PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

9
Volume 11 No. 1 Juni 2020 75 PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN KARAWITAN PADA KEL. KARAWITAN MARSUDI BUDAYA DAN SDN SUGIHAN I KEC. BENDOSARI KAB. SUKOHARJO Slamet Riyadi Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta Email: [email protected] Abstrak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini tujuan utamanya adalah memantapkan kehidupan karawitan Jawa di masyarakat. Selain tujuan utama tersebut, sebagai dampak pengiring yang diharapkan adalah terbangunnya karakter anak didik yang utama, yaitu memiliki mental tangguh, kompetitif, beraklak mulia, bermoral, toleran, bergotong royong, dan berjiwa patriotik sejati. Permasalahan utamanya adalah upaya menghidupkan kembali aktivitas karawitan di SDN Sugihan 01, Sukoharjo dengan kondisi murid yang mulai dari titik nol sedangkan untuk kelompok Karawitan Marsudi Budaya perlu peningkatan kualitas setiap pemain gamelannya mulai dari kendang ciblon, imbal dan bonangan; peningkatan keterampilan para pemain instrumen balungan, dan para pemain vokal untuk menyuarakan nada-nada tinggi, serta keluasan repertoar gending. Adapun metode dukungnya adalah partisipatif, ceramah, diskusi, dan drill. Penerapan dari metode-metode tersebut bersifat fleksibel, artinya mempertimbangkan kondisi pada saat berlangsungnya suatu kegiatan. Kedua kelompok tersebut setelah dilakukan pendampingan dan pembinaan, menjadi lebih percaya diri untuk melakukan pertunjukan di depan public. Hal ini terbukti beberapa kali melakukan pementasan untuk publik. Selain itu kemampuan teknis dalam setiap anggotanya telah meningkat dan lebih berkualitas. Kata kunci: Pemantapan, Jati diri Bangsa, Pelatihan Karawitan. Abstract Community Service Activities are the main goal is to strengthen Javanese musical life in the community. In addition to the main objective, as the expected accompaniment impact is the development of the main character of students, which is to have a tough mentality, competitive, noble, moral, tolerant, mutual cooperation, and true patriotic spirit. The main problem is the effort to revive musical activities in SDN Sugihan 01, Sukoharjo with the condition of students starting from zero while for the Karawitan Marsudi Budaya group it is necessary to improve the quality of each gamelan player starting from the kendang ciblon, imbal and bonangan ; improved skills of balungan instrument players, and vocal players to voice high notes, and the breadth of the repertoire of gending. The supporting methods are participatory, lecture, discussion, and drill. The application of these methods is flexible, which means considering the conditions at the time an activity takes place. The two groups, after being mentored and guided, became more confident in performing in public. This was proven several times to perform for the public. In addition, technical capabilities in each of its members have increased and are of higher quality. Keywords: Consolidation, National Identity, Karawitan Training.

Transcript of PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Page 1: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Slamet Riyadi: Pemantapan Jatidiri Bangsa melalui Pelatihan Karawitan pada Kel. Karawitan Marsudi Budaya...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 75

PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSAMELALUI PELATIHAN KARAWITAN PADA

KEL. KARAWITAN MARSUDI BUDAYA DAN SDN SUGIHAN IKEC. BENDOSARI KAB. SUKOHARJO

Slamet RiyadiJurusan Karawitan

Fakultas Seni Pertunjukan ISI SurakartaEmail: [email protected]

Abstrak

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini tujuan utamanya adalah memantapkan kehidupan karawitanJawa di masyarakat. Selain tujuan utama tersebut, sebagai dampak pengiring yang diharapkan adalahterbangunnya karakter anak didik yang utama, yaitu memiliki mental tangguh, kompetitif, beraklak mulia,bermoral, toleran, bergotong royong, dan berjiwa patriotik sejati. Permasalahan utamanya adalah upayamenghidupkan kembali aktivitas karawitan di SDN Sugihan 01, Sukoharjo dengan kondisi murid yangmulai dari titik nol sedangkan untuk kelompok Karawitan Marsudi Budaya perlu peningkatan kualitassetiap pemain gamelannya mulai dari kendang ciblon, imbal dan bonangan; peningkatan keterampilanpara pemain instrumen balungan, dan para pemain vokal untuk menyuarakan nada-nada tinggi, serta keluasanrepertoar gending. Adapun metode dukungnya adalah partisipatif, ceramah, diskusi, dan drill. Penerapandari metode-metode tersebut bersifat fleksibel, artinya mempertimbangkan kondisi pada saat berlangsungnyasuatu kegiatan. Kedua kelompok tersebut setelah dilakukan pendampingan dan pembinaan, menjadi lebihpercaya diri untuk melakukan pertunjukan di depan public. Hal ini terbukti beberapa kali melakukanpementasan untuk publik. Selain itu kemampuan teknis dalam setiap anggotanya telah meningkat dan lebihberkualitas.

Kata kunci: Pemantapan, Jati diri Bangsa, Pelatihan Karawitan.

Abstract

Community Service Activities are the main goal is to strengthen Javanese musical life in thecommunity. In addition to the main objective, as the expected accompaniment impact is thedevelopment of the main character of students, which is to have a tough mentality, competitive,noble, moral, tolerant, mutual cooperation, and true patriotic spirit. The main problem is the effortto revive musical activities in SDN Sugihan 01, Sukoharjo with the condition of students startingfrom zero while for the Karawitan Marsudi Budaya group it is necessary to improve the quality ofeach gamelan player starting from the kendang ciblon, imbal and bonangan ; improved skills ofbalungan instrument players, and vocal players to voice high notes, and the breadth of the repertoireof gending. The supporting methods are participatory, lecture, discussion, and drill. The applicationof these methods is flexible, which means considering the conditions at the time an activity takesplace. The two groups, after being mentored and guided, became more confident in performing inpublic. This was proven several times to perform for the public. In addition, technical capabilitiesin each of its members have increased and are of higher quality.

Keywords: Consolidation, National Identity, Karawitan Training.

Page 2: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

76 Volume 11 No. 1 Juni 2020

PENDAHULUAN

Mencermati kondisi kehidupan karawitanJawa secara umum, dijumpai fakta yang ironis, yaitumeskipun di tempatnya sendiri kurang semarak,namun eksistensinya di penjuru dunia sudah sangatmantap. Sebagai bukti nyata bahwa karawitan Jawatelah dan selalu dipelajari masyarakat internasionaladalah bahwa gamelan Jawa dipelajari pada 20universitas luar negeri, baik sebagai UKM maupunkurikuler. Informasi ini termuat dalam artikel sebuahmajalah nasional. Bukti lainya yaitu, pada tahun 1977gending ketawang Puspawarno pernah mengalunsampai luar angkasa yang dibawa oleh astronot Nasadengan pesawat Voyagernya.

Sejak tahun 1960an banyak sarjanaetnomusikologi barat yang mempelajari gamelansecara sungguh-sungguh. Kenyataan ini salah satunyaditengarai oleh penerapan konsep pendekatan dalamilmu etnomusikologi yang seturut dengan pendekatanparticipant observer dalam ilmu antropologibudaya. Sejak tahun 1960-an Mantle Hood,ethnomusicologist kelas dunia, mengintroduksigagasan tentang bimusicality-nya, yaitu perlunyasarjana etnomusikologi memiliki kemampuanmusikal ganda , yaitu selain musik klasik barat jugamusik diluar budayanya. Dengan melihat paradigmakonsep musikal ganda tersebut, maka paramuridnya mulai belajar musik non barat ke berbagainegara, salah satunya Indonesia-Jawa, tepatnyagamelan Jawa.

Pernyataan ‘wong Jawa wis lali Jawane‘perlu dicermati dan direpon secara positif. Asumsiini tentu bukan tanpa dasar sama sekali. Salah satubukti misalnya anak-anak usia Sekolah Dasar,Sekolah Menengah, Pertama, Sekolah MenengahAtas sebagian besar kurang bisa berbahasa Jawakrama. Pada titik ini perlu disadari bahwa suatubudaya termasuk karawitan akan selalu hidupapabila diterima dan didukung oleh masyarakatnya.Bentuk dukungan tersebut dapat berupa peran sertaaktif masyarakat luas sebagai pemilik budaya, baiksebagai pelaku, penikmat, dan pengguna, ketigaunsur ini sering disebut penyangga budaya.

Unsur penyangga ketahanan budayakarawitan Jawa (sebagai pelaku) pada lapisanmasyarakat luas ini kemampuannya perludimantapkan. Upaya-upaya dalam memantapkankehidupan seni Karawitan sebagai salah satu jenismusik dunia di masyarakat masih dirasa sangatkurang. Meskipun secara kuantitas sudah cukupmenggembirakan, namun kualitasnya perluditingkatkan. Persoalan kualitas muncul, karenakurang gencarnya kegiatan deseminasi olehlembaga-lembaga yang memiliki kapasitas untukkeperluan itu.

Pernyataan bahwa kesenian tradisionalatau istilah yang lebih popular dan sering dipakaiadalah ‘Kesenian Nusantara’ (apapun istilahpenyebutannya) di berbagai belahan bumi Indonesiaadalah salah satu aset bangsa yang pantasdibanggakan adalah sangat tepat. Oleh karenaitu perlu dijaga dan dilestarikan kehidupannya.Frase ‘Aset bangsa’ ini perlu digaris bawahi,karena menyangkut eksistensi bangsa di mata dunia.Ungkapan tersebut memang bagaikan tetesanembun yang menyejukkan, namun bisa jadimenjadi sebaliknya manakala hanya diomongkanalias lip service belaka. Dalam konteks untukeksistensi bangsa di mata dunia, menuntut semuakomponen bangsa untuk melakukan aktivitasmaupun upaya konkrit agar kesenian tradisionalbetul-betul merupakan ‘aset bangsa’ yang handal.Aktifitas konkrit yang telah dilakukan olehkelompok-kelompok karawitan di berbagai tempatadalah bukti nyata upaya tersebut. Meskipunaktifitasnya sudah berjalan, namun konten danprosesnya perlu dimantapkan agar capaiannya lebihbaik.

Tinjauan dari sisi yang berbeda adalah ketikamencermati kehidupan sosial pada era global yangditengarai pergaulan yang sangat terbuka antarabangsa satu dengan lainnya. Pada titik ini dirasaperlunya pemantapan dan penguatan budaya lokalditengah issue budaya global tersebut. Penguatanbudaya lokal ini diperlukan mana kala pihak luaringin mengetahui keunikan, kemanfaatan yang dimilikioleh masyarakat tertentu. Asumsi dari globalisasi

Page 3: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Slamet Riyadi: Pemantapan Jatidiri Bangsa melalui Pelatihan Karawitan pada Kel. Karawitan Marsudi Budaya...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 77

adalah bahwa masyarakat di suatu belahan bumisangat memungkinkan untuk dapat dengan mudahmengakses budaya pada masyarakat di belahanbumi yang lain dengan “tanpa jarak”. Sebaliknya jugadengan sangat mudah memperlihatkan budayamiliknya ke masyarakat di luar mereka. Sehinggakondisi semacam ini terbuka peluang yang seluas-luasnya kemungkinan saling mempengaruhi,Pengaruh yang masuk tersebut mungkin negatif,namun demikian efek positif juga sangat mungkin,misalnya peluang ekonomi, jalinan net workingdengan pihak luar, atau peluang kerja dan lainnya.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakatini tujuan utamanya adalah memantapkan kehidupankarawitan Jawa di masyarakat. Selain tujuan utamatersebut, sebagai dampak pengiring yang diharapkandari kegiatan PKM kali ini adalah terbangunnyakarakter anak didik yang utama, yaitu memilikimental tangguh, kompetitif, beraklak mulia,bermoral, toleran, bergotong royong, dan berjiwapatriotik sejati. Selain itu, diharapkan jugaberdampak pada mantapnya jati diri bangsa, yaitukondisi dimana masyarakat memiliki sikap kokohdan tidak mudah goyah oleh pengaruh dari unsurluar. Inilah pentingnya terbangun kemantapan jati diribangsa, kondisi mantap ini pasti akan mendukungketahan budaya, lebih dari itu juga berarti suatu sikappatriotik dalam pengertian mendukung ketahanannasional. Pada intinya adalah kondisi yang dinamisyang mampu membangun potensi mengatasiancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yangmembahayakan demi kelangsungan hidup bangsaIndonesia (Soedarsono, 1997:25). Uraian tersebutmenyiratkan perlunya kita sebagai bangsa memilikiintegritas, identitas, kepribadian yang kokoh, ulet,serta tangguh. Sehingga dengan terbentuknyakepribadian yang mantap, harapan kedepan padamanusia Indonesia dalam bertingkah lakukesehariannya berpijak pada nilai kemanusiaan yangtinggi.

Salah satu upaya terhadap ketahananbudaya ini akan lebih efektif dilakukan melaluikegiatan nyata dalam aktifitas kesenian. Melaluikegiatan ini akan tertanam rasa cinta terhadap seni

karawitan, sehingga harapan ke depan terhadapmereka untuk menjadi salah satu penyanggakehidupan karawitan di masyarakat semakin nyata.Dalam kaitan ini perlunya disadari bersama akanpentingnya implementasi konsep perkembangan yangbersifat horizontal, agar budaya karawitan tetapmewarnai kehidupan masyarakat Jawa khususnyadan masyarakat dunia umumnya.

Kehidupan kelompok karawitan dimasyarakat selayaknya menjadi perhatian terpentingdalam konteks upaya preservasi seni budaya bangsa.Kata preservasi diambil dari bahasa Inggris‘preservation’ artinya pemeliharaan, penjagaan,pengawetan (Echols, Shadily, 2015). Pengertianpreservasi dalam konteks ini bukan sebatas aktivitasmengawetkan, tetapi bermakna lebih luas, yaitumelestarikan, mempertahankan danmengembangkan, Dengan lain perkataan, suatukegiatan nyata untuk melestarikan seni agar tetapeksis dan menjadi bagian dari masyarakat. Dalamkaitan ini perlu disadari bersama akan pentingnyaaktivitas nyata dan upaya-upaya konkrit dalambentuk latihan, pentas, lomba, dan diskusi, dengandemikian keberadaannya di masyarakat benar-benar menjadi kenyataan. Salah satu bentukimplementasi nyata dalam melestarikan seni yangdilakukan oleh anak-anak SDN Sugihan No. 01 dankelompok Marsudi budaya Kecamatan Bendosari,Kabupaten Sukaharjo yaitu berolah karawitan.Kegiatan semacam ini merupakan bentuk aktivitasriel dalam menjaga eksistensi seni karawitan dimasyarakat.

Pada sisi yang lain, juga dapat dipandangsebagai upaya positif para pendidiknya dan penguruspaguyuban kelompok Marudi Budaya dalam halmembangun sikap cinta budaya lokal, yang berartibentuk implementasi cinta tanah air Indonesia,sehingga memang pantas diapresiasi. Denganterbangunnya sikap cinta tanah air, tidak diragukanlagi nantinya akan terbentuk karakter-karakterpositip, yaitu manusia pancasilais sejati. Pada titikini sejalan dengan paradigma pembentukankepribadian manusia, yaitu semestinya dimulai sedinimungkin, terus menerus, dan berkesinambungan.

Page 4: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

78 Volume 11 No. 1 Juni 2020

Pada kegiatan PKM kali ini ditangani duakelompok, yaitu kelompok dari SDN Sugihan 01dan Kelompok Marsudi Budaya. Dari survey awalyang kami lakukan di SDN Sugihan 01diinformasikan bahwa dua tahun yang lalu kelompokini pernah mengikuti lomba di tingkat kabupaten,namun belum berhasil meraih juara. Semenjak itukegiatan karawitan ini pasif, hal ini terjadi karenabanyak murid yang sudah lulus dan sebagian sudahnaik ke kelas VI. Pada saat kegiatan inidilaksanakan anggota lama yang sudah naik ke kelasVI juga tidak diikutkan karena difokuskan padapersiapan ujian akhir. Kepala sekolah telah berniatmenghidupkan kembali aktivitas karawitannyasetelah mendapat himbauan dari pejabat pengawassekolah. Niat tersebut semakin bulat ketika kamiberkunjung untuk menawarkan peluangmelaksanakan PKM pada tahun ini. Anak- anak diSDN Sugihan 01 ini semuanya pemula, terdapatbeberapa yang pernah latihan, namun baru tingkatawal. Oleh karena itu pelatihan kami mulai dariteknik dasar dengan bentuk gending yang relatifmudah. Jadi permasalahan utamanya adalah upayamenghidupkan kembali aktivitas karawitan di SDNSugihan 01, dengan kondisi murid yang mulai darititik nol.

Kelompok karawitan Marsudi budayasecara organisasi sudah mapan, pada tahun 2018telah dilakukan pendampingan pada kelompok ini,terutama pada saat pentas di berbagai lokasi. Daripengamatan selama mendampingi kelompok ini,dapat diketahui kelemahan dan kekurangannya.

Secara sudut pandang estetika, keindahansajian sebuah gending salah satunya ditentukan olehkualitas permainan instrumen-instrumen yang terlibatdalam jenis perangkatnya. Dengan demikianidealnya para pengrawit mampu menyajikaninstrumen masing-masing secara baik. Rebab,Gender barung, dan suling adalah beberapainstrumen dalam karawitan, keberadaannya dalamberbagai ensambel sangat pokok. Ketiga instrumentersebut berperan menghias lagu dalam sajiankarawitan pada jenis gending yang bernuansa halus.Oleh karena itu, agar kelompok karawitan ini

kualitasnya meningkat, maka beberapa darianggotanya perlu dibekali kemampuan untuk mampumemainkan instrumen-instrumen tersebut.

Berdasarkan informasi dari pengurusorganisasi group karawitan Marsudi Budaya,pengrawit untuk ketiga instrumen tersebut sangatdibutuhkan. Berpijak dari kenyataan tersebut,pengurus organisasi ini berharap Institut SeniIndonesia Surakarta sebagai lembaga senimenyelenggarakan pelatihan bagi anggotanya yangberminat. Selanjutnya, dengan melalui programPKM tahun 2019, sebagai salah satu tenaga edukatiftertarik untuk membantu mengatasi masalah tersebut.Selain masalah tersebut, para pemain vokal jugaakan ditingkatkan kualitasnya. Beberapapermasalahan tersebut merupakan analisa terhadapsituasi nyata di lapangan. Selanjutnya permasalahanitu akan dicoba untuk diurai dan semaksimal mungkindiatasi melalui kegiatan PKM ini.

MATERI DAN METODE

Untuk menyelesaikan berbagaipermasalahan yang dihadapi oleh mitra PKM ini,diterapkan berbagai metode. Metode dalamkonteks PKM ini menguraikan tentang kinerjapelaksana kegiatan dalam memecahkanpermasalahan dengan berorientasi pada analisasituasi reil mitra di lapangan. Analisa situasi tersebutdikorelasikan dengan kondisi nyata kehidupan senikarawitan secara umum. Langkah mengkorelasikankedua variable ini memiliki relevansi pada saatmenentukan solusi untuk mengatasi masalah. Lebihlanjut dapat dijelaskan bahwa uraian padapermasalahan mitra memberi gambaran tentangkondisi nyata pada saat sebelum dilakukan kegiatanpelatihan. Kondisi tersebut merupakan fakta yangperlu diidentifikasi akar masalahnya. Identifikasimasalah dilakukan melalui pengamatan langsung saatkami melakukan survey awal. Selain melaluipengamatan langsung, permasalahan juga kamidapatkan dari keterangan kepala sekolah di sekolahSDN Sugihan No 01 Bendosari, Sukoharjo. Solusiyang diterapkan untuk masalah-masalah teknis

Page 5: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Slamet Riyadi: Pemantapan Jatidiri Bangsa melalui Pelatihan Karawitan pada Kel. Karawitan Marsudi Budaya...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 79

dengan menggunakan strategi berjenjang, yaitulangkah demi langkah dengan metode drill dipadudengan metode partisipatif. Metode ceramahditerapkan untuk menanamkan sikap yang baik dantertib saat menerima pelajaran di kelas. Metode inijuga sangat efektif diterapkan untuk mengevaluasicapaian setiap tahapan.

Untuk kelompok Marsudi Budaya kamitelah mengamati dari dekat secara langsung, jadimasalah dan kebutuhannya telah diketahui.Penanganannya perlu dilatih secara mandiri setiapinstrumen. Untuk pemain kendang kurang memilikirasa percaya diri, hal ini tampak pada saat peralihanbagian satu ke bagian lainnya terasa kurang mulus.Kualitas kebukan kendang ciblon sangat kurang,wiledan pola kendang ciblon juga kurang bagus.Untuk pemain bonang barung dan bonang penerusmasih kurang peka terhadap irama. Pemaininstrumen balungan teknik tutupannya kurang rapat,terutama pada saat sajian gending dengan laya cepat.Para pemain vokal pada umumnya masih agaklemah dalam penguasaan nada, selain itu pengucapanartikulasi cakepan kurang maksimal.

Solusi untuk berbagai masalah tersebut jugasangat beragam, tentunya menyesuaikan jenisinstrumennya. Untuk pemain kendang perlu didrillbagian-bagian peralihan laya dan irama secarapatisipatif. Selain itu diberikan pola kendanganciblon sederhana, kemudian meningkat ke tahappola yang lebih kompleks. Untuk pemain bonangbarung dan bonang penerus perlu didrill denganpola sekaran yang bervariasi agar lebih pekaterhadap irama. Keterampilan pemain instrumenbalungan perlu didrill dengan berbagai jenisbalungan agar tangannya lebih terampil. Untuk parapemain vokal perlu dilatih dan didrill menyuarakannada-nada tinggi dengan teknik ‘suara kepala’.Kejelasan artikulasi cakepan perlu dilatih dengancara membuka mulut secara lebih maksimal.

Capaian yang ingin diraih utamanya adalahpeningkatan kemampuan bidang seni karawitansecara praktis, namun melalui kegiatan ini juga akanmenjangkau aspek lain dari karawitan, yaituestetikanya. Kegiatan ini berbentuk pelatihan

karawitan pada murid-murid SDN Sugihan No. 01yang diasumsikan sudah memiliki sedikitketerampilan bidang karawitan Jawa. Olehkarenanya kegiatannya untuk meningkatkankemampuan dan kualitas tabuhan dalam bentukwork shop. Selain itu, dampak pengiring yangdiharapkan adalah terbangunnya sasaran didikmengerti dan menyadari sepenuhnya seluk belukkarawitan, sehingga sampai pada tingkat mengertiterhadap nilai keindahan yang dikandungnya.Beberapa konsep yang perlu mereka pahami dalamkaitan ini adalah hubungan teknik menabuh denganrasa, interaksi musikal, dan pemahaman karaktergending. Peningkatan ini dalam arti perluasanwawasan, pengkayaan repertoar, dan termasukkualitas. Adapun metode dukungnya adalahpartisipatif, ceramah, diskusi, dan drill. Penerapandari metode-metode tersebut bersifat fleksibel,artinya mempertimbangkan kondisi pada saatberlangsungnya suatu kegiatan.

PEMBAHASAN

Sebagai bentuk kegiatan yang bersifattutorial, yaitu memberikan kemampuan kepadapeserta didik, maka luarannya harus dapat diukur.Target luaran dari kegiatan ini adalah meningkatnyakemampuan dan keterampilan bermain karawitan.Secara konkrit yaitu tercapainya seorang pemainkendang ciblon tingkat lanjut. Permainan variasiimbal dan sekarang bonangan; kemampuan parapemain vokal untuk menyuarakan nada-nada tinggidengan baik; peningkatan keterampilan para pemaininstrumen balungan; serta keluasan repertoargending.

Solusi yang direalisasikanMencermati uraian pada permasalahan

mitra tersebut ternyata banyak jenis dan ragamnya.Oleh karena itu dalam kegiatan PKM ini tentu sajabelum dapat secara tuntas menyelesaikannya.Meskipun begitu, dengan keterbatasan waktudiupayakan semaksimal mungkin untuk menguraimasalah-masalah yang telah dirumuskan. Dengan

Page 6: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

80 Volume 11 No. 1 Juni 2020

mengacu pada uraian permasalahan mitra, secarajelas dapat diketahui kondisi nyata pada saatsebelum dilakukan kegiatan pelatihan. Sehinggaselanjutnya dapat dirumuskan solusi yang relevandengan masalah yang ada.

Pendampingan Karawitan dari SDN Sugihan01, Sukoharjo

Kelompok SDN Sugihan No. 01 sesuaidengan target capaian yaitu mampu memainkangending tingkat dasar. Mengenai SDN SugihanNo.01 ini diminta untuk mengikuti lomba tingkatkabupaten, hal ini di luar target capaian yangdiprogramkan, meskipun demikian dilaksanakandengan sebaik mungkin.

Pada saat memulai kegiatan di SD SugihanNo. 01, diberikan ceramah singkat tentang kondisiyang senyatanya agar mereka tahu kekurangannya.Capaian hingga saat ini dari segi non teknik kaitannyadengan sikap dalam menghadapi gamelan lebih baik,sedangkan yang terkait dengan materi yangdiajarkan dapat diakatakan cukup baik.

Pada kelompok anak SDN Sugihan 01,Pada awal pertemuan diberi penjelasan tentang etikadalam karawitan dan motivasi belajar secara umum.Selanjutnya kami mulai masuk ke materi pelatihan,sebagai materi awal yaitu tata cara menabuh yangbaik, kemudin baru kami berikan gending bentuklancaran, materi gendingnya yaitu Lancaran SuweOra Jamu. Pada materi ini juga kami tambahkan teksyang baru agar mereka tidak bosan dengan cakepanyang hanya satu macam. Setelah berjalan empatpertemuan diberikan materi gending lainnya, yaituLancaran Gugur gunung. Gending ini panjangnya duakali lipat dari Suwe Ora Jamu, sehingga sampai saatlaporan ini ditulis mereka belum mampu memainkansecara baik. Sisa waktu sampai selesainya programini akan kami berikan lancaran Sukoharjo Makmur,mengingat gending ini adalah identitas KabupatenSukoharjo.

Gambar 1. Salah satu murid sedang main bonangbarung

Pendampingan Kelompok Karawitan MarsudiBudaya

Realisasi pemecahan masalah untukkelompok karawitan Marsudi Budaya mengenaikecenderungan para pemain instrumen balunganngesuk irama dicoba dengan metode drill untukmemainkan lagu pendek dengan lambat secara terusmenerus. Selain itu ditekankan untuk selalumemperhatikan ritme instrumen yang berdekatan.Untuk masalah pemain bonang barung, diberikanpenjelasan dan pengertian perbedaan polanya, jugatelah diberikan variasi sekaran untuk setiap nada.Dalam mengatasi masalah para vokalisnya telahdicoba untuk melatih dengan metode drill denganmateri yang baru, sekaligus membenahi larasannya.Untuk masalah power ditekankan perlu keberaniandan keyakinan. Permasalahan untuk para pemaininstrumen struktural ditekankan pemahaman tentangbentuk gending. Untuk pemain kendang diberikanskema ciblon ladrang, dan juga diberikan contohbeberapa jenis suara kendang agar lebih mantaphasilnya. Untuk mencapai power kendangan perlu

Page 7: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Slamet Riyadi: Pemantapan Jatidiri Bangsa melalui Pelatihan Karawitan pada Kel. Karawitan Marsudi Budaya...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 81

dilatih secara mandiri dan dengan keyakinan diri yangkuat. Penyelenggaraan proses pelatihan dilakukandi kampus ISI Surakarta dan dua kali di rumah IbuSukesi, yaitu di Jaten, Karanganyar.

Untuk group Marsudi Budaya telahdilakukan beberapa kali pertemuan baik kelasgender, rebab, dan kendang, maupun kelas gamelanbesar. Pada kelompok ini diprioritaskan padapersoalan menghaluskan dan meningkatkan kualitaskendang ciblon. Selain kualitas kendangan jugaditekankan pada penguasaan skema ciblon bentukladrang. Dalam pelatihan ini telah dipersiapkanpemain rebab, yaitu mulai dari cara memegang,teknik kosokan, dan membunyikan nada-nadadalam laras slendro dan pelog barang. Langkahselanjutnya adalah menyuarakan melodi rebab yangsederhana. Dari tujuh kali tatap muka satu anaktelah mampu memainkan rebaban ladrang Wilujengdalam laras slendro dan pelog barang. Saat inisedang proses mendalami rebaban ladrangSrikuncara, pelog nem.

Gambar 2. salah satu anggota Marsudi Budayasedang memperagakan rebaban

Untuk gender barung diprioritaskan padateknik dasar tutupan agar kualitas genderannya lebihbaik. Selain itu ditekankan pada penguasaan duabuah gending, yaitu ladrang Wilujeng, slendromanyura dan ladrang Srikuncara, pelog nem.Capaian sampai saat ini sudah cukup baik.

Gambar 3. Salah satu anggota Marsudi Budayasedang praktek materi pelatihan pada instrumen

gender barung.

Untuk pelatihan suling belum bisadilaksanakan karena belum ada yang berminat.Bidang vokal diprioritaskan pada kemampuanmenyuarakan nada-nada dalam laras slendro danpelog. Pelaksanaannya perlu strategi khusus, yaituperlu dilatih secara terpisah dari instrumen gamelan,hal ini agar mereka betul-betul mampu memainkansetiap materi vokal dalam pengertian tidak salingmenggantungkan satu sama lain. Untuk kelasgamelan ageng diberikan jenis gending bonang, untukditampilkan saat pertunjukan awal, yaitu gendingOkrak-Okrak, slendro manyura, yang seringdisajikan sebagai gending bonang, dengan gayagarap soran, Selain itu juga kami berikan gendingbentuk merong, yaitu Randukentir, ketuk 2 kerep,pelog nem, dan Rarawudu, ketuk 2 kerep, slendrosanga, dan Bandelori ketuk 2 kerep, pelog barang.Keempat gending tersebut dikategorikan gending

Page 8: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Jurnal Pengabdian Kepada MasyarakatAbdi Seni

82 Volume 11 No. 1 Juni 2020

besar dan cukup rumit garapnya. Gending-gendingtersebut kami berikan untuk memperkaya repertoar.

Selama pelaksanaan PKM pada KelompokMarsudi Budaya, mereka telah pentas beberapakali, diantaranya yaitu untuk peringatankemerdekaan RI ke-74, tanggal 23 Agustus 2019,di Desa Gentan, dua kali di hajadan perkawinan diDesa Nanggulan Bendosri dan dua kali kali pentasuntuk acara reuni keluarga di wilayah KecamatanSelogiri dan di wilayah Kecamatan Nguter.

Gambar 4. Group Marsudi Budaya ketika pentasbersih desa di Gentan Bendosri.

Gambar 5. Group Marsudi Budaya saat pentasuntuk hajadan perkawinan di Nanggulan Bendosri

KESIMPULAN

Dengan meningkatnya keterampilandibidang karawitan, diharapkan nantinyatertanamkan rasa cinta budaya sendiri, agar merekamenjadi manusia yang sungguh-sungguh membumidi negerinya sendiri. Dari pendampingan kegiatanuntuk group Marsudi Budaya telah memenuhicapaian yang ditargetkan diantaranya pemainkendang untuk ciblon bentuk ladrang yangberkualitas, pemain gender barung dan rebab denganteknik yang betul dan baik, dengan wadah ladrangWilujeng, laras slendo dan pelog, dan ladrangSrikuncara, pelog nem. Untuk para pemain bagianvokal juga meningkat kualitasnya dan bertambahrepertoar gendingnya.

Untuk kelompok karawitan SDN SugihanNo.01 ini diminta untuk mengikuti lomba tingkatkabupaten, hal ini di luar target capaian yangdiprogramkan, meskipun demikian juga dapatdilaksanakan dengan baik..

Kedua kelompok tersebut setelah dilakukanpendampingan dan pembinaan telah beberapa kalimelakukan pementasan, dengan kata lain merekayang sebelumnya kurang percaya diri untuk tampildi depan publik sekarang cukup percaya diri untukmelakukan pertunjukan di depan masyarakat. Selainitu kemampuan teknis dalam setiap anggotanya telahmeningkat dan lebih berkualitas. Meskipun denganketerbatasan waktu dalam program tersebut yangutama capaian yang ditargetkan dapat terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Edy Sedyawati, Pertumbuhan Seni Pertunjukan,Sinar Harapan, Jaakarta,1980.

Endang Siafuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, danAgama, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1982.

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, PT Gramedia- Jakarta, 2015.

Page 9: PEMANTAPAN JATIDIRI BANGSA MELALUI PELATIHAN …

Slamet Riyadi: Pemantapan Jatidiri Bangsa melalui Pelatihan Karawitan pada Kel. Karawitan Marsudi Budaya...

Volume 11 No. 1 Juni 2020 83

JWM. Brakker, SJ., Filsafat Kebudayaan. YayasanKanisius, sebuah pengantar, Yogyakarta.1984.

Nugroho Notosusanto, Menegakkan WawasanAlmamater, UI Press, Jakarta, 1983.

Soemarno Soedarsono, Ketahanan Pribadi DanKetahanan Keluarga Sebagai TumpuanKetahanan Nasional, Internusa, Jakarta,1997

Sudijarto, Landasan dan Arah PendidikanNasional Kita, PT Kompas Media

Nusantara, 2008Wisnoe Wardana, Dunia Seni Tari dan Joged

Jawa, Jurnal Seni Sekolah Tinggi SeniIndonesia, STSI Press, 1994