Isi Pkmp Biomassa

26
1 USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Fermentasi Sekam Padi (Oryza sativa) oleh Ragi Saccharomyces cereviseae sebagai Bioadsorben Zat Warna Sintetis-Reaktif Remazol Golden Yellow pada Limbah Cair Industri Pewarnaan Batik BIDANG KEGIATAN : PKM-P Diusulkan Oleh : Rizki Nor Amelia (10303241026) Angkatan 2010 Ika Nur Fitriani (10303241010) Angkatan 2010 M. Radityo (10303241025) Angkatan 2010 Anggi Ristiyana P. (10303241034) Angkatan 2010 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Fermentasi Sekam Padi (Oryza sativa) oleh Ragi Saccharomyces cereviseae sebagai Bioadsorben Zat Warna

Transcript of Isi Pkmp Biomassa

1

USULAN PROGRAM

KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Fermentasi Sekam Padi (Oryza sativa) oleh Ragi Saccharomyces cereviseae

sebagai Bioadsorben Zat Warna Sintetis-Reaktif Remazol Golden Yellow pada

Limbah Cair Industri Pewarnaan Batik

BIDANG KEGIATAN :PKM-P

Diusulkan Oleh :

Rizki Nor Amelia (10303241026) Angkatan 2010Ika Nur Fitriani (10303241010) Angkatan 2010M. Radityo (10303241025) Angkatan 2010Anggi Ristiyana P. (10303241034) Angkatan 2010

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAYOGYAKARTA

2012HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Fermentasi Sekam Padi (Oryza sativa) oleh Ragi Saccharomyces cereviseae sebagai Bioadsorben Zat Warna Sintetis-Reaktif Remazol Golden Yellow

pada Limbah Cair Industri Pewarnaan Batik.

2. Bidang Kegiatan : (V) PKMP ( ) PKMK ( ) PKMT ( ) PKMM

3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian (V) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Pendidikan ( ) Humaniora ( ) Sosial Ekonomi

2

4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Rizki Nor Amelia b. NIM : 10303241026 c. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Kimia/FMIPA d. Universitas : UniversitasNegeri Yogyakarta e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Suronatan NG II/903 Yogyakarta 55262

HP: 085743144516 f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang

6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Endang Widjajanti LFX b. NIP : 19621203 198601 2 001 c. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Griya Arga Permai, Jalan Semeru Q9 Kwarasan

Yogyakarta. HP: 08122768553

7. Biaya Kegiatan Total dari Dikti : Rp 9.936.000

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Yogyakarta, 6 September 2012Menyetujui,Wakil Dekan III FMIPA Ketua Pelaksana Kegiatan

( Suhandoyo, M.S. ) (Rizki Nor Amelia)NIP. 19611221 198601 1 001 NIM. 10303241026

Pembantu Rektor III UNY Dosen Pendamping

(Dr s .Sumaryanto, M.Kes) ( Dr. Endang Widjajanti LFX )NIP. 19650301 199001 1 001 NIP. 19621203 198601 2 001

3

A. JUDUL PENELITIAN

Fermentasi Sekam Padi (Oryza sativa) oleh Ragi Saccharomyces cerevisiae

sebagai Bioadsorben Zat Warna Sintetis-Reaktif Remazol Golden Yellow

pada Limbah Cair Industri Pewarnaan Batik

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Industri batik merupakan industri yang sangat potensial untuk

dikembangkan. Berawal dari metode sederhana, yaitu menggambar dengan

canting dan mencelupkan dalam pewarna, batik cap dengan cara dicap pada

cetakan sampai produksi masal dengan mesin modern. Dalam pembuatan

batik, dari proses awal hingga proses penyempurnaan diindikasikan

menggunakan bahan kimia yang mengandung unsur logam berat, sehingga

bahan buangannya juga masih mengandung unsur logam berat tersebut. Bahan

buangan industri batik berupa limbah hasil pencucian batik setelah proses

pewarnaan. Apabila limbah tersebut tidak diolah dengan baik sebelum

dibuang , maka bahan buangan tersebut dapat mencemari lingkungan.

Timbulnya gejala tersebut secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu

tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi. Limbah berwarna

timbul akibat penggunaan zat pewarna yang masih melekat setelah dipakai.

Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh dampak perkembangan

industri perlu dikaji lebih mendalam, karena apabila hal ini tidak diperhatikan

akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan antara makhluk hidup

dengan lingkungan. Daerah yang dijadikan sebagai pusat industri mempunyai

permasalahan tersendiri terhadap pencemaran, akan lebih bermasalah lagi

ketika hasil buangan yang berupa polutan yang sulit terurai dan akan

mencemari lingkungan perairan apabila dibuang ke badan air seperti sungai

atau saluran irigasi.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi beras

terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras

sebagai makanan pokok. Konsumsi beras di Indonesia yang tinggi menuntut

tingkat produksi produksi beras yang besar pula. Kepala Badan Pusat Statistik

(BPS) Suryamin beberapa hari lalu mengumumkan angka ramalan (ARAM) I

pada tahun 2012 untuk produksi padi. Diperkirakan akan produksi padi akan

4

mencapai 68,59 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), atau meningkat sebesar

2,84 juta ton atau 4,31% dibandingkan tahun 2011 (Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 2010). Dengan produksi

padi Indonesia yang meningkat sebanyak itu, maka pengolahan padi menjadi

beras akan menghasilkan jumlah limbah sekam lebih banyak.

Sekam padi merupakan bahan berlignosellulosa yang dapat dimanfaatkan

sebagai biomassa karena kandungan kimia sekam padi terdiri atas 33,71%

sellulosa (Suharno, 1979). Pembuatan biomassa ini menggunakan teknik

fermentasi dengan bantuan Ragi Saccaromyces Cerrreviseae. Teknologi

fermentasi sebagai ilmu terapan yang mendasari industri fermentasi melalui

pemanfaatan secara terpadu berbagai cabang ilmu seperti mikrobiologi,

biokimia, kimia, keteknikan dan beberapa tahun belakangan ini melibatkan

rekayasa genetika dan biologi molekuler, yaitu mulai dari teknik produksi

makanan terfermentasi, enzym, asam-asam amino, vitamin, asam-asam

organik, antibiotika dan teknik produksi biomassa sampai teknik penanganan

dan perlakuan air buangan.

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengolah limbah cair industri

tersebut. Salah satu metode yang relatif mudah dan bahan yang digunakan

relatif murah adalah menggunakan biomassa tumbuhan sebagai adsorben zat

warna sintesis. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai biomassa

adalah sekam padi (Sastroutomo, 1990). Biomassa sekam padi ini selanjutnya

digunakan sebagai adsorben untuk menyerap bahan limbah buangan zat

pewarna sintetis salah satunya adalah Remazol Golden Yellow.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis ingin mengetahui

daya serap biomassa sekam padi dari limbah pewarnaan batik. Salah satu

metode yang dapat digunakan untuk menganalisis daya serap tersebut adalah

spektrofotometer UV-VIS.

C. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kondisi optimal biomassa sekam padi sebagai bioadsorben

Remazol Golden Yellow pada limbah cair industri pewarnaan batik?

5

2. Berapa persen kadar Remazol Golden Yellow dalam limbah zat pewarna

sintetis pada indutri batik yang dapat diserap oleh biomassa sekam padi?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui kondisi optimal biomassa sekam padi sebagai bioadsorben

Remazol Golden Yellow pada limbah cair industri pewarnaan batik.

2. Mengetahui persen kadar Remazol Golden Yellow dalam limbah zat

pewarna sintetis pada industri batik yang dapat diserap oleh biomassa

sekam padi.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan biomassa dari

sekam padi yang dapat menyerap zat warna Remazol Golden Yellow dalam

limbah cair dari zat pewarna sintetis pada industri pewarnaan batik dan artikel

yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan.

F. KEGUNAAN

Kegunaan dari penelitian ini adalah dapat diketahui bioadsorben baru yang

mudah pembuatannya, murah bahannya, dan memiliki kapasitas yang cukup

tinggi dalam menurunkan kadar Remazol Golden Yellow dalam limbah cair

dari zat pewarna sintetis pada industri pewarnaan batik.

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sekam padi

Sekam padi sebagian kecil masih dimanfaatkan untuk kepentingan rumah

tangga, seperti bahan bakar memasak, membakar batu bata, genteng, atau

tembikar (Roesmarkam, et al., 2000). Limbah sekam ini belum dimanfaatkan

secara maksimal padahal merupakan bahan baku yang dapat dikembangkan

dalam agroindustri karena tersedia dalam jumlah banyak serta murah.

Disamping sebagai bahan bakar, sekam dapat juga dimanfatkan sebagai bahan

baku pembuatan karbon aktif, kertas karbon, batu baterai dan lain-lain

(Thorbun, 1982).

6

Tabel 1. Komposisi Kimiawi Sekam

Komponen Presentase kandungan (%)

A. Menurut Suharno (1979)

1. kadar air 9,02

2. protein kasar 3,03

3. lemak 1,18

4. serat kasar 35,68

5. abu 17,71

6. karbohidrat kasar (sellulosa) 33,71

B. Menurut DTC-IPB

1. karbon (zat arang) 1,33

2. hidrogen 1,54

3. oksigen 33,64

4. silika 16,98

(sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian)

Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur

kimia penting seperti dapat dilihat pada tabel 1. Dengan komposisi

kandungan kimia tersebut, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan di antaranya: (a) sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama

kandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku

dalam berbagai industri kimia, (b) sebagai bahan baku pada industri bahan

bangunan, terutama kandungan silika (SiO2 ) yang dapat digunakan untuk

campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan

campuran pada industri bata merah, (c) sebagai sumber energi panas pada

berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang cukup tinggi dapat

memberikan pembakaran yang merata dan stabil (Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian).

2. Selulosa

Selulosa memiliki rumus molekul (C6H10O5)n. Secara kimia, selulosa

merupakan senyawa polisakarida yang terdapat banyak di alam. Bobot

7

molekulnya tinggi, struktunya teratur berupa polimer yang linear terdiri dari

unit ulangan β-D-Glukopiranosa. Selulosa mempunyai sifat antara lain

berwarna putih, berserat, tidak larut dalam air dan pelarut organik serta

mempunyai kuat tarik yang tinggi. (Artaty,2009)

Gambar 1 : struktur selulosa

Dilihat dari strukturnya, selulosa mempunyai potensi yang cukup besar

untuk dijadikan sebagai penjerap karena gugus -OH yang terikat dapat

berinteraksi dengan komponen adsorbat. Adanya gugus -OH, pada selulosa

menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben (serat daun nanas) tersebut.

Dengan demikian selulosa lebih kuat menjerap zat yang bersifat polar dari

pada zat yang kurang polar. Mekanisme jerapan yang terjadi antara gugus -

OH yang terikat pada permukaan dengan ion logam yang bermuatan positif

(kation) merupakan mekanisme pertukaran ion (Nurul, Fitria, dan Zuhdi.

2010).

3. Biomassa

Biomassa adalah istilah yang ditujukan untuk semua jenis biomassa dalam

bentuk padatan untuk digunakan sebagai bahan bakar, khususnya bahan bakar

kayu, arang, kotoran hewan, limbah pertanian dan padatan yang dapat

mengalami biodegradasi. Biomassa terdiri atas tiga elemen utama yaitu

karbon, oksigen, dan hidrogen dengan perbandingan yang mendekati sekitar

50% karbon, 6% hidrogen, dan 44% oksigen pada basis bebas moiture dan

abu. Dengan beberapa pengecualian biasanya abu dianggap sebagai

komponen minor didalam biomassa. Karakteristik pembakaran dan pirolisis

biomassa bergantung pada perbandingan relatif dari unsur-unsur pokoknya

yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin dan dalam beberapa hal kandungan

abunya (FAO, 1993).

4. Adsorbsi

Adsorbsi atau penyerapan adalah proses pemisahan komponen tertentu

dari suatu fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap

8

(adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil adsorben ditempatkan dalam

suatu hamparan tetap dan fluida dialirkan melalui hamparan itu sampai

adsorben mendekati jenuh dan pemisahan yang dikehendaki tidak dapat

berlangsung lagi. Peristiwa adsorbsi banyak digunakan pada industri kimia,

misalnya pada pemisahan gas, mengurangi kelembaban udara, penghilangan

bau, dan penyerapan gas yang tidak diinginkan dari suatu hasil proses

(Roesmarkam S., Purnomo, dan Sutrisno. 2000).

5. Zat Warna Sintesis Remazol Golden Yellow

Menurut Al-kdasi (2004) berdasarkan struktur kimianya zat warna dibagi

menjadi bermacam-macam, antara lain: zat warna nitroso, nitro, azo, stilben,

difenil metana, trifenil metana, akridin, kinolin, indigoida, aminokinon, anin

dan indofenol. Sedangkan berdasarkan pada cara pencelupan atau pewarnaan

pada bahan yang akan diwarnai digolongkan menjadi zat warna asam, basa,

dispersi, direct dan lain-lain. Namun, secara garis besar zat warna

digolongkan menjadi dua golongan yaitu zat warna alami dan zat warna

sintetik.

Zat warna reaktif azo merupakan salah zat warna sintetik yang sangat

umum digunakan di industri pencelupan tekstil. Zat warna ini terikat kuat

pada kain, memberikan warna yang baik dan tidak mudah luntur terutama

untuk pencelupan serat selulosa, rayon dan wool (Blackburn dan Burkinshaw

dalam Sastrawidana dan Sukarta, 2010). Zat warna reaktif azo mengandung

paling sedikit satu ikatan ganda N=N dan mempunyai gugus reaktif yang

dapat membentuk ikatan kovalen dengan gugus –OH, -NH atau –SH pada

serat. Zat warna azo bila terbuang ke perairan tetap bertahan dalam jangka

waktu yang sangat lama dan mengalami akumulasi yang nantinya

memberikan efek toksik bagi organisme akuatik (Pandey et al. dalam

Sastrawidana dan Sukarta, 2010). Toksisitas zat warna reaktif azo menurut

kriteria Uni Eopa untuk bahan berbahaya adalah tergolong rendah, akan tetapi

keberadaannya dalam air dapat menghambat penetrasi sinar matahari ke

dalam air sehingga mengganggu aktivitas fotosintesis mikroalga. Dampak

lanjutannya adalah pasokan oksigen dalam air menjadi berkurang dan

akhirnya memicu aktivitas mikrob anoksik-anaerobik yang menghasilkan

9

produk berbau tak sedap. Disamping itu, perombakan zat warna azo secara

anaerobik di dasar perairan menghasilkan senyawa amina aromatik yang lebih

toksik dibandingkan dengan zat warna azo itu sendiri (Van der Zee dalam

Sastrawidana dan Sukarta, 2010). Gambar 2 merupakan struktur dari zat

warna sintesis.

Gambar 2. Striktur Remazol Golden Yellow

6. Saccharomyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk dalam

khamir berbentuk oval. Saccharomyces cerevisiae mempunyai dinding sel

khamir yang terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:

a. glukan khamir (30-35% berat kering dinding sel),

b. mannan (30% dari berat kering dinding khamir),

c. protein (6% berat kering dinding sel),

d. kitin (1-2 %),

e. lipid (8.5-13.5 %).

Saccharomyces cerevisiae berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena

Saccharomyces cerevisiae bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu

memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat. Namun,

dengan adanya oksigen Saccharomyces cerevisiae juga dapat melakukan

respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces_cerevisiae)

H. METODE PELAKSANAAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen

pengembangan yaitu mengembangkan suatu bioadsorben dari fermentasi

biomassa limbah sekam padi untuk mengetahui daya serap terhadap zat

10

warna reaktif Remazol Golden Yellow dari limbah cair industri zat

pewarna sintetis pada batik.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian : sekam padi (Oryza sativa).

b. Objek Penelitian : karakter biomassa sekam padi yang dihasilkan

meliputi kadar abu, kadar air, dan daya serap terhadap zat pewarna

sintetis yang reaktif Remazol Golden Yellow pada limbah cair industri

zat pewarnaan sintetis pada batik.

3. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : Berbagai variasi jumlah atau luas permukaan

bioadsorben biomassa sekam padi (Oryza sativa).

b. Variabel terikat : Konsentrasi zat warna Remazol Golden Yellow

yang teradsorbsi oleh bioadsorben.

c. Variabel kontrol : Konsentrasi zat warna Remazol Golden Yellow

dalam limbah zat warna sintetis pada batik sebelum diadsorbsi.

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia FMIPA UNY selama 4

bulan.

5. Tahapan Pelaksanaan

a. Proses fermentasi bioadsorben biomassa sekam padi (Oryza sativa)

1) Bahan : Sekam padi, Ragi Saccharomyses cereviseae, dan air.

2) Prosedur :

a) Menumpuk jerami dengan ketebalan sekitar 30 cm dan taburkan

campuran Saccharomyces cerevisiae secara merata pada

tumpukan jerami tersebut.

b) Menyiramkan air diatas tumpukan jerami secara merata untuk

mempertahankan kadar air jerami sebesar 60%. Pada saat

penyemprotan atau penyiraman dapat pula ditambahkan

molasses (tetes tebu) ke dalam air sebagai bahan makanan

mikroba dalam probiotik.

c) Mengulangi proses 1 sampai dengan 3 hingga beberapa lapisan.

11

d) Membiarkan tumpukan jerami selama 7 hari pada tempat yang

teduh (terhindar dari sinar matahari dan air hujan).

e) Membongkar tumpukan dan menjemur dengan sinar matahari

sehingga kadar air diperkirakan mencapai 15 % setelah 7 hari.

f) Menumbuk dan menyimpan ditempat yang teduh setelah

biomassanya kering.

b. Karakterisasi bioadsorben dari biomassa sekam padi (Oryza

sativa)

1) Alat

a) Neraca analitik e) Gelas piala 250 mL

b) Oven f) Muffle furnace

c) Desikator g) Erlenmeyer 300 mL

d) Gelas piala 50 mL h) Spektrofotometer UV-VIS

2) Bahan

a) Bioadsorben sekam padi e) Larutan KCl 5%

b) Larutan KI 1 M f) Larutan Na2S2O3 0,1N

c) Limbah cair industri batik

d) Satu set pewarna batik Remazol Golden Yellow

3) Prosedur

a) Penentuan kadar air

i. Menimbang ± 1 gram bioadsorben.

ii. Mengeringkan dalam oven 150 oC selama 1 jam,

kemudian didinginkan dalam desikator.

b) Penentuan kadar abu

i. Menimbang ± 1 gram bioadsorben kemudian dimasukkan

dalam cawan porselen.

ii. Mengabukan dalam tanur pada suhu 800 oC selama 1 jam.

Bila arang telah berwarna abu, cawan didinginkan dan

selanjutnya ditimbang.

12

c) Penentuan daya serap terhadap I2

i. Dalam erlenmeyer dimasukkan ± 1 gram adsorben

ke dalam erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambah dengan

25 mL larutan KCl 5%, erlenmeyer kemudian ditutup

dengan tutup yang telah dibasahi dengan larutan KI.

ii. Campuran kemudian dikocok dan disimpan dalam

tempat gelap selama 30 menit.

iii. Campuran ditambah 10 mL larutan KI 1 M dan 150

mL akuades dan dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N

dengan menggunakan larutan pati sebagai petunjuk.

iv. Sebagai perbandingan digunakan larutan blanko

Reaksi yang terjadi pada proses titrasi:

S2O32-

(aq) + I2 (aq) S4O62- (aq) + 2 I- (aq)

b = ml Na2S2O3 untuk blanko

a = mL Na2S2O3 untuk adsorben

N = normalitas

126,9 = Ar iod

d) Penentuan daya serap terhadap zat warna Remazol Golden

Yellow dalam limbah cair batik

i. Membuat deret standar remazol golden yellow dengan cara

mengukur absorbansinya pada panjang gelombang

berdasarkan warna komplementernya.

ii. Mengukur konsentrasi remazol golden yellow dalam sampel

limbah cair dengan cara mengukur absorbansi

menggunakan Spektrofotometer UV-VIS.

iii. Menyediakan 5 erlenmeyer berisi 200 mL limbah cair.

13

iv. Memasukkan masing-masing 10, 20, 30, 40, dan 50 gram

bioadsorben ke erlenmeyer, mendiamkan selama 24 jam.

v. Melakukan preparasi sampel untuk remazol golden yellow

lalu mengukur absorbansi menggunakan Spektrofotometer

UV-VIS.

6. Analisis Data

Tabel 2. Karakterisasi bioadsorben sekam padi

NoKadar air (%)

Kadar abu (%)

Massa setelahdimasukkan

desikator

Daya serap terhadap I2

(%)

Daya serap tehadap pewarna

12345

Tabel 3. Analisis data Spektrofotometer UV-VISKonsentrasi Absorbansi zat

warnaKonsentrasi Absorbansi zat

warnaStandar 1 ppm Sampel 1Standar 2 ppm Sampel 2Standar 3 ppm Sampel 3Standar 4 ppm Sampel 4Standar 5 ppm Sampel 5

I. JADWAL KEGIATAN

No Rencana KegiatanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.Perencanaan kegiatan serta

persiapan alat-bahan

2.Pembuatan biomassa dari

sekam padi

3.

Uji luas permukaan,

kualitas abu, dan kualitas

air

4 Uji adsorbansi terhadap

Remazol Golden Yellow

14

dengan Spektrofotometri

UV-VIS

5. Analisa data

6. Evaluasi program

7. Penyusunan laporan akhir

J. RANCANGAN BIAYA

1. Keperluan tulis menulis

No. BarangHarga (Rp)

No. BarangHarga (Rp)

1. 2 rim Paper A4 100.000 10. 10 bh Wadah CD 60.0002. 2 pack Pen 40.000 11. 10 bh CD-R 60.0003. 3 bh Kwarto Book 30.000 12. 4 set Ink for printer 100.0004. 1 pack Pensil 20.000 13. 2 pack Label 4.1005. 2 bh Tipe X 10.000 14. 2 bh Materai 13.0006. 2 bh Eraser 5.000 15. 6 bh Isi pensil 24.0007. 12 bh isi staples

besar25.000 16. 1 bh isolasi bolak-

balik3.200

8. 1 bh Clipboard 12.000 17. 1 bh Stapler besar 48.0009. 8 bh Kertas Buffalo 32.000 18. 2 pack paperclip 7000Total 1 593.300

2. Peralatan dan Bahan Penelitian

No. BarangHarga (Rp)

No. Barang Harga (Rp)

1.1 L Larutan KCl 5%

300.000 10.2 L Larutan Na2S2O3 0,1 N

300.000

2. 1 L Larutan KI 1M 250.000 11. 50 L aquades 250.000

3.5 lembar kertas saring

30.000 12.3 bh pembakar spritus

60.000

4. 4 L spritus 60.000 13. 10 kg Ragi 300.0005. 1 bh blender 435.000 14. 1 gulung al-foil 8.6006. 15 bh pipet tetes 29.400 15. 2L pewarna batik 139.0007. Tissue 20.000 16. Air tebu 30 L 300.000

8.3 pack plastik sampel

15.700 17.20 bh tempat sampel

120.000

9.1 bh Timbangan analitik makanan

150.000

Total 2 2.767.7003. Ujicoba, Perjalanan, Publikasi dan Komunikasi

No Kebutuhan Harga (Rp) No Kebutuhan Harga (Rp)1. Sewa lab. 500.000 6. Proposal+Laporan 100.0002. Parkir 50.000 7. Uji UV-VIS 4.000.000

15

3. Perjalanan 400.000 8. Komunikasi 400.0004. Publikasi 75.000 9. Internet 300.0005. Fotokopi+Jilid 100.000 10. Seminar 500.000Total 3 6.425.000

4. Kesehatan dan Dokumentasi

No. Kebutuhan Harga (Rp) No. Kebutuhan Harga (Rp)1. Masker 25.000 3. Obat-obatan 50.0002. Sarung tangan 25.000 4. Dokumentasi 50.000Total 4 150.000

Total biaya pelaksanaan PKM Rp 9.936.000,-

K. DAFTAR PUSTAKA

Al-Kdasi, A., Idris, A., Saed, K. dan Guan. 2004. Treatment of Textile

Wastewater by Advanced Oxidation Processes. Global Nest the Int. J. 6:

z222-230.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 2010.

Sekam Padi Sebagai Sumber Energi Alternatif dalam Rumah Tangga

Petani. Diakses dari :

http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/210/pdf/Sekam%20Padi

%20Sebagai%20Sumber%20Energi%20Alternatif%20dalam%20Rumah

%20Tangga%20Petani.pdf pada 12 Juli 2012.

Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). 1993.

Improved Solid Biomass Burning Cookstoves. Diakses dari

http://ces.iisc.emet.in/energy/HC270799/RWEDP/acrobat/fd44.pdf pada

12 Juli 2012.

Khairani N, Azam M, Sofjan K, dan Soeleman. 2007. Penentuan Kandungan

Unsur Krom Dalam Limbah Tekstil Dengan Metode Analisis Pengaktifan

Neuron. Berkala Fisika 10: 35-43.

Nurul Khotimah, Fitria Hastami, dan Zuhdi Ismail. 2010. Adsorbsi Logam

Kromium (IV) Oleh Biomassa Chara fragilis Menggunakan Spektroskopi

Serapan Atom. PKM-GT. UNS

Rasid Djufri, dkk. 1975. Teknologi Pengelantangan, Pengelantangan,

Pencelupan dan Pencapan. Bandung: ITB Press.

Roesmarkam S., Purnomo, dan Sutrisno. 2000. Pengkajian Sistem Usaha

Berbasis Padi (SUTRA) di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang:

16

Kendala dan Prospek Pengembangannya. Buletin Teknologi dan Informasi

Pertanian, 3(1):6-12.

Sastroutomo, S. S. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Pustaka.

Thorbun,C. 1982. Rice Husks as Fuel. Bandung: PT Tekton Books,

Development Technology Center-Bandung Institute of Technology (DTC-

ITB).

Wikipedia. 2012. Saccharomyces cereviseae. Diakses dari:

http://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces_cerevisiae (15 Juli 2012)

L. LAMPIRAN

Biodata Peneliti

1. Ketua

a. Nama Lengkap : Rizki Nor

Amelia

b. NIM : 10303241026

c. Fakultas/Program Studi :

MIPA/Pendidikan Kimia

d. Perguruan Tinggi : Universitas

Negeri Yogyakarta

e. Waktu Kegiatan PKM: 8 Jam / Minggu

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Rizki Nor Amelia)

2. Anggota I

a. Nama Lengkap : Ika Nur

Fitriani

b. NIM : 10303241010

c. Fakultas/Program Studi :

MIPA/Pendidikan Kimia

d. Perguruan Tinggi : Universitas

Negeri Yogyakarta

17

e. Waktu Kegiatan PKM :8 Jam / Minggu

Anggota Pelaksana Kegiatan

(Ika Nur Fitriani)

3. Anggota II

a. Nama Lengkap : Muhammad Radityo

b. NIM : 10303241025

c. Fakultas/Program Studi : MIPA/Pendidikan Kimia

d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

e. Waktu Kegiatan PKM : 8 Jam / Minggu

Anggota Pelaksana Kegiatan

(Muhammad Radityo)

4. Anggota III

a. Nama Lengkap : Anggi Ristiyana Puspita Sari

b. NIM : 10303241034

c. Fakultas/Program Studi : MIPA/Pendidikan Kimia

d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

e. Waktu Kegiatan PKM : 8 Jam / Minggu

Anggota Pelaksana Kegiatan

(Anggi Ristiyana Puspita Sari)Biodata Dosen Pembimbing

1. Dosen Pembimbing

Nama Lengkap : Dr. Endang Widjajanti LFX

NIP : 19621203 198601 2 001

Fakultas/Program Studi : MIPA/Kimia

Jabatan/Golongan : Pembina/Lektor Kepala/IV A

Bidang Keahlian : Kimia Fisika

Alamat : Griya Arga Permai, Jl.Semeru Q9 Kwarasan Yogya

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Waktu Kegiatan PKM : 8 Jam / Minggu

18

Dosen Pembimbing

(Dr. Endang Widjajanti LFX)