perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis...

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BERBASIS SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-MASYARAKAT (SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN Skripsi Skripsi Oleh : Oni Arlitasari K 2308006 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BERBASIS

SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-MASYARAKAT

(SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA

SUMBER ENERGI ALTERNATIF

TERBARUKAN

Skripsi

Skripsi

Oleh :

Oni Arlitasari

K 2308006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BERBASIS

SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-MASYARAKAT

(SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA

SUMBER ENERGI ALTERNATIF

TERBARUKAN

Oleh :

Oni Arlitasari

K 2308006

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Oni Arlitasari

NIM : K2308006

Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Fisika

Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “PENGEMBANGAN BAHAN

AJAR IPA TERPADU BERBASIS SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-

MASYARAKAT (SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA

SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN” ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini adalah hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Oni Arlitasari

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 27 Desember 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Pujayanto, M.Si Dra. Rini Budiharti, M.Pd NIP. 19650614 199203 1003 NIP. 19582708 198403 2 003

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 30 Januari 2013

Tim Penguji Skripsi

Ketua : Drs. Supurwoko, M. Si ........................

Sekretaris : Drs. Surantoro, M. Si ........................

Anggota I : Drs. Pujayanto, M. Si ........................

Anggota II : Dra. Rini Budiharti, M. Pd ......................

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Oni Arlitasari. K2308006. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU BERBASIS SAINS-LINGKUNGAN-TEKNOLOGI-MASYARAKAT (SALINGTEMAS) DENGAN TEMA BIOMASSA SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan yang memenuhi kriteria baik.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif ini merupakan penelitian pengembangan berdasarkan model yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan penelitian ini meliputi: (1).Penelitian dan megumpulkan informasi, (2).Perencanaan, (3).Pengembangan draft produk, (4).Uji coba lapangan awal, (5).Merevisi hasil uji coba lapangan awal, dan (6).Uji coba lapangan utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan observasi. Data-data yang diperoleh berasal dari validator yang terdiri atas 3 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 3 peer reviewer serta responden yang terdiri atas 10 siswa dari dua SMP yaitu SMP Negeri 3 Purworejo dan SMP Negeri 16 Purworejo dan 30 siswa yang berasal dari lima SMP yaitu SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo, SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo, dan SMP Negeri 16 Purworejo. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penilaian skor standar dari Saifudin Azwar yang kemudian dibagi menjadi lima kategori.Teknik analisis data kualitatif yang digunakan yakni model interaktif dari Miles dan Huberman yang melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Pengembangan bahan ajar IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS yang berupa modul dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan secara umum sudah baik dengan kesesuaian hasil validasi dari ahli, peer reviewer dan reviewer dalam komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian, dan kegrafisan. (2) Pengembangan modul IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan telah berhasil diujicobakan dalam lapangan tahap awal dan utama dengan hasil yang sangat baik. (3) Produk akhir penelitian pengembangan ini berupa berupa modul dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Total halaman sebanyak 124 lembar dengan panjang 20 cm dan lebar 14 cm, yang terdiri atas pendahuluan, pembelajaran dan penutup. Pendahuluan berupa deskripsi pembelajaran, prasayarat mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, peta kompetensi, peta konsep dan tes awal. Bagian pembelajaran terdiri atas rencana belajar siswa dan kegiatan belajar. Kegaiatan belajar yang terdiri atas materi, rangkuman, tes formatif, umpan balik. Bagian penutup terdiri atas evaluasi akhir, kunci jawaban dan glosarium.

Kata kunci: bahan ajar, IPA terpadu, SALINGTEMAS, biomassa

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Oni Arlitasari. K2308006. THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED NATURAL SCIENCE’S TEACHING MATERIALS BASE ON SCIENCE-TECHNOLOGY-SOCIETY AND ENVIRONMENTAL (STSE) WHICH THEME BIOMASS RENEWABLE ALTERNATIVE ENERGY SOURCES. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Januari 2013

The purpose of research are to develop the integrated natural science’s teaching materials based on STS and Environmental which theme Biomass Renewable Alternative Energy Sources that have good criteria.

The research which use qualitative approximation and supported data’s quantitative is development research base on Borg and Gall’s model. Procedure of this research are : (1).Research and information collecting, (2) Planning, (3) Develop preliminary form of product, (4) Preliminary field testing, (5) Main product revision, and (6) Main field testing. Techniques of collecting data were obtained by questionnaire and observation. Data which have gotten were obtained by subject of research are validate that consist of 3 experts, 2 teachers as reviewer and 3 peer reviewer, and also respondent that consist of 10 students from two Junior High School (State Junior High School 3 Purworejo and State Junior High School 16 Purworejo) and 30 student from five Junior High School in Purworejo (State Junior High School 3 Purworejo, State Junior High School 5 Purworejo, State Junior High School 12 Purworejo, State Junior High School 13 Purworejo and State Junior High School 16 Purworejo). Technique of analyzing quantitative data used is standard assessment from Saifudin Azwar which done by divided into five category. Technique of analyzing qualitative data which used is interactive model from Miles and Huberman which done by the stage of data reduction, display data and drawing conclusion.

Based on the data analysis and discussion, in this study can be concluded that: (1) The development of the integrated natural science’s teaching materials based on STSE that produce is module which theme Biomass Renewable Alternative Energy Sources that have good criteria is good which agree with validation of expert, peer reviewer and reviewer in material’s component, language and picture’s component, appearance’s component and graphic’s component. (2) The development of the integrated natural science’s module based on STSE which theme Biomass Renewable Alternative Energy Sources have been testing field in preliminary and main ‘stage which excellently result. (3) Final product of the research’s is module which title Biomass Renewable Alternative Energy Source. Total of page are 124 sheet which length 20 cm and wide 14 cm, consist of preface chapter, learning chapter, and closing chapter. Preface chap ter consist of description of learning, prerequisite learning module, instruction used of model, the finally goal, concept’s map and pre-test. Learning chapter consist of material, summary, formative’s test and feedback. Closing chapter consist of finally evaluation, answers and glossaries.

Key word : teaching materials, integrated natural science’s, STSE, biomass

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(Q.S. Al-Baqarah : 286)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al-Insyirah : 5)

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal

kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajadnya), jika kamu orang-orang

beriman (Q.S. Ali Imron : 139)

Memerlukan semangat dan keberanian untuk tumbuh dewasa dan menjadi dirimu

yang seutuhnya (R. Suryo Bakir, 2003:32)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Ibu dan Bapakku yang telah memberikan doa

dan dukungan yang tidak akan bisa dibalas

dengan apapun.

2. Mas Indra dan Mas Ade yang selalu

memberikan doa dan dukungan.

3. Adikku tya yang selalu memberi semangat dan

dukungan.

4. Teman-teman Pendidikan Fisika 2008

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi

sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi

ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat

dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, PhD., Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Bapak Supurwoko,M.Si., Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Pujayanto, M.Si., Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran, nasehat dan masukan dalam penyusunan

Skripsi ini.

6. Bapak Prof.Dr.H Widha Sunarno, M.Pd., Selaku ahli materi dari ilmu Fisika

yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang

dikembangkan dalam penelitian ini.

7. Bapak Dr. Mohammad Masykuri, M.Si., Selaku ahli materi dari ilmu Kimia

yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang

dikembangkan dalam penelitian ini.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

8. Bapak Puguh Karyanto, S.Si., M.Si, Ph.D., Selaku ahli materi dari ilmu

Biologi yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang

dikembangkan dalam penelitian ini.

9. Bapaj Suharto, S.Pd., Selaku guru Fisika SMP Negeri 3 Purworejo yang telah

memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang dikembangkan dalam

penelitian ini.

10. Ibu Susilaningsih, S.Si, M.Eng., Selaku guru Biologi SMP Negeri 3 Purworejo

yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang

dikembangkan dalam penelitian ini.

11. Dian Wahyu N.I, Ayu Karina Sulistyorini dan Tutut Widowati , Selaku peer

reviewer yang telah memberikan penilaian tentang modul IPA Terpadu yang

dikembangkan dalam penelitian ini.

12. Siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo,

SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo, dan SMP Negeri 16

Purworejo terima kasih atas bantuan dan penilaiannya.

13. Ibu, Bapak, Dek Tya, Mas Indra, Mas Ade, Nurul, Rea, Aya, Anggar, Monik,

Vicky, Rani, Nopek, Cenung, Dwi S serta semua keluargaku yang telah

memberikan do’a restu dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini.

14. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi yang telah dikerjakan ini

masih jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................

HALAMAN ABSTRAK .........................................................................................

HALAMAN ABSTRACT.......................................................................................

HALAMAN MOTTO .............................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................

DAFTAR TABEL ................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

B. Identifikasi Masalah..............................................................................

C. Pembatasan Masalah .............................................................................

D. Rumusan Masalah.................................................................................

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................

F. Spesifikasi Produk ................................................................................

G. Manfaat Pengembangan ................................................................

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .............................................

BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................

1. Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis SALINGTEMAS ...................

a. Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................

b. IPA Terpadu ..............................................................................

c. Pembelajaran IPA Terpadu ........................................................

d. Berbasis SALINGTEMAS ........................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xii

xvi

xvii

xviii

1

1

7

7

7

8

8

8

8

10

10

10

10

11

13

20

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Modul dengan

Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan ...................

a. Pengertian Bahan Ajar ...............................................................

b. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Modul ...........................

c. Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan ................................................................................

B. Penelitian yang Relevan ................................................................

C. Kerangka Berpikir ................................................................................

D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………................

B. Model Pengembangan ...........................................................................

C. Prosedur Pengembangan ................................................................

1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi ................................

2. Tahap Perencanaan ................................................................

3. Tahap Pengmbangan Draft Produk .................................................

4. Tahap Validasi Draf Produk ...........................................................

5. Uji Coba Lapangan Awal ..............................................................

6. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal ...........................................

7. Uji Coba Lapangan Utama ............................................................

D. Uji Coba Produk ...................................................................................

1. Desain Uji Coba .............................................................................

2. Subjek Penelitian ...........................................................................

3. Jenis Data ......................................................................................

4. Instrument Pengumpulan Data .......................................................

5. Teknik Analisis Data................................................................

a. Teknik Analisis Data Pengembangan.........................................

b. Teknik Analisis Data Uji Coba ..................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN ...............................................................................

A. Pengembangan Modul IPA Terpadu .....................................................

1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi ................................

22

22

24

28

31

34

35

37

37

37

38

39

40

40

40

40

41

41

41

41

42

43

43

44

44

48

51

51

51

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

2. Tahap Perencanaan ................................................................

3. Tahap Pengmbangan Draft Modul ..................................................

4. Uji Coba Lapangan Awal ...............................................................

5. Revisi Uji Coba Lapangan Awal ....................................................

6. Uji Lapangan Utama ................................................................

B. Deskripsi Data Penelitian ................................................................

1. Data Hasil Pengembangan ............................................................

a. Komponen Materi ................................................................

b. Komponen Bahasa dan Lampiran .............................................

c. Komponen Penyajian ................................................................

d. Kegrafisan .................................................................................

2. Data Hasil Uji Coba ................................................................

a. Uji Coba Lapangan Awal ..........................................................

b. Uji Coba Lapangan Utama ........................................................

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................

1. Pengembangan Draf Produk ...........................................................

a. Dosen Ahli 1 ..............................................................................

b. Dosen Ahli 2 .............................................................................

2. Revisi Tahap Pertama ................................................................

a. Ahli ...........................................................................................

b. Reviewer ...................................................................................

c. Peer Reviewer ...........................................................................

3. Revisi Tahap Kedua ................................................................

a. Uji Coba Lapangan Awal ..........................................................

b. Uji Coba Lapangan Utama ........................................................

D. Kajian Produk Akhir ..............................................................................

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................

A. Simpulan Produk ..................................................................................

B. Saran Pemanfaatan Produk ................................................................

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut .....................................................

51

60

61

61

61

61

62

62

63

64

66

66

67

67

69

69

70

71

73

73

75

75

76

77

78

79

82

82

82

83

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................................................

84

87

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Model Connected .......................................................................................

Model Webbed ...........................................................................................

Model Integrated .......................................................................................

Alur Penyusun Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu…...

Desain Prosedur Penelitian Pengembangan ................................

Desain Penilaian Produk ................................................................

Hubungan KD dan Tema Pemersatu ...........................................................

Tampilan Awal Membuka Corel Draw X4………………....

Menentukan Ukuran Kertas………………………………...

Mengimport Gambar………………………………………..

14

14

15

17

39

42

52

59

59

60

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 3.5

Tabel 3.6

Tabel 3.7

Tabel 3.8

Tabel 3.9

Tabel 3.10

Tabel 4.1

Kriteria Penilaian .......................................................................................

Distribusi Komponen Aspek Evaluasi Modul……………...

Kriteria Evaluasi Total Modul IPA Terpadu……………….

Kriteria Komponen Materi………………………………….

Kriteria Bahasa dan Gambar……………………………….

Kriteria Penyajian………………………………………….

Kriteria Kegrafisan…………………………………………

Kriteria Penilaian Uji Coba………………………………..

Distribusi Komponen Aspek Evaluasi Modul dalam Uji

Coba……………………………………………………….

Kriteria Evaluasi Total Modul IPA Terpadu dalam Uji

Coba……………………………………………………….

Indikator Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan…………………………………………………

45

45

46

46

47

47

47

49

49

50

53

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 14

Lampiran 15

Lampiran 16

Lampiran 17

Lampiran 18

Lampiran 19

Angket Penilaian Produk untuk Validator ................................

Kisi-Kisi Agket Penilaian Produk oleh Validator ................................

Rubrik Penskoran Angket Penilaian Produk ................................

Data Validator………………. ................................................................

Angket Penilaian Produk untuk Siswa ..............................................................

Kisi-Kisi Angket Penilaian Produk untuk Siswa ................................

Deskripsi Data Hasil Evaluasi Modul oleh Validator ................................

Deskripsi Data Uji Coba Awal pada Siswa SMP

Negeri 3 Purworejo ................................................................

Deskripsi Data Uji Coba Awal pada Siswa SMP Negeri 16

Purworejo…………………………………………………….

Deskripsi Total Data Uji Coba Awal pada Siswa di Dua

SMP di Purworejo…………………………………………...

Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 3

Purworejo………… ................................................................

Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 5

Purworejo………… ................................................................

Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 12

Purworejo………… ................................................................

Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 13

Purworejo………… ................................................................

Deskripsi Data Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 16

Purworejo………… ................................................................

Deskripsi Total Data Uji Coba Utama pada Siswa di Lima

SMP di Purworejo…………………………………………...

Data Hasil Evaluasi oleh Validator…………………………..

Data Total Hasil Evaluasi dari Semua Komponen pada

Setiap Validator……………………………………………...

Rangkuman Kriteria Hasil Evaluasi Total Modul IPA

Terpadu……………………………………………………..

87

91

95

109

110

113

117

120

122

124

126

128

130

132

134

136

138

145

146

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Lampiran 20

Lampiran 21

Lampiran 22

Lampiran 23

Lampiran 24

Lampiran 25

Lampiran 26

Lampiran 27

Lampiran 28

Lampiran 29

Lampiran 30

Lampiran 31

Lampiran 32

Lampiran 33

Lampiran 34

Lampiran 35

Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Evaluasi Modul IPA

Terpadu…………………………………………………….

Data Hasil Uji Coba Awal pada Siswa SMP Negeri 3

Purworejo…………………………………………………..

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Awal pada Siswa SMP Negeri 3 Purworejo……………….

Data Hasil Uji Coba Awal pada Siswa SMP Negeri 16

Purworejo…………………………………………………..

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Awal pada Siswa SMP Negeri 16 Purworejo………………

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Awal pada dua SMP di Purworejo………………………

Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 3

Purworejo…………………………………………………..

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Utama pada Siswa SMP Negeri 3 Purworejo………………

Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 5

Purworejo…………………………………………………..

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Utama pada Siswa SMP Negeri 5 Purworejo………………

Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 12

Purworejo…………………………………………………..

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Utama pada Siswa SMP Negeri 12 Purworejo……………

Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 13

Purworejo…………………………………………………..

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Utama pada Siswa SMP Negeri 13 Purworejo……………

Data Hasil Uji Coba Utama pada Siswa SMP Negeri 16

Purworejo…………………………………………………..

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

147

151

153

154

156

157

158

160

161

163

164

166

167

169

170

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Lampiran 36

Lampiran 37

Lampiran 38

Lampiran 39

Lampiran 40

Utama pada Siswa SMP Negeri 16 Purworejo……………

Rangkuman Hasil Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Utama………………………………………………………

Angket Hasil Penilaian Produk untuk Validator…………...

Angket Hasil Penilaian Produk untuk Siswa Uji Coba

Tahap Awal………………………………………………..

Angket Hasil Penilaian Produk untuk Siswa Uji Coba

Tahap Akhir………………………………………………..

Produk Akhir……………………………………………..

172

173

174

206

221

236

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu bangsa dalam meningkatkan pendidikan berfungsi

sebagai barometer untuk mengukur tingkat kemajuan negara tersebut. Indonesia

harus mengindahkan fakta ini karena masih tertinggal jauh di belakang negara-

negara lainnnya, bahkan dalam ASEAN. Keterbelakangan sektor pendidikan

tercemin dari laporan Human Development Index 2007 ( Indeks Pembangunan

Manusia 2007). Peringkat Indonesia nomor 111 dengan skor 0, 734. Hal ini jauh

di bawah negara-negara tetangga : Singapura peringkat 23 dengan skor 0,944,

Malaysia peringkat 66 dengan skor 0,829, Thailand peringkat 87 dengan skor

0,783 ( Human Development Report 2009 : 11) . Indeks Pembangunan Manusia

merupakan indikator yang dirancang untuk mengukur kualitas hidup bangsa,

akses pendidikan yang layak, harapan hidup dan standar hidup

Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan.

Untuk mengenali keadaan kualitas tersebut diantaranya digunakan hasil ujian atau

studi-studi tentang kemampuan siswa, baik secara nasional maupun internasional,

Ali (2009) menyatakan :

Dilihat dari hasil ujian, kualitas pendidikan masih menghadapi masalah, yakni masih rendahnya kualitas hasil belajar yang ditandai oleh standar kelulusan yang ditetapkan, yaitu pada 4,25 dari skala 10 pada tahun 2008. Dengan standar kelulusan yang rendah pun masih banyak siswa yang tidak lulus Ujian Nasional tahun pelajaran 2007/2008. Nilai kelulusan Ujian Nasional ini ternyata masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Kondisi ini menunjukkan peserta didik kurang dapat bersaing dengan negara-negara tetangga. Walaupun angka kelulusan Ujian Nasional setiap tahun mengalami kenaikan, tetapi masih di bawah negara-negara Asia lain yang telah mematok angka di atas enam (hlm.252).

Kualitas hasil belajar berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

melalui Programme for International Student Assesment (PISA) 2003

menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei, untuk IPA, Indonesia

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

menempati peringkat ke-38, Matematika dan kemampuan membaca menempati

peringkat ke-39. Jika dibandingkan dengan Korea Selatan yang menduduki

peringkat ke-8 pada IPA, peringkat ke-7 pada membaca dan peringkat ke-3 pada

Matematika (Ali, 2009:253). Sehingga dapat disimpulkan dari peringkat

penilaian tersebut kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah.

Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah berupaya meningkatkan

kualitas pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Trianto (2011) menyatakan :

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolahan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan (hlm.4).

Adanya pedoman Standar Nasional Pendidikan, khususnya Standar Isi

dan Standar Kompetensi Lulusan, maka kurikulum dikembangkan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan kurikulum yang

dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) berdasarkan

prinsip-prinsip berikut : (1) berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2) beragam dan terpadu; (3)

tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (4)

relevan dengan kebutuhan kehidupan; (5) menyeluruh dan berkesinambungan; (6)

belajar sepanjang hayat (Trianto,2011:4).

Kurikulum KTSP mempunyai prinsip utama yaitu pemberian atribusi

secara penuh kepada instansi sekolah untuk merancang dan merencanakan sendiri

pembelajaran sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan sekolah. Menurut

Trianto (2011) “ Prinsip utama pada kurikulum KTSP memungkinkan untuk

memandirikan sekolah sebagai institusi yang dianggap tahu betul tentang kondisi

dan karakteristik peserta didik, manajemen sekolah, serta sarana dan prasarana

pembelajaran” (hlm.5). Dengan demikian, analisis kebutuhan dan daya dukung

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3

serta kemampuan sekolah dengan sendirinya menjadi acuan dan pertimbangan

dalam penyusunan, perancangan dan perencanaan pembelajaran.

Selain mengembangkan kurikulum untuk meningkatkan kulitas

pendidikan, pendayagunaan buku pelajaran yang merupakan sumber belajar

utama bagi siswa harus ditingkatkan kualitasnya. Dengan dikeluarkannya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 maka bahan ajar

yang merupakan sumber belajar siswa yang beredar harus memenuhi Standar Isi

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Berdasarkan Permendiknas tersebut,

pada sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) penyajian

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dilakukan secara terpadu.

Pembelajaran IPA Terpadu akan memberikan pengalaman yang

bermakna bagi siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPA Terpadu siswa

akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan

menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai

dengan kebutuhan siswa. Secara umum IPA di SMP/MTs, meliputi bidang kajian

energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan

dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu

peserta didik untuk memahami fenomena alam. IPA merupakan pengetahuan

ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode

ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistematis, universal dan tentatif. IPA

merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya.

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang

sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa

kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (Pengembangan Pusat Kurikulum

(BPPPK,2006:4)).

Banyak ahli setuju dengan penerapan IPA Terpadu. Palmer (1995)

menyatakan bahwa”….that making connections between and among disciplines

provides the setting for increased understanding, retention, and application”

(Erekson dan Shumway, 2006:29) yang intinya bahwa penyajian pembelajaran

secara terpadu dapat meningkatkan pemahaman, ingatan dan aplikasi. Menurut

Fogorty (1991) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu akan memberikan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4

pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, karena dalam pembelajaran

terpadu peserta didik akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui

pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang

sudah dipahami yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (BPPPK,2006:8).

Pembelajaran IPA yang disajikan secara disiplin keilmuan dianggap terlalu dini

bagi anak usia 7-14 tahun, karena anak pada usia ini masih dalam transisi dari

tingkat berpikir operasional konkret ke berpikir abstrak. Selain itu, peserta didik

melihat dunia sekitarnya masih secara holistik. Atas dasar itu, pembelajaran IPA

hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial (BPPPK,2006:7).

Berdasarkan observasi, sampai saat ini pembelajaran IPA di sekolah-

sekolah masih disajikan terpisah, tidak dikaitkan dengan permasalahan yang

dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, jarang menciptakan suasana siswa

aktif langsung dalam kegiatan pembelajaran atau masih berpusat pada guru.

Pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial.

Di samping itu pembelajaran yang disajikan terpisah-pisah memungkinkan adanya

tumpang tindih (overlapping) dan pengulangan sehingga membutuhkan waktu

yang lebih banyak, serta membosankan bagi siswa. Bila konsep yang tumpang

tindih dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan lebih efektif

dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan bahan ajar IPA Terpadu

sebagai rujukan yang baik dan benar, baik bagi guru maupun siswa.

Namun kenyataan di lapangan, bahan ajar yang telah beredar di lapangan

masih bervariasi ditinjau dari jenis maupun kualitasnya. Bahan ajar yang sesuai

dengan kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah yaitu IPA Terpadu yang

beredar di lapangan belum dikemas ke dalam tema/topik tertentu meskipun sudah

berlabel IPA Terpadu. Penyajian materi pada bahan ajar masih terpisah-pisah

berdasarkan bidang-bidang kajiannya meskipun sudah disatukan dalam sebuah

buku. Guru IPA di SMP juga masih kesulitan dalam menentukan bahan ajar IPA

terpadu yang dipakai. Hal tersebut dikarenakan banyak bahan ajar yang berlabel

IPA Terpadu, namun belum sesuai dengan konsep IPA Terpadu.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas, 2006)

menyatakan bahwa di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (SALINGTEMAS) secara terpadu

yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu

karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana.

Hasil penelitian Kim dan Wolf menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran dengan mengaitkan ilmu pengetahuan, teknologi, lingkungan dan

masyarakat akan membuat siswa lebih peduli terhadap lingkungan (2008:516-

528). Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan Frank dan Barzilai menunjukkan

bahwa 95% siswa berpendapat jika konsep SALINGTEMAS dimasukkan ke

dalam proses pembelajaran, maka memberi kesempatan kepada mereka untuk

memperoleh pengetahuan dan mempertinggi pemahaman mereka antar cabang

ilmu pengetahuan sehingga diharapkan melalui kegiatan pembelajaran yang

berwawasan SALINGTEMAS akan diperoleh pemikiran tentang hasil teknologi

dari transformasi sains, tanpa harus merusak atau merugikan lingkungan dan

masyarakat (2006:39-53).

Dalam IPA Terpadu, bidang kajian yang memiliki keterkaitan dapat

dipadukan menjadi satu tema atau topik. Dipilihnya suatu tema atau topik dengan

pertimbangan bahwa permasalahan energi akhir-akhir ini menjadi masalah di

Indonesia. Sampai saat ini, minyak bumi masih merupakan sumber energi yang

utama dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Peranan minyak bumi yang

besar tersebut terus berlanjut, sedangkan cadangan semakin menipis. Sehingga

pemerintah berusaha mencari sumber-sumber energi alternatif terbarukan

pengganti minyak bumi.

Menurut Soegiranto (2010) bahan ajar adalah bahan atau materi yang

disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan peserta didik (siswa) dalam

pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan

dapat bersifat visual auditif. Bahan ajar yang disusun dalam buku ajar pendidik

dapat berbentuk modul (hlm.1).

Menurut Donnelly dan Fitzmaurice (2005) menyatakan bahwa” In the

process of devising a module. The key is to forge educationally sound and logical

links between learner needs, aims, learning outcomes, resources, learning and

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6

teaching strategies assessment criteria and evaluation “ (hlm.100) yang intinya

dalam pembuatan modul harus memperhatikan hubungan logis antara kebutuhan

dalam proses belajar, tujuan,hasil belajar,sumber belajar, strategi kegiatan belajar

dan mengajar, kriteria penilaian dan evalusi. Sedangkan menurut Santyasa (2009)

keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah

sebagai berikut :

Meningkatkan motivasi siswa karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan, setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil, siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya, bahan pelajaran terbagi lebih merata, pendidikan lebih berguna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik (hlm.11).

Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Nurhadiyanto, Wagiran dan

Mujiyono menyimpulkan bahwa dengan bantuan modul dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran serta dapat mereduksi miskonsepsi pada pembelajaran

(2004:1).

Penggunaan modul IPA Terpadu dapat membantu siswa untuk berpikir

secara utuh dan sistematis tentang IPA sehingga bisa dipelajari oleh siswa secara

mandiri. Sedangkan bagi guru, akan mempermudah guru untuk merancang dan

melakukan pembelajara IPA karena modul memuat tujuan pembelajaran, bahan

dan kegiatan untuk mencapai tujuan serta evaluasi terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran berkualitas yang memenuhi standar kualitas mutu buku pelajaran

yang ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merasa

perlu untuk menulis skripsi yang berjudul ” Pengembangan Bahan Ajar IPA

Terpadu Berbasis Sains – Lingkungan – Teknologi - Masyarakat

(SALINGTEMAS) dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

masalah, yakni:

1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan

bahwa pada SMP/MTs penyajian pembelajaran IPA dilakukan secara terpadu.

2. Pembelajaran IPA Terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi

siswa karena dapat meningkatkan pemahaman, ingatan dan aplikasi

3. Pembelajaran IPA Terpadu masih diajarkan secara terpisah-pisah dalam bidang

Biologi, Fisika dan Kimia.

4. Bahan ajar yang telah beredar di lapangan berlabel IPA Terpadu namun

penyajian materi masih terpisah-pisah dan belum dikemas ke dalam tema/topik

tertentu.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk

SMP/MTs mata pelajaran IPA diharapkan ada penekanan pembelajaran sains,

lingkungan, teknologi dan masyarakat (SALINGTEMAS).

6. Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis

yang digunakan peserta didik (siswa) dalam pembelajaran.

7. Proses pembelajaran dengan bantuan bahan ajar berupa modul dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat mereduksi miskonsepsi.

8. Permasalahan tentang energi dimana pemerintah berusaha mencari sumber

energi alternatif terbarukan pengganti minyak bumi

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, yang akan dikaji

dalam penelitian pengembangan ini dibatasi pada pengembangan bahan ajar IPA

Terpadu berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa

Sumber Energi Alternatif Terbarukan untuk SMP kelas VIII

D. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian pengembangan ini dapat dirumuskan sebagai

berikut: bagaimanakah mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu berupa modul

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan yang memenuhi kriteria baik?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA Terpadu

berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber

Energi Alternatif Terbarukan yang memenuhi kriteria baik.

F. Spesifikasi Produk

Beberapa Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

1. Materi yang disajikan dalam modul dengan masalah di sekitar kehidupan siswa

yang berbasis SALINGTEMAS sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari

lebih dalam.

2. Materi ditujukan untuk siswa kelas VIII SMP

3. Materi yang disajikan merupakan gabungan antara KD 2.2 Mendiskripsikan

proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau. KD 3.2

Mengkorelasikan konsep atom, ion, molekul dengan produk kimia sehari-hari.

5.3 Mengkorelasikan prinsip energi, bentuk energi dan perubahan bentuk

energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

G. Manfaat Pengembangan

Manfaat yang diharapkan dari pengembangan bahan ajar tersebut yakni

sebagi berikut:

1. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai masukan dalam menyusun suatu bahan ajar

yang mengacu pada KTSP.

2. Bagi siswa, memberikan kemudahan dalam belajar secara aktif dan mandiri.

3. Bagi peneliti lainnya, hasil pengembangan ini dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan dalam pengembangan bahan ajar selanjutnya, baik untuk tema yang

sama atau berbeda.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi pengembangan dari penelitian pengembangan berupa modul IPA

Terpadu adalah sebagai berikut:

1. Modul IPA Terpadu disusun berdasarkan alur penelitian pengembangan.

2. Ahli IPA Terpadu berupa dosen ahli yang menguasi ilmu Fisika, Kimia dan

Biologi, memiliki pengetahuan di bidang IPA Terpadu serta memahami

standar mutu modul yang baik.

3. Modul IPA Terpadu dinilai oleh guru IPA SMP sebagai reviewer yang

memiliki pemahaman terkait dengan kualitas buku dan materi.

4. Penilai sejawat (peer reviewer) adalah teman yang memahami standar mutu

modul IPA Terpadu yang baik.

5. Modul IPA Terpadu berisi materi tentang Biomassa sebagai Energi Alternatif

Terbarukan

Keterbatasan pengembangan dari penelitian pengembangan berupa

modul IPA Terpadu adalah sebagai berikut:

a. Modul IPA Terpadu menyajikan materi tentang Biomassa sebagai Energi

Alternatif Terbarukan yang terdiri dari pendahuluan,kegiatan belajar dan

evaluasi.

b. Ahli, reviewer dan peer reviewer dalam penelitian ini memberi penilaian dan

masukan tentang komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen

penyajian dan kegrafisan untuk mendapatkan data kuantitatif dan data

kualitatif.

c. Peneliti melakukan uji lapangan tahap awal dan tahap utama dengan memberi

angket msaing-masing setiap tahap ke 10 siswa dan 30 siswa. Hal-hal yang

dinilai dalam angket yakni tentang materi, bahasa dan gambar, penyajian dan

tampilan modul. Jadi, peneliti tidak mengajar di kelas dengan kelompok kecil

maupun besar.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Departemen Pendidikan

Nasional. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum IPA.

Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Departemen Pendidikan

Nasional. (2006). Buram Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA

Terpadu. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Erekson, T & Shumway, S. (2006). Integrating the Study of technology into the

Curriculum : A Consulting Teacher Model.Vol 18 No 1, 27-38.

Donnelly, R & Fitzmaurice, M. (2005). Designing Modules for Learning. Dublin

:AISHE

Santyasa, I W. (2009).Metode Penelitian Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan bagi para

Guru TK, SD, SMP, SMA danSMK tanggal 12-14 Januari 2009 di

Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

UNDP. (2009). Human Development Report 2009. USA

Nurhadiyanto,D.,Wagiran,&Mujiyono. (2004). Laporan Penelitian : Reduksi

Miskonsepsi dalam Perkuliahan Fisika melalui penerapan Modul dengan

Model Pembelajaran Berorientasi Konstruktivistik. Yogyakarta:UNY

Ali, M. (2009) .Pendidikan untuk Pembangunan Nasional.Bandung:IMTIMA

Trianto. (2011) . Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:Bumi Aksara

Soegiranto, M.A. (2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul.

Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah

Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

Permendiknas.(2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Departemen Pendidikan

Nasional

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

Kim, M., & Wolf, M.R. (2008). Rethinking the Etics of Scientific Knowledge: A

Case Study of Teaching the Enviroment in Science Classroom. Education

Research Institute, 9(4), 516-528

Frank, M., & Barzilai, A. (2006). Project-Based Technology: Instructional

Strategy for Developing Technological Literacy. Journal of Technology

Education, 18 (1). 39-53

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis SALINGTEMAS

a. Ilmu Pengetahuan Alam

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah

sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu Scientia yang berarti ”saya

tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata Science yang berarti

”pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi Social Science yang

dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan

Natural Science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA).

Menurut Ledoux (2002) berpendapat bahwa: “Natural Sciences as

disciplines that deal only with natural events (i.e., independent and dependent

variables in nature) using scientific methods” (hlm.34). Artinya bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang hanya berhubungan

dengan kejadian alam baik bergantung maupun tidak dalam kejadiannya di alam

yang menggunakan metode pendekatan secara ilmiah.

Menurut pernyataan Holton dan Roller (1958) mendefinisikan Sains

sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama

lain dan yang tumbuh sebagai hasil eksprementasi dan observasi, serta berguna

untuk diamati dan di ekperimentasikan lebih lanjut (Sumaji, 1998:31).

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang

sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa

kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (BPPPK,2006:4). Menurut White

& Frederikson (2000) IPA dipandang sebagai proses untuk membentuk hukum,

model dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan dan

mengendalikan tingkah laku alam (Darliana, 2007:3). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BPPPK, 2006:3).

Konsep-konsep IPA dasar terbentuk dari keingintahuan mengenai konsep

sesuatu yang belum diketahui orang, keingintahuan itu menuntut ke arah mencari

prinsip atau teori yang dapat diperoleh dari hasil pengkajian, yaitu melalui

percobaan (Darliana,2007:3).

Hakikat IPA menurut BPPPK (2006) meliputi empat unsur utama yaitu:

sikap, proses, produk dan aplikasi. Unsur sikap dimulai dari rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar (open ended). Proses adalah prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah dari penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran sampai penarikan kesimpulan. Produk terdiri dari fakta, prinsip, teori dan hukum. Sedangkan unsur aplikasi berupa penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari (hlm.4)

Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. IPA di SMP/MTs meliputi mata pelajaran Fisika, Bumi

Antariksa, Biologi dan Kimia yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu

anak untuk memahami fenomena alam (BPPPK, 2006: 4). Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari karena saat ini banyak kerja

dilakukan dalam IPA yang dapat dikaji dari berbagai bidang Fisika, Bumi

Antariksa, Biologi dan Kimia tidak dapat dipisahkan.

b. IPA Terpadu

Konsep-konsep IPA dibentuk dari hasil mengkaji bagian-bagian yang

sangat kecil dari alam. Karena sangat luasnya alam yang dipelajari, konsep-

konsep IPA dibagi dalam 3 (tiga) ilmu dasar, yaitu Fisika, Kimia dan Biologi

(Darliana,2007:6). Pada kenyataannya, IPA di SMP masih diajarkan secara

terpisah antara Fisika, Biologi dan Kimia. Namun, sesuai dengan Standar Isi maka

IPA di SMP disajikan dalam satu mata pelajaran yaitu IPA terpadu. IPA Terpadu

merupakan gabungan antar bidang kajian IPA, yaitu Fisika, Bumi Antariksa,

Kimia dan Biologi yang disajikan secara utuh. Materi yang dipadukan minimal

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

mencakup dua bidang, misalnya Biologi-Fisika, Fisika-Kimia atau Kimia-Biologi

atau mencakup materi dari ketiga bidang yaitu Fisika-Biologi-Kimia menjadi satu

materi yang terpadu utuh atau keempat bidang kajian IPA tersebut berdasaarkan

tema yang telah diitentukan. Hal ini sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

IPA di SMP menurut BPPPK (2006), yaitu IPA merupakan gabungan dari unsur-

unsur Fisika, Kimia, Biologi serta Bumi dan Antariksa (hlm.5). Oleh karena itu,

Kompetensi Dasar IPA dari struktur keilmuan Fisika, Kimia, Biologi serta Bumi

dan Antariksa yang dikemas dalam pokok bahasan dan topik (tema) tertentu.

Kompetensi Dasar IPA juga menyangkut berbagai masalah yang dirumuskan

dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

Menurut Darliana (2007) dalam IPA Terpadu akan menunjukkan

keterpaduan antara konsep-konsep Fisika, Kimia dan Biologi yang merupakan

keterpaduan terpusat pada suatu objek (hlm.8). Keterpaduan terpusat adalah

keterpaduan konsep-konsep Fisika, Kimia dan Biologi dalam menjelaskan suatu

objek berdasarkan sudut pandang dari konsep-konsep tersebut. Konsep-konsep

tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan objek tersebut tanpa harus mengikuti

urutan tertentu. Disamping keterpaduan terpusat dikenal pula keterpaduan

berantai, yaitu keterpaduan konsep-konsep Fisika, Kimia dan Biologi dalam

menjelaskan interaksi atau proses yang bersambungan. Sehingga setiap konsep

dari Fisika, Kimia dan Biologi digunakan secara berurutan mengikuti urutan

proses tersebut.

IPA Terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu

wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang

mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Suatu konsep atau tema dibahas dari

berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Dengan demikian melalui

pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema

tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga

penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian tujuan

pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

c. Pembelajaran IPA Terpadu

Hal yang dipelajari dalam IPA terpadu adalah sebab-akibat, hubungan

kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Melalui pembelajaran IPA

terpadu, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat

menambah kekuatan untuk menerima dan menerapkan konsep yang telah

dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna dan aktif. Cara

pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh

terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar

yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses

belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif,

sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan

keutuhan belajar IPA, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata

dan fenomena alam hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.

Menurut Fogarty (1991:xiii) pembelajaran terpadu dalam arti luas

meliputi pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin ilmu, terpadu antarmata

pelajaran, serta terpadu dalam dan lintas peserta didik (BPPPK, 2006:6).

Pembelajaran terpadu akan memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta

didik, karena dalam pembelajaran terpadu peserta didik akan memahami konsep-

konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya

dengan konsep-konsep lain yang sudah dipahami yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik.

Dari sejumlah model pembelajaran terpadu menurut Fogorty tiga di

antaranya seseuai untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA ditingkat

pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang dimaksud adalah model

keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed) dan model

keterpaduan (integrated) (BPPPK,2006:6). Perbandingan dari ketiga model

tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

1) Connected

Model connected memiliki karakteristik menghubungkan satu konsep

dengan konsep lain, topik satu dengan yang lain, satu ketrampilan dengan

ketrampilan yang lain, ide yang satu dengan yang lain tetapi masih dalam

lingkup satu bidang studi. Kelebihan model ini peserta didik akan lebih mudah

menemukan keterkaitan karena masih dalam satu lingkup studi. Sedangkan

keterbatasannya adalah kurang menampakkan keterkaitan interdisiplin. Model

connected diilustrasikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Model Connected

2) Webbed

Ciri-ciri model webbed adalah dimulai dengan menetukan tema yang

kemudian dikembangkan subtemanya dengan memperhatikan kaitannya

dengan disiplin ilmu atau bidang studi lain. Model ini memiliki kelebihan jika

tema familiar maka membuat motivasi belajar meningkat dan memberikan

pengalaman berpikir serta kerja interdisipliner. Namun, masih banyak guru

yang kesulitan menentukan tema. Hal itu menjadi salah satu kelemahan model

webbed. Gambar 2.2 menunjukkan model webbed.

Gambar 2.2 Model Webbed

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

3) Integrated

Model integrated mempunyai ciri-ciri dimulai dengan identifikasi

konsep, ketrampilan, sikap yang overlap pada beberapa disiplin ilmu atau

beberapa bidang studi. Tema berfungsi sebagai konteks pembelajaran.

Kelebihan model ini adalah hubungan antarbidang studi jelas terlihat melalui

kegiatan belajar. Adapun keterbatasan model ini fokus terhadap kegiatan

belajar, kadang mengabaikan target penguasaan konsep dan menuntut wawasan

luas dari guru. Model integrated bisa diperlihatkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Model Integrated

IPA Terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu

wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang

mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Suatu konsep atau tema dibahas dari

berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Misalnya tema lingkungan

dapat dibahas dari sudut makhluk hidup dan proses kehidupan, energi dan

perubahannya dan materi dan sifatnya. Pembahasan tema juga dimungkinkan

hanya dari aspek makhluk hidup dan proses kehidupan dan energi dan

perubahannya, atau materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan,

atau energi dan perubahannya dan materi dan sifatnya saja. Dengan demikian

melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan

tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda,

sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian

tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.

Model Pembelajaran IPA Terpadu yang akan dikembangkan pada

penelitian ini adalam model webbed. Langkah pertama yang dilakukan dalam

model pembelajaran IPA Terpadu tipe webbed adalah menentukan tema yang

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

kemudian dikembangkan subtemanya dengan memperhatikan kaitan disiplin ilmu

atau bidang studi lain.

BPPPK (2006) menyatakan bahwa manfaat yang dapat dipetik melalui

pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut.

1) Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena ketiga bidang kajian tersebut (Energi dan perubahannya, Materi dan sifatnya danMakhluk hidup dan proses kehidupan) dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

2) Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep energi dan perubahannya, materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan.

3) Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.

4) Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA.

5) Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan. 6) Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang

dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam danmemudahkan memahami hubungan materi IPA dari satu konteks ke konteks lainnya.

7) Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata dandalam konteks yang lebih bermakna (hlm.7).

Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih optimal jika perencanaan

mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan

dan kemampuan). Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki

peserta didik sudah tercantum dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) mata pelajaran IPA.

BPPPK (2006:12) telah memberikan panduan alur penyusunan

perencanaan pembelajaran IPA Terpadu yang digambarkan pada Gambar 2.4.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

Gambar 2.4 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu

Langkah pertama yang dilakukan yakni menetapkan bidang kajian yang

akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa bidang kajian yang akan

dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan

dengan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta

kebermaknaan belajar. Langkah berikutnya dalam pengembangan model

pembelajaran terpadu adalah mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar dari bidang kajian yang akan dipadukan dan melakukan pemetaan pada

semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian IPA per kelas

yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh

gambaran secara menyeluruh dan utuh. Beberapa ketentuan dalam pemetaan

Kompetensi Dasar dalam pengembangan model pembelajaran IPA terpadu

menurtu BPPPK (2006) adalah :

1) Mengidentifikasi beberapa kompetensi dasar dalam berbagai standar komptensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.

2) Beberapa kompetensi dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan

Menetapkan bidang kajian yang

akan dipadukan

Mempelajari Standar

Komptensi dan Kompetensi

dasar bidang kajian

Menetapkan

tema atau topik pemersatu

Menetapkan KD dan tema pemersatu

Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar

dam tema atau topik pemersatu

Merumuskanan indikator

pembelajaran terpadu

Menyusun silabus pembelajaran terpadu

Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

18

dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi dasar yang tidak diientegrasikan disajikan secara tersendiri.

3) Kompetensi dasar yang dipetakan tidak harus berasal dari semua standar

kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPA pada kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga komptensi dasar saja.

4) Kompetensi dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik atau tema masih bisa dipetakan dengan topik atau tema yang lain juga (hlm.15).

Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya

dilakukan penentuan tema pemersatu antar-Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar. Tema yang dipilih harus relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah

dipetakan dan dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini contohnya

seperti tentang Biomassa sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada

pembelajaran IPA Terpadu sesuai BPPPK (2006) antara lain meliputi hal-hal

berikut:

1) Tema, dalam pembelajaran IPA Terpadu, merupakan perekat antar-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam bidang kajian IPA.

2) Tema yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi peserta didik, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.

3) Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Dasar pada bidang kajian yang telah dipetakan (hlm.15).

Tema dan KD yang telah ditentukan kemudian dibuat matrik

keterhubungan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara tema dengan

KD yang dapat dipadukan. Setelah membuat matrik keterhubungan KD dan tema

pemersatu, maka KD tersebut dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil

belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus. Penyusunan silabus

pembelajaran IPA Terpadu, dikembangkan dari indikator bidang kajian IPA

menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yang konsep keterpaduan menyatu

antara beberapa bidang kajian IPA. Komponen penyusunan silabus terdiri dari

Standar Kompetensi, KD, indikator, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu,

penilaian dan sumber belajar. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

19

pelaksanaan pembelajaran yang merupakan realisasi dari pengalaman belajar

siswa yang telah ditentukan dalam silabus IPA Terpadu.

Pembelajaran IPA terpadu yang direncanakan memberikan implikasi

khusus terhadap guru dan bahan ajar. Pada umumnya guru-guru yang tersedia di

sekolah-sekolah terdiri atas guru-guru disiplin ilmu seperti Fisika, Kimia dan

Biologi. Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit untuk beradaptasi ke

dalam pengintegrasian bidang kajian IPA, karena mereka yang memilki latar

belakang Fisika tidak memiliki kemampuan yang optimal pada Kimia dan

Biologi, begitu pula sebaliknya. Di samping itu, pembelajaran akan membuat

berkurangnya beban jam pelajaran yang diemban guru-guru yang tercakup ke

dalam bidang kajian IPA, sementara ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban

atas beban jam mengajar untuk setiap guru masih tetap. Untuk itu, dalam

pembelajaran IPA terpadu dapat dilakukan dengan dua cara yakni team teaching

dan guru tunggal.

1) Team Teaching

Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara team

teaching; satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari satu orang guru.

Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan keahlian dan

kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: a) pencapaian KD pada

setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas beberapa guru yang ahli

dalam masing-masing bidang kajian (Fisika dan Biologi), b) pengalaman dan

pemahaman peserta didik lebih kaya daripada dilakukan oleh satu orang guru

karena dalam satu tim dapat mengungkapkan berbagai konsep dan

pengalaman dan c) peserta didik akan lebih cepat memahami karena

diStandar Kompetensiusi akan berjalan dengan nara sumber dari berbagai

disiplin ilmu.Kelemahan dari sistem ini antara lain adalah jika tidak ada

koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan saling mengandalkan sehingga

pencapaian KD tidak akan terpenuhi. Selanjutnya, jika kurang persiapan,

penampilan di kelas akan tersendat-sendat karena Skenario tidak berjalan

dengan semestinya, sehingga para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan di

dalam kelas.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

20

2) Guru Tunggal

Pembelajaran IPA dengan satu orang guru merupakan hal yang

ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: a) IPA merupakan satu mata pelajaran, b)

guru dapat merancang Skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia

kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain dan c)

oleh karena tanggung jawab dipikul seorang diri, maka potensi untuk saling

mengandalkan tidak akan muncul. Namun demikian, terdapat beberapa

kelemahan dalam pembelajaran IPA terpadu yang dilakukan oleh guru

tunggal, yakni: a) oleh karena mata pelajaran IPA terpadu merupakan hal

yang baru, sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi

sehingga sangat sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai

bidang studi tersebut, b) seorang guru bidang studi Fisika tidak menguasai

secara mendalam tentang Kimia dan Biologi sehingga dalam pembelajaran

IPA terpadu akan didominasi oleh bidang studi yang selama ini diajarkannya

(sesuai dengan latar belakangnya), serta c) jika Skenario pembelajaran tidak

menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi

yang kering tanpa makna.

Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil

masalah pelaksanaannya yang menyangkut jadwal pelajaran. Secara teknis,

pengaturannya dapat dilakukan sejak awal semester atau awal tahun

pelajaran. Selain itu, guru tunggal juga dapat melakukan persiapan

pembelajaran disusun dengan matang sesuai dengan target pencapaian

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan topik yang

dihasilkan dari pemetaan yang telah dilakukan. Modul IPA Terpadu berbasis

SALINGTEMAS yang bertemakan Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan ini menjadi salah satu literatur yang digunakan dalam

mempermudah guru tunggal untuk mengajarakan IPA secara terpadu.

d. Berbasis SALINGTEMAS

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

21

Dimyati dan Mudjiono (1999) berpendapat bahwa pembelajaran adalah

proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar

memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Saputra dan

Atmojo:2011). Salah satu pendekatan pembelajaran yang dibangun dengan

prinsip-prinsip dan concern terhadap upaya-upaya implementasi dalam kehidupan

nyata adalah pendekatan pembelajaran yang berbasis sains, lingkungan, teknologi

dan masyarakat (SALINGTEMAS) (Yamtinah, Hastuti, Haryono & Sari, 2011).

Menurut Binadja (1999) pendekatan SALINGTEMAS diharapkan dapat

membuka wawasan peserta didik untuk memahami hakekat pendidikan sains,

lingkungan, teknologi dan masyarakat secara utuh. Maksudnya adalah bahwa

pendekatan SALINGTEMAS ditujukan untuk membantu peserta didik

mengetahui sains dan bagaimana perkembangannya sains dapat mempengaruhi

lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik (Nuryanto dan Binadja,

2010:553).

Kementrian Pendidikan dan Pelatihan Kanada (1999) menyatakan bahwa

“the newer aspect of the science curriculum-especially those that focus on

science, technology, society, and environment (STSE) call for students to deal

with the impacts of science on society, and this requirement brings in issues that

relate to human values” (Pedretti, Bencze, Hewitt, Romkey, & Jivraj, 2006:3).

Artinya bahwa akibat kurikulum IPA khususnya yang berbasis sains, lingkungan,

teknologi dan masyarakat adalah siswa-siswa diajarkan adanya hubungan antara

IPA di dalam masyarakat yang berhubungan dengan isu nilai-nilai kemanusiaan.

Sejumlah ciri atau karakteristik pendekatan SALINGTEMAS menurut

Nuryanto dan Binadja (2010) sebagai berikut:

Bertujuan memberi pembelajaran secara konstektual, siswa dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat, diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses transfer sains tersebut ke bentuk teknologi, menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains yang diperbincangkan dengan unsure-unsur lain dalam SALINGTEMAS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut (hlm.553).

Sedangkan menurut Yamtinah, dkk (2011) ciri dari pendekatan SALINGTEMAS

yaitu

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

22

1) Difokuskaan pada isu sosial yang terkait dengan sains dan teknologi 2) Diarahkan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam

membuat keputusan berdasarkan informasi ilmiah 3) Tanggap terhadap karir masa depan dengan mengingat bahwa kita hidup

dalam masyarakat yang bergantung pada sains dan teknologi (hlm.75)

Pendekatan SALINGTEMAS harus memberikan kepada siswa

pengetahuan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Isi pendidikan

SALINGTEMAS diberikan sesuai dengan hasil pendidikan yang ditargetkan.

Hubungan yang tepat antara SALINGTEMAS dalam pembahasannya adalah

keterkaitan antara topik dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa

bahasan yang berkaitan dengan kehidupan siswa harus lebih diutamakan.

Sasaran pengajaran SALINGTEMAS adalah cara membuat siswa agar

dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan

dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat yang berkaitan. Dengan kata

lain, siswa dibawa pada suasana yang dekat dengan kehidupan nyata siswa

sehingga diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang telah

mereka miliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan

akan timbul disekitar kehidupannya.

2. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Modul dengan

Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara

sistematis yang digunakan peserta didik (siswa) di dalam pembelajaran. Bahan

ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat bersifat visual

auditif ataupun visual auditif. Bahan ajar yang disusun dalam buku ajar Pendidik

dapat berbentuk buku teks, modul, handout, LKS dapat juga dikemas dalam

bentuk lainnya (Soegiranto,2010:1)

Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran

penting. Peran tersebut menurut Tian Belawati (2003:1.4-1.9) meliputi peran bagi

guru, siswa, dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, maupun

pembelajaran kelompok (Sungkono:2003). Agar diperoleh pemahaman yang lebih

jelas akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut :

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

23

Bagi guru memiliki peran yaitu :

1) Menghemat waktu dalam mengajar

Adanya bahan ajar, siswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik

atau materi yang akan dipelajarinya sehingga guru tidak perlu menjelaskan

secara rinci lagi

2) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator

Adanya bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka guru lebih bersifat

memfasilitasi siswa dari pada menyampaikan materi pelajaran.

3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif

Adanya bahan ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena guru

memiliki banyak waktu untuk membimbing siswanya dalam memahami suatu

topik pembelajaran danjuga metode yang digunakannya lebih variatif dan

interaktif karena guru tidak cenderung berceramah.

Bagi siswa memiliki peran yaitu:

1) Siswa dapat belajar tanpa kehadiran /harus ada guru

2) Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja dikehendaki

3) Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri

4) Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri

5) Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri

Dalam pembelajaran klasikal memiliki peran yaitu :

1) Dapat dijadikan sebagai bahan yang tidak terpisahkan dari buku utama

2) Dapat dijadikn pelengkap buku utama

3) Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

4) Dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang

bagaimana penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik lainnya

Dalam pembelajaran individual memiliki peran yaitu :

1) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran

2) Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa

memperoleh informasi

3) Penunjang media pembelajaran lainnya

Dalam pembelajaran kelompok memiliki peran yaitu :

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

24

1) Sebagai bahan terintegrasi dengan proses belajar kelompok

2) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama

b. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Modul

1) Pengertian Modul

“Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat

dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media

untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar

sendiri” (Depdikans,2008:3). Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang

dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman

belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai

tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran,

materi/substansi belajar dan evaluasi. (Depdiknas, 2008:4).

2) Karakteristik Modul

Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasa dancara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis

dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya (Depdiknas, 2008:3). Menurut Depdiknas (2008:3) sebuah

modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai

berikut:

a) Self Instruction

Modul tersebut mampu membuat seseorang atau peserta belajar

membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk

memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus:

(1) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas

(2) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit

kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas

(3) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran

(4) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang

memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat

penguasaannya

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

25

(5) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana

atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya

(6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif

(7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran

(8) Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan

penggunaan diklat melakukan self assesment

(9) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau

mengevaluasi tingkat penguasaan materi

(10) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya

mengetahui tingkat penguasaan materi

(11) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang

mendukung materi pembelajaran dimaksud

b) Self Contained

Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub

kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.

Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar

mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke

dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau

pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-

hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

c) Stand Alone (berdiri sendiri)

Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau

tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.

Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak tergantung dan harus

menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan

tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada

media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak

dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

d) Adaptive

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

26

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan

ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up

to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat

digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

e) User Friendly

Modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi

dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat

dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,

mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana,

mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan

merupakan salah satu bentuk user friendly.

3) Prosedur Penulisan Modul

Penulisan modul merupakan penyusunan materi pembelajaran yang

dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh siswa untuk mencapai

kompetensi atau sub kompetensi. Penulisan modul yang disarikan melalui tahapan

sebagai berikut:

a) Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/

tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk

mencapai kompetensi. Analisis kebutuhan modul menurut Depdiknas (2008)

sebagai berikut:

(1) Tetapkan kompetensi yang terdapat didalam garis-garis besar program pembelajaran yang akan disusun modulnya

(2) Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut (3) Identifikasi dan tentukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang

dipersyaratkan (4) Tentukan judul modul yang akan ditulis (5) Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal

pengembangan modul (hlm.12)

b) Penyusunan Draft

Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan dan

pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

27

menjadi satu kesatuan yang sistematis. Kegiatan penyusunan draft modul menurut

Depdiknas (2008) sekurang-kurangnya mencakup:

(1) Judul Modul; menggambarka materi yang akan ditungkan didalam modul

(2) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan mempelajari modul

(3) Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul

(4) Materi pelajaran yang berisi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik

(5) Prosedur atau kegiatan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk mempelajari modul

(6) Soal-soal, latihan, dan tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik

(7) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul

(8) Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian (hlm.13)

Adapun struktur modul yang disarikan dari Depdiknas (2008:21-26) yakni

memuat komponen-komponen sebagai berikut :

1) Bagian Pembuka

Bagian pembuka ini terdiri dari judul, daftar isi, daftar gambar dan daftar

tabel.

2) Bagian Inti

Bagian inti ini terdiri atas :

a) Pendahuluan atau tinjauan umum materi yang meliputi deskripsi

pembelajaran, prasayarat menggunakan modul, petunjuk

menggunakan modul, tujuan akhir, standar kompetensi dan

kompetensi dasar dan tes awal.

b) Hubungan dengan meteri yang lain atau peta konsep,

c) Uraian materi yang sistematikanya sebagi berikut:

(1) Kegiatan Belajar I: Judul

(a) Tujuan Kompetensi

(b) Uraian Materi

(c) Tes Formatif

(d) Tugas

(e) Rangkuman

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

28

(f) Umpan Balik atas penilaian

(2) Kegiatan Belajar 2 : Judul, struktur seperti Kegiatan Belajar I.

3) Bagian Penutup

Penutup dalam modul bisa terdiri atas glosasary atau daftar istilah, tes

akhir dan indeks.

Kesesuaian modul dengan tujuan yang akan dicapai merupakan hal yang

penting. Tujuan yang akan dicapai secara garis besar tergambar dalam KTSP,

tetapi tujuan secara instruksional telah diwakili dengan SK dan KD yang

dijabarkan menjadi indikator yang telah dipadukan ke dalam tema. Tema ini yang

akan menjadi materi utama yang dipelajari oleh siswa. Tema Biomassa sebagai

Energi Alternatif Terbarukan telah mencakup berbagai macam sisi yakni sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat atau sering disingkat SALINGTEMAS.

c. Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

1) Pengertian Biomassa

Wright (2008) berpendapat bahwa : “Biomass energy means energy

derived from present-day photosynthesis” (hlm.369). Artinya bahwa sumber

energi biomassa berasal dari proses fotosintesis. Lorenzini, Biserni dan Flacco

(2010) berpendapat: “ everything that has an organic matrix is a biomass”

(hlm.133). Artinya segala sesuatu yang tersusun oleh bahan organik disebut

dengan biomassa. Sehingga Kandi & Winduono (2009) menyimpulkan bahwa:

biomassa adalah bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Energi yang tersimpan dalam biomassa berasal dari matahari. Energi matahari diserap oleh matahari dalam proses fotosintesis. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbarukan’ (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable) (hlm.58).

2) Konversi Biomassa

a) Bioetanol

Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Menurut

Lorenzini, Biserni dan Flacco (2010) bioetanol bersumber dari gula sederhana,

pati dan selulosa, setelah melalui proses fermentasi dihasilkan etanol

(hlm.159). Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

29

dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai turunan senyawa hidrokarbon yang

mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH. Etanol merupakan zat

cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat

bercampur dalam air dengan segala perbandingan.

Secara singkat proses produksi bioetanol tersebut dapat dibagi dalam

tiga tahap, yaitu:

(1) Gelatanisasi

Dalam proses gelatinasi, bahan baku ubi kayu, ubi jalar, atau

jagung dihancurkan dan dicampur air sehingga menjadi bubur, yang

diperkirakan mengandung pati 27-30%.

(2) Fermentasi

Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi

etanol/bioetanol (alkohol) dengan menggunakan yeast (ragi) . Alkohol yang

diperoleh dari proses fermentasi ini, biasanya alkohol dengan kadar 8-10%.

(3) Distilasi

Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95% agar

dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol hasil fermentasi yang

mempunyai kemurnian sekitar 40% tadi harus melewati proses destilasi

untuk memisahkan alkohol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan

titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan kembali.

b) Biodiesel

Biodiesel merupakan sumber energi alternatif pengganti solar yang

terbuat dari minyak tumbuhan (nabati) dan memiliki sifat menyerupai

minyak diesel/solar. Komoditas perkebunan penghasil minyak nabati di

Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel cukup

banyak, di antaranya minyak kelapa sawit (CPO), minyak kelapa (Coconut

Oil) dan minyak jarak pagar (Jatropha Oil) . Menurut Wright (2008) proses

pembuatan biodiesel dilakukan dengan mereaksikan minyak tanaman

dengan alkohol dan zat basa sebagai katalis pada suhu dan komposisi tertentu.

Proses reaksi Kimia tersebut disebut dengan proses transesterifikasi (hlm.157).

Pembuatan biodiesel terdiri dari beberapa proses antara lain :

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

30

(1) Pre-Treatment (optional)

Pada proses ini, bahan baku minyak dibersihkan dari kotoran -

kotoran atau zat-zat yang tidak diinginkan seperti getah. Proses ini

memiliki sifat optional yang berarti tergantung dari jenis bahan baku

minyak yang akan digunakan dan apabila bahan baku minyak tersebut

telah bersih maka dapat langsung diproses pada tahap selanjutnya.

(2) Trans-esterifikasi

Proses ini merupakan proses mereaksikan bahan baku minyak

yang telah bersih dengan alkohol dan katalis. Pada proses

transesterifikasi, selain menghasilkan metil ester (biodiesel), juga

dihasilkan produk sampingan yaitu gliserin. Gliserin dapat dimanfaatkan

dalam pembuatan sabun. Bahan baku sabun ini berperan sebagai

pelembab (moistouriser).

(3) Purifikasi

Proses ini bertujuan memurnikan biodiesel yang dihasilkan. Pada

proses ini dilakukan proses pemisahan biodiesel dengan kotoran dan air.

Sehingga setelah purifikasi biodiesel dapat langsung digunakan sebagai

bahan bakar untuk mesin diesel.

c) Biogas

Prinsip biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik oleh

mikroorganisme dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob) untuk menghasilkan

campuran dari beberapa gas, seperti metan dan CO2 . Biogas dihasilkan dengan

bantuan bakteri metagonen. Bakteri ini secara alami terdapat dalam limbah

yang mengandung bahan organik, seperti limbah ternak dan sampah organik

(Wahyuni, 2011:17).

Berikut proses pembentukan biogas secara umum

SHNHHCOCHOrganikBahan 23224anaerobik ismeMikroorgan

Penguraian materi organik dalam melalui tiga tahapan, sebagai berikut :

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

31

(1) Tahap Hidrolisis

Tahap hidrolisis dimulai dengan penguraian bahan-bahan organik

kompleks yang mudah larut atau senyawa rantai panjang seperti

lemak,protein dankarbohidrat menjadi senyawa lebih sederhana.

(2) Tahap Pengasaman (Asidifikasi)

Senyawa sederhana yang terbentuk dari tahap hidrolisis dijadikan

sumber energy bagi bakteri pembentuk asam. Bakteri tersebut

menghasilkan senyawa asam, seperti asam asetat, asam propionate, asam

butirat danasam laktat, serta produk sampingan berupa alcohol, CO2,

hidrogen dan amonia.

(3) Tahap Metanogenesis

Bakteri metanogen seperti methanococus, methanosarcina

danmethano bactpakaerium mengubah produk lanjutan dari tahap

pengasaman menjadi metan, karbondioksida danair yang merupakan

komponen penyusun biogas.

Hasil akhir proses pembuatan biogas berupa gas metana (CH4). Gas

tersebut langsung bisa diaplikasikan untuk menyalakan kompor, generator,

lampu dan peralatan listrik lainnya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan pengembangan

bahan ajar IPA Terapdu antara lain sebagai berikut:

1. Anis F Futihat. (2010) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu

Berbasis SALINGTEMAS dengan Tema Perubahan Partikel dan Wujud Zat

oleh Kalor untuk SMP/MTs kelas VII”. Bahan ajar hasil pengembangan dalam

bentuk buku teks 75 halaman yang terdiri dari bagian pendahuluan dan bagian

isi. bagian pendahuluan meliputi halaman muka (cover), kata pengantar, daftar

isi, daftar gambar, daftar tabel, SK, KD, indikator dan peta konsep. Bagian isi

meliputi peta konsep untuk materi yang dibahas uraian materi, rangkuman per

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

32

subbab, contoh soal, latihan mandiri, tugas individu, tugas kelompok, panduan

kegiatan eksperimen, latihan, rangkuman,glosarium, evaluasi, kunci jawaban

dan daftar pustaka. Hasil uji kelayakan bahan ajar yan dikembangkan

mempunyi skor total rerata sebesar 3,16 dan termasuk dalam kriteria layak. Hal

ini berarti bahwa bahan ajar hasil pengembangan dapat ditindaklanjuti melalui

kegiatan uji coba di lapangan.

2. Oky Setyorini (2009) dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA

Terpadu Model Direct Instruction melalui Teknik Quest (Questions that

Stimulate Thinking) untuk Siswa SMP/MTs dengan Tema Benda Optik”.

Pengembangan modul ini mengikuti tahapan pengembangan model 4-D, yaitu:

1) Define (penentuan masalah), 2) Design (pemilihan media), 3) Develop

(Pengembangan produk) dan4) Disseminate (Penyebarluasan Produk).

Pengembangan modul IPA terpadu ini hanya dilakukan sampai tahapan ketiga,

yakni hingga tahap Develop. Validasi dilakukan oleh tiga subyek yaitu ahli

materi, ahli media dan guru. Instrumen pengumpulan data yang digunakan

dalam pengembangan modul ini berupa angket. Data yang diperoleh berupa

data kuantitatif dan data kualitatif.

Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media dan guru

memperoleh nilai 78,14349%; 60,7153%; dan 88,93%. Data menunjukkan

bahwa modul yang dikembangkan bersifat valid dan tidak perlu direvisi. Uji

terapan dengan responden siswa kelas IX MTs Hidayatul Mubtadi’in Malang

mendapatkan nilai 85,46%. Produk yang dihasilkan adalah modul dengan

model Direct Instruction dan teknik Quest (Questions that Stimulate Thinking)

dengan tema benda optik untuk pembelajaran SMP/MTs kelas VIII Hasil

pengembangan menunjukkan bahwa modul ini mampu menyajikan materi

secara terstruktur dan bersifat tematik. Modul ini dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa.

3. Nina Khusnah (2010) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu

dengan Tema Pencemaran Air Sungai untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII”.

Hasil pengembangan terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pendahuluan dan

bagian isi. Bagian pendahuluan mencakup halaman muka (cover), kata

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

33

pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator kompetensi yang digunakan serta peta konsep.

Bagian isi mencakup materi pencemaran air sungai, kegiatan praktikum,

kegiatan diStandar Kompetensiusi, latihan soal, rangkuman materi, glosarium,

evaluasi, kunci jawaban dandaftar pustaka. Berdasarkan hasil uji validitas,

bahan ajar yang dikembangkan memperoleh nilai total rerata 3,35 atau sebesar

83,75% yang berarti memenuhi kriteria valid. Produk hasil pengembangan

mengalami satu kali revisi yang berkaitan dengan penyusunan peta konsep,

perbaikan indikator hasil belajar danpembatasan pada materi tertentu yang

dianggap terlalu rinci untuk siswa SMP/MTs kelas VII. Hasil dari revisi

tersebut merupakan produk akhir dari pengembangan bahan ajar IPA Terpadu.

4. Dwi Aryanti (2011) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu

Berbasis SALINGTEMAS dengan Tema Global Warming untuk SMP/MTS

Kelas IX. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA Terpadu

berupa modul yang berbasis SALINGTEMAS untuk SMP kelas IX dengan

tema Global Warming yang memenuhi kriteria baik.Penelitian yang

menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif ini

merupakan penelitian pengembangan berdasarkan model yang dikembangkan

oleh Borg dan Gall sampai tahap keenam yakni uji coba lapangan utama.

Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan observasi.

Instrumen yang digunakan untuk mengambil data telah divalidasi oleh dosen

pembimbing sebagai expert judgment. Data-data yang diperoleh berasal dari

validator yang terdiri atas 2 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 2 peer

reviewer serta responden yang terdiri atas 10 siswa dari SMP Negeri 12

Surakarta dan 30 siswa SSCi Surakarta yang berasal dari lima SMP di

Surakarta. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan yakni model

interaktif dari Miles dan Huberman, sedangkan data kuantitatif dianalisis

dengan menggunakan penilaian skor standar dari Saifudin Azwar yang

kemudian dibagi menjadi lima kategori. Hasil validasi data yang dilakukan

dengan triangulasi melalui proses iterasi menunjukkan bahwa pengembangan

produk penelitian ini sangat baik dengan karakteristik sebagai berikut: (1)

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

34

bahan ajar yang dihasilkan berupa modul dengan judul Global Warming, (2).

total halaman sebanyak 96 lembar dengan panjang 21 cm dan lebar 16 cm, (3).

bagian modul berupa: (a). pendahuluan yang terdiri atas deskripsi

pembelajaran, prasayarat mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul,

tujuan akhir, peta konsep dan tes awal, (b). pembelajaran yang terdiri atas

rencana belajar siswa, materi, rangkuman, tes formatif dan umpan balik, serta

(c). penutup yang teridri atas evaluasi akhir, kunci jawaban dan glosarium

C. Kerangka Berpikir

Dalam struktur kurikulum SMP substansi mata pelajaran IPA merupakan

IPA terpadu. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai

peserta didik masih dalam ruang lingkup bidang kajian energi dan perubahannya,

materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan. Bila konsep yang

tumpang tindih dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan lebih

efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan bahan ajar IPA

terpadu sebagai rujukan yang baik dan benar.

Namun, pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu belum bisa

direalisasikan. Hal ini dikerenakan banyak kendala yang dialami di lapangan.

Kendala yang dialami antara lain belum ada guru lulusan IPA, guru kesulitan

untuk menentukan tema dan belum ada bahan ajar yang benar-benar disajikan

secara terpadu. Oleh karena itu, penulis mencoba mengembangkan bahan ajar IPA

terpadu berupa modul berbasis SALINGTEMAS dengan tema Biomassa sebagai

Energi Alternatif Terbarukan . Model pengembangan yang digunakan yakni Borg

and Gall.

Untuk mengetahui bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah

memenuhi kriteria baik, maka dilakukan validasi. Dalam penelitian

pengembangan ini dilakukan validasi dalam tiga aspek. Aspek-aspek yang

divalidasi yakni tentang komponen materi,komponen bahasa dan gambar,

komponen penyajian dan kegrafisan. Gambar 2.5 mengilustrasikan tentang

kerangka berpikir yang dibangun.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

35

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka diajukan

beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan bahan ajar IPA

“IPA disajikan secara terpadu”

“SMP belum menerapkan pembelajaran terpadu”

Penyebab

bahan ajar belum

disajikan secara terpadu

belum ada guru

SMP lulusan IPA

guru kesulitan

menentukan tema

KTSP

Masalah

Pengembangan bahan ajar IPA Terpadu

Modul IPA Terpadu dengan tema Biomassa sebagai Energi

Alternatif Terbarukan

Model Pengembangan R& D

(Borg and Gall)

Validasi 1.Materi 2.Penyajian 3.Bahasa dan Gambar 4. Kegrafisan

Efektif dan Efisien

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

36

terpadu berupa modul berbasis SALINGTEMAS dengan Tema Biomassa Sumber

Energi Alternatif Terbarukan , sebagai berikut:

1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria baik pada

komponen materi ?

2. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria baik pada

komponen bahasa dan gambar?

3. Apakah bahan ajar dikembangkan memenuhi kriteria baik pada komponen

penyajian?

4. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria baik pada

komponen kegrafisan?

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

37

DAFTAR PUSTAKA

Ledoux, S.F. (2002). Defining Natural Science. Behaviorology Today _

Volume 5, Number 1, Spring

Darliana. (2007). IPA Terpadu. Bandung: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Kandi & Winduono, Y. (2009). Bentuk-Bentuk Energi dan Perubahannya.

Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Pedretti, EG., Bencze,L., Hewitt,J., Romkey,L., & Jivraj,A. (2006). Promoting

Issues-based STSE Perspectives in Science Teacher Education: Problems

of Identify and Ideology. Kanada : University of Toronto

Nuryanto dan Binadja, A. (2010 .Efektifitas Pembelajaran Kimia dengan

Pendekatan SALINGTEMAS ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa.Jurnal

Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.4, No.1,2010 hlm552-556

Pusat Kurikulum Depdiknas.(2006). Panduan Pengembangan

Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:Pusat Kurikulim, Balitbang

Wahyuni, S.(2011). Menghasilkan Biogas dari Aneka

Limbah.Jakarta:Agro Media Pustaka

Sumanji dkk.1998. Pendidikan Sains yang Humanitis.

Yogyakarta:Kanisius

Soegiranto, M.A. 2010.Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk

Modul. Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah

Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Depdiknas. (2008) .Teknik Penyusunan Modul. Jakarta:Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

38

Sungkono. (2003). Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul

dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta:UNY

Setyorini, O. (2009). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu

Model Direct Instruction melalui Teknik Quest (Questions that Stimulate

Thinking) untuk Siswa SMP/MTs dengan Tema Benda Optik. Standar

Kompetensiripsi tidak diterbitkan. Malang : Universitas Negeri Malang

Futihat, A. F.(2010). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis

SALINGTEMAS dengan Tema Perubahan Partikel dan Wujud Zat oelh Kalor

untuk SMP/MTs kelas VII. Standar Kompetensiripsi tidak diterbitkan. Malang:

Universitas Negeri Malang

Khusnah, N. 2010. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu dengan Tema

Pencemaran Air Sungai untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII. Standar

Kompetensiripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Aryanti, D. (2011).Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis

SALINGTEMAS dengan Tema Global Warming untuk SMP/MTS Kelas IX.

Standar Kompetensiripsi tidak diterbitkan. Surakarta:Universitas Sebelas Maret

Yamtinah, S., Hastuti, B., Haryono, Sari, D.K. (2011). Implementasi Pendekatan

SALINGTEMAS Dilengkapi Modul untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Asam Basa Garam Siswa SMP Kristen 3 Margoyudan Surakarta.

Semarang:Swadaya Manunggal

Saputra, H.J. dan Atmojo, S.E. (2011). Pembelajaran IPA Berpendekatan

Etnosains Bervisi SETS untuk meningkatkan Ketrampilan Proses Siswa.

Semarang:Swadaya Manunggal

Wright, R.T.(2008).Enviroment Toward Sustainable Future. United States of

America:Pearson Education

Lorenzini, G., Biserni, & Flacco, G.(2010). Solar Thermal and Biomass Energy.

United States of America: WIT Press

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian digunakan sebagai tempat untuk memperoleh data

yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Tempat yang dipilih untuk

penelitian ini adalah lima SMP Negeri di Purworejo yaitu SMP Negeri 3

Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo, SMP Negeri 12 Purworejo, SMP

Negeri 13 Purworejo, dan SMP Negeri 16 Purworejo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini, dilaksanakan secara bertahap. Adapun langkah-

langkah yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan-kegiatan

permohonan pembimbing, pengajuan proposal penelitian, penyusunan

modul dan ijin penelitian. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan selama

bulan Desember 201-September 2012.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan pengambilan data.

Waktu yang dibutuhkan yaitu pada bulan September-Oktober 2012.

c. Tahap Penyusunan modul, Pengolahan Data, dan Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan penyusunan modul,

analisis data hasil penelitian, penarikan kesimpulan, penyusunan laporan

hasil penelitian, dan konsultasi dengan pembimbing. Kegiatan ini

dilakukan selama bulan Maret-November 2012.

B. Model Pengembangan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan

pengembangan (research and development/R&D). Adapun yang dikembangkan

dalam penelitian ini adalah modul pembelajaran IPA Terpadu. Menurut

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pernyataan Borg dan Gall (1988) penelitian dan pengembangan (research and

development/R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam

pendidikan dan pembelajaran (Sugiyono,2012:9). Sehingga model penelitian yang

digunakan untuk dasar pengembangan bahan ajar berbentuk modul IPA Terpadu

adalah mengacu pada model yang dikembangkan oleh Borg dan Gall.

C. Prosedur Penelitian Pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang

ditempuh oleh peneliti dalam membuat produk. Menurut Borg dan Gall (1983)

ada sepuluh tahapan dalam pelaksanaan strategi penelitian pengembangan, yaitu:

1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran dan merangkum permasalahan.

2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran).

3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan dan perangkat evaluasi.

4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan 6-10 subjek. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara dan kuesioner dan dilanjutkan analisis data.

5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subjek.

6. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama.

8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan kuesioner.

9. Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan

10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial dan memantau distribusi dan kontrol kualitas. (Puslitjaknov,2008:10-11)

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Menurut Puslitjaknov (2008) prosedur penelitian pengembangan menurut

Borg dan Gall dapat dilakukan lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama yaitu:

1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan. 2. Mengembangkan produk awal. 3. Validasi ahli dan revisi. 4. Uji coba lapangan awal dan revisi produk. 5. Uji coba lapangan utama dan produk akhir (hlm.11)

Prosedur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain Prosedur Penelitian Pengembangan

1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Tahap penelitian dan pengumpulan informasi yaitu tahap untuk

mengidentifikasi dan mendapatkan data mengenai kebutuhan apa saja yang

Analisis Kebutuhan Pengumpulan Referensi Materi

Analisis Kurikulum

Rancangan Modul

Pembuatan Modul

Validasi

Revisi

Uji Coba Awal dan Revisi

Uji Coba Utama

Produk Akhir

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

diperlukan dalam perencanaan dan pengembangan draf produk serta pemikiran

untuk perancangan selanjutnya.

2. Tahap Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap melakukan pemikiran untuk mendapatkan

cara efektif dan efisien mengembangkan draf produk dengan bantuan data yang

didapatkan dari tahap penelitian dan pengumpulan data. Ada 4 langkah yang

dilakukan dalam tahap perencanan pembuatan modul IPA Terpadu, yakni

menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan, memetakan SK dan KD bidang

kajian, menetapkana tema pemersatu dan membuat bagan hubungan KD dengan

tema pemersatu. Di dalam perencanaan akan diperoleh sebuah kerangka untuk

mengembangkan draf produk.

3. Tahap Pengembangan Draf Produk

Pengembangan draf produk merupakan hasil terjemahan dari tahapan

perencanaan. Dalam pengembangan modul disini diperlukan orang yang ahli

dalam penulisan modul. Dalam penelitian ini orang yang ahli dalam penulisan

modul yaitu dosen pembimbing. Tugas dari orang ahli disini untuk membantu

dan mempertimbangkan logika dari pengembangan produk dari segi komponen

materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan.

4. Tahap Validasi Draf Produk

Draft produk yang sudah jadi kemudian divalidasi kepada 3 dosen ahli, 2

reviewer dan 3 peer reviewer. Tugas dari dosen ahli, reviewer dan peer reviewer

adalah mengevaluasi produk dari segi komponen materi, komponen bahasa dan

gambar, komponen penyajian dan kegrafisan Draft produk yang sudah divalidasi

kepada dosen ahli, reviewer dan peer reviewer akan memperoleh penilaian dan

masukan untuk dapat dijadikan perbaikan modul sebelum dilakukan uji coba ke

lapangan awal.

5. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba ini dilakukan setelah mendapat masukan dan penyempurnaan

dari ahli berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk

menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan dapat digunakan di

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

lapangan secara valid. Uji coba lapangan awal dilakukan kepada 10 siswa yaitu 5

siswa dari SMP Negeri 3 Purworejo dan 5 siswa dari SMP Negeri 16 Purworejo.

6. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal

Revisi ini dilakukan setelah uji coba lapangan awal dilakukan. Hal ini

dilakukan pada saat peneliti menemui kesalahan atau kekurangan dengan produk

saat uji coba awal dilakukan.

7. Uji Coba Lapangan Utama

Langkah terakhir dilakukan uji lapangan utama. Uji lapangan utama

dilakukan pada 3-5 sekolah dengan 30-80 subjek. Uji coba lapangan utama

dilakukan pada 5 sekolah dengan 30 siswa yaitu dari SMP Negeri 3 Purworejo,

SMP Negeri 5 Purworejo, SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo

dan SMP Negeri 16 Purworejo.

D. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba yang digunakan adalah desain deskriptif. Tahapan awal

yang dilakukan oleh peneliti yaitu terlebih dahulu menganalisis kebutuhan,

kurikulum, menentukan materi, mengumpulkan referensi yang dibutuhkan terkait

materi yang kemudian dilanjutkan membuat rancangan. Tahapan kedua yang

dilakukan peneliti adalah melaksanakan rancangan pembuatan modul. Selama

pembuatan modul peneliti berkonsultasi kepada dosen pembimbing. Hasil

rancangan modul IPA Terpadu ini kemudian dinilai oleh validator pada aspek

komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan

kegrafisan.

Produk dari tahapan kedua direvisi dan diujicobakan ke siswa. Kegiatan

uji coba ini ditujukan untuk mengetahui respon siswa terhadap keterbacaan modul

IPA Terpadu pada komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen

penyajian dan kegrafisan. Dari hasil uji coba lapangan awal tersebut akan

diperoleh data yang kemudian dapat dianalisis oleh peneliti sehingga dapat

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dilakukan revisi kembali sebelum akhirnya dihasilkan produk akhir berupa modul

IPA Terpadu. Gambar 3.2 menunjukkan bagan desain penilaian produk.

Gambar 3.2 Desain Penilaian Produk

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini terdiri dari validator dan 40 siswa SMP Kelas VIII

yang berasal dari SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo, SMP

Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo, dan SMP Negeri 16 Purworejo.

Adapun kriteria masing-masing validator adalah:

Analisis Kebutuhan Analisis Kurikulum

Perencanaan Modul

Draf Modul (Modul I)

Evaluasi oleh Ahli

Evaluasi oleh Peer Reivewer

Evaluasi oleh Reivewer

Draf Terevisi (Modul II)

Uji Coba Awal

Draf Terevisi (Modul III)

Uji Coba Utama

10 Siswa

30 Siswa

Produk Akhir

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a. Ahli

1) Dosen FKIP UNS

2) Memiliki keahlian dan pengalaman dalam penulisan bahan ajar.

3) Telah menempuh jenjang pendidikan S-2 sesuai dengan jenjang keahlian

pada bidangnya.

b. Peer Reivewer

1) Mahasiswa FKIP Fisika UNS

2) Telah menempuh mata kuliah IPA Terpadu

c. Reviewer

1) Guru IPA yang sudah berpengalaman mengajar materi IPA

2) Pendidikan minimal S-I untuk program studi pendidikan Fisika dan Biologi

3) Sudah tersertifikasi

3. Jenis Data

Data yang diperoleh dari penelitian pengembangan adalah data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai rata-rata angket

dalam uji evaluasi dari aspek komponen materi, komponen bahasa dan gambar,

komponen penyajian dan kegrafisan. Data ini menggunakan skala Likert yang

berupa angka-angka yaitu 5, 4, 3, 2 dan 1. Deskripsi angka-angka tersebut

terdapat pada lampiran 1. Angka-angka tersebut kemudian direkapitulasikan

sehingga dapat disimpulkan tingkat kevalidan modul. Sedangkan untuk data

kualitatif diperoleh saran dan komentar sebagai pertimbangan dalam melakukan

revisi terhadap modul. Data yang juga diharapkan terkumpul adalah respon siswa

tentang keterbacaan modul dari komponen materi, komponen bahasa dan gambar,

komponen penyajian dan kegrafisan. Data dari siswa ini berupa angket check list

“Ya/Tidak” dan saran serta komentar.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian berupa angket, yaitu suatu daftar pernyataan

yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban

yang sudah ada. Instrumen angket evaluasi produk ditujukan kepada dosen ahli,

reviewer, peer reviewer dan siswa. Instrumen angket ini untuk mengetahui

evaluasi produk dapat dilihat dari komponen materi, komponen bahasa dan

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Penjabaran dari aspek-aspek

tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing sebelum digunakan

dalam penelitian. Kelengkapan instrumen disajikan pada lampiran 1,2,3,5 dan 6

yang masing-masing terdapat di halaman 87,91,95,110 dan 113.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian evaluasi ini adalah

analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai

data dari masing–masing variabel yang dievaluasi baik data kuantitatif maupun

kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data adalah:

a. Teknik Analisis Data Pengembangan

Data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data evaluasi produk.

Variabel evaluasi Modul IPA Terpadu yang telah disusun berdasarkan kriteria

komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan

kegrafisan. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi data dari angket

selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Data

yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Teknik

analisis kualitatif menggunakan model interaktif dari Miles dan Hubertman

(1984). Dalam melakukan analisis data ada tiga aktivitas yang dilakukan, yaitu

data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion

drawning (penarikan kesimpulan). Ketiga kegiatan ini dilakukan selama dan

setelah proses pengumpulan data (Sugiyono, 2012:337).

Kuantisasi data dilakukan dengan menjumlah skor setiap aspek dan

keseluruhan yang akan diuraikan dalam analisis kualitatif. Skor tersebut

dikategorikan ke dalam lima kriteria, dengan rumusan seperti yang digunakan

pada Tabel 3.1.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian

Interval Nilai Kriteria Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik

Mi + 0,5 Sbi < X Mi + 1,5 Sbi Baik

Mi - 0,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi Cukup

Mi - 1,5 Sbi < X Mi - 0,5 Sbi Kurang

X Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang

Keterangan: X = Skor responden, Mi = Mean ideal, Sbi = Simpangan baku ideal

Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal), Sbi= 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

(Sumber: Azwar,2007:163) Langkah selanjutnya adalah menghitung skor maksimum ideal, skor

minimum ideal, skor mean ideal dan simpangan baku ideal pada setiap aspek.

Skor maksimum ideal pada setiap aspek dicapai apabila validator memilih semua

kriteria dengan skor tertinggi. Sedangkan skor minimum ideal dicapai apabila

validator memilih semua kriteria dengan skor terendah. Jumlah skor untuk setiap

aspek tersebut, kemudian disubsitusikan ke dalam tingkat kecenderungan yang

dipakai sebagai kriteria dalam evaluasi atau penilaian. Distribusi komponen aspek

evaluasi modul penelitian ini, disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Distribusi Komponen Aspek Evaluasi Modul

Aspek Jumlah Butir

Jumlah Pilihan

Skor Max. Ideal

Skor Min. Ideal

Mi Sbi

Materi 10 5 50 10 30 6,67 Bahasa dan Gambar

11 5 55 11 33 7,3

Penyajian 15 5 75 15 45 10 Kegrafisan 5 5 25 5 15 3,3 Jumlah 41 20 205 41 123 27,27

Evaluasi total modul IPA Terpadu oleh setiap validator menggunakan kriteria

yang dikategorikan berdasarkan skor total keseluruhan aspek. Skor tertinggi ideal

yang dicapai untuk keseluruhan aspek adalah 205, skor minimum ideal yang

dicapai adalah 41 dengan mean ideal (Mi) 123 dan simpangan baku ideal (Sbi)

27,27. Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 3.3.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 3.3 Kriteria Evaluasi Total Modul IPA Terpadu

Kategori Kelompok Skor Kriteria 5 X>163,9 Sangat Baik 4 136,64 X 163,9 Baik 3 109,37 X 136,64 Cukup 2 82,1 X 109,37 Kurang 1 X 82,1 Sangat kurang

Keterangan: X = Skor validator

Setiap aspek yang mendukung penelitian ini memiliki kategori komponen

sendiri yang disesuaikan dengan masing-masing indikator yang akan diukurnya.

Secara lebih terperinci, berikut ini akan dibahas komponen penilaian untuk setiap

komponen :

1) Komponen Materi

Data kuantitatif tentang kelayakan isi modul IPA Terpadu, dikumpulkan

melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor

tertinggi ideal 50 dan skor minimum ideal 10, dengan mean ideal (Mi) 30 dan

simpangan baku ideal (Sbi) 6,67. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya

modul IPA terpadu disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Materi

Kelompok Skor Kategori

X > 40 Sangat baik

33,335 X 40 Baik

26,65 X 33,335 Cukup

20 X 26,65 Kurang

X 20 Sangat kurang

Keterangan: X = Skor validator

2) Komponen Bahasa dan Gambar

Data kuantitatif tentang bahasa dan gambar modul IPA Terpadu,

dikumpulkan melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan

memiliki skor tertinggi ideal 55 dan skor minimum ideal 11, dengan mean ideal

(Mi) 33 dan simpangan baku ideal (Sbi) 7,3. Berdasarkan data ini, kriteria baik

atau tidaknya modul IPA terpadu disajikan dalam Tabel 3.5.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 3.5 Kriteria Bahasa dan Gambar

Kelompok Skor Kategori X > 44 Sangat baik

36,65 X 44 Baik

29,35 X 36,65 Cukup

22 X 29,35 Kurang

X 22 Sangat kurang

Keterangan: X = Skor validator

3) Komponen Penyajian

Data kuantitatif tentang penyajian modul IPA Terpadu, dikumpulkan

melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor

tertinggi ideal 75 dan skor minimum ideal 15, dengan mean ideal (Mi) 45 dan

simpangan baku ideal (Sbi) 10. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya

modul IPA terpadu disajikan dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Penyajian

Kelompok Skor Kategori X > 60 Sangat baik

50 X 60 Baik

40 X 50 Cukup

30 X 40 Kurang

X 30 Sangat kurang

Keterangan: X = Skor validator

4) Kegrafisan

Data kuantitatif tentang kegrafisan modul IPA Terpadu, dikumpulkan

melalui instrumen angket. Jumlah skor dari ketiga instrumen akan memiliki skor

tertinggi ideal 25 dan skor minimum ideal 5, dengan mean ideal (Mi) 15 dan

simpangan baku ideal (Sbi) 3,3. Berdasarkan data ini, kriteria baik atau tidaknya

modul IPA terpadu disajikan dalam Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kriteria Kegrafisan

Kelompok Skor Kategori X > 19,95 Sangat baik

16,65 X 19,95 Baik

13,35 X 16,65 Cukup

10,05 X 13,35 Kurang

X 10,05 Sangat kurang

Keterangan: X = Skor validator

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Selanjutnya data kevalidan modul untuk setiap validator berdasarkan

skor total keseluruhan aspek tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik

deskriptif. Sugiyono (2009) berpendapat “Statistik deskriptif adalah statistik yang

berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang

diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya” (hlm.29). Statistik

deskriptif yang digunakan pada penelitian ini hanya dibatasi pada penentuan

frekuensi dan persen karena data yang diperolah berupa data ordinal yang tidak

bisa disajikan dalam bentuk pecahan. Apabila data evaluasi yang masuk ke dalam

kategori baik lebih dari 50% maka dinyatakan pengembangan modul IPA

Terpadu berhasil. Hasil analisis ini akan menjadi referensi sebagai masukan

perbaikan modul sebelum diujicobakan ke lapangan.

b. Teknik Analisis Data Uji Coba

Data yang terkumpul dikategorisasikan sesuai dengan aspek yang dinilai.

Data hasil uji coba kepada siswa dianalisis untuk menggambarkan kekurangan

modul dari sisi keterbacaan dalam aspek komponen materi, komponen bahasa dan

gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Data yang berupa saran dan

komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Teknik analisis kualitatif yang

digunakan adalah model interaktif dari Miles dan Huberman. Analisis data hasil

uji coba mula-mula dilakukakan kuantisasi. Jika responden atau siswa menjawab

“Ya” diberi nilai 1 dan jika menjawab “Tidak” diberi nilai 0. Setelah didapatkan

skor setiap item dalam uji coba, maka akan dianalisis terlebih dahulu dengan

menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yang digunakan dibatasi pada

penentuan frekuensi, persen dan skor total.

Skor total yang didapat digunakan dalam menentukan tingkat kevalidan

modul. Penentuan tingkat kevalidan dilakukan dengan mengkategorikannya ke

dalam lima kriteria seperti tahap sebelumnya, dengan rumusan seperti yang dapat

dilihat pada Tabel 3.8.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Uji Coba

Interval Nilai Kriteria Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik

Mi + 0,5 Sbi < X Mi + 1,5 Sbi Baik

Mi - 0,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi Cukup

Mi - 1,5 Sbi < X Mi - 0,5 Sbi Kurang

X Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang

Keterangan: X = Skor responden, Mi = Mean ideal, Sbi = Simpangan baku ideal Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal), Sbi= 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

(Sumber: Azwar,2007:163) Langkah selanjutnya adalah menghitung skor maksimum ideal, skor

minimum ideal, skor ideal dan simpangan baku ideal pada setiap aspek. Skor

maksimum ideal pada setiap aspek dicapai apabila responden atau siswa memilih

semua kriteria dengan skor tertinggi. Sedangkan skor minimum ideal dicapai

apabila siswa memilih semua kriteria dengan skor terendah. Jumlah skor untuk

setiap aspek tersebut, kemudian disubsitusikan ke dalam tingkat kecenderungan

yang dipakai sebagai kriteria dalam evaluasi atau penilaian. Distribusi komponen

aspek evaluasi modul penelitian ini, disajikan dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Distribusi Komponen Aspek Evaluasi Modul dalam Uji Coba

Aspek Jumlah Butir

Jumlah Pilihan

Skor Max. Ideal

Skor Min. Ideal

Mi Sbi

Kelayakan Isi 3 2 3 0 1,5 0,5 Bahasa dan Gambar

6 2 6 0 3 1

Penyajian 13 2 13 0 6,5 2,17 Kegrafisan 6 2 6 0 3 1 Jumlah 28 8 28 0 14 4,67

Untuk mengetahui evaluasi modul IPA Terpadu dalam uji coba dibutuhkan

kriteria yang dikategorikan berdasarkan skor total keseluruhan aspek. Skor

tertinggi ideal yang dicapai untuk keseluruhan aspek adalah 28, skor minimum

ideal yang dicapai adalah 0 dengan mean ideal (Mi) 14 dan simpangan baku ideal

(Sbi) 4,67. Kriteria yang dimaksud terdapat pada Tabel 3.10.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 3.10 Kriteria Evaluasi Total Modul dalam Uji Coba

Kategori Kelompok Skor Kriteria 5 X > 21 Sangat Baik 4 16,36 X 21 Baik 3 11,67 X 16,36 Cukup 2 7 X 11,67 Kurang 1 X 7 Sangat kurang

Keterangan: X = Skor responden atau siswa

Selanjutnya data kevalidan dari uji coba modul untuk setiap responden

atau siswa berdasarkan skor total keseluruhan aspek tersebut dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yang digunakan hanya

dibatasi pada penentuan frekuensi dan persen. Apabila data uji coba kevalidan

yang masuk ke dalam kategori baik lebih dari 75% maka dinyatakan

pengembangan modul pembelajaran IPA Terpadu berhasil.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Azwar, M.A.S.( 2007). Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran

Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Tim Puslitjaknov.(2008).Metode Penelitian Pengembangan.Jakarta:Depdiknas

Sugiyono.(2012).Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfa Beta

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pengembangan Modul IPA Terpadu

Penelitian modul pembelajaran IPA Terpadu yang dilakukan dalam

penelitian ini meliputi: tahap penelitian dan mencari informasi, tahap

perencanaan, tahap pengembangan draf modul, revisi, uji coba lapangan awal,

revisi hasil uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama.

1. Tahap Penelitian dan Mencari Informasi

Tahap ini dilakukan dengan survei lapangan yang bertujuan

mengumpulkan informasi. Pengumpulan informasi diperoleh dari hasil

pengamatan tentang pembelajaran IPA tingkat SMP di Purworejo. Berdasarkan

hasil pengamatan, pembelajaran IPA di SMP masih diajarkan secara terpisah

antara Fisika, Kimia dan Biologi. Salah satu penyebab belum diterapkannya

pembelajaran IPA Terpadu karena belum adanya bahan ajar IPA yang benar-benar

terpadu. Bahan ajar yang ada di lapangan hanya sampul yang bertuliskan IPA

Terpadu, tetapi penyajian bahan ajar IPA masih terpisah.

2. Tahap Perencanaan

Perencanaan diawali dengan menetapkan bidang kajian berdasarkan

analisis terhadap kurikulum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran IPA untuk Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Bidang kajian yang dipadukan adalah Materi dan

Sifatnya, Energi dan Perubahannya serta Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan.

Analisis materi dilakukan dengan cara memetakan standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD) bidang kajian IPA yang dapat dipadukan. SK dan KD

yang dipadukan adalah sebagai berikut :

(1) SK 2. Menganalisis sistem dalam kehidupan tumbuhani. SK ini dijabarkan ke

dalam KD 2.2. Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi

energi pada tumbuhan hijau.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(2) SK 3. Menganalisis konsep partikel pada materi. SK ini dijabarkan ke dalam

KD 3.1. Mengkorelasikan konsep atom, ion dan molekul dengan produk

kimia sehari-hari.

(3) SK 5. Mengkorelasikan peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan

sehari-hari. SK ini dijabarkan ke dalam KD 5.3. Mengkorelasikan prinsip

energi, bentuk energi dan perubahan energi serta penerapan dalam kehidupan

sehari-hari.

a. Tema modul IPA Terpadu dalam penelitian ini adalah Biomassa Sumber

Energi Alternatif Terbarukan

Berdasarkan bidang kajian, SK dan KD yang telah diajukan maka dipilih

tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan sebagai tema pemersatu

dalam modul IPA Terpadu yang akan disusun. Setelah mendapatkan tema

Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan, maka dibuat bagan hubungan

KD dan tema pemersatu. Hubungan antara KD dan tema pemersatu dsajikan pada

Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hubungan Antara KD dan Tema Pemersatu

Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan

Biologi: Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau.

Fisika: Mengkorelasikan prinsip energi,

bentuk energi dan perubahan

energi serta penerapan dalam

kehidupan sehari-hari.

Kimia: Mengkorelasikan konsep atom,

ion dan molekul dengan produk

kimia sehari-hari.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.1 Indikator Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

Indikator sebelum konsultasi Indikator setelah Konsultasi Kelompok Indikator 1

5.3.1 Menjelaskan pengertian energi 5.3.2 Menjelaskan bentuk-bentuk

energi 5.3.3 Menjelaskan sumber-sumber

energi Kelompok Indikator 2

2.2.1 Menjelaskan proses perolehan energi tumbuhan pada proses fotosintesis

5.3.4 Menjelaskan biomassa sebagai sumber energi alternatif terbarukan

3.1.1 Menjelaskan konsep atom,ion dan molekul

3.1.2 Menjelaskan molekul penyusun pada proses pembuatan biodiesel

3.1.3 Menjelaskan molekul penyusun pada proses pembuatan bioetanol

3.1.4 Menjelaskan molekul penyusun pada proses biogas Kelompok Indikator 3

5.3.5 Menjelaskan perubahan bentuk-bentuk energi pada proses konversi biomassa

5.3.6 Menjelaskan dampak biomassa terhadap lingkungan

5.3.7 Menjelaskan tentang bentuk-bentuk penghematan energi

Kelompok Indikator 1 5.3.1 Menjelaskan pengertian energi

dan sifatnya 5.3.2 Menjelaskan bentuk-bentuk

energi 5.3.3 Menjelaskan sumber-sumber

energi Kelompok Indikator 2

2.2.1 Menjelaskan proses fotosintesis pada tumbuhan hijau sebagai sumber energi biomassa

2.2.2 Menyebutkan hasil proses fotosintesis pada tumbuhan hijau

3.1.1 Mengaitkan konsep atom dan molekul dari proses konversi biomassa berupa bioetanol

3.1.2 Mengaitkan konsep atom dan molekul dari proses konversi biomassa berupa biodiesel

3.1.3 Mengaitkan konsep atom dan molekul dari proses konversi biomassa berupa biogas Kelompok Indikator 3

5.3.4 Menunjukkan perubahan bentuk-bentuk energi dari penggunaan biomassa sebagai sumber energi

5.3.5 Menjelaskan dampak biomassa sebagai sumber energi untuk mengurangu penyebab global warming

5.3.6 Menjelaskan dampak biomassa sebagai sumber energi terhadap lingkungan

5.3.7 Menyimpulkan biomassa sebagai sumber energi alternatif terbarukan

Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan dipilih karena

permasalahan energi akhir-akhir ini menjadi masalah di Indonesia. Sampai saat

ini, minyak bumi masih merupakan sumber energi yang utama dalam memenuhi

kebutuhan di dalam negeri. Peranan minyak bumi yang besar tersebut terus

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

berlanjut, sedangkan cadangan semakin menipis. Pemerintah berusaha mencari

sumber-sumber energi alternatif terbarukan pengganti minyak bumi. Kemudian

ditentukan indikator yang akan dimunculkan dari tema yang telah dipilih. Dalam

menentukan indikator perlu dikonsultasikan dengan pembimbing agar didapat

indikator yang tepat untuk nantinya dikembangkan sebagai konten-konten di

dalam modul IPA Terpadu. Secara lebih rinci indikator ditunjukkan pada Tabel

4.1.

b. Perangkat Pembuatan Modul IPA Terpadu

Setelah ditetapkan tema yang akan dikemas dalam pembelajaran IPA

Terpadu, tahap selanjutnya adalah pengkajian perangkat pembuatan produk

berupa modul IPA Terpadu. Dalam pembuatan modul IPA Terpadu digunakan

perangkat keras dan perangkat lunak berikut :

a) Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan untuk membuat modul IPA Terpadu ini

adalah satu unit laptop, dengan spesifikasi:

- Processor 1,4 GHz

- 2 GB RAM

- Spase Harddisk 250 GB

- Resolusi 1024 x 600

- Printer Warna

b) Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat modul IPA Terpadu ini

dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya:

- Perangkat lunak untuk sistem operasi:Microsoft Windows 7 Ultimate

- Perangkat lunak utama pembuat artikel : Microsoft Word 2007

- Perangkat lunak pembuat layout atau grafis: Corel Draw X4

c) Pengkajian Penggunaan Modul

Modul IPA Terpadu ini dibuat dalam bentuk media cetak sehingga tidak

memerlukan peralatan khusus dalam penggunaannya.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c. Pembuatan Modul IPA Terpadu

Dalam tahap ini dilakukan penentuan konsep dari modul IPA Terpadu..

Hasil dari tahap ini adalah desain modul berupa konten yang akan dimuat dalam

modul IPA Terpadu. Hasil rancangan sistematika modul dalam pembelajaran IPA

Terpadu ini adalah sebagai berikut:

a) Tema yang dipilih adalah Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

dengan subtema Energi, Biomassa dan Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan

b) Modul pembelajaran IPA Terpadu yang dikembangkan terbagi dalam tiga

kegiatan belajar, yaitu kegiatan belajar: (1) membahas tentang energi dan

sifatnya, bentuk-bentuk energi dan sumber energi (2) proses fotosintesis

sebagai sumber energi biomassa, konsep atom dan molekul dari proses

konversi biomassa (3) membahas tentang perubahan bentuk energi dari

penggunaan biomassa sebagai sumber energi, dampak penggunaan sumber

energi biomassa untuk mengurangi penyebab global warming, dampak

biomassa sebagai sumber energi terhadap lingkungan dan Biomassa Sumber

Energi Alternatif Terbarukan. Ketiga kegiatan belajar tersebut terdiri dari

komponen sebagai berikut:

(1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran berisi kompetensi yang harus dicapai siswa setelah

mempelajari materi dari setiap aktivitas belajar. Tujuan pembelajaran ini

berfungsi agar pembelajaran dari setiap aktivitas belajar itu terarah.

(2) Materi Pokok

Materi pokok terdiri atas subbab-subbab yang akan dipelajari pada setiap

subtema (kegiatan belajar). Materi pokok berfungsi memberi gambaran

secara umum subbab-subbab pada setiap kegiatan belajar.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(3) Advance Organizer

Advance Organizer berisi gambar atau kalimat pembuka. Advance

Organizer ini berfungsi untuk menambah motivasi dan daya tarik untuk

mempelajari materi yang terdapat pada subtema (kegiatan belajar).

(4) Gambar dan ilustrasi

Gambar dan ilustrasi berfungsi sebagai sarana untuk membantu pemahaman

materi. Gambar dan ilustrasi yang jelas akan mempermudah siswa untuk

paham dalam mempelajari materi tersebut.

(5) Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja berisi pertanyaan yang harus dikerjakan siswa yang berfungsi

untuk menguji pemahaman pada suatu konsep materi terkait. Hal ini

ditujukan agar guru juga bisa mengetahui bagian dari materi diajarkan yang

belum jelas menurut siswa.

(6) Kerja Ilmiah Sains

Kerja ilimiah berfungsi sebagai sarana untuk menguji dan menerapkan

konsep IPA yang dipelajari, selain itu juga berfungsi untuk mengembangkan

keaktifan dan kreativitas siswa dalam belajar.

(7) Rangkuman

Rangkuman berisi konsep-konsep yang harus dipahami oleh siswa.

Rangkuman ini berfungsi sebagai sarana bagi siswa agar dapat memahami

garis besar materi dalam satu subtema (kegiatan belajar).

(8) Tes Formatif

Tes formatif berisi soal-soal latihan dalam bentuk pilihan ganda. Tes

formatif ini berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk berlatih mengerjakan

soal-soal setelah materi dalam subtema yang dipelajari. Pada bagian ini

sekaligus juga berfungsi untuki mengetahui tingkat pemahaman siswa

dalam mempelajari dalam subtema (kegiatan belajar) yang dipelajari.

(9) Umpan Balik Siswa

Umpan balik berisi pedoman penilaian dan standar nilai yang harus dicapai

siswa untuk melanjutkan aktivitas belajar pada subtema berikutnya. Umpan

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

balik ditujukan untuk mengetahui nilai siswa dalam penguasaan subtema

tersebut.

Bagian-bagian lain yang melengkapi bagian modul yaitu deskripsi

pembelajaran, petunjuk penggunaan modul bagi siswa dan guru, tujuan akhir,peta

kompetensi, peta konsep, tes awal, evaluasi, kunci jawaban, glosarium dan daftar

pustaka. Berikut penjelasannya

(1) Deskripsi Pembelajaran

Deskripsi pembelajaran berfungsi untuk memberikan gambaran materi yang

akan dipelajari pada tema yang dibahas dalam modul tersebut.

(2) Petunjuk penggunaan bagi siswa dan guru

Petunjuk penggunaan bagi siswa dan guru berisi perihal ketentuan/peraturan

yang harus diketahui, dipahami dan diikuti siswa dan guru selama belajar

menggunakan modul.

(3) Tujuan Akhir

Tujuan akhir berisi kinerja yang diharapkan, variabel dan kriteria

keberhasilan siswa dalam mempelajari subtema atau tema. Tujuan akhir

berfungsi agar siswa dapat belajar secara maksimal dan tidak hanya nilai

kognitif yang didapat oleh siswa, melainkan afektif dan psikomotoriknya

juga.

(4) Peta Kompetensi

Peta kompetensi berisi tema, Kumpulan Standar Komptensi (KSK),

Kumpulan Kompetensi Dasar (KKD), Kumpulan Indikator (KI) dan entry

behaviour. Ada tiga KI yakni KI 1 yang merupakan indikator pada subtema

Energi, KI 2 yang merupakan indikator pada subtema Biomassa, KI 3 yang

merupakan indikator pada subtema Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan.

(5) Peta Konsep

Peta konsep berisi skema tentang materi pada modul. Peta konsep berfungsi

untuk memberikan gambaran secara umum pada siswa terkait materi yang

akan dipelajari.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(6) Tes Awal

Tes awal berisi pertanyaan dalam bentuk essai, berfungsi untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa terkait materi yang akan dibahas.

(7) Evaluasi

Evaluasi berisi soal-soal bentuk pilihan ganda dan berfungsi sebagai sarana

bagi siswa untuk menguji penguasaan materi yang dipelajari dalam satu tema.

(8) Kunci Jawaban

Kunci jawaban berisi jawaban dari tes formatif dan evaluasi yang berfungsi

sebagai sarana bagi siswa untuk mengetahui ketepatan jawaban dari tugas

dalam menguji pemahaman mereka.

(9) Glosarium

Glosarium berisi penjelasan dari kosa kata yang ada di dalam modul yang

masih asing bagi siswa.

(10) Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi rujukan tentang materi yang disajikan. Dengan adanya

daftar pustaka , siswa dapat mencari lebih tentang informasi terkait materi

pada buku yang dijadikan acuan pembuatan modul.

Pembuatan modul IPA Terpadu adalah pengembangan sistematika modul

yang sudah dibuat. Tahap pembuatan ini dibagi menjadi tiga tahap meliputi

penulisan artikel, pembuatan layout,dan penyelesaian.

a) Tahap Penulisan Materi

Pada proses ini semua materi yang akan ditampilkan dalam modul diketik dan

disimpan dalam format Ms.Word. Selanjutnya dimasukan ke dalam layout

dengan cara dikopi ke lembar kerja Corel Draw X4 dan disusun sesuai dengan

runtutan yang telah dibuat di dalam rancangan sistematika modul IPA Terpadu.

b) Pembuatan Layout

Pada proses pembuatan layout secara umum dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1) Membuka program Corel Draw X4 seperti yang ditunjukkan pada Gambar

4.2.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 4.2 Tampilan Awal Membuka Corel Draw X4

2) Atur ukuran kertas yaitu A4 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Menentukan Ukuran Kertas

3) Mengimport gambar ke dalam lembar kerja dengan cara klik import pilih

gambar dari folder lalu klik import. Dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 4.4 Mengimport Gambar

4) Membuat disain layout modul dengan menggunakan tool-tool yang ada

pada Corel Draw X4.

c) Penyelesaian

Pada proses ini dilakukan editing untuk melakukan pengecekan, kekontrasan

warna layout, kesatuann antara layout dan isi sehingga tampilan menjadi

menarik. Tahap terakhir adalah modul IPA Terpadu dapat dicetak.

3. Tahap Pengembangan Draf Produk

Tahap pengembangan draf produk merupakan hasil terjemahan dari

tahapan perencanaan. Dalam pengembangan modul disini diperlukan orang yang

ahli dalam penulisan modul. Dalam penelitian ini orang yang ahli dalam penulisan

modul yaitu dosen pembimbing. Tugas dari orang ahli disini untuk membantu

dan mempertimbangkan logika dari pengembangan produk dari segi komponen

materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan.

Selama proses pembuatan draf modul peneliti melakukan konsultasi kepada

dosen pembimbing untuk mendapatkan saran dan komentar sebelum draf modul

jadi siap divalidasi.

Draf produk yang sudah jadi kemudian divalidasi kepada 3 dosen ahli, 2

reviewer dan 3 peer reviewer. Hasil validasi dari dosen ahli, reviewer dan peer

reviewer akan memperoleh komentar dan saran. Komentar dan saran tersebut

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

menjadi revisi untuk perbaikan modul. Sebelum komentar dan saran dapat

digunakan untuk revisi modul maka dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen

pembimbing. Setelah direvisi, maka produk akan mendapatkan hasil yang layak

untuk digunakan pada uji coba lapangan awal dan utama. Hasil penelitian draf

produk selengkapnya bisa dilihat di lampiran 17-20 (halaman 138-150).

4. Uji Coba Tahap Awal

Uji coba ini dilakukan setelah mendapat masukan dan penyempurnaan

dari validator berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan

pada siswa kelas VIII yang berjumlah 10 siswa yang berasal dari dua sekolah di

Purworejo dalam uji coba tahap awal. Uji coba ini diperoleh data respon siswa

terhadap keterbacaan modul dari aspek komponen materi, komponen penyajian,

komponen bahasa dan gambar serta kegrafisan. Hasil uji coba awal dapat dilihat

di lampiran 21-25 (halaman151-157).

5. Revisi Hasil Uji Coba Tahap Awal

Revisi ini dilakukan setelah uji coba lapangan tahap awal telah selesai

dilakukan. Revisi ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari respon siswa

terhadap modul keterbacaan modul dari aspek komponen materi, komponen

bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan.

6. Uji Coba Lapangan Utama

Uji coba ini dilakukan setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil evaluasi

yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri di

Purworejo yang berjumlah 30 siswa yang berasal dari lima sekolah. Uji coba ini

diperoleh data respon siswa terhadap keterbacaan modul dari aspek komponen

materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Hasil

uji coba lapangan utama dapat dilihat di lampiran 26-36 (halaman 158-173).

B. Deskripsi Data Penelitian

Data yang diperoleh terdiri data hasil evaluasi produk oleh validator dan

data hasil uji coba ke siswa dalam hal validasi komponen materi, komponen

bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Berikut ini akan

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

disajikan secara umum data hasil evaluasi modul IPA Terpadu yang diambil dari

ahli, reviewer dan peer reviewer. Data hasil uji coba juga akan disajikan secara

umum yang diambil dari 10 siswa SMP kelas VIII di Purworejo yang berasal dari

dua SMP pada tahap uji coba awal dan 30 siswa SMP kelas VIII di Purworejo

yang berasal dari lima SMP pada tahap uji coba utama.

1. Data Hasil Pengembangan

Hasil analisis data pengembangan menunjukkan bahwa jumlah skor

keseluruhan untuk setiap validator yakni sebagai berikut: skor total tertinggi

diberikan oleh ahli I yaitu 197. Ahli II dan III masing-masing memberi skor total

187 dan 168. Reviewer I dan II masing-masing memberi skor total 170 dan 160,

sedangkan peer reviewer I, II dan III masing-masing memberi skor total 190, 163

dan 192. Hal ini menunjukkan bahwa modul IPA terpadu yang telah

dikembangkan mendapat penilaian yang berbeda dari setiap validator. Ahli I,II

dan III, reviewer I, peer reviewer I dan III memberi nilai sangat baik, sedangkan

reviewer II dan peer reviewer II memberi nilai baik. Kriteria penilaian tersebut

dapat dilihat dalam lampiran 19 (halaman 146) tentang rangkuman kriteria hasil

evaluasi total modul IPA Terpadu.

Rangkuman tersebut memberikan gambaran bahwa modul IPA terpadu

yang telah dikembangkan sudah sangat baik. Sebanyak 75% validator menilai

sangat baik tentang modul IPA Terpadu yang telah dikembangkan dan 25%

validator dalam penelitian ini menilai baik. Hal ini berarti lebih dari 50% validator

menyetujui bahwa modul IPA Terpadu ini telah siap untuk digunakan dalam tahap

uji coba awal dengan saran dan komentar yang menjadi referensi.

Hasil penilaian modul oleh validator didukung oleh data yang diperoleh

dari masing-masing komponen yang diuraikan sebagai berikut:

a. Komponen Materi

Hasil validasi modul IPA Terpadu dalam aspek komponen materi

termasuk dalam kriteria beraneka ragam untuk setiap validator. Ahli II, ahli III

dan reviewer I memberi skor yang sama sebesar 43. Peer reviewer I dan II

memberi skor masing-masing sebesar 45 dan 39.. Skor tertinggi diperoleh dari

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

ahli I dan peer reviewer III sebesar 47 sedangkan skor terendah diperoleh dari

reviewer II sebesar 37.

Distribusi frekuensi komponen materi dalam penelitian ini dapat dilihat

dalam lampiran 20a (halaman 147). Berdasarkan lampiran tersebut sebanyak 75%

validator yang menilai sangat baik untuk komponen materi modul IPA Terpadu

yang dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu ahli I, ahli II, ahli

III, reviewer I, peer reviewer I dan peer reviewer III. Adapun 25% validator yaitu

reviewer II dan peer reviewer II menilai baik.

Deskripsi data pada lampiran 7 (halaman 117) bagian tersebut

menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu tentang komponen materi

pada setiap indikator. Setiap indikator memiliki presentase yang berbeda-beda.

Indikator tentang kesuaian materi dengan tujuan pembelajaran mendapatkan nilai

3 (12,5%), 4 (25%) dan 5 (62,5%). Indikator kebenaran konsep materi mendapat

nilai 3 (37,5%) dan 5 (62,5%). Indikator untuk kesesuaian contoh yang digunakan

mendapat nilai 4 (62,5%) dan 5 (37,5%). Indikator kontekstualitas materi yang

disajikan mendapat presentase yang sama untuk nilai 4 dan 5 sebesar 50%.

Indikator materi mudah dipahami mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (37,5%) dan 5

(50%). Indikator materi dapat merangsang siswa berpikir kritis mendapat nilai 3

(12,5%), 4 (75%) dan 5 (12,5%). Indikator materi dapat merangsang siswa

berpikir inovatif mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (50%) dan 5 (37,5%). Presentase

tertinggi untuk indikator pemberian motivasi yang sesaui dengan materi mendapat

nilai 4 (87,5%). Ada dua indikator yang memiliki presentase yang sama untuk

nilai 4 (75%) dan 5 (25%) yaitu indikator penggunaan fakta yang akurat dalam

materi dan materi dapat merangsang siswa berpikir kreatif. Data-data tersebut

menunjukkan bahwa indikator dalam setiap komponen materi sebagian besar

memiliki nilai baik (4) dan sangat baik (5).

b. Komponen Bahasa dan Gambar

Hasil evaluasi modul IPA Terpadu dalam komponen bahasa dan gambar

termasuk dalam kriteria yang beraneka ragam untuk setiap validator. Ahli II,

reviewer I, peer reviewer I,dan peer reviewer III memberi skor masing-masing 49,

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

47, 52 dan 51. Ahli III dan peer reviewer II memberi nilai yang sama sebesar 43.

Skor tertinggi diperoleh dari ahli I yakni sebesar 53 sedangkan skor terendah

diperoleh dari reviewer II sebesar 42.

Distribusi frekuensi untuk komponen bahasa dan gambar dalam

penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 20b (halaman 148). Sebanyak 62,5%

validator menilai sangat baik untuk komponen bahasa dan gambar modul IPA

Terpadu yang dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu ahli I, ahli

II, reviewer I, peer reviewer I dan peer reviewer III. Adapun 37,5% validator

yaitu ahli III, reviewer II dan peer reviewer II menilai baik.

Deskripsi data pada lampiran 7 (halaman 117) bagian tersebut

menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu tentang komponen bahasa

dan gambar pada setiap indikator. Indikator tentang kesesuaian bahasa dengan

kemampuan kognisi siswa SMP mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (75%) dan 5

(12,5%). Indikator penggunaan bahasa secara efisien mendapat nilai 4 (62,5%)

dan 5 (37,5%). Indikator kebenaran menggunakan istilah mendapat nilai 4

(37,5%) dan 5 (62,5%). Indikator penggunaan struktur kalimat yang tepat

mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (37,5%) dan 5 (50%). Indikator kesesuaian gambar

dengan teks mendapat nilai 3 (12,5%), 4 (12,5%) dan 5 (75%). Indikator kejelasan

tampilan gambar mendapat nilai 3 (37,5%), 4 (25%) dan 5 (37,5%). Indikator

konsistensi penggunaan istilah, symbol, nama ilmiah/bahasa asing mendapat

presentase nilai 4 dan 5 sama sebesar 50%. Indikator penggunaan bahasa secara

efektif, penggunaan ejaan secara benar, kesesuaian penggunaan bahasa dan

gambar dengan perkembangan kemampuan kognitif siswa dan kelengkapan

keterangan mendapat presentase yang sama untuk masing-masing nilai 4 dan 5

yaitu 75% dan 25%. Data-data tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator

dalam komponen bahasa dan gambar sebagian besar memiliki nilai baik (4) dan

sangat baik (5).

c. Komponen Penyajian

Hasil evaluasi modul IPA Terpadu dalam komponen penyajian termasuk

dalam kriteria yang beraneka ragam untuk setiap validator. Ahli I dan ahli III

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

masing-masing memberi skor 72 dan 63. Ahli II dan peer reviewer II memberi

skor sama yaitu 70. Demikian pula dengan reviewer II dan peer reviewer II

memberi skor sama yaitu 61. Skor tertinggi diperoleh dari peer reviewer sebesar

73 sedangkan skor terendah diperoleh dari reviewer I sebesar 60.

Distribusi frekuensi untuk komponen penyajian dalam penelitian ini

dapat dilihat dalam lampiran 20c (halaman 149). Sebanyak 87,5% validator

menilai sangat baik untuk komponen penyajian modul IPA Terpadu yang

dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu ahli I, ahli II, ahli III,

reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II dan peer reviewer III. Adapun

12,5% validator yaitu reviewer I menilai baik.

Deskripsi data pada lampiran 7 (halaman 117) bagian tersebut

menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu tentang komponen penyajian

pada setiap indikator. Indikator tentang penyajian materi secara sistematis

mendapat nilai 4 (25%) dan 5 (75%). Indikator penyajian isi materi dilengkapi

dengan gambar mendapat nilai 4 (12,5%) dan 5 (87,5%). Indikator penyajian

dapat menuntun siswa untuk mengambil keputusan mendapat nilai 3 (12,5%), 4

(62,5%) dan 5 (25%). Indikator penyajian gambar mendapat nilai 3 (12,5%), 4

(50%) dan 5 (37,5%). Indikator penyajian kunci jawaban mendapat nilai 3

(12,5%), 4 (37,5%) dan 5 (50%). Indikator penyajian glosarium mendapat nilai 3

(25%), 4 (25%) dan 5 (50%). Indikator penyajian daftar pustaka mendapat nilai 3

(12,5%), 4 (25%) dan 5 (62,5%). Indikator penyajian materi secara logis,

penyajian dapat menuntun kecakapan siswa dalam memecahkan masalah dan

penyajian tes formatif masing-masing mendapat presentase nilai 4 dan 5 sama,

masing-masing yaitu 62,5% dan 37,5%. Indikator penyajian isi materi familiar

dengan siswa dan penyajian isi materi menimbulkan suasana yang menyenangkan

mendapat presentase nilai 4 dan 5 sama, masing-masing yaitu 37,5% dan 62,5%.

Indikator penyajian rangkuman materi dan penyajian tes formatif mendapat

presentase nilai 4 dan 5 sama sebesar 50%. Indikator penyajian dapat menuntun

siswa untuk menggali informasi mendapat presentase terbanyak untuk nilai 4

yaitu sebesar 87,5%. Data-data tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dalam komponen bahasa dan gambar sebagian besar memiliki nilai baik (4) dan

sangat baik (5).

d. Kegrafisan

Hasil evaluasi modul IPA Terpadu dalam aspek kegrafisan termasuk

dalam kriteria beraneka ragam. Peer reviewer I dan III masing-masing memberi

skor 23 dan 21. Reviewer I, reviewer II dan peer reviewer III memberi skor sama

yaitu 20. Skor teringgi diperoleh dari ahli I dan II sebesar 25, sedangkan skor

terendah diperoleh dari ahli III sebesar 19.

Distribusi frekuensi untuk komponen kegrafisan dalam penelitian ini

dapat dilihat dalam lampiran 20d (halaman 150). Sebanyak 87,5% validator

menilai sangat baik untuk komponen kegrafisan modul IPA Terpadu yang

dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik yaitu ahli I, ahli II, reviewer I,

reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II dan peer reviewer III. Adapun

12,5% validator yaitu ahli III menilai baik.

Deskripsi data pada lampiran 7 (halaman 117) bagian tersebut

menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu tentang kegrafisan pada

setiap indikator. Indikator tentang proporsi gambar mendapat nilai 3 (12,5%), 4

(50%) dan 5 (37,5%). Indikator kesesuaian warna gambar mendapat nilai 3

(12,5%), 4 (62,5%) dan 5 (25%). Indikator keterbacaan teks/tulisan dan

sampul/cover mendapat nilai 4 dan 5 yang sama yaitu 50%. Indikator kesesuaian

bentuk gambar mendapat presentase tertinggi untuk nilai 4 sebesar 75%. Data-

data tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator dalam komponen bahasa dan

gambar sebagian besar memiliki nilai baik (4) dan sangat baik (5).

2. Data Hasil Uji Coba

Hasil uji coba pada siswa berupa skor dikonversikan menjadi skor 1 untuk

jawaban “Ya” dan nilai 0 untuk jawaban “Tidak”. Hasil skor ini kemudian ditotal

untuk setiap siswa dan dikategorikan dengan kriteria. Hasil uji coba menunjukkan

bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap siswa yakni sebagai berikut:

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

a. Uji Coba Lapangan Awal

Hasil uji coba lapangan awal dapat diketahui dari angket yang disebarkan

kepada 10 siswa yang terdiri dari siswa dari SMP Negeri 3 Purworejo dan 5

siswa dari SMP Negeri 16 Purworejo. Hasil analisis uji coba lapangan awal

menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan maksimal memberi skor 28 (siswa

ke-10) dan minimal memberi skor 20 (siswa ke-5). Data hasil angket dari 10 siswa

yang meliputi aspek materi, aspek keterbacaan bahasa dan gambar, aspek

penyajian dan aspek tampilan secara total disajikan dalam lampiran 21-25

(halaman 153-159). Data tersebut memberikan gambaran bahwa 20% siswa

menilai baik dan 80% siswa menilai sangat baik.

Deskripsi data hasil uji coba awal diringkas dalam lampiran 10 (halaman

124-125) yang menunjukkan tentang sebaran penilaian modul IPA Terpadu.

Uraian indikator dalam uji coba tersebut ada 28 item. Secara keseluruhan sebaran

untuk nilai 1 sebanyak 88,214% dengan skor total 249, sedangkan sebaran untuk

nilai 0 hanya sebayak 11,786%. Adapun rincian mengenai sebaran total tersebut

berbeda-beda. Ada 9 uraian indikator yang mendapatkan sebaran 100% untuk

nilai 1 yaitu pada item ke-16, 17, 18, 19, 20, 21, 25, 26 dan 28. Uraian indikator

yang mendapatkan sebaran 90% untuk nilai 1 ada lima yakni pada item ke-2, 5, 8,

22 dan 24. Uraian indikator yang mendapat sebaran 80% untuk nilai 1 ada 14

yakni pada item ke-1, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 23 dan 27. Jadi sebaran

nilai 1 pada sebagian besar uraian indikator sangat dominan dibanding sebaran

nilai 0. Oleh karena itu, penilain pada uji coba awal bisa dikatakan berhasil.

Adapun saran dan komentar yang ada menjadi referensi revisi dan diuraikan

dalam pembahasan.

b. Uji Coba Lapangan Utama

Hasil uji coba lapangan utama dapat diketahui dari angket yang

disebarkan kepada 30 siswa dari 5 sekolah di Purworejo. Lima sekolah tersebut

adalah SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo, SMP Negeri 12

Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo dan SMP Negeri 16 Purworejo. Ada enam

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

siswa yang dijadikan responsen dari setiap SMP sehingga total seluruh responden

ada 30 siswa.

Adapun hasil analisis uji coba II menunjukkan bahwa jumlah skor

keseluruhan maksimal memberi skor 28 (siswa ke-1, 3, 5, 8, 10, 11, 14, 15, 17,

18, 19 , 20 dan 23) dan minimal memberi skor 21 (siswa ke-4). Data secara total

hasil uji coba II dari komponen materi, bahasa dan gambar, penyajian dan

kegrafisan dalam lampiran 26-36 (halaman 158-173). Berdasarkan data tersebut,

ternyata distribusi nilai yang didapat berada pada kategori sangat baik dan baik.

Sebanyak 96,67% siswa menilai sangat baik. Siswa yang menilai sangat baik ini

berasal dari semua siswa kecuali satu orang anak. Adapun yang menilai baik ada

seorang siswa.

Deskripsi data hasil uji coba awal diringkas dalam lampiran 16 (halaman

136-137) yang menunjukkan tentang sebaran penilaian modul IPA Terpadu

Uraian indikator dalam uji coba tersebut ada 28 item. Secara keseluruhan sebaran

untuk nilai 1 sebanyak 91,07% dengan skor total 765, sedangkan sebaran untuk

nilai 0 hanya sebayak 8,93%. Adapun rincian mengenai sebaran total tersebut

berbeda-beda. Ada 15 uraian indikator yang mendapatkan sebaran 100% untuk

nilai 1. Indikator-indikator itu bisa dilihat pada lampiran 4 di atas item ke-1, 2, 4,

5, 9, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, dan 28. Uraian indikator yang

mendapatkan sebaran 91,66% untuk nilai 1 dimiliki oleh lima indikator yakni

pada item ke-6, 7, 8, 10 dan 13. Ada juga sebaran 83,33% pada nilai 1 pada lima

indikator yaitu item ke-11, 12, 24,25 dan 27. Tiga indikator memupnyai sebaran

75% untuk nilai 1 yaitu pada item indikator ke-3, 14 dan 15. Jadi sebaran nilai 1

pada sebagian besar uraian indikator sangat dominan dibanding sebaran nilai 0.

Oleh karena itu, penilain pada uji coba utama bisa dikatakan berhasil. Adapun

saran dan komentar yang ada menjadi referensi revisi dan diuraikan dalam

pembahasan.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar

IPA Terpadu yang berbasis SALINGTEMAS yang memenuhi kriteria baik. Enam

tahapan penelitian yang dilalui yaitu: (1) tahap penelitian dan mencari informasi,

(2) tahap perencanaan, (3) tahap pengembangan draf produk, (4) tahap validasi

draf produk dan revisi, (5) uji coba lapangan awal dan revisi dan (6) tahap uji

coba lapangan utama. Hasil akhir produk penelitian ini adalah modul IPA Terpadu

dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan.

Penelitian pengembangan yang dilakukan mengacu model yang

dikembangkan oleh Borg dan Gall. Proses penelitian produk ini dibantu oleh dua

dosen ahli selama penyusunan modul yaitu Drs. Pujayanto, M.Si dan Dra Rini

Budiharti, M.Pd, proses validasi oleh 3 dosen ahli yaitu Prof.Dr.H Widha

Sunarno, M.Pd selaku ahli materi dari ilmu Fisika, Puguh Karyanto, S.Si., M.Si,

Ph.D selaku ahli materi dari ilmu Biologi dan Dr. Mohammad Masykuri, M.Si

selaku ahli materi dari ilmu Kimia. Dua orang guru sebagai reviewer yaitu

Suharto, S.Pd selaku guru Fisika SMP dan Susilaningsih, S.Si, M.Eng selaku guru

Biologi SMP serta tiga peer reviewer yaitu Dian Wahyu N.I, Ayu Karina

Sulistyorini dan Tutut Widowati (lampiran 4 di halaman 111 ). Uji coba lapangan

awal ini dilakukan pada tanggal 17 September 2012 dengan jumlah siswa 10 yang

berasal dari dua SMP Negeri di Purworejo. Dua sekolah tersebut yakni SMP

Negeri 3 Purworejo dan SMP Negeri 16 Purworejo. Setiap SMP diambil lima

siswa sebagai responden. Uji lapangan utama dilakukan pada tanggal 21 Oktober

2012 dengan jumlah siswa 30 anak yang berasal dari lima SMP di Purworejo.

Lima sekolah tersebut yakni SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5 Purworejo,

SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo dan SMP Negeri 16

Purworejo. Setiap SMP diambil enam siswa sebagai responden.

1. Pengembangan Draf Produk

Selama proses pembuatan draf modul peneliti dibantu dengan dosen ahli

dalam penulisan modul yaitu kedua dosen pembimbing. Tugas dari dosen

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pembimbing sebagai ahli dalam penulisan modul untuk membantu dan

mempertimbangkan logika dari pembuatan modul dari segi komponen materi,

komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan kegrafisan. Berikut saran

dan komentar kedua pembimbing selama proses pembuatan draf modul :

a. Dosen Ahli 1

Dosen ahli 1 selaku Dosen Pembimbing 1 yaitu Drs. Pujayanto, M.Si.

Tahap perencanaan diawali dengan peneliti mengonsultasikan peta kompetensi

modul IPA Terpadu. Peta kompetensi berisi tema, Kumpulan Standar Komptensi

(KSK), Kumpulan Kompetensi Dasar (KKD), Kumpulan Indikator (KI) dan entry

behavior. Peta kompetensi berfungsi untuk melihat gambaran secara umum

keterkaitan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari modul IPA

Terpadu. Dosen ahli 1 memberi saran untuk memperbaiki kata kerja operasional

dari standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan kata kerja

ranah kognitif. Tahap selanjutnya adalah mengonsultasikan sistematika penulisan

isi modul berisi 3 bab yaitu, bab 1 pendahuluan, bab 2 pemebelajaran dan bab 3

evaluasi. Namun peneliti langsung berkonsultasi ke bab 2 terlebih dahulu karena

pada bab 2 ini berisi kegiatan belajar. Tahap selanjutnya mengonsultasikan bab 2

tentang kegiatan belajar 1. Kegiatan belajar 1 berisi tentang energi. Dosen ahli 1

memberi saran untuk menambahkan indikator pada awal kegiatan belajar 1, letak

gambar sebaiknya terletak di tengah-tengah dan menambahkan sumber gambar

apabila diambil dari sumber lain, bagian yang ada rumus fisika sebaiknya diberi

urutan nomor, pada bagian energi listrik lebih disederhanakan kembali bahasanya

supaya lebih dimengerti, diberi contoh soal bagian yang ada rumus fisikanya,

revisi untuk energi potensial ditambah dengan energi potensial gravitasi,

mengubah gambar matahari agar terlihat jelas bentuk dari matahari, pada energi

kimia ditambahkan daftar kalori makanan, pada energi nuklir ditambah dengan

penjelasan reaksi fusi dan fisi dan menambah gambar tentang dahsyatnya energi

nuklir, kekonsistensian penggunaan istilah terbarukan, pada bagian kerja ilmiah

sains diusahakan untuk mencoba secara langsung untuk membuktikannya, revisi

data tulis untuk kerja ilmiah sains pada bagian langkah kerja dan kesimpulan

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

diberi kata-kata bantu untuk membantu siswa mengisinya, rangkuman diberi

penomoran supaya lebih jelas, tes formatif disesuaikan dengan indikator. Tahap

selanjutnya mengonsultasikan kegiatan belajar 2 berisi tentang biomassa. Dosen

ahli 1 memberi saran pada lembar kerja untuk berhati-hati dalam pemilihan kata-

kata agar dalam satu kalimat tidak terjadi pengulangan kata, kerja ilmiah sains

dipraktekan, rangkuman lebih dipersingkat dan diberi penomoran. Tahap

selanjutnya mengonsultasikan kegiatan belajar 3 berisi Biomassa Sumber Energi

Alternatif Terbarukan. Komentar dari dosen ahli 1 sama dengan sebelumnya pada

bagian kerja ilmiah sains dipraktekan secara langsung, rangkuman diberi

penomoran. Pada bab 1 pendahuluan pada saat dikonsultasikan berisi mengenai

deskripsi pembelajaran, syarat penggunaan modul, petunjuk penggunaan modul,

tujuan akhir, peta kompetensi, peta konsep Biomassa Sumber Energi Alternatif

Terbarukan dan tes awal. Dosen ahli 1 memberi saran untuk memperbaiki struktur

penulisan agar lebih rapi, syarat penggunaan modul dihilangkan, tujuan akhir

diberi tambahan standar kompetensi apa saja yang harus dicapai. Tahap

selanjutnya mengonsultasikan bab 3 berisi tentang evaluasi, kunci jawaban dan

glosarium. Komentar dari dosen ahli sudah cukup bagus, ditambahkan daftar

pustaka sesuai dengan aturan penulisan terbaru yaitu mengikuti penulisan daftar

pustaka dari skripsi. Tahap terakhir yaitu finishing, draf modul jadi sudah

dilengkapi dengan cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.

Komentar dari dosen draf modul sudah boleh divalidasi oleh validator.

b. Dosen Ahli 2

Dosen ahli 2 selaku Dosen Pembimbing 2 yaitu Dra Rini Budiharti,

M.Pd. Tahap perencanaan diawali dengan peneliti mengonsultasikan peta

kompetensi. Komentar dari dosen ahli 2 untuk lebih dikembangkan bagian

indikator sesuai dengan kompetensi dasar. Tahap selanjutnya konsultasi mengenai

sistematika penulisan isi modul yaitu pada bab 2 pembelajaran terlebih dahulu

tentang kegiatan belajar 1 energi. Dosen ahli 2 memberikan komentar untuk

bagian usaha di hilangkan karena tidak ada keterkaitan dengan kegiatan belajar

berikutnya, subtema dari energi tentang energi diganti menjadi energi dan

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

sifatnya, revisi data tulis dari lembar kerja pada subtema energi dan sifatnya, pada

pembahasan energi kinetik sebelum Gambar 1.4 diberi penjelasan, revisi kata dari

elpiji seharusnya LPG, kekonsistensian penulisan istilah. Tahap selanjutnya

mengonsultasikan kegiatan belajar 2 biomassa. Dosen ahli memberi komentar

untuk tujuan pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kelompok indakator

pada peta kompetensi, revisi beberapa kata yang salah tulis, menghapus bagian

mengenai senyawa ionik karena tidak berhubungan langsung dengan pembahasan

materi selanjunya. Tahap selanjutnya mengonsultasikan kegiatan belajar 3

Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Komentar dosen untuk

memperbaiki beberapa kesalahan tulis. Tahap selanjutnya mengonsultasikan

kelengkapan modul bab 1 pendahuluan, bab 3 evaluasi, kunci jawaban, glosarium,

daftar pustaka. Komentar dari dosen ahli, untuk bab 1 pendahuluan pada tes awal

revisi beberapa kata dan kalimat dan menambah satu pertanyaan, untuk kunci

jawaban, glosarium dan daftar pustaka sudah baik. Tahap terakhir yaitu finishing

yaitu mengonsultasikan draf modul jadi beserta covernya. Komentar dari dosen,

modul sudah siap untuk divalidasi.

Saran dan komentar dari kedua dosen ahli kemudian dikolaborasi karena

saran dan komentar dari kedua dosen ahli saling melengkapi dan sangat

membantu peneliti untuk mempertimbangkan logika dari draf modul dari segi

komponen materi, komponen bahasa dan gambar, komponen penyajian dan

kegrafisan.

Proses selanjutnya setelah draf modul jadi adalah penelitian draf produk,

dilakukan oleh ahli, reviewer dan peer reviewer. Dalam proses validasi tersebut

akan terdapat komentar dan saran dari ketiganya. Hal ini dapat dijadikan revisi

oleh peneliti. Revisi dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari para pakar,

reviewer dan peer reviewer, selain itu juga berdasarkan temuan di lapangan yaitu

pada saat uji coba lapangan awal dan utama. Dengan demikian revisi dilaksanakan

dua kali, revisi pertama dilakukan setelah mendapat saran dan komentar dari ahli,

reviewer dan peer reviewer, selanjutnya revisi yang kedua dilakukan setelah

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

diperoleh temuan pada uji coba lapangan awal dan utama. Kedua tahap revisi

tersebut adalah sebagai berikut:

2. Revisi tahap pertama

Revisi tahap pertama dilakukan setelah produk awal/draf produk

divalidasikan ke ahli, reviewer dan peer reviewer. Hasil validasi berupa penilaian,

saran dan komentar yang dijadikan pedoman dalam merevisi produk awal (draf

modul I). Penilaian kuantitatif telah disajikan dalam data hasil penelitian. Jadi

dalam pembahasan ini lebih meninjau tentang saran dan komentar sebagai

penelitian kualitatif sebagai referensi revisi tahap pertama draf modul I. Revisi

tahap pertama dari masing-masing validator akan diuaraikan sebagai berikut:

a. Ahli

Komentar dan saran tentang modul IPA Terpadu yang diperoleh dari ahli

Prof.Dr.H Widha Sunarno, M.Pd (ahli I) selaku ahli materi dari ilmu Fisika,

Puguh Karyanto, S.Si., M.Si, Ph.D (ahli II) selaku ahli materi dari ilmu Biologi

dan Dr. Mohammad Masykuri, M.Si (ahli III) selaku ahli materi dari ilmu Kimia.

Ahli 1 memberikan komentar dan saran diantaranya adalah lembar kerja

siswa disesuaikan dengan indikator, lembar kerja siswa dimasukkan setiap sub

tema, lembar kerja siswa ditambahkan sesuai kebutuhan dan tes formatif

disesuaikan dengan indikator. Peneliti kemudian merevisi mengenai lembar kerja

siswa disesuaikan dengan indikator dan ditambahkan sesuai kebutuhan. Lembar

kerja siswa pada kegiatan belajar 1 siswa pada materi pokok energi kemudian

disesuaikan dengan indikator karena belum sesuai dengan indikator demikian pula

pada kegiatan belajar 2 biomassa pada materi pokok proses fotosintesis sebagai

sumber energi biomassa, pada kegiatan belajar 2 biomassa pada materi pokok

konsep atom dan molekul dari proses konversi biomassa, pada kegiatan belajar 3

Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan pada materi poko kperubahan

bentuk energi dari penggunaan biomassa sebagai sumber energi dan

menambahkan lembar kerja siswa pada kegiatan belajar 3 pada materi dampak

penggunaan sumber energi biomassa untuk mengurangi penyebab global warming

dan dampak biomassa sebagai sumber energi terhadap lingkungan. Kesesuaian

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

lembar kerja siswa dengan indikator didasari pada penjelasan mengenai lembar

kerja siswa berisi pertanyaan yang harus dikerjakan siswa yang berfungsi untuk

menguji pemahaman pada suatu konsep materi terkait. Untuk komentar mengenai

lembar kerja dimasukkan setiap subtema peneliti sudah melakukan karena pada

setiap materi pokok pada kegiatan belajar sudah disertai dengan lembar kerja. Tes

formatif disesuaikan dengan indikator peneliti memebuat rubrik dari setiap tes

formatif, namun tidak dilampirkan di dalam modul, hanya sebagai kelengkapan

untuk guru.

Ahli II memberikan komentar modul IPA Terpadu merupakan sumber

belajar yang sangat baik dan siap digunakan. Selain memeberikan komentar

secara tertulis ahli II juga memberikan komentar secara langsung kepada peneliti

bahwa modul tersebut sudah layak untuk diperbanyak dan dicetak.

Ahli III memberikan komentar dam saran revisi kalimat pada halaman 17

: batu yang terletak di ketinggian mempunyai energi potensial gravitasi, hati-hati

dalam memilih kata/kalimat dan perhatikan halaman 28 pada lembar kerja siswa,

kualitas cetakan supaya lebih baik (colour), revisi data tulis halaman 38, tes

formatif dilengkapi dengan rubrik untuk kelengkapan guru dan memperjelas

gambar, contoh pada halaman 71. Peneliti kemudian merevisi kalimat pada

halaman 17 sesuai dengan saran dari ahli III. Lembar kerja siswa pada halaman 38

peneliti mengubah beberapa kalimat supaya lebih baik. Peneliti juga merevisi data

tulis pada halaman 38 karena kesalahan ketik pada saat pembuatan. Untuk kualitas

hasil cetakan memang kurang karena peneliti menyadari pada saat mencetak

modul IPA Terpadu menggunakan printer dengan catride print sedang bermasalah

seningga menjadikan kualitas cetakan tidak bagus, sehingga untuk draf modul

untuk uji coba awal dan utama akan menggunakan printer dengan kualitas catride

yang baik supaya hasil cetakan lebih bagus. Saran supaya tes formatif dilengkapi

dengan rubrik untuk guru peneliti lakukan dengan membuat rubrik, namun tidak

dilampirkan di dalam modul hanya sebagai tambahan saja sebagai pelengkap

untuk guru. Saran untuk memperjelas gambar contoh pada halaman 17 peneliti

lakukan, sebenarnya gambar sudah cukup jelas namun karena pengaruh dari

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

printer yang digunakan pada saat mencetak mengakibatkan gambar terlihat kurang

begitu jelas.

b. Reviewer

Guru IPA atau reviewer dalam penelitian ini mengajar di SMP Negeri 3

Purworejo. Ada dua reviewer yang menilai modul IPA Terpadu ini yakni Suharto,

S.Pd (reviewer I) dan Susilaningsih, S.Si, M.Eng (reviewer II). Suharto S.Pd

merupakan guru mata pelajaran Fisika dan Susilaningsih, S.Si, M.Eng guru mata

pelajaran Biologi.

Reviewer I memberikan saran tulisan pada peta kompetensi terlalu kecil

sehingga sulit dibaca, definisi-definisi sebaiknya ditulis berbeda dengan yang lain

supaya pembaca cepat memahami dan warna tulisan pada sub judul seperti energi

kinetik, energi potensial kurang jelas. Saran pada peta kompetensi yang terlalu

kecil peneliti menyadari karena keterbatasan pada kertas dimana pada modul IPA

Terpadu menggunakan kertas A4 yang dibagi menjadi dua bagian untuk satu

halaman, namun masih bisa dibaca sehingga tidak perlu direvisi. Saran mengenai

definisi-definisi ditulis berbeda dengan yang lain supaya pembaca dapat cepat

memahami peneliti melakukan revisi pada modul untuk bagian definisi dicetak

dengan huruf tebal. Saran warna tulisan pada sub judul seperti energi kinetik,

energi potensial kurang jelas kemudian peneliti revisi dengan mengubah warna

agar terlihat jelas, kekurang jelasan tersebut disebabkan karena catride printer

bermasalah sehingga menyebabkan kualitas cetakan menjadi kurang baik.

Reviewer II memberi komentar dan saran modul IPA Terpadu untuk

SMP/MTs sudah cukup baik, bahasanya mudah dipahami dan diperjelas dengan

gambar dan kualitas gambar diperbagus lagi. Saran mengenai kualitas gambar

diperbagus lagi untuk cetakan modul IPA Terpadu selanjutnya menggunakan

printer dengan kualitas yang baik supaya hasil cetakan lebih baik dan gambar-

gambar di dalam modul akan lebih bagus.

c. Peer Reviewer

Peneliti meminta bantuan peer reviewer atau teman sejawat untuk

memberi penilaian, saran dan komentar berkaitan dengan modul IPA Terpadu

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

yang telah dibuat dalam bentuk draf modul (modul I). Peer reviewer yang diminta

bantuan tersebut adalah Dian Wahyu N.I (peer reviewer I), Ayu Karina

Sulistyorini (peer reviewer II) dan Tutut Widowati (peer reviewer III).

Pertimbangan peneliti meminta penilaian mereka karena pernah ketiga peer

reviewer tersebut telah menempuh mata kuliah pilihan IPA Terpadu.

Peer reviewer I memberi komentar dan saran perbaikan bahwa dari segi

materi sudah cukup baik, namun masing-masing bidang ilmu (Fisika, Kimia dan

Biologi) kurang begitu mendalam. Saran mengenai bidang ilmu (Fisika, Kimia

dan Biologi) kurang mendalam karena menyesuaikan kemampuan siswa SMP,

namun sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Peer Reviewer II memberi komentar sudah cukup bagus, dilihat dari

cover sudah cukup terlihat menarik, sangat menarik serta mudah dipelajari karena

bahasanya cukup mudah dicerna dan sajian tampilan yang berwarna-warni dan

dalam penyetakan isi bagian gambar-gambar kualitas cetakan kurang bagus, ada

garis-garis dicetakan/hasil. Komentar mengenai penyetakan isi bagian gambar-

gambar, kualitas cetakan kurang bagus, ada garis-garis dicetakan/hasil peneliti

menyadarai disebabkan karena catride printer bermasalah sehingga menyebabkan

kualitas cetakan menjadi kurang baik. Untuk cetakan modul IPA Terpadu

selanjutnya menggunakan printer dengan kualitas catride yang lebih baik supaya

hasil cetakan lebih baik dan gambar-gambar di dalam modul akan lebih jelas.

Peer Reviewer III memberi komentar dan saran diharapkan gambar yang

kurang proposional dapat diubah menjadi lebih proposional dan pada halaman 17,

terdapat penulisan satuan dari energi potensial yang kurang sesuai. Dari komentar

tersebut kemudian peneliti merevisi gambar yang kurang proposional menjadi

lebih proposional dan merevisi penulisan satuan pada halaman 17.

2. Revisi tahap kedua

Revisi tahap kedua dilakukan setelah draf modul sebelumnya terevisi.

Dengan kata lain, draf modul yang digunakan dalam uji lapangan awal adalah draf

modul II dan draf modul yang digunakan dalam uji coba utama adalah draf III. Uji

coba lapangan ini tidak berupa kegiatan pembelajaran terpadu, tetapi berupa

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

penilaian dari siswa tentang modul IPA Terpadu dengan tema Biomassa Sumber

Energi Alternatif Terbarukan. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian bukan untuk

mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran tepadu, tetapi cukup menghasilkan

produk berupa modul IPA Terpadu yang memenuhi kriteria baik. Penilaian

kuantitatif telah disajikan dalam data hasil penelitian. Jadi dalam pembahasan ini

lebih meninjau tentang saran dan komentar sebagai penelitian kualitatif sebagai

referensi revisi tahap pertama draf modul II dan III. Revisi tahap kedua dari

masing-masing uji coba akan diuraikan sebagai berikut:

a. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba lapangan awal dilaksanakan pada tanggal 17 September 2012.

Setiap siswa mendapatkan modul IPA Terpadu untuk dibaca, diteliti dan dinilai.

Secara umum siswa-siswa menilai modul sudah baik, tetapi tetap ada saran dan

komentar yang bisa dijadikan masukan untuk revisi. Penilaian yang berupa saran

10 siswa dalam uji coba lapangan awal yang sering muncul yakni mengenai

kualitas gambar berupa kejelasan gambar dan ukuran gambar diperbesar.

Berkaitan dengan saran dan tersebut, disebabkan karena kualitas printer

yang kurang baik sehingga menyebabkan kualitas cetakan menjadi kurang baik.

Untuk cetakan modul IPA Terpadu selanjutnya menggunakan printer dengan

kualitas baik supaya hasil cetakan lebih baik dan gambar-gambar di dalam modul

akan lebih jelas. Untuk ukuran gambar tidak semua gambar dapat diperbesar

karena ukuran kertas yang terbatas sehingga ukuran gambar menyesuaikan dengan

kertas.

Ada juga yang berkomentar mengenai modul sebaiknya tidak dilengkapi

dengan kunci jawaban, karena jika ada kunci jawabannya siswa yang akan

mengerjakan menjadi tahu jawabannya. Mengenai hal tersebut bahwa

karakteristik modul yang baik sesuai dengan Depdiknas terdapat instrument

penilaian yang memungkinkan pengguna modul dapat menilai sendiri sehingga

harus ada kunci jawabannya. Untuk modul selanjutnya tetap menggunakan kunci

jawaban.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

b. Uji Coba Lapangan Utama

Uji lapangan utama dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2012 di

Purworejo dengan jumlah siswa 30 anak yang berasal dari lima SMP di

Purworejo. Lima sekolah itu yakni SMP Negeri 3 Purworejo, SMP Negeri 5

Purworejo, SMP Negeri 12 Purworejo, SMP Negeri 13 Purworejo dan SMP

Negeri 16 Purworejo. Secara umum siswa-siswa tersebut menilai modul sudah

baik, tetapi tetap ada saran dan pendapat yang bisa dijadikan masukan untuk revisi

sebelum menghasilkan produk akhir. Berdasarkan saran dan pendapat tersebut,

ternyata hampir sebagian besar menyatakan bahwa modul sudah hampir

sempurna baik dari materi dan penyajian. Beberapa orang berpendapat bahwa

modul yang terlalu kaku karena penjilidannya yang tidak pas sehingga sulit dalam

membukanya bisa menjadi masukan bagi peneliti untuk melaksanakan revisi.

Masalah penjilidan tersebut dapat dijadikan revisi untuk produk akhir modul

menggunakan jilid spiral, sehingga akan lebih mudah untuk membuka modul .

Karakteristik dari modul pembelajaran IPA Terpadu tema Biomassa

Sumber Energi Alternatif Terbarukan yang berbasis SALINGTEMAS hasil

pengembangan ini mempunyai beberapa keunggulan yang dimiliki. Keunggulan

tersebut antara lain modul ini disusun dengan menggunakan kaidah-kaidah

penulisan modul pembelajaran dimana didalamnya terdapat pendahuluan yang

terdiri atas deskripsi pembelajaran, petunjuk menggunakan modul, tujuan

akhir,peta kompetensi, peta konsep dan tes awal sehingga dapat melatih siswa

untuk belajar mandiri dan dapat mempermudah siswa untuk memahami isi materi

modul. Pada bab pembelajaran terdapat rencana belajar siswa yang dapat

membantu siswa untuk menjadwal dan mengevaluasi ketercapaian kompetensi

hasil belajar setiap subbab dengan meminta tanda tangan ke guru IPA. Selain itu,

di dalam pembelajaran juga disajikan materi yang disertai dengan banyak gambar

berwarna-warni yang sesuai dengan penjelasan dan sangat menarik sehingga dapat

membuat siswa senang untuk belajar. Rangkuman juga disajikan dalam setiap

subbab sehingga siswa dapat mengetahui gambaran total dari setiap subbab.

Adanya lembar keja, kerja ilmiah, tes formatif dan evaluasi ditujukan untuk

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

memberikan penilaian dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Di akhir

setiap subbab terdapat umpan balik dan kunci jawaban dapat melatih siswa untuk

belajar dan menilai secara mandiri. Selain memiliki keunggulan, modul yang

dikembangkan juga memiliki kelemahan, yaitu terdapat beberapa istilah yang

asing bagi siswa. Oleh karena itu, pada bagian akhir buku dilengkapai dengan

glossarium.

Berdasarkan hasil analisis kualitatif dari validator maupun siswa ternyata

ada beberapa saran dan penadapat yang bisa menjadi referensi revisi dan ada pula

tidak. Meskipun secara keseluruhan dari sisi kuantitatif dan kualitatif

menunjukkan penilaian yang sangat baik tentang modul yang telah dibuat, tetapi

revisi tentang saran dan komentar yang diperhatikan tetap dilakukan oelh peneliti.

Saran dan pendapat yang diperhatikan penulis untuk melakukan revisi ini akan

menambah kualitas modul IPA Terpadu yang dibuat sehingga produk hasil akhir

bisa memenuhi kriteria lebih baik.

D. Kajian Produk Akhir

Telah dikemukakan di atas bahwa penelitian pengembangan yang

dikembangkan oleh Borg dan Gall bertujuan menghasilkan produk berupa bahan

ajar IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS yang memenuhi kriteria baik. Produk

yang dihasilkan telah melalui prosedur yang ditetapkan dengan revisi yang

memperhatikan saran dan komentar dari para validator dan siswa. Hasil akhir

produk penelitian ini adalah modul IPA Terpadu dengan tema Biomassa Sumber

Energi Alternatif Terbarukan.

Hasil akhir produl tersebut telah mengalami penilaian secara kuantitatif

dan kualitatif yang kemudian direvisi berdasarkan saran dan komentar dari para

validator dan siswa. Hasil kuantitatif menujukkan bahwa ahli II dan ahli III

memberi skor masing-masing 187 dan 168 (kriteria sangat baik). Reviewer I

memberi skor 170 (kriteria sangat baik). Peer reviewer I dan peer reviewer II

memberi skor masing-masing 190 dan 192 (kriteria sangat baik). Skor tertinggi

diperoleh dari ahli I sebesar 197 (kriteria sangat baik). Peer reviewer II memberi

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

skor 163 (kriteria baik). Skor terendah diperoleh dari reviewer II dengan skor 160

(kriteria baik). Jadi 75% validator menilai sangat baik modul IPA Terpadu

tersebut, sehingga dapat disumpulkan bahwa 50% lebih validator menilai baik

modul IPA Terpadu. Penilaian uji coba dari siswa pun hampir sama. Hasil uji

coba awal 80% menilai sangat baik dan 20% menilai baik. Hasil uji coba utama

sebanyak 96,67% siswa menilai sangat baik dan 3,33% siswa menilai baik modul

IPA Terpadu ini. Adapun hasil penilaian kualitatif yang berupa saran dan

komentar telah dianalisis sebagai referensi revisi sehingga menghasilkan produk

akhir. Secara garis besar validator dan siswa memberi komentar bahwa modul

IPA terpadu yang dikembangkan sudah baik. Jadi, setelah dilaksanakan revisi

maka dapat dikatakan bahwa produk akhir berupa modul IPA Terpadu berbasis

SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

telah memeneuhi kriteria baik. Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini

secara umum berhasil.

Adapun produk akhir dalam penelitian pengembangan berupa modul IPA

Terpadu tersebut terdiri atas 115 halaman utama, 9 halaman untuk awalan modul

dan 2 halaman cover. Cover awal produk akhir ini berupa gambar berbagai

tumbuhan yang merupakan sumber energi biomassa, hasil konversi biomassa

berupa biodiesel, bioetanol dan lampu dengan bahan bakar biogas, judul modul

dan keterangan kelas.. Cover akhir berupa simbol green energy dari biomassa

yang disertai dengan sebuah pengantar tentang isi modul ini secara singkat. Secara

garis besar cover ini berwarna hijau. Awalan modul ini terdiri atas halaman judul,

kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel yang disusun secara urut.

Struktur bagian utama modul IPA masih tetap seperti draf awal yang

terdiri atas pendahuluan, pembelajaran dan penutup serta daftar pustaka.

Pendahuluan terdiri dari 8 halaman dengan rincian berupa deskripsi pembelajaran,

prasayarat mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, peta

kompetensi, peta konsep Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan dan tes

awal. Bagian pembelajaran ada dua item yakni rencana belajar siswa dan kegiatan

belajar yang terdiri atas tiga subbab. Rencana belajar siswa berupa tabel.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Kegaiatan belajar yang terdiri atas materi, rangkuman, tes formatif, umpan balik

ada pada halaman 10 sampai 103 dengan rincian subbab energi (halaman 10-45),

biomassa (halaman 46-80) dan Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

(halaman 81-103). Bagian penutup yang ada pada halaman 104 sampai 115 terdiri

atas evaluasi akhir (halaman 104-107), kunci jawaban (halaman 108-110) dan

glosarium (halaman 111-112). Halaman terakhir dalam bagian utama modul ini

berupa daftar pustaka terletak pada halaman 113 sampai 115.

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Produk

Dari hasil análisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS yang

berupa modul dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

untuk SMP/MTs kelas VIII secara umum sudah baik dengan kesesuaian hasil

validasi ke ahli, peer reviewer dan reviewer dalam komponen materi, bahasa

dan gambar, penyajian, dan kegrafisan.

2. Pengembangan modul IPA Terpadu berbasis SALINGTEMAS dengan tema

Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan untuk SMP/MTs kelas VIII

telah berhasil diujicobakan dalam lapangan tahap awal dan utama dengan hasil

yang sangat baik.

3. Produk akhir penelitian pengembangan ini berupa modul IPA Terpadu berbasis

SALINGTEMAS dengan tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

untuk SMP/MTs kelas VIII. Total halaman modul sebanyak 124 dengan

panjang 20 cm dan lebar 14 cm yang terdiri atas pendahuluan, pembelajaran

dan penutup. Pendahuluan berupa deskripsi pembelajaran, prasayarat

mempelajari modul, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, peta

kompetensi, peta konsep dan tes awal. Bagian pembelajaran terdiri atas rencana

belajar siswa dan kegiatan belajar. Kegaiatan belajar yang terdiri atas materi,

rangkuman, tes formatif, umpan balik. Bagian penutup terdiri atas evaluasi

akhir, kunci jawaban dan glosarium.

B. Saran Pemanfaatan Produk

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut :

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac...pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis sains-lingkungan-teknologi-masyarakat (salingtemas) dengan tema biomassa sumber energi alternatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

1. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat menjadikan modul

IPA Terpadu ini sebagai sebagai bahan rujukan dalam pengembangan bahan

ajar selanjutnya, baik untuk tema yang sama atau berbeda.

2. Guru sebaiknya dapat melaksanakan pembelajaran IPA Terpadu dengan modul

Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan yang telah dikembangkan oleh

peneliti.

3. Siswa sebaiknya dapat menggunakan modul IPA Terpadu ini sebagai rujukan

belajar sehingga memberikan kemudahan dalam belajar secara aktif dan

mandiri.

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Pengembangan produk lebih lanjut dapat dilakukan bentuk bahan ajar

yang lain. Adapun tema bisa disajikan dalam hal yang sama atau berbeda.