PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP...
Transcript of PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP...
PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA KOMUNIKASI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA JARINGAN 4G LTE PT. TELKOMSEL
(Studi Mahasiswa Universitas Pancasila)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Andhini Wulan Saputri
N. P. M. 1113210026
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JAKARTA
2017
ii
NAMA : ANDHINI WULAN SAPUTRI
NPM : 1113210026
KONSENTRASI SKRIPSI : MANAJEMEN PEMASARAN
PROGRAM STUDI : S1 / MANAJEMEN
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE,
DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA JARINGAN 4G
LTE PT TELKOMSEL, TBK (STUDI MAHASISWA
UNIVERSITAS PANCASILA)
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
SETELAH SIDANG SKRIPSI
OLEH DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
Pembimbing Materi
Dr. Sri Widyastuti, S.E., M.M., M.Si
Jakarta, 10 Februari 2017
Pembimbing Metodologi
Dra. Trisnani Indriati, M.Si
Mengetahui,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pancasila
Dr. Sri Widyastuti, S.E., M.M., M.Si
iii
NAMA : ANDHINI WULAN SAPUTRI
NPM : 1113210026
KONSENTRASI SKRIPSI : MANAJEMEN PEMASARAN
PROGRAM STUDI : S1 / MANAJEMEN
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE,
DAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA JARINGAN 4G
LTE PT TELKOMSEL, TBK (STUDI MAHASISWA
UNIVERSITAS PANCASILA)
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI SETELAH
LULUS UJIAN SIDANG SKRIPSI OLEH DOSEN
PENGUJI SKRIPSI
Team Penguji:
Soebagyo, S.E., M.M
Dra. Hj. Dewi Trirahayu, M.M
Tanggal : 10 Februari 2017
Tanggal : 10 Februari 2017
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila:
Nama : Andhini Wulan Saputri
N.P.M : 1113210026
Program Studi : S1 Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul:
PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN MEDIA KOMUNIKASI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA JARINGAN 4G LTE PT TELKOMSEL,
TBK (STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS PANCASILA)
1. Dibuat sendiri, mengadopsi hasil kuliah, tinjaun lapangan, buku-buku, dan referensi acuan,
yang tertera di dalam referensi pada skripsi saya.
2. Bukan merupakan hasil duplikasi skripsi yang telah dipublikasikan atau pernah dipakai
untuk mendapatkan gelar sarjana di Universitas lain kecuali pada bagian-bagian sumber
informasi dicantumkan berdasar tata cara referensi yang semestinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku dan referensi acuan yang tertera
dalam referensi dalam skripsi saya.
Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka skripsi ini batal.
Jakarta, 12 Januari 2016
Yang membuat pernyataan
Andhini Wulan Saputri
v
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze how the influence of brand awareness,
brand image, and communication media on purchase decisions 4G LTE network
PT Telkomsel, Tbk (Study at student of Pancasila University) partially or
simultaneously. This is the entire study population of respondent who used simPATI
4G LTE at Pancasila University in 2016. Sampling was conducted using non
probability sampling method with purposive sampling technique and obtained as
many as 100 respondent. The result of research showed that brand image and
communication media affect partially on the purchase decision. Brand awareness
not affect partially on the purchase decision. However, brand awareness, brand
image, and communication media affect simultaneously on the purchase decision.
The purchase decision can be explain by the variabel brand awareness, brand
image, and communication media by 64% and the balance that is equal to 36% by
other variables not examined in this study.
Key Words : Brand Awareness, Brand Image, Communication media a Purchase
decision.
vi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh brand
awareness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian
pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk (Studi Mahasiswa Universitas Pancasila)
secara parsial maupun simultan. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen
produk simPATI 4G LTE di Universitas Pancasila pada tahun 2016. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan non probability sampling dengan teknik
purposive sampling dan diperoleh sebanyak 100 responden. Hasil pada penelitian
ini menunjukkan brand image dan media komunikasi berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan pembelian. Brand awareness tidak berpengaruh secara parsial
terhadap keputusan. Akan tetapi brand awareness, brand image, dan media
komunikasi secara simultan berpengaruh parsial terhadap keputusan pembelian.
Keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel brand awareness, brand
image, dan media komunikasi sebesar 64%, dan sisanya yaitu 36%, dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Brand Awareness, Brand Image, Media komunikasi, dan Keputusan
Pembelian.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam
semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sudah selayaknya
penulis merasa bersyukur kepada-Nya, karena berkat taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul pengaruh brand awareness,
brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk (studi mahasiswa Universitas Pancasila).
Untuk menyelesaikan skripsi ini, banyak sekali tantangan yang penulis
hadapi. Segala kesukaran dan hambatan dalam penulisan skripsi ini sangat terasa,
namun berkat karunia-Nya dan dorongan oleh tekad, semangat yang kuat,
ketekunan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Sri Widyastuti, S.E., M.M., Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pancasila, dan selaku dosen pembimbing materi yang selalu
menyempatkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, solusi, dan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dra. Trisnani Indriati, M.Si, selaku dosen pembimbing metodologi yang selalu
meluangkan waktu untuk bimbingan, memberikan solusi, dan kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Mulyadi, S.E., M.M, selaku Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pancasila.
4. Bapak Ir. Achmad Djamil, M.M, selaku pembimbing akademik selama menjalani
perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila.
viii
5. Bapak Gatut Luhur Budiono, Ph.D., M.Eco., M.B.A, selaku dosen pengajar yang
memberikan arahan dalam menentukan materi yang akan dibahas dalam skripsi ini
dan mempercayakan saya untuk menjadi salah satu asisten dosen beliau.
6. Ibu Laili Savitri Noor, S.E, M.M, selaku dosen terbaik yang mengajari saya mata
kuliah Manajemen Pemasaran yang dapat menjadi motivasi dasar saya dalam
mengambil konsentrasi pemasaran.
7. Bapak/ibu dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila
yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan di kampus ini.
8. Papah tersayang Amir Mansyur, mamah tercinta Dian Indrawati, dan kakak terbaik
Dhea Silvia sebagai motivasi utama saya, memberikan dukungan yang besar
terhadap saya, dan selalu dapat membangkitkan saya ketika saya mulai goyah
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar, mbah, tante om, kakak sepupu, adik sepupu, dan keponakan yang
lucu selalu memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Seorang lelaki yang menjadi teman dekat saya, Aditio Sihombing yang selalu
menjadi penyemangat tiada henti, menjadi tempat keluh kesah, memberikan
bantuan dalam menyebarkan dan mengisi kuesioner, dan yang selalu memberikan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat saya Nur Fauziyah Pradita yang selalu memberikan arahan ketika saya
memiliki kesalahan dalam membuat kuesioner dan selalu memberikan semangat
ketika saya sedang malas dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman semester satu saya Anisa yang membantu dalam menganalisi data, dan
selalu memberikan motivasi yang positif agar cepat menyelesaikan skripsi ini.
ix
13. Teman semester satu saya Anna yang selalu menemani saya di perpustakan dalam
mencari materi-materi untuk melengkapi isi skripsi ini, dan menjadi teman yang
selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman semester satu saya Adel yang menjadi teman seperjuangan ketika menjalani
pendidikan di Universitas Pancasila sampai saya menyelesaikan skripsi ini.
15. Untuk teman-teman terlucu di kost an paruru Lidya, Vita, Ayu, Cut Fadhila, dan
Nova, yang selalu memberikan hiburan tiada henti dan memberikan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Untuk teman-teman kelas AMP yang menjadi teman kelas terbaik dan berkesan
selama menjalani kuliah pada semester satu.
17. Untuk teman-teman seperjuangan dalam satu dosen pembimbing kak Rima dan
Budhi yang selalu menemani saya ketika menunggu saatnya waktu bimbingan.
18. Para asisten Bapak Gatut yang telah menjadi temen seperjuangan selama
menyelesaikan skripsi ini.
19. Para senior saya, kak Adisty, kak Icha, kak Diana, dan kak Irmawati yang
memberikan arahan dalam memulai skripsi ini.
20. Untuk para ibu-ibu kantin, budhe, dan pakde sosro yang selalu baik terhadap saya
selama menjalankan pendidikan di Universitas Pancasila.
21. Untuk pak opam selaku asisten ibu Sri Widyastuti yang selalu memberikan
pemberitahuan jadwalnya untuk bimbingan dengan ibu Sri Widyastuti.
22. Untuk pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dukungan, motivasi, dan semangat secara fisik maupun psikis
dalam menyelesaikan skripsi ini hingga tuntas.
x
Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan
skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membantu untuk menyempurnakan
skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini bermanfaat
baik bagi penulis sendiri, maupun siapa saja pihak-pihak berkepentingan.
Jakarta, 10 Januari 2017
Penulis
(Andhini Wulan Saputri)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI SEBELUM UJIAN SIDANG ....... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .................................................. 1
B. Identifikasi masalah ........................................................... 7
C. Batasan masalah ................................................................ 8
D. Rumusan masalah ............................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 9
F. Manfaat penelitian ............................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka .................................................................. 12
1. Brand Awareness ......................................................... 12
2. Hubungan Brand Awareness Terhadap Keputusan
Pembelian .................................................................... 18
xii
3. Brand Image ................................................................ 18
4. Hubungan Brand Image Terhadap Keputusan
Pembelian .................................................................... 23
5. Media Komunikasi ...................................................... 24
6. Hubunga n Media Komunikasi Terhadap Keputusan
Pembelian .................................................................... 28
7. Keputusan Pembelian .................................................. 29
B. Penelitian Terdahulu .......................................................... 33
C. Kerangka Penelitian ........................................................... 35
D. Hipotesis ............................................................................ 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Kategori Penelitian ............................................................ 36
B. Operasionalisasi Variabel .................................................. 37
C. Sumber dan Cara Penentuan Data / Informasi ................... 39
1. Jenis dan Sumber Data ................................................. 39
2. Cara Penentuan Data .................................................... 39
3. Obyek Penelitian .......................................................... 41
D. Tehnik Pengumpulan Data ................................................. 41
1. Pengumpulan Data ........................................................ 41
2. Uji Validitas dan Uji Reabilitas .................................... 43
E. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ............................... 43
1. Teknik Analisis Data .................................................... 43
2. Teknik Pengujian Hipotesis .......................................... 44
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................ 51
1. Profil Perusahaan ........................................................ 51
2. Profil Responden ........................................................ 56
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................... 72
1. Hasil Penelitian ........................................................... 72
2. Pembahasan ................................................................ 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 92
B. Saran .................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 95
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
SURAT KETERANGAN RISET
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 33
Tabel 3.1 Operasional Variabel ........................................................... 37
Tabel 3.2 Skala Likert ......................................................................... 42
Tabel 4.1 Tanggapan Tentang Dimensi Unware of Brand ................... 58
Tabel 4.2 Tanggapan Tentang Dimensi Brand Recognition ................ 59
Tabel 4.3 Tanggapan Tentang Dimensi Brand Recall ......................... 60
Tabel 4.4 Tanggapan Tentang Dimensi Top of Mind .......................... 61
Tabel 4.5 Hasil Deskriptif Brand Awareness ....................................... 62
Tabel 4.6 Tanggapan Tentang Variabel Brand Image ......................... 63
Tabel 4.7 Tanggapan Tentang Dimensi Periklanan ............................. 65
Tabel 4.8 Tanggapan Tentang Dimensi Pemasaran Langsung dan
Promosi Penjualan ............................................................... 66
Tabel 4.9 Tanggapan Tentang Hubungan Masyarakat dan Penjualan
Pribadi ................................................................................. 67
Tabel 4.10 Hasil Deskriptif Media Komunikasi .................................... 68
Tabel 4.11 Tanggapan Tentang Benefit Association .............................. 69
Tabel 4.12 Tanggapan Tentang Prioritas dalam Membeli ..................... 70
Tabel 4.13 Tanggapan Tentang Frekuensi Pembelian ........................... 71
Tabel 4.14 Hasil Deskriptif Keputusan Pembelian ................................ 72
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness (X1) ............ 73
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Image (X2) .................. 74
xv
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Variabel Media Komunikasi (X3) ........ 75
Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ...... 75
Tabel 4.19 Reliability Statistics ............................................................. 76
Tabel 4.20 Uji Kolmogrov-Smirnov ..................................................... 78
Tabel 4.21 Hasil Uji Durbin-Watson ..................................................... 79
Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolineritas .................................................... 81
Tabel 4.23 Hasil Koefisien Regresi ....................................................... 82
Tabel 4.24 Hasil Analisis Koefisien Determinasi .................................. 83
Tabel 4.25 Hasil Uji t ............................................................................. 84
Tabel 4.26 Hasil Uji F ........................................................................... 86
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness .................................................... 16
Gambar 2.2 Nilai-Nilai Brand Awareness ................................................. 16
Gambar 2.3 Tahapan Proses Keputusan Pembelian ................................... 30
Gambar 2.4 Kerangka Penelitian ............................................................... 35
Gambar 4.1 Logo Telkomsel ..................................................................... 53
Gambar 4.2 Logo kartuHalo ...................................................................... 54
Gambar 4.3 Logo simPATI 4G LTE .......................................................... 54
Gambar 4.4 Logo kartuAs ......................................................................... 55
Gambar 4.5 Logo Loop .............................................................................. 56
Gambar 4.6 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 57
Gambar 4.7 Pengguna simPATI 4G LTE PT Telkomsel, Tbk di Universitas
Pancasila................................................................................. 57
Gambar 4.8 Uji Normalitas P-P Plot ......................................................... 77
Gambar 4.9 Kurva Uji Autokolerasi .......................................................... 79
Gambar 4.10 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ........................................ 80
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Normalitas
Lampiran 2 Uji Autokolerasi
Lampiran 3 Uji Heterokedastisitas
Lampiran 4 Uji Multikolineritas
Lampiran 5 Uji Koefisien Regresi
Lampiran 6 Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 7 Uji t Statistik
Lampiran 8 Uji F Statistik
Lampiran 9 Tabel Durbin-Watson
Lampiran 10 Tabel t (df 81 = 120)
Lampiran 11 Tabel F (Probabilitas = 0,05)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan dan keinginan masyarakat berpengaruh penting terhadap jenis
suatu produk yang akan diciptakan perusahaan, oleh karena itu diciptakanlah
berbagai macam jenis produk yang dapat memenuhi segala kebutuhan dan
keinginan masyarakat di era sekarang. Salah satu yang mendukung segala
keinginan dan kebutuhan masyarakat adalah di bidang teknologi.
Perkembangan teknologi di era ini terus mengalami peningkatan yang
signifikan, seiring dengan bertambahnya tahun dan ilmu yang selalu
disempurnakan oleh para ahli. Teknologi yang berkembang di jaman ini
memiliki kekuatan yang lebih dominan dibandingkan kelemahannya,
sehingga banyak negara yang jauh lebih maju dari tahun sebelumnya.
Teknologi di era ini memiliki kecanggihan atau kekuatan yang terus
meningkat di setiap bertambahnya tahun. Kecanggihan teknologi meningkat
karena bertambahnya keragaman inovasi teknologi baru. Teknologi yang
semakin digencarkan di era sekarang adalah teknologi yang bergerak di
bidang jasa yaitu jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi sangat
diperlukan di kalangan masyarakat dalam berkomunikasi antar individu.
Alasan dibutuhkannya jaringan komunikasi adalah secara teoritis manusia
merupakan makhluk sosial yang memiliki jiwa sosial antar individu yang
harus saling terjalin satu sama lain, agar terciptanya hubungan antara individu
2
satu dengan individu lainnya. Alasan tersebut memperkuat para ahli dalam
mengembangkan teknologi komunikasi agar antar manusia dapat memenuhi
kebutuhan hubungan sosialnya walaupun dalam jarak yang jauh, dan tercipta
hubungan manusia yang harmonis.
Pada awalnya jaringan komunikasi hanya melalui perangkat telepon yang
sederhana dan memiliki ukuran yang cukup besar. Kegunaan dari perangkat
telepon pada mulanya hanya dapat melakukan komunikasi suara dan pesan
singkat saja. Berkembangnya teknologi, revolusi perangkat telepon semakin
disempurnakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan
kemudahan dalam penggunaannya dan praktis dibawa kemana saja.
Pada akhirnya di era sekarang perangkat telepon memiliki banyak
kelebihan, dari segi ukuran yang sesuai dengan genggaman tangan orang
dewasa, tipis, layar sentuh (touch screen) dan kecanggihan dari segi
spesifikasi perangkat telepon tersebut. Seperti yang disebutkan sebelumnya
masyarakat di era yang sekarang tidak hanya membutuhkan teknologi
komunikasi suara dan pesan singkat saja, tetapi komunikasi antar data, foto,
dan video, yang biasa disebut dengan komunikasi multimedia. Kecanggihan
teknologi di bidang komunikasi ini direncanakan untuk memudahkan
masyarakat dalam berkomunikasi antar sesama.
Jaringan seluler yang mendukung komunikasi multimedia berawal dari
jaringan 2G, lalu beranjak ke jaringan 3G, jaringan 4G Long Term Evolution
(LTE), dan yang baru ditemukan adalah jaringan 5G. Pada artikel Febian
(2015) jaringan 5G baru saja diperkenalkan di beberapa negara seperti Korea
Selatan, China, Jepang, dan yang baru menangkap sinyal 5G adalah Inggris
3
atau UK (United Kingdom). Di Indonesia jaringan seluler yang baru
diluncurkan dan sedang digencarkan adalah jaringan selular LTE dengan
teknologi 4G, dikarenakan jaringan 5G membutuhkan biaya yang cukup besar
dalam proses pembangunannya. Jaringan selular 4G Long Term Evolution
(LTE) ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Choirul Anwar, walaupun
beliau mengklaim bukan dirinya yang menciptakan jaringan LTE ini tetapi
jaringan 4G LTE adalah hasil dari kesepakatan suatu forum yang
menyepakati suatu teknik tertentu dalam pemakaian sebuah standar tertentu
(Rachmatunnisa:2016).
Perusahaan provider pertama yang meluncurkan atau memperkenalkan
ke masyarakat terutama di ibu kota Jakarta adalah PT Telkomsel, Tbk.
Telkomsel merupakan perusahaan yang menjalakan bisnis nya dibidang
jaringan selular. Jaringan selular 4G LTE merupakan terobosan baru dari
jaringan sebelumnya yaitu jaringan 3G. Dikutip oleh Astiti, Dewi, dan
Wirastuti (2013) bahwa jaringan LTE ini sudah dipercayai untuk
menghasilkan data rate sebesar 100 Mbps. Akan tetapi di Indonesia masih
banyak masyarakat atau konsumen yang menggunakan jaringan 3G, akibat
dari kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat atau konsumen
tentang jaringan seluler yang baru yaitu jaringan seluler LTE.
Jangkauan wilayah pemancar jaringan 4G LTE masih di ambang batas
rendah, karena pembangunan untuk memancar jaringan 4G LTE
membutuhkan banyak biaya yang belum sanggup untuk dikeluarkan oleh
pihak-pihak provider di Indonesia. Pihak provider memberikan layanan
berbayar dalam memenuhi kebutuhan komunikasi multimedia. Layanan
4
berbayar tersebut merupakan pulsa yang dapat konsumen beli dan digunakan
untuk menikmati komunikasi multimedia. Pulsa yang disediakan oleh pihak
provider dapat dikatakan pulsa telepon biasa atau pulsa paket. Pulsa paket
banyak macamnya, tergantung dari yang disediakan oleh para pihak provider.
Akan tetapi untuk pulsa paket jaringan 4G LTE masih tergolong murah,
karena jaringan 4G LTE belum dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia.
Berbeda dengan jaringan 3G yang dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia,
walaupun kecepatan data yang dapat diakses jaringan 3G lebih rendah
dibandingkan jaringan 4G LTE. Akibat jangkauan wilayah pemancar jaringan
4G LTE yang hanya dapat diakses di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia.
Oleh karena itu masih banyak masyarakat yang setia dengan menggunakan
layanan jaringan 3G. Salah satu perusahaan provider yang sedang
membangun jaringan 4G LTE sebagai produk baru yang diciptakan oleh
perusahaan tersebut adalah Telkomsel. Tekomsel menggencarkan jaringan
4G LTE agar masyarakat dapat mengakses layanan internet dengan kecepatan
melebihi jaringan sebelumnya atau jaringan 3G.
Dari segi layanan yang diberikan ke masyarakat atau konsumen pihak
Telkomsel mengharapkan tanggapan yang baik dari konsumen tersebut.
Sejarah singkat PT Telkomsel, Tbk merupakan perusahaan provider pertama
yang menjadi sebagai leader perusahaan provider terhadap pesaing-
pesaingnya yaitu Indosat, Smartfren, Xl, dan lain-lain. Oleh karena itu
masyarakat memiliki tingkat kesadaran akan merek terhadap perusahaan
Telkomsel sangat tinggi.
5
Menurut Suciningtyas (2012:2) kesadaran akan merek (Brand
awareness) adalah konsumen memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi
sebuah merek pada situasi dan kondisi yang berbeda, dapat dilakukan dengan
cara pengenalan merek dan pengingatan kembali terhadap sebuah merek.
Ditingkatkan dan diciptakan kesadaran akan merek dengan cara
meningkatkan interaksi merek dalam menciptakan keakraban melalui
paparan yang secara berulang-ulang. Sehingga konsumen dapat mengenal
sebuah merek dengan baik. Terbentuknya kesadaran akan merek dalam benak
masyarakat menjadikan sebuah produk yang diciptakan pihak produsen
memiliki citra merek (Brand Image) terhadap nama perusahan yang
menaungi sebuah produk.
Pengertian dari citra merek (Brand Image) menurut Mustikarillah (2011)
adalah cara sebuah merek yang diciptakan oleh pihak produsen
mempengaruhi para konsumen akan produknya atau langsung ke pihak
perusahaannya. Terciptanya citra merek (Brand Image) yang positif
mengakibatkan penenalan sebuah merek ke pasaran atau konsumen menjadi
semakin besar dan baik. Kondisi ini dapat dinyatakan pihak produsen mampu
menciptakan sebuah produk yang diterima di masyarakat. Ketika kondisi ini
terjadi diakibatkan pihak produsen dalam membuat dan mengembangkan
produknya dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan para pesaing
perusahan provider yang mengeluarkan produk yang sama. Ketika kesadaran
merek (Brand Awareness) dan citra merek (Brand Image) dapat diciptakan
dengan keadaan yang baik dan stabil, dikarenakan adanya media yang
memberikan akses untuk komunikasi antara pihak produsen atau perusahaan
6
terhadap pihak konsumen atau target pasar yang ditentukan sebelumnya oleh
pihak perusahaan.
Media komunikasi sangat diperlukan oleh pihak produsen dan konsumen
dalam menjalin komunikasi yang baik terhadap transaksi jual beli yang akan
mereka lakukan. Media sendiri merupakan alat atau tempat perantara suatu
informasi yang menghubungankan satu variabel dengan variabel lainnya.
Dalam penelitian ini media komunikasi yang diterapkan memiliki kegunaan
yang sangat positif yaitu, pada pihak produsen dalam memperkenalkan dan
menjual produk yang dimuat dan diajukan kepada target pasar atau konsumen
yang sudah ditentukan sebelumnya oleh pihak perusahaan. Sehingga pada
pihak konsumen dapat mengenali produk yang diciptakan dan memiliki
keinginan untuk membeli. Sedangkan pada pihak perusahaan atau produsen
dapat mengembangkan produk yang diciptakannya, dan mencapai target
penjualan sesuai ketentuan perusahaan.
Menurut Suciningtyas (2012:2) media komunikasi yang dapat digunakan
pada kegiatan memperkenalkan sebuah produk ke pasaran adalah majalah,
koran, radio, televisi, billboard, pamflet, dan internet. Media-media yang
disebutkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang suatu produk yang
diciptakan pihak perusahaan kepada para konsumen. Media komunikasi dapat
dikatakan sebagai tempat pengiklanan.
Pengiklanan yang dilakukan dapat beragam, sesuai dengan kemampuan
pihak perusahaan dalam membuatnya agar tampil menarik, dan menarik hati
para konsumen untuk membeli produk yang diciptakan oleh pihak
perusahaan. Apabila media-media komunikasi tersebut dapat terlaksana
7
dengan baik, maka konsumen dapat menerima informasi dengan jelas tentang
produk yang diciptakan dan memberikan gambaran yang dapat disesuaikan
oleh keinginan setiap konsumen.
Ketika perusahaan atau produsen sudah mencapai titik dimana produk
yang diciptakan dikenal baik konsumen, sesuai dengan keinginan konsumen,
dan memiliki citra perusahaan yang baik dalam kualitas pelayanan maupun
kualitas produk yang diciptakan, maka konsumen dapat memutuskan
membeli atau tidak produk yang diciptakan oleh pihak perusahaan.
Keputusan pembelian dapat terlaksana apabila perusahaan mampu
memberikan dan menyesuaikan produk yang diciptakan dengan keinginan
konsumen yang sudah menjadi targer pasar oleh pihak perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memiliki ketertarikan dalam
melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Brand Awareness, Brand
Image, dan Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian Pada
Jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. (Studi Mahaiswa Universitas
Pancasila) “.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah yang ada pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana tingkat kesadaran akan merek (brand awareness) seorang
konsumen terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT
Telkomsel, Tbk?
8
2. Bagaimana citra merek (brand image) yang ditunjukan PT Telkomsel, Tbk
kepada konsumen terhadap keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE?
3. Bagaimana media komunikasi yang digunakan oleh pihak PT Telkomsel,
Tbk dalam memberikan informasi kepada konsumen terhadap keputusan
pembelian mengenai jaringan 4G LTE?
4. Bagaimana brand awareness, brand image, dan media komunikasi secara
simultan dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada jaringan
4G LTE PT Telkomsel, Tbk?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dimuat penulis dalam
mencegah terjadinya penyimpangan dari pokok permasalahan yang akan
diteliti dan mempertimbangkan keterbatasan penulis dalam menyusun
penelitian ini, maka penulis akan memfokuskan subjek yang diteliti terdiri
dari Brand Awareness (kesadaran merek), Brand Image (citra merek), dan
media komunikasi terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh pihak
responden (konsumen) dalam menggunakan produk simPATI yang memiliki
jaringan 4G LTE pada PT Telkomsel, Tbk. Penulis dalam melakukan
penelitian dengan menggunakan sumber data internal perusahaan Telkomsel,
yang berupa data kuantitatif dalam bentuk kuesioner, yang di dapat dari
tanggapan para konsumen dalam bentuk pemakaian produk jasa yaitu
simPATI 4G LTE pada PT Telkomsel, Tbk. Diperkirakan responden yang
menjadi pengisi kuesioner pada penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas
Pancasila.
9
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang sesuai dengan penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian pada
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk?
2. Adakah pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian pada
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk?
3. Adakah pengaruh Media Komunikasi terhadap Keputusan Pembelian pada
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk?
4. Adakah pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media
Komunikasi secara simultan terhadap Keputusan Pembelian pada jaringan
4G LTE PT Telkomsel, Tbk?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Brand Awareness terhadap
keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Brand Image terhadap
keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara media komunikasi terhadap
keputusan pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
4. Untuk mengetahui adanya pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan
media komunikasi secara simultan terhadap keputusan pembelian pada
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
10
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian berdasarkan uraian diatas dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Aspek Manfaat Teoritis (Keilmuan)
Aspek manfaat teoritis (keilmuan) dapat diharapkan dapat memberikan
manfaat dari segi bertambahnya ilmu teoritis atau pengetahuan yang dapat
digunakan sebagi acuan pembelajaran mengenai seberapa besar pengaruh
brand awarness, brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan
pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
2. Aspek Manfaat Praktis (Guna Laksana)
Aspek manfaat praktis (guna laksana) diharapkan memberikan
manfaat kegunaan yang dapat dilihat dari beberapa pihak, yang terdiri dari:
a. Bagi Peneliti sendiri
Penyusunan penelitian ini dilakukan guna menerapkan ilmu yang
dapat berguna bagi peneliti, sehingga peneliti dapat menambah
wawasan dan memahami secara lebih dalam mengenai pembahasan
yaitu mengenai adanya pengaruh brand awareness, brand image, dan
media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
b. Bagi Pembaca
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan, wawasan, dan pengembangan terkait dengan variabel
independent yang sudah dijabarkan oleh penulis. Dapat dipelajari oleh
para pembaca khususnya dalam hal pengaruh brand awareness, brand
11
image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen
pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
c. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
tanggapan positif yang bermanfaat bagi perusahaan. Sehingga
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak
perusahaan yang mengacu pada kemajuan perkembangan perusahaan,
mengenai pengaruh brand awareness, brand image, dan media
komunikasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada jaringan
4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Brand Awareness
Suatu produk yang diciptakan oleh produsen pasti memiliki merek
atau brand, dengan tujuan agar para target pasar atau konsumen dapat
mengenal produk yang diciptakan oleh produsen tersebut. Merek
merupakan titik awal suatu produk diciptakan. Merek sangat berperan
penting dalam hal pengenalan akan produk tersebut kepada pihak
konsumennya. Merek yang memiliki keunikan dan mudah diingat oleh
para konsumen, merupakan merek yang berhasil masuk dalam benak
konsumennya. Dengan kata lain merek tersebut berhasil menunjukkan
eksistensinya sebagai produk yang dikenal oleh konsumen. Maka muncul
dalam benak konsumen akan kesadaran merek atas suatu produk.
Menurut Hasbun dan Ruswanty (2016:3) Kesadaran merek atau
brand awareness adalah kemampuan merek yang muncul di benak
konsumen ketika mereka berpikir tentang produk tertentu dan seberapa
mudah bahwa produk muncul. Kesadaran merek merupakan dimensi
mendasar dalam ekuitas merek. Sebuah merek tidak memiliki ekuitas
sampai konsumen sadar tentang keberadaan merek tersebut. Merek baru
harus mampu mencapai kesadaran merek dan mempertahankan kesadaran
merek terhadap semua merek. Agar konsumen dapat mengingat sebuah
13
merek meskipun konsumen tersebut tidak memakai produk yang
digunakan sebelumnya secara berulang-ulang.
Menurut Keller (2004) pada penelitian Putri (2013:24) Brand
awareness terdiri dari pengenalan sebuah merek dan mengingat kembali
sebuah merek. Dimana pengenalan sebuah merek berkaitan dengan
kemampuan konsumen dalam menguatkan pengertian sebelumnya
tentang sebuah merek sebagai petunjuk, dapat ditambahkan bahwa
mengharuskan konsumen dalam membedakan merek yang sebelumnya
telah dilihat atau didengar. Brand awareness terbentuk akibat dari
peningkatan akan keakraban merek melalui pengutaraan yang
berlangsung secara berulang-ulang.
Menurut Putri (2013:24) Brand awareness sendiri adalah langkah
awal ketika membangun sebuah merek produk. Dikarenakan brand
awareness adalah proses bermula dari perasaan seorang konsumen
terhadap ketidaktahuan akan suatu merek itu hingga yakin bahwa merek
itu adalah hanya satu dalam kelas produk tertentu. Apabila sebuah merek
dapat merebut perhatian tetap dalam pikiran konsumen, maka merek
tersebut akan sulit digantikan oleh merek lain. Sehingga konsumen akan
tetap mengingat merek yang telah diketahui walaupun sering ditawarkan
oleh para penyedia jasa dengan merek yang berbeda dengan merek
sebelumnya.
Menurut Aaker (1997) pada penelitian Hermawan, Widiana, dan
Estianty (2016:104) kesadaran merek adalah kemampuan seseorang
calon pembeli untuk mengetahui atau mengenal kembali bahwa suatu
14
merek adalah bagian dari kategori produk tertentu. Dalam membangun
kesadaran akan merek pada seorang konsumen dalam suatu produk yang
diciptakan oleh pihak produsen membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dari segi pengenalan merek suatu produk sampai menjadikan produk
tersebut diingat oleh konsumen, dapat dilakukan oleh pihak produsen
dengan usaha yang cukup menguras tenaga. Apabila produsen
mengeluarkan suatu merek menggunakan kata-kata yang panjang, tidak
menarik, dan sulit dibaca, maka konsumen akan mengalami kesulitan
dalam mengingat merek tersebut.
Menurut Ariyan (2013:4-5) Meningkatkan kesadaran adalah suatu
mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga
mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Jadi jika kesadaran itu sangat
rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah.
Peran brand awareness dalam keseluruhan brand equity tergantung dari
sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek.
Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dari tingkat terendah
sampai tingkat tertinggi sebagai berikut:
a. Tidak Menyadari Merek (Unware of Brand)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida
kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya
suatu merek. Pada tahap ini merupakan tahap dimana suatu produk
yang diciptakan oleh suatu perusahaan baru diproduksi dan
diperkenalkan kepada pihak konsumen. Oleh karena itu pihak
15
konsumen masih dalam kondisi tidak menyadari akan merek pada
produk tersebut.
b. Pengenalan Merek (Brand Recognition)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat
pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. Pada
tahap pengenalan merek, pihak produsen melakukan kegiatan
promosi. Dengan alasan untuk lebih memperkenalkan produk yang
baru diproduksi kepada pihak konsumen.
c. Pengingatan Kembali Terhadap Merek (Brand Recall)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada
permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu
kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa
bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu
dibantu untuk memunculkan merek tersebut. Kondisi seperti ini lebih
kepada interaksi antara salah satu konsumen dengan konsumen
lainnya, atau dapat dikatakan sebagai interaksi dari mulut ke mulut
(Word of Mouth).
d. Puncak Pikiran (Top of Mind).
Apabila seseorang bertanya secara langsung tanpa diberi
bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan suatu nama merek,
maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan
puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek
utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.
16
Gambar 2.1: Piramida Brand Awarness
Sumber: Durianto, Sugiarto, dan Budiman (2004)
Menurut Durianto, Sugiarto, dan Budiman (2004:7-8) dalam
kesadaran merek (brand awareness) memiliki peran dalam membantu
sebuah merek, dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek dapat
menciptakan suatu nilai.
Gambar 2.2: Nilai-Nilai Brand Awarness
Sumber: Durianto, Sugiarto, dan Budiman (2004)
Berikut penjelasan dari nilai-nilai kesadaran merek atau brand
awareness:
a. Jangkar yang Menjadi Cantolan Bagi Asosiasi Lain.
Suatu merek dengan kesadaran yang tinggi dapat membantu
para asosiasi melekat pada merek tersebut. Dikarenakan kemampuan
eksplorasi merek tersebut menjadi sangat tingggi di benak konsumen.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila kesadaran suatu merek
17
rendah, maka suatu asosiasi yang diciptakan oleh produsen atau
perusahaan akan sulit untuk melekat pada merek tersebut.
b. Familier/Rasa Suka
Apabila kesadaran akan merek sangat tinggi, maka konsumen
akan sangat akrab dengan merek yang diciptakan oleh perusahaan,
dan seiring bertambahnya waktu akan muncul rasa suka yang tinggi
terhadap merek yang dipasarkan oleh produsen.
c. Substansi/Konsumen
Kesadaran merek mampu menandakan keberadaan,
komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan.
Apabila kesadaran merek tinggi, maka kehadiran merek akan selalu
dapat dirasakan.
d. Mempertimbangkan Merek
Langkah awal dalam proses pembelian adalah menyeleksi
merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk
dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan dibeli. Merek
dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang
tinggi. Apabila sebuah merek tidak tersimpan dalam ingatan
konsumen, maka merek tersebut tidak dapat dipertimbangkan.
Biasanya sebuah merek yang dapat masuk dan disimpan dalam
ingatan konsumen adalah sebuah merek yang dapat disukai atau
dibenci oleh konsumen itu sendiri.
18
2. Hubungan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian
Brand awareness merupakan bentuk dari tindakan seorang
konsumen yang muncul dikarenakan konsumen tersebut mengetahui dan
mengenali akan sebuah merek. Hal ini menjadikan tolak ukur bagi
konsumen dalam memutuskan pembelian sebuah produk. Sehingga dapat
di tarik kesimpulan bahwa dalam memutuskan membeli sebuah produk,
konsumen memerlukan informasi yang akan mengacu kepada
pengenalan akan sebuah merek produk dan membuat merek produk
dikenal serta diingat oleh pihak konsumen. Menurut Aaker (1997) pada
penelitian Suprapti (2010) kesadaran merek mempengaruhi rasa percaya
diri konsumen atas keputusan pembelian dengan mengurangi tingkat
resiko yang disarankan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli.
Kesadaran akan merek memiliki tingkatan yang dapat disesuaikan sejauh
mana konsumen mengingat dan mengenali suatu produk yang dimuat
oleh perusahaan. Maka terciptalah tindakan keputusan pembelian yang
dilakukan konsumen setelah mengenali dan mengingat seperti apa merek
produk yang akan konsumen beli. Oleh karena itu hipotesis yang
terbentuk adalah sebagai berikut:
H1: Brand wareness berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
3. Brand Image (Citra Merek)
Sebuah perusahaan dapat dikatakan sukses atau dikenal baik
konsumennya, apabila sebuah produk yang diciptakan oleh perusahaan
dapat di terima di pasaran atau target pasar yang sudah ditentukan
sebelumnya oleh perusahan. Sehingga menimbulkan citra sebuah merek
19
yang ada menjadi lebih baik di mata masyarakat ataupun sebaliknya.
Menurut Kotler (2000) pada penelitian Asshiddieqi (2012:39)
mendefinisikan citra sebagai satu perangkat keyakinan, ide, dan kesan
dimana perangkat tersebut dimiliki seseorang terhadap suatu obyek.
Disimpulkan secara keseluruhan bahwa seseorang yang mempunyai
impresi dan kepercayaan yang tinggi akan suatu produk tidak dapat
berpikir panjang untuk membeli dan menggunakan produk tersebut.
Menurut Simamora (2003) pada penelitian Fristiana (2013:3) citra
merek merupakan interprestasi yang diakumulasikan ke berbagai
informasi yang dapat diterima oleh konsumen. Suatu hal yang
dinterpretasikan adalah informasi tentang produk maupun perusahaan
yang menaungi produk tersebut. Hal yang menginterpretasikan sebagai
target pasar yang ditentukan oleh pihak perusahaan adalah konsumen.
Hasil interpretasi yang diuraikan sebelumnya dapat bergantung pada dua
hal yaitu:
a. Bagaimana seorang konsumen dapat melakukan interpresentasi.
b. Informasi yang seperti apa yang dapat diinterpretasikan.
Menurut Durianto, Sugiarto, dan Budiman (2004:2-3) merek
mengandung janji perusahaan yang secara konsisten dapat memberikan
ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada konsumen. Merek dapat lebih dari
jaminan kualitas, dikarenakan di dalamnya terdapat enam pengertian yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Atribut Produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali,
desain, dan lain-lain. Sebuah produk dapat dikatakan sebagai sesuatu
20
yang mahal, produk yang dibuat dengan baik, terancang baik, tahan
lama, bergengsi tinggi, dan sebagainya.
b. Manfaat, meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut,
konsumen dapat membeli manfaat dari produk tersebut. Hal ini
diperlukan untuk diartikan sebagai manfaat fungsional / emosional.
Hal ini diperlukan untuk diartikan sebagai manfaat fungsional atau
manfaat emosional. Sebagai contoh, atribut “mahal” cenderung
diartikan sebagai manfaat emosional, sehingga konsumen yang
menggunakan atribut tersebut merasa dirinya dianggap penting dan
lebih dihargai.
c. Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Suatu
produk dikatakan produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi,
dan sebagainya. Dengan demikian produsen produk tersebut juga
mendapat nilai yang tinggi di mata masyarakat.
d. Budaya, merek dapat mencerminkan budaya tertentu. Suatu produk
dapat mencerminkan dari segi budaya negara yang memproduksi
produk tersebut, kualitas bahan yang ada pada negara produsen, dan
sebagainya.
e. Kepribadian, merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering
kali produk tertentu menggunakan kepribadian seseorang yang
terkenal di mata masyarakat untuk mendongkrak atau meningkatkan
merek produk yang diciptakan atau diproduksi.
f. Pemakai, merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut. Konsumen pada umumnya memiliki
21
kemampuan membeli suatu produk. Apabila konsumen membeli
sebuah produk dengan merek yang terkenal, maka konsumen dapat
digolongkan sebagai konsumen menengah ke atas. Sebaliknya,
apabila konsumen membeli suatu produk dengan merek yang tidak
terlalu di kenal di mata masyarakat, atau tidak melihat dari segi merek
maka konsumen tersebut digolongkan sebagai konsumen menengah
ke bawah.
Menurut Wiratama (2012:30) dengan dasar konsep yang
dikemukakan oleh Kotler (2000) bahwa para konsumen atau pelanggan
memiliki kemungkinan pendapat atau tanggapan yang berbeda-beda
terhadap citra merek suatu perusahaan. Selain itu, dalam melakukan
pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen,
kesadaran terhadap merek memegang peranan yang sangat penting.
Merek dapat dijadikan sebagai preferensi seorang konsumen dalam
keputusan pembelian. Konsumen atau pelanggan cenderung membeli
produk atau jasa yang sudah dikenal baik oleh pelanggan atau konsumen
itu sendiri, dibandingkan dengan produk atau jasa yang baru diciptakan
oleh pihak produsen atau perusahaan. Alasan seorang konsumen
cenderung membeli produk atau jasa yang lebih dikenal baik di mata
konsumen itu sendiri dikarenakan produk yang dikenal memiliki jaminan
yang mendorong seorang konsumen lebih nyaman dalam mengkonsumsi
produk.
22
Indikator-indikator pendukung keberadaan citra merek menurut
Keller (1993) pada penelitian Wiratama (2012:33-34) atas dasar yaitu
sebagai berikut:
a. Mudah Dikenali: bukan hanya dengan logo, sebuah merek dapat
dikenal di pasaran melalui pesan dan cara dimana produk dikemas
dan disajikan kepada para konsumen yang disebut trade dress.
Pengertian dari trade dress itu sendiri adalah menggunakan
komunikasi yang intensif, suatu bentuk produk khusus dapat menarik
perhatian dan mudah dikenali oleh konsumen. Sehingga trade dress
sering melayani fungsi yang sama seperti merek dagang, yaitu
deferensiasi produk dan jasa di pasar yang dapat dimintakan
perlindungan hukum.
b. Reputasi yang Baik: Bagi sebuah perusahaan, citra dapat diartikan
sebagai persepsi masyarakat atau konsumen terhadap jati diri
perusahaan. Persepsi atau tanggapan didasari pada apa yang
diketahui oleh konsumen atau kira tentang perusahaan yang
bersangkutan. Sehingga perusahaan yang sama belum tentu memiliki
citra yang sama di mata konsumen. Citra perusahaan menjadi salah
satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting.
Contoh: keputusan dalam membeli suatu barang, keputusan untuk
menentukan tempat menginap, pengambilan kursus, sekolah, dan
lain-lain. Apabila perusahaan memiliki citra yang baik maka akan
berdampak positif bagi perusahaan itu sendiri, sebaliknya apabila
perusahaan memiliki citra yang buruk maka akan berdampak negatif
23
dan menimbulkan tanggapan yang buruk dari pihak konsumen serta
menjadikan peluang bagi para pesaing.
c. Selalu di Ingat: Artinya elemen merek yang akan dipilih hendaknya
yang mudah diingat, dan dapat diucapkan dengan mudah. Simbol,
logo, dan nama yang digunakan cenderung menarik dan unik untuk
di baca, dilihat dan didengar konsumen. Sehingga dapat menarik
perhatian konsumen atau masyarakat serta dapat dengan mudah
untuk diingat di benak konsumen itu sendiri.
4. Hubungan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Berdasarkan pengertian di atas dan dengan konsep yang
dikemukakan oleh Kotler (2000) pada penelitian Asshiddieqi (2012:39)
brand image atau citra merek merupakan suatu tanggapan yang
dikeluarkan oleh konsumen dikarenakan kinerja pelayanan pihak
produsen yang memberikan kesan baik dalam pengenalan dan
menciptakan sebuah produk. Dalam hal ini apabila perusahaan
memberikan pelayanan dan kualitas produk yang baik maka konsumen
akan memberikan tanggapan yang baik, sebaliknya apabila perusahaan
memberikan pelayanan dan kualitas produk yang buruk, maka konsumen
akan memberikan tanggapan yang buruk. Kondisi ini dapat memberikan
efek ketika seorang konsumen ingin membeli sebuah produk yang
diciptakan oleh pihak perusahaan. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Brand image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
24
5. Media Komunikasi
Secara sederhana menurut Rahman (2013) media komunikasi dapat
diuraikan dari dua kata yaitu media dan komunikasi. Media merupakan
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk
teknologi perangkat kerasnya. Sedangkan komunikasi adalah proses yang
menghubungankan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab
itu manusia memerlukan komunikasi antara dirinya dengan lingkungan,
dan dalam berkomunikasi diperlukan media komunikasi.
Media komunikasi merupakan sebuah alat perantara dalam hal
menghubungkan antara satu orang informa dengan orang lain atau
penerima informa. Media komunikasi sangat diperlukan dalam hal
pengenalan suatu produk atau jasa yang diciptakan oleh pihak produsen
atau perusahaan, dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang
produk itu sendiri kepada para target pasar atau konsumen. Sehingga
konsumen atau pelanggan mendapatkan informasi mengenai produk yang
akan diperkenalkan oleh pihak produsen atau perusahaan.
Menurut Suciningtyas (2012:2) dalam dunia pemasaran, istilah
“media” dapat diartikan sebagai sarana komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, billboard, pamflet, dan internet. Pengiklanan
menggunakan media untuk menyampaikan pesan-pesan komersial
kepada target pasar atau konsumen mereka, dan media tersebut
bergantung pada tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengeluaran
iklan untuk menutup pengeluaran operasional perusahaan tersebut.
25
Berdasarkan pengertian yang diuraikan oleh Suciningtyas (2012),
maka media komunikasi dapat diuraikan dalam bentuknya yaitu sebagai
berikut:
a. Media Cetak: Merupakan sebuah alat komunikasi berupa lembaran
kertas yang dapat digabungkan dalam bentuk buku bacaan. Contoh:
majalah, buku pelajaran, koran, surat kabar, komik, novel, dan lain
sebagainya.
b. Radio: Merupakan media informasi yang dapat disampaikan melalui
suara yang dipancarkan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Radio merupakan media komunikasi pertama dengan penyampaian
informasi dalam bentuk suara yang dapat didengar dalam jarak yang
cukup jauh secara langsung.
c. Televisi: Merupakan media komunikasi virtual dengan menampilkan
gambar dan suara secara langsung pada jarak yang cukup jauh.
Kegunaan dari media ini adalah bermula untuk memberikan hiburan
dan berita tentang kejadian-kejadian yang terjadi di suatu wilayah.
Berkembangnya modernisasi di dunia maka revolusi kegunaan
televisi tidak hanya untuk hiburan dan penyampaian berita, melainkan
untuk penyampaian informasi sebuah produk atau jasa yang biasa
disebut dengan iklan.
d. Internet: Merupakan media komunikasi tercanggih yang ada di
seluruh belahan bumi. Internet dapat menjangkau seluruh belahan
dunia. Seseorang dapat mengaksesnya dengan mudah dan cepat,
walaupun dengan jarak yang sangat jauh. Informasi yang ada pada
26
internet dapat digolongkan sebagai informasi terlengkap, dikarenakan
jangkauan yang dapat tempuh oleh media internet tidak ada batasan.
Sehingga sangat membantu konsumen dengan mudah dan cepat dalam
mendapatkan dan menyampaikan suatu informasi.
Pengertian media komunikasi menurut Sora (2014) dalam artikelnya
menyatakan bahwa media komunikasi adalah semua sarana yang dapat di
pakai untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan, dan
menyebarkan serta menyampaikan informasi. Sehingga manusia dapat
berkomunikasi dengan lingkungannya tanpa harus mengadakan
hubungan secara langsung dengan lingkungannya, dan menjadikan
kegiatan lebih relevan karena kegiatan komunikasi lebih mudah
dilakukan. Proses ketika pengiriman informasi di era modern ini,
teknologi komunikasi paling dicari diseluruh belahan dunia. Transformasi
dan inovasi semakin dikembangkan guna mempercepat dan
mempermudah manusia atau konsumen dalam hal berbagi dan menerima
informasi. Menurut Marshall yang dikemukakan oleh Sora (2014) dalam
artikelnya dapat di uraikan fungsi media komunikasi yaitu sebagai
berikut:
a. Efektivitas. Dengan adanya media komunikasi, makin mempermudah
kelancaran dalam penyampaian sebuah informasi antara produsen
dengan konsumen maupun konsumen dengan produsen.
b. Efisiensi. Menggunakan media komunikasi maka dapat mempercepat
penyampaian informasi. Dengan kata lain dapat meminimalisir
penggunaan waktu.
27
c. Konkrit. Menggunakan media komunikasi dapat membantu
mempercepat isi pesan, yang biasanya memiliki sifat abstrak.
d. Motivatif. Dalam menggunakan media komunikasi maka akan lebih
semangat dalam melakukan komunikasi, karena kemudahan-
kemudahan yang dapat dirasakan langsung oleh penggunanya dari
pihak konsumen maupun pihak produsen.
Berdasarkan fungsi media komunikasi yang telah dijabarkan di atas
bahwa media komunikasi berfungsi dalam hal penyampaian informasi
sebuah produk yang diproduksi oleh produsen kepada pihak target pasar
atau konsumen. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai kegiatan promosi.
Dikarenakan kegiatan promosi dapat dikatakan sebagai tindakan dalam
hal memperkenalkan, memberikan informasi, dan mengembangkan
sebuah produk baru ke pasaran. Sehingga media komunikasi dapat
dikatakan memiliki lima perangkat utama yang sama dengan promotion
mix (Baskara:2011) yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah gagasan sebagai bentuk penyajian dan promosi
bukan pribadi mengenai gagasan barang atau jasa yang dibayar oleh
pihak tertentu. Biasanya promosi dengan cara ini lebih berpengaruh
aktif terutama media yang digunakan adalah media televisi.
b. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pemasaran langsung adalah suatu sistem pemasaran interaktif
yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk merespon
yang terukur dan transaksi di lokasi manapun.
28
c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan kegiatan penjualan yang bersifat
jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang serta kuat dan
mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat lainnya dan
menggunakan bentuk yang berbeda.
d. Hubungan Masyarakat (Public relation)
Hubungan masyarakat merupakan salah satu alat promosi yang
penting. Ditujukan untuk membangun opini masyarakat dalam rangka
memelihara, meningkatkan, dan melindungi citra perusahaan dan
produk.
e. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Penjualan pribadi merupakan presentasi lisan dari suatu
percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan
menciptakan penjualan.
6. Hubungan Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan kutipan Suciningtyas (2012:2) pada penelitiannya
maka dapat dikembangkan bahwa media komunikasi merupakan alat atau
perantara interaksi antara pihak satu dengan pihak lainnya dengan
variabel lainnya. Media komunikasi diperlukan ketika konsumen
memerlukan informasi mengenai produk atau jasa yang ada di pasaran.
Ketika konsumen mengenali sebuah produk yang ada di pasaran, maka
konsumen dapat memilih bahwa produk tersebut sesuai dengan keinginan
dan kebutuhannya atau tidak. Sehingga media komunikasi dapat sebagai
perantara yang akan membawa konsumen dalam memutuskan pembelian
29
sebuah produk. Oleh karena itu, dapat diputuskan hipotesa atas hubungan
ini yaitu sebagi berikut:
H3: Media komunikasi berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian
7. Keputusan Pembelian
Setiap individu manusia memiliki sifat dan sikap yang berbeda satu
sama lain. Ketika seorang manusia dihadapkan dengan sebuah situasi,
maka secara alamiah manusia akan melakukan sebuah tindakan atas
tanggapan dari situasi yang muncul. Tindakan yang keluar dari benak
manusia dapat dikatakan sebagai perilaku. Manusia digolongkan sebagai
pengguna dalam memenuhi segala kebutuhannya. Kata pengguna disini
adalah dapat dikatakan sebagai konsumen, karena pengguna akan
mengkonsumsi atau menggunakan segala macam bentuk barang atau jasa
sesuai dengan kebutuhan masing-masing golongan manusia. Dengan kata
lain perilaku tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku konsumen.
Menurut Fandy Tjiptono (2002) pada penelitian Fristiana (2013:4)
perilaku konsumen adalah tindakan yang secara langsung terlibat dalam
usaha memperoleh, menentukan produk dan jasa, termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-
tindakan tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dilihat bahwa
pemahaman tentang perilaku konsumen adalah pekerjaan yang tidak
mudah. Sehingga cukup sulit dan kompleks, khususnya yang disebabkan
oleh banyaknya variabel yang mempengaruhi. Variabel-variabel tersebut
cenderung saling berinteraksi antar variabel satu dengan variabel lainnya.
30
Berdasarkan pengertian diatas dapat dijabarkan menurut Kotler dan
Keller (2008) pada penelitian Akbar, K. (2013) tahap-tahap proses
pembelian. Sehingga proses pembelian ini dapat menentukan bagimana
seorang konsumen melakukan tindakan keputusan pembelian, yaitu
sebagai berikut:
Gambar 2.3 Tahapan Proses Pembelian Kosumen
Sumber: Akbar, K. (2010) menurut Kotler dan Keller (2008)
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian berawal ketika konsumen atau pembeli
memiliki hasrat dalam memenuhi kebutuhan yang didukung dari
rangsangan internal maupun rangsangan eksternal konsumen itu
sendiri. Kebutuhan yang normal yang dapat langsung dirasakan oleh
seseorang adalah rasa lapar, haus, dan lelah yang dapat dijadikan
dorongan seorang konsumen itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan.
Sehingga rangsangan yang timbul dikategorikan sebagai rangsangan
eksternal.
b. Pencarian Informasi
Sumber informasi utama dimana seorang konsumen dapat dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu:
1) Pribadi. Contoh: keluarga, teman, tetangga, rekan.
2) Komersial. Contoh: iklan, situs web, wiraniaga, penyalur,
kemasan, tampilan.
31
3) Publik. Contoh: media masa, organisasi pemeringkat konsumen.
4) Eksperimental. Contoh: penangan, pemeriksa, pengguna produk.
c. Evaluasi Alternatif
Dengan melewati tahap satu dan dua yang sudah diuraikan
sebelumnya, konsumen dapat mempersiapkan diri untuk membuat
suatu keputusan. Konsumen dapat menggunakan informasi yang ada
dalam ingatannya, dan dengan informasi yang telah diperoleh
konsumen dari luar maka dapat membangun suatu kriteria tertentu.
d. Keputusan Pembelian
Pada tahap ini, terjadi tahap dimana konsumen melakukan
evaluasi saat memutuskan untuk membeli suatu produk atau jasa.
Konsumen membentuk anggapan terhadap merek dalam kumpulan
pilihan yang di hadapannya. Ketika konsumen melakukan pembelian,
konsumen dapat membentuk lima sub keputusan, yaitu merek,
penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami
konflik yang disebabkan oleh fitur tertentu dan hal-hal
mengkhawatirkan tentang merek lain. Sehingga konsumen menjadi
lebih waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.
Kepuasan pasca pembelian adalah fungsi dari kedekatan antara
harapan dan kinerja anggapan suatu produk. Apabila kinerja pekerja
tidak memenuhi harapan, maka konsumen akan kecewa. Lalu apabila
kinerja melebihi harapan, maka konsumen akan sangat puas.
32
Tindakan pasca pembelian dapat dikatakan bahwa apabila konsumen
puas akan suatu produk atau jasa, maka kemungkinan konsumen ingin
membeli produk itu kembali. Sehingga konsumen yang puas
cenderung memberikan tanggapan yang baik tentang sebuah merek
kepada konsumen lainnya.
Menurut Sutisna (2003) pada penelitian Suprapti (2010:17)
keputusan pembelian memiliki dimensi-dimensi yang mengukur sejauh
mana konsumen dapat memutuskan untuk membeli suatu produk atau
jasa, yang diuraikan sebagai berikut:
a. Benefit Association.
Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen
menemukan manfaat dari produk yang akan dibeli dan
menghubungkannya dengan karakteristik merek. Manfaat yang dapat
diambil pada kriteria adalah kemudahan dalam mengingat nama
produk atau merek produk ketika dihadapkan dalam keputusan
membeli sebuah produk atau jasa. Sehingga konsumen tidak kesulitan
dalam memutuskan pembelian atas sebuah produk dengan merek
tertentu.
b. Prioritas dalam Membeli
Prioritas dalam membeli terhadap salah satu produk yang
ditawarkan sebuah produsen, dapat dilakukan oleh konsumen apabila
perusahaan menawarkan produk yang lebih baik dari produk
pesaingnya. Dikarenakan prioritas merupakan suatu hal yang lebih
didahulukan dibandingkan hal lainnya.
33
c. Frekuensi Pembelian
Ketika konsumen membeli sebuah produk dan merasa puas atas
kinerja para pekerja sebuah perusahaan produk tersebut, maka
konsumen dapat sering melakukan tindakan pembelian kembali
dalam kurun waktu yang diinginkan oleh konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya.
B. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan judul penelitian ini, yang dapat dijadikan sebagai rujukan
atau referensi yang bertujuan untuk menyempurnakan penelitian yang
dilakukan sebelumnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO Nama
Pengarang
Judul Alat
Analisis
Hasil
1. Wulan
Suciningtyas
(2012)
Pengaruh Brand
Awareness, Brand
Image, dan Media
Communication
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Analisis
Regresi
Hasil analisis regresi
data menunjukkan
persamaan yaitu: Y=
5,455+ 0,171X1
+0,226X2+0,148X3
maka tiap variabel
mengalami
peningkatan setiap 1
satuan untuk brand
awareness (X1)
menigkat 0,171, brand
image (X2) meningkat
0,226, media
communication (X3)
meningkat 0,148 dan
saling berhubungan
positif dengan
keputusan pembelian
(Y).
34
2. Lilik Suprapti
(2010)
Analisis Pengaruh
Brand Awareness,
Preceived Value,
Organizational
Association, dan
Preceived Quality
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen (Studi
pada Pemilik
Sepeda Motor
Yamaha Mio CW
di Harpindo
Semarang)
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil dari penelitian
adalah Brand
Awareness, Preceived
Value, Organizational
Association, dan
Preceived Quality bagi
konsumen
tinggi. Mempunyai
nilai cronbach alpha >
0,60 maka keseluruhan
variabel dikatakan
reliabel.
3. Kurnia Akbar
(2013)
Analisis Pengaruh
Harga, Brand
Image, dan
Atribut Produk
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Handphone atau
Smartphone
Samsung
Jenis Android.
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Terdapat pengaruh
positif dan signifikan
antara harga, brand
image, dan atribut
produk terhadap
keputusan pembelian
Handphone atau
Smartphone Samsung
Jenis Android.
4. Fuad
Asshiddieqi
(2012)
Analisis Pengaruh
Harga, Desain
Produk, dan Citra
Merek Terhadap
Keputusan
Pembelian (Studi
Kasus pada
Produk Crooz di
Distro Ultraa
Store Semarang)
Analisis
Linear
Berganda
Terdapat pengaruh
positif antara Harga,
Desain Produk, dan
Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian.
5. Tito Baskara
(2011)
Pengaruh Bauran
Promosi
(Promotion Mix)
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen
Toserba “X”
Kiaracondong
Bandung
Analisis
Regresi
Hasil penelitian
thitung>ttabel=
8,135>2,011 maka
terdapat pengaruh
positif antara Bauran
Promosi (Promotion
Mix) Terhadap
Keputusan Pembelian
Konsumen Toserba
“X” Kiaracondong
Bandung
35
C. Kerangkan Penelitian
Gambar 2.4
Kerangka Penelitian
Sumber: Data yang diolah (2016).
D. Hipotesis
H1 : Brand Awareness (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian (Y).
H2 : Brand Image (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
(Y).
H3 : Media komunikasi (X3) berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian (Y).
H4 : Brand Awareness (X1) , Brand Image (X2) , dan Media komunikasi (X3)
secara simultan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y).
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian
Kategori penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random (acak)
dan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data
bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu tiga variabel independen
(Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi) dan satu variabel
dependen (Keputusan Pembelian). Sehingga masing-masing variabel perlu
dikemukakan / dideskripsikan. Hal ini menuntut penulis untuk mengumpulkan
segala teori dasar atas variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
berdasarkan sumber-sumber bacaan yang memiliki tiga kriteria. Tiga kriteria
di antaranya relevansi, kelengkapan, dan kemuktahiran. Menurut Sugiyono
(2013) relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti
dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan dengan banyaknya
sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu.
37
Semakin baru sumber yang digunakan sebagai acuan dalam deskriptif teori,
maka akan semakin mutakhir teori yang sesuai dengan penelitian ini.
B. Operasional Variabel
Pada operasional variabel yang dapat dijabarkan dalam bentuk tabel
sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel
VARIABEL DEFINISI DIMENSI INDIKATOR
Brand
Awareness X1
(Aaker:1997)
Brand
awareness
merupakan
kesanggupan
konsumen
dalam mengenal
kembali suatu
merek yang
diyakinkan
bagian dari
produk tertentu.
a.Tidak Menyadari
Merek (Unware of
Brand)
1.kenali promo produk.
2.kemampuan
mengenali jenis produk.
b.Pengenalan
Merek (Brand
Recognition)
1.kenali slogan merek.
2.penyesuaian produk
terhadap keinginan
konsumen.
c.Pengingatan
Kembali Terhadap
Merek (Brand
Recall)
1.kemampuan
mengingat promo
produk.
2.kemampuan mengenal
ciri khas sebuah merek.
d.Puncak Pikiran
(Top of Mind)
1.kemampuan
mengingat varian
produk.
2.mengingat ciri khas
sebuah merek.
Brand Image
X2
(Kotler:2000)
Brand image
adalah reputasi
akan suatu
produk yang
harus dibentuk
secara positif
dengan tujuan
mencapai
keuntungan
secara
a.Atribut Produk keunggulan yang
ditampilkan dari sebuah
merek.
b. Manfaat Tingkatan kesenjangan
sosial.
c.Nilai Membangun kinerja
yang baik dan positif.
d.Budaya Keseharian yang
memiliki perbedaan
antar wilayah tertentu.
38
signifikan dan
maksimal.
e.Kepribadian Timbul tanggapan
positif disesuaikan
dengan sikap yang
ditunjukan.
f.Pemakai Penggolongan
konsumen sesuai tingkat
kemampuan membeli
Media
Komunikasi
X3
(Suciningtyas:
2012)
Media
komunikasi
adalah sebuah
wadah untuk
memberikan
segala
informasi
Mengenai
sebuah merek
terhadap produk
yang memasuki
dan diluncurkan
ke pasaran.
a.Periklanan
(advertising)
1.pengenalan produk
dengan media yang
diminati konsumen
2.kemudahan mendapat
informasi akan produk
b.Pemasaran
langsung (direct
marketing)
Pengenalan produk dan
varian nya mencakup
berbagai wilayah
c.Promosi
penjualan (sales
promotion)
kegiatan promosi face to
face terhadap konsumen
d.Hubungan
masyarakat (public
relation).
Penyebaran informasi
antar konsumen satu
dengan lain atau
kegiatan WOM (word of
mouth).
e.Penjualan pribadi
(personal selling)
Menggunakan media
pendukung dalam
memasarkan sebuah
produk akan merek
tertentu.
Keputusan
Pembelian Y
(Fandy
Tjiptono:2002)
Keputusan
pembeli
merupakan
perilaku yang
ditunjukan oleh
konsumen
dalam
memenuhi
kebutuhan dan
keinginannya
sesuai dengan
kemampuan
dari konsumen
itu sendiri
a.Benefit
Association
1.mengingat kembali
merek produk
2.mengetahui
karakteristik merek
b.Prioritas dalam
Membeli
1.keunggunalan produk
yang ditawarkan
c.Frekuensi
Pembelian
1.kepuasan atas kinerja
produsen
2.pembelian secara ber-
ulang disesuaikan
dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
39
C. Sumber dan Cara Penentuan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini atas dasar konsep dari
artikel Asyifusyinen (2015) adalah jenis data dokumenter dan data
kuantitatif. Jenis data dokumenter adalah jenis data berupa faktur, jurnal,
memo, surat-surat, hasil rapat, dan dalam bentuk laporan program. Data
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dapat
diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam
data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti dari pihak pertama. Data primer adalah data yang belum pernah
dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau periode waktu
tertentu. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari para Mahasiswa
Universitas Pancasila yang menggunakan produk simPATI 4G LTE yang
di produksi oleh PT Telkomsel, Tbk.
2. Cara Penentuan Data
Pada penelitian ini penentuan data dilakukan dengan menentukan unit
sampel dari pengukuruan ukuran sampel. Sampel merupakan bagian dari
seberapa banyak jumlah populasi tersebut. Dalam menentukan unit
sampel digunakan sampel skala kecil dan secara umum tidak dibeda-
bedakan dari segi umur, jenjang pendidikan, atau pun jenis kelamin.
40
Pada penelitian ini teknik pengambilan keputusan yang digunakan
adalah non probability sampling. Menurut Akbar (2014) atas dasar
konsep Sugiono (2004) non probability sampling adalah teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama pada setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampel pada penelitian ini adalah
para mahasiswa dan mahasiswi secara keseluruhan di Universitas
Pancasila. Teknik dalam penentuan pengambilan jumlah sampel
(responden) pada penelitian ini sesusai dengan teknik non probability
sampling adalah teknik purposive sampling.
Menurut Sugiono (2012) pada penelitian Wahyuni (2013) teknik
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Biasanya atas keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu dalam melakukan penelitian. Menurut Suprapti (2010) atas dasar
konsep Widiyanto (2008) ukuran sampel penelitian ini tidak diketahui
dengan pasti, maka besar sampel yang digunakan dapat dihitung dengan
rumus yaitu: n = Z2
4(Moe)2
Keterangan :
n = ukuran sampel
Z = nilai pada tingkat sig tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%),
maka Z = 1,96
Moe = margin of error tingkat kesalahan maksimum adalah 10%
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel yang dibutuhkan
sesuai dengan perhitungan di atas, dapat dihitung sebagai berikut:
41
n = Z2
4(Moe)2
n = 1,962
4(0,1)2
n = 96,04 atau dibulatkan menjadi 100
Dari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh jumlah sampel
(responden) yang akan di teliti adalah sebanyak 100 responden.
3. Obyek Penelitian
Pada penelitian ini obyek penelitian yang digunakan adalah salah satu
perusahaan yang berjalan di bidang provider atau jaringan seluler yaitu
PT Telkomsel, Tbk. Secara spesifik produk yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah produk simPATI jaringan seluler 4G LTE (Long
Term Evolution). Produk simPATI 4G LTE perdana pertama yang
dikeluarkan oleh pihak PT Telkomsel, Tbk. Secara spontanitas apabila
konsumen ditanyakan oleh konsumen lain tentang produk Telkomsel
akan menyebutkan produk simPATI 4G LTE dikarenakan produk
tersebut merupakan produk yang paling dikenal di mata konsumen.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini di
dalam artikelnya adalah metode kuesioner. Dasar konsep Ali (2015)
terhadap metode kuesioner adalah metode yang menggunakan sebuah
daftar yang terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau
42
diisi oleh pihak konsumen yang disebut dengan responden. Pertanyaan
yang ada pada metode ini harus berkatian dengan objek penelitian dan di
setiap butir pertanyaan mencakup dari setiap variabel indenpen yang ada
pada penelitian ini. Jenis dari metode kuesioner yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan tertutup
(closed question). Pertanyaan-pertanyaan tertutup ini terdiri dari
pertanyaan yang sudah terkonsep sesuai dengan judul penelitian ini.
Sehingga responden diharuskan mengisi kuesioner ini secara terkonsep
dan tidak dapat secara bebas mengisi kuesioner pada penelitian ini
Metode kuesioner dilakukan dengan menggunakan Sakla Likert.
Sakla Likert menurut Ummaroh (2014) dalam penelitiannya merupakan
suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan
skala ini banyak digunakan dalam sebuah penelitian berupa survei. Skala
likert digunakan dalam mengukur pendapat, persepsi, dan tanggapan
seseorang (responden). Bentuk dari skala likert dalam pengisiannya
adalah berupa ceklist atau pilihan ganda, yang selanjutnya untuk setiap
butir pertanyaan akan diberikan bobot.
Tabel 3.2
Skala Likert
Persepsi Resonden Nilai Sikap/Bobot
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
5
4
3
2
1
Sumber: Ummaroh (2014:50)
Berdasarkan pada tabel opersasional, maka butir pertanyaan ada dua
puluh lima butir pertanyaan yang terdiri dari:
43
a. Variabel independen X1 8 pertanyaan, X2 dan X3 6 pertanyaan.
b. Variabel dependen Y 5 pertanyaan.
2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Berdasarkan artikel dari Syamsul (2014) uji validitas merupakan
suatu pengujian yang digunakan oleh penulis untuk menunjukan bahwa
variabel yang diukur dapat dikatakan valid dan benar-benar diteliti oleh
peneliti. Validitas menunjukan ketepatan variabel yang sudah ditentukan
sebelumnya oleh peneliti. Uji validitas digunakan untuk menjadikan tolak
ukur setiap variabel yang akan diukur oleh penulis dan mengkolerasikan
antara variabel satu dengan variabel lain sesuai dengan variabel-variabel
yang ada pada penelitian ini.
Uji reliabilitas adalah suatu pengujian yang merujuk pada suatu
pemahaman bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini dipercaya
mampu memberikan informasi yang sebenarnya (Syamsul, 2004). Pada
penelitian ini metode yang digunakan adalah kuesioner. Dalam uji
reliabitas terhadap metode kuesioner yang digunakan untuk merujuk
kepada, jika responden dapat menjawab setiap butir pertanyaan dengan
hasil yang stabil dari waktu ke waktu kuesioner maka kuesioner dapat
dikatakan reliabel.
E. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dengan
menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitas
44
adalah teknik yang membandingkan antar data variabel satu dengan
variabel lainnya. Teknik ini merupakan teknik yang menggolongkan
setiap butir pertanyaan (dalam kuesioner) sesuai dengan variabel-variabel
independet dan dependent yang ada pada penelitian ini. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan dari jawaban-jawaban yang sudah diisi oleh para
responden.
Penelitian ini menggunakan program software SPSS (Statistical
Package for Sosial Science) yang memiliki fungsi untuk menganalisis
data dan melakukan perhitungan statistik dengan basis Windows.
Program ini sering digunakan dalam metode penelitan yang hanya
menggunakan satu variabel dependen (Y) sebagai acuan sebuah
penelitian. Dalam penenlitian ini menggunakan program SPSS for
Windows version 20.0.
2. Teknik Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows version 20.0
dimana analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Ummaroh (2014:54) analisis regresi linier berganda
merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan
hubungan secara matematis antara variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y). Hubungan secara matematis dilakukan agar
dapat memprediksikan nilai (Y) atas dasar masing-masing nilai (X).
Dengan menggunakan teknik ini, dapat diketahui dengan pasti
antara variabel independen dan variabel dependen memiliki hubungan
45
yang siginifikan. Sehingga cara mengetahui pengaruh variabel
independen dengan variabel dependen digunakan rumus analisis regresi
linier berganda dengan rumus:
Y = a + βYX1 + βYX2 + βYX3 + e
Dimana:
Y = variabel Keputusan Pembelian Konsumen
X1 = variabel Brand Awareness
X2 = variabel Brand Imagge
X3 = variabel Media Komunikasi
βY = koefisian kepuasan konsumen
a = kostanta
e = standar error
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui keberhasilan antara
variabel independen yang dihubungan dengan variabel dependen agar
tercipta analisis yang dapat diinterpretasikan secara lebih akurat,
efisien, dan terbatas dari kelemahan-kelemahan yang terjadi akibat dari
adanya gejala-gejala asumsi klasik dan model regresi yang dihasilkan
berupa model regresi yang menghasilkan estimator linier tidak bias dan
model regresi memenuhi kaidah BLUE (Blue Linear Unbiased
Estimator).
Menurut Ummaroh (2014) uji asumsi klasik memiliki beberapa
dimensi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Uji
asumsi klasik ini harus dipenuhi agar mendapatkan model regresi yang
46
baik. Uji asumsi klasik terdiri dari Uji Normalitas, Uji Autokolerasi, Uji
Heterokedastisitas, dan Uji Multikolineritas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji variabel pengganggu
memiliki distribusi yang normal atau tidak di dalam model
regresinya. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik P-P Plot.
Ketika P-P plot memiliki titik-titik yang menyebar di antara garis
diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat dikatakan
sebagai berikut:
a) Jika data yang menyebar jauh diantara arah garis diagonal atau
tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tersebut tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data yang menyebar disekitaran arah garis diagonal atau
mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tersebut memenuhi
asumsi normalitas.
Pernyataan di atas akan terlaksana apabila pengambilan keputusan
dalam uji normalitas yang sesuai dengan teknik Kolgomorov-
Smirnov, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Data berdistribusi normal, apabila nilai signifikansi (sig) > 0,05.
b) Data tidak berdistribusi normal, apabila nilai signifikansi (sig)
< 0,05.
2) Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji dalam sebuah model
47
regresi linier memiliki kolerasi memiliki kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya atau
tidak. Dasar perhitungan keputusan uji ini memiliki ketentuan
sebagai berikut:
a) Jika DWhitung < dL atau (4-d) < dL, maka terdapat autokolerasi.
b) Jika DWhitung > dU dan (4-d) > dU, maka tidak ada autokolerasi.
c) Jika dL < d < dU atau dL< (4-d) < dU, maka tidak mendapatkan
hasil atau kesimpulan yang pasti.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujan untuk mengetahui ketika terjadi
penyimpangan model atau tidak terjadi penyimpangan model karena
gangguan varian yang berbeda antara observasi satu dengan
observasi lainnya. Ketentuan dari uji ini adalah sebagai berikut:
a) Apabila titik-titik membentuk pola yang teratur maka
disimpulkan terdapat masalah heteroskedastisitas dalam regresi.
b) Apabila titik-titik tidak membentuk pola dan menyebar di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak memiliki
masalah heteroskedastisitas.
4) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2007) pada penellitian Suprapti (2010) uji
multikolinieritas digunakan dalam mengetahui adanya kolerasi antar
variabel independen. Uji ini dapat mendeteksi ada atau tidak
multikolinieritas di dalam model regresi, yang dapat dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya VIF (Variance Inflaction Factor).
48
Ketentuan uji ini adalah nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10
atau sama dengan nilai VIF > 10.
c. Uji Hipotesis
Nilai yang berupa tingkatan yang signifikan sesuai dengan
penelitian ini adalah sebesar (0,05) atau setara dengan 5%. Dikarenakan
nilai yang tercantum mewakili pengaruh antara kedua variabel dan
tingkatan nilai tersebut sudah biasa digunakan dalam penelitian-
penelitian sebelumnya.
Tingkat signifikan sebesar 0,05 (5%) artinya kemungkinan besar
variabel-variabel yang ada pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan
memiliki toleransi kesalahan sebesar 5%. Uji hipotesis dapat dilakukan
dengan cara Uji regresi dengan melihat pengaruh secara parsial. Uji ini
digunakan ketika peneliti ingin mengetahui variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Uji regresi analisis koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai
Adjusted R Squre yang menunjukkan seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel independen. Semakin tinggi
nilai Adjusted R Squre maka semakin baik model regresi yang
digunakan. Dikarenakan kemampuan variabel bebas menjelaskan
variabel terikat semakin besar, demikian pula apabila yang terjadi
sebaliknya (Marlina dan Danica:2009). Dengan kata lain analisis
koefisien determinasi dilakukan agar mengetahui seberapa kuat
49
keterikatan atau pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel
independen secara parsial.
Analisis secara parsial ini dilihat dengan menggunakan uji t,
sedangkan dalam menguji secara parsial dapat dilihat dengan
menggunakan uji F dalam menguji siginifikansi korelasi product
moment dengan membandingkan thitung dan ttabel. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dapat diperoleh berdasarkan
tingkat signifikansi (α) dan derajat kebebasan (df) = n-k. Ketentuan
pengambilan keputusan yang ditetapkan dapat dikatakan sebagai
berikut:
Ho diterima jika thitung ≤ ttabel.
Ho ditolak jika thitung > ttabel.
Apabila Ho diterima, maka hal tersebut dapat menunjukan bahwa
variabel independen tidak memiliki pengaruh yang secara signifikan
dengan variabel dependen. Sebaliknya apabila Ho ditolak, maka hal
tersebut dapat menunjukan variabel independen memiliki pengaruh
yang secara siginifikan dengan variabel dependen. Secara parsial
digunakan dengan menggunakan uji t. Penentuan hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan uji t adalah sebagai berikut:
a) Pengujian pengaruh X1 secara parsial terhadap Y.
Ho : Brand Awareness tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
H1 : Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
50
b) Pengujian pengaruh X2 secara parsial terhadap Y.
Ho : Brand Image tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
H1 : Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian..
c) Pengujian pengaruh X3 secara parsial terhadap Y.
Ho : Media Komunikasi tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
H1 : Media Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
Secara simultan pengujian yang dilakukan menggunakan uji F.
Bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
keseluruhan berpengaruh secara signifikam dengan variabel dependen
Berikut penentuan hipotesih dengan uji F:
d) Pengaruh X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap Y:
Ho : Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi
secara simultan tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
H1 : Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Profil Perusahaan
PT Telkomsel, Tbk berdiri pada tanggal 26 Mei 1995 oleh PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan PT Indosat, Tbk. Pada saat yang
bersamaan Telkomsel meluncurkan produk pertamanya adalah kartuHalo
sebagai pasca bayar. Perusahaan ini dibangun sebagai penyedia layanan
telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia.
Telkomsel memiliki visi menjadi penyedia layanan dan solusi mobile
digital lifestyle kelas dunia yang terpercaya. Selain visi, Telkomsel
memiliki misi yaitu memberikan layanan dan solusi mobile digital yang
melebihi ekspektasi pelanggan, memberikan nilai tambah kepada para
stakeholders (pemegang saham), dan mendukung pertumbuhan ekonomi
bangsa.
Memiliki hubungan yang baik dengan para mitra kerja perusahaan,
pemerintah, masyarakat, dan media masa yang dimiliki Telkomsel dapat
dikategorikan sebagai kode etik perusahaan (code of conduct). Kode etik
perusahaan Telkomsel merupakan turunan dan implementasi dari budaya
perusahaan (“THE TELKOMSEL WAY”). Setiap karyawan Telkomsel
wajib untuk menerima dan menerapkan nilai budaya perusahaan dan Code
of Conduct sebagai panduan bertindak dalam menetapkan hubungan kerja,
52
pola pikir, sikap, dan perilaku sehari-hari dengan sesama karyawan
dan/atau pihak-pihak lainnya.
Karyawan diminta untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai THE
TELKOMSEL WAY yaitu InteGrity, Respect, Enthusiasm, LoyAlty, dan
Totality. Seluruh karyawan diharapkan jujur dan etis, termasuk dalam
penanganan benturan kepentingan antara hubungan pribadi dan
profesional, baik yang nyata maupun yang diduga dapat menimbulkan
benturan kepentingan. Mematuhi ketentuan internal perusahaan, undang-
undang dan peraturan yang berlaku serta menjalankan prosedur dan
pengendalian intern untuk menjamin integritas proses laporan keuangan
perusahaan dan kepatuhan hukum.
Teknologi dan kualitas SDM para karyawan sangat diutamakan dalam
membangun dan mengembangkan citra perusahaan yang baik. Dapat
terlihat dari segala pencapaian yang sudah dimiliki oleh Telkomsel yaitu
sertifikat ISO 9001:2000 yang diraih oleh pihak Call Center pada tahun
2005. Telkomsel juga perusahaan seluler pertama di Indonesia yang
meluncurkan teknologi jaringan 3G pada tahun 2006 dan jaringan 4G LTE
pada tahun 2014. Dengan segala pencapaian yang telah diraih oleh
Telkomsel, menjadikan Telkomsel sebagai Leader Market (pemimpin)
perusahaan layanan penyedia jasa komunikasi di Indonesia dibandingkan
para pesaing.
a. Merek Dagang
53
Gambar 4.1 Logo Telkomsel
Sumber: Telkomsel.com (diakses, 2016).
Logo merupakan bagian dari Brand Image (citra perusahaan) dalam
mengenali dan membedakan antara perusahaan satu dengan perusahaan
lain. Logo Telkomsel memiliki makna yang dapat diuraikan sebagi
berikut (Fabian:2011):
1) Lingkaran Elips Horizontal
Lingkaran yang membelah heksagon melambangkan penyelenggara
jasa telekomunikasi domestik (PT Telkom).
2) Lingkaran Elips Vertikal
Melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi Internasional di
Indonesia (PT Telkom) sebagai salah satu “The Founding Father”.
3) Heksagon Merah
Melambangkan seluler. Warna merah pada heksagon memiliki
makna bahwa Telkomsel berani dan siap menyongsong masa depan
dengan segala kemungkinan.
4) Heksagon Abu-abu Kehitaman
Melambangkan Telkomsel selalu siap mengayomi dan terus
memenuhi kebutuhan pelanggan, sedangkan warna abu-abu adalah
warna logam yang berarti kesejukan, luas, dan fleksibel.
54
5) Pertemuan Dua Lingkaran Berwarna Putih Diatas Heksagon Merah
Melambangkan bentuk huruf “t” sebagai huruf awal Telkomsel.
warna putih pada huruf tersebut memiliki arti keberanian,
keterbukaan, dan transparan.
b. Produk Telkomsel
1) kartuHalo
Gambar 4.2
Logo kartuHalo
Sumber:Telkomsel.com (diakses, 2016).
kartuHalo merupakan kartu pasca bayar terbaik di Indonesia, dengan
memiliki sinyal yang kuat dan jaringan jangkauan yang luas.
kartuHalo memiliki fasilitas varian paket terbaru yaitu Halo Fit My
Plan atau Halo Fit Hybrid. My Plan adalah paket pasca bayar yang
menawarkan keleluasaan lebih dengan kemudahan pemilihan paket
yang lebih fleksibel dari layanan pasca bayar lainnya.
2) simPATI 4G LTE
Gambar 4.3 Logo simPati 4G LTE
Sumber: Telkomsel.com (diakses, 2016).
55
simPATI merupakan kartu pra bayar yang diluncurkan pertama kali
di Indonesia oleh Telkomsel. simPATI memiliki berbagai fitur yang
dapat dengan bebas dipilih oleh para pelanggan atau konsumen aktif
perdana ini sesuai dengan kebutuhan pelanggan itu sendiri. Fitur
yang ditawarkan di antaranya adalah simPATI Social Max, simPati
GIGAMAX, dan simPati FREEDOM. Jaringan pada perdana
simPATI ini adalah 4G LTE, yang memberikan keuntungan lebih
bagi para penggunanya. Keuntungan yang dari jaringan tersebut
adalah cepat dan jangkauan yang luas. Kartu yang disajikan sudah
digunakan kartu USIM (Universal Subscriber Identity Module)
ready untuk digunakan pada jaringan 4G LTE dengan harga yang
cukup terjangkau.
3) kartuAs
Gambar 4.4 Logo kartuAs
Sumber: Telkomsel.com (diakses, 2016).
kartuAs merupakan kartu perdana yang diluncurkan simPATI lebih
menekankan harga yang terjangkau dari segi layanan jasa SMS dan
telepon. kartuAs tetap memberikan layanan internet dengan jaringan
4G LTE. Akan tetapi, sebagian besar keunggulan kartu ini lebih ke
fasilitas SMS dan telepon.
56
4) Loop
Gambar 4.5
Logo Loop
Sumber: Telkomsel.com (diakses, 2016).
Kartu perdana Loop adalah kartu perdana terbaru yang dikeluarkan
oleh Telkomsel. Loop lebih menjuruskan pelanggannya adalah
kalangan anak muda, dikarenakan penyajian yang diluncurkan
menarik pengguna para kalangan muda.
2. Profil Responden
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh brand awareness, brand
image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian pada
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk yang dilaksanakan di wilayah
Universitas Pancasila. Sehingga responden penelitian ini adalah
mahasiswa Universitas Pancasila.
Pengambilan responden dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 100
responden yang sesuai dengan perhintungan metode sampel kepada para
mahasiswa Universitas Pancasila. Dalam mendapatkan gambaran umum
tentang responden, maka dilakukan analisa deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin. Para responden diberikan ketentuan harus
pengguna kartu perdana simPATI 4G LTE. Apabila resonden tidak
57
menggunakan kartu perdana simPATI 4G LTE, maka mereka tidak dapat
dimasukkan sebagai responden pada penelitian.
a. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.6
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder, 2016
Gambar 4.7
Pengguna simPATI 4G LTE PT Telkomsel, Tbk
di Universitas Pancasila
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016.
Berdasarkan hasil data pengolahan di atas dapat dijelaskan bahwa
pengguna provider simPATI 4G LTE secara keseluruhan responden
yang sudah ditentukan sebanyak 100 responden adalah 41% laki-laki
dan 59% perempuan. Secara keseluruhan responden pada penelitian ini
diharuskan adalah pengguna simPATI 4G LTE. Perhitungan ini atas
41
(41%)
59
(59%)
58
responden yang berada pada Universitas Pancasila yang diambil sesuai
dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh peneliti.
b. Deskripsi Jawaban Responden
1) Variabel Brand Awareness (X1)
Untuk melihat brand awareness konsumen simPATI 4G LTE
dengan cara menganalisis kuesioner yang menyangkut dimensi
unware of brand (tidak menyadari merek), brand recognation
(pengenalan merek), brand recall (pengingatan merek), dan top of
mind (puncak pikiran).
a) Dimensi Tidak Menyadari Merek (unware of brand)
Tabel 4.1
Tanggapan Responden Tentang Dimensi Unware of Brand
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan
responden tentang dimensi unware of brand untuk butir 1
mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 52%,
kategori sangat setuju sebesar 37%, kategori kurang setuju
sebesar 10%, dan kategori tidak setuju sebesar 1%. Hal ini
menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju terhadap
Kategori
Butir 1 Butir 2
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Sangat tidak setuju - - - -
Tidak setuju 1 1% - -
Kurang setuju 10 10% 6 6%
Setuju 52 52% 62 62%
Sangat setuju 37 37% 32 32%
Total 100 100% 100 100%
59
pertanyaan promo produk yang dilakukan pihak Telkomsel
terkenal dengan baik oleh responden.
Pada butir 2 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase
sebesar 62%, kategori sangat setuju sebesar 32%, dan kategori
kurang setuju sebesar 6%. Hal ini menunjukkan bahwa
responden lebih dominan setuju dengan pernyataan bahwa
responden paham dalam mengenali jenis produk simPATI 4G
LTE PT Telkomsel, Tbk.
b) Dimensi Pengenalan Merek (brand recognition)
Tabel 4.2
Tanggapan Responden Tentang Dimensi Brand Recognition
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan
responden tentang dimensi brand recognation untuk butir 3
mayoritas dikategorikan sangat setuju dengan persentase sebesar
44%, kategori setuju sebesar 40%, kategori kurang setuju sebesar
12%, dan kategori tidak setuju sebesar 4%. Hal ini menunjukkan
bahwa responden lebih dominan sangat setuju dengan pernyataan
slogan Telkomsel mudah diingat responden.
Kategori
Butir 3 Butir 4
Frequ
ency
Percen
t (%)
Frequ
ency
Percen
t (%)
Sangat tidak setuju - - - -
Tidak setuju 4 4% 1 1%
Kurang setuju 12 12% 10 10%
Setuju 40 40% 45 45%
Sangat setuju 44 44% 44 44%
Total 100 100% 100 100%
60
Pada butir 4 mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase
sebesar 45%, kategori sangat setuju sebesar 44%, kategori kurang
setuju sebesar 10%, dan kategori tidak setuju sebesar 1%. Hal ini
menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan
pertanyaan produk simPATI 4G LTE memberikan kesesuaian
dalam hal teknologi di bidang jaringan komunikasi.
c) Dimensi Pengingatan Merek (brand recall)
Tabel 4.3
Tanggapan Responden Tentang Dimensi Brand Recall
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan
responden tentang dimensi brand recall untuk butir 5 mayoritas
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 49%, kategori
sangat setuju sebesar 34%, kategori kurang setuju sebesar 15%,
dan kategori tidak setuju sebesar 2%. Hal ini menunjukkan bahwa
responden lebih dominan setuju dengan pernyataan simPATI
adalah produk yang mudah diingat kembali dari setiap promosi
yang dilakukan oleh Telkomsel.
Pada butir 6 mayoritas dikategorikan sangat setuju dengan
persentase sebesar 52%, kategori setuju sebesar 38%, kategori
Kategori
Butir 5 Butir 6
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Sangat tidak setuju - - - -
Tidak setuju 2 2% 2 2%
Kurang setuju 15 15% 8 8%
Setuju 49 49% 38 38%
Sangat setuju 34 34% 52 52%
Total 100 100% 100 100%
61
kurang setuju sebesar 8%, dan kategori tidak setuju sebesar 2%.
Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan sangat
setuju terhadap pernyataan warna merah menjadi ciri khas
simPATI 4G LTE yang dapat dikenal dengan mudah oleh
responden.
d) Dimensi Puncak Pikiran (top of mind)
Tabel 4.4
Tanggapan Responden Tentang Dimensi Top of MInd
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan
responden pada dimensi top of mind untuk butir 7 mayoritas
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 45%, kategori
sangat setuju sebesar 41%, kategori kurang setuju sebesar 13%,
dan kategori tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa
responden lebih dominan setuju terhadap pernyataan simPATI
4G LTE merupakan produk yang mudah diingat dibandingkan
produk pesaing.
Pada butir 8 mayoritas dikategorikan sangat setuju dengan
persentase sebesar 41%, kategori setuju sebesar 40%, kategori
kurang setuju sebesar 17%, dan kategori tidak setuju sebesar 2%.
Kategori
Butir 7 Butir 8
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Sangat tidak setuju - - - -
Tidak setuju 1 1% 2 2%
Kurang setuju 13 13% 17 17%
Setuju 45 45% 40 40%
Sangat setuju 41 41% 41 41%
Total 100 100% 100 100%
62
Hal ini menunjukkan bahwa responden leih dominan sangat
setuju dalam pernyataan simPATI 4G LTE adalah produk
pertama yang mudah diingat responden, ketika ditanyakan
produk apa saja yang diciptakan Telkomsel secara spontan.
Berdasarkan hasil deskriptif yang telah diuraikan sesuai dengan
dimensi-dimensi brand awareness, maka dapat direkapitulasi hasil
deskriptif secara keseluruhan atas dasar variabel brand awareness
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Deskriptif Brand Awareness
B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 Total (%)
STS - - - - - - - - - -
TS 1% - 4% 1% 2% 2% 1% 2% 13% 1,625%
KS 10% 6% 12% 10% 15% 8% 13% 17% 91% 11,375%
S 52% 62% 40% 45% 49% 38% 45% 40% 371% 46,375%
SS 37% 32% 44% 44% 34% 52% 41% 41% 325% 40,625%
Sumber: Data Diolah (2016).
Dapat disimpulkan untuk variabel brand awareness bahwa secara
keseluruhan dari setiap butir pertanyaan mayoritas responden dapat
dikategorikan sejutu dengan pernyataan bahwa brand awareness
mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan
pembelian. Persentase yang mendukung pernyataan tersebut dapat
dilihat dari Tabel 4.5 hasil deskriptif brand awareness sebesar
46,375%. Untuk persentase terbanyak dengan kategori setuju
terdapat pada variabel unware of brand butir 2 sebesar 62%.
2) Variabel Brand Image (X2)
Untuk melihat brand image (citra merek) konsumen simPATI 4G
LTE dengan cara menganalisis kuesioner yang menyangkut dimensi
63
atribut produk, manfaat, nilai, budaya, kepribadian, dan pemakai.
Masing-masing dimensi variabel brand image memiliki butir
pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Tentang Variabel Brand Image
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa pada dimensi atribut
produk butir 9 mayoritas tanggapan responden dikategorikan setuju
dengan persentase sebesar 42%, kategori sangat setuju 34%, kategori
kurang setuju sebesar 22%, kategori tidak setuju sebesar 1%, dan
kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan
responden lebih dominan setuju pernyataan simPATI 4G LTE pada
Telkomsel memiliki jaringan yang cepat tanpa adanya buffering.
Pada dimensi manfaat butir 10 mayoritas tanggapan responden
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 49%, kategori sangat
setuju sebesar 37%, kategori kurang setuju sebesar 13 %, dan
kategori sangat tidak setuju sebesar 1 %. Hal ini menunjukkan
bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan
Kategori
Butir 9 Butir
10
Butir
11
Butir
12
Butir
13
Butir
14
Freque
ncy
Freque
ncy
Freque
ncy
Freque
ncy
Freque
ncy
Freque
ncy
Sangat Tidak
Setuju
1
(1%)
1
(1%)
1
(1%)
1
(1%)
1
(1%)
Tidak Setuju 1
(1%)
1
(1%)
1
(1%)
1
(1%)
2
(2%)
1
(1%)
Kurang
Setuju
22
(22%)
13
(13%)
13
(13%)
13
(13%)
16
(16%)
10
(10%)
Setuju 42
(42%)
49
(49%)
51
(51%)
51
(51%)
46
(46%)
60
(60%)
Sangat Setuju 34
(34%)
37
(37%)
34
(34%)
34
(34%)
35
(35%)
28
(28%)
Total 100 100 100 100 100 100
64
responden bangga memakai produk simPATI 4G LTE karena tidak
mengalami keterlambatan dalam memperoleh data dibandingkan
provider pesaing.
Pada dimensi nilai butir 11 mayoritas tanggapan responden
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 51%, kategori sangat
setuju sebesar 34%, kategori kurang setuju sebesar 13%, kategori
tidak setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%.
Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan
pernyataan pelayanan yang diberikan Telkomsel sangat ramah dan
cepat tanggap.
Pada dimensi budaya butir 12 mayoritas tanggapan responden
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 51%, kategori sangat
setuju sebesar 34%, kategori kurang setuju sebesar 13%, kategori
tidak setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%.
Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan
pernyataan jaringan 4G LTE produk simPATI 4G LTE memiliki
daya jangkau yang baik di berbagai wilayah di Indonesia.
Pada dimensi kepribadian butir 13 mayoritas tanggapan responden
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 46%, kategori sangat
setuju sebesar 35%, kategori kurang setuju sebesar 16%, kategori
tidak setuju sebesar 2%, dan kategori sangat tidak setuju 1%. Hal ini
menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan
pernyataan simPATI 4G LTE memiliki daya tanggap positif dimata
responden sebagai konsumen.
65
Pada dimensi pemakai butir 14 mayoritas tanggapan responden
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 60%, kategori sangat
setuju sebesar 28%, kategori kurang setuju sebesar 10%, kategori
tidak setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%.
Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan
pernyataan responden termasuk konsumen aktif pada produk
simPATI 4G LTE.
3) Variabel Media Komunikasi (X3)
Untuk melihat media komunikasi konsumen simPATI 4G LTE
dengan cara menganalisis kuesioner yang menyangkut dimensi
promotion mix yaitu periklanan, pemasaran langsung, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan pribadi.
a) Periklanan
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Tentang Dimensi Periklanan
Kategori
Butir 15 Butir 16
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Sangat tidak setuju 1 1% 1 1%
Tidak setuju - - 1 1%
Kurang setuju 11 11% 7 7%
Setuju 57 57% 59 59%
Sangat setuju 31 31% 32 32%
Total 100 100% 100 100% Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa dimensi
periklanan butir 15 mayoritas tanggapan responden dikategorikan
setuju dengan persentase sebesar 57%, kategori sangat setuju
sebesar 31%, kategori kurang setuju sebesar 11%, dan kategori
66
sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa
responden lebih dominan setuju dengan pernyataan media iklan
sebagai media pengingat nomor satu terhadap produk simPATI
4G LTE.
Pada butir 16 mayoritas tanggapan responden diikategorikan
setuju dengan persentase sebesar 59%, kategori sangat setuju
sebesar 32%, kategori kurang setuju sebesar 7%, kategori tidak
setuju sebesar 1%, dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%.
Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju
terhadap pernyataan dalam mengetahui informasi mengenai
simPATI 4G LTE dapat dilakukan dengan media iklan dengan
mudah dan cepat.
b) Pemasaran Langsung dan Promosi Penjualan
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Tentang Dimensi Pemasaran
Langsung dan Promosi Penjualan
Kategori
Butir 17 Butir 18
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Sangat tidak setuju 1 1% 1 1%
Tidak setuju - - 1 1%
Kurang setuju 11 11% 7 7%
Setuju 57 57% 59 59%
Sangat setuju 31 31% 32 32%
Total 100 100% 100 100%
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa pada dimensi
pemasaran langsung butir 17 mayoritas dikategorikan setuju
dengan persentase sebesar 57%, kategori sangat setuju sebesar
31%, kategori kurang setuju sebesar 11%, dan kategori sangat
67
tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden
lebih dominan setuju terhadap pernyataan pemasaran langsung
yang dilakukan simPATI 4G LTE memberikan kemudahan dalam
mendapatkan informasi secara lebih rinci.
Pada dimensi promosi penjualan butir 18 mayoritas dikategorikan
setuju dengan persentase sebesar 59%, kategori sangat setuju
sebesar 32%, kategori kurang setuju sebesar 7%, kategori tidak
setuju dan kategori sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini
menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan
pernyataan simPATI 4G LTE dalam promosi penjualan
memberikan fasilitas harga terjangkau untuk seluruh kalangan
konsumen.
c) Hubungan Masyarakat dan Penjualan Pribadi
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Tentang Hubungan Masyarakat dan
Penjualan Pribadi
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa mayoritas
tanggapan responden pada dimensi hubungan masyarakat butir 19
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 51%, kategori
Kategori
Butir 19 Butir 20
Freque
ncy
Perce
nt (%)
Frequ
ency
Perce
nt (%)
Sangat tidak setuju 1 1% 1 1%
Tidak setuju 1 1% 1 1%
Kurang setuju 17 17% 15 15%
Setuju 51 51% 54 54%
Sangat setuju 30 30% 29 29%
Total 100 100% 100 100%
68
sangat setuju sebesar 30%, kategori kurang setuju sebesar 17%,
kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini
menunjukkan responden lebih dominan setuju dengan pernyataan
simPATI 4G LTE banyak digunakan oleh rekan responden itu
sendiri di wilayah Universitas Pancasila.
Pada dimensi penjualan pribadi butir 20 mayoritas tanggapan
responden dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 54%,
kategori sangat setuju sebesar 29%, kategori kurang setuju
sebesar 15%, kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar
1%. Hal ini menunjukkan responden lebih dominan setuju
dengan pernyataan pelayanan para kinerja Telkomsel
memberikan kemudahan dalam memperkenalkan produk
simPATI 4G LTE kepada responden itu sendiri.
Hasil deskriptif yang telah diuraikan sesuai dengan dimensi-dimensi
media komunikasi, maka dapat direkapitulasi hasil deskriptif secara
keseluruhan atas dasar variabel media komunikasi sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Deskriptif Media Komunikasi
B.15 B.16 B.17 B.18 B.19 B.20 Total (%)
STS 1% 1% 1% 1% 1% 1% 6% 0,833%
TS - 1% - 1% 1% 1% 4% 0,67%
KS 11% 7% 11% 7% 17% 15% 68% 11,3%
S 57% 59% 57% 59% 51% 54% 337% 56,167%
SS 31% 32% 31% 32% 30% 29% 185% 30,83% Sumber: Data Diolah (2016).
Dapat disimpulkan untuk variabel media komunikasi bahwa secara
keseluruhan dari setiap butir pertanyaan mayoritas responden dapat
dikategorikan sejutu dengan pernyataan media komunikasi
69
mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan pembelian.
Persentase pendukung pernyataan di atas dapat dilihat dari Tabel
4.10 hasil deskriptif media komunikasi sebesar 56,167%. Persentase
tertinggi ada pada dimensi periklanan butir 16 dan promosi
penjualan butir 18 sebesar 59%.
4) Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Melihat keputusan pembelian konsumen simPATI 4G LTE dengan
menganalisis kuesioner yang memiliki dimensi benefit assosiation,
prioritas dalam membeli, dan frekuensi pembelian.
a) Benefit Association
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Tentang Benefit Association
Kategori
Butir 21 Butir 22
Freque
ncy
Percent
(%)
Freque
ncy
Percent
(%)
Sangat tidak setuju 1 1% 1 1%
Tidak setuju 1 1% - -
Kurang setuju 14 14% 10 10%
Setuju 56 56% 48 48%
Sangat setuju 28 28% 41 41%
Total 100 100% 100 100% Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa tanggapan
responden mayoritas pada dimensi benefit association butir 21
dikategorikan setuju dengan persentase 56%, kategori sangat
setuju sebesar 28%, kategori kurang setuju sebesar 14%, kategori
tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini
menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju dengan
pernyataan simPATI 4G LTE memberikan fasilitas jaringan
70
cepat dan mudah sehingga menyakinkan responden dalam
membeli produk tersebut.
Pada butir 22 tanggapan responden mayoritas dikategorikan
setuju dengan persentase 48%, kategori setuju sebesar 41%,
kategori kurang setuju sebesar 10%, dan kategori sangat tidak
setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan responden lebih dominan
setuju dengan pernyataan selalu ingat ciri khas simPATI 4G LTE
yang dominasi warna merah sebagai dasar desain produk tersebut.
b) Prioritas dalam Membeli
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Tentang Prioritas dalam Membeli
Kategori
Butir 23
Frequency Percent
(%)
Sangat tidak setuju 1 1%
Tidak setuju 1 1%
Kurang setuju 17 17%
Setuju 51 51%
Sangat setuju 30 30%
Total 100 100%
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dijelaskan bahwa tanggapan
responden pada dimensi prioritas dalam membeli butir 23
mayoritas dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 51%,
kategori sangat setuju sebesar 30%, kategori kurang setuju
sebesar 17%, kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar
1%. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih dominan setuju
dengan pernyataan daya jangkau data yang dimiliki simPATI 4G
71
LTE secara luas dan cepat merupakan kebutuhan responden
dalam menerima dan memberikan data.
c) Frekuensi Pembelian
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Tentang Frekuensi Pembelian
Kategori
Butir 24 Butir 25
Freque
ncy
Percent
(%)
Freque
ncy
Percent
(%)
Sangat tidak setuju 2 2% 1 1%
Tidak setuju 3 3% 1 1%
Kurang setuju 12 12% 13 13%
Setuju 50 50% 55 55%
Sangat setuju 33 33% 20 20%
Total 100 100% 100 100%
Sumber: Data diolah (2016).
Berdasarkan Tabel 4.13 dijelaskan bahwa tanggapan responden
mayoritas pada dimensi frekuensi pembelian butir 24
dikategorikan setuju dengan persentase sebesar 50%, kategori
sangat setuju sebesar 33%, kategori kurang setuju sebesar 12%,
kategori tidak setuju sebesar 3%, dan kategori sangat tidak setuju
2%. Hal ini menunjukkan responden lebih dominan setuju dengan
pernyataan responden yakin konsumen aktif pada simPATI 4G
LTE akan bertambah dikarenakan fasilitas yang memadai.
Pada butir 25 tanggapan responden mayoritas dikategorikan
setuju dengan persentase sebesar 50%, kategori sangat setuju
sebesar 20%, kategori kurang setuju sebesar 13%, kategori tidak
setuju dan sangat tidak setuju sebesar 1%. Hal ini menunjukkan
bahwa responden lebih dominan setuju dengan pernyataan
72
responden akan tetap loyalitas bahkan, ketika banyak
bermunculan para provider pesaing.
Berdasarkan hasil deskriptif yang telah diuraikan sesuai dengan
dimensi-dimensi keputusan pembelian, maka dapat direkapitulasi
hasil deskriptif secara keseluruhan atas dasar variabel keputusan
pembelian sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Deskriptif Keputusan Pembelian
B.21 B.22 B.23 B.24 B.25 Total (%)
STS 1% 1% 1% 2% 1% 6% 1,2%
TS 1% - 1% 3% 1% 6% 1,2%
KS 14% 10% 17% 12% 13% 66% 13,2%
S 56% 48% 51% 50% 55% 260% 52%
SS 28% 41% 30% 33% 20% 152% 30,4% Sumber: Data Diolah (2016).
Disimpulkan untuk variabel keputusan pembelian bahwa secara
keseluruhan dari setiap butir pertanyaan mayoritas responden
dapat dikategorikan sejutu dengan pernyataan bahwa responden
menjadikan variabel keputusan pembelian sebagai acuan ketika
responden atau konsumen mengkonsumsi dan memenuhi
kebutuhannya. Persentase yang mendukung pernyataan tersebut
dapat dilihat dari Tabel 4.14 hasil deskriptif keputusan pembelian
sebesar 52%. Untuk persentase tertinggi pada variabel keputusan
pembelian adalah benefit association butir 21 sebesar 59%.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
a. Uji Validitas
73
1) Uji Validitas Variabel Brand Awareness (X1)
Uji vailiditas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur sah
atau layak tidaknya suatu pernyataan atau kuesioner. Suatu
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesutau yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut menurut Marsun dalam Sugiyono (2013)
menyatakan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium
(skor total) serta kolerasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item
tersebut mempunyai validitas yang tingi pula. Biasanya syarat
minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3``.
Jadi kalau kolerasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3,
maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Hasil uji untuk variabel Brand Awareness (X1) diukur menggunakan
butir-butir pernyataan yang terdiri 1-8 butir pertanyaan. Dengan
menggunakan program SPSS versi 20.0 akan dapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness (X1)
BUTIR
Pertanyaan
Corrected Item-
Total Correlation
(rhitung)
Keterangan
P1 0,558 Valid
P2 0,474 Valid
P3 0,520 Valid
P4 0,640 Valid
P5 0,538 Valid
P6 0,652 Valid
P7 0,685 Valid
P8 0,611 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
74
Berdasarkan hasil Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa hasil uji
validitas tiap butir pertanyaan memberikan nilai yang baik.
Dikarenakan tiap butir pertanyaan sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan uji validitas yaitu jika rhitung > 0,3, maka semua butir
pertanyaan pada variabel Brand Awareness (X1) tersebut valid.
2) Uji Validitas Variabel Brand Image (X2)
Hasil uji untuk variabel Brand Image (X2) diukur menggunakan
butir-butir pernyataan yang terdiri 1-6 butir pertanyaan. Dengan
menggunakan program SPSS versi 20.0 akan dapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas Variabel Brand Image (X2)
Pertanyaan Cc. Item-T.Cl (rhitung) Keterangan
P9 0,765 Valid
P10 0,714 Valid
P11 0,584 Valid
P12 0,653 Valid
P13 0,710 Valid
P14 0,523 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan hasil Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa hasil uji
validitas tiap butir pertanyaan memberikan nilai yang baik.
Dikarenakan tiap butir pertanyaan sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan uji validitas yaitu jika rhitung > 0,3, maka semua butir
pertanyaan pada variabel Brand Image (X2) tersebut valid.
3) Uji Validitas Variabel Media Komunikasi (X3)
Hasil uji untuk variabel Media Komunikasi (X3) diukur
menggunakan butir-butir pernyataan yang terdiri 1-6 butir
75
pertanyaan. Dengan menggunakan program SPSS 20.0 akan dapat
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas Variabel Media Komunikasi (X3)
Pertanyaan Cc. Item-T.Cl (rhitung) Keterangan
P15 0,706 Valid
P16 0,596 Valid
P17 0,717 Valid
P18 0,839 Valid
P19 0,642 Valid
P20 0,630 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan hasil Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa hasil uji
validitas tiap butir pertanyaan memberikan nilai yang baik.
Dikarenakan tiap butir pertanyaan sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan uji validitas yaitu jika rhitung > 0,3, maka semua butir
pertanyaan pada variabel Media Komunikasi (X3) tersebut valid.
4) Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
Hasil uji variabel Media Komunikasi (X3) diukur menggunakan
butir-butir pernyataan yang terdiri 1-5 butir pertanyaan. Dengan
menggunakan program SPSS 20.0 akan dapat hasil sebagai berikut:
Tabel 4.18
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)
BUTIR
Pertanyaan
Corrected Item- Total
Correlation (rhitung) Keterangan
P21 0,823 Valid
P22 0,749 Valid
P23 0,821 Valid
P24 0,679 Valid
P25 0,565 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
76
Berdasarkan hasil Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa hasil uji
validitas tiap butir pertanyaan memberikan nilai yang baik.
Dikarenakan tiap butir pertanyaan sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan uji validitas yaitu rhitung > 0,3, maka semua butir
pertanyaan pada variabel keputusan pembelian (Y) tersebut valid.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Gozhali (2006) pada penelitian Asshiddieqi (2012) bahwa
suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. Uji reliabilitas dalam mendapatkan hasil nilainya dibantu
dengan program SPSS for windows 20.0, yang dapat memperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.19
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
.900 .907
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20.0 (2016)
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji reabilitas pada Tabel
4.19 di atas menunjukkan bahwa Nilai Cronbach’s Alpha > rtabel yaitu
0,900 > 0,3610 maka dapat dikatakan reliabel. Nilai rtabel didapatkan
dari hasil penentuan responden sebanyak 30 orang dan pada tingkat
signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
keseluruhan variabel pada penelitian ini reliabel, sehingga dapat
77
diterima dan diguanakan untuk melanjutkan penelitian atau analisis
lebih lanjut.
c. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah setiap variabel pada
penelitian ini yang sudah dilakukan analisis regresi mempunyai
distribusi normal atau tidak. Ketentuan dalam uji normalitas apabila
titik atau plot berada dekat atau sejajar dengan garis diagonal maka
nilai residual yang dihasilkan dari regresi tersebut berdistribusi
normal. Begitu sebaliknya apabila titik atau plot berada jauh atau
tidak sejajar dengan garis diagonal maka nilai residual yang
dihasilkan dari regresi tersebut tidak berdistribusi normal. Pada
penelitian ini dalam melakukan uji normalitas menggunakan teknik
Kolmogorow-smirnov pada output SPSS version 20.00 for windows,
yang dapat digambarkan sebagi berikut:
Gambar 4.8 Uji Normalitas P-P Plot
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20.0 (2016).
78
Berdasarkan hasil Gambar 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa titik-
titik menyebar disekitar garis dan mengikuti garis diagonal. Dapat
disimpulkan bahwa nilai residual yang dihasilkan dari perhitungan
dengan regresi tersebut berdistribusi normal.
Tabel 4.20
Uji Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 1.86131841
Most Extreme Differences
Absolute .124
Positive .065
Negative -.124
Kolmogorov-Smirnov Z 1.237
Asymp. Sig. (2-tailed) .094
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS versi 20.0 (2016)
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas dapat terlihat bahwa hasil uji
Kolmogorov-Smirnov Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai sebesar
0,094 > 0,05. Hal ini menunjukkan variabel data distribusi yang
dihasilkan normal.
2) Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara
mendeteksi adanya autokolerasi dalam analisis regresi. Cara yang
biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan ada tidaknya
autokolerasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW).
79
Dalam penelitian ini didapatkan hasil dari uji Durbin Watson yang
dapat dilihat sebagi berikut:
Tabel 4.21
Hasil Uji Durbin-Watson Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,807a ,651 ,640 1,890 2,152
a. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness, BrandImage b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan hasil Tabel 4.21 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai
Durbin-Watson yang dihasilkan atas perhitungan model regresi
adalah 2,152. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikasi α 0,05,
jumlah data n = 100 dan k = 3, maka diperoleh nilai dL sebesar
1,6131 dan dU sebesar 1,7364. Nilai 4-dL sebesar 2, 3869 dan nilai
4-dU sebesar 2,2636 dan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.9
Kurva Uji Autokolerasi
Sumber: Data diolah (2016).
Dapat disimpulkan bahwa nilai DW terletak antara dU dan (4-dU)
yang artinya model regresi atas variabel dalam penelitian ini tidak
memiliki autokolerasi.
80
3) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan metode scatter plot dengan
memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai
residualnya). Model yang baik didapatkan apabila tidak terdapat
pola tertentu pada grafik (acak). Hasil dari penelitian yang memiliki
4 variabel dapat dilihat dari gambar 4.10:
Gambar 4.10
Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan dari hasil Gambar 4.10 scatterplot di atas terlihat titik-
titik tidak tidak membentuk pola bergelombang dan terdapat titik-
titik yang menyebar secara acak yang hanya berada di atas dan di
bawah hanya memiliki satu titik saja. Pada hasil uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini berada di angka nol pada
sumbu Y. Maka dapat disimpulakan bahwa tidak terjadi
81
heterokedastisitas pada variabel regresi yang digunakan pada
penelitian ini.
4) Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui adanya kolerasi
antara variabel independen yang satu dengan variabel independen
lainnya. Uji ini mendeteksi di dalam model regresi yang dapat dilihat
dari nilai tolerance dan lawannya VIF (Variance Inflaction Factor).
Untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance
≤ 0,10 dan VIF > 10. Model regresi yang menunjukkan adanya
muktikolineritas dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.22
Hasil Uji Multikolineritas
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dijelaskan bahwa setiap variabel
independen yang seusai dengan diatas tidak terjadi multikolineritas.
Dikarenakan hasil perhitungan tolerance dari setiap variabel > 0,10
dan hasil perhitungan VIF dari setiap variabel < 10.
d. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mendefinisikan
hubungan secara sistematis, sebesar apa pengaruh antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hasil yang sudah
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
BrandAwarness ,370 2,704
BrandImage ,361 2,768
MediaKomunikasi ,331 3,018
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
82
diperhitungkan menggunakan program SPSS versi 20.0, yang dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.23
Hasil Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,453 1,665
BrandAwarness ,150 ,079 ,188
BrandImage ,377 ,090 ,422
MediaKomunikasi ,235 ,092 ,269
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Dari nilai koefisien tersebut, regresi yang dapat disusun adalah
sebagai berikut:
Keputusan Pembelian = 0,453 + 0,150X1 + 0,377X2 + 0,235X3
Dari perhitungan diatas dapat diasumsikan persamaan bahwa nilai
konstanta 0,453 memiliki arti ketika semua variabel independen
diasumsikan dengan nol, maka keputusan pembelian adalah 0,453. Hal
ini menunjukkan bahwa brand awareness, brand image, dan media
komunikasi mengalami peningkatan keputusan pembelian sebesar
0,435%.
e. Uji Hipotesis
1) Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini bertujuan untuk menguji seberapa besar dan kuat
variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, sehingga nilai
83
yang digunakan dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square. Pada
kolom tersebut dapat dilihat besarnya keterikatan variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Dapat dilihat hasil dari
analisis ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.24
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi pada Tabel 4.24
dapat dijelaskan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,640 atau
dengan persentase sebesar 64%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi
terhadap Keputusan Pembelian hanya berpegaruh sebesar 64%,
selisih dari 64% yaitu 36% terdapat dari pengaruh luar yang lebih
mempengaruhi keputusan pembelian.
Standar Error of the Estimate bertujuan untuk melihat banyaknya
kesalahan dalam model regresi yang sudah diperhitungkan terhadap
prediksi nilai Y atau variabel dependen. Dari hasil yang sesuai
dengan tabel 4.21 pada nilai standar error of the estimate sebesar
1,890. Maka dapat disimpulkan kesalahan dalam memprediksi
besarnya keputusan pembelian sebesar 1,890 (dalam satuan tingkat
Keputusan Pembelian).
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,807a ,651 ,640 1,890 2,152
a. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness,
BrandImage
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
84
2) Uji Parsial (Uji t Statistik)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh untuk
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
atau tidak. Hasil perhitungan uji t dapat ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 4.25
Hasil Uji t
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,453 1,665 ,272 ,786
BrandAwarne
ss ,150 ,079 ,188 1,897 ,061
BrandImage ,377 ,090 ,422 4,204 ,000
MediaKomun
ikasi ,235 ,092 ,269 2,567 ,012
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Menguji hipotesis menggunakan uji t, dengan cara membandingkan
antara thitung dengan ttabel pada α = 0,05, maka nilai ttabel sebesar
1,98472 dan ketentuan untuk menguji variabel adalah sebagi berikut:
a) Ho diterima jika thitung ≤ ttabel.
b) Ho ditolak jika thitung > ttabel.
Analisa hipotesa antara lain:
a) Hipotesis 1 : Pengaruh Brand Awareness terhadap Keputusan
Pembelian.
Hasil pengujian data adalah thitung variabel Brand Awareness
diperoleh nilai thitung sebesar 1,897. Tingkat signifikansi
menunjukkan sebesar 0,061. Sehingga thitung (1,897) < ttabel
(1,98472) dan tingkat signifikansi (0,061) > α (0,05), maka Ho
85
diterima dan Ha ditolak. Dengan kata lain tidak terdapat pengaruh
secara parsial yang signifikan antara Brand Awareness terhadap
Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
b) Hipotesis 2 : Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan
Pembelian.
Hasil pengujian data adalah thitung variabel Brand Image diperoleh
nilai thitung sebesar 4,204. Tingkat signifikansi menunjukkan
sebesar 0,000. Sehingga thitung (4,204) > ttabel (1,98472) dan
tingkat signifikansi (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan kata lain terdapat pengaruh secara parsial yang
signifikan antara Brand Image terhadap Keputusan Pembelian
pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
c) Hipotesis 3 : Pengaruh Media Komunikasi terhadap Keputusan
Pembelian
Hasil pengujian data adalah thitung variabel Brand Image diperoleh
nilai thitung sebesar 2,567. Tingkat signifikansi menunjukkan
sebesar 0,012. Sehingga thitung (2,567) > ttabel (1,98472) dan
tingkat signifikansi (0,012) > α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan kata lain terdapat pengaruh secara parsial yang
signifikan antara Media Komunikasi terhadap Keputusan
Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk.
3) Uji Simultan (Uji F Statistik)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh untuk
masing-masing variabel independen yang terdiri dari Brand
86
Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap variabel
dependen (Keputusan Pembelian) pada jaringan 4G LTE PT
Telkomsel, Tbk. Hasil perhitungan uji T dapat ditampilkan sebagai
berikut:
Tabel 4.26
Hasil Uji F
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 4.26 di atas dapat dijelaskan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a) Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05.
Artinya tidak dapat pengaruh antara variabel dependen terhadap
variabel independen secara simultan.
b) Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05.
Artinya terdapat pengaruh antara variabel dependen terhadap
variabel independen secara simultan.
Sesuai dengan ketentuan diatas, pada penelitian ini Fhitung sebesar
59,741 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Maka Ftabel dapat
diketahui dengan cara menghitung dari banyaknya responden yang
ada pada penelitian ini dan banyaknya variabel yang digunakan pada
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 640,324 3 213,441 59,741 ,000b
Residual 342,986 96 3,573
Total 983,310 99
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
b. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness,
BrandImage
87
penelitian ini. Perhitungan pada Ftabel dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Derajat bebas pembilang (df1) = k -1 atau 3 – 1 = 2
b) Derajat bebas penyebut (df2) = n - k - 1 atau 100 - 3 - 1 = 96
Ftabel 0,05 (2;96) = 3,09
Sesuai dengan ketentuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil uji F pada penelitian ini adalah Fhitung (59,741) > Ftabel (3,09)
dan tingkat signifikansi 0,000 < α 0,05. Sehingga Ho ditolak yang
berarti secara simlutan Brand Awareness, Brand Image, dan Media
Komunikasi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pengaruh Brand
Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap Keputusan
Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk. Sehingga dapat
dijabarkan hasil pembahasan secara parsial dan secara simultan yaitu
sebagai berikut:
a. Pembahasan Secara Parsial
Hasil pengujian secara parsial tentang Brand Awareness, Brand
Image, dan Media Komunikasi terhadap Keputusan Pembelian pada
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pengaruh Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian
Secara parsial pengujian hipotesis satu (H1) menghasilkan bahwa
Brand Awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen. Hasil penelitian ini terlihat dari tingkat
88
signifikansi 0,061 > 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa Brand
Awareness tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap
tingkat Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel,
Tbk ditolak. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
sebelumnya yang dikemukakan oleh Suprapti (2010) dengan
pernyataan bahwa Brand Awareness berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Variabel ini menjadikan tolak ukur bagi konsumen dalam
memutuskan pembelian sebuah produk. Hal ini berarti apabila
tingkat brand awareness tinggi maka kesedian konsumen dalam
membeli produk tidak dapat diprediksi. Pernyataan yang
mendukung penelitian secara parsial antara brand awareness
terhadap keputusan pembelian adalah konsumen atau responden
pengguna produk simPATI dengan jaringan 4G LTE tidak melihat
dari segi merek, dan responden tidak selalu menyadari sebuah merek
dalam mengambil keputusan pembelian. Akan tetapi sesuai dengan
kuesioner penelitian ini bahwa responden melihat dari kualitas dan
teknologi produk simPATI 4G LTE.
2) Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian
Secara parsial pengujian hipotesis satu (H2) menghasilkan bahwa
Brand Image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen. Hasil penelitian ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,000
< 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa Brand Image berpengaruh
positif secara signifikan terhadap tingkat Keputusan Pembelian pada
89
jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk diterima. Hasil penelitian ini
selaras dengan penelitian Sulistyawati (2011) yang menyatakan
bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Variabel ini merupakan interprestasi yang diakumulasikan ke
berbagai informasi yang dapat diterima oleh konsumen. Hal ini
berarti apabila tingkat brand image tinggi maka kesediaan konsumen
dalam membeli produk akan tinggi pula. Pernyataan yang
mendukung penelitian secara parsial antara brand image terhadap
keputusan pembelian adalah responden cenderung membeli produk
atau jasa yang sudah dikenal baik oleh pelanggan atau konsumen itu
sendiri, dibandingkan dengan produk atau jasa yang baru diciptakan
oleh pihak produsen atau perusahaan, dikarenakan produk yang
dikenal memiliki jaminan yang mendorong seorang konsumen lebih
nyaman dalam mengkonsumsi produk.
3) Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian
Secara parsial pengujian hipotesis satu (H3) menghasilkan bahwa
Media Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen. Hasil penelitian ini terlihat dari tingkat
signifikansi 0,012 < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa Media
Komunikasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat
Keputusan Pembelian pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk
diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Suciningtyas
90
(2012) yang menyatakan bahwa Media Komunikasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Variabel ini diperlukan ketika konsumen memerlukan informasi
mengenai produk atau jasa yang ada di pasaran. Hal ini berarti
apabila tingkat media komunikasi tinggi maka kesedian konsumen
dalam membeli produk akan tinggi pula. Pernyataan yang
mendukung penelitian secara parsial antara media komunikasi
terhadap keputusan pembelian adalah ketika konsumen mengenali
sebuah produk yang ada di pasaran, maka konsumen dapat memilih
bahwa produk tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya
atau tidak. Sehingga media komunikasi sebagai perantara yang akan
membawa konsumen dalam memutuskan pembelian sebuah produk
simPATI 4G LTE.
b. Pembahasan Secara Simultan
Berdasarkan hasil penelitian uji F, menunjukkan besarnya Fhitung
adalah 59,741 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil tersebut
nilai signifikansi 0,000 < 0,05 memiliki arti yaitu terdapat pengaruh dan
signifikan antara variabel independen yang terdiri dari Brand
Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap variabel
dependen yaitu Keputusan Pembelian. Berdasarkan hasil uji koefisien
determinasi yang dilihat dari nilai Adjusted R Square sebesar 0,640.
Dapat diartikan bahwa perubahan variabel dependen (Keputusan
Pembelian) dapat dikaitkan dengan Brand Awareness, Brand Image,
dan Media Komunikasi sebesar 64%. Selisih dari 64% yaitu sebesar
91
36% dapat dikaitkan dengan variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini. Konsep yang mendasar sesuai dengan hasil uji pada
penelitian ini secara simultan ada pada penelitian Suciningtyas (2012)
yang menyatakan bahwa keputusan pembelian akan meningkat
besarnya tingkatan brand awarenes, brand image, dan media
komunikasi.
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai penutup dari penelitian, berikut ini akan disajikan kesimpulan dari
pembahasan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kemudian
akan disampaikan saran yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan maupun
bagi peneliti, dalam melakukan penelitian kembali yang sesuai dengan pokok
pembahasan dengan penelitian ini.
A. Kesimpulan
Penelitian dengan judul Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan
Media Komunikasi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Jaringan 4G LTE
PT Telkomsel, Tbk dapat ditarik kesimpulan:
1. Brand awarenes tidak berkaitan dengan keputusan pembelian pada produk
simPATI 4G LTE. Pelanggan tidak menyadari akan sebuah merek dalam
membuat keputusan pembelian, karena mereka hanya lebih melihat dari
harga dan kualitas pada produk yang akan dibelinya.
2. Brand image menjadi faktor penting dalam keputusan pembelian pada
produk simPATI 4G LTE sebagai obyek penelitian. Pelanggan
memperhatikan citra merek produk, yang akan diwujudkan pada kualitas
produknya.
3. Variabel media komunikasi menjadi faktor penting dalam keputusan
pembelian pada produk simPATI 4G LTE. Pelanggan memerlukan
93
4. informasi dalam membuat keputusan pembelian. Media komunikasi
berfungsi untuk menambah informasi sebuah produk secara mendalam.
5. Variabel independen (brand awareness, brand image, dan media
komunikasi) secara keseluruhan menjadi faktor-faktor penting dalam
keputusan pembelian produk simPATI 4G LTE. Konsumen membutuhkan
media komunikasi dalam mendapatkan informasi secara mendalam dan
citra merek mengenai produk simPATI. Dalam hal ini konsumen akan
menyadari merek simPATI sebagai merek produk pada PT Telkomsel,
Tbk.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dari variabel-variabel penelitian ini dan
kesimpulan yang telah dicantumkan di atas, maka dapat disarankan bagi
perusahaan yang ditentukan pada obyek penelitian ini dan bagi penelitian
lainnya yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Kepada para bagian marketing PT Telkomsel, Tbk untuk lebih
meningkatkan promosi agar para konsumen aktif maupun pasif tetap
menjadi konsumen yang loyalitas pada setiap produk-produk yang
diciptakan.
b. Memastikan harga yang sesuai dengan target pasar yang ditentukan oleh
pihak PT Telkomsel, Tbk. Menganggap harga yang dicantumkan lebih
mahal dibandingkan dengan produk provider pesaing.
94
c. Tetap mempertahankan slogan dan ciri khas dominasi warna merah pada
Telkomsel yang memiliki arti yang sangat bermakna baik dalam
meningkatkan eksistensi merek di mata konsumen.
2. Bagi Peneliti Lainnya
Pada penelitian ini, peneliti mengukur pengaruh brand awareness,
brand image, dan media komunikasi terhadap keputusan pembelian
konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel, Tbk (studi mahasiswa
Universitas Pancasila). Penelitian ini dilakukan dengan keterbatasan yang
dimiliki oleh peneliti / dari segi variabel-variabel yang digunakan.
Jangkauan obyek yang hanya menggunakan produk simPATI dari segi
produk-produk lainnya yang diluncurkan oleh pihak Telkomsel dan
banyaknya responden yang digunakan pada penelitian ini hanya sebesar 100
responden saja.
Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan pada jumlah responden atau
wilayah yang lebih besar. Diharapkan untuk penelitian selanjunya dapat
mengembangkan penelitian ini dan menjadikan penelitian ini referensi
utama atau referensi tambahan. Ataupun peneliti lainnya dapat meneliti
pengaruh dari aspek lainnya dibandingkan dari isi penelitian ini. Aspek yang
dimaksud adalah CRM (Customer Reliantionship Management), green
marketing, service performance, dan lain sebagainya.
95
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Kurnia. (2013). Analisis Pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone atau Smartphone Samsung
Jenis Android. Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ali Utsman. (2015). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif.
http://www.pengertianpakar.com /2015/05/ teknik -pengumpulan -dan -
analisis- data-kualitatif.html#. Diakses September 2016.
. (2015). Pengertian Metode Penelitian, Jenis, dan Contohnya.
http://www.pengertianpakar.com/2015/06/pengertian-metode-penelitian
jenis-dan-contohnya.html#. Diakses November 2016.
Ariyan, Hendi. (2013). Pengaruh Brand Awareness dan Kepercayaan Konsumen
Atas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Minuman Aqua di Kota
Padang. Journal Management. Volume 2. hal:4-5.
Astiti, Dewi, dan Wirastuti. (2013). Implementasi Teknologi 4G LTE di Indonesia.
hal: 71
Asshiddieqi, Fuad. (2012). Analisis Pengaruh Harga, Desain Produk, dan Citra
Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Produk Crooz di
Distro Ultraa Store Semarang). Skripsi. Program Sarjana Manajemen.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Asyifusyinen, A. (2015). Sumber Data, Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data.
https://azharnasri.blogspot.co.id /2015/04/ sumber- data- jenis- data- dan-
teknik.html. Diakses April 2015.
Baskara, Tito. (2011). Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix) Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Toeserba “X” Kiaracondong Bandung.
Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Bandung. Universitas Widyatama.
Durianto,D, Sugiarto, Budiman,L.J. (2004). Brand Equity Tin. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Fabian Arie. (2011). Arti logo Telkomsel. http://ariefabian.blogspot.co.id/2011/08/
arti-logo-telkomsel.html. Diakses 29 Desember 2016.
96
Febian. (2015). UK Berhasil Menemukan Jaringan 5G Berkecepatan 1 Tbps-
60000x Lebih Cepat dari 4G LTE. http://winpoin.com/uk-berhasil
menemukan-jaringan-5g-berkecepatan-1-tbps-60000x-lebih-cepat-dari-4g-
lte/. Diakses 27 Februari 2015.
Fistriana, Dessy Amelia. (2013). Pengaruh Citra Merek dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Ramai Swalayan Peterongan Semarang. Jurnal
Ilmu Administrasi Bisnis. hal: 3-4.
Hasbun dan Ruswanty. (2016). Komperansi Antara Kelompok yang Melihat Iklan
dan Tidak Melihat Iklan dengan Moderasi Brand Awareness Terhadap Niat
Beli (Studi Pada Commuter Line). Journal of Business Studies. Volume 2.
hal:2-4.
Hermawan, Widiana, dan Estianty. (2016). Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi
Merek dan Loyalitas Merek Terhadap Minat Beli Sepatu Nike di Nika
Factory Store Surabaya. Jurnal Manajemen Branchmarck. Volume 2.
hal:104.
Marlina dan Danica. (2009). Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity
Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal
Manajemen Bisnis. Volume 2 No 1. Sumatra.
Mustikarillah, Rizki Nurfadal. (2011). Pengaruh Brand Image Terhadap
Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush Pada PT. Hadji
Kalla di Makassar. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Putri Medina. (2013). Analisis Pengaruh Isi Berita, Kelompok Acuan, dan Brand
Awareness Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Tabloid Otospeed.
Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Semarang:Universitas Diponegoro.
Rachmatunnisa. (2016). Khoirul Anwar Luruskan Polemik ‘Penemu 4G LTE’.
http://inet.detik.com/read/2016/03/17/085004/3166713/328/khoirul-anwar
luruskan-polemik-penemu-4g-lte. Diakses Desember 2016.
Rahman, Y. (2013). Media Komunikasi. http://yuska7x.blogspot.co.id/. Diakses 13
November 2016.
Sora, N. (2014). Mengetahui Pengertian Media Komunikasi dan Fungsinya
Lengkap. http://www. pengertianku. net /2014/09/ mengetahui – pengertian-
media-komunikasi-dan-fungsinya-lengkap.html. Diakses 13 November
2016.
Suciningtyas, Wulan. (2012). Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, Media
Communication Terhadap Keputusan Pembelian. Manajemen Analisys
Journal. Volume 1. hal: 2-5.
97
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA.
Suprapti Lilik. (2010). Analisis Pengaruh Brand Awareness, Preceived Value,
Organizational Association, dan Preceived Quality Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi pada Pemilik Sepeda Motor Yamaha Mio CW
di Harpindo Semarang). Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Syamsul. (2014). Pengertian dan Contoh Angket atau Kuesioner.
http://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-dan-contoh-angket-
atau-kuesioner.html. Diakses 22 Desember 2014.
Ummaroh. (2014). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
dalam Membentuk Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada PT. TIKI Jalur
Nugraha Ekakurir (JNE) di Pademangan Jakarta Utara. Skripsi. Program
Sarjana Manajemen. Jakarta: Universitas Pancasila.
Wahyuni, Fitri. (2013). Pengaruh Probabilitas Terhadap Harga Saham. Skripsi.
Program Sarjana Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Wahyuni, N. (2014). Uji Validitas dan Reabilitas. http://qmc.binus.ac.id/
2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/. Diakses
1 November 2016.
Wiratama Aditya Yoga. (2012). Analisis Pengaruh Produk Persepsi Harga, dan
Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Olahraga Merek Nike
Di Kota Semarang. Skripsi. Program Sarjana Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro.
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi Terhadap Keputusan
Pembelian pada Jaringan 4G LTE PT Telkomsel
Oleh Andhini Wulan Saputri
1113210026
I. Identitas responden
Nama :
Petunjukan pengisian:
Beri tanda cek-list (√) pada jawaban yang mewakili anda sebagai responden pada
masing-masing pertanyaan di bawah ini:
1. Jenis Kelamin:
laki-laki perempuan
2. Provider apa yang anda gunakan sekarang:
Telkomsel
Indosat
Xl
3. Apabila anda pengguna provider Telkomsel, produk apa yang anda gunakan:
simPATI 4G LTE kartuAs
Loop kartuHallo
II. Pendapat Konsumen
Petunjuk pengisian:
Silahkan anda (responden) pilih jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan
kondisi yang ada di bawah ini dengan tanda cek-list (√) pada pilihan jawaban yang
tersedia.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan Jawaban
SS S KS TS STS
Unware of Brand
1. Promo produk yang dilakukan pihak
telkomsel terkenal dengan baik oleh saya.
2. Saya paham dalam mengenali jenis produk
simPATI 4G LTE.
Brand Recognition
3. Slogan Telkomsel mudah diingat oleh saya.
4. Produk simPATI 4G LTE memberikan
kesesuaian dalam hal teknologi di bidang
jaringan komunikasi.
Brand Recall
5. simPATI adalah produk yang mudah diingat
kembali oleh saya dari setiap promosi yang
dilakukan oleh pihak Telkomsel.
6. Warna merah yang menjadi kekhas-an
produk simPATI 4G LTE dapat dikenal
dengan mudah oleh saya.
Top of Mind
7. Produk simPATI 4G LTE merupakan produk
yang mudah di ingat dibandingkan produk
pesaing.
8. simPATI 4G LTE adalah produk pertama
yang mudah saya ingat, ketika ditanyakan
produk apa saja yang diciptakan oleh
Telkomsel secara spontan.
Brand Image
9. Produk simPATI 4G LTE pada Telkomsel
memiliki jaringan yang cepat tanpa adanya
buffering.
10. Saya bangga memakai produk simPATI 4G
LTE karena tidak mengalami keterlambatan
dalam memperoleh data dibandingkan
provider pesaing.
11. Pelayanan yang diberikan pihak telkomsel
sangat ramah dan cepat tanggap.
12. Menurut saya jaringan 4G LTE pada produk
simPATI memiiliki daya jangkau yang baik di
berbagai wilayah di Indonesia.
13. Produk simPATI 4G LTE memiliki daya
tanggap positif dimata saya sebagai
konsumen.
14. Saya termasuk konsumen aktif pada produk
simPATI 4G LTE.
Periklanan
15. Menurut saya media iklan adalah sebagai
media pengingat nomor satu terhadap produk
simPATI 4G LTE.
16. Dalam mengetahui informasi mengenai
produk simPATI 4G LTE dapat dilakukan
dengan media iklan dengan mudah dan cepat.
Pemasaran langsung
17. Pemasaran langsung yang dilakukan simPATI
4G LTE memberikan kemudahan dalam
mendapatkan informasi secara lebih rinci.
Promosi penjualan
18. simPATI 4G LTE dalam promosi penjualan
memberikan fasilitas harga terjangkau untuk
seluruh kalangan konsumen.
Hubungan masyarakat
19. simPATI 4G LTE banyak digunakan oleh
rekan saya yang lain di wilayah Universitas
Pancasila.
Penjualan pribadi
20. Pelayanan para kinerja Telkomsel
memberikan kemudahan dalam
memperkenalkan produk simPATI 4G LTE
kepada saya.
Benefit association
21. Produk simPATI 4G LTE memberikan
fasilitas jasa jaringan yang cepat dan mudah
sehingga menyakinkan saya dalam membeli
produk ini.
22. Saya selalu ingat ciri khas produk simPATI
4G LTE yang memiliki dominasi warna
merah sebagai dasar desain produk tersebut.
Prioritas dalam membeli
23. Daya jangkau data yang dimiliki simPATI 4G
LTE secara luas dan cepat merupakan
kebutuhan saya dalam menerima dan
memberikan data.
Frekuensi pembelian
24. Saya yakin, konsumen aktif pada produk
simPATI 4G LTE akan bertambah
dikarenakan fasilitas yang memadai.
25. Konsumen akan tetap loyalitas bahkan, ketika
banyak bermunculan para provider pesaing
Lampiran 1 : Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1.86131841
Most Extreme
Differences
Absolute .124
Positive .065
Negative -.124
Kolmogorov-Smirnov Z 1.237
Asymp. Sig. (2-tailed) .094
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 2 : Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Mod
el
R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,807a ,651 ,640 1,890 2,152
a. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness,
BrandImage
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Lampiran 3 : Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 4 : Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
BrandAwarness ,370 2,704
BrandImage ,361 2,768
MediaKomunikasi ,331 3,018
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 20.0 (2016).
Lampiran 5 Uji Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,453 1,665
BrandAwarness ,150 ,079 ,188
BrandImage ,377 ,090 ,422
MediaKomunikasi ,235 ,092 ,269
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Lampiran 6 Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 7 Uji t Statistik
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,453 1,665 ,272 ,786
BrandAwarness ,150 ,079 ,188 1,897 ,061
BrandImage ,377 ,090 ,422 4,204 ,000
MediaKomunikasi ,235 ,092 ,269 2,567 ,012
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,807a ,651 ,640 1,890 2,152
a. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness,
BrandImage
b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Lamppiran 8 Uji F Statistik
Lampiran 9 Tabel Durbin-Watson
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 640,324 3 213,441 59,741 ,000b
Residual 342,986 96 3,573
Total 983,310 99
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
b. Predictors: (Constant), MediaKomunikasi, BrandAwarness,
BrandImage
Lampiran 10 Tabel t (df 81 = 120)
Lampiran 11 Tabel F (Probabilita = 0,05)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi
1. Nama Lengkap : Andhini Wulan Saputri
2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Januari 1996
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat lengkap & Tlp : Jl. H. Ali I No. 65 Rt.011/004 Kel. Tengah Kec.
Kramat Jati Jakarta Timur
HP : 082299062679
Riwayat Pendidikan
No. Tingkat
Pendidikan
Nama Institusi Alamat Institusi Tahun
Masuk
Tahun
Lulus
1 Universitas
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Pancasila
Jl. Srengseng sawah,
jagakarsa, Jakarta
selatan
2013 -
2 SMA SMAN 104 JAKARTA
Jl. Danaprasetya
No.65, Gedong, Ps.
Rebo, Kota Jakarta
Timur
2010 2013
3 SMP SMPN 20 JAKARTA
Jl. Rantai Mas,
RT.4/RW.5, Kp.
Tengah, Kramatjati,
Kota Jakarta Timur
2007 2010
4 SD SDN 09 JAKARTA
Jl. H. Ali Kel.
Tengah Kec. Kramat
Jati, Jakarta Timur
2001 2007
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat sesuai dengan data yang
sesungguhnya.
Jakarta, 10 Januari 2017
(Andhini Wulan Saputri)
Kepada yang terhormat,
Konsumen simPATI di Universitas Pancasila
Jakarta Selatan
Dengan Hormat,
Saya selaku peneliti adalah mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pancasila. Memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk
mengisi angket ini, yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam
rangka menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) di Universitas Pancasila, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (S1) Program Studi Manajemen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan besar-nya
pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Komunikasi terhadap
keputusan pembelian konsumen pada jaringan 4G LTE PT Telkomsel. Daftar
penelitian ini dirancang sedemikian rupa, sehingga memudahkan anda selaku
responden dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menituntuk mengisi
setiap form pernyataan. Keihklasan dan ketulusan dalam mengisi kuesioner ini
sangat diharapkan. Jawaban yang anda selaku responden hanya digunakan dalam
keperluan akademik dan data yang diberikan akan terjaga kerahasiaan-nya.
Atas ketersediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari selaku responden
dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan banyak terima kasih.
Jakarta, 7 Desember 2016
Hormat Saya,
Andhini Wulan Saputri
NPM. 1113210026