JATIDIRI KOPERASI
-
Upload
ferry-syachrial -
Category
Documents
-
view
435 -
download
18
Transcript of JATIDIRI KOPERASI
(NILAI-NILAI &PRINSIP-PRINSIP KOPERASI)
12
Salam Sejahtera bagi Kita Salam Sejahtera bagi Kita SemuaSemua
Salam Sejahtera bagi Kita Salam Sejahtera bagi Kita SemuaSemua
Assalamu’alaikum Wr. Assalamu’alaikum Wr. WbWb
Assalamu’alaikum Wr. Assalamu’alaikum Wr. WbWb
Sessi I
24
APA “JATIDIRI KOPERASI” ITU ?
MERUPAKAN CIRI-CIRI ORGANISASI YANG MEMBEDAKANNYADENGAN ORGANISASI EKONOMI LAINNYA.
KOPERASI SEBAGAI MEMBER BASED ORGANIZATION DIMANA KEBUTUHAN ANGGOTA YANG DILAYANINYA(ideology);
DICIRIKAN MELALUI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSANYANG DEMOKRATIS OLEH SEMUA ANGGOTA(secara operasional bagaimana caranya - efektif dan efisientanpa meninggalkan prinsip-prinsip koperasinya)
INTEGRASI DARI DEFINISI, NILAI-NILAI diatas PRINSIP-PRINSIPKOPERASI, menjadi jawabannya!
13
APA KOMPONEN JATIDIRI KOPERASI ITU?
DEFINISI KOPERASI;Pengertian Umum Koperasi
NILAI-NILAI KOPERASI;Memuat faktor-faktor dasar yang digunakan untukmempertimbangkan segala sesuatunya dalam koperasi
PRINSIP-PRINSIP KOPERASI:Memuat garis besar penuntun yang digunakan sebagaidasar-dasar pengembangan kegiatan koperasi padaumumnya.
14
MENGAPA “JATIDIRI KOPERASI” ITU PENTING?
KARENA ADA KONSEKUENSI YANG HARUS DIEMBAN KOPERASI & ANGGOTANYA, JATIDIRI MENENTUKAN HAL-HAL MENDASAR; MEKANISME & SISDUR, SERTA POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANGPERLU DILAKUKAN (BENTUKNYA);
DENGAN CIRI TERSEBUT, KOPERASI DIHARAPKAN MAMPU MELALUI BERBAGAI KONDISI LINGKUNGAN YANG BERUBAH, MEMBAWA AMANAHNYA ANGGOTA (FUNGSI & PERANNYA);
JATIDIRI DIPERLUKAN UNTUK MENDUKUNG EKSISTENSI KOPERASI, TERUTAMA DALAM MELAYANI KEBUTUHAN ANGGOTA DI BIDANG EKONOMI & SOSIAL BUDAYA.
15
APA ISI KOMPONEN: “DEFINISI” ?
YANG POKOK ADALAH:
KUMPULAN ORANG-ORANG SUKARELA OTONOM MEMENUHI KEBUTUHAN/ASPIRASI ANGGOTA SECARA DEMOKRATIS
APA ISI KOMPONEN: NILAI-NILAI ITU?
NILAI-NILAI KOPERASI DIMAKSUD TERDIRI ATAS: MENOLONG DIRI SENDIRI; TANGGUNG JAWAB SENDIRI; DEMOKRASI PERSAMAAN; KEADILAN; KESETIAKAWANAN;MEREKA JUGA PERCAYA PADA NILAI-NILAI ETIKA SEPERTIKEJUJURAN, KETERBUKAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIALDAN PEDULI PADA ORANG LAIN.
16
APA ISI KOMPONEN: “PRINSIP-PRINSIP KOPERASI” ?
PRINSIP-PRINSIP KOPERASI MELIPUTI:
KEANGGOTAAN TERBUKA DAN SUKARELA PENGENDALIAN OLEH ANGGOTA SECARA DEMOKRATIS PARTISIPASI EKONOMI ANGGOTA OTONOMI DAN KEMERDEKAAN/KEBEBASAN PENDIDIKAN & PELATIHAN DAN INFORMASI KERJASAMA ANTAR KOPERASI KEPEDULIAN TERHADAP KOMUNITAS
17
DALAM KOPERASI AKAN DITEMUI INTERAKSI :
ORANG-ORANG DENGANSUKARELA BERKELOMPOKKARENA ADA KEBUTUHAN
BERSAMA
KELOMPOKNYA TERKAITDENGAN BIDANG USAHA
TERTENTU, ATAUMEMERLUKAN/MEMBUTUHKAN
HAL-HAL YANG SAMA ATAUBERBUAT BERSAMA
MEMAKAI NILAI-NILAI KOPERASI
MELALUI KEGIATANUSAHA YG
DIKELOLA SECARADEMOKRATIS
MENGAPLIKASIKAN JATIDIRI KOPERASIDALAM BENTUK OPERASIONAL, YANG
BERORIENTASI PADA ANGGOTA, KERJASAMA ANTAR KOPERASI DAN PEDULI
PADA MASYARAKAT SEKITARNYA.
PENDIDIKAN &PELATIHAN SERTA
DESIMINASI INFORMASI
PARTISIPASI EKONOMI YANG
AKTIF DARI ANGGOTANYA
18
KONSEKUENSI BAGI ORGANISASI KOPERASI:
SEHARUSNYA PARAANGGOTA KOPERASIMENYADARI TENTANG
POSISINYA
SEBAGAI PEMILIKKOPERASI
HARUS MERAWAT DENGAN BAIK KOPERASINYA
SEBAGAI PELANGGANKOPERASI
HARUS BERPARTISIPASIEKONOMI KEPADA
KOPERASINYA
HARUS TAAT PADA ATURAN &
KETENTUANNYA
TERCANTUM DALAMANGGARAN DASAR &ANGGARAN RUMAH
TANGGA
19
ADA PENGARUH DARIKONDISI RIIL DALAM
PRAKTEK(Indonesia)
BENTUK KOPERASIYANG ADA DALAM
PRAKTEKDITINJAU DARI:JENIS & MACAM
KOPERASI
WATAK DAN SIKAP KOPERASI DALAMPRAKTEK, TERUTAMA DIPENGARUHIOLEH MACAM KEGIATAN USAHA & SIKAP DAN KUALITAS ANGGOTA
DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH;MAUPUN KETENTUAN UU YANG
TERKAIT
PERHATIKAN CONTOHAPLIKASI YANG ADA
MASUKAN UNTUK MEMBANTUMENYUSUN ANGGARAN
DASAR
20
MENOLONG DIRI SENDIRI:MEMENUHI KEWAJIBAN SECARA TERTIB;MENINGKATKAN TRANSAKSI BISNIS DENGAN KOPERASINYA;
TANGGUNG JAWAB SENDIRI:TERTIB MENGHADIRI PERTEMUAN ANGGOTA;MENDUKUNG SECARA KONSTRUKTIF KEBUTUHAN KOLEKTIF;
KEADILAN:MENGATUR BALAS JASA SECARA PROPORSIONAL BERDASARTRANSAKSI BISNIS DENGAN KOPERASINYA;
PENGENDALIAN SECARA DEMOKRATIS:SATU SUARA SATU ANGGOTA;KONSTRUKTIF DALAM PERTEMUAN DAN MENGUTAMAKAN KEBERSAMAAN;
PENDIDIKAN & PELATIHAN DAN INFORMASI:PENYISIHAN DANA UNTUK PENDIDIKAN ANGGOTA;KETERBUKAAN INFORMASI BAGI ANGGOTA;
SIKAP DALAM BERKOPERASI :
21
PEMBEDAAN KOPERASI DNG ORGANISASI LAIN:
FALSAFAH:KOPERASI: NILAI & PRINSIP KOPERASI
ORGANISASI LAIN: PROFITABILITAS DAN DAYA SAING;
MOTIVASI:KOPERASI: PELAYANAN ANGGOTA (SOSIAL EKONOMI)
ORGANISASI LAIN: LABA DAN PRODUKTIVITAS & PANGSA PASAR;
MODAL:KOPERASI: PEMBENTUKAN DARI DALAM ORGANISASI
BISA DIBANTU DARI LUAR (KALAU PERLU) UNTUK MELAYANI ANGGOTA
ORGANISASI LAIN: DIPENGARUHI OLEH MODAL DAN BESARNYA DIGUNAKAN UNTUK MEMAKSIMUMKAN LABA;
22
PENGELOLAAN USAHA:KOPERASI: SECAR A DEMOKRATIS, OTONOM DAN BERDASAR
PARTISIPASI ANGGOTA & MANAJEMEN PROFESIO NAL
ORGANISASI LAIN: TAMBAHAN MODAL INVESTASI MENENTU KAN BAGIAN DALAM MANAJEMEN & MA
NAJEMEN PROFESIONAL
TEKNOLOGI:KOPERASI: TEKNOLOGI TEPAT GUNA BAGI UPAYA MELAYANI
ANGGOTA
ORGANISASI LAIN: TEKNOLOGI UNTUK MENGEFEKTIFKAN BIAYA AGAR DAPAT LABA YG BESAR
FOKUS ADVOKASI:KOPERASI: MENGEMBANGKAN JATIDIRI KOPERASI & BISNIS
YANG ADIL, SERTA PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA.
ORGANISASI LAIN: PASAR BEBAS, KOMPETISI KEUNGGULAN, PERDAGANGAN DAN BISNIS UMUM
23
Sessi II
24
PROSES PEMBENTUKAN, PEMBAGIAN
PENGGABUNGAN, DAN PELEBURAN KOPERASI
25
PERATURAN YANG MELANDASIDALAM PEMBERIAN BADAN HUKUM KOPERASI
1. UU. nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Bab IV Pembentukan (Pasal 6 s/d Pasal 16).
2. PP. nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tatacara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. PP nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.4. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 351/FEP/M/XII/1998 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.5. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
123/Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dalam rangka Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi pada Propinsi dan Kabupaten/Kota dan No. 124/Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Penugasan Pejabat yang berwenang untuk memberikan Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi di Tingkat Nasional.
6. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 98/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi.
7. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 104.1/Kep/M.KUKM/X/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (No. 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006).
8. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil No. 36/Kep/M/II/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi.
26
I.
1. UU. No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah/UU. No. 34 tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta.
2. PP. No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Pasal 2 (3)-24).
3. PP. No. 52 tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Pasal 1 b, 1 e, 1 f, 2 ayat (1), 3 ayat (1)).
II.
1. PP. No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
2. Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia No. 269/M/IX/1994 tanggal 9 September 1994 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
III.
27
INSTANSI YANG BERWENANG MENGESAHKAN BADAN HUKUM
KEMENTERIAN KOPERASI DAN
UKMUU 25/1992
DEPARTEMEN HUKUM
DAN HAM
UU TENTANG PERSEROAN TERBATAS
KOPERASI P.T
28
PROSES PENDIRIAN KOPERASI
SOSIALISASI KPDPemuka mas.&Anggota masy
PENYULUHAN BIMBINGANMAGANG
LEARNING BY DOING BIZ
Utk memenuhi kebutuhan Bersama & memecahkan
masalah ekonomi melalui koperasi
GAGASAN
BADAN HUKUMBADAN HUKUM
29
PEROSES PENDIRIAN BADAN HUKUM KOPERASI
PEMBUATAN AKTA PENGESAHAN AKTA
•AD•RENCANA USAHA•PENGURUS•PENGAWAS•KUASA PENDIRI
RAPAT
PENDIRI
•AKTA PENDIRIAN •RENCANA USH•BUKTI SETOR•MODAL•DAFTR HADR RPT•BERITA ACARA•KTP/IDENTITAS
PENGESAHAN
PENERIMAAN SRT PER-
MOHONAN
VERIVIKASI
DITERIMA DAN DISAHKAN
DIUMUMKAN DLM B.N.
DITOLAK
PERMOHONAN
30
UU 25/1992
PP 4/1994
PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI
Membahas Anggaran Dasar Koperasi :Anggaran Dasar memuat antara lain :• Nama & tempat kedudukan.• Maksud & tujuan• Bidang usaha.• Keanggotaan.• Rapat Anggota.• Pengurus, Pengawas.• Sisa Hasil Usaha.
PERMEN 01/2006
- Sekurang - kurangnya di hadiri 20 orang pendiri.
Sekelompok orang yang mempunyai
kegiatan dan kepentingan ekonomi
yang sama.
Rapat Persiapan
Rapat Pembentukan
PRA KOPERASI
Kop. Sekunder
Kop. Primer
- Dihadiri sekurang kurangnya 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya.
Mengajukan permohanan
pengesahan secara tertulis kepada Pejabat
berwenang.
• Pejabat yang berwenang wajib melakukan penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan.
• Pejabat yang berwenang melakukan pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut.
Diterima
Pengesahan selambat-lambatnya 3 bulan sejak berkas
diterima lengkap
Ditolak
Keputusan penolakan dan alasannya
disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 bulan
Terhadap penolakan, para pendiri dapat
mengajukan permintaan ulang pengesahan akta
pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 bulan.
Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan
paling lambat 1 bulan.
disetujui ditolak
Keputusan akhirPembuatan Akta oleh
Notaris. 31
1. Dasar Hukum :
- Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. - Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.- Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006yaitu tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
2. Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama.
3. Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat Pembentukan Koperasi dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya.
PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI
32
4. Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi yang memuat antara lain :
- Nama dan tempat kedudukan- Maksud dan tujuan- Bidang usaha- Keanggotaan- Rapat Anggota- Pengurus dan Pengawas- Sisa Hasil Usaha
5. Dalam Rapat Pembentukan Koperasi tersebut sebaiknya dihadiri oleh pejabat dari Instansi/Dinas/Badan yang membidangi koperasi setempat dan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk membantu membuat/menyusun akta pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi.
6. Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi tersebut dibuat dihadapan dan atau oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi dimaksud.
33
7. Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang yaitu:
Untuk koperasi primer yang anggotanya tersebar di lebih dari1(satu) propinsi dan untuk koperasi sekunder adalah Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM.Untuk Koperasi Primer yang anggotanya meliputi satu propinsi atau Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas/Kantor/Badan yang menangani urusan perkoperasian Propinsi/Kabupaten/Kota setempat.
8. Pejabat yang berwenang akan melakukan :- Penelitian terhadap meteri Anggaran Dasar yang diajukan- Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut.
34
9. Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap.
10. Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan.
11. Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling lambat 1 (satu) bulan.
35
1. Surat bukti penyetoran modal tetap USP pada asi primer sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk USP pada koperasi sekunder berupa deposito pada Bank Pemerintah yang disetorkan atas nama Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah cq. Ketua Koperasi yang bersangkutan.
2. Rencana kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.3. Administrasi dan pembukuan koperasinya.4. Nama dan riwayat hidup Pengurus, Pengawas dan calon
Pengelola.5. Daftar sarana kerja.6. Surat Perjanjian Kerja antara Pengurus Koperasi dengan
Pengelola/Manager/Direksi.
TAMBAHAN YANG PERLU DILAMPIRKAN DLM PEMBENTUK AN KOPERASI YANG MEMPUNYAI UNIT USAHA SIMPAN PINJAM :
36
PENGGABUNGAN DAN PELEBURANKOPERASI
37
PENGGABUNGAN DAN PELEBURANPENGGABUNGAN DAN PELEBURANKOPERASIKOPERASI
1. Pasal 14 UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian
(1) Untuk keperluan pengembangan dan/atau efisiensi usaha, satu koperasi
atau lebih dapat :
a. Menggabungkan diri menjadi satu dengan koperasi lain, atau
b. Bersama koperasi lain meleburkan diri dengan membentuk koperasi
baru.
(2) Penggabungan dan Peleburan dilakukan dengan persetujuan Rapat Anggota masing-masing koperasi.
38
2. a. A
C
B
Ada 3 Koperasi : A, B dan C bergabung.Badan Hukum yang digunakan disepakati BH Koperasi B
2. b. A
B
C
Ada 2 Koperasi : A dan B melebur/menyatukan diri dengan membentuk Koperasi C (Koperasi baru)
39
3. Maksud dan tujuan Penggabungan dan Peleburan
a. Meningkatkan pelayanan kepada anggota koperasi dan masyarakat;
b. Meningkatkan volume usaha, kemampuan investasi, kemampuan usaha, skala usaha dan efisiensi koperasi;
c. Meningkatkan kemampuan penggunaan sarana usaha dan teknologi yang lebih maju;
d. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen;
e. Meningkatkan daya saing koperasi;
f. Mewujudkan koperasi yang memiliki kekuatan dan ketahanan hidup jangka panjang (Viability) sehingga mampu memberikan dampak berkoperasi (cooperative effect) yang besar kepada para anggota.
40
4. Sasaran
a. Berbadan Hukum.b. Memiliki bentuk yang setingkat (koperasi primer dengan
koperasi primer, koperasi sekunder dengan koperasi sekunder).c. Tidak sedang berperkara di Pengadilan.d. Memiliki keinginan untuk melakukan penggabungan atau
peleburan yang dinyatakan melalui Keputusan Rapat Anggota masing-masing koperasi.
e. Memiliki kekayaan (asset) sama atau lebih besar dari kewajiban koperasinya dan minimal memenuhi kriteria auditable.
f. Memiliki potensi untuk ditingkatkan
5. Persyaratan Koperasi yang dapat melakukan Penggabungan dan Peleburan
a. Terwujudnya koperasi sebagai badan usaha yang sehat, tangguh, kuat dan mendiri sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang lebih berperan dalam perkoperasian nasional.
b. Terwujudnya koperasi-koperasi yang memiliki vitability yang tinggi, mampu memberikan dampak berkoperasi yang besar kepada anggotanya.
41
PEMBAGIAN ADALAH TERBAGINYA SATU KOPERASI MENJADI DUA KOPERASI ATAU LEBIH
A A1
Ada 1 Koperasi, yaitu Koperasi A dibagi menjadi 2 sehingga menjadi Koperasi A dan Koperasi A1
Syarat-syarat :
- Koperasi A melakukan RA
- Koperasi A melakukan PAD
- Koperasi A1 pembentukan baru
42
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PEMBAGIAN KOP
PENGEMBANGANPENGEMBANGANORGANISASIORGANISASI
BADAN HUKUMBADAN HUKUMKOPERASIKOPERASI
PENGEMBANGANPENGEMBANGANORGANISASIORGANISASI
BADAN HUKUMBADAN HUKUMKOPERASIKOPERASI
PENGGABUNGANKOPERASI
PENGGABUNGANKOPERASI
PELEBURANKOPERASI
PELEBURANKOPERASI
PEMISAHAN ATAUPEMBAGIAN KOPERASI
PEMISAHAN ATAUPEMBAGIAN KOPERASI
KELEMBAGAANKOPERASI
YANGSEHAT, EFISIEN
DAN EFEKTIFUNTUK BERUSAHA
KELEMBAGAANKOPERASI
YANGSEHAT, EFISIEN
DAN EFEKTIFUNTUK BERUSAHA
CatatanCatatan :1. Persyaratan & Tata Cara Perubahan AD sesuai dengan PP 4/1994 dan Kepmen 104.1/KEP/M.KUKM/X/20022. Persyaratan & Tata Cara Pengesahan Anggaran Dasar Koperasi Hasil
Pemisahan Pembagian Sesuai dengan PP 4/1994 & Kepmen No.
104.1/KEP/M.KUKM/X/2002
PERUBAHAN BIDANGUSAHA KOPERASI
PERUBAHAN BIDANGUSAHA KOPERASI
43
PELEBURAN KOPERASIPELEBURAN KOPERASI
KOPA
KOPA
KOPD
KOPD
KOPC
KOPC
KOPB
KOPB
PEMBUBARAN KOP
KOPX
KOPX
Membentuk KoperasiBaru
Pengesahan AktaPendirian Koperasi
(BH. Baru)
Pengesahan AktaPendirian Koperasi
(BH. Baru)
PEMBUBARAN KOP
PEMBUBARAN KOPPEMBUBARAN KOP
44
KOPA
KOPA
KOPB
KOPB
KOPC
KOPC
BUBARBUBAR
BUBARBUBARPerubahan Anggaran Dasar
Bergabung Ke
Catatan :1. Persyaratan & Tata Cara Perubahan AD sesuai dengan PP 4/1994 dan Kepmen 104.1/KEP/M.KUKM/X/20022. Persyaratan & Tata Cara Pengesahan Anggaran Dasar Koperasi Hasil
Pemisahan Pembagian Sesuai dengan PP 4/1994 & Kepmen No.
104.1/KEP/M.KUKM/X/2002
Bergabung Ke
45
PEMISAHAN/PEMBAGIAN KOPERASIPEMISAHAN/PEMBAGIAN KOPERASI
KOPA
KOPSIMPAN PINJAM
AGRIBISNIS
KOPSIMPAN PINJAM
AGRIBISNIS
USP
UNITPRODUKSI
UNITX
PERUBAHAN ADATAU PEMBUBARAN
Pengesahan Akta Pendirian (BH. Baru)
KOPPRODUKSI AGRIBISNIS
KOPPRODUKSI AGRIBISNIS
Pengesahan Akta Pendirian (BH. Baru)
Memisahkan diriAtau membagi menjadi
Memisahkan diriAtau membagi menjadi
CatatanCatatan :1. Suatu Koperasi Serba Usaha Usaha yang mempunyai Unit Simpan
Pinjam dapat melakukan pembagian Koperasi, menjadi dua atau lebih koperasi2. Persyaratan & Tata Cara Perubahan AD sesuai dengan PP 4/1994 dan Kepmen 104.1/20033. Persyaratan & Tata Cara Pengesahan Anggaran Dasar Koperasi Hasil
Pemisahan Pembagian Sesuai dengan PP 4/1994 & Kepmen No. 104.1/2003
UNITY
UNITZ
46
PEMBUATAN AKTA PENGESAHAN AKTA
•KUORUM HDR•KUORUM PENG AMBILAN KPTS•KPTSN RA.•BERITA ACARA
RAPAT
ANGGOTA
•BRT. ACR •AKTE PRB•DAFTR HADR
PERMOHONAN PENERIMAAN PERMOHONAN
VERIFIKASI
DITERIMA DAN DISAHKAN
DITOLAK
PENGESAHAN
PEROSES PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI
47
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASIPERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASIPERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASIPERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI
DASAR PERUBAHANDASAR PERUBAHAN KEPUTUSAN RA - PADKEPUTUSAN RA - PAD MATERI PADMATERI PAD
- Alasan–alasan perubahan.- Penyesuaian terhadap per-
aturan per UU.
-Akta -BA- RA PAD.- Pernyataan KPTS RA-PAD.
- Perubahan Bid. Usaha.- Penggabungan.- Pembagian
(Wajib mendapat pengesah
an)- Diluar hal-hal tersebut
diatas tidak perlu mendapat
pengesahan (diumumkan di
SK – 2 X).48
Sessi III
49
ASPEK ASPEK PENTING ASPEK ASPEK PENTING DALAM PENYUSUNAN DALAM PENYUSUNAN
AKTA AKTA PERKOPERASIAN.PERKOPERASIAN.
ASPEK ASPEK PENTING ASPEK ASPEK PENTING DALAM PENYUSUNAN DALAM PENYUSUNAN
AKTA AKTA PERKOPERASIAN.PERKOPERASIAN.
50
POKOK BAHASAN• Dasar hukum, • Akta Perkoperasian,• Materi muatan penting
yang perlu diatur dalam Anggaran Dasar koperasi.
51
D A S A R H U K U M.
1. UU nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.2. PP. nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tatacara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.3. PP. nomor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh
Pemerintah4. PP nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan
Pinjam oleh Koperasi.5. PP. nomor 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.6. Surat Keputusan Menteri Koperasi dan PPK nomor 36/Kep/M/II/1998
tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi.
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM nomor 19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi.
8. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 104.1/Kep/M.KUKM/X/2002 tanggal 7 Oktober 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
52
AKTA PERKOPERASIAN.1. Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.2. Akta Pendirian Koperasi.3. Berita Acara Rapat Anggota Koperasi, antara lain :
a. Pembentukan Koperasi.b. Rapat Anggota : 1). Rapat Anggota Tahunan. 2). Rapat Anggota Penyusunan dan Pengesahan RAPBK.c. Rapat Anggota Luar Biasa: 1). Penggabungan Koperasi. 2). Pembagian Koperasi. 3). Peleburan Koperasi. 4). Lain Lain (Pemberhentian Pengurus, Anggota dst).
53
ANGGARAN DASAR KOPERASI
1. Anggaran Dasar memuat ketentuan‑ketentuan pokok yang merupakan dasar bagi tata kehidupan koperasi, sehingga didalamnya dimuat hal‑hal yang harus disusun secara ringkas, singkat, jelas dan mudah dimengerti oleh siapapun;
2. Ketentuan pokok yang dimuat dalam Anggaran Dasar meliputi:a. struktur organisasi;b. kegiatan usaha;c. modal dan keuangan;d. manajemen.
54
ANGGARAN DASAR KOPERASI (lanjutan)
3. Pengaturan organisasi sebagaimana dimaksud angka 2 huruf a adalah mengenai:a. nama dan tempat kedudukan;b. maksud dan tujuan;c. landasan dan azas;d. keanggotaan;e. perangkat organisasi;f. rapat‑rapat termasuk rapat anggota;g. jangka waktu berdirinya;h. daftar nama pendiri;i. sanksi.
4. Pengaturan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud angka 2 huruf b, adalah mengenai:a. kegiatan usaha yang dijalankan Koperasi;b. pendapatan koperasi, Sisa Hasil Usaha (SHU) dan pembagiannya;c. tanggungan;d. tahun buku koperasi.
55
ANGGARAN DASAR KOPERASI (lanjutan)
5. Pengaturan modal dan keuangan sebagaimana dimaksud angka 2 huruf c, adalah mengenai :a. modal sendiri;b. modal pinjaman;c. modal penyertaan.
6. Pengaturan manajemen sebagaimana dimaksud angka 2 huruf d, adalah mengenai:a. wewenang, hak, tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari perangkat organisasi dan pengelola koperasi;b. hubungan kerja antar perangkat organisasi dan antara perangkat organisasi dengan Pengelola Usaha Koperasi;c. laporan keuangan dan neraca.
56
MATERI MUATAN ANGGARAN DASAR
Materi muatan dalam Anggaran Dasar Koperasi sekurang‑kurangnya meliputi :a. Daftar nama pendiri;b. Nama dan tempat kedudukan;c. Landasan dan asas;d. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;e. Ketentuan mengenai keanggotaan;f. Ketentuan mengenai rapat anggota;g. Ketentuan mengenai pengurus;h. Ketentuan mengenai pengawas;i. Ketentuan mengenai pengelola;j. Ketentuan mengenai permodalan;k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya koperasi;l. Ketentuan mengenai Sisa Hasil Usaha;m. Ketentuan mengenai sanksi;n. Ketentuan mengenai pembagian, penggabungan, peleburan dan pembubaran;o. Ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar;p. Ketentuan mengenai Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus.
57
Materi Anggaran Dasar Koperasi dapat diperluas dengan
menetapkan hal‑hal lain yang diperlukan sesuai dengan
kepentingan anggota, organisasi atau usaha koperasi yang bersangkutan, sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan ;
58
• Undang Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Pasal 15 dan Pasal 16 mengatur bahwa terdapat beberapa bentuk dan jenis koperasi, yang mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain berdasarkan kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
• Sehubungan dengan persoalan tersebut, maka kita perlu membedakan model Anggaran Dasar koperasi yang ada di Indonesia berdasarkan perbedaan Bentuk dan Jenis koperasi tersebut. Bentuk Koperasi terdiri dari Koperasi primer dan sekunder. Sedangkan jenis Koperasi terdiri dari Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa.
59
Sessi IV
60
PEMBUBARAN KOPERASIPEMBUBARAN KOPERASIPEMBUBARAN KOPERASIPEMBUBARAN KOPERASI
61
PEMBUBARAN KOPERASIPEMBUBARAN KOPERASI
1. Kpts. R.A Kuasa R.A Pemberitahuan Kpd :
Tim Penyelesai
Hapusnya Status BHK
2. Kpts. Pemerintah
Persyaratan Pembubaran
Proses dan Tata Cara Pembubaran :
Tim Penyelesai
- Semua Kreditur- Pemerintah
- Ditunjuk oleh R.A - Hak, Wewenang
dan Kewajiban T.P
- Sejak diumumkan
dalam BN-RI.
- PP No. 17/1994.- Kepmen No. 269/
1994.
- Tidak lagi memenuhi ketentuan UU. - Kegiatannya bertentangan dgn ketertiban umum dan/atau kesusilaan.- Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
- Persiapan pembubaran (pemberian)- Keberatan thdp Kpts pembubaran.- Penyampaian Kpts pembubaran.
- Susunan TP.- Hak, Wewenang & Kewajiban TP.- Berakhirnya penyelesaian.
Pemberitahuan KpdKreditur
Pengumuman Pembubaran Koperasi- Dalam BN – RI.- Sejak diumumkan status BH Kop. hapus.
- Proses Penyampaian.
62
PEMBUBARAN KOPERASI• A. LATAR BELAKANG.
B. DASAR HUKUM.C. PERSYARATAN PEMBUBARAN D. PROSES DAN TATA CARA PEMBUBARAN
I. PERSIAPAN PEMBUBARANII. KEBERATAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBUBARAN.III. PENYAMPAIAN KEPUTUSAN PEMBUBARAN.
E. PERLINDUNGAN KEPADA KREDITOR KOPERASI.F. PENYELESAIAN I. TIM PENYELESAI
II. HAK, WEWENANG DAN KEWAJIBAN TIM PENYELESAI.
III. BERAKHIRNYA PENYELESAIANG. BIAYA DAN SISA HASIL PENYELESAIAN .H. PEMBERITAHUAN KEPADA KREDITUR.I. PENGUMUMAN PEMBUBARAN KOPERASI
63
LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM.
A. LATAR BELAKANG.
1. Salah satu tugas Pemerintah dalam upaya menciptakan iklim serta
kondisi yang mampu mndorong pemasyarakatan koperasi,adalah mewujudkan sistem perkoperasian yang sehat, efisien, tangguh danandiri; 2. Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Pemerintah diberikan
kewenangan untuk membubarkan Koperasi apabila berdasarkan alasan‑alasan tertentu kegiatannya dirasakan dapat
menghambat dan membahayakan sistem perkoperasian yang sehat, efisien, tangguh dan mandiri;
B. DASAR HUKUM.
1. Undang‑undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502).2. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi Oleh Pemerintah.3. Surat Menteri Koperasi dan PPK RI. nomor 269/M/IX/1994 tanggal 9 September 1994 Perihal Petunjuk Pelaksanaan Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
64
PERSYARATAN PEMBUBARAN
Menteri dapat membubarkan Koperasi apabila:
a. Koperasi tidak memenuhi ketentuan dalam Undang‑undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dan atau tidak melaksanakan ketentuan dalam Anggaran Dasar Koperasi yang bersangkutan.
Keputusan pembubaran Koperasi berdasarkan ketentuan ini harus menguraikan secara jelas ketentuan yang menjadi alasan
pembubaran. b. Kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti; atau
c. Koperasi dinyatakan pailit berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti; atau
d. Koperasi tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata selama dua tahun berturut‑turut terhitung sejak tanggal pengesahan Akta Pendirian Koperasi.
65
PROSES DAN TATA CARA PEMBUBARAN
• PERSIAPAN PEMBUBARAN
• KEBERATAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBUBARAN
• PENYAMPAIAN KEPUTUSAN PEMBUBARAN.
66
PERSIAPAN PEMBUBARAN
• Sebelum mengeluarkan keputusan Pembubaran Koperasi, Menteri menyampaikan secara tertulis dengan surat tercatat mengenai rencana pembubaran Koperasi kepada Pengurus.
• Dalam hal Pengurus Koperasi tidak diketahui alamatnya, Menteri menyampaikan surat pemberitahuan rencana pembubaran Koperasi kepada anggota Koperasi yang masih ada.
• Dalam hal anggota Koperasi tidak diketahui alamatnya, Menteri mengumumkan rencana pembubaran Koperasi dengan menempelkan surat pemberitahuan rencana pembubaran Koperasi pada papan pengumuman yang terletak pada kantor Kecamatan dan atau Kelurahan tempat kedudukan koperasi.
67
KEBERATAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBUBARAN.
1. Pernyataan keberatan Pengurus atau Anggota Koperasi terhadap rencana pembubaran, didasarkan alasan sebagai berikut:o Koperasi tidak memenuhi ketentuan UU No 25/1992
tentang Perkoperasian, dan atau tidak melaksanakan ketentuan AD Koperasi ybs.
o Kop. tdk melakukan usaha selama 2 thn berturut2 terhitung sejak tgl pengesahan AP Koperasi.
2 Keberatan harus diajukan dalam jw. paling lama 2 bl sejak tgl diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran oleh Pengurus atau anggota Kop, atau sejak penempelan surat pemberitahuan rencana pembubaran pada papan pengumuman pada kantor Kec dan atau Kelurahan tempat kedudukan kop.
68
3. Dalam hal pernyataan keberatan diajukan oleh angt. Kop, maka angg. tsb harus lebih dulu dapat persetujuan dari angt. lain untuk bertindak a/n Kop dlm mengajukan keberatan tsb.
4. Dalam hal tidak ada pernyataan keberatan yang diajukan, Menteri wajib mengeluarkan Keputusan Pembubaran Koperasi dalam jangka waktu paling lama empat bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran oleh pengurus atau anggota Koperasi, atau sejak penempelan surat pemberitahuan rencana pembubaran pada papan pengumuman yang terletak pada kantor Kecamatan dan atau Kelurahan tempat kedudukan koperasi.
KEBERATAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBUBARAN.
(lanjutan)
69
5. Pernyataan keberatan dari pengurus atau anggota koperasi diajukan secara tertulis dengan surat tercatat kepada Menteri, dengan menguraikan secara jelas alasan yang menjadi dasar keberatan.
6. Terhadap keberatan yang diajukan, Menteri wajib memutuskan untuk menerima atau menolak keberatan dalam jangka waktu paling lama satu bulan terhitung sejak tanggal diterimanya pengajuan keberatan.
7. Dalam hal keberatan diterima, Menteri wajib menyampaikan pembatalan rencana pembubaran Koperasi secara tertulis dengan surat tercatat kepada Pengurus atau anggota Koperasi dalam jangka waktu paling lama satu bulan terhitung sejak tanggal keputusan untuk menerima keberatan ditetapkan.
KEBERATAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBUBARAN.
(lanjutan)
70
8. Dalam hal keberatan ditolak, Menteri mengeluarkan Keputusan Pembubaran Koperasi berikut alasan penolakan dalam jangka waktu paling lama satu bulan terhitung sejak tanggal keputusan untuk menolak keberatan ditetapkan.
9. Keputusan Menteri untuk menerima atau menolak keberatan yang diajukan merupakan putusan akhir.
10. Dalam hal Menteri tidak mengeluarkan Keputusan Pembubaran Koperasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan tersebut, atau tidak menyampaikan surat pembatalan rencana pembubaran Koperasi dalam jangka waktu paling lama satu bulan terhitung sejak tanggal keputusan untuk menerima keberatan ditetapkan, maka rencana pembubaran Koperasi dinyatakan batal berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1994.
KEBERATAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBUBARAN.
(lanjutan)
71
PENYAMPAIAN KEPUTUSAN PEMBUBARAN.
• Menteri menyampaikan Keputusan Pembubaran Koperasi secara tertulis dengan surat tercatat kepada Pengurus atau anggota Koperasi dalam jangka waktu paling lama empat belas hari terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Keputusan Pembubaran Koperasi.
• Dalam hal Pengurus atau anggota Koperasi tidak diketahui alamatnya, Menteri mengumumkan mengenai pembubaran Koperasi dengan menempelkan Keputusan Pembubaran Koperasi pada papan pengumuman yang terletak pada kantor Kecamatan dan atau Kelurahan tempat kedudukan Koperasi dalam jangka waktu paling lama empat belas hari terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Keputusan Pembubaran Koperasi.
72
PERLINDUNGAN KEPADA KREDITOR KOPERASI.
• Menteri/Pejabat wajib segera menyelenggarakan penyelesaian pembubaran terhadap Koperasi yang dibubarkan.
• Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan "Koperasi dalam penyelesaian".
73
PENYELESAIAN DAN BERAKHIRNYA PENYELESAIAN
Tim Penyelesai :
Tim Penyelesai dibentuk Menteri. a. TP. terdiri dari satu atau lebih pejabat instansi
Pemerintah yang membidangi Koperasi dan satu atau lebih anggota Koperasi yang tidak pernah menjadi Pengurus Koperasi, serta apabila dipandang perlu dari instansi Pemerintah terkait lainnya.
b. Penunjukan anggota Tim Penyelesai dilakukan sekaligus dalam Keputusan Pembubaran Koperasi.
74
PENYELESAIAN DAN BERAKHIRNYA PENYELESAIAN
Hak dan Wewenang TP: 1. melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama
Koperasi dalam penyelesaian;2. mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan; 3. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota
terutama yang diperlukan baik sendiri‑sendiri maupun bersama‑sama;
4. memperoleh, memeriksa, dan menggunakan segala catatan dan arsip Koperasi;
5. menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembagian yang didahulukan dari pembayaran hutang lainnya;
6. menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban Koperasi;
7. membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.
75
KEWAIBAN TIM PENYELESAI
1. TP. wajib bertindak secara jujur dan teliti sesuai dengan keahliannya, serta senantiasa mendahulukan kepentingan penyelesaian pembubaran Koperasi.
2. TP. wajib menyelesaikan tugasnya dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Keputusan Pembubaran Koperasi, tetapi tidak lebih lama dari dua tahun terhitung sejak tanggal
3. Keputusan itu.Penetapan j.w. penyelesaian dalam Keputusan Pembubaran dilakukan sesuai dengan tk kesulitan pelaksanaan penyelesaian, kebutuhan yang ada serta kondisi Koperasi ybs dengan memperhatikan ketentuan batas maksimum jangka waktu penyelesaian pembubaran sebagaimana dimaksud dalam angka 2.
4. Tim penyelesai membuat berita acara mengenai pelaksanaan seluruh tugasnya.
5. Berita acara itu disampaikan kepada Menteri sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas penyelesaian pembubaran Koperasi.
KEWAJIBAN TIM PENYELESAI
76
BERAKHIRNYA PENYELESAIAN
Dengan penyampaian berita acara mengenai pelaksanaan seluruh tugasnya kepada Menteri, maka penyelesaian pembubaran Koperasi selesai dan seluruh tanggung jawab pelaksanaan penyelesaian pembubaran Koperasi menjadi tanggung jawab Menteri.
KEWAJIBAN TIM PENYELESAI(Lanjutan)
77
BIAYA DAN SISA HASIL PENYELESAIAN
1. Seluruh biaya dan atau pengeluaran yang secara wajar diperlukan oleh Tim Penyelesai menjadi beban anggaran Departemen yang membidangi Koperasi.
2. Jika terdapat sisa hasil penyelesaian, Menteri dapat menetapkan upah anggota Tim Penyelesai yg dibebankan pada Koperasi paling tinggi sebesar 50 % dari besarnya upah Tim Penyelesai.
3. Besarnya upah Tim Penyelesai yang dibebankan pada Koperasi sebagaimana dimaksud angka 2, paling tinggi 5 % dari jumlah keseluruhan sisa hasil penyelesaian.
4. Menteri menetapkan besarnya upah anggota Tim Penyelesai, berdasarkan tingkat kesulitan pelaksanaan penyelesaian pembubaran, kebutuhan yang ada serta kondisi Koperasi yang dibubarkan
78
PEMBERITAHUAN KEPADA KREDITUR.
1. Atas nama Menteri, Tim Penyelesai memberitahukan mengenai pembubaran Koperasi secara tertulis dengan surat tercatat kepada Kreditor Koperasi dalam jangka waktu paling lama empat belas hari terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Keputusan Pembubaran Koperasi.
2. Dalam hal alamat Kreditor Koperasi tidak diketahui, maka pembubaran Koperasi diumumkan secara luas dengan menempelkan Keputusan pembubaran Koperasi pada papanpengumuman yang terletak pada kantor Kecamatan dan atau Kelurahan tempat kedudukan Koperasi dengan memperhatikan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam angka (1).
3. Pengumuman pembubaran Koperasi dilakukan selama proses penyelesaian pembubaran berlangsung.
4. Dalam surat pemberitahuan atau pengumuman dimaksud memuat sekurang‑kurangnya alamat Tim Penyelesai serta nama para penyelesai.
5. Kreditor yang menerima surat pemberitahuan dimaksud , dapat mengajukan tagihan kepada Tim Penyelesai dalam jangka waktu tiga bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan.
6. Kreditor yang mengetahui pembubaran Koperasi melalui papan pengumuman, dapat mengajukan tagihan kepada Tim Penyelesai selama penyelesaian pembubaran masih berlangsung.
79
PENGUMUMANPEMBUBARAN KOPERASI.
• Menteri mengumumkan pembubaran Koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia.
• Sejak tanggal pengumuman Pembubaran dimaksud, maka status badan hukum koperasi hapus.
80
Wassalamu’alaikum Wr. Wassalamu’alaikum Wr. WbWb
Wassalamu’alaikum Wr. Wassalamu’alaikum Wr. WbWb
81