Diabetic Foot

38
KAKI DIABETES (DIABETIC FOOT)

description

weweas

Transcript of Diabetic Foot

  • KAKI DIABETES (DIABETIC FOOT)

  • Komplikasi Diabetes Hipoglikemia Ketoasidosis HONKStrokJantung koronerKaki DiabetikPembuluh darah kecil(microvascular)Kronik :Akut :Pembuluh darah besar (macrovaskular) MataGinjalsyaraf

  • Struktur anatomi kakiStruktur yang rumitBanyak kompartemen kecilJaringan avaskularBersekat-sekatInfeksi mudah menjalar

  • Epidemiologi40-60 % amputasi kaki (non trauma ) disebabkan diabetes85 % amputasi kaki diabetik didahului oleh ulkus80 % ulkus diabetik didahului oleh trauma 5-10 % penyandang diabetes akan mengalami ulkus diabetesDi Indonesia : jika diperkirakan ada 8,4 juta diabetisi : 350.000 ulkus diabetik

  • Patofisiologi kaki diabetik

  • Stadium klinis kaki diabetik :1. kaki normal2. kaki resiko tinggi3. kaki dengan ulkus4. kaki terinfeksi5. kaki nekrosis6. kaki yang tidak bisa diselamatkan

  • Resiko komplikasi kaki diabetik :

    1. Amputasi

    2. Cacat

    3. Meninggal

  • Faktor Resiko Kaki Diabetikterdapat gangguan syaraf tepi kelainan pembuluh darah kelainan biomekanikkelainan struktur kakibeban yang berlebih pada kakiriwayat luka/ganggren pada kakikelainan pertumbuhan kukusepatu yang tidak adekuattingkat pendidikan

  • GANGGUAN SYARAF TEPI ( neuropati perifer )Kerusakan pada serabut syaraf tepi disebabkan oleh hiperglikemia yang berlangsung menahun.

    Gejala :- Kebas-kebas (semutan), rasa tebal, - Nyeri, rasa ditusuk2,spt strum - Rasa panas seperti kena cabe. - Hilang rasaal meliputi :- Sistem syaraf sensorik- sistem syaraf motorik- sistem syaraf otonom

  • Syaraf sensorik/ rasa (neuropati sensorik)Hilangnya sensasi : panas atau dingin getar rasa sakit tekanan rasa dalam Gejala awal :Semutan, kebas, rasa tebal, panas, gatal, seperti ditusuk-tusuk, tidak berasa, nyeri

  • Syaraf motorik /penggerak (neuropat motorik)

    - kelemahan otot-otot jari kaki - otot-otot kaki mengecil (hipotrofi) - perubahan bentuk dan struktur kaki - memudahkan terjadinya luka

  • Syaraf otonom (neuropati otonom)

    - gangguan produksi kelenjar keringat - kulit kering - kulit pecah-pecah - mudah terinfeksi

  • Pemeriksaan kelainan syaraf Mono filamenSemmes Weinstein 10 gramDeteksi adanya neuropati

  • 2. GANGGUAN VASKULER ( PAD =Periferal Arterial Disease) Penyempitan pembuluh darah : ateroskerosis (pengerasan pembuluh darah )Pada daerah Tungkai / Ekstremitas bawahfaktor lain : - rokok, - hipertensi - dislipidemia

    gejala : - nyeri saat beraktivitas ( Claudicatio Intermittent)- nyeri saat istirahat- ulkus-ganggren- tanpa keluhan

  • LemakHipertensiumurKel pembuluh darahmerokokkegemukanDiabetesDietRiwayat keluargaGaya hidupkelaminGangguan pembekuan darahProses penyempitan pembuluh darah

  • Kelainan fisik yang dijumpai :Kaki yang pucatPembususkan pada ujung jari/tumitganggrenkulit kering bersisiskPenipisan jaringan dibawah kulitrambut kaki menipisDenyut pembuluh darah kaki melemah

  • Perbedaan Gambaran klinis antara : Kaki Neuropati

    Ulkus pada plantar pedisKalus yang tebalKaki hangatPulsasi arteri baikTc O2 > 30 mmHgKaki Neuro Iskemik

    Ulkus pada tepi kakiKalus yang tipis/tidak adaKaki dinginPulasai arteri lemah/tidak adaTc O2 < 30 mmHg

  • ETIOLOGI ULKUSNeuropatik

    Neuro Iskemik

    Iskemik55 %

    34 %

    10 %

  • 3. Kelainan BIOMEKANIK KAKITerdiri dari : 1. Faktor internal 2. Faktor eksternal Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi Gaya Mekanika kaki saat digunakan untuk berjalan

  • Faktor internal : - tlg yang menonjol - gangguan gerak sendi - kalus/ mata ikan - perubahan jaringan lunak - bekas operasi/ amputasi - jari bengkok

  • Faktor eksternal :- sepatu sempit- tdk pakai alas kaki- trauma- benda asing dalam sepatu- aktivitas fisik berlebih

  • Tahapan terbentuknya ulkus dari kallus/mata ikan

    Terdapat 2 faktor yang berpengaruh : - gesekan ( friction ) - tekanan ( pressure )

  • Ulkus pada kalus/ mata ikan

  • 4. Kelainan struktur kaki

  • 5. Tekanan atau beban kaki berlebih

  • 6. Riwayat ulkus, ganggren dan amputasi

  • 7. Kelainan pertumbuhan kuku Kuku yang menebal dan mengeras Kuku rapuh Perubahan warna Kuku yang menembus tepi jari

  • 8. Sepatu yang tidak adekuat Terlalu sempit Terlalu longgar Kulit yang kaku Tidak ada ventilasi Ujung sepatu runcing bentuk tidak sesuai dg kaki

  • PENCEGAHAN KAKI DIABETESPemeriksaan berkala kaki dengan resiko tinggiIdentifikasi faktor-faktor resikoEdukasi : penderita, keluarga, petugasPenggunaan alas kaki yang adekuatAtasi kelainan sebelum timbul ulkus

  • Edukasiperiksa kaki setiap haricucilah kaki dan segera dikeringkangunakan selalu alas kakigunakan kaos kaki katun dan ganti setiap harigunakan air hangat dgn suhu 37 Cperiksa sepatu setiap sebelum dipakai

  • Penggunaan alas kakiGunakan alas kaki setiap saat, termasuk dalam rumahJangan terlalu longgar atau sempit> 1-2 cm dari panjang kakilebar sepatu ~ lebar kakicoba sepatu baru pada sore harihindari sepatu dengan ujung yang runcingHak sepatu maksimal 5 cmBantalan dalam sepatu yang lunak

  • CONTOH SEPATU KHUSUS

  • Penanganan kelainan sebelum ulkuspemotongan kukupenipisan kalluspenggunaan sepatu khususpenanganan penonjolan tulang kalau perlu dengan tindakan operatif

  • Kesimpulan Pasien diabetes akibat perjalanan penyakit diabetesnya mempunyai resiko tinggi untuk mengalami komplikasi kaki diabetik Pasien kaki diabetik mempunyai resiko tinggi untuk mengalami amputasi kaki dan kematian Kaki diabetik umumnya didahului oleh neuropati dan gangguan vaskular

  • Deteksi dini kaki diabetesdapat mengurangi resiko terjadinya amputasi sampai 80 %

    Deteksi dini kelainan kaki diabetesdapat mempertahankan kwalitas hidup pasien diabeters lebih baik

    Perawatan kaki yang baik dapat mengurangi resiko amputasi

  • Terima kasihsemoga bermanfaatalhamdulillah

    **Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih merupakan penyebab utama kematian di negara-negara maju, demikian juga mulai terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Dengan meningkatnya gaya hidup kebarat-baratan, kurangnya aktifitas fisik atau olah-raga, serta konsumsi tinggi kalori dan lemak, memacu banyaknya kejadian obesitas, diabetes dan PJK.Dari sekian banyak faktor risiko utama Aterosklerosis / PJK, dislipidemia merupakan faktor risiko yang sering ditemukan pada pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2).