Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web...

28
Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam upaya pengendalian malaria menuju eliminasi, pemeriksaan mikroskopik malaria merupakan aspek yang sangat penting sehingga tuntutan akan kualitas pemeriksaan mikroskopik malaria yang baik menjadi prioritas. Data yang dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan tahun 2005 pada penderita klinis yang berjumlah lebih dari 2.1 juta telah dilakukan pemeriksaan sediaaan darah sebanyak 47% dan tahun 2010 pada penderita klinis yang berjumlah lebih dari 1.8 juta telah dilakukan pemeriksaan darah sebanyak 63%. Namun hasil evaluasi kemampuan pemeriksaan mikroskopis di Kalimantan dan Sulawesi didapatkan bahwa persentase kesalahan pemeriksaan dalam menentukan positif dan negatif (error rate) mencapai 60%, sebagian besar kesalahan adalah positif palsu (sediaan darah negatif dinyatakan sebagai positif). Sedangkan kesalahan dalam menentukan species parasit mencapai 90%. Setelah pelatihan error rate turun menjadi paling tinggi 35%, dan kesalahan dalam menentukan species parasit 72,5%. PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM MALARIA

Transcript of Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web...

Page 1: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

I. DESKRIPSI SINGKAT

Dalam upaya pengendalian malaria menuju eliminasi, pemeriksaan mikroskopik malaria merupakan aspek yang sangat penting sehingga tuntutan akan kualitas pemeriksaan mikroskopik malaria yang baik menjadi prioritas. Data yang dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan tahun 2005 pada penderita klinis yang berjumlah lebih dari 2.1 juta telah dilakukan pemeriksaan sediaaan darah sebanyak 47% dan tahun 2010 pada penderita klinis yang berjumlah lebih dari 1.8 juta telah dilakukan pemeriksaan darah sebanyak 63%. Namun hasil evaluasi kemampuan pemeriksaan mikroskopis di Kalimantan dan Sulawesi didapatkan bahwa persentase kesalahan pemeriksaan dalam menentukan positif dan negatif (error rate) mencapai 60%, sebagian besar kesalahan adalah positif palsu (sediaan darah negatif dinyatakan sebagai positif). Sedangkan kesalahan dalam menentukan species parasit mencapai 90%. Setelah pelatihan error rate turun menjadi paling tinggi 35%, dan kesalahan dalam menentukan species parasit 72,5%.Berdasarkan data di atas peningkatan kualitas dan akurasi diagnosis mikroskopik malaria merupakan kebutuhan penting dalam menegakkan diagnosis malaria di fasilitas pelayanan kesehatan. Maka pelatihan secara berkala diikuti mekanisme pembinaan yang lain perlu dilakukan. Pelayanan pemeriksaan laboratorium mikroskopik malaria yang berkualitas sangat tergantung kompetensi, kinerja petugas, infrastruktur, bahan dan alat serta kualitas sediaan yang sesuai standar.

PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM

MALARIA

Page 2: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

Secara umum kondisi laboratorium dan hasil pemeriksaan malaria di fasilitas pelayanan kesehatan belum memenuhi standar terutama di tingkat Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Hal ini disebabkan antara lain kurangnya pemahaman tentang perlunya ruangan dan fasilitas laboratorium yang memenuhi syarat, tenaga terlatih, tingginya tingkat mutasi/rotasi, belum melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP) secara optimal sehingga sulit meningkatkan atau mempertahankan kualitas pemeriksaan mikroskopik.

Tuntutan pemeriksaan mikroskopik yang berkualitas dapat dicapai dengan komitmen terhadap pemantapan mutu yang didukung antara lain dengan pelatihan, uji silang dan bimbingan teknis yang efektif serta sistem logistik dalam penyediaan alat dan bahan yang memadai dan berkesinambungan. Hasil dari kegiatan pemantapan mutu ini akan digunakan untuk memperbaiki kekurangan yang ada baik aspek teknis maupun manajemen. Dengan adanya sistem pemantapan mutu laboratorium pemeriksaan malaria diharapkan dapat meningkatkan mutu hasil pemeriksaan melalui berfungsinya komponen – komponen dalam jejaring laboratorium pemeriksaan malaria. Untuk itu perlu adanya pedoman Pemantapan Mutu Laboratorium Mikroskopik Malaria.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran UmumSetelah mempelajari materi ini, peserta mampu melakukan pemantapan mutu laboratorium malaria

B. Tujuan Pembelajaran KhususSetelah menyelesaikan modu ini, peserta mampu:1. Menjelaskan pemantapan mutu Internal (PMI) 2. Menjelaskan pemantapan mutu eksternal (PME)

Page 3: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

3. Melakukan Uji Silang mikroskopis malaria

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASANDalam modul ini akan dibahas pokok Bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:A. Pokok bahasan 1 : Pemantapan Mutu Internal ( PMI)

B. Pokok bahasan 2 : Pemantapan Mutu Eksternal (PME)1. Uji Silang Mikroskopis (Cross Check)2. Bimbingan Teknis

C. Pokok bahasan 3 : Tes Panel/Tes Profisiensi 1. Tes panel/tes profisiensi 2. Tujuan 3. Penyelenggara 4. Mekanisme

5. Persiapan Tes Panel

6. Jumlah sediaan tiap batch dan komposisi sediaan

7. Frekuensi Tes Panel/Tes Profisiensi

8. Penilaian

9. Pencatatan dan Pelaporan Hasil Tes Panel/Tes Profisiensi

IV. BAHAN BELAJARA. Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria, 2014B. Malaria Microscopy Quality Assurance Manual, 2009C. Buku Pedoman Jejaring dan Pemantapan Mutu Laboratorium

Mikroskopik Malaria, 2013D. Modul Pelatihan Mikroskopis malaria

Page 4: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

V. METODE DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN Pelatihan ini menggunakan metode : Ceramah Tanya-jawab, Demonstrasi, Praktikum. Menggunakan alat bantu dan media : proyektor/LCD, laptop, flipchart,Whiteboard, modul, Formulir Uji Silang, Panduan Demonstrasi, Petunjuk Praktikum

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Jumlah jam yang digunakan dalam materi ini adalah sebanyak 3 JPL @45 menit (T=1 jpl, P=2 jpl, PL=0). Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif dan mempermudah kegiatan pembelajaran serta meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu disusun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

A. Langkah 1: Penyiapan Proses Pembelajaran

1. Kegiatan Pelatiha. Memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di

kelompok.b. Menyapa peserta dengan ramah dan hangat dan

memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan disampaikan.

c. Menggali pendapat peserta (apersepsi)/curah pendapat tentang materi yang akan dipelajari

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan ruang lingkup bahasan.

e. Memberi kesempatan peserta untuk mengajukan pertanyaanf. Menugaskan peserta untuk membagi dua kelompok dan

memilih ketuanyag. Memandu peserta untuk membaca modul

Page 5: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

2. Kegiatan Pesertaa. Mempersiapkan nama untuk ditaruh di meja, serta alat tulis

yang diperlukan.b. Memperhatikan pengenalan pelatihc. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan Pelatih.d. Mendengarkan penjelasan pelatihe. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih bila ada hal-hal yang

belum jelas dan perlu klarifikasi.f. Membagi menjadi dua kelompok dan menunjuk ketuanyag. Membaca modul sesuai instruksi dari pelatih.

B. Langkah 2: Review pokok bahasan

1. Kegiatan Pelatiha. Menyampaikan Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan

pemantauan mutu labaratorium malaria dalam waktu yang singkat.

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk membaca bagian materi inti Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas.

c. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan

2. Kegiatan Pesertaa. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang

dianggap pentingb. Membaca materi inti dan mengajukan pertanyaan kepada

Pelatih sesuai materi dan kesempatan yang diberikanc. Menjawab dan mengajukan pertanyaan

C. Langkah 3: Pendalaman pokok bahasan

1. Kegiatan Pelatih1) Memandu kelompok untuk membaca materi inti dan

memberikan bimbingan di dalam proses pembelajaran.

Page 6: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

2) Setelah mendalami materi, peserta diminta mengerjakan latihan-latihan.

3) Memberikan modul satu untuk diskusi kelompok dan hasil diskusi dipresentasikan

4) Melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan dan melakukan pengamatan diskusi

5) Memberikan umpan balik terhadap jawaban dan diskusi peserta.

2. Kegiatan Pesertaa. Mendengar, membaca materi inti secara bergantian,

mencatat dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas pada Pelatih.

b. Mengerjakan latihan-latihan.c. Diskusi modul satu dan mempresentasikan hasil diskusid. Menjawab pertanyaan yang diajukan Pelatih e. Menerima umpan balik

D. Langkah 4: Rangkuman dan evaluasi hasil belajar

1. Kegiatan Pelatiha. Melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan sesuai

pokok bahasan dan meminta peserta mengerjakan evaluasi b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing–masing

pertanyaanc. Membuat rangkuman

2. Kegiatan Pesertaa. Menjawab pertanyaan yang diajukan Pelatih dan mengerjakan

evaluasi.b. Mencatat rangkuman hasil proses pembelajaran.

Page 7: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

VII. URAIAN MATERIA.Pokok Bahasan 1 : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)

Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.Pemantapan Mutu Internal sangat penting dan harus dilaksanakan oleh petugas laboratorium untuk memeriksa kinerja mereka dan untuk memastikan kemampuan pemeriksaan serta sensitivitas dan spesifisitas diagnosis laboratorium.Kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dari aspek kualitas pemeriksaan laboratorium, oleh karena itu setiap laboratorium wajib meningkatkan dan mempertahankan mutu kinerja dengan melaksanakan PMI yang berkesinambungan.

Pelaksanaan PMI meliputi seluruh proses pemeriksaan mikroskopis malaria sejak pra analisis sampai paska analisis:1. Pra Analisis :

a. Tersedianya SPO :1) Pengambilan Spesimen2) Uji Kualitas Reagen Giemsa3)Pemeliharaan mikroskop

b. Pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan SPO c. Penyeliaan berjenjang d. Dokumentasi pelaksanaan PMI

2. AnalisisPelaksanaan kegiatan pembuatan, pewarnaan, pembacaan sediaan darah mikroskopis malaria sesuai petunjuk teknis:

a. Tersedianya SPO :

Page 8: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

1) Pembuatan sediaan2) Pewarnaan3) Pembacaan sediaan

b. Pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan SPO c. Penyeliaan berjenjang d. Dokumentasi pelaksanaan PMI

3. Paska AnalisisPencatatan dan pelaporan mulai dari pra analisis sampai paska analisis sesuai dengan prosedur tetap dan secara rutin didokumentasikan selama periode waktu tertentu (1-3 tahun) oleh unit yang bersangkutan.a. Tersedianya SPO :

1) Pencatatan & Pelaporan2) Pengelolaan Limbah3) Penatalaksanaan Pasca Pajanan

b. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SPO c. Penyeliaan berjenjang d. Dokumentasi pelaksanaan PMI

B.Pokok Bahasan 2 : PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)PME merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.

Tujuan PME Laboratorium Malaria:1. Memperoleh informasi tentang kinerja petugas laboratorium

yang dapat dimanfaatkan sebagai data untuk melakukan pembinaan.

Page 9: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

2. Meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat dan follow up pengobatan.

3. Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja laboratorium.

Tiga metode yang dipakai untuk melaksanakan Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium Malaria, terdiri dari:

1.UJI SILANG MIKROSKOPIS (CROSS CHECK)

Uji silang dilaksanakan sebagai salah satu cara pemantapan mutu eksteranal untuk pemeriksaan mikroskopis malaria. Uji silang adalah kegiatan pemeriksaan ulang terhadap sediaan darah malaria yang dilakukan oleh laboratorium rujukan uji silang jenjang di atasnya untuk menilai ketepatan hasil pemeriksaan mikroskopis malaria dan menilai kinerja laboratorium. Ketidaktepatan dalam pemeriksaan dapat disebabkan oleh: - petugas yang kurang terampil- peralatan yang kurang memadai - bahan dan reagen tidak sesuai standar- jumlah sediaan yang diperiksa melebihi beban kerja

a. Prinsip Uji SilangDalam melakukan uji silang harus memperhatikan hal-hal berikut:1) Uji silang dilakukan oleh laboratorium di tingkat lebih tinggi2) Uji silang dilakukan oleh tenaga terlatih yang ditunjuk

sebagai tenaga pelaksana uji silang (cross-checker). 3) Uji silang dilakukan secara blinded artinya tenaga pelaksana

uji silang pada laboratorium rujukan uji silang tidak mengetahui hasil pembacaan dari laboratorium pelayanan mikroskopis malaria yang diuji.

Page 10: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

4) Metode uji silang dalam pedoman ini menggunakan metode konvensional atau Lot Quality Assurance System (LQAS).Pada daerah dengan beban kerja uji silang yang tinggi, metode uji silang yang digunakan adalah metode LQAS.

b. Indikator Keberhasilan Uji Silang Mikroskopis Malaria di, Kabupaten/Kota

1) Cakupan ≥ 90%

Jumlah laboratorium pelayanan yang mengikuti uji silang di kabupaten/kota dibandingkan dengan jumlah seluruh laboratorium pelayanan yang memeriksa mikroskopis malaria di kabupaten/kota ≥ 90%

Penghitungan indikator cakupan uji silang:

2) Hasil Baik ≥ 80%

Jumlah laboratorium pelayanan yang memiliki hasil baik ≥ 80% dibandingkan dengan jumlah laboratorium pelayanan yang mengikuti uji silang.

a) Hasil uji silang laboratorium pelayanan dikatakan baik apabila memiliki nilai :

sensitivitas ≥ 70%, spesifisitas ≥ 70%, akurasi ≥ 70%

b) Pencapaian indikator Hasil Baik Uji Silang dikatakan baik apabila ≥ 80% laboratorium pelayanan yang mengikuti uji silang memiliki nilai :

sensitivitas ≥ 70%, spesifisitas ≥ 70%, akurasi ≥ 70%

Jumlah laboratorium pelayanan yang mengikuti uji silang mikroskopis malaria X 100%

Jumlah seluruh laboratorium pelayanan yang memeriksa mikroskopik malaria

Page 11: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

Penghitungan indikator hasil baik uji silang:

c. Penilaian kinerja petugas laboratorium1) Kinerja Laboratorium Baik:

Nilai Sensitivitas ≥70%, Spesifisitas ≥70%, Akurasi spesies ≥70%.

2) Kinerja Laboratorium Cukup Nilai Sensitivitas 60-69%, Spesifisitas 60-69%, Akurasi spesies 60-69 %.

3) Kinerja Laboratorium Kurang:Nilai Sensitivitas <60%, Spesifisitas <60%, Akurasi spesies <60%.

Jumlah laboratorium pelayanan dengan nilai sensitivitas ≥ 70%, spesifisitas ≥ 70%, akurasi ≥ 70%

X 100%Jumlah laboratorium pelayanan yang mengikuti uji silang

mikroskopis malaria

Page 12: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

d. Alur Uji Silang

Keterangan: (1) Sediaan darah uji silang dikirimkan oleh Laboratorium Pelayanan atau

diambil oleh Pengelola Program Malaria Dinkes Kabupaten/Kota.(2) Pengelola Program Malaria mengirimkan sediaan darah uji silang ke

Laboratorium Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota.(3) Laboratorium Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota melakukan

pemeriksaan, analisis uji silang dan mengirim umpan balik ke Laboratorium Pelayanan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

(1)

(2)

(3)

(4)

Pengelola Program Malaria di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota

Laboratorium Pelayanan Laboratorium Pelayanan

Laboratorium Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota

Dinas Kesehatan ProvinsiLaboratorium Rujukan Tingkat Provinsi

(3)

Laboratorium Rujukan Tingkat Nasional

Kementerian Kesehatan

(4)

(4)

(4)

(4)

Laboratorium Pelayanan

(5)

Page 13: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

(4) Laporan Rekapitulasi Hasil Uji Silang Kabupaten/Kota disampaikan secara berjenjang ke Laboratorium Rujukan Tingkat Provinsi, Laboratorium Rujukan Tingkat Nasional, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan.

(5) Bila terjadi ketidaksesuaian (discordance), Laboratorium Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota akan mengirimkan sediaan darah uji silang untuk dilakukan pemeriksaan ulang oleh Laboratorium Rujukan Tingkat Provinsi; kemudian Laboratorium Rujukan Tingkat Provinsi melaporkan hasilnya ke Laboratorium Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota.

e. Penetapan Tenaga Pelaksana Uji Silang

Penetapan tenaga pelaksana uji silang mikroskopis dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Telah melaksanakan pemeriksaan mikroskopis malaria

secara rutin dengan akurasi spesies minimal 80% untuk Kabupaten/Kota dan lebih dari 90% untuk provinsi, yang dibuktikan dengan laporan pelaksanaan pemeriksaan.

2) Merupakan tenaga terlatih dan memiliki sertifikat lulus pelatihan.

3) Memiliki tingkat kemampuan minimal:a) Reference untuk tingkat Kabupaten/Kota b) Expert untuk tingkat Provinsic) Expert untuk tingkat pusat

4) Memiliki komitmen untuk melaksanakan tugasnya minimal 3 tahun.

f. Tim Pemantapan Mutu Laboratorium MalariaDalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Laboratorium Rujukan Tingkat Nasional perlu dibantu oleh Tim Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria untuk memberi masukan dan

Page 14: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

pertimbangan kepada Laboratorium Rujukan Tingkat Nasional. Tim Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan beranggotakan ahli laboratorium malaria perwakilan dari instansi dan organisasi profesi terkait pemeriksaan laboratorium malaria. Tim ini mempunyai tugas:1) Membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Laboratorium

Rujukan Malaria Tingkat Nasional dalam melakukan sosialisasi pedoman laboratorium malaria, monitoring, bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan pemantapan mutu laboratorium malaria.

2) Memberikan masukan kepada Laboratorium Rujukan Malaria Nasional untuk pengembangan laboratorium malaria.

3) Melakukan koordinasi dengan jejaring laboratorium malaria di provinsi.

4) Membantu pembinaan Sumber Daya Manusia laboratorium malaria melalui peningkatan kemampuan teknis tenaga laboratorium malaria.

2.BIMBINGAN TEKNIS Bimbingan Teknis adalah kegiatan yang sistematis untuk memberikan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan, meningkatkan kinerja petugas, mempertahankan kompetensi dan motivasi petugas yang dilakukan secara langsung dalam rangka peningkatan mutu laboratorium.Bimbingan Teknis pada fasilitas laboratorium pelayanan mikroskopis malaria sangat penting dalam memperkuat komunikasi antara laboratorium pelayanan dan laboratorium rujukan dengan tujuan untuk mengidentifikasikan permasalahan kinerja yang kurang baik dan merekomendasikan tindakan yang harus dilakukan.Bimbingan Teknis yang efektif memerlukan:

Page 15: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

1. Sumber daya manusia yang kompeten2. Perencanaan finansial yang baik dan berkesinambungan3. Waktu kunjungan yang adekuat4. Perencanaan secara menyeluruh agar tersedia sebuah

struktur untuk menilai aktifitas dan permasalahan kinerja di suatu laboratorium

5. Pencatatan dan pelaporan hasil bimbingan teknis6. Tindak lanjut yang efektif untuk melakukan perbaikan di

laboratorium.

Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan bimbingan teknis:

1. Bimbingan Teknis harus dilaksanakan secara rutin dan teratur pada semua tingkat. Kegiatan ini dilakukan atas dasar prioritas permasalahan yang terjadi.

2. Pada keadaan tertentu frekuensi bimbingan teknis perlu ditingkatkan, yaitu:a. Evaluasi pasca pelatihan b. Pada tahap awal pelaksanaan programc. Sosialisasi informasi dan pengetahuan terbarud. Hasil uji silang cukup dalam empat bulan berturut-turut

dan/atau kurang. e. Laboratorium tidak melaporkan hasil kegiatan.

3. Jenjang laboratoriumBimbingan Teknis dilakukan secara berjenjang dari unit laboratorium rujukan sampai dengan laboratorium pelayanan.

4. Kualifikasi petugas

Kriteria petugas yang melakukan bimbingan teknis laboratorium mikroskopis :a. Petugas memiliki keterampilan dan pengetahuan teknis

serta kemampuan berkomunikasi yang baik (profesional dan kompeten).

Page 16: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

b. Berpengalaman dalam pemeriksaan mikroskopis malaria minimal 2 tahun.

c. Memiliki kemampuan manajerial laboratorium.

5. Frekuensi Bimbingan TeknisKunjungan bimbingan teknis ke laboratorium pelayanan mikroskopis dilakukan minimal 1 tahun sekali untuk setiap laboratorium, kecuali untuk laboratorium yang bermasalah.

6. Persiapan Bimbingan TeknisSebelum kunjungan lapangan dilaksanakan, perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:a. Menentukan petugas pelaksana sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan.b. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.c. Menentukan prioritas laboratorium yang akan dikunjungi

berdasarkan data-data terkait laboratorium.d. Mempelajari laporan bimbingan teknis periode sebelumnya.e. Menyusun rencana jadwal kunjungan dan memberitahukan

kepada laboratorium yang akan dikunjungi sekurang-kurangnya satu minggu sebelumnya.

f. Membawa alat bantu daftar tilik (check list)g. Membawa sediaan darah standar untuk meningkatkan

kemampuan dalam identifikasi parasit. h. Membawa peralatan untuk menguji kualitas dari reagen

yang digunakan.

7. Kegiatan saat bimbingan teknisHal-hal yang harus diperhatikan selama bimbingan teknis:a. Setiap petugas yang melaksanakan bimbingan teknis harus

bersikap profesional, membina dan memberikan usulan perbaikan.

b. Observasi difokuskan pada kegiatan yang berdampak terhadap mutu hasil pemeriksaan laboratorium.

Page 17: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

1) Sumber daya manusia: jumlah, pendidikan dasar, pelatihan yang diikuti, alih tugas, dll.

2) Sarana laboratorium dan kondisinya, termasuk ruang pemeriksaan.

3) Prasarana: sistem instalasi listrik, tata udara dan ventilasi, pencahayaan, sanitasi (air bersih, limbah cair dan padat).

4) Alat dan bahan: mikroskop, bench aid , reagen dan bahan habis pakai

5) Kinerja petugas: beban kerja, kepatuhan pada pedoman/SPO

6) Pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium malaria.c. Mengidentifikasi masalah.d. Merekomendasi pemecahan masalah. e. Mengevaluasi perbaikan yang telah dilakukan berdasarkan

hasil kunjungan terdahulu.f. Menyusun rencana tindak lanjut.

8. Kegiatan pasca bimbingan teknisa. Bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bersangkutan melaporkan hasil temuan dan rekomendasi kepada atasan langsung dan pimpinan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 1 minggu setelah bimbingan teknis dilakukan.

b. Melakukan analisis dan umpan balik hasil kunjungan.c. Hasil-hasil yang diperoleh dari kunjungan bimbingan teknis

dilakukan pembahasan secara berkala dengan melibatkan jejaring laboratorium yang ada di wilayahnya.

Pokok Bahasan 3: Tes Panel/Tes Profisiensi

Page 18: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

Tes panel/tes profisiensi merupakan suatu metode untuk mengetahui kinerja laboratorium dengan cara membandingkan kemampuan mikroskopis terhadap nilai rujukan. a. Tes panel/tes profisiensi dilakukan kepada:

1) Tenaga pelaksana uji silang laboratorium rujukan tingkat provinsi dan Laboratorium rujukan tingkat kabupaten/kota.

2) Tenaga pelaksana laboratorium pelayanan, di kabupaten/kota yang pelaksanaan uji silangnya yang belum berjalan dengan baik.

3) Tenaga pelaksana laboratorium yang baru dilatih mikroskopis malaria sebagai evaluasi pasca pelatihan.

4) Tenaga pelaksana di laboratorium yang ditunjuk sebagai rujukan laboratorium pelayanan di wilayah Kabupaten/Kota tahap eliminasi, untuk menjaga kompetensi petugas.

b. Tujuan Tes panel/tes profisiensi bertujuan untuk mengetahui kinerja mikroskopis di laboratorium pelayanan, laboratorium rujukan tingkat kabupaten/kota dan laboratorium rujukan tingkat provinsi.

c. Penyelenggara Tes Panel/tes profisiensi diselenggarakan secara berjenjang oleh laboratorium rujukan tingkat provinsi dan laboratorium rujukan tingkat nasional.

d. MekanismeTes panel/tes profisiensi dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut:

1) Pengiriman sediaan

a) Melalui pos:

b) Dibawa bersamaan waktu bimbingan teknis :2) Interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan tes panel/tes

profisiensi

Page 19: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

Cara menginterpretasi hasil pemeriksaan sediaan tes panel harus sama dengan cara yang dipergunakan untuk menginterpretasi hasil pemeriksaaan sediaan yang berasal dari pasien sehari-hari.Evaluasi hasil pemeriksaan dilakukan oleh laboratorium penyelenggara tes panel.

3) Umpan BalikSetelah dilakukan penilaian, laboratorium penyelenggara harus segera mengirimkan hasil penilaian ke setiap laboratorium peserta, dengan tembusan ke Dinas Kesehatan setempat. Laboratorium penyelenggara membuat rekapitulasi hasil penilaian tes panel/tes profisiensi kemudian melaporkannya kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan.

Umpan balik tersebut mencakup:a) Skor peserta (skor total dan skor tiap sediaan yang

diperiksa).b) Kemungkinan sebab-sebab terjadinya kesalahan.c) Usulan tindakan perbaikan.

Untuk laboratorium yang memerlukan bimbingan, tindakan perbaikan yang dapat dilakukan antara lain:a) Bimbingan teknis untuk menentukan sumber masalah,

memeriksa ulang bersama-sama dengan teknisi tersebut dan langsung memecahkan masalah.

b) Kalakarya (on the job training).c) Pelatihan teknisi laboratorium.

e. Persiapan Tes Panel

Persiapan yang harus dilaksanakan sebelum memulai tes panel 1) Pembuatan sediaan darah tebal dan tipis yang berkualitas.2) Menetapkan jumlah sediaan darah untuk tes panel.3) Mengidentifikasi spesies pada sediaan darah.

Page 20: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

4) Menentukan laboratorium yang akan dikirim tes panel5) Menetapkan cara pengiriman sediaan ke laboratorium

malaria jenjang di bawahnya.6) Menyiapkan formulir yang diperlukan untuk pencatatan

hasil.7) Menetapkan waktu yang dibutuhkan dan disediakan untuk

petugas laboratorium menyelesaikan pemeriksaan tersebut dan melaporkan hasilnya.

8) Menetapkan kriteria evaluasi untuk kinerja.9) Membuat umpan balik.10) Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) bila diperlukan.

f. Jumlah sediaan tiap batch dan komposisi sediaan1) Sediaan yang dikirim ke masing-masing laboratorium pada

tingkatan yang sama, dengan jumlah dan komposisi yang sama untuk periode yang sama.

2) Jumlah sediaan yang dikirim dari laboratorium rujukan tingkat nasional untuk laboratorium rujukan tingkat Provinsi dan dari laboratorium rujukan tingkat Provinsi untuk laboratorium rujukan tingkat kabupaten/kota adalah 20 SD atau 25 SD dengan komposisi:

Pembacaan 20 SD:8 sediaan darah negatif5 sediaan darah Pf4 sediaan darah Pv1 sediaan darah Po1 sediaan darah Pm1 Sediaan darah mix (Pf+Pv)untuk SD positif digunakan kepadatan parasit 40-200 parasit/ul darah

 Pembacaan 25 SD :

Page 21: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

10 sediaan darah negatif6 sediaan darah Pf6 sediaan darah Pv1 sediaan darah Po1 sediaan darah Pm1 Sediaan darah mix (Pf+Pv)Sediaan darah yang positif dengan kepadatan 40-200 parasit/µl darah

3) Pengiriman sediaan darah ke laboratorium peserta harus disertai dengan surat pengantar dan petunjuk pelaksanaan, antara lain menerangkan berapa sediaan darah yang dikirimkan dan cara pengisian hasil pemeriksaan pada formulir, kapan hasil harus dilaporkan.

g. Frekuensi Tes Panel/Tes ProfisiensiFrekuensi tes panel/tes profisiensi sangat tergantung pada situasi uji silang dan kondisi pelaksanaan pemantapan mutu eksternal. Bila kegiatan belum berjalan baik, sebaiknya tes panel/tes profisiensi dilaksanakan paling sedikit

1 kali dalam 1 tahun. Jika kegiatan uji silang sudah berjalan baik, maka tes panel/tes profisiensi tidak diperlukan.

h. PenilaianCara penilaian tes panel/tes profisiensi sama seperti cara pemberian penilaian PME uji silang mikroskopis malaria.

i. Pencatatan dan Pelaporan Hasil Tes Panel/Tes Profisiensi.1) Pencatatan hasil tes panel/tes profisiensi menggunakan

formulir yang telah ditentukan.2) Formulir akan dikirimkan kepada peserta bersama dengan

sediaan tes panel/tes profisiensi.3) Peserta harus mengisi formulir tersebut dengan lengkap dan

benar.

Page 22: Modul Materi Inti 6- Pemantapan Mutu …komdatdinkes.banyumaskab.go.id/data... · Web viewMeningkatkan kualitas hasil pemeriksaan malaria untuk mendapatkan diagnosis dini yang tepat

Modul Materi Inti. 6- Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

4) Formulir yang telah diisi harus dikirimkan kembali kepada penyelenggara sesuai dengan petunjuk penyelenggara paling lambat 1 bulan setelah sediaan tes panel/tes profisiensi diterima.

5) Tes panel yang dilaksanakan bersamaan dengan bimbingan teknis atau pertemuan tingkat Kabupaten/Kota hasilnya langsung disampaikan kepada dinas kesehatan setempat.

VIII. REFERENSIA. Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria, 2014

B. Malaria Microscopy Quality Assurance Manual, 2009

C. Buku Pedoman Jejaring dan Pemantapan Mutu Laboratorium Mikroskopik

Malaria, 2013

IX. RUANG DISKUSIBagaimana alur uji silang berjalan?