DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG...
Transcript of DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG...
DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG
HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA TAHUN 2017
(Analisis Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017)
SKRIPSI
Oleh:
BELLA RIZKY MARDHIKAWATI
11151010000043
PEMINATAN BIOSTATISTIK, KEPENDUDUKAN, DAN INFORMATIKA
KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG
HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA TAHUN 2017
(Analisis Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017)
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh:
BELLA RIZKY MARDHIKAWATI
11151010000043
PEMINATAN BIOSTATISTIK, KEPENDUDUKAN, DAN INFORMATIKA
KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
iii
iv
v
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN BIOSTATISTIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN
Skripsi, Oktober 2019
Bella Rizky Mardhikawati, NIM: 11151010000043
Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS
pada Wanita Usia Subur di Indonesia tahun 2017
(Analisis Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017)
xiv +108 halaman + 8 tabel + 5 bagan + 3 lampiran
ABSTRAK
Berdasarkan data Ditjen P2P tahun 2017, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia
cenderung naik, yaitu sebanyak 6254 kasus pada tahun 2005 menjadi 57.580
kasus pada tahun 2017. Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi
HIV/AIDS adalah upaya promotif dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang HIV/AIDS. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2017 yang dilaksanakan oleh BKKBN, pengetahuan komprehensif
penduduk usia 15—49 tahun tentang HIV/AIDS/AIDS masih termasuk rendah,
yaitu 15 persen, sedangkan target Kemenkes pada tahun 2014 adalah 95 persen.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor yang paling memengaruhi
pengetahuan komprehensif wanita usia subur di Indonesia tahun 2017 tentang
HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 2017 dengan desain cross-sectional. Data dianalisis
dengan multivariat regresi logistik faktor determinan. Hasil penelitian ini
menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan komprehensif wanita
usia subur Indonesia tahun 2017 tentang HIV/AIDS dan pendidikan, status
pernikahan, umur, tempat tinggal, indeks kesejahteraan, dan jumlah sumber
informasi. Faktor yang paling memengaruhi pengetahuan komprehensif wanita
usia subur tentang HIV/AIDS adalah pendidikan dengan nilai Odds Ratio 3,14.
Oleh karena itu, institusi kesehatan disarankan untuk lebih banyak melakukan
promosi kesehatan di lembaga pendidikan terkait edukasi pengetahuan
HIV/AIDS.
Kata Kunci : HIV/AIDS, wanita usia subur, pengetahuan komprehensif
vi
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH
PUBLIC HEALTH DEPARTMENT
CONCENTRATION OF BIOSTATISTIC AND HEALTH INFORMATION
Undergraduate Thesis, October 2019
Bella Rizky Mardhikawati, NIM: 11151010000043
Determinant of HIV/AIDS Comprehensive Knowledge in Indonesian Women
(Analysis of Indonesia Demographic and Health Survey 2017’s Data)
xiv + 108 pages + 8 tables + 5 figures + 3 attachments
ABSTRACT
Based on data from the Directorate General of P2P in 2017, the HIV/AIDS cases
in Indonesia tend to increase as many as 6254 cases in 2005 to 57.580 cases in
2017. One of the attempts to prevent and combat HIV/AIDS is a promotive effort
by increasing public knowledge about HIV/AIDS. Based on 2017 Indonesian
Demographic and Health Survey (SDKI) conducted by BKKBN, comprehensive
knowledge of the population aged 15 to 49 about HIV/AIDS/AIDS is still low, at
15 percent, while the Ministry of Health's target in 2014 is 95 percent. This study
aims to explain which factor influences the most comprehensive knowledge of
Indonesian fertile women in 2017 about HIV/AIDS. This study uses secondary
data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey with a cross-
sectional design. The data are analyzed by a multivariate logistic regression
determinant factor. The results of this study show a significant correlation
between comprehensive knowledge of Indonesian fertile women in 2017 about
HIV/AIDS and education, marital status, age, residence, welfare index, and the
amount of media exposure. The factor that influences the most comprehensive
knowledge of fertile women about HIV/AIDS is education with an Odds Ratio of
3.14. Therefore, health institutions are advised to do more health promotion in
educational institutions related to HIV/AIDS education.
Keywords: HIV/AIDS, fertile women, comprehensive knowledge
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
DETERMINAN PENGETAHUAN KOMPREHENSIF TENTANG
HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI INDONESIA TAHUN 2017
(Analisis Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017)
Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, Oktober 2019
Oleh:
Bella Rizky Mardhikawati
NIM. 11151010000043
Mengetahui,
Pembimbing Skripsi, Ketua Program Studi,
Catur Rosidati, M.KM Catur Rosidati, M.KM
NIP. 19750210 200801 2 018 NIP. 19750210 200801 2 018
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
viii
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Bella Rizky Mardhikawati
NIM. 11151010000043
Jakarta, Oktober 2019
Tim Penguji Sidang Skripsi
Ketua,
Narila Mutia, M.KM, Ph. D
NIP. 198006042003122017
Anggota,
Dr. Laily Hanifah, M.Kes
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Bella Rizky Mardhikawati
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Maret 1997
Alamat : Jl. Pengasinan RT 01/07 N0. 21 Sawangan Depok
Agama : Islam
No. Telepon : 0857 7063 3795
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 01 Sawangan Depok
2. SMP Negeri 14 Depok
3. SMA Negeri 6 Depok
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program
Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Kesehatan, tahun 2015 – sekarang
Organisasi : 1. 2013 : Pengurus OSIS SMAN 6 Depok
2. 2017 : Volunteer Panitia PBAK Dewan
Eksekutif Mahasiswa FIK UIN Jakarta
3. 2017 - sekarang : Divisi Pengambangan
Sumberdaya Manusia (PSDM) BIOMATICA
(Biostatistic and Health Informatics Student
Association) UIN Jakarta
4. 2018 :Bendahara Seminar Profesi Peminatan
Biostatistik dan Informatika Kesehatan UIN
Jakarta
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Determinan Pengetahuan Komprehensif
tentang HIV/AIDS pada Wanita Usia Subur di Indonesia Tahun 2017 (Analisis
Lanjut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017)” yang
ditujukan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari zaman kegelapan, ke
zaman yang terang benderang. Semoga kita sebagai umatnya, diberikan syafaat
dihari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan. Skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Keluarga yang selalu mendukung penulis dalam menjalani seluruh
aktivitas perkuliahan.
2. Ibu Dr. Zilhadia, M.Si, Apt. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku dosen pembimbing dan Ketua
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Teman-teman Biostatistik 2015 dan Kesehatan Masyarakat 2015.
5. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal penelitian ini.
xi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih memiliki
kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan
penelitian. Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat untuk penulis dan bagi pembaca. Semoga Allah mudahkan dan
lancarkan semua urusan kita semua.
Jakarta, Oktober 2019
Bella Rizky Mardhikawati
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Contents PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................... vii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1. Tujuan Umum ........................................................................................ 7
2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
F. Ruang Lingkup .......................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10
x
A. Tinjauan Teori dan Tinjauan Metodologi ................................................. 10
1. Pengertian HIV .................................................................................... 10
2. Gejala Klinis HIV/AIDS ...................................................................... 10
3. Cara Penularan..................................................................................... 11
4. Pencegahan HIV/AIDS ........................................................................ 12
5. Pengetahuan Kompehensif tentang HIV/AIDS ..................................... 13
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Komprehensif
HIV/AIDS .................................................................................................. 13
7. Analisis Regresi Logistik ..................................................................... 22
B. Kerangka Teori ....................................................................................... 26
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
.......................................................................................................................... 27
A. Kerangka Konsep .................................................................................... 27
B. Definisi Operasional ................................................................................ 28
C. Hipotesis ................................................................................................. 32
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 33
A. SDKI 2017 .............................................................................................. 33
B. Desain Penelitian ..................................................................................... 34
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 34
D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 35
1. Populasi ............................................................................................... 35
xi
2. Sample ................................................................................................. 36
E. Pengumpulan Data dan Instrumen ........................................................... 38
F. Pengolahan Data ..................................................................................... 39
1. Cleaning .............................................................................................. 40
2. Pembobotan ......................................................................................... 40
3. Filter .................................................................................................... 41
4. Skoring ................................................................................................ 42
5. Recode ................................................................................................. 44
G. Analisis Data ........................................................................................... 45
1. Analisis Univariat ................................................................................ 45
2. Analisis Multivariat ............................................................................. 45
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 47
A. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS di
Indonesia tahun 2017 ...................................................................................... 47
B. Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS
pada WUS ...................................................................................................... 48
C. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS
berdasarkan Variabel Independen ................................................................... 50
D. Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS
dengan Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor Determinan ...................... 52
1. Seleksi Kandidat .................................................................................. 52
xii
2. Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor Determinan ....................... 53
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 60
A. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 60
B. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada Wanita
Usia Subur (WUS) di Indonesia...................................................................... 60
C. Faktor Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada
Wanita Usia Subur di Indonesia...................................................................... 63
1. Faktor Umur ........................................................................................ 63
2. Pendidikan ........................................................................................... 66
3. Faktor Status Pernikahan ..................................................................... 68
4. Faktor Status Pekerjaan ........................................................................ 70
5. Faktor Indeks Kesejahteraan ................................................................ 71
6. Faktor Jumlah Sumber informasi ......................................................... 73
7. Faktor Tempat Tinggal ........................................................................ 74
D. Faktor Dominan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada
Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia ......................................................... 76
E. Pembahasan Statistik ............................................................................... 77
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 80
A. Kesimpulan ............................................................................................. 80
B. Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 87
Lampiran 2 Output Hasil Analisis SPSS ........................................................... 102
Lampiran 3 Persetujuan Etik …………………………………………………..117
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Definisi Operasional .......................................................................... 28
Tabel 4. 1 Cleaning Data ................................................................................... 40
Tabel 4. 2 Filter ................................................................................................. 42
Tabel 4. 3 Recode .............................................................................................. 44
Tabel 5. 1 Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS
di Indonesia tahun 2017 ..................................................................................... 47
Tabel 5. 2 Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS
.......................................................................................................................... 48
Tabel 5. 3 Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS berdasarkan
Variabel Independen .......................................................................................... 50
Tabel 5. 4 Signifikansi Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel
Dependen (Pengetahuan Komprehensif HIV/AIDS) ........................................... 53
Tabel 5. 5 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Model
Determinan (Model Awal) ................................................................................. 54
Tabel 5. 6 Hasil Model Akhir Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda
Model Determinan (Model Akhir) ...................................................................... 55
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Konsep Model Prediksi .................................................... 23
Bagan 2. 2 Kerangka Konsep Model Faktor Risiko ............................................ 24
Bagan 2. 3 Kerangka Teori Penelitian ................................................................ 26
Bagan 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 27
Bagan 4. 1 Alur Pengambilan Sampel ................................................................ 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari SDGs yang salah satunya mengenai perbaikan
kesehatan dunia, ada pada tujuan ketiga yaitu kesehatan yang baik dan
kesejahteraan, salah satu targetnya berisi bahwa pada tahun 2030
mengakhiri tuberculosis, malaria, memerangi hepatitis, penyakit yang
ditularkan lewat air dan penyakit menular lainnya serta upaya dalam
mengakhiri epidemi HIV/AIDS (SDGs, 2017).
Human Immunodeficiency Virus (HIV/AIDS) telah menjadi
masalah darurat global. Data United Nations Programme on HIV and
AIDS (UNAIDS) tahun 2014 mengestimasi di seluruh dunia sebanyak 35
juta orang hidup dengan HIV/AIDS dan 19 juta diantaranya tidak
mengetahui status HIV/AIDS positif mereka. Di area Asia Pasifik
diperkirakan terdapat 350.000 orang yang baru terinfeksi HIV/AIDS. Data
World Health Organization (WHO) tahun 2018 menyebutkan bahwa
kawasan Asia Tenggara menempati peringkat kedua di dunia dengan
jumlah pengidap HIV/AIDS terbesar (Depkes, 2018). Di antara negara-
negara di Asia Tenggara, Indonesia menjadi peringkat pertama untuk
kasus baru HIV/AIDS pada rentang usia 15 – 49 tahun yaitu sebsesar 0,5
per 1000 orang, diikuti Myanmar dan Malaysia 0,3 per 1000 orang.
Sejalan dengan data, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia cenderung naik
yaitu dari tahun 2005 sebanyak 6.254 kasus sampai dengan tahun 2017
sebanyak 57.580 kasus (Ditjen P2P, 2017).
2
Banyak perempuan masuk dalam kelompok rentan tertular
HIV/AIDS karena suami/pasangan mereka memiliki perilaku seksual yang
tidak aman diluar pernikahannya dan menggunakan narkoba suntik
(UNAIDS, 2011). Dalam survei kesehatan reproduksi perempuan yang
dilakukan Yayasan Rama Sesana tahun 2011 di delapan pasar tradisional
di Kota Denpasar ditemukan kecenderungan bahwa perempuan tidak
merasa takut dirinya tertular HIV dari pasangannya. Walaupun mereka
tahu pasangannya memiliki perilaku berisiko, mereka beranggapan bahwa
dirinya tidak mungkin tertular karena mereka setia pada suaminya. Selain
itu, walaupun perempuan merasa takut tertular IMS dan HIV, namun
mereka tidak menggunakan kondom, karena suami tidak suka atau takut
suami marah jika menawarkan menggunakan kondom. Dari sini terlihat
bahwa perempuan merupakan salah satu kelompok rentan tertular HIV,
dimana setidak-tidaknya dua kali lebih besar kemungkinannya untuk
tertular IMS dan HIV melalui hubungan seksual dibandingkan laki-laki
(Dewi, 2013).
Salah satu upaya dalam mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS
adalah dengan upaya promotif berupa peningkatan pengetahuan
masyarakat yang benar dan menyeluruh tentang HIV/AIDS. Pengetahuan
HIV/AIDS yang dimiliki masyarakat Indonesia belum sepenuhnya benar,
karena masih dipengaruhi oleh stigma, dan mispresepsi di masyarakat.
Pengetahuan komprehensif tentang HIV dalam penelitian ini adalah
pengetahuan tentang pencegahan, penularan dan mispresepsi tentang
HIV/AIDS.
3
Mengutip data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2017 yang dilaksanakan BKKBN, pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada penduduk usia 15-49 tahun masih
terbilang rendah, yaitu 15% sedangkan target yang harus dicapai pada
tahun 2014 adalah 95% (Kemenkes,2014).
Allah SWT menghargai umat-Nya yang memiliki Ilmu
pengetahuan, hal ini disebutkan pada ayat 9 dalam Q.S. Az-Zumar yang
artinya :
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran” (Q.S. Az-Zumar : 9)
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa pentingnya mempunyai ilmu
pengetahuan, karena Allah SWT sangat membedakan orang yang berilmu
dengan yang tidak. Allah SWT menyebutkan bahwa orang-orang yang
memakai akal dan pikirannya dengan jernih dan baik untuk mendapatkan
ilmu adalah orang-orang yang dapat menerima pelajaran dan nasihat-
nasihat.
Kurangnya pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS di
Indonesia tentunya akan membuat wanita usia subur semakin rentan
tertular virus HIV/AIDS yang berpengaruh kepada peningkatan kasus baru
HIV/AIDS (Angkasawati, 2010). Jika angka kasus HIV/AIDS meningkat,
akan memberikan dampak negatif terhadap akses dan kualitas pendidikan
4
yang mungkin didapatkan oleh seseorang. Sering kali orang-orang yang
mengidap HIV/AIDS, terpaksa untuk tidak menamatkan sekolahnya
karena masih besarnya stigma di masyarakat terkait infeksi HIV/AIDS
yang diderita (Rusti, 2011) . Hal ini juga akan berdampak pada tidak
tercapainya tujuan SDGs untuk melakukan eliminasi epidemi HIV/AIDS
(SDGs, 2017).
Masih kurangnya pengetahuan komprehensif seseorang tentang
HIV/AIDS dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Situmeang (2012) adalah jenis kelamin, tempat tinggal, keterpaparan
media massa dan pelajaran HIV/AIDS di sekolah. Menurut Notoatmodjo
dalam penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2013) menyebutkan
bahwa determinan yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah
umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, tipe daerah tempat tinggal,
status ekonomi dan keterpajanan terhadap media massa. Penelitian yang
dilakukan oleh Pottimau (2015) menyebutkan determinan yang
mempengaruhi pengetahuan ialah sumber informasi dan lingkungan.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2017)
merupakan survey berskala nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), Kementrian Kesehatan dan USAID.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 dilakukan untuk
mengumpulkan data terkait pernikahan, fertilitas, mortalitas, keluarga
berencana, kesehatan reproduksi, kesehatan anak, nutrisi, dan HIV/AIDS
5
dengan wanita usia subur (15-49) sebagai subjek utama dari survei ini.
Data SDKI awal berjumlah 49.627 responden. Peneliti melakukan
cleaning data dengan memfilter data missing, sehingga data yang akan
dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 39.542 responden.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil
pengakategorian skor pengetahuan komprehensif HIV/AIDS pada
responden. Kategori skor pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu, baik dan
buruk. Kategori tersebut dibagi dua berdasarkan nilai median. Nilai
median digunakan, dikarenakan data skor pengetahuan komprehensif yang
tidak berdistibusi normal. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri
dari tujuh variabel yang semuanya kategorik. Dilihat dari kondisi variabel
dependen dan independen dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan analisis multivariat regresi logistik. Selain dilihat dari
kondisi variabel dependen dan independen, analisis multivariat regresi
logistik dapat menganalisis banyak faktor secara bersamaan, agar masing-
masing variabel independen akan dikontrol oleh variabel independen
lainnya. Analisis multivariat regresi logistik ini akan mencari variabel
yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS, sehingga dapat direncanakan intervensi yang sesuai.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bertujuan untuk mengetahui
faktor yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia berdasarkan data
SDKI tahun 2017 dengan menggunakan analisis multivariat regresi
logistik.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang, angka pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur masih tergolong
rendah yaitu 15 persen (SDKI, 2017) jika dibandingkan dengan target
yaitu 95 persen (Kemenkes RI, 2014). Situasi seperti ini jika dibiarkan
dapat meningkatkan angka kasus baru HIV/AIDS di Indonesia. Hal ini
akan berdampak pada penurunan kualitas pendidikan dan tidak tercapainya
tujuan SDGs untuk melakukan eliminasi epidemi HIV/AIDS. Faktor-
faktor yang diduga mempengaruhi pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS adalah faktor umur, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status
pekerjaan, status pernikahan, indeks kesejahteraan dan jumlah sumber
informasi. Untuk mengetahui determinan pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS, selanjutnya akan dianalisis faktor-faktor tersebut
menggunakan analisis multivariat regresi logistik.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
pada wanita usia subur di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun
2017?
2. Bagaimana gambaran faktor determinan umur, pendidikan terakhir,
status pernikahan, status pekerjaan, indeks kesejahteraan dan jumlah
sumber informasi dan tempat tinggal?
7
3. Bagaimana gambaran distribusi pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS pada wanita usia subur berdasarkan variabel umur
responden, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status pekerjaan,
status pernikahan, indeks kesejahteraan dan jumlah sumber informasi
sumber informasi berdasarkan data SDKI tahun 2017?
4. Faktor apa saja yang menjadi determinan pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia berdasarkan
data SDKI tahun 2017?
5. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia
berdasarkan data SDKI tahun 2017?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor yang paling berpengaruh terhadap
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur
di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia berdasarkan data
SDKI tahun 2017.
2. Diketahuinya gambaran faktor determinan umur, pendidikan
terakhir, status pernikahan, status pekerjaan, indeks kesejahteraan
dan jumlah sumber informasi dan tempat tinggal.
8
3. Diketahuinya gambaran distribusi pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur berdasarkan variabel
umur, pendidikan terakhir, status pernikahan, status pekerjaan,
indeks kesejahteraan dan jumlah sumber informasi dan tempat
tinggal berdasarkan data SDKI tahun 2017.
4. Diketahuinya faktor-faktor yang yang menjadi determinan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia
subur di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan
Memberikan informasi kepada pemegang kebijakan terkait
determinan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS, yang
nantinya diharapkan dapat menjadi acuan dalam merencanakan
program untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif
HIV/AIDS yang sesuai.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menjadi tambahan referensi informasi bagi peneliti selanjutnya
dalam menentukan faktor determinan lain yang berpengaruh
terhadap pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilaksanan untuk mengetahui faktor yang paling
berpengaruh terhadap pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada
wanita usia subur di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017.
Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya angka pengetahuan
9
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur berdasarkan hasil
SDKI 2017 yaitu sebesar 15% dimana target pengetahuan komrehensif
tentang HIV/AIDS adalah 95% (Kemenkes RI, 2014). Penelitian ini
menganalisis lanjut data SDKI tahun 2017 yang dilaksanakan pada bulan
Juli 2019. Penelitian ini penggunakan pendekatan kuantitatif dengan
desain Cross sectional.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori dan Tinjauan Metodologi
1. Pengertian HIV
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency
Virus virus tersebut merupakan penyebab AIDS. HIV terdapat di
dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam
darah, air mani atau cairan vagina. Sebelum HIV berubah menjadi
AIDS, penderitanya akan tampak sehat dalam waktu kira-kira 5
sampai 10 tahun. Walaupun tampak sehat, mereka dapat menularkan
HIV pada orang lain melalui hubungan seksual yang tidak aman,
tranfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.
2. Gejala Klinis HIV/AIDS
Gejala klinis HIV/AIDS antara lain (Widoyono, 2011):
a. Masa inkubasi 6 bulan-5 tahun.
b. Window period selama 6-8 minggu, adalah waktu saat tubuh
sudah terinfeksi HIV tetapi belum terdeteksi oleh
pemerikasaan laboratorium.
c. Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti:
1) Diare kronis
2) Kandidiasis mulut yang luas
3) Pneumocystis carinii
4) Pneumonia interstisialis limfositik
11
5) Ensefalopati kronik.
3. Cara Penularan
HIV/AIDS menular melalui berbagai cara, antara lain melalui
cairan tubuh seperti darah, cairan genitalia, dan ASI. Virus juga
terdapat dalam saliva, air mata, dan urin namun dengan kasus yang
rendah. Selain melalui cairan tubuh, HIV/AIDS juga ditularkan
melalui (Widoyono, 2011):
a. Ibu hamil yang HIV/AIDS dapat menularkan virusnya secara
intrauterine, intrapartum, dan postpartum (ASI). Angka
transmisi mencapai 20-50%.
b. Sebuah studi meta-analisis prospektif yang melibatkan
penelitian pada dua kelompok ibu, yaitu kelompok ibu yang
menyusui sejak awal kelahiran bayi dan kelompok ibu yang
menyusui setelah beberapa waktu usia bayinya, melaporkan
bahwa angka penularan HIV/AIDS pada bayi yang belum
disusui adalah 14% (yang diperoleh dari penularan melalui
mekanisme kehamilan dan persalinan), dan angka penularan
HIV/AIDS meningkat menjadi 29% setelah bayinya disusui.
Bayi normal dengan ibu HIV/AIDS bisa memperoleh
antibodi HIV/AIDS dari ibunya selama 6-15 bulan.
c. Jarum Suntik
Prevalensi penularan HIV/AIDS melaui jarum suntik yaitu 5-
10%.
12
Banyak terjadi pada anak dan remaja biasanya menggunakan
jarum suntik karena penyalahgunaan obat. Diantara tahanan
(tersangka atau terdakwa tindak pidana) dewasa, pengguna
obat suntik di Jakarta sebanyak 40% terinfeksi HIV/AIDS, di
Bogor 25%, dan di Bali 53%.
d. Transfusi Darah
Resiko penularan HIV/AIDS melalui transfusi darah sebesar
90% dengan prevalensi 3-5%.
e. Hubungan Seksual
Prevalensi penularan HIV/AIDS melaui hubungan seksual
70-80%. Kemungkinan tertular adalah 1 dalam 200 kali
hubungan intim. Model penularan ini adalah yang tersering di
dunia. Akhir-akhir ini dengan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk menggunakan kondom, maka
penularan melalui jalur ini cenderung menurun.
4. Pencegahan HIV/AIDS
Pencegahan penyakit HIV/AIDS antara lain:
a. Menghindari hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS.
b. Mencegah hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
atau dengan orang yang mempunyai banyak pasangan.
c. Menghindari hubungan seksual dengan pecandu nakotika
obat suntik.
d. Melarang orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok
berisiko tinggi untuk melakukan donor darah.
13
e. Memberikan transfusi darah hanya untuk pasien yang benar-
benar memerlukan.
f. Memastikan sterilitas alat suntik.
5. Pengetahuan Kompehensif tentang HIV/AIDS
Pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS adalah
pengetahuan seseorang tentang cara penularan dan cara
pencegahan HIV/AIDS (Angkasawati and Arifin, 2010). Menurut
hasil SDKI tahun 2017 pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS adalah seseorang yang mengetahui cara bahwa
pemakaian kondom secara konsisten saat melakukan hubungan
seksual, hanya memiliki satu pasangan yang tidak terinfeksi
HIV/AIDS dapat mengurangi kemungkinan tertular HIV/AIDS,
mengetahui bahwa orang yang tampak sehat dapat terinfeksi
HIV/AIDS dan menolak pemahaman yang salah atau mispresepsi
tentang cara penularan atau pencegahan HIV/AIDS (SDKI, 2017).
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Komprehensif
HIV/AIDS
a. Umur
Umur adalah jumlah tahun seseorang yang terhitung mulai
saat ia dilahirkan sampai saat ia berulang tahun (Yogi dan
Hariyanto, 2014). Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih siap dalam berpikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat, yang lebih dewasa akan lebih
14
dipercaya dari pada orang yang belum cukup kedewasaannya. Hal
ini sebagai akibat dari pengalaman seseorang (Nursalam, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (Widyastuti, 2013)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur dan
pengetahuan HIV/AIDS pada wanita usia subur dengan pvalue
sebesar 0,000. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suwaryo (2017) menyebutkan bahwa hubungan umur dengan
tingkat pengetahuan seseorang memiliki pvalue sebesar 0,001.
Usia produktif bagi seseorang merupakan usia yang paling
berperan dan memiliki aktivitas yang padat serta memiliki
kemampuan kognitif yang baik. Sehingga, pada usia ini memiliki
pengaruh terhadap tingkat pengetahuan (Putra Agina Widyaswara
Suwaryo, 2017).
Pengukuran umur yang dilakukan oleh Widyastuti (2013)
dan Yogi (2014) membagi umur seseorang menjadi tiga bagian
yaitu <20 tahun, 21- 35 tahun dan >35 tahun (Widyastuti, 2013)
dan (Yogi, 2014). Umur juga dapat diukur dengan melakukan
wawancara langsung menanyakan terkait umur responden,
pengisian kuesioner, dapat ditriangulasi data melalui telaah
dokumen seperti dokumen Kartu Keluarga atau Kartu Tanda
Penduduk (KTP) yang didalamnya terdapat tanggal lahir repsonden
(Pottimau, Karame and Lontoh, 2015).
15
b. Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir yang dimaksud adalah pendidikan
formal responden. Pendidikan formal adalah pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar (Chotimahi,
2017). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya semakin
pendidikan yang kurang akan mengahambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam,
2011). Seseorang yang pernah menempuh jenjang pendidikan
dengan level lebih tinggi memiliki pengalaman dan wawasan lebih
luas, yang akan berdampak kepada kognitif seseorang (Chotimah,
2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara pendidikan terakhir yang
ditempuh oleh responden dengan pengetahuan HIV/AIDS pada
wanita usia subur dengan pvalue sebesar 0,000 (Widyastuti, 2013).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2017)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar usia
dengan tingkat pendidikan seseorang yaitu 0,008 (Suwaryo, 2017).
Pada penelitian Nurwati tingkat pendidikan diukur menjadi
lima kategori yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak
tamat SLTA dan tamat SLTA keatas (Nurwati, Rusyidi and Papua,
2018). Penelitian yang dilakukan oleh Yusra (2016) membagi
tingkat pendidikan menjadi dua yaitu pendidikan rendah dan
16
pendidikan tinggi (Yusra and Machmud, 2016). Pendidikan
terakhir seseorang juga dapat diukur dengan menanyakan langsung
kepada responden saat wawancara berlangsung, pengisian
kuesioner, dapat ditriangulasi data melalui telaah dokumen seperti
ijazah pendidikan terakhir. Hasil ukur dari variabel pendidikan ini
yaitu tidak sekolah, pendidikan dasar, menengah, dan perguruan
tinggi (Pottimau, Karame and Lontoh, 2015).
c. Status Pernikahan
Status pernikahan adalah status menikah saat ini,
sebelumnya pernah menikah atau tidak pernah menikah (atau
tinggal bersama pasangan) (Ndayara, 2016). Penelitian yang
dilakukan oleh Widyastuti (2013) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara status pernikahan dengan pengetahuan
HIV/AIDS pada wanita usia subur, dengan pvalue sebesar 0,000.
Sejalan dengan penelitian Widyastuti, penelitian yang dilakukan
oleh Angkasawati (2007) juga menunjukkan hubungan yang
signifikan antara status pernikahan dengan tingkat pengetahuan.
Dalam penelitian Widyastuti (2013) status pernikahan
diukur dengan membagi kedalam dua kategori yaitu belum
menikah dan sudah menikah. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Angkasawati (2007) ia mengukur status pernikahan dalam
tiga kategori yaitu belum kawin, kawin dan cerai (Angkasawati
and Arifin, 2010). Status pernikahan diukur dengan cara
17
wawancara kepada responden dan menanyakan langsung status
pernikahannya (SDKI, 2017).
d. Status Pekerjaan
Wanita usia subur yang memiliki pekerjaan memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi tentang HIV/AIDS. Hal ini sesuai
dengan pendapat Notoadmojo pada tahun 2003 bahwa orang yang
memiliki pekerjaan sering berinteraksi dengan orang lain lebih
banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang yang
tidak memiliki pekerjaan (Yusra and Machmud, 2016). Seseorang
yang memiliki pekerjaan maka akan memperluas pengetahuan
serta makin banyak informasi yang didapat oleh orang tersebut
(Septyasrini, 2016). Hubungan status pekerjaan dengan
pengetahuan memiliki hubungan signifikan dengan pvalue sebesar
0,02 (Septyasrini, 2016). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yusra (2016) responden yang tidak memiliki pekerjaan
memiliki kecendrungan untuk berpengetahuan buruk 3,058 kali
lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki
pekerjaan (Yusra and Machmud, 2016).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yusra (2016) status
pekerjaan diukur dengan mengkategorikan responden menjadi dua
yaitu bekerja dan tidak bekerja. Pengukuran yang sama juga
dilakukan pada penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2014)
yang mengukur status pekerjaan menjadi dua yaitu bekerja dan
tidak bekerja (Nur Indah Wardhani, 2014).
18
e. Indeks Kesejahteraan
Ukuran gabungan dari standar kehidupan kumulatif rumah
tangga yang dihitung menggunakan data tentang kepemilikan aset
tertentu oleh rumah tangga, seperti televisi dan sepeda; bahan yang
digunakan untuk konstruksi perumahan; dan jenis akses air dan
fasilitas sanitasi. (SDKI, 2017). Tingkat kekayaan keluarga adalah
tingkatan tentang karakteristik latar belakang rumah tangga yang
digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur standar hidup
rumah tangga dalam jangka panjang. Tingkat didasarkan pada data
karakteristik perumahan dan kepemilikan barang, jenis sumber air
minum, fasilitas toilet dan kakakteristik lain terkait dengan status
sosial ekonomi rumah tangga (BPS, 2013). Penelitian yang
dilakukan oleh Widyastuti (2013) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara indeks kesejahteraan dengan pengetahuan
HIV/AIDS pada wanita usia subur dengan pvalue sebesar 0,000.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Burhani ia mengukur
indeks kesejahteraan menjadi dua yaitu miskin dan tidak miskin
(Burhani, Oenzil and Revilla, 2015). Variabel ini diukur dengan
wawancara langsung kepada responden dan menanyakan
kepemilikan aset tertentu oleh rumah tangga, seperti televisi dan
sepeda; bahan yang digunakan untuk konstruksi perumahan; dan
jenis akses air dan fasilitas sanitasi (SDKI, 2017). Hasil ukur dari
variabel ini adalah responden dengan indeks kesejahteraan sangat
miskin, miskin, menengah, kaya dan sangat kaya (SDKI, 2017).
19
f. Jumlah sumber informasi
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih
banyak akan memiliki pengetahuan yang luas pula. Salah satu
sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah
media masa (Pottimau, Karame and Lontoh, 2015).
Pottimau menggukur variabel ini dengan membaginya
kedalam dua kategori yaitu ada dan tidak ada paparan. Penelitian
yang dilakukan oleh Yusra dan Wadani membagi pengukuran
variabel ini menjadi dua yaitu terpapar dan tidak terpapar (Yusra
and Machmud, 2016). Variabel ini diukur dengan wawancara
langsung kepada responden dan menanyakan sumber informasi apa
saja yang pernah diterima terkait pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Hasil ukur variabel ini kemudian di skoring dengan cara
menjumlahkan semua sumber informasi yang didapat (SDKI,
2017).
g. Tipe Daerah Tempat Tinggal
Perbedaan tempat tinggal, setidaknya mempengaruhi
pengetahuan yang diterima seseorang, dikarenakan perbedaan
akses yang didapat (Lestari, 2014). Sejalan oleh penelitian yang
dilakukan Nurwati, menunjukkan bahwa wanita yang tinggal di
perkotaan memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS/AIDS
dibandingkan dengan wanita yang tinggal di pedesaan (Nurwati,
Rusyidi and Papua, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh
Widyastuti (Widyastuti, 2013) menunjukkan bahwa terdapat
20
hubungan antara tipe daerah tempat tinggal dengan pengetahuan
HIV/AIDS pada wanita usia subur dengan pvalue sebesar 0,000.
Pada penelitian Nurwati (2018) tipe daerah tempat tinggal
dikur dengan mengkategori tempat tinggal responden menjadi dua
yaitu perkotaan dan pedesaan (Nurwati, Rusyidi and Papua, 2018).
Menurut Wahyuni (2017) ia melihat tipe daerah tempat tinggal
responden pada saat wawancara berlangsung yang hasil ukur dari
variabel ini adalah tempat tinggal perkotaan dan pedesaan
(Wahyuni and Ronoatmodjo, 2017).
h. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Nur Indah
Wardhani, 2014). Pengalaman yang dimaksudkan adalah apabila
seseorang pernah merasakan sendiri bahwa pengalamannya
memberikan sebuah sudut pandang atau pengetahuan baru.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu (Cahyaningrum, 2018). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Muthmainnah (2010) pengalaman
memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan yaitu
21
pvalue 0,001. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Cahyaningrum (2018) juga menunjukkan adanya hubungan
signifikan antara pengalaman dengan tingkat pengetahuan
responden dengan pvalue 0,001 (Cahyaningrum, 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2014),
Cahyaningrum (2018) mengukur pengalaman manjadi dua yaitu
berpengalaman dan tidak berpengalaman.
i. Hubungan Sosial
Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara
individu satu dengan individu lainnya yang saling mempengaruhi.
Hubungan sosial disebut juga dengan interaksi sosial (Ma’arif,
2018). Penelitian yang dilakukan oleh Safri (2013) tentang
hubungan sosial seseorang, menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara hubungan sosial dengan
peningkatan pengetahuan seseorang pada pvalue 0,000 (Safri and
Putra, 2013). Sejalan dengan penelitian Safri, Pottimau (2015)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
hubungan sosial dengan peningkatan pengetahuan seseorang pada
pvalue 0,000
Penelitian yang dilakukan oleh Safri (2013), Pottimau
(2015) mereka membagi hubungan sosial responden menjadi dua
kategori yaitu mendukung dan tidak mendukung. Pada penelitian
22
yang dilakukan oleh Ma’arif (2018) mengukur hubungan sosial
menjadi dua kategori yaitu positif dan negatif.
7. Analisis Regresi Logistik
Regresi adalah bagaimana satu variabel yaitu variabel
dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu
variabel independen dengan tujuan untuk memprediksi nilai rata-
rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen
yang telah diketahui (Widarjono, 2010). Tujuan utama regresi
adalah untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan
satu atau lebih variabel indepen/den. Salah satu pendekatan
yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan
variabel dependen bersifat kualitatif adalah dengan model
probabilitas logistik atau disingkat logit (Widarjono, 2010).
Regresi logistik adalah sebuah model dengan pendekatan
matematis yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan hubungan
dari beberapa variabel independen dengan variabel dependen dua
kategori (dikotomus) (David G. Kleinbaum, 2017). Terdapat dua
model analisis regresi logistik diantaranya :
a. Model Prediksi
Regresi logistik yang tujuannya mencari model untuk
memprediksi kejadian dari variabel dependen. Bentuk
kerangka konsep model prediksi yaitu:
23
Bagan 2. 1 Kerangka Konsep Model Prediksi
Langkah analisis pada model ini sebagi berikut:
1. Melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel
independen dengan variabel dependennya. Bila hasil uji bivariat
mempunyai nilai p < 0,25, maka variabel tersebut dapat masuk
model multivariat. Namun bisa saja p value > 0,25 tetap diikutkan ke
multivariat bila variabel tsb secara substansi penting.
2. Memilih variabel yang dianggap penting yang masuk dalam model,
dengan cara mempertahankan variabel yang mempunyai p value <
0,05 dan mengeluarkan variabel yang p valuenya > 0,05.
Pengeluaran variabel tidak serentak semua yang p valuenya > 0,05,
namun dilakukan secara bertahap dimulai dari variabel yang
mempunyai p value terbesar.
3. Identifikasi linearitas variabel numerik dengan tujuan untuk
menentukan apakah variabel numerik dijadikan variabel katagorik
X1
X2
Xn
X3
Y
24
atau tetap variabel numerik. Caranya dengan mengelompokkan
variabel numerik ke dalam 4 kelompok berdasarkan nilai kuartilnya.
Kemudian lakukan analisis logistik dan dihitung nilai OR-nya. Bila
nilai OR masing-masing kelompok menunjukkan bentuk garis lurus,
maka variabel numerik dapat dipertahankan. Namun bila hasilnya
menunjukkan adanya patahan, maka dapat dipertimbangkan dirubah
dalam bentuk katagorik.
4. Setelah memperoleh model yang memuat variabel-variabel penting,
maka langkah terakhir adalah memeriksa kemungkinan interaksi
variabel ke dalam model. Penentuan variabel interaksi sebaiknya
melalui pertimbangan substantif.
b. Model Faktor Risiko
Regresi logistik yang tujuannya mengestimasi secara valid
hubungan satu variabel utama dengan variabel dependen
dengan mengontrol beberapa variabel konfonding. Bentuk
kerangka konsep model faktor risiko:
Bagan 2. 2 Kerangka Konsep Model Faktor Risiko
X Y
X1
X2
25
Langkah analisis pada model ini sebagi berikut:
1. Lakukan pemodelan lengkap, mencakup variabel utama , semua
kandidat konfonding dan kandidat interaksi (interaksi diabuat antara
variabel utama dengan semua variabel konfonding).
2. Lakukan penilaian interaksi, dengan cara mengeluarkan variabel
interaksi yang nilai p Wald-nya tidak signifikan dikeluarkan dari
model secara berurutan satu per satu dari nilai p Wald yang terbesar.
3. Lakukan penilaian konfonding, dengan cara mengeluarkan variabel
kovariat/ konfonding satu per satu dimuali dari yang memiliki nilai p
Wald terbesar, bila setelah dikeluarkan diperoleh selisih OR
faktor/variabel utama antara sebelum dan sesudahvariabel kovariat
(X1) dikeluarkan lebih besar dari 10%, maka variabel tersebut
dinyatakan sebagai konfonding dan harus tetap berada dalam model.
Model regresi logistik dapat digunakan pada data yang dikumpulkan melalui
rancangan kohort, case control maupun cross sectional. Pada penelitian ini
desain yang digunakan adalah cross sectional, maka analisis regresi logistic
dapat digunakan untuk mendapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur tahun
2017.
26
B. Kerangka Teori
Kerangka teori pada penelitian ini mengacu pada kerangka teori
dari Chapotera (2016) dalam penelitian faktor yamg berhubungan dengan
HIV. Teorinya menyebutkan bahwa yang mempengaruhi seseorang
terinfeksi virus HIV adalah faktor sosioekonomi dan faktor demografi.
Faktor sosioekonomi terdiri dari tingkat pendidikan, indeks kesejahteraan
dan status pekerjaan. Faktor demografi terdiri dari umur, status
pernikahan, jenis kelamin, suku dan agama.
Bagan 2. 3 Kerangka Teori Penelitian
Sumber: Chapotera (2016)
Faktor Demografi
Umur
Status Pernikahan
Jenis Kelamin
Suku
Agama
Faktor Sosial Ekonomi
Tingkat Pendidikan
Indeks Kesejahteraan
Ststus Pekerjaan
Perilaku Berisiko Tinggi
Pengetahuan
Peengetahuan
Komprehensif
HIV/AIDS
Pajanan terhadao
Media
HIV/AIDS
Akses terhadap
Pelayanan HIV/AIDS
27
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, sehingga variabel yang diteliti
akan menyesuaikan data tersebut. Suku dan agama tidak diteliti
dikarenakan, data tersebut tidak tersedia. Jenis kelamin tidak diteliti
dikarenakan peneliti hanya memilih wanita sebagai populasi dalam
penelitian. Berikut kerangka konsep dalam penelitian ini:
Bagan 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian
Sumber : Modifikasi Chapotera (2016), Widyastuti (2013)
UMUR
PENDIDIKAN
TERAKHIR
STATUS
PERNIKAHAN
JUMLAH
PAPARAN MEDIA
STATUS
PEKERJAAN
INDEKS
KESEJAHTERAAN
PENGETAHUAN
KOMPREHENSIF
HIV/AIDS
TEMPAT TINGGAL
28
B. Definisi Operasional
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Label Variabel Baru Skala Ukur
1
Pengetahuan
Komprehensif tentang
HIV/AIDS
Merupakan gabungan
dari jawaban tiga
komponen pengetahuan
HIV/AIDS yaitu,
pengetahuan penularan,
pencegahan dan
mispresepsi.
Pencegahan HIV/AIDS
(2 pertanyaan), cara
penularan HIV/AIDS (6
pertanyaan) dan
mispersepsi HIV/AIDS
(2 pertanyaan).
Setiap jawaban benar
diberi skor satu,
sehingga total skor
adalah 10.
(Wahyuni and
Ronoatmodjo, 2017)
Kuesioner WUS
SDKI 2017
Bagian 10
HIV/AIDS
No. 1001, 1002,
1003, 1004, 1005,
1006, 1006A,
1007, 1008ABC
(skor pengetahuan
tidak berdistribusi
normal, sehingga
menggunakan nilai
median)
Nilai Median = 7
0. Buruk (<7)
1. Baik (≥7)
Ordinal
29
(SDKI, 2017)
2 Umur
Lama waktu hidup
responden sampai ulang
tahun terakhir pada saat
wawancara berlangsung
Kuesioner WUS
SDKI 2017
Bagian 1 Latar
belakang
responden
No. 106
0. <20 tahun
1. 21-35 tahun
2. >36 tahun
(Widyastuti, 2013)
Ordinal
3 Pendidikan terakhir
Pendidikan formal
terakhir yang
ditamatkan oleh
responden
Kuesioner WUS
SDKI 2017
Bagian 1 Latar
belakang
Responden
No. 108
0. Dasar
1. Menengah
Tinggi
Ordinal
4 Status pernikahan
Status pernikahan
sesuai
jawaban/pengakuan
responden saat
wawancara berlangsung
Kuesioner WUS
SDKI 2017
Bagian 7
Perkawinan dan
Aktivitas seksual
No.701
0. Belum Menikah
(Belum menikah,
tinggal bersama
pasangan)
1. Menikah (Sudah
menikah, janda,
cerai dan berpisah)
3. (SDKI, 2017)
Ordinal
5 Status pekerjaan
Responden sedang
tidak bekerja atau
bekerja saat wawancara
Kuesioner WUS
SDKI 2017
0. Tidak Bekerja
1. Bekerja
2. (SDKI, 2017)
Ordinal
30
berlangsung Bagian 9 Latar
belakang suami &
Pekerjaan
perempuan
No. 913
6 Indeks Kesejahteraan
Ukuran gabungan dari
standar kehidupan
kumulatif rumah tangga
yang dihitung
menggunakan data
tentang kepemilikan
aset tertentu oleh rumah
tangga, seperti televisi
dan sepeda; bahan yang
digunakan untuk
konstruksi perumahan;
dan jenis akses air dan
fasilitas sanitasi.
(SDKI, 2017)
Kuesioner WUS
SDKI 2017
Karakteristik
Rumah tangga
No. 101-123
0. Sangat Miskin
1. Miskin
2. Menengah
3. Kaya
4. Sangat Kaya
(SDKI, 2017)
2.
Ordinal
7 Jumlah Sumber
Informasi
Jumlah sumber
informasi yang
responden terima
tentang HIV/AIDS
Kuesioner WUS
SDKI 2017
Bagian 10
HIV/AIDS
1001A D s.d. K
dan X
0. Kurang baik (< 2
sumber informasi)
1. Baik (≥2 sumber
informasi)
(Pottimau,
Karame and
Lontoh, 2015)
Ordinal
8 Tempat tinggal Tipe daerah tempat
tinggal responden saat
Kuesioner WUS
SDKI 2017
0. Urban
1. Rural Ordinal
31
wawancara berlangsung
Bagian
pengenalan
tempat No. 5
(SDKI, 2017)
32
C. Hipotesis
Ada hubungan signifikan antara umur responden, pendidikan terakhir,
tempat tinggal, status pekerjaan, status pernikahan, indeks kesejahteraan
dan jumlah sumber informasi dengan pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia.
33
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. SDKI 2017
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
merupakan survey nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN), Kementrian Kesehatan dan USAID. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dilakukan secara periodik
setiap lima tahun sekali.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 dilakukan
untuk mengumpulkan data terkait pernikahan, fertilitas, mortalitas,
keluarga berencana, kesehatan reproduksi, kesehatan anak, nutrisi, dan
HIV/AIDS dengan wanita usia subur (15-49 tahun) sebagai subjek utama
dari survei ini.
Pemilihan sampel pada SDKI 2017 ini menggunakan desain
sampling dua tahap berstrata. Tahap pertama dilakukan dengan memilih
sejumlah blok sensus secara PPS sistematik disetiap kabupaten/kota dan
tahap kedua dilakukan dengan memilih 25-30 rumah tangga disetiap blok
sensus yang terpilih secara sistematik sehingga terpilih 47.483 rumah
tangga dan 49.627 wanita usia subur.
34
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi
cross sectional sesuai dengan desain penelitian yang diterapan oleh Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari
raw data SDKI tahun 2017 yang berfokus pada satu Indonesia. Kemudian
pengolahan data dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2019. Data SDKI
tahun 2017 didapatkan dengan langkah sebagai berikut :
1. Peneliti mengakses sdki.bkkbn.go.id
2. Selanjutnya memilih menu ‘Daftar’ lalu terbuka halamam ‘Form
Registrasi’.
3. Peneliti mengisi lengkap Form Registrasi diantaranya data pribadi dan
pas foto.
4. Memilih topik penelitian dan menuliskan tujuan registrasi.
5. Melengkapi isian tentang penelitian diantaranya judul penelitian dan
abstrak.
6. Melengkapi data instansi asal diantaranya nama, alamat, e-mail, dan
nomor telepon instansi.
7. Setelah melengkapi isian tersebut, sekitar 2 minggu BKKBN
mengirimkan e-mail balasan yang berisi password untuk dapat
mengakses akun di web SDKI.
35
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini mengacu pada populasi dalam SDKI
2017 yaitu rumah tangga yang meliputi 34 provinsi di Indonesia. Survey
ini dilaksanakan secara nasional di daerah pedesaan dan perkotaan dengan
target 49.250 rumah tangga. Dari seluruh rumah tangga tersebut yang
berhasil diwawancara berjumlah 47.483 rumah tangga. Selanjutnya dalam
wawancara rumah tangga, ditemukan 50.181 wanita usia subur, namun
yang berhasil diwawancarai sebanyak 49.627 wanita usia subur dengan
respons rate sebesar 97,84%. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
wanita usia subur (WUS) di Indonesia berusia 15 – 49 tahun.
36
2. Sample
Pemilihan sample berdasarkan rasio dengan menggunakan stratifikasi
dan multistage random sampling. Sample dalam penelitian ini adalah
semua wanita usia subur (WUS) di Indonesia berusia 15 – 49 tahun yang
pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Berdasarkan hal tersebut
didapatkan sample sebesar 39.542 wanita usia subur. Berikut alur
pengambilan sampel wanita usia subur umur 15-49 tahun pada penelitian
ini:
Wanita Usia 15-49 tahun yang memenuhi syarat dalam SDKI 2017 di
Indonesia = 49627 WUS
Wanita Usia 15-49 tahun yang pernah mendengar tentang
HIV/AIDS = 39894 WUS
Variabel Umur, tempat tinggal, pendidikan terakhir, indeks
kesejahteraan dan status pernikahan tidak ada missing = 39569 WUS
Variabel Status pekerjaan = 39543 WUS
Variabel Jumlah sumber informasi = 39542 WUS
Jumlah sampel = 39542 WUS
Variabel pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS = 39569
WUS
37
Bagan 4. 1 Alur Pengambilan Sampel
Berdasarkan data jumlah sample yang tersedia, selanjutnya peneliti
melakukan perhitungan untuk menentukan sample minimal dalam
penelitian ini, dengan menggunakan rumus sampel uji mean beda dua
proporsi.
𝑛 = (𝑍
1−𝛼2
√2𝑃 (1 − 𝑃) + 𝑍1−𝛽 √𝑃1(1 − 𝑃1) + 𝑃2(1 − 𝑃2) ) 2
(𝑃1 − 𝑃2) × 𝑑𝑒𝑓𝑓
Menjadi:
𝑍1−𝛽 = (√𝑛 × (𝑃1 − 𝑃2) ) − 𝑍
1−𝛼2
√2𝑃(1 − 𝑃)
√𝑃1(1 − 𝑃1) + 𝑃2(1 − 𝑃2) × 𝑑𝑒𝑓𝑓
Keterangan:
n = Besar sample (39542 WUS)
P1 = Proporsi WUS dengan pengetahuan buruk dan terpapar
dengan faktor risiko dari penelitian sebelumnya (0,59)
P2 = Proporsi WUS dengan pengetahuan buruk dan tidak
terpapar faktor risiko dari penelitian sebelumnya (0,47)
P = Rata-rata proporsi WUS dengan pengetahuan buruk dan
terpapar dengan proporsi WUS dengan pengetahuan buruk
dan tidak terpapar faktor risiko (0,53)
deff = Efek desain
𝑍1−𝛼 = Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% dengan tingkat
𝑍1−𝛽 = Nilai Z pada kekuatan uji tertentu
38
Dalam penelitian terdahulu didapatkan P1 dan P2 sebesar 0,59 dan
0,47 (Widyastuti, 2013). Pada penelitian ini digunakan α sebesar 5%,
sehingga diperoleh besar kekuatan uji yaitu 90%. Hal ini yang berarti
kemungkinan untuk menolak hipotesis nol sebesar 90%.
E. Pengumpulan Data dan Instrumen
Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI tahun 2017. Data
SDKI dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner
khusus wanita usia subur. Adapun pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
a. Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS
Variabel Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS merupakan
variabel dependen pada penelitian ini. Variabel ini dibuat dari
gabungan beberapa variabel yang berkaitan dengan cara penvegahan
dan penularan HIV/AIDS. Variabel tersebut ada pada kuesioner WUS
no. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005, 1006, 1006A, 1007, 1008.
b. Umur
Variabel usia diperoleh dari kuesioner WUS bagian 1 (latar belakang
responden) pertanyaan nomor 106 tentang usia responden pada saat
survei dilakukan.
c. Pendidikan Terakhir
Variabel pendidikan terakhir diperoleh dari kuesioner WUS bagian 1
Latar belakang Responden No. 108
d. Status Pernikahan
39
Variabel status pernikahan diperoleh dari kuesioner WUS bagian 7
perkawinan dan aktivitas seksual No. 701.
e. Status Pekerjaan
Variabel status pekerjaan diperoleh dari kuesioner WUS bagian 9
latar belakang suami dan pekerjaan perempuan No. 913.
f. Indeks Kesejahteraan
Variabel indeks kekayaan diperoleh dari semua pertanyaan di bagian 4
keadaan tempat tinggal pada kuesioner karakteristik rumah tangga
yang menanyakan tentang kepemilikian aset tertentu oleh rumah
tangga seperti televisi dan sepeda, bahan yang digunakan untuk
konstruksi perumahan, jenis akses air dan fasilitas sanitasi.
g. Jumlah Sumber informasi
Variabel jumlah sumber informasi informasi diperoleh dari pertanyaan
di bagian 10 tentang HIV/AIDS no. 1001AD s.d. K dan X.
h. Tipe Daerah Tempat Tinggal
Variabel tempat tinggal diperoleh dari kuesioner WUS bagian
pengenalan tempat di pertanyaan nomor 5 tentang daerah tempat
tinggal responden saat survei dilakukan.
F. Pengolahan Data
Peneliti melakukan beberapa tahapan sebelum analissi data, berikut
tahapan-tahapannya:
40
1. Cleaning
Tahapan ini dilakukan dengan tujuan membersihkan data yang
missing. Pembersihan dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi
pada setiap variabel. Data yang missing dan data tidak masuk akal,
tidak akan diikutsertakan dalam analisis data. Cara membersihkan data
yang missing dan data tidak masuk akal yaitu dengan melakukan select
data pada data yang tidak missing. Berikut ini jumlah data missing
pada setiap variabel.
Tabel 4. 1 Cleaning Data
No Variabel Jumlah Missing
1 Pengetahuan Komprehensif tentang
HIV/AIDS 10058
1 Umur 0
2 Pendidikan Terakhir 0
3 Status Pernikahan 0
4 Status Pekerjaan 26
5 Indeks Kesejahteraan 0
6 Jumlah Sumber informasi 16
7 Tipe Daerah Tempat Tinggal 0
2. Pembobotan
Data yang dianalisis pada penelitian ini merupakan data
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Peneliti
melakukan pembobotan data terlebih dahulu sebelum analisis
dimulai. Pembobotan data dilakukan dengan tujuan menyamakan
peluang yang terjadi pada setiap individu. Peluang yang sama
41
didapatkan apabila pengambilan sampel dilakukan dengan metode
simple random sampling, sedangkan sampel SDKI dilakukan
dengan cara multistage random sampling sehingga pembobotan
perlu untuk dilakukan. Peneliti melakukan pembobotan dengan
cara membuat variabel Weight dari variabel V005 (women’s
individual sample weight) dibagi 1.000.000. Cara pembobotan ini
dijelaskan pada buku kode DHS. Kemudian peneliti melakukan
persiapan analisis dengan membuat file .csaplan yang terdiri dari
variabel V021 (primary sampling unit), V001 (cluster number) dan
variabel Weight yang baru dibuat. Selanjutnya pada saat proses
analisis peneliti menggunakan .csaplan tersebut pada analisis
kompleks untuk mengangtifkan pembobotan.
3. Filter
Pada proses filter dilakukan dengan cara memilih
pertanyaan/variabel apa yang akan digunakan pada penelitian ini
dari melalui penyesuaian antara tujuan penelitian dengan dataset
yang tersedia di SDKI 2017. Berikut daftar pertanyaan yang
digunakan:
42
Tabel 4. 2 Filter
No. Variabel Kode Kuesioner
1.
Kategori Pengetahuan
Komprehensif
HIV/AIDS
V751,
S1001AX,
V754CP,
V754DP,
V754JP,
V754WP,
V823,
S1006A,
V756,
V774A-C
Bagian 10 HIV/AIDS
No. 1001, 1002, 1003,
1004, 1005, 1006,
1006A, 1007, 1008.
1. Umur V012
Bagian 1 Latar
belakang responden
No. 106
2. Pendidikan Terakhir
V106
Bagian 1 Latar
belakang Responden
No. 108
3. Status pernikahan
V501
Bagian 7 Perkawinan
dan Aktivitas seksual
No.701
4. Status pekerjaan
V714
Bagian 9 Latar
belakang suami &
Pekerjaan perempuan
No. 913
5. Indeks Kesejahteraan
V190
Karakteristik Rumah
tangga
No. 101-123
6. Jumlah sumber
informasi
S1001AD
s.d AK
dan
S1001AX
Bagian 10 HIV/AIDS
no. 1001 A
D s.d. K dan X
7. Tipe Daerah Tempat
Tinggal
V025
Bagian pengenalan
tempat No. 5
4. Skoring
Tahapan ini dilakukan untuk memberikan skor/nilai pada variabel
dependen pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dan variabel
43
independen jumlah sumber informasi. Dimana jawaban benar diberi skor
1, jawaban salah dan tidak tahu diberi skor 0. Variabel yang dilakukan
skoring adalah variabel-variabel pembentuk variabel kategori pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS (variabel dependen pada penelitian ini)
yaitu ada pada kuesioner WUS no. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005, 1006,
1006A, 1007, 1008. Peneliti mengcompute variabel skor pengetahuan
dengan menjumlahkan variabel 1001, 1002, 1003, 1004, 1005, 1006,
1006A, 1007, 1008. Kemudian hasil penjumlahan tersebut dianalisis untuk
melihat kenormalan data variabel tersebut, diketahui dari analisis tersebut
data tidak normal. Dikarenakan data yang tidak normal peneliti
mengkatagorikan variabel skor pengetahuan menjadi dua, yaitu baik dan
buruk berdasarkan nilai median yang didapat yaitu 7. Buruk apabila skor
pengetahuan <7 dan baik apabila skor pengetahuan ≥7.
Kemudian skoring dilakukan pada variabel independen yaitu
variabel jumlah sumber informasi. Variabel ini merupakan hasil skoring
dari variabel-variabel S1001AD s.d S1001AK dan S1001AX. Pertama-
tama peneliti mengcompute variabel jumlah sumber informasi dengan
menjumlahkan variabel S1001AD s.d S1001AK dan S1001AX. Setelah
diketahui hasil penjumlahannya, peneliti melakukan analisis untuk melihat
kenormalan data dari variabel jumlah sumber informasi, diketahui dari
analisis tersebut data tidak normal. Dikarenakan data yang tidak normal
peneliti mengkatagorikan variabel jumlah sumber informasi menjadi dua,
yaitu baik dan kurang baik berdasarkan nilai median yaitu 2. Kurang baik
44
apabila <2 jumlah sumber informasi yang didapatkan responden. Baik
apabila ≥2 jumlah sumber informasi yang didapatkan responden.
5. Recode
Recoding merupakan tahapan yang dilakukan dengan tujuan
memberikan kode ulang terhadap variabel yang terdapat dalam raw data
SDKI. Berikut ini merupakan kode yang diberikan untuk variabel-variabel
yang berkaitan dengan penelitian:
Tabel 4. 3 Recode
Variabel Lama
Kode Variabel Lama Variabel Baru Kode Variabel Baru
V751,
S1001AX,
V754CP,
V754DP,
V754JP,
V754WP,
V823, S1006A,
V756,
V774A-C
1.Ya
2. Tidak
8. Tidak Tahu
Kategori
Pengetahuan
Komprehensif
tentang HIV/AIDS
0. <7
1. ≥7
Berdasarkan
nilai median
skor
pengetahuan komprehensif
HIV/AIDS
V012 Numerik (15-49 tahun) Umur
0. <20 tahun
1. 21-35 tahun
2. >36 tahun
(Widyastuti, 2013)
V106
0. Tidak sekolah
1. Primer
2. Sekunder
3. Tinggi
Pendidikan
Terakhir
0. Dasar
1. Menengah
2. Tinggi
V501
0. Belum pernah
menikah
1. Menikah 2. Tinggal
dengan
pasangan
3. Janda
4. Cerai
5. Berpisah
Status Pernikahan
0. Belum
Menikah
1. Menikah
V714 1. Tidak Bekerja
2. Bekerja Status Pekerjaan
0. Tidak Bekerja
1. Bekerja
V190
1. Sangat Miskin
2. Miskin
3. Menengah
Indeks
Kesejahteraan
0. Sangat Miskin
1. Miskin
2. Menengah
45
4. Kaya
Sangat Kaya
3. Kaya
4. Sangat Kaya
S1001AD s.d
AK dan
S1001AX
0. Tidak
1. Ya
Jumlah sumber
informasi
0. Kurang Baik (<2
sumber Informasi)
1. Baik (≥2 sumber
informasi)
V025 1. Urban
2. Rural
Tipe Daerah
Tempat Tinggal
0. Urban
1. Rural
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan proporsi
pengetahuan komprehensif pada wanita usia subur tahun 2017 lalu
melihatnya berdasarkan umur, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status
pernikahan, status pekerjaan, indeks kesejahteraan dan jumlah sumber
informasi. Output yang dihasilkan dalam analisis univariat berupa
frekuensi dan persentase dari wanita usia subur yang memiliki
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS baik dan yang buruk. Hal
ini bertujuan untuk melihat apakah variabel tersebut homogen atau tidak.
Selain itu, output yang dikeluarkan berupa tabel silang yang berisi
frekuensi dan persentase wanita usia subur yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS yang baik dan yang buruk berdasarkan
umur, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status pernikahan, status
pekerjaan, indeks kesejahteraan dan kategori jumlah paparan sumber
informasi.
2. Analisis Multivariat
46
Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi logistik berganda faktor determinan. Beberapa variabel independen
dalam pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS wanita usia subur
antara lain umur, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status pernikahan,
status pekerjaan, indeks kesejahteraan dan kategori jumlah paparan
sumber informasi. Berikut ini adalah prosedur untuk melakukan analisis
regresi logistik model prediksi:
a. Melakukan analisis bivariat pada variabel dependen dengan
variabel independen. Tujuan dilakukan analisis bivariat adalah
untuk melakukan uji diagnostik pada variabel yang akan diteliti.
Hal ini dilakukan untuk memilih variabel independen mana yang
masuk dalam kandidat model. Pemilihan kandidat model dilakukan
dengan melihat P value pada hasil uji bivariat. Variablel
independen yang masuk ke dalam kandidat model adalah variabel
yang memiliki P value ≤ 0,25. Apabila ada variabel independen
yang memiliki P value > 0,25 tetapi secara teoritis berhubungan
maka variabel tersebut masih bisa masuk menjadi kandidat model.
b. Setelah variabel independen terpilih menjadi kandidat model, tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis multivariat dengan
menggunakan analisis regresi logistik berganda faktor prediksi.
c. Output dari hasil analisis regresi logistik akan dilihat P value pada
setiap variabel. Apabila P value> 0,05 maka akan dikeluarkan
mulai dari nilai Wald yang paling besar (Iswara and Saraswati,
2015).
47
BAB V
HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS
di Indonesia tahun 2017
Gambaran pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
merupakan hasil analisis univariat untuk melihat distribusi pengetahuan
komprehensif HIV/AIDS pada wanita usia subur. Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan, diketahui bahwa distribusi pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS di Indonesia tahun 2017
sebagai berikut:
Tabel 5. 1 Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS di
Indonesia tahun 2017
Pengetahuan
Komprehensif Frekuensi
Presentase (%)
Buruk 15990 40,4
Baik 23552 59,6
Total 39542 100
Dari tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang masih memiliki
pengetahuan komprehensif yang buruk tentang HIV/AIDS mencapai
40,4% dari 39.542 wanita usia subur pada tahun 2017.
48
B. Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang
HIV/AIDS pada WUS
Tabel 5. 2 Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS
Variabel Independen Frekuensi %
Umur
Remaja 6806 17,2
Dewasa Awal 18793 47,5
Dewasa 13943 35,3
Pendidikan Terakhir
Dasar 6626 16,8
Menengah 23952 60,6
Tinggi 8964 22,7
Status Pernikahan
Belum Menikah 11513 29,1
Menikah 28029 70,9
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja 18403 46,5
Bekerja 21139 53,5
Indeks Kesejahteraan
Sangat Miskin 6115 15,5
Miskin 7226 18,3
Menengah 7935 20,1
Kaya 8791 22,2
Sangat Kaya 9475 24,0
Jumlah Sumber Informasi
Kurang Baik 17757 44,9
Baik 21785 55,1
Tempat Tinggal
Rural 23423 59,2
Urban 16119 40,8
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa kelompok umur
dewasa awal memiliki jumlah responden terbanyak, dengan jumlah
responden 18.793 (47,5%). Selanjutnya diketahui bahwa pendidikan
wanita dalam penelitian ini didominasi oleh responden dengan
pendidikan menengah sebanyak 23952 (60,6%) dari 39542 wanita
usia subur. Lalu responden yang memiliki status pernikahan
menikah, berjumlah 28029 (70,9%) dari 39542 wanita usia subur.
Selanjutnya responden yang bekerja mendominasi yaitu sebanyak
49
21139 (53%) dari 39542 wanita usia subur. Selanjutnya dari 39542
responden, sebanyak 24% responden dengan jumlah terbesar berada
pada indeks kesejahteraan sangat kaya, selanjutnya sebanyak 22,2%
responden pada indeks kesejahteraan kaya, selanjutnya responden
dengan indeks kesejahteraan menengah, miskin, dan sangat miskin
berturut-turut sebanyak 20,1%, 18,3% dan 15,5%. Lalu sebanyak
44,9% responden memiliki jumlah sumber informasi yang kurang
baik. Selanjutnya wanita yang bertempat di rural sebanyak 23423
(59,2%).
50
C. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS
berdasarkan Variabel Independen
Hasil penelitian selanjutnya adalah melihat distribusi pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia
tahun 2017 berdasarkan variabel independen pada penelitian ini, dapat
dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5. 3 Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS
berdasarkan Variabel Independen
Variabel Independen
Pengetahuan Komprehensif
HIV/AIDS
P Value Buruk Baik Total
(%)
Umur (%)
0,000 Remaja 3481 (51,1) 3325 (48,9) 100
Dewasa Awal 7067 (37,6) 11726 (62,4) 100
Dewasa 5442 (39) 8501 (61) 100
Pendidikan Terakhir (%)
0,000 Dasar 3767 (56,9) 2859 (43,1) 100
Menengah 10055 (42) 13897 (58) 100
Tinggi 2168 (24,2) 6796 (75,8) 100
Status Pernikahan (%)
0,000 Belum Menikah 5038 (43,8) 6475 (56,2) 100
Menikah 10952 (39,1) 17077 (60,9) 100
Status Pekerjaan (%)
0,000 Tidak Bekerja 7965 (43,3) 10438 (56,7) 100
Bekerja 8025 (38) 13114 (62) 100
Indeks Kesejahteraan (%)
0,000
Sangat Miskin 3373 (55,2) 2742 (44,8) 100
Miskin 3534 (48,9) 3692 (51,1) 100
Menengah 3395 (42,8) 4540 (57,2) 100
Kaya 3139 (35,7) 5652 (64,3) 100
Sangat Kaya 2549 (26,9) 6926 (73,1) 100
Jumlah Sumber Informasi (%)
0,000 Kurang Baik 8762 (49,3) 8995 (50,7) 100
Baik 7228 (33,2) 14557 (66,8) 100
Tempat Tinggal (%)
0,000 Rural 7888 (48,9) 8231(51,1) 100
Urban 8102 (34,6) 15321 (65,4) 100
51
Tabel 5.3 menggambarkan pengetahuan komprehensif WUS
tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur tahun 2017 berdasarkan
variabel independen.
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa wanita yang berada di
rentang umur remaja memiliki pengetahuan komprehensif yang buruk,
sedangkan wanita yang berada di rentang umur dewasa awal dan dewasa
sebagian besar memiliki pengetahuan komprehensif yang baik. Hasil
analisis statistik menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada
alfa 5% terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Selanjutnya, wanita yang berpendidikan dasar sebagian besar
memiliki pengetahuan komprehensif yang buruk, sedangkan wanita yang
berpendidikan menengah dan tinggi memiliki pengetahuan komprehensif
yang baik. Dari tabel tersebut, juga didapatkan hasil analisis statistik
menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa 5%
terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Wanita yang belum menikah dan menikah sebagian besar memiliki
pengetahuan komprehensif yang baik. Didapatkan juga hasil analisis
statistik menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa
5% terdapat hubungan yang bermakna antara status pernikahan dengan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Wanita dengan status pekerjaan tidak bekerja dan bekerja memiliki
pengetahuan komprehensif yang baik. Hasil analisis statistik menunjukkan
nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa 5% terdapat hubungan
yang bermakna antara status pekerjaan dengan pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Pada wanita dengan indeks kesejahteraan sangat miskin memiliki
pengetahuan komprehensif yang buruk, sedangkan pada wanita dengan
indeks kesejahteraan miskin, menengah, kaya dan sangat kaya memiliki
pengetahuan komprehensif yang baik. Dari hasil analisis statistik
52
menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa 5%
terdapat hubungan yang bermakna antara indeks kesejahteraan dengan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Selanjutnya pada wanita dengan jumlah sumber informasi kurang
baik dan baik memiliki pengetahuan komprehensif yang sudah baik.
Selanjutnya, hasil analisis statistik menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000
yang artinya pada alfa 5% terdapat hubungan yang bermakna antara
jumlah sumber informasi dengan pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Pada wanita yang bertempat tinggal di daerah rural dan urban
memiliki pengetahuan komprehensif yang baik. Hasil analisis statistik
menunjukkan nilai pvalue sebesar 0,000 yang artinya pada alfa 5%
terdapat hubungan yang bermakna antara tipe tempat tinggal dengan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
D. Gambaran Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang
HIV/AIDS dengan Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor
Determinan
Hubungan antara variabel independen yang diteliti dengan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS di Indonesia
dilakukan secara multivariabel dengan menggunakan uji regresi logistik
berganda faktor determinan . Berikut adalah proses uji multivariat pada
penelitian ini:
1. Seleksi Kandidat
Pada hasil bivariat kompleks sampel didapatkan signifikansi
hubungan antara variabel umur, pendidikan terakhir, status pernikahan,
status pekerjaan, indeks kesejahteraan, jumlah sumber informasi dan
53
tempat tinggal dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada
WUS di Indonesia tahun 2017. Uji bivariat dilakukan dengan
menggunakan uji Chi-square test yang mana siginifikansi hubungan antara
variabel independen dengan dependen dilihat dari besarnya nilai pvalue.
Apabila besar pvalue ≤ 0,25 maka variabel tersebut dapat masuk dalam
kandidat multivariat. Berikut ini adalah tabel hasil seleksi kandidat
menggunakan uji Chi-square test:
Tabel 5. 4 Signifikansi Hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel
Dependen (Pengetahuan Komprehensif HIV/AIDS)
Variabel P Value
Umur 0,000*
Pendidikan Terakhir 0,000*
Status Pernikahan 0,000*
Status Pekerjaan 0,000*
Indeks Kesejahteraan 0,000*
Kategori jumlah sumber informasi 0,000*
Tipe Daerah Tempat Tinggal 0,000*
Notes: * = kandidat multivariat
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa semua variabel
independen yang diteliti (umur, pendidikan terakhir, status pernikahan,
status pekerjaan, indeks kesejahteraan, jumlah sumber informasi dan tipe
daerah tempat tinggal) dapat diikutsertakan dalam analisis multivariat
karena memiliki pvalue ≤0.25.
2. Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor Determinan
Setelah seleksi kandidat variabel independen selesai, dan
didapatkan variabel yang akan ikut diujikan pada analisis multivariat,
pada penelitian kali ini sebanyak tujuh variabel independen semuanya
masuk kedalam analisis multivariat. Langkah selanjutnya adalah
melakukan eliminasi terhadap variabel independen untuk menentukan
54
model akhir multivariat. Proses eliminasi dilakukan secara backward
elimination, yaitu dengan menganalisis variabel independen secara
bersamaan. Kemudian eliminasi dilakukan secara bertahap pada variabel
yang memiliki pvalue >0.05 mulai dari variabel yang memiliki nilai
pvalue tertinggi. Variabel dengan pvalue ≤0.05 akan dipertahankan
dalam model. Berikut adalah langkah analisis multivariat pada penelitian
ini:
Tabel 5. 5 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Model
Determinan (Model Awal)
Variabel Independen B P Value OR (CI 95%)
Umur
0,142 0,000
Remaja 1,56 (1,39 – 1,75) Dewasa Awal 1,07 (1,0 – 1,14)
Dewasa 1
Pendidikan Terakhir
0,599 0,000
Dasar 3,41(3,06 – 3,8)
Menengah 1,89 (1,74 – 2,05)
Tinggi 1
Status Pernikahan
0,328 0,000
Belum Menikah 1,29 (1,19 – 1,4)
Menikah 1
Status Pekerjaan
0,018 0,607
Tidak Bekerja 0,985 (0,928 – 1,044)
Bekerja
Indeks Kesejahteraan
0,153 0,000
Sangat Miskin 1,79 (1,6 – 2,0)
Miskin 1,64 (1,49 – 1,80) Menengah 1,41 (1,29 – 1,55)
Kaya 1,20 (1,11 – 1,31)
Sangat Kaya 1
Jumlah Sumber informasi 0,508 0,000
Kurang Baik 1,62 (1,53 – 1,71)
Baik 1
Tempat Tinggal
-0,312 0,000
Rural 0,74 (0,68 – 0,80)
Urban 1
Constant -1,110
Dari tabel 5.5 diketahui hasil analisis multivariat regresi logistik
untuk variabel status pekerjaan memiliki pvalue sebesar 0,607 dimana
55
nilai tersebut diatas 0,05 sehingga variabel status pekerjaan dikeluarkan
dan dilakukan analisis multivariat kembali.
Tabel 5. 6 Hasil Model Akhir Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda
Model Determinan (Model Akhir)
Variabel Independen B P Value OR (CI 95%)
Umur
0,146
0,000
Remaja 1,55 (1,38 – 1,73)
Dewasa Awal 1,06 (1,0 – 1,14)
Dewasa 1
Pendidikan Terakhir
0,601 0,000
Dasar 3,41(3,06 – 3,8)
Menengah 1,89 (1,17 – 2,05)
Tinggi 1
Status Pernikahan
0,328 0,000
Belum Menikah 1,29 (1,19 – 1,4)
Menikah 1
Indeks Kesejahteraan
0,154 0,000
Sangat Miskin 1,79 (1,6 – 2,0)
Miskin 1,64 (1,49 – 1,80)
Menengah 1,41 (1,29 – 1,55)
Kaya 1,20 (1,11 – 1,31)
Sangat Kaya 1
Jumlah Sumber
informasi 0,509 0,000
Kurang Baik 1,62 (1,53 – 1,71)
Baik 1
Tempat Tinggal
-0,312
0,000
Rural 0,74 (0,68 – 0,80)
Urban 1
Constant -1,107
Berdasarkan perhitungan nilai p, didapatkan pemodelan
multivariat terakhir yaitu pemodelan multivariat pada tabel 5.6.
Berdasarkan tabel 5.6 juga diketahui bahwa hasil uji statistik
menunjukkan dari 7 variabel yang diuji, terdapat 6 variabel yang
masuk dalam model akhir dalam analisis multivariat yaitu umur,
pendidikan terakhir, status pernikahan, indeks kesejahteraan,
jumlah sumber informasi dan tempat tinggal,. Variabel tersebut
memiliki nilai probabilitas ≤0.05 yang artinya pada variabel-
56
variabel tersebut merupakan determinan dari pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Pada tabel 5.6 juga diketahui nilai odds ratio variabel yang
masuk dalam uji multivariat. Pada variabel umur, diketahui nilai
odds ratio untuk faktor umur remaja dan dewasa awal sebesar 1,55
( CI 95% 1,38 – 1,73) dan 1,06 (CI 95% 1,0 – 1,14) yang artinya
wanita dengan umur remaja berisiko 1,55 kali lebih besar untuk
memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang
buruk dibandingkan wanita dengan wanita dewasa dan wanita
dengan umur dewasa awal berisiko 1,06 kali lebih besar untuk
memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang
buruk dibandingkan wanita dengan wanita dewasa.
Diketahui nilai odds ratio untuk pendidikan terakhir sebesar
3,41( CI 95% 3,06 – 3,8) dan 1,89 ( CI 95% 1,17 – 2,05) yang
artinya wanita dengan pendidikan dasar berisiko 3,41 kali lebih
besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan pendidikan
tinggi, dan wanita dengan pendidikan menengah berisiko 1,89 kali
lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan pendidikan
tinggi.
Pada variabel status pernikahan, diketahui nilai odds ratio
untuk faktor status pernikahan belum menikah sebesar 1,29 (CI
57
95% 1,19 – 1,4) yang artinya wanita dengan status pernikahan
belum menikah berisiko 1,29 kali lebih besar untuk memiliki
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk
dibandingkan wanita dengan status pernikahan menikah.
Pada variabel indeks kesejahteraan, diketahui nilai odds
ratio untuk faktor indeks kesejahteraan sangat miskin, miskin,
menengah dan kaya sebesar 1,79 ( CI 95% 1,6 – 2,0), 1,64 ( CI
95% 1,49 – 1,80), 1,41 ( CI 95% 1,29 – 1,55) dan 1,20 ( CI 95%
1,11 – 1,31) yang artinya wanita dengan indeks kesejahteraan
sangat miskin, berisiko 1,79 kali lebih besar untuk memiliki
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk
dibandingkan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat kaya.
Selanjutnya wanita dengan indeks kesejahteraan miskin, berisiko
1,64 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan indeks
kesejahteraan sangat kaya. Lalu wanita dengan indeks
kesejahteraan menengah, berisiko 1,41 kali lebih besar untuk
memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang
buruk dibandingkan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat
kaya. Sedangkan wanita dengan indeks kesejahteraan kaya,
berisiko 1,2 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita
dengan indeks kesejahteraan sangat kaya.
58
Selanjutnya pada variabel jumlah sumber informasi,
diketahui nilai odds ratio untuk faktor jumlah sumber informasi
kurang baik sebesar 1,62 ( CI 95% 1,53 – 1,71) yang artinya wanita
dengan jumlah sumber informasi kurang baik berisiko 1,62 kali
lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan jumlah sumber
informasi yang baik.
Hasil nilai odds ratio untuk faktor tempat tinggal rural
(desa) sebesar 0,74 ( CI 95% 0,68 – 0,80) yang artinya wanita yang
bertempat tinggal di desa dapat mencegah risiko untuk memiliki
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk sebesar
0,74 kali lebih besar dibandingkan wanita yang bertempat tinggal
di kota.
Dari tabel 5.5 dapat diketahui model determinan dari hasil
analisis regresi logistik berganda, dengan pemodelan sebagai
berikut:
Logit (Pengetahuan Komprehensif HIV/AIDS) = -1,107 + 0,146
umur + 0,601 pendidikan + 0,328 status pernikahan + 0,154 indeks
kesejahteraan + 0,509 jumlah sumber informasi. + (-0,312) tempat
tinggal.
Persamaan tersebut merupakan determinan pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di
Logit (Y) = a + b1 x1 + b2 x2 + … + bn xn
59
Indonesia tahun 2017. Selanjutnya faktor yang paling
mempengaruhi dapat dilihat dari nilai odds ratio (OR) yang paling
besar diantara variabel independen lainnya. Diketahui bahwa
variabel yang menjadi faktor dominan pada pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di
Indonesia tahun 2017 adalah variabel pendidikan dengan OR
sebesar 3,14.
60
BAB VI
PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Pada bab pembahasan ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan
terkait faktor dominan yang mempengaruhi pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS pada WUS di Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian telah dijelaskan
sebelumnya akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan ini.
A. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan
data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
dimana variabel yang ikut serta dalam penelitian ini disesuaikan dengan
data yang tersedia dalam raw data SDKI 2017, sehingga peneliti tidak
dapat menambahkan variabel lain yang mungkin sangat penting dalam
hubungannya dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada
wanita usia subur. Penelitian ini menggunakan desain studi penelitian
cross sectional sehingga tidak dapat menemukan hubungan sebab akibat
karena variabel dependen dan independen diukur secara bersamaan.
B. Gambaran Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS pada
Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia
Pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS adalah pengetahuan
seseorang tentang cara penularan dan cara pencegahan HIV/AIDS
(Angkasawati, 2010). Menurut hasil SDKI tahun 2017 pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS adalah seseorang yang mengetahui cara
bahwa pemakaian kondom secara konsisten saat melakukan hubungan
61
seksual, hanya memiliki satu pasangan yang tidak terinfeksi HIV/AIDS
dapat mengurangi kemungkinan tertular HIV/AIDS, mengetahui bahwa
orang yang tampak sehat dapat terinfeksi HIV/AIDS dan menolak
pemahaman yang salah atau mispresepsi tentang cara penularan atau
pencegahan HIV/AIDS (SDKI, 2017).
Allah swt menghargai umat-Nya yang memiliki Ilmu pengetahuan,
hal ini disebutkan pada ayat 9 dalam Q.S. Az-Zumar yang artinya :
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran” (Q.S. Az-Zumar : 9)
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa pentingnya mempunyai ilmu
pengetahuan, karena Allah swt sangat membedakan orang yang berilmu
dengan yang tidak. Allah swt menyebutkan bahwa orang-orang yang
memakai akal dan pikirannya dengan jernih dan baik untuk mendapatkan
ilmu adalah orang-orang yang dapat menerima pelajaran dan nasihat-
nasihat.
Dalam HR. Ibnu Majah diriwayatkan Nabi Muhammad saw
bersabda yang artinya:
“mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang Islam laki-
laki dan perempuan.”
62
Dalam hadits tersebut jelas disebutkan bahwa hukum mencari ilmu
adalah fardhu ain (harus dilakukan per individu). Hadits ini menyiratkan
arti bahwa seorang Muslim tidak akan pernah keluar dari tanggung
jawabnya untuk mencari ilmu.
Dalam hal ini dikaitkan dengan kondisi yang terjadi, bahwa masih
rendahnya pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dikalangan
wanita usia subur di Indonesia tentunya masih tidak sejalan dengan firman
Allah pada Az-zumar ayat 9 dan hadits tersebut.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 40,4%
dari 39.542 wanita usia subur di Indonesia yang masih memiliki
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk. Hal ini sejalan
dengan penelitian terhadap wanita usia subur di Indonesia berdasarkan
data SDKI tahun 2010 ditemukan bahwa sebanyak 84,9% wanita usia
subur masih tidak mengatahui tentang pencegahan dan penularan
HIV/AIDS (Ratnasari, 2012). Hal tersebut sejalan dengan penelitian ini
dikarenakan kesamaan sampel dalam penelitian yaitu wanita usia subur di
Indonesia. Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yuliantini menyebutkan bahwa sebanyak 65,2% wanita
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik tentang HIV/AIDS.
Masih rendahnya pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
tentunya akan berdampak pada meningkatnya angka kasus baru
HIV/AIDS. Oleh sebab itu dibutuhan tindakan pencegahan. Pemerintah
melaui program Getting Zero dimana tujuannya untuk Zero New HIV
63
Infection, Zero Stigma and Discrimination dan Zero AIDS Related Death
di tahun 2030 (Kemenkes, 2015). Dalam rangka mewujudkan Getting
Zero tersebut beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu revitalisasi
pengendalian HIV-AIDS dan IMS di Puskesmas dan RS, penguatan
surveilans IMS dan HIV di kabupaten/kota, peningkatan keterlibatan
ODHA dan keluarganya, komunitas/LSM peduli AIDS, populasi kunci
dan kader masyarakat dalam upaya penjangkauan, perluasan jangkauan
pengobatan ARV sampai ke tingkat Puskesmas, perluasan kampanye
peningkatan pengetahuan komprehensif tentang pencegahan penularan
HIV dan AIDS dan bahaya Napza di lingkungan pendidikan formal dan
non-formal, terstruktur (kurikuler) maupun tidak terstruktur
(nonkurikuler). Penguatan penanganan pencegahan penularan lebih lanjut
berupa distribusi kondom dan layanan alat suntik steril (LASS) di
Fasyankes. Dilihat dari poin-poin diatas, salah satunya adalah peningkatan
pengetahuan komprehensif masyarakat tentang HIV/AIDS guna mencegah
kasus baru HIV/AIDS. tetapi dalam pelaksanaannya tentu tidak mudah,
banyak orang yang berperilaku berisiko HIV/AIDS yang tidak
memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan karena tidak ada kemauan
dalam dirinya.
C. Faktor Determinan Pengetahuan Komprehensif tentang
HIV/AIDS pada Wanita Usia Subur di Indonesia
1. Faktor Umur
64
Umur dalam penelitian ini adalah lamanya hidup yang dihitung
sejak lahir sampai ulang tahun terakhir saat penelilitian dilakukan
(SDKI, 2017). Hasil analisis univariat pada penelitian ini
menunjukkan kelompok umur dewasa awal memiliki jumlah
responden terbanyak, dengan jumlah responden 18.793 wanita. Hasil
analisis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada pasien
HIV/AIDS di RSPAD Gatot Soebroto, menyatakan bahwa umur
responden yang paling banyak adalah responden kelompok umur
dewasa awal yaitu sebanyak 65%. Selain itu hasil analisis ini juga
sejalan dengan analisis yang dilakukan oleh Ratnasari tahun 2012
yang meyatakan kelompok umur dengan jumlah responden terbanyak
adalah kelompok umur dewasa awal dengan jumlah sebanyak 68.972
responden (Ratnasari, 2012).
Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada variabel umur
didapatkan dua nilai OR. OR untuk rentang usia remaja 1,55 (95% CI
1,38 – 1,73) dan OR untuk rentang usia dewasa awal 1,06 (95% CI 1,0
– 1,14). Berdasarkan nilai OR kelompok umur wanita remaja lebih
berisiko 1,55 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita
dengan pada kelompok umur dewasa dan wanita dengan umur dewasa
awal berisiko 1,06 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan dengan
wanita dewasa. Nilai OR tersebut bermakna bahwa umur merupakan
faktor determinan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada
65
wanita usia subur. Adanya peningkatan pengetahuan seiring dengan
peningkatan jumlah umur dikarenakan lamanya tahun hidup seseorang
akan berbanding lurus dengan lamanya wanita tersebut terpapar
dengan berbagai faktor untuk meningkatkan pengetahuan, salah
satunya adalah lama pendidikan yang ditempuh.
Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara umur dengan pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue = 0,000). Hasil analisis ini
menunjukkan kesimpulan yang sama dengan penelitian Sudaryat
(2007). Sudaryat mengemukakan bahwa faktor umur memiliki
hubungan yang sangat nyata pengaruhnya terhadap pengetahuan
wanita tentang HIV/AIDS. sedangkan penelitian Sunani tidak
menunjukkan hasil yang sama, Sunani menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara umur dengan pengetahuan. Hubungan kelompok
umur dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dapat
dijelaskan bahwa semakin tua umur responden, maka semakin besar
proporsi pengatahuan yang dimiliki. Umur dewasa awal merupakan
umur yang paling optimal dalam menyerap informasi, karena masih
produktif dibandingkan kelompok remaja dan dewasa.
Berdasarkan literatur yang dipaparkan dapat disimpulkan
bahwa umur menjadi faktor risiko pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS. Oleh karena itu berdasarkan kondisi tersebut perlu
dikakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, khususnya
66
pengetahuan tentang HIV/AIDS pada lembaga pendidikan formal
maupun informal agar risiko tertular HIV/AIDS dapat dicegah.
2. Pendidikan
Pendidikan terakhir merupakan tahapan dalam pendidikan
yang telah ditamatkan oleh seseorang. Seseorang yang memiliki
pendidikan rendah atau bahkan putus sekolah menjadi salah satu
penyebab sulitnya mendapatkan informasi yang baik tentang
reproduksi (Kusumawati, 2012). Salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan komprehensif HIV/AIDS pada wanita
usia subur adalah pendidikan.
Dalam HR. At-Tirmidzi no. 2682 Abu Daud no. 3641
disahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud, Rasullullah bersabda:
“Barang siapa yang menempuh jalan menuntut ilmu, maka
Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga”
Hadits diatas menerangkan bahwa betapa beruntungnya
muslim yang berangkat menuju majelis ilmu, jika seorang muslim
memiliki keyakinan seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.
Penelitian ini menjadikan pendidikan sebagai faktor yang
mempengaruhi pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada
wanita usia subur di indonesia.
67
Hasil analisis univariat variabel pendidikan dalam penelitian
ini didominasi oleh responden dengan pendidikan menengah sebanyak
60,6% dari 39542 responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yuliantini (2012) bahwa 50,2%
responden penelitiannya berpendidikan menengah.
Berdasarkan hasil analisis multivariat kompleks sampel regresi
logistik diketahui nilai diketahui nilai odds ratio untuk pendidikan
terakhir sebesar 3,41( CI 95% 3,06 – 3,8) dan 1,89 ( CI 95% 1,17 –
2,05) yang artinya wanita dengan pendidikan dasar berisiko 3,41 kali
lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan pendidikan
tinggi, dan wanita dengan pendidikan menengah berisiko 1,89 kali
lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan pendidikan
tinggi. Nilai OR tersebut bermakna bahwa pendidikan merupakan
faktor determinan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada
wanita usia subur.
Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pendidikan terakhir dengan pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue = 0,000). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudaryat (2007),
Oktarina (2009) dan Sunani (2011). Ketiga penelitian tersebut
memiliki hasil yang sama, bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan komprehensif
68
tentang HIV/AIDS pada WUS. Tingkat pendidikan menentukan
mudah tidaknya seseorang dalam menyerap dan memahami
pengetahuan yang diperoleh. Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang, semakin baik juga pengetahuannya (Sunani, 2011).
Kemudahan mendapatkan akses pendidikan bisa dilihat dari indeks
kesejahteraan seseorang, dari hasil uji chi square antara variabel
pendidikan dengan indeks kesejahteraan diketahui bahwa responden
yang memiliki tingkat pendidikan dasar dengan indeks kesejahteraan
miskin ada sebanyak 27,2% proporsi ini terbesar diantara kelompok
indeks kesejahteraan lainnya. Selanjutnya responden yang memiliki
tingkat pendidikan tinggi dengan indeks kesejahteraan sangat kaya
sebanyak 55,6%. Di tahun 2015 pemerintah pernah mencanangkan
program pendidikan wajib belajar selama 12 tahun gratis, agar
minimal anak Indonesia menempuh pendidikan sampai dengan kelas 3
SMA/SMK/MA, namun hal tersebut belum terwujud sampai saat ini.
Oleh karena itu perbaikan pada pendidikan perlu
diprioritaskan, memngingat pendidikan sebagai faktor dominan yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
3. Faktor Status Pernikahan
Status pernikahan merupakan status dari mereka yang terikat dalam
perkawinan pada saat survey dilakukan, baik tinggal bersama atau
terpisah (BPS, 2013). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa
responden yang menikah berjumlah lebih banyak yaitu 70,9%. Hasil
69
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ratnasari
(2012) bahwa responden yang memiliki status menikah berjumlah
lebih banyak yaitu 66,7%.
Dari analisis kompleks sampel multivariat regresi logistik
diketahui nilai odds ratio untuk faktor status pernikahan belum
menikah sebesar 1,29 (CI 95% 1,19 – 1,4) yang artinya wanita dengan
status pernikahan belum menikah berisiko 1,29 kali lebih besar untuk
memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk
dibandingkan wanita dengan status pernikahan menikah. Nilai OR
tersebut bermakna bahwa status pernikahan merupakan faktor
determinan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada
wanita usia subur. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara stastus pernikahan dengan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue =
0,000). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Wijayanti (2017) yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan
antara status pernikahan dengan pengetahuan (Pvalue = 0,001). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari
(2012) menunjukkan bahwa responden yang telah menikah memiliki
pengetahuan HIV/AIDS yang lebih tinggi dibandingkan responden
yang berstatus belum menilkah. Responden yang telah menikah
cenderung memiliki kepedulian terhadap informasi yang terkait
dengan seksualitas, termasuk informasi HIV/AIDS, karena informasi
ini sangat lekat kalitannya dengan kehidupan sehari-hari responden.
70
4. Faktor Status Pekerjaan
Status pekerjaan dalam penelitian ini merupakan pekerjaan yang
dimiliki responden pada saat survey dilakukan. Dalam penelitian ini
responden yang bekerja mendominasi hasil analisis univariat sebanyak
53% dari 39542 reponden. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Adelia (2017), dan Oktarina (2009).
Adelia menyatakan bahwa responden yang tidak bekerja lebih
mendominasi sebanyak 73%, dan hasil penelitian Oktarina juga
menyatakan bahwa sebagian besar respondennya (52,8%) tidak
bekerja.
Berdasarkan hasil analisis kompleks sampel multivariat pada faktor
status pekerjaan memiliki nilai pvalue sebesar 0,607 dapat
disimpulkan bahwa status pekerjaan tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada
WUS dan berdasarkan analisis regresi logistik variabel status
pekerjaan bukan merupakan variabel determinan pada pengetahuan
komprehensif wanita usia subur. Oleh karena itu selanjutnya variabel
ini dikeluarkan dari pemodelan dikarenakan nilai pvalue yang >0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan kesimpulan yang sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ifada (2010) namun tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktarina (2009), Ifada dalam
penelitiannya mengatakan tidak ada hubungan signifikan antara status
pekerjaan dengan tingkat pengetahuan, namun dalam Oktarina ia
71
menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara status pekerjaan
dengan tingkat pengetahuan mengenai penyakit AIDS.
5. Faktor Indeks Kesejahteraan
Variabel indeks kesejahteraan dalam penelitian ini
mengkategorikan responden menjadi sangat miskin, miskin,
menengah, kaya dan sangat kaya. Berdasarkan hasil analisis univariat
pada penelitian ini dari 39542 responden, sebanyak 24% responden
dengan jumlah terbesar berada pada indeks kesejahteraan sangat kaya,
selanjutnya sebanyak 22,2% responden pada indeks kesejahteraan
kaya, selanjutnya responden dengan indeks kesejahteraan menengah,
miskin, dan sangat miskin berturut-turut sebanyak 20,1%, 18,3% dan
15,5%. Hasil analisis univariat ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ratnasari (2012) yang menyatakan sebagian besar
respondennya (67,8%) berada pada indeks kesejahteraan sangat kaya.
Pada variabel indeks kesejahteraan, diketahui nilai odds ratio
untuk faktor indeks kesejahteraan sangat miskin, miskin, menengah
dan kaya sebesar 1,79 ( CI 95% 1,6 – 2,0), 1,64 ( CI 95% 1,49 – 1,80),
1,41 ( CI 95% 1,29 – 1,55) dan 1,20 ( CI 95% 1,11 – 1,31) yang
artinya wanita dengan indeks kesejahteraan sangat miskin, berisiko
1,79 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan indeks
kesejahteraan sangat kaya. Selanjutnya wanita dengan indeks
kesejahteraan miskin, berisiko 1,64 kali lebih besar untuk memiliki
72
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk
dibandingkan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat kaya. Lalu
wanita dengan indeks kesejahteraan menengah, berisiko 1,41 kali
lebih besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS yang buruk dibandingkan wanita dengan indeks
kesejahteraan sangat kaya. Sedangkan wanita dengan indeks
kesejahteraan kaya, berisiko 1,2 kali lebih besar untuk memiliki
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang buruk
dibandingkan wanita dengan indeks kesejahteraan sangat kaya. Hasil
analisis diatas menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
indeks kesejahteraan dengan pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS pada WUS. Nilai OR tersebut bermakna bahwa indeks
kesejahteraan merupakan faktor determinan pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara indeks kesejahteraan dengan pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue = 0,000). Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari,
ia menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara status
ekonomi dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS (Ratnasari, 2012).
Responden dengan indeks kesejahteraan yang tinggi biasanya,
memiliki pengetahuan dan pendidikan yang baik, sehingga memiliki
kemampuan dan fasilitas yang lebih baik untuk mengkases informasi,
73
dibandingkan dengan responden dengan indeks kesejahteraan yang
rendah.
6. Faktor Jumlah Sumber informasi
Selanjutnya pada variabel jumlah sumber informasi, dari hasil
analisis univariat diketahui dari 39542 responden sebanyak 55,1%
responden memiliki jumlah sumber informasi yang baik, dan
responden yang memiliki jumlah sumber informasi yang kurang baik
sebanyak 44,9%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Widyastuti (2013) yang menyatakan bahwa sebanyak
61,4% responden memiliki jumlah sumber informasi yang kurang
baik.
Diketahui nilai odds ratio untuk faktor jumlah sumber informasi
kurang baik sebesar 1,62 ( CI 95% 1,53 – 1,71) yang artinya wanita
dengan jumlah sumber informasi kurang baik berisiko 1,62 kali lebih
besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
yang buruk dibandingkan wanita dengan jumlah sumber informasi
yang baik. Nilai OR tersebut bermakna bahwa jumlah sumber
informasi merupakan faktor determinan pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara jumlah sumber informasi dengan pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada WUS. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yuliantini, ia menyatakan bahwa terdapat hubungan
74
signifikan antara perolehan informasi pendidikan seksual dengan
pengetahuan tentang HIV/AIDS. responden yang sering terpapar
informasi melaui media informasi seperti TV, media sosial, kunjungan
petugas kesehatan dll, tentunya akan memiliki pengetahuan yang baik
pula dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan atau
memiliki sedikit sumber informasi. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hakim (2016) yang menyatakan bahwa pengetahuan
yang baik berhubungan dengan banyaknya sumber informasi massa
yang diperoleh.
7. Faktor Tempat Tinggal
Variabel tempat tinggal responden merupakan pengelompokan
daerah tempat tinggal responden yang ditentikan sebagai pedesaan
(rural) atau perkotaan (urban) (Zai, 2012). Hasil analisis univariat
dalam penelitian ini menunjukkan responden yang tinggal diperkotaan
berjumlah 59,2%. Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ratnasari (2012) menyatakan bahwa responden yang
tinggal diperkotaan berjumlah 63,5%, dan jumlah ini lebih banyak
dibandingkan responden yang bertempat tinggal di desa. Namun tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktarina (2009),
Oktarina menyatakan sebesar 56,6% responden penelitiannya
bertempat tinggal di pedesaan.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diketahui nilai odds ratio
untuk faktor tempat tinggal rural (desa) sebesar 0,74 ( CI 95% 0,68 –
75
0,80) yang artinya wanita yang bertempat tinggal di desa dapat
mencegah risiko untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS yang buruk sebesar 0,74 kali dibandingkan wanita yang
bertempat tinggal di kota. Nilai OR tersebut bermakna bahwa tempat
tinggal merupakan faktor pencegah pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Dari hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tempat tinggal dengan pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS pada WUS (Pvalue = 0,000). Sejalan dengan
peneitian yang dilakukan oleh Jamal (2006), dalam penelitiannya
Jamal menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
tempat tinggal dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS. masyarakat
yang tinggal dipedesaan cenderung memiliki pengetahuan yang
rendah dibandinglan masyarakat kota. Pengetahuan yang rendah
dikarenakan akses informasi yang masuk ke desa cenderung kurang
mendapatkan informasi. Hal lain yang juga mendukung yaitu
kurangnya sarana dan prasarana di desa sehingga sulit untuk
mendapatkan akses informasi. Karakter yang berbeda pada
masyarakat perkotaan dan pedesaan juga berpengaruh terhadap tingat
pengetahuan, masyarakat perkotaan cenderung terbuka dan mudah
menerima informasi tentang HIV/AIDS sedangkan, masyarakat
pedesaan melihat hal tersebut lebih sensitif sehingga sulit menerima
informasi.
76
D. Faktor Dominan Pengetahuan Komprehensif tentang HIV/AIDS
pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia
Pengetahuan komprehensif adalah pengetahuan seseorang
tentang cara penularan dan cara pencegahan HIV/AIDS (Angkasawati,
2010). Menurut hasil SDKI tahun 2017 pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS adalah seseorang yang mengetahui cara bahwa
pemakaian kondom secara konsisten saat melakukan hubungan
seksual, hanya memiliki satu pasangan yang tidak terinfeksi
HIV/AIDS dapat mengurangi kemungkinan tertular HIV/AIDS,
mengetahui bahwa orang yang tampak sehat dapat terinfeksi
HIV/AIDS dan menolak pemahaman yang salah atau mispresepsi
tentang cara penularan atau pencegahan HIV/AIDS (SDKI, 2017).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pengetahuan
komprehensif tenang HIV/AIDS pada wanita usia subur. Hal ini dapat
diketahui bahwa pendidikan memiliki nilai Odds Ratio terbesar
dibandingkan dengan variabel independen lainnya yaitu sebesar 3,41
yang artinya, wanita dengan pendidikan dasar berisiko 3,41 kali lebih
besar untuk memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
yang buruk dibandingkan dengan wanita berpendidikan tinggi.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Euginie (2015) dan Rosdiana (2018), dari kedua hasil
peneitian tersebut menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor
dominan dari pengetahuan. Pengetahuan dapat menjadikan seseorang
77
memiliki kesadaran sehingga berperilaku sesuai dengan pengetahuan
yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan
meningkatkan kemampuannya dalam mendapatkan informasi
sehingga meningkatkan pengetahuan (Euginie, 2015).
E. Pembahasan Statistik
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data
sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
yang dilaksanakan pada tahun 2017. Data tersebut dikumpulkan
melalui wawancara kepada responden yang dilakukan oleh tim
enumerator SDKI. Selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan
analisis multivariat regresi logistik model determinan. Analisis ini
mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan penelitian yaitu untuk
memperoleh model yang tediri dari beberapa variabel independen
yang dianggap terbaik untuk memprediksi kejadian variabel dependen
(Hastono, 2006). Analisis ini digunakan karena jenis data yang
dianalisis adalah data kategorik dan mempunyai lebih dari satu
variabel independen yang diteliti (multifaktor). Variabel dependen dan
variabel independen pada penelitian ini semuanya berjenis data
kategorik. Pada tahap awal analisis peneliti melakukan seleksi pada
variabel independen telebih dahulu melalui uji chi square sebelum
dilakukan analisis multivariat. Dalam pemilihan variabel ini, peneliti
memiliki kontrol terhadap variabel independen yang akan dimasukkan
ke dalam model determinan. Variabel yang dapat masuk dalam
78
analisis multivariate harus memiliki nilai pvalue ≤0,25 pada uji
bivariat. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan secara
siginifikan pada analisis bivariat dengan nilai pvalue >0,25 tidak dapat
diikutsertakan dalam analisis multivariat, tetapi peneliti dapat
menentukan apakah variabel tersebut akan tetap diikutsertakan dalam
analisis multivariat dengan syarat variabel itu memang dianggap
memiliki pengaruh terhadap variabel pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS. Dari tujuh variabel yang diuji dalam penelitian
ini, semuanya dapat diikutsertakan dalam analisis multivariat karena
berhubungan secara signifikan dengan nilai pvalue ≥0,25 yaitu umur,
pendidikan terakhir, status pernikahan, status pekerjaan, indeks
kesejahteraan, jumlah sumber informasi dan tempat tinggal. Selain itu
penggunaan analisis multivariat regresi logistik mempunyai beberapa
kelebihan dalam menganalisis data diantaranya yaitu dapat
menganalisis multifaktor secara bersamaan, sehingga nilai pvalue
analisis hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen merupakan nilai hasil analisis yang telah dipertimbangkan
atau mengontrol variabel independen satu sama lain yang juga
dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yang diuji.
Sehingga nilai OR yang dihasilkan pada penelitian ini menjadi lebih
sesitif karena adanya pertimbangan pengaruh dari variabel independen
lainnya. Selain kesesuaian pada kondisi data yang diperoleh, analisis
ini dilakukan karena pada penelitian sebelumnya yang diteliti oleh
79
Rosdiana (2018) dan Euginie (2015) juga menggunakan analisis
multivariat regresi logistik faktor determinan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
crosssectional, mengikuti desain penelitian SDKI tahun 2017. Desain
penelitian ini digunakan karena pengukuran responden hanya
dilakukan pada satu waktu, yaitu pada saat survei dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana (2018) dan Euginie (2015)
juga menggunakan desain penelitian crosssectional untuk melihat
determinan pengetahuan komprehensif HIV/AIDS.
80
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sebanyak 40,4% wanita usia subur di Indonesia masih memiliki
pengetahuan komprehensif yang buruk tentang HIV/AIDS.
2. Pada wanita yang berada di rentang umur remaja memiliki pengetahuan
komprehensif yang buruk, sedangkan wanita yang berada di rentang
umur dewasa awal dan dewasa sebagian besar memiliki pengetahuan
komprehensif yang baik. Wanita yang berpendidikan dasar sebagian
besar memiliki pengetahuan komprehensif yang buruk, sedangkan
wanita yang berpendidikan menengah dan tinggi memiliki pengetahuan
komprehensif yang baik. Wanita yang belum menikah dan menikah
sebagian besar memiliki pengetahuan komprehensif yang baik. Wanita
dengan status pekerjaan tidak bekerja dan bekerja memiliki
pengetahuan komprehensif yang baik. Pada wanita dengan indeks
kesejahteraan sangat miskin memiliki pengetahuan komprehensif yang
buruk, sedangkan pada wanita dengan indeks kesejahteraan miskin,
menengah, kaya dan sangat kaya memiliki pengetahuan komprehensif
yang baik. Selanjutnya pada wanita dengan jumlah sumber informasi
kurang baik dan baik memiliki pengetahuan komprehensif yang sudah
81
baik. Pada wanita yang bertempat tinggal di daerah rural dan urban
memiliki pengetahuan komprehensif yang baik.
3. Faktor determinan berdasarkan hasil analisis multivariat regresi logistik
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur
yaitu diantaranya umur, pendidikan terakhir, status pernikahan, indeks
kesejahteraan, jumlah sumber informasi dan tempat tinggal.
4. Hasil analisis multivariat regeresi logistik menunjukkan bahwa variabel
pendidikan, adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur
di Indonesia tahun 2017.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan,
maka peneliti menyarankan:
1. Bagi Kementerian Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian ini pendidikan menjadi faktor
dominan terhadap buruknya pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia. Diharapkan kepada
institusi Kementerian Kesehatan melakukan promosi kesehatan dan
penyuluhan terkait HIV/AIDS pada wanita usia subur sesuai dengan
apa yang masyarakat butuhkan. Bekerja sama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pencegahan HIV/AIDS
melalui pengajaran terkait pengetahuan reproduksi di lembaga
pendidikan, agar pengetahuan tentang HIV/AIDS meningkat dan dapat
mencegah terjadinya kasus baru HIV/AIDS di Indonesia.
82
2. Bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Diharapkan program wajib belajar 12 tahun segera berjalan, agar
masyarakat Indonesia khususnya wanita usia subur yang masih dalam
rentang usia sekolah mendapatkan pendidikan yang merata dan
memiliki pengetahuan khususnya pengetahuan komprehensif
HIV/AIDS yang baik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS yang belum dianalisis
oleh peneliti dan melanjutkan penelitian dengan lingkup yang lebih
kecil. Selanjutnya peneliti lain juga dapat melakukan penelitian yang
sama dengan desain penelitian yang berbeda.
83
DAFTAR PUSTAKA
Angkasawati, T. J. and Arifin, A. (2010) ‘Pengetahuan Komprehensif Dan Sikap
Terhadap Hiv / Aids Pada Kelompok Wanita Usia Subur ( Wus )’
BPS (2013) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, SDKI. doi:
10.1111/j.1471-0528.2007.01580.x.
BPS. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. SDKI
Burhani, P. A., Oenzil, F. and Revilla, G. (2015) ‘Artikel Penelitian Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan dengan Status
Gizi Balita di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang’, 5(3), pp. 515–521.
Cahyaningrum (2018) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Demam Pada Anak Di Puskesmas I
Kembaran Kabupaten Banyumas’, Pp. 1–13.
Chapotera, Gertrude. 2016. Factors Associated with HIV Infection among
Educated Malawians: Analysis of the 2010 Demographic and Health Survey.
Malawi : University of Malawi
Ciampa, Phillip J. 2012. Comprehensive Knowledge of HIV Among Women
Rural Mozambique : Development and Validation of The HIV Knowledge 27
Scale. USA: Vanderbilt University
David G. Kleinbaum, M. K. (2017) Logistic Regression: A Self-Learning Text.
doi: 10.1111/j.1469-7610.2010.02280.x.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017
http://www.depkes.go.id/article/view/18120300001/hari-aids-sedunia-momen-
stop-penularan-HIV/AIDS-saya-berani-saya-sehat-.html diakses pada 15-07-2019
Dewi, Shinta Kurnia. 2013. Kerentanan perempuan terhadap penularan IMS dan
HIV: gambaran perilaku seksual berisiko di Kota Denpasar. Bali : Universitas
Udayana
Ditjen PP & PL Kemenkes RI [2017]. Laporan Perkembangan HIV/AIDS/AIDS
Triwulan IV Tahun 2016.
http://www.aidsindonesia.or.id/ck_uploads/files/Final%20Laporan%20HIV/AIDS
%2 0AIDS%20TW%204%202016.pdf – Diakses pada 16-07-2019
Elbadawi, Abdulateef. 2014. Assessment of Hiv/AIDS Comprehensive Correct
Knowledge Among Sudanese University : A Cross-sectional Analytic Study 2014.
Saudi Arabia : University of Tabuk
Etika Desi Yogi, Hariyanto, E. S. (2014) ‘Hubungan Antara Usia Dengan
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di POLI KIA RSUD Kefamenanukabupaten Timor
Tengah Utara’, 3(2), pp. 10–19.
84
Euginie, Theresia. 2015. Pengetahuan Ibu Merupakan Faktor Dominan dalam
Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta : Poltekkes Kemeskes Jakarta III.
Hakim, Abdul. 2016. Pengeruh Informasi Media Massa Terhadap Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi pada Siswa SMA. Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
Hastono, Sutanto P. 2006. Basic Data Multivariat Baru. Departemen Biostatistik
FKM Universitas Indonesia
Ifada, Ingga. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan
Masyarakat Mengenai Pelayanan Kesehatan Mata. Semarang : Universitas
Diponegoro
Iswara, G. W. and Saraswati, M. (2015) ‘Orang Tua Perbulan, Jenis Makanan
Cepat Saji Dan Frekuensi Makan Per Hari Dengan Prevalensi Obesitas Pada
Mahasiswa Program’, E-Jurnal Medika Udayana. Available at:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/12897.
Jamal, Sarjaini. 2006. Pengetahuan Masyarakat tentang HIV/AIDS Menurut
SDKI 2002-2003. Jurnal Kesehatan YARSI vol. 13 no. 2:218-226.
Joint United Nations Programme on HIV and AIDS. HIV in Asia and the Pasific:
Getting to Zero. Bangkok: Regional Support for Asia and the Pasific, UNAIDS;
2011
Kemenkes RI (2014) ‘InfoDatin-HIV-AIDS-2014.pdf’.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV dan
AIDS Bidang Kesehatan 2015-2019
Lestari, Ika Ayu. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seks
Pranikah pada Mahasiswa Unnes. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Lilis Nur Chotimah, Hety Mustika Ani, J. W. (2017) ‘Pengaruh Status Sosial
Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Jember Tahun Ajaran 2016/2017)’, 11, pp. 75–80.
Ma’arif, F. (2018) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sosial Budaya dengan
Sikap Remaja terkait Pendewasaan Usia Pernikahan’.
Ndayara, P. M. (2016) ‘Determinants of Contraceptive Method Choice in Kenya’,
University of Nairobi. doi: 10.3329/seajph.v3i1.17711.
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
85
Nur Indah Wardhani (2014) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Pengetahuan Kader Kesehatan Tentang Thalassaemia Di Kecamatan Sumbang
Kabupaten Banyumas’, pp. 194–207.
Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Nurwati, N., Rusyidi, B. and Papua, P. (2018) ‘PENGETAHUAN REMAJA
TERHADAP HIV-AID’
Oktarina. 2009. Hubungan Antara Karakteristik Responden, Keadaan wilayah
dengan Pengetahuan, Sikap terhadap HIV/AIDS pada Masyarakat Indonesia.
Politeknik Kesehatan Nusa Tenggara Barat.
Octavianty, Lenny. 2015. Pengetahuan, Sikap, dan Pencegahan HIV/AIDS pada
Ibu Rumah Tangga. Kalimantan Selatan : Universitas Lambung Mangkurat
Pottimau, O., Karame, V. and Lontoh, E. (2015) ‘Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan HIV / AIDS di SMA Negeri 7 Manado Pengetahuan Siswa
tentang’, (Ii), pp. 87–92.
Putra Agina Widyaswara Suwaryo, P. Y. (2017) ‘Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat’, pp. 305–314.
Ratnasari, H. D. (2012) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan
Pencegahan Dan Penularan Hiv/Aids Penduduk Umur ≥15 Tahun Di Indonesia
Berdasarkan Data Sdki 2010’.
Rusti, S. (2011) ‘Hubungan antara pengetahuan komprehensif tentang HIV /
AIDS dengan perilaku berisiko pada remaja di Indonesia : analisis data surveilans
terpadu biologis perilaku tahun 2011 = Relationship between comprehensive
knowledge about HIV / AIDS with risky behavior among adolescent in
Indonesia’, p. 2011.
Safri, M. and Putra, R. (2013) ‘Hubungan Faktor Pengetahuan, Sikap, Pendidikan,
Sosial Budaya, Ekonomi Keluarga Serta Peran Petugas Kesehatan Terhadap
Rendahnya Pemberian Asi Eksklusif’, Pp. 23–32.
SDGs, 2018 https://www.sdg2030indonesia.org/page/8-apa-itu diakses pada 15-
07-2019
SDKI (2017) ‘Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia’
Septyasrini, Nurul. 2016. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Status
Pekerjaan dengan Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Banyudono 1 Boyolali. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Situmeang, Berliana. 2017. Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma
terhadap Orang dengan HIV/AIDS di Kalangan Remaja 15-19 Tahun di Indonesia
(Analisis Data SDKI Tahun 2012). Depok : Universitas Indonesia
Sudaryat. 2007. Hunungan Karakteristik Wanita Tuna Susila di Panti Rehabilitasi
Sosial Wnita Jawa Barat dengan Pengetahuan Mereka tentang HIV/AIDS. Bogor :
Institut Pertanian Bogor
86
Sunani. 2011. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan tentang
Therapi Anti Retroviral pada Pasien HIV/AIDS di Poloklinik VCT dan Instalasi
Rawat Inap A RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. (Skripsi). Jakarta : Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Tafsir Ibnu Katsir http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-az-
zumar-ayat-9.html diakses pada 16-07-2019
Wahyuni, A. S. and Ronoatmodjo, S. (2017) ‘Hubungan Antara Pengetahuan Hiv
/ Aids Dengan Sikap Penolakan Terhadap Orang Dengan Hiv / Aids ( Odha ) Pada
Masyarakat Indonesia ( Analisis Lanjut Survei Demografi Dan Kesehatan
Indonesia 2012 ) The Relationship between Knowledge of HIV / AIDS and
Reject’, 8(1), pp. 41–52. doi: 10.22435/kespro.v8i1.5222.41-52
Widarjono (2010) ‘Analisis Regresi Logistik’, 1, pp. 755–764
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga
Widyastuti, E. (2013) ‘Determinan Pengetahuan Komprehensif HIV pada WUS
2012’, 1(2), pp. 94–103.
Yuliantini, Herliana. 2012. Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA X di Jakarta Timur. Depok:
Universitas Indonesia.
Yusra, V. D. and Machmud, R. (2016) ‘Artikel Penelitian yang Berhubungan
dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang “ SADARI ” di Nagari
Painan’, 5(3), pp. 697–704.
Zai, Friska A. 2012. Faktor-faktor yang Berhunungan dengan Pernikahan Dini
pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010). (Skripsi).
Depok : Universitas Indonesia.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Berikut kuesioner penelitian yang disusun berdasarkan kuesioner Survey Demografi dan Kesehatan Indonesian (SDKI) tahun 2017.
No. Variabel Pertanyaan Nomor di Kuesioner
SDKI
1
Pengetahuan
Komprehensif tentang
HIV/AIDS
Bisakah seseorang mengurangi risiko tertular virus HIV/AIDS dengan
membatasi hubungan seks hanya dengan seseorang yang tidak terinfeksi virus
HIV/AIDS dan tidak mempunyai pasangan lain?
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
No. 1002 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
Bisakah seseorang tertular virus HIV/AIDS melalui gigitan nyamuk?
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
No. 1003 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
Bisakah seseorang mengurangi risiko tertular virus HIV/AIDS dengan memakai
kondom setiap melakukan hubungan seks?
1.Ya
No. 1004 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
88
2.Tidak
8.Tidak Tahu
Bisakah seseorang tertular virus HIV/AIDS dengan makan sepiring bersama
orang yang terinfeksi virus HIV/AIDS?
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
No. 1005 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
Bisakah seseorang tertular virus HIV/AIDS karena diguna-guna atau didukuni
atau disantet?
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
No. 1006 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
Bisakah seseorang tertular virus HIV/AIDS karena menggunakan jarum suntik
yang sama secara bergantian?
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
No. 1006A Bagian 10
tentang HIV/AIDS
Apakah mungkin seseorang yang oemnampilannya tampak sehat ternyata ia
telah tertular virus HIV/AIDS?
No. 1007 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
89
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
Apakah Virus HIV/AIDS dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama
hamil?
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
No. 1008 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
Apakah Virus HIV/AIDS dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya saat
melahirkan?
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
No. 1008 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
Apakah Virus HIV/AIDS dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya dengan
menyusui?
1.Ya
2.Tidak
8.Tidak Tahu
No. 1008 Bagian 10
tentang HIV/AIDS
2 Umur Berapa umur Ibu/Saudari pada ulang tahun terakhir? No. 106 Bagian 1
90
(Latar Belakang
Responden)
3 Pendidikan Terakhir
Apakah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah/sedang Ibu/Saudari duduki:
sekolahdasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, akademi
atau universitas?
a. SD/MI/SEDERAJAT
b. SMP/MTs/SEDERAJAT
c. SMA.SMK/MA/SEDERAJAT
d. AKADEMI/DI/DII/DIII
e. DIPLOMA IV/ UNIVERSITAS
No. 108 Bagian 1 Latar
Belakang Responden
4 Status Pernikahan
Apakah Ibu/Saudari sekarang berstatus kawin atau hidup bersama?
1. Ya, Kawin
2. Ya, Hidup Bersama
3. Tidak
No. 701 Bagian 7
Perkawinan dan
Aktivitas seksual
5 Status Pekerjaan Dalam 12 hari terakhir, apakah ibu/saudari pernah bekerja?
No. 912 Bagian 9
(Latar belakang suami
atau pasangan dan
pekerjaan responden)
91
6 Tipe Daerah Tempat
Tinggal Daerah :__________________ (perkotaan/perdesaan)
No. 5 Bagian I
(Pengenalan Tempat)
7
Kategori jumlah
paparan sumber
informasi
Dari mana Ibu/Saudari mengetahui tantang HIV/AIDS?
a. Radio
b. Televisi
c. Surat Kabar/Majalah
d. Petugas Kesehatan
e. Perkumpulan Keagamaan
f. Sekolah/Guru
g. Pertemuan Masyarakat
h. Teman/Keluarga
i. Tempat Kerja
j. Internet
k. Lainnya ________
No. 1001A Bagian 10
HIV/AIDS
92
8.Indeks Kesejahteraan
No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
1. Apa sumber utama air minum untuk rumah
tangga?
Ledeng/PAM (11) 6
No. 101
Didalam Rumah (12)
Di halaman (13)
Umum (14) 3
Sumur Bor/Pompa (21)
3
Sumur terlindung (31)
Sumur tidak terlindung (32)
Mata Air (41)
Terlindung (42)
Tidak Terlindung
Air Hujan (51)
Truk Tangki Air (61)
Air Pikulan/Dorongan (71)
Sungai/Bendungan/Kolam?Saluran
Irigasi (81)
Air Kemasan (91)
Air Isi Ulang (92)
Lainnya (96) 3
93
No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
2. Apa sumber utama air untuk keperluan lain
seperti untuk memasak dan cuci tangan
Ledeng/PAM (11) 6
No. 102
Didalam Rumah (12)
Di halaman (13)
Umum (14)
Sumur Bor/Pompa (21)
Sumur terlindung (31)
Sumur tidak terlindung (32)
Mata Air (41)
Terlindung (42)
Tidak Terlindung
Air Hujan (51)
Truk Tangki Air (61)
Air Pikulan/Dorongan (71)
Sungai/Bendungan/Kolam?Saluran (81)
Irigasi
Air Kemasan (91)
Air Isi Ulang (92)
Lainnya (96)
3. Dimana letak sumber air tersebut? Di rumah sendiri (1) 5
No. 103 Di halaman sendiri (2)
Tempat Lain (3)
94
No.
Pertanyaan dan Saringan
Kode
Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengambil air dari rumah sampai kembali ke
rumah?
……… Menit
No. 104 Tidak tahu (998)
5. Lihat pertanyaan 1 dan 2 : kode “14” atau
“21” dilingkari
Ya Tidak 7 No. 105
6. Selama dua minggu terakhir apakah pernah
tidak tersedia air minimal satu hari penuh dari
sumber tersebut
Ya (1)
No. 106 Tidak (2)
Tidak Tahu (8)
7. Apakah ada yang dilakukan pada air tersebut
agar lebih aman diminum
Ya (1)
No. 107 Tidak (2) 9
Tidak Tahu (8) 9
8. Apakah yang biasanya dilakukan rumah
tangga ini supaya air minum lebih aman
diminum. Ada lagi? Lingkari jawaban yang
sesuai dengan jawaban boleh lebih dari satu
Direbus/Dimasak (A)
No. 108
Ditambah penjernih/khlor/kaporit (B)
Disaring dengan kain (C)
Disaring dengan penyaring air
(keramik/pasir/campuran, dll.) (D)
Dijemur di sinar matahari (E)
Dibiarkan beberapa waktu Dalam
Wadah/penyimpanan (F)
Lainnya (tuliskan) (X)
Tidak tahu (Z)
95
No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
9. Apakah jenis kakus yang biasanya digunakan
anggota rumah tangga ini?
Jika kakus sendiri, Tanyakan apakah
memakai tangkai septik
Kakus sendiri
No. 109
Dengan Tangki Septik (11) 11
Tanpa Tangki Septik (12)
Kakus Bersamaan/Umum (21)
Sungai/Parit (31) 11
Cubluk (41) 11 Halaman/Semak/Hutan (51)
Lainnya (96)
10. Berapa rumah tangga yang menggunakan
kakus/toilet tersebut?
Kurang dari 10 No. 111 10 Atau lebih (95)
Tidak tahu (98)
96
No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
11. Apa jenis bahan bakar utama yang digunakan
untuk memasak?
Listrik (01)
No. 113
LPG (02)
Gas Alam/ Gas Kota (03)
Biogas (04)
Minyak tanah (05)
Batu bara (06)
Arang (07)
Kayu bakar/Ranting (08)
Jerami/Semak/Rumput (09)
Tanaman Hasil Panen (10)
Kotoran Hewan (11)
Tidak ada kegiatan masak (95) 14
Lainnya (Tuliskan) (96)
12. Apakah kegiatan memasak biasa dilakukan di
dalam rumah, di bangunan terpisah, atau di
tempat terbuka diluar rumah
Dalam rumah (1) No. 114
Bangunan Terpisah (2) 14 Luar rumah/terbuka (3)
Lainnya (Tuliskan) (6)
13. Apakah ada tempat memasak di ruangan
tertentu yang digunakan sebagai dapur
Ya (1) No. 115
Tidak (2)
14. Berapa banyak kamar dalam rumah ini yang
digunakan untuk tidur?
Jumlah kamar : ……. No. 116
97
No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
15. Apakah rumah tangga ini memiliki ternak,
unggas, atau binatang ternak lain?
Ya (1) No. 117
Tidak (2) 17
16. Berapa banyak binatang yang dimiliki rumah
tangga ini
Apabila tidak memiliki, isikan 00
Apabila 95 atau lebih isikan “95”
Apabila Tidak tahu, isikan “98”
No. 118 a) Lembu/sapi Jumlah : ……
b) Kerbau Jumlah : ……
c) Kuda/Keledai Jumlah : ……
d) Kambing/domba Jumlah : ……
e) Babi Jumlah : ……
f) Ayam/burung/bebek/unggas Jumlah : ……
17. Apakah ada anggota rumah tangga yang
memiliki lahan pertanian
Ya (1) No. 119
Tidak (2) 19
18. Berapa hektar luas lahan pertanian yang
dimiliki anggota rumah tangga ini?
Jika 95 atau lebih lingkari “9995”
……Hektar
No. 120 95 hektar atau lebih (9995)
Tidak tahu (9998)
98
No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
19. Apakah rumah tangga ini memiliki :
No. 121
a) Listrik ? Ya (1) Tidak (2)
b) Radio? Ya (1) Tidak (2)
c) Televisi? Ya (1) Tidak (2)
d) Telepon rumah? Ya (1) Tidak (2)
e) Komputer/Laptop? Ya (1) Tidak (2)
f) Lemari es? Ya (1) Tidak (2)
g) Kipas angin? Ya (1) Tidak (2)
h) Mesin cuci? Ya (1) Tidak (2)
i) Pendingin ruangan (AC) Ya (1) Tidak (2)
20. Apakah ada anggota rumah tangga ini
memiliki :
No. 122
a) Jam tangan? Ya (1) Tidak (2)
b) Telepon seluler? Ya (1) Tidak (2)
c) Sepeda? Ya (1) Tidak (2)
d) Sepeda motor/skuter? Ya (1) Tidak (2)
e) Delman/Grobak ditarik binatang? Ya (1) Tidak (2)
f) Mobil atau truk? Ya (1) Tidak (2)
g) Kapal/perahu motor? Ya (1) Tidak (2)
99
No.
Pertanyaan dan Saringan
Kode
Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
21. Apakah ada anggota rumah tangga yang
memiliki rekening bank atau lembaga
keuangan lainnya yang resmi
Ya (1)
Tidak (2)
No. 123
22. Bahan bangunan utama lantai rumah Lantai alami
No. 142
Tanah/pasir (11)
Kotoran Hewan (12)
Lantai Bahan
Kayu/Papan (21)
Bambu/pelepah (22)
Lantai Jadi
Parket/Kayu yang disemir (31)
Vinyl (32)
Keramik/Marmer/Granit (33)
Ubin/Tegel/Teraso (34)
Semen/Bata merah (35)
Karpet (36)
Lainnya (tuliskan) (96)
100
No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
23. Berapa luas lantai rumah
Bulatkan dalam meter persegi (m2) Jika 995
atau lebih, tulis “995”
Luas : ……. m2
Tidak tahu
No. 142A
24. Bahan bamgunan atap rumah (catat
berdasarkan pengamatan)
Atap alami
No. 143
Jerami/rumbia/ijuk (12)
Rumput (13)
Atap bahan
Tikar/anyaman (21)
Bambu/pelepah (22)
Papan (23)
Atap jadi
Seng (31)
Asbes (32)
Genteng (33)
Beton (34)
Genteng Metal (35)
Sirap (36)
Lainnya (tuliskan) (96)
101
No. Pertanyaan dan Saringan Kode Terus Ke Nomor soal di
Kuesioner SDKI
25. Bahan bangunan dinding rumah (catat
berdasarkan pengamatan)
Dinding alami
No. 144
Bambu/batang kayu (12)
Tanah (13)
Dinidng bahan
Bambu dengan pelapis (21)
Batu dengan tanah (22)
Batu bata tanpa plester (23)
Kayu lapis(24)
Kardus (25)
Kayu bekas (26)
Dinding jadi
Anyaman bambu (31)
Batu dengan semen (32)
Batako/hebel (34)
Batu bata diplester (35)
Kayu/papan/sirap (36)
Lainnya (tuliskan) (96)
102
Lampiran 2 Output Hasil Analisis SPSS
Analisis Univariat
Statistics
Pendidikan
Terakhir
Status
Pekerjaan
Responden
Status
Pernikahan
Umur
Responden
Tempat
Tinggal
Responden
Indeks
Kesejahteraan
Kategori
Jumlah
Paparan
Media
Sumber
Informasi
Kategori
Skor
Pengetahuan
N Valid 39542 39542 39542 39542 39542 39542 39542 39542
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Dasar 6626 16,8 16,8 16,8
Menengah 23952 60,6 60,6 77,3
Tinggi 8964 22,7 22,7 100,0
Total 39542 100,0 100,0
Status Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Bekerja 18403 46,5 46,5 46,5
Bekerja 21139 53,5 53,5 100,0
Total 39542 100,0 100,0
Status Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Belum Menikah 11513 29,1 29,1 29,1
Menikah 28029 70,9 70,9 100,0
Total 39542 100,0 100,0
103
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Remaja 6806 17,2 17,2 17,2
Dewasa Awal 18793 47,5 47,5 64,7
Dewasa 13943 35,3 35,3 100,0
Total 39542 100,0 100,0
Tempat Tinggal Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Urban 23423 59,2 59,2 59,2
Rural 16119 40,8 40,8 100,0
Total 39542 100,0 100,0
Indeks Kesejahteraan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Miskin 6115 15,5 15,5 15,5
Miskin 7226 18,3 18,3 33,7
Menengah 7935 20,1 20,1 53,8
Kaya 8791 22,2 22,2 76,0
Sangat Kaya 9475 24,0 24,0 100,0
Total 39542 100,0 100,0
Kategori Jumlah Paparan Media Sumber Informasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 17757 44,9 44,9 44,9
baik 21785 55,1 55,1 100,0
Total 39542 100,0 100,0
Kategori Skor Pengetahuan
104
Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan Terakhir *
Kategori Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%
Status Pekerjaan Responden
* Kategori Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%
Status Pernikahan * Kategori
Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%
Umur Responden * Kategori
Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%
Tempat Tinggal Responden *
Kategori Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%
Indeks Kesejahteraan *
Kategori Skor Pengetahuan 39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%
Kategori Jumlah Paparan
Media Sumber Informasi *
Kategori Skor Pengetahuan
39542 100,0% 0 0,0% 39542 100,0%
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 15990 40,4 40,4 40,4
Baik 23552 59,6 59,6 100,0
Total 39542 100,0 100,0
105
Pendidikan Terakhir * Kategori Skor Pengetahuan
Crosstab
Kategori Skor
Pengetahuan
Total Buruk Baik
Pendidikan
Terakhir
Dasar Count 3767 2859 6626
% within Pendidikan Terakhir 56,9% 43,1% 100,0%
Menengah Count 10055 13897 23952
% within Pendidikan Terakhir 42,0% 58,0% 100,0%
Tinggi Count 2168 6796 8964
% within Pendidikan Terakhir 24,2% 75,8% 100,0%
Total Count 15990 23552 39542
% within Pendidikan Terakhir 40,4% 59,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1747,848a 2 ,000
Likelihood Ratio 1797,453 2 ,000
Linear-by-Linear Association 1739,549 1 ,000
N of Valid Cases 39542
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2679,42.
Status Pekerjaan Responden * Kategori Skor Pengetahuan
Crosstab
Kategori Skor Pengetahuan
Total Buruk Baik
Status
Pekerjaan
Responden
Tidak Bekerja Count 7965 10438 18403
% within Status
Pekerjaan Responden 43,3% 56,7% 100,0%
Bekerja Count 8025 13114 21139
% within Status
Pekerjaan Responden 38,0% 62,0% 100,0%
Total Count 15990 23552 39542
% within Status
Pekerjaan Responden 40,4% 59,6% 100,0%
106
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 115,518a 1 ,000
Continuity Correctionb 115,297 1 ,000
Likelihood Ratio 115,471 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 115,515 1 ,000
N of Valid Cases 39542
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7441,81.
b. Computed only for a 2x2 table
Status Pernikahan * Kategori Skor Pengetahuan
Crosstab
Kategori Skor Pengetahuan Total
Buruk Baik
Status
Pernikahan
Belum Menikah Count 5038 6475 11513
% within Status
Pernikahan 43,8% 56,2% 100,0%
Menikah Count 10952 17077 28029
% within Status
Pernikahan 39,1% 60,9% 100,0%
Total Count 15990 23552 39542
% within Status
Pernikahan 40,4% 59,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 74,383a 1 ,000
Continuity Correctionb 74,189 1 ,000
Likelihood Ratio 74,046 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 74,381 1 ,000
N of Valid Cases 39542
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4655,63.
107
b. Computed only for a 2x2 table
Umur Responden * Kategori Skor Pengetahuan
Crosstab
Kategori Skor Pengetahuan
Total Buruk Baik
Umur Responden Remaja Count 3481 3325 6806
% within Umur Responden 51,1% 48,9% 100,0%
Dewasa Awal Count 7067 11726 18793
% within Umur Responden 37,6% 62,4% 100,0%
Dewasa Count 5442 8501 13943
% within Umur Responden 39,0% 61,0% 100,0%
Total Count 15990 23552 39542
% within Umur Responden 40,4% 59,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 398,125a 2 ,000
Likelihood Ratio 392,241 2 ,000
Linear-by-Linear Association 182,562 1 ,000
N of Valid Cases 39542
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2752,21.
108
Tempat Tinggal Responden * Kategori Skor Pengetahuan
Crosstab
Kategori Skor Pengetahuan Total
Buruk Baik
Tempat Tinggal
Responden
Urban Count 8102 15321 23423
% within Tempat Tinggal
Responden 34,6% 65,4% 100,0%
Rural Count 7888 8231 16119
% within Tempat Tinggal
Responden 48,9% 51,1% 100,0%
Total Count 15990 23552 39542
% within Tempat Tinggal
Responden 40,4% 59,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 815,889a 1 ,000
Continuity Correctionb 815,293 1 ,000
Likelihood Ratio 813,738 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 815,868 1 ,000
N of Valid Cases 39542
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6518,20.
b. Computed only for a 2x2 table
Indeks Kesejahteraan * Kategori Skor Pengetahuan
Crosstab
Kategori Skor
Pengetahuan
Total Buruk Baik
Indeks
Kesejahteraan
Sangat Miskin Count 3373 2742 6115
% within Indeks
Kesejahteraan 55,2% 44,8% 100,0%
Miskin Count 3534 3692 7226
% within Indeks
Kesejahteraan 48,9% 51,1% 100,0%
109
Menengah Count 3395 4540 7935
% within Indeks
Kesejahteraan 42,8% 57,2% 100,0%
Kaya Count 3139 5652 8791
% within Indeks
Kesejahteraan 35,7% 64,3% 100,0%
Sangat Kaya Count 2549 6926 9475
% within Indeks
Kesejahteraan 26,9% 73,1% 100,0%
Total Count 15990 23552 39542
% within Indeks
Kesejahteraan 40,4% 59,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1585,970a 4 ,000
Likelihood Ratio 1608,697 4 ,000
Linear-by-Linear Association 1575,708 1 ,000
N of Valid Cases 39542
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2472,78.
110
Kategori Jumlah Paparan Media Sumber Informasi * Kategori Skor Pengetahuan
Crosstab
Kategori Skor
Pengetahuan Total
Buruk Baik
Kategori Jumlah
Paparan Media
Sumber Informasi
kurang baik Count 8762 8995 17757
% within Kategori Jumlah
Paparan Media Sumber
Informasi
49,3% 50,7% 100,0%
baik Count 7228 14557 21785
% within Kategori Jumlah
Paparan Media Sumber
Informasi
33,2% 66,8% 100,0%
Total Count 15990 23552 39542
% within Kategori Jumlah
Paparan Media Sumber
Informasi
40,4% 59,6% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact
Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 1061,372a 1 ,000
Continuity Correctionb 1060,701 1 ,000
Likelihood Ratio 1062,363 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 1061,346 1 ,000
N of Valid Cases 39542
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7180,58.
b. Computed only for a 2x2 table
111
Hasil pvalue Bivariat Complex Sample
Tests of Independence
Chi-Square Adjusted F df1 df2 Sig.
Pendidikan Terakhir *
Kategori Skor Pengetahuan
Pearson 1830,367 494,427 1,965 3862,619 ,000
Likelihood Ratio 1894,984 511,882 1,965 3862,619 ,000
Status Pekerjaan Responden
* Kategori Skor Pengetahuan
Pearson 97,115 50,739 1 1966 ,000
Likelihood Ratio 97,078 50,720 1 1966 ,000
Status Pernikahan * Kategori
Skor Pengetahuan
Pearson 53,127 34,106 1 1966 ,000
Likelihood Ratio 52,818 33,908 1 1966 ,000
Umur Responden * Kategori
Skor Pengetahuan
Pearson 343,831 100,814 1,996 3924,353 ,000
Likelihood Ratio 337,037 98,822 1,996 3924,353 ,000
Tempat Tinggal Responden *
Kategori Skor Pengetahuan
Pearson 766,048 212,243 1 1966 ,000
Likelihood Ratio 764,871 211,917 1 1966 ,000
Indeks Kesejahteraan *
Kategori Skor Pengetahuan
Pearson 1533,620 214,334 3,961 7786,771 ,000
Likelihood Ratio 1554,940 217,313 3,961 7786,771 ,000
Kategori Jumlah Paparan
Media Sumber Informasi *
Kategori Skor Pengetahuan
Pearson 934,242 487,517 1 1966 ,000
Likelihood Ratio 935,329 488,084 1 1966 ,000
The adjusted F is a variant of the second-order Rao-Scott adjusted chi-square statistic. Significance is based on the
adjusted F and its degrees of freedom.
112
Hasil Analisis Multivariat
Model awal
Tests of Model Effects
Source df1 df2 Wald F Sig.
(Corrected Model) 12,000 1955,000 142,544 ,000
(Intercept) 1,000 1966,000 202,367 ,000
X1_Rec_Pendidikan_Terakhir 2,000 1965,000 245,971 ,000
X2_Status_Pekerjaan_Respon
den 1,000 1966,000 ,264 ,607
X3_Rec_Status_Penikahan 1,000 1966,000 36,477 ,000
X4_Rec_Umur 2,000 1965,000 30,472 ,000
X5_Rec_Tempat_Tinggal 1,000 1966,000 52,071 ,000
X6_Rec_Indeks_Kesejahteraa
n 4,000 1963,000 34,965 ,000
X7_Kat_Jml_paparan_media 1,000 1966,000 268,695 ,000
Dependent Variable: Kategori Skor Pengetahuan (reference category = Baik)
Model: (Intercept), X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X2_Status_Pekerjaan_Responden,
X3_Rec_Status_Penikahan, X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal,
X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan, X7_Kat_Jml_paparan_media
113
Parameter Estimates
Kategori
Skor
Pengetahuan
Parameter B Std.
Error
95%
Confidence
Interval
Design
Effect
Exp(B) 95%
Confidence
Interval for
Exp(B)
Lower Upper Lower Upper
Buruk (Intercept) -
1,657
,062 -
1,778
-
1,535
2,129 ,191 ,169 ,215
[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=0] 1,229 ,055 1,121 1,338 1,692 3,419 3,067 3,811
[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=1] ,638 ,042 ,556 ,720 1,439 1,893 1,744 2,054
[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=2] ,000a . . . . 1,000 . .
[X2_Status_Pekerjaan_Responden=0] -,015 ,030 -,074 ,043 1,722 ,985 ,928 1,044
[X2_Status_Pekerjaan_Responden=1] ,000a . . . . 1,000 . .
[X3_Rec_Status_Penikahan=0] ,258 ,043 ,174 ,342 1,366 1,294 1,190 1,407
[X3_Rec_Status_Penikahan=1] ,000a . . . . 1,000 . .
[X4_Rec_Umur=0] ,447 ,059 ,331 ,564 1,546 1,564 1,392 1,757
[X4_Rec_Umur=1] ,069 ,033 ,004 ,134 1,641 1,072 1,004 1,144
[X4_Rec_Umur=2] ,000a . . . . 1,000 . .
[X5_Rec_Tempat_Tinggal=0] -,301 ,042 -,382 -,219 3,081 ,740 ,682 ,803
[X5_Rec_Tempat_Tinggal=1] ,000a . . . . 1,000 . .
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=0] ,584 ,058 ,470 ,698 1,866 1,793 1,601 2,009
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=1] ,497 ,048 ,403 ,592 1,707 1,644 1,496 1,807
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=2] ,349 ,047 ,257 ,442 1,861 1,418 1,293 1,555
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=3] ,188 ,042 ,105 ,271 1,644 1,207 1,110 1,311
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=4] ,000a . . . . 1,000 . .
[X7_Kat_Jml_paparan_media=0] ,484 ,030 ,426 ,542 1,799 1,622 1,531 1,719
[X7_Kat_Jml_paparan_media=1] ,000a . . . . 1,000 . .
Dependent Variable: Kategori Skor Pengetahuan (reference category = Baik)
Model: (Intercept), X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X2_Status_Pekerjaan_Responden, X3_Rec_Status_Penikahan,
X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal, X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan, X7_Kat_Jml_paparan_media
a. Set to zero because this parameter is redundant.
114
Model akhir
Tests of Model Effects
Source df1 df2 Wald F Sig.
(Corrected Model) 11,000 1956,000 154,139 ,000
(Intercept) 1,000 1966,000 202,285 ,000
X1_Rec_Pendidikan_Terakhir 2,000 1965,000 244,329 ,000
X3_Rec_Status_Penikahan 1,000 1966,000 37,005 ,000
X4_Rec_Umur 2,000 1965,000 31,021 ,000
X5_Rec_Tempat_Tinggal 1,000 1966,000 51,981 ,000
X6_Rec_Indeks_Kesejahteraa
n 4,000 1963,000 34,785 ,000
X7_Kat_Jml_paparan_media 1,000 1966,000 268,102 ,000
Dependent Variable: Kategori Skor Pengetahuan (reference category = Baik)
Model: (Intercept), X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X3_Rec_Status_Penikahan,
X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal, X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan,
X7_Kat_Jml_paparan_media
115
Parameter Estimates
Kategori
Skor
Pengetahuan Parameter B
Std.
Error
95%
Confidence
Interval Design
Effect Exp(B)
95%
Confidence
Interval for
Exp(B)
Lower Upper Lower Upper
Buruk (Intercept) -
1,660 ,061
-
1,780
-
1,541 2,108 ,190 ,169 ,214
[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=0] 1,228 ,056 1,119 1,336 1,705 3,413 3,061 3,805
[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=1] ,636 ,042 ,554 ,718 1,453 1,890 1,741 2,051
[X1_Rec_Pendidikan_Terakhir=2] ,000a . . . . 1,000 . .
[X3_Rec_Status_Penikahan=0] ,259 ,043 ,176 ,343 1,365 1,296 1,192 1,409
[X3_Rec_Status_Penikahan=1] ,000a . . . . 1,000 . .
[X4_Rec_Umur=0] ,440 ,058 ,326 ,553 1,550 1,552 1,386 1,738
[X4_Rec_Umur=1] ,067 ,033 ,003 ,132 1,634 1,069 1,003 1,141
[X4_Rec_Umur=2] ,000a . . . . 1,000 . .
[X5_Rec_Tempat_Tinggal=0] -,300 ,042 -,382 -,219 3,083 ,741 ,682 ,804
[X5_Rec_Tempat_Tinggal=1] ,000a . . . . 1,000 . .
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=0] ,584 ,058 ,470 ,697 1,869 1,793 1,600 2,008
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=1] ,496 ,048 ,402 ,591 1,713 1,643 1,494 1,806
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=2] ,349 ,047 ,256 ,441 1,866 1,417 1,292 1,555
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=3] ,188 ,042 ,105 ,271 1,645 1,206 1,110 1,311
[X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan=4] ,000a . . . . 1,000 . .
[X7_Kat_Jml_paparan_media=0] ,483 ,030 ,425 ,541 1,801 1,621 1,530 1,718
[X7_Kat_Jml_paparan_media=1] ,000a . . . . 1,000 . .
Dependent Variable: Kategori Skor Pengetahuan (reference category = Baik)
Model: (Intercept), X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X3_Rec_Status_Penikahan, X4_Rec_Umur,
X5_Rec_Tempat_Tinggal, X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan, X7_Kat_Jml_paparan_media
a. Set to zero because this parameter is redundant.
116
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
X1_Rec_Pendidikan_Terakhir ,599 ,020 941,225 1 ,000 1,821 1,753 1,892
X2_Status_Pekerjaan_Responden ,018 ,023 ,624 1 ,430 1,018 ,974 1,064
X3_Rec_Status_Penikahan ,328 ,031 109,598 1 ,000 1,389 1,306 1,477
X4_Rec_Umur ,142 ,021 47,615 1 ,000 1,153 1,107 1,201
X5_Rec_Tempat_Tinggal -,312 ,024 171,246 1 ,000 ,732 ,699 ,767
X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan ,153 ,009 297,934 1 ,000 1,166 1,146 1,186
X7_Kat_Jml_paparan_media ,508 ,022 541,453 1 ,000 1,663 1,593 1,735
Constant -
1,110 ,039 821,299 1 ,000 ,330
a. Variable(s) entered on step 1: X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X2_Status_Pekerjaan_Responden,
X3_Rec_Status_Penikahan, X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal,
X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan, X7_Kat_Jml_paparan_media.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
X1_Rec_Pendidikan_Terakhir ,601 ,019 953,938 1 ,000 1,824 1,755 1,894
X3_Rec_Status_Penikahan ,328 ,031 109,434 1 ,000 1,388 1,306 1,476
X4_Rec_Umur ,146 ,020 53,618 1 ,000 1,158 1,113 1,204
X5_Rec_Tempat_Tinggal -,312 ,024 171,202 1 ,000 ,732 ,699 ,767
X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan ,154 ,009 298,640 1 ,000 1,166 1,146 1,186
X7_Kat_Jml_paparan_media ,509 ,022 542,358 1 ,000 1,663 1,594 1,736
Constant -1,107 ,039 824,635 1 ,000 ,331
a. Variable(s) entered on step 1: X1_Rec_Pendidikan_Terakhir, X3_Rec_Status_Penikahan,
X4_Rec_Umur, X5_Rec_Tempat_Tinggal, X6_Rec_Indeks_Kesejahteraan,
X7_Kat_Jml_paparan_media.
117