertian bangun ruang, unsur-unsur

bangun ruang dan sifat-sifat bangun ruang yang ditunjukkan dengan perolehan

nilai minimum 60 (KKM). Penelitian ini berhasil jika 80% siswa memperoleh

nilai > 60. Jika dalam penelitian ini siswa yang memperoleh nilai > 60 kurang

dari 80%, maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus berikutnya.

H. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian adalah rangkaian tahapan yang harus dilakukan dalam

melaksanakan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 16) Tahapan dalam

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

penelitian tindakan kelas mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Tahapan dalam

penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam skema pada gambar 3.2

Gambar 3.2 . Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi

Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)

Berdasarkan gambar 3.2, dapat dijelaskan bahwa dalam prosedur

penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap, yang semuanya saling

berurutan dan mempengaruhi. Dalam penelitian tindakan kelas semua tahap dari

tahap pelaksanaan sampai tahap refleksi harus dilaksanakan agar penelitian yang

dilakukan dapat berhasil sesuai tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini telah

dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Adapun

tahapan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Perencanaan

Refleksi siklus I Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pelaksanaan Refleksi siklus II

Pengamatan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 18 April 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan

pada tanggal 19 April 2012.

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan

metode guided discovery (penemuan terbimbing).

2) Menyiapkan sumber belajar.

3) Menyiapkan media, fasilitas dan sarana pendukung.

4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

5) Menyiapkan lembar observasi guru, observasi aktivitas siswa, lembar

pengamatan perilaku berkarakter dan lembar pengamatan keterampilan

sosial.

6) Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menggali kemampuan awal siswa tentang bangun ruang melalui

tanya jawab. Guru menanyakan macam bangun ruang apa saja yang telah

diketahui siswa.

2) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode guided discovery.

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan metode guided

discovery. Dalam pembelajaran pemahaman konsep bangun ruang siswa

belajar dengan metode guided discovery, yaitu melaksanakan proses

penemuan dengan langkah-langkah guided discovery sebagai berikut:

a) Guru merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan

data secukupnya.

b) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,

mengorganisir, dan menganalisis data tersebut.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c) Siswa menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang

dilakukan.

d) Konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut diatas diperiksa oleh

guru.

e) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka

verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk

menyusunnya.

f) guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa

apakah penemuan itu benar.

4) Pada pertemuan pertama siswa melakukan proses penemuan tentang

pengertian bangun ruang, unsur-unsur bangun ruang serta sifat-sifat

tabung dan prisma segitiga. Pertemuan kedua siswa melakukan proses

penemuan tentang sifat-sifat limas segitiga, limas segiempat dan kerucut.

5) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari kegiatan penemuan yang

telah dilakukan.

6) Guru memberikan evaluasi.

c. Observasi

Kegiatan observasi berupa kegiatan pengamatan dan mencatat

segala sesuatu secara cermat mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan,

maupun dampak dari tindakan tersebut. Observasi pada siklus I dilakukan

analisis peningkatan nilai evaluasi siswa dari kegiatan pratindakan. Kegiatan

observasi juga difokuskan pada kemampuan guru (peneliti) dalam mengajar

dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar. Observasi

kemampuan guru dalam mengajar dan aktivitas siswa diarahkan pada poin-

poin pedoman yang telah disiapkan oleh peneliti. Kegiatan observasi

kemampuan guru dalam mengajar yang dilaksanakan oleh guru kelas V

sebagai observer, sedangkan observasi terhadap aktivitas siswa

dilaksanakan oleh peneliti sebagai observer. Observasi kemampuan guru

dalam mengajar dan aktivitas siswa dilaksanakan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Data observasi disajikan setiap akhir siklus.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Hasil observasi pada guru yang telah dilaksanakan pada siklus I

pertemuan I dan II ditemukan kelemahan-kelemahan pada guru (lihat

lampiran 22: 152) saat pembelajaran berlangsung. Pada saat kegiatan pra

pembelajaran, kegiatan awal dan kegiatan inti masih belum maksimal.

Berdasarkan lembar observasi guru pada siklus I pertemuan I

dan II diperoleh skor rata-rata 2,99 yang berarti kategori cukup (lihat

lampiran 22: 152). Sedangkan untuk aktivitas siswa setelah dilakukan

pengamatan juga terdapat kelemahan-kelemahan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung (lihat lampiran 23: 155). Seperti banyak siswa

yang belum terfokus pada kegiatan pembelajaran dan kerjasama kelompok

yang kurang maksimal.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I dan II diperoleh skor rata-rata 2,08 yang berarti keaktifan

siswa dalam pembelajaran cukup (lihat lampiran 23: 155). Berdasarkan

hasil observasi guru maupun aktifitas siswa yang telah dilaksanakan pada

siklus I tersebut, pembelajaran sudah berlangsung cukup baik, namun

pembelajaran tersebut belum maksimal karena masih terdapat beberapa

kekurangan yang harus diperbaiki agar nilai Matematika siswa dapat

mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pada pelaksanaan siklus

I, nilai Matematika siswa mengalami peningkatan dibandingkan nilai

Matematika siswa pada saat pretes (lihat lampiran 21: 151), yaitu siswa

yang belum tuntas menurun dari 70% atau 14 siswa menjadi 45% atau 9

siswa dan yang tuntas meningkat dari 30% atau 6 siswa menjadi 55% atau

11 siswa.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi, dilakukan kegiatan menganalisa tindakan yang

telah dilaksanakan. Mengidentifikasi apa saja masalah dan hambatan yang

muncul dalam siklus I, untuk kemudian dijadikan sebagai dasar perbaikan

tindakan pada siklus II agar hasilnya lebih maksimal. Berdasarkan hasil

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

observasi guru dan aktivitas siswa yang dilakukan guru kelas V dan peneliti,

maka dilakukan refleksi.

Pada pelaksanaan refleksi ditemukan beberapa kelemahan-

kelemahan pada pelaksanaan siklus I. Kelemahan tersebut terdapat pada

kegiatan prapembelajaran, kegiatan awal dan kegiatan inti yang belum

maksimal. Solusinya pada siklus II, guru harus lebih maksimal dan berusaha

sebaik-baiknya untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Keaktifan siswa pada siklus I masih kurang, hal ini ditunjukkan

dengan banyak siswa yang belum terfokus pada kegiatan pembelajaran dan

siswa belum bisa bekerja sama dalam kelompok dengan baik. Solusinya

guru mengubah formasi tempat duduk menyerupai tapal kuda agar perhatian

siswa lebih terfokus pada kegiatan pembelajaran. Guru membagi kelompok

dengan jumlah anggota lebih kecil lagi yaitu terdiri dari 2 siswa, agar siswa

dapat terlatih untuk melakukan kerjasama mulai dari kelompok kecil. Pada

pelaksanaan siklus I guru sudah melakukan pembelajaran dengan baik,

namun masih ditemukan hambatan-hambatan sehingga hasil evaluasi belum

menunjukkan pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan, yaitu 80%

memperoleh nilai >60 (KKM). Kelemahan-kelemahan yang ditemukan

dalam siklus I akan diperbaiki dalam siklus II, sehingga pada siklus II

pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih baik dan hasil evaluasi pada

siklus II dapat meningkat.

2. Tindakan Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 25 April 2012 dan kedua dilaksanakan pada tanggal

26 April 2012.

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Setelah melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I, peneliti

berkonsultasi dengan guru kelas V tentang cara mengatasi kelemahan-

kelemahan pada siklus I. Kemudian peneliti mempersiapkan pembelajaran

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

yang lebih baik agar hasilnya lebih maksimal, yaitu dapat mencapai

indikator kinerja yang telah ditetapkan. Sebelum melakukan pembelajaran,

peneliti mempersiapkan hal-hal berikut: pertama, membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode guided

discovery (penemuan terbimbing) dengan memperhatikan hasil refleksi pada

siklus I. Kedua, Menyiapkan sumber belajar yang lebih bervariasi. Ketiga,

Menyiapkan media, fasilitas dan sarana pendukung. Keempat,

Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. Kelima, Menyiapkan

lembar observasi guru, observasi aktivitas siswa, lembar pengamatan

perilaku berkarakter dan lembar pengamatan keterampilan sosial.

Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap pelaksanaan Tindakan

1. Pembelajaran pemahaman konsep bangun ruang, pada pertemuan

pertama siswa melakukan proses guided discovery tentang pengertian

bangun ruang, unsur-unsur bangun ruang serta sifat-sifat tabung dan

prisma segitiga. Pertemuan kedua siswa melakukan proses guided

discovery tentang sifat-sifat limas segitiga, limas segiempat dan kerucut.

2. Tempat duduk siswa diatur dengan formasi tapal kuda.

3. Siswa melakukan penemuan terbimbing dengan diskusi kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 2 siswa.

4. Beberapa kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas.

5. Guru menjelaskan tentang materi bangun ruang yang telah didiskusikan

disertai gambar contoh-contoh bangun ruang dalam kehidupan sehari-

hari.

6. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi

pelajaran yang telah dipelajari.

7. Guru memberikan evaluasi.

8. Memantau peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran

pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran Matematika.

c. Tahap observasi

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kegiatan observasi berupa kegiatan pengamatan dan mencatat

segala sesuatu secara cermat mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan,

maupun dampak dari tindakan tersebut. Observasi pada siklus II dilakukan

analisis peningkatan nilai evaluasi siswa dari siklus I. Kegiatan observasi

juga difokuskan pada kemampuan guru dalam mengajar dan aktivitas siswa

selama kegiatan belajar mengajar. Observasi pada siklus II dilaksanakan

setiap pertemuan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi

kemampuan guru dalam mengajar diarahkan pada poin-poin pedoman yang

telah disiapkan oleh peneliti. Kegiatan observasi kemampuan guru dalam

mengajar yang dilaksanakan oleh guru kelas V sebagai observer, sedangkan

observasi terhadap aktivitas siswa dilaksanakan oleh peneliti sebagai

observer.

Berdasarkan hasil observasi kemampuan guru pada siklus II (lihat

lampiran 33: 204), secara umum menunjukkan bahwa kemampuan mengajar

guru pada siklus II sudah lebih baik dibanding siklus I, yaitu meningkat

menjadi 3,70. Secara umum aktivitas siswa selama proses pembelajaran

siklus II (lihat lampiran 34: 208) juga sudah lebih baik bila dibanding siklus

I, yaitu menjadi 3,17.

d. Tahap Refleksi

Dalam tahap refleksi, peneliti kembali menganalisis, merefleksi,

dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan. Pembelajaran yang dilaksanakan

pada siklus II sudah berlangsung dengan baik. Nilai observasi guru dan

aktifitas siswa juga mengalami peningkatan. Nilai evaluasi siswa juga

mengalami peningkatan, yaitu 85% siswa sudah mencapai indikator

ketercapaian yang telah ditetapkan (lihat lampiran 32: 203). Penelitian ini

dikatakan berhasil, jika telah mencapai indikator ketercapaian, yaitu 80%

siswa mendapat nilai diatas KKM (60). Berdasarkan hasil tersebut, maka

penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Penelitian diawali dengan melakukan observasi dan wawancara tentang

masalah pembelajaran yang dihadapi guru kelas. Setelah berdiskusi dengan guru

kelas V, peneliti menemukan permasalahan pada pembelajaran konsep bangun

ruang pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1. Siswa kelas V SD Negeri Nganti 1

berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V,

diketahui bahwa siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 mengalami kesulitan dalam

pembelajaran bangun ruang. Hal ini dibuktikan dengan hasil pretes (lihat lampiran

16: 123) yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 12 April 2012. Berdasarkan

hasil tes tersebut diketahui bahwa 30% atau 6 siswa yang memperoleh nilai di atas

KKM (> 60) dan yang memperoleh nilai di bawah KKM, 70% atau 14 siswa.

Perolehan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 20. Hasil pretes dapat disajikan

dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Pretes Konsep Bangun Ruang dalam

Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Nganti 1

Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi)

fi.xi Presentase

(%)

20-32 6 26 156 30

33-45 4 39 156 20

46-58 2 52 104 10

59-71 6 65 390 30

72-84 1 78 78 5

85-97 1 91 91 5

Jumlah 20 975 100

Nilai rerata = 49

Ketuntasan klasikal = 6:20 x 100% = 30%

Nilai Tertinggi = 85

Nilai Terendah = 20

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 4.1 menunjukkan kemampuan memahami konsep bangun ruang

dalam mata pelajaran matematika sebelum pelaksanaan tindakan. Hasil Pretes

tersebut dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1. Grafik Hasil Pretes Siswa Kelas V SD Negeri Nganti 1

Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas dapat diketahui hasil pretes

pemahaman konsep bangun ruang dalam mata pelajaran Matematika pada siswa

kelas V SD Negeri Nganti 1 sebelum diterapkannya metode guided discovery

masih sangat rendah. Siswa yang memperoleh nilai di bawah atau sama dengan

KKM masih banyak yaitu 14 siswa (lihat lampiran 15: 119).

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus

terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus dilakukan dengan 4 tahapan, yaitu: 1)

perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan (observasi), dan 4) refleksi.

Pelaksanaan tindakan setiap siklus, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 18 April 2012, pembelajaran dilakukan selama 2

jam pelajaran atau 70 menit mulai dari pukul 07.00-08.10 WIB. Pertemuan

0

1

2

3

4

5

6

Fre

ku

ensi

Hasil Tes Pretes Siswa Kelas V

20-32 33-45 46-58 59-71 72-84 85-97

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kedua dilaksanakan pada tanggal 19 April 2012, pembelajaran dilakukan

selama 2 jam pelajaran atau 70 menit mulai dari pukul 07.00-08.10 WIB.

Tahapan pelaksanaanya sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

7) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

penerapan metode guided discovery (penemuan terbimbing).

Agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai maka sebelum kegiatan pembelajaran

perlu melakukan kegiatan perencanaan terkait dengan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan perencanaan

pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), peneliti menentukan model dan

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini

menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) dan menerapkan metode pembelajaran yang

didominasi dengan metode pembelajaran guided discovery serta

beberapa metode lain yang mendukung. Materi ajar pada

pertemuan pertama adalah pengertian bangun ruang, unsur-unsur

bangun ruang dan sifat-sifat tabung serta prisma segitiga. Materi

ajar pada pertemuan kedua adalah sifat-sifat limas segitiga, limas

segiempat dan kerucut. Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ini guru juga harus memperhatikan kelemahan-

kelemahan metode guided discovery sehingga dapat mengatasi

kelemahan tersebut dan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Cara yang disiapkan guru dalam mengatasi kelemahan

metode guided discovery dalam pembelajaran bangun ruang, yaitu:

a) Agar bimbingan yang diberikan guru merata, guru hanya

memberikan bimbingan sesuai kebutuhan setiap kelompok. jika

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

salah satu anggota kelompok dirasa sudah mengerti, maka guru

meminta bantuan anggota kelompok yang telah mengerti untuk

menjelaskan kepada teman-temannya dalam satu kelompok.

Sehingga waktu guru tidak habis untuk beberapa kelompok saja,

namun dapat merata ke semua kelompok.

b) Dalam melakukan penemuan, siswa memerlukan kesiapan

mental yang lebih karena selama ini pembelajaran masih bersifat

konvensional. Cara untuk mengatasi hambatan ini guru

memberikan pengertian kepada siswa bagaimana caranya

melakukan penemuan secara kelompok.

c) Metode ini kurang memberi kesempatan untuk berfikir kreatif.

Cara untuk mengatasi kelemahan ini bimbingan yang diberikan

guru hanya sesuai kebutuhan siswa, jadi guru tidak melakukan

bimbingan secara terus-menerus.

d) Metode guided discovery terlalu mementingkan perolehan

pengetahuan sehingga aspek afektif dan psikomotorik kurang

diperhatikan. Dalam melakukan pembelajaran bangun ruang ini

guru juga melakukan penilaian dari segi afektif dan

psikomotorik siswa. Pembentukan kelompok diharapkan dapat

melatih afektif siswa dan dengan menggambar bangun ruang

akan mengasah kemampuan psikomotorik siswa.

8) Menyiapkan sumber belajar.

Sumber belajar sangat penting dalam pelaksanaan

pembelajaran. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru

harus terlebih dahulu menyiapkan berbagai sumber belajar yang

akan digunakan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.

sumber belajar berupa buku-buku referensi yang berkaitan dengan

bangun ruang kelas V Sekolah Dasar. Buku referensi tersebut

berupa buku paket matematika untuk kelas V Sekolah Dasar dari

beberapa penerbit. Sumber belajar bukan hanya berupa buku

referensi, namun lingkungan sekitar juga dapat digunakan sebagai

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sumber belajar. Guru menggunakan benda-benda di sekitar

sekolahan sebagai sumber belajar bangun ruang.

9) Menyiapkan media, fasilitas dan sarana pendukung.

Dalam pembelajaran, media mempunyai kedudukan yang

sangat penting. Siswa Sekolah Dasar berada pada fase operasional

kongkret, sehingga dalam pembelajaran penggunaan media sangat

penting. Media yang digunakan dalam pembelajaran bangun ruang,

yaitu bangun ruang yang terbuat dari kertas karton.

10) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

Guru mengembangkan format evaluasi pembelajaran

dengan membuat kisi-kisi evaluasi yang sesuai dengan indikator

pembelajaran yang telah dibuat di dalam RPP. Kisi-kisi

pembelajaran kemudian dijabarkan ke dalam bentuk soal-soal

evaluasi. Soal-soal evaluasi yang telah dibuat digunakan untuk

mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.

11) Menyiapkan lembar observasi guru, observasi aktivitas siswa,

lembar pengamatan perilaku berkarakter dan lembar pengamatan

keterampilan sosial.

Guru mempersiapkan lembar observasi guru untuk menilai

kemampuan guru saat mengajar. Lembar observasi aktivitas siswa

digunakan untuk mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran

berlangsung. Lembar pengamatan perilaku berkarakter dan lembar

pengamatan keterampilan sosial, digunakan untuk mengetahui

ketercapaian aspek afektif siswa dalam pembelajaran. Aspek afektif

yang diukur berupa perilaku berkarakter dan keterampilan sosial

siswa.

12) Menyiapkan alat dokumentasi.

Alat dokumentasi yang digunakan berupa kamera untuk

merekam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Rekaman kegiatan pembelajaran dapat digunakan untuk

mengevaluasi jalannya pembelajaran, sehingga pembelajaran yang

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

akan datang akan lebih baik. Selain kamera untuk merekam video,

juga untuk mendokumentasikan gambar berupa foto.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan

pada siklus I, sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan

pada hari Rabu, 18 April 2012. Pelaksanaan tindakan dimulai pada

pukul 7.00-08.10 WIB. Kegiatan dilaksanakan pada saat jam

pelajaran ke-1 sampai jam pelajaran ke-2. Uraian kegiatan

pembelajaran pada pertemuan I sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan rutin,

yaitu guru memberi salam, berdoa dan presensi. Guru

mengkondisikan kelas. Guru melakukan apersepsi dengan

menanyakan bentuk bangun ruang yang sudah diketahui siswa.

Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Setelah mengkondisikan kelas, guru membagi siswa

menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.

Setiap kelompok menempatkan diri pada tempat duduk dengan

cara berkelompok. Guru memberikan media bangun datar dan

bangun ruang berbentuk tabung dan prisma segitiga. Siswa

secara berkelompok berdiskusi untuk menemukan konsep-

konsep sesuai Lembar Kerja Siswa yang telah disiapkan guru.

Setelah siswa selesai melakukan penemuan konsep sesuai LKS,

setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan

hasil penemuan kelompoknya di depan kelas. Siswa yang lain

menanggapinya dan guru memberikan pembetulan atas

penemuan siswa yang kurang tepat. Setelah dipastikan semua

siswa mengerti akan konsep yang benar, guru memberikan

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kertas sebagai tempat siswa menggambar bangun ruang yang

telah dipelajari. Di samping menggambar bangun ruang yang

telah dipelajari siswa juga memberi nama bangun ruang tersebut

dengan huruf, kemudian menyebutkan sifat-sifat bangun ruang

sesuai huruf tersebut secara individu. Guru memberikan soal

evaluasi secara individu kepada siswa untuk mengetahui

kebenaran penemuan yang telah dilakukan siswa.

c) Kegiatan Akhir

Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi

di rumah. Guru memberikan pesan untuk pertemuan yang akan

datang lebih mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran

yang akan dilakukan. Guru menutup pelajaran kemudian

mengizinkan siwa untuk beristirahat.

2) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan

pada hari kamis, 19 April 2012. Pelaksanaan tindakan dimulai pada

pukul 7.00-08.10 WIB. Kegiatan dilaksanakan pada saat jam

pelajaran ke-1 sampai jam pelajaran ke-2. Uraian kegiatan

pembelajaran pada pertemuan I sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan

memberikan salam, berdoa, menanyakan kabar siswa dan

presensi. Guru mengkondisikan kelas. Guru memberikan

apersepsi dengan menanyakan materi yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa.

b) Kegiatan Inti

Guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru memberikan media bangun

limas segitiga, limas segiempat dan kerucut kepada setiap

kelompok. setiap kelompok mengamati dan menganalisis

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

bangun ruang yang diberikan guru untuk melakukan penemuan.

Guru juga membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKS) sebagai

arahan siswa untuk melakukan penemuan. Guru berkeliling

kelas untuk memantau kegiatan penemuan yang dilakukan siswa

dan memberi petunjuk bagi siswa yang mengalami kesulitan.

Setelah semua kelompok selesai, guru menunjuk perwakilan

kelompok untuk maju ke depan kelas melaporkan hasil

penemuan kelompoknya. Kelompok yang lain menanggapi,

guru memberi pembetulan bagi penemuan siswa yang kurang

tepat. Setelah semua siswa mengerti konsep yang benar, guru

membagikan kertas sebagai tempat untuk siswa menggambar

menggambar bangun ruang yang telah dipelajari. Di samping

menggambar bangun ruang yang telah dipelajari siswa juga

memberi nama bangun ruang tersebut dengan huruf, kemudian

menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sesuai huruf tersebut

secara individu. Guru memberikan soal evaluasi secara individu

kepada siswa untuk mengetahui kebenaran penemuan yang telah

dilakukan siswa.

c) Kegiatan Akhir

Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi

di rumah. Guru memberikan pesan untuk pertemuan yang akan

datang lebih mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran

yang akan dilakukan. Guru menutup pelajaran kemudian

mengizinkan siwa untuk beristirahat.

c. Tahap Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran

berlangsung, yang meliputi: aktivitas siswa dan guru, perilaku

berkarakter, keterampilan sosial dan aspek psikomotor. Observasi

terhadap kemampuan guru saat mengajar dilakukan oleh guru kelas V

terhadap peneliti saat mengajar. Observasi terhadap aktivitas siswa,

perilaku berkarakter, keterampilan sosial dan aspek psikomotorik

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dilakukan oleh peneliti. Pengamatan kemampuan mengajar guru dan

aktivitas siswa digunakan sebagai evaluasi pelaksanaan tindakan jika

hasil evaluasi siswa belum mencapai indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Penilaian observasi dilakukan setiap akhir pertemuan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka diketahui hal-hal

berikut:

1) Hasil Tes Siswa

Hasil tes siswa pada siklus I (lihat lampiran 21: 151)

mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak

55% atau 11 siswa. Untuk lebih jelasnya data disajikan ke dalam tabel

4.2 berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Siklus I Konsep Bangun

Ruang dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri

Nganti 1

Tabel 4.2 menunjukkan kemampuan siswa kelas V SD

Negeri Nganti 1 dalam memahami konsep bangun ruang dalam mata

pelajaran matematika pada siklus I. Hasil Tes pada siklus I dapat

disajikan ke dalam bentuk grafik pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi)

fi.xi Presentase

(%)

40-49 2 44,5 89 10

50-59 4 54,5 218 20

60-69 9 64,5 580,5 45

70-79 4 74,5 298 20

80-89 0 84,5 0 0

90-99 1 94,5 94,5 5

Jumlah 20 1280 100

Nilai rerata = 61,75

Ketuntasan klasikal = 11:20 x 100% = 55%

Nilai Tertinggi = 90

Nilai Terendah = 40

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 4.2. Grafik Hasil Tes Siklus I Siswa Kelas V SD Negeri

Nganti 1

Berdasarkan Tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa

siswa yang tuntas mengalami peningkatan meskipun kurang

segnifikan. Jumlah siswa yang tuntas atau mendapat nilai di atas

KKM meningkat dari 6 siswa atau 30% menjadi 11 siswa atau 55%.

Jumlah siswa yang tidak tuntas juga mengalami penurunan, yaitu dari

14 atau 70% siswa menjadi 9 atau 45% siswa (lihat lampiran 21: 151).

Perolehan nilai tertinggi dan terendah juga mengalami peningkatan,

yaitu nilai tertinggi 90 dan terendah 40 (lihat lampiran 21: 151).

Perkembangan hasil pretes dan siklus I dapat disajikan dalam

grafik pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Hasil Tes pada Siswa Kelas V SD

Negeri Nganti 1 pada Saat Pretes dan Siklus I

0

5

10

Fre

ku

ensi

Nilai Interval

Hasil Nilai Tes Siklus I Kelas V

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99

0

20

40

60

80

100

Pratindakan Siklus I

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rerata Kelas20

85

49 40

90

61,75

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil tes siswa kelas V pada

pemahaman konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika

mengalami peningkatan setelah dilaksanakannya tindakan siklus I.

Nilai tertinggi meningkat menjadi 90 dan nilai terendah meningkat

menjadi 40. Jumlah siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan

dibanding pada saat pretes. Data disajikan ke dalam tabel 4.3 sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Perkembangan Ketuntasan Hasil Tes Siswa Kelas V SD

Negeri Nganti 1 pada Pretes dan Siklus I

No Ketuntasan Pratindakan Siklus I

Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 6 30 11 55

2 Tidak Tuntas 14 70 9 15

Data tersebut, dapat disajikan ke dalam bentuk grafik seperti

pada Gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Ketuntasan Hasil Tes Siswa Kelas

V SD Negeri Nganti 1 pada Pratindakan dan Siklus I

Tabel 4.3 dan gambar 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan

klasikal mengalami peningkatan pada siklus I dibandingkan pada saat

0

2

4

6

8

10

12

14

Tuntas Tidak Tuntas

Pratindakan

Siklus I

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pretes. Pada pretes siswa yang tuntas 6 atau 30%, dan pada siklus I

meningkat menjadi 11 atau 55% siswa. Siswa yang tidak tuntas pada

saat pretes 14 atau 70% siswa dan berkurang pada siklus II menjadi 9

atau 45% siswa. Berdasarkan uraian tersebut nilai pemahaman konsep

bangun ruang siswa telah mengalami peningkatan, namun peningkatan

tersebut belum maksimal karena belum mencapai indikator kinerja

yang telah ditetapkan.

2) Hasil Pengamatan Kemampuan Guru (peneliti)

Setiap pelaksanaan tindakan, saat guru (peneliti) mengajar

dilakukan penilaian terhadap kemampuan guru (peneliti) dalam

mengajar oleh guru kelas V. Berdasarkan Hasil penilaian kemampuan

mengajar guru pada siklus I pertemuan I dan II (lihat lampiran 22:

152), nilai kemampuan guru pada siklus I dapat disajikan dalam tabel

4.4 berikut:

Tabel 4.4. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Siklus I

No. Pertemuan ke- Skor/Nilai Rata-rata

1 Pertemuan I 2,86 2,99

2 Pertemuan II 3,12

Data tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I peneliti

memperoleh skor 2,99 yang berarti kategori cukup. Walaupun

kategori cukup, namun pembelajaran yang dilakukan guru belum

maksimal. Walaupun guru telah mempersiapkan cara untuk mengatasi

kelemahan metode guided discovery, namun masih ditemukan

kelemahan-kelemahan pada guru dalam melakuka pembelajaran.

Berdasarkan lembar observasi guru pada siklus I (lihat lampiran 22:

152), dapat dikatahui kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan

pembelajaran siklus I. Dalam pembelajaran masih terdapat beberapa

kekurangan yang menghambat siswa dalam memahami konsep

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

bangun ruang, sehingga guru perlu mengadakan perbaikan.

Kelemahan-kelemahan yang dialami guru pada siklus I, antara lain:

1) Pada saat kegiatan pra pembelajaran guru tidak memeriksa

kesiapan siswa dan kurang maksimal dalam mengkondisikan siswa

untuk menerima pelajaran yang akan diberikan.

2) Pada saat kegiatan awal, apersepsi yang diberikan guru kurang

mendorong siswa untuk mengemukakan pengetahuan awal tentang

konsep yang dibahas dan guru kurang memotivasi siswa agar

tertarik pada pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3) Pada saat kegiatan inti guru tidak mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkan materi dengan

realitas kehidupan, kurang menguasai kelas, pembelajaran yang

berlangsung melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan, tidak

menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, belum

menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dan kurang

menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.

3) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Pada tahap perencanaan guru telah memperiapkan cara untuk

mengatasi kelemahan metode guided discovery, namun masih

ditemukan kelemahan pada aktivitas siswa. Berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung (lihat lampiran 23: 155), skor aktivitas

siswa, yaitu 2,08 yang berarti kategori keaktifan siswa dalam

pembelajaran cukup. Walaupun dalam kategori cukup, namun

pembelajaran belum maksimal. Pada aktivitas siswa ditemukan

kelemahan-kelemahan, antara lain:

1) Respon siswa kurang dalam menanggapi pertanyaan yang

diberikan guru. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya siswa yang

menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

2) Banyak siswa yang kurang berkonsentrasi saat kegiatan

pembelajaran, banyak yang bercanda sendiri.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3) Belum adanya interaksi positif antara siswa dan keaktifan siswa

kurang selama kegiatan pembelajaran.

4) Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan kerjasama dalam

kelompok. Siswa jarang melakukan kerja kelompok, sehingga tidak

terbiasa bekerja secara kelompok.

5) Keberanian siswa kurang untuk maju ke depan kelas

mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan bertanya jika merasa

kurang jelas. Hal ini ditunjukkan dengan guru membutuhkan waktu

yang lama untuk membujuk siswa maju ke depan kelas.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I dan II diperoleh skor rata-rata 2,08 yang berarti keaktifan

siswa dalam pembelajaran cukup (lihat lampiran 23: 155).

Berdasarkan hasil observasi guru maupun aktifitas siswa yang telah

dilaksanakan pada siklus I tersebut, pembelajaran sudah berlangsung

cukup baik, namun pembelajaran tersebut belum maksimal karena

masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki agar nilai

matematika siswa dapat mencapai indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Pada pelaksanaan siklus I, nilai matematika siswa

mengalami peningkatan dibandingkan nilai matematika siswa pada

saat pra tindakan, yaitu siswa yang tuntas meningkat dari 6 atau 30%

siswa menjadi 11 atau 55% siswa dan jumlah siswa yang tidak tuntas

juga mengalami penurunan dari 14 atau 70% siswa menjadi 9 atau

45% siswa (lihat lampiran 21: 151) .Guru perlu merumuskan cara

untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam penelitian sehingga

pembelajaran pada siklus selanjutnya dapat lebih baik.

d. Tahap Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah dapat

meningkatkan nilai evaluasi siswa kelas V SD Negeri Nganti 1

dibanding hasil evaluasi pada saat pratindakan. Dalam pelaksanaan

siklus I terdapat kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran, sehingga

guru harus menentukan cara untuk mengatasi hambatan tersebut agar

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik dan nilai evaluasi

siswa dapat meningkat sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Adapun alternatif solusi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pada

siklus I sebagai berikut:

i. Kelemahan guru dalam mengajar

a) Pada kegiatan pra pembelajaran siklus I guru belum memeriksa

kesiapan siswa dan mengkondisikan siswa dengan baik. Pada

siklus II guru harus terlebih dahulu memeriksa kesiapan dan

mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran. Guru harus

terlebih dahulu memerintahkan siswa untuk menyiapkan alat-

alat tulisnya dan membuat kelas nyaman dan tak gaduh.

b) Pada saat kegiatan awal siklus I, apersepsi yang diberikan guru

kurang mendorong siswa untuk mengemukakan pengetahuan

awal tentang konsep yang dibahas dan guru kurang memotivasi

siswa agar tertarik pada pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Solusinya pada siklus II, guru melakukan apersepsi dengan

memberi pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan yang

sering dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari agar

pengetahuan awal siswa tentang konsep bangun ruang lebih

tergali dan guru banyak memberi kata-kata motivasi seperti

pembelajaran kali ini sangat mudah dan menyenangkan kalian

pasti bisa kepada siswa agar siswa tertarik pada pembelajaran.

c) Pada siklus I saat kegiatan inti guru tidak mengaitkan materi

dengan pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkan materi

dengan realitas kehidupan, kurang menguasai kelas,

pembelajaran yang berlangsung melebihi alokasi waktu yang

telah ditentukan, tidak menumbuhkan partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran, belum menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa dan kurang menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme siswa dalam belajar. Solusinya pada siklus II, guru

harus lebih mengaitkan konsep yang dipelajari dengan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pengetahuan lain yang relevan yaitu konsep bangun ruang

dikaitkan dengan wujud benda pada pelajaran IPA, guru lebih

bersikap tegas dan menarik perhatian siswa agar siswa tidak

gaduh dan siswa dapat berkonsentrasi untuk mengikuti

pembelajaran. Pada siklus II guru harus lebih memperhatikan

alokasi waktu, sehingga pembelajaran tidak melebihi alokasi

waktu yang telah ditetapkan. Guru banyak memberikan

pertanyaan-pertanyaan agar siswa lebih aktif dan guru lebih

bersikap terbuka dan membuat pembelajaran terasa

menyenangkan dengan memberikan pujian bagi siswa yang mau

bertanya atau menjawab pertanyaan agar dapat menumbuhkan

keceriaan dan keantusiasan siswa.

ii. Kelemahan aktivitas siswa

Pada siklus I, juga ditemukan beberapa kelemahan-

kelemahan yang menyebabkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran kurang maksimal. Kelemahan-kelemahan tersebut

diatasi dengan tindakan sebagai berikut:

a) Pada siklus I respon siswa kurang dalam menanggapi

pertanyaan yang diberikan guru. Pada siklus II, Guru banyak

memberikan motivasi agar siswa tidak perlu merasa takut

dalam menjawab pertanyaan guru.

b) Banyak siswa yang kurang berkonsentrasi saat kegiatan

pembelajaran, banyak yang bercanda sendiri. Guru mengubah

formasi tempat duduk menyerupai tapal kuda agar perhatian

siswa lebih terfokus pada kegiatan guided discovery yang

mereka lakukan.

c) Belum adanya interaksi positif antara siswa dan keaktifan

siswa kurang selama kegiatan pembelajaran. Solusinya pada

siklus II, guru memberi pengertian bahwa antara siswa dalam

satu kelompok harus bekerja sama dengan baik dan agar

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

menumbuhkan keaktifan siswa guru banyak memberi

pertanyaan-pertanyaan.

d) Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan kerjasama

dalam kelompok. Siswa jarang melakukan kerja kelompok,

sehingga tidak terbiasa bekerja secara kelompok. solusinya

pada siklus II, Guru membagi kelompok dengan jumlah

anggota lebih kecil lagi yaitu terdiri dari 2 siswa, agar siswa

dapat terlatih untuk melakukan kerjasama mulai dari

kelompok kecil sehingga siswa akan lebih mudah bekerja

sama selama proses guided discovery.

e) Keberanian siswa kurang untuk maju ke depan kelas

mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan bertanya jika

merasa kurang jelas. Solusinya, pada siklus II guru

memberikan motivasi-motivasi yang membangun dan

memberikan pujian bagi siswa yang maju ke depan kelas agar

siswa lebih berani dalam mempresentasikan hasil

penemuannya ke depan kelas dan siswa tidak takut untuk

bertanya.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada tanggal 25 April 2012, pembelajaran dilakukan

selama 2 jam pelajaran atau 70 menit mulai dari pukul 07.00-08.10 WIB.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 April 2012, pembelajaran

dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 70 menit mulai dari pukul 07.00-

08.10 WIB.

Tahap pelaksanaan tindakannya sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan metode guided discovery (penemuan terbimbing).

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Sebelum Melaksanakan pembelajaran pada siklus II, guru

terlebih dahulu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang merupakan perbaikan dari siklus I. RPP yang dibuat

menggunakan metode guided discovery sebagai metode utama dalam

pembelajaran dan metode lain sebagai pendukung.

2) Menyiapkan sumber belajar.

Sebelum pembelajaran berlangsung, guru harus terlebih

dahulu menyiapkan sumber belajar yang relevan dan mendukung

penyampaian materi dalam mengajar. Buku-buku sumber berupa buku

referensi yang berkaitan dengan materi bangun ruang.

3) Menyiapkan media, fasilitas dan sarana pendukung.

Guru harus menyiapkan media agar pembelajaran dapat

maksimal. Media bangun ruang yang telah disiapkan berguna unuk

menunjang proses penemuan siswa. Bangun ruang yang digunakan

pada pertemuan I berupa bangun-bangun datar, tabung, prisma

segitiga dan gambar benda-benda yang berbentuk tabung dan prisma

segitiga.

4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

Guru mengembangkan format evaluasi pembelajaran dengan

membuat kisi-kisi evaluasi yang sesuai dengan indikator pembelajaran

yang telah dibuat di dalam RPP. Kisi-kisi pembelajaran kemudian

dijabarkan ke dalam bentuk soal-soal evaluasi. Soal-soal evaluasi

yang telah dibuat digunakan untuk mengukur keberhasilan

pembelajaran yang telah dilakukan.

5) Menyiapkan lembar observasi guru, observasi aktivitas siswa, lembar

pengamatan perilaku berkarakter dan lembar pengamatan

keterampilan sosial.

Guru mempersiapkan lembar observasi guru untuk menilai

kemampuan guru saat mengajar. Lembar observasi aktivitas siswa

digunakan untuk mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran

berlangsung. Lembar pengamatan perilaku berkarakter dan lembar

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

pengamatan keterampilan sosial, digunakan untuk mengetahui

ketercapaian aspek afektif siswa dalam pembelajaran. Aspek afektif

yang diukur berupa perilaku berkarakter dan keterampilan sosial

siswa.

6) Menyiapkan alat dokumentasi.

Alat dokumentasi yang digunakan berupa kamera untuk

merekam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Rekaman

kegiatan pembelajaran dapat digunakan untuk mengevaluasi jalannya

pembelajaran, sehingga pembelajaran yang akan datang akan lebih

baik. Selain kamera untuk merekam video, juga untuk

mendokumentasikan gambar berupa foto.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan I

a) Kegiatan awal

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan rutin,

yaitu guru memberi salam, berdoa dan presensi. Guru

mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru

memberikan motivasi agar siswa tertarik pada kegiatan

pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan

bentuk bangun ruang yang sudah diketahui siswa. Selanjutnya guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti

Setelah mengkondisikan kelas, guru memeriksa kesiapan

siswa dengan meminta siswa untuk mempersiapkan alat-alat tulis

mereka. Guru membentuk siswa menjadi kelompok secara

berpasangan. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan

penemuan yang akan dilakukan siswa. Guru membagikan bangun

ruang yang akan diamati olah siswa dan Lembar Kerja Siswa

(LKS) sebagai arahan dalam proses penemuan. Guru memantau

kegiatan penemuan yang dilakukan setiap kelompok. Setelah

semua kelompok selesai guru memberi kesempatan kelompok yang

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

ingin mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Guru

memberikan motivasi-motivasi, agar siswa berani untuk maju ke

depan kelas. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

dan kelompok yang lain menanggapinya. Guru membenarkan

jawaban siswa yang kurang benar. Guru memberikan penjelasan

tentang konsep bangun ruang yang baru saja dipelajari dengan

menggunakan gambar dan guru juga mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan yaitu wujud benda (IPA) serta

mengaitkan bangun ruang dengan benda-benda yang ditemuai

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru memastikan semua siswa

sudah mengerti tentang konsep yang diajarkan. Guru meminta

siswa untuk menggambar bangun ruang yang telah dipelajari pada

selembar kertas dan memberi nama bangun ruang tersebut dengan

huruf kemudian menuliskan sifat-sifat bangun ruang berdasarkan

hurufnya. Setelah selesai, gambar bangun ruang dikumpulkan.

Guru menanyakan apakah ada yang ditanyakan.

c) Kegiatan akhir

Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi di

rumah. Guru memberikan pesan untuk pertemuan yang akan datang

lebih mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran yang

akan dilakukan. Guru menutup pelajaran kemudian mengizinkan

siwa untuk beristirahat.

2) Pertemuan II

a) Kegiatan awal

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan rutin,

yaitu guru memberi salam, berdoa dan presensi. Guru melakukan

apersepsi dengan menanyakan bentuk bangun ruang yang sudah

diketahui siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran. Guru mengkondisikan kelas agar pembelajaran

berjalan dengan lancar.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

b) Kegiatan inti

Setelah guru mengkondisikan kelas dan memeriksa

kesiapan siswa, guru membagi siswa menjadi kelompok

berpasangan yang terdiri dari 10 kelompok. Guru memberi

penjelasan tentang kegiatan penemuan yang akan dilakukan siswa.

Sebelum memulai kegiatan penemuan guru membagikan media

bangun limas segitiga, limas segiempat dan kerucut kepada semua

kelompok. Setiap kelompok melakukan diskusi tentang penemuan

yang dilakukan. Setelah semua kelompok selesai melakukan

penemuan, guru memberikan kesempatan bagi kelompok yang

ingin melaporkan hasil diskusinya di depan kelas. Guru

memberikan motivasi-motivasi, agar siswa berani untuk maju ke

depan kelas. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

dan kelompok yang lain menanggapinya. Guru membenarkan

jawaban siswa yang kurang benar. Guru memberikan penjelasan

tentang konsep bangun ruang yang baru saja dipelajari dengan

menggunakan gambar dan guru juga mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan yaitu wujud benda (IPA) serta

mengaitkan bangun ruang dengan benda-benda yang ditemuai

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru memastikan semua siswa

sudah mengerti tentang konsep yang diajarkan. Guru meminta

siswa untuk menggambar bangun ruang yang telah dipelajari pada

selembar kertas dan memberi nama bangun ruang tersebut dengan

huruf kemudian menuliskan sifat-sifat bangun ruang berdasarkan

hurufnya. Setelah selesai, gambar bangun ruang dikumpulkan.

Guru menanyakan apakah ada yang ditanyakan.

c) Kegiatan akhir

Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi di

rumah. Guru memberikan pesan untuk pertemuan yang akan datang

lebih mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran yang

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

akan dilakukan. Guru menutup pelajaran kemudian mengizinkan

siwa untuk beristirahat.

c. Tahap Observasi

1) Hasil Tes Siswa

Berdasarkan hasil tes siswa pada siklus II (lihat lampiran 32:

203), dapat diketahui bahwa hasil tes siswa pada siklus II mengalami

peningkatan dibanding siklus I. Adapun rinciannya disajikan dalam

tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Siklus II Konsep Bangun

Ruang dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri

Nganti 1

Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi)

fi.xi Presentase

(%)

45-54 2 49,5 99 10

55-64 1 59,5 59,5 5

65-74 8 69,5 556 40

75-84 6 79,5 477 30

85-94 3 89,5 268,5 15

Jumlah 20 1460 100

Nilai rerata = 70,38

Ketuntasan klasikal = 17:20 x 100% = 85%

Nilai Tertinggi = 92,5

Nilai Terendah = 45

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes

terhadap pemahaman konsep bangun ruang pada siswa kelas V

mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas

KKM meningkat menjadi 17 atau 85% siswa. Data tersebut dapat

disajikan ke dalam grafik pada gambar 4.5 sebagai berikut:

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 4.5 Grafik Hasil Tes Siswa Kelas V SD Negeri Nganti 1

Berdasarkan Tabel 4.5 dan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa

kemampuan siswa dalam memahami konsep bangun ruang dalam

pembelajaran Matematika mengalami peningkatan. Peningkatan

tersebut dapat dilihat melalui perolehan nilai tertinggi siswa yaitu 92,5

dan nilai terendah 45. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga mengalami

peningkatan menjadi 70,38. Ketuntasan siswa juga mengalami

peningkatan menjadi 17 atau 85% siswa.

Untuk mengetahui perkembangan hasil tes siswa pada

pemahaman konsep bangun ruang kelas V pada siklus I dan siklus II,

dapat disajikan dalam grafik berikut (gambar 4.6):

Gambar 4.6 Grafik Perkembangan Hasil Tes pada Siklus I dan Siklus II

0

2

4

6

8

Fre

ku

ensi

Nilai Interval

Hasil Nilai Tes Siklus II Kelas V

45-54 55-64 65-74 75-84 85-94

0

20

40

60

80

100

siklus I Siklus II

NilaiTerendah

NilaiTertinggi

40

90

61,75 45

92,5

70,38

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa hasil tes siswa

pada siklus II mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I. Pada

siklus I, nilai terendah adalah 40 dan pada siklus II meningkat menjadi

45. Demikian juga perolehan nilai tertinggi meningkat dari 90 pada

siklus I menjadi 92,5 pada siklus II. Nilai rata-rata kelas siswa juga

mengalami peningkatan, yaitu 61,75 pada siklus I dan meningkat

menjadi 70,38 pada siklus II.

Selain data hasil tes siswa, ketuntasan siswa mengalami

peningkatan juga menjadi 17 atau 85% siswa (lihat lampiran 32: 203).

Adapun data perkembangan ketuntasan kelas pada siklus I dan siklus

II, sebagai berikut:

Tabel 4.6 Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas V pada

siklus I dan II

Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas V pada

Siklus I dan II dapat disajikan ke dalam grafik pada gambar 4.7

sebagai berikut:

Gambar 4.7 Grafik Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas V

pada Siklus I dan II

0

5

10

15

20

Tuntas Tidak Tuntas

Siklus I

Siklus II

No Ketuntasan Siklus I Siklus II

Jumlah % jumlah %

1 Tuntas 11 55 17 85

2 Tidak Tuntas 9 45 3 15

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4.7 dan grafik pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa

siswa yang memperoleh nilai di atas KKM mengalami peningkatan

yang signifikan. Ketuntasan pada siklus I mencapai 11 atau 55% siswa

dan meningkat menjadi 17 atau 85% siswa. Berdasarkan hasil ini,

dapat diketahui bahwa indikator kinerja telah tercapai, maka

penelitian dapat dikatakan berhasil dan tindakan dihentikan.

2) Nilai observasi kemampuan guru

Setelah adanya perbaikan cara mengajar guru pada siklus II.

Kemampuan guru dalam mengajar mengalami peningkatan dan jauh

lebih baik. Pada siklus II, guru sudah melakukan pembelajaran secara

maksimal, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep bangun

ruang. Berdasarkan lembar observasi guru pada siklus II (lihat

lampiran 33: 204), data observasi guru pada siklus II dapat disajikan

dalam tebel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kemampuan Guru Siklus II

No. Pertemuan ke- Skor/ Nilai Rata-rata

1 Pertemuan I 3,61 3,70

2 Pertemuan II 3,79

Rata-rata nilai kemampuan mengajar guru pada siklus II

mengalami peningkatan dibanding siklus I yaitu dari 2,99 pada siklus

I menjadi 3,70 pada siklus II. Nilai kemampuan mengajar guru

termasuk kategori baik (lihat lampiran 33: 204). Guru sudah

melakukan pengajaran dengan maksimal. Terlihat bahwa guru sudah

memperbaiki kekurangannya pada siklus I, antara lain:

a) Pada saat kegiatan pra pembelajaran guru sudah memeriksa

kesiapan siswa dan sudah berhasil pmengkondisikan siswa dalam

menerima pelajaran, hal ini ditunjukkan, sebelum pembelajaran

dimulai siswa telah mempersiapkan alat-alat tulis mereka, guru

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

telah mempersiapkan ruang dan media pembelajaran serta kelas

terlihat kondusif.

b) Pada saat kegiatan awal, apersepsi yang diberikan guru sudah

mendorong siswa untuk mengemukakan pengetahuan awal tentang

konsep yang dibahas dan guru sudah memotivasi siswa agar

tertarik pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini terlihat

dengan keantusiasan siswa pada saat menjawab pertanyaan

apersepsi dari guru maupun saat memulai kegiatan guided

discovery.

c) Pada saat kegiatan inti guru sudah mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkan materi dengan

realitas kehidupan, guru sudah bersikap lebih tegas dan menarik

perhatian siswa sehingga kelas tidak gaduh. Perubahan formasi

tempat duduk juga membuat siswa lebih dapat terfokus pada

pembelajaran sehingga siswa lebih dapat berkonsentrasi untuk

mengikuti pembelajaran. pada pelaksanaan siklus II, guru udah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang

telah ditetapkan, yaitu 70 menit. Pada siklus II, guru sudah

menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan

sudah menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa serta

sudah menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

belajar. Hal tersebut terlihat dengan meningkatnya aktivitas siswa.

Siswa sudah terlihat lebih antusias baik dalam melakukan kegiatan

penemuan maupun dalam menjawab pertanyaan dari guru.

3) Nilai Aktivitas Siswa

Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas siswa pada siklus

II (lihat lampiran 34: 208), dapat diketahui bahwa pada tindakan

siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan yang cukup baik.

Perolehan skor aktivitas siswa meningkat dari 2,08 yang berarti

keaktifan siswa dalam pembelajaran cukup pada siklus I menjadi 3,17

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

yang berarti keaktifan siswa dalam pembelajaran baik pada siklus II.

Terlihat bahwa terdapat perbaikan pada aktivitas siswa, antara lain:

a) Respon siswa sudah baik dalam menjawab pertanyaan dari guru,

hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang ingin menjawab

pertanyaan dan tidak merasa takut lagi bila jawabannya kurang

benar.

b) Siswa di dalam kelas terlihat tenang dan perhatiannya sudah

terfokus pada kegiatan pembelajaran.

c) Interaksi antara siswa sudah baik, hal ini terlihat dengan tidak

adanya pertengkaran di dalam kelompok. keaktifan siswa juga

sudah baik, hal ini ditunjukkan dengan banyak siswa yang ingin

menjawab pertanyaan dari guru.

d) Dalam melakukan kerja kelompok, siswa sudah dapat bekerja

dalam kelompok dengan lebih baik. Hal ini terlihat dari keseriusan

dari tiap kelompok dalam berdiskusi.

e) Siswa sudah menunjukkan keberaniannya untuk maju ke depan

kelas. Hal ini ditunjukkan dengan sudah ada kesediaan siswa untuk

maju ke depan kelas tanpa ditunjuk oleh guru.

d. Tahap Refleksi

Dalam tahap refleksi, peneliti kembali menganalisis, merefleksi,

dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan. Pembelajaran yang

dilaksanakan pada siklus II sudah berlangsung dengan baik. Nilai

observasi guru dan aktifitas siswa juga mengalami peningkatan. Nilai

evaluasi siswa juga mengalami peningkatan, yaitu 85% siswa sudah

mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan. Penelitian ini

dikatakan berhasil, jika telah mencapai indikator ketercapaian, yaitu 80%

siswa mendapat nilai diatas KKM (60). Berdasarkan hasil tersebut, maka

penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

1. Perbandingan Hasil Nilai Pretes, Siklus I, dan Siklus II

Untuk mengetahui secara jelas peningkatan yang terdapat pada

tindakan setiap siklus, data-data peningkatan hasil evaluasi siswa dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Perbandingan Hasil Tes terhadap Jumlah Siswa pada Tiap Siklus

Setiap siklus hasil tes siswa mengalami peningkatan. Jumlah siswa

yang tuntas juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut disajikan

dalam tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Tes terhadap Jumlah

Siswa pada Tiap Siklus

Interval Pretes Siklus I Siklus II

Fi % Fi % Fi %

20-34 6 30 0 0 0 0

35-49 4 20 2 10 1 5

50-64 4 20 7 35 2 10

65-79 4 20 10 50 14 70

80-94 2 10 1 5 3 15

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Perbandingan hasil nilai terhadap jumlah siswa pada pratindakan,

siklus I dan siklus II, jika disajikan dalam grafik pada gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Jumlah Perolehan Hasil Tes Siswa Tiap Siklus

0

5

10

15

Pretes

Siklus I

Siklus II

Perbandingan Ketuntasan Siswa Tiap

Siklus

20-34 35-49 50-64 65-79 80-94

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.8, dapat diamati bahwa

terdapat perbedaan jumlah siswa yang mendapat nilai tertentu pada setiap

siklus. Perbedaan tersebut menunjukkan peningkatan perolehan nilai

setiap siklus. Pada pretes terdapat 6 siswa yang memperoleh nilai antara

interval nilai 20-34. Pada siklus I dan siklus II, menunjukkan bahwa tidak

ada siswa yang mendapat nilai pada interval nilai 20-34. Siswa yang

mendapat nilai antara interval 35-49, ada 4 siswa saat pretes, 2 siswa

saat siklus I, dan 1 siswa saat siklus II. Kemudian siswa yang mendapat

nilai antara interval nilai 50-64 ada 4 siswa pada saat pretes, 7 siswa saat

siklus I, dan 2 siswa saat siklus II. Siswa yang mendapat nilai antara

interval nilai 65-79 ada 4 siswa pada saat pretes, 10 siswa pada saat

siklus I, dan 14 siswa saat siklus II. Selanjutnya siswa yang memperoleh

nilai antara interval nilai 80-94, ada 2 siswa saat pretes, 1 siswa pada

siklus I dan 3 siswa saat siklus II.

b. Perbandingan Hasil Tes melalui Nilai Klasikal pada Tiap Siklus

Peningkatan hasil evaluasi yang diperoleh siswa dapat diketahui

dengan cara membandingkan nilai evaluasi siswa tiap siklus secara

klasikal. Adapun datanya disajikan ke dalam tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Tes Melalui Nilai Klasikal Tiap Siklus

Pretes Siklus I Siklus II

Nilai Terendah 20 40 45

Nilai Tertinggi 85 90 92,5

Nilai Rerata 49 61,75 70,38

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai klasikal siswa

mengalami peningkatan pada masing-masing siklus. Nilai evaluasi siswa

pada saat siklus I lebih baik daripada pretes dan nilai evaluasi siklus II

lebih baik daripada siklus I. Untuk lebih jelasnya peningkatan yang

terjadi setiap siklus, data disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.9

sebagai berikut:

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Hasil Tes Siswa Melalui Nilai Klasikal

Tiap Siklus

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa peningkatan terjadi setiap

dilakukannya tindakan. Nilai terendah dan tertinggi pada saat pretes

dapat ditingkatkan setelah dilakukannya tindakan siklus I. Nilai terendah

dan tertinggi pada siklus I dapat ditingkatkan melalui tindakan siklus II.

c. Perbandingan Hasil Tes melalui Perolehan Ketuntasan Klasikal pada

Tiap Siklus

Berdasarkan data nilai evaluasi yang diperoleh menunjukkan

bahwa ketuntasan klasikal pada setiap tindakan mengalami peningkatan.

Untuk mengetahui perbandingan perolehan nilai ketuntasan klasikal

setiap tindakan, dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tes Siswa Melalui Ketuntasan Klasikal

Tiap Siklus

Ketuntasan Klasikal

Jumlah Siswa (Fi) Presentase

Pratindakan 6 30

Siklus I 11 55

Siklus II 17 85

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM (60) selalu mengalami peningkatan.

0

20

40

60

80

100

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rerata

Pretes

Siklus I

Siklus II

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Untuk lebih jelasnya, berikut ini grafik perolehan ketuntasan siswa secara

klasikal pada tiap siklus (gambar 4.10a dan gambar 4.10b):

Gambar 4.10a Grafik Perolehan Ketuntasan Siswa Secara Klasikal

pada Tiap Siklus

Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar

4.10b di bawah ini, sehingga dapat dilihat peningkatan perolehan

ketuntasan klasikal siswa tiap siklus. Adapun grafiknya disajikan pada

gambar 4.10b sebagai berikut:

Gambar 4.10b Perbandingan Hasil Tes Siswa Berdasarkan Ketuntasan

Klasikal Setiap Siklus

Berdasarkan tabel 4.10, gambar 4.10a, dan gambar 4.10b dapat

diketahui bahwa hasil nilai evaluasi siswa kelas V SD Negeri Nganti 1

0

20

40

60

80

100

Ketuntasan Klasikal

Pratindakan

Siklus I

Siklus II

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Pratindakan Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

tentang pemahaman konsep bangun ruang dalam pembelajaran

Matematika. Data tersebut menunjukkan bahwa peningkatan terjadi

setelah dilaksanakannya tindakan. Pada pretes siswa yang tuntas 6 siswa

atau 30%, kemudian jumlah siswa yang tuntas ditingkatkan dengan

dilakukannya tindakan siklus I. Pada tindakan siklus I jumlah siswa yang

tuntas mengalami peningkatan dari 6 siswa pada saat pratindakan

menjadi 11 siswa pada saat siklus I. Perolehan ketuntasan nilai evaluasi

siswa pada siklus I ditingkatkan dengan pemberian tindakan pada siklus

II. Pada siklus II nilai evaluasi siswa mengalami peningkatan dibanding

siklus I, yaitu dari 11 atau 30% siswa yang tuntas pada siklus I menjadi

17 atau 85 siswa yang tuntas pada siklus II.

Berdasarkan pemaparan mengenai perbandingan hasil tes siswa

pada tiap siklus, dapat dilihat dengan jelas, bahwa hasil tes siswa

mengalami peningkatan setelah adanya perlakuan atau tindakan (siklus I

dan siklus II)

D. Pembahasan

1. Pratindakan

Kegiatan pratindakan dimulai pada bulan Januari dengan

melakukan wawancara, observasi dan diakhiri dengan tes pretes.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Kimin selaku wali kelas V SD

Negeri Nganti 1 pada tanggal 19 januari 2012 (lampiran 11: 111) diketahui

bahwa terdapat permasalahan pemahaman konsep bangun ruang pada

pembelajaran Matematika. Dalam mempelajari bangun ruang banyak siswa

yang kurang paham dan sulit untuk mempelajari materi tersebut.

Dalam pembelajaran Matematika guru harus menggunakan metode

pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas dan kompetensi

siswa. Guru juga harus memperhatikan pola pikir siswa, karena kemampuan

siswa berbeda-beda dan tidak semua siswa menyukai Matematika. hal

tersebut juga berlaku untuk pembelajaran Matematika materi bangun ruang.

Dalam pembelajaran materi bangun ruang dibutuhkan usaha guru untuk

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep bangun ruang,

sehingga siswa akan benar-benar memahami konsep bangun ruang secara

utuh. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dan media yang

mendukung akan sangat membantu pembelajaran konsep bangun ruang di

dalam kelas. Padahal pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih

bersifat konvensional.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas V (lihat lampiran

11: 111) diketahui bahwa terdapat kelemahan dalam pembelajaran yang

dilaksanakan guru selama ini. Kelemahan pembelajaran tersebut antara lain:

pertama, dalam kegiatan pembelajaran guru masih banyak menerapkan

metode ceramah, sehingga pembelajaran kurang bermakna. Kurang

bermaknanya pembelajaran bagi siswa akan menyebabkan siswa mudah

melupakan pembelajaran yang telah dilakukan dan siswa akan mengalami

kesulitan ketika menyelesaikan soal-soal yang bervariasi. Kedua, kurangnya

penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa mudah

bosan dan kurang tertarik terhadap pembelajaran. Kurang tertariknya siswa

dalam pembelajaran akan menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi dalam

pembelajaran Ketiga, model pembelajaran cenderung bersifat teacher

centered, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Kurang aktifnya

siswa dalam pembelajaran akan mengakibatkan kurangnya pengalaman

belajar yang didapatkan siswa dan pengetahuan siswa tidak akan

berkembang karena hanya mendengar penjelasan dari guru. Keempat,

dalam penyampaian materi pelajaran guru belum banyak memanfaatkan

media pembelajaran yang sesuai, sehingga siswa kesulitan untuk memahami

materi. Penggunaan media yang tepat akan membantu siswa untuk lebih

mudah memahami materi ajar, sebaliknya tidak adanya media dalam

pembelajaran akan mengakibatkan siswa kesulitan memahami materi ajar.

Kelima, banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika merupakan

mata pelajaran yang sulit sehingga siswa kurang berminat untuk menguasai

konsep-konsep matematika. Dalam mempelajari Matematika banyak siswa

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yang merasa takut pada Matematika sehingga pada saat pembelajaran siswa

kurang antusias.

Beberapa kekurangan Guru dalam melaksanakan pembelajaran

Matematika khususnya materi bangun ruang menyebabkan siswa kesulitan

dalam memahami konsep bangun ruang. Hal tersebut berdampak pada

jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM masih sedikit. Pretes

(lihat lampiran 15: 119) yang dilaksanakan pada hari kamis, 12 April 2012

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah

KKM (60). Dari 20 siswa, hanya 6 atau 30% siswa yang memperoleh nilai

di atas KKM. Artinya 14 atau 70% siswa nilainya masih sama atau di bawah

KKM. Oleh karenanya perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki proses

pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami konsep bangun ruang

dengan baik. Dalam mempelajari konsep bangun ruang, baiknya siswa

menemukan sendiri konsepnya dengan begitu pembelajaran akan lebih

bermakna bukan sekedar hafalan. Pembelajaran yang dilakukan guru

haruslah menarik perhatian siswa dan mendorong siswa untuk mempelajari

konsep yang dipelajari.

Metode yang sesuai dengan mata pelajaran matematika materi

bangun ruang salah satunya adalah metode guided discovery (penemuan

terbimbing). Metode ini menekankan pada proses penemuan pengetahuan

oleh siswa sendiri, guru hanya memberi arahan secukupnya. Dengan

menemukan sendiri pengetahuannya, siswa akan termotivasi dan akan

meningkatkan kepercayaan diri siswa, dll. Dengan penerapan metode

guided discovery diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang

konsep bangun ruang dalam mata pelajaran Matematika secara maksimal.

2. Siklus I

Berdasarkan pada temuan-temuan yang diperoleh dari kegiatan

pratindakan, perlu adanya tindak lanjut untuk meningkatkan pemahaman

konsep bangun ruang dalam mata pelajaran Matematika pada siswa kelas V

SD Negeri Nganti 1. Upaya tersebut dilaksanakan dengan melakukan

pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 tentang konsep

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

bangun ruang dalam mata pelajaran Matematika dengan menerapkan

metode guided discovery. Tindakan tersebut dilaksanakan secara bersiklus,

yaitu dengan 2 siklus.

Pada pelaksanaan siklus I, terbukti bahwa adanya peningkatan

pemahaman konsep bangun ruang kelas V SD Negeri Nganti 1. Perolehan

ketuntasan klasikal berdasarkan hasil tes pertemuan I dan pertemuan II

(lihat lampiran 21: 151) menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas

meningkat. Pada pratindakan hanya ada 30% atau 6 dari 20 siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM dan pada siklus I meningkat menjadi 55%

atau 11 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Dengan demikian

tindakan pada siklus I berhasil meningkatkan pemahaman konsep bangun

ruang siswa kelas V. Selain itu, kemampuan guru dalam mengajar pada

siklus I (lihat lampiran 22: 152) juga sudah cukup baik, sehingga

memperoleh skor 2,99 yang berarti pembelajaran guru cukup. Kemampuan

guru dalam mengajar tersebut berpengaruh pada aktivitas siswa dalam

pembelajaran. Dalam pembelajaran sebagian siswa sudah terlihat antusias

walaupun hanya sedikit. Sebagian siswa juga sudah mulai berani

mengemukakan pendapatnya, sehingga penilaian terhadap aktivitas siswa

(lihat lampiran 23: 155) memperoleh skor 2,39 yang berarti keaktifan siswa

dalam pembelajaran cukup.

Kemampuan guru dalam mengajar dalam kategori cukup, sehingga

berpengaruh terhadap keaktifan siswa yang juga berkategori keaktifan siswa

dalam pembelajaran cukup. Karena kemampuan guru dalam mengajar dan

keaktifan siswa yang belum maksimal tersebut menyebabkan belum

tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal tersebut

perlu ada perbaikan baik dari segi kemampuan guru dalam mengajar

maupun dari keaktifan siswa. Guru harus memperbaiki kemampuan

mengajarnya agar lebih baik lagi. Perbaikan tersebut bertujuan agar dapat

meningkatkan keaktifan siswa sehingga kemampuan pemahaman konsep

bangun ruang siswa dapat meningkat dan dapat mencapai indikator kinerja

yang telah ditetapkan.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Secara umum kemampuan guru dalam mengajar sudah cukup,

namun masih ada kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki. Kelemahan

kemampuan guru dalam mengajar pada siklus I (lihat lampiran 22: 152),

antara lain: Pertama, pada saat kegiatan pra pembelajaran guru tidak

memeriksa kesiapan siswa dan kurang maksimal dalam mengkondisikan

siswa untuk menerima pelajaran yang akan diberikan. Kedua, pada saat

kegiatan awal, apersepsi yang diberikan guru kurang mendorong siswa

untuk mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang dibahas dan

guru kurang memotivasi siswa agar tertarik pada pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Ketiga, pada saat kegiatan inti guru tidak mengaitkan materi

dengan pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkan materi dengan

realitas kehidupan, kurang menguasai kelas, pembelajaran yang berlangsung

melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan, tidak menumbuhkan

partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, belum menunjukkan sikap

terbuka terhadap respon siswa dan kurang menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme siswa dalam belajar.

Selain itu aktivitas siswa juga terdapat kelemahan (lihat lampiran

23: 155), antara lain: Pertama, respon siswa kurang dalam menanggapi

pertanyaan yang diberikan guru. Respon siswa yang kurang tersebut

disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang

dilakukan guru (peneliti) dan masih banyak siswa yang malu-malu untuk

menjawab pertanyaan dari guru. Kedua, banyak siswa yang kurang

berkonsentrasi saat kegiatan pembelajaran, banyak yang bercanda sendiri.

Kemampuan guru dalam penguasaan kelas kurang sehingga mengakibatkan

kurang terfokusnya siswa dalam pembelajaran. Ketiga, belum adanya

interaksi positif antara siswa dan keaktifan siswa kurang selama kegiatan

pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa disebabkan guru belum

menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, belum

menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dan kurang

menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Keempat,

kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan kerjasama dalam kelompok.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Selama ini guru kelas jarang melakukan pembelajaran secara kelompok,

sehingga pada saat bekerja kelompok masih banyak siswa yang bertengkar

karena perbedaaan pendapat. Kelima, keberanian siswa kurang untuk maju

ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan bertanya jika

merasa kurang jelas.

Kelemahan-kelemahan tersebut membuat hasil pembelajaran

kurang maksimal. Oleh karenanya perlu ada tindak lanjut untuk

memperbaiki proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

pemahaman konsep bangun ruang siswa dan dapat mencapai indikator

kinerja yang telah ditetapkan. Tindak lanjut tersebut akan dilaksanakan pada

siklus II dengan memperhatikan upaya perbaikan pembelajaran.

3. Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II, terbukti adanya peningkatan

pemahaman konsep bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus II (lihat lampiran 32: 203),

perolehan ketuntasan siswa meningkat dari 55% atau hanya 11 dari 20 siswa

yang memperoleh nilai di atas KKM pada saat siklus I menjadi 85% atau 17

siswa memperoleh nilai di atas KKM pada saat siklus II. Peningkatan

tersebut cukup signifikan bila dibanding peningkatan dari pratindakan ke

siklus I. Hal tersebut terjadi karena pelaksanaan siklus II lebih matang dan

kelemahan-kelemahan yang masih terdapat pada siklus I sudah diatasi

dengan baik pada siklus II.

Peningkatan nilai evaluasi siswa pada siklus II tidak begitu Saja

terjadi. Peningkatan tersebut karena guru dalam melakukan pembelajaran

sudah lebih baik, sehingga aktivitas siswa mengalami kemajuan.

Peningkatan tersebut juga disebabkan karena kelemahan-kelemahan pada

siklus I telah diatasi dengan baik. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru

banyak memberikan motivasi-motivasi agar siswa tidak perlu takut untuk

bertanya, menjawab pertanyaan dan maju ke depan kelas. Motivasi-motivasi

yang diberikan guru dapat menumbuhkan keberanian siswa sehingga

banyak siswa yang maju ke depan kelas tanpa ditunjuk oleh guru. Pada

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

siklus II, siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap

pembelajaran guided discovery yang diterapkan guru, sehingga pelaksanaan

proses guided discovery oleh siswa sudah lebih baik dibanding siklus I.

Pada siklus II kerjasama kelompok siswa sudah lebih baik dibanding siklus

I, siswa yang bertengkar karena perbedaan pendapat sudah berkurang dan

sebagian besar siswa sudah dapat bekerja sama secara kelompok dengan

baik. Perencanaan pembelajaran pada siklus II sudah dilakukan dengan

lebih baik dan pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai

kegiatan akhir juga sudah baik.

Meningkatnya kemampuan guru dalam mengajar dan aktivitas

siswa tersebut berdampak pada perolehan nilai evaluasi siswa yang

meningkat. Pada siklus II kemampuan guru dalam mengajar meningkat dari

2,99 pada siklus I menjadi 3,70 pada siklus II (lihat lampiran 33: 204).

Aktivitas siswa meningkat dari 2,08 dengan kategori keaktifan siswa dalam

pembelajaran cukup pada siklus I menjadi 3,17 dengan kategori keaktifan

siswa dalam pembelajaran baik pada siklus II (lihat lampiran 34: 208).

Berdasarkan hasil tes yang diperoleh pada siklus II, indikator

kinerja telah tercapai, sehingga tindakan dapat dihentikan dan dinyatakan

berhasil. Data-data yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa metode

guided discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang

dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1.

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN, SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode guided discovery dapat

meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Nganti

1.

Dengan menerapkan metode guided discovery terbukti dapat

meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam mata pelajaran

Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1. Peningkatan tersebut terjadi

pada setiap siklus. Pada saat pratindakan kemampuan siswa kelas V SD Negeri

Nganti 1 masih sangat rendah. Perolehan nilai rata-rata kelas pada saat

pratindakan mencapai 49. Perolehan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 61,75

pada siklus I, kemudian ditingkatkan lagi pada tindakan siklus II dengan capaian

nilai rata-rata kelas sebesar 70,38.

Peningkatan juga terjadi pada pencapaian ketuntasan klasikal siswa. Pada

saat pratindakan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM mencapai 30%.

Artinya dari 20 siswa hanya 6 siswa mencapai ketuntasan. Kondisi tersebut

ditingkatkan pada pelaksanaan siklus I dengan pencapaian ketuntasan klasikal

sebesar 55% atau 11 siswa nilainya sudah mencapai ketuntasan. Kondisi pada

siklus I ditingkatkan lagi sehingga pada siklus II pencapaian nilai ketuntasan

klasikal siswa meningkat menjadi 85%. Artinya dari 20 siswa, ada 17 siswa yang

telah mencapai ketuntasan.

Bila dibandingkan peningkatan presentase ketuntasan klasikal siswa dari

pratindakan ke siklus I, yaitu 25% lebih kecil dibanding peningkatan presentase

ketuntasan klasikal siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 30%. Perbedaan

tersebut dikarenakan pada siklus I, siswa belum terbiasa bekerja dalam kelompok.

siswa masih mengalami kesulitan beradaptasi dengan perbedaan yang terdapat

dalam kelompok. Pada siklus II, peningkatan presentase ketuntasan klasikal siswa

lebih besar, karena pada siklus II siswa bekerjasama dalam kelompok yang lebih

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

kecil yang terdiri dari 2 siswa, sehingga siswa dapat berlatih bekerjasama dalam

kelompok dengan lebih mudah.

Pembelajaran Matematika dengan penerapan metode guided discovery

membuat siswa lebih terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. siswa terlibat

secara langsung dalam penemuan konsep yang mereka pelajari, sehingga siswa

akan lebih memahami konsep tersebut. Dengan metode guided discovery juga

dapat meningkatkan rasa percaya diri dan rasa ingin tahu siswa sehingga

mendorong siswa untuk dapat belajar lebih baik.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan,

terdapat implikasi teoritis dan implikasi praktis yang dapat dikemukakan, sebagai

berikut:

1. Implikasi Teoritis

Adanya peningkatan pemahaman konsep bangun ruang dalam mata

pelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Nganti 1 melalui metode

guided discovery mengimplikasikan bahwa hasil penelitian ini dapat

dimanfaatkan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

metode guided discovery. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi

bagi peneliti lain untuk memberikan wawasan mengenai teori dan penerapan

metode guided discovery dalam pembelajaran Matematika dengan materi ajar

yang berbeda. Selain dapat diterapkan dalam pembelajaran Matematika, guided

discovery juga dapat diterapkan dalam mata pelajaran yang lain.

2. Implikasi Praktis

Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan membuktikan hasil

pembelajaran siswa meningkat setelah diterapkannya metode guided discovery.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka metode guided discovery dapat

digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran untuk diterapkan dalam

pembelajaran di kelas. Metode guided discovery juga dapat dimanfaatkan

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

dalam menemukan konsep-konsep pembelajaran , sehingga pembelajaran lebih

bermakna dan berkesan bagi siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, maka saran-

saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu

pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri

Nganti 1 pada khususnya sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Hendaknya dalam belajar Matematika siswa memahami dengan sungguh-

sungguh materi yang diajarkan guru, sehingga belajar bukan sekedar

menghafal. Dengan memahami materi mata pelajaran Matematika yang

dipelajari, siswa akan dengan mudah mengerjakan soal-soal yang bervariasi

dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Penerapan metode guided discovery memberikan kesempatan seluas-

luasnya bagi siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya dengan

bimbingan guru. Siswa hendaknya memanfaatkan dengan baik dan terlibat

secara aktif pada setiap tahapan dalam pembelajaran dengan metode guided

discovery.

2. Bagi Guru

a. Dalam melakukan kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran

Matematika guru hendaknya menggunakan metode yang sesuai dengan

karakteristik Matematika sekolah dasar sehingga penyampaian materi

kepada siswa lebih efektif dan efisien. Selain itu dalam pemilihan metode

pembelajaran guru harus mengutamakan kebermaknaan pembelajaran bagi

siswa sehingga siswa tidak hanya sekedar menghafal namun siswa dapat

menemukan sendiri konsep-konsep pengetahuan tentang materi pelajaran.

b. Siswa usia sekolah dasar masih berada pada fase operasional kongret

sehingga guru seharusnya banyak menggunakan media yang mendukung

penyampaian materi pembelajaran Matematika.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

c. Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru dalam kegiatan

pembelajaran yaitu menerapkan metode guided discovery dalam mata

pelajaran dan materi yang sesuai.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu

pembelajaran, yaitu dengan menerapkan metode guided discovery dalam

kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan kesesuaian materi pelajaran,

sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal dan dapat

meningkatkan kompetensi siswa.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama,

hendaknya menghindari kemungkinan-kemungkinan hambatan dalam

pelaksanaan metode guided discovery dan mempersiapkan alternatif untuk

mengatasinya agar hasil yang diperoleh lebih baik dan maksimal. Bagi peneliti

lain yang hendak melakukan penelitian di SD Negeri Nganti 1 pada kelas V

hendaknya juga mencari alternatif pemecahan masalah bagi siswa yang belum

tuntas sampai penelitian ini selesai, sehingga siswa dapat tuntas semua dan

pemahaman tentang konsep bangun ruang siswa dapat menjadi lebih baik.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Depdikbud dan Rineka Cipta.

Abimanyu, S. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Alkismanto. (2003). Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran

Matematika. Yogjakarta: Departemen Pendidikan Nasional Derektorat

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan

Penataran Guru Matematika Yogjakarta.

Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bahri, S. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Basleman, A. (2011). Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja

Rodaskarya.

Clara, dkk. (2009). Pemecahan Masalah Matematika. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta :

AV Publisher.

Hamdani. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Heruman. (2007). Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ismiarti, Y. (2010). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang dalam

Pembelajaran Matematika Kelas V SD N 02 Karangsari Jatiyoso

Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi Tidak

Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

John, dkk. (1985). Metode Pengajaran Matematika untuk Sekolah Dasar. Jakarta:

PT Gelora Aksara Pratama.

Joolingen, W.V. (1999). Cognitive tools for discovery learning 1. International

Journal of Artificial Intelligence in Education (IJAIED) 10 (1998)

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

385-397. Diperoleh 10 April 2012, dari http://hal.archives-

ouvertes.fr/docs/00/19/73/49/PDF/vanJoolingen99.pdf

Lavine, R.A. (2005). Commentary Guided Discovery Learning with Vodeotaped

Case Presentation In Neurobiologi. Departement of Pharmalogi &

Psikology The George Washington University School of Mediciane

And Health Sciences. Diperoleh 16 Maret 2012, dari http://www

.iamse.org/member/article/volume15-1/15-1-4-7.pdf

Markaban. (2006). Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Pusat Pengembangan dan Penelitian Guru Matematika Yogyakarta.

Matthew B. Miles and A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Muhsetyo, G. (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Mulyasa. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja

Rodaskarya.

Nyimas Aisyah, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional.

Poerwanti, E. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayuningsih, D. (2010). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Konsep

Gaya pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode

Penemuan Terbimbing di Kelas V SD Negeri Somongari Kecamatan

Kaligesing Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.

Skripsi Tidak Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Roestiyah N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Citra.

Sa’dijah, C. (1998). Pendidikan Matematika II. Malang: Depdikbud Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Sardjiyo. (2008). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Slavin . (2009). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Peningkatan...konsep bangun ruang dalam mata pelajaran matematika melalui metode guided discovery pada siswa kelas v sd negeri nganti 1 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Soenarjo. (2007). Matematika 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Soewito. (1991). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan

Tenaga Kependidikan.

Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sumanto,dkk. (2008). Gemar Matematika Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional.

Sumardyono. (2004). Karakteristik Matematika dan Aplikasinya Terhadap

Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan

Nasional Derektorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat

Pengembangan Penataran Guru Matematika Yogyakarta.

Sunaryo. (2010). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Ruang

Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V SD N 01

Pegundan Tahun 2009/2010. Skripsi Tidak Dipublikasikan. FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Syah, M. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Susilana, R. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Van De Wall, J.A. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta:

Erlangga.