diabetes militus pada lansia

download diabetes militus pada lansia

of 62

description

dibetes militus pada lansia

Transcript of diabetes militus pada lansia

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    1/62

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahanlahan

    kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

    mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

    infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan

    proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan

    umumnya dialami pada semua makhluk hidup.

    Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia merupakan

    bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan

    dialami oleh setiap indi!idu. Penuaan adalah normal dengan perubahan fisik

    dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat

    mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. "ni merupakan

    suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobser!asidi dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. #alaupun hal itu

    terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda di dalam parameter yang cukup

    sempit proses tersebut tidak tertandingi.

    Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya

    daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar

    tubuh. #alaupun demikian memang harus diakui bah$a ada berbagai

    penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah

    mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia de$asa misalnya dengan

    terjadinya kehilangan jaringan pada otot susunan saraf dan jaringan lain

    sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit dan terjadi juga pada sistem

    pencernaan.

    Pada tahap ini indi!idu mengalami banyak perubahan baik secara fisik

    maupun mental khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan

    kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    2/62

    %

    bagian dari proses penuaan yang normal seperti berkurangnya ketajaman

    panca indera menurunnya daya tahan tubuh lebih mudah terkena konstipasi

    merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. &elum lagi mereka

    masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri kedudukan sosial serta

    perpisahan dengan orang'orang yang dicintai.

    Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada

    organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irre!ersibel

    serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan $aktu. Proses alami

    yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik psikologis maupun

    sosial akan saling berinteraksi satu sama lain . Proses menua yang terjadi pada

    lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu kelemahan

    (impairment) keterbatasan fungsional (functional limitations)

    ketidakmampuan (disability) dan keterhambatan (handicap) yang akan

    dialami bersamaan dengan proses kemunduran.

    Pada lansia mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun

    mental khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang

    pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses

    penuaan yang normal seperti berkurangnya ketajaman panca indera

    menurunnya daya tahan tubuh dan adanya inkontinensia baik urine maupun

    tinja merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. &elum lagi mereka

    masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri kedudukan sosial serta

    perpisahan dengan orang'orang yang dicintai.

    "nkontinensia urin merupakan salah satu manifestasi penyakit yang sering

    ditemukan pada pasien geriatri. Diperkirakan pre!alensi inkontinensia urin

    berkisar antara 1*+ usia lanjut di masyarakat dan %*'*+ pasien geriatri

    yang dira$at di rumah sakit mengalami inkontinensia urin dan kemungkinan

    bertambah berat inkontinensia urinnya %'*+ saat berumur ,'- tahun.

    /etidakmampuan mengontrol pengeluaran urin atau inkontinensia jarang

    dikeluhkan oleh pasien atau keluarga karena dianggap sesuatu yang biasa

    malu atau tabu untuk diceritakan pada orang lain maupun pada dokter

    dianggap sesuatu yang $ajar tidak perlu diobati. "nkontinensia urine bukan

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    3/62

    penyakit tetapi merupakan gejala yang menimbulkan gangguan kesehatan

    sosial psikologi serta dapat menurunkan kualitas hidup (0ochani %**%).

    "nkontinensia urin yang dialami oleh pasien dapat menimbulkan dampak

    yang merugikan pada pasien seperti gangguan kenyamanan karena pakaian

    basah terus risiko terjadi dekubitus (luka pada daerah yang tertekan) dan

    dapat menimbulkan rasa rendah diri pada pasien. "nkontinensia urin yang

    tidak segera ditangani juga akan mempersulit rehabilitasi pengontrolan

    keluarnya urin (ariyati %***).

    Pengeluaran urin yang tidak biasa merupaka patogenesis dari penyakit

    diabetes militus. Diabetes mellitus (DM) berasal dari kata 2unani diaba3nein

    yang berarti 4tembus5 atau 4pancuran air5 dan dari kata 6atin mellitus yang

    berarti 4rasa manis5.Di "ndonesia (dan 7egara berbahasa Melayu) lebih

    dikenal sebagai kencing manis. Diabetes Mellitus adalah penyakit yang

    ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglisemia) yang terus'

    menerus dan ber!ariasi terutama

    8umber lain menyebutkan bah$a yang dimaksud dengan diabetes mellitus

    adalahkeadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic

    akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik

    pada mata ginjal dan pembuluh darah disertailesi pada membrane basalis

    dalam pemeriksaan dengan mikroskopelektron.

    8emua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi

    pada tingka lanjut. iperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan

    ketoasidosis. /omplikasi jangka lama termasuk penyakit kardio!askular

    (risikoganda) kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis) kerusakan

    retina yang dapat menyebabkan kebutaan serta kerusakan saraf yang dapat

    menyebabkan impotensi dan ganggguan dengan risiko amputasi. /omplikasi

    yang lebih serius lebih umum bila control kadar gula darah buruk. Penderita

    diabetes memiliki kadar gula darah yang tinggi. "ni disebabkan karena

    pancreas tidak dapat memproduksi insulin atau pun otot lemak dans el'sel hati

    tidak merespon normal.

    8ecara umum asupan gula dalam darah disimpan dalam hati.Di sini diolah

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    4/62

    menjadi glikogen. 9ika tubuh memerlukan hati akan mengeluarkan dan

    mengolah kembali menjadi glukosa. &agi orang normal sebanyak apapun

    konsumsi gula tidak mengganggu organ tubuh. 7amun tidak demikian bagi

    diabetesi. 9ika buang air kecil airnya agak kental dan terasa manis. "ni

    dikarenakan banyaknya gula yang berada dalam darah.:ula tersebut

    dibersihkan dan dikumpulkan dalam kandung kemih oleh ginjal.

    I.2. Rumusan Masalah

    &erdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara usia lanjut (lansia) dengan

    penyakit diabetes militus dan adakah pre!alensi perbedaan jenis kelamin antara

    lansia pria dan lansia $anita ;

    I.3. Tujuan Peneltan

    I.3.1. Tujuan Umum

    Mengetahui apakah ada hubungan antara usia lanjut (lansia) dengan

    penyakit diabetes militus dan adakah pre!alensi perbedaan jenis kelamin

    antara lansia pria dan lansia $anita.

    I.3.2. Tujuan !husus

    2ang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalahdapun tipe'tipe inkontinensia urin menurut idayat %**,

    1. inkontinensia

    dorongan

    /eadaan dimana seseorang mengalami

    pengeluaran urin tanpa sadar terjadi segera

    setelah merasa dorongan yang kuat setelah

    berkemih.

    "nkontinensia dorongan ditandai dengan

    seringnya terjadi miksi (miksi lebih dari % jam

    sekali) dan spame kandung kemih (idayat

    %**,). Pasien "nkontinensia dorongan mengeluh

    tidak dapat menahan kencing segera setelah

    timbul sensasi ingin kencing. /eadaan ini

    disebabkan otot detrusor sudah mulai

    mengadakan kontraksi pada saat kapasitas

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    8/62

    ?

    kandung kemih belum terpenuhi.

    %. inkontinensia total /eadaan dimana seseorang mengalami

    pengeluaran urin yang terus menerus dan tidak

    dapat diperkirakan. /emungkinan penyebab

    inkontinensia total antara lain< disfungsi

    neorologis kontraksi independen dan refleks

    detrusor karena pembedahan trauma atau

    penyakit yang mempengaruhi saraf medulla

    spinalis fistula neuropati.

    . inkontinensia stress tipe ini ditandai dengan adanya urin menetes

    dengan peningkatan tekanan abdomen adanya

    dorongan berkemih dan sering miksi.

    "nkontinensia stress terjadi disebabkan otot

    spingter uretra tidak dapat menahan keluarnya

    urin yang disebabkan meningkatnya tekanan di

    abdomen secara tiba'tiba. Peningkatan tekanan

    abdomen dapat terjadi se$aktu batuk bersinmengangkat benda yang berat terta$a (Panker

    %**-).

    . inkontinensia refle@ /eadaan di mana seseorang mengalami

    pengeluaran urin yang tidak dirasakan.

    "nkontinensia tipe ini kemungkinan disebabkan

    oleh adanya kerusakan neurologis (lesi medulla

    spinalis). "nkontinensia refleks ditandai dengan

    tidak adanya dorongan untuk berkemih merasa

    bah$a kandung kemih penuh dan kontraksi atau

    spasme kandung kemih tidak dihambat pada

    inter!al teratur

    . inkontinensia

    fungsional

    keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran

    urin secara tanpa disadari dan tidak dapat

    diperkirakan. /eadaan inkontinensia ini ditandai

    dengan tidak adanya dorongan untuk berkemih

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    9/62

    A

    merasa bah$a kandung kemih penuh kontraksi

    kandung kemih cukup kuat untuk mengeluarkanurin

    B. Et%l%g

    8eiring dengan bertambahnya usia ada beberapa perubahan pada anatomi

    dan fungsi organ kemih antara lain< melemahnya otot dasar panggul akibat

    kehamilan berkali'kali kebiasaan mengejan yang salah atau batuk kronis. "ni

    mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni. 8elain itu adanya

    kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih sehingga

    $alaupun kandung kemih baru terisi sedikit sudah menimbulkan rasa ingin

    berkemih. Penyebab "nkontinensia Urine ("U) antara lain terkait dengan

    gangguan di saluran kemih bagian ba$ah efek obat'obatan produksi urin

    meningkat atau adanya gangguan kemampuan=keinginan ke toilet.

    :angguan saluran kemih bagian ba$ah bisa karena infeksi. 9ika terjadi

    infeksi saluran kemih maka tatalaksananya adalah terapi antibiotika. >pabila

    !aginitis atau uretritis atrofi penyebabnya maka dilakukan tertapi estrogen

    topical. Berapi perilaku harus dilakukan jika pasien baru menjalani

    prostatektomi. Dan bila terjadi impaksi feses maka harus dihilangkan

    misalnya dengan makanan kaya serat mobilitas asupan cairan yang adekuat

    atau jika perlu penggunaan laksatif. "nkontinensia Urine juga bisa terjadi

    karena produksi urin berlebih karena berbagai sebab. Misalnya gangguan

    metabolik seperti diabetes melitus yang harus terus dipantau. 8ebab lain

    adalah asupan cairan yang berlebihan yang bisa diatasi dengan mengurangi

    asupan cairan yang bersifat diuretika seperti kafein.

    :agal jantung kongestif juga bisa menjadi faktor penyebab produksi urin

    meningkat dan harus dilakukan terapi medis yang sesuai. :angguan

    kemampuan ke toilet bisa disebabkan oleh penyakit kronik trauma atau

    gangguan mobilitas. Untuk mengatasinya penderita harus diupayakan ke toilet

    secara teratur atau menggunakan substitusi toilet. >pabila penyebabnya adalah

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    10/62

    1*

    masalah psikologis maka hal itu harus disingkirkan dengan terapi non

    farmakologik atau farmakologik yang tepat.

    Pasien lansia kerap mengonsumsi obat'obatan tertentu karena penyakit

    yang dideritanya. 9ika kondisi ini yang terjadi maka penghentian atau

    penggantian obat jika memungkinkan penurunan dosis atau modifikasi jad$al

    pemberian obat. :olongan obat yang berkontribusi pada "U yaitu diuretika

    antikolinergik analgesik narkotik antagonis adrenergic alfa agonic

    adrenergic alfa >C inhibitor dan kalsium antagonik. :olongan psikotropika

    seperti antidepresi antipsikotik dan sedatif hipnotik juga memiliki andil

    dalam "U. /afein dan alcohol juga berperan dalam terjadinya mengompol.

    8elain hal'hal yang disebutkan diatas inkontinensia urine juga terjadi akibat

    kelemahan otot dasar panggul karena kehamilan pasca melahirkan

    kegemukan (obesitas) menopause usia lanjut kurang akti!itas dan operasi

    !agina.

    Penambahan berat dan tekanan selama kehamilan dapat menyebabkan

    melemahnya otot dasar panggul karena ditekan selama sembilan bulan. Proses

    persalinan juga dapat membuat otot'otot dasar panggul rusak akibat regangan

    otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir sehingga dapat

    meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urine. Dengan menurunnya

    kadar hormon estrogen pada $anita di usia menopause (* tahun ke atas)

    akan terjadi penurunan tonus otot !agina dan otot pintu saluran kemih (uretra)

    sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urine. Eaktor risiko yang lain

    adalah obesitas atau kegemukan ri$ayat operasi kandungan dan lainnya juga

    berisiko mengakibatkan inkontinensia. 8emakin tua seseorang semakin besar

    kemungkinan mengalami inkontinensia urine karena terjadi perubahan

    struktur kandung kemih dan otot dasar panggul (Darmojo %**A).

    *. +akt%r Pre&s,%ss atau +akt%r Pen-etus

    1. Usia

    Usia bukan hanya berpengaruh pada eliminasi feses dan urine saja tetapi

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    11/62

    11

    juga berpengaruh terhadap kontrol eliminasi itu sendiri. >nak'anak masih

    belum mampu untuk mengontrol buang air besar maupun buang air kecil

    karena sistem neuromuskulernya belum berkembang dengan baik.

    Manusia usia lanjut juga akan mengalami perubahan dalam eliminasi

    tersebut. &iasanya terjadi penurunan tonus otot sehingga peristaltik

    menjadi lambat. al tersebut menyebabkan kesulitan dalam pengontrolan

    eliminasi feses sehingga pada manusia usia lanjut berisiko mengalami

    konstipasi. &egitu pula pada eliminasi urine terjadi penurunan kontrol otot

    sfingter sehingga terjadi inkontinensia (>smadi %**?).

    %. Diet

    Pemilihan makanan yang kurang memerhatikan unsur manfaatnya

    misalnya jengkol dapat menghambat proses miksi. 9engkol dapat

    menghambat miksi karena kandungan pada jengkol yaitu asam jengkolat

    dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan terbentuknya kristal asam

    jengkolat yang akan menyumbat saluran kemih sehingga pengeluaran

    utine menjadi terganggu. 8elain itu urine juga dapat menjadi bau jengkol.Malnutrisi menjadi dasar terjadinya penurunan tonus otot sehingga

    mengurangi kemampuan seseorang untuk mengeluarkan feses maupun

    urine. 8elain itu malnutrisi menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh

    terhadap infeksi yang menyerang pada organ pencernaan maupun organ

    perkemihan(>smadi %**?).

    . Cairan

    /urangnya intake cairan menyebabkan !olume darah yang masuk ke

    ginjal untuk difiltrasi menjadi berkurang sehingga urine menjadi

    berkurang dan lebih pekat(>smadi %**?).

    . 6atihan fisik

    6atihan fisik membantu seseorang untuk mempertahankan tonus otot.

    Bonus otot yang baik dati otot'otot abdominal otol pel!is dan diagfragma

    sangat penting bagi miksi (>smadi %**?).

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    12/62

    1%

    . 8tres psikologi

    /etika seseorang mengalami kecemasan atau ketakutan terkadang ia akan

    mengalami diare ataupun beser (>smadi %**?).

    ,. Bemperatur

    8eseorang yang demam akan mengalami peningkatan penguapan cairan

    tubuh karena meningkatnya akti!itas metabolik. al tersebut

    menyebabkan tubuh akan kekurangan cairan sehingga dampaknya

    berpotensi terjadi konstipasi dan pengeluaran urine menjadi sedikit. 8elain

    itu demam juga dapat memegaruhi nafsu makan yaitu terjadi anoreksia

    kelemahan otot dan penurunan intake cairan (>smadi %**?).

    -. 7yeri

    8eseorang yang berasa dalam keadaan nyeri sulit untuk makan diet yang

    seimbang maupun nyaman. Fleh karena itu berpangaruh pada eliminasi

    urine (>smadi %**?).

    ?. 8osiokultural

    >dat istiadat tentang pri!asi berkemih berbeda'beda. Contoh saja di

    masyarakat >merika Utara mengharapkan agar fasilitas toilet merupaka

    sesuatu yang pribadi sementara budaya ropa menerima fasilitas toilet

    yang digunakan secara bersama'sama (Potter G Perry%**,).

    A. 8tatus !olume

    >pabila cairan dan konsentrasi eletrolit serta solut berada dalam

    keseimbangan peningkatakan asupan cairan dapat menyebabkan

    peningkatan produksi urine. Cairan yang diminum akan meningkatakan

    !olume filtrat glomerulus dan eksresi urina (Potter G Perry%**,).

    1*. Penyakit

    >danya luka pada saraf perifer yang menuju kandung kemih menyebabkan

    hilangnya tonus kandung kemih berkurangnya sensasi penuh kandung

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    13/62

    1

    kemih dan indi!idu mengalami kesulitan untuk mengontrol urinasi.

    Misalnya diabetes melitus dan sklerosis multiple menyebabkan kondusi

    neuropatik yang mengubah fungsikandung kemih. >rtritis reumatoid

    penyakit sendi degeneratif dan parkinson penyakit ginjal kronis atau

    penyakit ginjal tahap akhir (Potter G Perry%**,).

    11. Prosedur bedah

    /lien bedah sering memiliki perubahan keseimbangan cairan sebelum

    menjali pembedahan yang diakibatkan oleh proses penyakit atau puasa

    praoperasi yang memperburuk berkurangnya keluaran urine. 0espons

    stres juga meningkatkan kadar aldosteron menyebabkan berkurangnya

    keluaran urine dalam upaya mempertahankan !olume sirkulasi cairan

    (Potter G Perry%**,).

    1%. Fbat'obatan

    0etensi urine dapat disebabkan oleh penggunaan obat antikolinergik

    (atropin) antihistamin (sudafed) antihipertensi (aldomet) dan obat

    penyekat beta adrenergik (inderal) (Potter G Perry%**,).

    D. Pat%#s%l%g

    Pada lanjut usia inkontinensia urin berkaitan erat dengan anatomi dan

    fisiologis juga dipengaruhi oleh faktor fungsional psikologis dan lingkungan.

    Pada tingkat yang paling dasar proses berkemih diatur oleh reflek yang

    berpusat di pusat berkemih disacrum. 9alur aferen memba$a informasi

    mengenai !olume kandung kemih di medulla spinalis (Darmojo %***).

    Pengisian kandung kemih dilakukan dengan cara relaksasi kandung kemih

    melalui penghambatan kerja syaraf parasimpatis dan kontraksi leher kandung

    kemih yang dipersarafi oleh saraf simpatis serta saraf somatic yang

    mempersyarafi otot dasar panggul (:uyton 1AA).

    Pengosongan kandung kemih melalui persarafan kolinergik parasimpatis

    yang menyebabkan kontraksi kandung kemih sedangkan efek simpatis

    kandung kemih berkurang. 9ika kortek serebri menekan pusat penghambatan

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    14/62

    1

    akan merangsan timbulnya berkemih. ilangnya penghambatan pusat kortikal

    ini dapat disebabkan karena usia sehingga lansia sering mengalami

    inkontinensia urin. /arena dengan kerusakan dapat mengganggu kondisi

    antara kontraksi kandung kemih dan relaksasi uretra yang mana gangguan

    kontraksi kandung kemih akan menimbulkan inkontinensia (8etiati %**1).

    E. Tan&a &an ejala

    Banda dan gejala yag ditemukan pada pasien dengan retensi urin menurut

    Uliyah (%**?) yaitudapun penatalaksanaan medis inkontinensia urin menurut Muller adalah

    mengurangi faktor resiko mempertahankan homeostasis mengontrol inkontinensia urin

    modifikasi lingkunganmedikasi latihan otot pel!is dan pembedahan. Dari beberapa hal

    tersebut di atas dapat dilakukan sebagai berikut pakah ada penggunaan diuretik terasa ingin berkemih sebelum

    terjadi inkontenin apakah terjadi ketidakmampuan.

    ' 0i$ayat kesehatan masa lalu

    Banyakan pada klien apakah klien pernah mengalami penyakit

    serupa sebelumnya ri$ayat urinasi dan catatan eliminasi klien

    apakah pernah terjadi trauma=cedera genitourinarius pembedahan

    ginjal infeksi saluran kemih dan apakah dira$at dirumah sakit.

    ' 0i$ayat kesehatan keluarga

    Banyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita

    penyakit serupa dengan klien dan apakah ada ri$ayat penyakit

    ba$aan atau keturunan penyakit ginjal ba$aan=bukan ba$aan.

    3. Pemerksaan #sk

    a /eadaan umum

    /lien tampak lemas dan tanda tanda !ital terjadi peningkatan

    karena respon dari terjadinya inkontinensia

    b Pemeriksaan 8istem

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    19/62

    1A

    ' &1 (breathing)

    /aji pernapasan adanya gangguan pada pola nafas sianosis

    karena suplai oksigen menurun. kaji ekspansi dada adakah

    kelainan pada perkusi.

    ' &% (blood)

    Peningkatan tekanan darah biasanya pasien bingung dan

    gelisah

    ' & (brain)

    /esadaran biasanya sadar penuh

    ' & (bladder)

    Ins,eks0periksa $arna bau banyaknya urine biasanya bau

    menyengat karena adanya akti!itas mikroorganisme (bakteri)

    dalam kandung kemih serta disertai keluarnya darah apabila

    ada lesi pada bladder pembesaran daerah supra pubik lesi pada

    meatus uretrabanyak kencing dan nyeri saat berkemih

    menandakan disuria akibat dari infeksi apakah klien terpasang

    kateter sebelumnya.

    Pal,as 00asa nyeri di dapat pada daerah supra pubik = pel!is

    seperti rasa terbakar di urera luar se$aktu kencing = dapat juga

    di luar $aktu kencing.

    ' & (bo$el)

    &ising usus adakah peningkatan atau penurunan >danya nyeri

    tekan abdomen adanya ketidaknormalan perkusi adanya

    ketidaknormalan palpasi pada ginjal.

    ' &, (bone)

    Pemeriksaan kekuatan otot dan membandingkannya dengan

    ekstremitas yang lain adakah nyeri pada persendian.

    ". Data ,enunjang

    a Urinalisis

    b ematuria.

    c Poliuria

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    20/62

    %*

    d &akteriuria.

    '. Pemerksaan Ra&%gra#

    a "IP (intra!enous pyelographi) memprediksi lokasi ginjal dan

    ureter.

    b ICU: (Ioiding Cystoufetherogram) mengkaji ukuran bentuk

    dan fungsi IU melihat adanya obstruksi (terutama obstruksi

    prostat) mengkaji PI0 (Post Ioiding 0esidual).

    . !ultur Urne

    a 8teril.

    b Pertumbuhan tak bermakna ( 1**.*** koloni = ml).

    c Frganisme.

    I. Dagn%sa

    Diagnosa yang mungkin muncul pada klien inkontinensia adalah sebagai

    berikutda % jenis diabetes yang umum

    terjadi dan diderita banyak orang yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes

    tipe %. Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah

    fungsi organ pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sedangkan

    diabetes tipe % karena masalah jumlah insulin yang kurang bukankarena pankreas tidak bisa berfungsi baik.

    2.2.1 Daetes T,e 1

    Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut "nsulin Dependent Diabetes

    Mellitus atau Diabetes Mellitus yang &ergantung pada "nsulin. 9adi

    diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan pankreas untuk

    membuat insulin. 9adi diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan atau

    gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin. Penderita penyakit

    diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di ba$ah umur *

    tahun. "tu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak'anak

    karena penderitanya lebih banyak terjadi pada anak'anak dan remaja.

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    25/62

    %

    Pada diabetes tipe 1 pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin

    akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel yang

    menghasilkan insulin atau karena infeksi !irus sehingga hormon insulin

    dalam tubuh berkurang dan mengakibatkan timbunan gula pada aliran

    darah. Penyebab Diabetes Bipe 1 Pada diabetes tipe 1 pankreas tidak

    dapat menghasilkan cukup insulin. /arena kekurangan insulin

    menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan tidak dapat

    digunakan sebagai energi. &eberapa penyebab pankreas tidak dapat

    menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1 antara lain

    karenautoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau

    jenis selnya sendiri dalam hal ini yang ada dalam pankreas. Bubuh

    kehilangan kemampuan untuk membentuk insulin karena sistem

    kekebalan tubuh menghancurkan sel'sel yang memproduksi insulin.

    c. Iirus atau Hat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel

    (kelompok'kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin dibuat.

    8emakin banyak pulau sel yang rusak semakin besar kemungkinan

    seseorang menderita diabetes.

    2.2.2 Daetes T,e 2

    Penyakit diabetes tipe % sering juga disebut 7on'"nsulin

    Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus Banpa &ergantung

    pada "nsulin. &erbeda dengan diabetest tipe 1 pada tipe % masalahnya

    bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin

    yang dibuat tidak cukup. /ebanyakan dari insulin yang diproduksi

    dihisap oleh sel'sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang

    tidak baik. 8edangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    26/62

    %,

    untuk mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah

    akan naik.Diabetes tipe % merupakan jenis diabetes yang sebagian besar

    diderita. 8ekitar A*+ hingga A+ penderita diabetes menderita diabetes

    tipe %. 9enis diabetes ini paling sering diderita oleh orang de$asa yang

    berusia lebih dari * tahun dan cenderung semakin parah secara

    bertahap.Penyebab Diabetes Bipe %Penyebab diabetes tipe % karena

    insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi untuk mengikat

    gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang

    tidak sehat. &eberapa penyebab utama diabetes tipe % dapat

    diringkaskan sebagai berikutpabila kadar glukosa dalam darah berlebihan maka

    sebagian glukosa kemudian dibuang bersama urin.Peristi$a terbuangnya glukosa

    bersama'sama urin tersebut dikenal dengan istilah kencing manis.

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    36/62

    ,

    :b %.&agan Mekanisme Diabetes Mellitus

    2.5. Huungan Daetes Melltus &engan Pen(akt lan

    1. Diabetes Mellitus dengan penyakit jantung koroner

    DM merupakan penyakit gangguan kronik pada metabolisme yang

    ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas

    metabolisme karbohidrat lemak dan protein disebabkan oleh defisiensi

    insulin relatif atau absolut. ("nHuchi 8 %**). :ambaran patologik DM

    sebagian besar dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat

    kurangnya insulin yaitu berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel'sel

    tubuh peningkatan metabolisme lemak yang menyebabkan terjadinya

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    37/62

    -

    metabolism lemak abnormal disertai endapan kolesterol pada dinding

    pembuluh darah sehingga timbul gejala aterosklerosis serta berkurangnya

    protein dalam jaringan tubuh (:uyton C>. 1AA,). DM yang tidak dikelola

    dengan baik mengakibatkan komplikasi !askuler yang dibedakan menjadi

    komplikasi makro!askuler seperti penyakit jantung koroner penyakit

    pembuluh darah perifer dan stroke mikro!askuler seperti retinopati

    nefropati dan neuropati. Pada penderita DM terjadinya iskemia atau infark

    miokard kadang'kadang tidak disertai dengan nyeri dada atau disebut 8M"

    (silent myocardial infarction). 8M" pada penderita DM mungkin yang

    menyebabkan kematian karena terlambatnya diagnosis P9/ atau sulitnya

    mendiagnosa P9/ pada penderita DM. /ematian mendadak pada penderita

    DM mungkin disebabkan P9/ yang menghasilkan aritmia atau infark

    miokard (Maron D9 et al %**).

    Mekanisme terjadinya P9/ pada DM sangat komplek dan risiko

    terjadinya aterosklerosis dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain

    hipertensi hiperglikemia kadar kolesterol total kadar kolesterol 6D6

    (lo$ density lipoprotein) kadar kolesterol D6 (high density lipoprotein)

    kadar trigliserida merokok latihan fisik yang kurang jenis kelamin pria

    umur (penuaan) ri$ayat penyakit keluarga dan obesitas (:rundy 8M et

    al 1AAA). Eungsi tubuh secara fisiologis seperti sistem !askuler

    maupun endokrin akan mengalami penurunan dengan bertambahnya umur

    sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kronik pada

    penderita DM tipe % seperti P9/. (ogikyan 0I et al %**) Fbesitas

    merupakan faktor risiko terjadinya komplikasi P9/ pada DM bersama'

    sama dengan kurangnya aktifitas fisik dislipidemia dan hipertensi (#ittles

    et al 1AA%). 7ikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan

    peningkatan tekanan arteri dan denyut jantung dan membentuk ikatan

    CFb yang berkorelasi kuat dengan terjadinya infark miokard dan angina

    pektoris (>rono$ #s et al 1A?Z. /etidakpatuhan diet DM akan membuat

    tidak terkendalinya kadar glukosa darah kadar kolesterol dan trigliserida

    (:arg > et al %**). Eaktor keturunan terjadinya P9/ dihubungkan

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    38/62

    ?

    dengan adanya gen tertentu (Eeinleib M 1A?). Pada $anita sebelum

    menapouse mempunyai risiko lebih rendah daripada pria karena adanya

    hormon estrogen endogen yang mempunyai efek protektif terhadap

    terjadinya P9/ (9ick 1A?). Frang yang mengidap diabetes dua sampai

    empat kali memiliki resiko penyakit jantung. &eberapa penelitian besar

    juga menemukan pasien dengan gula darah tinggi cenderung memiliki

    serangan jantung dan masalah kardio!askular lainnya.

    %. Diabetes Mellitus dengan penyakit hipertensi

    Pada umumnya pada diabetes melitus menderita juga

    hipertensi.ipertensi yang tidak dikelola dengan baik akan mempercepat

    kerusakan pada ginjal dan kelianan kardio!askuler. 8ebaliknya apabila

    tekanan darah dapat dikontrol maka akan memproteksi terhadap

    komplikasi mikro dan makro!askuler yang disertai pengelolaan

    hiperglikemia yang terkontrol. ipertensi berpengaruh pada penyakit

    !askuler antara lain pada organ otak (stroke demensia ) jantung ( "nfark

    miokard gagal jantung kematian mendadakatau ginjal ( gagal ginjalterminal ). Dengan demikian secara patofisiologis dasarnya adalah

    kelainan pada dinding pembuluh darah merupakan a$al kelainan pada

    organ organ tersebut. ipertensi pada penderita DM tipe % menimbulkan

    percepatan komplikasi pada jantung dan ginjal.

    . Diabetes mellitus dengan obesitas

    Fbesitas (kegemukan) sangat berhubungan erat dengan patofisiologi

    diabetes mellitus resistansi insulin dislipidemia hipertensi danaterosklerosis. Fbesitas sangat berkontribusi terhadap kejadian sindrom

    metabolik yang berkaitan dengan metabolisme lemak dan glukosa 7amun

    dalam skala yang besar obesitas juga dapat mempengaruhi disfungsi

    berbagai organ. >dipokin (Hat dari jaringan adiposa=lemak yang bersifat

    pro'inflamasi mencetuskan resistansi insulin hipertensi dan trombosis)

    mengalami peningkatan. Dalam keadaan normal adipokin dipertahankan

    seimbang dengan hormon dari sel adiposit yang bersifat sebagai anti'

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    39/62

    A

    inflamasi dan anti'aterogenik. 8alah satu hormon protektif ini adalah

    adiponektin yang dapat melindungi hati dari fibrosis karena efek anti'

    inflamasi terhadap sitokin tumour necrosis factor'L (B7E'L) yang merusak

    lemak di hati dan mengganggu pelepasan insulin di pankreas. Fbesitas

    juga menyebabkan disfungsi imun karena efeknya terhadap sekresi

    adipokin inflamasiX dan menjadi faktor risiko utama dari beberapa kankerX

    termasuk kanker hati esofagus dan usus besar. /arena cepatnya efek

    obesitas dalam memperburuk metabolik sindrom dan kanker kondisi ini

    sangat berpengaruh besar dalam merusak tubuh manusia jika metode

    pengobatan dan pencegahan yang signifikan tidak segera ditemukan.

    /arena itulah upaya pencegahan sangat penting untuk memperbaiki

    kebiasaan makan dan akti!itas fisik sehari'hari. &anyak cara yang

    telah diketahui tentang pengendalian obesitas salah satunya bah$a

    pengendalian obesitas berhubungan dengan pengendalian nafsu makan

    pada tingkat molekular yang mempengaruhi homeostasis energi dari

    metabolisme lemak dan glukosa. 8elanjutnya obesitas mempunyai peran

    yang berhubungan dengan gangguan pengaturan pada metabolisme sel

    yang menyebabkan resistansi insulin pada diabetes mellitus tipe %.

    /elebihan produksi sitokin dari jaringan adiposa berkontribusi pada

    gangguan fungsi pembuluh darah pada hipertensi dan dislipidemia

    (kolesterol dan trigliserida yang berlebihan). /ondisi inilah yang akhirnya

    menimbulkan menjadi aterosklerosis. /elebihan simpanan lemak penting

    untuk kelangsungan hidup pada $aktu kondisi lapar atau kurangnya

    asupan nutrisi. >supan nutrisi berlebihan yang terjadi terus menerus akan

    menyebabkan simpanan lemak juga menjadi berlebihan yang pada

    akhirnya akan menyebabkan obesitas. Diduga bah$a simpanan asam

    lemak dalam bentuk senya$a kimia berupa triasilgliserol dalam sel'sel

    adiposit dapat melindungi tubuh dari efek toksik asam lemak. >sam lemak

    dalam bentuk bebas dapat bersirkulasi bebas dalam pembuluh darah dan

    menimbulkan stres oksidatif di seluruh tubuh (lipotoksisitas). 8ejumlah

    asam lemak bebas dapat dilepaskan dari triasilgliserol dalam upaya

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    40/62

    *

    kompensasi penghancuran simpanan lemak yang berlebihan sehingga

    menimbulkan efek lipotoksisitas yang berpengaruh pada jaringan adiposa

    maupun non'adiposa serta berperan pada patofisiologi penyakit di

    berbagai organ seperti hati dan pankreas. Pelepasan asam lemak bebas dari

    triasilgliserol yang berlebihan ini juga menghambat lipogenesis dan

    menurunkan bersihan triasilgliserol. al ini dapat meningkatkan

    kecenderungan hipertrigliseridemia. Pelepasan asam lemak bebas oleh

    lipoprotein lipase endotel dari trigliserida yang meningkat dalam

    peningkatan lipoprotein menyebabkan lipotoksisitas yang juga

    mengganggu fungsi reseptor insulin. /onsekuensi resistansi insulin adalah

    hiperglikemia yang dikompensasi dengan produksi glukosa dari hati

    (glukoneogenesis) yang justru turut memperberat hiperglikemia. >sam

    lemak bebas juga menurunkan penggunaan glukosa dari otot yang

    terstimulasi insulin yang turut berkontribusi pada hiperglikemia.

    6ipotoksisitas akibat kelebihan asam lemak bebas turut menurunkan

    sekresi insulin dari sel pankreas yang akhirnya sel akan mengalami

    kelelahan. Disamping obesitas hal lain yang dapat menyebabkan seseorang

    terserang oleh penyakit diabetes adalah karena sistem imun atau sistem

    kekebalan tubuh seseorang mengalami penurunan serta adanya

    penumpukan racun dalam tubuh sehingga kesempatan untuk terserang

    oleh berbagai penyakit sangatlah besar yang salah satunya penyakit

    Deabetes Melitus.

    . Diabetes mellitus dengan penyakit periodontal Penyakit periodontal dapat

    diartikan sebagai suatu proses patologis yang mengenai jaringan

    periodontal. 8ebagian besar penyakit periodontal inflamatif disebabkan

    oleh infeksi bakteri. #alaupun faktor'faktor lain dapat juga memengaruhi

    jaringan periodontal penyebab utama penyakit periodontal adalah

    mikroorganisme yang berkumpul di permukaan gigi (plak bakteri dan

    produk'produk yang dihasilkannya) dan membentuk koloni. &eberapa

    kelainan sistemik dapat berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal

    tetapi faktor sistemik semata tanpa adanya plak bakteri tidak dapat

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    41/62

    1

    menjadi pemicu terjadinya periodontitis. Pada penderita diabetes mellitus

    dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah dan cairan gingi!al

    berarti juga merubah lingkungan mikroflora menginduksi perubahan

    bakteri secara kualitatif. 8ehingga perubahan tersebut mengarah pada

    penyakit periodontal yang berat dan dapat teramati pada penderita

    diabetes melitus dengan kontrol buruk. &erkaitan dengan jaringan

    periodontal hiperglikemia kronik penderita diabetes melitus akan

    meningkatkan akti!itas kolagenase dan menurunkan sintesis kolagen.

    nHim kolagenase menguraikan kolagen sehingga ligament periodontal

    rusak dan gigi menjadi goyah. 9aringan periodontal akan menjadi kuat

    kembali apabila diabetes melitus diobati dengan baik serta gigi goyah

    pada pasien diabetes melitus jangan buru'buru dicabut. Diabetes yang

    tidak terkontrol atau kurang baik kontrolnya disertai oleh peningkatan

    kerentanan terhadap infeksi termasuk periodontitis kronis..8emua hal

    yang dikemukakan diatas secara jelas menunjukkan hubungan serta

    peranan diabetes mellitus terhadap terjadinya periodontitis kronis. Dengan

    demikian penyakit periodontal adalah salah satu komplikasi diabetes

    mellitus yang harus diperhatikan.

    2.6. Pen-egahan &an ,enanggulangan

    Upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara

    sebagai berikutmerika 8erikat "ndia dan

    Cina. &erdasarkan hasil sur!ei tahun %** pre!elansi diabetes melitusdi perkotaan mencapai 1- persen dan di pedesaan hanya -% persen.

    Peningkatan insidensi DM akan meningkatkan insidensi komplikasi

    akibat diabetes tersebut. Dari berbagai penelitian didapatkan ebanyak

    *'*+ penderita DM tipe % (DMt%) akan mengalami kerusakan

    ginjal berupa nefropati diabetik yang pada akhirnya akan jatuh ke

    :agal ginjal terminal yang akan memerlukan hemodialisis. 8elain

    komplikasi pada organ ginjal ini DM ini juga sebagai penyebab

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    47/62

    -

    peningkatan insidensi kesakitan dan kematian penyakit kardio!askuler.

    Dengan meningkatnya insidensi DMt% maka secara signifikan akan

    meningkatkan pula insidensi gagal ginjal dan penyakit kardio!askuler.

    Dengan demikian peningkatan insidensi DM yang signifikan akan

    meningkatkan pula insidensi gagal ginjal dan penyakit kardio!askuler.

    Dengan kondisi seperti itu maka diperlukan upaya pengelolaan dan

    pencegahan terhadap komplikasi yang sering menjadi suatu langkah

    pengelolaan yang strategis dan sangat penting dengan harapan upaya

    tersebut dapat menunda perkembangan terjadinya komplikasi maupun

    menghambat progresitfitas komplikasi yang sudah terjadi. Dalam

    tulisan ini akan diungkapkan selain epidemiologi dan patofisiologi

    hipertensi pada penderita DMt% juga bagaimana kiat pemilihan obat

    anti hipertensi pada DM.

    2.7.2 Dstrus

    $e-ara e,&em%l%g &,erkrakan ah/a ,a&a tahun 2838

    ,re9alens Daetes Meltus :DM; & In&%nesa men-a,a 213 juta%rang :Daetes *are 288";. $e&angkan hasl Rset kesehatan

    Dasar :Rskes&as; tahun 2885 &,er%leh ah/a ,r%,%rs

    ,en(ea kematan akat DM ,a&a kel%m,%k usa "'4'" tahun &

    &aerah ,erk%taan men&u&uk rankng ke42 (atu 1"5estas sentral ,a&a ,en&u&uk Usa =? 1' tahun seesar 166 dalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah

    (Brigliserida S %* mg=dl). Berdapat hubungan antara kenaikan

    plasma insulin dengan rendahnya D6 (R mg=dl) sering didapat

    pada pasien Diabetes.

    e. Umur.

    &erdasarkan penelitian usia yang terbanyak terkena Diabetes

    Mellitus adalah S tahun.

    #. 0i$ayat persalinan.

    0i$ayat abortus berulang melahirkan bayi cacat atau berat badan

    bayi S *** gram.

    Babel - Distribusi Erekuensi /arakteristik &erdasarkan /elompok Umur Penderita

    Diabetes Melitus

    N% Umur +rekuens Presentae

    1 *'* 1% %?,

    % 1',* 1% %?,

    S,* 1? %?

    Botal % 1**

    Babel ? Distribusi Erekuensi &erdasarkan 9enis /elamin Penderita Diabetes Melitus

    N% )ens kelamn +rekuens Presentase

    1 6aki'laki 1 *A

    % perempuan %A ,A1

    Botal % 1**

    2.18. amar >rang &engan Pen(akt Daetes Melltus

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    54/62

    :b.A. >mputasi &agian "nfeksi Penderita Diabetes Mellitus

    :b. 1*. Perluasan area infeksi penderita diabetes mellitus

    :b. 11 Penderita komplikasi diabetes dengan luka yang susah mengering

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    55/62

    :b. 11 Ulkus pada penderita diabetes mellitus

    :b. 1%. "nfeksi gangrene pada penderita diabetes mellitus

    II.7. !erangka Te%r

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    56/62

    ,

    Babel % /erangka Beori

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    57/62

    -

    BAB III

    !ERAN!A !>N$EP DAN HIP>TE$I$ PENELITIAN

    III.1. !erangka !%nse, Peneltan

    Babel /erangka /onsep Penelitian

    /et rea yang diteliti

    III.2. H,%tesa Peneltan

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    58/62

    ?

    BAB I

    MET>DE PENELITIAN

    I.1. )ens &an Ran-angan Peneltan

    I.2. P%,ulas Peneltan

    I.3. $am,el Peneltan

    I.'. L%kas &an aktu Peneltan

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    59/62

    A

    I.. arael Peneltan &an De#ns >,eras%nal

    Alat Ukur $kala

    ' '

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    60/62

    ,*

    I.5. Alat Peneltan &an *ara Pengum,ulan Data

    I.5.1. Alat Peneltan

    I.5.2. *ara Pengum,ulan Data

    I.6. Peng%lahan &an Analsa Data

    I.6.1. Peng%lahan Data

    I.6.1.1. Editing

    I.6.1.2. Coding

    I.6.1.3. Procesing

    I.6.1.". Cleaning

    I.7. Analsa Data

    I.7.1.1. Analss Un9arat

    I.7.1.2. Analss B9arat

  • 5/28/2018 diabetes militus pada lansia

    61/62

    ,1

    DA+TAR PU$TA!A

    >smadi. %**?. Beknik Prosedural /epera$atan< /onsep dan >plikasi. 9akarta