Diagnosis Kehamilan (Telaah Ilmiah)
-
Upload
vera-oktapiani -
Category
Documents
-
view
140 -
download
4
Transcript of Diagnosis Kehamilan (Telaah Ilmiah)
1
LEMBAR PENGESAHAN
Telaah Ilmiah dengan judul:
Diagnosis Kehamilan
disusun oleh:
Priska Pramuji, S.Ked 04114705025
Dhini Putri Maharani, S.Ked 04091401021
Reni Anggraini, S.Ked 04114705001
Dita Apria Dwi, S.Ked 04091001058
Petricia Yunita, S.Ked 04114708096
Vera Oktapiani, S.Ked 04091001076
Rima Zanaria, S.Ked 04114708063
Pembimbing:
Dr. H. Iskandar Zulqarnain, SpOG(K)
yang dipresentasikan pada tanggal 5 Mei 2012, telah disahkan sebagai syarat
dalam menyelesaikan KKS di Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit
Dr.Moh.Hoesin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 25 Februari
2013 – 6 Mei 2013.
Palembang, Februari 2013
dr. H. Iskandar Zulqarnain, SpOG(K)
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya telaah ilmiah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada
waktunya. Telaah ilmiah yang berjudul “Diagnosis Kehamilan” ini adalah syarat
dalam menyelesaikan KKS di Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit
Dr.Moh.Hoesin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 25 Februari
2013 - 6 Mei 2013.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. H. Iskandar
Zulqarnain, SpOG(K) selaku pembimbing substansi yang telah membimbing,
memberi masukan, kritik, dan saran perbaikan dalam menyelesaikan telaah
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam telaah ilmiah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kesempurnaan di masa yang akan datang. Penulis berharap telaah ilmiah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi kita semua serta dapat menjadi rujukan bagi
penelitian-penelitian selanjutnya.
Palembang, Februari 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1.........................................................................................................La
tar Belakang ...................................................................................
1.2.........................................................................................................Ru
musan Masalah ..............................................................................
1.3.........................................................................................................Tu
juan Makalah .................................................................................
BAB II ISI ....................................................................................................... 3
2.1. Tanda dan Gejala Kehamilan .......................................................
2.2. Diagnosis Banding Kehamilan .....................................................
2.3. Cara Menegakkan Diagnosis Kehamilan .....................................
BAB III KESIMPULAN....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester yaitu trimester
pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40).
Diagnosis kehamilan sangat penting dilakukan oleh dokter atau tenaga
kesehatan lainnya untuk mengetahui semua hal yang terjadi pada masa
kehamilan. Diagnosa kehamilan juga sangat berguna bagi ibu hamil, karena
dengan mengetahui diagnosa kehamilannya, ibu hamil akan lebih baik dalam
menjaga kehamilannya sehingga dapat meminimalkan risiko buruk yang terjadi
pada kehamilan. Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat
kesehatan dan pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.
Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan
kemampuan untuk mengenali perubahan anatomi dan fisiologi yang terkait
dengan proses kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan-
perubahan tersebut menjadi modal dasar dalam mengenali kondisi patologi
yang dapat menganggu status kesehatan ibu dan bayi. Dengan kemampuan
tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat mengambil tindakan yang
tepat dan perlu untuk memperoleh kondisi yang optimal dari kehamilan dan
persalinan. Dengan tujuan inilah kami tertarik umtuk membuat makalah
mengenai diagnosis kehamilan.
5
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja tanda dan gejala kehamilan?
2. Bagaimana cara melakukan diagnosa kehamilan?
1.3. Tujuan Makalah
1. Mengetahui tanda dan gejala kehamilan
2. Mengetahi cara melakukan diagnosa kehamilan
6
BAB II
ISI
2.1. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu tanda
pasti kehamilan, tanda kemungkinan hamil dan tanda dugaan hamil.
2.1.1. Tanda Pasti Kehamilan
A. Pemeriksaan Obstetri
Beberapa tanda pasti kehamilan yang didapatkan dari pemeriksaan obstetri
yaitu:
1. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Pada keadaan normal DJJ berkisar antara 120-160 per menit. DJJ dapat
didengar dengan fetostetoskop mulai kehamilan 17-19 minggu atau dengan alat
Doppler mulai kehamilan 10-12 minggu.
Cara untuk mengetahui DJJ:
a. Didengar dengan stetoskop monoral Laennec
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektrokardiogram
d. Dilihat dengan USG
Pada kehamilan lanjut, dapat didengar beberapa bunyi dan bising selain DJJ,
sebagai berikut:
a. Bising tali pusat
Bising tali pusat terdengar sebagai bunyi meniup yang sinkron dengan nadi
fetus dan disebabkan karena tali pusat tertekan. Bising akan hilang jika sikap ibu
berubah.
7
b. Bising rahim
Bising rahim terdengar sinkron dengan nadi ibu dan biasanya terdengar
pada bagian bawah rahim. Bising rahim disebabkan karena darah melalui vasa
uterine yang membesar.Bising ini juga terdengar jika vaskularisasi uterus sangat
bertambah, misalnya pada miom yang besar atau neoplasma ovarii yang besar.
c. Bising usus
Bising usus disebabkan oleh adanya udara atau cairan yang melalui usus
ibu.
d. Bunyi aorta
Bunyi aorta terdengar sinkron dengan nadi ibu
e. Bunyi gerakan fetus
2. Melihat dan meraba gerakan fetus
Gerakan fetus dapat diraba dan dilihat pada kehamilan 20 minggu.
B. Pemeriksaan ultrasonografi
Kantung kehamilan mulai dapat dideteksi pada kehamilan antara 5,5 – 6
minggu, kutub fetus mulai diidentifikasi pada kehamilan antara 6,5-7 minggu,
gerakan jantung fetus dapat dilihat pada kehamilan minggu ke 7 dan gerakan
anggota badan serta gerakan dada terlihat pada minggu ke 9 amenorrhea.
Gambar 1. Fetus 9 minggu
C. Pemeriksaan elektrokardiografi
Jika fetus masih hidup, pada kehamilan muda kadang-kadang dapat terlihat
elektrokardiogram fetus.
D. Pemeriksaan radiologi
8
Pada kehamilan 14 minggu fokki ossifikasi fetus sudah dapat terlihat.
Rontgenografi terutama dikerjakan jika fetus telah meninggal.
2.1.2. Tanda-tanda Kemungkinan Hamil
A. Tanda Hegar
Pada periksa bimanual dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan
tangan lainnya pada dinding perut di atas simfisis pubis, maka korpus uteri
seolah-olah terpisah dari serviks uteri karena isthmus uteri yang sangat lembek.
Tanda ini disebut tanda Hegar dan terdapat kira-kira pada kehamilan antara 6-8
minggu setelah menstruasi terakhir.
B. Tanda Goedel
Pada kehamilan antara 6-8 minggu serviks uteri biasanya teraba lembek
sekali, yang disebut tanda Goedel. Pemakaian kontrasepsi estrogen-progestin
dapat menyebabkan serviks uteri menjadi lembek, sedang kehamilan dengan
inflamasi atau karsinoma servisis uteri, serviks uteri tetap kaku.
C. Kontraksi Braxton Hicks
Uterus gravidus yang berkontraksi tidak teratur dan tanpa disertai rasa nyeri
disebut kontraksi Braxton Hicks, pada perabaan uterus yang lembek menjadi
keras. Kontraksi uterus yang serupa kadang-kadang terdapat hematometra dan
juga pada mioma uteri yang lembek. Adanya kontraksi Braxton Hicks pada
kehamilan berarti kehamilan bukan kehamilan ektopik.
D. Tanda Piskacek
Tanda Piskacek ialah suatu pembesaran uterus yang tidak rata karena uterus
tumbuh cepat pada tempat implantasi zigot.. Tanda Piskacek seringkali sukar
dibedakan dengan kehamilan ektopik pada pars intersisialis tuba yang belum
terganggu.
E. Ballotemen
9
Pada kehamilan 20 minggu fetus masih kecil disbanding dengan banyaknya
air ketuban sehingga fetus akan melenting di dalam uterus jika uterus sekonyong-
konyong ditekan atau digoyangkan, keadaan ini disebut ballotemen. Karena
seluruh badan fetus yang melenting, maka ballotemen ini disebut ballotemen in
toto untuk membedakan dengan ballottement yang ditimbulkan kepala fetus saja
pada kehamilan yang lebih lanjut.
F. Pembesaran perut
Setelah kehamilan 12 minggu uterus biasanya dapat diraba dari luar di atas
simfisis pubis dan perut tampak mulai membesar.
Tinggi fundus uteri pada tiap kehamilan sebagai berikut:
- Akhir bulan ke 4 : 1-2 jari di atas simfisis pubis
- Akhir bulan ke 5 : 2-3 jari di bawah pusat
- Akhir bulan ke 6 : setinggi pusat
- Akhir bulan ke 7 : 2-3 jari di atas pusat
- Akhir bulan ke 8 : pertengahan pusat dan prosesus xiphoideus
- Akhir bulan ke 9 : arkus kostarum
- Akhir bulan ke 10 : 1-2 jari di bawah arkus kostarum atau setinggi akhir
bulan ke 8
G. Uji endokrin
Adanya khoriogonadotropin (hCG) di dalam plasma dan urine ibu
merupakan dasar untuk melakukan uji kehamilan, tetapi uji kehamilan ini bukan
merupakan petunjuk absolute tentang ada tidaknya suatu kehamilan.
Terdapat beberapa macam uji kehamilan, antara lain:
1. Reaksi biologik
Uji kehamilan dengan reaksi biologik, misalnya Aschheim-Zondek, Galli
Mainini, Friedman dll.
2. Reaksi imunologik
Uji kehamilan dengan reaksi imunologik, misalnya pregnostikon, prognosis,
gestate, gravindeks dll.
10
Baik reaksi biologis maupun imunologis dapat menimbulkan kesamaan
reaksi, yaitu reaksi yang disebabkan hCG yang dibentuk trofoblast dan reaksi
yang disebabkan LH yang dihasilkan hipofise.
Jika uji hormonal sangat sensitif, maka kadar hCG yang sangat sedikit
mungkin akan memberi hasil positif, disebut uji kehamilan negatif palsu, yang
disebabkan hormone gonadotropin yang bertambah di dalam plasma dan di dalam
urine.
Sebaliknya jika uji hormonal kurang sensitif, maka hasil positif palsu karena
LH dapat dihindari, tetapi beberapa kehamilan tidak menunjukkan hasil positif,
disebut uji kehamilan negatif palsu, karena kadar hCG yang sedikit, misalnya
pada kehamilan beberapa hari pertama atau setelah kehamilan 4 bulan.
Uji hormonal yang sensitive dan yang tidak menunjukkan reaksi silang
dengan LH adalah reaksi radioimunologik. Reaksi radioimunologik menggunakan
antibody terhadap β-subunit hCG yang spesifik, reaksi ini menunjukkan hasil
positif pada kehamilan sedikitnya 1 minggu sebelum menstruasi yang akan
datang.
3. Estrogen-progesteron
Uji kehamilan dengan memberi estrogen-progesteron tdak dianjurkan lagi
karena ibu dalam keadaan hamil muda, maka hormone yang mengandung
ethinilestradiol dan norethisteron asetat atau ethisteron akan menambah
kemungkinan terjadinya anomali congenital.
2.1.3. Tanda-tanda Dugaan Hamil
A. Tanda-tanda
1. Amenorrhea
Seorang ibu yang sehat, yang sebelumnya dengan menstruasi teratur,
kemudian menstruasinya mendadak berhenti 10 hari atau lebih merupakan
dugaan kuat adanya kehamilan, tetapi sebaliknya terlambat menstruasi dapat
juga disebabkan oleh anovulasi yang diakibatkan beberapa factor, misalnya
emosi, terutama takut hamil, obat-obat opioid dan dopaminergik, penyakit
endokrin, perubahan lingkungan dan penyakit kronik. Berhentinya menstruasi
11
disebabkan oleh kenaikan kadar estrogen dan progesteron yang dihasilkan
oleh corpus luteum. Keadaan ini mempunyai arti penting dalam dugaan
kehamilan hanya bila siklus haid sebelumnya berlangsung secara teratur dan
spontan.Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP),yang
dihitung dengan menggunakan rumus dariNaegele:TTP= (hari pertama HT +
7) dan bulan HT-3 serta tahun HT+1
2. Perubahan pada mammae dengan keluarnya kolostrum, terutama pada
primigravida. Payudara membesar, tegang (mastodinia) dan sedikit nyeri,
disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan
alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih besar. Pembesaran
kelenjar sebaseus sirkumlakteal (Montgomery tubercle) pada kehamilan 6 – 8
minggu. Sekresi kolustrum setelah kehamilan 16 minggu.
Gambar 2. Perubahan mammae pada kehamilan
3. Selaput lendir vagina menjadi merah ungu atau biru tua, yang disebut tanda
Chadwick.
4. Stria dan hiperpigmentasi pada kulit. Pigmentasi kulit oleh pengauh hormon
kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola
payudara, leher dan dinding perut (linea nigra=grisea)
12
Gambar 3. Chloasma gravidarum
5. Epulis: hipertrofi dari papil gusi
6. Pemekaran vena-vena (varices) dapatterjadi di betis, kaki, dan vulva biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.
B. Keluhan ibu
1. Mual dengan atau tanpa muntah, 50% diderita oleh ibu hamil biasanya timbul
mulai pagi hari pada minggu ke 6 setelah menstruasi terakhir dan hilang
spontan 6-12 minggu kemudian. Mual dan muntah sering terjadi pada pagi
hari sehingga disebut morning sickness. Derajat keluhan dapat dipengaruhi
oleh ketegangan emosi. Bila mual dan muntah terlalu sering disertai dengan
dehidrasi dan ketonuria sehingga mengganggu aktivitas keseharian pasien
disebut hiperemesis gravidarum. Keadaan ini memerlukan perawatan intensif
di Rumah Sakit. Keluhan mual disebabkan oleh kenaikan kadar hCG dimana
pada trimester I kadar hCG dapat mencapai 100 mIU/ml
2. Ibu merasa adanya gerakan fetus pada kehamilan antara 16-20 minggu
3. Gangguan kencing.
Ibu hamil seringkali kencing karena uterus yang membesar pada kehamilan
trimester I akan menekan vesika urinaria, yang kemudian keluhan akan
berkurang karena uterus naik ke dalam rongga perut, dan akhirnya keluhan
13
akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian terbawah fetus turun ke
dalam panggul.
4. Mudah capai, mengidam, tidak tahan suatu bau-bauan, pingsan, anoreksia
5. Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh
hormon steroid.
2.2. Diagnosis Banding Kehamilan
Beberapa keadaan sering disalahartikan sebagai suatu kehamilan karena
memiliki tanda dan gejala yang persis sama dengan kehamilan. Contoh keadaan
yang menjadi diagnosis banding kehamilan yaitu:
1. Hamil palsu (pseudocyesis = kehamilan spuria): gejala-gejala dapat sama
dengan kehamilan seperti amenorea, perut membesar, mual,muntah,air susu
keluar dan bahkan wanita ini mersakan gerakan janin. Namun,pada
pemeriksaan uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi
kehamilan negatif.
2. Mioma uteri: perut dan rahim membesar,namun pada perabaan,rahim terasa
padat, kadang kala berbenjol-benjol.tanda kehamilan negative dan tidak
dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
3. Kista ovarii: perut membesar bahkan makin bertambah besar namun pada
pemeriksaan dalam rahim teraba sebesar biasa.Reaksi kehamilan negatif,
tanda kehamilan lain negatif.
4. Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin.
5. Hematometra:uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan hymen
inperforata, stenosis vagina dan serviks.
Tabel 1. Perbandingan Antara Primipara Dan Multipara
Primipara Multipara
Perut Tegang Longgar, terdapat striaePusat Menonjol Dapat datarRahim Tegang Agak lunakPayudara Tegang, tegak Menggantung, agak
14
lunak, terdapat striaeLabia Bersatu Agak terbukaHimen Koyak beberapa tempat Karankula himenalisVagina Sempit dengan rugae
utuhLebar, rugae berkurang
Serviks Licin, lunak, tertutup Sedikit terbuka, teraba bekas robekan persalinan
Pembukaan Mendatar lalu membuka Membuka dan mendatarPerineum Masih utuh Bekas luka episiotomi
2.3. Penegakan Diagnosis Kehamilan
Diagnosis kehamilan dapat menentukan kehamilan dan lama kehamilan.
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan terbagi
menjadi atas 3 triwulan/trimester yaitu
a. Kehamilan triwulan 1 yaitu antara 0-12 minggu
b. Kehamilan triwulan 2 yaitu antara 12-28 minggu
c. Kehailan triwulan 3 yaitu antara 28-40 minggu
Untuk menegakkan diagnosis kehamilan, dapat dilakukan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Anamnesis yang baik dan cermat, sudah dapat memperkirakan kehamilan,
penggolongan kehamilan, memperkirakan prognosisnya dan rancangan tindakan
untuk melakukan pertolongan persalinan.
Anamnesa dapat dilakukan secara cermat untuk dapat menemukan tanda-
tanda kehamilan.
15
Tabel 2. Anamnesis kehamilan
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh karena telah terjadi
perubahan akibat kehamilan, yang bersumber dari perubahan hormonal.
Perubahan system hormonalini dapat memperberat penyakit ibu yang diderita
sebelumnya sehingga saling mempengaruhi antara kehamilan dan penyakitnya.
Selain itu, dasar keadaan umum sebelum hamil merupakan bagian penting karena
akan mempengaruhi tumbuh kembangnya janin.
Pemeriksaan fisik ibu hamil dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pemeriksaan umum:
- Kesadaran penderita, tekanan darah, nadi, temperatur
- Pemeriksaan pernafasan
- Pemeriksaan jantung
b. Pemeriksaan khusus obstetri
16
- Inspeksi: chloasma gravidarum, hiperpigmentasi mammae, glandula
Montgomery, striae lividae/alba, tinggi fundus uteri, gerak janin
intrauterine
- Palpasi: Leopold
- Auskultasi: DJJ
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan USG: umur kehamilan, kelainan kongenital, air ketuban,
posisi janin dan jenis kelamin, pelvimetri hubungan cephalo-pelvis
- Pemeriksaan foto abdomen
- Tes kehamilan
Tes kehamilan
1) Pemeriksaann hormon korionik gonadotropin (hCG) dalam urin
Pada saat terjadi kehamilan terdapat reaksi silang antara LH dengan β-
subunit hCG pada tes kehamilan. hCG dihasilkan oleh sinstiotrofoblas sejak hari
ke 8 pasca fertilisasi dan terdeteksi pada hari ke 9. Puncak kadar hCG urine adalah
pada sekitar hari ke 90. Waktu paruh hCG yaitu selama1.5 hari. Kadar hCG serum
dan urine pada situasi normal kembali ke nilai sebelum kehamilan
Gambar 4. Penurunan kadar hCG setelah persalinan atas dasar waktu-paruh 1.5 jam
2) Tes Imunologia. Tes imunologi dilakukan atas dasar sifat antigen dari polipeptida protein hCG.
17
b. Testing time. Testing time dilakukan 2 menit sampai dengan 2 jam dan
sensitivitas bervariasi antara 250 – 3500 mIU/ml tergantung pada pabrik
pembuatan. Sebagian besar tes, menunjukkan hasil positif 4 – 7 hari pasca
amenorea. Ketepatan berubah oleh karena proteinuria yang menyebabkan
inaktivasi agglutinasi anti-hCG. Penyakit imunologi yang menyebabkan reaksi
positif palsu akibat adanya interaksi antara IgM dengan reagen.
c. Kadar LH tinggi ( rangsangan pada hipofise anterior atau penggunaan obat
penenang) menyebabkan reaksi positif palsu.
d. Pasca ooforectomi, menopause, hipotiroidisme atau gagal ginjal dapat
menunjukkan hasil positif palsu.
Tabel 3. Pemeriksaan kehamilan secara imunologis
Metode Bahan Hasil Pemeriksaan
Koagulasi langsung
Partikel latex yang dilapisi oleh anti hCG + serum atau urine
Koagulasi bila terdapat hCG (kehamilan +)
Inhibisi koagulasi
Anti hCG + serum atau urineditambah
Eritrosit yang sudah di
sensitisasiatau
Partikel latex yang
dilapisi hCG
Koagulasi bila tidak terdapat hCG ( kehamilan – ) ; inhibisi terjadi bila terdapat hCG ( kehamilan + )
3) Pemeriksaan radioimmunoassay hCG
Radio-immunoassay untuk hCG merupakan tes spesifik dan sensitif. Tidak
terdapat reaksi silang dengan LH. Secara laboratoris, tes ini dapat mendeteksi
kadar serum antara 2 – 4 mIU/ml.
4) Home Pregnancy Test
Home Pregnancy test merupakan tes imunologi sehingga juga memiliki
masalah dalam interpretasi. hCG di deteksi melalui urine pertama pada pagi hari.
Tes positif ditunjukkan melalui adanya perubahan warna. Bila tes menunjukkan
18
hasil negatif, diulang 2 minggu kemudian atau dilakukan pemeriksaan
radioimmunoassay.
Diagnosis kehamilan yang baik dan tepat dapat menghasilkan tatalaksana
yang tepat sehingga tercapai konsep well born baby dan well health mother.
Bagan 1. Tatalaksana diagnosis kehamilan
19
Pada beberapa kasus terjadi kesulitan dalam menegakkan diagnosis
diantaranya:
1. Amenore sekunder
2. Tanggal menstruasi terakhir tidak dapat diingat
3. Penderita gemuk, sukar menetapkan apakah hamil
4. Terdapat tumor di abdomen
5. Gangguan fisiologis dengan pseudokista
6. Kehamilan terganggu (abortus, kehamilan ektopik, mola hidatidosa, mola
destruen
Kini, untuk menghindari kesalahan diagnosis kehamilan dapat dilakukan
pemeriksaan:
1. Ultrasonografi
2. Pemeriksaan laboratorium dengan menetapkan konsentrasi hCG
3. Pemeriksaan laparoskopi atas indikasi
Kesukaran untuk menetapkan kehamilan hanya terjadi pada trimester
pertama, sedangkan pada trimester berikutnya lebih mudah karena adanya gejala
dan tanda pasti kehamilan.
20
BAB III
KESIMPULAN
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dapat menemukan tanda dan gejala kehamilan sehingga diagnosis
kehamilan dapat ditegakkan. Tanda dan gejala kehamilan terbagi tiga menjadi
tanda pasti kehamilan, kemungkinan hamil dan dugaan kehamilan. Tanda pasti
kehamilan yaitu DJJ, adanya gerakan janin, bagian janin terlihat pada USG. Tanda
kemungkinan hamil yaitu tanda Hegar, tanda Goedel, kontraksi Braxton Hicks,
tanda Piskacek, Ballotemen, pembesaran perut, uji endokrin. Tanda dugaan hamil
yaitu amenorrhea, perubahan pada payudara, tanda Chadwick, adanya stria dan
hiperpigmentasi kulit, morning sickness, gangguan miksi dan konstipasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.Gde, Manuaba, I.A. Chandranita, dan Manuaba I.B.G. Fajar. 2007.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba, I.B.Gede. 1993. Penuntun Diskusi Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC
Manuaba, I.B.Gede. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri. Jakarta:EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Supono. 1985. Ilmu Kebidanan. Palembang: Bagian Obstetri dan Ginekologi
RSMH Palembang