Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social...

67
Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Pemediasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Oleh : SARI MUJIANI 5514220030 TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Akuntansi Konsentrasi Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS PANCASILA 2017

Transcript of Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social...

Page 1: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social

Responsibility Sebagai Pemediasi Pada Perusahaan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Oleh :

SARI MUJIANI

5514220030

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Magister Akuntansi

Konsentrasi Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS PANCASILA

2017

Page 2: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

UNIVERSITAS PANCASILA

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

TANDA PERSETUJUAN UJIAN TESIS

Nama Mahasiswa : Sari Mujiani

NIM : 5514220030

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal

Judul Tesis : Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social

Responsibility Sebagai Pemediasi Pada Perusahaan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

Jakarta, Februari 2017

Pembimbing II Pembimbing I

Dr. Darmansyah, SE,MBA,M.Ak Dr. Nurmala Ahmar, S.E., M.Si., Ak., CA.

Mengetahui,

Ketua Progam Studi

Dr. H. Suratno, S.E., M.M., Ak., CA.

Page 3: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (sarjana, magister dan/atau doktor), baik di Universitas Pancasila

maupun perguruan tinggi lain.

2. Tesis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing.

3. Dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena tesis ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku

diperguruan tinggi ini.

Jakarta, 01 Februari 2017

Yang membuat pernyataan

Sari Mujiani

Page 4: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis mampu menyusun proposal tesis dengan judul

“Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social Responsibility

Sebagai Pemediasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2011-2015”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada junjungan Baginda Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya,

sahabatnya, dan terakhir kepada kita selaku pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

guna memperoleh gelar Magister Akuntansi (M.Ak.).Dalam menyusun proposal

tesis ini banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi, namun semua itu

dapat penulis lalui karena bantuan dari pihak-pihak yang terlibat. Pada

kesempatan kali ini, izinkanlah penulis untuk memberikan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Prof Dr. Wahono Sumaryono, Apt., selaku Rektor Universitas Pancasila.

2. Prof. Dr. Sutjipto., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Pancasila.

3. Dr. H. Suratno, S.E., M.M., selaku ketua Program Studi Magister Akuntansi

Universitas Pancasila.

4. Dr. Nurmala Ahmar, S.E., M.Si., Ak., CA. dan Dr. Darmansyah,

SE,MBA,M.Ak selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga,

dan pikirannya sehingga proposal tesis ini dapat selesai tepat waktu.

5. Seluruh dosen Program Studi Magister Akuntansi Universitas Pancasila atas

ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Alm. Ayahanda yang selama sisa hidupnya tidak pernah luput untuk selalu

memberikan semangat dan doanya serta ibunda, suami dan anak tercinta

yang sampai detik ini selalu mendoakan dan bersemangat untuk

memberikan motivasi yang tidak pernah berhenti mengalir untuk penulis.

Page 5: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

7. Kedua saudaraku serta para keponakan tercinta, yang selalu memberikan

keceriaan agar penulis dapat bersemangat dalam menyelesaikan studi

belajar ini.

8. Para Pimpinan dan Civitas Akademik Fakultas Ekonomi khususnya jurusan

Akuntansi Universitas Islam As-Syafi’iyah atas segala ilmu dan

motivasinya agar penulis mencari ilmu setinggi-tingginya.

9. Seluruh rekan mahasiswa Magister Akuntansi Angkatan XV Universitas

Pancasila atas kebersamaan, motivasi, dan sharing ilmunya selama ini.

10. Seluruh staf Tata Usaha dan Pelaksana di Magister Akuntansi Universitas

Pancasila.

Tak ada gading yang tak retak. Mungkin pepatah itulah yang

menggambarkan proposal tesis ini. Segala masukan, baik kritik maupun saran,

penulis harapkan demi penyempurnaan proposal tesis ini. Akhir kata, semoga apa

yang disajikan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Bekasi, Januari 2017

Sari Mujiani

Page 6: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis determinan Abnormal

return dengan Corporate Social Responsibility sebagai pemediasi pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel penelitian yang digunakan adalah sebanyak 240 perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jenis data yang digunakan adalah

data sekunder, yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar

di BEI selama periode penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan metode regresi linier berganda dengan software SPSS 23.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility belum

mampu menjadi mediasi bagi Return On Assets, Ukuran Perusahaan, Leverage

dan Laba Akuntansi terhadap Abnormal Return.

Kata Kunci : Abnormal Return, Corporate Social Responsibility, Return On

Assets, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Laba Akuntansi.

Page 7: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

ABSTRACT

This study was conducted to analyze the determinants Abnormal return to

Corporate Social Responsibility as mediating the companies listed in the

Indonesia Stock Exchange.

The samples of the research used in this study are 240 company that listed in

Indonesia Stock Exchange during the period 2011-2015. The type of data used are

secondary data, in the form of annual reports of companies listed on the Stock

Exchange during the period 2011-2015 as the study sample. Hypothesis testing

was conducted using multiple linear regression with SPSS 23 software.

The results showed that Corporate Social Responsibility is not able to mediate for

Return On Assets, Company Size, Leverage and Accounting Earnings on

Abnormal Return.

Keyowrd : Abnormal Return, Corporate Social Responsibility, Return On Assets,

Company Size, Leverage and Accounting Earnings.

Page 8: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS ................................................. ii

LEMBAR SURAT PERNYATAAN.............................................................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK....................................................................................................... v

ABSTRACT...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................... 6

1.3 Pembatasan Masalah .................................................... 8

1.4 Perumusan Masalah ..................................................... 9

1.5 Tujuan Penelitian ......................................................... 10

1.6 Manfaat Penelitian ....................................................... 11

BABII TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoritis .............................................................. 13

2.1.1 Agency Theory ................................................... 13

2.1.2 Stakeholder Theory ............................................ 17

2.1.2 Efficient Market ................................................. 18

2.2 Kajian Literatur ............................................................ 20

2.2.1 Pasar Modal............................................... ........ 20

2.2.2 Abnormal Return........................................ ....... 36

2.2.3 Corporate Social Responsibility........................ 38

2.2.4 Return On Asset.................................... ............. 39

2.2.5 Ukuran Perusahaan............................................. 41

2.2.6 Leverage......................................... ................... 43

2.2.7 Laba Akuntansi................... ............................... 46

2.3 Penelitian Terdahulu................................................ .... 47

2.4 Kerangka Pemikiran Teori...................................... ..... 50

2.5 Pengembangan Hipotesis......................................... .... 51

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data............................................. .... 57

3.2 Populasi dan Sampel.............................................. ...... 57

3.3 Metode Pengumpulan Data..................................... ..... 59

3.4 Operasional Variabel dan Pengukuran....................... .. 59

3.5 Metode Analisis Data............................................ ....... 64

Page 9: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Variabel Penelitian.................................. ..... 74

4.2 Uji Asumsi Klasik................................................... ..... 77

4.3 Pengujian Hipotesis Mediasi Perusahaan di BEI....... .. 82

4.4 Analisis & Pembahasan................................................ 89

4.5 Pengujian Hipotesis Berdasarkan Sektor Industri...... .. 97

4.6 Pengujian CSR sebagai Variabel Pemoderasi .............. 108

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan.................................................................... .. 110

5.2 Keterbatasan Penelitian............................................. ... 111

5.3 Saran.......................................................................... ... 113

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. : Matriks Penelitian Terdahulu.......................................... 47

Tabel 3.1. : Kriteria Pemilihan Sampel.............................................. 59

Tabel 3.2. : Operasionalisasi Variabel ............................................... 63

Tabel 4.1 : Hasil Statistik Deskriptif................................................. 74

Tabel 4.2 : Hasil Multikolinieritas Abnormal Return....................... 79

Tabel 4.3 : Hasil Pemgujian Multikolinieritas CSR.......................... 79

Tabel 4.4 : Hasil Pengujian Autokorelasi Abnormal Return............... 80

Tabel 4.5 : Hasil Pengujian Autokorelasi CSR.............................. 80

Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Abnormal Return 83

Tabel 4.7 : Hasil Pengujian Koefisien Determinasi CSR............... 83

Tabel 4.8 : Hasil Uji t Abnormal Return......................................... 84

Tabel 4.9 : Hasil Uji t CSR.............................................................. 87

Tabel 4.10 : Hasil Pengujian Abnormal Return................................. 89

Tabel 4.11 : Hasil Pengujian CSR...................................................... 92

Tabel 4.12 : Hasil Analisis Jalur (H10).............................................. 94

Tabel 4.13 : Hasil Analisis Jalur (H11).............................................. 95

Tabel 4.14 : Hasil Analisis Jalur (H12).............................................. 96

Tabel 4.15 : Hasil Analisis Jalur (H13).............................................. 96

Tabel 4.16 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Pertanian................... 97

Tabel 4.17 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Bahan Tambang......... 99

Tabel 4.18 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Industri Dasar dan Bahan

Kimia............................................................................... 100

Tabel 4.19 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Industri Lainnya......... 101

Tabel 4.20 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Industri Untuk konsumsi 102

Tabel 4.21 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Property, Real Estate dan

Konstruksi Bangunan...................................................... 104

Tabel 4.22 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Transportasi, Infrastruktur

dan Utilities..................................................................... 105

Tabel 4.23 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Keuangan................... 106

Tabel 4.24 : Hasil Pengujian Hipotesis Sektor Perdagangan, Jasa dan

Investasi............................................................................ 107

Tabel 4.25 : Hasil Pengujian CSR sebagai Moderating........................ 109

Page 11: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Rata-rata Harga Saham selama periode 2011-2015 ................ 2

Gambar 4.1 : Grafik Normal P-Plot Abnormal Return................................. 77

Gambar 4.2 : Grafik Normal P-Plot CSR..................................................... 78

Page 12: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pelaporan keuangan merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban

manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan selama perioda tertentu. Laporan keuangan

merupakan salah satu sumber informasi keuangan perusahaan yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan, seperti: penilaian kinerja

manajemen, penentuan kompensasi manajemen, pemberian dividen kepada

pemegang saham, dan lain sebagainya. Perusahaan yang mempublikasikan

laporan keuangan secara teoritis dan empiris telah menyebabkan perubahan harga

saham, dalam hal ini pasar modal merupakan sarana mobilitas dana yang

bersumber dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke berbagai sektor

yang membutuhkannya melalui investasi. Adapun tabel mengenai rata-rata harga

saham yang diperjualbelikan di pasar modal selama kurun waktu lima tahun

terakhir dapat terlihat dalam tabel 1.1, bagaimana terjadinya pertumbuhan rata-

rata harga saham yang berfluktuasi.

Page 13: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Tabel 1.1

Rata-rata Harga Saham Yang Diperdagangkan

Dengan demikian, ekspektasi dari adanya investasi adalah tentunya

mendapatkan keuntungan, baik berupa dividen maupun return. Return dapat

berupa return realisasi (realized return) maupun return ekspektasi (expected

return). Return sendiri merupakan indikator tingkat kemakmuran dan

kesejahteraan investor termasuk didalamnya para pemegang saham. Reaksi

investor ini dapat diikuti dengan perubahan abnormal return (Agustina & Kianto,

2012).

Dengan adanya reaksi dari para investor tersebut, mempunyai dampak bagi

perkembangan perusahaan salah satunya CSR merupakan bidang penelitian yang

mulai berkembang pesat dalam dekade terakhir, seiring dengan perkembangan

konsep perusahaan yang lebih berorientasi pada kepentingan stakeholder daripada

shareholder. Hal ini merupakan suatu bentuk fenomena baru dalam pencitraan

perusahaan sebagai perusahaan yang berkualitas baik. Salah satu bentuk

komunikasi modern yang saat ini banyak dilakukan perusahaan adalah dengan

CSR. Berdasarkan signalling theory, perusahaan dapat meningkatkan nilai

3749

4567

5687

2319 2108

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2011 2012 2013 2014 2015

Page 14: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan sinyal melalui laporan

tahunannya. Oleh karena itu, diharapkan investor mempertimbangkan informasi

CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahan (Scott, 2012:475).

Jika dihubungkan dengan persoalan abnormal return, pengungkapan CSR

adalah kegiatan baik (responsible firm activities) yang seharusnya juga

menunjukkan sikap baik perusahaan dalam pengelolaan operasionalnya

(responsible manner). Jika informasi CSR dipertimbangkan investor dalam

pengambilan keputusan yang disertai kenaikan pembelian saham perusahaan

maka terjadi kenaikan harga saham yang melebihi return yang diharapkan oleh

investor sehingga menyebabkan abnormal return (Megawati, 2011).

Penelitian yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

maupun abnormal return sudah banyak dilakukan, diantaranya : Raissa & Asri

(2014); Thomas & Atim (2012); Rio Malintan & Tuban (2012); Ulupui (2007)

berhasil membuktikan bahwa return on asset berpengaruh terhadap return saham,

dimana pengaruh positif ROA menujukan pengelolaan perusahaan sangat efisien

sehingga investor menilai kinerja perusahaan dalam kondisi baik dan

menyebabkan harga saham meningkat. Adanya pengaruh yang positif ROA

terhadap return saham dikarenakan selama tahun penelitian sebagian besar

perusahaan mengalami peningkatan jumlah aset atau aktiva yang cukup besar

yang secara otomatis biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan aktiva-aktiva

tersebut juga akan meningkat, peningkatan jumlah aktiva perusahaan juga

dipengaruhi oleh besarnya jumlah penjualan surat-surat berharga perusahaan

tersebut, sejalan dengan pendapatan laba bersih dari perusahaan mengalami

Page 15: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

peningkatan yang relatif stabil sehingga memberikan pengaruh positif terhadap

return saham. Namun Budialim (2013) tidak berhasil membuktikan hal tersebut.

Penelitian yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Corporate

Social Responsibility (CSR) pun sudah banyak dilakukan, diantaranya : Dyah dan

Bagus (2014); Lilis,dkk (2014); Amalia, Arfan & Shabri (2014); Theodora

Martina (2010) berhasil membuktikan bahwa return on asset berpengaruh

terhadap CSR, Hasil penelitian ini jika dikaitkan dengan teori agensi,

menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi akan memberikan kesempatan yang

lebih kepada manajemen (agen) untuk melakukan dan mengungkapkan kepada

prinsipal mengenai program tanggung jawab sosial secara luas. Perusahaan yang

mempunyai profitabilitas/laba yang tinggi maka perusahaan akan lebih leluasa

untuk memilih bentuk pengungkapan CSR mana yang akan dilakukan. Namun

terdapat hasil yang berbeda yang ditemukan oleh Rahayu & Indah (2015); Rafika

& Yulius (2014); Triastuti (2013); Marzully & Denies (2012); Rita, dkk (2008)

yaitu penelitian menyatakan tidak terdapat pengaruh antara ROA dengan CSR.

Penelitian berikutnya yang mempunyai pengaruh terhadap return saham

maupun abnormal return yaitu variabel ukuran perusahaan, sejalan dengan

penelitian dari Agustina & Kianto (2012); Sugiarto (2011) dimana ukuran

perusahaan yang kecil cenderung marginal dalam kemampuan, sehingga harga

sahamnya cenderung lebih sensitif untuk berubah dalam bidang ekonomi dan

perusahaan ini mempunyai kecenderungan yang kecil untuk berkembang dalam

kondisi ekonomi yang sulit. Namun belum ditemukan penelitian yang mempunyai

hasil berbeda.

Page 16: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Variabel ukuran perusahaan pun mempunyai pengaruh terhadap CSR,

sejalan dengan penelitian dari Hastuti (2014); Dyah dan Bagus (2014); Wijaya

(2012); Marzully dan Denies (2012); Jayanti dan Sudarno (2010) dimana

perusahaan yang tinggi akan mendorong perusahaan untuk memberikan informasi

yang lebih detail, salah satunya informasi mengenai tanggung jawab sosial

perusahaan karena mereka ingin meyakinkan investor terhadap perusahaan agar

para investor berinvestasi diperusahaan tersebut. Namun Triastuti (2013); Martina

(2010); Rita, dkk (2008) tidak berhasil membuktikan hal tersebut.

Penelitian selanjutnya yang mempengaruhi return saham adalah leverage

yang diproksikan dengan rasio DER ini, sejalan dengan penelitian dari Ulupui

(2007) dimana mendapatkan hasil jika rasio yang dimiliki tinggi akan

menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka

panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri,

sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan

terhadap pihak eksternal (para kreditur). Akibatnya perusahaan yang bersangkutan

menjadi kurang menarik di mata investor. Rasio ini merupakan rasio solvabilitas

yang mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam mengembalikan hutang

jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total hutang dengan total

ekuitasnya. Namun Budialim (2013); Sugiarto (2011); Rafika & Yulius (2014);

Wijaya (2012); Martina (2010) tidak berhasil membuktikan hal tersebut.

Variabel leverage pun mempunyai pengaruh terhadap CSR, hal ini sejalan

dengan penelitian dari Marzully dan Denies (2012); Jayanti dan Sudarno (2010).

Manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung

Page 17: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

mengurangi pengungkapan tanggungjawab sosial yang dibuatnya agar tidak

menjadi sorotan dari para debtholders. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya

tingkat leverage perusahaan mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan.

Berbeda halnya dengan variabel laba akuntansi beberapa penelitian

menemukan pengaruh terhadap return saham diantaranya Amalia, dkk (2014);

Adi & Bagus (2013); Lydia & Ferlysia (2012); Azilia & Yulius (2012), akan

tetapi variabel laba akuntansi belum ditemukan yang mempunyai pengaruh

terhadap CSR.

Objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di bursa efek

indonesia, hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut merupakan emiten

yang memberikan kesempatan bagi para investor dalam menanamkan modalnya,

sehingga perusahaan yang masuk dalam bursa efek indonesia selalu mendapatkan

perhatian dari para investor yang sangat baik. Selain itu, perusahaan yang masuk

di bursa efek indonesia dalam hal penyampaian laporan keuangan telah teraudit

sesuai aturan yang ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul

“Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social Responsibility

Sebagai Variabel Pemediasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia“.

Page 18: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

1.2 Identifikasi Masalah

Dari beberapa penelitian terdahulu, terdapat hasil yang berbeda atau tidak

konsisten terhadap variabel yang sama terkait pengaruhnya terhadap abnormal

return. Variabel-variabel tersebut diantaranya adalah :

1. Return On Assets

Merupakan ukuran efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.Rasio ini mengukur tingkat

kembalian investasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan

seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Rasio yang tinggi menunjukkan

efisiensi manajemen aset,yang berarti efesiensi manajemen.

2. Ukuran Perusahaan

Suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar

kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham, dan lain sebagainya.

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasar. Jika semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi

pasarnya maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.

3. Leverage

Dalam penelitian ini leverage diproksikan dengan debt to equity ratioyang

berarti ratio yang memberikan gambaran mengenai struktur modal yang

dimiliki perusahaan atau keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai

oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan,sehingga dapat dilihat

tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

Page 19: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

4. Laba Akuntansi

kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk penurunan kewajiban atau

penambahan aktiva yang menyebabkan ekuitas meningkat selama periode

akuntansi bukan berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba akuntansi

digunakan untuk meramalkan kemampuan laba dan memprediksi risiko

dalam investasi dan kredit selain untuk menilai kinerja.

5. Corporate Social Responsibility

Pengungkapan CSR menunjukkan bahwa perusahaan mengambil bagian dari

akuntansi pertanggung jawaban sosial yang mengkomunikasikan informasi

sosial kepada stakeholder.

6. Abnormal Return

Jika return yang didapat lebih besar dari return yang diharapkan atau return

yang dihitung, maka abnormal return akan positif. Sebaliknya, jika return

yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang

dihitung, maka abnormalreturn akan negatif.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah diatas, banyak faktor yang dapat

mempengaruhi abnormal return. Disertai data yang di akses melalui suatu

informasi yang di publikasikan secara konsisten selama periode penelitian, maka

pembatasan masalah dari penelitian ini hanya terfokus pada return on assets,

ukuran perusahaan, leverage dan laba akuntansi serta corporate social

responsibility sebagai variabel pemediasi.

Page 20: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Sedangkan variabel dependennya adalah Abnormal Return yang menjadi isu

permasalahan tersebut.

1.4 Perumusan Masalah

1. Apakah Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Leverage, Laba Akuntansi

dan Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap

Abnormal Return ?

2. Apakah Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Laba

Akuntansi berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social

Responsibility ?

3. Apakah Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Laba

Akuntansi berpengaruh terhadap Abnormal Return dengan Corporate

Social Responsibility sebagai pemediasi ?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan dan menjelaskan bahwa Return On Asset, Ukuran

Perusahaan, Leverage, Laba Akuntansi dan Corporate Social

Responsibility berpengaruh signifikan terhadap Abnormal Return pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode tahun 2011-

2015.

2. Untuk membuktikan dan menjelaskan bahwa Return On Asset, Ukuran

Perusahaan, Leverage dan Laba Akuntansi berpengaruh signifikan

Page 21: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

terhadap Corporate Social Responsibility pada perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015.

3. Untuk membuktikan dan menjelaskan bahwa Return On Asset, Ukuran

Perusahaan, Leverage dan Laba Akuntansi berpengaruh terhadap

Abnormal Return dengan Corporate Social Responsibility sebagai

pemediasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2011-2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik langsung

maupun tidak langsung untuk para akademisi maupun para praktisi. Maka

kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis / Akademis

a. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan wacana dan referensi di bidang akuntansi keuangan

terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Abnormal

Return.

b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bukti empiris dari penelitian ini

dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya.

2. ManfaatPraktis

a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

bahanpertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi

khususnya terkait dengan Abnormal Return.

Page 22: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

b. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah

satu pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan yang di ukur

melalui Abnormal Return.

Page 23: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

BAB II

TINJAUAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Agency Theory

Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa

pihaklain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal

itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen

tersebut. Dalam suatu korporasi, pemegang saham merupakan prinsipal dan

CEO adalah agen mereka. Pemegang saham menyewa CEO dan

mengharapkan ia untuk bertindak bagi kepentingan mereka. Di tingkat yang

lebih rendah, CEO adalah prinsipal dan manajer unit bisnis adalah agennya.

Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal dan agen

memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan

mengurangi perbedaan preferensi ini.

Menurut Brigham & Houston (2006: 26-31) para manajer diberi

kekuasaaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk

membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik

kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory).

Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih

individu, yang disebut sebagai principal menyewa individu atau organisasi

lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan

Page 24: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen

tersebut.

Dalam manajemen keuangan, hubungan keagenan utama terjadi di antara:

1. Pemegang Saham versus Manajer

Fakta bahwa manajer-pemilik tidak akan mendapatkan seluruh

keuntungan dari kekayaan yang diciptakan dari usahanya ataupun

menanggung seluruh biaya penghasilan tambahan akan meningkatkan

insentif baginya untuk mengambil tindakan-tindakan yang bukan

menjadi kepentingan utama dari pemegang saham yang lain.

2. Pemegang Saham (Melalui Manajer) versus Kreditor

Kreditor memiliki klaim atas sebagian dari arus laba perusahaan

untuk pembayaran bunga dan pokok utang, dan mereka memiliki klaim

atas asset perusahaan di waktu terjadi kebangkrutan. Akan tetapi,

pemegang saham memiliki kendali (melalui manajernya) atas

keputusan-keputusan yang memengaruhi profitabilitas dan risiko

perusahaan. Kreditor meminjamkan dana dengan tarif yang didasarkan

pada (1) tingkat risiko dari aset perusahaan yang telah ada, (2)

ekspektasi sehubungan dengan tingkat risiko dari tambahan asetdi masa

depan, (3) struktur modal perusahaan yang telah ada (yaitu jumlah

pendanaan melalui utang yang digunakan), dan (4) ekspektasi

sehubungan dengan keputusan-keputusan struktur modal di masa

depan.

Page 25: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Hal-hal di atas merupakan determinan-determinan utama dari seberapa

berisikonya arus kas perusahaan, yaitu tingkat keselamatan dari utang yang

dikeluarkan

a) Perbedaan Tujuan antara Prinsipal dan Agen

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk

kepentingan mereka sendiri. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan

tidak hanya dari kompensasi keuangan, tetapi juga dari tambahan yang

terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak,

kondisi kerja yang menarik, keanggotaan klub, dan jam kerja yang fleksibel.

Prinsipal (yaitu, pemegang saham) di pihak lain, diasumsikan hanya tertarik

pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi dia di

perusahaan tersebut.

Agen dan prinsipal juga berbeda dalam hal preferensi risiko. Teori

agensi mengasumsikan bahwa manajer memilih lebih banyak daripada lebih

sedikit kekayaan, tetapi bahwa utilitas marginal, atau kepuasan, menurun

dengan semakin banyaknya kekayaan yang diakumulasikan. Agen biasanya

memiliki sebagian besar dari kekayaan dia yang terikat dengan kekayaan

perusahaan. Kekayaan ini terdiri baik kekayaan keuangan dia maupun

modal manusia mereka. Modal manusia-nilai manajer sebagaimana

dipandang oleh pasar-dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Semakin

menurunnya utilitas atas kekayaan dan besarnya jumlah modal agen yang

bergantung pada perusahaan, agen diasumsikan akan bersifat enggan

menghadapi risiko (risk adverse). Mereka menilai peningkatan dari investasi

Page 26: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

beresiko lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan nilai (nilai aktuarial)

dari investasi tersebut.

Saham perusahaan dipegang oleh banyak pemilik, yang mengurangi

risiko mereka dengan mendiversifikasi kekayaan mereka dengan memiliki

saham di banyak perusahaan. Oleh karena itu, pemilik tertarik dengan

perkiraan nilai dari investasi mereka dan bersifat netral terhadap resiko (risk

neutral). Manajer tidak semudah itu mendiversifikasikan resiko ini, yang

menyebabkan mereka enggan menghadapi resiko.

b) Tidak Dapat Diamatinya Tindakan Agen

Perbedaan preferensi yang terkait dengan kompensasi dan bonus

timbul manakala prinsipal tidak dengan mudah memantau tindakan agen.

Pemegang saham tidak dalam posisi untuk memantau ativitas CEO setiap

harinya untuk memastikan bahwa ia bekerja untuk kepentingan mereka.

Secara serupa, CEO tidak berada dalam posisi untuk memantau aktivitas

manajer untuk bisnis setiap harinya. Prinsipal tidak memiliki informasi yang

mencukupi mengenai kinerja agen, prinsipal tidak pernah dapat merasa pasti

bagaimana usaha agen memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan.

Situasi ini disebut dengan asimetri informasi. Asimetri ini dapat mengambil

dari berbagai bentuk. Tanpa memantau, hanya agen yang mengetahui

apakah ia bekerja untuk kepentingan prinsipal. Lebih lanjut lagi, agen

tersebut mungkin mengetahui lebih banyak mengenai tugas tersebut

dibandingkan dengan prinsipal. Tambahan informasiyang mungkin dimiliki

oleh agen disebut dengan informasi pribadi.

Page 27: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Perbedaan preferensi antara prinsipal dan agen, dan informasi

pribadi agen, dapat menyebabkan agen tersebut salah menyajikan informasi

kepada prinsipal. Salah penyajian ini adalah sedemikian rupa sifatnya

sehingga istilah bahaya moral telah diberikan atas situasi di mana seorang

agen yang dikendalikan termotivasi untuk salah menyajikan informasi

karena sifat sistem pengendalian (Anthony dan Govindarajan, 2005: 269-

270).

2.1.2 Stakeholder Theory

Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang

memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi,

bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Dengan

demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti:

pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan

internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga

pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan, kaum minoritas dan lain

sebagainya yang keberadaanya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi

perusahaan. Batasan stakeholder tersebut di atas mengisyaratkan bahwa

perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena mereka adalah

pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung mapun

tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan

perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak

mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi

Page 28: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

stakeholder. Berdasar pada asumsi dasar stakeholder theory tersebut,

perusahaan tidak dapat melepaskan diri dengan lingkungan sosial (social

setting) sekitarnya. Perusahaan perlu menjaga legitimasi stakeholder serta

mendudukannya dalam kerangka kebijakan dan pengambilan keputusan,

sehingga dapat mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan, yaitu

stabilitas usaha dan jaminan going concern (Nor Hadi, 2011: 94-95). Esensi

teori stakeholder tersebut di atas jika ditarik interkoneksi dengan teori

legitimasi yang mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya mengurangi

expectation gap dengan masyarakat (publik) sekitar guna meningkatkan

legitimasi (pengakuan) masyarakat, ternyata terdapat benang merah. Untuk

itu, perusahaan hendaknya menjaga reputasinya yaitu dengan menggeser

pola orientasi (tujuan) yang semula semata-mata diukur dengan economic

measurement yang cenderung shareholder (para pemilik) orientation, ke

arah memperhitungkan faktor social (social factors) sebagai wujud

kepedulian dan keberpihakan terhadap masalah sosial kemasyarakatan

(stakeholder orientation).

2.1.3 Efficient Market

Pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang

diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.

Informasi yang tersedia meliputi informasi masa lalu, informasi saat ini,

serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang bisa

mempengaruhi perubahan harga.

Page 29: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Jika pasar efisien dan semua informasi bisa didapatkan dengan mudah

dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak yang ada di pasar, maka

harga yang terbentuk adalah harga keseimbangan. Semua informasi yang

masuk ke pasar akan langsung tercermin pada harga pasar saham yang baru,

sehingga tidak seorangpun investor yang memperoleh abnormal return.

Oleh karena itu, aspek penting dalam menilai efisiensi pasar adalah seberapa

cepat suatu informasi baru diserap oleh pasar yang tercermin dalam

penyesuaian menuju harga keseimbangan yang baru.

Soewardjono (2005) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien

kedalam tiga bentuk efisiensi, yaitu:

1) Efisien dalam bentuk lemah (weak form). Pasar efisien dalam bentuk

lemah jika harga sekuritas merefleksikan secara penuh informasi harga dan

volume sekuritas masa lalu (yang biasanya tersedia secara publik). Pelaku

pasar masih dimungkinkan untuk memperoleh return abnormal dengan

memanfaatkan informasi selain data pasar.

2) Efisien dalam bentuk setengah kuat (semistrong form). Dikatakan pasar

efisien bentuk semi-kuat jika harga sekuritas merefleksikan secara penuh

semua informasi yang tersedia secara publik termasuk data statement

keuangan, karena semua pelaku pasar memperoleh semua akses yang sama

terhadap informasi publik, strategi informasi yang mengandalkan statement

keuangan publikasi tidak akan mampu menghasilkan return abnormal

secara terus-menerus.

Page 30: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

3) Efisien dalam bentuk kuat (strong form), pasar efisien dalam bentuk kuat,

semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan, sudah

tercermin dalam harga sekuritas saat ini.

2.2 Kajian Literatur

2.2.1 Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Salah satu sumber dana eksternal yang utama selain supplier yang

memberikan kredit jangka pendek ataupun jangka panjang dan kredit

investasi bank. Oleh karena itu, pasar modal dapat dijadikan wahana

penting diluar perbankan yang menyediakan fasilitas untuk memindahkan

dana dari lender ke borrower dan menyediakan dana bagi dunia usaha

melalui penjualan instrumen-instrumen keuangan jangka panjang yang

diperdagangkan di pasar modal. Menurut Suad Husnan (2004:3)

mendefinisikan bahwa pasar modal yaitu :

“Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi

instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual

belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

diterbitkan pemerintah, public aothorities, maupun perusahaan swasta.“

Berdasarkan definisi di atas, disebutkan bahwa di pasar modal

diperdagangkan berbagai komoditas modal sebagai instrument jangka

panjang. Komoditas modal tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu

modal hutang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah surat berharga yang

bersifat penyertaan atau ekuitas seperti saham, waran, dan right.

Sedangkan modal hutang adalah surat berharga yang bersifat hutang atau

Page 31: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

sering juga disebut sebagai surat berharga pendapatan tetap (fixed income)

seperti obligasi dan obligasi konversi.

Lebih luas lagi, Jogiyanto Hartono (2008:3) mendefinisikan tiga

istilah yang berkaitan dengan pasar modal yaitu pasar, modal, dan pasar

modal yaitu sebagai berikut:

“Pasar adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli)

dapat menegosiasikan pertukaran suatu komoditas atau kelompok

komoditas. Modal adalah suatu yang digunakan oleh perusahaan sebagai

sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan pasar

modal merupakan suatu situasi dimana para pemjual dan pembeli dapat

melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau kelompok

komoditas dan komoditas yang dipertukarkan disini adalah modal”.

Sedangkan menurut Rusdin (2008:1) definisi capital market atau

pasar modal dalam pengertian luas dan pengertian khusus adalah sebagai

berikut:

“Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan

efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

efek. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara investor dengan

perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen

keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.”

Berdasarkan kedua teori diatas, terlihat bahwa pasar modal

layaknya pasar tradisional yang mempertemukan pihak kelebihan dana

(pembeli efek) dengan pihak yang kekurangan dana (penerbit efek) yang

terhimpun dalam wadah jual beli instrumen pasar modal hingga

terbentuknya permintaan dan penawaran atas efek.

Sedangkan menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 2003,

pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu :

Page 32: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

“Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

efek,perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

Berdasarkan UUPM tersebut, pengertian pasar modal lebih

mengacu pada kegiatan yang terjadi dipasar modal. Dimana, pasar modal

berkaitan dengan kegiatan:

1. Penawaran umum dan perdagangan efek. Penawaran umum atau sering

juga disebut sebagai go publik adalah kegiatan penawaran saham atau

efek lainnya dipasar perdana untuk dijual kepada masyarakat oleh

emiten berdasarkan UUPM. Sedangkan perdagangan efek adalah

kegiatan jual beli efek yang terjadi dipasar sekunder.

2. Perusahan publik dengan efek yang diterbitkannya. Perusahaan publik

adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya

300 pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya

Rp.3 Milyar. Selain perusahaan memiliki kriteria tersebut, maka selama

itu juga perusahaan itu wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan dibidang

pasar modal yang mengatur perusahaan publk.

3. Lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Lembaga tersebut

diantaranya akunatan, konsultan hukum, penilai, dan notaris. Pasar

modal telah menetapkan sangsi atas berbagai pelanggaran dipasar

modal bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dipasar modal

termasuk lembaga-lembaga profesi yang berkaitan dengan efek

tersebut.

Page 33: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Dari berbagai definisi yang telah diuraikan diatas, maka terdapat

berbagai karakteristik dari pasar modal, yaitu:

a. Sebagai jembatan perdagangan antara dua pihak, yaitu pihak yang

menegluarkan dana (investor/Leender), dan pihak yang membutuhkan

dana (Emiten/borrower).

b. Komoditas yang diperdagangkan adalah komoditas modal.

c. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panajng) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.

d. Pasar yang menggunakan sistem terorganisir dengan melalui jasa para

komissioner, underwriter dan pialang.

e. Alternative investasi yang memberikan potensi keuntungan

2. Instrumen Keuangan yang di Pasarkan di Pasar Modal

Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument

keuangan jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik dalam bentuk

utang maupun modal sendiri. Bentuk dari instrument keuanagn tersebut

dinamakan dengan surat berharga. Surat berharga atau sering juga disebut

sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu

pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek

atau kekayaan organisai yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai

kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.

Menurut Jogiyanto Hartono (2008:98) mendefnisiskan instrumen pasar

modal adalah sebagai berikut :

Page 34: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

“Instrumen pasar modal pada prisipnya adalah semua surat-surat berharga

(efek) yang umum diperjualbelikan pasar modal diantaranya adalah saham

biasa, saham preferent, obligasi, obligasi konversi, right insue, dan

waran”.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelakan instrument pasar

modal sebagai berikut:

1. Saham Biasa dianatara surat-surat berharga yang diperdagangkan dipasar

modal, saham biasa (Common stock) adalah yang paling dikenal

masyarakat. Diantara emiten yang menerbitkan surat berharga, saham

biasa juga merupakan sekuritas yang paling banyak digunakan untuk

menarik dana dari masyarakat. Secara sederhana, saham biasa adalah bukti

tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar

kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik

perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Devidend yang diterima

dalam pemilikan saham biasa ini jumlahnya tidak tetap, dan pemilik saham

biasa mempunyai hak memilih (vote) dalam rapat umum pemegang saham

(RUPS).

2. Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividend dalam

jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak dalam rapat

umum pemegang saham (RUPS).

3. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara

pemberi pinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman

(emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan

Page 35: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman sebagai kreditor

kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.

4. Obligasi Konversi (Convertible Bonds) adalah obligasi yang dapat

dikonversikan (ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau

sesudahnya.

5. Right Issue adalah Alat investasi ini merupakan produk turunan dari

saham. Right issue merupakan pemberian hak kepada para pemegang

saham untuk membeli saham baru dari perusahaan dengan harga tertentu

dan dalam batas waktu tertentu. Kebijakan Right issue ini merupakan

upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah

modal perusahaan.

6. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang

sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga

lain, misalnya obligasi atau saham.

3. Lembaga-Lembaga yang Berkaitan dengan Pasar Modal

Berbagai lembaga penunjang pasar modal diperlukan agar informasi yang

dipergunakan oleh para pemodal untuk mengambil keputusan bisa diandalkan,

dan transaksi dapat diselesaikan secara cepat dan murah.

Menurut Suad Husnan (2002:9) menyatakan bahwa:

“Lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pasar modal tersebut

diantaranya BAPEPAM, Bursa efek, Akuntan publik, Underwriter, Wali

amanat, notaris, konsultan hukum dan lembaga klearing”

Page 36: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan lembaga-lembaga yang

berkaitan dengan pasar modal sebagai berikut:

a. BAPEPAM

Lembaga ini merupakan lembaga yang di bentuk pemerintah untuk

mengawasi pasar modal Indonesia. BAPEPAM merupakan singkatan dari

badan pengawas pasar modal, setelah sebelumnya singkatan dari badan

pelaksana pasar modal. Perubahan terjadi pada akhir tahun 1990.

perusahaan-perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas, baik saham

maupun obligasi, harus mendapat izin dari BAPEPAM. Fungsi yang harus

dilakukan oleh BAPEPAM adalah fungsi pengawasan.

b. Bursa Efek

Bursa efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

perdagangan sekuritas. Di Indonesia terdapat bursa efek yaitu Bursa Efek

Indonesia (BEI), dibursa itulah bertemu pembeli dan penjual skuritas.

c. Akuntan Publik

Peran akuntan publik yang pertama adalah memeriksa laporan keuangan dan

memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Dipasar modal dituntut

pendapat wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan dari perusahaan

yang menerbitkan atau yang telah mendaftar dibursa. Pendapat wajar tanpa

syarat berarti laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Prisip-Prinsip

Akunatansi Indonesia (PAI) tanpa suatu catatan atau kekurangan.

Page 37: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

d. Underwriter

Perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas dibursa (perusahaan tersebut

disebut sebagai emiten) tentu ingin agar sekuritas yang dijualnya laku

semua, sehingga dana yang diperlukan bisa diperoleh. Untuk menjamin agar

penerbitan (emisi) sekuritas yang pertama kali tersebut (dikatakan dilakukan

dipasar perdana) terjual semua, emiten akan meminta underwriter

memberikan jaminan Fullcomitmen, maka semua sekuritas dijamin akan

terjual semua. Kalau tidak terjual, underwriter itulah yang akan membeli

sisanya. Karena underwriter menangung resiko harus membeli sekuritas

yang tidak terjual, mereka cenderung berupaya untuk bernegosiasi dengan

calon emiten agar sekuritas yang ditawarkan tidak terlalu mahal harganya.

Disamping itu mereka juga memperoleh imbalan (dalam bentuk fee) dari

emiten.

e. Wali amanat (trustee)

Jasa wali amanat diperlukan untuk penerbitan obligasi, wali amanat

mewakili kepentingan pembeli obligasi pada dasarnya adalah kreditor dan

kredit yang diberikan tidak dijamin dengan tanggungan apapun. Untuk

meminimumkan agar kredit tersebut tidak macet berarti bahwa obligasi

yang dibeli tidak dilunasi oleh perusahaan yang menerbitkan, maka ada

pihak yang mewakili para pembeli obligasi dalam melakukan semacam

penilaian terhadap perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Wali amanat

inilah yanga melakukan penilaian terhadap keamanan obligasi yang dibeli

oleh para pemodal.

Page 38: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

f. Notaris

Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara rapat pemegang saham

(RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan - keputusan RUPS.

Bagaimanapun juga keputusan - keputusan untuk menjual sekuritas kepasar

modal merupakan peristiwa yang penting dan karenanya perlu memperoleh

persetujuan dari para pemegang saham. Disamping itu notaris juga perlu

meneliti keabsahan penyelenggaraan RUPS tersebut.

g. Konsultan Hukum

Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang

menerbitkan sekuritas dipasar modal ternyata terlibat persengketaan hukum

dengan pihak lain. Juga ke absahan dokumen-dokumen perusahaan perlu

diperiksa oleh konsultan hukum tersebut.

h. Lembaga Kliring

Sekuritas-sekuritas akan disimpan oleh suatu lembaga dan lembaga tersebut

bertugas untuk mengatur arus sekuritas tersebut. Kegiatan lembaga ini mirip

dengan kegiatan Bank Indonesia yang penyelenggarakan kliring uang giral.

Sedangkan menurut I Putu Gede Aris Suta (2003:85) menyatakan

mengenai lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pasar modal yaitu :

“Terdapat dua lembaga pendukung terselenggaranya kegiatan sistem pasar

modal yaitu Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP), dan Lembaga

Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP)”.

Page 39: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Definisi tersebut menyebutkan bahwa terselenggaranya kegiatan pasar

modal didukung oleh dua lembaga yaitu:

1. Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP)

LKP adalah salah satu pendukung terselenggaranya kegiatan sistem pasar

modal secara lengkap, yang menyelenggarakan jasa kliring dan

penjaminan penyelesaian transaksi bursa.

2. Lembaga Penyampaian dan Penyelesaian (LPP)

Adalah lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan

kustodian sentral (Tempat penyimpanan terpusat) bagi bank custodian,

perusahaan efek dan pihak lain. Bank kustodian itu sendiri merupakan

bank yang bertindak sebagai tempat penitipan uang, surat berharga

maupun barang-barang berharga.

4. Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal

Pada dasarnya, kegiatan perdagangan efek tidak berbeda dengan

kegiatan pasar pada umumnya yang melibatkan pembeli dan penjual.

Dipasar modal, pihak-pihak yang terlibat tersebut dikenal dengan istilah

emiten dan investor. Menurut Undang-Undang Pasar Modal pasal 1 angka 6:

”Istilah emiten mengacu kepada kegiatan yang dilakukan perusahaan yang

menjual bebagai sahamnya kepada masyarakat investor melalui penawaran

umum (pasar perdana). Saham yang telah dijual kepada investor tersebut

akan diperjualbelikan kembali antara investor melalui bursa efek (pasar

sekunder)”.

Page 40: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa istilah

emiten ialah perusahaan yang memperoleh dana lewat pasar modal dengan

cara menerbitkan saham atau efek lainnya ke publik.

Berdasarkan pernyataan UUPM tersebut, perdagangan saham

dipasar modal dilakukan melalui dua jenis pasar yaitu pasar perdana dan

pasar sekunder. Lebih spesifik mengenai pasar perdana dan pasar sekunder

dikatakan oleh para ahli antara lain:

Menurut Dahlan Siaman (2002:371) mendefinisikan Pasar perdana

adalah sebagai berikut:

“Pasar perdana adalah penawaran efek secara langsung oleh emiten kepada

investor tanpa melalui bursa efek. Pemasaran efek dilakukan berdasarkan

perjanjian emisi efek. Harga efek yang ditawarkan dipasar perdana tidak

berpluktuasi. Setelah selesai masa penawaran dipasar perdana efek tersebut

akan diperdagangkan secara terus menerus dan harganya juga akan

berfluktuasi. Transaksi jual beli efek di bursa efek tersebut pasar sekunder”.

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pasar

pedana merupakan pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk

pertamakalinya, sebelum dicatatkan di Bursa efek. Disini, saham dan efek

lainnya untuk pertama kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak

Penjamin Emisi (Underwriter) melalui perantara pedagang efek (Broker)

yang bertindak sebagai agen penjual saham. Proses ini biasa disebut dengan

penawaran umum perdana (Initial Publik offering/IPO). Setelah selesai

masa penawaran dipasar perdana efek tersebut akan diperdagangkan secara

Page 41: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

terus menerus dan harganya juga akan berfluktuasi. Transaksi jual beli efek

di bursa efek tersebut pasar sekunder.

Menurut Jogiyanto Hartono (2008:56), pengertian pasar sekunder

adalah sebagai berikut:

”Pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan

di Bursa efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan

kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di

bursa setelah terlaksananya penewaran perdana”

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pasar sekunder

merupakan tempat terjadi proses jual beli efek setelah melakukan

mekanisme perdagangan dipasar perdana. Dipasar sekunder efek-efek dapat

diperdagangkan dari satu investor ke investor lainnya.

Di bawah ini di uraikan lebih rinci mengenai mekanisme

perdagangan efek dipasar perdana dan pasar sekunder.

A. Pasar Perdana

Bagi perusahaan yang akan melakukan penawaran publik di

Indonesia, pada dasarnya dilakukan melalui dua prosedur. Pertama

perusahaan (emiten) tersebut dengan bantuan professional dan lemabaga

pendukung pasar modal akan menyiapkan berbagai dokumentasi serta

persyaratan yang diperluka untuk go publik. Salah satu professional

pendukung pasar modal yang memegang peranan penting adalah

Underwriter. Underwriter atau penjamin emisi membantu perusahaan

dalam proses go publik, mulai dari menentukan harga perdana hingga

Page 42: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

memasarkan efek yang ditawarkan kepada calon investor. Professional dan

lembaga-lembaga lain yang terkait dengan penawaran publik antara lain

adalah akuntan publik, notaris, dan konsultan hukum. Setelah semua

dokumen lengkap, maka emiten akan menyerahkan pernyataan pendaftaran

kepada badan pengawas pasar modal (BAPEPAM). Laporan registrasi

antara lain berisikan informasi keuangan dan informasi lainnya mengenai

emiten, beserta prosfektus yang memberikan informasi mengenai

penawaran publik kepada calon pembeli. BAPEPAM akan memepelajari

dokumen yang diserahkan dan akan mengevaluasi aplikasi dari tiga aspek:

1. Kelengkapan dokumen

2. Kejelasan dan kecukupan informasi

3. Pengungkapan aspek manajemen, keuangan, akuntansi, dan legal

Setelah dokumentasi diangagap layak maka pernyataan pendaftaran

diangagap efektif yang berarti emiten dapat melakukan penawaran publik.

Untuk memastikan tidak terjadi keterlambatan pemrosesan, jika dalam

waktu 30 hari BAPEPAM belum memberikan tanggapan, maka secara

otomatis pernyataan pendaftaran dianggap berlaku. Setelah itu emiten

dengan bantuan lembaga dan profesional pendukung akan melakukan

penawaran publik dipasar perdana.

B. Pasar Sekunder

Setelah efek dijual diapsar perdana, maka suatu mekanisme harus

tersedia dimana investor dapat memperdagangkan efek tersebut. Pasar

sekunder dalam hal ini memungkinkan investor untuk memperdagangkan

Page 43: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

efek mereka. Jika seorang ingin menjual atau membeli efek, mereka tidak

dapat langsung membeli atau menjual efek langsung dilantai bursa,

melainkan harus melalui anggota bursa yang bertindak sebagai pembeli dan

penjual. Aktivitas jual dan beli saham dilantai bursa dilakukan perusahaan

pialang melalui orang yang ditunjuk sebagai Wakil Perantara Perdagangan

Efek (WPPE). Diperusahaan pialang tesebut, calon investor akan diminta

untuk membuka dua macam rekening. Rekening yang satu diperuntukan

bagi efek yang dimiliki (yang dijual atau dibeli) oleh calon investor tersebut.

Sedangkan rekening yang kedua untuk menyimpan uang yang dapat dipakai

membeli ataupun menerima uang dari hasil penjualan efek. Setelah proses

perdagangan selesai, maka proses penyelesaian transaksi akan dilakukan

oleh kedua lembaga peneyelesaian transaksi yaitu Lembaga Kliring dan

Penjamin (LKP) dan Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP).

5. Peranan dan Manfaat Pasar Modal

Selama dasawarsa terakhir, pasar modal mulai menunjukan peranan

penting dalam mobilitas dana untuk menunjang pembangunan nasional.

Akses dana dari pasar modal telah mengundang banyak perusahaan nasional

untuk menyerap dana masyarakat tersebut dengan tujuan beragam.

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2002: 2),

mengenai peranan dan manfaat keberadaan pasar modal, yaitu:

“Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi

ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi

Page 44: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan

antara pihak investor dan pihak issuer. Pasar modal juga dikatakan

memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan

dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai

dengan karakteristik investasi yang dipilih”.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pasar modal memiliki peranan sebagai berikut:

1. Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi. Dalam hal ini, pasar modal

menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua

kepentingan yaitu pihak yeng memiliki kelebihan dana (Investor) dan

pihak yang memelukan dana (Issuer). Dengan adanya pasar modal

maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan

dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan

pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana

tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu dana dari

operasi perusahaan.

2. Pasar modal memiliki fungsi keuangan. Dalam hal ini perusahaan

menyediakan dana yang diperlukan oleh para investor dan issuer tanpa

harus adanya keterlibatan secara langsung pihak–pihak tersebut dalam

kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

Disamping itu, keberadaan pasar modal pun memiliki beberapa manfaat,

di antaranya:

1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

Page 45: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan

upaya diversifikasi.

3. Merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta

menunjang perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan.

4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat

menengah.

5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesional, menciptakan

iklim perusahaan yang sehat.

6. menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan

mempunyai prospek.

8. Alternatif investasi memberikan potensi keuangan dengan resiko yang

bias diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan difersifikasi

investasi.

9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses

kontrol sosial.

10. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong

pemanfaatan manajemen profesional.

2.2.2 Abnormal Return

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham.

Konsep return yang dipakai dalam penelitian ini adalah abnormal return

atau keuntungan di atas normal, adalah selisih antara tingkat keuntungan

Page 46: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau selisih antara

actual return dengan expected return (Scott, 2009). Return juga dapat

diartikan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return

realisasi (yang sudah terjadi) atau return ekspektasi (yang belum terjadi) tetapi

diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return realisasi (realized

return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung

berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai

salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna

sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko dimasa

yang akan datang. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang

diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.

Abnormal return adalah return yang didapat investor yang tidak sesuai

dengan pengharapan. Abnormal return adalah selisih antara return yang

diharapkan (return ekspektasian) dengan return yang didapat. Selisih return

akan positif jika return yang didapat lebih besar dari return yang diharapkan

atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang

didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung.

Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian-kejadian tertentu,

misalnya hari libur nasional, awal bulan, awal tahun, suasana politik yang

tidak menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, stock split, penawaran

perdana saham, dan lain-lain.

Return sebenarnya merupakan return yang terjadi pada waktu t (tanggal

transaksi) yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya

Page 47: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

secara relatif, sedangkan return yang diharapkan harus diestimasikan. Untuk

mengestimasikan return yang diharapkan dapat digunakan model :

1. Mean adjusted model

Model sesuai rata-rata (Mean adjusted model) ini menganggap bahwa

return ekspektasian (return yang diharapkan) bernilai konstan yang sama

dengan rata-rata return sebenarnya sebelumnya selama periode estimasi

(estimation period).

2. Market model

Perhitungan return yang diharapkan dengan model pasar (market model)

ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu membentuk model yang

diharapkan dengan menggunakan data yang sebenarnya selama periode

estimasi, dan menggunakan model yang diharapkan ini untuk

mengestimasi return yang diharapkan di periode jendela. Model ini dapat

dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square).

3. Market adjusted model

Model sesuai pasar (market adjusted model) menganggap bahwa

penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah

return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan model ini tidak, maka

tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model

estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan

retun indeks pasar (Hartono, 2009).

Adapun abnormal return merupakan selisih dari realized return dan

expected return. Abnormal Return dihitung dengan menggunakan model

Page 48: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

market adjusted return. Adapun langkah-langkah perhitungan abnormal

return yaitu :

a. Menentukan actual return atau realized return

Realized return yaitu return sesungguhnya yang terjadi (Jogiyanto,

2009:200), dihitung dengan menggunakan persamaan :

Keterangan :

Ri,t = Return saham tahunan

Pt = Harga penutupan saham pada tahun ke t

Pt-1 = Harga penutupan saham pada tahun ke t-1

b. Menentukan expected return

Expected return merupakan return yang diharapkan oleh investor

ketika menanamkan sahamnya. Persamaannya yaitu :

Keterangan :

E[Ri,t] = Expected return tahunan pada periode peristiwa ke-t

IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode peristiwa ke t

IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode peristiwa ke t-1

c. Menentukan abnormal returnn

Pt – Pt-1

Ri,t =

Pt-1

IHSGt – IHSGt-1

E[Ri,t] =

IHSGt-1

ARi,t = Ri,t – RMt

Page 49: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Keterangan :

ARi,t = Abnormal return suatu saham i pada periode ke-t

Ri,t = Aktual return saham i pada periode ke-t

RMt = Rata-rata return di pasar beberapa periode

2.2.3 Corporate Social Responsibility (CSR)

Konsep CSR mulai dikenal sejak awal 1970-an, yang secara umum

diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan

dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan

masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk kontribusi

dalam pembangunan secara berkelanjutan. Pemikiran yang melandasi

adanya Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan) ini adalah bahwa perusahaan tidak hanya memiliki tanggung

jawab kepada para pemegang saham (shareholder), tetapi juga memiliki

tanggung jawab kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder).

Pihak-pihak yang berkepentingan dalam sebuah perusahaan adalah

pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, supplier dan juga

competitor (Laras dan Basuki, 2012).

CSR dapat dilihat melalui dua sudut pandang, antara lain corporate

social responsibility berdasarkan teori serta corporate social responsibility

berdasarkan kenyataannya yang terjadi (Syafrudin, 2010). CSR kini juga

berpijak pada triple bottom line tidak hanya pada single bottom line saja

antara lain lingkungan, sosial, dan keuangan, (Daniri, 2008) dikutip dalam

Page 50: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Machmud dan Djakman (2008). Tuntutan ini muncul karena

berkembangnya keinginan perusahaan yang mengharapkan perusahaan yang

berkelanjutan (sustainable). Dengan berkembangnya nilai perusahaan

diharapkan perusahaan akan mendapatkan laba untuk jangka panjang.

Penerapan Corporate Social Responsibility merupakan salah satu

faktor yang dapat menarik minat pemegang saham untuk berinvestasi. Para

investor lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang

menerapkan program CSR sebagai kegiatan usahanya. Hal ini didukung

oleh penelitian Pfleiger, et al. (2005) yang menunjukkan bahwa usaha-usaha

pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan beberapa

keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan

stakeholder terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan akibat

pengelolaan lingkungan yang bertanggungjawab. Secara matematis

corporate social responsibility (CSR) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Adapun kertas kerja untuk indikator penilaian setiap item yang

diungkapkan seperti yang tertera pada lampiran.

2.2.4 Return On Asset

Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit

CSRDI = Jumlah item informasi CSR yang diungkapkan

79 item informasi CSR versi GRI 3.0

Page 51: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

(Ulupui, 2006). Salah satu alternatif apakah informasi laporan keuangan

yang dihasilkan bermanfaat memprediksi harga atau return saham dipasar

modal, termasuk kondisi keuangan perusahaan di masa depan adalah rasio

keuangan. Untuk menguji kemampuan prediksi informasi akuntansi dalam

memprediksi return saham dapat menggunakan rasio keuangan yang

tercermin, karena dengan informasi yang tercermin dalam laporan

keuangan. Kita dapat menilai kinerja perusahaan dalam mengelola

bisnisnya. Informasi akuntansi dalam bentuk rasio keuangan memiliki

kemampuan prediksi ketika diasosiasi dengan return. Oleh karena itu

dengan memprediksi manfaat informasi akuntansi dalam memprediksi

return saham yang dihubungkan dengan karakteristik industri tertentu dapat

memberikan acuan bagi investasi dalam membuat keputusan bisnis.

Salah satu rasio yang digunakan adalah rasio Profitabilitas. Rasio ini

mengukur seberapa kemampuan perusahaan memperoleh laba atau

keuntungan (profitabilitas), baik hubungannya dengan penjualan, asset

maupun laba bagi modal sendiri (Hanafi dan Halim,2003:83). Profitabilitas

untuk kelangsungan hidup perusahaan. Suatu perusahaan haruslah dalam

keadaan yang menguntungkan. Pada penelitian ini profitabilitas diukur

dengan salah satu rasio keuangan yaitu return on asset (ROA).

Return on asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba berdasarkan tingkat aset yang tertentu (Hanafi dan

Halim,2003:84). Prastowo & Juliaty (2002:86) Return on asset adalah

kemampuan perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba.

Page 52: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang dilakukan oleh

perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset yang berarti

efesiensi manajemen (Hanafi dan Halim,2003:85). Penilaian return on asset

(ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut :

Return On Asset (ROA) = Laba bersih

Total aktiva

2.2.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan

ke dalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan besar, sedang dan

kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk

mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total aset

perusahaan (Suwito dan Herawaty, 2005)

Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total

aktiva perusahaan pada akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan

untuk mengukur besarnya perusahaan, karena biaya-biaya yang mengikuti

penjualan cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat penjualan

yang tinggi cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mengurangi laba

(Sidharta, 2000).

Penelitian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak ukur asset,

karena total aset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat

Page 53: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam logaritma natural

(Ghozali,2007); sehingga ukuran perusahaaan juga dapat dihitung dengan :

Size = Ln Total Assets

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan.

Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan.

Penentuan skala besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan

total penjualan, total asset, rata-rata tingkat penjualan (Seftianne, 2011).

Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan

dibanding perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang pertama

adalah ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan

memperoleh dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan

kekuatan tawar-menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan. Dan

ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat

perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba

(Sawir,2004).

Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk

tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan

lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh

jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil

daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita

kerugian (Brigham dan Houston, 2001).

Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas

untukmendapat sumber pendanaan dari luar, sehingga untuk memperoleh

Page 54: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

pinjaman akan menjadi lebih mudah karena dikatakan bahwa perusahaan

dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan

persaingan atau bertahan dalam industri (Lisa dan jogi, 2013).

Perusahaan besar yang sudah well - established akan lebih mudah

memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil,

karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki

fleksibilitas yang lebih besar pula (Sartono,2010:249)

Menurut Setiyadi (2007) Ukuran perusahaan yang biasa dipakai

untuk menentukan tingkatan perusahaan adalah:

1. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer yang

terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu.

6. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada

suatu periode tertentu.

7. Total utang, merupakan jumlah utang perusahaan pada periode tertentu.

8. Total asset, merupakan keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan pada

saat tertentu.

2.2.6 Leverage

Leverage timbul karena perusahaan dalam operasinya menggunakan

aktiva dan sumber dana yang menimbulkan beban tetap, yang berupa biaya

penyusutan dari aktiva tetap, dan biaya bunga dari hutang. Warsono (2003:204)

menyebutkan leverage adalah setiap penggunaan asset dan dana yang

membawa konsekuensi biaya dan beban tetap. Jika perusahaan menggunakan

sumber pembiayaan dari luar (modal asing) maka beban tetap yang ditanggung

Page 55: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

adalah bunga pinjaman, sedangkan apabila perusahaan menggunakan mesin-

mesin maka beban tetapnya berupa biaya penyusutan mesin-mesin (depresiasi),

dan jika perusahaan menyewa suatu aktiva tetap kepada pihak lain, maka

konsekuensinya yaitu harus membayar biaya tetap berupa biaya sewa.

Berdasarkan pengertian tersebut maka beban tetap yang ditanggung oleh

perusahaan tergantung jenis sumber dana dan aset yang digunakan.

Menurut Martono dan Harjito (2005:295), dikenal dua macam

leverage dalam suatu perusahaan, yaitu leverage operasi (operating leverage)

dan leverage keuangan (financial leverage). Penggunaan kedua leverage ini

dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar

daripada biaya aset dan sumber dananya. Dengan demikian penggunaan

leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Selain itu

Warsono (2003:204) menambahkan bahwa tujuan perusahaan menggunakan

leverage adalah untuk meningkatkan hasil pengembalian (return) bagi para

pemegang saham biasa (pemilik) perusahaan.

Dampak dari penggunaan leverage dijelaskan oleh Syamsuddin

(2004:89) sebagai berikut:

Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa

tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan

semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan

memperbesar jumlah return yang diperoleh.

Menurut Warsono (2003:204), dengan adanya harapan terhadap

peningkatan pengembalian sebagai dampak atas penggunaan asset maupun

dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap, maka kenaikan

leverage juga akan meningkatkan risiko atau arus pendapatan bagi pemegang

Page 56: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

saham biasa. Risiko tersebut berupa ketidakpastian dalam hubungannya dengan

kemampuan perusahaan membayar kewajiban tetapnya. Risiko yang tinggi

menyebabkan harga saham menjadi rendah, sedangkan hasil pengembalian

yang lebih tinggi akan menyebabkan harga saham menjadi lebih tinggi, dengan

asumsi faktor-faktor lain tidak berubah.

Financial Leverage

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya tentu memerlukan dana yang

cukup agar kegiatan operasionalnya dapat berjalan dengan lancar. Suatu

perusahaan dikatakan menggunakan financial leverage jika ia membelanjai

sebagian dari aktivanya dengan menggunakan sekuritas yangmenimbulkan

beban tetap atasnya, misalnya hutang pada bank, menerbitkan obligasi maupun

saham preferen (Atmaja, 2008:236). Penggunaan dana dengan beban tetap

(financial leverage) tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan baik

bagi perusahaan maupun para pemegang saham.

Penggunaan financial leverage yang semakin besar membawa

dampak positif bila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut

lebih besar daripada beban keuangan yang dikeluarkan, sedangkan dampak

negatif dari penggunaan financial leverage yang semakin besar akan

menyebabkan beban yang ditanggung perusahaan yaitu beban tetap atau

beban bunga menjadi semakin besar pula. Hal tersebut diungkapkan oleh

Riyanto (2001:375) sebagai berikut:

Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan

menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage)

atau efek positif kalau pendapatan yang diterima dari penggunaan dana

tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana tersebut.

Page 57: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Berdasarkan hal tersebut tentunya perusahaan berharap dana dengan

beban tetap yang digunakan dapat menghasilkan leverage yang

menguntungkan, yang berarti bahwa pendapatan yang diterima dari

penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetapnya.

Leverage merupakan kegiatan pendanaan perusahaan melalui utang.

Rasio ini diukur dengan membandingkan antara total utang terhadap total

aset dan dihitung dengan cara sebagai berikut (Naimah, 2008; Almilia dan

Sulistyowati, 2007):

Leverage = Total Hutang

Total Asset

2.2.7 Laba Akuntansi

Laba adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode.

Laba akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang

direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang

berkaitan dengan pendapatan tersebut. Informasi laba sering dilaporkan

dalam penerbitan laporan keuangan dan digunakan secara luas oleh

pemegang saham dan penanam modal potensial dalam mengevaluasi

kemampuan perusahaan. Laba dipakai untuk mengukur efisiensi suatu

perusahaan dalam penggunaan sumbe daya ekonomi perusahaan. Ukuran

efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan laba periode berjalan

dengan laba periode sebelumnya atau dengan perusahaan lain dengan

industri yang sama. Hingga saat ini banyak yang memandang laporan laba

rugi akuntansi sebagai informasi terbaik dalam menilai prospek arus kas

Page 58: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

dimasa depan. Oleh karena itu kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh

manajemen menjadi pusat perhatian pihak eksternal perusahaan. Laba

akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau

tidak mengandung gangguan persepsi dan dapat mencerminkan kinerja

keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga semakin besar

gangguan persepsi yang terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin

rendah kualitas laba akuntansi tersebut. Adapun rumus untuk

perhitungannya, adalah sebagi berikut :

Laba Akuntansi = Laba Akuntansi

Jumlah Lembar Saham Biasa yang Beredar

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang meneliti faktor yang berpengaruh terhadap Abnormal

Return maupun Corporate Social Responsibility sudah cukup banyak, akan

tetapi variabel yang diteliti ada yang menunjukkan hasil yang berbeda.

Tabel 2.1

Matriks Ringakasan Penelitian AR dan CSR

No.

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Berpengaruh

AR

Berpengaruh

CSR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan AR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan

CSR

1. Return On

Asset

Raissa dan

Asri (2014);

Thomas &

Atim (2012);

Rio Malintan

& Tuban

(2012); Ulupui

(2007);

Gusti Ayu Dyah

dan Ida Bagus

(2014); Lilis,

Prasetyono &

Anis Wulandari

(2014); Amalia,

Arfan & Shabri

(2014);

Theodora

Budialim

(2013);

Puji rahayu dan

Indah (2015);

Rafika dan

Yulius (2014);

Heni Triastuti

(2013);

Marzully dan

Denies (2012);

Rita, Bambang

Page 59: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

No.

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Berpengaruh

AR

Berpengaruh

CSR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan AR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan

CSR

Martina (2010); dan Eko (2008)

2. Ukuran

Perusahaan

Agustina &

Kianto (2012);

Sugiarto

(2011);

Widya Hastuti

(2014); Gusti

Ayu Dyah dan

Ida

Bagus(2014);

MariaWijaya

(2012);

Marzully dan

Denies (2012);

Jayanti` dan

Sudarno (2010)

Heni Triastuti

(2013);

Theodora

Martina

(2010); Rita,

Bambang &

Eko (2008);

3. Leverage

(Debt to

Equity Ratio)

Ulupui (2007); Marzully dan

Denies (2012);

Jayanti dan

Sudarno (2010)

Budialim

(2013);

Sugiarto

(2011);

Rafika dan

Yulius (2014);

Maria Wijaya

(2012);

Theodora

Martina

(2010);

4. Earning Per

Share

Thomas &

Atim (2012);

Jayanti dan

Sudarno (2010);

Budialim

(2013);

Tabel 2.2

Matriks Ringakasan Penelitian AR

No.

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Berpengaruh

AR

Ber-

pengaruh

CSR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan

AR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan

CSR 1. Price Earning

Ratio

Rio Malintan &

Tuban (2012)

2. Laba Akuntansi Amalia, Arfan &

Shabri (2014);

Kurnia Adi & Ida

Bagus (2013);

Lydia & Ferlysia

(2012); Azilia &

Yulius (2012)

Lanjutan

Page 60: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

No.

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Berpengaruh

AR

Ber-

pengaruh

CSR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan

AR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan

CSR 3. Return On

Equity

Faridah, dkk (2013) Amalia, Arfan

& Shabri

(2014);

Budialim

(2013);

4. Arus Kas Agustina & Kianto

(2012);

Azilia &

Yulius (2012);

5. Informasi Laba Agustina & Kianto

(2012);

6. Price Book

Value

Sudiarto (2011);

Sugiarto (2011);

7. Current Ratio Budialim

(2013);

Tabel 2.3

Matriks Ringakasan Penelitian CSR

No.

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Berpengaruh

AR

Berpengaruh

CSR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan

AR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan CSR

1. Current Ratio Rafika dan Yulius

(2014);

Lilis Ekowati,Prasetyono & Anis Wulandari

(2014);

2. Media

Exposure

Lilis

Ekowati,Prasetyono

&

Anis Wulandari

(2014); Marzully

dan Denies (2012);

Puji rahayu dan

Indah (2015);

3. Ukuran

Dewan

Komisaris

Theodora Martina

(2010); Marzully

dan Denies (2012);

Maria Wijaya

(2012); Rita,

Bambang dan Eko

(2008)

4. Kepemilikan

Saham

Publik

Puji rahayu dan

Indah (2015); Gusti

Ayu Dyah dan Ida

Bagus (2014);

Marzully dan

Lanjutan

Page 61: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

No.

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Berpengaruh

AR

Berpengaruh

CSR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan

AR

Tidak

Berpengaruh

Signifikan CSR

Denies (2012);

5. Tipe Industri Widya Hastuti

(2014);

6. Profile

Perusahaan

Rita, Bambang dan

Eko (2008);

7. Konsentrasi

Kepemilikan

Rita, Bambang dan

Eko (2008);

8. Net Profit

Margin

Maria Wijaya

(2012);

9. Growth Lilis

Ekowati,Prasetyono

&

Anis Wulandari

(2014);

10. Earning

Management

Silvia & Felizia

(2014);

11. Pertumbuhan

Perusahaan

Widya Hastuti

(2014);

12. Kinerja

Lingkungan

Maria Wijaya

(2012);

2.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan konsep dan teori sebagaimana diuraikan sebelumnya,

maka dibangun kerangka pemikiran yang dapat digunakan sebagai

paradigma penelitian yang bertujuan melihat sejauh mana determinan

abnormal return dengan corporate social responsibility sebagai variabel

pemediasi.

Dari keseluruhan teoritis dan penelitian-penelitian terdahulu

mengenai determinan abnormal return yang telah dipaparkan di atas, maka

Lanjutan

Page 62: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.5 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh ROA terhadap Abnormal Return

ROA menunjukan pengelolaan perusahaan sangat efisien sehingga

investor menilai kinerja perusahaan dalam kondisi baik dan menyebabkan

harga saham meningkat. Informasi laba akuntansi yang diwakili oleh ROA

memiliki pengaruh positif pada return saham perusahaan manufaktur di

BEI. Artinya, semakin meningkatnya laba perusahaan maka return saham

juga akan semakin meningkat. Raissa & Asri (2014); Thomas & Atim

(2012); Rio Malintan & Tuban (2012); Ulupui (2007).

H1

H5

H2

H6

H9

H7 H3

H8 H4

ROA (X1)

Ukuran

Perusahaan

(X2)

Leverage

(X3)

Laba

Akuntansi

(X4)

CSR

(X5)

Abnormal

Return

(Y)

Page 63: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif kelima (H1)sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh ROA terhadap Abnormal Return

2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Abnormal Return

Ukuran perusahaan yang kecil cenderung marginal dalam kemampuan,

sehingga harga sahamnya cenderung lebih sensitif untuk berubah dalam

bidang ekonomi dan perusahaan ini mempunyai kecenderungan yang kecil

untuk berkembang dalam kondisi ekonomi yang sulit. Agustina & Kianto

(2012); Sugiarto (2011)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif keenam (H2) sebagai berikut:

H2: Terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Abnormal Return

2.3.3 Pengaruh Leverage terhadap Abnormal Return

Leverage yang dimiliki tinggi akan menunjukkan komposisi total hutang

(hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila

dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak

pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para

kreditur). Akibatnya perusahaan yang bersangkutan menjadi kurang menarik

di mata investor. (Ulupui,2007).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif ketujuh (H3) sebagai berikut:

Page 64: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

H3: Terdapat pengaruh Leverage terhadap Abnormal Return

2.3.4 Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Abnormal Return

Semakin besar laba akuntansi, maka tingkat return saham perusahaan akan

semakin tinggi. Amalia, dkk (2014); Adi & Bagus (2013); Lydia & Ferlysia

(2012); Azilia & Yulius (2012)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif kedelapan (H4) sebagai berikut:

H4: Terdapat pengaruh Laba Akuntansi terhadap Abnormal Return

2.3.5 Pengaruh ROA terhadap Corporate Social Responsibility

Profitabilitas yang tinggi akan memberikan kesempatan yang lebih kepada

manajemen (agen) untuk melakukan dan mengungkapkan kepada prinsipal

mengenai program tanggung jawab sosial secara luas. Perusahaan yang

mempunyai profitabilitas/laba yang tinggi maka perusahaan akan lebih

leluasa untuk memilih bentuk pengungkapan CSR mana yang akan

dilakukan. Temuan empiris terkait hubungan antara ROA dengan CSR

diantaranya oleh Dyah dan Bagus (2014); Lilis,dkk (2014); Amalia, Arfan &

Shabri (2014); Theodora Martina (2010).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif pertama (H5) sebagai berikut:

H5: Terdapat pengaruh ROA terhadap Corporate Social

Responsibility

Page 65: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

2.3.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Corporate Social

Responsibility

Ukuran perusahaan menggambarkan dimana perusahaan yang tinggi akan

mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang lebih detail, salah

satunya informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan karena

mereka ingin meyakinkan investor terhadap perusahaan agar para investor

berinvestasi diperusahaan tersebut. Hastuti (2014); Dyah dan Bagus (2014);

Wijaya (2012);Marzully dan Denies (2012);Jayanti dan Sudarno (2010).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif kedua (H6) sebagai berikut:

H6: Terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Corporate Social

Responsibility.

2.3.7 Pengaruh Leverage terhadap Corporate Social Responsibility

Manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung

mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak

menjadi sorotan dari para debtholders. Hal ini berarti bahwa tinggi

rendahnya tingkat leverage perusahaan mempengaruhi luas pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. Marzully dan Denies (2012); Jayanti dan

Sudarno (2010).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif ketiga (H7) sebagai berikut:

Page 66: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

H7: Terdapat pengaruh Leverage terhadap Corporate Social

Responsibility.

2.3.8 Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Corporate Social

Responsibility

Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit

atau tidak mengandung gangguan persepsi dan dapat mencerminkan kinerja

keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Sehingga semakin besar gangguan

persepsi yang terkandung dalam laba akuntansi, maka semakin rendah

kualitas laba akuntansi tersebut. Adapun dalam penelitian Pfleiger, et al.

(2005) yang menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh

perusahaan akan mendatangkan beberapa keuntungan, diantaranya adalah

ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan yang

diperoleh perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang

bertanggungjawab. Secara teoritis, jika perusahaan melakukan CSR maka

keuntungan yang didapat bukannya hanya dari sisi finansial saja akan tetapi

persepsi para pemegang saham dan stakeholder menjadi semakin baik atas

pertanggungjawaban dari aktivitas yang dilakukan. Adapun penelitian yang

menguji pengaruh laba akuntansi terhadap corporate social responsibility

belum ditemukan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif keempat (H8) sebagai berikut:

H8 : Terdapat pengaruh Laba Akuntansi terhadap Corporate Social

Page 67: Determinan Abnormal Return Dengan Corporate Social ...dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...Penulisan proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

Responsibility

2.3.9 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Abnormal

Return

Informasi CSR berpengaruh positif pada return saham perusahaan

manufaktur di BEI. Artinya, semakin banyak kegiatan CSR yang dilakukan

dan semakin meningkatnya nilai rupiah untuk mendukung kegiatan CSR

tersebut mengindikasikan bahwa pencapaian labanya semakin signifikan.

Hal ini sangat mendorong calon investor pada umumnya terutama yang

memperhatikan aspek-aspek fundamental perusahaan dalam berinvestasi.

Megawati & Yulius (2011); Thomas & Atim (2012); Kurnia Adi & Ida

Bagus (2013); Raissa & Asri (2014); Amalia, Arfan & Shabri (2014); Dul

Muid (2011); Galuh Tiara (2014).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, diduga terdapat pengaruh yang

dirumuskan menjadi hipotesis alternatif kesembilan (H9) sebagai berikut:

H9: Terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap

Abnormal Return