Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

26
A. Diagnosis dan pemeriksaan kehamilan Diagnosis kehamilan I. kehamilan Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira- kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur (cukup bulan).Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk. Dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk.Dalam triwulan kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum semurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup). Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan di bawah 20 minggu, disebut abortus (keguguran).Bila hal ini terjadi dibawah 36 minggu disebut partus premature (persalinan prematur). Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm. Untuk dapat menegakkan kehamilan maka dapat ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda gejala hamil sehingga dapat mendiagnosa kehamilan (Puspita W. 2008). II. Tanda dan Gejala Kehamilan

description

dk

Transcript of Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

Page 1: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

A. Diagnosis dan pemeriksaan kehamilan

Diagnosis kehamilan

I. kehamilan

Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40

minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).Kehamilan 40 minggu disebut

kehamilan matur (cukup bulan).Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan

postmatur.Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan

yang terakhir akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan,

karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk.

Dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk.Dalam triwulan kedua alat-alat telah

dibentuk, tetapi belum semurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Janin yang

dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup).

Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan di bawah 20 minggu,

disebut abortus (keguguran).Bila hal ini terjadi dibawah 36 minggu disebut partus premature

(persalinan prematur). Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm.

Untuk dapat menegakkan kehamilan maka dapat ditetapkan dengan melakukan

penilaian terhadap beberapa tanda gejala hamil sehingga dapat mendiagnosa kehamilan

(Puspita W. 2008).

II. Tanda dan Gejala Kehamilan

Merupakan sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil yang terjadi

akibat fisiologi dan psikologi pada masa kehamilan.Tanda dan gejala pada masing-masing

wanita hamil berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada

yang beberapa minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini.

Tanda dan gejala kehamilan diklasifikasikan menjadi 3kelompok: bukti-bukti

presumtif, tanda-tanda kemungkinan, dan tanda-tanda positif kehamilan.

1. Bukti presumtif kehamilan

Bukti presumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala subyektif

berupa:

a. Mual dengan atau tanpa muntah

Page 2: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang terutama

bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut morning sickness

pada kehamilan biasanya timbul pada pagi hari tetapi hinlang dalam beberapa

jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan dapat timbul

pada waktu yang berbeda. Gejala yang mengganggu ini biasanya dimulai sekitar

6 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang

spontan 6 sampai 12 minggu kemudian. Penyebab kelainan ini tidak diketahui

tetapi tampaknya berkaitan dengan tingginya kadar bentuk-bentuk tertentu hCG

(yang mengalami variasi dalam glikosilasi) dengan kapasitas perangsangan-

tiroid terbesar.gonadotropin korionik, terutama bentuk-bentuk iso dengan

jumlah asam sialat yang relative rendah, bekerja melalui reseptor thyroid-

stimulating hormone (TSH) untuk mempercepat penyerapan iodium.

b. Gangguan berkemih

Selama trimester pertama, uterus yang membesar, yang menekan kandung

kemih, dapat menyebabkan frekuensi berkemih. Seiring dengan kemajuan

kehamilan, frekuensi berkemih secara bertahap berkurang dengan naiknya

uterus ke dalam abdomen. Namun, gejala sering berkemih muncul kembali

menjelang akhir kehamilan saat kepala janin turun ke dalam panggul ibu,

memberi dampak pada kapasitas kandung kemih.

c. Fatigue

Fatigue (rasa mudah lelah) merupakan gejala yang sangat sering terjadi pada

awal kehamilan sehingga merupakan tanda diagnostik penting.

d. Persepsi adanya gerakan janin

Kadang kadang pada usia kehamilan antara 16 dan 20 minggu (sejak hari

pertama menstruasi terakhir), waniita hamil mulai menyadari adanya gerakan

berdenyut ringan di perutnya, dan intensitas gerakan ini semakin meningkat

secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan janin, dan hari ketika

gerakan tersebut disadari oleh wanita hamil disebut quickening atau munculnya

persepsi kehidupan. Namun, tanda ini hanya merupakan bukti penunjang

kehamilan, dan apabila berdiri sendiri kurang bernilai diagnostik.

Bagaimanapun, persepsi ini adalah salah satu tonggak kemajuan kehamilan

Page 3: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

yang, apabila ditentukan tanggalnya dengan akurat, dapat menjadi bukti nyata

dalam penentuan usia kehamilan.

Yang termasuk tanda presumtif adalah :

a. Terhentinya menstruasi

Terhentinya menstruasi secara mendadak pada wanita sehat usia subur yang

sebelumnya mengalami menstruasi spontan, berkala, dan teratur merupakan

isyarat kuat adanya kehamilan. Diantara para wanita terdapat variasi yang cukup

besar pada lamanya siklus menstruasi), bahkan pada wanita yang sama. Dengan

demikian, baru setelah 10 hari atau lebih dari waktu perkiraan awitan

menstruasi, berhentinya menstruasi dapat menjadi indikator kehamilan yang

handal. Apabila menstruasi berikutnya tidak datang, probabilitas kehamilan jauh

lebih besar.

b. Perubahan payudara

Secara umum, perubahan anatomis pada payudara yang menyertai kehamilan

pada primipara cukup khas. Pada multipara yang payudaranya mungkin masih

mengandung sejumlah kecil zat susu dan kolostrum selama beberapa bulan atau

beberapa tahun setelah kelahiran anak terakhir mereka, perubahan ini kurang

mencolok, terutama apabila mereka menyusui.

c. Perubahan warna mukosa vagina

Selama kehamilan, mukosa vagina biasanya tampak gelap kebiruan atau merah

keunguan dan mengalami kongesti, yang disebut sebagai tanda chadwick.

Gambaran ini merupakan bukti persumtif kehamilan, dan tidak bersifat

konklusif. Perubahan serupa pada mukosa vagina dapat ditimbulkan oleh semua

keadaan yang menyebabkan kongesti hebat dari organ-organ panggul.

d. Meningkatnya pigemntasi kulit dan timbulnya striae abdomen

Manifestasi-manifestasi kulit ini sering dijumpai tetapi tidak bernilai diagnostik

untuk kehamilan. Manifestasi ini mungkin tidak dijumpai pada kehamilan;

sebaliknya, perubahan ini dapat terjadi pada penggunaan kontrasepsi estrogen-

progestin oral.

e. Yang terpenting, apakah wanita yang bersangkutan merasa dirinya hamil?

Page 4: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

2. Bukti kemungkinan kehamilan

Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup:

a. Pembesaran abdomen

Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya teraba di dinding abdomen

sebagai sebuah penonjolan tepat diatas simfisis; setelah itu, ukuran uterus

membesar secara bertahap sampai akhir kehamilan. Setiap pembesaran

abdomen pada wanita usia subur merupakan isyarat kuat kehamilan.

Pembesaran abdomen pada wanita-wanita nulipara mungkin kurang mencolok

disbanding wanita multipara, yang sebagian tonus otot abdomennya telah

berkurang selama kehamilan sebelumnya.

b. Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus

Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran uterus

terutamaterbatas pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa gestasi

selanjutnya, korpus uterus hampir membulat; garis tengah uterus rata-rata 8 cm

dicapai pada minggu ke – 12. Pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama

kehamilan teraba liat atau elastis dan kadang-kadang sangat lunak. Pada sekitar

6 sampai 8 minggu setelah hari pertama haid terakhir, tanda Hegar mulai

nampak. Dengan satu tangan pemeriksa diatas abdomen dan dua jari tangan

dimasukkan ke dalam vagina, dapat diraba serviks yang keras, dengan korpus

uterus yang elastis di atas ismus yg lunak bila ditekan, yang terletak diantara

dua bagian tersebut.

c. Perubahan anatomis pada serviks

Pada minggu ke – 6 sampai ke – 8, serviks biasanya sudah cukup lunak. Pada

primigravida, konsistensi jaringan serviks yang mengelilingi os eksternus lebih

mirip dengan mulut bibir daripada tulang rawan hidung, yang khas untuk

serviks pada wanita tidak hamil.

d. Kontaksi Braxton Hicks

Selama kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang biasanya dapat teraba

tetapi tidak nyeri dengan interval irregular sejak masa awal kehamilan.

Page 5: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

e. Ballottement

Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibandingkan volume

cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat menyebabkan

janin tenggelam ke dalam cairan amnion dan kemudian memantul ke posisinya

semula;benturan yang ditimbulkan (ballottement) dapat dirasakan oleh jari-jari

tangan pemeriksa.

f. Kontur fisik janin

Pada paruh kedua kehamilan, kontur tubuh janin dapat dipalpasi melalui dinding

andomen ibu, dan semakin mendekati masa-masa ini kontur jannin makin jelas.

Diagnosis kehamilan tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan tanda ini.

g. Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum

Adanya gonadotropin korionik (hCG) di dalam plasma ibu dan ekskresinya di

urin merupakan dasar bagi uji endokrin untuk kehamilan.

3. Tanda positif kehamilan

Tiga tanda positif kehamilan adalah :

a. Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung

wanita hamil.

Mendengat atau mengamati kerja jantung janin dapat memastikan diagnosis

kehamilan. Kontaksi jantung janin dapat diidentifikasi dengan auskultasi

menggunakan fetoskop khusus, USG denga prinsip Doppler, dan sonografi.

b. Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa

Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan 20 minggu.

Gerakan janin memperlihatkan intensitas yang bervariasi dari getaran halus,

pada awal kehamilan sampai gerakan nyata pada periode selanjutnya, yang

kadang-kadang juga dapat dilihat selain dapat diraba.

c. Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan teknik

sonografik atau pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh

kedua kehamilan.

Dengan sonografi abdomen, kantong gestasi dapat dilihat hanya setelah usia 4

sampai 5 minggu sejak menstruasi terakhir.

Page 6: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan penunjang.

a. Anamnesis

1) Identitaspasien

a) Nama, alamat, usia pasien dan suami pasien

b) Pendidikan, pekerjaan pasien atau suami pasien

c) Agama, suku bangsa, pasien dan suami pasien

2) Anamnesa obstetric

a) Kehamilan yang ke…

b) Hari pertama haid terakhir

c) Riwayatobstetri:

Usia kehamilan : (abortus, preterm, aterm, posterm).

Proses persalinan yang lalu (spontan, tindakan, PENOLONG)

Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.

Keadaan bayi (jenis kelamin, berat badan, usia anak).

Pada primigravida :

Lama kawin, pernikahan yang ke ….

Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung …. tahun.

3) Anamnesa tambahan

Anamnesa lanjutan dari keluhan utama yang dikembangkan sesuai dengan hal-

hal yang berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air kecil / buang air

besar, kebiasaan merokok dan minum alkohol, hewan piaraan, konsumsi obat-

obat tertentu sebelum dan selama kehamilan).

b. Pemeriksaan Fisik Umum

1) Kesan umum (Nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus,

kesadaran, komunikasi personal.

2) Tinggi dan berat badan.

3) Tekanan darah, frekuensi denyut nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh.

4) Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.

Page 7: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

c. Pemeriksaan Fisik Khusus Obstetri

1) Inspeksi

Chloasmagravidarum.

Keadaan kelenjar thyroid.

Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerak janin).

Keadaan vulva dan perineum.

2) Palpasi

Memperkirakan adanya kehamilan.

Memperkirakan usia kehamilan.

Presentasi – posisi dan taksiran berat badan janin.

Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.

Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.

Gambar 1. Diagnosis Kehamilan

Page 8: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

Pemeriksaan Kehamilan

Definisi

Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin

semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap

kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai

kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan

intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.

Tujuan ANC

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang

diberikan kepada semua ibu hamil.

Tujuan umum adalah :

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas

sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan

bayi yang sehat.

Tujuan khusus adalah :

1.) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas, termasuk konseling

kesehatan ibu dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.

2.) Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan

antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas.

3.) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.

4.) Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin.

5.) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang

ada.

Indikator ANC :

1. Kunjungan pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi,

untuk emndapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.

Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum

8 minggu

Page 9: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

2. Kunjungan ke – 4 (K4)

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai

standar.

Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut : sekali pada trimester I (kehamilan hingga 12

minggu) dan trimester ke-II (>12 – 24 minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke – III

dilakukan setelah minggu ke 24 sampai denga minggu ke 36.

Kunjungan antenatal bisa labih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit

atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk K4.

3. Penanganan Komplikasi (PK)

PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta

masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh

tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi.

Komplikasi kebidanan, penyakit, dan masalah gizi yang sering terjadi adalah: perdarahan,

preeklampsia/eklamsia, persalinan macet,infeksi, abortus, Malaria, HIV/AIDS, sifilis, TB,

hipertensi, diabetes mellitus, anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi kronis (KEK).

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang

berkualitas sesuai standar terdiri dari :

1. Timbang berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk

mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambhan berat badan yang kurang

dari 9 kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya

gangguan pertumbuhan janin.

2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil

berisiko kerang energi kronik (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil

yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)

dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi

berat lahir rendah (BBLR).

3. Ukur tekanan darah

Page 10: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk

mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah >= 149/90 mmHg) pada kehamilan dan

preeklampsi (hipertensi disertai edem wajahdan atau tungkai bawah, dan atau

proteinuria).

4. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk

mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi

fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan ada gangguan perttumbuhan

janin.standar pengukuran menggunakan pita pengukur, setelah kehamilan 24 minggu.

5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir teimester I dan selanjutnya pada setiap kali

kunjungan antenatal. DJJ lambat kuran dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari

10x/menit menunjukkan adanya gawat janin.

6. Tentukan presentasi janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya pada

setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak

janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum

masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.

7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinta tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.

Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian

imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini.

8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi

minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.

9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi :

a. Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis

golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang

sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan

Page 11: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada

trimester I dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahiu

ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena anemia

dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.

c. Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan

ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria

pada ibu hamil. Proteinuria merupakan indikator terjadinya preeklampsi pada ibu

hamil.

d. Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang divurigai menderita Diabetes Mellitus harus dilakukan pemeriksaan

gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada

trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester

ketiga).

e. Pemeriksaan darah Malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria

dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria

dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi

f. Pemeriksaan tes sifilis

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang di

duga sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

g. Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu

hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian

diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.

h. Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis

sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.

Selain pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan

penunjang lainnya di fasilitas rujukan.

Page 12: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

10. Tatalaksana/penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium,

setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standard an

kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai

dengan sistem rujukan.

11. KIE efektif

KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:

a. Kesehatan ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga

kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama

kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.

b. Perilaku hidup bersih dan sehat

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan

misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan

sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga

ringan.

c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam

kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan,

kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting apabila

terjadi terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke

fasilitas kesehatan.

d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi

komplikasi

Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan,

persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar

cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini

penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.

e. Asupan gizi seimbang

Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup

dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang

Page 13: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah

darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.

f. Gejala penyakit menular dan tidak menular

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular (misalnya

penyakit IMS, tuberculosis) dan penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena

dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.

g. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertenti (risiko

tinggi)

Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu

dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke

janinny, dan kesempatan untuk mentapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes

HIV atau tidak. Apabila ibu hamil itu positif maka dicegah agar tidak terjadi

penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV

negative maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negative selama kehamilannya,

menyusui dan seterusnya

h. Inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah

lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan

bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.

i. KB paska persalinan

Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk

menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri,

anak, dan keluarga.

j. Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT untuk mencegah bayi mengalami

tetanus neonatorum.

k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain Booster)

Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil

dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit

otak (Brain Booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.

Page 14: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

Palpasi abdomen pada kehamilan (pemeriksaan leopold)

Tehnikpalapasi abdomen padakehamilan :

1) Perkenalkandiri.

2) Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi.

3) Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi. 

4) Pemeriksaan LEOPOLD: Leopold I s/d III, pemeriksaan dilakukan dengan berdiri di

kanan ibu dan menghadap ke muka ibu ; pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah

sehingga menghadap ke kaki ibu.

Leopold I

Leopold II

Kedua telapak tangan

pemeriksa diletakkan pada

puncak FU.

Tentukan tinggi fundus uteri

untuk menentukan usia

kehamilan.

Rasakan dan tentukan

bagian janin yang berada

pada bagian fundus uteri

(bokong atau kepala atau

kosong) untuk menentukan

letak janin.

Keduate lapak tangan pemeriksa

bergeser turun kebawah sampai

di samping kiri dan kanan

umbilikus.

Tentukan bagian punggung janin

untuk menentukan lokasi

auskultasi denyut jantung janin

nantinya.

Tentukan lokasi bagian-bagian

kecil janin.

Page 15: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

Leopold III

Leopold IV

Mengukur Tinggi Fundus Uteri

Mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis dengan puncak fundus uteri

digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan antara20 – 32 minggu. Metode

pengukuran ini cukup rasional dalam memperkirakan pertumbuhan dan perkembangan

janin sehingga berguna dalam identifikasi terjadinya “large for date”atau“small for date” .

Bagian terendah janin dicekap

diantara ibu jari dan telunjuk

tangan kanan.

Ditentukan apa yang menjadi

bagian terendah janin dan

ditentuka napakah sudah

terjadi engagemen atau belum.

Pemeriksa mengubah

posisinya menghadap ke kaki

pasien.

Kedua telapak tangan

ditempatkan di lateral

bagian terendah janin.

Untuk menentukan sampai

berapa jauh derajat desensus

janin.

Page 16: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

Kehamilan 20 minggu, TFU setinggipusatdanhasilpengukuranjarakantara FU dan

SP ± 20 cm. Setiapminggupertumbuhan uterus kirakira1 cm sehinggapadakehamilan 28

minggu, jarakantara FU – SP = 28 cm ± 2 cm danpadakehamilan 32

minggu ,jarakantara FU – SP = 32 cm ± 2 cm.

Cara menentukanTinggu Fundus Uteri

Page 17: Diagnosis Dan Pemeriksaan Kehamilan 2

REFERENSI

Puspita W. 2008. BAB I. Pendahuluan. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-

gdl-wulanpuspi-5110-2babi.pdf.

Cuningham, F. Gary dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta. Penerbit EGC.

Buku Acuan Modul Obsterti Jenjang dalam Medical Mini Notes 2014.

Depkes RI 2009 dalam www.academia.edu/6404760/10_T_ANC_menurut_depkes_2009

Depkes RI 2009 dalam https://srtkksmdw.wordpress.com/2013/06/19/anc-antenatal-care-

pemeriksaan-kehamilan

Diagnosa kehamilan (dr. Bambang Widjanarko, Sp.OG) diunduh pada

https://biechan.wordpress.com/diagnosa-kehamilan-dr-bambang-widjanarko-sp-og

Cuningham, F. Gary dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 23. Jakarta. E-book

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta. Penerbit : PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Widjanarko, Bambang. 2012. Pesiapan Klinik Obtetri dan Ginekologi .Jakarta: Fakultas

Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.