DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG...

135
DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA TAHUN 2017 (Analisis Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017) SKRIPSI Oleh: BELLA RIZKY MARDHIKAWATI 11151010000043 PEMINATAN BIOSTATISTIK, KEPENDUDUKAN, DAN INFORMATIKA KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG...

Page 1: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG

HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA TAHUN 2017

(Analisis Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017)

SKRIPSI

Oleh:

BELLA RIZKY MARDHIKAWATI

11151010000043

PEMINATAN BIOSTATISTIK, KEPENDUDUKAN, DAN INFORMATIKA

KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

ii

DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG

HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA TAHUN 2017

(Analisis Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017)

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

Oleh:

BELLA RIZKY MARDHIKAWATI

11151010000043

PEMINATAN BIOSTATISTIK, KEPENDUDUKAN, DAN INFORMATIKA

KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

iii

Page 4: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

iv

Page 5: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

v

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN BIOSTATISTIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN

Skripsi, Oktober 2019

Bella Rizky Mardhikawati, NIM: 11151010000043

Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS

pada Wanita Usia Subur di Indonesia tahun 2017

(Analisis Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017)

xiv +108 halaman + 8 tabel + 5 bagan + 3 lampiran

ABSTRAK

Berdasarkan data Ditjen P2P tahun 2017, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia

cenderung naik, yaitu sebanyak 6254 kasus pada tahun 2005 menjadi 57.580

kasus pada tahun 2017. Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

HIV/AIDS adalah upaya promotif dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang HIV/AIDS. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2017 yang dilaksanakan oleh BKKBN, pengetahuan komprehensif

penduduk usia 15—49 tahun tentang HIV/AIDS/AIDS masih termasuk rendah,

yaitu 15 persen, sedangkan target Kemenkes pada tahun 2014 adalah 95 persen.

Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor yang paling memengaruhi

pengetahuan komprehensif wanita usia subur di Indonesia tahun 2017 tentang

HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia tahun 2017 dengan desain cross-sectional. Data dianalisis

dengan multivariat regresi logistik faktor determinan. Hasil penelitian ini

menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan komprehensif wanita

usia subur Indonesia tahun 2017 tentang HIV/AIDS dan pendidikan, status

pernikahan, umur, tempat tinggal, indeks kesejahteraan, dan jumlah sumber

informasi. Faktor yang paling memengaruhi pengetahuan komprehensif wanita

usia subur tentang HIV/AIDS adalah pendidikan dengan nilai Odds Ratio 3,14.

Oleh karena itu, institusi kesehatan disarankan untuk lebih banyak melakukan

promosi kesehatan di lembaga pendidikan terkait edukasi pengetahuan

HIV/AIDS.

Kata Kunci : HIV/AIDS, wanita usia subur, pengetahuan komprehensif

Page 6: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

vi

FACULTY OF HEALTH SCIENCE

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH

PUBLIC HEALTH DEPARTMENT

CONCENTRATION OF BIOSTATISTIC AND HEALTH INFORMATION

Undergraduate Thesis, October 2019

Bella Rizky Mardhikawati, NIM: 11151010000043

Determinant of HIV/AIDS Comprehensive Knowledge in Indonesian Women

(Analysis of Indonesia Demographic and Health Survey 2017’s Data)

xiv + 108 pages + 8 tables + 5 figures + 3 attachments

ABSTRACT

Based on data from the Directorate General of P2P in 2017, the HIV/AIDS cases

in Indonesia tend to increase as many as 6254 cases in 2005 to 57.580 cases in

2017. One of the attempts to prevent and combat HIV/AIDS is a promotive effort

by increasing public knowledge about HIV/AIDS. Based on 2017 Indonesian

Demographic and Health Survey (SDKI) conducted by BKKBN, comprehensive

knowledge of the population aged 15 to 49 about HIV/AIDS/AIDS is still low, at

15 percent, while the Ministry of Health's target in 2014 is 95 percent. This study

aims to explain which factor influences the most comprehensive knowledge of

Indonesian fertile women in 2017 about HIV/AIDS. This study uses secondary

data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey with a cross-

sectional design. The data are analyzed by a multivariate logistic regression

determinant factor. The results of this study show a significant correlation

between comprehensive knowledge of Indonesian fertile women in 2017 about

HIV/AIDS and education, marital status, age, residence, welfare index, and the

amount of media exposure. The factor that influences the most comprehensive

knowledge of fertile women about HIV/AIDS is education with an Odds Ratio of

3.14. Therefore, health institutions are advised to do more health promotion in

educational institutions related to HIV/AIDS education.

Keywords: HIV/AIDS, fertile women, comprehensive knowledge

Page 7: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG

HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA TAHUN 2017

(Analisis Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017)

Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Oktober 2019

Oleh:

Bella Rizky Mardhikawati

NIM. 11151010000043

Mengetahui,

Pembimbing Skripsi, Ketua Program Studi,

Catur Rosidati, M.KM Catur Rosidati, M.KM

NIP. 19750210 200801 2 018 NIP. 19750210 200801 2 018

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 8: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

viii

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Bella Rizky Mardhikawati

NIM. 11151010000043

Jakarta, Oktober 2019

Tim Penguji Sidang Skripsi

Ketua,

Narila Mutia, M.KM, Ph. D

NIP. 198006042003122017

Anggota,

Dr. Laily Hanifah, M.Kes

Page 9: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bella Rizky Mardhikawati

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Maret 1997

Alamat : Jl. Pengasinan RT 01/07 N0. 21 Sawangan Depok

Agama : Islam

No. Telepon : 0857 7063 3795

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 01 Sawangan Depok

2. SMP Negeri 14 Depok

3. SMA Negeri 6 Depok

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program

Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu

Kesehatan, tahun 2015 – sekarang

Organisasi : 1. 2013 : Pengurus OSIS SMAN 6 Depok

2. 2017 : Volunteer Panitia PBAK Dewan

Eksekutif Mahasiswa FIK UIN Jakarta

3. 2017 - sekarang : Divisi Pengambangan

Sumberdaya Manusia (PSDM) BIOMATICA

(Biostatistic and Health Informatics Student

Association) UIN Jakarta

4. 2018 :Bendahara Seminar Profesi Peminatan

Biostatistik dan Informatika Kesehatan UIN

Jakarta

Page 10: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Determinan Pengetahuan Komprehensif

tentang HIV/AIDS pada Wanita Usia Subur di Indonesia Tahun 2017 (Analisis

Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017)” yang

ditujukan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman kegelapan, ke

zaman yang terang benderang. Semoga kita sebagai umatnya, diberikan syafaat

dihari akhir kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Keluarga yang selalu mendukung penulis dalam menjalani seluruh

aktivitas perkuliahan.

2. Ibu Dr. Zilhadia, M.Si, Apt. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku dosen pembimbing dan Ketua

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Teman-teman Biostatistik 2015 dan Kesehatan Masyarakat 2015.

5. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Page 11: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

xi

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih memiliki

kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan

penelitian. Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan informasi dan

bermanfaat untuk penulis dan bagi pembaca. Semoga Allah mudahkan dan

lancarkan semua urusan kita semua.

Jakarta, Oktober 2019

Bella Rizky Mardhikawati

Page 12: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Contents PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................... vii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 6

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

1. Tujuan Umum ........................................................................................ 7

2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

F. Ruang Lingkup .......................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10

Page 13: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

x

A. Tinjauan Teori dan Tinjauan Metodologi ................................................. 10

1. Pengertian HIV .................................................................................... 10

2. Gejala Klinis HIV/AIDS ...................................................................... 10

3. Cara Penularan..................................................................................... 11

4. Pencegahan HIV/AIDS ........................................................................ 12

5. Pengetahuan Kompehensif tentang HIV/AIDS ..................................... 13

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Komprehensif

HIV/AIDS .................................................................................................. 13

7. Analisis Regresi Logistik ..................................................................... 22

B. Kerangka Teori ....................................................................................... 26

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

.......................................................................................................................... 27

A. Kerangka Konsep .................................................................................... 27

B. Definisi Operasional ................................................................................ 28

C. Hipotesis ................................................................................................. 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 33

A. SDKI 2017 .............................................................................................. 33

B. Desain Penelitian ..................................................................................... 34

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 34

D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 35

1. Populasi ............................................................................................... 35

Page 14: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

xi

2. Sample ................................................................................................. 36

E. Pengumpulan Data dan Instrumen ........................................................... 38

F. Pengolahan Data ..................................................................................... 39

1. Cleaning .............................................................................................. 40

2. Pembobotan ......................................................................................... 40

3. Filter .................................................................................................... 41

4. Skoring ................................................................................................ 42

5. Recode ................................................................................................. 44

G. Analisis Data ........................................................................................... 45

1. Analisis Univariat ................................................................................ 45

2. Analisis Multivariat ............................................................................. 45

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 47

A. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS di

Indonesia tahun 2017 ...................................................................................... 47

B. Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS

pada WUS ...................................................................................................... 48

C. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS

berdasarkan Variabel Independen ................................................................... 50

D. Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS

dengan Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor Determinan ...................... 52

1. Seleksi Kandidat .................................................................................. 52

Page 15: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

xii

2. Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor Determinan ....................... 53

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 60

A. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 60

B. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada Wanita

Usia Subur (WUS) di Indonesia...................................................................... 60

C. Faktor Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada

Wanita Usia Subur di Indonesia...................................................................... 63

1. Faktor Umur ........................................................................................ 63

2. Pendidikan ........................................................................................... 66

3. Faktor Status Pernikahan ..................................................................... 68

4. Faktor Status Pekerjaan ........................................................................ 70

5. Faktor Indeks Kesejahteraan ................................................................ 71

6. Faktor Jumlah Sumber informasi ......................................................... 73

7. Faktor Tempat Tinggal ........................................................................ 74

D. Faktor Dominan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada

Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia ......................................................... 76

E. Pembahasan Statistik ............................................................................... 77

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 80

A. Kesimpulan ............................................................................................. 80

B. Saran ....................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83

Page 16: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 87

Lampiran 2 Output Hasil Analisis SPSS ........................................................... 102

Lampiran 3 Persetujuan Etik …………………………………………………..117

Page 17: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional .......................................................................... 28

Tabel 4. 1 Cleaning Data ................................................................................... 40

Tabel 4. 2 Filter ................................................................................................. 42

Tabel 4. 3 Recode .............................................................................................. 44

Tabel 5. 1 Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS

di Indonesia tahun 2017 ..................................................................................... 47

Tabel 5. 2 Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS

.......................................................................................................................... 48

Tabel 5. 3 Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS berdasarkan

Variabel Independen .......................................................................................... 50

Tabel 5. 4 Signifikansi Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel

Dependen (Pengetahuan Komprehensif HIV/AIDS) ........................................... 53

Tabel 5. 5 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Model

Determinan (Model Awal) ................................................................................. 54

Tabel 5. 6 Hasil Model Akhir Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda

Model Determinan (Model Akhir) ...................................................................... 55

Page 18: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Konsep Model Prediksi .................................................... 23

Bagan 2. 2 Kerangka Konsep Model Faktor Risiko ............................................ 24

Bagan 2. 3 Kerangka Teori Penelitian ................................................................ 26

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 27

Bagan 4. 1 Alur Pengambilan Sampel ................................................................ 37

Page 19: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan dari SDGs yang salah satunya mengenai perbaikan

kesehatan dunia, ada pada tujuan ketiga yaitu kesehatan yang baik dan

kesejahteraan, salah satu targetnya berisi bahwa pada tahun 2030

mengakhiri tuberculosis, malaria, memerangi hepatitis, penyakit yang

ditularkan lewat air dan penyakit menular lainnya serta upaya dalam

mengakhiri epidemi HIV/AIDS (SDGs, 2017).

Human Immunodeficiency Virus (HIV/AIDS) telah menjadi

masalah darurat global. Data United Nations Programme on HIV and

AIDS (UNAIDS) tahun 2014 mengestimasi di seluruh dunia sebanyak 35

juta orang hidup dengan HIV/AIDS dan 19 juta diantaranya tidak

mengetahui status HIV/AIDS positif mereka. Di area Asia Pasifik

diperkirakan terdapat 350.000 orang yang baru terinfeksi HIV/AIDS. Data

World Health Organization (WHO) tahun 2018 menyebutkan bahwa

kawasan Asia Tenggara menempati peringkat kedua di dunia dengan

jumlah pengidap HIV/AIDS terbesar (Depkes, 2018). Di antara negara-

negara di Asia Tenggara, Indonesia menjadi peringkat pertama untuk

kasus baru HIV/AIDS pada rentang usia 15 – 49 tahun yaitu sebsesar 0,5

per 1000 orang, diikuti Myanmar dan Malaysia 0,3 per 1000 orang.

Sejalan dengan data, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia cenderung naik

yaitu dari tahun 2005 sebanyak 6.254 kasus sampai dengan tahun 2017

sebanyak 57.580 kasus (Ditjen P2P, 2017).

Page 20: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

2

Banyak perempuan masuk dalam kelompok rentan tertular

HIV/AIDS karena suami/pasangan mereka memiliki perilaku seksual yang

tidak aman diluar pernikahannya dan menggunakan narkoba suntik

(UNAIDS, 2011). Dalam survei kesehatan reproduksi perempuan yang

dilakukan Yayasan Rama Sesana tahun 2011 di delapan pasar tradisional

di Kota Denpasar ditemukan kecenderungan bahwa perempuan tidak

merasa takut dirinya tertular HIV dari pasangannya. Walaupun mereka

tahu pasangannya memiliki perilaku berisiko, mereka beranggapan bahwa

dirinya tidak mungkin tertular karena mereka setia pada suaminya. Selain

itu, walaupun perempuan merasa takut tertular IMS dan HIV, namun

mereka tidak menggunakan kondom, karena suami tidak suka atau takut

suami marah jika menawarkan menggunakan kondom. Dari sini terlihat

bahwa perempuan merupakan salah satu kelompok rentan tertular HIV,

dimana setidak-tidaknya dua kali lebih besar kemungkinannya untuk

tertular IMS dan HIV melalui hubungan seksual dibandingkan laki-laki

(Dewi, 2013).

Salah satu upaya dalam mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS

adalah dengan upaya promotif berupa peningkatan pengetahuan

masyarakat yang benar dan menyeluruh tentang HIV/AIDS. Pengetahuan

HIV/AIDS yang dimiliki masyarakat Indonesia belum sepenuhnya benar,

karena masih dipengaruhi oleh stigma, dan mispresepsi di masyarakat.

Pengetahuan komprehensif tentang HIV dalam penelitian ini adalah

pengetahuan tentang pencegahan, penularan dan mispresepsi tentang

HIV/AIDS.

Page 21: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

3

Mengutip data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2017 yang dilaksanakan BKKBN, pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada penduduk usia 15-49 tahun masih

terbilang rendah, yaitu 15% sedangkan target yang harus dicapai pada

tahun 2014 adalah 95% (Kemenkes,2014).

Allah SWT menghargai umat-Nya yang memiliki Ilmu

pengetahuan, hal ini disebutkan pada ayat 9 dalam Q.S. Az-Zumar yang

artinya :

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah

orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,

sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat

Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran” (Q.S. Az-Zumar : 9)

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa pentingnya mempunyai ilmu

pengetahuan, karena Allah SWT sangat membedakan orang yang berilmu

dengan yang tidak. Allah SWT menyebutkan bahwa orang-orang yang

memakai akal dan pikirannya dengan jernih dan baik untuk mendapatkan

ilmu adalah orang-orang yang dapat menerima pelajaran dan nasihat-

nasihat.

Kurangnya pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS di

Indonesia tentunya akan membuat wanita usia subur semakin rentan

tertular virus HIV/AIDS yang berpengaruh kepada peningkatan kasus baru

HIV/AIDS (Angkasawati, 2010). Jika angka kasus HIV/AIDS meningkat,

akan memberikan dampak negatif terhadap akses dan kualitas pendidikan

Page 22: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

4

yang mungkin didapatkan oleh seseorang. Sering kali orang-orang yang

mengidap HIV/AIDS, terpaksa untuk tidak menamatkan sekolahnya

karena masih besarnya stigma di masyarakat terkait infeksi HIV/AIDS

yang diderita (Rusti, 2011) . Hal ini juga akan berdampak pada tidak

tercapainya tujuan SDGs untuk melakukan eliminasi epidemi HIV/AIDS

(SDGs, 2017).

Masih kurangnya pengetahuan komprehensif seseorang tentang

HIV/AIDS dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Situmeang (2012) adalah jenis kelamin, tempat tinggal, keterpaparan

media massa dan pelajaran HIV/AIDS di sekolah. Menurut Notoatmodjo

dalam penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2013) menyebutkan

bahwa determinan yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah

umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, tipe daerah tempat tinggal,

status ekonomi dan keterpajanan terhadap media massa. Penelitian yang

dilakukan oleh Pottimau (2015) menyebutkan determinan yang

mempengaruhi pengetahuan ialah sumber informasi dan lingkungan.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2017)

merupakan survey berskala nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN), Kementrian Kesehatan dan USAID.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 dilakukan untuk

mengumpulkan data terkait pernikahan, fertilitas, mortalitas, keluarga

berencana, kesehatan reproduksi, kesehatan anak, nutrisi, dan HIV/AIDS

Page 23: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

5

dengan wanita usia subur (15-49) sebagai subjek utama dari survei ini.

Data SDKI awal berjumlah 49.627 responden. Peneliti melakukan

cleaning data dengan memfilter data missing, sehingga data yang akan

dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 39.542 responden.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil

pengakategorian skor pengetahuan komprehensif HIV/AIDS pada

responden. Kategori skor pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu, baik dan

buruk. Kategori tersebut dibagi dua berdasarkan nilai median. Nilai

median digunakan, dikarenakan data skor pengetahuan komprehensif yang

tidak berdistibusi normal. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri

dari tujuh variabel yang semuanya kategorik. Dilihat dari kondisi variabel

dependen dan independen dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan analisis multivariat regresi logistik. Selain dilihat dari

kondisi variabel dependen dan independen, analisis multivariat regresi

logistik dapat menganalisis banyak faktor secara bersamaan, agar masing-

masing variabel independen akan dikontrol oleh variabel independen

lainnya. Analisis multivariat regresi logistik ini akan mencari variabel

yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS, sehingga dapat direncanakan intervensi yang sesuai.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bertujuan untuk mengetahui

faktor yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia berdasarkan data

SDKI tahun 2017 dengan menggunakan analisis multivariat regresi

logistik.

Page 24: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang, angka pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur masih tergolong

rendah yaitu 15 persen (SDKI, 2017) jika dibandingkan dengan target

yaitu 95 persen (Kemenkes RI, 2014). Situasi seperti ini jika dibiarkan

dapat meningkatkan angka kasus baru HIV/AIDS di Indonesia. Hal ini

akan berdampak pada penurunan kualitas pendidikan dan tidak tercapainya

tujuan SDGs untuk melakukan eliminasi epidemi HIV/AIDS. Faktor-

faktor yang diduga mempengaruhi pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS adalah faktor umur, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status

pekerjaan, status pernikahan, indeks kesejahteraan dan jumlah sumber

informasi. Untuk mengetahui determinan pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS, selanjutnya akan dianalisis faktor-faktor tersebut

menggunakan analisis multivariat regresi logistik.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS

pada wanita usia subur di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun

2017?

2. Bagaimana gambaran faktor determinan umur, pendidikan terakhir,

status pernikahan, status pekerjaan, indeks kesejahteraan dan jumlah

sumber informasi dan tempat tinggal?

Page 25: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

7

3. Bagaimana gambaran distribusi pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS pada wanita usia subur berdasarkan variabel umur

responden, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status pekerjaan,

status pernikahan, indeks kesejahteraan dan jumlah sumber informasi

sumber informasi berdasarkan data SDKI tahun 2017?

4. Faktor apa saja yang menjadi determinan pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia berdasarkan

data SDKI tahun 2017?

5. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia

berdasarkan data SDKI tahun 2017?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor yang paling berpengaruh terhadap

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur

di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia berdasarkan data

SDKI tahun 2017.

2. Diketahuinya gambaran faktor determinan umur, pendidikan

terakhir, status pernikahan, status pekerjaan, indeks kesejahteraan

dan jumlah sumber informasi dan tempat tinggal.

Page 26: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

8

3. Diketahuinya gambaran distribusi pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur berdasarkan variabel

umur, pendidikan terakhir, status pernikahan, status pekerjaan,

indeks kesejahteraan dan jumlah sumber informasi dan tempat

tinggal berdasarkan data SDKI tahun 2017.

4. Diketahuinya faktor-faktor yang yang menjadi determinan

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia

subur di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan

Memberikan informasi kepada pemegang kebijakan terkait

determinan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS, yang

nantinya diharapkan dapat menjadi acuan dalam merencanakan

program untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif

HIV/AIDS yang sesuai.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Menjadi tambahan referensi informasi bagi peneliti selanjutnya

dalam menentukan faktor determinan lain yang berpengaruh

terhadap pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanan untuk mengetahui faktor yang paling

berpengaruh terhadap pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada

wanita usia subur di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017.

Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya angka pengetahuan

Page 27: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

9

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur berdasarkan hasil

SDKI 2017 yaitu sebesar 15% dimana target pengetahuan komrehensif

tentang HIV/AIDS adalah 95% (Kemenkes RI, 2014). Penelitian ini

menganalisis lanjut data SDKI tahun 2017 yang dilaksanakan pada bulan

Juli 2019. Penelitian ini penggunakan pendekatan kuantitatif dengan

desain Cross sectional.

Page 28: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori dan Tinjauan Metodologi

1. Pengertian HIV

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency

Virus virus tersebut merupakan penyebab AIDS. HIV terdapat di

dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam

darah, air mani atau cairan vagina. Sebelum HIV berubah menjadi

AIDS, penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5

sampai 10 tahun. Walaupun tampak sehat, mereka dapat menularkan

HIV pada orang lain melalui hubungan seksual yang tidak aman,

tranfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.

2. Gejala Klinis HIV/AIDS

Gejala klinis HIV/AIDS antara lain (Widoyono, 2011):

a. Masa inkubasi 6 bulan-5 tahun.

b. Window period selama 6-8 minggu, adalah waktu saat tubuh

sudah terinfeksi HIV tetapi belum terdeteksi oleh

pemerikasaan laboratorium.

c. Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti:

1) Diare kronis

2) Kandidiasis mulut yang luas

3) Pneumocystis carinii

4) Pneumonia interstisialis limfositik

Page 29: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

11

5) Ensefalopati kronik.

3. Cara Penularan

HIV/AIDS menular melalui berbagai cara, antara lain melalui

cairan tubuh seperti darah, cairan genitalia, dan ASI. Virus juga

terdapat dalam saliva, air mata, dan urin namun dengan kasus yang

rendah. Selain melalui cairan tubuh, HIV/AIDS juga ditularkan

melalui (Widoyono, 2011):

a. Ibu hamil yang HIV/AIDS dapat menularkan virusnya secara

intrauterine, intrapartum, dan postpartum (ASI). Angka

transmisi mencapai 20-50%.

b. Sebuah studi meta-analisis prospektif yang melibatkan

penelitian pada dua kelompok ibu, yaitu kelompok ibu yang

menyusui sejak awal kelahiran bayi dan kelompok ibu yang

menyusui setelah beberapa waktu usia bayinya, melaporkan

bahwa angka penularan HIV/AIDS pada bayi yang belum

disusui adalah 14% (yang diperoleh dari penularan melalui

mekanisme kehamilan dan persalinan), dan angka penularan

HIV/AIDS meningkat menjadi 29% setelah bayinya disusui.

Bayi normal dengan ibu HIV/AIDS bisa memperoleh

antibodi HIV/AIDS dari ibunya selama 6-15 bulan.

c. Jarum Suntik

Prevalensi penularan HIV/AIDS melaui jarum suntik yaitu 5-

10%.

Page 30: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

12

Banyak terjadi pada anak dan remaja biasanya menggunakan

jarum suntik karena penyalahgunaan obat. Diantara tahanan

(tersangka atau terdakwa tindak pidana) dewasa, pengguna

obat suntik di Jakarta sebanyak 40% terinfeksi HIV/AIDS, di

Bogor 25%, dan di Bali 53%.

d. Transfusi Darah

Resiko penularan HIV/AIDS melalui transfusi darah sebesar

90% dengan prevalensi 3-5%.

e. Hubungan Seksual

Prevalensi penularan HIV/AIDS melaui hubungan seksual

70-80%. Kemungkinan tertular adalah 1 dalam 200 kali

hubungan intim. Model penularan ini adalah yang tersering di

dunia. Akhir-akhir ini dengan semakin meningkatnya

kesadaran masyarakat untuk menggunakan kondom, maka

penularan melalui jalur ini cenderung menurun.

4. Pencegahan HIV/AIDS

Pencegahan penyakit HIV/AIDS antara lain:

a. Menghindari hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS.

b. Mencegah hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan

atau dengan orang yang mempunyai banyak pasangan.

c. Menghindari hubungan seksual dengan pecandu nakotika

obat suntik.

d. Melarang orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok

berisiko tinggi untuk melakukan donor darah.

Page 31: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

13

e. Memberikan transfusi darah hanya untuk pasien yang benar-

benar memerlukan.

f. Memastikan sterilitas alat suntik.

5. Pengetahuan Kompehensif tentang HIV/AIDS

Pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS adalah

pengetahuan seseorang tentang cara penularan dan cara

pencegahan HIV/AIDS (Angkasawati and Arifin, 2010). Menurut

hasil SDKI tahun 2017 pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS adalah seseorang yang mengetahui cara bahwa

pemakaian kondom secara konsisten saat melakukan hubungan

seksual, hanya memiliki satu pasangan yang tidak terinfeksi

HIV/AIDS dapat mengurangi kemungkinan tertular HIV/AIDS,

mengetahui bahwa orang yang tampak sehat dapat terinfeksi

HIV/AIDS dan menolak pemahaman yang salah atau mispresepsi

tentang cara penularan atau pencegahan HIV/AIDS (SDKI, 2017).

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Komprehensif

HIV/AIDS

a. Umur

Umur adalah jumlah tahun seseorang yang terhitung mulai

saat ia dilahirkan sampai saat ia berulang tahun (Yogi dan

Hariyanto, 2014). Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih siap dalam berpikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat, yang lebih dewasa akan lebih

Page 32: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

14

dipercaya dari pada orang yang belum cukup kedewasaannya. Hal

ini sebagai akibat dari pengalaman seseorang (Nursalam, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (Widyastuti, 2013)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur dan

pengetahuan HIV/AIDS pada wanita usia subur dengan pvalue

sebesar 0,000. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Suwaryo (2017) menyebutkan bahwa hubungan umur dengan

tingkat pengetahuan seseorang memiliki pvalue sebesar 0,001.

Usia produktif bagi seseorang merupakan usia yang paling

berperan dan memiliki aktivitas yang padat serta memiliki

kemampuan kognitif yang baik. Sehingga, pada usia ini memiliki

pengaruh terhadap tingkat pengetahuan (Putra Agina Widyaswara

Suwaryo, 2017).

Pengukuran umur yang dilakukan oleh Widyastuti (2013)

dan Yogi (2014) membagi umur seseorang menjadi tiga bagian

yaitu <20 tahun, 21- 35 tahun dan >35 tahun (Widyastuti, 2013)

dan (Yogi, 2014). Umur juga dapat diukur dengan melakukan

wawancara langsung menanyakan terkait umur responden,

pengisian kuesioner, dapat ditriangulasi data melalui telaah

dokumen seperti dokumen Kartu Keluarga atau Kartu Tanda

Penduduk (KTP) yang didalamnya terdapat tanggal lahir repsonden

(Pottimau, Karame and Lontoh, 2015).

Page 33: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

15

b. Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir yang dimaksud adalah pendidikan

formal responden. Pendidikan formal adalah pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar (Chotimahi,

2017). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya semakin

pendidikan yang kurang akan mengahambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam,

2011). Seseorang yang pernah menempuh jenjang pendidikan

dengan level lebih tinggi memiliki pengalaman dan wawasan lebih

luas, yang akan berdampak kepada kognitif seseorang (Chotimah,

2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara pendidikan terakhir yang

ditempuh oleh responden dengan pengetahuan HIV/AIDS pada

wanita usia subur dengan pvalue sebesar 0,000 (Widyastuti, 2013).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2017)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar usia

dengan tingkat pendidikan seseorang yaitu 0,008 (Suwaryo, 2017).

Pada penelitian Nurwati tingkat pendidikan diukur menjadi

lima kategori yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak

tamat SLTA dan tamat SLTA keatas (Nurwati, Rusyidi and Papua,

2018). Penelitian yang dilakukan oleh Yusra (2016) membagi

tingkat pendidikan menjadi dua yaitu pendidikan rendah dan

Page 34: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

16

pendidikan tinggi (Yusra and Machmud, 2016). Pendidikan

terakhir seseorang juga dapat diukur dengan menanyakan langsung

kepada responden saat wawancara berlangsung, pengisian

kuesioner, dapat ditriangulasi data melalui telaah dokumen seperti

ijazah pendidikan terakhir. Hasil ukur dari variabel pendidikan ini

yaitu tidak sekolah, pendidikan dasar, menengah, dan perguruan

tinggi (Pottimau, Karame and Lontoh, 2015).

c. Status Pernikahan

Status pernikahan adalah status menikah saat ini,

sebelumnya pernah menikah atau tidak pernah menikah (atau

tinggal bersama pasangan) (Ndayara, 2016). Penelitian yang

dilakukan oleh Widyastuti (2013) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara status pernikahan dengan pengetahuan

HIV/AIDS pada wanita usia subur, dengan pvalue sebesar 0,000.

Sejalan dengan penelitian Widyastuti, penelitian yang dilakukan

oleh Angkasawati (2007) juga menunjukkan hubungan yang

signifikan antara status pernikahan dengan tingkat pengetahuan.

Dalam penelitian Widyastuti (2013) status pernikahan

diukur dengan membagi kedalam dua kategori yaitu belum

menikah dan sudah menikah. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Angkasawati (2007) ia mengukur status pernikahan dalam

tiga kategori yaitu belum kawin, kawin dan cerai (Angkasawati

and Arifin, 2010). Status pernikahan diukur dengan cara

Page 35: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

17

wawancara kepada responden dan menanyakan langsung status

pernikahannya (SDKI, 2017).

d. Status Pekerjaan

Wanita usia subur yang memiliki pekerjaan memiliki

tingkat pengetahuan yang tinggi tentang HIV/AIDS. Hal ini sesuai

dengan pendapat Notoadmojo pada tahun 2003 bahwa orang yang

memiliki pekerjaan sering berinteraksi dengan orang lain lebih

banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang yang

tidak memiliki pekerjaan (Yusra and Machmud, 2016). Seseorang

yang memiliki pekerjaan maka akan memperluas pengetahuan

serta makin banyak informasi yang didapat oleh orang tersebut

(Septyasrini, 2016). Hubungan status pekerjaan dengan

pengetahuan memiliki hubungan signifikan dengan pvalue sebesar

0,02 (Septyasrini, 2016). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yusra (2016) responden yang tidak memiliki pekerjaan

memiliki kecendrungan untuk berpengetahuan buruk 3,058 kali

lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki

pekerjaan (Yusra and Machmud, 2016).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Yusra (2016) status

pekerjaan diukur dengan mengkategorikan responden menjadi dua

yaitu bekerja dan tidak bekerja. Pengukuran yang sama juga

dilakukan pada penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2014)

yang mengukur status pekerjaan menjadi dua yaitu bekerja dan

tidak bekerja (Nur Indah Wardhani, 2014).

Page 36: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

18

e. Indeks Kesejahteraan

Ukuran gabungan dari standar kehidupan kumulatif rumah

tangga yang dihitung menggunakan data tentang kepemilikan aset

tertentu oleh rumah tangga, seperti televisi dan sepeda; bahan yang

digunakan untuk konstruksi perumahan; dan jenis akses air dan

fasilitas sanitasi. (SDKI, 2017). Tingkat kekayaan keluarga adalah

tingkatan tentang karakteristik latar belakang rumah tangga yang

digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur standar hidup

rumah tangga dalam jangka panjang. Tingkat didasarkan pada data

karakteristik perumahan dan kepemilikan barang, jenis sumber air

minum, fasilitas toilet dan kakakteristik lain terkait dengan status

sosial ekonomi rumah tangga (BPS, 2013). Penelitian yang

dilakukan oleh Widyastuti (2013) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara indeks kesejahteraan dengan pengetahuan

HIV/AIDS pada wanita usia subur dengan pvalue sebesar 0,000.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Burhani ia mengukur

indeks kesejahteraan menjadi dua yaitu miskin dan tidak miskin

(Burhani, Oenzil and Revilla, 2015). Variabel ini diukur dengan

wawancara langsung kepada responden dan menanyakan

kepemilikan aset tertentu oleh rumah tangga, seperti televisi dan

sepeda; bahan yang digunakan untuk konstruksi perumahan; dan

jenis akses air dan fasilitas sanitasi (SDKI, 2017). Hasil ukur dari

variabel ini adalah responden dengan indeks kesejahteraan sangat

miskin, miskin, menengah, kaya dan sangat kaya (SDKI, 2017).

Page 37: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

19

f. Jumlah sumber informasi

Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih

banyak akan memiliki pengetahuan yang luas pula. Salah satu

sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah

media masa (Pottimau, Karame and Lontoh, 2015).

Pottimau menggukur variabel ini dengan membaginya

kedalam dua kategori yaitu ada dan tidak ada paparan. Penelitian

yang dilakukan oleh Yusra dan Wadani membagi pengukuran

variabel ini menjadi dua yaitu terpapar dan tidak terpapar (Yusra

and Machmud, 2016). Variabel ini diukur dengan wawancara

langsung kepada responden dan menanyakan sumber informasi apa

saja yang pernah diterima terkait pengetahuan tentang HIV/AIDS.

Hasil ukur variabel ini kemudian di skoring dengan cara

menjumlahkan semua sumber informasi yang didapat (SDKI,

2017).

g. Tipe Daerah Tempat Tinggal

Perbedaan tempat tinggal, setidaknya mempengaruhi

pengetahuan yang diterima seseorang, dikarenakan perbedaan

akses yang didapat (Lestari, 2014). Sejalan oleh penelitian yang

dilakukan Nurwati, menunjukkan bahwa wanita yang tinggal di

perkotaan memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS/AIDS

dibandingkan dengan wanita yang tinggal di pedesaan (Nurwati,

Rusyidi and Papua, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh

Widyastuti (Widyastuti, 2013) menunjukkan bahwa terdapat

Page 38: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

20

hubungan antara tipe daerah tempat tinggal dengan pengetahuan

HIV/AIDS pada wanita usia subur dengan pvalue sebesar 0,000.

Pada penelitian Nurwati (2018) tipe daerah tempat tinggal

dikur dengan mengkategori tempat tinggal responden menjadi dua

yaitu perkotaan dan pedesaan (Nurwati, Rusyidi and Papua, 2018).

Menurut Wahyuni (2017) ia melihat tipe daerah tempat tinggal

responden pada saat wawancara berlangsung yang hasil ukur dari

variabel ini adalah tempat tinggal perkotaan dan pedesaan

(Wahyuni and Ronoatmodjo, 2017).

h. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Nur Indah

Wardhani, 2014). Pengalaman yang dimaksudkan adalah apabila

seseorang pernah merasakan sendiri bahwa pengalamannya

memberikan sebuah sudut pandang atau pengetahuan baru.

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu (Cahyaningrum, 2018). Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Muthmainnah (2010) pengalaman

memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan yaitu

Page 39: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

21

pvalue 0,001. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Cahyaningrum (2018) juga menunjukkan adanya hubungan

signifikan antara pengalaman dengan tingkat pengetahuan

responden dengan pvalue 0,001 (Cahyaningrum, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2014),

Cahyaningrum (2018) mengukur pengalaman manjadi dua yaitu

berpengalaman dan tidak berpengalaman.

i. Hubungan Sosial

Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara

individu satu dengan individu lainnya yang saling mempengaruhi.

Hubungan sosial disebut juga dengan interaksi sosial (Ma’arif,

2018). Penelitian yang dilakukan oleh Safri (2013) tentang

hubungan sosial seseorang, menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara hubungan sosial dengan

peningkatan pengetahuan seseorang pada pvalue 0,000 (Safri and

Putra, 2013). Sejalan dengan penelitian Safri, Pottimau (2015)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

hubungan sosial dengan peningkatan pengetahuan seseorang pada

pvalue 0,000

Penelitian yang dilakukan oleh Safri (2013), Pottimau

(2015) mereka membagi hubungan sosial responden menjadi dua

kategori yaitu mendukung dan tidak mendukung. Pada penelitian

Page 40: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

22

yang dilakukan oleh Ma’arif (2018) mengukur hubungan sosial

menjadi dua kategori yaitu positif dan negatif.

7. Analisis Regresi Logistik

Regresi adalah bagaimana satu variabel yaitu variabel

dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu

variabel independen dengan tujuan untuk memprediksi nilai rata-

rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen

yang telah diketahui (Widarjono, 2010). Tujuan utama regresi

adalah untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan

satu atau lebih variabel indepen/den. Salah satu pendekatan

yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan

variabel dependen bersifat kualitatif adalah dengan model

probabilitas logistik atau disingkat logit (Widarjono, 2010).

Regresi logistik adalah sebuah model dengan pendekatan

matematis yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan hubungan

dari beberapa variabel independen dengan variabel dependen dua

kategori (dikotomus) (David G. Kleinbaum, 2017). Terdapat dua

model analisis regresi logistik diantaranya :

a. Model Prediksi

Regresi logistik yang tujuannya mencari model untuk

memprediksi kejadian dari variabel dependen. Bentuk

kerangka konsep model prediksi yaitu:

Page 41: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

23

Bagan 2. 1 Kerangka Konsep Model Prediksi

Langkah analisis pada model ini sebagi berikut:

1. Melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel

independen dengan variabel dependennya. Bila hasil uji bivariat

mempunyai nilai p < 0,25, maka variabel tersebut dapat masuk

model multivariat. Namun bisa saja p value > 0,25 tetap diikutkan ke

multivariat bila variabel tsb secara substansi penting.

2. Memilih variabel yang dianggap penting yang masuk dalam model,

dengan cara mempertahankan variabel yang mempunyai p value <

0,05 dan mengeluarkan variabel yang p valuenya > 0,05.

Pengeluaran variabel tidak serentak semua yang p valuenya > 0,05,

namun dilakukan secara bertahap dimulai dari variabel yang

mempunyai p value terbesar.

3. Identifikasi linearitas variabel numerik dengan tujuan untuk

menentukan apakah variabel numerik dijadikan variabel katagorik

X1

X2

Xn

X3

Y

Page 42: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

24

atau tetap variabel numerik. Caranya dengan mengelompokkan

variabel numerik ke dalam 4 kelompok berdasarkan nilai kuartilnya.

Kemudian lakukan analisis logistik dan dihitung nilai OR-nya. Bila

nilai OR masing-masing kelompok menunjukkan bentuk garis lurus,

maka variabel numerik dapat dipertahankan. Namun bila hasilnya

menunjukkan adanya patahan, maka dapat dipertimbangkan dirubah

dalam bentuk katagorik.

4. Setelah memperoleh model yang memuat variabel-variabel penting,

maka langkah terakhir adalah memeriksa kemungkinan interaksi

variabel ke dalam model. Penentuan variabel interaksi sebaiknya

melalui pertimbangan substantif.

b. Model Faktor Risiko

Regresi logistik yang tujuannya mengestimasi secara valid

hubungan satu variabel utama dengan variabel dependen

dengan mengontrol beberapa variabel konfonding. Bentuk

kerangka konsep model faktor risiko:

Bagan 2. 2 Kerangka Konsep Model Faktor Risiko

X Y

X1

X2

Page 43: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

25

Langkah analisis pada model ini sebagi berikut:

1. Lakukan pemodelan lengkap, mencakup variabel utama , semua

kandidat konfonding dan kandidat interaksi (interaksi diabuat antara

variabel utama dengan semua variabel konfonding).

2. Lakukan penilaian interaksi, dengan cara mengeluarkan variabel

interaksi yang nilai p Wald-nya tidak signifikan dikeluarkan dari

model secara berurutan satu per satu dari nilai p Wald yang terbesar.

3. Lakukan penilaian konfonding, dengan cara mengeluarkan variabel

kovariat/ konfonding satu per satu dimuali dari yang memiliki nilai p

Wald terbesar, bila setelah dikeluarkan diperoleh selisih OR

faktor/variabel utama antara sebelum dan sesudahvariabel kovariat

(X1) dikeluarkan lebih besar dari 10%, maka variabel tersebut

dinyatakan sebagai konfonding dan harus tetap berada dalam model.

Model regresi logistik dapat digunakan pada data yang dikumpulkan melalui

rancangan kohort, case control maupun cross sectional. Pada penelitian ini

desain yang digunakan adalah cross sectional, maka analisis regresi logistic

dapat digunakan untuk mendapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur tahun

2017.

Page 44: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

26

B. Kerangka Teori

Kerangka teori pada penelitian ini mengacu pada kerangka teori

dari Chapotera (2016) dalam penelitian faktor yamg berhubungan dengan

HIV. Teorinya menyebutkan bahwa yang mempengaruhi seseorang

terinfeksi virus HIV adalah faktor sosioekonomi dan faktor demografi.

Faktor sosioekonomi terdiri dari tingkat pendidikan, indeks kesejahteraan

dan status pekerjaan. Faktor demografi terdiri dari umur, status

pernikahan, jenis kelamin, suku dan agama.

Bagan 2. 3 Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Chapotera (2016)

Faktor Demografi

Umur

Status Pernikahan

Jenis Kelamin

Suku

Agama

Faktor Sosial Ekonomi

Tingkat Pendidikan

Indeks Kesejahteraan

Ststus Pekerjaan

Perilaku Berisiko Tinggi

Pengetahuan

Peengetahuan

Komprehensif

HIV/AIDS

Pajanan terhadao

Media

HIV/AIDS

Akses terhadap

Pelayanan HIV/AIDS

Page 45: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

27

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survey Demografi

dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, sehingga variabel yang diteliti

akan menyesuaikan data tersebut. Suku dan agama tidak diteliti

dikarenakan, data tersebut tidak tersedia. Jenis kelamin tidak diteliti

dikarenakan peneliti hanya memilih wanita sebagai populasi dalam

penelitian. Berikut kerangka konsep dalam penelitian ini:

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian

Sumber : Modifikasi Chapotera (2016), Widyastuti (2013)

UMUR

PENDIDIKAN

TERAKHIR

STATUS

PERNIKAHAN

JUMLAH

PAPARAN MEDIA

STATUS

PEKERJAAN

INDEKS

KESEJAHTERAAN

PENGETAHUAN

KOMPREHENSIF

HIV/AIDS

TEMPAT TINGGAL

Page 46: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

28

B. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Label Variabel Baru Skala Ukur

1

Pengetahuan

Komprehensif tentang

HIV/AIDS

Merupakan gabungan

dari jawaban tiga

komponen pengetahuan

HIV/AIDS yaitu,

pengetahuan penularan,

pencegahan dan

mispresepsi.

Pencegahan HIV/AIDS

(2 pertanyaan), cara

penularan HIV/AIDS (6

pertanyaan) dan

mispersepsi HIV/AIDS

(2 pertanyaan).

Setiap jawaban benar

diberi skor satu,

sehingga total skor

adalah 10.

(Wahyuni and

Ronoatmodjo, 2017)

Kuesioner WUS

SDKI 2017

Bagian 10

HIV/AIDS

No. 1001, 1002,

1003, 1004, 1005,

1006, 1006A,

1007, 1008ABC

(skor pengetahuan

tidak berdistribusi

normal, sehingga

menggunakan nilai

median)

Nilai Median = 7

0. Buruk (<7)

1. Baik (≥7)

Ordinal

Page 47: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

29

(SDKI, 2017)

2 Umur

Lama waktu hidup

responden sampai ulang

tahun terakhir pada saat

wawancara berlangsung

Kuesioner WUS

SDKI 2017

Bagian 1 Latar

belakang

responden

No. 106

0. <20 tahun

1. 21-35 tahun

2. >36 tahun

(Widyastuti, 2013)

Ordinal

3 Pendidikan terakhir

Pendidikan formal

terakhir yang

ditamatkan oleh

responden

Kuesioner WUS

SDKI 2017

Bagian 1 Latar

belakang

Responden

No. 108

0. Dasar

1. Menengah

Tinggi

Ordinal

4 Status pernikahan

Status pernikahan

sesuai

jawaban/pengakuan

responden saat

wawancara berlangsung

Kuesioner WUS

SDKI 2017

Bagian 7

Perkawinan dan

Aktivitas seksual

No.701

0. Belum Menikah

(Belum menikah,

tinggal bersama

pasangan)

1. Menikah (Sudah

menikah, janda,

cerai dan berpisah)

3. (SDKI, 2017)

Ordinal

5 Status pekerjaan

Responden sedang

tidak bekerja atau

bekerja saat wawancara

Kuesioner WUS

SDKI 2017

0. Tidak Bekerja

1. Bekerja

2. (SDKI, 2017)

Ordinal

Page 48: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

30

berlangsung Bagian 9 Latar

belakang suami &

Pekerjaan

perempuan

No. 913

6 Indeks Kesejahteraan

Ukuran gabungan dari

standar kehidupan

kumulatif rumah tangga

yang dihitung

menggunakan data

tentang kepemilikan

aset tertentu oleh rumah

tangga, seperti televisi

dan sepeda; bahan yang

digunakan untuk

konstruksi perumahan;

dan jenis akses air dan

fasilitas sanitasi.

(SDKI, 2017)

Kuesioner WUS

SDKI 2017

Karakteristik

Rumah tangga

No. 101-123

0. Sangat Miskin

1. Miskin

2. Menengah

3. Kaya

4. Sangat Kaya

(SDKI, 2017)

2.

Ordinal

7 Jumlah Sumber

Informasi

Jumlah sumber

informasi yang

responden terima

tentang HIV/AIDS

Kuesioner WUS

SDKI 2017

Bagian 10

HIV/AIDS

1001A D s.d. K

dan X

0. Kurang baik (< 2

sumber informasi)

1. Baik (≥2 sumber

informasi)

(Pottimau,

Karame and

Lontoh, 2015)

Ordinal

8 Tempat tinggal Tipe daerah tempat

tinggal responden saat

Kuesioner WUS

SDKI 2017

0. Urban

1. Rural Ordinal

Page 49: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

31

wawancara berlangsung

Bagian

pengenalan

tempat No. 5

(SDKI, 2017)

Page 50: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

32

C. Hipotesis

Ada hubungan signifikan antara umur responden, pendidikan terakhir,

tempat tinggal, status pekerjaan, status pernikahan, indeks kesejahteraan

dan jumlah sumber informasi dengan pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia.

Page 51: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

33

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. SDKI 2017

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017

merupakan survey nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN), Kementrian Kesehatan dan USAID. Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dilakukan secara periodik

setiap lima tahun sekali.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 dilakukan

untuk mengumpulkan data terkait pernikahan, fertilitas, mortalitas,

keluarga berencana, kesehatan reproduksi, kesehatan anak, nutrisi, dan

HIV/AIDS dengan wanita usia subur (15-49 tahun) sebagai subjek utama

dari survei ini.

Pemilihan sampel pada SDKI 2017 ini menggunakan desain

sampling dua tahap berstrata. Tahap pertama dilakukan dengan memilih

sejumlah blok sensus secara PPS sistematik disetiap kabupaten/kota dan

tahap kedua dilakukan dengan memilih 25-30 rumah tangga disetiap blok

sensus yang terpilih secara sistematik sehingga terpilih 47.483 rumah

tangga dan 49.627 wanita usia subur.

Page 52: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

34

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi

cross sectional sesuai dengan desain penelitian yang diterapan oleh Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari

raw data SDKI tahun 2017 yang berfokus pada satu Indonesia. Kemudian

pengolahan data dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2019. Data SDKI

tahun 2017 didapatkan dengan langkah sebagai berikut :

1. Peneliti mengakses sdki.bkkbn.go.id

2. Selanjutnya memilih menu ‘Daftar’ lalu terbuka halamam ‘Form

Registrasi’.

3. Peneliti mengisi lengkap Form Registrasi diantaranya data pribadi dan

pas foto.

4. Memilih topik penelitian dan menuliskan tujuan registrasi.

5. Melengkapi isian tentang penelitian diantaranya judul penelitian dan

abstrak.

6. Melengkapi data instansi asal diantaranya nama, alamat, e-mail, dan

nomor telepon instansi.

7. Setelah melengkapi isian tersebut, sekitar 2 minggu BKKBN

mengirimkan e-mail balasan yang berisi password untuk dapat

mengakses akun di web SDKI.

Page 53: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

35

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini mengacu pada populasi dalam SDKI

2017 yaitu rumah tangga yang meliputi 34 provinsi di Indonesia. Survey

ini dilaksanakan secara nasional di daerah pedesaan dan perkotaan dengan

target 49.250 rumah tangga. Dari seluruh rumah tangga tersebut yang

berhasil diwawancara berjumlah 47.483 rumah tangga. Selanjutnya dalam

wawancara rumah tangga, ditemukan 50.181 wanita usia subur, namun

yang berhasil diwawancarai sebanyak 49.627 wanita usia subur dengan

respons rate sebesar 97,84%. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

wanita usia subur (WUS) di Indonesia berusia 15 – 49 tahun.

Page 54: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

36

2. Sample

Pemilihan sample berdasarkan rasio dengan menggunakan stratifikasi

dan multistage random sampling. Sample dalam penelitian ini adalah

semua wanita usia subur (WUS) di Indonesia berusia 15 – 49 tahun yang

pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Berdasarkan hal tersebut

didapatkan sample sebesar 39.542 wanita usia subur. Berikut alur

pengambilan sampel wanita usia subur umur 15-49 tahun pada penelitian

ini:

Wanita Usia 15-49 tahun yang memenuhi syarat dalam SDKI 2017 di

Indonesia = 49627 WUS

Wanita Usia 15-49 tahun yang pernah mendengar tentang

HIV/AIDS = 39894 WUS

Variabel Umur, tempat tinggal, pendidikan terakhir, indeks

kesejahteraan dan status pernikahan tidak ada missing = 39569 WUS

Variabel Status pekerjaan = 39543 WUS

Variabel Jumlah sumber informasi = 39542 WUS

Jumlah sampel = 39542 WUS

Variabel pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS = 39569

WUS

Page 55: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

37

Bagan 4. 1 Alur Pengambilan Sampel

Berdasarkan data jumlah sample yang tersedia, selanjutnya peneliti

melakukan perhitungan untuk menentukan sample minimal dalam

penelitian ini, dengan menggunakan rumus sampel uji mean beda dua

proporsi.

𝑛 = (𝑍

1−𝛼2

√2𝑃 (1 − 𝑃) + 𝑍1−𝛽 √𝑃1(1 − 𝑃1) + 𝑃2(1 − 𝑃2) ) 2

(𝑃1 − 𝑃2) × 𝑑𝑒𝑓𝑓

Menjadi:

𝑍1−𝛽 = (√𝑛 × (𝑃1 − 𝑃2) ) − 𝑍

1−𝛼2

√2𝑃(1 − 𝑃)

√𝑃1(1 − 𝑃1) + 𝑃2(1 − 𝑃2) × 𝑑𝑒𝑓𝑓

Keterangan:

n = Besar sample (39542 WUS)

P1 = Proporsi WUS dengan pengetahuan buruk dan terpapar

dengan faktor risiko dari penelitian sebelumnya (0,59)

P2 = Proporsi WUS dengan pengetahuan buruk dan tidak

terpapar faktor risiko dari penelitian sebelumnya (0,47)

P = Rata-rata proporsi WUS dengan pengetahuan buruk dan

terpapar dengan proporsi WUS dengan pengetahuan buruk

dan tidak terpapar faktor risiko (0,53)

deff = Efek desain

𝑍1−𝛼 = Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% dengan tingkat

𝑍1−𝛽 = Nilai Z pada kekuatan uji tertentu

Page 56: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

38

Dalam penelitian terdahulu didapatkan P1 dan P2 sebesar 0,59 dan

0,47 (Widyastuti, 2013). Pada penelitian ini digunakan α sebesar 5%,

sehingga diperoleh besar kekuatan uji yaitu 90%. Hal ini yang berarti

kemungkinan untuk menolak hipotesis nol sebesar 90%.

E. Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI tahun 2017. Data

SDKI dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner

khusus wanita usia subur. Adapun pertanyaan yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain:

a. Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS

Variabel Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS merupakan

variabel dependen pada penelitian ini. Variabel ini dibuat dari

gabungan beberapa variabel yang berkaitan dengan cara penvegahan

dan penularan HIV/AIDS. Variabel tersebut ada pada kuesioner WUS

no. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005, 1006, 1006A, 1007, 1008.

b. Umur

Variabel usia diperoleh dari kuesioner WUS bagian 1 (latar belakang

responden) pertanyaan nomor 106 tentang usia responden pada saat

survei dilakukan.

c. Pendidikan Terakhir

Variabel pendidikan terakhir diperoleh dari kuesioner WUS bagian 1

Latar belakang Responden No. 108

d. Status Pernikahan

Page 57: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

39

Variabel status pernikahan diperoleh dari kuesioner WUS bagian 7

perkawinan dan aktivitas seksual No. 701.

e. Status Pekerjaan

Variabel status pekerjaan diperoleh dari kuesioner WUS bagian 9

latar belakang suami dan pekerjaan perempuan No. 913.

f. Indeks Kesejahteraan

Variabel indeks kekayaan diperoleh dari semua pertanyaan di bagian 4

keadaan tempat tinggal pada kuesioner karakteristik rumah tangga

yang menanyakan tentang kepemilikian aset tertentu oleh rumah

tangga seperti televisi dan sepeda, bahan yang digunakan untuk

konstruksi perumahan, jenis akses air dan fasilitas sanitasi.

g. Jumlah Sumber informasi

Variabel jumlah sumber informasi informasi diperoleh dari pertanyaan

di bagian 10 tentang HIV/AIDS no. 1001AD s.d. K dan X.

h. Tipe Daerah Tempat Tinggal

Variabel tempat tinggal diperoleh dari kuesioner WUS bagian

pengenalan tempat di pertanyaan nomor 5 tentang daerah tempat

tinggal responden saat survei dilakukan.

F. Pengolahan Data

Peneliti melakukan beberapa tahapan sebelum analissi data, berikut

tahapan-tahapannya:

Page 58: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

40

1. Cleaning

Tahapan ini dilakukan dengan tujuan membersihkan data yang

missing. Pembersihan dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi

pada setiap variabel. Data yang missing dan data tidak masuk akal,

tidak akan diikutsertakan dalam analisis data. Cara membersihkan data

yang missing dan data tidak masuk akal yaitu dengan melakukan select

data pada data yang tidak missing. Berikut ini jumlah data missing

pada setiap variabel.

Tabel 4. 1 Cleaning Data

No Variabel Jumlah Missing

1 Pengetahuan Komprehensif tentang

HIV/AIDS 10058

1 Umur 0

2 Pendidikan Terakhir 0

3 Status Pernikahan 0

4 Status Pekerjaan 26

5 Indeks Kesejahteraan 0

6 Jumlah Sumber informasi 16

7 Tipe Daerah Tempat Tinggal 0

2. Pembobotan

Data yang dianalisis pada penelitian ini merupakan data

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Peneliti

melakukan pembobotan data terlebih dahulu sebelum analisis

dimulai. Pembobotan data dilakukan dengan tujuan menyamakan

peluang yang terjadi pada setiap individu. Peluang yang sama

Page 59: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

41

didapatkan apabila pengambilan sampel dilakukan dengan metode

simple random sampling, sedangkan sampel SDKI dilakukan

dengan cara multistage random sampling sehingga pembobotan

perlu untuk dilakukan. Peneliti melakukan pembobotan dengan

cara membuat variabel Weight dari variabel V005 (women’s

individual sample weight) dibagi 1.000.000. Cara pembobotan ini

dijelaskan pada buku kode DHS. Kemudian peneliti melakukan

persiapan analisis dengan membuat file .csaplan yang terdiri dari

variabel V021 (primary sampling unit), V001 (cluster number) dan

variabel Weight yang baru dibuat. Selanjutnya pada saat proses

analisis peneliti menggunakan .csaplan tersebut pada analisis

kompleks untuk mengangtifkan pembobotan.

3. Filter

Pada proses filter dilakukan dengan cara memilih

pertanyaan/variabel apa yang akan digunakan pada penelitian ini

dari melalui penyesuaian antara tujuan penelitian dengan dataset

yang tersedia di SDKI 2017. Berikut daftar pertanyaan yang

digunakan:

Page 60: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

42

Tabel 4. 2 Filter

No. Variabel Kode Kuesioner

1.

Kategori Pengetahuan

Komprehensif

HIV/AIDS

V751,

S1001AX,

V754CP,

V754DP,

V754JP,

V754WP,

V823,

S1006A,

V756,

V774A-C

Bagian 10 HIV/AIDS

No. 1001, 1002, 1003,

1004, 1005, 1006,

1006A, 1007, 1008.

1. Umur V012

Bagian 1 Latar

belakang responden

No. 106

2. Pendidikan Terakhir

V106

Bagian 1 Latar

belakang Responden

No. 108

3. Status pernikahan

V501

Bagian 7 Perkawinan

dan Aktivitas seksual

No.701

4. Status pekerjaan

V714

Bagian 9 Latar

belakang suami &

Pekerjaan perempuan

No. 913

5. Indeks Kesejahteraan

V190

Karakteristik Rumah

tangga

No. 101-123

6. Jumlah sumber

informasi

S1001AD

s.d AK

dan

S1001AX

Bagian 10 HIV/AIDS

no. 1001 A

D s.d. K dan X

7. Tipe Daerah Tempat

Tinggal

V025

Bagian pengenalan

tempat No. 5

4. Skoring

Tahapan ini dilakukan untuk memberikan skor/nilai pada variabel

dependen pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dan variabel

Page 61: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

43

independen jumlah sumber informasi. Dimana jawaban benar diberi skor

1, jawaban salah dan tidak tahu diberi skor 0. Variabel yang dilakukan

skoring adalah variabel-variabel pembentuk variabel kategori pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS (variabel dependen pada penelitian ini)

yaitu ada pada kuesioner WUS no. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005, 1006,

1006A, 1007, 1008. Peneliti mengcompute variabel skor pengetahuan

dengan menjumlahkan variabel 1001, 1002, 1003, 1004, 1005, 1006,

1006A, 1007, 1008. Kemudian hasil penjumlahan tersebut dianalisis untuk

melihat kenormalan data variabel tersebut, diketahui dari analisis tersebut

data tidak normal. Dikarenakan data yang tidak normal peneliti

mengkatagorikan variabel skor pengetahuan menjadi dua, yaitu baik dan

buruk berdasarkan nilai median yang didapat yaitu 7. Buruk apabila skor

pengetahuan <7 dan baik apabila skor pengetahuan ≥7.

Kemudian skoring dilakukan pada variabel independen yaitu

variabel jumlah sumber informasi. Variabel ini merupakan hasil skoring

dari variabel-variabel S1001AD s.d S1001AK dan S1001AX. Pertama-

tama peneliti mengcompute variabel jumlah sumber informasi dengan

menjumlahkan variabel S1001AD s.d S1001AK dan S1001AX. Setelah

diketahui hasil penjumlahannya, peneliti melakukan analisis untuk melihat

kenormalan data dari variabel jumlah sumber informasi, diketahui dari

analisis tersebut data tidak normal. Dikarenakan data yang tidak normal

peneliti mengkatagorikan variabel jumlah sumber informasi menjadi dua,

yaitu baik dan kurang baik berdasarkan nilai median yaitu 2. Kurang baik

Page 62: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

44

apabila <2 jumlah sumber informasi yang didapatkan responden. Baik

apabila ≥2 jumlah sumber informasi yang didapatkan responden.

5. Recode

Recoding merupakan tahapan yang dilakukan dengan tujuan

memberikan kode ulang terhadap variabel yang terdapat dalam raw data

SDKI. Berikut ini merupakan kode yang diberikan untuk variabel-variabel

yang berkaitan dengan penelitian:

Tabel 4. 3 Recode

Variabel Lama

Kode Variabel Lama Variabel Baru Kode Variabel Baru

V751,

S1001AX,

V754CP,

V754DP,

V754JP,

V754WP,

V823, S1006A,

V756,

V774A-C

1.Ya

2. Tidak

8. Tidak Tahu

Kategori

Pengetahuan

Komprehensif

tentang HIV/AIDS

0. <7

1. ≥7

Berdasarkan

nilai median

skor

pengetahuan komprehensif

HIV/AIDS

V012 Numerik (15-49 tahun) Umur

0. <20 tahun

1. 21-35 tahun

2. >36 tahun

(Widyastuti, 2013)

V106

0. Tidak sekolah

1. Primer

2. Sekunder

3. Tinggi

Pendidikan

Terakhir

0. Dasar

1. Menengah

2. Tinggi

V501

0. Belum pernah

menikah

1. Menikah 2. Tinggal

dengan

pasangan

3. Janda

4. Cerai

5. Berpisah

Status Pernikahan

0. Belum

Menikah

1. Menikah

V714 1. Tidak Bekerja

2. Bekerja Status Pekerjaan

0. Tidak Bekerja

1. Bekerja

V190

1. Sangat Miskin

2. Miskin

3. Menengah

Indeks

Kesejahteraan

0. Sangat Miskin

1. Miskin

2. Menengah

Page 63: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

45

4. Kaya

Sangat Kaya

3. Kaya

4. Sangat Kaya

S1001AD s.d

AK dan

S1001AX

0. Tidak

1. Ya

Jumlah sumber

informasi

0. Kurang Baik (<2

sumber Informasi)

1. Baik (≥2 sumber

informasi)

V025 1. Urban

2. Rural

Tipe Daerah

Tempat Tinggal

0. Urban

1. Rural

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan proporsi

pengetahuan komprehensif pada wanita usia subur tahun 2017 lalu

melihatnya berdasarkan umur, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status

pernikahan, status pekerjaan, indeks kesejahteraan dan jumlah sumber

informasi. Output yang dihasilkan dalam analisis univariat berupa

frekuensi dan persentase dari wanita usia subur yang memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS baik dan yang buruk. Hal

ini bertujuan untuk melihat apakah variabel tersebut homogen atau tidak.

Selain itu, output yang dikeluarkan berupa tabel silang yang berisi

frekuensi dan persentase wanita usia subur yang memiliki pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS yang baik dan yang buruk berdasarkan

umur, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status pernikahan, status

pekerjaan, indeks kesejahteraan dan kategori jumlah paparan sumber

informasi.

2. Analisis Multivariat

Page 64: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

46

Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi logistik berganda faktor determinan. Beberapa variabel independen

dalam pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS wanita usia subur

antara lain umur, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status pernikahan,

status pekerjaan, indeks kesejahteraan dan kategori jumlah paparan

sumber informasi. Berikut ini adalah prosedur untuk melakukan analisis

regresi logistik model prediksi:

a. Melakukan analisis bivariat pada variabel dependen dengan

variabel independen. Tujuan dilakukan analisis bivariat adalah

untuk melakukan uji diagnostik pada variabel yang akan diteliti.

Hal ini dilakukan untuk memilih variabel independen mana yang

masuk dalam kandidat model. Pemilihan kandidat model dilakukan

dengan melihat P value pada hasil uji bivariat. Variablel

independen yang masuk ke dalam kandidat model adalah variabel

yang memiliki P value ≤ 0,25. Apabila ada variabel independen

yang memiliki P value > 0,25 tetapi secara teoritis berhubungan

maka variabel tersebut masih bisa masuk menjadi kandidat model.

b. Setelah variabel independen terpilih menjadi kandidat model, tahap

selanjutnya adalah melakukan analisis multivariat dengan

menggunakan analisis regresi logistik berganda faktor prediksi.

c. Output dari hasil analisis regresi logistik akan dilihat P value pada

setiap variabel. Apabila P value> 0,05 maka akan dikeluarkan

mulai dari nilai Wald yang paling besar (Iswara and Saraswati,

2015).

Page 65: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

47

BAB V

HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS

di Indonesia tahun 2017

Gambaran pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS

merupakan hasil analisis univariat untuk melihat distribusi pengetahuan

komprehensif HIV/AIDS pada wanita usia subur. Berdasarkan hasil

analisis yang dilakukan, diketahui bahwa distribusi pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS di Indonesia tahun 2017

sebagai berikut:

Tabel 5. 1 Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS di

Indonesia tahun 2017

Pengetahuan

Komprehensif Frekuensi

Presentase (%)

Buruk 15990 40,4

Baik 23552 59,6

Total 39542 100

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang masih memiliki

pengetahuan komprehensif yang buruk tentang HIV/AIDS mencapai

40,4% dari 39.542 wanita usia subur pada tahun 2017.

Page 66: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

48

B. Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang

HIV/AIDS pada WUS

Tabel 5. 2 Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS

Variabel Independen Frekuensi %

Umur

Remaja 6806 17,2

Dewasa Awal 18793 47,5

Dewasa 13943 35,3

Pendidikan Terakhir

Dasar 6626 16,8

Menengah 23952 60,6

Tinggi 8964 22,7

Status Pernikahan

Belum Menikah 11513 29,1

Menikah 28029 70,9

Status Pekerjaan

Tidak Bekerja 18403 46,5

Bekerja 21139 53,5

Indeks Kesejahteraan

Sangat Miskin 6115 15,5

Miskin 7226 18,3

Menengah 7935 20,1

Kaya 8791 22,2

Sangat Kaya 9475 24,0

Jumlah Sumber Informasi

Kurang Baik 17757 44,9

Baik 21785 55,1

Tempat Tinggal

Rural 23423 59,2

Urban 16119 40,8

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa kelompok umur

dewasa awal memiliki jumlah responden terbanyak, dengan jumlah

responden 18.793 (47,5%). Selanjutnya diketahui bahwa pendidikan

wanita dalam penelitian ini didominasi oleh responden dengan

pendidikan menengah sebanyak 23952 (60,6%) dari 39542 wanita

usia subur. Lalu responden yang memiliki status pernikahan

menikah, berjumlah 28029 (70,9%) dari 39542 wanita usia subur.

Selanjutnya responden yang bekerja mendominasi yaitu sebanyak

Page 67: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

49

21139 (53%) dari 39542 wanita usia subur. Selanjutnya dari 39542

responden, sebanyak 24% responden dengan jumlah terbesar berada

pada indeks kesejahteraan sangat kaya, selanjutnya sebanyak 22,2%

responden pada indeks kesejahteraan kaya, selanjutnya responden

dengan indeks kesejahteraan menengah, miskin, dan sangat miskin

berturut-turut sebanyak 20,1%, 18,3% dan 15,5%. Lalu sebanyak

44,9% responden memiliki jumlah sumber informasi yang kurang

baik. Selanjutnya wanita yang bertempat di rural sebanyak 23423

(59,2%).

Page 68: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

50

C. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS

berdasarkan Variabel Independen

Hasil penelitian selanjutnya adalah melihat distribusi pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia

tahun 2017 berdasarkan variabel independen pada penelitian ini, dapat

dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5. 3 Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS

berdasarkan Variabel Independen

Variabel Independen

Pengetahuan Komprehensif

HIV/AIDS

P Value Buruk Baik Total

(%)

Umur (%)

0,000 Remaja 3481 (51,1) 3325 (48,9) 100

Dewasa Awal 7067 (37,6) 11726 (62,4) 100

Dewasa 5442 (39) 8501 (61) 100

Pendidikan Terakhir (%)

0,000 Dasar 3767 (56,9) 2859 (43,1) 100

Menengah 10055 (42) 13897 (58) 100

Tinggi 2168 (24,2) 6796 (75,8) 100

Status Pernikahan (%)

0,000 Belum Menikah 5038 (43,8) 6475 (56,2) 100

Menikah 10952 (39,1) 17077 (60,9) 100

Status Pekerjaan (%)

0,000 Tidak Bekerja 7965 (43,3) 10438 (56,7) 100

Bekerja 8025 (38) 13114 (62) 100

Indeks Kesejahteraan (%)

0,000

Sangat Miskin 3373 (55,2) 2742 (44,8) 100

Miskin 3534 (48,9) 3692 (51,1) 100

Menengah 3395 (42,8) 4540 (57,2) 100

Kaya 3139 (35,7) 5652 (64,3) 100

Sangat Kaya 2549 (26,9) 6926 (73,1) 100

Jumlah Sumber Informasi (%)

0,000 Kurang Baik 8762 (49,3) 8995 (50,7) 100

Baik 7228 (33,2) 14557 (66,8) 100

Tempat Tinggal (%)

0,000 Rural 7888 (48,9) 8231(51,1) 100

Urban 8102 (34,6) 15321 (65,4) 100

Page 69: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

51

Tabel 5.3 menggambarkan pengetahuan komprehensif WUS

tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur tahun 2017 berdasarkan

variabel independen.

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa wanita yang berada di

rentang umur remaja memiliki pengetahuan komprehensif yang buruk,

sedangkan wanita yang berada di rentang umur dewasa awal dan dewasa

sebagian besar memiliki pengetahuan komprehensif yang baik. Hasil

analisis statistik menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada

alfa 5% terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Selanjutnya, wanita yang berpendidikan dasar sebagian besar

memiliki pengetahuan komprehensif yang buruk, sedangkan wanita yang

berpendidikan menengah dan tinggi memiliki pengetahuan komprehensif

yang baik. Dari tabel tersebut, juga didapatkan hasil analisis statistik

menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa 5%

terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Wanita yang belum menikah dan menikah sebagian besar memiliki

pengetahuan komprehensif yang baik. Didapatkan juga hasil analisis

statistik menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa

5% terdapat hubungan yang bermakna antara status pernikahan dengan

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Wanita dengan status pekerjaan tidak bekerja dan bekerja memiliki

pengetahuan komprehensif yang baik. Hasil analisis statistik menunjukkan

nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa 5% terdapat hubungan

yang bermakna antara status pekerjaan dengan pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Pada wanita dengan indeks kesejahteraan sangat miskin memiliki

pengetahuan komprehensif yang buruk, sedangkan pada wanita dengan

indeks kesejahteraan miskin, menengah, kaya dan sangat kaya memiliki

pengetahuan komprehensif yang baik. Dari hasil analisis statistik

Page 70: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

52

menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa 5%

terdapat hubungan yang bermakna antara indeks kesejahteraan dengan

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Selanjutnya pada wanita dengan jumlah sumber informasi kurang

baik dan baik memiliki pengetahuan komprehensif yang sudah baik.

Selanjutnya, hasil analisis statistik menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000

yang artinya pada alfa 5% terdapat hubungan yang bermakna antara

jumlah sumber informasi dengan pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Pada wanita yang bertempat tinggal di daerah rural dan urban

memiliki pengetahuan komprehensif yang baik. Hasil analisis statistik

menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa 5%

terdapat hubungan yang bermakna antara tipe tempat tinggal dengan

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

D. Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang

HIV/AIDS dengan Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor

Determinan

Hubungan antara variabel independen yang diteliti dengan

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS di Indonesia

dilakukan secara multivariabel dengan menggunakan uji regresi logistik

berganda faktor determinan . Berikut adalah proses uji multivariat pada

penelitian ini:

1. Seleksi Kandidat

Pada hasil bivariat kompleks sampel didapatkan signifikansi

hubungan antara variabel umur, pendidikan terakhir, status pernikahan,

status pekerjaan, indeks kesejahteraan, jumlah sumber informasi dan

Page 71: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

53

tempat tinggal dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada

WUS di Indonesia tahun 2017. Uji bivariat dilakukan dengan

menggunakan uji Chi-square test yang mana siginifikansi hubungan antara

variabel independen dengan dependen dilihat dari besarnya nilai pvalue.

Apabila besar pvalue ≤ 0,25 maka variabel tersebut dapat masuk dalam

kandidat multivariat. Berikut ini adalah tabel hasil seleksi kandidat

menggunakan uji Chi-square test:

Tabel 5. 4 Signifikansi Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel

Dependen (Pengetahuan Komprehensif HIV/AIDS)

Variabel P Value

Umur 0,000*

Pendidikan Terakhir 0,000*

Status Pernikahan 0,000*

Status Pekerjaan 0,000*

Indeks Kesejahteraan 0,000*

Kategori jumlah sumber informasi 0,000*

Tipe Daerah Tempat Tinggal 0,000*

Notes: * = kandidat multivariat

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa semua variabel

independen yang diteliti (umur, pendidikan terakhir, status pernikahan,

status pekerjaan, indeks kesejahteraan, jumlah sumber informasi dan tipe

daerah tempat tinggal) dapat diikutsertakan dalam analisis multivariat

karena memiliki pvalue ≤0.25.

2. Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor Determinan

Setelah seleksi kandidat variabel independen selesai, dan

didapatkan variabel yang akan ikut diujikan pada analisis multivariat,

pada penelitian kali ini sebanyak tujuh variabel independen semuanya

masuk kedalam analisis multivariat. Langkah selanjutnya adalah

melakukan eliminasi terhadap variabel independen untuk menentukan

Page 72: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

54

model akhir multivariat. Proses eliminasi dilakukan secara backward

elimination, yaitu dengan menganalisis variabel independen secara

bersamaan. Kemudian eliminasi dilakukan secara bertahap pada variabel

yang memiliki pvalue >0.05 mulai dari variabel yang memiliki nilai

pvalue tertinggi. Variabel dengan pvalue ≤0.05 akan dipertahankan

dalam model. Berikut adalah langkah analisis multivariat pada penelitian

ini:

Tabel 5. 5 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Model

Determinan (Model Awal)

Variabel Independen B P Value OR (CI 95%)

Umur

0,142 0,000

Remaja 1,56 (1,39 – 1,75) Dewasa Awal 1,07 (1,0 – 1,14)

Dewasa 1

Pendidikan Terakhir

0,599 0,000

Dasar 3,41(3,06 – 3,8)

Menengah 1,89 (1,74 – 2,05)

Tinggi 1

Status Pernikahan

0,328 0,000

Belum Menikah 1,29 (1,19 – 1,4)

Menikah 1

Status Pekerjaan

0,018 0,607

Tidak Bekerja 0,985 (0,928 – 1,044)

Bekerja

Indeks Kesejahteraan

0,153 0,000

Sangat Miskin 1,79 (1,6 – 2,0)

Miskin 1,64 (1,49 – 1,80) Menengah 1,41 (1,29 – 1,55)

Kaya 1,20 (1,11 – 1,31)

Sangat Kaya 1

Jumlah Sumber informasi 0,508 0,000

Kurang Baik 1,62 (1,53 – 1,71)

Baik 1

Tempat Tinggal

-0,312 0,000

Rural 0,74 (0,68 – 0,80)

Urban 1

Constant -1,110

Dari tabel 5.5 diketahui hasil analisis multivariat regresi logistik

untuk variabel status pekerjaan memiliki pvalue sebesar 0,607 dimana

Page 73: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

55

nilai tersebut diatas 0,05 sehingga variabel status pekerjaan dikeluarkan

dan dilakukan analisis multivariat kembali.

Tabel 5. 6 Hasil Model Akhir Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda

Model Determinan (Model Akhir)

Variabel Independen B P Value OR (CI 95%)

Umur

0,146

0,000

Remaja 1,55 (1,38 – 1,73)

Dewasa Awal 1,06 (1,0 – 1,14)

Dewasa 1

Pendidikan Terakhir

0,601 0,000

Dasar 3,41(3,06 – 3,8)

Menengah 1,89 (1,17 – 2,05)

Tinggi 1

Status Pernikahan

0,328 0,000

Belum Menikah 1,29 (1,19 – 1,4)

Menikah 1

Indeks Kesejahteraan

0,154 0,000

Sangat Miskin 1,79 (1,6 – 2,0)

Miskin 1,64 (1,49 – 1,80)

Menengah 1,41 (1,29 – 1,55)

Kaya 1,20 (1,11 – 1,31)

Sangat Kaya 1

Jumlah Sumber

informasi 0,509 0,000

Kurang Baik 1,62 (1,53 – 1,71)

Baik 1

Tempat Tinggal

-0,312

0,000

Rural 0,74 (0,68 – 0,80)

Urban 1

Constant -1,107

Berdasarkan perhitungan nilai p, didapatkan pemodelan

multivariat terakhir yaitu pemodelan multivariat pada tabel 5.6.

Berdasarkan tabel 5.6 juga diketahui bahwa hasil uji statistik

menunjukkan dari 7 variabel yang diuji, terdapat 6 variabel yang

masuk dalam model akhir dalam analisis multivariat yaitu umur,

pendidikan terakhir, status pernikahan, indeks kesejahteraan,

jumlah sumber informasi dan tempat tinggal,. Variabel tersebut

memiliki nilai probabilitas ≤0.05 yang artinya pada variabel-

Page 74: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

56

variabel tersebut merupakan determinan dari pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Pada tabel 5.6 juga diketahui nilai odds ratio variabel yang

masuk dalam uji multivariat. Pada variabel umur, diketahui nilai

odds ratio untuk faktor umur remaja dan dewasa awal sebesar 1,55

( CI 95% 1,38 – 1,73) dan 1,06 (CI 95% 1,0 – 1,14) yang artinya

wanita dengan umur remaja berisiko 1,55 kali lebih besar untuk

memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang

buruk dibandingkan wanita dengan wanita dewasa dan wanita

dengan umur dewasa awal berisiko 1,06 kali lebih besar untuk

memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang

buruk dibandingkan wanita dengan wanita dewasa.

Diketahui nilai odds ratio untuk pendidikan terakhir sebesar

3,41( CI 95% 3,06 – 3,8) dan 1,89 ( CI 95% 1,17 – 2,05) yang

artinya wanita dengan pendidikan dasar berisiko 3,41 kali lebih

besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan pendidikan

tinggi, dan wanita dengan pendidikan menengah berisiko 1,89 kali

lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan pendidikan

tinggi.

Pada variabel status pernikahan, diketahui nilai odds ratio

untuk faktor status pernikahan belum menikah sebesar 1,29 (CI

Page 75: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

57

95% 1,19 – 1,4) yang artinya wanita dengan status pernikahan

belum menikah berisiko 1,29 kali lebih besar untuk memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk

dibandingkan wanita dengan status pernikahan menikah.

Pada variabel indeks kesejahteraan, diketahui nilai odds

ratio untuk faktor indeks kesejahteraan sangat miskin, miskin,

menengah dan kaya sebesar 1,79 ( CI 95% 1,6 – 2,0), 1,64 ( CI

95% 1,49 – 1,80), 1,41 ( CI 95% 1,29 – 1,55) dan 1,20 ( CI 95%

1,11 – 1,31) yang artinya wanita dengan indeks kesejahteraan

sangat miskin, berisiko 1,79 kali lebih besar untuk memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk

dibandingkan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat kaya.

Selanjutnya wanita dengan indeks kesejahteraan miskin, berisiko

1,64 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan indeks

kesejahteraan sangat kaya. Lalu wanita dengan indeks

kesejahteraan menengah, berisiko 1,41 kali lebih besar untuk

memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang

buruk dibandingkan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat

kaya. Sedangkan wanita dengan indeks kesejahteraan kaya,

berisiko 1,2 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita

dengan indeks kesejahteraan sangat kaya.

Page 76: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

58

Selanjutnya pada variabel jumlah sumber informasi,

diketahui nilai odds ratio untuk faktor jumlah sumber informasi

kurang baik sebesar 1,62 ( CI 95% 1,53 – 1,71) yang artinya wanita

dengan jumlah sumber informasi kurang baik berisiko 1,62 kali

lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan jumlah sumber

informasi yang baik.

Hasil nilai odds ratio untuk faktor tempat tinggal rural

(desa) sebesar 0,74 ( CI 95% 0,68 – 0,80) yang artinya wanita yang

bertempat tinggal di desa dapat mencegah risiko untuk memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk sebesar

0,74 kali lebih besar dibandingkan wanita yang bertempat tinggal

di kota.

Dari tabel 5.5 dapat diketahui model determinan dari hasil

analisis regresi logistik berganda, dengan pemodelan sebagai

berikut:

Logit (Pengetahuan Komprehensif HIV/AIDS) = -1,107 + 0,146

umur + 0,601 pendidikan + 0,328 status pernikahan + 0,154 indeks

kesejahteraan + 0,509 jumlah sumber informasi. + (-0,312) tempat

tinggal.

Persamaan tersebut merupakan determinan pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di

Logit (Y) = a + b1 x1 + b2 x2 + … + bn xn

Page 77: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

59

Indonesia tahun 2017. Selanjutnya faktor yang paling

mempengaruhi dapat dilihat dari nilai odds ratio (OR) yang paling

besar diantara variabel independen lainnya. Diketahui bahwa

variabel yang menjadi faktor dominan pada pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di

Indonesia tahun 2017 adalah variabel pendidikan dengan OR

sebesar 3,14.

Page 78: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

60

BAB VI

PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN Pada bab pembahasan ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan

terkait faktor dominan yang mempengaruhi pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS pada WUS di Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian telah dijelaskan

sebelumnya akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan ini.

A. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan

data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017

dimana variabel yang ikut serta dalam penelitian ini disesuaikan dengan

data yang tersedia dalam raw data SDKI 2017, sehingga peneliti tidak

dapat menambahkan variabel lain yang mungkin sangat penting dalam

hubungannya dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada

wanita usia subur. Penelitian ini menggunakan desain studi penelitian

cross sectional sehingga tidak dapat menemukan hubungan sebab akibat

karena variabel dependen dan independen diukur secara bersamaan.

B. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada

Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia

Pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS adalah pengetahuan

seseorang tentang cara penularan dan cara pencegahan HIV/AIDS

(Angkasawati, 2010). Menurut hasil SDKI tahun 2017 pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS adalah seseorang yang mengetahui cara

bahwa pemakaian kondom secara konsisten saat melakukan hubungan

Page 79: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

61

seksual, hanya memiliki satu pasangan yang tidak terinfeksi HIV/AIDS

dapat mengurangi kemungkinan tertular HIV/AIDS, mengetahui bahwa

orang yang tampak sehat dapat terinfeksi HIV/AIDS dan menolak

pemahaman yang salah atau mispresepsi tentang cara penularan atau

pencegahan HIV/AIDS (SDKI, 2017).

Allah swt menghargai umat-Nya yang memiliki Ilmu pengetahuan,

hal ini disebutkan pada ayat 9 dalam Q.S. Az-Zumar yang artinya :

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah

orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,

sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat

Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran” (Q.S. Az-Zumar : 9)

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa pentingnya mempunyai ilmu

pengetahuan, karena Allah swt sangat membedakan orang yang berilmu

dengan yang tidak. Allah swt menyebutkan bahwa orang-orang yang

memakai akal dan pikirannya dengan jernih dan baik untuk mendapatkan

ilmu adalah orang-orang yang dapat menerima pelajaran dan nasihat-

nasihat.

Dalam HR. Ibnu Majah diriwayatkan Nabi Muhammad saw

bersabda yang artinya:

“mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang Islam laki-

laki dan perempuan.”

Page 80: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

62

Dalam hadits tersebut jelas disebutkan bahwa hukum mencari ilmu

adalah fardhu ain (harus dilakukan per individu). Hadits ini menyiratkan

arti bahwa seorang Muslim tidak akan pernah keluar dari tanggung

jawabnya untuk mencari ilmu.

Dalam hal ini dikaitkan dengan kondisi yang terjadi, bahwa masih

rendahnya pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dikalangan

wanita usia subur di Indonesia tentunya masih tidak sejalan dengan firman

Allah pada Az-zumar ayat 9 dan hadits tersebut.

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 40,4%

dari 39.542 wanita usia subur di Indonesia yang masih memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk. Hal ini sejalan

dengan penelitian terhadap wanita usia subur di Indonesia berdasarkan

data SDKI tahun 2010 ditemukan bahwa sebanyak 84,9% wanita usia

subur masih tidak mengatahui tentang pencegahan dan penularan

HIV/AIDS (Ratnasari, 2012). Hal tersebut sejalan dengan penelitian ini

dikarenakan kesamaan sampel dalam penelitian yaitu wanita usia subur di

Indonesia. Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yuliantini menyebutkan bahwa sebanyak 65,2% wanita

yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik tentang HIV/AIDS.

Masih rendahnya pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS

tentunya akan berdampak pada meningkatnya angka kasus baru

HIV/AIDS. Oleh sebab itu dibutuhan tindakan pencegahan. Pemerintah

melaui program Getting Zero dimana tujuannya untuk Zero New HIV

Page 81: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

63

Infection, Zero Stigma and Discrimination dan Zero AIDS Related Death

di tahun 2030 (Kemenkes, 2015). Dalam rangka mewujudkan Getting

Zero tersebut beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu revitalisasi

pengendalian HIV-AIDS dan IMS di Puskesmas dan RS, penguatan

surveilans IMS dan HIV di kabupaten/kota, peningkatan keterlibatan

ODHA dan keluarganya, komunitas/LSM peduli AIDS, populasi kunci

dan kader masyarakat dalam upaya penjangkauan, perluasan jangkauan

pengobatan ARV sampai ke tingkat Puskesmas, perluasan kampanye

peningkatan pengetahuan komprehensif tentang pencegahan penularan

HIV dan AIDS dan bahaya Napza di lingkungan pendidikan formal dan

non-formal, terstruktur (kurikuler) maupun tidak terstruktur

(nonkurikuler). Penguatan penanganan pencegahan penularan lebih lanjut

berupa distribusi kondom dan layanan alat suntik steril (LASS) di

Fasyankes. Dilihat dari poin-poin diatas, salah satunya adalah peningkatan

pengetahuan komprehensif masyarakat tentang HIV/AIDS guna mencegah

kasus baru HIV/AIDS. tetapi dalam pelaksanaannya tentu tidak mudah,

banyak orang yang berperilaku berisiko HIV/AIDS yang tidak

memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan karena tidak ada kemauan

dalam dirinya.

C. Faktor Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang

HIV/AIDS pada Wanita Usia Subur di Indonesia

1. Faktor Umur

Page 82: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

64

Umur dalam penelitian ini adalah lamanya hidup yang dihitung

sejak lahir sampai ulang tahun terakhir saat penelilitian dilakukan

(SDKI, 2017). Hasil analisis univariat pada penelitian ini

menunjukkan kelompok umur dewasa awal memiliki jumlah

responden terbanyak, dengan jumlah responden 18.793 wanita. Hasil

analisis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada pasien

HIV/AIDS di RSPAD Gatot Soebroto, menyatakan bahwa umur

responden yang paling banyak adalah responden kelompok umur

dewasa awal yaitu sebanyak 65%. Selain itu hasil analisis ini juga

sejalan dengan analisis yang dilakukan oleh Ratnasari tahun 2012

yang meyatakan kelompok umur dengan jumlah responden terbanyak

adalah kelompok umur dewasa awal dengan jumlah sebanyak 68.972

responden (Ratnasari, 2012).

Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada variabel umur

didapatkan dua nilai OR. OR untuk rentang usia remaja 1,55 (95% CI

1,38 – 1,73) dan OR untuk rentang usia dewasa awal 1,06 (95% CI 1,0

– 1,14). Berdasarkan nilai OR kelompok umur wanita remaja lebih

berisiko 1,55 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita

dengan pada kelompok umur dewasa dan wanita dengan umur dewasa

awal berisiko 1,06 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan dengan

wanita dewasa. Nilai OR tersebut bermakna bahwa umur merupakan

faktor determinan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada

Page 83: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

65

wanita usia subur. Adanya peningkatan pengetahuan seiring dengan

peningkatan jumlah umur dikarenakan lamanya tahun hidup seseorang

akan berbanding lurus dengan lamanya wanita tersebut terpapar

dengan berbagai faktor untuk meningkatkan pengetahuan, salah

satunya adalah lama pendidikan yang ditempuh.

Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara umur dengan pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue = 0,000). Hasil analisis ini

menunjukkan kesimpulan yang sama dengan penelitian Sudaryat

(2007). Sudaryat mengemukakan bahwa faktor umur memiliki

hubungan yang sangat nyata pengaruhnya terhadap pengetahuan

wanita tentang HIV/AIDS. sedangkan penelitian Sunani tidak

menunjukkan hasil yang sama, Sunani menyatakan bahwa tidak ada

hubungan antara umur dengan pengetahuan. Hubungan kelompok

umur dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dapat

dijelaskan bahwa semakin tua umur responden, maka semakin besar

proporsi pengatahuan yang dimiliki. Umur dewasa awal merupakan

umur yang paling optimal dalam menyerap informasi, karena masih

produktif dibandingkan kelompok remaja dan dewasa.

Berdasarkan literatur yang dipaparkan dapat disimpulkan

bahwa umur menjadi faktor risiko pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS. Oleh karena itu berdasarkan kondisi tersebut perlu

dikakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, khususnya

Page 84: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

66

pengetahuan tentang HIV/AIDS pada lembaga pendidikan formal

maupun informal agar risiko tertular HIV/AIDS dapat dicegah.

2. Pendidikan

Pendidikan terakhir merupakan tahapan dalam pendidikan

yang telah ditamatkan oleh seseorang. Seseorang yang memiliki

pendidikan rendah atau bahkan putus sekolah menjadi salah satu

penyebab sulitnya mendapatkan informasi yang baik tentang

reproduksi (Kusumawati, 2012). Salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan komprehensif HIV/AIDS pada wanita

usia subur adalah pendidikan.

Dalam HR. At-Tirmidzi no. 2682 Abu Daud no. 3641

disahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud, Rasullullah bersabda:

“Barang siapa yang menempuh jalan menuntut ilmu, maka

Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga”

Hadits diatas menerangkan bahwa betapa beruntungnya

muslim yang berangkat menuju majelis ilmu, jika seorang muslim

memiliki keyakinan seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.

Penelitian ini menjadikan pendidikan sebagai faktor yang

mempengaruhi pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada

wanita usia subur di indonesia.

Page 85: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

67

Hasil analisis univariat variabel pendidikan dalam penelitian

ini didominasi oleh responden dengan pendidikan menengah sebanyak

60,6% dari 39542 responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yuliantini (2012) bahwa 50,2%

responden penelitiannya berpendidikan menengah.

Berdasarkan hasil analisis multivariat kompleks sampel regresi

logistik diketahui nilai diketahui nilai odds ratio untuk pendidikan

terakhir sebesar 3,41( CI 95% 3,06 – 3,8) dan 1,89 ( CI 95% 1,17 –

2,05) yang artinya wanita dengan pendidikan dasar berisiko 3,41 kali

lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan pendidikan

tinggi, dan wanita dengan pendidikan menengah berisiko 1,89 kali

lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan pendidikan

tinggi. Nilai OR tersebut bermakna bahwa pendidikan merupakan

faktor determinan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada

wanita usia subur.

Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara pendidikan terakhir dengan pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue = 0,000). Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudaryat (2007),

Oktarina (2009) dan Sunani (2011). Ketiga penelitian tersebut

memiliki hasil yang sama, bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan komprehensif

Page 86: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

68

tentang HIV/AIDS pada WUS. Tingkat pendidikan menentukan

mudah tidaknya seseorang dalam menyerap dan memahami

pengetahuan yang diperoleh. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang, semakin baik juga pengetahuannya (Sunani, 2011).

Kemudahan mendapatkan akses pendidikan bisa dilihat dari indeks

kesejahteraan seseorang, dari hasil uji chi square antara variabel

pendidikan dengan indeks kesejahteraan diketahui bahwa responden

yang memiliki tingkat pendidikan dasar dengan indeks kesejahteraan

miskin ada sebanyak 27,2% proporsi ini terbesar diantara kelompok

indeks kesejahteraan lainnya. Selanjutnya responden yang memiliki

tingkat pendidikan tinggi dengan indeks kesejahteraan sangat kaya

sebanyak 55,6%. Di tahun 2015 pemerintah pernah mencanangkan

program pendidikan wajib belajar selama 12 tahun gratis, agar

minimal anak Indonesia menempuh pendidikan sampai dengan kelas 3

SMA/SMK/MA, namun hal tersebut belum terwujud sampai saat ini.

Oleh karena itu perbaikan pada pendidikan perlu

diprioritaskan, memngingat pendidikan sebagai faktor dominan yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

3. Faktor Status Pernikahan

Status pernikahan merupakan status dari mereka yang terikat dalam

perkawinan pada saat survey dilakukan, baik tinggal bersama atau

terpisah (BPS, 2013). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa

responden yang menikah berjumlah lebih banyak yaitu 70,9%. Hasil

Page 87: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

69

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ratnasari

(2012) bahwa responden yang memiliki status menikah berjumlah

lebih banyak yaitu 66,7%.

Dari analisis kompleks sampel multivariat regresi logistik

diketahui nilai odds ratio untuk faktor status pernikahan belum

menikah sebesar 1,29 (CI 95% 1,19 – 1,4) yang artinya wanita dengan

status pernikahan belum menikah berisiko 1,29 kali lebih besar untuk

memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk

dibandingkan wanita dengan status pernikahan menikah. Nilai OR

tersebut bermakna bahwa status pernikahan merupakan faktor

determinan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada

wanita usia subur. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara stastus pernikahan dengan

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue =

0,000). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Wijayanti (2017) yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan

antara status pernikahan dengan pengetahuan (Pvalue = 0,001). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari

(2012) menunjukkan bahwa responden yang telah menikah memiliki

pengetahuan HIV/AIDS yang lebih tinggi dibandingkan responden

yang berstatus belum menilkah. Responden yang telah menikah

cenderung memiliki kepedulian terhadap informasi yang terkait

dengan seksualitas, termasuk informasi HIV/AIDS, karena informasi

ini sangat lekat kalitannya dengan kehidupan sehari-hari responden.

Page 88: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

70

4. Faktor Status Pekerjaan

Status pekerjaan dalam penelitian ini merupakan pekerjaan yang

dimiliki responden pada saat survey dilakukan. Dalam penelitian ini

responden yang bekerja mendominasi hasil analisis univariat sebanyak

53% dari 39542 reponden. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Adelia (2017), dan Oktarina (2009).

Adelia menyatakan bahwa responden yang tidak bekerja lebih

mendominasi sebanyak 73%, dan hasil penelitian Oktarina juga

menyatakan bahwa sebagian besar respondennya (52,8%) tidak

bekerja.

Berdasarkan hasil analisis kompleks sampel multivariat pada faktor

status pekerjaan memiliki nilai pvalue sebesar 0,607 dapat

disimpulkan bahwa status pekerjaan tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada

WUS dan berdasarkan analisis regresi logistik variabel status

pekerjaan bukan merupakan variabel determinan pada pengetahuan

komprehensif wanita usia subur. Oleh karena itu selanjutnya variabel

ini dikeluarkan dari pemodelan dikarenakan nilai pvalue yang >0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan kesimpulan yang sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ifada (2010) namun tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktarina (2009), Ifada dalam

penelitiannya mengatakan tidak ada hubungan signifikan antara status

pekerjaan dengan tingkat pengetahuan, namun dalam Oktarina ia

Page 89: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

71

menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara status pekerjaan

dengan tingkat pengetahuan mengenai penyakit AIDS.

5. Faktor Indeks Kesejahteraan

Variabel indeks kesejahteraan dalam penelitian ini

mengkategorikan responden menjadi sangat miskin, miskin,

menengah, kaya dan sangat kaya. Berdasarkan hasil analisis univariat

pada penelitian ini dari 39542 responden, sebanyak 24% responden

dengan jumlah terbesar berada pada indeks kesejahteraan sangat kaya,

selanjutnya sebanyak 22,2% responden pada indeks kesejahteraan

kaya, selanjutnya responden dengan indeks kesejahteraan menengah,

miskin, dan sangat miskin berturut-turut sebanyak 20,1%, 18,3% dan

15,5%. Hasil analisis univariat ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ratnasari (2012) yang menyatakan sebagian besar

respondennya (67,8%) berada pada indeks kesejahteraan sangat kaya.

Pada variabel indeks kesejahteraan, diketahui nilai odds ratio

untuk faktor indeks kesejahteraan sangat miskin, miskin, menengah

dan kaya sebesar 1,79 ( CI 95% 1,6 – 2,0), 1,64 ( CI 95% 1,49 – 1,80),

1,41 ( CI 95% 1,29 – 1,55) dan 1,20 ( CI 95% 1,11 – 1,31) yang

artinya wanita dengan indeks kesejahteraan sangat miskin, berisiko

1,79 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan indeks

kesejahteraan sangat kaya. Selanjutnya wanita dengan indeks

kesejahteraan miskin, berisiko 1,64 kali lebih besar untuk memiliki

Page 90: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

72

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk

dibandingkan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat kaya. Lalu

wanita dengan indeks kesejahteraan menengah, berisiko 1,41 kali

lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan indeks

kesejahteraan sangat kaya. Sedangkan wanita dengan indeks

kesejahteraan kaya, berisiko 1,2 kali lebih besar untuk memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk

dibandingkan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat kaya. Hasil

analisis diatas menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

indeks kesejahteraan dengan pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS pada WUS. Nilai OR tersebut bermakna bahwa indeks

kesejahteraan merupakan faktor determinan pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara indeks kesejahteraan dengan pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue = 0,000). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari,

ia menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara status

ekonomi dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS (Ratnasari, 2012).

Responden dengan indeks kesejahteraan yang tinggi biasanya,

memiliki pengetahuan dan pendidikan yang baik, sehingga memiliki

kemampuan dan fasilitas yang lebih baik untuk mengkases informasi,

Page 91: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

73

dibandingkan dengan responden dengan indeks kesejahteraan yang

rendah.

6. Faktor Jumlah Sumber informasi

Selanjutnya pada variabel jumlah sumber informasi, dari hasil

analisis univariat diketahui dari 39542 responden sebanyak 55,1%

responden memiliki jumlah sumber informasi yang baik, dan

responden yang memiliki jumlah sumber informasi yang kurang baik

sebanyak 44,9%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Widyastuti (2013) yang menyatakan bahwa sebanyak

61,4% responden memiliki jumlah sumber informasi yang kurang

baik.

Diketahui nilai odds ratio untuk faktor jumlah sumber informasi

kurang baik sebesar 1,62 ( CI 95% 1,53 – 1,71) yang artinya wanita

dengan jumlah sumber informasi kurang baik berisiko 1,62 kali lebih

besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS

yang buruk dibandingkan wanita dengan jumlah sumber informasi

yang baik. Nilai OR tersebut bermakna bahwa jumlah sumber

informasi merupakan faktor determinan pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara jumlah sumber informasi dengan pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada WUS. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yuliantini, ia menyatakan bahwa terdapat hubungan

Page 92: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

74

signifikan antara perolehan informasi pendidikan seksual dengan

pengetahuan tentang HIV/AIDS. responden yang sering terpapar

informasi melaui media informasi seperti TV, media sosial, kunjungan

petugas kesehatan dll, tentunya akan memiliki pengetahuan yang baik

pula dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan atau

memiliki sedikit sumber informasi. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hakim (2016) yang menyatakan bahwa pengetahuan

yang baik berhubungan dengan banyaknya sumber informasi massa

yang diperoleh.

7. Faktor Tempat Tinggal

Variabel tempat tinggal responden merupakan pengelompokan

daerah tempat tinggal responden yang ditentikan sebagai pedesaan

(rural) atau perkotaan (urban) (Zai, 2012). Hasil analisis univariat

dalam penelitian ini menunjukkan responden yang tinggal diperkotaan

berjumlah 59,2%. Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ratnasari (2012) menyatakan bahwa responden yang

tinggal diperkotaan berjumlah 63,5%, dan jumlah ini lebih banyak

dibandingkan responden yang bertempat tinggal di desa. Namun tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktarina (2009),

Oktarina menyatakan sebesar 56,6% responden penelitiannya

bertempat tinggal di pedesaan.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diketahui nilai odds ratio

untuk faktor tempat tinggal rural (desa) sebesar 0,74 ( CI 95% 0,68 –

Page 93: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

75

0,80) yang artinya wanita yang bertempat tinggal di desa dapat

mencegah risiko untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS yang buruk sebesar 0,74 kali dibandingkan wanita yang

bertempat tinggal di kota. Nilai OR tersebut bermakna bahwa tempat

tinggal merupakan faktor pencegah pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.

Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara tempat tinggal dengan pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue = 0,000). Sejalan dengan

peneitian yang dilakukan oleh Jamal (2006), dalam penelitiannya

Jamal menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

tempat tinggal dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS. masyarakat

yang tinggal dipedesaan cenderung memiliki pengetahuan yang

rendah dibandinglan masyarakat kota. Pengetahuan yang rendah

dikarenakan akses informasi yang masuk ke desa cenderung kurang

mendapatkan informasi. Hal lain yang juga mendukung yaitu

kurangnya sarana dan prasarana di desa sehingga sulit untuk

mendapatkan akses informasi. Karakter yang berbeda pada

masyarakat perkotaan dan pedesaan juga berpengaruh terhadap tingat

pengetahuan, masyarakat perkotaan cenderung terbuka dan mudah

menerima informasi tentang HIV/AIDS sedangkan, masyarakat

pedesaan melihat hal tersebut lebih sensitif sehingga sulit menerima

informasi.

Page 94: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

76

D. Faktor Dominan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS

pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia

Pengetahuan komprehensif adalah pengetahuan seseorang

tentang cara penularan dan cara pencegahan HIV/AIDS (Angkasawati,

2010). Menurut hasil SDKI tahun 2017 pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS adalah seseorang yang mengetahui cara bahwa

pemakaian kondom secara konsisten saat melakukan hubungan

seksual, hanya memiliki satu pasangan yang tidak terinfeksi

HIV/AIDS dapat mengurangi kemungkinan tertular HIV/AIDS,

mengetahui bahwa orang yang tampak sehat dapat terinfeksi

HIV/AIDS dan menolak pemahaman yang salah atau mispresepsi

tentang cara penularan atau pencegahan HIV/AIDS (SDKI, 2017).

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan

merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pengetahuan

komprehensif tenang HIV/AIDS pada wanita usia subur. Hal ini dapat

diketahui bahwa pendidikan memiliki nilai Odds Ratio terbesar

dibandingkan dengan variabel independen lainnya yaitu sebesar 3,41

yang artinya, wanita dengan pendidikan dasar berisiko 3,41 kali lebih

besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS

yang buruk dibandingkan dengan wanita berpendidikan tinggi.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Euginie (2015) dan Rosdiana (2018), dari kedua hasil

peneitian tersebut menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor

dominan dari pengetahuan. Pengetahuan dapat menjadikan seseorang

Page 95: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

77

memiliki kesadaran sehingga berperilaku sesuai dengan pengetahuan

yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan

meningkatkan kemampuannya dalam mendapatkan informasi

sehingga meningkatkan pengetahuan (Euginie, 2015).

E. Pembahasan Statistik

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data

sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

yang dilaksanakan pada tahun 2017. Data tersebut dikumpulkan

melalui wawancara kepada responden yang dilakukan oleh tim

enumerator SDKI. Selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan

analisis multivariat regresi logistik model determinan. Analisis ini

mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan penelitian yaitu untuk

memperoleh model yang tediri dari beberapa variabel independen

yang dianggap terbaik untuk memprediksi kejadian variabel dependen

(Hastono, 2006). Analisis ini digunakan karena jenis data yang

dianalisis adalah data kategorik dan mempunyai lebih dari satu

variabel independen yang diteliti (multifaktor). Variabel dependen dan

variabel independen pada penelitian ini semuanya berjenis data

kategorik. Pada tahap awal analisis peneliti melakukan seleksi pada

variabel independen telebih dahulu melalui uji chi square sebelum

dilakukan analisis multivariat. Dalam pemilihan variabel ini, peneliti

memiliki kontrol terhadap variabel independen yang akan dimasukkan

ke dalam model determinan. Variabel yang dapat masuk dalam

Page 96: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

78

analisis multivariate harus memiliki nilai pvalue ≤0,25 pada uji

bivariat. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan secara

siginifikan pada analisis bivariat dengan nilai pvalue >0,25 tidak dapat

diikutsertakan dalam analisis multivariat, tetapi peneliti dapat

menentukan apakah variabel tersebut akan tetap diikutsertakan dalam

analisis multivariat dengan syarat variabel itu memang dianggap

memiliki pengaruh terhadap variabel pengetahuan komprehensif

tentang HIV/AIDS. Dari tujuh variabel yang diuji dalam penelitian

ini, semuanya dapat diikutsertakan dalam analisis multivariat karena

berhubungan secara signifikan dengan nilai pvalue ≥0,25 yaitu umur,

pendidikan terakhir, status pernikahan, status pekerjaan, indeks

kesejahteraan, jumlah sumber informasi dan tempat tinggal. Selain itu

penggunaan analisis multivariat regresi logistik mempunyai beberapa

kelebihan dalam menganalisis data diantaranya yaitu dapat

menganalisis multifaktor secara bersamaan, sehingga nilai pvalue

analisis hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen merupakan nilai hasil analisis yang telah dipertimbangkan

atau mengontrol variabel independen satu sama lain yang juga

dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yang diuji.

Sehingga nilai OR yang dihasilkan pada penelitian ini menjadi lebih

sesitif karena adanya pertimbangan pengaruh dari variabel independen

lainnya. Selain kesesuaian pada kondisi data yang diperoleh, analisis

ini dilakukan karena pada penelitian sebelumnya yang diteliti oleh

Page 97: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

79

Rosdiana (2018) dan Euginie (2015) juga menggunakan analisis

multivariat regresi logistik faktor determinan.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

crosssectional, mengikuti desain penelitian SDKI tahun 2017. Desain

penelitian ini digunakan karena pengukuran responden hanya

dilakukan pada satu waktu, yaitu pada saat survei dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana (2018) dan Euginie (2015)

juga menggunakan desain penelitian crosssectional untuk melihat

determinan pengetahuan komprehensif HIV/AIDS.

Page 98: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

80

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Sebanyak 40,4% wanita usia subur di Indonesia masih memiliki

pengetahuan komprehensif yang buruk tentang HIV/AIDS.

2. Pada wanita yang berada di rentang umur remaja memiliki pengetahuan

komprehensif yang buruk, sedangkan wanita yang berada di rentang

umur dewasa awal dan dewasa sebagian besar memiliki pengetahuan

komprehensif yang baik. Wanita yang berpendidikan dasar sebagian

besar memiliki pengetahuan komprehensif yang buruk, sedangkan

wanita yang berpendidikan menengah dan tinggi memiliki pengetahuan

komprehensif yang baik. Wanita yang belum menikah dan menikah

sebagian besar memiliki pengetahuan komprehensif yang baik. Wanita

dengan status pekerjaan tidak bekerja dan bekerja memiliki

pengetahuan komprehensif yang baik. Pada wanita dengan indeks

kesejahteraan sangat miskin memiliki pengetahuan komprehensif yang

buruk, sedangkan pada wanita dengan indeks kesejahteraan miskin,

menengah, kaya dan sangat kaya memiliki pengetahuan komprehensif

yang baik. Selanjutnya pada wanita dengan jumlah sumber informasi

kurang baik dan baik memiliki pengetahuan komprehensif yang sudah

Page 99: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

81

baik. Pada wanita yang bertempat tinggal di daerah rural dan urban

memiliki pengetahuan komprehensif yang baik.

3. Faktor determinan berdasarkan hasil analisis multivariat regresi logistik

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur

yaitu diantaranya umur, pendidikan terakhir, status pernikahan, indeks

kesejahteraan, jumlah sumber informasi dan tempat tinggal.

4. Hasil analisis multivariat regeresi logistik menunjukkan bahwa variabel

pendidikan, adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur

di Indonesia tahun 2017.

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan,

maka peneliti menyarankan:

1. Bagi Kementerian Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian ini pendidikan menjadi faktor

dominan terhadap buruknya pengetahuan komprehensif tentang

HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia. Diharapkan kepada

institusi Kementerian Kesehatan melakukan promosi kesehatan dan

penyuluhan terkait HIV/AIDS pada wanita usia subur sesuai dengan

apa yang masyarakat butuhkan. Bekerja sama dengan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pencegahan HIV/AIDS

melalui pengajaran terkait pengetahuan reproduksi di lembaga

pendidikan, agar pengetahuan tentang HIV/AIDS meningkat dan dapat

mencegah terjadinya kasus baru HIV/AIDS di Indonesia.

Page 100: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

82

2. Bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Diharapkan program wajib belajar 12 tahun segera berjalan, agar

masyarakat Indonesia khususnya wanita usia subur yang masih dalam

rentang usia sekolah mendapatkan pendidikan yang merata dan

memiliki pengetahuan khususnya pengetahuan komprehensif

HIV/AIDS yang baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang belum dianalisis

oleh peneliti dan melanjutkan penelitian dengan lingkup yang lebih

kecil. Selanjutnya peneliti lain juga dapat melakukan penelitian yang

sama dengan desain penelitian yang berbeda.

Page 101: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

83

DAFTAR PUSTAKA

Angkasawati, T. J. and Arifin, A. (2010) ‘Pengetahuan Komprehensif Dan Sikap

Terhadap Hiv / Aids Pada Kelompok Wanita Usia Subur ( Wus )’

BPS (2013) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, SDKI. doi:

10.1111/j.1471-0528.2007.01580.x.

BPS. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. SDKI

Burhani, P. A., Oenzil, F. and Revilla, G. (2015) ‘Artikel Penelitian Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan dengan Status

Gizi Balita di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang’, 5(3), pp. 515–521.

Cahyaningrum (2018) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Demam Pada Anak Di Puskesmas I

Kembaran Kabupaten Banyumas’, Pp. 1–13.

Chapotera, Gertrude. 2016. Factors Associated with HIV Infection among

Educated Malawians: Analysis of the 2010 Demographic and Health Survey.

Malawi : University of Malawi

Ciampa, Phillip J. 2012. Comprehensive Knowledge of HIV Among Women

Rural Mozambique : Development and Validation of The HIV Knowledge 27

Scale. USA: Vanderbilt University

David G. Kleinbaum, M. K. (2017) Logistic Regression: A Self-Learning Text.

doi: 10.1111/j.1469-7610.2010.02280.x.

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017

http://www.depkes.go.id/article/view/18120300001/hari-aids-sedunia-momen-

stop-penularan-HIV/AIDS-saya-berani-saya-sehat-.html diakses pada 15-07-2019

Dewi, Shinta Kurnia. 2013. Kerentanan perempuan terhadap penularan IMS dan

HIV: gambaran perilaku seksual berisiko di Kota Denpasar. Bali : Universitas

Udayana

Ditjen PP & PL Kemenkes RI [2017]. Laporan Perkembangan HIV/AIDS/AIDS

Triwulan IV Tahun 2016.

http://www.aidsindonesia.or.id/ck_uploads/files/Final%20Laporan%20HIV/AIDS

%2 0AIDS%20TW%204%202016.pdf – Diakses pada 16-07-2019

Elbadawi, Abdulateef. 2014. Assessment of Hiv/AIDS Comprehensive Correct

Knowledge Among Sudanese University : A Cross-sectional Analytic Study 2014.

Saudi Arabia : University of Tabuk

Etika Desi Yogi, Hariyanto, E. S. (2014) ‘Hubungan Antara Usia Dengan

Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di POLI KIA RSUD Kefamenanukabupaten Timor

Tengah Utara’, 3(2), pp. 10–19.

Page 102: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

84

Euginie, Theresia. 2015. Pengetahuan Ibu Merupakan Faktor Dominan dalam

Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta : Poltekkes Kemeskes Jakarta III.

Hakim, Abdul. 2016. Pengeruh Informasi Media Massa Terhadap Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMA. Purwokerto: Universitas

Muhammadiyah Purwokerto

Hastono, Sutanto P. 2006. Basic Data Multivariat Baru. Departemen Biostatistik

FKM Universitas Indonesia

Ifada, Ingga. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan

Masyarakat Mengenai Pelayanan Kesehatan Mata. Semarang : Universitas

Diponegoro

Iswara, G. W. and Saraswati, M. (2015) ‘Orang Tua Perbulan, Jenis Makanan

Cepat Saji Dan Frekuensi Makan Per Hari Dengan Prevalensi Obesitas Pada

Mahasiswa Program’, E-Jurnal Medika Udayana. Available at:

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/12897.

Jamal, Sarjaini. 2006. Pengetahuan Masyarakat tentang HIV/AIDS Menurut

SDKI 2002-2003. Jurnal Kesehatan YARSI vol. 13 no. 2:218-226.

Joint United Nations Programme on HIV and AIDS. HIV in Asia and the Pasific:

Getting to Zero. Bangkok: Regional Support for Asia and the Pasific, UNAIDS;

2011

Kemenkes RI (2014) ‘InfoDatin-HIV-AIDS-2014.pdf’.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Buletin Jendela Data dan Informasi

Kesehatan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV dan

AIDS Bidang Kesehatan 2015-2019

Lestari, Ika Ayu. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seks

Pranikah pada Mahasiswa Unnes. Semarang : Universitas Negeri Semarang

Lilis Nur Chotimah, Hety Mustika Ani, J. W. (2017) ‘Pengaruh Status Sosial

Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 1 Jember Tahun Ajaran 2016/2017)’, 11, pp. 75–80.

Ma’arif, F. (2018) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sosial Budaya dengan

Sikap Remaja terkait Pendewasaan Usia Pernikahan’.

Ndayara, P. M. (2016) ‘Determinants of Contraceptive Method Choice in Kenya’,

University of Nairobi. doi: 10.3329/seajph.v3i1.17711.

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 103: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

85

Nur Indah Wardhani (2014) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Pengetahuan Kader Kesehatan Tentang Thalassaemia Di Kecamatan Sumbang

Kabupaten Banyumas’, pp. 194–207.

Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Nurwati, N., Rusyidi, B. and Papua, P. (2018) ‘PENGETAHUAN REMAJA

TERHADAP HIV-AID’

Oktarina. 2009. Hubungan Antara Karakteristik Responden, Keadaan wilayah

dengan Pengetahuan, Sikap terhadap HIV/AIDS pada Masyarakat Indonesia.

Politeknik Kesehatan Nusa Tenggara Barat.

Octavianty, Lenny. 2015. Pengetahuan, Sikap, dan Pencegahan HIV/AIDS pada

Ibu Rumah Tangga. Kalimantan Selatan : Universitas Lambung Mangkurat

Pottimau, O., Karame, V. and Lontoh, E. (2015) ‘Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan HIV / AIDS di SMA Negeri 7 Manado Pengetahuan Siswa

tentang’, (Ii), pp. 87–92.

Putra Agina Widyaswara Suwaryo, P. Y. (2017) ‘Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat’, pp. 305–314.

Ratnasari, H. D. (2012) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan

Pencegahan Dan Penularan Hiv/Aids Penduduk Umur ≥15 Tahun Di Indonesia

Berdasarkan Data Sdki 2010’.

Rusti, S. (2011) ‘Hubungan antara pengetahuan komprehensif tentang HIV /

AIDS dengan perilaku berisiko pada remaja di Indonesia : analisis data surveilans

terpadu biologis perilaku tahun 2011 = Relationship between comprehensive

knowledge about HIV / AIDS with risky behavior among adolescent in

Indonesia’, p. 2011.

Safri, M. and Putra, R. (2013) ‘Hubungan Faktor Pengetahuan, Sikap, Pendidikan,

Sosial Budaya, Ekonomi Keluarga Serta Peran Petugas Kesehatan Terhadap

Rendahnya Pemberian Asi Eksklusif’, Pp. 23–32.

SDGs, 2018 https://www.sdg2030indonesia.org/page/8-apa-itu diakses pada 15-

07-2019

SDKI (2017) ‘Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia’

Septyasrini, Nurul. 2016. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Status

Pekerjaan dengan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Banyudono 1 Boyolali. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Situmeang, Berliana. 2017. Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma

terhadap Orang dengan HIV/AIDS di Kalangan Remaja 15-19 Tahun di Indonesia

(Analisis Data SDKI Tahun 2012). Depok : Universitas Indonesia

Sudaryat. 2007. Hunungan Karakteristik Wanita Tuna Susila di Panti Rehabilitasi

Sosial Wnita Jawa Barat dengan Pengetahuan Mereka tentang HIV/AIDS. Bogor :

Institut Pertanian Bogor

Page 104: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

86

Sunani. 2011. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan tentang

Therapi Anti Retroviral pada Pasien HIV/AIDS di Poloklinik VCT dan Instalasi

Rawat Inap A RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. (Skripsi). Jakarta : Universitas

Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Tafsir Ibnu Katsir http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-az-

zumar-ayat-9.html diakses pada 16-07-2019

Wahyuni, A. S. and Ronoatmodjo, S. (2017) ‘Hubungan Antara Pengetahuan Hiv

/ Aids Dengan Sikap Penolakan Terhadap Orang Dengan Hiv / Aids ( Odha ) Pada

Masyarakat Indonesia ( Analisis Lanjut Survei Demografi Dan Kesehatan

Indonesia 2012 ) The Relationship between Knowledge of HIV / AIDS and

Reject’, 8(1), pp. 41–52. doi: 10.22435/kespro.v8i1.5222.41-52

Widarjono (2010) ‘Analisis Regresi Logistik’, 1, pp. 755–764

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga

Widyastuti, E. (2013) ‘Determinan Pengetahuan Komprehensif HIV pada WUS

2012’, 1(2), pp. 94–103.

Yuliantini, Herliana. 2012. Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja

Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA X di Jakarta Timur. Depok:

Universitas Indonesia.

Yusra, V. D. and Machmud, R. (2016) ‘Artikel Penelitian yang Berhubungan

dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang “ SADARI ” di Nagari

Painan’, 5(3), pp. 697–704.

Zai, Friska A. 2012. Faktor-faktor yang Berhunungan dengan Pernikahan Dini

pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010). (Skripsi).

Depok : Universitas Indonesia.

Page 105: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Berikut kuesioner penelitian yang disusun berdasarkan kuesioner Survey Demografi dan Kesehatan Indonesian (SDKI) tahun 2017.

No. Variabel Pertanyaan Nomor di Kuesioner

SDKI

1

Pengetahuan

Komprehensif tentang

HIV/AIDS

Bisakah seseorang mengurangi risiko tertular virus HIV/AIDS dengan

membatasi hubungan seks hanya dengan seseorang yang tidak terinfeksi virus

HIV/AIDS dan tidak mempunyai pasangan lain?

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

No. 1002 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Bisakah seseorang tertular virus HIV/AIDS melalui gigitan nyamuk?

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

No. 1003 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Bisakah seseorang mengurangi risiko tertular virus HIV/AIDS dengan memakai

kondom setiap melakukan hubungan seks?

1.Ya

No. 1004 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Page 106: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

88

2.Tidak

8.Tidak Tahu

Bisakah seseorang tertular virus HIV/AIDS dengan makan sepiring bersama

orang yang terinfeksi virus HIV/AIDS?

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

No. 1005 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Bisakah seseorang tertular virus HIV/AIDS karena diguna-guna atau didukuni

atau disantet?

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

No. 1006 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Bisakah seseorang tertular virus HIV/AIDS karena menggunakan jarum suntik

yang sama secara bergantian?

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

No. 1006A Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Apakah mungkin seseorang yang oemnampilannya tampak sehat ternyata ia

telah tertular virus HIV/AIDS?

No. 1007 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Page 107: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

89

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

Apakah Virus HIV/AIDS dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama

hamil?

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

No. 1008 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Apakah Virus HIV/AIDS dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya saat

melahirkan?

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

No. 1008 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

Apakah Virus HIV/AIDS dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya dengan

menyusui?

1.Ya

2.Tidak

8.Tidak Tahu

No. 1008 Bagian 10

tentang HIV/AIDS

2 Umur Berapa umur Ibu/Saudari pada ulang tahun terakhir? No. 106 Bagian 1

Page 108: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

90

(Latar Belakang

Responden)

3 Pendidikan Terakhir

Apakah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah/sedang Ibu/Saudari duduki:

sekolahdasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, akademi

atau universitas?

a. SD/MI/SEDERAJAT

b. SMP/MTs/SEDERAJAT

c. SMA.SMK/MA/SEDERAJAT

d. AKADEMI/DI/DII/DIII

e. DIPLOMA IV/ UNIVERSITAS

No. 108 Bagian 1 Latar

Belakang Responden

4 Status Pernikahan

Apakah Ibu/Saudari sekarang berstatus kawin atau hidup bersama?

1. Ya, Kawin

2. Ya, Hidup Bersama

3. Tidak

No. 701 Bagian 7

Perkawinan dan

Aktivitas seksual

5 Status Pekerjaan Dalam 12 hari terakhir, apakah ibu/saudari pernah bekerja?

No. 912 Bagian 9

(Latar belakang suami

atau pasangan dan

pekerjaan responden)

Page 109: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

91

6 Tipe Daerah Tempat

Tinggal Daerah :__________________ (perkotaan/perdesaan)

No. 5 Bagian I

(Pengenalan Tempat)

7

Kategori jumlah

paparan sumber

informasi

Dari mana Ibu/Saudari mengetahui tantang HIV/AIDS?

a. Radio

b. Televisi

c. Surat Kabar/Majalah

d. Petugas Kesehatan

e. Perkumpulan Keagamaan

f. Sekolah/Guru

g. Pertemuan Masyarakat

h. Teman/Keluarga

i. Tempat Kerja

j. Internet

k. Lainnya ________

No. 1001A Bagian 10

HIV/AIDS

Page 110: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

92

8.Indeks Kesejahteraan

No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

1. Apa sumber utama air minum untuk rumah

tangga?

Ledeng/PAM (11) 6

No. 101

Didalam Rumah (12)

Di halaman (13)

Umum (14) 3

Sumur Bor/Pompa (21)

3

Sumur terlindung (31)

Sumur tidak terlindung (32)

Mata Air (41)

Terlindung (42)

Tidak Terlindung

Air Hujan (51)

Truk Tangki Air (61)

Air Pikulan/Dorongan (71)

Sungai/Bendungan/Kolam?Saluran

Irigasi (81)

Air Kemasan (91)

Air Isi Ulang (92)

Lainnya (96) 3

Page 111: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

93

No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

2. Apa sumber utama air untuk keperluan lain

seperti untuk memasak dan cuci tangan

Ledeng/PAM (11) 6

No. 102

Didalam Rumah (12)

Di halaman (13)

Umum (14)

Sumur Bor/Pompa (21)

Sumur terlindung (31)

Sumur tidak terlindung (32)

Mata Air (41)

Terlindung (42)

Tidak Terlindung

Air Hujan (51)

Truk Tangki Air (61)

Air Pikulan/Dorongan (71)

Sungai/Bendungan/Kolam?Saluran (81)

Irigasi

Air Kemasan (91)

Air Isi Ulang (92)

Lainnya (96)

3. Dimana letak sumber air tersebut? Di rumah sendiri (1) 5

No. 103 Di halaman sendiri (2)

Tempat Lain (3)

Page 112: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

94

No.

Pertanyaan dan Saringan

Kode

Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mengambil air dari rumah sampai kembali ke

rumah?

……… Menit

No. 104 Tidak tahu (998)

5. Lihat pertanyaan 1 dan 2 : kode “14” atau

“21” dilingkari

Ya Tidak 7 No. 105

6. Selama dua minggu terakhir apakah pernah

tidak tersedia air minimal satu hari penuh dari

sumber tersebut

Ya (1)

No. 106 Tidak (2)

Tidak Tahu (8)

7. Apakah ada yang dilakukan pada air tersebut

agar lebih aman diminum

Ya (1)

No. 107 Tidak (2) 9

Tidak Tahu (8) 9

8. Apakah yang biasanya dilakukan rumah

tangga ini supaya air minum lebih aman

diminum. Ada lagi? Lingkari jawaban yang

sesuai dengan jawaban boleh lebih dari satu

Direbus/Dimasak (A)

No. 108

Ditambah penjernih/khlor/kaporit (B)

Disaring dengan kain (C)

Disaring dengan penyaring air

(keramik/pasir/campuran, dll.) (D)

Dijemur di sinar matahari (E)

Dibiarkan beberapa waktu Dalam

Wadah/penyimpanan (F)

Lainnya (tuliskan) (X)

Tidak tahu (Z)

Page 113: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

95

No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

9. Apakah jenis kakus yang biasanya digunakan

anggota rumah tangga ini?

Jika kakus sendiri, Tanyakan apakah

memakai tangkai septik

Kakus sendiri

No. 109

Dengan Tangki Septik (11) 11

Tanpa Tangki Septik (12)

Kakus Bersamaan/Umum (21)

Sungai/Parit (31) 11

Cubluk (41) 11 Halaman/Semak/Hutan (51)

Lainnya (96)

10. Berapa rumah tangga yang menggunakan

kakus/toilet tersebut?

Kurang dari 10 No. 111 10 Atau lebih (95)

Tidak tahu (98)

Page 114: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

96

No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

11. Apa jenis bahan bakar utama yang digunakan

untuk memasak?

Listrik (01)

No. 113

LPG (02)

Gas Alam/ Gas Kota (03)

Biogas (04)

Minyak tanah (05)

Batu bara (06)

Arang (07)

Kayu bakar/Ranting (08)

Jerami/Semak/Rumput (09)

Tanaman Hasil Panen (10)

Kotoran Hewan (11)

Tidak ada kegiatan masak (95) 14

Lainnya (Tuliskan) (96)

12. Apakah kegiatan memasak biasa dilakukan di

dalam rumah, di bangunan terpisah, atau di

tempat terbuka diluar rumah

Dalam rumah (1) No. 114

Bangunan Terpisah (2) 14 Luar rumah/terbuka (3)

Lainnya (Tuliskan) (6)

13. Apakah ada tempat memasak di ruangan

tertentu yang digunakan sebagai dapur

Ya (1) No. 115

Tidak (2)

14. Berapa banyak kamar dalam rumah ini yang

digunakan untuk tidur?

Jumlah kamar : ……. No. 116

Page 115: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

97

No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

15. Apakah rumah tangga ini memiliki ternak,

unggas, atau binatang ternak lain?

Ya (1) No. 117

Tidak (2) 17

16. Berapa banyak binatang yang dimiliki rumah

tangga ini

Apabila tidak memiliki, isikan 00

Apabila 95 atau lebih isikan “95”

Apabila Tidak tahu, isikan “98”

No. 118 a) Lembu/sapi Jumlah : ……

b) Kerbau Jumlah : ……

c) Kuda/Keledai Jumlah : ……

d) Kambing/domba Jumlah : ……

e) Babi Jumlah : ……

f) Ayam/burung/bebek/unggas Jumlah : ……

17. Apakah ada anggota rumah tangga yang

memiliki lahan pertanian

Ya (1) No. 119

Tidak (2) 19

18. Berapa hektar luas lahan pertanian yang

dimiliki anggota rumah tangga ini?

Jika 95 atau lebih lingkari “9995”

……Hektar

No. 120 95 hektar atau lebih (9995)

Tidak tahu (9998)

Page 116: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

98

No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

19. Apakah rumah tangga ini memiliki :

No. 121

a) Listrik ? Ya (1) Tidak (2)

b) Radio? Ya (1) Tidak (2)

c) Televisi? Ya (1) Tidak (2)

d) Telepon rumah? Ya (1) Tidak (2)

e) Komputer/Laptop? Ya (1) Tidak (2)

f) Lemari es? Ya (1) Tidak (2)

g) Kipas angin? Ya (1) Tidak (2)

h) Mesin cuci? Ya (1) Tidak (2)

i) Pendingin ruangan (AC) Ya (1) Tidak (2)

20. Apakah ada anggota rumah tangga ini

memiliki :

No. 122

a) Jam tangan? Ya (1) Tidak (2)

b) Telepon seluler? Ya (1) Tidak (2)

c) Sepeda? Ya (1) Tidak (2)

d) Sepeda motor/skuter? Ya (1) Tidak (2)

e) Delman/Grobak ditarik binatang? Ya (1) Tidak (2)

f) Mobil atau truk? Ya (1) Tidak (2)

g) Kapal/perahu motor? Ya (1) Tidak (2)

Page 117: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

99

No.

Pertanyaan dan Saringan

Kode

Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

21. Apakah ada anggota rumah tangga yang

memiliki rekening bank atau lembaga

keuangan lainnya yang resmi

Ya (1)

Tidak (2)

No. 123

22. Bahan bangunan utama lantai rumah Lantai alami

No. 142

Tanah/pasir (11)

Kotoran Hewan (12)

Lantai Bahan

Kayu/Papan (21)

Bambu/pelepah (22)

Lantai Jadi

Parket/Kayu yang disemir (31)

Vinyl (32)

Keramik/Marmer/Granit (33)

Ubin/Tegel/Teraso (34)

Semen/Bata merah (35)

Karpet (36)

Lainnya (tuliskan) (96)

Page 118: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

100

No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

23. Berapa luas lantai rumah

Bulatkan dalam meter persegi (m2) Jika 995

atau lebih, tulis “995”

Luas : ……. m2

Tidak tahu

No. 142A

24. Bahan bamgunan atap rumah (catat

berdasarkan pengamatan)

Atap alami

No. 143

Jerami/rumbia/ijuk (12)

Rumput (13)

Atap bahan

Tikar/anyaman (21)

Bambu/pelepah (22)

Papan (23)

Atap jadi

Seng (31)

Asbes (32)

Genteng (33)

Beton (34)

Genteng Metal (35)

Sirap (36)

Lainnya (tuliskan) (96)

Page 119: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

101

No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di

Kuesioner SDKI

25. Bahan bangunan dinding rumah (catat

berdasarkan pengamatan)

Dinding alami

No. 144

Bambu/batang kayu (12)

Tanah (13)

Dinidng bahan

Bambu dengan pelapis (21)

Batu dengan tanah (22)

Batu bata tanpa plester (23)

Kayu lapis(24)

Kardus (25)

Kayu bekas (26)

Dinding jadi

Anyaman bambu (31)

Batu dengan semen (32)

Batako/hebel (34)

Batu bata diplester (35)

Kayu/papan/sirap (36)

Lainnya (tuliskan) (96)

Page 120: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

102

Lampiran 2 Output Hasil Analisis SPSS

Analisis Univariat

Statistics

Pendidikan

Terakhir

Status

Pekerjaan

Responden

Status

Pernikahan

Umur

Responden

Tempat

Tinggal

Responden

Indeks

Kesejahteraan

Kategori

Jumlah

Paparan

Media

Sumber

Informasi

Kategori

Skor

Pengetahuan

N Valid 39542 39542 39542 39542 39542 39542 39542 39542

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Dasar 6626 16,8 16,8 16,8

Menengah 23952 60,6 60,6 77,3

Tinggi 8964 22,7 22,7 100,0

Total 39542 100,0 100,0

Status Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Bekerja 18403 46,5 46,5 46,5

Bekerja 21139 53,5 53,5 100,0

Total 39542 100,0 100,0

Status Pernikahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Belum Menikah 11513 29,1 29,1 29,1

Menikah 28029 70,9 70,9 100,0

Total 39542 100,0 100,0

Page 121: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

103

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Remaja 6806 17,2 17,2 17,2

Dewasa Awal 18793 47,5 47,5 64,7

Dewasa 13943 35,3 35,3 100,0

Total 39542 100,0 100,0

Tempat Tinggal Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Urban 23423 59,2 59,2 59,2

Rural 16119 40,8 40,8 100,0

Total 39542 100,0 100,0

Indeks Kesejahteraan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Miskin 6115 15,5 15,5 15,5

Miskin 7226 18,3 18,3 33,7

Menengah 7935 20,1 20,1 53,8

Kaya 8791 22,2 22,2 76,0

Sangat Kaya 9475 24,0 24,0 100,0

Total 39542 100,0 100,0

Kategori Jumlah Paparan Media Sumber Informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 17757 44,9 44,9 44,9

baik 21785 55,1 55,1 100,0

Total 39542 100,0 100,0

Kategori Skor Pengetahuan

Page 122: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

104

Analisis Bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan Terakhir *

Kategori Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%

Status Pekerjaan Responden

* Kategori Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%

Status Pernikahan * Kategori

Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%

Umur Responden * Kategori

Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%

Tempat Tinggal Responden *

Kategori Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%

Indeks Kesejahteraan *

Kategori Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%

Kategori Jumlah Paparan

Media Sumber Informasi *

Kategori Skor Pengetahuan

39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Buruk 15990 40,4 40,4 40,4

Baik 23552 59,6 59,6 100,0

Total 39542 100,0 100,0

Page 123: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

105

Pendidikan Terakhir * Kategori Skor Pengetahuan

Crosstab

Kategori Skor

Pengetahuan

Total Buruk Baik

Pendidikan

Terakhir

Dasar Count 3767 2859 6626

% within Pendidikan Terakhir 56,9% 43,1% 100,0%

Menengah Count 10055 13897 23952

% within Pendidikan Terakhir 42,0% 58,0% 100,0%

Tinggi Count 2168 6796 8964

% within Pendidikan Terakhir 24,2% 75,8% 100,0%

Total Count 15990 23552 39542

% within Pendidikan Terakhir 40,4% 59,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1747,848a 2 ,000

Likelihood Ratio 1797,453 2 ,000

Linear-by-Linear Association 1739,549 1 ,000

N of Valid Cases 39542

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

2679,42.

Status Pekerjaan Responden * Kategori Skor Pengetahuan

Crosstab

Kategori Skor Pengetahuan

Total Buruk Baik

Status

Pekerjaan

Responden

Tidak Bekerja Count 7965 10438 18403

% within Status

Pekerjaan Responden 43,3% 56,7% 100,0%

Bekerja Count 8025 13114 21139

% within Status

Pekerjaan Responden 38,0% 62,0% 100,0%

Total Count 15990 23552 39542

% within Status

Pekerjaan Responden 40,4% 59,6% 100,0%

Page 124: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

106

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 115,518a 1 ,000

Continuity Correctionb 115,297 1 ,000

Likelihood Ratio 115,471 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 115,515 1 ,000

N of Valid Cases 39542

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7441,81.

b. Computed only for a 2x2 table

Status Pernikahan * Kategori Skor Pengetahuan

Crosstab

Kategori Skor Pengetahuan Total

Buruk Baik

Status

Pernikahan

Belum Menikah Count 5038 6475 11513

% within Status

Pernikahan 43,8% 56,2% 100,0%

Menikah Count 10952 17077 28029

% within Status

Pernikahan 39,1% 60,9% 100,0%

Total Count 15990 23552 39542

% within Status

Pernikahan 40,4% 59,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 74,383a 1 ,000

Continuity Correctionb 74,189 1 ,000

Likelihood Ratio 74,046 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 74,381 1 ,000

N of Valid Cases 39542

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4655,63.

Page 125: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

107

b. Computed only for a 2x2 table

Umur Responden * Kategori Skor Pengetahuan

Crosstab

Kategori Skor Pengetahuan

Total Buruk Baik

Umur Responden Remaja Count 3481 3325 6806

% within Umur Responden 51,1% 48,9% 100,0%

Dewasa Awal Count 7067 11726 18793

% within Umur Responden 37,6% 62,4% 100,0%

Dewasa Count 5442 8501 13943

% within Umur Responden 39,0% 61,0% 100,0%

Total Count 15990 23552 39542

% within Umur Responden 40,4% 59,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 398,125a 2 ,000

Likelihood Ratio 392,241 2 ,000

Linear-by-Linear Association 182,562 1 ,000

N of Valid Cases 39542

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

2752,21.

Page 126: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

108

Tempat Tinggal Responden * Kategori Skor Pengetahuan

Crosstab

Kategori Skor Pengetahuan Total

Buruk Baik

Tempat Tinggal

Responden

Urban Count 8102 15321 23423

% within Tempat Tinggal

Responden 34,6% 65,4% 100,0%

Rural Count 7888 8231 16119

% within Tempat Tinggal

Responden 48,9% 51,1% 100,0%

Total Count 15990 23552 39542

% within Tempat Tinggal

Responden 40,4% 59,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 815,889a 1 ,000

Continuity Correctionb 815,293 1 ,000

Likelihood Ratio 813,738 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 815,868 1 ,000

N of Valid Cases 39542

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6518,20.

b. Computed only for a 2x2 table

Indeks Kesejahteraan * Kategori Skor Pengetahuan

Crosstab

Kategori Skor

Pengetahuan

Total Buruk Baik

Indeks

Kesejahteraan

Sangat Miskin Count 3373 2742 6115

% within Indeks

Kesejahteraan 55,2% 44,8% 100,0%

Miskin Count 3534 3692 7226

% within Indeks

Kesejahteraan 48,9% 51,1% 100,0%

Page 127: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

109

Menengah Count 3395 4540 7935

% within Indeks

Kesejahteraan 42,8% 57,2% 100,0%

Kaya Count 3139 5652 8791

% within Indeks

Kesejahteraan 35,7% 64,3% 100,0%

Sangat Kaya Count 2549 6926 9475

% within Indeks

Kesejahteraan 26,9% 73,1% 100,0%

Total Count 15990 23552 39542

% within Indeks

Kesejahteraan 40,4% 59,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1585,970a 4 ,000

Likelihood Ratio 1608,697 4 ,000

Linear-by-Linear Association 1575,708 1 ,000

N of Valid Cases 39542

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

2472,78.

Page 128: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

110

Kategori Jumlah Paparan Media Sumber Informasi * Kategori Skor Pengetahuan

Crosstab

Kategori Skor

Pengetahuan Total

Buruk Baik

Kategori Jumlah

Paparan Media

Sumber Informasi

kurang baik Count 8762 8995 17757

% within Kategori Jumlah

Paparan Media Sumber

Informasi

49,3% 50,7% 100,0%

baik Count 7228 14557 21785

% within Kategori Jumlah

Paparan Media Sumber

Informasi

33,2% 66,8% 100,0%

Total Count 15990 23552 39542

% within Kategori Jumlah

Paparan Media Sumber

Informasi

40,4% 59,6% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1061,372a 1 ,000

Continuity Correctionb 1060,701 1 ,000

Likelihood Ratio 1062,363 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 1061,346 1 ,000

N of Valid Cases 39542

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7180,58.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 129: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

111

Hasil pvalue Bivariat Complex Sample

Tests of Independence

Chi-Square Adjusted F df1 df2 Sig.

Pendidikan Terakhir *

Kategori Skor Pengetahuan

Pearson 1830,367 494,427 1,965 3862,619 ,000

Likelihood Ratio 1894,984 511,882 1,965 3862,619 ,000

Status Pekerjaan Responden

* Kategori Skor Pengetahuan

Pearson 97,115 50,739 1 1966 ,000

Likelihood Ratio 97,078 50,720 1 1966 ,000

Status Pernikahan * Kategori

Skor Pengetahuan

Pearson 53,127 34,106 1 1966 ,000

Likelihood Ratio 52,818 33,908 1 1966 ,000

Umur Responden * Kategori

Skor Pengetahuan

Pearson 343,831 100,814 1,996 3924,353 ,000

Likelihood Ratio 337,037 98,822 1,996 3924,353 ,000

Tempat Tinggal Responden *

Kategori Skor Pengetahuan

Pearson 766,048 212,243 1 1966 ,000

Likelihood Ratio 764,871 211,917 1 1966 ,000

Indeks Kesejahteraan *

Kategori Skor Pengetahuan

Pearson 1533,620 214,334 3,961 7786,771 ,000

Likelihood Ratio 1554,940 217,313 3,961 7786,771 ,000

Kategori Jumlah Paparan

Media Sumber Informasi *

Kategori Skor Pengetahuan

Pearson 934,242 487,517 1 1966 ,000

Likelihood Ratio 935,329 488,084 1 1966 ,000

The adjusted F is a variant of the second-order Rao-Scott adjusted chi-square statistic. Significance is based on the

adjusted F and its degrees of freedom.

Page 130: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

112

Hasil Analisis Multivariat

Model awal

Tests of Model Effects

Source df1 df2 Wald F Sig.

(Corrected Model) 12,000 1955,000 142,544 ,000

(Intercept) 1,000 1966,000 202,367 ,000

X1_Rec_Pendidikan_Terakhir 2,000 1965,000 245,971 ,000

X2_Status_Pekerjaan_Respon

den 1,000 1966,000 ,264 ,607

X3_Rec_Status_Penikahan 1,000 1966,000 36,477 ,000

X4_Rec_Umur 2,000 1965,000 30,472 ,000

X5_Rec_Tempat_Tinggal 1,000 1966,000 52,071 ,000

X6_Rec_Indeks_Kesejahteraa

n 4,000 1963,000 34,965 ,000

X7_Kat_Jml_paparan_media 1,000 1966,000 268,695 ,000

Dependent Variable: Kategori Skor Pengetahuan (reference category = Baik)

Model: (Intercept), X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X2_Status_Pekerjaan_Responden,

X3_Rec_Status_Penikahan, X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal,

X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan, X7_Kat_Jml_paparan_media

Page 131: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

113

Parameter Estimates

Kategori

Skor

Pengetahuan

Parameter B Std.

Error

95%

Confidence

Interval

Design

Effect

Exp(B) 95%

Confidence

Interval for

Exp(B)

Lower Upper Lower Upper

Buruk (Intercept) -

1,657

,062 -

1,778

-

1,535

2,129 ,191 ,169 ,215

[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=0] 1,229 ,055 1,121 1,338 1,692 3,419 3,067 3,811

[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=1] ,638 ,042 ,556 ,720 1,439 1,893 1,744 2,054

[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=2] ,000a . . . . 1,000 . .

[X2_Status_Pekerjaan_Responden=0] -,015 ,030 -,074 ,043 1,722 ,985 ,928 1,044

[X2_Status_Pekerjaan_Responden=1] ,000a . . . . 1,000 . .

[X3_Rec_Status_Penikahan=0] ,258 ,043 ,174 ,342 1,366 1,294 1,190 1,407

[X3_Rec_Status_Penikahan=1] ,000a . . . . 1,000 . .

[X4_Rec_Umur=0] ,447 ,059 ,331 ,564 1,546 1,564 1,392 1,757

[X4_Rec_Umur=1] ,069 ,033 ,004 ,134 1,641 1,072 1,004 1,144

[X4_Rec_Umur=2] ,000a . . . . 1,000 . .

[X5_Rec_Tempat_Tinggal=0] -,301 ,042 -,382 -,219 3,081 ,740 ,682 ,803

[X5_Rec_Tempat_Tinggal=1] ,000a . . . . 1,000 . .

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=0] ,584 ,058 ,470 ,698 1,866 1,793 1,601 2,009

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=1] ,497 ,048 ,403 ,592 1,707 1,644 1,496 1,807

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=2] ,349 ,047 ,257 ,442 1,861 1,418 1,293 1,555

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=3] ,188 ,042 ,105 ,271 1,644 1,207 1,110 1,311

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=4] ,000a . . . . 1,000 . .

[X7_Kat_Jml_paparan_media=0] ,484 ,030 ,426 ,542 1,799 1,622 1,531 1,719

[X7_Kat_Jml_paparan_media=1] ,000a . . . . 1,000 . .

Dependent Variable: Kategori Skor Pengetahuan (reference category = Baik)

Model: (Intercept), X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X2_Status_Pekerjaan_Responden, X3_Rec_Status_Penikahan,

X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal, X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan, X7_Kat_Jml_paparan_media

a. Set to zero because this parameter is redundant.

Page 132: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

114

Model akhir

Tests of Model Effects

Source df1 df2 Wald F Sig.

(Corrected Model) 11,000 1956,000 154,139 ,000

(Intercept) 1,000 1966,000 202,285 ,000

X1_Rec_Pendidikan_Terakhir 2,000 1965,000 244,329 ,000

X3_Rec_Status_Penikahan 1,000 1966,000 37,005 ,000

X4_Rec_Umur 2,000 1965,000 31,021 ,000

X5_Rec_Tempat_Tinggal 1,000 1966,000 51,981 ,000

X6_Rec_Indeks_Kesejahteraa

n 4,000 1963,000 34,785 ,000

X7_Kat_Jml_paparan_media 1,000 1966,000 268,102 ,000

Dependent Variable: Kategori Skor Pengetahuan (reference category = Baik)

Model: (Intercept), X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X3_Rec_Status_Penikahan,

X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal, X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan,

X7_Kat_Jml_paparan_media

Page 133: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

115

Parameter Estimates

Kategori

Skor

Pengetahuan Parameter B

Std.

Error

95%

Confidence

Interval Design

Effect Exp(B)

95%

Confidence

Interval for

Exp(B)

Lower Upper Lower Upper

Buruk (Intercept) -

1,660 ,061

-

1,780

-

1,541 2,108 ,190 ,169 ,214

[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=0] 1,228 ,056 1,119 1,336 1,705 3,413 3,061 3,805

[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=1] ,636 ,042 ,554 ,718 1,453 1,890 1,741 2,051

[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=2] ,000a . . . . 1,000 . .

[X3_Rec_Status_Penikahan=0] ,259 ,043 ,176 ,343 1,365 1,296 1,192 1,409

[X3_Rec_Status_Penikahan=1] ,000a . . . . 1,000 . .

[X4_Rec_Umur=0] ,440 ,058 ,326 ,553 1,550 1,552 1,386 1,738

[X4_Rec_Umur=1] ,067 ,033 ,003 ,132 1,634 1,069 1,003 1,141

[X4_Rec_Umur=2] ,000a . . . . 1,000 . .

[X5_Rec_Tempat_Tinggal=0] -,300 ,042 -,382 -,219 3,083 ,741 ,682 ,804

[X5_Rec_Tempat_Tinggal=1] ,000a . . . . 1,000 . .

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=0] ,584 ,058 ,470 ,697 1,869 1,793 1,600 2,008

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=1] ,496 ,048 ,402 ,591 1,713 1,643 1,494 1,806

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=2] ,349 ,047 ,256 ,441 1,866 1,417 1,292 1,555

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=3] ,188 ,042 ,105 ,271 1,645 1,206 1,110 1,311

[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=4] ,000a . . . . 1,000 . .

[X7_Kat_Jml_paparan_media=0] ,483 ,030 ,425 ,541 1,801 1,621 1,530 1,718

[X7_Kat_Jml_paparan_media=1] ,000a . . . . 1,000 . .

Dependent Variable: Kategori Skor Pengetahuan (reference category = Baik)

Model: (Intercept), X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X3_Rec_Status_Penikahan, X4_Rec_Umur,

X5_Rec_Tempat_Tinggal, X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan, X7_Kat_Jml_paparan_media

a. Set to zero because this parameter is redundant.

Page 134: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

116

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

X1_Rec_Pendidikan_Terakhir ,599 ,020 941,225 1 ,000 1,821 1,753 1,892

X2_Status_Pekerjaan_Responden ,018 ,023 ,624 1 ,430 1,018 ,974 1,064

X3_Rec_Status_Penikahan ,328 ,031 109,598 1 ,000 1,389 1,306 1,477

X4_Rec_Umur ,142 ,021 47,615 1 ,000 1,153 1,107 1,201

X5_Rec_Tempat_Tinggal -,312 ,024 171,246 1 ,000 ,732 ,699 ,767

X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan ,153 ,009 297,934 1 ,000 1,166 1,146 1,186

X7_Kat_Jml_paparan_media ,508 ,022 541,453 1 ,000 1,663 1,593 1,735

Constant -

1,110 ,039 821,299 1 ,000 ,330

a. Variable(s) entered on step 1: X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X2_Status_Pekerjaan_Responden,

X3_Rec_Status_Penikahan, X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal,

X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan, X7_Kat_Jml_paparan_media.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

X1_Rec_Pendidikan_Terakhir ,601 ,019 953,938 1 ,000 1,824 1,755 1,894

X3_Rec_Status_Penikahan ,328 ,031 109,434 1 ,000 1,388 1,306 1,476

X4_Rec_Umur ,146 ,020 53,618 1 ,000 1,158 1,113 1,204

X5_Rec_Tempat_Tinggal -,312 ,024 171,202 1 ,000 ,732 ,699 ,767

X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan ,154 ,009 298,640 1 ,000 1,166 1,146 1,186

X7_Kat_Jml_paparan_media ,509 ,022 542,358 1 ,000 1,663 1,594 1,736

Constant -1,107 ,039 824,635 1 ,000 ,331

a. Variable(s) entered on step 1: X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X3_Rec_Status_Penikahan,

X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal, X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan,

X7_Kat_Jml_paparan_media.

Page 135: DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49739/1/Bella Rizky Mardhikawati...Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi

117