Diagnosis Dini Stroke

3
Diagnosis Dini Stroke a. Gejala-gejela klinik Gejala neurologis yang timbul tergantung berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa: kelumpuhan wajah atau anggota badan(biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik) perubahan mendadak status mental (konvulsi, delirium, letargi, stupor, atau koma) afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, kesulitan memahami ucapan) disatria (bisara pelo atau cadel) gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopia ataksia (anggota badan) vertigo, mual muntah atau nyeri kepala b. Diagnosis Klinis Stroke 1) Metode penilaian TIA Diagnosis TIA ditegakkan terutama berdasarkan perjalanan penyakit pasien, namun pada beberapa pasien bisa banyak alternative diagnosis banding antara lain seizure, migraine, dan beberapa gejala non-vaskuler lainnya.Salah satu model prediksi diagnosis TIA yang paling diterima adalah skor ABCD 2 . Karateristik Poin Age ≥ 60 tahun 1

description

Medicine

Transcript of Diagnosis Dini Stroke

Diagnosis Dini Strokea. Gejala-gejela klinikGejala neurologis yang timbul tergantung berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa:

kelumpuhan wajah atau anggota badan(biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak

gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik)

perubahan mendadak status mental (konvulsi, delirium, letargi, stupor, atau koma)

afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, kesulitan memahami ucapan)

disatria (bisara pelo atau cadel)

gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopia

ataksia (anggota badan)

vertigo, mual muntah atau nyeri kepalab. Diagnosis Klinis Stroke

1) Metode penilaian TIA

Diagnosis TIA ditegakkan terutama berdasarkan perjalanan penyakit pasien, namun pada beberapa pasien bisa banyak alternative diagnosis banding antara lain seizure, migraine, dan beberapa gejala non-vaskuler lainnya.Salah satu model prediksi diagnosis TIA yang paling diterima adalah skor ABCD2.

KarateristikPoin

Age 60 tahun1

Blood Pressure 140/90 mmHg1

Clinical feature TIA

Weakness

Speech impairment2

1

Durasi

60 menit

10-59 menit2

2

Diabetes1

Total skor0-7

Total skor 4 memerlukan evaluasi, terapi dan observasi segera di rumah sakit, resiko stroke setelah 30 hari 5-15%

2) Metode Penilaian Stroke

Mengindentifikasi pasien stroke dengan metode penilaian stroke dengan Cincinnati Prehospital Stroke Scale (CPSS) didasarkan pada pemeriksaan fisik, yaitu terasa berat di wajah, kelemahan lengan, dan kelainan bicara.

Tabel 2. Cincinnati Prehospital Stroke Scale

Wajah terasa berat (pasien menunjukkan gigi-giginya atau tersenyum)

Normal kedua sisi wajah bergerak sama

Abnormal satu sisi wajah tidak bergerak seperti sisi lain

Kelemahan lengan (pasien menutup mata dan kedua lengan lurus ke depan selama 10 detik)

Normal kedua lengan bergerak bersama-sama atau kedua lengan tidak bergerak sama sekali

Abnormal satu tangan tidak bergerak atau satu lengan turun dibandingkan dengan yang lain

Bicara abnormal (pasien diminta mengatakan kalimat tertentu)

Normal pasien menggunakan kata-kata yang benar tanpa slurring

Abnormal mengucapkan kata-kata yang salah, tidak mampu berbicara, atau ada slurring.

Interpretasi: jika ada 1 dari 3 tanda tidak normal, probabilitas dari stroke adalah 72%.

Stroke diklasifikasikan menjadi perdarahan subarachnoid (PSA), perdarahan intraserebral (PIS), atau stroke iskemik. Sistem klasifikasi yang telah digunakan secara luas yaitu Klasifikasi Bamford, mengklasifikasikan infark serebral menurut area vaskularisasi yang terlibat. Sistem ini menggunakan gambaran klinis untuk meramal ukuran dan lokasi lesi iskemik dalam otak, klasifikasi ini mirip dengan klasifikasi dari Oxfordshire. Lesi ini digolongkan sebagai total anterior circulation infarct (TACI), partial anterior circulation infarct (PACI), posterior circulation infarct (POCI), dan lacunar infarct (LACI).